Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI Nita Hari Susanti
[email protected]
Siti Rokhmi Fuadati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT This research is carried out to analyze and to test Total Assets Turnover, Net Profit Margin, and Return on Assets ratios able to predict earnings growth in the future at automotive companies which are listed in Indonesia Stock Exchange.The data has been obtained by using purposive sampling method with criteria: (1) automotive companies which go public; (2) companies which regularly issue financial statement from 2008 to 2012; (3) companies which their average profit increase every year. The population is automotive companies which are listed in Indonesia Stock Exchange during five years period from 2008 to 2012. The samples are 3 automotive companies. The multiple linear regressions is used in this research.Based on the result of analysis and hypothesis test it can be concluded as follow: (1) Total Assets Turnover, Net Profit Margin, and Return on Assets simultaneously have sigificant influence to the earnings growth; (2) Total Assets Turnover, Net Profit Margin, and Return on Assets partially have significant influence to the earnings growth; (3) Return on Assets has dominant influence to the earnings growth since it has the largest partial determination coefficient. Keywords:Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Return on Assets, and Earnings Growth ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan menguji rasio Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan Return on Assets mampu dalam memprediksi pertumbuhan laba masa yang akan datang pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia.Data diperoleh dengan metode purposive sampling dengan kriteria: (1) Perusahaan otomotif yang go public; (2) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara teratur pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012; (3) Perusahaan yang memiliki rata-rata laba yang meningkat di setiap tahunnya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode lima tahun yaitu tahun 2008-2012. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 perusahaan otomotif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan Return on Assets secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba; (2) Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan Return on Assets secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba; (3) Return on Assets mempunyai pengaruh dominan terhadap pertumbuhan laba karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsial paling besar. Kata Kunci: Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan Return on Assets dan pertumbuhan laba.
PENDAHULUAN Tujuan utama perusahaan adalah mencari dan meningkatkan laba perusahaan. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk mencapai laba semaksimal mungkin agar tujuan perusahaan dapat mencapai target yang diinginkan. Perusahaan harus dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan agar dapat terus berkembang. Hal ini mendorong perusahaan agar dapat melakukan pengelolaan kinerja yang efektif dan efisien sehingga mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
2
Untuk dapat menilai kondisi ekonomi suatu perusahaan maka dibutuhkan suatu informasi berupa informasi laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Prastowo dan Juliaty, 2005:5). Fokus utama laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba di masa depan. Laba sebagai suatu pengukuran kinerja perusahaan mereflesikan terjadinya proses peningkatan atau penurunan modal dari berbagai sumber transaksi. Laba perusahaan di harapkan mengalami kenaikan di setiap periodenya. Untuk memprediksi pertumbuhan laba dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan melalui rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis dan pihak pemerintah dalam mengevaluasi keadaaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang. Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor pertumbuhan laba di masa yang akan datang, ini merupakan informasi yang cukup berguna bagai pemakai laporan keuangan yang secara riil, maupun potensial berkepentingan dengan suatu perusahaan. Peningkatan atau penurunan laba akan berdampak pada rasio-rasio yang lain yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Keempat rasio tersebut akan sangat berguna bagi pihak manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya atau kegiatan perusahaan, terutama dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah ada pengaruh signifikan secara simultan diantara Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Assets (ROA) dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif di masa yang akan datang ?; (2) Apakah ada pengaruh signifikan secara parsial diantara Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin(NPM), dan Return on Assets (ROA) dalam memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif di masa yang akan datang ?; (3) Manakah di antara Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Assets (ROA) yang berpengaruh dominan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif di masa yang akan datang ? Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui apakah Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Assets (ROA) secara simultan dapat mempengaruhi pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif di masa yang akan datang; (2) Untuk mengetahui apakah Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Assets (ROA) secara parsial dapat mempengaruhi pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif di masa yang akan datang; (3) Untuk mengetahui manakah diantara Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Assets (ROA) yang berpengaruh dominan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif di masa yang akan datang. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara tepat dalam satu anuang. Dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan, penggolongan,
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
3
dan peringkasan transaksi dan peristiwa yang setidaknya sebagian bersifat finansial dalam cara tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil-hasilnya (Jumigan, 2009:4). Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi hasil keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah manajer, pemilik, kreditur, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum (Djarwanto, 2004:1). Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Hanafi dan Halim (2007:30) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah: (a) menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional; (b) menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas bagi pihak eksternal; (c) menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas perusahaan; (d) menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya tersebut; (e) menyediakan informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya; (f) menyediakan informasi mengenai aliran kas perusahaan. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat (Harahap, 2007:190). Analisa laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan dituntut mempunyai pengertian yang cukup tentang unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan (Prastowo dan Juliaty, 2005:9). Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2005:15), analisa laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut: (a) Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; (b) Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan dimasa yang akan datang; (c) Sebagai proses diagnosis terhadap masalahmasalah manajemen, operasi atau masalah lainnya; (d) Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.Kegunaan analisa laporan keuangan sebagai berikut: (a) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat pada laporan keuangan; (b) Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari suatu laporan keuangan; (c) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan; (d) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan; (e) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
4
laporan, seperti prediksi dan peningkatan (rating); (f) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan terutama bertujuan untuk mendapat gambaran baik buruknya keadaaan keuangan suatu perusahaan pada saat di analisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut manajemen akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan. Informasi tersebut dapat membantu manajer dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan dan membuat keputusan-keputusan penting di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai manajemen perusahaan dimasa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perusahaan ke depan. Salah satu cara memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan (Sudana, 2011:20). Manfaat Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2007:299) kegunaan atau manfaat analisis rasio keuangan antara lain: (a) Bagi para banker berguna untuk mempertimbangkan pemberian kredit jangka pendek maupun jangka panjang kepada perusahaan; (b) Bagi para kreditur jangka panjang lebih tertarik pada kemampuan memperoleh laba dan tingkat efisiensi operasional; (c) Bagi para penanam modal lebih tertarik pada kemampuan laba jangka panjang dan tingkat efisiensi perusahaan. Macam-macam Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan. Salah satu cara memperoleh informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan (Sudana, 2011:21). Jenis-jenis rasio keuangan, yaitu: (1) Rasio likuiditas, adalah rasio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi jangka pendek). Jenis-jenis rasio likuiditas: (a) Current Ratio; (b) Quick Ratio. (2) Rasio solvabilitas, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Jenis-jenis rasio solvabilitas: (a) Debt to Total Assets; (b) Debt to Equity Ratio. (3) Rasio profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di dalamnya. Jenis-jenis rasio profitabilitas: (a) Return on Equity; (b) Net Profit Margin; (c) Return on Assets.(4) Rasio aktivitas, adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya dengan baik dalam kegiatan penjualannya, pembelian, dan kegiatan lainnya. Jenis-jenis rasio aktivitas: Total Assets Turnover. Pertumbuhan Laba Menurut Baridwan (2004:29) laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengidentifikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
5
pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba dapat didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Salah satu manfaat laba adalah untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan tahun yang akan datang ( Will et al, 2005:29). Tujuan Pelaporan Laba Tujuan utama pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang paling berkepentingan dalam laporan keuangan yang secara spesifik mencakup: (a) Penggunaan laba sebagai pengukur efisiensi manajemen; (b) Penggunaan angka historis untuk membantu meramalkan masa depan dari perusahaan atau pembagian deviden masa depan; (c) Penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman pengambilan keputusan manajerial masa depan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (a) Besarnya perusahaan, yang berarti semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi; (b) Umur perusahaan, yang berarti perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masi rendah; (c) Tingkat leverage, yang berarti bila perusahaan memiliki tingkat hutang
yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba; (d) Tingkat penjualan, yang berarti tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi; (e) Perubahan laba masa lalu, yang berarti semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang. Hubungan Current Ratio (CR) Terhadap Pertumbuhan Laba Current ratio merupakan salah satu likuiditas (Van Horne dan Machowocz, 2006:206). Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan. Semakin tinggi CR, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan dianggap terlalu likuid, secara relatif jika dibandingkan dengan industrinya, akibatnya perusahaan tersebut akan mengalami penurunan profitabilitas (Harahap, 2007:194). Hubungan Quick Ratio (QR) Terhadap Pertumbuhan Laba Quick ratio merupakan salah satu rasio likuiditas (Van Horne dan Machowocz, 2006:206). Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar perusahaan, sehingga mampu membayar utang jangka pendeknya tepat pada waktu yang dibutuhkan (Harahap, 2007:194).QR berkonsentrasi hanya pada kas, sekuritas yang dapat diperjualbelikan, dan piutang, karena bersifat lebih likuid. Rasio ini berfungsi sebagai pelengkap dari CR dalam menganalisis likuiditas.
Hubungan Debt to Assets (DTA) Terhadap Pertumbuhan Laba DTA termasuk salah satu rasio solvabilitas. kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban 2007:194). Rasio ini berfungsi dengan tujuan yang hampir Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan
Rasio solvabilitas merupakan jangka panjangnya (Harahap, sama dengan rasio debt to equity. utang bagi perusahaan dengan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
6
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang.Semakin besar rasio debt to assets maka semakin besar resiko keuangannya.
Hubungan Debt to Equity (DER) Terhadap Pertumbuhan Laba DER termasuk salah satu rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. DER merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Komposisi struktur pendanaan perusahaan dapat berdampak terhadap pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan (Harahap, 2007:194).
Hubungan Return on Equity (ROE) Terhadap Pertumbuhan Laba ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas investasi berdasarkan ekuitas pemegang saham, rasio ini juga sering digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama (Van Horne dan Machowocz, 2006:226).
Hubungan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Pertumbuhan Laba NPM termasuk salah satu rasio profitabilitas. NPM menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan bersihnya (Van Horne dan Machowocz, 2006:206). NPM yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualan. Dengan laba bersih yang besar, bertambah luas kesempatan bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya tanpa melalui hutang-hutang baru, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat (Harahap, 2007:304).
Hubungan Total Assets Turnover (TATO) Terhadap Pertumbuhan Laba TATO merupakan salah satu rasio aktivitas. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunanaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan, jika perusahaan menghasilkan penjualan yang lebih banyak dengan lebih sedikit aktiva yang diinvestasikan maka rasio TATO akan membaik, maka secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan perusahaan (Van Horne dan Machowocz, 2006:222). Penelitian Terdahulu Adisetiawan (2012) meneliti tentang pengaruh Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities to Inventory (CLI), Operating Income to Total Assets (OITL), Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Gross Profit Magin (GPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode tahun 2008-2010. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities to Inventory (CLI), Operating Income to Total Assets (OITL), Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Gross Profit Magin (GPM) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial variabel Operating Income to Total Assets (OITL) dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba dan variabel Working Capital to Total Asset (WCTA), Current Liabilities to Inventory (CLI), Total Assets Turnover (TATO), dan Gross Profit Magin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Fauzie (2010) meneliti tentang pengaruh Total Assets Debt Ratio (TADR), Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM),Working Capital to Total Assets (WCTA), dan kenaikan penjualan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan food and beverages di
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
7
Bursa Efek Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian secara simultan semua variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial variabel Total Assets Debt Ratio (TADR), Total Assets Turnover (TATO), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, dan variabel Working Capital to Total Assets (WCTA) dan kenaikan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Model Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut gambar model penelitian: Total Assets Turnover Pertumbuhan Laba
Net Profit Magin Return on Assets Sumber: Diolah Peneliti
Keterangan:
= Pengaruh Secara Simultan = Pengaruh Secara Parsial = Pengaruh Dominan Gambar 1 Model Penelitian
Perumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang diajukan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Pengaruh variabel bebas (TATO, NPM, dan ROA) Terhadap Pertumbuhan Laba TATO, NPM, dan ROA secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1: TATO, NPM ROA berpengaruh signifikanterhadap pertumbuhan laba. Pengaruh variabel bebas (TATO, NPM, dan ROA) Terhadap Pertumbuhan Laba TATO, NPM, dan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2 : TATO, NPM, dan ROA berpengaruh signifikanterhadap pertumbuhan laba. Pengaruh dominan Terhadap Pertumbuhan Laba H3: ROA yang berpengaruh dominan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
8
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh antara variabel yang dinyatakan dalam angka-angka dengan cara mengumpulkan data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh variabel-variabel yang bersangkutan kemudian menganalisis yang menggunakan alat analisis yang sesuai dengan variabel-variabel dalam penelitian. Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang otomotif sebanyak 12 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT. Astra Internasional, Tbk, PT. Astra Otoparts, Tbk, PT. Indo Kordsa, Tbk, PT. Goodyear Indonesia, Tbk, PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk, PT. Indospring, Tbk, PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk, PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk, PT. Nipress, Tbk, PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk, PT. Gajah Tunggal, Tbk, dan PT. Selamat Sempurna, Tbk. Teknik Pengambilan Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono,2007:58). Kriteria-kriteria teknik pengambilan sampel adalah sebagai berikut: (a) perusahaan otomotif yang go public; (b) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara teratur pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012; (c) Perusahaan yang memiliki laba yang meningkat di setiap tahunnya. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam pengambilan sampel, maka yang memenuhi kriteria tersebut ada 3 perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut: (a) PT Astra Internasional Tbk; (b) PT Indospring Tbk; (c) PT Selamat Sempurna Tbk. Teknik Pengumpulan Sampel Pengumpulan data dalam hal ini berdasarkan sumbernya adalah data sekunder yaitu data yang digunakan atau diperoleh atau dikumpulkan oleh pihak lain yang dalam hal ini adalah pusat data refrensi Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia, data tersebut merupakan laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi selama periode 2008 sampai tahun 2012. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Untuk memberikan penjabaran makna variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, berikut definisi operasional masing-masing variabel: (1) Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu pertumbuhan laba yang merupakan hasil selisih antara laba periode sebelumnya dengan laba pada periode saat ini. (2) Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu (a) Total Assets Turnover (TATO) merupakan rasio yang membandingkan antara penjualan dengan total aktiva; (b) Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih; (c) Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang membandingkan laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
9
Teknik Ananlisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif yaitu penelitian yang mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh antara variabel yang dinyatakan dalam angka-angka dengan cara mengumpulkan data dan perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Program for Social Science) 17. Tahapan teknik analisis data adalah sebagai berikut: 1. Menghitung variabel bebas
Penjualan Total Aktiva Laba Bersih Sebelum Pajak x 100% (b) Return on Assets Total Aktiva Laba Bersih Setelah Pajak (c) Net Profit Margin x 100% Penjualan
(a) Total Assets Turnover
2. Menghitung pertumbuhan laba dengan menggunakan laba bersih pada tahun 2007-2012.
PL
Laba tahun ini - Laba pada tahun sebelumnya x100% Laba pada tahun sebelumnya
3. Mengevaluasi signifikasi independent variable terhadap dependent variable menggunakan uji asumsi klasik dan analisis rgresi linier berganda dengan bantuan program SPSS (Statistical Program for Social Science) 17. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (linier) antara dua variabel atau lebih (Jogiyanto, 2010:146). Berikut persamaan regresi yang digunakan: PL = α + βTATO + βNPM + βROA+ e PL α β TATO NPM ROA e
= Pertumbuhan Laba = Konstanta = Koefisien Regresi = Total Assets Turnover = Net Profit Margin = Return on Assets = Standart Error
Penggunaan uji regresi perlu memperhatikan adanya kemungkinan penyimpangan asumsi klasik, karena pada hakekatnya jika asumsi dalam uji diagnostik ini tidak dipenuhi, maka variabel-variabel yang menjelaskan akan menjadi tidak efisien. Perlu dilakukan uji asumsi klasik terhadap variabel independen, karena salah satu syarat uji regresi adalah data harus memenuhi beberapa asumsi dasar (klasik). Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis telah memenuhi syarat dari keempat uji asumsi klasik atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan agar hasil dari analisis regresi ini menunjukkan hubungan yang valid. Asumsi klasik yang penting adalah data terdistribusi normal, tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen, tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap variabel independen, dan tidak terjadi heteroskedastisitas (Wibowo,
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
10
2011:162). Syarat uji regresi yaitu meliputi: (1) Uji Normalitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak, dan sebagai syarat analisis data harus berdistrbusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat diuji dengan menggunakan Kolmogorov Smirnof Test yaitu dengan melihat nilai probabilitas. Sebagai syarat distribusi normal adalah nilai probabilitas>0,05. (2) Uji Multikolinieritas, digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi diantara variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Cara untuk mengidentifikasi ada tidaknya multikolinieritas pada regresi linier berganda dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Ada tidaknya multikolinieritas pada suatu model regresi berganda dapat dilihat dengan menggunakan pedoman apabila nilai tolerance>0,1 dan nilai VIF<10, maka tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. (3) Uji Autokorelasi, digunakan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (uji DW). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Sulaiman, 2004:89) adalah: (a) 1,65
2,79 terjadi autokorelasi. (4) Uji Heteroskedastisitas, digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian Hipotesis Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh independent variable terhadap dependent variable, maka dilakukan uji F (secara simultan) dan uji t (secara parsial): (1) Uji F digunakan untuk mengetahui kecocokan antara variabel bebas apakah berpengaruh dengan variabel terikat. (2) Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Untuk menguji hipotesis dengan cara melihat tingkat signifikasi, jika hasil nilai probabilitasnya<0,05 maka model berpengaruh signifikan. (3) Koefisien determinasi parsial, digunakan untuk mengetahui variabel manakah dari variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat. Variabel yang mempunyai pengaruh dominan adalah variabel yang mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang diperoleh melalui bantuan program komputer dengan menggunakan SPSS (Statistical Program for Social Science) 17, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji data berdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusan untuk menentukkan apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu sebagai berikut: (1) Iika
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
11
signifikansi>0,05 maka data berdistribusi normal; (2) Jika signifikansi<0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Tabel 1 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TATO N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
15 1.6973 .49284 .260 .260 -.167 1.008 .262
NPM 15 .5442 .14423 .175 .175 -.109 .679 .745
ROA 15 .1609 .04666 .133 .133 -.114 .516 .952
Pertumbuhan laba 15 .4711 .55651 .206 .184 -.206 .799 .546
Sumber: hasil output SPSS
Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test, sebagaimana tersaji pada tabel 1 diperoleh hasil sebagai berikut: angka signifikansi sebesar 0,262 untuk TATO, angka signifikansi sebesar 0,745 untuk NPM, angka signifikansi sebesar 0,952 untuk ROA, dan angka signifikansi pertumbuhan laba sebesar 0.546. Dari hasil keseluruhan data yang telah diuji dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dapat disimpulkan bahwa data perusahaan otomotif memiliki data normal, hal tersebut dikarenakan semua data tersebut memiliki Asymp. Sig>(α) 0,05. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung multikolinearitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinearitas adalah dengan melihat VIF bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya. Tabel 2 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF TATO .507 1.973 1 NPM .403 2.479 ROA .720 1.389 a. Dependent Variable: Pertumbuhan laba Sumber: hasil output SPSS
Berdasarkan hasil tabel 2 pada bagian coefficient diperoleh nilai Variance Inflation Factor (VIF) TATO sebesar 1,973, NPM sebesar 2,479 dan ROA sebesar 1,389 dengan demikian menunjukkan tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai tolerance mendekati 1 untuk TATO sebesar 0,507, NPM sebesar 0,403 dan ROA sebesar 0,720. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
12
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (uji DW). Dari hasil pengolahan SPSS 17 diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,522. Deteksi adanya autokorelasi bisa dilihat pada tabel Durbin-Watson, secara umum bisa diambil patokan(Sulaiman, 2004:89) adalah: (1) 1,652,79 terjadi autokorelasi. Berikut ini hasil dari uji autokorelasi: Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Durbin-Watson
Model
1.522a 1 a. Predictors: (Constant), ROA, TATO, NPM b. Dependent Variable: Pertumbuhan laba Sumber: hasil output SPSS
Berdasarkan tabel 3 hasil perhitungan autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,522. Hal ini menunjukkan 1,65<1,522<2,35 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas sebagai berikut:
Sumber: hasil output SPSS Gambar 2 Grafik Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil grafik Scatterplot yang dihasilkan SPSS terlihat hampir semua titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui pertumbuhan laba berdasar masukan dari variabel independennya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
13
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (TATO, NPM, dan ROA) terhadap variabel terikat (pertumbuhan laba). Dari hasil perhitungan tersebut kemudian diolah menggunakan SPSS 17 secara ringkas disajikan dalam tabel 4.
Variabel TATO
Tabel 4 Hasil Regresi Linier Berganda Koefisien Regresi (B) Std. Error
NPM ROA Costant Koefisien determinasi (R2)
.804 2.849 3.940
.320 1.226 1.837
Beta .270 .738 .246
: 1,123 : 0,552
Sumber: hasil output SPSS
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4, maka prediksi pertumbuhan laba dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: PL = 1,123 + 0,804TATO + 2,849NPM + 3,940ROA + e Dengan persamaan regresi yang telah didapat, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Konstanta (a) sebesar 1,123, menunjukkan bahwa jika sebelum ada pengaruh dari TATO, NPM dan ROA= 0, maka pertumbuhan laba perusahaan otomotif sebesar 1,123. 2. Koefisien regresi TATO (b1) sebesar 0,804, menunjukkan arah hubungan positif searah antara TATO dengan pertumbuhan laba, hal ini berarti jika variabel TATO naik sebesar 1 satuan maka pertumbuhan laba juga akan naik sebesar 0,804 dengan asumsi variabel NPM dan ROA konstan. 3. Koefisien regresi NPM (b2) sebesar 2,849, menunjukkan arah hubungan positif searah antara NPM dengan pertumbuhan laba, hal ini berarti jika variabel NPM naik sebesar 1 satuan maka pertumbuhan laba juga akan naik sebesar 2,849 dengan asumsi variabel TATO dan ROA konstan. 4. Koefisien regresi ROA (b3) sebesar 3,940, menunjukkan arah hubungan positif searah antara ROA dengan pertumbuhan laba, hal ini berarti jika variabel ROA naik sebesar 1 satuan maka pertumbuhan laba juga akan naik sebesar 3,940 dengan asumsi variabel TATO dan NPM konstan. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2011:97). Berdasarkan tabel 4 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,552 atau 55,2% artinya variabel pertumbuhan laba perusahaan otomotif yang dapat dijelaskan oleh variabel TATO, NPM dan ROA sebesar 55,2%, sedangkan sisanya sebesar 44,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
14
Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis, dilakukan uji signifikasi simultan F dan uji signifikasi parsial t. Pengujian Signifikasi Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui kecocokan antara variabel bebas yang terdiri dari Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Assets (ROA) apakah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (pertumbuhan laba) dengan tingkat signifikasi α = 0,05 (α = 5%). Adapun hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 adalah sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Perhitungan Uji F ANOVAa Model
Sum of Squares
Df
Regression 2.393 Residual 1.943 Total 4.336 a. Dependent Variable: Pertumbuhan laba b. Predictors: (Constant), ROA, TATO, NPM Sumber: hasil output SPSS
Mean Square 3 11 14
1
.798 .177
F 4.516
Sig. .027b
Berdasarkan pada tabel 5 diketahui nilai F sebesar 4,516 dengan sig 0,027<(α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,027 maka berarti TATO, NPM, dan ROA secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Pengujian Signifikasi Uji t
Uji tdigunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM), dan Return on Assets (ROA)) secara individual dalam menerangkan variabel dependen (pertumbuhan laba) dengan tingkat signifikasi α = 0,05 (α = 5%). Adapun hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 adalah sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Perhitungan Uji t Variabel TATO NPM ROA
Sig 0,032 0,040 0,008
(α) 0,05 0,05 0,05
Keterangan Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan
Sumber: hasil output SPSS
Berdasarkan tabel 6 maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Pengujian H2 (TATO) terhadap Pertumbuhan Laba Untuk TATO (Total Assets Turnover) berdasarkan pada tabel 6 diketahui nilai sig 0,032<(α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,032 maka berarti TATO (Total Assets Turnover) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2. Pengujian H2 (NPM) terhadap Pertumbuhan Laba Untuk NPM (Net Profit Margin) berdasarkan pada tabel 6 diketahui nilai sig 0,040<(α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,040 maka berarti NPM (Net Profit Margin) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
15
3. Pengujian H2 (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba Untuk ROA (Return on Assets) berdasarkan pada tabel 6 diketahui nilai sig 0,008<(α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,008 maka berarti ROA (Return on Assets) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui variabel manakah dari variabel bebas Total Assets Turnover (TATO), Net Profit Margin (NPM) dan Return on Assets (ROA) yang berpengaruh dominan terhadap pertumbuhan laba. Tingkat koefisien determinasi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Variabel TATO NPM ROA
Tabel 7 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial R r2 0,298 0,0888 0,276 0,0762 0,574 0,3295
Sumber: hasil output SPSS
Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Koefisien determinasi parsial variabel TATO (Total Assets Turnover) sebesar 0,0888, hal ini berarti sekitar 8,88% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel TATO (Total Assets Turnover) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Koefisien determinasi parsial variabel NPM (Net Profit Margin) sebesar 0,0762, hal ini berarti sekitar 7,62% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel NPM (Net Profit Margin) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Koefisien determinasi parsial variabel ROA (Return on Assets) sebesar 0,3295, hal ini berarti sekitar 32,95% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel ROA (Return on Assets) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah ROA (Return on Assets) karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 32,95%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Adapun simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Berdasar hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai sig sebesar 0,027, sehingga TATO, NPM, dan ROA secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba karena 0,027<α 0,05. (2) Berdasar perhitungan secara parsial nilai sig variabel TATO sebesar 0,032, nilai sig variabel NPM 0,040, dan nilai sig variabel ROA 0,008, sehingga variabel TATO, NPM, dan ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba karena nilai sig dari variabel tersebut<(α)0,05. (3) Hasil perhitungan koefisien determinasi parsial variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pertumbuhan laba adalah variabel ROA karena mempunyai nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,3295. (4) Nilai R square (R2)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 5 (2014)
16
sebesar 0,552 yang berarti bahwa kontribusi dari variabel TATO, NPM, dan ROA terhadap pertumbuhan laba sebesar 55,2%, sedang sisanya sebesar 44,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Saran Berdasarkan uraian simpulan di atas, maka dapata diambil saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: (1) Bagi perusahaan otomotif sebaiknya meningkatkan kemampuan pengelolaan pendapatan yang stabil agar mampu mempertahankan tingkat laba perusahaan. (2) Bagi perusahaan harus menjaga kekuatan rasio aktivitas dan rasio profitabilitas karena variabel tersebut merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dan rasio tersebut merupakan salah satu daya tarik investor dalam menanamkan modalnya di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan laba. (3) Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya penelitian berikutnya memperluas sampel penelitian sehingga dapat menggambarkan kelompok sampel lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Adisetiawan, R. 2012. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba. Jurnal Aplikasi Manajemen 10(3): 669-681 Baridwan, Z. 2004. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE. Yogyakarta Djarwanto. 2004. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Fauzie, R.V. 2010. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi. STIESIA. Surabaya. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Edisi Kelima. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hanafi, M.M dan A. Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Jumigan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta. Prastowo, D dan R. Julianty. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Sudana, I.M. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktek. Penerbit Erlangga. Jakarta Sugiyono. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Revisi. Cetakan Kesebelas. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sulaiman, W. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta. Van Horne, J.C dan J.M. Wachowocz J.R. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Wibowo, H.A. 2011. Analisis Ratio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapura (SGX). The Indonesian Accounting Review 1(2): 155-178. Will, J.J, K.R. Subramanyam, dan R.F. Halsey. 2005. Financial Statement Analysis Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta