Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 8 Nomor 2, Mei 2013
ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KEBUN RENTENG JEMBER Andjar Widjajanti Staf pengajar jurusan IESP Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Abstract Variable incentives, and future work together (simultaneously) have a significant impact on labor productivity in the processing part of PTPN XII (Persero) Renteng Gardens. Incentive variable has a positive and significant effect. It is shown that when variables increases, the incentive will increase labor productivity. Tenure variable has a negative and significant effect. It is shown that when variables increases the service life will decrease labor productivity. Keywords: Incentives, working time and productivity
1. Pendahuluan Potensi sumber daya manusia pada hakekatnya adalah merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Namun selama ini masih dirasakan bahwa potensi sumber daya manusia tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal, mengingat sebagian besar dari angkatan kerja, tingkat keterampilan dan pendidikannya masih rendah. Keadaan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap sikap mental tenaga kerja dilingkungan kerjanya yang berakibat rendahnya hasil kerjanya. Hal ini berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraannya. Dalam rangka pembentukan sikap mental dan sosial dikalangan karyawan dan pengusaha maka sangat diperlukan keterbukaan antara kedua belah pihak. Untuk itu maka perlu disusun tuntunan motivasi, disiplin dan etika kerja di lingkungan perusahaan ke arah terwujudnya hubungan industrial yang selaras, aman dan dinamis sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas kerja (Sinungan, 2005:133). Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan nasional telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai “kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang-barang maupun jasa-jasa”. Secara umum diyakini bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, upah yang wajar serta untuk meningkatkan kondisi-kondisi kerja perlu mempertimbangkan produktivitas sebagai faktor penyumbang terbesar (Sinungan, 2005:9). Berhasil tidaknya usaha perusahaan untuk mencapai produktivitas tenaga kerja yang tinggi juga harus ditunjang oleh penggunaan secara efektif dan efisien elemen-elemen produksi, serta adanya pemberian motivasi yang bersifat materi dan non materi. Motivasi yang bersifat materi dapat berupa insentif atau upah sedangkan yang bersifat non materi merupakan kebutuhan psikologis dan sosial berupa rasa aman dalam bekerja, penghargaan terhadap pekerjaan, pendidikan dan lain-lain. Dengan adanya motivasi tersebut diharapkan akan menjadi tenaga pendorong didalam bekerja sehingga turut menentukan produktivitas kerja. Manfaat peningkatan produktivitas dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek makro, mikro dan individu. Ditinjau dari aspek makro manfaat peningkatan dapat pula dilihat manfaat secara nasional, regional, dan sektoral, sedangkan dari aspek mikro manfaat 285
Andjar Widjajanti, Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Pengolahan Kebun Renteng Jember
peningkatan produktivitas sama dengan manfaat pada tingkat perusahaan. Peningkatan produktivitas individu manfaatnya dapat dilihat dari pendapatan individu, fasillitas lain dan motivasi kerja karyawan meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja antara lain: pendidikan, latihan, keterampilan, gizi dan kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi, kesempatan kerja, kesempatan manajemen, dan kebijaksanaan pemerintah (Suprihanto, 1997:12). Rendahnya produktivitas bisa terjadi karena empat kemungkinan, yaitu: kurangnya keterampilan, pendidikan rendah, kurangnya pengalaman kerja, dan kurangnya latihan kerja di dalam maupun di luar tempat kerja. Maka yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja adalah waktu kerja yang dibutuhkan dan kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan barang dan jasa. Tenaga kerja yang potensial dalam bekerja dapat dilihat dari segi kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dapat diukur dari tingkat pendidikan, latihan, motivasi, umur, serta pengalaman kerja yang baik (Simanjuntak, 1998:39). Kabupaten Jember memiliki letak geografis yaitu dataran rendah yang subur yang cocok untuk mengembangkan komoditi pertanian dan perkebunan, sehingga perekonomian banyak terkonsentrasi pada sektor pertanian. Salah satu komoditi pertanian yang unggul di Kabupaten Jember adalah karet. PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah penghasil karet. Selain karet komoditi pertanian yang ada di Kebun Renteng adalah kopi dan kakao, tetapi yang paling banyak memberikan kontribusi terhadap Kebun Renteng adalah komoditi karet Kebun Renteng juga mengolah sendiri hasil panen karet sehingga siap dijual kepasaran. Selain itu, daerah tersebut mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup besar bagi warga sekitarnya. Dalam memproduksi karet, PTPN XII (Persero) Kebun Renteng lebih mengutamakan tenaga manusia. Oleh karena itu, keterampilan, pengalaman, latihan kerja maupun motivasi karyawan sangatlah diperlukan untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dan kualitas produk yang diharapkan. PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember merupakan pabrik karet yang mengutamakan target output serta peningkatan kualitas produk setiap harinya. Berhasil atau tidaknya upaya peningkatan hasil tersebut sangat dipengaruhi oleh produktivitas karyawan dalam bekerja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh insentif, dan masa kerja terhadap produktivitas tenaga kerja.
2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksplanatori, yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pola hubungan antara dua variabel atau lebih dan jika perlu bisa digunakan untuk mengetahui sifat dari hubungan tersebut dimana dalam metode ini bersifat menjelaskan (Effendi, 1995:5). Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja pada PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Jember. Unit analisis ini terdiri atas variabel terikat, yaitu produktivitas tenaga kerja pada PTPN XII (Persero) Kebun Renteng, dan insentif, masa kerja, dan curahan jam kerja lembur sebagai variabel bebas. Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian yang memiliki kesamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja bagian produksi sub bagian pengolahan pada PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember yang berjumlah 40 orang. 286
Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 8 Nomor 2, Mei 2013
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling yaitu suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan secara acak dari sejumlah populasi, dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah 29 orang tenaga kerja bagian pengolahan di PTPN XII (Persero) yang dianggap representatif dan dapat mewakili dari jumlah populasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, yang secara sistematis diformulasikan dalam persamaan sebagai berikut (Gujarati, 2000:91): Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e Dimana : Y = produktivitas tenaga kerja b0 = besarnya produktivitas jika insentif, dan masa kerja sama dengan nol b1 = besarnya pengaruh insentif terhadap produktivitas b2 = besarnya pengaruh masa kerja terhadap produktivitas X1 = insentif (rupiah) X2 = masa kerja (tahun) e = variabel pengganggu Selanjutnya diuji statistik dan uji ekonometrika. Uji Statistik meliputi uji Koefisien Determinasi Berganda (R2), uji secara serentak (uji-F), dan uji parsial (uji-t). Sedangkan uji ekonometrika meliputi uji Multikolinearitas, dan . . 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 29 tenaga kerja bagian pengolahan pada PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau kekuatan dari variabel bebas yaitu insentif (X1), masa kerja (X2) terhadap variabel terikat yaitu produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan (Y), maka dihasilkan koefisien regresi sebagai berikut:
287
Andjar Widjajanti, Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Pengolahan Kebun Renteng Jember
Tabel 1. Ringkasan hasil perhitungan analisis regresi linier berganda Dependent Variable: PRODUKTIVITAS Method: Least Squares Date: 07/04/10 Time: 17:53 Sample: 1 29 Included observations: 29 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C INSENTIF MASAKERJA
854.1007 0.000609 -0.685135
2.187086 6.54E-05 0.259390
390.5200 9.313495 -2.641331
0.0000 0.0000 0.0138
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.900473 0.892817 3.961320 407.9935 -79.48657 1.882592
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
885.2414 12.09975 5.688729 5.830173 117.6174 0.000000
Sumber : data primer diolah, 2011 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan eviews 5.1 maka diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = 854.1007 + 0.000609X1 - 0.685135X2 Dari persamaan regresi linier diatas dapat disimpulkan bahwa: a. Nilai konstanta (b0) sebesar 854.1007 menunjukkan bahwa pada saat insentif (X1), dan masa kerja (X2) sama dengan nol atau konstan, maka produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan (Y) akan bernilai sebesar 849.5818 unit per hari; b. Variabel insentif (X1) mempunyai nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0.000609 yang berarti bahwa setiap kenaikan insentif, maka akan menaikkan produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan sebesar 0.000609 unit dengan asumsi bahwa variabel yang lain dianggap tetap atau konstan; c. Variabel masa kerja (X2) mempunyai nilai koefisien regresi (b2) sebesar -0.685135 yang berarti bahwa setiap kenaikan satu tahun masa kerja, maka akan menurunkan produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan sebesar 0.685135 unit dengan asumsi bahwa variabel yang lain dianggap tetap atau konstan.
288
Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 8 Nomor 2, Mei 2013
3.2 Uji Statistik Keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis dilakukan dengan menggunakan prosedur Uji-F dan Uji-t. Dengan kriteria pengambilan keputusan adalah perbandingan antara nilai probabilitas (p-value) dengan level of significant yaitu α = 0,05. a. Koefisien Determinan Berganda (R2) Koefisien determinasi berganda (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu insentif, dan masa kerja terhadap produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan karet pada PTPN XII (Persero) Kebun Renteng. Hasil analisis menunjukkan nilai R2 adjusted sebesar 0.900 yang berarti bahwa ketiga variabel masing-masing yaitu insentif, dan masa kerja memiliki pengaruh sebesar 90% terhadap naik turunnya produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan karet pada PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember. Sedangkan sisanya sebesar 10% produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan karet pada PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kedua variabel tersebut. b. Uji F (Uji Pengaruh Secara Bersama-sama) Berdasarkan hasil estimasi dalam regresi linier berganda pada Tabel 2 maka diperoleh nilai F-test sebesar 117.6174 dengan probabilitas (F-statistic) sebesar 0.000000. Oleh karena F-statistic 0.000000 < level of significant α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, secara serentak variabel insentif, dan masa kerja berpengaruh signifikan terhadap variabel produktivitas tenaga kerja di PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember. c. Uji t (Uji Pengaruh Secara Parsial) Berdasarkan hasil estimasi dalam regresi linier berganda pada Tabel 2 maka dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel insentif, dan masa kerja terhadap variabel produktivitas tenaga kerja di PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
854.1007
2.187086
390.5200
0.0000
INSENTIF
0.000609
6.54E-05
9.313495
0.0000
MASAKERJA
-0.685135
0.259390
-2.641331
0.0138
1) Sumber : data primer diolah, 2011
2) Variabel insentif (X1) Hasil estimasi pada Tabel 2 menunjukkan bahwa p-value insentif adalah sebesar 0,0000. Dengan demikian, p-value 0,0000 < level of significant α = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil estimasi tersebut, diketahui bahwa variabel insentif berpengaruh positif signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di PTPN XII (Persero) Kebun Renteng.
289
Andjar Widjajanti, Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Pengolahan Kebun Renteng Jember
3) Variabel masa kerja (X2) Hasil estimasi pada Tabel 2 menunjukkan bahwa p-value masa kerja adalah sebesar 0,0138. Dengan demikian, p-value 0,0138 < level of significant α = 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil estimasi tersebut, diketahui bahwa variabel masa kerja berpengaruh positif signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja di PTPN XII (Persero) Kebun Renteng. 3.3 Uji Ekonometri Supaya model regresi linier berganda dikatakan BLUE atau Best Linier Unbiased Estimation, maka model tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik. Untuk menguji model regresi apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah adanya hubungan yang sempurna atau saling berkaitan antara variabel-variabel penelitian dalam model regresi. Uji ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antara variabel insentif, dan masa kerja. Uji dapat dilakukan dengan uji kleins yaitu dengan membandingkan hasil nilai regresi awal dengan nilai regresi antara variabel (insentif, dan masa kerja) jika hasil R2 regresi awal lebih besar dari R2 regresi antar variabel (insentif, dan masa kerja) maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Hasil perbandingan R2 regresi awal dengan R2 regresi antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3
Perbandingan R2 regresi antar variabel insentif, dan masa kerja dengan regresi awal R2 regresi antar variabel
R2 regresi awal
Insentif
78,7
90
Masa Kerja
78,7
90
Variabel
Sumber : data primer diolah, 2011 Dari Tabel 3 tersebut menunjukkan bahwa seluruh R2 hasil dari regresi antar variabel bebas lebih kecil dari R2 regresi awal sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji White. Hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil uji heterokedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared 290
1.424562 5.564273
Prob. F(4,24) Prob. Chi-Square(4)
0.256214 0.234137
Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 8 Nomor 2, Mei 2013
Sumber : data primer diolah, 2011 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa p-value untuk Obs*R-squared adalah 0.234137. Oleh karena probabilitas Obs*R-squared 0.234137 > level of significant α = 0,05 maka dapat dikatakan dalam model tidak terjadi heterokedastisitas.. c. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan uji JarqueBerra LM. Uji normalitas ini dilakukan apabila sampel yang digunakan kurang dari 30 (Ghozali, 2006:110). Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. 6 Series: Residuals Sample 1 29 Observations 29
5 4 3 2 1 0 -8
-6
-4
-2
0
2
4
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-5.54e-14 0.063379 6.883988 -7.897992 3.817223 -0.211745 2.441464
Jarque-Bera Probability
0.593663 0.743169
6
Gambar 1. Hasil uji normalitas Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa p-value Jarque-Berra adalah sebesar 0,743169. Oleh karena probabilitas Jarque-Berra 0,743169 > level of significant α = 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data telah terdistribusi dengan normal.
3.4 Pembahasan Berdasarkan analisis regresi secara bersama-sama dengan uji F secara parsial dengan uji t, menunjukkan bahwa variabel insentif (X1), dan masa kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan pada pabrik pengolahan karet di PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember. Hasil analisis koefisien determinasi berganda (R2) yang digunakan untuk mengetahui kontribusi koefisien regresi dan variabel bebas insentif, dan masa kerja terhadap variabel terikat yaitu produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan pada pada pabrik pengolahan karet di PTPN XII (Persero) Kebun Renteng. Hasil perhitungan terhadap koefisien determinasi berganda (R2) diperoleh sebesar 0,900 atau 90% terhadap naik turunnya produktivitas tenega kerja bagian pengolahan pada pabrik pengolahan karet di PTPN XII (Persero) Kebun Renteng. Hal tersebut menunjukkan bahwa varian perubahan variabel produktivitas yang disebabkan oleh pengaruh variabel insentif, dan masa kerja sebesar 0,900 atau 90%, sedangkan sisanya sebesar 10% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar kedua variabel tersebut, misalkan latihan kerja yang diberikan oleh perusahaan berbeda atau motivasi dari dalam diri masing-masing tenaga kerja dalam menghasilkan produktivitas yang tidak sama. Hasil koefisien determinasi berganda (R2) sebesar 0,900 atau mendekati 1 menunjukkan bahwa hubungan antar variabel sudah cukup deterministik.
291
Andjar Widjajanti, Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Pengolahan Kebun Renteng Jember
Dari hasil analisis diketahui bahwa insentif berpengaruh positif terhadap produktivitas yang artinya bahwa apabila insentif naik maka akan produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan juga akan naik dengan asumsi bahwa variabel yang lain dianggap konstan. Jadi, pemberian insentif di Kebun Renteng ini sangat bermanmanfaat untuk meningkatan produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan, meskipun peningkatannya hanya sebesar 0.000609 tapi ini sudah membuktikan bahwa insentif berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan di Kebun Renteng. Hal ini sesuai dengan teori dari Abraham Maslow, yaitu kebutuhan dan kepuasan pekerja identik dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yang berupa materi maupun nonmateri. Misalnya untuk materi bisa berupa pemberian insentif atau upah sedangkan yang bersifat nonmateri berupa rasa aman dalam bekerja, penghargaan dalam pekerjaan, pendidikan dan lain-lain (Umar, 1998:37). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh F.W Taylor dalam buku karya Kol. Kel. Susilo Martoyo (1990:143) manajemen perusahaan mendorong atau memberikan motivasi kepada tenaga kerja dengan cara memberikan imbalan berupa gaji atau upah yang makin meningkat. Sehingga bonus dalam hal ini merupakan alat atau sarana motivasi atau sarana yang menimbulkan dorongan kepada tenaga kerja agar meningkatkan produktivitasnya. Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa masa kerja berpengaruh negatif yang artinya bahwa apabila masa kerja naik maka akan menurunkan produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan dengan asumsi bahwa variabel yang lain dianggap konstan. Hal ini berarti bahwa meskipun tenaga kerja tersebut memiliki masa kerja yang sebentar tidak menutup kemungkinan bahwa tenaga kerja tersebut produktivitasnya lebih besar dari pada tenaga kerja yang masa kerjanya sudah lama. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor kejenuhan dalam bekerja, merasa bahwa dirinya lebih senior, dan ketidak puasan terhadap pekerjaan yang ditekuninya selama dia bekerja diperusahaan tersebut, ini terbukti bahwa masa kerja mempunyai pengaruh yang negatif terhadap produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan pada pabrik pengolahan PTPN XII (Persero) Kebun Renteng Kabupaten Jember. Karyawan baru cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi dibandingkan karyawan yang masa kerjanya lebih lama. Hal ini dikarenakan, biasanya karyawan baru mendapatkan perhatian lebih dari Manajemen, terutama dari atasannya langsung. Perhatian lebih ini dikarenakan sebagai karyawan baru, tentu pihak manajemen akan menjelaskan tanggung jawab dan tugas mereka. Sehingga terjalin komunikasi antara atasan dan bawahan. Hal ini membuat mereka merasa diperhatikan dan bersemangat untuk bekerja. Bahkan tidak sedikit karyawan baru yang mendapatkan beberapa training untuk menunjang tugasnya diawal masa kerja. Sementara itu, karyawan lama yang sudah bekerja dalam kurun waktu tertentu, akan merasakan kejenuhan. Mereka menginginkan adanya perubahan dan tantangan baru dalam pekerjaannya. Tantangan ini mencakup baik dari sisi besarnya tanggung jawab atau mungkin jenis pekerjaan. Ketika perusahaan tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkembang, hal ini akan membuat mereka demotivasi, malas bekerja dan produktivitasnya turun. Apabila perasaan ini dirasakan oleh sebagian besar karyawan lama, bisa dibayangkan betapa rendahnya tingkat produktivitas perusahaan secara keseluruhan dan bila dibiarkan perusahaan akan merugi (Evita Dewi, 2010).
292
Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 8 Nomor 2, Mei 2013
4. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Variabel insentif, dan masa kerja secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja bagian pengolahan pada PTPN XII (Persero) Kebun Renteng; b) Variabel insentif mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel insentif meningkat maka akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja; c) Variabel masa kerja mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel masa kerja meningkat maka akan menurunkan produktivitas tenaga kerja.
Setelah diadakannya penelitian mengenai pengaruh insentif, masa kerja, dan curahan jam kerja lembur terhadap produktivitas tenaga kerja bagian pengolahaan pada pabrik pengolahan PTPN XII (Persero) Kebun Renteng, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut: a) Untuk meningkatan produktivitas, hendaknya pihak perusahaan memotivasi tenaga kerjanya dengan pemberian bonus atau insentif karena dengan cara pemberian bonus maka tenaga kerja akan lebih giat untuk bekerja sehingga produktivitas perusahaan juga akan lebih meningkat; b) Masa kerja atau lama kerja seseorang tidak akan menjamin orang tersebut dalam meningkatkan produktivitas perusahaan, jadi pihak perusahaan hendaknya memberi pendidikan dan pelatihan kepada tenaga kerja yang memiliki masa kerja yang lama ataupun baru supaya produktivitas perusahaan lebih meningkat; c) Pihak manajemen hendaknya lebih memperhatikan keadaan lingkungan kerja untuk menciptakan gairah pekerja, serta lingkungan yang bersih dan nyaman bagi pekerja untuk memacu semangat kerja dan menjalin keakraban sehingga meningkatkan produktivitas.
293
Andjar Widjajanti, Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Pengolahan Kebun Renteng Jember
Daftar Pustaka Alatas, S dan Priyono, E. Migrasi Penduduk dan Produktivitas Pekerja, Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: LPFE-UI. Ananta, A. 1993. Ciri Demografis Kualitas Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: FE-UI Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Badan Penerbit Universitas Jember. 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: Badan Penerbit Universitas Jember. BPS. 2009. Kabupaten Jember dalam Angka 2009. Laporan Tahunan. Jember:BPS. Bungin, B. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijaksanaan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Gujarati, D. 2000. Ekonometrika Dasar. Terjemahan Oleh Zumarno Z. Jakarta: Erlangga. Manning, C. 1996. Urbanisasi, Penganguran dan Sektor Informal Dikota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Martoyo, S,SE. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Mubiyarto. 1995. Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan. Jogjakarta: BPFE-UGM. Munir. 1998. Migrasi, Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: LPFE-UI. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Notoadmojo, S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Renteng. 2009. Selayang Pandang PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Renteng. Jember: PTPN XII (Persero) Kebun Renteng. Saleh, M. 2006. Pengaruh Latihan Kerja Dan Kedisiplinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN X Arjasa Kabupaten Jember. JURNAL. Jember: FE-UNEJ. Simanjuntak, P. 1998. Pengantar Energi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE-UI. Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sinungan, M. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara. Sukemi, S dkk. 1988. Hubungan Ketenagakerjaan. Jakarta: Kurnia Jakarta. 294
Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 8 Nomor 2, Mei 2013
Supranto, J. 2005. Ekonometri. Buku Kesatu. Bogor: Ghalia Indonesia. Suprihanto, J. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia II. Jakarta: Universitas Terbuka. Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Umar, H. 1998. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia. Wardhono, A. 2004. Mengenal Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Jember: Badan Penerbit Universitas Jember. Widarjono, A. 2005. Ekonometrika (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Ekonisia. Widyastuti, P. 2007. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kerajinan Manik-Manik di Desa Plumbon Gambang Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang. Tidak di Publikasikan. Jember: FE-UNEJ. Wirosuhardjo. 1996. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
295