Analisis Proses Produksi Pada Pemotongan Sapi Untuk Menilai Kelayakan Penyesuaian Eco-efficiency studi kasus: Rumah Pemotongan Hewan Surabaya
Didik Yuan Marta 2509 100 104
Dosen Pembimbing H. Hari Supriyanto, Ir., M.S.I.E
Outline Presentasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pendahuluan Tinjauan Pustaka Penelitian Metodologi Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data Kesimpulan Daftar Pustaka
Proses Produksi
Jumlah produksi
Pemakaian Energi
Latar belakang
Jumlah Pendapatan
Jumlah Produksi 80000
tahun
70000
bulan
60000 50000
2010
2011
2012
Jumlah
50325
70391
69061
per hari
144
201
197
40000 30000 20000 10000 0 tahun 2010
tahun 2011
tahun 2012
Grafik Pertumbuhan dan tabel jumlah pemotongan sapi di Rumah Pemotongan Hewan Surabaya
Kapasitas produksi pada pemotongan sapi adalah 350 – 500 ekor per hari
Waktu produksi Proses Produksi
Waktu
Sapi keluar kandang dan masuk pos registrasi
2 menit
Sapi mengantri untuk proses penyembelihan
10 menit
Menunggu penyembelihan sapi
15 menit
Penyembelihan sapi
7 menit
Pemotongan sapi
15 menit
Pembersihan setelah proses pemotongan
7 menit
Transportasi dari tempat A ke B
8 menit
Total waktu
64 menit
Pemakaian energi • Terdapat dua Pemakaian energi, yaitu energi listrik dan energi air Rekap biaya total Biaya air Biaya listrik Total Biaya
Harga Rp 7.800.000 Rp 1.372.000 Rp 17.872.000
Pendapatan
• Gambar di atas menunjukkan adanya penurunan secara signifikan pendapatan yang ada di RPH dari Rp908.898.487 ke Rp 591.255.404 . • Sedangkan, jumlah pemotongan sapi dari tahun 2011 ke 2012 terjadi penurunan yang tidak seberapa besar yaitu dari 70000 ekor ke 69000 ekor.
Rumusan Masalah • Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka permasalahan utama yang akan diteliti dapat dirumuskan dengan bagaimana mengidentifikasi in-efisiensi dalam bentuk waste dan non value added activity proses produksi pada RPH yang ditinjau dari sisi finansial.
Tujuan Penelitian 1.
2.
3.
4.
• Mengidentifikasi perusahaan untuk mengurangi inefisiensi proses produksi
• Identifikasi penggunaan teknologi perusahaan untuk menerapkan teknologi yang dapat ditinjau dari sisi keramahan lingkungan dan finansial..
• Memperoleh analisis besarnya in-effisiensi dan perubahan biaya lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan.
• Memberikan usulan bagaimana mengurangi in-effisiensi proses produksi pada perusahaan untuk meningkatkan proses produksi
Manfaat Penelitian 1.
2.
3.
4.
• Membantu perusahaan untuk mengurangi in-effisiensi proses produksi
• Membantu perusahaan untuk menerapkan teknologi yang tepat ditinjau dari aspek keramahan lingkungan dan finansial
• Sebagai alternatif solusi untuk memperbaiki proses produksi yang ada pada perusahaan
• Dijadikan referensi untuk pengembangan RPH
Ruang Lingkup Penelitian (Batasan)
1.
2.
• Pengamatan tugas akhir dilakukan pada aktivitas produksi pemotongan sapi perusahaan daerah rumah pemotongan hewan Surabaya.
• Pemilihan jenis alternatif teknologi berasal dari perusahaan
Ruang Lingkup Penelitian (Asumsi)
1.
2.
• Kondisi perusahaan ketika memulai pengamatan tidak berubah sampai menyelesaikan tugas akhir.
• Harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan sebagainya dihitung dengan harga/nilai berdasarkan data dari perusahaan.
Akuntansi Biaya RCA
Ecoefficiency
FMEA
Tinjauan Pustaka
Waste dan Non Value Added Activity
Tahap penelitian awal dan identifikasi
Start
Studi Lapangan
Studi Literatur
Rumusan Masalah Tahap pengumpulan data
Identifikasi alur proses produksi
Identifikasi in-efisiensi proses produksi
Mencari akar permasalahan dengan RCA
Identifikasi kegagalan dan efeknya dengan FMEA
A
A Tahap pengolahan data
Pembuatan alternatif perbaikan berdasarkan hasil dari FMEA
Alternatif Sesuai ?
Tahap Interpretasi Data
Analisis perbandingan output sebelum perbaikan dan setelah perbaikan
Analisis Biaya
Pemilihan Alternatif Terbaik
Kesimpulan dan Saran
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Struktur Organisasi Perusahaan
Rumah Pemotongan Hewan
Proses Produksi Pemotongan Sapi
Pengumpulan Data
Jumlah Pemotongan Sapi
Biaya Pada Proses Pemotongan Sapi
Rumah pemotongan hewan (RPH) • usaha yang bergerak pada bidang jasa pemotongan hewan. • Kegiatan yang ada di PD RPH Kota Surabaya diantaranya adalah • pemotongan hewan, • pengadaan, dan penyaluran daging yang sehat dan bermutu. • Jenis hewan yang termasuk dalam kegiatan PD RPH ini antara lain sapi/kerbau, babi, kambing/domba
Rumah pemotongan hewan (RPH) • • • • •
Kegiatan RPH meliputi pemotongan, pembersihan lantai tempat pemotongan, pembersihan kandang penampung, pembersihan isi perut. Dari kegiatan proses pemotongan yang beroperasi mulai pukul 23.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB tersebut, dihasilkan air limbah berupa darah, kotoran, sisa pakan, isi rumen serta serpihan daging dan lemak yang tercampur bersama air cucian.
Rumah pemotongan hewan (RPH) • kegiatan proses pemotongan hewan yang beroperasi mulai pukul 23.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB • dihasilkan air limbah berupa: • darah, kotoran, sisa pakan, isi rumen serta serpihan daging dan lemak yang tercampur bersama air cucian.
Alur Proses Produksi C F
A
B
D
E
• A: Kandang Sapi • B: Pemotongan Sapi Besar • C: Pembersihan Rumen • D: Pemotongan Sapi Kecil • E: Produk siap jual • F: Saluran Limbah
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
SATUAN PENGAWASAN INTERN
SEKRETARIAT PERUSAHAAN
BAGIAN AKUNTANSI
PENGAWAS KEUANGAN DAN MATERIAL
SUB BAGIAN TATA USAHA
SUB BAGIAN AKUNTANSI UMUM
PENGAWAS UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN ANGGARAN
SUB BAGIAN RUMAH TANGGA DAN PERLENGKAPAN
SUB BAGIAN PENGADAAN
SUB BAGIAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN
BAGIAN KEUANGAN DAN GUDANG
SUB BAGIAN PERBENDAHARAAN
SUB BAGIAN GUDANG
DIREKTUR JASA DAN NIAGA
BAGIAN TEKNIK DAN SANITASI IPAL
SUB BAGIAN TEKNIK
SUB BAGIAN SANITASI LINGKUNG AN
SUB BAGIAN IPAL
BAGIAN PEMOTONGAN HEWAN PEGIRIAN
SUB BAGIAN PEMOTONGAN SAPI, KAMBING DAN KERBAU PEGIRIAN
SUB BAGIAN PEMOTONGAN BABI PEGIRIAN
BAGIAN NIAGA
SUB BAGIAN PRODUKSI
BAGIAN PEMOTONG AN HEWAN KEDURUS
BAGIAN PENELITIAN DAN PENGEMBAN GAN
SUB BAGIAN KEAMANA N DAN KETERTIB AN
SUB BAGIAN PENELITIAN DAN PERENCANA AN
SUB BAGIAN TEKNIK DAN SANITASI IPAL
SUB BAGIAN EVALUASI DAN PENGEMBANG AN
SUB BAGIAN PEMASAR AN
SUB BAGIAN KEUANGAN NIAGA DAN PENYIMPANAN
Bulan Januari Februari Maret April mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Rata-rata per hari
2010 3741 3530 4072 3889 4213 4279 4649 4672 4295 4625 3970 4391 50325
Tahun 2011 4653 4553 5614 5537 6082 6266 6929 6829 6211 6825 5164 5728 70391
2012 5880 5903 6189 6050 6555 6575 6770 6128 6168 5195 3558 4090 69061
144
201
197
Jenis Kotoran Sisa pakan Kotoran sapi Darah Isi rumen Isi intestinal
Jumlah (per ekor sapi) 5-7 kg /ekor 8-10 kg / ekor 15-20 lt / ekor 25-35 kg / ekor 10-15 kg / ekor
dalam liter 7-8 liter 8-10 liter 15-20 liter 25-35 liter 10-15 liter
Rekap biaya total Biaya listrik Biaya air Biaya tukang sembelih 4 x Rp1740000 Biaya Pekerja pos registrasi 1x Rp1740000 Total Biaya
Harga Rp 7.800.000 Rp 1.372.000 Rp 6.960.000 Rp 1.740.000 Rp 17.872.000
Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
FMEA Value Based Management
RCA
Waste dan Non Value Added Activity
Pengolahan Data
Perhitungan Biaya Alternatif
Proses Pengandangan Sapi VA NNVA NVA Proses Persiapan Pemberian Makan dan Perawatan Membersihkan kandang sapi kosong 1 Menyiapkan alat pembersih sapi 1 Menyiapkan makanan untuk sapi 1 Membersihkan tempat makanan sapi 1 Membawa sapi ke kandang 1 Proses Pemberian Makan dan Perawatan Menggiring sapi ke kandang 1 Membersihkan tubuh sapi 1 Memberi makan sapi 1 Mengikat sapi di kandang 1 Setelah Proses Pemberian Makan dan Perawatan Membersihkan alat pembersih 1 Melepaskan ikatan sapi 1 Membawa sapi ke proses selanjutnya 1 Total 7 5 0 Presentase 54% 42% 0%
Proses Pemotongan Sapi VA Persiapan Proses Pemotongan Sapi Mengeluarkan sapi dari kandang Menggiring sapi melewati pos registrasi Menggiring sapi menuju tempat pemotongan
NVA
1 1 1
Mengikat sapi dengan tali Menjatuhkan sapi ke lantai Menyiapkan tempat untuk darah Meletakkan tempat darah di leher sapi Proses Pemotongan Sapi Menunggu tukang sembelih Sapi disembelih 1 Menunggu darah keluar dari leher sapi Memisahkan darah dengan tubuh sapi Membawa sisa darah ke tempat lain Mempersiapkan tempat pengulitan sapi Mempersiapkan tempat gantungan sapi Mempersiapkan pisau potong Memisahkan kepala dengan tubuh sapi 1 Menaruh tubuh sapi di tempat pengulitan Menguliti sapi 1 Menaruh tubuh sapi di tempat gantungan 1 Memisahkan kulit sapi dengan daging 1 Memotong tubuh sapi menjadi bagian-bagian
NNVA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1
Menaruh potongan tubuh sapi ke tempat
1
Membawa potongan tubuh sapi ke proses selanjutnya
1
Melepaskan kaki sapi dari alat gantungan Membersihkan lantai pemotongan Setelah Proses Pemotongan Sapi Menyiapkan air Membersihkan lantai pemotongan Melepaskan kaki dari alat gantungan Merapikan alat gantungan Melepas tali dari kaki sapi Merapikan tempat pengulitan sapi Total 6 Presentase 20%
1 1 1 1 1 1 1 1 23 77%
1 3%
Proses Pembersihan Rumen VA NNVA NVA Persiapan Proses Pembersihan Rumen Menyiapkan air dalam bak 1 Menyiapkan selang untuk pembersihan 1 Menyiapkan sikat untuk pembersihan 1 Menunggu proses pengulitan sapi 1 Mengambil rumen dari tubuh sapi 1 Membawa rumen ke tempat 1 pembersihan Proses Pembersihan Rumen Menaruh rumen di tempat pembersihan
1
Memisahkan bagian-bagian rumen 1 Membersihkan dengan air 1 Mengeluarkan isi pakan ternak dari 1 Mengeluarkan kotoran dari usus 1 Setelah Proses Pembersihan Rumen Membawa rumen ke proses selanjutnya 1 Membersihkan sisa kotoran di lantai 1 Merapikan alat pembersih 1 Total 5 8 Presentase 36% 57%
1 7%
Proses Pemotongan Bagian Tubuh VA Persiapan Proses Pemotongan Menunggu tubuh sapi dari proses sebelumnya Menyiapkan alat potong Menyiapkan alat timbang Membersihkan meja pemotongan Mempersiapkan alat gantungan Proses Pemotongan Menaruh bagian tubuh sapi ke tempat gantungan Memotong bagian tubuh sapi menjadi 1 bagian lebih kecil Menaruh hasil potongan ke meja Menunggu hasil potongan di meja pemotongan Memotong bagian tubuh sapi menjadi 1 produk siap jual Mengemas produk 1 Packing Proses Pemotongan Merapikan alat gantungan Merapikan alat timbangan Membersihkan meja pemotongan Membersihkan alat timbangan Membersihkan alat gantungan Total 3 Presentase 19%
NNVA
NVA 1
1 1 1 1
1
1 1
1 1 1 1 1 11 69%
2 13%
• Hasil dari keseluruhan proses produksi untuk NVA, NNVA dan VA adalah 28%, 64% dan 8% • Waste yang muncul adalah • Defect, Overproduction, Waiting, Transportation, Inventories, Motion, dan Excess Process
• Defect merupakan waste yang tidak terlalu berpengaruh pada lini produksi. Karena spesifikasi daging hasil pemotongan tidak terlalu dipermasalahkan. Masalah defect akan muncul ketika proses pengulitan dan mengeluarkan jeroan dari tubuh sapi. Bila pankreas pecah, maka beberapa bagian tubuh sapi akan menghitam dan rasanya akan menjadi pahit.
• Overproduction terjadi dari proses pengandangan sapi ke proses pemotongan. • Overproduction terjadi karena jumlah sapi yang berada di kandang lebih banyak dari sapi yang ada di pemotongan besar. Hal ini terjadi karena tukang sembelih di pemotongan besar jumlahnya kurang mencukupi banyaknya sapi yang datang dari kandang. • Dampaknya, terjadi antrian sapi sebelum masuk ke proses pemotongan
• Waiting merupakan kondisi dimana pekerja produksi berhenti. • Kejadian ini berkaitan jumlah tukang sembelih di pemotongan besar. Jumlah tukang sembelih di pemotongan besar kurang bisa menangani banyaknya jumlah sapi yang akan dipotong
• Transportasi yang berlebihan terjadi apabila membawa hasil dari pemotongan pada bagian pemotongan satu per satu bagian tubuh sapi. • Hal itu dikarenakan tidak adanya tempat untuk membawa tubuh sapi hasil potongan sekaligus.
• Inventory work in process (WIP) terjadi untuk proses pengulitan dan pemotongan. Setelah proses tersebut, tubuh sapi dibawa ke tempat pemotongan kecil. • Jika terlalu banyak daging dari tempat pemotongan besar, maka di pemotongan kecil membutuhkan tempat yang lebih banyak.
• waste motion bisa terjadi karena adanya cara pekerja ketika proses pemotongan. • Hal lainnya terjadi ketika membersihkan rumen.
excessive processing • Waste excess processing terjadi pada proses pembersihan rumen. Hal ini terjadi karena rumen sering kali dicuci kembali. Indikator untuk bersihnya rumen tidak terlihat.
• Didapatkan 3 waste yang berpengaruh. • Waste Overproduction dan Waiting adalah waste yang saling berhubungan. Nantinya analisis RCA akan fokus pada waste Waiting dan Motion. Overproduction
Karena banyak produksi di departemen A yang tidak diimbangi dengan proses di departemen B
Waiting
Karena banyak aktivitas menunggu di pemotongan besar
Motion
Karena banyak aktivitas yang kurang perlu
Waste
Why 1
Menunggu dari departemen A ke B
Why
2
Why
3
terjadi bottle neck
Proses B terlalu lama
Banyak proses di departemen B
banyak proses yang diulang
Waste Waiting
Waktu (menit)
Menunggu untuk masuk proses
10 menit
pemotongan besar
Waiting
menunggu proses pembersihan tempat (sebelum penyembelihan)
Tidak adanya keran air
Pekerja kurang pengalaman
Kurangnya pekerja Menunggu tukang sembelih
Lini produksi terlalu banyak
tidak ada penanganan dari pihak manajemen Kurang cekatan membersih kan Tidak adanya penanganan dari pihak manajemen proses penyembeli han harus dilakukan tukang sembelih
Menunggu pembersihan tempat
5 menit
pemotongan dari proses sebelumnya Menunggu tukang sembelih
15 menit
Waste
Transportation
Sub Waste
Why 1
Why 2
Tidak adanya alat transportasi
Tidak adanya penanganan dari pihak manajemen
Waktu (menit)
Proses membawa daging dari tempat B
8 menit
ke tempat D
Pengulangan proses transportasi dari pemotongan besar ke pemotongan kecil
Crane di pemotongan besar
Membawa darah hasil sembelihan
Waste Motion
Kapasitas kotak kurang
Tidak adanya alas untuk membawa daging
Pembersihan rumen
10 menit
Pembersihan tempat pemotongan
7 menit
Effect Tidak ada Sangat kecil
Kecil
Sangat sedikit
Sedikit
Severity Tidak berpengaruh terhadap proses produksi Menyebabkan gangguan pada perusahaan dan konsumen. Menyebabkan kerugian waktu yang rendah Berpengaruh terhadap proses produksi, namun dapat diabaikan produksi, namun dapat diabaikan Berpengaruh terhadap proses produksi, tidak menyebabkan kerusakan produk Berpengaruh terhadap proses produksi, terdapat peluang kerusakan produk,
Rating 1 2
3
4
5
memerlukan proses tambahan Sedang
Besar
Sangat besar
Berpengaruh terhadap proses produksi, kerusakan produk pasti terjadi Membutuhkan adjustment Berpengaruh terhadap proses produksi, kerusakan produk pasti terjadi Menghentikan proses produksi Berpeluang membahayakan operator Menghentikan sebagian proses produksi Kerusakan pada produk pasti terjadi
6
7
8
Membahayakan operator Bahaya, dengan peringatan
Menghentikan proses produksi Terdapat peluang kerusakan fasilitas
9
Membahayakan operator Bahaya, tanpa peringatan
Menghentikan seluruh proses produksi Menyebabkan kerusakan pada fasilitas
10
Probabilitas Kejadian
Occurrence
Rating
0%
Tidak pernah
1
0%-2% 3%-5% 6%-8% 7%-9% 10%-12% 13%-15% 16%-18% 19%-20% >20%
Jarang Kadangkadang Cukup sering Sering Sangat sering
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Detection
Keterangan Pemborosan langsung dapat dideteksi Setiap saat Tidak membutuhkan alat bantu deteksi Hasil deteksi sangat akurat Pemborosan dapat dideteksi melalui inspeksi visual Sangat sering sekali Tidak membutuhkan alat bantu deteksi Hasil deteksi akurat Membutuhkan alat bantu dalam Sangat mendeteksi Pemborosan sering sekali Pemborosan baru dapat diketahui setelah terjadi Membutuhkan alat bantu dalam mendeteksi kegagalan Sering Pemborosan dapat diketahui saat proses telah selesai Membutuhkan alat bantu dalam mendeteksi kegagalan Agak sering Pemborosan baru terdeteksi saat dilakukan analisa lebih lanjut Membutuhkan alat bantu yang canggih KadangDibutuhkan metode untuk mengetahui kadang Pemborosan yang terjadi Membutuhkan alat bantu yang canggih Jarang Pemborosan mulai sulit untuk dideteksi Sangat Membutuhkan alat bantu yang canggih jarang Hasil deteksi tidak akurat Alat bantu mulai tidak dapat digunakan untuk mendeteksi Hampir tidak Hasil deteksi buruk pernah Pemborosan baru diketahui setelah dilakukan evaluasi Tidak Pemborosan tidak dapat terdeteksi sama pernah sekali
Rating 1
2
3
4
5
6
7 8
9
10
Occurence
Control
Detection
sub waste
RPN
9
Penyesuaian
2
54
Proses di department B terlalu lama
9
Penyesuaian
1
36
6
Tidak adanya penanganan dari pihak manajemen
4
Analisis lebih lanjut
4
92
Pekerja kurang berpengalaman
3
Pekerja kurang cekatan membersihkan
2
Pelatihan
4
24
Kurangnya pekerja
6
Lini produksi terlalu banyak
9
Analisis lebih lanjut, penambahan pekerja
2
108
3
Penanganan pihak manajemen
9
Analisis lebih lanjut, penambahan pekerja
3
81
Severity
waste
Potential Cause
3
Banyak proses di departement B
Banyak proses yang diulang
4
Tidak adanya keran air
potensial effect
Terjadi bottle neck
Waiting
Waiting dari department A ke B
Menunggu proses sebelumnya
Menunggu tukang sembelih
Proses penyembelihan harus dilakukan tukan sembelih
Membawa darah dari proses penyembelihan
Tidak adanya alat transportasi Crane di tempat B tidak dapat digunakan Darah tumpah dan dapat mengotori lantai produksi
Potential Cause
4
tidak ada penanganan pihak manajemen
8
3
Tidak ada alas untuk membawa daging
9
3
kurang berpengalaman
4
Control Analisis lebih lanjut, penambahan alat transportasi Analisis lebih lanjut, penambahan alat transportasi Prosedur dan kapasitas box
Dete ction
Pengulangan transportasi dari B ke D
potensial effect
Occu rence
sub waste
Sever ity
Transportation
waste
RPN
2
64
1
27
4
48
Akar Penyebab
Alternatif Perbaikan
Jumlah Pekerja kurang
Penambahan jumlah pekerja untuk proses penyembelihan
Proses penyembelihan harus dilakukan orang berpengalaman
Dilakukan pelatihan
Tidak adanya keran air
Dibuat keran air di setiap lini untuk proses pembersihan
Tidak ada alat transportasi
Menyediakan alat transportasi
• Akar Penyebab 1 dan 2 berhubungan yang hampir sama yaitu dengan tenaga kerja. Maka alternatifnya bisa digabungkan
• Penambahan jumlah pekerja di pemotongan besar. Tukang sembelih saat ini yang berjumlah 4 orang akan ditambah jumlahnya. • Kurangnya jumlah tukang sembelih mengakibatkan proses menunggu yang terlalu lama. Maka akan ditambah jumlah tukang sembelih yang ada di pemotongan besar.
• Dibuatnya keran air untuk setiap lini produksi dan pembersihan. • Pada pemotongan besar dan pembersihan rumen, tidak adanya keran di setiap lini produksi dan pembersihan menyebabkan lamanya proses pembersihan. Penambahan keran air perlu adanya analisis lebih lanjut
• Menyediakan alat transportasi. Motion yang berulang-ulang karena tidak tersedianya alat transportasi menyebabkan pengulangan aktivitas yang sama. • Penyediaan jumlah alat transportasi perlu adanya analisis lebih lanjut
• Bobot Kriteria alternatif Perbaikan dilakukan dengan brainstorming dengan pihak manajemen perusahaan.
• waktu output proses • kemudahan proses pembersihan • kemudahan proses transportasi
0,5 0,3 0,2
0 1 2 3
Kombinasi Alternatif 1 2 3
4
1 dan 2
5
1 dan 3
6
2 dan 3
7
1,2 dan 3
Alternatif
Keterangan Tidak ada perbaikan (kondisi awal) Penambahan jumlah tukang sembelih Dibuat keran air Disediakan alat material handling Penambahan jumlah tukang sembelih Dibuat keran air Penambahan jumlah tukang sembelih Disediakan alat transportasi Dibuat keran air Penambahan jumlah tukang sembelih Penambahan jumlah tukang sembelih Dibuat keran air Disediakan alat transportasi
• penambahan satu pekerja untuk tiga lini produksi, ada penambahan sekitar 3 jumlah pekerja. • asumsi gaji yang didapatkan oleh pekerja setiap bulan sesuai dengan UMK Surabaya Tahun 2013, yaitu sebesar Rp 1.740.000, • Jenis Biaya Jumlah Pekerja: 3xRp1.740.000
Rp5.220.000
Total
Rp5.220.000
• Pembuatan keran air memakan biaya sebesar Rp30.000 per 4 meter untuk panjang pipa per 200 meter dan dikalikan 31 lini produksi. • Dengan adanya keran air, maka estimasi energi air akan bertambah menjadi 200%. • Total biaya untuk alternatif 2 adalah Jenis Biaya
Jumlah
Pembuatan keran air (perbulan)
Rp596.456
Estimasi biaya karena investasi keran air
Rp2.744.000
Total
Rp3.340.456
• Alat tranportasi yang digunakan adalah troli. Pembelian per unit alat transportasi memerlukan biaya sebesar Rp900.000 dikalikan dengan 31 lini produksi. Maka biaya penyediaan alat transportasi adalah sebagai berikut: • 31 lini x Rp900.000,00 = Jenis Biaya
Jumlah
Pembelian kereta dorong (perbulan)
Rp354.330
Total
Rp354.330
Bobot Kriteria
Kemudahan proses pembersihan 0,3 1 2 3
Kemudahan proses transportasi 0,2 1 2 3
Performa nce
Waktu output proses 0,5 1 2 3
Cost (Rp)
Biaya Performansi (Rp)
No
Alternatif
0
Kondisi Awal
3
2
2
1
2
1
2
1
2
7,4
1
1
4
4
3
1
2
2
2
2
1
25,6
Rp 5.220.000
61.827.459
2
2
5
3
3
5
4
5
3
2
1
53,3
Rp 3.340.456
128.726.703
3
3
3
3
2
1
3
2
5
4
5
16,8
Rp 354.330
40.574.270
4
1,2
5
4
3
5
3
2
3
2
2
47
Rp 8.560.456
113.511.351
5
1,3
5
3
2
2
1
2
3
3
2
18,6
Rp 5.574.330
44.921.514
6
2,3
4
3
5
5
3
4
5
4
5
57
Rp 3.694.786
137.662.703
7
1,2,3
5
3
3
4
2
3
4
3
4
45,7
Rp 8.914.786
110.371.676
Rp 17.872.000 17.872.000
Value
1
2,68
6,07
2,23
4,29
1,92
6,38
4,12
• Berdasarkan konsep value based mangement, maka alternatif perbaikan yang dipilih adalah alternatif yang memiliki value tertinggi dibandingkan dengan alternatif perbaikan yang lainnya. • Berdasarkan Tabel perhitungan Adalah alternatif 6 dengan Investasi keran air dan kereta dorong .
• mempercepat proses produksi. • waiting proses yang lainnya yaitu bottle neck dari tempat A ke B berkurang. • Waktu proses produksi secara keseluruhan dapat berkurang. • Dan hal tersebut bisa mengurangi waktu total proses produksi pemotongan sapi. Hal ini bisa mempengaruhi jumlah penambahan kapasitas sapi yang bisa dipotong. • Meningkatkan pendapatan
• Biaya investasi di awal mahal • Tempat di pemotongan besar berkurang • Jika tidak dikontrol, biaya penggunaan air bisa membengkak
Kesimpulan • Proses Produksi Perusahaan masih terdapat Non Value Added Activity sehingga menimbulkan waste • Waste yang berpengaruh ada dua, yaitu Waiting Waste dan Transportation Waste • Hasil alternatif terpilih untuk mengurangi waste tersebut adalah investasi keran air dan kereta dorong • Biaya yang dikeluarkan untuk implementasi alternatif adalah Rp77.609.000
Daftar Pustaka • •
•
• • •
Burrit, R. L. Hahn and S. Schaltegger. (2000). Contemporarry Environmental Accounting – Issues, Concept and Practice. UK : Greenleaf Publishing Limited Bustami, Bastian. (2007). Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Jakarta: Graha Ilmu. Buyung, M. (2007). Pemilihan Alternatif Perbaikan untuk Meminimasi Biaya Lingkungan dengan Pendekatan Environmental Management Accounting. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Carter, William. (2008). Akuntansi Biaya Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat. DeSimone, Livio D. and Frank Popoff. (1997). Eco-efficiency The Business Link to Sustainable Development. London: The MIT Press. Gale, Robert. (2006). Environmental Management Accounting as a Reflexive Modernization Strategy in Cleaner Production. Journal of Cleaner Production, 14
Daftar Pustaka •
• • • •
•
Jasch, Christine. (2009). Environmental and Flow Cost Accounting. Germany: Springer. Pujawan, Nyoman. 2004. Ekonomi Teknik. Surabaya: Guna Widya. Schaltegger, Stefan; Burritt, RL; Jasch, Christine; Bennet, Martin. (2008). Environmental Management Accounting for Cleaner Production. Germany: Springer. United States Environmental Protection Agency – US EPA. (1997). An Introduction of Environmental Accounting as a Business Management Tools: Key Concepts and Terms. EPA Washington DC. Yuanita, Tamara. “Analisis Pemilihan Teknologi Guna Mengurangi Emisi CO2 Pada Pabrik Besi Berongga PT. Krakatau Steel dengan Metode Environmental Management Accounting (EMA).” Laporan Tugas Akhir. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2010. Zaifudin, Moch. “Mengidentifikasi Aliran Material dan Energi serta Menentukan Besar Biaya Lingkungan Berdasarkan Aktivitas Bisnis Perusahaan.” Laporan Tugas Akhir. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2009
• • • •
Make Effective Presentations Using Awesome Backgrounds Engage your Audience Capture Audience Attention
• Kata “eco” meliputi baik sumber daya ecological maupun economic, • “efficiency” menjelaskan upaya untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya, yaitu memanfaatkan dalam jumlah minimal untuk mendapat hasil maksimal. Menurunkan limbah dan polusi, serta menghemat pemakaian energi dan bahan baku akan berdampak positif untuk lingkungan serta meningkatkan profit.
• berfokus pada perolehan nilai positif dengan memenuhi customer need dengan sebaik-baiknya dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan industri :
• Mereduksi intensitas energi dalam produk dan jasa • Mereduksi penyebaran zat-zat beracun
• Cabang akuntansi keuangan yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi tersebut dalam bentuk laporan biaya (Carter, 2008). Perhitungan Nilai Investasi : 1. NPV 2. IRR 3. Payback Period
• Schaltegger (2002) mendefinisikan environmental cost sebagai biaya yang berhubungan dengan segala aspek lingkungan dalam setiap perusahaan baik langsung maupun tidak langsung.
Conventional costs
Easier to measure
Hidden costs
Contingent costs
Relationship/ image costs
Societal costs
More difficult to measure
• RCA (Root Cause Analysis) merupakan pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih kejadiankejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja (Corcoran, 2004).
• • • • • • •
Produksi berlebihan Menunggu Transportasi Unnecessary Inventory Unnecessary Motion Inappropriate Processing Defects
• Tahun 2008, Mera Kariyana meneliti tentang rumah pemotongan ayam, dan hasil yang diperoleh adalah dengan pembuatan digester. • Rumah Pemotongan Hewan di Cakung menerapkan Eco-productivity dengan teknik penerapan produksi bersih