Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 145~157 ISSN: 2089-3884
ANALISIS RAGAM PENULISAN TERTAWA DALAM BERBAGAI BAHASA Yudi Hartono e-mail:
[email protected] ABSTRACT Laughter is an expression of the joy that can be done spontaneously. In many countries have a way of writing the expression of different laughs. This is caused by several problems that occurred, both in the physical and environmental influences are referred to as jargon or slang. Physically, laughter can be classified into onomatopoeic. Onomatopoeia is a word formed by imitation sound. In this paper the authors analyze onomatopoeic slang laughing and using descriptive method of analysis, as well as phonological approach to distinguishing laughter diversity. The author uses the theories of experts in the field of linguistics to support this analysis. So as to achieve the purpose of the writer, so that readers can understand and use onomatopoeic origins laugh in various languages. Key words: languages, laughter, onomatopeia, slang. ABSTRAK Tertawa merupakan ungkapan kegembiraan yang bisa dilakukan secara spontan. Di berbagai negara memiliki cara penulisan ungkapan tertawa yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah yang terjadi, baik secara fisis maupun pengaruh lingkungan yang disebut sebagai prokem atau slang. Secara fisis, tertawa bisa digolongkan ke dalam onomatope. Onomatope merupakan kata-kata yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi. Dalam paper ini penulis menganalisis onomatope dan slang tertawa dengan menggunakan metode deskriptif analisis, serta pendekatan fonologi untuk membedakan ragam tawa. Penulis menggunakan teori-teori para ahli dalam bidang linguistik untuk mendukung analisis ini. Sehingga dapat tercapai tujuan penulis, agar pembaca dapat memahami penggunaan onomatope dan asal-usul tertawa dalam berbagai bahasa. Kata kunci: bahasa, tawa, onomatope, slang.
A. PENDAHULUAN Tertawa merupakan ekspresi manusia untuk mengungkapkan rasa senang, gembira, serta respon terhadap hal lucu. Menurut Kamus Cambridge edisi ke-2, Laugh is to express certain emotions, especially mirth or delight, by a series of spontaneous, usually
146
unarticulated sounds often accompanied by corresponding facial and bodily movements. And to show or feel amusement or good humor. Tertawa adalah sinyal emosional penting dalam komunikasi manusia. Selama dekade terakhir, semakin bervariasi model tertawa. Gaya tertawa berbeda-beda tiap individu, namun dalam paper ini penulis menganalisa tentang perbedaan tawa berdasarkan bahasa dari berbagai negara. Hal ini terjadi dalam penulisan, mengingat bahasa adalah kesepakatan bersama untuk berkomunikasi satu sama lain. Dalam paper ini peneliti mengidentifikasi ragam penulisan tertawa di berbagai bahasa serta asal-usul pengucapan tawa dalam bentuk onomatope yaitu peniruan bunyi. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Contoh fisis dapat terlihat dari bagaimana tawa dituliskan dalam bahasa indonesia ”wkwkwk”, ejaan tersebut apabila dilafalkan akan berbunyi ”wakakaka” atau “wekwekwek” yang menyerupai suara itik, dan bunyi tawa manusia mirip dan diasumsikan dengan suara itik. Selanjutnya, phonologi dan pronounciation juga berpengaruh. Misalnya “jajaja” dalam bahasa Spanyol memiliki pengucapan yang sama dengan “hahaha” hanya saja dalam penulisan memang berbeda. Gaya penulisan tertawa di Amerika adalah menggunakan singkatan LOL “Laughing Out Loud” hal ini berbeda dengan penulisan tertawa dibanding negara lain, maka penulisan tawa tersebut hanya berlaku pada negara Amerika dan kaum urban saja. Sehingga tertawa seperti ini dikategorikan sebagai slang. Tertawa juga dipengaruhi oleh kebiasaan ata behaviourisme. Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme (termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan) dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 145 – 157
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
147
pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan). Penulis menggunakan metode Padan fonetik artikulatoris karena kaitannya adalah penentuan bunyi atau peniruan bunyi yang timbul dari penulisan dengan ujaran asli atau sebenarnya. Selanjutnya penulisi menggunakan analisis deskriptif sebab objek yang dikaji adalah fenomena sehari-hari, dan kenyataan yang ada (Soeparno, 1993: 43). B. LANDASAN TEORI Di dalam kajian penelitian ini penulis akan memilah antara asal-usul perbedaan ragam tawa di berbagai negara dengan menggunakan teori Fisis onomatope dengan fenomena slang atau prokem yang terjadi. Penulisan tawa sangat erat kaitannya dengan fonetik beserta pikiran kreatif yang dimiliki oleh manusia yang memiliki kecenderungan untuk menjadi berbeda beda. Masalah yang pertama kali dihadapi oleh sesorang dalam mempelajari bahasa lisan, terutama bahas aasing, ialah masalah ucapannya. Sebelum mempelajari makna berbagai kata dan tata bahasa yang akan dihadapinya, terlebih dahulu ialah harus mengenali bunyi-bunyi yang digunakan didalamnya. Seperti apa yang telah dikemukakan pada bahasan sebelumnya, fonetik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Fonetik mengacup ada artikulasi bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah berhasil menentukan cara artikulasi dari berbagai bunyi bahasa dan membuat abjad fonetik internasional sehingga memudahkan seseorang untuk mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada dalam bahasa ibunya. Misalnya dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang nyata antara bunyi tin dan thin, dan antara they dan day, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak, sehingga dengan mempelajari fonetik, orang Indonesia akan dapat mengucapkan kedua bunyi tersebut dengan tepat. Fonetik adalah suatu cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mempelajari bunyi bahasa secara eksklusif atau mempelajari bunyi bahasa tanpa melihata pakah bunyi tersebut membedakan arti atau tidak. Secara rinci dapat dikatakan bahwa fonetik adalah ilmu yang Analisis Ragam Penulisan Tertawa dalam Berbagai Bahasa (Yudi Hartono)
148
merekam dan menganalisis berbagai bunyi dan elemen-elemen bahasa serta penggunaan dan distribusinya di dalam kalimat-kalimat yang bersangkutan. Di dalam penggunaan bahasa lisan hamper selalu ada dua pihak yakni pembicara dan pendengar. Pihak pertama memproduksi bunyi-bunyi bahasa, sedangkan pihak kedua menerima dan memahaminya. Dengan demikian, kita tahu bahwa dalam fonetika terdapat dua aspek penting yakni aspek akustik dan aspek fisiologis atau artikulatoris. Aspek yang pertama mempelajari struktur lahir bunyi yang digunakan serta cara telinga mereaksi terhadap bunyi-bunyi tersebut. Aspek lainnya mempelajari mekanisme yang mempunyai peranan dalam memproduksi bunyibunyi itu dan cara memproduksinya. Ilmu fonetik mempunyai empat cabang utama yaitu: (1) ilmu fonetik umum; (2) ilmu fonetik deskriptif; (3) ilmu fonetik historis; dan (4) ilmu fonetik normatif. Cabang yang pertama mempelajari susunan alat ucap dan kemungkinan penggunaannya untuk memproduksi bunyi bahasa. Cabang yang kedua mempelajari hal-hal yang istimewa dalam suatu bahasa atau dialek tertentu. Cabang yang ketiga mempelajari perubahan-perubahan fonetik yang dialami oleh suatu bahasa dalam sejarah pertumbuhannya. Cabang yang terakhir merupakan keseluruhan perangkat kaidah yang menentukan ucapan yang baik berdasarkan norma ucapan yang diakui oleh pemakai bahasa di suatu negara, masyarakat suatu unit budaya, atau suatu kelompok sosial. Yang menjadi perhatian utama dalam modul perkuliahan ini adalah ilmu fonetik umum yang mencakup fonetika fisiologis, fonetika akustik, dan fonetika auditoris. Di antara tiga macam fonetika itu yang sangat berhunbungan dengan pengajaran adalah fonetika fisiologis (fonetik artikulatoris). Abjad fonetik internasional, yang didukung oleh laboratorium fonetik, departemen linguistik, UCLA, penting dipelajari oleh semua pemimpin, khususnya pemimpin negara. Dengan kemampuan membaca abjad fonetik secara tepat, seseorang dapat memberikan pidato dalam ratusan bahasa. Misalnya, jika seorang pemimpin di Indonesia mengadakan kunjungan ke Cina, ia cukup meminta stafLinguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 145 – 157
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
149
nya untuk menerjemahkan pidatonya ke dalam bahasa Cina dan menulisnya dengan abjad fonetik, sehingga ia dapat memberikan pidato dalam bahasa Cina dengan ucapan yang tepat. Salah seorang pemimpin yang telah memanfaatkan abjad fonetik internasional adalah PausYohanes Paulus II ke negara manapun beliau berkunjung, beliau selalu memberikan khotbah dengan menggunakan bahasa setempat. Apakah hal tersebut berarti bahwa beliau memahami semua bahasa di dunia? Belum tentu, namun cukup belajar fonetik saja untuk mampu mengucapkan bunyi ratusan bahasa dengan tepat. Fonema dalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti, fonemik adalah bagian ilmu bahasa (linguistik) yang meneliti masalahf onem. Sedangkan artikulasi adalah perubahan rongga dan ruang dalam saluran-saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa; pengucapan bunyi bahasa. Huruf adalah lambing bunyi-bunyi bahasa dalam tata tulis. Dalam fonetik, bunyi bahasa dianggap setara dengan bunyi, yaitu sebuah gejala fisika yang dapat diamati proses produksinya. Fonetik memang berorientasi dalam deskripsi produksi bunyi bahasa serta cara-cara yang dapat mengubah bunyi bahasa itu dalam produksinya. Oleh karena itu, fonetik bertugas mendeskripsikan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat di dalam suatu bahasa. Salah satu contoh konkretnya adalah identifikasi bunyi-bunyi kontoid dan vokoid dalam suatu bahasa. Fisis adalah setiap kata mempunyai hubungan dengan benda yang ditunjuknya, misalnya, kata-kata onomatope (kata yang berasal dari tiruan bunyi benda) (Chaer, 2003:333). Teori ini dikenal juga dengan teori bow-bow atau ekoik yang menyatakan bahwa bahasa manusia merupakan tiruan bunyi alam (Keraf,1996:3). Onomatope seperti yang telah disebutkan sebelumnya merupakan kata dari tiruan bunyi, keadaan dan tindakan. Beberapa ahli bahasa meyakini bahwa onomatope ini merupakan salah satu asal usul bahasa. Kata onomatope ini mulai diteliti sejak abad ke-4 sebelum masehi oleh Socrates (469-390). Dia mengatakan sebagai berikut. “Tiruan bunyi (onomatope) sebagai bukti bahwa ada hubungan yang normal/physei “alamiah” antara kata dan referensinya.” (Keraf, 1985:85). Istilah onomatope itu sendiri mulai pada abad ke-19, ahli bahasa yang pertama kali mengemukakan adalah J.G Herder. Teori onomatope ini disebut juga teori ekoik atau teori bow-bow. J.G. Herder dalam (Keraf, 1990: 3) mengatakan sebagai berikut :“Objek-objek diberi nama sesuai dengan bunyiAnalisis Ragam Penulisan Tertawa dalam Berbagai Bahasa (Yudi Hartono)
150
bunyi yang dihasilkan oleh obyek-obyek itu sendiri. Obyek-obyek yang dimaksud adalah bunyi-bunyi binatang atau peristiwa alam.” Dalam pengucapan atau penulisan tawa sebenarnya setiap individu memiliki cara tersendiri dan masing-masing, namun secara mayoritas dapat dikategorikan menurut regional atau negara asal penutur tawa tersebut. Menurut Ferdinand De Saussure Dalam bukunya Cours de Linguistique Generale Kuliah Linguistik umum, Saussure mendefinisikan fonologi sebagai studi tentang bunyi bunyi bahasa manusia.dari definisi tersebut tercermin bahwa bunyi bahasa yang dimaksud olehnya hanyalah unsure unsure yang terdengar berbeda oleh telinga dan yang mampu menghasilkan satuan satuan akustik yang tidak terbatas dalam rangkaian ujaran. Kemudian teori yang digunakan selanjutnya dalam paper ini adalah slang, yakni ragam bahasa tidak resmi, dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kelompok sosial terteentu untuk komunnikasi intern, dengan maksud, agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. Slang di ciptakan oleh perubahan bentuk pesan linguistik tanpa mengubah isinya untuk maksud penyembunyian atau kejenakaan, jadi slang bukanlah jika kita berbicara yang seharusnya sebuah bahasa, melainkan hanya transformasi parsial sebagian dari suatu bahasa menurut pola-pola tertentu. Contohnya, kata bahasa Indonesia mobil dapat di ubah wujudnya menjadi bo'il, bolim, demobs atau kosmob. Menurut Swan (2005: 526), 'Slang' is a very informal kind of vocabulary, used mostly in speech by people who know each other well. Dilihat dari definisi slang menurut Swan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa bahasa slang adalah jenis kosakta yang sangat informal, yang biasanya digunakan dalam percakapan oleh orang yang saling mengenal dengan baik. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai definisi bahasa Slang, antara lain: Menurut A. Chaer dan L. Agustina (2010: 67) yang dimaksud dengan slang adalah variasisosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu. Oleh karena itu, kosakata yang digunakan dalam slang ini selalu berubah-ubah. Slang memanglebih merupakan bidang kosa kata daripada bidang fonologi maupun gramatika. Slang inibersifat temporal; dan lebih umum digunakan oleh para kaula muda, meski Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 145 – 157
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
151
kaula tua pun ada pula yang menggunakannya. Karena slang ini bersifat kelompok dan rahasia, maka timbul kesan bahwa kesan bahwa slang ini adalah bahasa rahasinya para pencoleng dan penjahat; padahal sebenarnya tidakklah demikian. Faktor kerahasiaan ini menyebabkan pula kosakata yang digunakan dalam slang seringkali berubah. Dalam hal ini yang disebut bahasa prokem (Rahardjodan Chamber Loir 1988;Kawira 1990) dapat dikategorikan slang. Menurut Ghil'ad Zuckermann (an Israeli linguist)"slang refers to informal (and often transient) lexical items used by a specific social group, for instance teenagers, soldiers, prisoners and thieves”. (Sumber: yahoo answer). Menurut pendapat B. Spolsky (1998:35) The importance of language in establishing social identity is also shown in the case of slang. One way to characterize slang is as special kinds of “intimate” or in-group speech. Slang is a kind of jargon marked by its rejection of formal rules, its comparative freshness and its common ephermerality, and its marked use to claim solidarity. Sumber lain menjelaskan bahwa Slangis the use of informal words and expressions that are not considered standard in the speaker's language or dialect but are considered acceptable in certain social settings. Slang expressions may act as euphemisms and may be used as a means of identifying with one's peers. (Sumber: Wikipedia). C. DATA YANG DIKAJI Indonesian – “wkwkwkwk” Bahasa Inggris – “hahaha”, “LOL” Bahasa Spanyol – “jajaja” Portugis – “kkkkk” Bahasa Jepang – “w” Bahasa Korea – “ㅋㅋ” Bahasa Arab – “”ههههه Bahasa Thailand – 5555 Bahasa Rusia – “хoxoxo”
Analisis Ragam Penulisan Tertawa dalam Berbagai Bahasa (Yudi Hartono)
152
D. PENGGUNAAN ONOMATOPE DALAM PENULISAN TERTAWA 1.Tertawa dalam bahasa Indonesia: wkwk atau wakaka, xixixi, hahaha, hehe Dalam bahasa Indonesia sangat komplek dan banyak versi untuk menuliskan ekspresi tertawa. Salah satunya adalah wkwk atau wakaka. Peneliti berpendapat bahwa peniruan bunyi yang terjadi dalam tawa ini adalah ungkapan tawa terbahak-bahak yang sulit untuk dituliskan, sehingga seolah-olah ungkapan tawa terbahakbahak tersebut dilafalkan sebagai wakaka atau wkwk. Selanjutnya tertawa dalam bahasa Indonesia juga tidak jarang menggunakan penulisan xixixi. Ini sering dijumpai dalam bahasa chatting atau percakapan teks. Ungkapan xixixi bisa diartikan sebagai tertawa kecil atau malu-malu yang menirukan suara tertawa sesungguhnya dalam dunia nyata atau tertawa ini adalah tertawa yang dengan menggunakan nada yang melengking seperti halnya bunyi tertawa pada hantu seperti kuntilanak yang dipercayai di negara Indonesia. Lazimnya tertawa di Indonesia ditulis dengan pengucapan hahaha untuk tertawa terbahak-bahak dan hehe untuk tertawa sedang atau dengan kata lain tertawa kecil. 2. Tertawa dalam bahasa Inggris: Haha, heh heh, hoho Onomatope yang terjadi pada tertawa dalam bahasa Inggris adalah sesuai dengan suara tawa manusia pada umumnya. Tidak ada variasi unik dalam penulisan tawa versi bahasa Inggris. Menurut peneliti model tertawa hoho adalah representasi dari tokoh mitologi sinterklas, yang kemudian menjadi tren di semua kalangan khususnya pengguna bahasa Inggris. Sehingga buntyi tertawa tokoh mitos yang terkenalpun juga bisa menjadi populer. Sama halnya dengan bunyi tertawa pada xixixi yang juga terpengaruhi oleh bunyi tertawa makhluk halus wanita atau kuntilanak yang menjadi jenis hantu yang berada di Indonesia. 3. Tertawa dalam bahasa Spanyol: jajajaja, jejejeje Huruf J dalam bahasa Spanyol dibaca H, sehingga tertawa versi bahasa Spanyol yang tertulis jajaja dibaca menjadi hahaha. Tertawa model seperti ini secara bunyi mirip dengan tertawa di negara lain sekitar Spanyol. Hal ini menandakan pemikiran atau kreatifitas setiap manusia yang berada dalam belahan dunia yang Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 145 – 157
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
153
berbeda beda sehingga huruf J pun di Spanyol dilafalkan dengan H. 4. Tertawa dalam bahasa Brasil & Portugal: kkkkkk Bahasa resmi Brasil bahasa Portugis yang dituturkan oleh hampir seluruh penduduknya, hal ini sangat berbeda dengan negara-negara Amerika Selatan lainnya yang menggunakan bahasa Spanyol. Bahasa Portugis merupakan satu-satunya bahasa yang diajarkan di sekolah dan digunakan dalam pemerintahan serta media. Menurut Alfabet Fonetis Internasional, huruf k dalam bahasa portugis dibaca /ka/. Sehingga pengucapan tawa sebagai berikut: kakakakaka. Dalam pemikiran orang Brasil bahwa bunyi tertawa itu direpresentasikan dengan bunyi konsonan k terlihat bahwa menurut mereka tertawa itu adalah bunyi cekat yang keluar bersamaan dengan tekanan udara yang mendorong keluar dari perut. 5. Tertawa dalam bahasa Jepang: w Menurut peneliti sulitnya bahasa Jepang adalah karena penulisan huruf kanji yang tidak ada dalam input keyboard. Tertawa dalam bahasa kanji adalah wara, karena terlalu panjang menulis wara, kemudian disingkat menjadi w. Ini karena di bahasa Jepang tertawa adalah 笑う(わらう, warau). Disisi lain w juga dapat diartikan sebagai bunyi onomatope yang merupakan singkatan dari wahaha. 6. Tertawa dalam bahasa Korea: 크크크, (k'euk'euk'eu) Kerumitan dalam bahasa Korea untuk menuliskan ekspresi tawa dapat dibandingkan dengan bahasa Portugis. Peniruan bunyi tawa dalam bahasa ini tidak membentuk kata yang mudah diucapkan. Pelafalan크크크dibaca sebagai berikut: k'euk'euk'eu. Jika dalam bahasa cyber, orang Korea Selatan biasanya menggunakan huruf K1K1K1-untuk mengucap hihihi atau N1N1N1 untuk mengucap hahaha. Sama halnya dengan model tertawa di Brasil, tulisan tertawa di Korea lebih menarik dan beragam. 7. Tertawa dalam bahasa Thailand: 555555 Angka 5 dalam bahasa Thailand. Seperti halnya bahasa lain, kasus peniruan bunyi tawa dalam bahasa ini dibuat sederhana untuk memudahkan penulisan. Karena bahasa Thailand untuk angka 5 diucapkan ‘ha’ sehingga arti 55555 menjadi hahahaha, sungguh Analisis Ragam Penulisan Tertawa dalam Berbagai Bahasa (Yudi Hartono)
154
menarik bahwa bunyi tertawa yang disimbolkan dengan huruf mirip bahasa alay yang ada di Indonesia yang menggantikan huruf dengan angka semisal kata ‘siapa’ menjadi ‘514p1’ atau kata ‘dimana’ akan menjadi ‘d1m4n4’ 8. Tertawa dalam bahasa Rusia: Xoxoxo Dalam alfabet maupun pengucapan Rusia tidak ditemukan huruf H, yang paling mendekati bunyi H di alphabet russia adalah KH jika ditulis pake huruf cyrillic (Rusia) menjadi “x”. Sehingga kata tertawa pada bahasa Rusia menjadi xoxoxo, hal ini unik ternyata pada alasan bahasa Rusia menulis tawa dengan kata xoxox disebabkan oleh huruf yang terbatas dalam mempresentasikan bunyi 9. Tertawa dalam bahasa Arab: ههههه Bahasa arab tidak memiliki bunyi vowel pendek, sehingga penulisan tersebut dibaca hahahaha. Di dalam bahasa Arab terlihat jelas bahwa bunyi tertawa dapat dituliskan dengan huruf tersebut karena sesuai dengan bunyi fonologi tertawa manusia yang sebenarnya 10. Tertawa dalam bahasa Cina 大笑 (da xiao; "tertawa terbahak bahak") Umumnya juga menggunakan "哈哈哈" (ha ha ha) atau "呵呵呵" (he he) di forum-forum internet. Pelafalan secara fonetik, "haha", juga umum digunakan. Nampaknya bahasa Cina juga memiliki rasa atau sense yang sama dengan bahasa Arab yang mewakilkan tertawa dengan huruf kanji nya yang berarti hahaha. 11. Tertawa dalam bahasa Filipina: jejejej Di Filipina “hehehe” digunakan untuk mengekspresikan tawa. Huruf “j” dalam bahasa Filipina diucapkan /h/. Kasus dalam bahasa Filipina mirip dengan Spanyol. Hal ini memungkinkan bahwa Filipina memilki kasus tertawa sama dengan Spanyol karena dulu Filipina adalah jajahan bangsa Spanyol itu sendiri. Sehingga kata dalam bahasa Filipina pun ikut terpengaruh dengan bahasa yang berada di Spanyol yang mengucapkan bunyi huruf ‘j’ menjadi huruf ‘h’. Ternyata sejarah pun juga terkait dalam pembentukan kata yang terkait dengan sejarah masa lalu negara tersebut Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 145 – 157
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
155
E. SLANG TERTAWA DALAM BERBAGAI BAHASA 1. Slang tertawa dalam bahasa Indonesia: wkwk Di Indonesia kepraktisan menuliskan tawa seperti ini dengan menambahkan huruf ‘w’ dan ‘k’ sehingga menjadi wkwk yang seperti ini dimulai sejak kemunculan aplikasi chatting dan maraknya SMS pada era 2000an, dan hanya di Indonesia saja yang menggunakan ungkapan tawa seperti ini. tawa Namun dalam chatting global pun kata ini juga digunakan tapi hanya sekitar wilayah negara tetangga Indonesia saja. Bisa saja diperkirakan bahwa bunyi tertawa ini dipengaruhi oleh gaya tertawa serial anak anak Donald Bebek yang pernah populer pada era-nya. Dalam serial Donald Bebek memang terlihat tokoh utama Donald si bebek atau si itik itu memilki gaya tertawa yang terpingkal pingkal. Sehingga bunyi tertawa wkwkw biasanya digunakan dalam mengekspresikan gaya tertawa yang terpingkal pingkal. 2. Slang tertawa dalam bahasa Inggris: LOL, ROTFL LOL adalah singkatan dari Laugh Out Loud atau ada yang memeberi arti lain lot of laughing yang berarti tertawa dengan berlebihan atau tertawa terpingkal pingkal. Sering dijumpai dalam dunia maya. Sehingga dalam slang ini hanya berlaku di komunikasi di dalam dunia cyber bukan ucapan sehari-hari dalam percakapan antar muka. Rolling on the floor laughing atau disingkat ROTFL adalah jenis penulisan tawa yang memiliki arti tidak jauh berbeda dengan LOL yaitu tertawa terbahak bahak atau tertawa terpingkal pingkal. Penulisan seperti ini biasanya marak digunakan oleh para remaja ketika berkomunikasi di media sosial terutama media twitter, line, weChat, dan facebook. F. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa ragam tawa yang berbeda-beda di banyak negara bisa terjadi karena adanya peniruan bunyi atau onomatope dan pengaruh lingkungan sehingga muncul lah istilah baru yang disebut slang. Banyak negara yang kesulitan untuk mengekspresikan ungkapan tawa ke dalam tulisan. Faktor di antaranya adalah keterbatasan pemilihan huruf yang tepat untuk menirukan ucapan tawa. Disini muncul beberapa alternatif untuk mengatasi kendala tersebut. Analisis Ragam Penulisan Tertawa dalam Berbagai Bahasa (Yudi Hartono)
156
Melalui pendekatan fonetik hingga kesepakatan untuk menggunakan gaya bahasa baru di beberapa negara oleh karena dampak sosial dan kebiasaan. Selain itu unsur kekreatifan dalam berbahasa pada manusia juga mempengaruhi pembuatan kata kata yang menjadi represenatsi perbedaan huruf yang ada dalam tawa. Sehingga pada akhirnya bisa disimpulkan bahwa jenis jenis tulisan tertawa yang ada merupakan pengaruh dari lingkungan sosial bahasa, budaya, maupun yang lainya yang mempengarui tulisan.
G. DAFTAR PUSTAKA Bachorowski, J.A., Smoski, M.J., Owren, M.J.: The acoustic features of human laughter. Journal of the Acoustical Society of America 110, 1581–1597 (2007) Keraf, Samapra. 2005. Kadhipta. Jakarta: Balai Pustaka Ubaidillah, M. Hum. 2013. Diktat Mata Kuliah Teori Linguistik. Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga. Baskoro, Suryo. 2000. Fonologi.Yogyakarta: Program pasca sarjana UGM. Swan, Michael. 2005. Practical English Usage. 3rd Edition. Oxford University Press. Cambridge University Press. 2004. Cambridge Advance Learner’s Dictionary, Second Edition. Cambridge: Cambridge University Press Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta http://www.banjaristi.web.id/2012/02/tulisan-tertawa-ketika-chating chating Subroto, D. Edi. 1992. Pengantar Metode Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Marcoleta, Harvey (2010-04-24). "Jejemons: The new ‘jologs’". Philippine Daily Inquirer. Retrieved 2010-04-30. Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 145 – 157
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
157
http://metalingua.wordpress.com/2010/04/02/apa-bedanya-fonetikdan-fonemik/ http://id.wikipedia.org/wiki/Slang
Analisis Ragam Penulisan Tertawa dalam Berbagai Bahasa (Yudi Hartono)