Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
Analisis Sistem Pengendalian Internal terhadap efisiensi kinerja Keuangan Bank Syariah Di Indonesia 1
Sri Supadmini 2 Dharma Tintri E 3 Imam Subaweh ABSTRAK
Economic progress of a country is the role of the financial institution. Bank serves as a financial intermediary that raise and channel public funds, facilitate traffic payment, deposit and other banking services. Development activities and the activities of business entities cause both more complex organizational structures, systems and organizations operating mechanism requiring the Internal Control System (SPI) to secure a banking fortune, improve effectiveness and efficiency, and encourage adherence to applicable regulations. SPI role and function in ensuring that all of the strategies and policies that have been formulated to be run in accordance with established procedures, prevent irregularities (fraud) for the performance of organizations operating effectively, efficiently and economically.
Keywords :Internal Control System, effectively, efficiently and economically A. PENDAHULUAN Kemajuan perekonomian suatu negara tidak lepas dari peranan lembaga keuangan bank. Bank berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, memperlancar lalu lintas pembayaran, penyimpanan barang berharga dan jasa-jasa perbankan lainnya. Peranan dan fungsi bank yang sangat signifikan maka perlu dibuat kebijakan, peraturan dan perundang-undangan sehingga bank dapat beroperasi dengan baik. Bank Syariah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya menjaga kepercayaan para nasabah dihadapkan pada risiko yang relatif besar atas dana yang dikelolanya serta harus mampu meraih spread yang positif dalam operasional utamanya. Perbankan syariah Indonesia yang telah terbukti memiliki ketahanan yang relatif baik di banding perbankan konvensional saat krismon pertengahan 1997 dan kembali teruji saat krisis keuangan global yang melanda Amerika serikat yang berdampak terhadap perbankan di Eropa maupun Asia. Dampak krisis ini secara umum dan global membuat melemahnya kinerja perekonomin baik sektor rumahtangga, industri, sektor ekspor, impor dan perlambatan ekonomi yang signifikan di berbagai sektor baik riil maupun manufaktur yang berdampak pada kinerja perbankan Syariah mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Pada tahun 2011 berkisar 3.66% dibawah target yang ditetapkan Bank Indonesia 5%. Perkembangan pangsa pasar ini merupakan perkembangan yang baik dan merupakan potensi yang besar bagi perbankan syariah. Pertumbuhan aset Penulis 1) 2) 3) adalah Dosen Universitas Gunadarma
ISSN-1411 – 3880
74
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
perbankan Syariah pada tahun 2007 sampai 2011 berkisar 23.6% - 50% melampaui pertumbuhan aset perbankan nasional yang berkisar 15%-18%. Pembiayaan per September 2011 mengalami kenaikan sebesar 0.6% dibandingkan Juni 2011 dengan pertumbuhan sebesar 4.46% dan DPK mengalami pertumbuhan sebesar 3.84%, meningkat sebesar 0.59% dibanding Juni 2011 (Thohuri, 2011). Perkembangan perbankan syariah juga ditunjukkan dengan adanya perkembangan jumlah bank dan jumlah kantor Bank Umum Syariah mengalami peningkatan dan terbesar terjadi pada tahun 2010 dimana jumlah bank syariah mencapai 11 dimana sebanyak 5 bank umum syariah berdiri dan sebagian merupakan hasil proses spin off dari bank konvensional yang mempunyai unit syariah. Perkembangan kegiatan dan aktifitas entitas usaha menyebabkan semakin komplek baik struktur organisasi, sistem dan mekanisme operasi organisasi sehingga diperlukan adanya Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang dapat mengamankan kekayaan perbankan, meningkatkan efektifitas dan efisiensi dan mendorong dipatuhinya peraturan yang berlaku. SPI berperan dan berfungsi dalam memastikan bahwa semua strategi dan kebijakan yang telah dirumuskan dapat dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, mencegah terjadinya penyimpangan (kecurangan) agar kinerja operasi organisasi efektif, efisien dan ekonomis. Berbagai skandal yang terjadi dalam industri perbankan menunjukkan adanya lemahnya pengawasan bank terhadap sumber daya manusia juga menjadi titik celah kejahatan perbankan (Djumena, 2011). Penyimpangan yang disebabkan lemahnya penerapan sistem pengendalian internal (SPI) tersebut dapat berpengaruh efisiensi kinerja keuangan perusahaan. tolok efisisensi perbankan digunakan Rasio Efisiensi Kegiatan Operasional (REO) atau rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Beberapa penelitian terdahulu bahwa efektivitas SPI memiliki signifikansi terhadap kinerja organisasi, diantaranya penelitian di Indonesia oleh Tugiman (2000) dengan unit penelitian BUMN/BUMD di Indonesia dan Wahyono (2005) yang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan secara nyata dipengaruhi oleh sistem pengendalian internal yang efektif. Pada penelitian ini akan meneliti pengaruh sistem pengendalian internal terhadap efisiensi kinerja Bank Syariah dalam mengendalikan biaya operasional. B. LANDASAN TEORI Pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO, 1992) mendefinisikan “Internal control is process, effected by an entity’s board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in following categories: "Effectiveness and efficiency of operations, "Reliability of financial reporting, "Compliance with applicable laws and regulations.”
ISSN-1411 – 3880
75
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
Sistem pengendalian internal diterapkan dalam perusahaan bertujuan untuk (Bodnar and William, 2001) Effectiveness and efficiency of operations, Realiability of financial dan Compliance with applicable laws and regulations. Komponen sistem pengendalian internal yang saling berhubungan akan menunjang pencapaian tujuan perusahaan menurut COSO (Gondodiyoto, 2007) terdiri dari: a. Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian (Control Environment) merupakan komponen yang berperan dalam membangun atmosfer (iklim) yang kondusif bagi karyawan mengenai kesadaran pentingnya pengendalian, sehingga dapat menciptakan suasana yang dapat membuat karyawan dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas pengendalian dan tanggungjawabnya masingmasing. Control environment merupakan hal dasar (fondasi) bagi komponen COSO yang lain. Manajemen harus paham pentingnya pengendalian internal, memberikan contoh, dan memberikan dukungan, serta menyampaikannya kepada seluruh karyawan. Murtanto (2005) dan Rachmat (2006) lingkungan pengendalian (control environment) menunjukkan atmosfir atau suasana (sets the tone) dalam suatu organisasi/perusahaan yang mempengaruhi kesadaran pengendalian (control consciousness) dari orang-orang dalam organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian ini merupakan fondasi bagi komponen lainnya dan sangat dipengaruhi oleh suasana yang diciptakan dari atas atau tone at the top, sehingga kehandalan sistem pengendalian internal sangat tergantung dari kehandalan unsur-unsur lingkungan pengendalian. Guy;Wayne and Alan (2002) menjelaskan bahwa lingkungan pengendalian merupakan pondasi kedisiplinan dan struktur dari semua komponen pengendalian internal lainnya. Adanya lingkungan pengendalian yang baik maka mendorong kelancaran dalam penerapan komponen sistem pengendalian Penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktifitas pengendali dan pemantauan. b. Penaksiran risiko Penilaian Risiko (Risk Assessment) merupakan proses indentifikasi dan analisis risiko yang dapat menghambat atau berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan, serta menentukan cara bagaimana risiko tersebut ditangani. COSO mengarahkan kita melakukan identifikasi terhadap risiko internal maupun eksternal dari aktifitas suatu entiti atau individu. Pada tahap risk assessment terdapat cost-benefit consideration yang memperhitungkan biaya dan manfaat yang akan dihasilkan dari suatu penerapan control, artinya jika biaya untuk pengendalian internal terlalu besar dibandingkan manfaat yang diperoleh maka sistem pengendalian internal tersebut sudah tidak punya makna positif lagi. c. Aktifitas pengendali Aktifitas pengendali (Control Activities) merupakan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan dilaksanakannya kebijakan
ISSN-1411 – 3880
76
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
manajemen dan bahwa risiko sudah diantisipasi. Control activities juga mambantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk penanganan risiko telah dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, misalnya: financial performance review, reconciliation, system control, physical control, pemisahan tugas, verifikasi. d. Informasi dan komunikasi Informasi dan komunikasi (Information & Communication) merupakan komponen yang menjelaskan bahwa sistem informasi sangat penting bagi keberhasilan atau peningkatan mutu operasional organisasi. Informasi, baik yang diperoleh dari eksternal maupun dari pengolahan internal merupakan potensi strategis (potential strategic). Sistem informasi terintegrasi/terpadu (integrated systems), dan menjamin kebutuhan terhadap kualitas data. Sistem informasi harus dapat memberikan data yang memiliki karakteristik: a) Relative to established objectives (berhubungan dengan sasaran). b) Accurate and in sufficient detail (akurat dan terinci) c) Understandable and in a usable form (mudah dipahami atau digunakan). e. Pemantauan Pemantauan (Monitoring) merupakan komponen pemantauan atau pengawasan dijelaskan dalam COSO untuk memastikan kehandalan sistem dan pengendalian internal dari waktu ke waktu. Monitoring berfungsi sebagai pengawasan terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal yang sedang berjalan yang akan digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan. Kinerja merupakan tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimiliki. Faktor yang dinilai dan menjadi faktor pembentuk kinerja perbankan Bank Indonesia (2007) mencakup faktor modal, aktiva atau harta, pendapatan, atau earning serta likuiditas. Rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional Bank Syariah adalah Rasio Efisiensi Kegiatan (REO) adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasiponal. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: BiayaOperasional REO = X 100% Pendapa tan Operasiona l C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Perumusan Masalah Urgensi penelitian mengenai pengaruh kelima elemen SPI terhadap kinerja yang diukur dengan Rasio Efisiensi Operasional (REO) perbankan syariah di Indonesia
ISSN-1411 – 3880
77
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
sangat diperlukan, sehingga dapat dirumuskan bagaimana pengaruh lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktifitas pengendali, informasi dan komunikasi, dan pemantauan dalam SPI secara bersama-sama maupun parsial terhadap REO? 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah komponen sistem pengendalian internal (SPI kinerja keuangan bank syariah di Indonesia. Populasi penelitian ini adalah bank umum syariah yang beroperasi di pulau Jawa, dan unit analisis yang digunakan adalah unit kerja yang terdapat pada bank syariah meliputi bagian akuntansi, internal audit, tehnologi sistem informasi (TSI), sumber daya manusia (SDM), pembiayaan, pemasaran. Responden yang menjadi sumber data primer dan informasi adalah kepala bagian dan karyawan pada unit kerja yang tercakup sebagai unit analisis yang memenuhi kerangka sampel yang telah ditetapkan. Populasi obyek penelitian ini adalah karyawan bank umum syariah yang ada di kantor pusat dan kantor cabang bank syariah di pulau Jawa yang tercakup dalam unit analisis. Sampel penelitian ini diambil dengan metode non probability purposive. Kerangka sampel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bank Umum Syariah Yang Menjadi Sampel Penelitian Jumlah bank umum syariah yang beroperasi berdasarkan data dari Bank Indonesia mencapai 1, diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang beroperasi di Indonesia kurun waktu selama tahun 2006 – 2010 yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI), PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT. Bank Mega Syariah (BMS). b. Sebaran Kantor Pusat dan Kantor Cabang Bank Syariah Di Seluruh Indonesia Sebaran dari kantor pusat dan cabang bank umum syariah di seluruh Indonesia dibedakan berdasarkan lokasi kantor pusat dan kantor cabang yang berlokasi di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Kantor pusat dan kantor cabang Bank Syariah yang tersebar di Pulau Jawa sebagai populasi penelitian dengan pertimbangan jumlah sebaran kantor pusat dan cabang Bank Syariah di Pulau Jawa sebesar 54% sudah dapat dikatakan mewakili jumlah sebaran kantor pusat dan kantor cabang bank umum di Indonesia. c. Sebaran Kantor Pusat Dan Kantor Cabang Syariah Di Pulau Jawa Penentuan Jumlah Sampel Bank Umum Syariah dengan metode non probability purposive yaitu berdasarkan persentase jumlah kantor pusat dan kantor cabang bank umum syariah di Indonesia. Jumlah sampel kantor bank umum syariah yang di ambil menjadi sampel sebanyak 43 terdiri dari kantor cabang dan kantor pusat dan sampel kantor cabang yang diambil terhadap masing-masing bank syariah dapat dialokasikan berdasarkan propinsi pada Tabel 1 berikut:
ISSN-1411 – 3880
78
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
Tabel. 1 Alokasi Penarikan Sampel Bank Umum Syariah Tiap Propinsi. Kabupaten Total Bank BMI BSM BMS Banten 3 1 2 0 DKI Jakarta 15 6 9 Jabar 10 3 7 Jateng 5 1 4 0 Jatim 9 2 6 1 DIY 1 0 1 0 Total 43 13 29 1 Sumber: Data diolah, 2011 Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner ke kantor pusat dan kantor cabang Bank Syariah yang terpilih sebagai sampel pada bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011. Pengumpulan data dilakukan dalam 3 tahap yaitu wawancara awal untuk menentukan kantor dan unit kerja yang menjadi sampel penelitian penyebaran kuesioner tentang sistem pengendalian internal ke kantor cabang yang menjadi sampel penelitian dan wawancara konfirmasi hasil kuesioner. Data sekunder, berupa laporan keuangan yang telah diaudit PT. Bank Muamalat Indonesia, PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Mega Syariah yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba, daftar dan jumlah kantor cabang Bank Syariah yang tercakup dalam sampel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Bank Syariah dengan rasio REO sebagai variabel Dependen dan sistem pengendalian internal dengan proksi komponen SPI terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktifitas pengendali, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan verifikatif dengan pengujian Hipotesis menggunakan model regresi kategori dengan metode penskalaan optimal (Categorical regression model by optimal scaling method). D. PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh secara parsial komponen sistem pengendalian internal terhadap REO Bank Syariah dengan mengunakan model regresi kategori metode penskalaan optimal (Categorical regression model by optimal scaling method) adalah sebagai berikut: 1. Komponen lingkungan pengendalian mempunyai probabilitas signifikan sebesar 0.000 pada alpha 0.05 dengan nilai koefisien sebesar -0.419. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen lingkungan pengendalian secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap REO dan mempunyai hubungan yang negatif sebesar 0.419, Artinya jika Bank Syariah menurunkan sebesar 41.9% aktifitas penerapan komponen lingkungan pengendalian akan menaikan 100% REO Bank Syariah. Hipotesis bahwa komponen
ISSN-1411 – 3880
79
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
lingkungan pengendalian secara parsial berpengaruh terhadap REO Bank Syariah diterima karena mempunyai nilai signifikansi < 0.05. Penerapan sistem pengendalian internal komponen lingkungan pengendalian berpengaruh negatif terhadap REO Bank Syariah mengindikasikan bahwa penurunan dalam penerapan sistem pengendalian internal komponen lingkungan pengendalian berdampak pada peningkatan REO Bank Syariah. Lingkungan pengendalian yang lemah berpengaruh pada kinerja karyawan yang rendah dan mengakibatkan peningkatan pada biaya operasional dan penurunan pendapatan yang berdampak pada peningkatan REO. Penelitian ini konsisten dengan COSO (1992), Guy (2002), Rachmat (2006), Murtanto (2006) bahwa lingkungan pengendalian internal merupakan pondasi bagi komponen pengendalian internal lain yang dapat meningkatkan efisiensi bagi penerapan komponen lain dalam sistem pengendalian internal dan berdampak pada peningkatan efisiensi. Penelitian ini juga konsisten dengan Wahyono (2005) bahwa lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap Risiko Bisnis dan Kinerja keuangan perusahaan dalam hal ini adanya efisiensi biaya operasional 2. Komponen penilaian risiko mempunyai probabilitas signifikan sebesar 0.000 pada alpha 0.05 dengan nilai koefisien sebesar -0.240. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen penilaian risiko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap REO dan mempunyai hubungan negatif sebesar 0.240. Artinya jika Bank Syariah menurunkan sebesar 24.0% aktifitas penerapan komponen penilaian risiko akan berpengaruh pada peningkatan 100% REO Bank Syariah. Hipotesis bahwa komponen penilaian risiko secara parsial berpengaruh terhadap REO Bank Syariah diterima karena mempunyai nilai signifikansi < 0.05. Penerapan sistem pengendalian internal komponen penilaian risiko yang diterapkan Bank Syariah berpengaruh negatif terhadap REO Bank Syariah mengindikasikan bahwa penurunan penerapan sistem pengendalian internal komponen penilaian risiko dapat menyebabkan timbulnya risiko yang tinggi dan berdampak menimbulkan kerugian Bank Syariah. Penilaian risiko yang lemah akan mendorong terjadinya penurunan pada kualifikasi aktiva produktif yang disebabkan karena peningkatan (NPF). Peningkatan NPF berakibat pada penurunan pendapatan operasional yang berasal dari pendapatan hasil bagi usaha dan peningkatan biaya operasional pada komponen beban (pendapatan penyisihan penghapusan aktiva Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh COSO (1992) sistem pengendalian internal komponen penilaian risiko dapat meningkatkan efektifitas kinerja keuangan perusahaan, Wahyono (2005) dan Setyobudi (2006) penilaian risiko berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian internal dan risiko bisnis dan kinerja keuangan perusahaan.
ISSN-1411 – 3880
80
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
3. Komponen aktifitas pengendali mempunyai probabilitas signifikan sebesar 0.000 pada alpha 0.05 dengan nilai koefisien sebesar 0.240. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen aktifitas pengendali secara parsial berpengaruh signifikan terhadap REO dan mempunyai hubungan positif sebesar 0.240. Artinya setiap kenaikan 24.0% aktifitas komponen aktifitas pengendali akan menaikkan 100% REO Bank Syariah. Hipotesis bahwa komponen aktifitas pengendali secara parsial berpengaruh terhadap REO Bank Syariah diterima karena mempunyai nilai signifikansi < 0.05. Penerapan variabel sistem pengendalian internal komponen aktifitas pengendali Bank Syariah berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan biaya. Peningkatan penerapan Penerapan variabel sistem pengendalian internal komponen aktifitas pengendali Bank Syariah akan meningkatkan biaya operasional bank syariah elemen biaya personalia. Penelitian ini konsisten dengan dengan COSO (1992), bahwa komponen aktifitas pengendali dalam sistem pengendalian internal dapat meningkatkan efektifitas kinerja perusahaan, Wahyono (2005) aktifitas pengendali mempunyai pengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian internal dan risiko bisnis dan kinerja keuangan perusahaan, Agbejule and Annukka (2009) derajat aktifitas pengendali berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian internal dan kinerja perusahaan. 4. Komponen informasi dan komunikasi mempunyai probabilitas signifikan sebesar 0.000 pada alpha 0.05 dengan nilai koefisien sebesar 0.173. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen informasi dan komunikasi secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap REO dan mempunya hubungan positif sebesar 0.173. Artinya setiap kenaikan 17.3% aktifitas komponen informasi dan komunikasi akan menaikkan 100% REO Bank Syariah. Hipotesis bahwa komponen informasi dan komunikasi secara parsial berpengaruh terhadap REO Bank Syariah diterima karena mempunyai nilai signifikansi < 0.05. Penerapan sistem pengendalian internal komponen informasi dan komunikasi Bank Syariah berpengaruh positif terhadap REO Bank Syariah. Sistem pengendalian internal komponen informasi dan komunikasi yang diterapkan oleh Bank Syariah meliputi ketersediaan laporan keuangan akurat yang di diperlukan bagi manajemen dalam evaluasi dan pengambilan keputusan, dan pemeliharaan data Bank Syariah. Penerapan informasi dan komunikasi memerlukan biaya sangat besar yang berdampak pada peningkatan biaya operasional elemen beban administrasi dan umum Peningkatan biaya operasional elemen beban administrasi dan umum akan berdampak pada peningkatan REO. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh COSO (1992) sistem pengendalian internal komponen penilaian risiko dapat meningkatkan efektifitas kinerja keuangan perusahaan, Wahyono (2005) dan Setyobudi
ISSN-1411 – 3880
81
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
(2006) penilaian risiko berpengaruh terhadap efektifitas sistem pengendalian internal dan risiko bisnis dan kinerja keuangan perusahaan. 5. Komponen pemantauan mempunyai probabilitas signifikan sebesar 0.0793 pada alpha 0.05 dengan nilai koefisien komponen pemantauan sebesar 0.029. Hal ini mengindikasikan bahwa komponen pemantauan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perolehan REO Bank Syariah. Hal ini ditunjukkan pada nilai signifikansi variabel komponen pemantauan sebesar 0.793 > 0.05. Hipotesis bahwa komponen pemantauan secara parsial berpengaruh terhadap REO Bank Syariah ditolak karena mempunyai nilai signifikansi > 0.05. Penerapan sistem pengendalian internal komponen pemantauan secara parsial tidak berpengaruh terhadap REO Bank Syariah. Penerapan komponen pemantauan pada kondisi tertentu tidak berpengaruh terhadap efisiensi biaya dalam hal terjadi perubahan pada faktor eksternal yang tidak dapat dihindari dan berpengaruh terhadap kegiatan operasional dan kinerja Bank Syariah. Perubahan kondisi ekternal ini misalnya kondisi perekonomian secara umum, tingkat inflasi, nilai tukar mata uang dan sebagainya. Perubahan kondisi eksternal ini mengharuskan Bank Syariah untuk melakukan penyesuaian kebijakan agar kegiatan operasional tidak terganggu. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan COSO (1992) tujuan dari penerapan sistem pengendalian internal adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi karena adanya penerapan pemantauan yang diterapkan Bank Syariah meliputi telaah temuan dan rekomendasi yang dihasilkan dari proses pengujian terhadap operasional Bank Syariah yang dilakukan audit internal dan kepala divisi belum dapat menurunkan REO Bank Syariah. 6. Hasil uji pengaruh bersama-sama komponen sistem pengendalian internal terhadap REO Bank Syariah dengan menggunakan model regresi kategori metode penskalaan optimal diperoleh hasil R Square sebesar 0.153 menunjukkan bahwa hasil uji regresi variabel komponen sistem pengendalian internal secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel REO sebesar 15.3% dengan tingkat signifikansi regresi sebesar 0.00 dan sisanya sebesar 84.7% dapat dipengaruhi oleh variabel lainnya selain komponen sistem pengendalian internal. Hasil ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh Bank Syariah di Indonesia berpengaruh terhadap REO Bank Syariah meskipun lemah. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh Bank Syariah di Indonesia berpengaruh terhadap pencapaian REO dilihat dari kemampuan untuk menekan biaya operasioal Bank Syariah di Indonesia.
ISSN-1411 – 3880
82
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
E. DAFTAR PUSTAKA Agbejule, Adebayo and Annukka Jokipii, (2009), “Strategy, Control Activities, Monitoring And Effectiveness”, Managerial Auditing Journal, Vol. 24, Issue: 6, pp.500 – 522; Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005, “Sistem Pengendalian Manajemen”, Jakarta: Salemba Empat; Bank Indonesia, 2003, “Lampiran Surat Edaran No. 5/22/DPNP Perihal Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum ,Bank Indonesia”, http://www.bi.go.id, diakses 20 Mei 2009; ____________, 2007, “Lampiran Surat Edaran No. 9/24/DPbS Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Indonesia”, http://www.bi.go.id, diakses 20 Mei 2009; ____________, 2007, “Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, Bank Indonesia”, http://www.bi.go.id, diakses; Bank Muamalat Indonesia, 2011,”Annual Report 2010”, Bank Muamalat Indonesia, Jakarta Bank Mega Syariah, 2011, “Annual Report 2010”, Bank Mega Syariah, Jakarta, www.bsmi.co.id/,diakses 15 Desember 2010; Bank Syariah Mandiri, 2011, “Annual Report 2010”, Bank Syariah Mandiri, Jakarta, www.syariahmandiri.co.id/, diakses 21 Desember 2011; COSO, 1992, “Internal Control – Integrated Framework”, www.aicpa.org, diakses 22 Juni 2010; De Leeuw, Jan, 2005, “Multivariate Analysis With Optimal Scaling”, Department of Statistics Papers, Department of Statistics, UCLA, UC Los Angeles, http://escholarship.org. diakses 29 November 2011; Ediraras, Dharma Tintri, 2004, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Audit Internal Sistem Informasi Akuntansi (Survey Terhadap Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Disertasi Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung; Guy, Dan. M.; Wayne Alderman; and Alan J. Winters, 2002, “Auditing”, Jilid 2, Edisi 5 (Alih Bahasa Sugiyarto), Erlangga, Jakarta; Meulman, Jacqueline J, 1998, “Optimal Scaling Methods For Multivariate Categorical Data Analysis”, Data Theory Group Faculty of Social and Behavioral SciencesLeiden University. http://www.unt.edu/; Diakses tanggal 29 November 2011; Murtanto, 2005, “Sistem Pengendalian Internal untuk Bisnis”, Hecca Publishing, Jakarta, Indonesia Palfi, Cristina, 2007, “Globalization - A Challage For Internal Control And Audit In Banking System”, Accounting and Management Information Systems Conference; ____________, Palfi, Cristina, and Cristina Bota Avram, 2009, “Information And Communication In Banks- Key Elements Of The Internal Control Syatem- An Empirical Analysis Between Romania”, The Journal of the Faculty of Economics, Volume 3, Mei, pp: 1091-1096 Rachmat, Sanyoto, 2006, “Analisis Kondisi Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Dalam Sistem Pengendalian Intern Intern Bank BNI”, Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Desember, Tidak dipublikasikan;
ISSN-1411 – 3880
83
Analisis Sistem Pengendalian Internal
Dr. Sri Supadmini; Prof. Dharma Tintri E; Dr. Imam Subaweh
Setyobudi,Yayon Wahyu, 2006, “Permodelan Penilaian Resiko (Risk Assessment) Dalam Perencanaan Audit Umum Pada Divisi Audit Intern (Studi Kasus pada PT Bank ABC Kantor Cabang Jakarta)”, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang, Tidak dipublikasikan; Tugiman, Hiro, 2000, “Pengaruh Peran Auditor Internal Serta Faktor-Faktor Pendukungnya Terhadap Upaya Peningkatan Pengendalian Internal Dan Kinerja Perusahaan (Survey)”, Disertasi Doktor pada Universitas Padjadjaran bandung, Bandung; Wahyono, Seno Aji, 2005, “Pengendalian Internal, Resiko Bisnis Dan Kinerja Perusahaan”, Analisis, ISSN 0852-8144, Vol 2 No.1, hal: 48-62;
ISSN-1411 – 3880
84