Analisis Sistem Pengendalian Internal Pengelolaan Wakaf (Studi kasus: Wakaf Al Azhar)
Nurfadilla Nofiyanti Wasilah
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membahas penerapan pengendalian internal pada proses pengelolaan Wakaf Al Azhar dan melihat kesesuaian terhadap pengendalian internal COSO 2013. Wakaf merupakan bentuk filantropi Islam yang dapat memberikan kebermanfaatan sosial dan ekonomi umat. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan instrumen analisis penelitian yang berdasarkan pada tujuh belas prinsip pengendalian internal COSO 2013. Penelitian ini berbentuk studi kasus dengan objek penelitian Wakaf Al Azhar. Hasil dari penelitian ini adalah pengendalian internal COSO 2013 sudah diterapkan pengelola Wakaf Al Azhar namun belum optimal, hal ini dibuktikan dengan tidak terpenuhinya seluruh instrumen analisis penelitian. Kata Kunci : Pengelolaan wakaf, pengendalian internal, prinsip COSO, Wakaf Al Azhar. Abstract This research aims to analyze application internal control system of management waqf and analyze according toward internal control COSO 2013. Waqf as a Islamic philanthropy provide a social benefit and develop economic ummah. Researcher use instrument analysis based on seventeen principles of Internal Control COSO 2013. This research is a case study at Wakaf Al Azhar. The results shows that internal control system at wakaf Al Azhar have been applied but not optimum. This proven by not exist at all principle of internal control system COSO 2013. Keyword : Managing waqf, internal control, principle of COSO 2013, Wakaf Al Azhar. Pendahuluan Wakaf merupakan bentuk instrumen unik yang mendasarkan fungsinya pada unsur kebajikan, kebaikan, dan persaudaraan (Wibisono, 2011). Sebagai sebuah pranata keagamaan dalam Islam, wakaf memiliki hubungan langsung secara fungsional dalam upaya pemecahan masalah sosial dan kemanusiaan (Rozalinda, 2012). Wakaf juga merupakan salah satu skema
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
keuangan Islam yang secara efektif dapat mendorong perekonomian umat Islam melalui pemanfaatan aset (Siswantoro dan Dewi, 2011). Di Indonesia,filantropi Islam dalam bentuk wakaf telah dipraktikan sejak abad ke-15 ketika komunitas Muslim khususnya di Jawa mulai mendirikan masjid dan pesantren sebagai institusi pendidikan (Bamualim dan Abubakar, 2005). Wakaf telah menjadi sesuatu yang dapat menunjang kegiatan ibadah dan perkembangan pemberdayaan masyarakat. Kementrian Agama RI (2011) menunjukkan bahwa data tanah wakaf Indonesia tercatat 378.256 lokasi dengan luas 5.282.581.901 hektar. Meski jumlah tanah wakaf di Indonesia cukup potensial untuk dikembangkan, namun kegiatan wakaf di Indonesia masih kurang bermanfaat ekonomis bagi rakyat banyak karena terbatas untuk kegiatan keagamaan (Arif, 2010). Indonesia sebagai salah satu negara mayoritas Muslim harus mengutamakan perbaikan revitalisasi lembaga wakaf di Indonesia (Ihsan,
Hameed,
2011).
Revitalisasi
lembaga
wakaf
idealnya
dilakukan
dengan
memperhatikan pengelolaan yang baik supaya lembaga wakaf bisa berjalan sesuai fungsinya. Wardiwiyono (2012) melihat bahwa pada praktiknya pengendalian internal yang baik akan membantu sebuah organisasi dalam mendeteksi terjadinya kesalahan dan ketidaksesuaian terhadap regulasi pengelolaan wakaf. Ibrahim, Ihsan, dan Ayedh (2009) pun menambahkan bahwa sistem pengendalian internal yang efektif akan mengurangi risiko pengelolaan wakaf yang tidak tepat. COSO adalah sebuah organisasi yang menjadi titik tonggak utama perkembangan pengendalian internal. COSO membuat sistem yang dapat mengubah kinerja organisasi dan tata kelola organisasi untuk menjadi lebih baik melalui pengendalian internal yang efektif. Atas dasar pemaparan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam mengenai analisis Sistem Pengendalian Internal terhadap pengelolaan wakaf studi kasus Wakaf Al-Azhar. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah pengelolaan Wakaf Al-Azhar.
2.
Bagaimanakah penerapan pengendalian internal pengelolaan wakaf di Wakaf AlAzhar.
3.
Bagaimanakah kesesuaian penerapan pengendalian internal pengelolaan Wakaf AlAzhar. terhadap pengendalian internal COSO 2013.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui pengelolaan wakaf yang terjadi di Wakaf Al-Azhar, kedua untuk mengetahui penerapan pengendalian internal pengelolaan wakaf di Wakaf AlAzhar dan ketiga, untuk mengetahui kesesuaian penerapan pengendalian internal pengelolaan Wakaf Al-Azhar terhadap sistem pengendalian internal COSO 2013.
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
Tinjauan Teoritis Imam Nawawi dari kalangan mazhab Syafi’i mendefinisikan wakaf adalah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya bukan untuk dirinya, sementara benda itu tetap ada, dan digunakan manfaatnya untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah (Al Kabisi, 2004). Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 yang merupakan salah satu payung hukum di Indonesia memiliki definisi tersendiri tentang wakaf bahwa wakaf adalah sebuah perbuatan hukum wakif atau pemberi wakaf untuk memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut syariah. Dalam proses pengelolaan wakaf, nazhir berperan utama dalam mengelola wakaf dari proses awal sampai proses berkelanjutan pengelolaan wakaf yang menghasilkan manfaat. Oleh karena itu, berdasarkan ketentuan UU No.41 tahun 2004 disebutkan bahwa nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukkannya. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf ini dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah, harus dilakukan secara produktif. Adanya pengendalian pada proses pengelolaan organisasi nonprofit akan memudahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Anthony dan Young (2003) memaparkan empat fase pengendalian pada proses pengelolaan organisasi yaitu proses perencanaan strategis, proses pembuatan anggaran, proses pelaksanaan dan pengukuran, serta proses pelaporan dan evaluasi. COSO merupakan kerangka pengendalian internal yang menjadi standar dunia untuk membangun dan menilai praktek pengendali internal baik di organisasi profit maupun nonprofit. COSO mendefinsikan pengendalian internal sebagai berikut. Internal control is a process, affected by entity’s board of director, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives relating to operations, reporting, and compliance. Dalam terjemahan bebasnya, Pengendalian internal adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh unsur unsur dalam suatu entitas seperti misalnya dewan direksi, manajemen, dan pegawai, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang berhubungan dengan operasional, pelaporan, dan ketaatan terhadap
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
peraturan yang ada. Tujuan operasional ini berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi aktivitas operasional organisasi termasuk dalam hal keuangan dan pengamanan aset. Tujuan pelaporan yakni berkaitan dengan laporan keuangan dan non keuangan baik laporan internal maupun eksternal yang meliputi kepercayaan, jangka waktu, transparansi, dan kondisi lain terkait adanya standar pelaporan tersendiri bagi organisasi. Tujuan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berkaitan dengan peraturan pada organisasi yang bersangkutan. Sebuah pengendalian internal dalam sebuah organisasi dinilai cukup efektif ketika prinsip pengendalian internal COSO telah diterapkan dan bersifat secara terus menerus diterapkan di sebuah organisasi baik yang berorientasi profit maupun nonprofit. Ada tujuh belas prinsip fundamental pengendalian internal COSO dari tiap komponen lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta monitoring. Lingkungan pengendalian merupakan susunan dari standar, proses, dan struktur yang menyediakan dasar terlaksananya pengendalian internal dalam organisasi. Kondisi lingkungan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu integritas, nilai etika, kepemimpinan dan pengawasan manajemen, pembentukkan struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab,
penerapan
kebijakan
untuk
mengembangkan
sumber
daya
manusia
dan
mempertahankan kompetensi individu, serta perwujudan akuntabilitas tiap individu. Berikut secara eksplisit prinsip prinsip yang diturunkan dari komponen lingkungan pengendalian. 1. Organisasi menunjukkan komitmennya terhadap integritas dan nilai nilai etika 2. Adanya fungsi pengawasan dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan fungsi pengendalian internal 3. Adanya struktur organisasi, reporting lines, otoritas yang berwenang, dan tanggungjawab yang sesuai dalam mencapai tujuan organisasi 4. Organisasi menunjukkan komitmennya untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten supaya selaras dengan pencapaian tujuan. 5. Organisasi menekankan adanya akuntabilitas wewenang dan tanggung jawab individu sebagai bentuk pertanggungjawaban. Setiap organisasi menghadapi berbagai risiko baik yang datang dari ekternal maupun internal. Risiko tersebut dipandang sesuatu yang berpotensi tidak terlaksananya pencapaian tujuan. Maka diperlukannya penilaian risiko mulai dari penetapan tujuan organisasi yang berhubungan dengan operasional, pelaporan, dan ketaatan terhadap peraturan, identifikasi risiko, mempertimbangkan kemungkinan terjadinya fraud, analisis perubahan yang secara
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
signifikan terjadi. Berikut prinsip prinsip dalam rangka penilaian risiko yang harus dipenuhi organisasi : 6. Organisasi menetapkan tujuan dengan jelas sehingga memungkinkan dilakukannya identifikasi dan penilaian risiko. 7. Organisasi melakukan identifikasi risiko dalam mencapai tujuan dan menganalisisnya untuk menentukan bagaimana risiko risiko tersebut harus dikelola. 8. Organisasi mempertimbangkan kemungkinan terjadinya fraud 9. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan perubahan yang secara signifikan mempengaruhi sistem pengendalian internal. Aktivitas pengendalian merupakan tindakan untuk menentukan kebijakan dan prosedur yang membantu untuk mengarahkan manajemen untuk mengurangi risiko dalam terlaksananya pencapaian tujuan. Aktivitas pengendalian diterapkan pada semua level organisasi diberbagai tingkat dalam proses bisnis dan juga lingkungan teknologi. Hal ini agar dapat melakukan pencegahan dan pendeteksian secara alami. Untuk mencapai tujuan dari terlaksananya komponen aktivitas pengendalian ini, berikut prinsip prinsip yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi. 10. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang mendukung adanya mitigasi risiko dan juga pencapaian tujuan. 11. Organisasi memilih dan mengembangkan pengendalian umum atas teknologi Informasi untuk mendukung tercapaianya tujuan. 12. Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian melalui sebuah kebijakan dan prosedur. Informasi adalah hal penting bagi sebuah organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab pengendalian agar mendukung tercapainya tujuan. Komunikasi berguna dalam proses pelayanan, diskusi, dan menyampaikan informasi penting. Informasi tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak pihak yang terkait baik internal mapun eksternal. Berikut prinsip yang akan mengarahkan organisasi untuk mencapai pengendalian internal dalam hal informasi dan komunikasi. 13. Organisasi memperoleh, menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung jalannya pengendalian internal. 14. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal termasuk tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal. 15. Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal mengenai hal hal yang berkaitan dengan jalannya sebuah sistem pengendalian internal.
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
Aktivitas Monitoring merupakan evaluasi berkala yang digunakan untuk mengetahui apakah kelima komponen COSO pengendalian internal termasuk ketujuh belas prinsip pada setiap komponen, telah diterapkan dan
berfungsi dengan baik. Aktivitas monitoring
dilakukan oleh pimpinan manajemen yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas yang efektif dan efisien. Berikut prinsip yang mendasari organisasi untuk melaksanakan aktivitas monitoring. 16. Organisasi melakukan evaluasi, yang sifatnya berkelanjutan ataupun terpisah untuk memastikan apakah komponen pengendalian internal tersebut telah diterapkan. 17. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan yang ada pada pengendalian internal perusahaan pada waktu yang tepat kepada pihak pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan pembenaran (corrective) Menurut The Charity Commission UK (2012) yang berperan regulator lembaga amal di UK, pengendalian internal keuangan pada lembaga amal merupakan prosedur penting untuk membantu pengelola lembaga amal dalam rangka menjaga aset, mengelola keuangan, menjamin kualitas pelaporan yang memadai dengan pencatatan akuntansi yang tepat, serta memberikan informasi yang relevan, juga dapat memastikan bahwa pengelola lembaga amal telah patuh terhadap peraturan hukum yang berkaitan dengan pengelolaan lembaga amal. Ibrahim, Ihsan, Ayedh (2009) memaparkan bahwa model pengelolaan wakaf yang baik harus memperhatikan beberapa hal, dua diantaranya adanya terkait pengendalian internal keuangan dan manajemen pendanaan. Dalam pengendalian internal keuangan harus memperhatikan adanya pemisahan tugas, kualifikasi pengelola wakaf, serta pengendalian terhadap anggaran. Dalam manajemen pendanaan harus memperhatikan adanya perlindungan terhadap aset, pengendalian atau pengawasan terhadap biaya. Metode Penelitian Untuk memperoleh pemahaman dan mengetahui detail penerapan aspek pengendalian internal maka penulis menggunakan metode kualitatif berbentuk studi kasus. Fokus utama dari metode kualitatif ini adalah pada bukti berupa apa yang diceritakan dan dilakukan oleh individu atau kelompok (Bill, 2012). Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mempelajari suatu peristiwa atau kondisi yang sedang berlangsung serta interaksi lingkungan unit sosial yang terjadi. (Sekaran, 2006). Instrumen pada penelitian ini merupakan point of focus dari tujuh belas prinsip pengendalian internal COSO 2013 (Burns, Cullen, Reynolds, Soske,
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
L.Todd, Wright, 2013). Tujuh belas prinsip pengendalian internal COSO 2013 yang menjadi instrumen penelitian pengendalian internal pada lembaga wakaf sebagai berikut. Tabel 1.1 Instrumen Penelitian No. Prinsip Pengendalian Internal COSO 2013 Aspek Lingkungan Pengendalian 1. Adanya komitmen terhadap integritas dan nilai nilai etika
2.
3.
4.
5.
Adanya fungsi pengawasan dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan fungsi pengendalian internal Adanya skema struktur organisasi, reporting lines, otoritas yang berwenang, dan tanggung jawab yang dibuat oleh manajemen Adanya komitmen organisasi untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten supaya selaras dengan pencapaian tujuan. Adanya penekanan terhadap akuntabilitas individu sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Instrumen analisis • • • • • • • • • • • • • • • • •
Aspek penilaian risiko 6. Adanya penetapan tujuan yang jelas di setiap aktivitas 7. Adanya identifikasi risiko, analisis risiko, dan penyelesaian terhadap risiko yang ada.
8.
Adanya pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya fraud.
9.
Adanya identifikasi dan penilaian terhadap perubahan perubahan yang secara signifikan mempengaruhi sistem pengendalian internal. Aspek Aktivitas Pengendalian 10. Adanya aktivitas pengendalian yang mendukung mitigasi risiko
11.
Adanya pengendalian umum terhadap teknologi Informasi
12.
Adanya sebuah kebijakan dan prosedur
Iklim atau budaya organisasi Penerapan standar kode etik organisasi Evaluasi penerapan kode etik Tindak lanjut pelanggaran terhadap standar kode etik Peran dan tanggung jawab dewan pimpinan Pihak yang secara jelas menjalankan fungsi pengawasan Independensi Fungsi Penagawasan Struktur organisasi Reporting lines Wewenang dan tanggung jawab Kebijakan tentang sdm Evaluasi kompetensi sdm Program pelatihan untuk menarik,mengembangkan, mempertahankan individu Agenda suksesi dan regenerasi Akuntabilitas internal terhadap peran dan tanggung jawab individu Membuat sistem penilaian kerja Evaluasi Sistem Penilian Kinerja
• Sasaran dan tujuan program • • • • • • • • • •
Identifikasi risiko tiap program Analisis faktor eksternal internal Estimasi signifikansi risiko Penyelesaian terhadap risiko Identifikasi fraud Identifikasi insentif dan tekanan Identifikasi peluang Identifikasi perubahan lingkungan eksternal, Identifikasi perubahan model bisnis Identifikasi perubahan kepemimpinan
• Aktivitas pengendalian yang menjamin mitigasi risiko, evaluasi beragam jenis pengendalian internal meliputi : - Aktivitas pengendalian keuangan Ø Aktivitas Pengendalian Penerimaan Ø Aktivitas Pengendalian Pengeluaran Ø Aktivitas Pengendalian terhadap Kas Ø Aktivitas Pengendalian terhadap Aset wakaf Ø Aktivitas Pengendalian manajemen bank Ø Aktivitas Pengendalian Akuntansi - Pemisahan Tugas • Penggunaan teknologi pada proses bisnis • Adanya infrastruktur teknologi yang relevan terhadap aktivitas pengendalian • Penjaminan keamanan terkait penggunaan teknologi untuk pengelolaan wakaf • Adanya kebijakan dan prosedur untuk mendukung penyebaran arahan manajemen SOP dalam bentuk SOP tiap proses: - SOP Perhimpunan - SOP Pencairan Dana - SOP Pelaksanaan Program - SOP Evaluasi Program - SOP Penyaluran Hasil Manfaat • Mekanisme pengkajian ulang jika terjadi perubahan sistem
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
No.
Prinsip Pengendalian Internal COSO 2013
Instrumen analisis pengelolaan • Kesesuaian terhadap kebijakan dan prosedur
Aspek Informasi dan Komunikasi 13. Adanya penggunaan informasi yang relevan dan • Identifikasi kebutuhan informasi berkualitas untuk mendukung jalannya • Menangkap sumber data internal dan eksternal pengendalian internal. • Proses data menjadi sebauh informasi • Menjaga kualitas pengolahan informasi • Mempertimbangkan beban dan manfaat yang akan diterima 14. Adanya komunikasi informasi secara internal • Komunikasi terkait informasi pengendalian internal • Komunikasi dengan dewan direksi • Mekanisme dan alur informasi internal disampaikan ke pengurus. 15. Adanya komunikasi dengan pihak eksternal • Alur komunikasi ke pihak eksternal • Memungkinkan masuknya informasi eksternal • Memilih metode komunikasi yang relevan Aspek Monitoring 16. Adanya evaluasi untuk memastikan apakah • Evaluasi berkala terhadap pengendalian keuangan komponen pengendalian internal tersebut telah • Evaluasi berkala terhadap pelaksanaan program diterapkan • Evaluasi berkala terhadap penyaluran hasil manfaat • Rapat koordinasi membahas evaluasi 17. Adanya evaluasi dan komunikasi terhadap • Follow up laporan audit internal kelemahan pengendalian internal kepada pihak • Identifikasi kemungkinan adanya kelemahan pengendalian pihak yang bertanggung jawab internal • Memonitor tindakan korektif atas adanya kelemahan pengendalian internal
Penelitian ini tidak terlaksana tanpa adanya kelengkapan data data terkait yang mendukung penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengumpulkan data data tersebut untuk menyempurkan penelitian ini melalui metode wawancara dan observasi. Dalam melakukan analisis, Penulis menggunakan konsep dasar berupa prinsip-prinsip pengendalian Internal COSO 2013. Untuk melihat kesesuaian penerapan pengendalian internal pengelolaan wakaf terhadap prinsip-prinsip pengendalian internal COSO, penulis menggunakan tabel analisis berupa checklist jika sesuai dengan prinsip pengendalian internal COSO. Tanda checklist ini merupakan bukti penerapan praktik pengendalian internal yang baik namun tidak berarti tidak butuh adanya perbaikan. Jika tidak diberikan checklist maksudnya adalah tidak sesuai dengan prinsip pengendalian internal COSO, hal ini bukan berarti selalu mengindikasikan adanya suatu masalah, namun bisa jadi ini disebabkan lembaga tersebut tidak menempatkan kontrol karena mungkin risiko yang dihadapi terlalu kecil atau mungkin membutuhkan biaya yang cukup besar untuk menerapkan risiko tersebut. Gambaran Objek Penelitian Wakaf Al Azhar adalah merupakan lembaga resmi pengelolaan wakaf yang dibentuk oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (YPI Al Azhar) untuk mengembangkan serta mengelola wakaf produktif dalam mendukung aktifitas pendidikan dan dakwah. Wakaf Al
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
Azhar lahir karena terinspirasi oleh pengelolaan wakaf Al Azhar Kairo di Mesir yang berkembang pesat dengan mengelola wakaf produktif. Wakaf Al Azhar memiliki beragam pilihan program wakaf produktif. Beragam pilihan wakaf produktif ini dibuat untuk semakin menarik minat masyarakat untuk melakukan investasi akhirat melalui wakaf. Berikut beragam program wakaf Al Azhar. A. Wakaf Khairi. Wakaf khairi adalah wakaf patungan dengan cara menitipkannya kepada pengelola wakaf untuk dibelikan aset baik alat transportasi atau property atau usaha pertanian maupun perkebunan, agar kemudian aset tersebut dikelola dan diambil manfaatnya. B. Wakaf Dinar Dirham. Wakaf yang diberikan oleh wakif dalam bentuk dinar dan dirham. C. Wakaf Kartu. Wakaf Kartu merupakan salah satu inovasi terbaru dalam berwakaf dimana para wakif bisa mendapatkan multimanfaat yaitu selain bisa berwakaf, wakif juga menerima manfaat jaminan asuransi yang mendapatkan diskon di merchant yang berlogo wakaf Al Azhar. D. Wakaf Perkebunan. Berwakaf perkebunan kepala sawit dan karet di daerah pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. E. Wakaf Pohon Jabon. Wakaf produktif yang diinvestasikan untuk pohon jabon (jati kebon). F. Wakaf Manfaat. Jenis wakaf seperti ini adalah wakaf yang dilakukan oleh wakif dengan cara menjanjikan kepada wakaf Al Azhar untuk mewakafkan “Manfaat” dari aset yang sedang diusahakannya, G. Wakaf Transportasi. Wakaf Transportasi adalah wakaf yang ditujukan khusus untuk investasi di bidang transportasi dalam hal ini untuk pembelian bus pariwisata. H. Wakaf Wasiat Polis Asuransi. Yang dimaksud dengan wakaf wasiat polis asuransi adalah berwakaf dengan sebagian nilai yang akan diterima jika polis asuransi yang dimiliki telah dicairkan. I. Wakaf Wasiat Perusahaan. Program pilihan berwakaf ini dengan mewasiatkan nilai perusahaan untuk wakaf maksimal sepertiga nilai perusahaan atau saham yang dimiliki wakif dengan tetap memilikinya selama wakif masih hidup. J. Wakaf Wasiat Properti. Pada program wakaf wasiat properti ini, wakif mewasiatkan untuk mewakafkan property atau aset yang dimiliki dengan tetap memanfaatkannya selama wakif masih hidup.
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
Hasil Penelitian Pada tabel 1.2 dibawah ini terdapat penilaian penulis terhadap penerapan seluruh prinsip pengendalian internal COSO 2013 pada pengelolaan Wakaf Al Azhar. Penilaian penulis ini berdasarkan pada instrumen analisis yang ada pada tabel 1.1. Tabel 1.2. Penilaian Penerapan Pengendalian Internal No .
Prinsip Pengendalian Internal COSO
Jumlah instrumen
Terpenuhi
Tidak terpenuhi
4 3
4 2
0 1
3
3
0
4
1
3
3
3
0
1 4 3
1 0 1
0 4 2
3
2
1
7
6
1
11. Adanya pengendalian umum terhadap teknologi Informasi 12. Adanya sebuah kebijakan dan prosedur Aspek Informasi dan Komunikasi 13. Adanya penggunaan informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung jalannya pengendalian internal.
3 7
3 4
0 3
5
3
2
14. Adanya komunikasi informasi secara internal 15. Adanya komunikasi dengan pihak eksternal Aspek Monitoring 16. Adanya evaluasi untuk memastikan apakah komponen pengendalian internal tersebut telah diterapkan
3 3
3 3
0 0
4
4
0
Adanya evaluasi dan komunikasi terhadap kelemahan pengendalian internal kepada pihak pihak yang bertanggung jawab
3
3
0
Total
63
46
17
Aspek Lingkungan Pengendalian 1. Komitmen terhadap nilai integritas dan etika 2. Adanya fungsi pengawasan 3. Adanya skema struktur organisasi, alur pelaporan, tanggung jawab dan otoritas yang berwenang 4.
Komitmen organisasi untuk menarik mengembangkan dan mempertahankan individu
5. Adanya penekanan terhadap akuntabilitas individu Aspek Penilaian Risiko 6. Adanya penetapan tujuan yang jelas disetiap aktivitas 7. Adanya identifikasi, analisis dan penyelesaian risiko 8. Adanya pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya fraud 9. Adanya identifikasi dan penilaian terhadap perubahan perubahan yang signifikan Aspek Aktivitas Pengendalian 10. Memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang mendukung mitigasi risiko
17.
Pembahasan Untuk memudahkan dalam mencapai tujuan organisasi nonprofit, diperlukan adanya pengendalian pada setiap proses pengelolaan organisasi (Anthony dan Young, 2003). Dalam konteks pengelolaan wakaf di Wakaf Al Azhar, penulis merangkum pengelolaan wakaf menjadi enam proses yaitu proses penetapan program wakaf, proses perhimpunan wakaf dalam bentuk aset tetap maupun uang tunai, proses pencairan dana wakaf dan untuk
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
operasional wakaf, proses pelaksanaan program wakaf, evaluasi program investasi wakaf, serta proses penyaluran hasil manfaat investasi program wakaf.
Penetapan program wakaf
Perhimpunan wakaf
Pencairan dana wakaf
Evaluasi program
Penyaluran hasil manfaat wakaf
Pelaksanaan program
Gambar 1.1 Proses Pengelolaan Wakaf (Sumber : diolah penulis) Kesesuaian penerapan pengendalian internal COSO 2013 pada pengelolaan wakaf Al azhar tercermin dari instrumen analisis yang terpenuhi, sedangkan ketidaksesuaian terhadap penerapan pengendalian internal COSO 2013 pada pengelolaan wakaf Al azhar tercermin dari instrumen analisis yang tidak terpenuhi. Berikut analisis terhadap instrumen analisis yang terpenuhi dan yang tidak terpenuhi. A. Analisis instrumen penelitian yang terpenuhi Analisis penulis terhadap prinsip dari aspek pembentukkan lingkungan pengendalian telah cukup baik. Ini dibuktikan dengan terpenuhinya penerapan terhadap komitmen nilai integritas dan etika, adanya skema struktur organisasi yang membentuk adanya alur pelaporan, tanggung jawab dan wewenang individu, adanya penekanan terhadap akuntabilitas individu. Penulis melihat dengan terpenuhinya prinsip lingkungan pengendalian tersebut, maka cukup baik dalam mempengaruhi kesadaran karyawan pengelola Wakaf Al Azhar untuk untuk taat terhadap nilai integritas, etika, skema struktur organisasi, dan alur pelaporan yang telah dibuat. Analisis penulis terhadap prinsip pada aspek penilaian risiko telah cukup baik namun hanya terbatas pada aspek penetapan tujuan yang jelas disetiap aktivitas. Seluruh pengelola wakaf Al Azhar menyadari akan tujuan jelas yang ingin dicapai dalam pengelolaan wakaf yaitu, adanya perkembangan investasi wakaf produktif dan adanya peningkatan terhadap nilai manfaat dari investasi wakaf. Sehingga atas dasar ini, penulis melihat bahwa setidaknya
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
pengelola wakaf Al Azhar telah mempertimbangkan kemungkinan terjadinya risiko yang akan dihadapi. Analisis penulis terhadap prinsip pada aspek aktivitas pengendalian bahwa pengelola wakaf Al Azhar telah cukup baik untuk menerapkan adanya pengendalian terhadap teknologi informasi. Penulis melihat pengelola wakaf Al Azhar telah menyadari pentingnya teknologi informasi dalam pengelolaan wakaf Al Azhar sehingga menggunakan teknologi pada proses bisnis, dan mempertimbangkan keamanan penggunaan teknologi tersebut. Meskipun, penggunaan teknologi ini pun belum terintegrasi. Analisis terhadap prinsip pada aspek informasi dan komunikasi dinilai telah cukup baik. Ini dibuktikan dengan adanya komunikasi informasi yang berjalan baik secara internal maupun eksternal. Adanya komunikasi internal pada organisasi dinilai cukup baik karena akan memudahkan karyawan untuk lebih memahami setiap tugas dan kewajibannya serta membantu tim manajemen untuk mengkomunikasikan segala informasi penting untuk seluruh karyawan. Adanya komunikasi dan informasi dengan pihak eksternal akan memudahkan manajemen untuk mendapat input baik saran dan kritik terkait pengelolaan wakaf dari pihak eksternal. Sehingga proses pengelolaan wakaf akan berjalan semakin lebih bank. Analisis terhadap prinsip pada aspek monitoring dinilai cukup baik, hal ini terbukti dengan terpenuhinya seluruh instrumen analisis. Pengelola wakaf Al Azhar telah melakukan evaluasi berkala pada setiap proses pengelolaan wakaf dan melakukan evaluasi terhadap kelemahan pengendalian internal. Secara keseluruhan penulis menilai pengendalian internal pada aspek monitoring sudah cukup baik diterapkan pada wakaf Al Azhar, hal ini terbukti dengan terpenuhi seluruh komponen instrumen analisis. Terkait aspek monitoring ini, pada penelitian Wardiwiyono (2012) tentang pengendalian internal Baitul Mal wa Tanwil (BMT) menyimpulkan bahwa dari kelima aspek pengendalian internal, monitoring menjadi urutan kedua yang paling banyak diterapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa aspek monitoring sudah cukup diterapkan pada lembaga religious. B. Analisis instrumen penelitian yang tidak terpenuhi Analisis penulis terhadap prinsip pada aspek lingkungan pengendalian adalah terkait fungsi pengawasan dan komitmen untuk menarik, mengembangkan dan mempertahankan individu. Independensi terhadap fungsi pengawasan belum sepenuhnya ada proses pengelolaan wakaf. Sentia (2013) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa pada lembaga zakat pun belum dilakukan pemeriksaan kinerja secara independen. Padahal, pengawasan yang kuat akan membantu organisasi memposisikan dirinya untuk lebih bertahan terhadap
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
tekanan
eksternal
maupun
internal.
Komitmen
terhadap
kebijakan
SDM
untuk
mempertahankan dan mengembangkan kompetensi individu melalui program pelatihan dan agenda suksesi regenerasi belum cukup diperhatikan. Idealnya hal ini sangat baik untuk dilakukan karena akan memicu SDM pengelola Wakaf Al Azhar untuk berkontrubusi maksimal. Amita (2013) pun menambahkan bahwa sumber daya yang kompeten dipercaya berpengaruh pada pengendalian internal yang efektif, oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memiliki kriteria dan proses seleksi yang memadai. Dalam konteks organisasi wakaf Al Azhar, penulis melihat hal ini mungkin dikarenakan ukuran organisasi yang masih terbilang kecil, belum terlalu untuk memperhatikan adanya kebijakan SDM berupa peraturan. Analisis penulis terhadap prinsip pada aspek penilaian risiko bahwa pengelola Wakaf Al Azhar tidak melakukan identifikasi, analisis, dan penyelesaian risiko. Pengelolaan terhadap risiko dilakukan oleh pihak eksternal yaitu seorang advisor. Penulis melihat hal ini merupakan alternatif cukup baik yang dipilih pengelola Wakaf Al Azhar. Sehingga, pengelolaan risiko terhadap investasi wakaf produktif tetap berjalan, meskipun tidak ada keterlibatan pengelola wakaf Al azhar. Terkait pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya fraud, pengelola terbatas pada identifikasi terhadap fraud namun belum mempertimbangkan terhadap adanya tekanan dan peluang. Fokus analisis penulis terhadap prinsip pada aspek aktivitas pengendalian adalah terkait rekonsiliasi bank pada aktivitas pengendalian keuangan. Pengelola wakaf Al azhar belum pernah melakukan rekonsiliasi bank. Pada Penelitian Sulaiman (2007) mengenai pengendalian internal pada keuangan mesjid menyebutkan bahwa delapan dari sepuluh mesjid yang diteliti telah melakukan verifikasi catatan pada buku organisasi dengan catatan pada bank. Hal ini mengindikasikan bahwa verifikasi catatan buku dengan catatan bank menjadi hal penting yang harus diperhatikan karena akan menjamin akurasi catatan keuangan. Selain itu, penulis melihat belum terpenuhinya semua prosedur pada proses pengelolaan wakaf, adanya prosedur standar operasional terbatas pada proses perhimpunan wakaf dan pencairan dana. Padahal adanya prosedur ini menjamin bahwa setiap proses berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Analisis penulis terhadap prinsip pada aspek informasi dan komunikasi, penulis melihat belum sepenuhnya terlaksana prinsip penggunaan informasi relevan dan berkualitas yang meliputi pertimbangan tehadap identifikasi kebutuhan informasi maupun pertimbangan beban dan manfaat yang akan diterima. Hal ini mungkin dikarenakan lingkup Informasi dan komunikasi pengelolaan wakaf Al Azhar belum terlalu luas, sehingga pengelola wakaf Al
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
azhar belum mempertimbangkan hal tersebut. Analisis penulis terhadap prinsip pada aspek monitoring tidak ada, karena telah terpenuhinya seluruh instrumen analisis. Secara keseluruhan penulis menilai penerapan pengendalian internal di Wakaf Al Azhar terbilang cukup baik namun belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan belum terpenuhinya seluruh jumlah instrumen analisis. Sehingga masih harus terdapat perbaikan dan pengembangan terhadap sistem pengendalian internal baik untuk instrumen analisis yang terpenuhi maupun instrumen yang belum terpenuhi. Adanya perbaikan dan pengembangan terhadap sistem pengendalian internal diharapkan dapat menjadikan pengelolaan Wakaf Al azhar berjalan secara efektif dan efisien. Kesimpulan Dalam proses pengelolaan wakaf Al Azhar, pengelola wakaf telah menjalankan perannya dengan cukup baik untuk melakukan pengelolaan wakaf dari proses awal sampai proses wakaf menghasilkan manfaat. Pengelola wakaf Al azhar telah mengelola harta wakaf dengan mengembangkan harta wakaf tersebut sesuai tujuan, fungsi, dan peruntukkannya sesuai yang ada pada Undang Undang No.41 Tahun 2004. Hal ini dibuktikan dengan proses panjang pengelolaan wakaf Al Azhar sejak proses penetapan program, proses perhimpunan wakaf, proses pencairan dana wakaf dan operasional wakaf, proses pelaksanaan program, proses evaluasi program, sampai proses penyaluran hasil manfaat wakaf. Penulis menyimpulkan telah adanya penerapan pengendalian internal pada pengelolaan wakaf Al Azhar. Meski belum ada divisi khusus pengendalian internal pada struktur organisasi, namun pengelola wakaf Al Azhar telah menerapkan usaha usaha melalui kebijakan dan prosedur yang memang sudah dirancang agar menjamin pengelolaan wakaf dapat berjalan sesuai tujuan organisasi.
Usaha usaha pengendalian internal yang telah
dirancang pengelola wakaf Al Azhar dapat tercermin dari instrumen analisis yang telah terpenuhi. Secara keseluruhan penulis menilai penerapan pengendalian internal di Wakaf Al Azhar terbilang cukup baik namun belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan belum terpenuhinya seluruh jumlah instrumen analisis. Sehingga masih harus terdapat perbaikan dan pengembangan terhadap sistem pengendalian internal baik untuk instrumen analisis yang terpenuhi maupun instrumen yang belum terpenuhi. Adanya perbaikan dan pengembangan terhadap sistem pengendalian internal diharapkan dapat menjadikan pengelolaan Wakaf Al
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
azhar berjalan secara efektif dan efisien. pengelolaan wakaf yang efektif dan efisien dapat bermanfaat untuk membantu perekonomian umat. Saran Berdasarakan analisis terhadap kesesuaian penerapan prinsip pengendalian internal COSO 2013 pada pengelolaan Wakaf Al Azhar, penulis menyajikan beberapa rekomendasi. Berikut rekomendasi penulis untuk perbaikan dan pengembangan sistem pengendalian internal pengelolaan wakaf : 1. Diharapkan adanya standar kode etik secara tertulis dan pengenalan terhadap standar kode etik yang dilakukan secara terus menerus. 2. Adanya independensi terhadap fungsi pengawasan. 3. Tim manajemen diharapkan secara aktif memperhatikan keefektifan deskripsi kerja dan pembagian tugas. 4. Tim manajemen diharapkan mempertimbangkan kebijakan SDM berupa peraturan mengenai program peningkatan kompetensi SDM misalnya pelatihan khusus dan peraturan mengenai agenda suksesi regenerasi. 5. Tim manajemen diharapkan melakukan evaluasi penilaian kinerja secara teratur. 6. Adapun terkait manajemen risiko, pengelola Wakaf Al Azhar melibatkan pihak eksternal yaitu seorang advisor. Sehingga diharapkan pengelola wakaf Al Azhar selalu berkoordinasi dengan advisor untuk memastikan bahwa pengelolaan risko berjalan dengan cukup efektif. 7. Adanya identifikasi terhadap peluang, tekanan, yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya fraud. 8. Pengelola wakaf Al azhar terutama tim keuangan kedepannya melakukan rekonsiliasi bank. 9. Pengelola Wakaf Al Azhar diharapkan membuat sistem integrasi teknologi informasi yang mencakup segala aspek pengelolaan wakaf. 10. Adanya kebijakan dan prosedur berupa prosedur standar operasional pada proses pelaksanaan program, proses evaluasi program, dan proses penyaluran hasil manfaat. 11. Pengelola wakaf perlu mempertimbangkan pengawasan secara khusus
terhadap
pelaksanaan investasi program wakaf agar nilai wakaf tetap dan tidak berubah, bahkan nilai manfaatnya akan terus bertambah.
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
Saran untuk penelitian selanjutnya terkait pengelolaan wakaf adalah agar lebih meneliti hubungan keterkaitan pengendalian internal dengan akuntabilitas pengelolaan wakaf dan analisis terhadap pelaksanaan praktik syariah pada pelaksanaan program akad di setiap program wakaf produktif. Penelitian ini memiliki keterbatasan terhadap lingkup objek penelitian, dimana hanya pembahasan pengelolaan wakaf di wakaf Al Azhar, oleh karena itu, diharapkan untuk penelitian selanjutnya untuk bisa menganalisis penerapan pengendalian internal diseluruh lembaga wakaf nasional serta melihat hubungannya terhadap keberhasilan investasi program wakaf produktif. Kepustkaan Al-Kabisi, Muhammad Abid. (2004). Hukum wakaf “Kajian Kontemporer pertama dan terlengkap tentang fungsi dan pengelolaan wakaf serta penyelesaian atas sengketa wakaf”. Jakarta : Dompet Dhuafa Republika dan IllMaN. Amita, Fahrana. (2013). Analisis Pengendalian Internal terhadap proses pemberian kredit pada Koperasi Syariah. Depok. Anthony dan Young. (2003). Management Control in Nonprofit Organization. Newyork : McGraw-Hill Higher Education Bamualim dan Abu Bakar. (2005). Revitalisasi Filantropi Islam : Studi kasus lembaga zakat dan wakaf di Indonesia. Burns, Cullen, Reynolds, Soske, L.Todd, Wright. (2013). Principles and points of focus : Everything you need to know about the new internal control-integrated framework. Stamford, CT. Diunduh : www.financialexecutives.org pada Conferences Principles and Points of Focus : The New COSO Framework. Data Kementrian Agama tentang jumlah wakaf di Indonesia Tahun 2011 Gillham, Bill. (2000). Case Study Research Method. Newyork: Wellington House Ibrahim, Ihsan, dan Ayedh. (2009). Toward the Better Management and Transparancy of Waqf Institution lesson learn from Commission UK. Diakses di www.scribd.com Ihsan, Hidayatul, Hameed. (2011). Waqf Accounting and management in Indonesian waqf institution. Emerald Group Publishing
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014
Proviti Risk and Business Consulting Internal Audit. (2013). The Updated COSO Internal Control Framework 2013. Diunduh di www.proviti.com Romney. (2012). Accounting Information System.Pearson Education Limited : UK Rozalinda. (2012). Manajemen Resiko Wakaf. Islamica (Vol. 6 No.2) Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Sentia, Rahma. (2013). Analisis pengendalian internal pada pendistribusian zakat (studi kasus lembaga OPZ Nasional). Depok. Siswantoro dan Dewi. (2011). Essential Readings in Contemporary Waqf Issues. Kahf dan Mahamood (Ed). The effectiveness of waqf fund raising through mutual fund in Indonesia (244-264). Malaysia : CERT Publications Sdn. Bhd. Syafrudin, arif. (2010). Wakaf tunai sebagai alternatif mekanisme redistribusi keuangan Islam. Jurnal La riba The Charity Commission. (2012). Internal Financial Control for Charities. Published by The Charity Commission. Diakses di www.charitycommission.gov.uk. Undang Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf Wardiwiyono, Sartini. (2012). Internal Control System For Islamic Micro Financing An Exploratory study of Baitul Maal wat Tamwil in the City of Yogyakarta Indonesia. Emerald Group Publishing Wibisono, Yusuf. (2011). Paradigma Baru Pengelolaan Wakaf untuk Kesejahteraan Bangsa. Depok : Lembaga Penerbit FEUI, PEBS-FEUI Toyyib Lubis, Rofiq. (2014, 17 April dan 9 Mei). Wawancara Personal Satria, Adhes. (2014, 23 April). Wawancara Personal Rochman, Abdul. (2014, 9 Mei dan 12 Mei). Wawancara Personal Senjaya, Ninik. (2014, 19 Mei). Wawancara Personal Suryaningsih (2014, 3 Juni). Wawancara Personal Satrio (2014, 4 Juni) Wawancara via email
Analisis sistem…, Nurfadilla Nofiyanti, FE UI, 2014