ANALISIS PERSEPSI MARKETING MIX DARI PENGGUNA BERBAGAI MEREK SEPATU SEPAKBOLA Studi Kasus : Pemain Sepakbola Anggota Klub Sepakbola di Kelurahan Sinduadi yang Terdaftar Resmi di Kompetisi Pengcap PSSI Kabupaten Sleman
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun Oleh: Ari Dwijayanto NIM: 042214145
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
i
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Aku Ingin Jadi Peluru” Melesat jauh…………..
Karya ini Kupersembahkan Untuk : 9 Tuhan Yesus Kristus 9 Bapak dan Ibu Tercinta 9 Seluruh Keluargaku 9 Pacarku 9 Sahabat-sahabatku
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Juni 2009 Penulis,
Ari Dwijayanto
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Ari Dwijayanto
Nomor Mahasiswa
: 042214145
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PERSEPSI MARKETING MIX DARI PENGGUNA BERBAGAI MEREK SEPATU SEPAKBOLA. STUDI KASUS: PEMAIN SEPAKBOLA ANGGOTA KLUB SEPAKBOLA DI KELURAHAN SINDUADI YANG TERDAFTAR RESMI DI KOMPETISI PENGCAP PSSI KABUPATEN SLEMAN Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 10 Juli 2009
Yang menyatakan,
Ari Dwijayanto
vi
ABSTRAK ANALISIS PERSEPSI MARKETING MIX DARI PENGGUNA BERBAGAI MEREK SEPATU SEPAKBOLA Studi Kasus : Pemain Sepakbola Anggota Klub Sepakbola di Kelurahan Sinduadi yang Terdaftar Resmi di Kompetisi Pengcap PSSI Kabupaten Sleman
Ari Dwijayanto 042214145
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi terhadap Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari usia, jenis pekerjaan, pendapatan pelanggan tiap bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola anggota klub sepakbola di Kelurahan Sinduadi yang terdaftar resmi di kompetisi Pengcap PSSI Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 83 responden dengan teknik pengambilan sampel quota sampling. Untuk pengujian instrumen dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dan data yang diperoleh dari kuesioner diuji dengan menggunakan Anova Oneway. Hasil menunjukkan persepsi terhadap Marketing Mix dari berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari usia, jenis pekerjaan, pendapatan pelanggan tiap bulan, tidak terdapat perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola.
vii
ABSTRACT ANALYISIS ON CONSUMERS’ PERCEPTION ON MARKETING MIXES OF SOCCER SHOES BRAND
A Case Study on Players of Soccer Clubs in Sinduadi District Who were Officially Registered as Members of Pengcap PSSI Soccer Competition in Sleman Regency
Ari Dwijayanto 042214145
MANAGEMENT STUDY PROGRAM THE DEPARTMENT OF MANAGEMENT THE FACULTY OF ECONOMIC SANATA DHARMA UNIVERSITY 2009
This research aimed to investigate different perception on Marketing Mixes of several soccer shoes brands based on consumers’ age, occupation, and income. The populations in this study were the soccer players who became the member of soccer club in Sinduadi district and were officially registered in Pengcab PSSI. The research was conducted by distributing questionnaire to 83 respondents. The respondents were taken using Quota Sampling method. The instruments in this research were tested using validity and reliability test. Then, the data were tested using Oneway Anova method. Data results showed that there were no differences in perception on the Marketing Mixes bases on consumers’ age, occupation, and income. Besides, the result also showed that there was no different perception of Marketing Mixes from the consumers of various soccer shoes brands.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia, rahmat, dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Persepsi Marketing Mix dari Pengguna Berbagai Merek Sepatu Sepakbola (Studi Kasus: Pemain sepakbola Anggota Klub Sepakbola di Kelurahan Sinduadi yang Terdaftar Resmi di Kompetisi Pengcap PSSI Kabupaten Sleman)”. Penyusunan
skripsi
ini
dimaksudkan
untuk
memenuhi
persyaratan
guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk, dan nasehat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen.
3.
Ibu Dra. Diah Utari BR, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran-saran yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
4.
Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran-saran yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Ibu
Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D, selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran-saran yang sangat berharga bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6.
Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan dan bantuannya kepada penulis selama ini.
7.
Bapak dan Ibu yang telah menyanyangi anaknya yang nakal ini, memberikan cinta, kasih sayang, perhatian, kesabaran, bimbingan, kepercayaan, saran, nasehat, dan financial selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, juga mbak Alis, mbak Lah dan jagoan kecilku yang sangat lucu, Raka..
8.
Kakek dan nenekku yang selalu mendoakan dan memberi semangat supaya kuliahku cepat selesai, yang kelak ingin melihat cucunya menjadi pemain sepakbola terkenal. Kalau yang terakhir ini susah terwujud mbah…Keluarga besar eyang Bei (Tawangmangu), keluarga besar eyang Soekarno (Alm) di Solo yang selalu memberikan penulis dukungan.
9.
Keluarga Om Sukris, Keluarga Tante wiet dan Tante Londho yang selalu memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
x
10. Perangkat Desa Sinduadi yang telah memberikan ijin penelitian skripsi ini, terutama Bapak Bagas Ari Wibowo selaku Kabag Pemerintahan yang telah memperlancar proses perijinan. 11. Wahjoe, yang telah membantu pembuatan abstrak dalam bahasa inggris, Komunitas pria kesepian (Enggar, Hari Plongoh), Teman-teman Biro Wisata Violet (Mas Anton, Guntur, Niko), teman-teman futsal (Sony, Mara, Restu, Dimas, Fauzan, Wisnu, Andre Tonga, Hendra), yayang nyenyo, Tina, Natalie. 12. Pengurus PS Sindutama yang telah memberiku kepercayaan menjadi kiper utama dan memberikan ijin tidak ikut latihan sampai selesainya penulisan skripsi ini, pelatih Jose maryono, teman-teman di Sindutama (Ferry Gewol, Momon, Alqua, Suwung, Wowok,dkk), teman-teman di PS Gasebo (Bendhot, pak Agus,dkk), Teman-teman di PS. Sinar Oetara, teman-teman di UKM Sepakbola dan pelatihnya Om Mellius Ma’u, teman-teman di PSIM U23 dulu dan pelatihnya Bang Jeffry. 13. Untuk seseorang yang aku sayangi, yang selalu memberiku support, selalu mendampingiku, membuatku selalu optimis. Saat yang indah, saat pertama kali bertemu dan mengenalmu di pulau Bali, Utik... 14. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
xi
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Yogyakarta, 10 Juli 2009 Penulis
Ari Dwijayanto
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………….................................... . iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..................... vi ABSTRAK............................................................................................................... vii ABSTRACT............................................................................................................. viii KATA PENGANTAR............................................................................................. ix DAFTAR ISI............................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL.................................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………............................ 1 B. Rumusan Masalah……………………………………….......................... 4 C. Batasan Masalah………………………………………............................ 4 D. Tujuan Penelitian....................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian..................................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan................................................................................ 6
xiii
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran................................................................................ 7 B. Pengertian Manajemen Pemasaran............................................................ 7 C. Konsep Pemasaran..................................................................................... 9 1. Konsep Produksi.................................................................................. 9 2. Konsep Produk..................................................................................... 9 3. Konsep Penjualan................................................................................. 9 4. Konsep Pemasaran................................................................................ 9 D. Marketing Mix........................................................................................... 11 1. Product (produk).................................................................................. 12 2. Price (harga)......................................................................................... 13 3. Promotion (promosi)............................................................................. 15 4. Place (tempat)....................................................................................... 17 E. Perilaku Konsumen.................................................................................... 18 1. Perilaku konsumen dalam proses pembelian........................................ 19 2. Proses keputusan pembelian................................................................. 20 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen............................ 21 F. Merek (Brand)........................................................................................... 26 1. Merek sebagai nilai............................................................................... 27 2. Ekuitas merek (Brand equity)............................................................... 29 3. Strategi identifikasi merek.................................................................... 29 G. Hipotesis.................................................................................................... 31 xiv
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 32 C. Subyek dan Objek Penelitian.................................................................... 32 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional........................................... 33 E. Teknik Pengumpulan data........................................................................ 35 F. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling................................................... 36 G. Teknik Pengujian Instrumen..................................................................... 37 1. Pengujian Validitas............................................................................. 37 2.
Penguji an Reliabilitas..........................................................................
38
H. Teknik Analisis Data................................................................................ 39 1. Merumuskan Hipotesis....................................................................... 39 2. ANOVA (Analysis of Varians) Satu Arah ......................................... 40 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA SINDUADI A. Potensi Sumber Daya Alam….................................................................. 45 1. Potensi umum...................................................................................... 45 2. Pertanian, peternakan dan perikanan.................................................. 46 3. Sumber daya air.................................................................................. 47 B. Potensi Sumber Daya Manusia................................................................. 47 1. Jumlah................................................................................................. 47 2. Mata pencaharian pokok..................................................................... 48 xv
3. Agama................................................................................................. 49 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Validitas dan Reliabilitas............................................................. 50 1. Uji validitas……………….................................................................. 50 2. Uji reliabilitas…………………………………………………….….. 51 B. Karakteristik Responden........................................................................... 52 1. Usia ……………................................................................................. 52 2. Pekerjaan………….……………………………………………....…. 53 3. Penghasilan/Uang Saku per Bulan……..……………………….…… 53 4. Team Sepakbola……………………………………………………... 54 5. Posisi Dalam Sepakbola…………………………………………...… 54 6. Pilihan Sepatu………………………………………………………... 55 C. Prioritas Kepentingan...…………………………………………………. 55 D. Analisis data…………………………………………………………….. 56 1. Usia Konsumen.…….………………..……………………………… 56 2. Pekerjaan Konsumen………………………………………………… 57 3. Pendapatan Konsumen Setiap Bulan………………………………… 58 4. Pilihan Sepatu…………………………………………………...…… 59 E. Pembahasan……………………………………………………………… 60 BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENULIS A. Kesimpulan................................................................................................. 69 B. Saran........................................................................................................... 70
xvi
C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 70 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 2 : Kuesioner LAMPIRAN 3 : Validitas dan Reliabitas, Data Validitas dan Reliabilitas LAMPIRAN 4 : Frequency Tabel, Case Summaries LAMPIRAN 5 : Data mean kebijakan LAMPIRAN 6 : Anova Oneway, Data Anova Oneway LAMPIRAN 7 : R tabel, F tabel LAMPIRAN 8 : Daftar Pemain
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1
Tabel Tahapan Brand dalam Fungsinya Sebagai Pembentuk Nilai.. 27
Tabel III.1
Contoh Tabel Ringkasan Anova satu arah........................................ 41
Tabel III.2
Contoh Tabel Anova Oneway untuk Usia Konsumen..................... 42
Tabel III.3
Contoh Tabel Anova Oneway untuk Jenis Pekerjaan Konsumen… 43
Tabel III.4
Contoh Tabel Anova Oneway untuk Pendapatan Konsumen.......... 44
Tabel III.5
Contoh Tabel untuk Pemilihan Merek Sepatu Sepakbola………… 44
Tabel IV.1
Tabel Jenis Populasi Ternak……..………………………………… 46
Tabel IV.2
Tabel Jenis dan Sarana Produksi Budidaya Ikan Air Tawar……… 47
Tabel IV.3
Tabel Sumber Daya Air…………………………………………… 47
Tabel IV.4
Tabel Mata Pencaharian Pokok……………………………….…… 48
Tabel IV.5
Tabel Agama………………………………………………………. 49
Tabel V.1
Tabel Uji Validitas………..……………………………………….. 51
Tabel V.2
Tabel Uji Reliabilitas......………………………………...………… 51
Tabel V.3
Tabel Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia………………… 52
Tabel V.4
Tabel Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan…………… 53
Tabel V.5
Tabel Karakteristik Konsumen Berdasarkan Penghasilan per Bulan………………………………………………………….. 53
Tabel V.6
Tabel Karakteristik Konsumen Berdasarkan Team Sepakbola…… 54
Tabel V.7
Tabel Karakteristik Konsumen Berdasarkan Posisi Dalam Sepakbola…………………………………………………………. 54 xviii
Tabel V.8
Tabel Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pilihan Sepatu…..….. 55
Tabel V.9
Tabel Urutan Prioritas Kepentingan………………………………. 56
Tabel V.10
Tabel Ringkasan Anova Oneway Usia Konsumen..………………. 57
Tabel V.11
Tabel Ringkasan Anova Oneway Jenis Pekerjaan Konsumen.……. 58
Tabel V.12
Tabel Ringkasan Anova Oneway Pendapatan Konsumen…...…… 59
Tabel V.13
Tabel Ringkasan anova Oneway Pilihan sepatu…………………... 60
Tabel V.14
Tabel Anova Oneway untuk Usia Konsumen....……………...…... 61
Tabel V.15
Tabel Anova Oneway untuk Jenis Pekerjaan Konsumen....…......... 63
Tabel V.16
Tabel Anova Oneway untuk Pendapatan Konsumen.............…….. 64
Tabel V.17
Tabel Anova Oneway untuk Pilihan Sepatu..................................... 66
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
Gambar Tahap-Tahap dalam Proses Pembelian………………….. 20
Gambar II.2
Gambar Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen……….. 21
Gambar II.3
Gambar Merek Sebagai Nilai…………………………………….. 27
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, dunia usaha menghadapi persaingan yang sangat ketat. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis menuntut sikap setiap perusahaan untuk selalu dapat mengantisipasi setiap perubahan dan segala kemungkinan yang terjadi di lingkungan bisnis. Untuk memenangkan persaingan tersebut diperlukan kebijakan-kebijakan yang tepat dalam pengambilan keputusan. Adapun salah satu keputusan-keputusan penting tersebut adalah di bidang pemasaran, dimana definisi pemasaran itu sendiri adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang memuaskan keinginan pasar sasaran untuk mencapai tujuan organisasional (Stanton, 2001:6). Kegiatan pemasaran tidak hanya sekedar kemampuan perusahaan dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, tetapi juga mencari cara agar konsumen merasa puas (Kotler, 2000:34), terlebih lagi dalam kondisi pasar yang selalu berubah dan perkembangan pasar dalam perekonomian yang semakin modern saat ini terlihat peningkatan daya beli konsumen yang disertai dengan semakin kritisnya konsumen dalam memilih barang-barang atau jasa-jasa yang menjadi kebutuhannya, maka produsen dituntut untuk
1
2
lebih memahami perilaku konsumen dalam rangka keputusan pembelian yang cenderung berubah-ubah. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam rangka memberikan stimulus (rangsangan) bagi konsumen untuk melakukan pembelian dan memuaskan konsumen adalah rancangan bauran pemasaran atau Marketing Mix yang meliputi variabel-variabel untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran meliputi semua yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Adapun variabel-variabel bauran pemasaran tersebut terdiri dari unsur produk, harga, promosi, dan distribusi (Kotler, 2000:115). Unsur-unsur dalam variabel Marketing Mix sangat berkaitan erat satu sama lain. Oleh karena itu perusahaan
harus
dapat
mengkombinasikan
dengan
tepat
dalam
pelaksanaannya. Dewasa ini terdapat banyak sekali jenis atau merek sepatu sepakbola yang beredar di pasaran. Masing-masing sepatu sepakbola tersebut tentunya memiliki keunggulan produk yang berbeda-beda. Keunggulan tersebut diantaranya dalam hal model sepatu maupun kenyamanan saat digunakan. Dengan semakin banyaknya merek sepatu sepakbola yang beredar, maka semakin ketat pula persingan antar produsen sepatu sepakbola di Indonesia. Masing-masing perusahaan tentunya menawarkan kepada pasar konsumen atas produk yang diproduksinya, serta menunjukkan keunggulan yang dimiliki dari produknya dibandingkan dengan produk sejenis dari perusahaan lain. Persaingan yang ketat tersebut menuntut produsen sepatu sepakbola untuk
3
dapat menciptakan suatu produk yang digemari oleh pemain sepakbola, dan nyaman saat digunakan untuk berlari maupun menendang bola. Pasar perlengkapan olahraga, terutama sepakbola di Indonesia sangat menjanjikan, karena sepakbola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Ada ratusan klub profesional dan puluhan ribu klub nonprofesional yang ada di Indonesia, menjadi bukti bahwa olahraga sepakbola di Indonesia sangat digemari. Tidak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki 3 klub profesional yang terdaftar di PSSI, yaitu PSS Sleman, PSIM Yogyakarta, dan Persiba bantul, serta ratusan klub nonprofesional yang terdaftar resmi di Pengcap PSSI masing-masing daerah, dan ribuan klub nonprofesional yang tidak terdaftar. Sedangkan untuk kabupaten Sleman, yang masih merupakan kiblat persepakbolaan di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 80 klub nonprofesional yang terdaftar resmi di Pengcap PSSI Sleman, dan ratusan klub yang belum terdaftar. Jumlah tersebut belum termasuk klub-klub sepakbola yang berasal dari instansi-instansi, perusahaan tinggi, dan sekolah sepakbola. Dari besarnya animo masyarakat Indonesia untuk bermain sepakbola seperti diatas, maka bisa dibayangkan prospek dari penjualan sepatu sepakbola ini. Dengan latar belakang masalah tersebut diatas, maka perlu diadakan penelitian yang mengarah ke hal-hal tersebut. Untuk itu penelitian ini difokuskan dengan mengambil judul “ Analisis Persepsi Marketing Mix dari Pengguna Berbagai Merek Sepatu Sepatu Sepakbola” (Studi kasus pada pemain sepakbola anggota klub sepakbola di Kelurahan Sinduadi, Kecamatan
4
Mlati, Kabupaten Sleman yang terdaftar resmi di kompetisi Pengcap PSSI Kabupaten Sleman)
B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari usia konsumen. 2. Apakah ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari jenis pekerjaan konsumen. 3. Apakah ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen. 4. Apakah ada perbedaan persepsi Marketing Mix terhadap berbagai merek sepatu sepakbola.
C. Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan di 3 lapangan sepakbola yang ada di Kelurahan Sinduadi Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, yaitu lapangan Popongan, lapangan Jombor, dan lapangan MMTC. 2. Responden dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola anggota klub sepakbola di Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman yang terdaftar resmi di kompetisi Pengcap PSSI Kabupaten Sleman
5
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari usia konsumen. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari jenis pekerjaan konsumen. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen. 4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi Marketing Mix terhadap berbagai merek sepatu sepakbola.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis Dengan penelitian ini penulis dapat menerapkan semua pengetahuan yang sudah diperoleh di bangku kuliah dan dapat menambah pengetahuan yang sangat bermanfaat. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan untuk penelitian di masa mendatang.
6
F. Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian, sumber dan jenis data, serta teknik yang digunakan dalam analisis data. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini membahas tentang gambaran umum tentang kondisi dari Desa Sinduadi. BAB V : ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan pembahasannya. BAB VI : KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran, dan keterbatasan dari penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Definisi pemasaran menurut Stanton: Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Definisi pemasaran menurut Kotler: Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
B. Manajemen Pemasaran Pada umumnya, manajemen terdiri atas perancangan dan pelaksanaan rencana-rencana. Fungsi yang pertama harus dilakukan oleh manajer adalah fungsi perencanaan. Untuk membuat perencanaan jangka panjang, manajer
7
8
harus menyediakan banyak waktu. Oleh karena itu, manajer harus mendelegasikan keputusan-keputusannya yang rutin dilakukan setiap hari kepada bawahan. Jadi secara umum manajemen itu mempunyai tiga tugas pokok, yaitu: 1. Mempersiapkan rencana atau strategi umum bagi perusahaan. 2. melaksanakan rencana tersebut. 3. mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi rencana tersebut dalam operasinya. Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler: Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasaran yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi
dalam
fungsi
manajemen
tersebut
termasuk
penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan atau penerapan, serta pengawasannya. Manajemen pemasaran terjadi bila sekurang-kurangnya satu pihak pelaku pertukaran potensial berpikir tentang sarana-sarana untuk melaksanakan tanggapan yang diinginkan oleh pihak pertama itu dari pihak lain. Manajemen pemasaran merupakan seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, menjaga, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyerahan, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.
9
C. Konsep Pemasaran Menurut Kotler (1997), ada empat konsep dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran, yaitu: 1. Konsep produksi Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produksi memusatkan upayanya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan liputan distribusi yang luas. 2. Konsep produk Konsep produk menjelaskan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produk ini memusatkan usaha untuk menghasilkan produk yang baik dan terus menerus menyempurnakannya. 3. Konsep penjualan Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen jangan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif. 4. Konsep pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
10
serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. Konsep pemasaran bersandar pada empat tiang utama, yaitu: a. fokus pasar. Perusahaan akan berhasil baik jika mereka menetapkan batas pasarnya secara cermat. Perusahaan akan berhasil baik jika mereka mempersiapkan program pemasaran yang sesuai untuk masing pasar sasaran. b. Orientasi kepada pelanggan. Pemikiran yang berorientasi pada pelanggan mengharuskan perusahaan untuk secara cermat menentukan kebutuhan pelanggan dari sudut pandang pelanggan, bukan dari sudut pandangnya sendiri. c. Pemasaran yang terkoordinasi, yang bermakna dua hal: 1) Berbagai fungsi pemasaran armada penjualan, periklanan, riset pemasaran dan lain-lainnya harus terkoordinasi. 2) Pemasaran harus terkoordinasi secara baik dengan bagianbagian lain perusahaan. Pemasaran akan berhasil bila seluruh karyawan menyadari bagaimana dampak terhadap kepuasan pelanggan. d. Kemampulabaan. Untuk perusahaan swasta, tujuan utama adalah laba. Bagi organisasi nirlaba atau organisasi masyarakat tujuannya adalah
11
mempertahankan dan menarik cukup dana guna menyelenggarakan kegiatannya. Perusahaan menghasilkan uang dengan memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik daripada yang dapat dilakukan oleh pesaing.
D. Marketing Mix Marketing Mix merupakan salah satu unsur dalam pemasaran, baik dalam sasaran maupun penentuan strategi, yang paling berperan dalam keberhasilan pemasaran suatu produk di pasar. Untuk dapat masuk dalam pasar yang akan dituju, maka perlu ditetapkan sasaran dan strategi pasar, dimana kedua hal ini saling berkaitan dan erat hubungannya, karena strategi pemasaran merupakan rencana secara keseluruhan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari definisi berikut: Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang akan digunakan untuk unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu didalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk dalam pasar, bauran pemasaran dan biaya pemasaran yang diperlukan. Suatu strategi pemasaran bukanlah merupakan sejumlah tindakan khusus, tetapi lebih merupakan pernyataan yang menunjukkan usaha-usaha pemasaran pokok yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Strategi pemasaran terdiri dari dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu, yaitu produk, harga, promosi dan saluran distribusi, atau disebut juga Marketing Mix (Kotler,1997:82). Marketing Mix atau bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani
12
kebutuhan dan keinginan konsumen pada segmen pasar tertentu yang dituju perusahaan. Apabila perusahaan ingin berhasil untuk mempengaruhi konsumen pada segmen pasar tertentu maka perusahaan harus dapat merumuskan strategi pemasaran dengan tepat dan mempergunakan teknikteknik pemasaran yang sesuai. Philip Kotler (1997:82) menguraikan Marketing Mix sebagai berikut: Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Menurut Hudoro Sameto (2000:44): Bauran pemasaran pada dasarnya adalah perpaduan dari kegiatan yang terkendali sebatas kemampuan perusahaan untuk mencapai objectives pemasaran yang telah ditetapkan. Marketing Mix menurut Philip Kotler mencakup produk, harga, distribusi, dan promosi. Hal itu dikembangkan oleh Hudoro Sameta dengan menambah 2P lagi yang sangat erat hubungannya dengan pencapaian objectives tersebut, yakni period (penjadwalan) dan people (personel). Sedangkan oleh AM. Lilik Agung, Marketing Mix juga ditambah 2P, yakni power (kekuatan) dan politic (politik). Walaupun Marketing Mix terdiri dari banyak variabel, namun variabel tersebut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa hal penting, yang dikenal dengan 4P, yaitu product, price, place, dan promotion. 1. Product (produk) Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan dan merupakan titik kemungkinan keberhasilan kegagalan kombinasi kebijakan pemasaran
13
secara keseluruhan. Oleh karena itu betapa pentingnya peranan produk dalam menentukan keberhasilan seorang pengusaha. Pengertian produk menurut Basu Swastha (2000: 94) adalah: Produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (1998:335): Product: good, service, or idea that is marketed to fill consumer needs and wants. Menurut definisi Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert ini, produk adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan seseorang konsumen. Dengan demikian, menyusun dan mengembangkan produk-produk baru merupakan tantangan konstan bagi tenaga pemasaran, yang harus selalu mempertimbangkan faktor perubahan. 2. Price (harga) Harga
merupakan
satu-satunya
unsur
Marketing
Mix
yang
menghasilkan pendapatan, sedang unsur-unsur lain menunjukkan biaya, sehingga dalam menentukan tingkat harga suatu produk perlu adanya perhitungan yang tepat. Di samping harga mempunyai penentuan yang utama dalam perilaku pembeli, harga hendaknya dapat diterima dengan baik oleh pihak konsumen maupun perusahaan. Definisi harga menurut Basu Swastha (2000: 147) adalah:
14
Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan dalam menetapkan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain: a. Mendapatkan laba maksimum. b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan. c. Mencegah atau mengurangi persaingan. d. Mempertahankan atau memperhatikan Market share. Dalam hal tersebut diatas, perusahaan yang memperkenalkan produkproduk baru seringkali harus memilih antara dua pilihan kebijakan penetapan harga, yaitu: a. Skimming Pricing Skimming pricing menyebabkan suatu perusahaan dapat menghasilkan sejumlah laba besar dari setiap barang yang dijual. Pendapatan uang tunai seringkali diperlukan untuk menutup biaya-biaya pengembangan dan introduksi. Akan tetapi, pekerjaan skimming hanya dilakukan apabila tenaga pemasaran dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya sangat berbeda dari produk lain yang telah ada di pasaran. Selain itu, laba awal yang tinggi pada akhirnya akan menarik persaingan. b. Penetration Pricing (Harga Penetrasi) Penetration pricing merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya yang bertujuan untuk mencapai penjualan sebesar-
15
besarnya dalam waktu yang relatif singkat. Hal itu dapat berhasil apabila para penjual dapat meningkatkan harga sewaktu penerimaan konsumen bertambah. Peningkatan harga tersebut tentu saja harus dikelola secara hati-hati untuk menghindari agar konsumen tidak mengundurkan diri. 3. Promotion (promosi) Dalam kehidupan sehari-hari timbul kenyataan bahwa betapapun besarnya manfaat suatu produk bagi para pembeli produk tersebut tidak dapat
mencari
sendiri
pembelinya.
Produsen
harus
menciptakan
permintaan. Supaya dapat menciptakan permintaan, perlu diberitahukan para pembeli sasaran bahwa produk yang bersangkutan telah beredar di pasar. Di dalam dunia pemasaran, kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan meningkatkan kembali manfaat produk kepada pembeli, lazim disebut kegiatan promosi. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui media komunikasi massa, misalnya koran, majalah, televisi, radio, bioskop, papan reklame, layar dan gambar tempel. Definisi promosi menurut Basu Swastha (2000:237) adalah: Promosi adalah informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert (1998:336) alat-alat promosi yang paling penting yaitu:
16
a. Advertising (iklan) “Advertising is any form of paid nopersonal communication used by an identified sponsor to persuade or inform potential buyers about a product”. Menurut definisi ini, iklan adalah suatu bentuk komunikasi bukan pribadi yang digunakan oleh suatu sponsor tertentu untuk membujuk atau menginformasikan pendengar mengenai mengenai suatu produk. Iklan biasanya menggunakan semua jenis penyiaran dan media cetak, seperti televisi, radio, majalah, koran, dan papan iklan. b. Personal selling (penjualan dari rumah ke rumah) Personal selling merupakan penjualan dari satu orang ke orang lain. Sewaktu perusahaan membeli dari perusahaan lain, para agen pembelian dan lain-lain yang memerlukan informasi teknis dan rinci biasanya merucuk kepada wakil penjualan perusahaan penjual. c. Sales promotions (promosi penjualan) Barang-barang yang relatif murah sering kali dipasarkan melalui promosi penjualan, yang melibatkan bujukan langsung kepada pembeli. Premium (biasanya barang-barang gratis), perangko yang dapat ditukarkan, kupon, dan sisipan dalam paket semuanya adalah promosi penjualan yang dilakukan untuk membujuk konsumen untuk membeli produk. d. Public relations (hubungan masyarakat) Hubungan masyarakat mencakup seluruh usaha komunikasi yang mengarah pada membangun kemauan, baik diantara kelompok dan
17
populasi. Hal itu berusaha membangun sikap yang menguntungkan terhadap organisasi dan produk-produknya. 4. Place (tempat) Tempat menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen yang termasuk ke dalam variabel Marketing Mix khususnya tempat adalah saluran distribusi. Saluran distribusi adalah jalur yang dipakai untuk memindahkan produk dari produsen ke konsumen. Hanya dengan mengetahui bahwa suatu produk bermanfaat baginya, belum merupakan jaminan bahwa pembeli akan setia pada produk tersebut. Syarat lain agar pembeli setia pada produk adalah bilamana setiap produk yang dibutuhkan, pembeli dapat memperolehnya dengan mudah di tempat yang diinginkan atau yang terdekat. Oleh karena itu, apabila produsen menghendaki agar para pemakai tetap setia kepada hasil produksinya, mereka harus menjamin produk tersebut mudah diperoleh di berbagai tempat yang diinginkan pembeli atau yang terdekat. Menjamin produk selalu ada di tempat yang terdekat dengan pembeli tidaklah mudah, walaupun perusahaan besar sekalipun. Agar produk berada di dekat tempat pembeli sasaran, produk tersebut harus diangkut dari tempat pembuatan sampai ke tempat pembeli. Jika mereka menghendaki penjualan produksinya berhasil, para produsen harus aktif berperan dalam proses distribusi sampai produk sampai ke tangan pemakai.
18
Basu Swastha (2000:190) mendefinisikan saluran distribusi sebagai berikut: Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai konsumen atau pemakai industri. Proses penyaluran produk sampai ke tangan konsumen dapat panjang ataupun pendek, sesuai dengan kebijakan distribusi yang diterapkan oleh perusahaan. Mata rantai jalur distribusi akan menjadi panjang apabila sebelum jatuh ke tangan pemakai produk yang bersangkutan harus melalui berbagai macam pedagang. Sebaliknya mata rantai jalur distribusi akan menjadi pendek, bila produsen secara langsung menghubungi pembeli terakhir.
E. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan salah satu dari keterlibatan pribadi dari konsumen itu sendiri. Untuk dapat mengerti dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen yang memuaskan, manajemen pemasaran harus dapat menafsirkan keterlibatan pribadi konsumen. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami mengapa dan bagaimana tingkah laku dari pribadi konsumen tersebut, sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk secara lebih efektif. Adapun definisi dari perilaku konsumen itu sendiri menurut James F. Engel, David T. Kolt dan Roger D. Blackwel:
19
Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barangbarang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Dharmesta dan Handoko, 1986:9) Analisis perilaku konsumen yang realistis hendaknya juga menganalisa proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati, yang selalu menyertai setiap pembelian. Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya apa (what) yang dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga dimana (where), bagaimana kebiasaan (how often) dan dalam kondisi macam apa (under what condition) barang-barang dan jasa yang dibeli. 1. Perilaku konsumen dalam proses pembelian Suatu kegiatan pembelian yang nyata hanyalah merupakan salah satu tahap Dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjadi dalam proses pembelian suatu waktu serta pemenuhan kebutuhan tertentu. Analisis suatu proses pembelian merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen. Tahap-tahap dalam proses kegiatan suatu pembelian digambarkan oleh Philip Kotler dan model pembanding dari Engel, Kollat dan Blackwell seperti tergambar di bawah ini
20
Gambar II.1 Tahap-Tahap dalam Proses Pembelian (Basu Swastha DH. T. Hani Handoko, 1984: 13)
Pengenalan masalah
Kebutuhan yang dirasakan
Pencarian informasi
Kegiatan sebelum membeli
Penilaian alternatif
Keputusan pembelian
Keputusan untuk membeli
Perasaan waktu memakai
Perilaku setelah pembelian Perasaan setelah memakai
(Kotler)
Menganalisa keinginan dan kebutuhan
Penyelidikan sumbersumber eksternal
Penilaian alternatif
Proses pembelian nyata
Penilaian setelah pembelian
(Engel, Kollat dan Blackwell)
Banyak faktor yang mempengaruhi pada tiap tahap dalam proses pembelian, baik faktor yang mempengaruhi pada tiap tahap dalam proses pembelian, baik faktor intern maupun ekstern. Bila ingin realistis dalam menganalisa perilaku konsumen maka harus dipelajari lingkungan sosial, psikologis individu dan lembaga-lembaga lain yang mempengaruhi dan membatasi tiap tahap perilaku konsumen dalam pembeliannya. 2. Proses keputusan pembelian Keterlibatan pribadi dari konsumen akan mempengaruhi keputusan dalam
pembelian.
Proses
tersebut
merupakan
suatu
pendekatan
penyelesaian masalah yang terdiri dari enam tahap (Dharmesta, 1986:86):
21
a. Menganalisa keinginan dan kebutuhan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. b. Menilai berbagai sumber yang ada. c. Menetapkan tujuan pembelian. d. Mengidentifikasi alternatif pembelian. e. Mengambil keputusan untuk membeli. f. Perilaku sesudah pembelian. 3. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi sikap konsumen. Konsumen tidak membuat keputusan mereka dalam suatu ruang yang hampa. Pembelian mereka sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler, 1997:184) dapat dilihat pada Gambar II.2 di bawah ini Gambar II.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Kebudayaan: - Budaya - Sub budaya - Klas sosial
Sosial: - Kelompok referensi - Peran keluarga - Status
Psikologis: - Motivasi - Persepsi - Kepercayaan dan sikap
Pembeli
Pribadi: - Usia dan siklus hidup - Jabatan gaya hidup - Keadaan ekonomi - Kepribadian dan konsep diri
22
Penjelasan dari masing-masing faktor yang mempengaruhi sikap konsumen sebagai berikut: a. Faktor kebudayaan Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dari perilaku seorang
yang
mendasar.
William
J.
Stanton
mendefinisikan
kebudayaan sebagai berikut: Kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkat masa lalu yang ada (Kotler, 1999:153). Simbol tersebut dapat bersifat tak kentara seperti sikap, pendapat, kepercayaan, nilai, bahasa, agama. Dapat pula bersifat kentara seperti alat-alat perumahan, produk, karya seni dan sebagainya. 1) Budaya Budaya adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. 2) Sub budaya Ada 4 jenis sub budaya: a)
Kelompok asal kebangsaan
b)
Kelompok asal keagamaan
c)
Kelompok asal sosial
d)
Kelompok asal geografis
3) Kelas sosial Kelas sosial adalah bagian yang relatif homogen dan selalu ada dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarkis dan para
23
anggotanya memiliki nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. b. Faktor sosial Keterlibatan pribadi konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok referensi, keluarga, peran dan status sosial konsumen. 1) Kelompok referensi Kelompok referensi adalah kelompok yang punya pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku orang tersebut. Dalam hal ini, manajer pemasaran perlu mengetahui siapa yang menjadi pelopor opini dari suatu kelompok tersebut yang dapat menjadi pengikut opini (opinion follower) dalam kelompok lain. 2) Keluarga Dalam keluarga masing-masing anggota dapat berbuat hal berbeda untuk membeli sesuatu. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Oleh karena itu, manajer pemasaran perlu mengetahui sebenarnya: a) Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli b) Siapa yang membuat keputusan membeli c) Siapa yang melakukan pembelian d) Siapa yang menilai produk Keempat hal tersebut dapat dilakukan oleh orang yang berbeda atau dapat pula dilakukan satu orang.
24
3) Peran dan status Seseorang berperan serta dalam berbagai kelompok seperti keluarga, perkumpulan, organisasi. Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dalam segi peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat sesuai status itu. c. Faktor pribadi Keputusan
seseorang
untuk
membeli
juga
dipengaruhi
oleh
karakteristik pribadi yang tampak, khususnya umur dan tahap siklus pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan konsep diri. 1) Usia dan tahap siklus hidup Pemasar sering mendefinisikan sasaran mereka menurut siklus hidup, kemudian mengembangkan produk dan rencana pemasaran yang tepat. 2) Jabatan Jabatan atau pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli orang itu, maka pemasar mencoba mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang punya minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka. 3) Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi seseorang sangat besar pengaruhnya terhadap pilihan produk. Pandangan ekonomi seseorang terdiri dari
25
pendapatan yang dibelanjakan, jenis barang dimana berbelanja, dan sebagainya. 4) Gaya hidup Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan sebagaimana tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatan. Gaya hidup seseorang mencerminkan keseluruhan pribadi dalam interaksi dengan lingkungan. 5) Kepribadian dan konsep diri Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertindak. Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri pada saat yang sama. Ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain. Manajer pemasaran harus dapat mengidentifikasikan tujuan konsumen karena dapat mempengaruhi perilaku mereka. d. faktor psikologis Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh tiga faktor psikologis, yaitu: 1) Motivasi Motivasi atau dorongan adalah suatu kebutuhan yang cukup mendasar untuk mengarahkan seseorang supaya mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.
26
2) Persepsi Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana seorang individual memilih, merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran mengenai dunia. Persepsi tidak tergantung pada karakter rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan tersebut dengan laporan sekitar dan kondisi individu sendiri. 3) Pengetahuan Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Teori pengetahuan mengajarkan kepada
para
pemasar,
bahwa
mereka
dapat
menciptakan
permintaan akan suatu produk dengan menghubungkan terhadap dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang memotivasinya dan memberikan pungutan yang positif.
F. Merek (Brand) Brand sudah sejak lama digunakan sebagai alat untuk membedakan barang yang diproduksi antara produsen yang satu dengan yang lain. Definisi merek (brand) menurut Darmadi Durianto (2001:1): Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakan dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. Lebih jauh lagi merek merupakan nilai tangible
27
dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar apabila diatur dengan tepat (Durianto et al,2001). 1. Merek sebagai nilai (Brand as value) Menurut Kartajaya, brand merupakan salah satu elemen penting dalam pemasaran. Ia mengelompokkan brand sebagai salah satu elemen dalam pembentukan nilai. Adapun hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar II.3 Brand Value Process
Service
Adapun tahapan brand dalam fungsinya sebagai pembentuk nilai sebagai berikut: Tabel II.1 Tahapan Brand dalam Fungsinya Sebagai Pembentuk Nilai Brand
Just a name
Brand awarness
Brand association
Brand quality
Brand loyality
Service
One business category
Value added business
Value in use business
Customer satisfying business
The only business category
Process
System and procedures implementation
Interfunctional team work
Functional streamling
Total delivery reengineering
Extended chain
Sumber: Markplus 2000 Conceptual Frame work
28
a. Brand. Pada kondisi ini perusahaan tidak memiliki pesaing sama sekali dalam melayani pelanggan (kondisi 2C stabil, customer, company). Selain itu juga tidak ada perubahan lingkungan yang perlu diperhitungkan. Disini brand (merek) pada produknya hanya merupakan sekedar nama (just a name). Pada situasi berikutnya perusahaan melakukan beberapa usaha supaya mereknya dikenal banyak orang (brand awerness), punya asosiasi tertentu di benak konsumen (brand association), dipersepsikan punya kualitas yang baik (perceived quality). Akhirnya, perusahaan berusaha supaya pembeli benar-benar puas dan selalu setia pada mereknya (brand loyalty). Dengan demikian brand akan mempunyai brand equity cukup besar bagi perusahaan. b. Pelayanan (service). Pada bentuk 2C, perusahaan baru menganggap pelayanan sebagai salah satu kategori “produk dan jasa”. Pada kondisi selanjutnya (bentuk 4C: customer, company, competitor, change) perusahaan merasa perlu menambah pelayanan dalam rangka memberikan nilai tambah (value added). Lebih jauh lagi, perusahaan akan memberikan nilai apa yang sebenarnya bisa digunakan oleh konsumen (value in use), kemudian perusahaan memberikan pelayanan untuk memuaskan konsumen. c. Proses (process). Karyawan bekerja berdasarkan sistem dan prosedur yang ada sesuai dengan tugas masing-masing. Bentuk organisasi yang popular disaat seperti ini adalah bentuk piramid (sistem dan prosedur
29
implementation), kemudian berkembang adanya kerjasama antar fungsi (interfunctional teamwork), kemudian bila persaingan semakin meningkat perusahaan akan mendesain ulang dengan membuat struktur perusahaan jadi lebih baik. 2. Ekuitas merek (Brand equity) Merek bervariasi dalm pengaruh maupun ekuitasnya di pasar. Merek dengan ekuitas merek yang tinggi adalah aset yang berharga, karena merek memiliki kredibilitas yang tinggi maka perusahaan akan lebih mudah untuk melakukan perluasan lini dan mereknya. Definisi brand equity menurut Darmadi Durianto (2001:21): Seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan atau pelanggan. 3. Strategi identifikasi merek Nama merek membedakan suatu produk dari produk-produk pesaing. Sebuah identitas merek yang kuat akan menciptakan keunggulan yang utama. Merek yang dikenal oleh pembeli mendorong pembelian secara berulang-ulang. Salah satu dari pilihan strategi merek mungkin merupakan stategi yang cocok bagi perusahaan, aspek yang mendukung strategi identifikasi brand. Brand
identification
strategies
(Cravens,
Strategic
Brand
Management, p. 294). a. Specific product branding. Strategi pemberian nama merek pada suatu produk tertentu digunakan oleh berbagai produsen yang menghasilkan
30
barang-barang yang sering dibeli, seperti: popok merek Pampers, sabun Ivory. b. Product line branding. Strategi ini menempatkan nama produk pada suatu lini produk yang berkaitan. Produsen pakaian pria memiliki beberapa merek pakaian pria seperti Austin Reed. Strategi ini lebih efektif apabila sebuah perusahaan mempunyai beberapa lini yang masing-masing lininya saling berkaitan. c. Corporate branding. Strategi ini membangun identitas merek dengan menggunakan nama perusahaan untuk mengidentifikasi seluruh produk yang ditawarkan. Contohnya IBM dalam computer, Detroit Diesel untuk mesin-mesin truk. Keunggulannya adalah menggunakan satu periklanan dan program promosi penjualan untuk mendukung semua produk perusahaan. Kelemahannya kurang fokus pada produk-produk tertentu dan efek yang merugikan pada seluruh portfolio produk jika perusahaan menghadapi publisitas negatif. d. Combination branding. Menggunakan kombinasi dari beberapa strategi merek yang ada misalnya Sears menggunakan strategi lini produk dan pemberian nama merek korporasi, akan tetapi strategi ini kurang efektif untuk merek-merek produk yang mahal dan sering dibeli. e. Private branding. Retailer yang mengeluarkan produk dengan namanya, biasanya melakukan perjanjian dengan produsen atau manufaktur untuk menempatkan merek-merek pengecer pada produk-
31
produk yang dibuat. Praktek seperti ini yang disebut dengan private branding. Keunggulan utama bagi produsen adalah berkurangnya biaya pemasaran untuk sampai ke konsumen akhir. Pengecer menggunakan merek pribadinya untuk membangun loyalitas toko karena merek pribadi diasosiasikan dengan toko-toko pengecer tersebut.
G. Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan atau kesimpulan sementara sehingga untuk membuktikan kebenarannya perlu diadakan pengujian dan analisa (Sugiono, 2000:51). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari usia konsumen. 2. Ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari jenis pekerjaan konsumen. 3. Ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen. 4. Ada perbedaan persepsi Marketing Mix terhadap berbagai merek sepatu sepakbola.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dilihat dari hubungan antar variabel maka penelitian ini termasuk penelitian komparatif. Jenis penelitian komparatif merupakan jenis penelitian yang membandingkan dua sampel atau lebih.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lapangan Popongan, Jombor dan MMTC, Kelurahan Sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2009.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola anggota klub sepakbola di Kelurahan Sinduadi yang terdaftar resmi di kompetisi sepakbola Pengcap PSSI Sleman. 2. Objek dalam penelitian ini adalah variabel persepsi Marketing Mix yang mempengaruhi pemilihan sepatu sepakbola, yang meliputi harga, produk, distribusi dan promosi.
32
33
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan di dalam penelitian atau faktorfaktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti sesuai dengan perumusan masalah. Dalam penelitian ini maka yang menjadi variabel penelitian adalah : 1. Usia Pengelompokan usia (BPS Propinsi DIY, 1994) dibedakan menjadi: a. 17-26 tahun b. 27-35 tahun c. 35 tahun keatas 2. Pekerjaan Pembagian ini didasarkan pada jenjang kepegawaian yang ada di Negara Indonesia: a. Pelajar / Mahasiswa b. Pegawai Negeri c. Pegawai Swasta d. Pengusaha / Wiraswasta e. Lain-lain 3. Pendapatan setiap bulan Penghasilan yang dihitung adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh setiap bulan (termasuk uang saku / kiriman dari orang tua bagi pelajar / mahasiswa)
34
a. < Rp 500.000 b. Rp 500.000 – < Rp 2.000.000 c. Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 d. > Rp 4.000.000 Definisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus (Choope dan Emory, 1996:37). 1. Kebijakan produk Kebijakan dari perusahaan untuk menentukan suatu barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, termasuk di dalamnya berbagai macam keunggulan yang dimiliki oleh produk sepatu sepakbola, yang meliputi model, pilihan model, dan kenyamanan saat digunakan. 2. Kebijakan harga Kebijakan dari perusahaan untuk menetapkan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan sepatu sepakbola, yang meliputi kesesuaian dengan daya beli, pertimbangan pilihan harga, perbandingan harga dengan merek lain. 3. Kebijakan distribusi Kebijakan dari perusahaan untuk menetapkan berbagai kegiatan agar sepatu sepakbola yang ditawarkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen, yang meliputi ketersediaan di toko olahraga, dan stok yang tersedia di toko olahraga.
35
4. Kebijakan promosi Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen sepatu sepakbola untuk mengkomunikasikan keunggulan dan keistimewaan produk sepatu sepakbola, serta membujuk konsumen agar membeli, yang meliputi promosi sepatu sepakbola di media cetak dan elektronik, iklan di media cetak yang menarik dan partisipasi sepatu sepakbola tersebut menjadi sponsor acara olahraga.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2000 : 134). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket, yang berisi macam-macam pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu, berdasarkan karakteristik responden. Untuk metode kuesioner, daftar pertanyaan memiliki beberapa item sebagai variasi jawaban tiap variabel. Untuk pertanyaan yang berhubungan dengan variabel penelitian atau pertanyaan ini diberi alternatif jawaban 5 kategori dengan skor jawaban 1 sampai 5 yang disesuaikan dengan skala Likert (Sugiyono, 2000:86) yaitu:
36
a. Kategori Sangat Setuju
= skor 5
b. Kategori Setuju
= skor 4
c. Kategori Netral
= skor 3
d. Kategori Tidak Setuju
= skor 2
e. Kategori Sangat Tidak Setuju
= skor 1
2. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menyalin data yang ada di majalah dan internet.
F. Populasi Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi dalam penelitian ini meliputi pemain sepakbola anggota klub di Kelurahan Sinduadi yang terdaftar resmi di Kompetisi Sepakbola Pengcap PSSI Sleman. Anggota populasi dalam penelitian ini meliputi empat klub sepakbola yang berjumlah 108 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 1999:73). Sugiyono (1999:81) mengatakan dengan
α
= 5% dari populasi 108 orang, maka jumlah sampel yang
diambil sebesar 83 orang (diketahui dalam tabel). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Quota Sampling (sampling kuota). Sampling kuota adalah adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
37
G. Teknik Pengujian Instrumen Untuk menguji valid dan reliabel dari semua pertanyaan yang terdapat di kuesioner, digunakan analisis sebagai berikut : 1. Pengujian Validitas Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai sesuatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang ukur. Untuk mengukur validitas kuesioner yang dibagikan kepada responden maka digunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus (Usman dan Purnomo, 2000:203) : rxy =
[{N ∑ x
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y ) 2
}{
− (∑ x ) N ∑ y 2 − (∑ y ) 2
2
}]
Keterangan :
rxy
: Koefisien korelasi tiap item ( rhitung )
∑x
: Jumlah skor X
∑y
: Jumlah skor Y
∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y N
: Banyaknya responden
Untuk menentukan instrumen ini valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut :
Jika rhitung ≥ rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen tersebut dikatakan valid.
38
Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Pengukuran ini menggunakan uji koefisien Spearman Brown:
rii :
2rxy 1+ rxy
Keterangan :
rii
: koefisien reabilitas dengan taraf signifikansi 5%
rxy
: koefisien korelasi antar item yang bernomor ganjil dan genap
Untuk menentukan apakah instrumen itu reliabel atau tidak digunakan ketentuan sebagai berikut :
Jika rhitung ≥ rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen tersebut dikatakan reliabel.
Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.
H. Teknik Analisis Data 1. Merumuskan Hipotesis
39
Ada 4 hipotesis yang dirumuskan : a) H0: μ A1 = μ A2 = μ A3 ; Tidak ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari usia konsumen.
HA: μ A1 ≠ μ A 2 ≠ μ A3 ; Ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari usia konsumen. b) H0: μ B1 = μ B 2 = μ B 3 = μ B 4 = μ B 5 ; Tidak ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari jenis pekerjaan konsumen.
HA: μ B1 ≠ μ B 2 ≠ μ B 3 ≠ μ B 4 ≠ μ B 5 ; Ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari jenis pekerjaan konsumen. c) H0: μ C1 = μ C 2 = μ C 3 = μ C 4 ; Tidak ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari pendapatan konsumen.
HA: μ C1 ≠ μ C 2 ≠ μ C 3 ≠ μ C 4 ; Ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari pendapatan. d) H0: μ D1 = μ D 2 = μ D 3 = μ D 4 ;
40
Tidak ada perbedaan persepsi Marketing Mix terhadap berbagai merek sepatu sepakbola.
HA: μ D1 ≠ μ D 2 ≠ μ D 3 ≠ μ D 4 ; Ada perbedaan persepsi Marketing Mix terhadap berbagai merek sepatu sepakbola. 2. ANOVA (Analysis of Varians) Satu Arah Analisis ini digunakan untuk menguji semua hipotesis yang ada. Perhitungan ini menggunakan program SPSS 12,00 for window. Langkahlangkah yang diperlukan dalam pengujian hipotesis dengan Anova satu arah adalah sebagai berikut (Sugiono, 2003:195) : a. Menghitung jumlah kuadrat total :
(∑ x ) −
2
JK total = ∑ xtotal
total
2
N
b. Menghitung jumlah kuadrat antar :
(∑ χ ) =
2
JK ant
1
n1
(∑ χ ) +
2
2
n2
(∑ χ ) + ... +
2
m
nm
(∑ χ ) −
2
total
N
c. Menghitung jumlah kuadrat dalam:
JK dalam = JK total − JK ant d. Menghitung Mean Kuadrat antar : MK ant =
JK ant N −m
e. Menghitung mean kuadrat dalam: MK dalam =
JK dalam N −m
f. Menghitung F hitung dengan cara membagi MK antar dengan MK dalam
41
Fhit =
MK ant MK dal
g. Membandingkan F hitung dengan F tabel h. Membuat keputusan pengujian hipotesis Ho ditolak atau diterima i. Memasukkan hasil perhitungan ke dalam tabel ringkasan Anova Oneway
Variabel
Sumber Variasi
Tabel III.1 Ringkasan Anova satu arah Dk (df) Jumlah Mean Kuadrat Kuadrat
F hitung
F tabel 5%
Antar kelompok Antar baris Total
Pertama : Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak. Ini berarti tidak ada perbedaan persepsi Marketing Mix. Sedangkan bila F hitung ≥ F tabel , maka H0 ditolak dan HA diterima berarti ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari usia konsumen
Kedua : Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak. Ini berarti tidak ada perbedaan persepsi Marketing Mix. Sedangkan bila F hitung ≥ F tabel , maka H0 ditolak dan HA diterima berarti ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari jenis pekerjaan konsumen.
42
Ketiga : Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak. Ini berarti tidak ada perbedaan persepsi Marketing Mix. Sedangkan bila F hitung ≥ F tabel , maka H0 ditolak dan HA diterima berarti ada perbedaan persepsi Marketing Mix dari pengguna berbagai merek sepatu sepakbola ditinjau dari jenis pendapatan konsumen.
Keempat : Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak. Ini berarti tidak ada perbedaan persepsi Marketing Mix. Sedangkan bila F hitung ≥ F tabel , maka H0 ditolak dan HA diterima berarti ada perbedaan persepsi Marketing Mix terhadap berbagai merek sepatu sepakbola.
Tabel III.2 Analisis Perbedaan Persepsi Marketing Mix dari Pengguna Berbagai Merek Sepatu Sepakbola ditinjau dari Usia Konsumen No. Variabel Usia Mean F Prob 1.
Produk
17-26 tahun 27-35 tahun 35 tahun keatas
2.
Harga
3.
Distribusi
4.
Promosi
17-26 tahun 27-35 tahun 35 tahun keatas 17-26 tahun 27-35 tahun 35 tahun keatas 17-26 tahun 27-35 tahun 35 tahun keatas
43
Tabel III.3 Analisis Perbedaan Persepsi Marketing Mix dari Pengguna Berbagai Merek Sepatu Sepakbola ditinjau dari Pekerjaan Konsumen No. Variabel Jenis Pekerjaan Mean F Prob. 1.
Produk
2.
Harga
3.
Distribusi
4.
Promosi
Pelajar / Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta Pengusaha / Wiraswasta Lain-lain Pelajar / Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta Pengusaha / Wiraswasta Lain-lain Pelajar / Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta Pengusaha / Wiraswasta Lain-lain Pelajar / Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta Pengusaha / Wiraswasta Lain-lain
44
Tabel III.4 Analisis Perbedaan Persepsi Marketing Mix dari Pengguna Berbagai Merek Sepatu Sepakbola ditinjau dari Pendapatan Konsumen per bulan No. Variabel Tingkat Pendapatan Mean F Prob 1. Produk < Rp 500.000 Rp 500.000 – < Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 > Rp 4.000.000 2.
Harga
< Rp 500.000 Rp 500.000 – < Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 > Rp 4.000.000
3.
Distribusi
< Rp 500.000 Rp 500.000 – < Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 > Rp 4.000.000
4.
Promosi
< Rp 500.000 Rp 500.000 – < Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 > Rp 4.000.000
Tabel III.5 Analisis Perbedaan Persepsi Marketing Mix Terhadap Berbagai Merek Sepatu Sepakbola No.
Variabel
1.
Produk
2.
Harga
3.
Distribusi
4.
Promosi
Merek Sepatu Specs Lotto Adidas Merek lain Specs Lotto Adidas Merek lain Specs Lotto Adidas Merek lain Specs Lotto Adidas Merek lain
Mean
F
Prob
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA SINDUADI
A. Potensi Sumber Daya Alam 1. Potensi umum: a. Batas wilayah Sebelah utara
: Desa Sendangadi
Sebelah selatan
: Desa Karangwaru
Sebelah timur
: Kecamatan Depok
Sebelah barat
: Desa Trihanggo
b. Luas wilayah menurut penggunaan: Luas pemukiman
: 217,7 ha
Luas persawahan
: 330,65 ha
Luas kuburan
: 5,9 ha
Luas pekarangan
:217,27 ha
Perkantoran
: 3 ha
Luas prasarana umum lainnya
: 81,87 ha
Total luas
: 737 ha
c. Tanah fasilitas umum: Tanah bengkok
: 49 ha
Lapangan olahraga
: 5 ha
Tempat pembuangan sampah
: 1,8 ha
45
46
Pertokoan
: 4 ha
Jalan
: 10,81 ha
d. Orbitrasi Jarak ke ibukota kecamatan
: 8 Km
Jarak ke ibukota kabupaten
: 6 Km
Jarak ke ibukota propinsi
: 6 Km
2. Pertanian, peternakan dan perikanan a. Pertanian Sawah irigasi teknis
: 200 ha
Sawah irigasi setengah teknis
: 20 ha
b. Peternakan 1) Jenis populasi ternak Tabel IV.1 Jenis Populasi Ternak Jenis Ternak Sapi Kerbau Ayam kampung Bebek Kambing Domba
Jumlah Pemilik 189 orang 9 orang 1560 orang 25 orang 41 orang 141 orang
2) Pemilik usaha pengolahan hasil ternak Dendeng
: 2 orang
Perkiraan Jumlah Populasi 393 ekor 18 ekor 18.715 ekor 632 ekor 163 ekor 563 ekor
47
Abon
: 3 orang
Telur asin
: 50 orang
Kerajinan tangan
: 25 orang
c. Perikanan 1) Jenis dan sarana produksi budidaya ikan air tawar Tabel IV.2 Jenis dan Sarana Produksi Budidaya Ikan Air Tawar Media Pemeliharaan Karamba Kolam Pancingan
Jumlah / luas 14 unit 7 ha 60 unit
Produksi 620 ton /tahun 310 ton /tahun 12,4 ton /tahun
2) Jenis ikan dan produksi Bawal
: 150 ton / tahun
Mujair
: 5 ton / tahun
Lele
: 12 ton / tahun
Nila
: 17 ton / tahun
Gurame
: 18 ton / tahun
3. Sumber daya air Tabel IV.3 Sumber Daya Air Jenis Mata air Sumur gali Sumur pompa PAM Sungai
Jumlah (unit) 11.206 6.595 292 3.429 2
Pemanfaat (KK) 389 6.595 362 3.429 -
48
B. Potensi Sumber Daya Manusia 1. Jumlah Jumlah laki-laki
: 16.600 orang
Jumlah perempuan
: 15.507 orang
Jumlah total
: 32.107 orang
Jumlah kepala keluarga
: 11.429 orang
Kepadatan penduduk
: 16 orang / km2
2. Mata pencaharian pokok Tabel IV.4 Mata Pencaharian Pokok Jenis Pekerjaan Pokok Petani Buruh tani PNS Pengrajin industri rumah tangga Pedagang keliling Peternak Montir Dokter swasta Bidan swasta Perawat Pembantu rumah tangga TNI POLRI Pensiunan PNS / TNI / POLRI Pengacara Notaris Dukun kampung terlatih Dosen Swasta Karyawan perusahaan swasta Karyawan perusahaan pemerintah
Laki-Laki 400 orang 200 orang 578 orang 55 orang 8 orang 152 orang 51 orang 32 orang 1.110 orang 1.310 orang 547 orang 8 orang 3 orang 23 orang 553 orang 53 orang
Perempuan 137 orang 75 orang 392 orang 85 orang 82 orang 10 orang 6 orang 16 orang 2 orang 57 orang 2 orang 2 orang 7 orang 263 orang 27 orang
49
3. Agama Tabel IV.5 Agama Agama Islam Kristen Katholik Hindu Budha Konghucu Kepercayaan Kepada Tuhan YME
Laki-Laki 13.096 orang 1.194 orang 1.728 orang 213 orang 57 orang 17 orang 7 orang
Perempuan 12.320 orang 1100 orang 1200 orang 123 orang 32 orang 6 orang 6 orang
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, data yang dianalisis diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada 83 responden yang telah ditentukan, yaitu pemain sepakbola anggota klub sepakbola di Kelurahan Sinduadi yang terdaftar resmi di kompetisi Pengcap PSSI Kabupaten Sleman. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan analisis validitas dan reliabilitas, dan Anova Oneway.
A. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai sesuatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya. Dalam pengujian validitas kuesioner terhadap 83 responden digunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian jika rhitung ≥ rtabel maka itemitem pernyataan dinyatakan valid. Untuk mengukur validitas kuesioner yang dibagikan kepada responden digunakan teknik korelasi Product
Moment dari Karl Pearson. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
50
51
Tabel V.1 Uji Validitas rtabel
No.
rhitung
Keterangan
1.
.578
.148
Valid
2.
.202
.148
Valid
3.
.605
.148
Valid
4.
.207
.148
Valid
5.
.340
.148
Valid
6.
.597
.148
Valid
7.
.494
.148
Valid
8.
.594
.148
Valid
9.
.626
.148
Valid
10.
.726
.148
Valid
11
.664
.148
Valid
Sumber: data primer diolah,2009. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah istilah yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Pengukuran ini menggunakan teknik korelasi Product
Moment dari Karl Pearson. Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil dan genap didapat maka dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, didapatkan hasil: Tabel V.2 Uji Reliabilitas No
rhitung
rtabel
Keterangan
1.
.796
.148
Reliabel
Sumber: data primer diolah, 2009
52
Bila ri lebih besar dari rtabel ( α =0,05 ; df: N-2 = 81 ; rtabel = 0,148), maka pernyataan tersebut reliabel, tetapi bila ri lebih kecil dari rtabel ( α = 0,05 ; df: N-2 = 81 ; rtabel = 0,148.), maka pernyataan tersebut tidak reliabel.
B. Karakteristik Responden Untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik responden yang diteliti, dilakukan pengolahan terhadap data melalui perhitungan statistik deskriptif. Analisis data responden ini diklasifikasikan berdasarkan: 1. Usia Tabel V.3 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persentase (%) 17 -26 tahun 40 48,19 27 – 35 tahun 28 33,74 35 tahun ke atas 15 18,07 Jumlah 83 100 Sumber: data primer diolah, 2009 Tabel di atas menunjukkan karakteristik dari 83 orang konsumen berdasarkan usia. Konsumen berusia 17-26 tahun ada 48,19%, berusia 2735 tahun ada 33,74% dan konsumen berusia 35 tahun ke atas ada 18,07%.
53
2. Pekerjaan Tabel V.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase (%) Pelajar / mahasiswa 30 36,15 Pegawai negeri 8 9,64 Pegawai swasta 25 30,12 Pengusaha / wiraswasta 14 16,87 Lain - lain 6 7,23 Jumlah 83 100 Sumber: data primer diolah, 2009 Tabel di atas menunjukkan karaktersitik dari 83 orang konsumen berdasarkan pekerjaan. Konsumen yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa ada 36,15%, bekerja sebagai pegawai negeri ada 9,64%, bekerja sebagai pegawai swasta ada 30,12%, bekerja sebagai pengusaha/wiraswasta ada 16,87 dan lain-lain ada 7,23%. 3. Penghasilan / Uang Saku per Bulan Tabel V.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Penghasilan / Uang Saku per Bulan Penghasilan / Pendapatan per Jumlah Persentase (%) Bulan < Rp 500.000 31 37,35 Rp 500.000 –