ANALISIS SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN DI KABUPATEN MAGELANG PERIODE 2010-2014
SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU EKONOMI ISLAM OLEH: MUHAMMAD BUDI SANTOSO 12810024 PEMBIMBING: JOKO SETYONO, S.E., M.SI. PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2017
ABSTRAK Keberadaan sektor basis penting untuk diketahui, karena pada pembangunan daerah yang mengutamakan pemberdayaan potensi daerah akan bisa berjalan jika sektor basis daerah dapat dioptimalkan. Dengan mengetahui sektor basis, diharapkan Kabupaten Magelang akan lebih siap dalam mengantisipasi terjadinya perubahan / pergeseran posisi sektor basis sehingga nantinya proses perencanaan pembangunan sektor perekonomian unggulan dapat terlaksana sesuai dengan potensi yang ada di daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Magelang periode 2010-2014. Model penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan studi deskriptif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis Typologi Klassen, Location Quotient (LQ), dan Shift Share. Penelitian dilakukan terhadap sembilan sektor utama perekonomian Kabupaten Magelang. Data yang digunakan berupa data time series dari tahun 2010-2014, yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magelang dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat tiga sektor unggulan yaitu, sektor pertanian, sektor bangunan dan konstruksi, dan sektor jasa-jasa. Ketiga sektor ini merupakan sektor yang memenuhi kriteria yang tergolong ke dalam sektor yang maju dan tumbuh pesat, sektor basis, dan kompetitif. Kata kunci: Sektor Basis, Typologi Klassen, Location Quotient (LQ), dan Shift Share.
ii
HALAMAN MOTTO “JANGAN PERNAH MENGANGGAP SUATU MASALAH MENJADI SULIT SEBELUM KAMU MENCOBANYA”. “CARA TERBAIK MENEMUKAN DIRIMU ADALAH DENGAN MELEBURKAN DIRI DALAM PELAYANAN ORANG LAIN”. “YANG KALAH ADALAH WUJUD HUKUMAN ATAS KEGAGALAN. PEMENANGAN ADALAH PENGHARGAAN ATAS KESUKSESANNYA”. (BOB GILBERT)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku, Bapak Djiman dan Ibu Siti Qomariah (Suti) yang senantiasa berjuang untuk kebahagiaan dan kesuksesanku dan adikku. Dan juga untuk adiku tercinta, Alfina Nur Afifah yang masih belia, semoga kelak engkau menjadi anak yang patuh kepada kedua orang tua.
viii
KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penyusun, sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam tidak lupa saya panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk golongan umatnya dan mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah. Amin. Penelitian ini merupakan akhir pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Proses penelitian skripsi ini bukan tidak ada hambatan, melainkan penuh dengan liku-liku yang membuat peenulis harus bekerja keras dalam mengumpulkan data-data yang sesuai dengan maksud dan tujuan melakukan penelitian. Untuk itu, penyusun dengan ikhlas ingin mengucapkan terimakasih kepada: Laporan ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik dan lancar berkat bantuan dari berbagai pihak, baik dari pembimbing materi maupun teknis. Untuk itu perkenankan penyusun menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1.
Ayahanda Djiman dan Ibunda Siti Qomariyah (Suti) serta saudariku Alfina Nur Afifah yang selalu memotivasi penyusun.
2.
Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA,. Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.
Dr. Ibnu Qizam, SE., Akt., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam beserta jajarannya.
4.
M.
Ghafur
Wibowo,
SE.,
M.Sc.
selaku
Kaprodi
Ekonomi
Syari’ah. 5.
Joko Setyono, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan dan memberi masukan dengan penuh kesabaran kepada penyusun.
6.
Teman seperjuangan Prodi Ekonomi Syari’ah 2012 khususnya Ekonomi Syari’ah (A) yang telah banyak membantu penyusun.
7.
Teman sekaligus keluarga di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek
Nurussalam
Putra
menyemangati penyusun. ix
yang
telah
banyak
membantu
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi kata-kata Arab yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. A. Konsonan Tunggal: Huruf Nama
Huruf Latin
Keterangan
ا
alif
Tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب
ba’
b
Be
ث
ta’
t
Te
ث
sa’
s
Es (dengan titik diatas)
ج
jim
j
Je
ح
ha’
h
Ha (dengan titik di bawah)
خ
kha’
kh
Ka dan Ha
د
dal
d
De
ذ
zal
z
Zet (dengan titik di atas)
ر
ra’
r
Er
ز
zai
z
Zet
ش
sin
s
Es
ش
syin
sy
Es dan Ye
ص
sad
s
Es (dengan titik di bawah)
ض
dad
d
De (dengan titik dibawah)
ط
ta
t
Te (dengan titik dibawah)
ظ
za
z
Zet (dengan titik dibawah)
ع
‘ain
‘
Koma terbalik diatas
غ
gain
g
Ge
ف
fa’
f
Ef
ق
qaf
q
Qi
ك
kaf
k
Ka
Arab
xi
ل
lam
l
El
م
mim
m
Em
ن
nun
n
En
و
wawu
w
We
ه
ha’
h
Ha
ء
hamzah
‘
Apostrof
ي
ya’
y
Ye
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap: عدة
„iddah
Ditulis
C. Ta‟ marbutah: 1. Bila dimatikan ditulis h هبت
ditulis
hibah
جسيت
ditulis
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya). 2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h. كرامت اآلولياء
ditulis
karamah al-auliya‟
3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t. زكاة الفطر
ditulis
Zakah al-fitri
xii
D. Vokal Pendek: – -
kasrah
ditulis
i
– -
fathah
ditulis
a
– -
dammah
ditulis
u
E. Vokal Panjang: fathah + alif
ditulis
ā
جاهلية
ditulis
Jāhiliyyah
fathah + ya’ mati
ditulis
ā
يسعى
ditulis
yas’ā
kasrah + ya’ mati
ditulis
ī
كريم
ditulis
karīm
dammah + wawu mati
ditulis
ū
فروض
ditulis
furūd
F. Vokal Rangkap: fathah + ya’ mati
ditulis
ai
بينكم
ditulis
bainakum
fathah + wawu mati
ditulis
au
قولون
ditulis
qaulun
xiii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i ABSTRAK ....................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii SURAT PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iv SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... vi HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................. xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1.2 Pokok Masalah.................................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 1.4 Sistematika Pembahasan ...................................................................
1 7 8 9
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10 2.1 Telaah Pustaka .................................................................................. 2.2 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 2.3 Landasan Teori ................................................................................. 2.3.1 Pembangunan Ekonomi Daerah ................................................ 2.3.2 Pembangunan Dalam Persepektif Islam ................................... 2.3.3 Teori Basis Ekonomi................................................................. 2.3.4 Produk Domestik Regional Bruto ............................................. 2.3.5 Pengertian Sektor Ekonomi Unggulan...................................... 2.3.6 Analisis Typologi Klassen ........................................................ 2.3.7 Analisis LQ ............................................................................... 2.3.8 Analisis Shift Share...................................................................
10 14 16 16 18 21 22 24 25 27 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 32 3.1 Lokasi Penelitian .............................................................................. 32 3.2 Jenis Dan Sumber Data ..................................................................... 32 3.4 Metode Analisis ................................................................................ 33
xv
3.4.1 Analisis Typologi Klassen ........................................................ 33 3.4.2 Analisis Location Quotient ....................................................... 34 3.4.3 Analisis Shift Share................................................................... 35 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 39 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Magelang .......................................... 39 4.1.1 Kondisi Geografis, Luas Wilayah dan Topografi ..................... 39 4.1.2 Demografi ................................................................................. 40 4.1.3 Kondisi Perekonomian .............................................................. 41 4.2 Klasifikasi Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kabupaten Magelang (Analisis Klassen Tipology) ................................................................... 42 4.3 Analisis Location Quotient (LQ) ...................................................... 46 4.4 Analisis Shift Share .......................................................................... 48 4.5 Pembahasan Per Sektor..................................................................... 56 4.5.1 Sektor Pertanian ........................................................................ 56 4.5.2 Sektor Pertambangan Dan Penggalian ...................................... 58 4.5.3 Sektor Industri Pengolahan ....................................................... 60 4.5.4 Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih ........................................... 62 4.5.5 Sektor Bangunan ....................................................................... 63 4.5.6 Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran ................................. 65 4.5.7 Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi .................................... 66 4.5.8 Sektor Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan ................. 68 4.5.9 Sektor Jasa-Jasa ........................................................................ 70 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 73 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 73 5.2 Saran ................................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 16 Gambar 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Magelang (2010-2014) ..... 41 Gambar 3. Grafik perkembangan analisis LQ Sektor Pertanian ......................... 57 Gambar 4. Grafik Perkembangan Analisis LQ Sektor Pertanian ........................ 59 Gambar 5. Grafik Perkembangan Analisis LQ Sektor Pertambangan Dan Penggalian ........................................................................................................... 61 Gambar 6. Grafik Perkembangan Analisis LQ Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih ............................................................................................................................. 62 Gambar 7. Grafik Perkembangan Analisis LQ Sektor Bangunan ...................... 64 Gambar 8. Grafik perkembangan analisis LQ Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran............................................................................................................... 65 Gambar 9. Grafik Perkembangan Analisis LQ Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi ......................................................................................................... 67 Gambar 10. Grafik Perkembangan Analisis LQ Sektor Keuangan, Persewaan, Dan Jasa Perusahaan ................................................................................................... 69 Gambar 11. Grafik Perkembangan Analisis LQ Sektor Keuangan, Persewaan, Dan Jasa Perusahaan ................................................................................................... 71
xvii
DAFTAR TABEL Tabel 1. PDRB Kabupaten Magelang atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha tahun 2006-2012 (juta rupiah) ................................................... 4 Tabel 2. Kontribusi masing-masing sektor dalam persen terhadap PDRB Kabupaten Magelang dari tahun 2010-2014 (dalam persen) .............................. 5 Tabel 3. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 11 Tabel 4. Klasifikasi sektor PDRB menurut Tipologi Klasen .............................. 34 Tabel 5. Laju Pertumbuhan Dan Kontribusi Sektor PDRB Provinsi Jawa Tengah Dan Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014 ..................................................... 43 Tabel 6. Klasifikasi Sektor PDRB Kabupaten Magelang Tahun 2010-2014 Berdasarkan Tipologi Klassen ............................................................................ 44 Tabel 7. Hasil perhitungan Location Quotient (persen) ...................................... 47 Tabel 8. Hasil Analisis Shift Share (juta rupiah) ................................................ 49 Tabel 9. Penggabungan Hasi Analisis Sektor Pertanian ..................................... 57 Tabel 10. Penggabungan Hasi Analisis Sektor Pertambangan Dan Penggalian . 59 Tabel 11. Penggabungan Hasil Analisis Sektor Pertambangan Dan Penggalian 60 Tabel 12. Penggabungan Hasil Analisis Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih ..... 62 Tabel 13. Penggabungan Hasil Analisis Sektor Bangunan ................................. 63 Tabel 14. Penggabungan Hasil Analisis Sektor Perdagangan, Hotel Dan Restoran ............................................................................................................................. 65 Tabel 15. Penggabungan Hasil Analisis Sektor Pengangkutan Dan Komunikasi ............................................................................................................................. 66 Tabel 16. Penggabungan Hasil Analisis Sektor Keuangan, Persewaan, Dan Jasa Perusahaan........................................................................................................... 68 Tabel 17. Penggabungan Hasil Analisis Sektor Keuangan, Persewaan, Dan Jasa Perusahaan........................................................................................................... 70
xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses saat pemerintah
daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. Tujuan utama pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah (Arsyad, 1999: 298). Salah satu indikator ekonomi yang sangat diperlukan untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga dengan
1
2
menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan (Rahajeng, 2014: 92). Suatu daerah dapat meningkatkan pembangunan ekonomi dengan mengembangkan sektor yang bisa menjadi andalan / unggulan daerah tersebut. Sektor andalan / unggulan ini perlu ditentukan oleh suatu daerah karena setiap daerah mempunyai karakter yang berbeda baik dari sisi kesuburan lahan, letak geogerafis, sumber daya manusia, dan sarana-prasaran yang ada. Masing-masing daerah memiliki keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda yang ditunjukkan dengan pertumbuhan dan peran sektor-sektor yang bersangkutan. Identifikasi dan klasifikasi sektor diperlukan untuk memberikan gambaran sektor mana yang aktifitasnya menjadi basis perekonomian atau unggulan, potensial, sedang berkembang dan mana pula yang tertinggal, sehingga dapat dilakukan penentuan sektor prioritas. Berdasarkan sektor basis, pemerintah daerah dapat membuat kebijakan dan strategi pembangunan agar pembangunan sektor perekonomian di daerah dapat berjalan dengan optimal (Hardyanto, 2014). Pembangunan ekonomi daerah harus sesuai dengan kondisi daerah dan potensi yang bisa dimaksimalkan untuk suatu tujuan pembangunan daerah. Apabila pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan ekonomi di daerah yang bersangkutan. Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah masing-masing mempunyai keunggulan yang tergantung pada letak wilayah, sumber daya alam dan sumber
3
daya manusia yang dimiliki. Perbedaan struktur perekonomian dari setiap daerah mengakibatkan
terjadinya
perbedaan
dalam
merencanakan
kebijakan
perekonomian. Setiap daerah juga harus menentukan sektor-sektor yang sesuai dengan kemampuan daerahnya, yaitu sektor-sektor yang mempunyai keunggulan. Sektor unggulan umumnya dicerminkan oleh sektor basis yang dimiliki setiap kabupaten/kota dimana sektor tersebut memiliki peranan ekspor sehingga tidak ada keterbatasan permintaan dan dapat terus dikembangkan. Sektor basis dapat dijadikan andalan untuk mengembangkan wilayah, sehingga dapat dipilih sektor unggulan dari sektor basis yang ada di setiap kabupaten/kota. Sektor unggulan ini, diharapkan mampu meningkatkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Untuk mengetahui sektor unggulan daerah Kabupaten Magelang diperlukan suatu metode yang berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah. Untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang ada. Kabupaten Magelang secara administrasi termasuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis Kabupaten Magelang yang berada di sebelah selatan wilayah Propivinsi Jawa Tengah serta lokasinya yang dekat dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Perekonomian Kabupaten Magelang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Salahsatu peningkatan tersebut dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magelang yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 1
4
menunjukkan peningkatan PDRB Kabupaten Magelang atas dasar harga konstan tahun 2000 menurut lapangan usaha pada tahun 2010 sampai tahun 2014. Tabel 1. PDRB Kabupaten Magelang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2012 (Juta Rupiah) Sektor 2010 2011 Pertanian 1145120,5 1142912,9 Pertambanga n dan 115123,1 125092,8 Penggalian Industri 766616,2 794597,7 Pengolahan Listrik, Gas dan Air 22199,8 23213 Minum Bangunan/Ko 373875,8 405580,5 nstruksi Perdagangan, Restoran dan 598255,3 621357,1 Hotel Pengangkuta n dan 232099,5 245909,7 Komunikasi Keuangan, Persewaan 112121,2 117687,4 dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 750978,5 816003,1 PDRB 4116390,1 4292354,4 Sumber: BPS Kabupaten Magelang 2013
2012 1179258,5
2013 1213076,1
2014 1252710,1
132992,8
140505,5
143675,4
841170,1
894905,7
948886,8
24561,9
26622,5
28126,4
434296,9
467176,5
502933,1
661460,8
708485,2
751496,3
263115,4
280351,5
302754,8
124262
133913,6
142691,9
881770,2 4542888,7
932282,40 4797318,0
985925,78 5059200,5
Kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Magelang diberikan oleh sektor pertanian sebesar 1.252.710,11 juta rupiah atau 24,77 persen pada tahun 2014. Sektor pertanian merupakan sektor andalan dalam perekonomian Kabupaten Magelang. Sektor tersebut memang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Magelang tetapi persentase kontribusinya terus menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 27,82 persen, yang kemudian turun sebesar 3,05 persen
5
menjadi 24,77 persen pada tahun 2014. Kontribusi masing-masing sektor dalam persen terhadap PDRB Kabupaten Magelang dari tahun 2010 sampai tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kontribusi Masing-Masing Sektor Dalam Persen Terhadap PDRB Kabupaten Magelang Dari Tahun 2010-2014 (Dalam Persen) Lapangn usaha Pertanian Pertambangan dan galian Industri pengolahan Listrik, gas dan air minum Bangunan Perdagangan, restoran dan hotel Pengangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Jasa-jasa
2010 27,82
2011 26,63
Tahun 2012 25,96
2,8
2,91
2,93
2,93
2,84
2,88
18,62
18,51
18,52
18,65
18,76
18,61
0,54
0,54
0,54
0,56
0,56
0,58
9,08
9,45
9,56
9,74
9,94
9,54
14,53
14,48
14,56
14,77
14,85
14,64
5,64
5,73
5,79
5,84
5,98
5,86
2,73
2,75
2,74
2,79
2,82
2,77
18,24
19,00
19,4
19,43
19,48
19,11
2013 25,29
2014 24,77
Rata-rata 26,09
Sektor jasa-jasa, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, restoran dan hotel merupakan sektor yang mengalami peningkatan presentase kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Magelang dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Peningkatan kontribusi terbesar terdapat pada sektor jasa-jasa yang pada tahun 2010 berkontribusi sebesar 18,24 persen kemudian meningkat sebesar 1,24 persen menjadi 19,48 persen pada tahun 2014. Salah satu cara Kabupaten Magelang untuk meningkatkan perekonomian dan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam pembiayaan pembangunan, maka pelaksanaan pembangunan harus diawali berdasarkan
6
prioritas dan pemilihan sasaran yang mempunyai nilai strategis. Serta dapat memberikan dampak yang positif dengan melakukan pembangunanan sektorsektor ekonomi yang memiliki potensi tanpa mengesampingkan sektor yang lainya di Kabupaten Magelang. Tarigan (2007) menyatakan bahwa kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi permintan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan lokal). Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat. Keberadaan sektor basis ini penting untuk diketahui karena pada pembangunan daerah yang mengutamakan pemberdayaan potensi daerah akan bisa berjalan jika sektor basis daerah dapat dioptimalkan. Peneliti menduga bahwa sektor pertanianlah yang menjadi sektor ungulan di Kabupaten Magelang. Kerena berdasarkan data menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi PDRB yang sangat besar. Untuk itulah dengan adanya penelitian ini maka Kabupaten Magelang akan lebih siap dalam mengantisipasi terjadinya perubahan/pergeseran posisi sektor basis sehingga nantinya proses perencanaan pembangunan sektor perekonomian unggulan dapat terlaksana sesuai dengan potensi yang ada di daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan pada permasalahan diatas, maka penelitian ini mengambil topik tentang “Analisis Sektor Perekonomian Unggulan Di Kabupaten
7
Magelang Periode 2010-2014”, mengingat arti penting sektor unggulan bagi perekonomian wilayah, maka perlu diketahui informasi tentang klasifikasi sektor basis dan non basis, serta perubahan dan pergeseran sektor Kabupaten Magelang periode 2010-2014. Penelitan ini diharapkan dapat sebagai bahan perencanaan maupun evaluasi pembangunan yang memudahkan pemerintah dalam menetapkan kebijakan pembangunan di wilayah Kabupaten Magelang. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat diketahui sektor apa saja yang menjadi basis dan non basis. Hal
ini
berkaitan
dengan
perencanaan
ke
depan
dengan
adanya
perubahan/pergeseran posisi sektor perekonomian di daerah dan faktor apa yang lebih menentukan perubahan posisi sektor perekonomian. Untuk itulah dengan adanya penelitian ini maka diharapkan Kabupaten Magelang akan lebih siap dalam mengantisipasi terjadinya perubahan/pergeseran posisi antar sektor-sektor perekonomian yang ada di daerahnya. 1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakan yang telah disebutkan maka penelitian ini
memiliki pokok masalah yaitu: 1. Bagaimanakah klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian Kabupaten Magelang periode 2010-2014? (menggunakan analisis Typogogi Klassen) 2. Sektor apa sajakah yang menjadi sektor basis dan non basis dalam perekonomian Kabupaten Magelang periode 2010-2014? (menggunakan analisis Locatoion Quotient) 3. Bagaimanakah perubahan dan pergeseran sektor perekonomian Kabupaten Magelang periode 2010-2014? (menggunakan analisis Shift Share)
8
4. Sektor apa sajakah yang menjadi sektor unggulan perekonomian Kabupaten
Magelang
periode
2010-2014?
(menggunakan
analisis
diskriptif) 1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh beberapa tujuan penelitian,
diantaranya: 1. Untuk Mengklasifikasikan sektor perekonomian di Kabupaten Magelang. 2. Untuk Mengidentifikasi sektor perekonomian yang menjadi basis dan non basis di Kabupaten Magelang. 3. Untuk Menentukan perubahan dan pergeseran sektor perekonomian di Kabupaten Magelang. 4. Untuk Mengidentifikasi sektor unggulan perekonomian di Kabupaten Magelang. Adapun manfaat penelitian ini berdasarkan latar belakang diata adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, sebagai media pengembangan keilmuan dalam upaya meningkatkan kualitas intelektualitas. 2. Bahan masukan atau sumbangan pikiran yang dapat dipertimbangkan bagi Pemerintah Kabupaten Magelang dalam rangka perumusan arah kebijakan dalam pembangunan ekonomi dimasa yang akan datang. 3. Bahan refrensi ataupun bahan perbandingan bagi peneliti lainnya yang berminat mengkaji masalah yang sama dimasa mendatang.
9
1.4.
Sistematika Penyusunan Pada laporan penelitian ini, sistematika penulisannya terdiri dari lima bab,
yang masing-masing bab akan dijelaskan secara garis besar, yaitu: Bab I Pendahuluan merupakan titik tolak dan menjadi acuan dalam proses penelitian yang dilakukan. Bab ini terdiri dari empat sub bab yaitu latar belakang yang menguraikan isu dan beberapa fenomena ketimpangan dan ketertinggalan pembangunan. Selanjutnya rumusan masalah sebagai inti permasalahan yang dicarikan penyelesaiannya melalui penelitian ini dan dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian untuk mengetahui urgensi penelitian ini. Bab ini diakhiri dengan sistematika pembahasan untuk mengetahui arah penelitian. Bab II Landasan Teori, memuat tinjauan pustaka dan hasil-hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan guna mengetahui posisi penelitian. Bab ini juga mengungkapkan kerangka pemikiran. Bab III Metode Penelitian, berisikan deskripsi tentang bagaimana penelitan akan dilaksanakan secara operasional yang menguraikan, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. Bab IV Penelitian dan Pembahasan, pada permulaan akan digambarkan secara singkat keadaan geografis, demografis dan kondisi perekonomian. Kemudian, bab ini dilanjutkan tentang hasil analisis penelitian dan pembahasan dari pengolahan data. Bab V Penutup, merupakan kesimpulan yang merupakan jawaban akhir dari rumusan permasalahan dalam penelitian ini. Bab ini juga disampaikan saran serta masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.
BAB V PENUTUP 5.1.
Kesimpulan Penelitian yang dilakukan tentang analisis analisis sektor perekonomian
unggulan di Kabupaten Magelang dengan pendekatan sektor pembentuk PDRB dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Hasil analisis Klassen Tipology menunjukkan bahwa sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat yaitu sektor pertanian, bangunan, dan jasa-jasa. 2. Hasil perhitungan dengan indeks Location Quotient menunjukkan sektor yang merupakan sektor basis (LQ > 1), yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor pengangkutan, dan sektor jasa-jasa. 3. Hasil analisis Shift Share menunjukan bahwa sektor yang memiliki keunggulan kompetitif yaitu sektor pertanian, sektor bangunan dan konstruksi, dan sektor jasa-jasa. 4. Berdasarkan analisis hasil perhitungan dari penggabungan ketiga alat analisis, yaitu Klassen Typologi, Location Quotien, dan Shift Share menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor unggulan dengan kriteria yang tergolong ke dalam sektor yang maju dan tumbuh pesat, sektor basis, dan kompetitif, yaitu sektor pertanian, sektor bangunan dan konstruksi, dan sektor jasa-jasa. 5.2.
Saran Berdasarkan
hasil
pembahsan dan ditsrik kesimpulan, penulis
menyarankan beberapa hal untuk pihak-pihak terkait, yaitu:
73
74
1. Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang agar lebih cermat dalam upaya meningkatkan PDRB dan lebih mengutamakan pengembangan sektor unggulan dalam menetapkan kebijakan pembangunan dan pengembangan sektoral perekonomian daerah serta tidak mengabaikkan sektor-sektor yang lain. 2. Tiga sektor sebagai sektor unggulan dan memiliki kontribusi terbasar dalam perekonomian wilayah Kabupaten Magelang perlu mendapatkan prioritas pengembangan, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dan tinggi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dan lapangan pekerjaan. 3. Menciptakan ide dan kebijakan yang tepat dari pemerintah untuk dapat menarik minat investor untuk melakukan investasi di Kabupaten Magelang sehingga sektor-sektor yang berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat berkembang dengan pesat, dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap pertumbuhan PDRB Kabupaten Magelang dan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
DAFTAR PUSTAKA Buku Adisasmita, H. R. 2005. Dasar-dasar ekonomi wilyah. Graha ilmu. Jakarta. Amir. H dan Riphat. S, Analisis Sektor Unggulan Untuk Evaluasi Kebijakan Pembangunan Jawa Timur Mnggunakan Tabel I-O 1994 dan 2000, Jurnal Keuangan dan Moneter Republik Indonesia, Edisi Desember 2005. Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE. Yogyakarta. Arsyad, L. 2005. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Arsyad, L. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Chapra, Umer. 2000. Islam dan Tantangan Ekonomi. Jakarta. Gema Insani Press. Glasson, Jhon. 1977. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul Sitohang. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2010. Ekonomika Pembangunan. Erlangga. Jakarta. Mankiw, Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Ketiga, Salemba Empat. Jakarta. Rahajeng, Anggi. 2014. Perencanaan Pembangunan Daerah. Modul Praktikum. Diploma Ekonomika Dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori Dan Aplikasi. Baduose Media, Cetakan Pertama. Padang. Sjafrizal. 2014. Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 1985. Pengantar Teori Mikroekonomi. Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta. Taringan, Robinson. 2005. Perencanaan pembangunan wilayah. Bumi aksara. Jakarta. Taringan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi. Bumi Aksara. Cetakan Keempat. Jakarta.
Widodo. T . 2006. Perencanaan Pembangunan, Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah), Penerbit UPP STIM YKPN: Yogyakarta. Jurnal Aswandi, H. dan Kuncoro, M. 2002. Evaluasi penempatan kawasan andalan: studi empiris di Kalimantan Selatan 1993-1999. Jurnal ekonomi dan bisnis inonesia. Vol. 17. No. 1. 2002. Triseptina, Vina. 2006. Analisis Sektor-Sektor Unggulan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Yulianita, Anna. Analisis Sektor Unggulan Dan Pengeluaran Pemerintah Di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Ekonomi Pembangunan Hal: 7085, Fakulta Ekonomi Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan. Skripsi/Tesis Arief Irawan, Yogi. 2010. Skripsi: Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten Jember. Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Marlina, Yeni. 2014. Analisis Sektor Unggulan Dalam Perekonomian Kota Bogor(Periode 2006-2012). Jurnal Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Mushoffa. 2009. Analisis Sektor Basis Dan Strategi Pengembangan Dan Potensi Ekonomi Daerah Di Kabupaten Tegal. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Prihatin, S. 1999. Analisis Dampak APBD Tingkat I Terhadap Struktur Perekonomian Wilayah Sumatera. Tesis S2 Program Pascasarjana USU, Tebing Tinggi. Putra, Aditya Nugraha. 2013. Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta. Wuryandari, Putri. 2003. Skripsi: Analisis Potensi Ekonomi Sektoral Propinsi Jawa Tengah Tahun 1993-2000. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Referensi Lainnya Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Jawa Tengah Dalam Angka 2010-2016. Kabupeten Magelang Dalam Angka 2015. Tinjauan Ekonomi Kabupaten Magelang 2014.
Lampiran 1. PDRB ADHK 2000 Menurut Lapangan Usaha Provinsi Jawa Tengah (Juta Rupiah) Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian 34.955.957,64 35.399.800,56 36.712.340,43 37.513.957,62 37.098.255,80 Pertambangan dan Penggalian 2.091.257,42 2.193.964,23 2.355.848,88 2.504.980,10 2.648.711,70 Industri Pengolahan 61.390.101,24 65.439.443,00 69.012.495,82 73.092.337,30 77.763.665,10 Listrik, Gas dan Air Minum 1.614.857,68 1.711.200,96 1.820.436,99 1.973.195,73 2.097.260,30 Bangunan/Konstruksi 11.014.598,60 11.753.387,92 12.573.964,87 13.449.631,46 14.194.602,30 Perdagangan, Restoran dan Hotel 40.055.356,39 43.159.132,59 46.719.025,28 50.209.544,03 53.932.284,00 Pengangkutan dan Komunikasi 9.805.500,11 10.645.260,49 11.486.122,63 12.238.463,10 13.166.503,70 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7.038.128,91 7.503.725,18 8.206.252,08 9.073.225,04 9.868.425,20 Jasa-jasa 19.029.722,65 20.464.202,99 21.961.937,06 23.044.405,96 24.528.591,00 PDRB 186.995.480,64 198.270.117,92 210.848.424,06 223.099.740,34 235.298.299,10 Lampiran 2. PDRB ADHK 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Magelang (Juta Rupiah) Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 Pertanian 1.145.120,48 1.142.912,87 1.179.258,55 1.213.076,09 1.252.710,11 Pertambangan dan Penggalian 115.123,12 125.092,78 132.992,83 140.505,54 143.675,38 Industri Pengolahan 766.616,23 794.597,72 841.170,15 894.905,72 948.886,80 Listrik, Gas dan Air Minum 22.199,82 23.212,99 24.561,94 26.622,47 28.126,37 Bangunan/Konstruksi 373.875,83 405.580,50 434.296,87 467.176,54 502.933,10 Perdagangan, Restoran dan Hotel 598.255,34 621.357,12 661.460,76 708.485,19 751.496,33 Pengangkutan dan Komunikasi 232.099,52 245.909,74 263.115,36 280.351,48 302.754,79 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 112.121,22 117.687,44 124.261,96 133.913,60 142.691,88 Jasa-jasa 750.978,51 816.003,29 881.770,24 932.282,40 985.925,77 PDRB 4.116.390,07 4.292.354,45 4.542.888,66 4.797.318,01 5.059.200,54
Lampiran 3. PDRB ADHK 2000 Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang (diolah) Jawa Tengah Kabupaten Magelang ADHK ADHK No Sektor Juta Rupiah Perubahan Juta Rupiah Perubahan 2010 2014 Absolut Persen 2010 2014 Absolut Persen 1 Pertanian 34.955.957,64 37.098.255,80 2.142.298,16 6,13 1.145.120,48 1.252.710,11 107.589,63 9,39 Pertambangan dan 2 2.091.257,42 2.648.711,70 557.454,28 26,66 115.123,12 143.675,38 28.552,26 24,80 Penggalian 3 Industri Pengolahan 61.390.101,24 77.763.665,10 16.373.563,86 26,67 766.616,23 948.886,80 182.270,57 23,77 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.614.857,68 2.097.260,30 482.402,62 29,87 22.199,82 28.126,37 5.926,55 26,69 5 Bangunan 11.014.598,60 14.194.602,30 3.180.003,70 28,87 373.875,83 502.933,10 129.057,27 34,52 Perdagangan, Hotel dan 6 40.055.356,39 53.932.284,00 13.876.927,61 34,64 598.255,34 751.496,33 153.240,99 25,61 Restoran Pengangkutan dan 7 9.805.500,11 13.166.503,70 3.361.003,59 34,28 232.099,52 302.754,79 70.655,27 30,44 Komunikasi Keuangan, Persewaan dan 8 7.038.128,91 9.868.425,20 2.830.296,29 40,21 112.121,22 142.691,88 30.570,66 27,26 jasa perusahaan 9 Jasa-jasa 19.029.722,65 24.528.591,00 5.498.868,35 28,89 750.978,51 985.925,77 234.947,26 31,28 PDRB 186.995.480,64 235.298.299,10 48.302.818,46 25,83 4.116.390,07 5.059.200,53 942.810,46 22,90
Lampiran 4. Hasil Perhitungan LQ Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata LQ Pertanian 1,49 1,49 1,49 1,50 1,57 1,51 Pertambangan dan Penggalian 2,50 2,63 2,62 2,61 2,52 2,58 Industri Pengolahan 0,57 0,56 0,56 0,57 0,57 0,57 Listrik, Gas dan Air Minum 0,62 0,63 0,63 0,63 0,62 0,62 Bangunan/Konstruksi 1,54 1,59 1,60 1,61 1,65 1,60 Perdagangan, Restoran dan Hotel 0,68 0,66 0,66 0,66 0,65 0,66 Pengangkutan dan Komunikasi 1,07 1,07 1,06 1,06 1,07 1,07 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,72 0,72 0,70 0,69 0,67 0,70 Jasa-jasa 1,79 1,84 1,86 1,88 1,87 1,85 Total PDRB 10,99 11,20 11,19 11,21 11,19 11,16
Keterangan BASIS BASIS NON BASIS NON BASIS BASIS NON BASIS BASIS NON BASIS BASIS
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Typologi Klassen Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah Rata-rata Pertumbuhan Rata-rata Kontribusi Rata-rata Pertumbuhan Rata-rata Kontribusi (Si) (Ski) (S) (Sk) Pertanian 2,31 26,09 2,30 18,01 Pertambangan dan penggalian 6,09 2,88 6,23 1,12 Industri Pengolahan 5,14 18,61 6,58 32,77 Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,53 0,55 7,03 0,86 Bangunan 7,60 9,55 6,87 5,93 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5,60 14,64 7,11 21,84 Pengangkutan dan Komunikasi 6,71 5,79 7,17 5,35 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 5,80 2,77 7,87 3,86 Jasa-Jasa 7,80 19,11 5,31 10,26 Sektor
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Shift Share Komponen No Sektor Pertumbuhan Provinsi Bauran Industri Keunggulan Kompetitif PDRB Nij Mij Cij Dij 1 Pertanian 295796,1683 -225616,7293 37410,19099 107589,63 2 Pertambangan dan Penggalian 29737,46289 950,2350279 -2135,437917 28552,26 3 Industri Pengolahan 198024,7034 6442,133208 -22196,26658 182270,57 4 Listrik, Gas dan Air Minum 5734,437387 897,2623998 -705,1497864 5926,55 5 Bangunan/Konstruksi 96575,89735 11365,07862 21116,29404 129057,27 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 154535,3876 52726,43188 -54020,82948 153240,99 7 Pengangkutan dan Komunikasi 59953,64669 19602,45052 -8900,827211 70655,27 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 28962,04185 16126,11682 -14517,49866 30570,66 9 Jasa-jasa 193985,3226 23018,99408 17942,94333 234947,26 Total PDRB 1063305,068 -94488,02673 -120494,608 848322,4333