ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 3 GORONTALO Oleh: Linda Yusuf, Dr. Fadliah, M.Si* dan Dr. Fory A. Naway, M. Pd ABSTRAK Linda Yusuf. 2013. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Kepala SMK Negeri 3 Gorontalo. Program Studi Manajemen Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Fadliah, M.Si dan Pembimbing II Dr. Fory A. Naway, M. Pd. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui identifikasi masalah dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, Untuk mengetahui analisis situasi dan kondisi dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, Untuk mengetahui proses pengajuan dan pengembangan alternatif dalam pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, dan untuk mengetahui evaluasi keputusan yang telah dihasilkan di SMK Negeri 3 Gorontalo. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui obervasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu; 1) Identifikasi masalah pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo telah berada pada kategori baik. Artinya identifikasi masalah pada proses pengambilan keputusan telah dilakukan oleh kepala sekolah, 2) Analisis situasi dan kondisi pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo telah berada pada kategori baik. Artinya kepala sekolah melakukan analisis situasi dan kondisi dalam proses pengambilan keputusan, 3) Pengajuan dan pengembangan alternatif pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori cukup baik. Artinya pengajuan dan pengembangan alternatif pada proses pengambilan keputusan kadang-kadang dilakukan oleh kepala sekolah, 4) Evaluasi keputusan yang telah dihasilkan pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori yang baik. Akan tetapi Kepala sekolah kadang-kadang merubah keputusan yang telah dibuat setelah membandingkan kriteria dengan pengambilan keputusanyang dihasilkan hal ini dapat dilihat skor rata-rata berada pada pada kategori yang cukup baik. Saran dalam penelitian ini yaitu 1) Bagi sekolah bahwa hendaknya dapat memberikan kontribusi yang berharga melibatkan seluruh guru dalam agenda rapat bulanan sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, 2) Bagi kepala sekolah hendaknya lebih melibatkan guru dalam pengambilan keputusan serta menganalisis dampak yang terjadi bila keputusan dikeluarkan, 3) Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan di sekolah sehingga menjadi acuan dalam meningkatkan peran prestasi sebagai guru dalam memajukan sekolah, 4) Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk terus proses pengambilan keputusan dengan menitik beratkan pada proses penyampaian oleh keputusan kepala sekolah Kata Kunci : Pengambilan Keputusan, Kepala Sekolah.
Pendahuluan Dewasa ini paradigma baru manajemen
Pengembangan SDM yang dimaksudkan
pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas
bertujuan
sebagai
proses
peningkatan
potensi
secara efektif dan efisien, perlu didukung oleh
manusia agar mampu menentukan arah dari pada
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
langkah dalam mengejar cita-cita dan menggapai
masa depan yang lebih gemilang. Di samping itu
rah yang lebih baik, tapi sebaliknya pengambilan
proses pengembangan SDM dapat pula menyentuh
keputusan yang salah akan berdampak buruk pada
berbagai bidang kehidupan yang tercermin dalam
sekolah.
pribadi seorang pimpinan, termasuk pimpinan dalam satuan pendidikan dalam hal ini kepala sekolah. Kepala
sekolah
keputusan
bagi
organisasi sekolah maka kepala sekolah perlu melakukan peningkatan kemampuan pengambilan
komponen pendidikan yang paling berperan dalam
keputusan untuk dapt mengambil sebuah keputusan
meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang
dan
dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun
pengembangan sekolah yang di pimpinnya. Sejalan
1990 serta dengan terbitnya Peraturan Menteri
dengan di atas Handoko (2004:130), mengemukakan
Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang
bahwa pengambilan keputusan dapat di definisikan
Standar Kompetensi Kepala Sekolah maka Kepala
sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
mencapai hasil yang di inginkan. Pembuatan
kegiatan
keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para
pembinaan
tenaga
salah
pengambilan
satu
pendidikan,
merupakan
Menyadari
administrasi
kependidikan
sekolah,
keputusan
tersebut
demi
dan
manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah
pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan
dan lini pertama. Setiap jabatan kepala sekolah
prasarana.
mempertangung
dalam lembaga formal tertentu di harapkan mampu
jawabkan hal-hal tersebut, kepala sekolah harus
melaksanakan pengambilan keputusan sesuai dengan
memiliki ilmu managerial yang berkualitas, artinya
tugas sebagai pimpinan.
Untuk
itu
dalam
lainnya,
menerapkan
bahwa sistem manajemen yang akan diterapkan oleh kepala
sekolah
pada
merupakan hal yang sangat substansial dan harus
pengembangan sekolah dan peningkatan kualitas
dilakukan. Kondisi ini mengingat bahwa sekolah
pendidikan, melainkan perlu pula menerapkan kepala
merupakan institusi yang harus diperhadapkan
sekolah
sebagai
dengan berbagai dengan berbagai persoalan yang
pengelola pendidikan dan salah satu fungsinya itu
memerlukan pemecahan masalah. Usaha untuk
dapat mengambil keputusan secara tepat sesuai
mencari solusi yang tepat atas berbagai masalah yang
dengan kebutuhan sekolah masing-masing.
muncul tersebut harus melalui proses pengambilan
harus
tidak
hanya
menjalankan
Pengambilan
keputusan
terfokus
Pengambilan keputusan khususnya disekolah
fungsinya
mempunyai
arti
penting bagi maju atau mundurnya organisasi.
keputusan yang tepat. Suatu
hal
yang
sangat
prinsip
untuk
Pengambilan keputusan yang tepatlah yang akan
diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan
menghasilkan suatu perubahan terhadap sekolah kea
yaitu tingkat kualitas keputusan, manfaatnya bagi
organisasi serta adanya dukungan yang positif dari
mereka; (3) cara yang mana paling efektif untuk
segenap stakeholder pendidikan disekolah. Hal
melibatkan mereka dalam proses pengambilan
tersebut menunjukkan perlunya analisis yang tepat
keputusan. Ketiga pertanyaan di atas perlu di
terhadap proses pengambilan keputusan.
klarifikasi terlebih dahulu untuk melibatkan guru
Proses pengambilan keputusan di sekolah
dalam
proses
pengambilan
dapat dilakukan sejak awal sampai dengan lahirnya
mengetahui
tingkat
partisipasi
keputusan. Hal ini perlu dilakukan agar keputusan
pengambilan keputusan.
yang dihasilkan berkualitas dan dapat di ketahui
Menurut
Sutopo
keputusan
dan
dalam
proses
(2010;249-250),
dalam
dengan pasti alur pengambilan keputusan yang
proses pengambilan keputusan hal-hal yang harus
dilakukan.
diperhatikan yaitu: 1) mengakui atau menentukan
Astaqauliyah (2005:2) mengemukakan cirri-
masalah
atau
isu;
2)
menganalisis
kesulitan:
ciri utama dari kebanyakan golongan aktor rasionalis
klasifikasi problem, mengumpulkan data, spesifikasi
ialah
alternatif
problem; 3) menetapkan criteria pemecahan masalah;
kebijaksanaan mereka selalu menempuh langkah-
4) mengembangkan rencana atau strategi tindakan;
langkah berikut : 1) Mengidentifikasi masalah ; 2)
rumuskan alternatif, rumuskan konsekuensi tiap
merumuskan tujuan dan menyusunnya dalam jenjang
alternatif, memilih rencana tindakan; 5. menyusun
tertentu;
rencana tindakan; program mengkomunikasikan
dalam
3)
melakukan
pilihan
Mengidentifikasi
semua
alternatif
kebijaksanaan; 4) Meramalkan atau memprediksi
memonitor, mengevaluasi.
akibat-akibat dari tiap alternatif; 5) Membandingkan
Berdasarkan beberapa pendapat di atas
akibat-akibat tersebut dengan selalu mengacu pada
disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan di
tujuan; 6) Memilih alternatif terbaik.
Sekolah dapat aspek-aspek dan langkah-langkah
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu di
berikut; 1) identifikasi masalah, 2) menganalisa
perhatikan dalam melibatkan proses pengambilan
situasi dan kondisi, 3) pengajuan dan pengembangan
keputusan yaitu: (1) bagaimana cara menentukan
alternatif,
alternatif pemecahan setiap kasus, apakah produktif
dihasilkan.
4)
evaluasi
keputusan
yang
telah
jika pengambilan keputusan melibatkan sebagian
Selanjutnya untuk lebih mematangkan proses
atau seluruh guru sesuai dengan substansi bidang
pengambilan keputusan maka diperlukan hubungan
yang ada di sekolah, (2) jika proses pengambilan
yang harmonis antara guru dan personil lainnya
keputusan perlu melibatkan seluruh atau sebagian
terutama kepala sekolah selaku penanggung jawab
guru,
proses
dalam pengambilan keputusan. Untuk itu kepala
pengambilan keputusan itu yang perlu melibatkan
sekolah perlu menjalin hubungan yang harmonis
maka
bagian
yang
mana
dari
dengan guru karena hal itu sangat menentukan
kurang baik serta kurang mendapat dukungan yang
tingkat
memadai dari segenap guru.
partisipasi
dalam
proses
pengambilan
keputusan.
Pemaparan berbagai kesenjangan dan harapan
Hubungan yang harmonis dapat di wujudkan
di atas, menggambarkan bahwa analisis proses
dalam bentuk keterbukaan atau transparansi kepala
pengambilan keputusan kepala sekolah penting untuk
sekolah terhadap segala potensi dan rencana strategis
dilakukan suatu penelitian guna mencari alternatif
yang akan di ambil dalam penentuan kebijakan
pemecahaannya melalui suatu penelitian sederhana
pendidikan di sekolah. Demikian juga guru perlu
dengan formulasi judul sebagai berikut: “Analisis
memiliki keterbukaan terhadap ide gagasan, sehingga
Proses Pengambilan Keputusan Kepala SMK Negeri
keduanya dapat di pertemukan untuk mendapatkan
3 Gorontalo”.
alternatif yang paling sesuai. Melalui hubungan yang
Masalah
harmonis antara kepala sekolah degan guru di
Bertolak dari latar belakang maka dapat
harapkan dapat membantu proses pengambilan
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
keputusan yang tepat di sekolah.
1. Bagaimanakah
Sesuai dengan hasil penelitian yang di lakukan
pada
SMK
Negeri
3
Gorontalo
identifikasi
masalah
dalam
pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo?
menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan
2. Bagaimanakah analisis situasi dan kondisi dalam
belum optimal. Kecenderungan yang terjadi bahwa
pengambilan keputusan di SMK Negeri 3
kepala sekolah mendominasi proses pengambilan
Gorontalo?
keputusan tanpa melalui analisis yang tepat dan
3. Bagaimanakah
proses
pengajuan
dan
saran-saran dari guru hanya ditampung tapi kurang
pengembangan alternatif dalam pengambilan
direalisasikan. Kondisi ini berakibat keputusan yang
keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo?
dihasilkan kurang sesuai dengan harapan dan pelaksanaan keputusan kurang mendapat dukungan dari personil sekolah sehingga keputusan yang
4. Bagaimanakah evaluasi keputusan yang telah dihasilkan di SMK Negeri 3 Gorontalo? Tujuan Penelitian
dihasilkan tidak dapat dilaksanakan dengan optimal.
Adapun
tujuan
penelitian
yaitu
Untuk
Realitas yang dikemukakan di atas di duga
mengetahui identifikasi masalah dalam pengambilan
menyebabkan proses pengambilan keputusan kurang
keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, Untuk
sesuai dengan konsep ideal yang di harapkan.
mengetahui analisis situasi dan kondisi dalam
Kurangnya
pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo,
proses
pengambilan
keputusan
ini
menyebabkan kualitas keputusan yang di hasilkan
Untuk
mengetahui
proses
pengajuan
dan
pengembangan
alternatif
pengambilan
suatu pendekatan yang sistematis terhadap sesuatu
keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo, dan Untuk
masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sitematis
mengetahui evaluasi keputusan yang telah dihasilkan
itu
di SMK Negeri 3 Gorontalo.
daripada masalah yang dihadapi itu, pengumpulan
Tinjauan Pustaka
fakta dan data yang relevan dengan masalah, analisa
Pengambilan
dalam
keputusan
merupakan
menyangkut
pengetahuan
tentang
hakikat
hal
masalah dengan mempergunakan fakta dan data,
mutlak yang selalu ada dalam konteks kehidupan
mencari alternatif pemecahan. Menganalisa setiap
organisasi. Eksistensi pengambilan keputusan ini
altenatif sehingga ditemukan alternatif yang paling
dilakukan untuk mengatasi kondisi ketidakpastian
rasional dan penilaian daripada hasil yang akan
dalam suatu institusi. Oleh karenanya pengambilan
dicapai sebagai akibat daripada keputusan yang
keputusan mempunyai arti penting bagi maju
diambil.
mundurnya suatu organisasi, terutama karena masa
Siagian (2002:47-49) mengklarifikasi lebih
depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh
lanjut bahwa definisi tersebut merujuk pada beberapa
pengambilan keputusan.
aspek pokok sebagai berikut: 1) dalam proses
Terkait
keputusan,
pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi
bahwa
kebetulan. 2) pengambilan keputusan tidak dapat
pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu
dilakukan “asal jadi” karena cara pendekatan kepada
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien
pengambilan keputusan harus didasarkan kepada
sesuai situasi. Proses itu untuk menemukan dan
sistematika tertentu. 3) bahwa sebelum sesuatu
menyelesaikan masalah organisasi. Pernyataan ini
masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat
menegaskan
keputusan
daripada masalah itu harus terlebih dahulu diketahui
memerlukan
dengan jelas. Perlu diperhatikan bahwa pada
Salusu
dengan
(2004:45)
memerlukan
mengemukakan
bahwa satu
pengambilan
seri
pengambilan tindakan,
beberapa langkah. Pengertian ini mengandung makna
hakikatnya
pengambilan
keputusan
adalah
bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu
pemecahan masalah dengan sebaik-baiknya, 4)
proses yang dimana membutuhkan langkah-langkah
bahwa pemecahan masalah tidak hanya dilakukan
dalam bertindak menggunakan cara dan metode yang
dengan cara ”ilham atau dengan intuisi .akan tetapi
efisien dengan melihat situasi yang sesuai, dan
perlu di juga perlu didasarkan pada fakta yang
proses ini juga dapat menemukan dan menyelesaikan
terkumpul dengan sistematis, terolah dengan baik
permasalahan dalam organisasi.
dan tersimpan secara teratur sehingga fakta-fakta
Siagian (2002:47) mengemukakan bahwa
dapat dipercayai dan masih bersifat terbaru, 5) bahwa
pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah
keputusan yang diambil adalah keputusan yang
dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang. Jadi
adalah suatu proses tak sadar, yang diciptakan dari jelas
pengambilan
b) Intuisi, pengambilan keputusan intuitif
bahwa
keputusan
pada
hakikatnya
memerlukan
dalam pengalaman yang tersaring. Intuisi ini berjalan
adanya
beriringan atau saling melengkapi dengan analisis
pendekatan yang sistematis. Dengan adanya masalah
rasional. Intuisi adalah kekuatan di luar indra
yang dihadapi maka pendekatan tersebut dapat
keenam.
memberikan keputusan yang baik.
menggunakan pengambilan keputusan intuitif pada
Dalam pengambilan keputusan mengacu pada beberapa
pendekatan
paling
besar
kemungkinan
delapan kondisi adalah sebagai berikut ini: (1) Bila
yang
ada ketidakpastian dalam tingkat yang tinggi, (2)
dikemukakan oleh para ahli. Nurcholis (2003:191)
Bila hanya ada sedikit prosedur untuk diikuti, (3)
mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan
Bila variabel-variabel kurang bisa diramalkan secara
pengambilan keputusan dalam organisasi, yaitu
ilmiah, (4) Bila fakta terbatas, (5) Bila fakta tidak
pertama, yang didasarkan pada model rasional
menunjukan dengan jelas jalan untuk diikuti, (6) Bila
ekonomi
mendapatkan
data analisis kurang berguna, (7) Bila ada beberapa
keputusan yang ideal. Kedua, model administratif
penyelesaian alternatif yang masuk akal untuk
yaitu
dipilih, yang masing-masing memiliki argument
dengan
dengan
sebagaimana
Orang
maksud
untuk
mengeksplorasikan
keterbatasan-
keterbatasan rasionalitas manusia.
yang baik, dan (8) Bila waktu terbatas dan ada
Lebih lanjut Nurcholis (2003 : 191-193) menambahkan keputusan
bahwa
dalam
kebanyakan
organisasi
pengambilan
didasarkan
pada
beberapa hal berikut:
manusia
untuk
c)
Identifikasi
masalah,
dalam
mengidentifikasi masalah ada dua hal yang penting sangat berpengaruh, yaitu (1) Masalah-masalah yang
a) Rasionalitas terbatas, karena kemampuan pikiran
tekanan untuk segera diambil keputusan yang tepat.
memformulasikan
dan
tampak cenderung memiliki propabilitas terpilih lebih tinggi dibandingkan dengan maslah-masalah
menyelesaikan masalah yang rumit terlalu kecil
yang
untuk memenuhi tuntutan untuk rasionalitas penuh,
pengambil keputusan cenderung menang daripada
individu beroperasi pada rasionalitas terbatas. Para
masalah-masalah yang penting bagi organisasi.
individu mengambil keputusan dengan merancang
penting,
d)
dan
(2)
Pengembangan
Kepentingan
alternatif,
pribadi
pengambil
bangun model-model yang disederhanakan, yang
keputusan jarang bersedia mengembangkn alternatif
menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa
baru
menangkap semua kerumitannya.
menghindari
dan
unik.
Pengambil tugas-tugas
mempertimbangkan
alternatif
keputusan
sering
sulit
dan
untung
ruginya.
Pengambil
keputusan
sering
menyederhanakan
Siagian (2002:73)
juga mengemukakan
pilihan keputusan, dengan hanya membandingkan
bahwa terdapat beberapa langkah yang dapat
alternatif-alternatif yang sedikit berbeda daripada
dilakukan dalam pemecahan masalah yaitu 1) Per
mencari alternatif terbaru. Pengambil keputusan
definisi adalah sesuatu keadaan yang kurang
tidak menguji secara saksama suatu alternatif dan
menguntungkan dan arena itu selalu mengundang
konsekuensi-konsekuensinya.
penyelesaiannya.
Jika
perencanaan
dipandang
e) Membuat pilihan, pengambil keputusan
sebagai pengambilan keputusan dan menggunakan
sering menghindari informasi yang terlalu sarat dan
pemecahan masalah sebagai salah satu tekniknya,
mengandalkan hearistik atau jalan pintas penilaian
dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan
dalam pengambilan keputusan. Dua kategori umum
usaha sadar dan sistematik untuk menyelesaikan
hearistik
adalah
ketersediaan
yaitu
masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi
keputusan
untuk
oleh suatu organisasi untuk satu kurun waktu tertentu
mendasarkan penilaian pada informasi yang sudah
di masa akan datang. Dengan demikian, pemecahan
ada
keterwakilan/
masalah sebagai teknik pengambilan keputusan
representatif yaitu menilai kemungkinan dari suatu
relevan dan penting untuk diketahui dan digunakan
kejadian dengan menarik analogi dan melihat situasi
karena pengalaman banyak orang telah menunjukan
identik yang sebenarnya tidak identik. Keduanya
keampuhannya.
kecenderungan
di
pengambilan
tangan
menciptakan
pertama,
mereka.
bias
dalam
Kedua,
penialaian.
Ketiga
Hal ini juga senada dengan yang disampaikan
kecendurangan untuk meningkatkan komitmen, yaitu
oleh
suatu peningkatan komitmen pada suatu keputusan
pengambilan keputusan yaitu: 1) Mengakui atau
sebelumnya meskipun ada informasi negatif.
menentukan masalah atau isu; 2) Menganalisis
f)
Perbedaan
individual,
berpengaruh
Sutopo
(2010:249-250)
Dalam
proses
kesulitan: klasifikasi problem, mengumpulkan data,
terhadap gaya pengambilan keputusan. Riset tentang
spesifikasi
gaya pengambilan keputusan mengidentifikkasikan
pemecahan masalah; 4) Mengembangkan rencana
bahwa terdapat empat pendekatan individual yang
atau strategi tindakan; rumuskan alternatif, rumuskan
didasarkan pada dua hal, yaitu cara berfikir dan
konsekuensi
toleransi pribadi terhadap ambiguitas sehingga
tindakan; 5. Menyusun rencana tindakan; program
menghasilkan empat model gaya pengambilan
mengkomunikasikan memonitor, mengevaluasi.
keputusan yaitu direktif, analitik, konseptual dan behavioral.
problem;
tiap
3)
Menetapkan
alternatif,
memilih
criteria
rencana
Jika digambarkan pengambilan keputusan akan tampak model berikut:
Pertimbangan
penetapan
lokasi
tersebut
didasarkan bahwa lokasi tersebut mudah dan dapat dijangkau oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian untuk pengumpulan data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deksriptif. Jenis Diagram I
penelitian seperti ini dipilih untuk memaparkan atau
Model Pengambilan keputusan (Sutopo,
menggambarkan data temuan penelitian dalam bentuk presentasi atau pernyataan-pernyataan dari
2010:250) Uraian diatas jelas bahwa langkah-langkah
responden sesuai dengan kenyataan yang ada.
1)
Sementara itu untuk mendapatkan data penelitian,
Identifikasi masalah, 2) Analisis situasi terlebih
peneliti menggunakan teknik Observasi, di mana
dahulu dan perumusan masalah, 3) Pengembangan
peneliti menjadi instrumen untuk mendapatkan data
dan analisis alternatif, 4) Pengambilan keputusan
penelitian.
haruslah memilih alternatif yang paling baik
5)
penelitian ini dalam bentuk angket, desain penelitian
Pelaksanaan dan evaluasi keputusan. Dengan adanya
ini bertujuan untuk menggambarkan analisis proses
langkah-langkah
pengambilan keputusan kepala SMK Negeri 3
dari proses
pengambilan keputusan
tersebut
dapat
yaitu:
menghasilkan
Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 3 Gorontalo. dilakukan
digunakan
dalam
Penelitian ini hanya mengadung satu variabel
Metode Penelitian
ini
yang
Gorontalo.
keputusan yang baik.
Penelitian
Instrumen
untuk
memperoleh
yaitu analisis proses pengambilan keputusan kepala SMK Negeri 3 Gorontalo. Dalam rangka mengoperasionalkan variabel
gambaran nyata tentang pengambilan keputusan
penelitian ini maka
indikator penelitian dapat
Kepala Sekolah.
dianalisis melalui perilaku sebagai berikut: 1)
SMK Negeri 3 Gorontalo menempatkan
identifikasi masalah, 2) analisis situasi dan kondisi,
sumber daya manusia sebagai manusia-manusia
3) pengajuan dan pengembangan alternatif, 4)
yang sangat berharga bagi organisasi,
evaluasi keputusan yang telah dihasilkan.
selalu
sehingga
diupayakan pengembangannya melalui
Berdasarkan
pendapat
jumlah
populasi
diatas
serta
pelatihan-pelatihan baik yang dilaksanakan internal
memperhatikan
sebagaimana
maupun eksternal.
disebutkan diatas, maka ditetapkan besarnya sampai
dalam penelitian yaitu 25%, dari jumlah guru 126
tiap-tiap
orang,
(Sugiyono, 2012:136-137):
berdasarkan
pendapat
tersebut,
penulis
pertanyaan
adalah
menetapkan jumlah sampel pada penelitian adalah 31
4
= Selalu
orang. Dengan dasar penetapan sampel tersebut
3
= Sering
menggunakan metode penarikan sampel secara
2
= Kadang-kadang
”random sampling”, di mana penggunaan metode ini
1
= Tidak Pernah
didasarkan atas pertimbangan bahwa subjek yang ada dalam populasi dianggap sama, sehingga anggota sampel yang terpilih dapat mewakili populasi dalam penelitian ini Untuk mendapatkan beberapa data dan informasi penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu: Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk angket yang digunakan adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan bentuk pilihan ganda, dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah
sebagai
berikut
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik persentase. Selanjutnya data yang telah diperoleh, dianalisi berdasarkan deskriptif presentase (%) dengan formula dalam arti bahwa setiap butir soal dalam angket dibuatkan tabel untuk memperoleh gambaran persentase yang dicapai dalam angket setiap indikator maupun masing-masing alternatif jawaban dengan cara memfrekuensi masing-masing alternatif jawaban setiap butir soal dibagi jumlah sampel x 100. Hasil Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah
tersedia. Yang menjadi responden adalah guru di
menengah kejuruan (SMK) Negeri 3 Gorontalo.
SMK 3 Gorontalo berjumlah 126 orang. Proses pemberian skor dilakukan dengan
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
memperoleh
membuat klasifikasi dan kategori atas jawaban
gambaran nyata tentang pengambilan keputusan
pertanyaan angket sesuai tanggapan responden.
Kepala Sekolah Bertitik tolak dari rekapitulasi hasil penelitian
Responden menjawab pertanyaan anket dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban yang telah
tentang
disediakan dengan lima kemungkinan yang tersedia.
sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo yang mencakup
Setiap pilihan jawaban responden diberi skor nilai
empat indikator yaitu: Identifikasi masalah berada
atau
bertingkat
pada kategori baik dengan persentase 67.04%,
berdasarkan skala likert. Skor yang diberikan pada
Analisis situasi dan kondisi berada pada kategori
bobot
yang
disusun
secara
proses
pengambilan
keputusan
kepala
baik 71.15%, Proses pengajuan dan pengembangan
alternatif dalam pengambilan keputusan berada pada
mengamanatkan kepala sekolah untuk memiliki
kategori cukup baik 59.27% dan Evaluasi keputusan
kemampuan managerial yang antara lain kemampuan
yang telah dihasilkan telah berjalan dengan baik
menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk
dengan persentase 70.51%, Sehingga Secara umum
berbagai tingkatan perencanaan, mengembangkan
seluruh indikator proses pengambilan keputusan
organisasi
sekolah/madrasah
Kepala Sekolah yang diukur, telah berjalan dengan
kebutuhan,
memimpin
baik dalam terlihat dalam skor rekapitulasi akhir
rangka
pendayagunaan
dengan persentase 66.99% namun bila dilihat dari
sekolah/madrasah
perolehan
perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah
persentase
rata-rata
tersebut
belum
dengan
sekolah/madrasah sumber
secara
optimal,
daya mengelola
menuju
dilaksanakan karena dalam pengambilan keputusan
mengelola
melalui
pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal
pengajuan
dan
pengembangan
guru
pembelajar
dalam
menunjukkan pengambilan keputusan belum efektif
proses
organisasi
sesuai
dan
dalam
rangka
dan
Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori yang cukup
sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
baik.
hal
secara optimal. Dengan kata lain, tugas kepala
demikian bahwa pengajuan keputusan oleh kepala
sekolah pada suatu sekolah dapat disamakan dengan
sekolah jarang melibatkan guru rapat sekolah
tugas managerial pada umumnya, yaitu melakukan
didominasi oleh pernyataan kepala sekolah.
pengelolaan terhadap semua sumber daya yang ada
penelitian
pun
ditemukan
Indikator yang diteliti dalam penelitian ini
yang
menawarkan
langkah-langkah
dan
prasarana
di sekolah dan sekitarnya.
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sutisna (2000:179)
sarana
efektif,
alternatif dalam pengambilan keputusan di SMK
Dilokasi
mengelola
staf
yang
Salah satu hal yang membedakan adalah bahwa tugas kepala sekolah dalam melakukan
dalam proses pengambilan keputusan sebagai berikut
kegiatan
: 1) Identifikasi masalah, 2) Analisis situasi dan
steakholder yang lebih tinggi, misalnya Kepala
perumusan masalah, 3) Pengembangan dan analisis
Dinas, Pemerintah Kabupaten dan seterusnya. Dalam
alternatif-alternatif, 4) Pengambilan keputusan :
posisi ini sebenarnya tugas kepala sekolah identik
memilih
dengan
alternatif
yang paling baik
dan
5)
Implementasi dan evaluasi keputusan
managerial
tugas middle
masih
terkait
management yang
dengan
model
pengambilan keputusannya lebih bersifat taktis
Pokok bahasan pada penelitian ini adalah
daripada strategis. Kebijakan taktis memerlukan
proses pengambilan keputusan oleh kepala sekolah di
kecepatan dan ketepatan agar masalah yang dihadapi
SMK Negeri 3 Gorontalo. Sesuai dengan Permen
juga cepat teratasi dengan baik.
No. 13 Tahun 2007 tentang Standart Kepala Sekolah
Menyadari
pentingnya
pengambilan
alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik;
keputusan bagi organisasi sekolah maka kepala
dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan
sekolah perlu melakukan peningkatan kemampuan
itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
pengambilan keputusan untuk dapat mengambil sebuah
keputusan
tersebut
demi
dan
menerapkan
keputusan yaitu: (1) bagaimana cara menentukan
Hasan,
alternatif pemecahan setiap kasus, apakah produktif
2004:23 keputusan adalah hasil dari pemecahan
jika pengambilan keputusan melibatkan sebagian
masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini
atau seluruh guru sesuai dengan substansi bidang
berkaitan
pertanyaan-
yang ada di sekolah, (2) jika proses pengambilan
pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan
keputusan perlu melibatkan seluruh atau sebagian
seterusnya
guru,
Sebagaimana
dengan
ditegaskan
jawaban
mengenai
sekolah
perhatikan dalam melibatkan proses pengambilan
yang
dipimpinnya.
pengembangkan
keputusan
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu di
atas
unsur-unsur
perencanaan.
maka
bagian
yang
mana
dari
proses
Keputusan dibuat untuk menghadapi masalah-
pengambilan keputusan itu yang perlu melibatkan
masalah atau kesalahan yang terjadi terhadap rencana
mereka; (3) cara yang mana paling efektif untuk
yang telah digariskan atau penyimpangan serius
melibatkan mereka dalam proses pengambilan
terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
keputusan. Ketiga pertanyaan di atas perlu di
Tugas pengambilan keputusan tingkatnya sederajad
klarifikasi terlebih dahulu untuk melibatkan guru
dengan tugas pengambilan rencana dalam organisasi.
dalam
Pengambilan keputusan khususnya disekolah merupakan hal yang sangat substansial dan harus
proses
mengetahui
pengambilan
tingkat
keputusan
partisipasi
dalam
dan proses
pengambilan keputusan.
dilakukan. Kondisi ini mengingat bahwa sekolah merupakan institusi yang harus diperhadapkan
Kesimpulan Saran
dengan berbagai dengan berbagai persoalan yang
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada
memerlukan pemecahan masalah. Usaha untuk
bab sebelumnya maka dapat dibuatlah kesimpulan
mencari solusi yang tepat atas berbagai masalah yang
sesuai indikator penelitian yaitu:
muncul tersebut harus melalui proses pengambilan
1. Identifikasi
keputusanyang
tepat.
pengambilan
keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3
(2007:21), keputusan adalah pemilihan di antara
Gorontalo telah berada pada kategori baik.
berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga
Artinya
pengertian,
pengambilan keputusan telah dilakukan oleh
(1)
ada
menurut
pada
Stoner
yaitu:
Karena
masalah
pilihan
atas
dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa
identifikasi
kepala sekolah.
masalah
pada
proses
2. Analisis situasi dan kondisi pada pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3
menganalisis
dampak
yang
terjadi
bila
keputusan dikeluarkan.
Gorontalo telah berada pada kategori baik.
3. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang
Artinya kepala sekolah melakukan analisis
berkaitan dengan proses pengambilan keputusan
situasi dan kondisi dalam proses pengambilan
di sekolah sehingga menjadi acuan dalam
keputusan.
meningkatkan peran prestasi sebagai guru dalam
3. Pengajuan dan pengembangan alternatif pada
memajukan sekolah.
pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK
4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori cukup
terus proses pengambilan keputusan dengan
baik. Artinya pengajuan dan pengembangan
menitik beratkan pada proses penyampaian oleh
alternatif pada proses pengambilan keputusan
keputusan kepala sekolah.
kadang-kadang dilakukan oleh kepala sekolah. 4. Evaluasi keputusan yang telah dihasilkan pada
Sumber Literatur
pengambilan keputusan kepala sekolah di SMK Negeri 3 Gorontalo berada pada kategori yang baik. Akan tetapi Kepala sekolah kadang-kadang merubah keputusan yang telah dibuat setelah membandingkan kriteria dengan pengambilan keputusanyang dihasilkan hal ini dapat dilihat
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka Cipta. Jakarta Ansar.
2004. Proses pengambilan keputusan Stratejik pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo. (Desertasi). Makassar: Universitas Negeri Makasar
skor rata-rata berada pada pada kategori yang Depdiknas. 2002. Proses Pengambilan Keputusan (Materi pelatihan terpadu untuk kepala sekolah). Jakarta Dirjendikdasmen
cukup baik Adapun saran penelitian yaitu: 1. Bagi
sekolah
memberikan
bahwa kontribusi
hendaknya yang
dapat
Handoko, Hani T. 2004. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
berharga
melibatkan seluruh guru dalam agenda rapat
Herudjito, Yayat M. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : PT Radja Graznido
bulanan sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengambilan keputusan di SMK Negeri 3 Gorontalo. 2. Bagi kepala sekolah hendaknya lebih melibatkan guru
dalam
pengambilan
keputusan
serta
Iqbal dan Hasan. 2004. Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia Indonesia. Kartono Kartini; 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan; Jakarta PT Raja Grafindo Persada.
Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi Nurcholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Gramedia Qauliyah Asta. 2005. Teori-Teori Pengambilan Keputusan, (Artikel Online) http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teoripengambilan-keputusan/ diakses tanggal 23 Juli 2013 Salusu, J. 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Non Profit, Jakarta: Grasindo Siagian
Sondang. P. 2002. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara
Siagian Sondang. P. 2007. Filsafat Administrasi. akarta: Rineka Cipta Sugiyono, 2010. Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Sutopo,
Hendyat, 2010. Perilaku Jakarta: Ghalia Indonesia
Organisasi,
Syamsi Ibnu. 2002. Pengambilan keputusandan system informasi. Jakarta: Balai Aksara. Tilaar. H.A.R. 2002 . Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta 2002 Wahyosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Remaja Rosda Karya