ANALISIS POTENSI EMISI KARBON PADA AKTIVITAS PRODUKSI TANAMAN PADI (Kasus Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedhangsari, Gunungkidul)
Fathurrahman Masykur
[email protected] Sudrajat
[email protected] Abstact This research has the goal of identifying the types of activities that have the potential production of rice plants produce carbon emissions and estimate the amount of carbon emissions generated in the case study Hargomulyo Village, Sub District Gedhangsari, Gunungkidul. This study divides the agricultural production activities in 5 groups: agricultural processing activities, nursery activities, maintenance activities, activities of harvesting and processing activities the rest of the crop. Data is collected through interviews with a sample of 92 family farmers obtained by simple random method (simple random sampling). The analysis showed that the indicated activity produces carbon emissions is land cultivation with estimated emissions of 9.26 tons/year, maintenance activities with estimated emissions of 516.74 tons/year and harvesting activities with estimated emissions of 83.15 tons/year the total emissions of 609.15 tons/year stemming from the use of agricultural machinery, fertilizers, flooding and residual activity on agricultural land due to deficient processing. Keywords : estimation of carbon emissions, agricultural activities,
Abstrak Penelitian ini mempunyai tujuan mengidentifikasi jenis aktivitas produksi tanaman padi yang berpotensi menghasilkan emisi karbon dan mengestimasi besaran emisi karbon yang dihasilkan dalam studi kasus di Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedhangsari, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini membagi aktivitas produksi pertanian dalam 5 kelompok yaitu aktivitas pengolahan pertanian, aktivitas pembibitan, aktivitas pemeliharaan, aktivitas pemanenan dan aktivitas pengolahan sisa hasil panen. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dengan jumlah sampel 92 keluarga petani yang diperoleh dengan metode acak sederhana (simple random sampling). Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas yang terindikasi menghasilkan emisi karbon adalah aktivitas pengolahan lahan dengan estimasi emisi sebesar 9,26 ton/thn, aktivitas pemeliharaan dengan estimasi emisi sebesar 516,74 ton/th dan aktivitas pemanenan dengan estimasi emisi sebesar 83,15 ton/th dengan total emisi 609,15 ton/th yang berasal dari penggunaan mesin pertanian, pupuk kimia, aktivitas penggenangan serta residu pada lahan pertanian dikarenakan pengolahan kurang sempurna. Kata kunci : estimasi emisi karbon, aktivitas produksi pertanian
10
Peraturan Daerah No. 2 Th 2005 menyebutkan bahwa emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Sumber Emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, maupun sumber tidak bergerak spesifik. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia. Berdasarkan PP No.41 tahun 2009 diketahui bahwa jika faktor emisi sesuatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses pembakarannya dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu. Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) pada tahun 2006 menyebutkan bahwa kegiatan penggunaan lahan, alih guna lahan dan kehutanan adalah salah satu sumber CO2 utama yang menyebabkan perubahan iklim. Kegiatan alih guna lahan menyumbang sekitar 25 % emisi CO2 tahunan selama dekade terakhir mencapai 8 Gt. Menurut Maulyani,dkk (2009) Hasil pengukuran suhu udara yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisoka menunjukkan bahwa pada periode 2000 – 2007 suhu udara maksimum diwilayah indonesia cenderung meningkat. Hasil penelitian PPLH-IPB dalam Agenda Nasional dan Rencana Aksi 2007 menyatakan bahwa secara sektoral pada tahun 1990, sektor kehutanan dan tata guna lahan menghasilkan 42,5 % dari total emisi GRK, sedangkan sektor pertanian menyumbang 99.515,24 Gg CO2-eq atau setara dengan 13,4 % dari keseluruhan emisi GRK. Sumber emisi dari sektor pertanian salah satunya aktivitas budidaya padi, khusus untuk budidaya padi sawah (rice cultivation: flooded rice field). Budidaya padi sawah (rice cultivation: flooded rice fields) berkontribusi pada peningkatan emisi GRK berupa gas metan dan N2O. Sumber gas metan dari budidaya
PENDAHULUAN Atmosfer Bumi terdiri atas gas karbon yang paling besar adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedang mengalami kenaikan), namun gas ini memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global. Pada skala global, pemanfaatan lahan pertanian telah berkontribusi sekitar 15% dari seluruh emisi gas rumah kaca (GRK). Mengingat besarnya dampak terhadap suhu dan iklim global yang diakibatkan oleh adanya emisi gas rumah kaca tersebut, dimana sektor pertanian juga mempunyai potensi kontribusi yang cukup besar. Sektor pertanian yang menjadi sumber emisi gas rumah kaca yaitu pada aktivitas pertanian mulai dari proses awal pembukaan lahan hingga pemanenan hasil pertanian. Menurut Maulyani, dkk (2009) sejak tahun 2006 total emisi CH4 dari lahan sawah meningkat tajam dari rata-rata 1,5 juta ton per tahun menjadi sekitar 1,8 juta per tahun. Dengan mengetahui data aktivitas produksi pertanian pada satu kawasan serta data jumlah bahan yang digunakan dalam aktivitas produksi pada satuan luas lahan pertanian, akan dapat dihitung estimasi emisi karbon yang dihasilkan pada tiap aktivitas produksi untuk tanaman padi. Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengidentifikasi jenis aktivitas yang berpotensi menghasilkan emisi karbon dalam produksi tanaman padi. 2. Mengestimasi besar emisi karbon yang dihasilkan pada berbagai aktivitas produksi tanaman padi.
11
pertanian karbon.
padi sawah dihasilkan karena terjadi kondisi anaerobik pada lahan sawah akibat penggenangan air yang terlalu tinggi dan lama. Untuk menghitung gas metan yang diemisikan dari budidaya padi, pola penggenangan air menjadi faktor utama karena perbedaan pola penggenangan akan menyebabkan jumlah emisi yang berbeda.
diduga
menghasilkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Gedhangsari mempunyai lokasi yang kurang strategis karena hampir 80 % daerahnya mempinyai topografi berbukit hingga terjal, sedangkan daerah datar hanya sekitar 20% yang mayoritas daerahnya di desa Hargomulyo. Desa Hargomulyo merupakan desa yang letaknya ditengah-tengah Kecamatan Gedhangsari dikelilingi oleh perbukitan sebagai batas dengan desa lainnya. Masyarakat memanfaatkan tegalan untuk pertanian tadah hujan dan menjadikannya sebagai matapencaharian pokok. Aktivitas produksi pertanian di desa Hargomulyo masih tergolong kurang, hal ini disebabkan kondisi alam dan perekonomian masyarakat Hargomulyo yang belum memadai. Pelaksanaan produksi pertanian di desa Hargomulyo sudah mulai mengadopsi teknologi untuk memudahkan aktivitas pertanian terutama penggunaan alat-alat pertanian dalam pengolahan lahan pertanian hingga aktivitas pemanenan.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah desa Hargomulyo, Kecamatan Gedhangsari, Kabupaten Gunung Kidul. Pemilihan daerah penelitian dengan pertimbangan lahan di desa Hargomulyo didominasi lahan pertanian yaitu sebesar 74,7 % dari keseluruhan wilayah dengan tanaman pertanian yang mendominasi adalah padi, jagung, kacang, ketela dan kedelai. Kecamtan Gedhangsari merupakan salah satu wilayah yang mempunyai luas panen dan produksi padi terbesar kedua sekabupaten Gunungkidul terutama pada desa Hargomulyo. Berdasar data monografi kecamatn desa Hargomulyo memiliki 14 dusun dengan jumlah KK petani mencapai 1123 petani. Wawancara dilakukan pada 92 responden yang pengambilannya dilakukan dengan metode acak sederhana ( Simple Random Sampling). Responden adalah masyarakat desa Hargomulyo kecamatan Gedhangsari kabupaten Gunungkidul yang berprofesi sebagai petani dengan jenis tanaman padi dengan sistem irigasi maupun sistem tadah hujan baik penduduk asli maupun pendatang pada saat penelitian masih bertempat tinggal didaerah tersebut. Analisis yang dilakukan analisis deskriptif antara lain penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik potensi emisi karbon dibagi atas 2 bagian yaitu analisis untuk klasifikasi aktivitas produksi pertanian yang menghasilkan emisi karbon dan analisis perbandingan untuk tiap aktivitas produksi pertanian. Analisis untuk klasifikasi aktivitas produksi pertanian ini lebih fokuskan pada perbandingan data lapangan dengan dugaan awal aktivitas produksi
Pengolahan lahan
Tabel 1. Aktivitas Produksi Tanaman Padi Yang Menimbulkan Emisi Karbon Aktivitas Produksi Sumber Pertanian Emisi Karbon Gas buang dari mesin bajak yang Pembajakan berbahan bakar fosil Pembusuka n sisa Residu jerami pemotongan saat panen Penggunaan pupuk kandang Residu pupuk yang belum kandang melalui proses pengolahan 12
yang
Pemanenan
Pemeliharaan
Pemupukan Urea Pengairan
Pengairan (mesin)
Penggilingan
menimbulkan emisi disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia pada aktivitas pemeliharaan. Aktivitas pengairan masuk kedalam kelompok aktivitas produksi tanaman padi yang menimbulkan emisi disebabkan 2 hal yaitu penggunaan mesin pompa air sehingga gas buangan yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan proses penggenangan itu sendiri. Gas buang hasil pembakaran bahan bakar fosil memang menyumbang emisi karbon diudara karena pembakaran tidak sempurna, sedangkan proses penggenangan dipengaruhi oleh lama dan pola penggenangan. Aktivitas pemanenan yang berpotensi menimbulkan emisi hanya pada aktivitas penggilingan. Sumber emisi karbon yang dihasilkan pada aktivitas penggilingan yaitu penggunaan mesin penggilingan dimana mesin penggilingan menggunakan bahan bakar fosil yang dalam proses pembakarannya tidak sempurna.
Penggunaan pupuk kimia Penggenang an lahan pertanian Gas buang dari mesin pompa air yang berbahan bakar fosil Gas buang dari mesin penggilinga n yang berbahan bakar fosil
Sumber : Hasil Analisis Estimasi emisi karbon pada aktivitas pengolahan lahan berasal dari aktivitas pembajakan, residu jerami dan residu penggunaan pupuk kandang pada Tabel 1. Aktivitas pembajakan merupakan salah satu aktivitas yang menghasilkan emisi karbon. Sumber emisi karbon berasal dari gan buang mesin traktor yang menggunakan bahan bakar fosil. Aktivitas pengolahan lainnya yang menghasilkan emisi karbon adalah sisa dari penggunaan pupuk kandang pada awal pemupukan. Residu pupuk kandang adalah bagian dari pupuk kandang yang belum mengalami perubahan sempurna menjadi tanah sehingga masih menyumbang emisi karbon. Residu jerami sisa pemotongan pada saat pemanenan juga menjadi penyumbang emisi karbon. Sisa jerami dan pupuk kandang membutuhkan waktu untuk berubah menjadi remah tanah dan perubahan menjadi remah tanah membutuhkan waktu sehingga sisa-sisa yang belum menjadi tanah dalam perubahannya menyumbang emisi karbon ke udara. Estimasi emisi karbon pada aktivitas pemeliharaan didasarkan pada aktivitas pemupukan dan pengairan. Aktivitas pemupukan masuk dalam kelompok aktivitas produksi tanaman padi yang
Tabel 2. Aktivitas Produksi Tanaman Padi Yang Tidak Menimbulkan Emisi Karbon Alat / Metode Aktivitas Produksi Yang Pertanian Digunakan Tebar, tidak Persemaian memakai Penana benih pupuk man Pemindahan Tali penanda, benih borongan Pemeli Penyiangan Tangan dan haraan gulma garu kayu Pemotongan Sabit Pemane padi nan Perontokan Alat perontok gabah berpedal Pakan ternak, Pemanf Pemanfaatan pupuk organik, aatan batang padi penjualan Sisa Hasil Pakan ternak Pemanfaatan Pertani dan pupuk kulit gabah an organik Sumber : Hasil Analisis
13
mengalami kemajuan yaitu dengan adanya pengolahan terlebih dahulu seperti fermentasi untuk meningkatkan kadar protein sehingga dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak atau dapat disimpan sebagai cadangan makanan ternak. Pengolahan batang padi juga meliputi pembuatan pupuk organik serta media jamur. Tabel 4.15 Estimasi Jumlah Emisi Karbon Pada Aktivitas Produksi Tanaman Padi Di Desa Hargomulyo Persenta Total Aktivitas se Emisi Emisi Pertanian (ton/th) (%) Pembaja 1,55 9,26 kan Pengola Residu 2,55.10-7 1,55.10-6 han jerami Lahan Residu 2,68.10-7 1,62.10-6 pupuk kandang Pemupuk 7,73 48,04 an Urea Pemeli Pengaira 68,56 417,75 haraan n Pengaira 8,25 50,95 n (mesin) Pemane Penggili 13,92 83,15 nan ngan 609,15 Total Emisi Sumber : Hasil Analisis
Aktivitas penanaman yang terdiri atas persemaian benih dan pemindahan benih berdasar Tabel 2 masuk pada kelompok aktivitas produksi tanaman padi yang tidak menimbulkan emisi. Tidak adanya sumbangan emisi dari 2 aktivitas ini disebabkan masih digunakannya metode tradisional yaitu pada persemaian benih menggunakan cara tebar manual menggunakan tangan dan tidak memakai pupuk secara khusus hanya menggunakan tanah yang telah mengalami aktivitas pengolahan lahan. aktivitas pemindahan benih hanya menggunakan tali sebagai penanda agar jarak tanaman padi sama dan tidak terlalu berdekatan. Aktivitas pemeliharaan tidak semua menghasilkan emisi karbon, ada salah satu aktivitas yang tidak menghasilkan emisi karbon yaitu aktivitas penyiangan gulma. Aktivitas penyiangan gulma ini masih menggunakan metode tradisional yaitu menggunakan tangan dan garu kayu sehingga ramah lingkungan walaupun waktu pengerjaan lama. Aktivitas pemanenan tidak semua aktivitasnya menimbulkan emisi karbon, ada 2 aktivitas pemanenan yang tidak menimbulkan emisi karbon yaitu aktivitas pemotongan padi dan aktivitas perontokan gabah. Aktivitas pemotongan padi masih menggunakan metode tradisional yang ramah lingkungan yaitu menggunakan sabit kecil sedangkan aktivitas perontokan gabah hanya menggunakan alat perontok berpedal yang digerakkan dengan kaki. Kedua aktivitas yang masing menggunakan cara tradisional sangat ramah lingkungan karena hanya menggunakan tenaga manusia tidak menggunakan bantuan mesin. Aktivitas pemanfaat sisa hasil pertanian masuk pada kelompok yang tidak menimbulkan emisi karbon. Aktivitas pemanfaatan sisa hasil pertanian terdiri atas pemanfaatan batang padi dan pemanfaatan kulit gabah. Pemanfaatan batang padi (damen) oleh masyarakat Hargomulyo digunakan sebagai pakan ternak maupun dijual untuk mendapatkan untung. Pemanfaatan batang padi ini telah
Perbandingan estimasi sumbangan karbon ketiga aktivitas pengolahan lahan, aktivitas pembajakan menyumbang emisi karbon paling banyak yaitu 1,55% dari total emisi kemudian residu jerami menyumbang paling sedikit dengan 2,55.10-7% dan residu pupuk kandang sekitar 2,68.10-7%. Perbandingan ketiga aktivitas sangat wajar walaupun jumlah pupuk kandang yang digunakan dalam pemupukan bisa mencapai kuintal bahkan ton mengingat pupuk kandang ini adalah hasil akumulasi kotoran ternak selama 1 semester tetapi dekomposisi berjalan sangat lambat. Jumlah residu jerami tidak terlalu banyak dikarenakan adanya pergiliran tanam dan 14
sebbanyak 4kaali dalam satu s musim m tanam denngan takaraan dan rentaang waktu sehingga s ressidu pupukk kimia tiddak banyakk tetapi sanngat lama untuk u menyyatu dengann tanah. Akktivitas p pemeliharaa an menyyumbang palling besar diantara aktivitas produksi p tannaman padii lainnya dii desa Harggomulyo yaiitu menccapai 84,554% darii total kesseluruhan aktivitas produksi tanaman t paddi yang meenghasilkann emisi karbbon atau sekkitar 516,744 ton/th darii total emisii karbon di desa Hargoomulyo yan ng mencapaii 609,15 ncian emisii karbon aktivitas a tonn/th. Rin pem meliharaan antara lain pem mupukan meenggunakann pupuk kiimia menyyumbang 48,04 ton n/th, proses peengairan on/th dan aktivitas a meenyumbang 417,75 to penngairan meenggunakann mesin pompa air meenyumbang 50,95 ton/tth. Aktiviitas pemaneenan menyyumbang sekkitar 13,922 % emisii dari totaal emisi karrbon yang dihasilkann dalam aktivitas a pproduksi taanaman paadi. Perbaandingan vitas produuksi tanamaan padi denngan aktiv lainnya, aktivitas penggilingan besar yaituu sekitar meenyumbang kedua terb 83,15 ton/th.
sisa jeerami yan ng dibiarkaan di lah han pertaniaan sekitar 2cm pem motongan dari d tanah hingga ak kar. Jika dibandingk kan p p pertanian yaang dengan aktivitas produksi lain penngolahan laahan menyuumbang palling sedikit emisi di desa Harggomulyo yaaitu on/thn denngan rinccian sebesar 9,26 to 9 aktivitaas pembajaakan menyyumbang 9,26 ton/thn,, residu jerami menyumbaang 1,55.100-6 ton/th dan residu pupuk p kandaang -6 1,62.100 ton/thn. Perbandinggan ketiga sub s aktivitaas pengolahan menyim mpulkan bahhwa penggunnaan bahan n bakar untuuk mesin baajak mempuunyai nilai potensi p emisi yang cukkup besar bahkan jika mem mperhitungk kan penggunnaan bajak pada lahann yang sanngat sulit diijangkau attaupun tipee tanah yaang diolah maka nilai potensi emisi ak kan bertambbah besaar. Pembeerian puppuk kandangg sebagai pupuk p dasarr harus melaalui proses terlebih daahulu untukk menguraangi d agar memudahk kan emisi karbon dan penyeraapan oleh taanaman perttanian. Perbandinggan dari keetiga aktiviitas proses penggenang gan pemelihharaan, menyum mbang paliing banyakk yaitu sekitar 68,56% % emisi daari total em misi aktiviitas produkssi pertaniian. Perseentase un ntuk penggunnaan mesin n pompa hanya sekitar 8,25% sedangkan n aktivitass pemupuk kan puk kimia menyumbaang mengguunakan pup emisi ppaling seddikit bila dibangdingk d kan dengan ketiga akttivitas yaittu 7,73% dari d total akktivitas prooduksi. Prooses pengaiiran tidak hanya paaling besaar persenttase ngan 2 akktivitas lain nya dibandiingkan den tetapi merupakkan palling tin nggi man dibandiingkan aktiivitas prodduksi tanam padi laainya. Perbbandingan antara kettiga aktivitaas wajar diseebabkan prooses pengaiiran atau peenggenangan n dilakukann paling laama dibandiingkan den ngan aktivvitas lainn nya. Hampirr 80% hari h digunnakan un ntuk penggennangan, sedangkan untuk u aktiviitas pengairran menggu unakan messin pompa air hanya dilakukan pada saaat air yaang p jeenis menggeenang mullai surut padahal tanah di d desa Harrgomulyo lempung l yaang baik dallam menahaan air agar tidak t meressap. Pemupuukan kim mia hanyaa dilakuk kan
Persentasee Emisi Karbon Antar Sumbeer Emissi Pemupukan P
Pen ngairan
Residu lahan R 0% 24 4%
68%
8% %
1 Diagram perbandinggan Gambar 1. p persentase a aktivitas perrtanian penyyebab emisi karb bon
15
Bahan bakar
Hasil analiisis dari keetiga aktiviitas produkssi pertaniaan yang menghasilk kan emisi karbon yaaitu pengoolahan lah han, kan pemelihharaan sertaa pemanenaan menyatak bahwa pengguunaan m mesin yaang han bakar fosil seperti mengguunakan bah bensin dan solar secara s keselluruhan han nya mbang sek kitar 24 % sedangk kan menyum pemupuukan secara keseluruh han menyum mbang 8 % paling teerbesar adaalah pengairran yaitu 68%. 6 Pengggunaan meesin pertaniaan di deesa Hargom mulyo un ntuk memuddahkan aktiivitas pertaanian ternyyata cukup efektif dan d tidak menyumbaang mbang baanyak em misi karbbon. menyum Optimaalisasi peng ggunaan meesin pertannian perlu dilakukan d a agar menddapatkan haasil pertaniaan yang mellimpah.
Pemanee nan 14%
sebbesar 84 % dari tottal estimassi emisi karrbon di desa d Hargoomulyo. Besarnya B perrsentase aktivitas pemeeliharaan dikkarenakan penyumbanng terbesarr adalah penngairan ataau penggenangan. Masyarakat Haargomulyo memanfaatk m kan air hujaan dalam sisstem pengaairan dan mempunyaai jenis tannah lempunng yang menyebabkan m n angka em misi karbon n untuk peemeliharaann sangat bessar. Pemannfaatan airr hujan daan jenis tannah adalahh faktor alam yangg tidak muungkin diuubah tetappi dapat disiasati denngan pengeelolaan buk ka-tutup salluran air denngan benarr sehingga penguranga p an emisi karrbon dapat terpenuhi. t KE ESIMPULA AN Beerdasarkan hasil anaalisis makka dari pennelitian potensi em misi karbonn pada akttivitas peertanian dapat disim mpulkan sebbagai berikuut :
Persen ntase Em misi Karbon n Antar Sub Ak ktivitas Pengola
1. Aktiviitas produkksi tanamaan padi yang berpotensi b m menghasilka an emisi karbonn diklasifik kasikan mennjadit 3 aktivittas produkksi tanamaan padi yaitu pada akttivitas penngolahan lahan, aktivitas pemeliharaaan dan nan. aktivittas pemanen
han Lahan n 2%
2. Estimaasi besar emisi e karboon yang dihasillkan pada berbagai aktivitas a produk ksi tanamaan pangan di desa Hargomulyo yaiitu pada aktivitas a pengollahan lahan sebesaar 9,26 ton/thn n, aktivittas pemeeliharaan sebesaar 516,74 toon/th dan aktivitas a peman nenan sebesar 83,15 tonn/th.
Pemelih h araan 84%
Gaambar 2. Diiagram perbbandingan perseentase penyeebab emisi karbon k padaa akktivitas produksi tanam man padi
DA AFTAR PU USTAKA antaar aktiviitas Perbandinggan produkssi tanaman n padi yaitu aktiviitas pengolaahan lahan, aktivitas pemanenan dan d aktivitaas pemelih haraan sanngat timpaang. Aktivitaas pengollahan lahaan di desa d Hargom mulyo hanyaa menyumbbang sebany yak 2 % dari d total persentase p emisi karbbon aktivitaas sedangkaan aktivitaas pemanen nan menyum mbang sebaanyak 14 %. Penyumbaang paling bbesar adalaah aktivitas pemeliharaaan
Djajadilaga, Maulyani, M Aksa Tejaalaksana, Heru Haarnowo, Agnes wastikarina Sw Gusthi, Suudarmanto. (2009). Em misi Gas Ruumah Kacca Dalam Angka. Asisten Depputi Urusaan Data masi Linggkungan, Dan Inform Negara Kementerian
16
Jakarta.
Departemen Pertanian. Jakarta. Indonesia
Haryono Eko, H. Pramono, A. Rofi., S.R. Budiani, E. Nurjani Dan Sudrajat, (2009). Karakterissai Proses Geomorfologi Dan Antropogenik Dalam Mekanisme Siklus Karbon, Laporan Petanitian. Fakultas Geograf. Universitas Gadjah Mada
Tim KKL 3 Angkatan 2006. (2010). Laporan KKL 3 : Evaluasi Sumberdaya Wilayah dan Lingkungan. Program studi Geografi dan Ilmu Lingkungan. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Indonesia
Lingkungan Indonesia
Hidup.
Intergovernmental Panel On Climate Change. (2006). IPCC Guidelines For National Greenhouses Gas Inventories Meiviana, Armely, Diah R. Sulistiowati, Moekti H. Soejachmoen. (2004). Bumi Makin Panas : Ancaman Perubahan Iklim Di Indonesia. Kementrian Lingkungan Hidup, JICA Dan Pelangi. Jakarta Indonesia Slamet-S. , Lilik. (2009). Skenario Emisi CO2 Di Indonesia. Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer Dan Iklim, LAPAN. Bandung. Indonesia Tim Kerja Bidang Statistik Kabupaten Dan Tim Kerja BPPD. (2008). Kabupaten Gunung Kidul Dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunung Kidul. Wonosari .Indonesia Tim
Kerja Bidang Statistik Kecamatan.(2008). Kecamatan Gedangsari Dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunung Kidul. Wonosari .Indonesia
Tim Kerja Departemen Pertanian. (2007). Agenda Nasional (2008-2015) Dan Rencana Aksi (2008-2009) : Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian. 17