PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN di ORGANISASI KEMASYARAKATAN Oleh Hery Basuki ,SE,MM Dalam sebuah organisasi selalu mempunyai ke khasan sendiri – sendiri dalam menjalankan organisasi yang disebut dengan Manajemen karena setiap organisasi selalu mempunyai kearifan berdasarkan dasar dan tujuan dari suatu organisasi. Di manajemen yang ada kita semua mengenal tentang kepemimpinan, dimana dalam kepemimpinan sering dibenturkan dengan proses pengambil keputusan. Masalah pengambilan keputusan ini sangat relevan dalam sebuah organisasi karena keputusan menyangkut masalah pencapaian tujuan baik secara taktis maupun strategis. Namun hal ini tidak boleh bertentangan dengan dasar dan tujuan dari organisasi tersebut. Namun dalam proses ini tentunya banyak sekali proses yang meski dilalui ang terjadi karena berbagai persoalan yang ada. Harus diakui bahwa proses pengambilan Keputusan memakan banyak jalan yang harus dilalui sehingga sering terjadi permasalahan ditengah – tengah jalan. Namun pada dasarnya ada beberapa hal yang pokok yang mampu menghambat proses tersebut.
A. PENDAHULUAN Dalam kehidupan manusia baik secara individu maupun berorganisasi kita selalu dihadapkan pada permasalah yang sama Yakni tentang pengambilan keputusan, karena mau tidak mau kita harus mengambil keputusan untuk menentukan masa depan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses tersebut perlu adanya beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan diutamakan oleh kita baik secara Individu maupun Organisasi. Tentunya dalam proses pengambilan Keputusan ini kita selalu menyesuaikan dengan SIKONTOL PANJANG ( Situasi Kondisi Toleransi Pandangan dan Jangkauan ). Dan mengetahui mana keputusan yang
bersifat Idiologis, Strategis maupun Taktis. Dari pelbagai pertimbangan yang ada ini kita dapat mengambil keputusan dengan tepat dan meminimalisir hal – hal yang tidak diinginkan. Banyaknya pertimbangan pertimbangan yang kita lakukan dalam proses pengambilan keputusan ini akan menyebabkan proses tersebut akan semakin menarik. Hambatan – hambatan dalam proses pengambilan keputusan ini perlu diangkat karena iniakan menjadi pelajaran bagi kita semua untuk dapat mengurangi hambatan – hambatan tersebut dalam pengambilan keputusan baik secara Individu maupun organisasi.
JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
50
Dipilihnya organisasi kemasyarakatan sebagai objek karena saat ini organisasi kemasyarakatan sangat berperan dalam proses perubahan masyarakat. Sehingga peran organisasi kemasyarakatan sangat vital bagi masyarakat. Pengambilan keputusan dalam organisasi kemasyarakatan tentunya sangat berperan dalam membesarkan peranannya dalam masyarakat. Sehingga proses ini dapat diambil sebagai bahan pertimbangan bagi kita sebagai Individu maupun organisatoris. B. Perumusan Masalah Dalam perumusan masalah ini terlebih dahulu akan diungkapkan tentang pengertian masalah itu sendiri. Menurut Natsir (1999) yaitu : “Masalah timbul karena adanya tantangan, kesangsian atau kebingungan terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemengandungan arti, adanya halangan dan rintangan, adanya celah atau gap antar kegiatan atau fenomena baik yang telah ada maupun yang belum ada”. Sehingga masalah yang timbul dari permasalahan yang diangkat ini adalah proses pengambilan keputusan dimana pengambilan keputusan harus segera dilakukan karena ada pelbagai permasalahan dan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Sehingga perlu adanya tanggapan yang bersifat taktis maupun strategis dalam pengambilan kebijakn tersebut. Maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana proses pengambilan keputusan b. Sebutkan hal –hal yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam organisasi kemasyarakatan
JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
c.
Apa Strategi mengatasi hambatan – hambatan tersebut ?
Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat maka dapat dibuat tujuan penulisan ini adalah: 1. Mengetahui proses pengambilan keputusan di organisasi kemasyarakatan 2. Mengetahui hal – hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan C.
2. METODE PENELITIAN Menurut Nasir (1999:52) metode penelitian membicarakan bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan. Adapun Faisal (2003:10) menyatakan bahwa: "Penelitian adalah menelaah suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah secara terancang dan sistematis untuk menemukan pengetahuan barn yang terandalkan kebenaranya (obyektif dan sahih) mengetahui dunia alani dan sosial". Sedangkan pengertian penelitian menurut Nasir (1999:15) adalah pencarian pengetahuan dan pemberiartian yang terus menerus tcrhadap sesuatu. Penelitian juga merupakan percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru. Selanjurnya Nasir mengelompokan metode penelitian dalain lima jenis, dan berdasarkan kelima jenis metode penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka 51
penelili mengunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode penelitian tersebut diharapkan dapat mendeskripsikan atau menggambarkan pelaksanaan kegiatan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi kemasyarakatan Tujuan penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Nasir tentang tujuan penelitian deskriptif yang menyatakan bahwa tujuan dan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi dan gambaran atau lukisan sacara sistematis, faktual dan akurat raengenai fakta, sifat-sifat serta hubimgan antar fenomena yang diselidiki (Nasir, 1999:63). Sedangkan pendekatannya meriggunakan pendekatan kualitatif, karena pada hakekatnya penelitian ini dilakukan dengan mengadalkan manusia (peneliti) sebagai intrumen utama, berinteraksi dengan orang yang diamati dalam suatu lingkungan kantor organisasi kemasyarakatan, untuk menghasilkan data deskriptif yang benipa kata-kata atau lisan dari yang diamati yang diperoleh dengan melakukan wawancara serta kegiatan lain yang dapat menunjang, seperti observasi dan dokumentasi. Metode yang dipakai tersebut merujuk pada definisi Bogdan dan Taylcr sebagaimana dikutip Moleong yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai: "Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-knta atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati" (Moleong, 2002:3). Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller sebagaimana dikutif Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah "Tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengamatan manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tevsebut dalam bahasanya dan peristilaliannya" (Moleong, 2003:3). B. Fokus Penelitian Ditetapkan fokus penelitian menurut Moleong (2002:62-63) adalah pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kechia, penetapan kasus itu berfungsiuntuk memenuhi kriteria inklusi-inklusi atau masukanmasukan suatu infomasi yang baru dimasukan dilapangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ditetapkannya fokus penelitian adalah untuk membatasi studi terhadap hal-hal yang dijadikan pasat perhatian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat terarah pada permasalahan tertentu. Dengan ditetapkan fokus penelitian akan membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan informasi di lapangan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat terarah. Adapun yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut: Proses pengambilan keputusan yang dihadapi oleh Organisasi Kemasyarakatan. C. C. Lokasi dan Situs Penelitian Lokasi penelitian di fokuskan di Wilayah kota Blitar. Dengan alasan bahwa diera otonmi ini kita harus mampu menghormati kearifan local yang ada karena tidak lain dengan itulah pembangunan diera otonomi daerah mampu dijalankan. Tentunya setiap daerah mempunyai kearifan local masing – masing yang harus dihormati. Wilayah kota Blitar terletak di Jawa Timur selatan dengan luas wilayah sekitar 600 Ha. Dobagi dalam 3 ( tiga) kecamatan dengan masing – masing kecamatan mempunyai 7 ( tujuh ) kelurahan. Sehingga wilayah kota Blitar mempunyai 21 Kecamatan. Penduduk Kota Blitar sebagian besar bekerja dalam sector jasa dan
JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
52
pariwisata dan sebagian lagi di pertanian ( pertanian, perikanan ). Ikon kota Blitar yang mengandalkan pariwisata baik pariwisata Spiritual makam bung Karno, wisata buatan yakni Pemandian sumber Udel, dan pariwisata pendidikan ( perpustakaan, museum Bung karno) Selain itu karena pertimbangan secara umum dalam penelitian baik itu biaya, lokasidan kemudahan akses, penulis memilih untuk wilayah kota Blitar karena wilayah yang relative kecil dan penulis sendiri juga kuliah di wilayah kota Blitar. Diman kunci sukses dalam era otomoni daerah tidak lain adalah peranan putra daerah yang harus ditingkatkan. Dan organisasi kemasyarakatan tentunya mempunyai peranan yang besar dalam hal ini, sehingga kita sebagai mahasiswa meski mengetahui proses pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh organisasi – organisasi tersebut. Dengan begitu mahasiswa kedepan tidak hanya belajar teori – teori yang pada akhirnya keilmuannya bagaikan sesuatu yang ada di menara dan tidak pernah membumi. Sebatgai generasi pelopor sudah sepantasnya apabila mahasiswa mampu memberikan angin perubanhan. A. Jenis dan Sumber Data Sesuai drengan jenisnya data yang diperoleh dapat digolongkan menjadi. 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau data yang didapat sendiri dari lapangan secara langsung (oleh peneliti). Data primer dalam penelitian ini adalah: a. Hasil wawancara dengan aparatur pimpinan Organisasi Kemasyarakatan di Kota Blitar: Data yang diperoleh berupa data dan informasi yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan
yang dialami oleh organisasi – organisasi kemasyarakatan dalam proses pengambilan kebiujakan b. Pengamatan langsung dari peneliti terhadap kegiatankegiatan Organisasi Kemasyarakatan 2. Data Skunder Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat memperkuat atau mendukung data primer yang bersumber dari dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang berkaitan dengan tema penelitian. Data skunder dapat diperoleh peneliti melalui: Data-data yang berupa surat-surat dokumen resmi dari bagian kesekretariatan a. Media massa (majalah, koran, dan tabloit), makalah atau paper, laporan dan hasil penelitian lain. B. Teknik Pengambilan Data Dalam rangka pelaksanaan pengumpulan data penelitian akan dilakukan dengan cara terbuka dengan melakukan tiga tahap kegiatan, yaitu: 1. Proses memasuki lokasi penelitian (getting in) Pada tahap pertama ini, peneliti mendatangi kantor Organisasi Kemasyarakatan guna mendapatkan informasi yang dapat memberikan gambaran tentang fokus penelitian. 2. Ketika berada di lokasi penelitian (getting along) Ketika berada pada kantor Organisasi kemasyarakatan, peneliti akan berupaya melakukan interaksi untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. a. Pengumpulan Data (logging the Data)
JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
53
Dalam pengurnpulan data, teknik yang akan peneliti gunakan adalah: 1. Observasi Merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi melalui pengamatan secara langsung pada Iokasi penelitian, dengan demikian peneliti dapat melihat fenomena atau gejala yang sebenamya terjadi dilapangan. 2. Wawancara Adalah percakapan dengan maksud terlentu. Peneliti memilih melakukan wawancara secara terbuka, karena sebaiknya penelitian kualitatif menggunakan wawancara terbuka yang para subyeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dari wawancara itu, sehingga dapat diperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan organisasi kemasyarakatan. Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan yang diajukan tidak menyimpang dari fokus penelitian. 3. Dokumentasi Merupakan pengurnpulan data yang JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
menyakinkan dokumendokumen yang terkait dengan fokus penelitian yang dapat menunjang pemahaman dan penggalian data dalam penelitian ini. Dokumentasi ini berupa upaya pencatatan dokumen-dokumen yang ada berupa arsiparsip, makalah dan laporan resmi yang berkaitan dengan penelitian. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakar. oleh peneliti dalm kegiatan pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data yang utama (Moleong, 2004:4). Peneliti dimasukan sebagai instrumen utama karena alat yang bukan manusia tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Jadi peneliti disini berperan sebagai instrumen pokok, sedangkan insrrumen penunjangnya adalah pedoman wawancara, catatan lapangan dan alat tulis menulis untuk membantu dalam pencatatan hal-hal yang penting di lapangan.
3.PEMBAHASAN A.
Proses Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan inti dari suatu kepemimpinan yang merupakan bagian dari organisasi dan manajemen. Dimana dalam pengambilan keputusan seseorang haruslah mengetahui beberapa hal. Antara lain sifat keputusan yang 54
diambil seperti keputusan idiologis yakni keputusan yang bersifat lama dan sesuai dengan dasar dari pada pendirian suatu organisasi kemasyarakatan dimana ini dilakukan sekali dalam pendirian suatu organisasi. Yang kedua merupakan keputusan yang bersifat strategis adalah suatu keputusan untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi dengan sebuah strategi – strategi yang pada dasarnya diambil dalam waktu yang agak lama. Keputusan yang bersifat strategis biasanya diambil untuk menentukan suatu kebijakan dalam tempo tahunan. Dan terakir keputusan yang bersifat taktis keputusan ini diambil dalam tempo yang singkat dan hanya berakibat dalam tempo yang sangat singkat. Prose pengambilan keputusan sendiri sangat bermacam – macam. Dimana keputusan yang diambil oleh
Perencanaan JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
suatu organisasi kemasyarakatan sering sekali dipengaruhi oleh dasar pendiriannya, masa yang mendukung, tujuan organisasi, kelompok kelompok dalam organisasi tersebut, dan tentunya pengaruh dari luar organisasi. Tidak dikesampingkan pula adanya feed back dari
pengambilan kepusan terdahulu. Keputusan yang diambil oleh organisasi kemasyarakatan di Blitar cenderung bersifat reaksioner dimana mereka sering sekali dipengaruh adanya peristiwa – peristiwa yang bersifat spontanitas saja. Inilah yang menyebabkan adanya kemandulan – kemandulan organisasi kemasyarakatan dalam membawa perubahan dimasyarakat sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan 1 tentang proses pengambilan keputusan
Proses
Hasil 55
Dasar Pendirian Tujuan Kelompok dalam Organisasi Strategi Pencapaian tujuan Basis masa
Lobi – Lobi Antara kepentingan organisasi dan pihak luar organisasi
Adanya kompromi antara organisasi dengan pihak lain
Feed back
Unsur luar Organisasi: Pasar, Pemerintah, organisasi lain, kepentingan – kepentingan lain
B.
Hal hal yang Memepengaruhi Pengambilan Keputusan
Dari tabel diatas dapat kiranya kita semua hal – hal yang mempengaruhi suatu proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi kemasyarakat terutama di Blitar. Dimana banyak sekali kepentingan yang mempengaruhi suatu keputusan akan diambil oleh suatu organisasi kemasyarakatan yang ada. Hal ini dapat dibedakan menjadi 2 hal yang pokok sekali yakni. Dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Dari dalam Organisasi antara lain: dasar pendirian organisasi, ini sangat mempengaruhi karena dasr tersebut merupakan sandaran dimana suatu organisasi dapat bertahan dengan keadaannya sampai sekarang dan merupakan pedoman bagi anggota organisasi. Dimana anggota organisasi akan selalu mengembalikan permasalah kepada dasar dari pendirian organisassi saat terjadi benturan dalam pengambilan suatu keputusan JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
organisasi.. 2 Dalam setiap organisasi selalu terdapat kelompok – kelompok yang mana kelompok – kelompok ini selalu mempunyai kepentingan dalam penguasaan organisasi kedepan. Ni sangat berpengaaruh dalam suatu organisasi sebab mereka sangat berperan dalam Perilaku organisasi ( hubungan antara anggota ) dala organisasi. 3. Styrategi dalam mencapai tujuan, banyak sekali strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan organisasi dimulai dari kooperatif sampai nonkooperatif. Ini sangat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan terutama sekali saat menyangkut kebijakan Pemerintah. Keempat adalah Tujuan dari suatu organisasi, tujuan organisasi merupakan bagian dasar dari berdirinya organisasi kemasyarakatan yang ada. Sehingga mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam proses pengambilan keputusan. Dan tentunya basis mas yang dimiliki oleh organisasi kemasyarakatan dimana basis masa akan sangat mempengaruhi 56
suatu organisasi dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan dalam pengambilan keputusan. Yang tidak boleh dilupakan oleh kalangan organisastoris adalah kelompok diluar organisasi yang mempunyai pengaruh dalam suatu proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi kemasyarakatan. Mereka yang mempunyai pengaruh antara lain. Pasar dimana pasar sangat mempengaruh suatu keputusan dalam organisasi kemasyarakatan terutam yangmenyangkut masalah hajat hidup anggotanya. Kedua Pemerintah ini juga terkait dengan kebijakan – kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah dan juga strategi pencapaian tujuan seperti yang diuraikan diatas. Dimana kebijakan pemerintah lebih sering direspon oleh kalangan organisasi kemasyarakatan terutama yang mempunyai pengaruh yang signifakan dengan kepentingan umum. Ketiga, kekuatan organisasi lain hal ini tidak dapat dipandang sebelah mata mengingat ini merupakan jaringan dalam hal lobi – lobi dengan unsur lain yang sama – sama mempunyai kepengan .Dan tentunya kepentingan – kepentingan yang terselubung dalam organisasi tersebut termasuk kepentingan penyandang dana dari organisasi tersebut. Hambatan – Hambatan dalam Proses Pengambilan Keputusan Dalam proses pengambilan keputrusan dalam suatu organisasi dimapun lebih – lebih di Blitar ini. Banyak sekali hambatan hambatan yang terjadi, penulis membedakannya dalam dua katagori yakni hambatan yang datangnya dari dalam ( weakness ) dan hambatan yang datangnya dari luar (Treathy). Hambatan hambatan ini harus mampu diselesaikan oleh organisasi kemasyarkatan manapun karena organisasi dituntut untuk selalu siap dalam pengambilan keputusan. C.
JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
Hambatan yang berasal dari dalam antara lain; 1 terlalu bersikap idialis. Organisasi yang terlalu bersikap idialis akan menjadi suatu organisasi kemasyarakatan yang sulit mengambil keputusan dengan segera karena organisasi tersebut akan kurang merespon setiap perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Ini terjadi karena umumnya mereka berfikiran seperti gaya pemikir yang ortodok. Idialis memang perlu namun terlalu idial akan membuat organisasi ehilangan momen dalam suatu pengambilan keputusan. Yang kedua Tidak mampu menilai kepentingan yang diutamakan, Setiap organisasi pastilah mempunyai target – target yang jelas dalam mencapai tujuan namun kebanyakan organisasi kemasyarakatan terjebak dalam suatu hal hal yang bersifat taktis semata sehingga gerakan yang dilakukannya kurang masif. Dimana organisasi kemasyaraktan di Blitar tidak mampu menjalankan program – program yang bersifat jangka panjang dan sudah menjadi amanat dalam pemilihan pengurus. Ini menyebabkan tidak adanya rutinitas kegiatan yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan. Ketiga adanya Kelompok – kelompok dalam organisasi yang saling bertentangan satu sama lainnya. Adanya kelompok memang akan menjadikan organisasi besar dengan mamejemen konflik dan lebih bias bersikap demokrasi, namun dalam proses pengambilan keputusan akan menjadi terlalu lama. Karena akan terjadi persaingan dalam tubuh organisasi. Konflik ini akan meningkat saat menjelang dan pasca pergantian kepemimpinan dalam tubuh Organisasi.
57
4. PENUTUP A. Kesimpulan Dalam proses pengambilan keputusan yang diambil oleh suatu organisasi kemasyarakatan pastilah mengalami berbagai macam hambatan yang terjadi baik dari luar maupun dalam organisasi. Dan dalam proses tersebut pimpinan organisasi selalu mempertimbangkan berbagai macam hal – hal. Karena pada hakekatnya Pengambilan Keputusan merupakan puncak dari system organisasi dan manajemen. Pengambilan keputusan perlu diambil untuk menunjukan eksistensi organisasi terutama dalam menyikapi keadaan yang ada dimasyarakat. Namun organisasi sering terjebak dalam pengambilan keputusan yang bersifat taktis semata. B. Saran Penulis merupakan manusia biasa yang selalu mempunyai salah dan alfa termasuk dalam penulisan karya ini. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca budiman. Yang akan penulis gunakan sebagai bahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah dikemudian hari.
Dharma
Agus 1991. Manajemen Prestasi Kerja. CV Rajawali. Jakarta Djawarto dan Subagyo 1996. Statistik Induktif, Cetakan Ketiga, BPFE. Yogyakarta Engel, James F, Blauwell, Roger D Minard,1995. Perilaku Konsumen diterjemahkan oleh Budiyanto, edisi keenam. Jilid II, Binarupa Aksara, Jakarta Ferdinand , 2000. Struktural Equation, Modeling dalam penelitian Manajemen. BP UNDIP, Semarang Gujarati, Damodar, 1997. ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zein. Erlangga. Surabaya Kotler Philip, 1995. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan pengendalian. Alih bahasa Hermawan. Salemba , Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuding. 1986. Reliablitas dan Validitas suatu intepratasi dan Komputasi, Liberty Yogyakarta
Kerlinger, Fred N dan Elazar J. Padahzur, 1987. Korelasi dan Analisis Regresi berganda, Nurcahyo, Semarang Nazir Moh,1999. Metode Penelitian. Cetakan Ketiga, Ghalia Indonesia, Jakarta _________________,1991. Refinement anda Reessement of The Severqual Scale. Journal of Retailing Vol 67,P 4 Mintardjo, S.D. 2002. “Pengoruh Motivasi Kerja dan Keefektifan
JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
58
Arikunto, Suharsimi, 1991. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis , Rineka Cipta. Jakarta ___________, 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Rineka Cipta, Jakarta.
Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja Pegawai Kantor BAPPEDA Kabupaten Boyolali”. Tesis tidak Dipublikasikan, Program Magister Manajemen, UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Rusminto, B. 2001. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Disiplin Kerja Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan. Tesis tidak Dipublikasikan,Program Magister Manajemen, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business. USA: John Wiley & Sons, Inc. Setiaji, B. 2004. Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Siagian, S. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Indonesia. Sugiyono dan Wibowo, E. 2002. Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Altabeta. Sukardi dan Anwar, S. 2004. Dasardasar Perilaku Organisasi. Jogjakarta: UII Press. Sule, E. 2002. “Keterkaitan antara Kepuasan Kerja Karyawan dan Kepuasan Pelanggan dengan Kinerja Perusahaan” dalam Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol.2, No.2, STIE YKPN, Yogjakarta. Sunarto. 2005. “Pengaruh Faktorfaktor Kepuasan Kerja terhadap
JURNAL TRANSLITERA EDISI 3/2015
Disiplin Kerja Pegawai Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo di Surakarta”. Tesis tidak Dipublikasikan, Program Pascasarjana, UMS Surakarta. Tamin, F. 2002. Pedoman Pengembangan Budaya Kerja. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. Timpe, D.A. 1999. Motivasi Pegawai: Seri Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Timpe, D.A. 1999. Produktivitas: Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wahyuddin, M.. 2004. Industri dan Orientasi Ekspor. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono, 2001. Riset Pemasaran, Elex Media Komputindo. Jakarta Salehuddin,1999. Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan, Universitas Brawijaya, Malang Sekaran ,Uma, 1992. Research Methods for Bussines a Skill Building Approach Second Edition. John Wilay and Soc Inc. Singapura. Singarimbun, Masri dan Efendi Sofian. 1995, Metode Penelitian Survey. Cetakan Kedua. LP3ES. Jakarta
59