ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP PENCANTUMAN LABEL BAHAYA MEROKOK (STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI, MALANG) Ridha Anindya Utami 1), Dr.Budi Prihatminingtyas, SE., M.AB 2), Warter Agustim, SE., MM 3) Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang ABSTRAK Usia remaja merupakan rentang usia yang senang mencoba-coba hal yang baru, dimana mereka tidak lagi di katakan anak-anak, namun juga belum dapat di katakan dewasa dengan kepribadian sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dan salah satu contohnya adalah dengan merokok. Namun pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi generasi muda ini dengan menerapkan peraturan yang mewajibkan pencantuman label bahaya merokok pada kemasan rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen remaja terhadap pencantuman label bahaya merokok yang tertera pada kemasan rokok itu sendiri. Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, dengan responden sebanyak 80 orang mahasiswa laki-laki perokok aktif. Data-data dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji T, uji F dan R square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara Simultan semua variabel independen yakni variabel timbulnya proses (x1), adanya sensasi (x2), dan keinginan mencoba-coba (x3), berpengaruh signifikan terhadap komponen variabel dependen. Berdasarkan penelitian ini dapat di simpulkan bahwa variabel timbulnya proses merupakan variabel yang berpengaruh dominan. Kata kunci : Persepsi, Remaja, Label
1 1) 2) 3)
Mahasiswa PS Manajemen, Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2
ANALYSIS OF ADOLESCENCE PERCEPTION IN INCLUSION OF SMOKE HAZARD LABEL (STUDY IN TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG UNIVERSITY STUDENTS) Ridha Anindya Utami 1), Dr.Budi Prihatminingtyas, SE., M.AB 2), Warter Agustim, SE., MM 3) Management Department, Economic Faculty University of Tribhuwana Tunggadewi Malang
ABSTRACT Adolescence period is an age range with high coriousity on the newest subject. They are in grey phrases, between child and mature. More over they are easy influenced by environment changing, for instead smoking. But the government have to give a warning to protect this young generation with a rules in inclusion of smoke hazard label on ciggarete package. This research aimed to determine the perception of consumer especially for adolances in inclusion of smoke hazard label on ciggarete package. This research was held the University of Tribhuwana Tunggadewi Malang, with respondents 80 male students who are active smokers. The data in this study that met the requirements of validity and reliability, assumption test, T test, F test and R square. The Results of analyze showed that all of independent variables are the simultaneous emergence of variables of process (x1), sensation (x2), and the desire to experiment (x3), have significant effect on the dependent variable. Based on the research have a conclusion that variable process is a dominant variable that has effect to dependent variable.
Keywords: Perception, adolescence, Label Pendahuluan Bentuk sebuah kemasan produk sangat mempengaruhi ketertarikan konsumen dalam menilai dan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kemasan yang menarik memang sangat membantu dalam hal pemasaran serta bagi pemasarnya sendiri. Selain berfungsi sebagai pelindung isi, juga sebagai gambaran awal konsumen menilai mengenai kualitas sebuah produk yang ditawarkan produsen tersebut. Dalam
Prihatminingtyas dan Susanto (2015) menyatakan “Packaging system is the first attribute of product quality not only to influence consumer decision to purchase the product, but also must be in accordance with the type of product and attractiveer” yang berarti sistem pengemasan adalah perlengkapan pertama dari kualitas produk yang tidak hanya mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut, tetapi juga harus 2
1) 2) 3)
Mahasiswa PS Manajemen, Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2
serasi dengan produk yang di tawarkan serta bisa menarik perhatian, terlebih pada konsumen usia remaja, karena jiwa remaja yang lebih menyenangi sesuatu yang berkarakteristik memiliki warna – warna cerah, lebih fokus melihat kepada kemasan dan tidak terlalu mempedulikan isi dari produk tersebut. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun (http//id.wikipedia.org.remaja). Dalam Kurniawati, Warsini dan Marchira (2010) yang menyebutkan bahwa penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumur antara 15– 24 tahun, kajian Rapid Assessment Response of Injecting Drugs User (RAR OF IDUS) tahun 2002 di Sulawesi Selatan, sebesar 49,9% kasus merokok dan 32,7% kasus minum-minuman beralkohol terjadi pada mahasiswa. Merokok telah menjadi pemandangan yang biasa kita jumpai seharihari hampir di setiap kegiatan yang kita lalui mulai dari kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa. Persepsi yang menganggap bahwa merokok merupakan hal yang biasa di lakukan oleh siapa saja untuk mengurangi stress hingga yang beranggapan bahwa merokok merupakan hak kebebasan setiap individu untuk melakukannya membuat kebiasaan ini terus berlanjut hingga sekarang. Persepsi-persepsi konsumen yang seperti ini merupakan hal yang menarik untuk dipelajari . Menurut Setiadi (2003) Persepsi merupakan proses yang timbul akibat adanya sensasi, bagaimana stimulistimuli seperti cahaya, warna, dan suara itu di seleksi, di organisasikan dan di interpretasi. Persepsi kita di bentuk oleh tiga
pasang pengaruh yakni karakteristik dari stimuli, hubungan stimuli dengan sekelilingnya, dan kondisi-kondisi di dalam kita sendiri. Namun pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi remaja dan masyarakat umumnya dengan memberikan informasi yang jelas mengenai dampak mengkonsumsi tembakau atau rokok. Seperti yang diatur pada Peraturan Pemerintah (PP) No.109 tahun 2012, di mana salah satu ketentuannya mengharuskan pencantuman peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok maupun materi iklan dan promosi merek produk tembakau per tanggal 24 Juni 2014, pada semua merek rokok yang terdaftar di Indonesia, maka setiap produsen rokok wajib hukumnya untuk mencantumkan peringatan bahaya merokok berupa gambargambar mengerikan akibat merokok tersebut. Apabila ada pabrik rokok yang tidak mengikuti peraturan ini akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara atau membayar denda sebesar Rp 500 juta bagi pihak yang secara sengaja tidak mencantumkan peringatan tersebut. Sehingga akhirnya sebuah kemasan yang di harapkan bisa menarik perhatian konsumen untuk membeli menjadi terganggu dan mempengaruhi minat beli konsumen tersebut. Label peringatan yang di upayakan pemerintah dengan cara bekerjasama dengan produsen rokok ini seharusnya mempengaruhi minat beli konsumen terutama remaja perokok yang cukup tinggi di Indonesia ini. Melihat dari kasus diatas lah, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perilaku konsumen 3
1) 2) 3)
Mahasiswa PS Manajemen, Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2
khususnya pada persepsi konsumen sehingga penulis mengangkat judul “PERSEPSI REMAJA TERHADAP PENCANTUMAN LABEL BAHAYA MEROKOK (Studi pada Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang ) Tinjauan pustaka Persepsi Konsumen Menurut Setiadi (2013) merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi , dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Menurut WHO (World Health Organization) , remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun, tetapi kemudian WHO membagi lagi remaja menjadi remaja dini usia 15-19 tahun dan remaja lanjut yang berusia 20-24 tahun. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun, sedangkan pandangan umum di Indonesia tentang remaja adalah individu yang berusia antara 11-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun. Label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya menurut Angipora dan Marinus (2002). Menurut PP Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengaman Rokok Bagi Kesehatan, Bab 1 Pasal 1 Nomor 1, Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Peraturan baru pemerintah sejak 24 juni 2014 yakni PP 109/2012 dan Permenkes No.28 yang menyatakan bahwa berlakunya Peringatan bahaya merokok dengan foto atau gambar penyakit yang mengerikan. Peringatan kesehatan dibungkus rokok dalam bentuk gambar. Hipotesis 1. H0 , tidak terdapat pengaruh dari komponen timbulnya proses (x1), adanya sensasi (x2), dan keinginan mencoba-coba (x3) terhadap komponen variabel dependen dalam hal ini yaitu pencantuman label. 2. H1 , Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari komponen timbulnya proses (x1), adanya sensasi (x2), dan keinginan mencoba-coba (x3) terhadap komponen variabel dependen dalam hal ini yaitu pencantuman label. 3. H2 , Terdapat pengaruh yang signifikan secara Parsial dari komponen proses (x1), adanya sensasi (x2), dan keinginan mencoba-coba (x3) terhadap komponen variabel dependen dalam hal ini yaitu pencantuman label.
4 1) 2) 3)
Mahasiswa PS Manajemen, Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2
Metode penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono : 2011) Populasi dalam penelitian ini merupakan mahasiswa universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang dengan sampel sejumlah 80 orang mahasiswa lakilaki perokok yang berusia 11- 24 tahun, dengan pengambilan data menggunakan kuisioner, observasi dan dokumentasi.Dalam kuisioner menggunakan skor atau skala tertentu yang disebut skala likert. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, yakni peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Dengan rumus : Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3 keterangan = Y : pencantuman label a : konstanta (intercept) b : koefisien arah regresi X1 : Total skor proses yg timbul X2 : total skor sensasi X3 : total skor keinginan mencoba Hasil dan pembahasan Dari hasil output SPSS dapat disimpulkan Metode ini digunakan untuk memperkirakan dan meramalkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari masingmasing variabel independen yang tercakup dalam model regresi terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan regresi linier berganda tersebut dapat terlihat pada tabel sebagai berikut, Dengan melihat tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Tabel 1 : Hasil perhitungan regresi berganda
Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant ) Timbulny a Proses Adanya Sensasi
Std. Error
Standardize d Coefficients Beta
Sig
8.80
4.04
2.17
.03
5
0
9
2
.251
.092
.326
1.72
.00
0
8
.058
.136
.060
.176
.101
.046
Keinginan Mencoba-
T
coba
.425
.67 2
1.74
.64
2
3
Sumber : data primer (2015) Y = 8.805 + 0.251X1 + 0.058X2 + 0.176X3 Dari hasil persamaan regresi berganda di atas dapat dilihat bahwa dalam keadaan konstan atau tetap maka variabel dependen pencantuman label akan naik sebesar 8.805. Nilai koefisien variabel timbulnya proses (x1) sebesar 0.251, ini menunjukkan bahwa timbulnya proses (x1) mempunyai pengaruh positif terhadap pencantuman label (y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan timbulnya proses (x1) satu satuan maka variabel pencantuman label (y) akan naik sebesar 0.251 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Nilai koefisien variabel adanya sensasi (x2) sebesar 0.058, ini menunjukkan bahwa variabel adanya sensasi (x2) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel pencantuman label (y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan variabel adanya sensasi (x2) satu satuan maka variabel adanya sensasi (x2) akan naik sebesar 0.058 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Sementara nilai koefisien variabel keinginan mencoba-coba (x3) sebesar 0.176, 5
1) 2) 3)
Mahasiswa PS Manajemen, Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2
ini menunjukkan bahwa keinginan mencobacoba (x3) mempunyai pengaruh positif terhadap pencantuman label (y). Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan variabel keinginan mencoba-coba (x3) satu satuan maka variabel pencantuman label (y) akan naik sebesar 0.176 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. Sedangkan dalam perhitungan regresi simultan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2: Hasil perhitungan regresi simultan ANOVAb Model Regressio n Residual Total
Sum of Squares
df
Mean Squar e
201.512
3
67.171
1451.37 6 1652.88 8
7 6 7 9
F 3.51 7
Sig. .019 a
19.097
Sumber: Data primer, 2015
Dari tabel diperoleh nilai F hitung sebesar 3.517 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0,019. Nilai F hitung (41.937)> F tabel (2.72), dan nilai signifikan lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0.021<0,05; maka Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen timbulnya proses (x1) adanya sensasi (x2) keinginan mencoba-coba (x3) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap pencantuman label bahaya merokok (y). Dalam uji T digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen (Ghozali,2011), dapat dilihat sebagai berikut a. Timbulnya Proses (x1) Terlihat nilai signifikan pada variabel timbulnya proses (x1) adalah 0,008. Nilai signifikan lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05, atau nilai 0,008<0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Variabel X1 mempunyai t hitung yakni 1.720 dengan t tabel sebesar 1.665. Jadi t hitung > t tabel dapat disimpulkan bahwa variabel X1 memiliki kontribusi terhadap variabel Y b. Adanya Sensasi (x2) Terlihat nilai signifikan pada variabel x2 adalah 0.672. Nilai signifikan lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0.822>0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Variabel X2 mempunyai t hitung yakni 0.425 dengan t tabel sebesar 1.665. Jadi t hitung < t tabel dapat disimpulkan bahwa variabel X2 tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Jadi dapat disimpulkan Adanya Sensasi (x2) tidak berpengaruh terhadap terhadap pencantuman label (y). c. Keinginan Mencoba-Coba (x3) Terlihat nilai signifikan pada variabel X3 adalah 0.643. Nilai signifikan lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0.643>0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Variabel X3 mempunyai t hitung yakni sebesar 1.742 dengan t tabel sebesar 1.665. Jadi t hitung > t tabel dapat disimpulkan bahwa variabel X3 memiliki kontribusi terhadap Y. Dan dalam perhitungan koefisien determinasi , ditunjukan dalam tabel berikut : Tabel 3: Hasil perhitungan koefisien determinasi Model Summary
Model 1
R .349a
R Adjusted Square R Square .122
.087
Std. Error of the Estimate 4.370
a. Predictors: (Constant), Keinginan Mencoba-coba , Timbulnya Proses , Adanya Sensasi
Sumber: data primer,2015 Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa nilai R sebesar 0.349 atau 34.9% 6
1) 2) 3)
Mahasiswa PS Manajemen, Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2
yang menunjukkan hubungan antara variabel dependen terhadap variabel independen kuat. Sedangkan adjusted R Square sebesar 0.087 atau 8.7%. Hasil ini menunjukkan bahwa besar persentase variasi pencantuman label yang bisa dijelaskan oleh variasi dari tiga variabel independen yaitu timbulnya proses (x1) adanya sensasi (x2) keinginan mencoba-coba (x3) sebesar 8,7%. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel independen sangat kecil pengaruhnya terhadap variabel dependen. Sisanya dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti iklan, bentuk gambar dan atribut produk.. KESIMPULAN Secara bersama-sama (simultan) semua variabel independen yakni variabel timbulnya proses, adanya sensasi, dan keinginan mencoba-coba, berpengaruh signifikan terhadap komponen variabel dependen dalam hal ini yaitu pencantuman label bahaya merokok. Secara parsial variabel timbulnya proses berpengaruh signifikan terhadap pencantuman label bahaya merokok. Variabel adanya Sensasi tidak berpengaruh pada pencantuman label bahaya merokok Variabel keinginan mencoba-coba berpengaruh terhadap pencantuman label bahaya merokok SARAN Bagi perusahaan yang bergerak di bidang tembakau dan rokok maupun sejenisnya, agar segmen pasarnya lebih diperhatikan dan di fokuskan pada dewasa saja, karena produsen yang baik, tidak hanya mencari keuntungan , namun juga harus memperhatikan dampak sosial yang akan terjadi sebelum produk tersebut diluncurkan. Bagi kalangan akademisi yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini diharapkan untuk menyempurnakannya
yaitu dengan mencari variabel independen yang berbeda. Bagi pemerintah telah saatnya untuk mengganti gambar yang tertera selama ini dengan gambar yang baru, terutama gambar yang merepresentasikan dampak dari remaja yang merokok, karena pentingnya generasi muda dalam masa depan negeri ini, agar ada pembaruan dalam sudut pandang masyarakat dalam menilai bahaya merokok dan mempengaruhi minat belinya. DAFTAR PUSTAKA Angipora, Marinus. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kurniawati, Warsini, dan Machira. 2010. Gambaran Skrining Keterlibatan Penggunaan Alkohol Rokok Dan Zat Adiktif pada Mahasiswa D3 Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Jurnal kedokteran Prihatminingtyas, Budi dan Susanto, R.Y. 2015. Business Development of Iwak Peyek Business Group. Economic Faculty University of Tribhuwana Tunggadewi Malang. Indonesia. European Journal of Business and Management. ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) www.iiste.org Vol.7, No.3, 2015 Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku konsumen ( konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian pemasaran ). Jakarta Timur. Prenada Media Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Cetakan 14. Bandung. Alfabeta 7
1) 2) 3)
Mahasiswa PS Manajemen, Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2
_____http://id.wikipedia.org.remaja. diakses
pada 16 Desember 2014, pukul 10.43
8 1) 2) 3)
Mahasiswa PS Manajemen, Dosen pembimbing 1 Dosen pembimbing 2