UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER
TESIS
MURNI 0906495381
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MATEMATIKA DEPOK JULI 2011
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER
TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
MURNI 0906495381
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MATEMATIKA KONSENTRASI KEUANGAN DEPOK JULI 2011
i Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya sajalah sehingga penyusunan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, bimbingan, dan pengarahan yang sangat berharga dalam penyelesaian Tugas Akhir ini kepada: 1. Kedua orang tuaku (Lauw Eng Tjoan dan Lo Er Nie), kedua mertuaku (Muchid Arifin dan Yati Rani Anggraini), suamiku (Tri Handhika) serta keluarga besarku yang memberikan doa, semangat, dan kasih sayang kepada penulis untuk menyelesaikan Tesis ini. 2. Drs. Gatot Fatwanto Hertono, M.Sc., Ph.D dan Dra. Bevina Desjwiandra Handari, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing Tesis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis. 3. Prof. Dr. Djati Kerami dan Dr. rer. nat. Hendri Murfi selaku Ketua dan Sekretaris Program Magister Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia serta Dr. Dian Lestari selaku Dosen Wali. 4. Prof. Dr. Djati Kerami, Gatot F. Hertono, Ph.D, dan Dr. Alhaji Akbar B., M.Sc. selaku penguji sidang Tesis. 5. Universitas Gunadarma selaku penyandang dana bagi penulis selama menjalani pendidikan Program Magister, Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia tahun anggaran 2009-2011. 6. Rekan-rekan Staf Pengajar pada Pusat Studi Komputasi Matematika (PSKM), Universitas Gunadarma, Ernastuti, Edi Sukirman, Ahmad Sabri, Lismanto, Onggo Wiryawan, Ias Sri Wahyuni, Dina Indarti, Nola Marina, Aini Suri Talita, dan Tri Handhika.
iv FMIPAUI, 2011 Analisis stabilitas..., Murni,
7. Segenap Staf Pengajar, Karyawan Tata Usaha, dan Perpustakaan Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. 8. Sahabatku Bong Novi Herawati, Eva Rida Meilyna Simatupang, Milka Hutagalung, dan Tri Handhika yang selalu berbagi cerita dan memberi inspirasi bagi penulis. 9. Rekan-rekan Asisten Dosen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. 10. Rekan-rekan
peneliti
SISORCO
(Science
and
Social
Research
Consultant), Reza Henganing Ayodya, Tri Handhika, Adhika Jati, Dina Indarti, Ias Sri Wahyuni, Nola Marina, M. Yuko, dan Yanuar Singgih yang memberi banyak pengalaman dalam berorganisasi. 11. Teman-teman Program Magister Matematika, Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia angkatan 2009. 12. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna dan perlu dilakukannya studi yang lebih mendalam. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bekal penyempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya di kemudian hari. Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat dalam pengembangan Ilmu Matematika dan disiplin ilmu lainnya.
Depok, Juli 2011 Penulis
v FMIPAUI, 2011 Analisis stabilitas..., Murni,
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
ABSTRAK Nama
: Murni
Program Studi
: Matematika
Judul
: Analisis Stabilitas dan Penaksiran Parameter Model Rendleman-Bartter
Model tingkat bunga yang akan dibahas pada Tesis ini adalah model ekuilibrium satu faktor, yaitu model Rendleman–Bartter (RB) yang diasumsikan dalam ukuran risk-neutral. Tesis ini membahas mengenai stabilitas model RB, yaitu stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square. Stabilitas model RB ini terkait dengan parameter model RB. Namun, nilai parameter model RB tidak diketahui nilainya sehingga untuk implementasi model diperlukan penaksiran parameter model RB. Penaksiran parameter model RB membutuhkan data historis tingkat bunga. Model RB terkait dengan data historis berada pada ukuran aktual (actual measure). Sedangkan, model RB berada pada ukuran riskneutral, sehingga sebelum menentukan taksiran parameter dilakukan perubahan ukuran pada model RB menggunakan Teorema Girsanov. Metode yang digunakan dalam penaksiran parameter adalah Maximum Likelihood Estimation (MLE) dan dilanjutkan dengan metode numerik Newton – Raphson. Dengan menggunakan data tingkat bunga bulanan suatu zero-coupon bond dengan maturity time 5 tahun periode Januari tahun 1982 hingga Februari 2011 yang diunduh dari http://www.bankofengland.co.uk dapat diperoleh nilai taksiran parameter yang memenuhi stabilitas model RB. Kata kunci: Model Rendleman-Bartter, Stabilitas Model Stokastik, Teorema Girsanov, Metode Maximum Likelihood Estimation, Metode Newton-Raphson. Bibliografi: 25 (1974-2010)
vii
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
ABSTRACT Name
: Murni
Study Program: Mathematics Title
: Stability Analysis and Parameter Estimation of RendlemanBartter Model
The Rendleman-Bartter (RB) model is a one-factor equilibrium interest rate model under risk-neutral measure. This thesis presents the stability of RB model, that is, stochastically asymptotically stable and mean-square stable, and their stability corresponds to parameter RB model. However, in the application the value of parameters RB model is unknown and needs to be estimated. Parameter estimation of RB model requires historical
data of interest rates under
actual measure. Therefore, Girsanov Theorem is used to change measure. Also, Maximum Likelihood Estimation (MLE) and Newton-Raphson method can be used to estimate these parameters. Parameter estimators are obtained by data of a zero-coupon bond with maturity time of five years from January 1982 to February
2011.
This
data
can
be
downloaded
from
http://www.bankofengland.co.uk. Key words: Rendleman–Bartter Model, Stability of Stochastic Model, Girsanov Theorem, Maximum Likelihood Estimation, Newton-Raphson Method. Bibliography: 25 (1974-2010)
viii
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i LEMBAR ORISINALITAS .............................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv BAB I.
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2
Perumusan Masalah ................................................................ 2
1.3
Tujuan Penulisan .................................................................... 2
1.4
Pembatasan masalah ................................................................ 2
1.5
Sistematika Penulisan ............................................................. 3
BAB II. LANDASAN TEORI 2.1
Teori Probabilitas .................................................................... 4
2.2
Perubahan Ukuran (Measure) ................................................ 12
2.3
Brownian Motion ................................................................... 15
2.4
Formula Ito-Doeblin .............................................................. 18
2.5
Stabilitas Persamaan Diferensial Stokastik Ito ...................... 20
2.6
Estimasi Parameter 2.6.1
Metode Maximum Likelihood .................................. 21
2.6.2
Newton Raphson ..................................................... 22
ix Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1
Model Rendleman-Bartter ...................................................... 28
3.2
Stabilitas Model Rendleman-Bartter ....................................... 32
3.3
Penaksiran Parameter Model Rendleman-Bartter ................... 41
BAB IV. IMPLEMENTASI ........................................................................... 55 BAB V. KESIMPULAN ................................................................................ 64 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65 LAMPIRAN ...................................................................................................... 68
x Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.2.a Daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB terkait parameter dan berada pada daerah dengan warna biru....................................................................... 40 Gambar 3.2.b Daerah stabilitas mean-square model RB terkait parameter dan berada pada daerah dengan warna merah .................................................................... 40 Gambar 4.1
Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik ...................................................................... 56 Gambar 4.2
Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.01 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik ...................................................................... 57 Gambar 4.3
Simulasi beberapa solusi model RB dimana
0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik ...................................................................... 58
xi Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
Gambar 4.4
Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dengan r0 14, 94%
dan beberapa nilai parameter yang berbeda
untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik ............................. 58 Gambar 4.5
Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square................................................................................ 59 Gambar 4.6
Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.01 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square................................................................................ 60 Gambar 4.7
Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square................................................................................ 61 Gambar 4.8
Simulasi beberapa solusi model RB dengan
r0 14, 94%
(100 simulasi) dan beberapa nilai parameter yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square ...................................... 61
xii Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.3.a
Perbandingan model RB dalam ukuran risk-neutral dengan dua model RB dalam ukuran aktual .............................. 49
xiii
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Data tingkat bunga bulanan dari suatu zero coupon bond pada Bank of England periode Januari 1982 hingga Februari 2011 .................................................................................... 68 Lampiran 2 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik............................................................................. 72 Lampiran 3 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.01 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik............................................................................. 73 Lampiran 4 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik............................................................................. 74 Lampiran 5 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dengan r0 14, 94%
dan beberapa nilai parameter yang berbeda
untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik ................................... 75
xiv Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
Lampiran 6 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square...................................................................................... 76 Lampiran 7 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana 0.01 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square...................................................................................... 77 Lampiran 8 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal
yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square...................................................................................... 78 Lampiran 9 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dengan r0 14, 94%
dan beberapa nilai parameter yang berbeda
untuk menguji kestabilan mean-square ........................................... 79 Lampiran 10 Algoritma Newton-Raphson dalam menaksir parameter model Rendleman-Bartter terkait model ukuran aktual dr t r t dW t ............................................................ 80 Lampiran 11 Algoritma Newton-Raphson dalam menaksir parameter model Rendleman-Bartter terkait model ukuran aktual dr t vr t dt r t dW t ............................................ 81
xv Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Stabilitas Persamaan Diferensial Stokastik (PDS) merupakan suatu sifat yang sangat penting untuk dibahas. Dengan adanya stabilitas maka dapat diketahui kekonsistenan suatu model PDS. Hal ini berarti bahwa jika dilakukan sedikit gangguan pada solusi awal atau parameter PDS, maka solusi dari PDS akan tetap stabil (Arnold, 1974). PDS yang akan dibahas dalam Tesis ini merepresentasikan model tingkat bunga. Tingkat bunga digunakan dalam menghargai suatu aset, seperti obligasi (bond), saham (stock), dan opsi (option). Berdasarkan jenisnya, ada dua kategori model tingkat bunga, yaitu model equilibrium (ekuilibrium) dan no–arbitrage (Hull, 2003). Adapun contoh dari model ekuilibrium adalah model RendlemanBartter (RB), Vasicek, Brennan-Schwartz (BS), dan Cox-Ingersoll-Ross (CIR), sedangkan contoh model no-arbitrage diantaranya adalah model Ho–Lee dan Hull–White. Model tingkat bunga yang akan dibahas pada Tesis ini adalah salah satu model ekuilibrium, yaitu model Rendleman-Bartter (RB). Ada banyak asumsi yang diperhatikan dalam model ekuilibrium, diantaranya adalah asumsi ekonomi (perilaku permintaan, penawaran, dan harga di pasar), asumsi perilaku stokastik dari satu atau lebih variabel atau faktor ekonomi, serta asumsi mengenai preferensi investor terhadap aset yang dipilih (Longstaff, 1992). Berdasarkan asumsi-asumsi inilah, maka dapat diturunkan model tingkat bunga, salah satunya adalah model RB. Berdasarkan asumsi perilaku stokastik dari satu atau lebih variabel atau faktor ekonomi, maka ada dua bentuk model ekuilibrium, yaitu model ekuilibrium satu faktor dan model ekulibrium dua faktor (Hull, 2003). Model RB merupakan model ekuilibrium satu faktor. Model satu faktor ini mendeskripsikan pergerakan tingkat bunga menurut satu sumber resiko, yaitu r(t).
1 Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
2
Tesis ini membahas stabilitas model RB dengan stabilitas yang dibahas adalah stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square. Pada Tesis ini juga ditunjukkan bahwa stabilitas model RB terkait dengan parameter model RB. Nilai parameter model RB tidak diketahui nilainya sehingga untuk aplikasi model diperlukan penaksiran parameter model RB. Penaksiran parameter model RB membutuhkan data historis tingkat bunga. Model RB terkait dengan data historis berada pada ukuran aktual (actual measure). Sedangkan model RB berada pada ukuran risk-neutral. Dengan demikian, sebelum dilakukan penaksiran parameter dilakukan perubahan ukuran pada model RB. Perubahan ukuran ini diperlukan agar terdapat keterkaitan antara model dalam ukuran risk-neutral dengan model dalam ukuran aktual (Brigo, 2006), sehingga model RB dalam ukuran aktual dapat digunakan untuk penaksiran parameter. Selanjutnya, taksiran parameter dapat diperoleh dengan menggunakan metode penaksiran parameter dalam statistika dan dilanjutkan dengan pendekatan numerik.
1.2 Permasalahan Permasalahan dari tesis ini adalah bagaimana cara menentukan stabilitas dan penaksiran parameter model Rendleman-Bartter.
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan Tesis ini adalah menentukan stabilitas dan taksiran parameter model Rendleman-Bartter. Selain itu, akan dianalisis juga apakah taksiran nilai parameter yang diperoleh memenuhi daerah stabilitas model. 1.4 Pembatasan masalah Pembatasan masalah pada Tesis ini adalah stabilitas yang dibahas hanya stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square. Selain itu, metode yang digunakan dalam penaksiran parameter adalah Maximum Likelihood Estimation dan metode numerik Newton-Raphson.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
3
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tesis ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:
Bab I
membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
Bab II membahas landasan teori mengenai teori probabilitas, Brownian Motion dan kalkulus stokastik, stabilitas persamaan diferensial stokastik, dan penaksiran parameter.
Bab III membahas mengenai model Rendleman Bartter, stabilitas dan penaksiran parameter model Rendleman-Bartter
Bab IV membahas implementasi stabilitas dan penaksiran nilai parameter model Rendleman-Bartter menggunakan data historis tingkat bunga bulanan dari suatu zero-coupon bond dengan maturity time 5 tahun periode Januari 1982 hingga Februari 2011 yang diperoleh dari Bank of England.
Bab V berisi kesimpulan untuk Tesis ini.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang digunakan dalam Tesis ini. Model RB merupakan model tingkat bunga yang merupakan proses stokastik dan direpresentasikan sebagai persamaan diferensial stokastik. Sehingga teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan model RB diantaranya adalah teori probabilitas, proses stokastik, Brownian motion, persamaan diferensial stokastik, dan formula Ito-Doeblin. Definisi stabilitas model stokastik juga dijelaskan dalam bab ini. Teori yang akan dibahas berikutnya digunakan untuk penaksiran parameter yaitu teori berkaitan dengan perubahan ukuran (measure) yang dikenal sebagai Teorema Radon-Nikodym dan Teorema Girsanov. Selain itu, metode Maximum Likelihood Estimation dan metode numerik Newton-Raphson juga dibahas pada bab ini.
2.1
Teori Probabilitas
Tesis ini membahas salah satu model tingkat bunga, yaitu model Rendleman-Bartter (RB). Model RB dapat dimodelkan dalam persamaan diferensial stokastik (PDS) dengan variabelnya yaitu tingkat bunga merupakan suatu proses stokastik yang didefinisikan pada ruang probabilitas. Oleh karena itu, pertama-tama akan diberikan teori mengenai ruang probabilitas (Boes, 1974). Diberikan ruang probabilitas , , dari suatu percobaan acak, dengan merupakan ruang sampel, yaitu himpunan seluruh hasil yang mungkin dari
suatu percobaan acak, menotasikan koleksi subset-subset dari ruang sampel yang disebut sebagai ruang kejadian dan merupakan suatu aljabar, sedangkan
merupakan himpunan fungsi dengan domain dan codomain 0,1 .
4 Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
5
Definisi 2.1.1 (Peubah acak) Diberikan ruang probabilitas
, , P ,
suatu peubah acak X atau X
merupakan suatu fungsi dengan domain dan codomain R sedemikian sehingga himpunan Ar , Ar : X r , r R . Setelah definisi peubah acak, teori berikutnya yang terkait dengan tingkat bunga adalah mengenai Cumulative Distribution Function (CDF). Pada CDF ini juga akan dibahas mengenai sifat-sifat CDF. CDF ini digunakan untuk menggambarkan distribusi dari peubah acak. Selain itu, berdasarkan CDF maka dapat ditentukan nilai probabilitas dari suatu kejadian, ekspektasi, serta variansi dari peubah acak. Definisi 2.1.2 (Cumulative Distribution Function) Cumulative Distribution Function (CDF) dari suatu peubah acak X yang dinotasikan dengan FX didefinisikan sebagai fungsi dengan domain R dan codomain 0,1 yang memenuhi
FX x P X x P : X x , x R .
Berikut adalah sifat-sifat dari CDF: a. FX lim FX x 0 dan FX lim FX x 1 . x
x
b. FX merupakan fungsi yang monoton dan tidak turun atau dengan kata lain
FX a FX b untuk a b . c. FX merupakan fungsi yang kontinu kanan atau dengan kata lain
lim FX x h FX x .
0 h 0
Setelah membahas definisi CDF serta sifatnya, pembahasan akan dilanjutkan mengenai jenis dari peubah acak. Ada dua jenis peubah acak, yaitu peubah acak diskrit dan peubah acak kontinu dengan distribusinya dapat digambarkan dengan menggunakan Probability Mass Function (PMF) untuk Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
6
diskrit dan Probability Density Function (PDF) untuk kontinu. Karena model tingkat bunga merupakan fungsi kontinu, maka teori yang akan dibahas hanya untuk variabel kontinu saja. Berikut merupakan definisi peubah acak kontinu, PDF, serta teorema yang berkaitan dengan peubah acak kontinu. Definisi 2.1.3 (Peubah Acak Kontinu) Suatu peubah acak X dikatakan kontinu jika terdapat suatu fungsi f X sedemikian sehingga FX x
x
f X u du ; x .
Definisi 2.1.4 (PDF dari Suatu Peubah Acak Kontinu) Jika
merupakan
X
peubah
acak
kontinu,
fungsi
f X
pada
x
FX x f X u du disebut pdf dari X . Teorema 2.1.5 Misalkan X adalah suatu peubah acak kontinu. FX dapat diperoleh dari f X dan begitupun sebaliknya. Berdasarkan teorema di atas maka PDF dapat pula digunakan untuk menentukan probabilitas suatu kejadian yang terdefinisi pada peubah acak kontinu X . Sebagai contoh adalah P a X b
b
a
f X x dx untuk a b .
Teori selanjutnya adalah mengenai ekspektasi dan variansi. Ekspektasi dan variansi dari peubah acak X digunakan dalam Bab 3 untuk menentukan distribusi dari model tingkat bunga Rendleman-Bartter dan untuk penaksiran parameter dari model tersebut.
Definisi 2.1.6 (Ekspektasi) Misalkan X peubah acak. Ekspektasi dari X yang dinotasikan dengan X atau
E X , dan didefinisikan sebagai
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
7
E X xf X x dx
jika X kontinu dengan pdf f X x . 0
E X 1 FX x dx FX x dx 0 untuk sebarang peubah acak X . Definisi 2.1.7 (Variansi) Misalkan X peubah acak. Variansi dari X yang dinotasikan dengan X2 atau
Var X secara umum didefinisikan sebagai
Var X
x X
2
f X x dx.
jika X kontinu dengan pdf f X x . Selain itu variansi dari X juga dapat didefinisikan sebagai
Var X 2 x 1 FX x FX x dx X2 0 untuk sebarang peubah acak X . Karena X kontinu, E X dan Var X dapat terdefinisi jika integralnya ada. Selain itu maka ekspektasi dan variansinya tidak ada atau tidak terdefinisi. Setelah diberikan definisi ekpektasi dan variansi di atas, pada bab ini juga diberikan Teorema mengenai ekspektasi bersyarat yang akan digunakan pada Bab 3. Namun, sebelum diberikan Teorema tersebut, terlebih dahulu akan diberikan definisi mengenai measurable dan independen yang digunakan pada Teorema tersebut (Shreve, 2004). Definisi 2.1.8 (Measurable) Misalkan X suatu peubah acak yang terdefinisi pada suatu ruang sampel tidak kosong . Misalkan G suatu -aljabar dari subset . Jika setiap himpunan di
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
8
dalam aljabar X juga termasuk di dalam G , maka X disebut measurable di G . Definisi 2.1.9 (Independen) Misalkan , , merupakan suatu ruang probabilitas dan misalkan G1 ,G 2 ,G 3 , adalah barisan dari sub aljabar . Untuk suatu bilangan bulat positif n, dikatakan bahwa n aljabar G1 ,G 2 ,G 3 , independen jika
A1 A2 An A1 A2 An untuk setiap A1 G1 , A2 G 2 ,, An G n . Misalkan X1 , X 2 , X 3 , adalah barisan peubah acak pada , , . Dikatakan bahwa n peubah acak X 1 , X 2 ,, X n independen jika aljabar- aljabar
X 1 , X 2 ,, X n independen. Dikatakan bahwa seluruh barisan aljabar G1 ,G 2 ,G 3 , independen jika untuk setiap bilangan bulat positif n, n aljabar G1 ,G 2 ,,G n independen. Dikatakan bahwa seluruh barisan peubah acak
X1 , X 2 , X 3 , independen jika untuk setiap bilangan bulat positif n, n peubah acak X 1 , X 2 ,, X n independen. Teorema 2.1.10 (Ekspektasi Bersyarat) Misalkan diberikan ruang probabilitas , , P dan misalkan pula G merupakan sub- -aljabar dari . a) Jika
X
dan
merupakan
Y
peubah
acak
yang
integrable
E X , E Y , dan c1 serta c2 merupakan konstanta, maka E c1 X c2Y G c1 E X G c2 E Y G .
b) Jika X , Y , dan XY merupakan peubah acak - peubah
random yang
integrable, dan X measurable di G , maka E XY G XE Y G .
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
9
c) Jika H suatu sub- -aljabar dari G dan X merupakan peubah acak yang integrable, maka
E E X G H E X H .
d) Jika X integrable dan independent dari G , maka E X G E X .
Dalam statistika, ada beberapa jenis distribusi yang dikenal, diantaranya adalah distribusi normal, lognormal, eksponensial, poisson, F, t-student, dan distribusi lainnya. Namun, pada bab ini hanya akan dibahas dua distribusi yang berkaitan dengan penaksiran parameter yang akan dibahas pada Bab 3, yaitu distribusi normal dan distribusi lognormal (Karlin, 1998). Definisi 2.1.11 (Distribusi Normal) Suatu peubah acak X dengan parameter dan 2 dikatakan berdistribusi Normal jika memiliki PDF sebagai berikut:
fX x
1 x 2 1 exp ; x . 2 2
Definisi 2.1.12 (Distribusi Lognormal) Jika logaritma natural dari suatu peubah acak V
yang nonnegatif
berdistribusi normal, maka V memiliki distribusi lognormal. Sebaliknya, jika X berdistribusi normal dengan ekspektasi dan variansi 2 , maka V e X merupakan peubah acak berdistribusi lognormal. Berikut ini diberikan PDF dari V :
1 ln v 2 fV v exp , v 2 2 1
dengan ekspektasi dan variansi masing-masing adalah 1 E V exp 2 , 2 Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
10
dan
1 Var V exp 2 2 exp 2 1 . 2
Selanjutnya, akan dibahas beberapa definisi terkait dengan tingkat bunga. Nilai tingkat bunga terkait dengan waktu. Oleh karena itu, pada setiap waktu perlu didefinisikan suatu peubah acak sehingga pada bab ini diperlukan definisi lebih dari satu peubah acak. Berikut definisi-definisi yang terkait (Dokuchaev, 2007). Definisi 2.1.13 Suatu barisan peubah acak t , t 0,1, 2,, disebut sebagai suatu proses stokastik (acak) dengan waktu diskrit. Definisi 2.1.14 Misalkan diberikan T 0, . Suatu pemetaan : 0,T disebut sebagai suatu proses stokastik (acak) dengan waktu kontinu jika t , merupakan peubah acak untuk hampir setiap t . Suatu proses stokastik memiliki dua peubah independent ( t dan ), proses tersebut dapat ditulis sebagai t , t , , atau hanya t , t . Pada Tesis ini nilai tingkat bunga dinyatakan sebagai suatu proses stokastik yang dinotasikan dengan r t . Selanjutnya akan dibahas mengenai definisi white noise dan random walk yang menjadi dasar pembentukan Brownian motion pada Subbab 2.3. Definisi 2.1.15 (White Noise) Misalkan t , t 0,1, 2,, merupakan proses stokastik dengan waktu diskrit sedemikian sehingga t mutually independent dan memiliki distribusi yang sama, serta E t 0 . Maka, proses t disebut sebagai suatu white noise dengan waktu diskrit.
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
11
Definisi 2.1.16 (Random Walk) Misalkan
t
white
noise
dengan
waktu
t 0 1 t , t 0,1, 2, di mana x X
diskrit,
dan
misalkan
berarti bahwa x terdefinisi
sedemikian sehingga x X . Maka, proses t disebut sebagai suatu random walk. Berikut ini diberikan sebuah definisi yang dapat digunakan dalam proses stokastik (Kloeden, 1992): Definisi 2.1.17 (Sample Path) Untuk setiap , , : 0,T disebut sebagai suatu realisasi, sample path, atau trajectory. Teori proses stokastik mempelajari sifat-sifat sample path (sifat-sifat trajectories) t , untuk yang diberikan, seperti halnya perubahan pada distribusi probabilitas. Definisi 2.1.18 Suatu proses t t , dengan waktu kontinu disebut kontinu (sample path kontinu), jika trajectories t , hampir pasti (almost surely) kontinu di t (dengan probabilitas 1 atau untuk hampir setiap (almost every) ). Berikut ini akan dibahas beberapa definisi terkait konsep ekspektasi suatu proses stokastik bersyarat informasi sebelumnya. Asumsikan bahwa definisidefinisi berikut ini berlaku untuk waktu
t 0,
atau
t 0,1, 2,
(Dokuchaev, 2007): Definisi 2.1.19 (Filtrasi) Suatu himpunan dari -aljabar t disebut sebagai suatu filtrasi jika s t untuk s t .
Definisi 2.1.20 Misalkan t merupakan suatu proses stokastik, dan misalkan pula bahwa t adalah suatu filtrasi. Proses disebut adapted terhadap filtrasi , jika
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
12
sebarang peubah acak t measurable terhadap t (contohnya:
t B
dengan B merupakan sebarang interval buka). Definisi 2.1.21 Misalkan t merupakan suatu proses stokastik. Filtrasi t yang dibangun oleh t didefinisikan sebagai filtrasi minimal sedemikian sehingga t adapted terhadap
t . Definisi 2.1.22 Proses stokastik dan disebut independent jika dan hanya jika kejadiankejadian
,, A dan ,, B independent untuk semua m, n, t1
semua waktu
tn
t1 ,, tn
1
m
dan 1 , , m , serta semua himpunan A n dan
B m . Proses-proses independent jika dan hanya jika semua kejadian-kejadian dari filtrasi yang dibangun oleh proses-proses tersebut mutually independent.
2.2
Perubahan Ukuran (Measure)
Pada model keuangan, pembentukan model-modelnya didasarkan pada suatu ruang sampel yang dapat dianggap sebagai himpunan skenario-skenario yang mungkin di masa depan. Himpunan skenario-skenario yang mungkin ini memiliki suatu actual probability measure . Namun, untuk tujuan asset pricing akan digunakan suatu risk-neutral probability measure . Hal ini dikarenakan, dalam menentukan harga suatu aset di tempat yang berbeda haruslah sama, sehingga dalam keuangan kondisi yang harus dipenuhi adalah no-arbitrage. Oleh karena ada dua ukuran yang berbeda maka dilakukan perubahan ukuran agar terdapat keterkaitan antara ukuran risk-neutral dengan aktual. Perubahan dari Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
13
aktual ke risk-neutral probability measure hanya mengubah distribusi dari harga asetnya saja tanpa mengubah harga aset itu sendiri (Shreve, 2004). Perubahan ukuran dapat dilakukan dengan menerapkan Teorema Girsanov. Beberapa Definisi dan Teorema penting terkait perubahan ukuran dan menjadi dasar Teorema Girsanov
akan dibahas berikut ini (pembuktian
selengkapnya dapat dilihat pada Shreve (2004)): Teorema 2.2.1 Misalkan , , merupakan suatu ruang probabilitas dan merupakan suatu peubah acak almost surely non-negatif dengan E 1 . Untuk
A ,
definisikan
A d , A
Maka merupakan suatu probability measure. Lebih jauh lagi, jika X adalah suatu peubah acak non-negatif, maka E X X d E X .
Jika almost surely strictly positive, dapat juga didefinisikan Y E Y E ,
untuk setiap peubah acak non-negatif Y. Definisi 2.2.2 Misalkan merupakan suatu himpunan tidak kosong dan adalah suatu aljabar dari subhimpunan-subhimpunan . Probability measure dan pada
,
disebut ekivalen jika keduanya memberikan nilai probabilitas nol untuk
himpunan-himpunan yang sama pada .
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
14
Definisi 2.2.3 Misalkan , , merupakan suatu ruang probabilitas, misalkan probability measure lain pada , yang ekivalen dengan , dan misalkan merupakan suatu peubah acak almost surely positif yang menghubungkan dan melalui Teorema 2.2.2. Maka disebut turunan Radon-Nikodym dari terhadap dan ditulis
d . d
Teorema 2.2.4 (Radon-Nikodym) Misalkan dan merupakan dua probability measure yang ekivalen dan terdefinisi pada , . Maka terdapat sebuah peubah acak yang almost surely positif sedemikian sehingga E 1 dan A d untuk setiap A
A .
Teorema 2.2.5 (Teorema Girsanov) Misalkan W t merupakan Brownian motion pada ruang probabilitas , , P ,
t merupakan filtrasi untuk 0 t T , dan merupakan t adapted process untuk 0 t T . Definisikan, t t 1 Z t exp u dW u 2 u du , 20 0
t
W t W t u du. 0
Asumsikan bahwa T
E 2 u Z 2 u du 0
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
15
dan tetapkan Z Z T . Maka EZ 1 dan dalam probability measure proses P ,
W t , 0 t T adalah Brownian motion.
2.3
Brownian Motion Model RB diberikan sebagai berikut, dr t r t dt r t dW t
(Yolcu, 2005). Berdasarkan bentuk model RB, terlihat bahwa model RB tersebut terkait dengan Brownian motion, W t . Berikut ini akan dibahas teori-teori pembentukan Brownian motion (Shreve, 2004). 2.3.1 Symmetric Random Walk Pembentukan Brownian motion diawali dengan symmetric random walk. Misalkan 123 , merupakan barisan tak hingga pelemparan koin, dengan
n adalah kejadian pelemparan ke-n, dan 1, Xj 1,
jika j Head , jika j Tail ,
definisikan M 0 0 , maka k
M k X j , k 1, 2, . j 1
Proses M k , k 1, 2, disebut symmetric random walk. Increment dari random walk independen yang berarti bahwa jika dipilih bilangan bulat nonnegatif ki ; i 0,1,, m , dengan 0 k0 k1 km , maka peubah acak-peubah acak berikut independen,
M k1 M k1 M k0 , M k2 M k1 , , M km M km1 .
Setiap peubah acak,
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
16
ki 1
M ki1 M ki
j ki 1
X j,
disebut increment dari random walk. Setiap increment M ki1 M ki mempunyai ekspektasi nol dan variansi ki 1 ki . 2.3.2 Scaled Symmetric Random Walk Untuk mengaproksimasi sebuah Brownian motion, dengan n bilangan bulat positif didefinisikan scaled symmetric random walk, W n t
1 M nt , n
dengan nt bilangan bulat. Sama halnya seperti random walk, scaled random walk juga memiliki increment yang independen. Jika 0 t0 t1 tm sehingga setiap nt j merupakan bilangan bulat, maka
W t W t , W t W t , , W t n
1
n
0
n
2
n
1
n
m
W n tm 1
independen. Jika 0 s t sedemikian sehingga ns dan nt bilangan bulat, maka E W
n
t W n s 0,
Var W n t W n s t s.
Teorema 2.3.3 (Teorema Limit Central) Ditetapkan t 0 , maka untuk n , distribusi scaled random walk yang dievaluasi saat t akan konvergen ke distribusi normal dengan ekspektasi nol dan variansi t. Selanjutnya, berdasarkan teori-teori di atas, maka Brownian motion diperoleh dengan mengambil nilai limit dari scaled random walk W n t untuk n .
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
17
Definisi 2.3.4 (Brownian motion) Misalkan , , P merupakan ruang probabilitas. Untuk setiap , misalkan terdapat sebuah fungsi kontinu W t dengan t 0 yang memenuhi W 0 0 dan bergantung pada . Maka W t , t 0 , merupakan Brownian motion jika untuk semua 0 t0 t1 tm increment, W t1 W t1 W t0 , W t2 W t1 , ,W t m W t m 1
independent dan setiap increment berdistribusi normal dengan E W ti 1 W ti 0, Var W ti 1 W ti ti 1 ti .
Definisi 2.3.5 (Filtrasi Brownian motion) Misalkan
, , P
ruang probabilitas yang didefinisikan pada Brownian
motion W t , t 0 . Filtrasi untuk Brownian motion adalah koleksi aljabar t , t 0 yang memenuhi:
i.
(Information accumulates). Untuk 0 s t , setiap himpunan pada s juga terdapat pada t . Dengan kata lain, setidaknya ada
banyak informasi yang tersedia pada saat t dengan diketahui waktu sebelumnya s . ii.
(Adaptivity). Untuk setiap t 0 , Brownian motion W t saat
t
merupakan t measurable. Dengan kata lain, informasi yang tersedia pada waktu t cukup untuk mengevaluasi Brownian motion W t pada waktu itu.
iii.
(Independence of future increment). Untuk 0 t u , increment W u W t independen terhadap t . Dengan kata lain, setiap
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
18
increment Brownian motion setelah waktu t independen dari informasi yang tersedia pada waktu t. Misalkan t , t 0 merupakan proses stokastik. Maka dikatakan bahwa t adapted pada filtrasi t jika untuk setiap t 0 , peubah acak t merupakan t measurable.
2.4 Formula Ito-Doeblin
Formula Ito-Doeblin ini digunakan dalam menentukan solusi model RB pada Bab 3. Sebelum dibahas mengenai formula Ito-Doeblin, berikut diberikan teorema-teorema yang digunakan dalam pembentukan formula Ito-Doeblin, (Shreve, 2004). Teorema 2.4.1 Misalkan T adalah suatu konstanta positif dan t ,0 t T , merupakan suatu proses
stokastik
yang
adapted
dan
memenuhi
E
dt . T
2 t
0
Maka
t
It u dWu memiliki sifat: 0
a) Kekontinuan, yaitu sebagai fungsi dari limit atas terhadap integrasi t, lintasan It kontinu.
b) Adapted, yaitu untuk setiap t, I t merupakan t measurable. c) Linier,
yaitu
jika
t
It u dWu 0
dan
t
J t u dWu 0
maka
t
It J t u u dWu . Lebih jauh lagi, untuk setiap konstanta c berlaku 0
t
cIt cu dWu . 0
d) Martingale, yaitu I t memenuhi martingale.
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
19
e) Ito isometri, yaitu E I t2 E
du . t
2 u
0
t
f) Variasi kuadratik tidak nol, yaitu I , I t u2 du . 0
Definisi 2.4.2 Misalkan Wt , t 0, adalah suatu Brownian motion dan misalkan t , t 0, adalah suatu filrasi yang bersesuaian. Proses Ito adalah suatu proses stokastik yang berbentuk t
t
0
0
X t X 0 u dWu u du, di mana X 0 tidak acak (non-random) dan u serta u merupakan proses stokastik yang adapted. t
Proses Ito memiliki variasi kuadratik X , X t u2 du . Proses Ito dapat 0
dituliskan pula ke dalam notasi diferensial dX t t dWt t dt . Proses Ito dalam notasi diferensial ini dikenal dengan Persamaan Diferensial Stokastik (PDS) Ito yang akan dijelaskan lebih lanjut pada Subbab 2.5. Selanjutnya, diberikan definisi integral terhadap suatu proses Ito sebagai berikut (Shreve, 2004): Definisi 2.4.3 Misalkan X t , t 0, adalah suatu proses Ito pada Definisi 2.4.2, dan misalkan pula
t , t 0, adalah suatu proses yang adapted. Maka dapat didefinisikan integral terhadap suatu proses Ito berikut ini
t
0
t
t
0
0
u dX u u u dWu uu du.
Selajutnya, dapat diperoleh formula Ito-Doeblin sebagai berikut (Shreve, 2004):
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
20
Teorema 2.4.4 Misalkan X t , t 0, adalah suatu proses Ito pada Definisi 2.4.3, dan misalkan
f t , x adalah suatu fungsi dengan turunan parsial
ft t , x , f x t , x , dan
f xx t , x terdefinisi serta kontinu. Maka, untuk setiap T 0 berlaku T
T
0
0
f T , X T f 0 0, X 0 f t t , X t dt f x t , X t dX t
1 f xx t , X t d X , X t , 2 0 T
T
T
0
0
f 0 0, X 0 f t t , X t dt f x t , X t t dWt
T
0
2.5
1 T f x t , X t t dWt f xx t , X t t2 dt. 2 0
Stabilitas Persamaan Diferensial Stokastik Ito
Pada Tesis ini model Rendleman-Bartter
(RB) dinyatakan dalam
persamaan diferensial stokastik (PDS). Model ini termasuk ke dalam kategori PDS Ito yang memiliki bentuk umum sebagai berikut:
dX t f t , X t dt g t , X t dW t . Selanjutnya, akan diberikan definisi stabilitas dari suatu PDS. Misalkan diberikan masalah nilai awal stokastik berikut ini (Kloeden, 1992):
dX t f t , X t dt g t , X t dW t , untuk 0 t T ,
X 0 x0 , dengan f t ,0 g t ,0 0, maka X t 0 merupakan solusi stasioner dari masalah nilai awal stokastik tersebut.
Terdapat beberapa cara dalam
mendefinisikan stabilitas stokastik solusi stasioner sebuah PDS. Akan tetapi, dalam tesis ini hanya akan dibahas dua jenis stabilitas, yaitu stabilitas stokastik Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
21
asimtotik dan stabilitas mean-square. Selanjutnya, asumsikan bahwa X 0 0 , maka stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square masing-masing didefinisikan sebagai berikut (Allen, 2007): Definisi 2.5.1 Jika lim X t 0 dengan probabilitas 1, maka X t 0 stabil secara stokastik t
asimtotik. Definisi 2.5.2
Jika lim E X t t
2
0 , maka X t 0 stabil secara mean-square.
2.6 Estimasi Parameter
2.6.1 Metode Maximum Likelihood Model RB mengandung parameter yang tidak diketahui nilainya, sehingga dalam implementasi model diperlukan penaksiran parameter. Dalam penaksiran parameter diperlukan suatu metode penaksiran. Metode penaksiran parameter yang digunakan pada Bab 3 adalah metode Maximum Likelihood Estimation. Berikut akan dibahas teori mengenai penaksiran parameter model. Misalkan X X 1 , X 2 , , X n
T
vektor random dengan PDF f x; ,
p dan suatu vektor dari p-parameter yang tidak diketahui nilainya.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam metode Maximum Likelihood Estimation.
Pertama,
tentukan
joint
pdf
dari
X1 , X 2 ,, X n ,
yaitu
f x1, x2 ,, xn ; . Oleh karena X adalah vektor random dari X1 , X 2 ,, X n maka f x1 , x2 ,, xn ; f x; .
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
22
Selanjutnya, tentukan fungsi likelihood yang didefinisikan sebagai joint pdf dari X1 , X 2 ,, X n . Fungsi likelihood ini dapat dianggap sebagai fungsi dari Misalkan fungsi likelihood L ; x1 , x2 ,, xn L ; x , maka (Casella, 1992)
L ; x f x; . Selanjutnya akan dilakukan penaksiran terhadap . Dalam metode Maximum Likelihood Estimation diperoleh dengan menentukan nilai
,
dinotasikan dengan ˆ , yang memaksimumkan fungsi likelihood. Maka ˆ ini disebut taksiran Maximum Likelihood dari . Menentukan nilai yang memaksimumkan fungsi ln L ; x , dinotasikan dengan l ; x , akan memberikan hasil yang sama dengan menentukan nilai yang memaksimumkan L ; x . Dengan demikian, baik L ; x atau l ; x dapat digunakan untuk menentukan nilai ˆ . Nilai yang memaksimumkan l ; x dapat diperoleh dengan persamaan berikut
l ; x 0, j ln L ; x 0, j 1 L ; x 0; untuk j 1, 2, , p. L ; x j Terkadang nilai ˆ tidak dapat diselesaikan secara analitik, maka selanjutnya untuk memperoleh nilai ˆ digunakan metode numerik, yaitu metode Newton-Raphson.
2.6.2 Newton-Raphson Metode Newton-Raphson adalah salah satu metode numerik yang paling sering digunakan untuk mencari akar dari permasalahan f x 0 , (Burden,
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
23
2001). Salah satu penurunan metode Newton-Raphson secara iteratif adalah berikut ini:
x x , f x x x f x , f x x x . f x f x
0 f x m
m
m 1
m
m 1
m
m
m
m
m 1
m
m
Misalkan adalah vektor dari q -buah parameter yang tidak diketahui, yaitu 0 , 1 , , q , l adalah fungsi log-likelihood dari vektor , s T
adalah vektor turunan parsial pertama dari l dengan elemen
l 0 s0 l s1 1 , dan H s j l j , j 0,1, , q , yaitu s sq l q adalah matriks turunan parsial kedua dari l dengan elemen
H jk
H
2l ; j , k 0,1, , q. , maka k j
s s T 0 s0 0 s 1 0 s q 0
s s , 1 q s0 s0 2l 1 q 02 s1 s1 2l 1 q 0 1 sq sq 2l 1 q 0 q
2l 2l 1 0 q 0 2l 2l 12 q 1 , 2l 2l 1 q q2
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
24
H 00 H10 H q0
H 01 H11 H q1
H 0q H1q . H qq
Dengan menggunakan metode Newton-Raphson akan dicari taksiran dari yang merupakan penyelesaian dari s . Jika diberikan taksiran awal dari 0 , yaitu ˆ , maka dapat diperoleh pendekatan deret Taylor orde pertama dari
vektor s sekitar s sˆ 0 , yaitu: s s s 0 s s ˆ 0 ˆ0 0 1 ˆ1 0 0 ˆ 0 1 ˆ 0 q
s ˆ 0
s ˆ 0
s ˆ 0
s ˆ 0
s s s 0 0 1 ˆ 0 q ˆ 0 ˆ s0 s0 s0 1 q 0 s s s1 1 1 1 q 0 ˆ 0 s s sq q q 0 0 1 q ˆ
2l 2 0 2l 0 1 2l 0 q
2l 2l 1 0 q 0 2l 2l 12 q 1 2l 2l 1 q q2
H 00 H 01 H10 H11 H q 0 H q1
0 ˆ
q
0 ˆq ,
ˆ ˆ ,
0
0
1
1
0
0
q
ˆq 0
,
ˆ , 0
0 ˆ
H 0q H1q ˆ0 H qq ˆ 0
,
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
25
atau
ˆ .
s s ˆ 0 H ˆ 0
0
dengan
s ˆ 0 adalah vektor turunan parsial pertama dari l dengan elemen 0 s j l j dihitung pada ˆ .
s 0 H ˆ adalah matriks turunan parsial kedua dari l dengan T ˆ 0
2l elemen H jk dihitung pada ˆ 0 . k j Oleh karena ingin dicari penyelesaian dari s , maka dapat ditulis
H ˆ ˆ s ˆ .
0 s s ˆ 0 H ˆ 0 ˆ 0 , 0
0
0
Jika matriks H ˆ 0 nonsingular maka
H ˆ ˆ H ˆ s ˆ , ˆ H ˆ s ˆ , ˆ H ˆ s ˆ . H ˆ 0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
Nilai menjadi taksiran baru yang kemudian dinotasikan dengan ˆ , yaitu:
s ˆ .
ˆ 1 ˆ 0 H ˆ 0
1
0
Jika ˆ 1 ˆ 0 (misalkan ˆ (1) ˆ (0) 10 5 ) maka hentikan proses iterasi dan kemudian ambil ˆ 1 sebagai taksiran dari . Jika tidak dipenuhi, lanjutkan iterasi.
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
26
Jika diberikan ˆ 1 , maka dapat diperoleh pendekatan Deret Taylor orde pertama dari vektor s sekitar s sˆ 1 , yaitu:
ˆ ,
s s ˆ 1 H ˆ 1
1
dengan
s ˆ 1 adalah vektor turunan parsial pertama dari l dengan elemen 1 s j l j dihitung pada ˆ .
s H ˆ 1 adalah matriks turunan parsial kedua dari l dengan T ˆ 1
elemen H jk
2l dihitung pada ˆ 1 . k j
Dengan menyelesaikan 0 s s ˆ 1 H ˆ 1 ˆ 1 diperoleh
ˆ s ˆ .
H ˆ 1
1
1
Jika matriks H ˆ 1 nonsingular maka diperoleh
H ˆ H ˆ ˆ H ˆ s ˆ , ˆ H ˆ s ˆ , ˆ H ˆ s ˆ . 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Nilai menjadi taksiran baru yang dinotasikan dengan ˆ 2 , yaitu:
s ˆ .
2 1 1 ˆ ˆ H ˆ
1
1
Dengan mengulang langkah yang sama dapat diperoleh taksiran ˆ 3 , ˆ 4 , dan seterusnya. Secara umum dapat ditentukan taksiran dari pada iterasi ke- m 1 , yaitu ˆ m1 secara iteratif menggunakan formula: Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
27
s ˆ ; m 0,1, ,
m 1 m m ˆ ˆ H ˆ
1
m
dengan
m s ˆ adalah vektor turunan parsial pertama dari l dengan elemen
m s j l j dihitung pada ˆ .
H ˆ m adalah matriks turunan parsial kedua dari l dengan elemen
2l H jk dihitung pada ˆ m . k j Hentikan proses iterasi jika ˆ m 1 ˆ m (misalkan ˆ ( m 1) ˆ ( m ) 10 5 ), lalu ambil ˆ m1 sebagai taksiran dari .
Universitas Indonesia
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas model tingkat bunga, yaitu Rendleman-Bartter. Pada Subbab 3.1 dibahas mengenai solusi analitik model Rendleman-Bartter yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula Ito-Doeblin. Setelah diperoleh solusi analitik model Rendleman-Bartter, selanjutnya pada Subbab 3.2 akan dibahas mengenai stabilitas model Rendleman-Bartter. Stabilitas yang dibahas pada Tesis ini adalah stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square. Berdasarkan jenis stabilitas tersebut akan ditunjukkan daerah stabilitas model Rendleman-Bartter. Parameter model Rendleman-Bartter terkait dengan stabilitas model Rendleman-Bartter, sehingga untuk implementasi model diperlukan penaksiran parameter. Oleh karena itu, pada Subbab 3.3 akan dibahas mengenai penaksiran parameter model Rendleman-Bartter. Adapun metode yang digunakan untuk menaksir parameter adalah Maximum Likelihood Estimation dan dilanjutkan dengan metode numerik, yaitu metode Newton-Raphson.
3.1 Model Rendleman-Bartter
Ada dua pendekatan dalam memodelkan suatu model tingkat bunga, salah satunya adalah pendekatan ekuilibrium (Longstaff, 1992). Model ekuilibrium ini terkait dengan asumsi-asumsi ekonomi seperti perilaku permintaan, penawaran, dan harga barang di pasar. Selain itu, model ekuilibrium juga memperhatikan asumsi mengenai perilaku stokastik dari satu atau lebih variabel atau faktor dalam ekonomi, serta memperhatikan asumsi mengenai preferensi investor terhadap aset yang dipilih (Longstaff, 1992). Asumsi-asumsi model ekuilibrium ini digunakan untuk memodelkan model tingkat bunga. Berdasarkan jenisnya, ada dua jenis 28 Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
29
model ekuilibrium, yaitu model ekuilibrium satu faktor dan model ekuilibrium dua faktor (Hull, 2003). Pada Tesis ini hanya akan dibahas mengenai model ekuilibrium satu faktor, yaitu model Rendleman-Bartter. Model ekuilibrium satu faktor ini hanya mempunyai satu sumber ketidakpastian, yaitu r(t). Model
Rendleman-Bartter
yang
diasumsikan
dalam
risk-neutral
probability measure P didefinisikan sebagai berikut,
dr t r t dt r t dW t
(3.1.1)
dengan:
r t : tingkat bunga pada waktu t,
: parameter ekspektasi laju pengembalian (expected return) yang merupakan bilangan real,
: parameter standar deviasi yang menunjukkan volatilitas tingkat bunga yang merupakan konstanta positif, dan
W t : Brownian motion dalam risk-neutral probability measure P .
Selanjutnya, penulisan model Rendleman-Bartter akan disingkat menjadi model RB. Model RB ini telah dibahas pada Tesis (Mulyani, 2010). Namun berbeda dengan Tesis (Mulyani, 2010), Tesis ini membahas mengenai stabilitas model RB dan penaksiran parameter model RB dengan perubahan ukuran. Berikut akan dibahas mengenai solusi analitik model RB. Pembahasan ini diperlukan untuk melengkapi pembuktian dalam menentukan solusi analitik model RB. Asumsikan solusi analitik model RB unik dan ada untuk setiap T 0 pada interval 0,T , (Yolcu, 2005). Misalkan bahwa f t , r t ln r ,
maka
berdasarkan formula Ito-Doeblin (Teorema 2.4.4) diperoleh,
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
30
t
t
f t , r t f 0, r 0 f u u , r u du f u u , r u u dW u 0
0
t
f r u, r u u dt 0
f 0, r 0 0 r u t
0
t
1 f rr u, r u 2 u du 2 0 1 dW u r u
t 1 1 1 r u 2 r 2 u 2 du 0 r u 2 r u t t 1 f 0, r 0 2 du dW u 0 0 2 N 1 t 1 t f 0, r 0 2 du lim W t j 1 W t j ; t j j t , t 0 2 N t 0 j 0
N 1 t 1 f 0, r 0 2 du lim W t j 1 W t j 0 N 2 j 0 t 1 f 0, r 0 2 du W t N W t0 0 2 t 1 f 0, r 0 2 du W t W 0 0 2 1 f 0, r 0 2 t W t 2
sehingga, 1 f t , r t f 0, r 0 2 t W t , 2 1 ln r t ln r 0 2 t W t , 2 r t 1 ln 2 t W t , r 0 2 r t 1 exp 2 t W t , r 0 2 1 r t r 0 exp 2 t W t . 2
(3.1.2) Dengan
demikian,
solusi
analitik
model
RB
(3.1.1)
adalah
1 r t r0 exp 2 t W t . Berdasarkan Definisi 2.1.12 (Distribusi 2 lognormal), jika X berdistribusi normal dengan ekspektasi dan variansi 2 ,
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
31
maka V e X merupakan peubah acak berdistribusi lognormal. Solusi analitik 1 model RB, yaitu r t r0 exp 2 t W t dapat dibentuk menjadi 2 1 r t r0 exp 2 t W t W 0 2 dengan W t Brownian motion dan W 0 0 . Berdasarkan Definisi 2.3.4,
W t W 0 berdistribusi normal dengan ekspektasi nol dan variansi t, sehingga 1 solusi analitik (3.1.2) pada suku eksponensial, yaitu 2 t W t akan 2
berdistribusi normal dengan ekspektasi
1 2 t 2
dan variansi
2t.
Selanjutnya, karena solusi analitik (3.1.2) merupakan fungsi eksponensial dari 1 2 b t W t , maka berdasarkan Definisi 2.1.12, solusi analitik model 2
RB (3.1.2) memiliki distribusi lognormal dengan mean dan variansi bersyarat terhadap 0 sebagai berikut:
1 E r t 0 E r 0 exp 2 t W t 0 2
1 r 0 E exp 2 t W t W 0 0 , (karena W 0 0) 2 1 r 0 E exp 2 t exp W t W 0 0 2 1 r 0 exp 2 t E exp W t W 0 0 2
1 1 r 0 exp 2 t exp 2t , (Definisi 2.1.12) 2 2 1 1 r 0 exp t 2t 2t 2 2 r 0 exp t .
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
3.1.3
Universitas Indonesia
32
1 var r t 0 var r 0 exp 2 t W t 0 2 1 var r 0 exp 2 t W t W 0 0 , (karena W 0 0) 2
2 1 r 0 var exp 2 t W t W 0 0 2 2 1 r 0 var exp 2 t exp W t W 0 0 2
2 1 r 0 exp 2 2 t var exp W t W 0 0 2
r 0 exp 2 2 t exp 2t exp 2t 1 , (Definisi 2.1.12) 2
r 0 exp 2 t 2t 2t exp 2t 1 2
r 0 exp 2 t exp 2t 1 . 2
3.1.4
Oleh karena r t berdistribusi lognormal maka r t selalu positif untuk setiap t (Brigo, 2006). Distribusi solusi analitik ini nantinya akan dibandingkan dengan distribusi solusi analitik model RB pada ukuran aktual pada Subbab 3.3. Setelah diperoleh solusi analitik beserta distribusinya, maka subbab selanjutnya akan dibahas mengenai stabilitas model RB.
3.2 Stabilitas Model Rendleman-Bartter
Pada Subbab ini akan dibahas mengenai stabilitas model RB. Model RB dapat dinyatakan sebagai persamaan diferensial stokastik (PDS). Pada PDS, stabilitas merupakan sifat yang sangat penting untuk dibahas. Stabilitas dapat diartikan bahwa jika dilakukan sedikit gangguan pada nilai awal solusi atau parameter PDS, maka solusi dari PDS akan tetap stabil (Arnold, 1974). Jadi, dengan adanya stabilitas ini dapat diketahui kekonsistenan model PDS, dalam hal ini model RB.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
33
Ada beberapa jenis kriteria stabilitas yaitu stabilitas stokastik, stabilitas stokastik asimtotik, stabilitas mean, dan stabilitas mean-square. Namun Tesis ini hanya membahas kriteria stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square. Berdasarkan definisi 2.5.1 dan 2.5.2 akan ditentukan stabilitas model RB. Namun, sebelumnya diberikan persamaan differensial stokastik sebagai berikut: Pandang
dX t f t , X t dt g t , X t dW t untuk 0 t T , X 0 x0 . Selanjutnya,
dengan
mensubstitusikan
f X t aX t
dan
g X t bX t pada persamaan di atas diperoleh dX t aX t dt bX t dW t untuk 0 t T , X 0 x0 ,
(3.2.1)
dengan a, b C dan W t merupakan Brownian Motion pada waktu t . Sekarang, akan ditunjukkan stabilitas stokastik asimtotik dari X t . Namun sebelumnya, terlebih dahulu diberikan solusi analitik persamaan (3.2.1) berdasarkan (3.1.2) sebagai berikut: 1 X t X 0 exp a b 2 t bW t , 2 dengan a, b C.
Persamaan di atas dapat ditulis menjadi 1 X t X 0 exp at exp b 2t exp bW t . 2
(3.2.2)
Berdasarkan persamaan (3.2.2) diperoleh modulus X t berikut ini:
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
34
1 X t X 0 exp at exp b2t exp bW t 2 1 X 0 exp at exp b2t exp bW t . 2
(3.2.3)
Selanjutnya, misalkan bahwa a u vi dan b m ni , maka persamaan (3.2.3) dapat dinyatakan sebagai berikut 2 1 X t X 0 exp u vi t exp m ni t exp m ni W t 2
1 X 0 exp u vi t exp u vi t exp m 2 n 2 2mni t 2 exp m ni W t exp m ni W t 1 1 1 X 0 exp 2ut exp m 2 n 2 2mni t exp m 2 n 2 2mni t 2 2 2 1 exp 2mW t 2 1 1 X 0 exp ut exp 2 m 2 n 2 t exp mW t 2 2 1 X 0 exp ut exp m 2 n 2 t exp mW t 2 1 X 0 exp u m 2 n 2 t exp mW t . 2
(3.2.4)
dengan
1 1 1 a b2 u vi m ni m ni u vi m2 n2 mni 2 2 2 dan
1 1 Re a b2 u m2 n2 . 2 2 Sehingga persamaan (3.2.4 ) dapat ditulis sebagai berikut
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
35
1 X t X 0 exp mW t exp Re a b 2 t . 2
(3.2.5)
Persamaan (3.2.5) memiliki bentuk limit sebagai berikut, 1 lim X t lim X 0 exp mW t exp Re a b 2 t t t 2 1 X 0 lim exp mW t exp Re a b 2 t . t 2
(3.2.6)
Sekarang, akan ditunjukkan stabilitas stokastik asimtotik dari X t . Selanjutnya, dengan asumsi bahwa X 0 0 , akan dibuktikan bahwa X t 0 1 stabil secara stokastik asimtotik jika dan hanya jika Re a b 2 0 , (Higham, 2
2001). Pembuktian ini dilakukan melalui dua tahap sebagai berikut: 1 Tahap pertama, jika diketahui Re a b 2 0 , maka akan ditunjukkan 2
X t 0 stabil secara stokastik asimtotik. Berdasarkan Definisi 2.5.1, dengan asumsi bahwa X 0 0 , X t 0 stabil secara stokastik asimtotik, berarti bahwa
lim X t 0 dengan probabilitas 1. Jika diketahui Re a 1 b 2 0 , maka t
2
persamaan (3.2.6) menjadi
lim X t X 0 lim exp mW t 0 0 dengan probabilitas 1. t
t
Selanjutnya pada tahap kedua, jika diketahui X t 0 stabil secara 1 stokastik asimtotik, maka akan ditunjukkan Re a b 2 0 . Hal ini akan 2 1 dibuktikan dengan kontradiksi. Misalkan Re a b 2 0 , jika diketahui bahwa 2
X t 0 stabil secara stokastik asimtotik maka persamaan (3.2.6) yaitu,
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
36
1 lim X t X 0 lim exp mW t exp Re a b 2 t , t t 2
dengan X 0 0, menjadi
1 lim X t lim exp mW t exp Re a b 2 t 0. t t 2 Persamaan terakhir dapat dipenuhi jika lim exp mW t 0 atau t 1 lim exp Re a b 2 t 0 . Karena dimisalkan t 2 1 lim exp Re a b 2 t 0 t 2
lim exp mW t
sehingga
mW t . Tetapi, berdasarkan
1 Re a b 2 0 , maka 2
t
harus 0 atau
definisi 2.3.4, W t merupakan fungsi
kontinu sehingga mW t tidak menuju ke . Akibatnya lim exp mW t t tidak sama dengan nol. Hal ini kontradiksi dengan yang diketahui bahwa
lim X t 0 t
dengan probabilitas 1. Oleh karena itu, harus dipenuhi
1 Re a b 2 0 . 2
Dengan pembuktian dua tahap tersebut, telah terbukti bahwa solusi stasioner X t 0 stabil secara stokastik asimtotik jika dan hanya jika 1 Re a b 2 0. 2
(3.2.7)
Berikut ini akan ditunjukkan pula bahwa solusi stasioner X t 0 juga stabil secara mean-square. Berdasarkan persamaan (3.2.3) diperoleh bentuk modulus kuadrat sebagai berikut: 2
2
X t X 0 exp at
2
2
2 1 exp b2t exp bW t . 2
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
37
2
Misalkan a u vi dan b m ni , maka X t menjadi
X t X 0 exp u vi t 2
2
2
2
2 2 1 exp m ni t exp m ni W t 2 2
1 X 0 exp u vi t exp u vi t exp m 2 n 2 2mni t . 2 exp m ni W t exp m ni W t 2
2 1 X 0 exp 2ut exp m 2 n 2 2mni t 2 1 exp m 2 n 2 2mni t exp 2mW t 2 2 1 X 0 exp 2ut exp 2 m 2 n 2 t exp 2mW t 2 2 X 0 exp 2ut exp m 2 n 2 t exp 2mW t .
sehingga
E X t
2
E X 0
exp 2ut exp m 2 n 2 t exp 2mW t 2 2 2 X 0 exp 2ut exp m n t E exp 2mW t 2 2 1 X 0 exp 2ut exp m 2 n 2 t exp 2m t , (Definisi 2.1.12) 2 2 1 X 0 exp 2ut exp m 2 n 2 t exp 4m 2t 2 X 0
2
2
exp 2ut exp m
2
n t exp 2m t 2
2
X 0 exp 2ut exp 2m 2t m 2t n 2t 2
X 0 exp 2ut exp m 2t n 2t 2
X 0 exp 2ut exp m 2 n 2 t 2
exp 2u m
n t .
X 0 exp 2ut m n t 2
X 0
2
2
2
2
2
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
38
u Re a
karena
dan
m 2 n 2 m ni m ni b , maka 2
E X t
2
menjadi
E X t
2
X
2 0
exp 2 Re a b
2
t ,
dengan bentuk limit
lim E X t t
2
X 0
2
2 lim exp 2Re a b t . t
(3.2.8)
Selanjutnya, dengan asumsi bahwa X 0 0 , akan ditunjukkan bahwa
X t 0 stabil secara mean-square jika dan hanya jika 2 Re a b 0 , 2
(Higham, 2001). Pembuktian stabilitas mean-square dari X t (3.2.8) juga akan dilakukan melalui dua tahap sebagai berikut: Tahap pertama, jika diketahui X t 0 stabil secara mean-square, maka akan ditunjukkan 2 Re a b 0 . Berdasarkan definisi 2.5.2, dengan asumsi 2
bahwa
X 0 0 ,
lim E X t t
2
X t 0
stabil
mean-square berarti
secara
bahwa
0 . Dengan demikian persamaan (3.2.8) menjadi
lim E X t t
2
X 0
2
2 lim exp 2Re a b t 0. t
Oleh karena X 0 0 , maka persamaan di atas menjadi
lim exp 2 Re a b t
2
t 0.
Persamaan terakhir hanya dipenuhi jika 2 Re a b 0 . 2
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
39
Selanjutnya pada tahap kedua, jika diketahui 2 Re a b 0 , maka akan 2
ditunjukkan X t 0 stabil secara mean-square. Oleh karena 2 Re a b 0 , 2
maka persamaan (3.2.8) menjadi
lim E X t t
2
X 0
2
0 0.
Dengan pembuktian dua tahap di atas, solusi stasioner X t 0 juga stabil secara mean-square jika dan hanya jika dipenuhi 2 Re a b 0. 2
(3.2.9)
1 Kriteria stabilitas (3.2.7), yaitu Re a b 2 0 dan (3.2.9), yaitu 2
2 Re a b 0 merupakan kriteria stabilitas model PDS persamaan (3.2.3), 2
yaitu dX t aX t dt bX t dW t , dengan
a, b C . Kriteria ini dapat
diterapkan pada model RB (3.1.1), dr t r t dt r t dW t dengan
, , yang persamaannya ekivalen dengan model PDS persamaan (3.2.3), dX t aX t dt bX t dW t untuk a, b dan X t merupakan tingkat bunga. Berdasarkan (3.2.7), stabilitas stokastik asimtotik model RB (3.1.1) 1 memenuhi Re 2 0. Oleh karena dan 2 merupakan bilangan real 2
1 maka stabilitas stokastik asimtotik model RB (3.1.1) menjadi 2 0 atau 2
dapat ditulis menjadi
2 2 .
(3.2.10)
Sedangkan, berdasarkan (3.2.9) stabilitas mean-square model RB (3.1.1) memenuhi 2 Re 0. Karena dan 2 merupakan bilangan real maka 2
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
40
stabilitas mean-square model RB (3.1.1) menjadi 2 2 0 atau dapat ditulis menjadi
2 2
(3.2.11)
Stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square model RB di atas dapat diilustrasikan sebagai daerah stabilitas model RB sebagai berikut:
2
Gambar 3.2.a. Daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB terkait parameter dan
berada pada daerah dengan warna biru
2
Gambar 3.2.b. Daerah stabilitas mean-square model RB terkait parameter dan berada pada daerah dengan warna merah
Berdasarkan kedua gambar di atas, yaitu Gambar 3.2.a dan 3.2.b, terlihat bahwa daerah stabilitas mean-square model RB terletak di dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB, atau dengan kata lain solusi model RB yang stabil
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
41
secara mean-square juga akan stabil secara stokastik asimtotik tetapi tidak berlaku sebaliknya. Oleh karena stabilitas model RB terkait dengan parameter model RB, maka pada Subbab selanjutnya akan dibahas mengenai penaksiran parameter model RB.
3.3 Penaksiran Parameter Model Rendleman-Bartter
Pada Subbab sebelumnya, telah diperoleh kriteria stabilitas stokastik asimtotik dan mean-square model RB. Stabilitas model RB tersebut terkait dengan parameter model RB. Nilai parameter model RB ini pada kenyataannya tidak diketahui nilainya sehingga untuk implementasi model diperlukan penaksiran parameter. Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas mengenai penaksiran parameter pada model RB. Penaksiran parameter model RB membutuhkan data historis. Model RB yang terkait data historis ini berada pada ukuran aktual (actual measure). Sedangkan model RB berada pada ukuran risk-neutral (lihat persamaan 3.1.1). Oleh karena itu, distribusi model RB terkait data historis tidak sama dengan distribusi model RB pada persamaan (3.1.1) (Brigo, 2006; Shreve, 2005). Dengan demikian, sebelum dilakukan penaksiran parameter, maka terlebih dahulu dilakukan perubahan ukuran pada model RB dengan menggunakan Teorema Girsanov (Brigo, 2006; Shreve, 2005). Dengan Teorema Girsanov ini, maka terdapat keterkaitan antara model dalam ukuran risk-neutral dengan model dalam ukuran aktual, sehingga model dalam ukuran aktual dapat digunakan untuk menaksir parameter model. Telah diberikan pada Subbab 3.1, bahwa model RB dalam risk-neutral probability measure adalah,
dr t r t dt r t dW t .
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
(3.3.1)
Universitas Indonesia
42
Dengan menggunakan Teorema Girsanov (Teorema 2.2.5) dan memisalkan bahwa
u
, maka t
W t W t u du , 0 t
W t 0
du ,
3.3.2
atau dalam bentuk diferensial dapat dinyatakan sebagai
dW t dW t dt
(3.3.3)
sehingga, model RB dalam ukuran aktual dapat diperoleh sebagai berikut,
dr t r t dt r t dW t
r t dt r t dW t dt , (Persamaan 3.3.3), r t dt r t dW t r t dt r t dW t . Dengan demikian, model RB dalam actual probability measure P (ukuran aktual) adalah
dr t r t dW t ,
(3.3.4)
dengan:
r t : tingkat bunga pada waktu t,
: parameter standar deviasi yang menunjukkan volatilitas tingkat bunga yang merupakan konstanta positif, dan
W t : Brownian motion dalam actual probability measure P .
pada model RB dengan risk-neutral probability measure P sama dengan pada model RB dengan actual probability measure P.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
43
Model RB (3.3.4) memiliki bentuk solusi analitik sebagai berikut, 1 r t r 0 exp 2 t W t 2 1 r 0 exp 2 t W t t 2 1 r 0 exp 2 t W t t 2 1 r 0 exp 2 t W t . 2
3. 3. 5
Solusi analitik dalam ukuran aktual (3.3.5) berdistribusi lognormal dengan ekspektasi dan variansi bersyarat terhadap 0 sebagai berikut,
1 E r t 0 E r 0 exp 2 t W t 0 2
1 E r 0 exp 2 t W t W 0 0 , (karena W 0 0) 2 1 r 0 E exp 2 t W t W 0 0 2 1 r 0 E exp 2 t exp W t W 0 0 2 1 r 0 exp 2 t E exp W t W 0 0 2
1 1 r 0 exp 2 t exp 2t , (Definisi 2.1.12) 2 2 1 1 r 0 exp 2t 2t 2 2 r 0 exp 0 r 0.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
( 3.3.6)
Universitas Indonesia
44
1 Var r t 0 Var r 0 exp b 2 t bW t 0 2 1 Var r 0 exp b 2 t b W t W 0 0 , (karena W 0 0) 2
2 1 r 0 Var exp b 2 t b W t W 0 0 2 2 1 r 0 Var exp b 2 t exp b W t W 0 0 2
2 1 r 0 exp 2 b 2 t Var exp b W t W 0 0 2
r 0 exp b 2 t exp b 2t exp b 2t 1 , (Definisi 2.1.12) 2
r 0 exp b 2t b 2t exp b 2t 1 2
r 0 exp b 2t 1 . 2
(3.3.7)
Terlihat bahwa distribusi r t pada persamaan (3.1.2) berbeda dengan persamaan (3.3.5). Dengan demikian, jelas bahwa model yang berada pada riskneutral probability measure berbeda distribusinya dengan model dalam aktual probability measure P. Selain persamaan (3.3.5), model RB dalam ukuran aktual dapat dinyatakan dalam bentuk lain (Baxter, 2002), yaitu dengan menggunakan Teorema Girsanov (Teorema 2.2.5) dan memisalkan u
v , maka
t
W t W t u du 0 t
W t 0
v du,
3.3.8
atau dalam bentuk diferensial dapat dinyatakan sebagai
v dt , dW t dW t
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
(3.3.9)
Universitas Indonesia
45
sehingga model RB dalam ukuran aktual yang kedua dapat diperoleh sebagai berikut, dr t r t dt r t dW t v dt , (Persamaan 3.3.9) r t dt r t dW t r t dt r t dW t v r t dt r t dt r t dW t r t dt vr t dt vr t dt r t dW t .
Dengan demikian, model RB dalam actual probability measure P (ukuran aktual) yang kedua adalah
dr t vr t dt r t dW t
(3.3.10)
dengan:
r t : tingkat bunga pada waktu t, v
: parameter ekspektasi laju pengembalian (expected return) yang merupakan bilangan real,
: parameter standar deviasi yang menunjukkan volatilitas tingkat bunga yang merupakan konstanta positif, dan
W t : Brownian motion dalam actual probability measure P.
pada model RB dengan risk-neutral probability measure P sama dengan pada model RB dengan aktual probability measure P. Sedangkan, pada model RB dengan risk-neutral probability measure P berbeda dengan v pada model RB dengan aktual probability measure P. Model RB (3.3.10) memiliki bentuk solusi analitik sebagai berikut,
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
46
1 r t r0 exp 2 t W t 2 v t , (Persamaan 3.3.9) 1 r0 exp 2 t W t 2 1 r0 exp 2 t W t t vt 2 1 r0 exp v 2 t W t . 2
(3.3.11)
Solusi analitik yang berada pada ukuran aktual (3.3.11) berdistribusi lognormal dengan mean dan variansi bersyarat terhadap 0 sebagai berikut, 1 E r t 0 E r 0 exp v 2 t W t 0 2
1 r 0 E exp v 2 t W t W 0 0 , (karena W 0 0) 2 1 r 0 E exp v 2 t exp W t W 0 0 2
1 r 0 exp v 2 t E exp W t W 0 0 2
1 1 r 0 exp v 2 t exp 2t , (Definisi 2.1.12) 2 2 1 1 r 0 exp vt 2t 2t 2 2 r 0 exp vt .
( 3.3.12)
1 Var r t 0 Var r 0 exp v 2 t W t 0 2 1 2 Var r 0 exp v t W t W 0 0 , (karena W 0 0) 2
2 1 r 0 Var exp v 2 t W t W 0 0 2
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
47
2 1 r 0 Var exp v 2 t exp W t W 0 0 2 2 1 r 0 exp 2 v 2 t Var exp W t W 0 0 2
r 0 exp 2v 2 t exp 2t exp 2t 1 , (Definisi 2.1.12) 2
r 0 exp 2vt 2 t 2t exp 2t 1 2
r 0 exp 2vt exp 2t 1 . 2
(3.3.13)
Sama seperti persamaan (3.3.5), distribusi r t persamaan (3.3.11) juga berbeda dengan persamaan (3.3.1). Dengan demikian, jelas bahwa model yang berada pada ukuran risk-neutral berbeda distribusinya dengan model dalam ukuran
aktual.
Selanjutnya
model
RB
dalam
ukuran
aktual
yaitu
dr t r t dW t dan dr t vr t dt r t dW t yang akan digunakan dalam penaksiran parameter model RB. Berikut ini diberikan tabel perbandingan model RB dalam ukuran riskneutral dan model RB dalam ukuran aktual. Model Rendleman-Bartter Model dalam Ukuran Aktual
Model dalam Ukuran RiskNeutral
Model 1
Model 2
Model
Model
Model
dr t r t dt r t dW t
dr t r t dW t
dr t vr t dt r t dW t
Solusi Analitik
Solusi Analitik
Solusi Analitik
1 r t r0 exp 2 t W t 2
1 1 r t r0 exp 2 t W t r t r0 exp v 2 t W t 2 2
Distribusi Lognormal
E r t 0 r 0 exp t
Var r t 0 r 0 exp 2t 2
exp 2t 1
Distribusi Lognormal
Distribusi Lognormal
E r t 0 r 0 exp vt
E r t 0 r 0 Var r t 0 r 0 2
exp b 2t 1
Var r t 0 r 0 exp 2vt 2
exp 2t 1
Tabel 3.3.a. Perbandingan model RB dalam ukuran risk-neutral dengan dua model RB dalam ukuran aktual.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
48
Selanjutnya, untuk menaksir parameter model RB digunakan salah satu metode penaksiran parameter yaitu metode Maximum Likelihood Estimation. Metode ini menggunakan nilai observasi r 0 , r 1 , r 2 , , r N dari suatu proses stokastik r t , 0 t T . Berdasarkan Subbab (2.6.1), metode Maximum Likelihood Estimation memerlukan Probability Density Function (PDF) dari suatu peubah acak. PDF model RB yang diperlukan adalah PDF transisi yaitu PDF dari suatu proses stokastik. Oleh karena r t pada model RB
dalam ukuran aktual yaitu
dr t r t dW t pada persamaan (3.3.4) berdistribusi lognormal, maka PDF transisi lognormal dari r t adalah 2 1 2 ln r t ln r 0 t 2 1 f r t 0 ; exp . 2 2 t r t 2t
Dengan demikian,
3.3.14
joint pdf atau fungsi likelihood dapat dituliskan sebagai
berikut:
L ; r i 0 ; i 1, 2, , n f r 1 0 f r 2 0 f r n 0
r 1
2 1 2 ln r 1 ln r 0 t 2 1 exp 2 2 2 t 2 t
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
49
r 2
r n
2 1 2 ln r 2 ln r 0 t 2 1 exp 2 2 2 t 2 t
2 1 2 ln r n ln r 0 t 2 1 exp 2 2 2 t 2 t
n
i 1
r i
2 1 2 ln r i ln r 0 t 2 1 exp . 2 2 t 2 2 t (3.3.15)
Oleh karena ingin ditentukan taksiran parameter menggunakan Metode Maximum Likelihood Estimation, maka agar lebih mudah dalam hal perhitungannya akan digunakan fungsi log-likelihood sebagai berikut:
n
ln L ; r t 0 ; t 1, 2, , n ln i 1
n
ln i 1
r i
r i
2 1 2 ln r i ln r 0 t 2 1 exp 2 2 2 t 2 t
1 ln r i ln r 0 2 t 2 1 2 2 2 t 2 t
2
1 2 ln r i ln r 0 2 t n ln 2 2 t ln r i 2 2 t i 1
2
1 ln r i ln r 0 2 t n n n 1 2 ln 2 2 t 2 ln r i 2 2 t i 1 i 1 i 1
2
2
1 ln r i ln r 0 2 t n n n 2 . .ln 2 2 t ln r i 2 2 2 t i 1 i 1
(3.3.16)
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
50
Selanjutnya, fungsi log-likelihood (3.3.16) dimaksimumkan terhadap parameter
. Turunan pertama fungsi log-likelihood terhadap parameter dengan menggunakan perangkat lunak MAPLE diperoleh sebagai berikut, 2 n ln r i 2 2 ln r i ln r 0 ln L n n ln r 0 1 . nt i 1 3t 4 3t 3t
(3.3.17) Berdasarkan (3.3.17), terlihat bahwa taksiran parameter tidak dapat diselesaikan secara analitik. Oleh karena itu, taksiran dengan metode Maximum Likelihood Estimation kemudian diselesaikan secara numerik. Algoritma yang digunakan adalah metode Newton-Raphson, sehingga diperlukan turunan kedua fungsi log-likelihood terhadap parameter . Dengan menggunakan perangkat lunak MAPLE, turunan kedua fungsi log-likelihood terhadap parameter adalah 2 n 3 ln r i 2 6 ln r i ln r 0 2 ln L n 3n ln r 0 1 . 2 nt i 1 4 t 2 4 t 4 4 t
(3.3.18) Selanjutnya, nilai taksiran atau ˆ dapat diperoleh dengan bentuk iteratif pada Subbab 2.6.2 sebagai berikut:
ˆ
i 1
ln L i ˆ 2 , ln L 2
i 1, 2,3,....
( 3.3.19)
m Proses iterasi akan berhenti jika ˆ i1 ˆ (dengan ˆ ( m 1) ˆ ( m ) 10 3 ), lalu
ambil ˆ ( m1) sebagai taksiran dari . Setelah diperoleh nilai taksiran parameter , maka taksiran parameter ini dapat digunakan untuk model RB dalam ukuran risk-neutral (3.3.1). Hal ini karena parameter pada model RB dalam ukuran risk-neutral sama dengan parameter model RB dalam ukuran aktual (lihat persamaan 3.3.1 dan 3.3.4).
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
51
Sedangkan, model RB dalam ukuran aktual tidak mengandung parameter , sehingga parameter pada model RB dalam ukuran risk-neutral dapat ditentukan berdasarkan daerah stabilitas yang diperoleh pada Subbab 3.2 (Gambar 3.2.a dan 3.2.b). Cara yang sama juga dapat diterapkan untuk menentukan nilai taksiran parameter
pada
model
RB
dalam
ukuran
aktual
(3.3.10),
yaitu
dr t vr t dt r t dW t . PDF transisi r t pada persamaan (3.3.11) yang berdistribusi lognormal adalah
2 1 2 ln r t ln r 0 v b t 2 1 f r t 0 ; b exp ( 3.3.20) 2 . 2b t br t 2t Dengan demikian, joint pdf atau fungsi likelihood dapat dituliskan sebagai
berikut:
L v, ; r i 0 ; i 1, 2, , n f r 1 0 f r 2 0 f r n 0 , 2 1 2 ln r 1 ln r 0 v t 2 1 exp 2 2 t r 1 2 2 t 2 1 ln r 2 ln r 0 v 2 t 2 1 exp 2 2 2 t r 2 2 t
r n
2 1 ln r n ln r 0 v 2 t 2 1 exp 2 2 2 t 2 t
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
52
n
i 1
r i
2 1 2 ln r i ln r 0 v t 2 1 exp 2 . 2 t 2 2 t (3.3.21)
Oleh karena ingin ditentukan taksiran parameter dan v menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation, maka agar lebih mudah dalam hal perhitungannya akan digunakan fungsi log-likelihood sebagai berikut:
n
ln L v, ; r i 0 ; i 1, 2, , n ln i 1
n
ln i 1
r i
r i
2 1 2 ln r i ln r 0 v t 2 1 exp 2 2 t 2 2 t
1 ln r i ln r 0 2 t 2 1 2 2 2 t 2 t
2
1 2 ln r i ln r 0 v t n 2 2 ln 2 t ln r i 2 2 t i 1
2
1 ln r i ln r 0 v 2 t n n n 1 2 ln 2 2 t 2 ln r i 2 2b t i 1 i 1 i 1 2
1 ln r i ln r 0 v 2 t n n 2 n .ln 2 2 t ln r i . 2 2 2 t i 1 i 1
(3.3.22) Selanjutnya, fungsi log-likelihood
(3.3.22) dimaksimumkan terhadap
parameter dan v. Turunan pertama fungsi log-likelihood terhadap parameter dan v dengan menggunakan perangkat lunak MAPLE diperoleh sebagai berikut, n ln r0 1 ln L 1 n ln r 2 nvt nt 2i , 2 v 2 i 1
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
( 3.3.23)
Universitas Indonesia
2
53
2 n ln r 0 v nv 2 t 1 ln L n n ln r 0 n t 3 t 3 3 4 2 n ln r i 2 ln r i ln r 0 2 ln r i v . i 1 3 t 3 t 3 2
( 3.3.24)
Berdasarkan (3.3.23) dan (3.3.24) terlihat bahwa taksiran parameter dan v tidak dapat diselesaikan secara analitik. Oleh karena itu, taksiran dan v dengan metode Maksimum Likelihood Estimation kemudian diselesaikan secara numerik. Metode yang digunakan adalah metode Newton-Raphson, sehingga diperlukan turunan kedua fungsi log-likelihood terhadap parameter . Dengan menggunakan perangkat lunak MAPLE, turunan kedua fungsi log-likelihood terhadap parameter dan v adalah 2 ln L nt 2 2 v
(3.3.25)
2 ln L n 3n ln r02 6n ln r0 v 3nv 2 t 1 2 4 nt 2 t 4 4 4 2 n 3ln ri 6 ln ri ln r0 6 ln rv i 4 , 4 4 t i 1 t
(3.3.26)
Selanjutnya, taksiran v dan dapat diperoleh dengan bentuk iteratif pada Subbab 2.6.2 sebagai berikut:
.s ˆ ,
ˆ i 1 ˆ i H ˆ i
1
i
i 0,1, 2, 3,....
( 3.3.27)
dengan, v, , T
s ˆ i adalah vektor turunan parsial pertama dari lnL,
H ˆ i adalah matriks turunan parsial kedua dari lnL.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
54
m 1 m m1 Proses iterasi jika ˆ ˆ (dengan ˆ ( m 1) ˆ ( m ) 10 3 ), lalu ambil ˆ
sebagai taksiran dari . Setelah diperoleh taksiran parameter dan v, maka taksiran parameter dapat digunakan untuk Model RB dalam ukuran risk-neutral (3.3.1). Hal ini karena parameter pada model RB dengan ukuran risk-neutral sama dengan parameter model RB dengan ukuran aktual (lihat persamaan 3.3.1 dengan 3.3.10). Sedangkan, model RB dalam ukuran aktual tidak mengandung parameter
, sehingga parameter pada model RB dalam ukuran risk-neutral dapat ditentukan berdasarkan daerah stabilitas yang diperoleh pada Subbab 3.2 (Gambar 3.2.a dan 3.2.b).
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
BAB 4 IMPLEMENTASI
Bab ini membahas implementasi analisis stabilitas dan penaksiran parameter model Rendleman-Bartter (RB) menggunakan tingkat bunga bulanan dari zero-coupon bond dengan maturity time 5 tahun periode Januari tahun 1982 hingga Februari 2011 yang diunduh dari http://www.bankofengland.co.uk (Lampiran 1). Diberikan model RB dalam risk-neutral probability measure sebagai berikut:
dr t r t dt r t dW t
(4.1)
dengan:
r t : tingkat bunga pada waktu t,
: parameter ekspektasi laju pengembalian (expected return) yang merupakan bilangan real,
: parameter standar deviasi yang menunjukkan volatilitas tingkat bunga yang merupakan konstanta positif, dan
W t : Brownian motion dalam risk-neutral probability measure P .
Berikut ini akan diperlihatkan visualisasi stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square model RB berdasarkan kriteria stabilitas model RB yang dibahas pada Subbab 3.2.
Terkait dengan stabilitas stokastik asimtotik model RB, maka visualisasi yang akan diperlihatkan adalah stabilitas stokastik asimtotik model RB dengan nilai awal yang berbeda menggunakan suatu parameter model RB dengan
55 Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
56
1. Parameter model RB yang terletak di dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik (Gambar 3.2.a), 2. Parameter model RB yang terletak di dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik tetapi dekat dengan batas daerah stabilitas (Gambar 3.2.a), 3. Parameter model RB yang terletak di luar daerah stabilitas stokastik asimtotik (Gambar 3.2.a). Dengan mengambil parameter yang terletak di dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB (Gambar 3.2.a), yaitu 0.05 dan 0.02 untuk nilai awal yang berbeda diperoleh gambar 4.1 berikut. Source code dapat dilihat pada Lampiran 2.
Gambar 4.1 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik
Berdasarkan Gambar 4.1, untuk beberapa sebarang nilai awal model RB dengan parameter-parameter yang terletak di dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB, terlihat bahwa untuk waktu t yang semakin besar nilai absolut solusi model akan menuju nol. Hal ini sesuai dengan definisi stabilitas stokastik asimtotik, yaitu Definisi 2.5.1, dan pembahasan stabilitas stokastik asimtotik model RB pada Subbab 3.2 bahwa, lim X t 0 dengan probabilitas 1 t
( X t dalam hal ini merupakan tingkat bunga). Dengan mengambil parameter model RB yang terletak di dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik tetapi dekat dengan batas daerah stabilitas (Gambar
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
57
3.2.a), yaitu 0.01 dan 0.02 untuk beberapa nilai awal yang berbeda diperoleh gambar 4.2 berikut. Source code dapat dilihat pada Lampiran 3.
Gambar 4.2 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.01 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik
Berdasarkan Gambar 4.2, untuk beberapa sebarang nilai awal model RB dengan parameter-parameter yang terletak di dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik tetapi dekat dengan batas daerah stabilitas terlihat bahwa untuk waktu t yang semakin besar nilai absolut solusi model akan menuju nol. Namun, pergerakannya lebih lambat menuju nol jika dibandingkan dengan Gambar 4.1. Selanjutnya, dengan mengambil parameter yang terletak di luar daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB, yaitu 0.05 dan 0.02 untuk beberapa nilai awal yang berbeda diperoleh Gambar 4.3 berikut. Source code dapat dilihat pada Lampiran 4.
Gambar 4.3 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
58
Berdasarkan Gambar 4.3, untuk beberapa sebarang nilai awal model RB dengan parameter-parameter yang terletak di luar daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB, terlihat bahwa untuk waktu t yang semakin besar nilai absolut solusi model tidak menuju nol. Selanjutnya, akan diberikan visualisasi stabilitas stokastik asimtotik model RB untuk nilai parameter yang berbeda dengan nilai awal yang sama yaitu r0 14, 94%
diperoleh Gambar 4.4 berikut. Source code dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Gambar 4.4 Simulasi beberapa solusi model RB dengan r0 14, 94% dan beberapa nilai parameter yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik
Berdasarkan Gambar 4.4, terlihat bahwa solusi model RB dengan parameter-parameter yang terletak di dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB untuk waktu t yang semakin besar, nilai absolut solusi model akan menuju nol (lintasan warna merah dan ungu). Sedangkan, solusi model RB dengan parameter-parameter yang terletak di luar daerah stabilitas stokastik asimtotik model RB untuk waktu t yang semakin besar, nilai absolut solusi model tidak menuju nol (lintasan warna biru). Selanjutnya, terkait dengan stabilitas mean-square model RB akan diperlihatkan visualisasi stabilitas mean-square model RB dengan nilai awal yang berbeda menggunakan parameter model RB yang memenuhi: 1. Parameter model RB yang terletak di dalam daerah stabilitas mean-square (Gambar 3.2.b),
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
59
2. Parameter model RB yang terletak di dalam daerah stabilitas mean-square tetapi dekat dengan batas daerah stabilitas (Gambar 3.2.b), 3. Parameter model RB yang terletak di luar daerah stabilitas mean-square (Gambar 3.2.b). Setiap lintasan diperoleh berdasarkan rata-rata 100 simulasi. Dengan mengambil parameter yang terletak di dalam daerah stabilitas mean-square model RB yaitu
0.05 dan 0.02 untuk beberapa nilai awal yang berbeda
diperoleh Gambar 4.5 berikut. Source code dapat dilihat pada Lampiran 6.
Gambar 4.5 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana
0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square
Berdasarkan Gambar 4.5, untuk beberapa nilai awal model RB dengan parameter-parameter yang terletak di dalam daerah stabilitas mean-square model RB terlihat bahwa untuk waktu t yang semakin besar nilai ekspektasi absolut kuadrat solusi menuju nol. Hal ini sesuai dengan definisi stabilitas mean-square yaitu Definisi 2.5.2 dan pembahasan stabilitas mean-square model RB pada
Subbab 3.2, bahwa lim E X t t
2
0 , ( X t dalam hal ini merupakan tingkat
bunga).
Dengan mengambil parameter model RB yang terletak di dalam daerah stabilitas mean-square tetapi dekat dengan batas daerah stabilitas mean-square (Gambar 3.2.b) yaitu 0.01 dan 0.02 untuk beberapa nilai awal yang berbeda diperoleh Gambar 4.6 berikut. Source code dapat dilihat pada Lampiran 7.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
60
Gambar 4.6 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana
0.01 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square
Berdasarkan Gambar 4.6, untuk beberapa nilai awal model RB dengan parameter-parameter yang terletak di dalam daerah stabilitas mean-square model RB terlihat bahwa untuk waktu t yang semakin besar nilai ekspektasi absolut solusi kuadratnya menuju nol. Namun, pergerakannya lebih lambat menuju nol jika dibandingkan dengan Gambar 4.5. Selanjutnya, dengan mengambil parameter yang terletak di luar daerah stabilitas mean-square model RB yaitu 0.05 dan 0.02 untuk beberapa nilai awal yang berbeda diperoleh Gambar 4.7 berikut. Source code dapat dilihat pada Lampiran 8.
Gambar 4.7 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square
Sedangkan berdasarkan Gambar 4.7 terlihat bahwa untuk beberapa nilai awal model RB dengan parameter-parameter yang terletak di luar daerah stabilitas
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
61
mean-square model RB maka untuk waktu t yang semakin besar nilai ekspektasi absolut solusi kuadratnya tidak menuju nol. Seperti
halnya
stabilitas
stokastik
asimtotik,
divisualisasikan juga stabilitas mean-square model RB
berikut
ini
akan
untuk beberapa nilai
parameter yang berbeda. Source code dapat dilihat pada Lampiran 9.
Gambar 4.8 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dengan r0 14, 94% dan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square
Berdasarkan Gambar 4.8 terlihat bahwa solusi model RB dengan parameter-parameter yang terletak di dalam daerah stabilitas mean-square model RB untuk waktu t yang semakin besar, nilai ekspektasi absolut solusi kuadratnya akan menuju nol (lintasan warna merah dan ungu). Sedangkan, solusi model RB dengan parameter-parameter yang terletak di luar daerah stabilitas mean-square model RB, nilai ekspektasi absolut solusi kuadratnya tidak menuju nol (lintasan warna biru). Selanjutnya, parameter dan pada model RB tersebut akan ditaksir. Seperti telah dijelaskan pada Subbab 3.3, sebelum dilakukan penaksiran parameter dan pada model RB maka dilakukan perubahan ukuran terlebih dahulu. Hal
ini dikarenakan model RB yang terkait data historis ini berada pada ukuran aktual (actual measure), sedangkan model RB berada pada ukuran risk-neutral. Dengan demikian, distribusi model RB terkait data historis tidak sama dengan distribusi model RB. Dengan perubahan ukuran menggunakan Teorema Girsanov (2.2.5), maka terdapat keterkaitan antara model dalam ukuran risk-neutral dengan model
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
62
dalam ukuran aktual, sehingga model dalam ukuran aktual dapat digunakan untuk menaksir parameter model. Penaksiran
parameter
model
RB
dalam
ukuran
aktual
dengan
menggunakan data historis akan dilakukan dengan metode Maximum Likelihood Estimation dan dilanjutkan dengan metode numerik Newton-Raphson, seperti yang telah dijelaskan pada Subbab 3.3. Dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB (source code dapat dilihat pada Lampiran 10), diperoleh hasil taksiran parameter untuk model RB dalam ukuran aktual dr t r t dW t
(lihat
persamaan 3.3.4.), yaitu
ˆ 2.9768. Setelah diperoleh nilai taksiran parameter
(4.2)
, maka nilai taksiran parameter
dapat digunakan untuk model RB dalam ukuran risk-neutral (4.1). Hal ini karena parameter
pada model RB dalam ukuran risk-neutral sama dengan parameter
model RB dalam ukuran aktual (lihat persamaan 4.1 dengan 3.3.4). Sedangkan, model RB dalam ukuran aktual tidak mengandung parameter , maka nilai taksiran parameter pada model RB dalam ukuran risk-neutral dapat ditentukan berdasarkan daerah stabilitas yang diperoleh pada Subbab 3.2 (Gambar 3.2.a dan 3.2.b) sehingga memenuhi daerah stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square. Dalam hal ini dipilih ˆ 5. Dengan demikian, nilai taksiran parameter model RB dalam risk-neutral adalah sebagai berikut: ˆ 5 dan ˆ 2.9768
(4.3)
Selanjutnya, berdasarkan data historis dan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation serta dilanjutkan dengan metode numerik Newton-Raphson diperoleh hasil taksiran parameter model RB dalam ukuran aktual dr t vr t dt r t dW t (lihat persamaan 3.3.10), (source code dapat dilihat pada Lampiran 11), yaitu vˆ 8.6896 dan ˆ 1.5388.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
(4.4)
Universitas Indonesia
63
Sama halnya seperti model RB dalam ukuran aktual (3.3.4), parameter model RB dalam ukuran risk-neutral diperoleh berdasarkan daerah stabilitas model RB pada Gambar 3.2.a dan 3.2.b, dalam hal ini nilai yang dipilih adalah nilai taksiran parameter v seperti pada persamaan 4.4. Dengan demikian, nilai taksiran parameter model RB dalam risk-neutral adalah sebagai berikut: ˆ 8.6896 dan ˆ =1.5388
(4.5)
Berdasarkan persamaan 4.3, persamaan 4.5, Gambar 3.2.a, dan Gambar 3.2.b dapat disimpulkan bahwa hasil taksiran parameter model RB berdasarkan data yang diunduh dari http://www.bankofengland.co.uk terletak dalam daerah stabilitas stokastik asimtotik dan mean-square model RB.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN
Model Rendleman-Bartter (RB) memenuhi stabilitas stokastik asimtotik dan stabilitas mean-square dan dapat ditunjukkan melalui daerah stabilitas parameter model. Pada penaksiran parameter dilakukan perubahan ukuran (measure) menggunakan teorema Girsanov. Parameter model RB dapat diestimasi menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation dan dilanjutkan dengan metode numerik Newton-Raphson. Berdasarkan data tingkat bunga bulanan yang digunakan dapat diperoleh nilai taksiran parameter yang memenuhi stabilitas model RB.
64 Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Allen, E. (2007). Modeling with Ito Stochastic Differential Equations. Netherland: Springer. Anggono, S. (2004). Kajian Stabilitas pada Masalah dan Metode Numerik untuk Persamaan Diferensial Stokastik. Depok: Department of Mathematics, University of Indonesia. Arnold, L. (1974). Stochastic Differential Equations. New York: John Wiley & Sons. Baxter, Martin dan Andrew Rennie. (2002). Financial Calculus. Cambridge University Press. Bhattacharya, R. N. & Waymire, E. C. (1992). Stochastic Processes with Applications. Canada: John Wiley & Sons. Boes, D. C., Graybill, F. A., & Mood, A. M. (1974). Introduction to the Theory of Statistics. New York: McGraw-Hill. Brigo, D. & Mercurio, F. (2006). Interest Rate Model - Theory and Practice: With Smile, Inflation, and Credit. New York: Springer. Burden, Richard L., and J. Douglas Faires. (2001). Numaerical Analysis, seventh editions. USA: Brooks / Cole. Casella, G., McCulloch, C. E., & Searle, S. R. (1992). Variance Components. New York: John Wiley & Sons. Dokuchaev, N. (2007). Mathematical Finance Core Theory, Problems, and Statistical Algorithms. New York: Routledge. Handhika, T. & Murni. (2010). Kajian Stabilitas Model Tingkat Bunga Rendleman-Bartter. Science National Seminar Proceeding, Vol. 3, Mathematical Science, No. 1, pp. 382-390. 65 Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
66
Higham, D. J. (2001). An Algorithmic Introduction to Numerical Simulation of Stochastic Differential Equations. SIAM Review, Vol. 43, No. 3, pp. 525546. Hull, J.C. (2003). Options, Futures, and Other Derivatives, Prentice Hall, London. Karlin, S. & Taylor, H. M. (1998). An Introduction to Stochastic Modeling (Third Edition). California: Academic Press. Khalil, H. K. (1996). Nonlinear Systems. New Jersey: Prentice-Hall. Kloeden, P. E. & Platen, E. (1992). Numerical Solution of Stochastic Differential Equations. Heidelberg: Springer-Verlag. Kreyszig, E. (1999). Advanced Engineering Mathematics. New York: John Wiley & Sons. Longstaff, F. A. & Schwartz, E. S. (1992). Interest Rate Volatility and the Term Structure: A Two Factor General Equilibrium Model. JSTOR, Vol. 47, No. 4, pp. 1259-1282. Mikosch, T. (1998). Elementary Stochastic Calculus with Finance in View. Singapore: World Scientific. Mulyani, S. (2010), Implementasi Model Rendleman-Bartter dalam Pergerakan Tingkat Bunga, Depok: Departemen Matematika, Universitas Indonesia. Oksendal, B. (1998). Stochastic Differential Equations: An introduction with Applications. New York: Springer. Shreve, S. E. (2004). Stochastic Calculus for Finance II Continuous-Time Models. New York: Springer. Thygesen, U. H. (1997). A Survey of Lyapunov Techniques for Stochastic Differential
Equations.
IMM
Technical
Report
nr.
18.
http://www.imm.dtu.dk.
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
67
Yolcu, Y. (2005). One-Factor Interest Rate Models: Analytic Solutions and Approximations. Turkey: Department of Financial Mathematics, Middle East Technical University. Bank of England, “Yields”. http://www.bankofengland.co.uk/statistics/yieldcurve/index.htm
(8 Mar. 2011, pukul 21.47 WIB)
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Data tingkat bunga bulanan dari suatu zero coupon bond pada Bank of England periode Januari 1982 hingga Februari 2011. No.
Tanggal
r(t)% No.
1
31-Jan-82
14.94
2 3 4 5 6 7
28-Feb82 31-Mar82 30-Apr82 31-May82 30-Jun82 31-Jul-82
12
31-Aug82 30-Sep82 31-Oct82 30-Nov82 31-Dec82
13
31-Jan-83
8 9 10 11
18
28-Feb83 31-Mar83 30-Apr83 31-May83 30-Jun83
19
31-Jul-83
14 15 16 17
20 21 22 23
31-Aug83 30-Sep83 31-Oct83 30-Nov-
Tanggal
r(t)% No.
36
31-Dec84
11.06
71
14.13
37
31-Jan-85
11.36
72
12.63
38
11.48
73
31-Jan-88
13.04
39
11.29
74
12.66
40
11.08
75
12.5
41
11.03
76
11.47
42
28-Feb85 31-Mar85 30-Apr85 31-May85 30-Jun85
30-Nov87 31-Dec87
11.01
77
10.55
43
31-Jul-85
10.55
78
10.47
44
10.39
79
9.68
45
10.31
80
10.79
46
10.34
81
10.52
47
10.5
82
11.22
48
31-Aug85 30-Sep85 31-Oct85 30-Nov85 31-Dec85
10.84
83
10.87
49
31-Jan-86
11.19
84
10.9
50
10.19
85
10.76
51
9.01
86
10.78
52
8.43
87
10.82
53
8.69
88
11.45
54
8.98
89
11.52
55
9.31
90
10.87
56
9.14
91
10.73
57
10.94
92
10.64
58
10.84
93
28-Feb86 31-Mar86 30-Apr86 31-May86 30-Jun86 31-Jul-86 31-Aug86 30-Sep86 31-Oct-
Tanggal
29-Feb88 31-Mar88 30-Apr88 31-May88 30-Jun88 31-Jul-88 31-Aug88 30-Sep88 31-Oct88 30-Nov88 31-Dec88 31-Jan-89 28-Feb89 31-Mar89 30-Apr89 31-May89 30-Jun89 31-Jul-89 31-Aug89 30-Sep-
68
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
r(t)% No.
Tanggal 31-Oct90 30-Nov90 31-Dec90
r(t)%
8.82
106
9.14
107
9.03
108
9.04
109 31-Jan-91
8.8
110
8.96
111
9.02
112
9.56
113
9.67
114
10.15
115
9.85
116
9.64
117
10.41
118
10.24
119
9.82
120
10.12
121 31-Jan-92
10.16
122
10.27
123
10.55
124
10.51
125
9.93
126
10.09
127
31-Jul-92
9.39
10.68
128
31-Aug-
9.75
11.02 10.65 10.85 10.24
28-Feb91 31-Mar91 30-Apr91 31-May91 30-Jun91
10.13
31-Jul-91
10.09
31-Aug91 30-Sep91 31-Oct91 30-Nov91 31-Dec91 29-Feb92 31-Mar92 30-Apr92 31-May92 30-Jun92
Universitas Indonesia
10 10
10.21 10.39
9.85 9.53 9.61 9.84 9.82 9.46 9.29 9.96 9.21 8.96 9.13
69
24
83 31-Dec83
25
31-Jan-84
30
29-Feb84 31-Mar84 30-Apr84 31-May84 30-Jun84
31
31-Jul-84
26 27 28 29
32 33 34 35
No. 141 142 143 144
31-Aug84 30-Sep84 31-Oct84 30-Nov84
Tanggal 30-Sep93 31-Oct93 30-Nov93 31-Dec93
145 31-Jan-94 146 147 148 149 150 151 152 153 154
28-Feb94 31-Mar94 30-Apr94 31-May94 30-Jun94 31-Jul-94 31-Aug94 30-Sep94 31-Oct-
10.68
59
10.83
60
86 30-Nov86 31-Dec86
10.59
61
31-Jan-87
10.41
62
10.84
63
11.89
64
11.76
65
12.74
66
28-Feb87 31-Mar87 30-Apr87 31-May87 30-Jun87
11.62
67
31-Jul-87
11.41
68
11.19
69
10.67
70
r(t)% No.
31-Aug87 30-Sep87 31-Oct87
Tanggal 31-Aug96 30-Sep96 31-Oct96 30-Nov96 31-Dec96
6.59
176
6.4
177
6.25
178
5.78
179
5.87
180
6.55
181 31-Jan-97
7.37
182
7.74
183
8.34
184
8.55
185
8.45
186
28-Feb97 31-Mar97 30-Apr97 31-May97 30-Jun97
8.44
187
31-Jul-97
8.75
188
8.69
189
31-Aug97 30-Sep-
11
94
10.46
95
10.02
96
9.5
97
8.93
98
8.65
99
8.59
100
8.98
101
9.57
102
10.21
103
10.01
104
9.11
105
r(t)% No.
89 31-Oct89 30-Nov89 31-Dec89
10.52
129
10.88
130
10.57
131
11.2
132
11.73
133 31-Jan-93
12.39
134
12.93
135
11.84
136
11.44
137
11.5
138
11.57
139
31-Jul-93
6.85
11.7
140
31-Aug93
6.54
31-Jan-90 28-Feb90 31-Mar90 30-Apr90 31-May90 30-Jun90 31-Jul-90 31-Aug90 30-Sep90
Tanggal
92 30-Sep92 31-Oct92 30-Nov92 31-Dec92
r(t)% No.
31-Jul-02
6.15
248
6.02
249
5.96
250
6.04
251
6.29
252
6.01
253 31-Jan-03
5.86
254
5.7
255
5.7
256
5.59
257
31-Jul-00
5.64
258
31-Aug-
5.68
259
7.19
213
6.99
214
7.21
215
7.03
216
6.91
217 31-Jan-00
7.33
218
7.13
219
7.01
220
6.99
221
6.93
222
6.98
223
6.41
224
31-Aug99 30-Sep99 31-Oct99 30-Nov99 31-Dec99 29-Feb00 31-Mar00 30-Apr00 31-May00 30-Jun00
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
6.96 7.06 7.52 7.5 7.15
4.72
247
212
7.2
5.01
5.71
7.07
7.54
r(t)%
246
31-Jul-99
7.84
Tanggal
5.73
211
7.48
28-Feb93 31-Mar93 30-Apr93 31-May93 30-Jun93
30-Jun02
7.23
8.57
31-Aug02 30-Sep02 31-Oct02 30-Nov02 31-Dec02 28-Feb03 31-Mar03 30-Apr03 31-May03 30-Jun03 31-Jul-03
Universitas Indonesia
4.5 4.18 4.33 4.51 4.16 4.01 3.8 3.96 4.01 3.77 3.84 4.23
70
155 156
94 30-Nov94 31-Dec94
157 31-Jan-95
162
28-Feb95 31-Mar95 30-Apr95 31-May95 30-Jun95
163
31-Jul-95
158 159 160 161
164 165 166 167 168
31-Aug95 30-Sep95 31-Oct95 30-Nov95 31-Dec95
169 31-Jan-96 170 171 172 173 174 175
29-Feb96 31-Mar96 30-Apr96 31-May96 30-Jun96 31-Jul-96
97 31-Oct97 30-Nov97 31-Dec97
8.4
190
8.64
191
8.51
192
8.55
193 31-Jan-98
8.38
194
8.3
195
7.67
196
8.17
197
7.83
198
7.63
199
7.64
200
7.43
201
6.97
202
6.84
203
6.88
204
7.35
205 31-Jan-99
7.61
206
7.47
207
7.6
208
7.32
209
7.31
210
28-Feb98 31-Mar98 30-Apr98 31-May98 30-Jun98 31-Jul-98 31-Aug98 30-Sep98 31-Oct98 30-Nov98 31-Dec98 28-Feb99 31-Mar99 30-Apr99 31-May99 30-Jun99
00 30-Sep00 31-Oct00 30-Nov00 31-Dec00
6.55
225
6.65
226
6.4
227
6.13
228
6.21
229 31-Jan-01
6.04
230
5.91
231
5.82
232
6.16
233
6.05
234
5.53
235
5.04
236
4.97
237
4.72
238
4.37
239
4.2
240
4.65
241 31-Jan-02
4.58
242
4.81
243
5.07
244
5.4
245
28-Feb01 31-Mar01 30-Apr01 31-May01 30-Jun01 31-Jul-01 31-Aug01 30-Sep01 31-Oct01 30-Nov01 31-Dec01 28-Feb02 31-Mar02 30-Apr02 31-May02
31-Aug03 30-Sep03 31-Oct03 30-Nov03 31-Dec03
5.53
260
5.47
261
5.15
262
5.08
263
4.98
264
4.98
265 31-Jan-04
4.84
266
5.13
267
5.28
268
5.44
269
5.17
270
4.97
271
4.87
272
4.51
273
4.65
274
5.08
275
4.9
276
4.94
277 31-Jan-05
5.3
278
5.15
279
5.22
280
29-Feb04 31-Mar04 30-Apr04 31-May04 30-Jun04 31-Jul-04 31-Aug04 30-Sep04 31-Oct04 30-Nov04 31-Dec04 28-Feb05 31-Mar05 30-Apr05
4.46 4.34 4.93 4.91 4.61 4.73 4.6 4.62 4.85 5.12 5.04 5.1 4.86 4.74 4.63 4.47 4.43 4.48 4.68 4.61 4.44
No. 281 282 283
Tanggal 31-May05 30-Jun05 31-Jul-05
r(t)% No.
Tanggal
4.21
301 31-Jan-07
4.04
302
4.22
303
28-Feb07 31-Mar07
r(t)% No. 5.15
321
4.97
322
5.13
323
Tanggal 30-Sep08 31-Oct08 30-Nov08
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
r(t)% No. 4.21
341
3.97
342
3.37
343
Tanggal 31-May10 30-Jun10 31-Jul-10
Universitas Indonesia
r(t)% 2.41 2.21 2.228
71
284 285 286 287 288
31-Aug05 30-Sep05 31-Oct05 30-Nov05 31-Dec05
289 31-Jan-06 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300
28-Feb06 31-Mar06 30-Apr06 31-May06 30-Jun06 31-Jul-06 31-Aug06 30-Sep06 31-Oct06 30-Nov06 31-Dec06
4.06
304
4.19
305
4.29
306
30-Apr07 31-May07 30-Jun07
4.21
307
31-Jul-07
4.1
308
4.17
309
4.21
310
4.39
311
4.61
312
4.63
313 31-Jan-08
4.74
314
4.66
315
4.63
316
4.64
317
4.7
318
4.69
319
4.91
320
31-Dec08
5.19
324
5.45
325 31-Jan-09
5.63
326
5.35
327
5.12
328
4.98
329
4.94
330
28-Feb09 31-Mar09 30-Apr09 31-May09 30-Jun09
4.57
331
31-Jul-09
4.41
332
4.3
333
4.2
334
3.95
335
4.44
336
4.94
337 31-Jan-10
5.17
338
31-Jul-08
4.77
339
31-Aug08
4.41
340
31-Aug07 30-Sep07 31-Oct07 30-Nov07 31-Dec07 29-Feb08 31-Mar08 30-Apr08 31-May08 30-Jun08
31-Aug09 30-Sep09 31-Oct09 30-Nov09 31-Dec09 28-Feb10 31-Mar10 30-Apr10
31-Aug10 30-Sep10 31-Oct10 30-Nov10 31-Dec10
2.71
344
2.88
345
2.62
346
2.45
347
2.59
348
2.72
349 31-Jan-11
2.97
350
28-Feb11
1.758 1.813 1.878 2.031 2.314 2.586 2.651
3.08 2.69 2.68 2.77 2.66 2.98 2.94 2.78 2.79 2.75
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
72
Lampiran 2 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik
randn('state',100000) a = -0.05; b = 0.02; T = 29+1/12; N = 349; dt = T/N; t = [dt:dt:T]; M = 1; r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); % ambil data r (asumsi per bulan) r=r'/100; dW = sqrt(dt)*randn(1,N); W = cumsum(dW,2); r(5)=0.2; rtaksiran = zeros(5,N); for i = 1:1:5 rtaksiran(i,:) = r(i)*exp((a-0.5*b^2)*t+b*W); plot([0:dt:T],[r(i),rtaksiran(i,:)],'b-'), hold on xlabel ('t','FontSize',12), axis([0,T,1e-1/64,1e+1/4]) ylabel ('|r|','FontSize',12), axis([0,T,0,1/2]) end hold off
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
73
Lampiran 3 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.01 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik
randn('state',100000) a = -0.01; b = 0.02; T = 29+1/12; N = 349; dt = T/N; t = [dt:dt:T]; M = 1; r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); % ambil data r (asumsi per bulan) r=r'/100; dW = sqrt(dt)*randn(1,N); W = cumsum(dW,2); r(5)=0.2; rtaksiran = zeros(5,N); for i = 1:1:5 rtaksiran(i,:) = r(i)*exp((a-0.5*b^2)*t+b*W); plot([0:dt:T],[r(i),rtaksiran(i,:)],'b-'), hold on xlabel ('t','FontSize',12), axis([0,T,1e-1/64,1e+1/4]) ylabel ('|r|','FontSize',12), axis([0,T,0,1/2]) end hold off
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
74
Lampiran 4 Simulasi beberapa solusi model RB dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik
randn('state',100000) a = 0.05; b = 0.02; T = 29+1/12; N = 349; dt = T/N; t = [dt:dt:T]; M = 1; r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); % ambil data r (asumsi per bulan) r=r'/100; dW = sqrt(dt)*randn(1,N); W = cumsum(dW,2); r(5)=0.2; rtaksiran = zeros(5,N); for i = 1:1:5 rtaksiran(i,:) = r(i)*exp((a-0.5*b^2)*t+b*W); plot([0:dt:T],[r(i),rtaksiran(i,:)],'b-'), hold on xlabel ('t','FontSize',12), axis([0,T,1e-1/64,1e+1/4]) ylabel ('|r|','FontSize',12), axis([0,T,0,1/2]) end hold off
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
75
Lampiran 5 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dengan
r0 14, 94%
dan
beberapa nilai parameter yang berbeda untuk menguji kestabilan stokastik asimtotik randn('state',100) a = [-0.05 -0.01 0.05]; b = [0.02 0.02 0.02]; T = 29+1/12; N = 349; dt = T/N; t = [dt:dt:T]; dW = sqrt(dt)*randn(1,N); W = cumsum(dW,2); r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); % ambil data r (asumsi per bulan) r=r'/100; rtaksiran = zeros(3,N); for i = 1:1:3 rtaksiran(i,:) = abs(r(1))*exp((a(i)-0.5*b(i)^2)*t+b(i)*W); end plot([0:dt:T],[abs(r(1)),rtaksiran(1,:)],'r-'), hold on plot([0:dt:T],[abs(r(1)),rtaksiran(2,:)],'m-'), hold on plot([0:dt:T],[abs(r(1)),rtaksiran(3,:)],'b-'), hold on legend('miu = -0.05; sigma = 0.02','miu = -0.01; sigma = 0.02','miu = 0.05; sigma = 0.02',1) xlabel ('t','FontSize',12), axis([0,T,1e-1/64,1e+1/4]) ylabel ('|r|','FontSize',12), axis([0,T,0.08,0.25]) hold off
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
76
Lampiran 6 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square
randn('state',100) a = -0.05; b = 0.02; T = 29+1/12; N = 349; dt = T/N; t = [dt:dt:T]; M = 100; dW = sqrt(dt)*randn(M,N); W = cumsum(dW,2); r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); % ambil data r (asumsi per bulan) r=r'/100; r(5)=0.2; rtaksiran = zeros(5,N); for i = 1:1:5 rtaksiran(i,:) = mean(abs(r(i)*exp((a-0.5*b^2)*repmat(t,[M 1])+b*W)).^2); plot([0:dt:T],[((r(i))^2),rtaksiran(i,:)],'r-'), hold on xlabel ('t','FontSize',12), axis([0,T,1e-1/64,1e+1/4]) ylabel ('E|r|^2','FontSize',12), axis([0,T,0,1/20]) end hold off
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
77
Lampiran 7 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana 0.01 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square randn('state',100) a = -0.01; b = 0.02; T = 29+1/12; N = 349; dt = T/N; t = [dt:dt:T]; M = 100; dW = sqrt(dt)*randn(M,N); W = cumsum(dW,2); r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); % ambil data r (asumsi per bulan) r=r'/100; r(5)=0.2; rtaksiran = zeros(5,N); for i = 1:1:5 rtaksiran(i,:) = mean(abs(r(i)*exp((a-0.5*b^2)*repmat(t,[M 1])+b*W)).^2); plot([0:dt:T],[((r(i))^2),rtaksiran(i,:)],'r-'), hold on xlabel ('t','FontSize',12), axis([0,T,1e-1/64,1e+1/4]) ylabel ('E|r|^2','FontSize',12), axis([0,T,0,1/20]) end hold off
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
78
Lampiran 8 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dimana 0.05 dan 0.02 dengan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square randn('state',100) a = 0.05; b = 0.02; T = 29+1/12; N = 349; dt = T/N; t = [dt:dt:T]; M = 100; dW = sqrt(dt)*randn(M,N); W = cumsum(dW,2); r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); % ambil data r (asumsi per bulan) r=r'/100; r(5)=0.2; rtaksiran = zeros(5,N); for i = 1:1:5 rtaksiran(i,:) = mean(abs(r(i)*exp((a-0.5*b^2)*repmat(t,[M 1])+b*W)).^2); plot([0:dt:T],[((r(i))^2),rtaksiran(i,:)],'r-'), hold on xlabel ('t','FontSize',12), axis([0,T,1e-1/64,1e+1/4]) ylabel ('E|r|^2','FontSize',12), axis([0,T,0,1/20]) end hold off
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
79
Lampiran 9 Simulasi beberapa solusi model RB (100 simulasi) dengan r0 14, 94% dan beberapa nilai awal yang berbeda untuk menguji kestabilan mean-square
randn('state',100) a = [-0.05 -0.01 0.05]; b = [0.02 0.02 0.02]; T = 29+1/12; N = 349; dt = T/N; M = 100; t = [dt:dt:T]; dW = sqrt(dt)*randn(M,N); W = cumsum(dW,2); r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); % ambil data r (asumsi per bulan) r=r'/100; rtaksiran = zeros(3,N); for i = 1:1:3 rtaksiran(i,:) = mean(abs(r(1)*exp((a(i)0.5*b(i)^2)*repmat(t,[M 1])+b(i)*W)).^2); end plot([0:dt:T],[((r(1))^2),rtaksiran(1,:)],'r-'), hold on plot([0:dt:T],[((r(1))^2),rtaksiran(2,:)],'m-'), hold on plot([0:dt:T],[((r(1))^2),rtaksiran(3,:)],'b-'), hold on legend('miu = -0.05; sigma = 0.02','miu = -0.01; sigma = 0.02','miu = 0.05; sigma = 0.02',1) xlabel ('t','FontSize',12), axis([0,T,1e-1/64,1e+1/4]) ylabel ('E|r|^2','FontSize',12), axis([0,T,0,0.05]) hold off
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
80
Lampiran 10 Algoritma Newton-Raphson dalam menaksir parameter model Rendleman-Bartter terkait model aktual dr t r t dW t
syms beta; pmt=[0.07]; r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); r=r/100; N=size(r,1)-1; T=29+1/12; Dt=T/N; TOL=[10^(-3)]; err =[1]; U=0;V=0; for k=2:1:N+1 U = U+((((log(r(k)))^2)/((beta^3)*Dt)))+((2*(log(r(k))))/((beta^3)*Dt)); V = V+((3*((log(r(k)))^2))/((beta^4)*Dt))(((6*(log(r(k)))))/((beta^4)*Dt)); end S = -(N/beta)+(N/((beta^3)*Dt))-((N*beta*Dt)/4)-U; H = (N/(beta^2))-((3*N)/((beta^4)*Dt))-((N*Dt)/4)-V; while norm(err,inf)>=TOL nH = subs(H, {beta}, {pmt}); nS = subs(S, {beta}, {pmt});
end
par = pmt; pmt = par - ((nH)^(-1))*nS; err = abs(pmt-par);
pmt
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia
81
Lampiran 11 Algoritma Newton-Raphson dalam menaksir parameter model Rendleman-Bartter terkait model aktual dr t vr t dt r t dW t
pmt=[0.5; 0.07]; r=xlsread('data.xlsx', 'A1:A350'); r=r/100; N=size(r,1)-1; T=29+1/12; Dt=T/N; TOL=[10^(-3);10^(-3)]; err =[1; 1]; while norm(err,inf)>=TOL U = ((log(r(2:N+1)))/((pmt(2))^2)); V = ((((log(r(2:N+1))).^2)/((pmt(2)^3)*Dt)))+((2*(log(r(2:N+1)))*(log(r (1))))/((pmt(2)^3)*Dt))+((2*(log(r(2:N+1))*pmt(1)))/(pmt(2)^3)); W = ((3*((log(r(2:N+1))).^2))/((pmt(2)^4)*Dt))(((6*(log(r(2:N+1)))*(log(r(1)))))/((pmt(2)^4)*Dt))((6*(log(r(2:N+1)))*pmt(1))/(pmt(2)^4)); X = ((2*(log(r(2:N+1))))/(pmt(2)^3)); SU = cumsum(U); SV = cumsum(V); SW = cumsum(W); SX = cumsum(X); s1 = -(N*(log(r(1)))/(pmt(2)^2))((N*Dt*(pmt(1)))/(pmt(2)^2))+((1/2)*N*Dt)+SU(end); s2 = (N/pmt(2))+(N*((log(r(1)))^2)/((pmt(2)^3)*Dt))+((2*N*(log(r(1)))*p mt(1))/(pmt(2)^3))+((N*Dt*((pmt(1))^2))/(pmt(2)^3))((N*pmt(2)*Dt)/4)-SV(end); S = [s1; s2]; h11 = -((N*Dt)/(pmt(2)^2)); h12 = ((2*N*(log(r(1))))/(pmt(2)^3))+((2*N*Dt*pmt(1))/(pmt(2)^3))SX(end); h22 = (N/(pmt(2)^2))-((3*N*((log(r(1)))^2))/((pmt(2)^4)*Dt))((6*N*(log(r(1)))*pmt(1))/(pmt(2)^4))((3*N*Dt*(pmt(1)^2))/(pmt(2)^4))-((N*Dt)/4)-SW(end); H = [h11 h12; h12 h22]; par = pmt; pmt = par - ((1/((H(1,1)*H(2,2))-(H(1,2)*H(2,2))))*[H(2,2) H(1,2); -H(2,1) H(1,1)]*S); err = abs(pmt-par) pmt par pause; end
Analisis stabilitas..., Murni, FMIPAUI, 2011
Universitas Indonesia