eJournal Pemerintahan Integratif, 2013, 1 (2): 143-163 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.co.id © Copyright 2013
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TABUNGAN Mudharabah Pada Bmt Al-Kautsar Di Samarinda Rosilawati1 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi tabungan mudharabah yang diterapkan BMT Al-Kautsar sudah sesuai dengan PSAK 105. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif, yaitu dengan cara membandingkan dua buah metode menurut BMT Al-Kautsar dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 105). Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap BMT Al-Kautsar, ada beberapa hal yang belum sesuai dengan PSAK No. 105, seperti Pengakuan pada perlakuan akuntansi tabungan mudharabah di BMT Al-Kautsar tidak menggunakan pemberian nama untuk dana yang diterima dari pemilik dana sehingga yang tidak sesuai dengan PSAK 105, Pengukuran pada perlakuan akuntansi tabungan mudharabah di BMT Al-Kautsar terjadi kesalahan dalam perhitungannya, yaitu BMT Al-Kautsar belum menerapkan pengukuran perhitungan bagi hasil yang diperoleh melainkan 0,1% dari saldo awal nasabah sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105) dan Pencatatan akuntansi keuangan dalam bentuk tabungan mudharabah dibuat jurnal pencatatan dan pengukurannya tetapi BMT Al-Kautsar belum menggunakan jurnal pencatatan dan pengukuran yang sesuai dengan perlakuan akuntansi tabungan mudharabah menurut (PSAK 105). Dari penjelasan diatas penulis menyarankan bahwa Sebaiknya BMT AlKautsar menerapkan perlakuan akuntansi yang sesuai dengan PSAK 105 yaitu pengakuan dan pengukuran yang diawali dengan melakukan akad mudharabah yang merupakan kepercayaan antara kedua belah pihak dan pembagian keuntungan harus dalam bentuk persentase/ nisbah sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105). Diharapkan dengan menggunakan kesepakatan awal yang sama akan terdapat penyesuaian dalam ketentuan yang telah diterapkan dan Sebaiknya BMT AlKautsar menggunakan prinsip konsisten yaitu dengan perhitungan yang tepat yaitu pengukuran perhitungan bagi hasil yang diperoleh, agar jika terjadi kesalahan diakui dalam pencatatan dan pengukuran yang sesuai dengan perlakuan akuntansi tabungan mudharabah menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105). Kata Kunci: Analisis Perlakuan Akuntansi dan Tabungan Mudharabah 1
Mahasiswa S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis moneter yang melanda perekonomian bangsa Indonesia sejak 1997, dengan cepat menjadikan terpuruknya ekonomi bahkan telah menjadi krisis yang bersifat multidimensial. Dalam pemulihan perekonomian nasional pada saat itu, industri kecil dan menengah menjadi salah satu andalan dalam menggerakkan perputaran roda dunia usaha serta menunjang perekonomian nasional, namun demikian upaya pemulihan perekonomian tersebut tentunya harus didukung pula oleh sektor perbankan untuk mendukung pendanaannya. Sebagai alternatif di kalangan pengguna jasa perbankan di Indonesia, lembaga keuangan syariah bukan sekedar sebagai lembaga bisnis semata. Akan tetapi, lembaga keuangan syariah juga sebagai lembaga keuangan yang bersifat sosial dalam rangka untuk membangkitkan kembali perekonomian masyarakat, terutama bagi yang membutuhkan modal dana untuk kegiatan pengembangan usaha di masa pemulihan krisis ekonomi. Selain itu, lembaga keuangan syariah ini muncul untuk membakukan sistem pencatatan untuk lembaga keuangan konvensional. Karena seperti yang kita ketahui, bahwa lembaga keuangan konvensional yang ada saat ini, mempunyai sistem pencatatan yang berbeda. Sehingga membuat masyarakat mempertanyakan sistem pencatatan yang seharusnya diberlakukan seperti apa. Salah satu lembaga keuangan syariah yang kini masih berkembang adalah Baitul Maal Wattamwil atau biasa disingkat dengan BMT. BMT merupakan lembaga keuangan yang mendorong kegiatan simpan pinjam dan pengembangan kegiatan pengusaha menengah ke bawah berasaskan kemandirian, keswadayaan dan keterpaduan yang dilaksanakan dengan sistem bagi hasil. BMT diharapkan mampu menjadi lembaga pendukung ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan sistem syariah. Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha makro dan mikro dengan mendorong kegiatan menabung untuk menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Lembaga keuangan BMT Al-Kautsar adalah salah satu dari beberapa BMT yang berdiri di Samarinda. BMT ini berlokasi di Jalan Angklung No. 1 Samarinda, Kalimantan Timur. Pada dasarnya BMT Al-kautsar dibentuk guna menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman pembiayaan sebagai upaya untuk membantu memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat yang membutuhkan dana tersebut. Sebagai lembaga keuangan alternatif, ada beberapa produk jasa keuangan yang dapat ditawarkan oleh BMT kepada masyarakat, baik itu produk penghimpun dana maupun penyaluran dana. Diantaranya tabungan mudharabah, pembiayaan musyarakah, tabungan wadi’ah, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan murabahah. Namun, dalam operasionalnya produk tabungan mudharabah merupakan produk yang paling banyak diminati oleh nasabah yang 144
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) menyimpan dananya pada BMT Al-kautsar. Nasabah yang menyimpan dananya dalam bentuk tabungan mudharabah akan mendapatkan bagi hasil dari uang yang ditabungnya berdasarkan kesepakatan yang telah dibicarakan sebelumnya antara nasabah dengan BMT. Secara teknis mudharabah adalah suatu proses di mana shahibul maal (pemilik dana) memberikan dana kepada mudharib (pengelola dana) untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana. Ada beberapa contoh bentuk kelalaian pengelola dana, yaitu : persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi, tidak terdapat kondisi diluar kemampuan (force majeur) yang lazim dan atau yang telah ditentukan dalam akad, atau merupakan hasil keputusan dari institusi yang berwenang. Di BMT Al-Kautsar, tabungan mudharabah adalah tabungan yang memberikan bagi hasil kepada penabungnya. Jenis tabungan ini merupakan tabungan pihak ketiga yang paling dominan dibandingkan dengan jenis-jenis tabungan lainnya. Tabungan mudharabah akan dikelola BMT setiap bulan dengan cara bagi hasil yang akan dilakukan sesuai keuntungan yang diperoleh dan dipotong sebesar 0,1 % dengan saldo menurun. Selain itu, tabungan mudharabah dapat diambil sewaktu-waktu kecuali dengan pemberitahuan satu hari sebelumnya. Penyesuaian perlakuan akuntansi ada 2 yaitu Akuntansi untuk pemilik dana dan Akuntansi untuk pengelola dana. Kedua-duanya meliputi Pengakuan dana mudharabah, pengukuran investasi mudharabah, penurunan nilai investasi mudharabah, kerugian, hasil usaha, akad mudharabah berakhir, penyajian dan pengungkapan. Penyesuaian perlakuan akuntansi sangatlah penting dalam menentukan pembagian persentase/ nisbah untuk nasabah khususnya tabungan mudharabah. Begitu pula dengan kebijakan akuntansi mudharabah pada BMT Al-Kautsar yaitu dana tabungan akan dikelola BMT setiap bulan, bagi hasil akan dilakukan sesuai keuntungan yang diperoleh dan dipotong sebesar 0,1 % dengan saldo menurun. Maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Apakah perlakuan akuntansi tabungan mudharabah yang diterapkan BMT Al-Kautsar sesuai dengan PSAK 105? ” Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada deskripsi di atas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah perlakuan akuntansi tabungan mudharabah yang diterapkan BMT Al-Kautsar sudah sesuai dengan PSAK 105?”
145
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi tabungan mudharabah telah sesuai dengan PSAK 105 pada BMT Al-Kautsar di Samarinda dan untuk mengetahui perlakuan akuntansi yang mana yang paling menguntungkan bagi nasabah antara perhitungan PSAK No. 105 atau yang berdasarkan BMT AlKautsar. KERANGKA DASAR TEORI Pengertian Akuntansi Menurut Munawir (2000 : 5), “Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadiankejadian yang setidak-tidaknya bersiafat keuangan dengan cara yang setepattepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya.” Pengertian Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan menurut Donald E. Kieso dan Jerry J. Weygandt (2001 : 6) adalah “Proses yang berakhir pada penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan oleh pihakpihak baik di dalam maupun diluar perusahaan tersebut.” Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi dan yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI,2002 :4) adalah : “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi : selain itu juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.” Akuntansi Syariah 1.
Akuntansi Dalam Perspektif Islam Dijelaskan oleh Muhammad (2000 : 42) bahwa tiga prinsip umum Akuntansi Syariat yang termuat dalam Al-Baqarah (2) : 282, yaitu : 1. Prinsip Pertanggungjawaban 2. Prinsip Keadilan 3. 3. Prinsip Kebenaran
146
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) 2.
Asumsi Dasar Akuntansi Syariah Dalam PSAK Nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah dijelaskan bahwa asumsi dasar konsep akuntansi syariah sama dengan asumsi dasar konsep akuntansi keuangan secara umum yaitu konsep kelangsungan usaha (going concern) dan dasar akrual.
3.
Laporan Keuangan Perbankan Syariah Sebagaimana badan usaha lainnya lembaga keuangan Islam baik perbankan Syariah ataupun BMT sebagai wujud pertanggungjawabannya, melaporkan hasil usahanya dalam bentuk Laporan Keuangan. Menurut IAI (2002 : 4) disebutkan, bahwa tujuan akuntansi bank syariah adalah : (a) Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip syariah yang berlandaskan pada konsep keadilan, kebajikan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis Islami: (b) Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai laporan untuk pengambilan keputusan; dan (c) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha.
4.
Tabungan Mudharabah Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetai tidak dapat ditarik dengan cek atau yang dapat dipergunakan untuk itu. Salah satu produk yang dimiliki BMT adalah tabungan mudharabah. Produk ini paling diminati oleh masyarakat khususnya pengusaha kecil. Mudharabah berasal dari kata adhdharby fil ardhi yaitu berpergian untuk urusan dagang. Disebut juga dengan qiradh yang berasal dari kata alqardhu yang berarti potongan, karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan. Sistem Bagi Hasil a. b.
Konsep Bagi Hasil Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil
Oleh Tim Pengembangan Perbankan Syariah institute bankir Indonesia (2003 : 265), teknik perhitungan bagi hasil dana pihak ketiga pada seluruh nasabah dan jenis produk funding bank syariah / BMT, adalah dengan mengikuti langkah-langkah berikut : 147
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
1. Hitung saldo rata-rata harian sumber dana sesuai Klasifikasi dana yang dimiliki. 2. Hitung saldo rata-rata tertimbang sumber dana yang telah tersalurkan kedalam investasi dan produk produk asset lainnya. 3. Hitung total pendapatan yang diterima dalam periode berjalan. Namun, dalam menghitung pendapatan yang akan dibagi hasilkan perlu diperhatikan ada tidaknya modal bank / BMT yang turut dipergunakan dalam pembiayaan. Modal bank yang terpakai = Total dana nasabah yang dikelola – jumlah pembiayaan yang dikeluarkan. Sehingga pendapatan tersebut harus dibagi dulu dengan perhitungan sebagai berikut : a. Untuk Bank = (Modal bank : Jumlah Pembiayaan) x Pendapatan pembiayaan. b. Untuk dibagi hasilkan dengan nasabah penabung = (Dana nasabah yang dikelola : Jumlah Pembiayaan) x Pendapatan Pembiayaan. 4. Bandingkan antara jumlah sumber dana dengan total dana yang tersalurkan. 5. Alokasikan total pendapatan yang akan dibagihasilkan kepada masing-masing klasifikasi dana yang dimiliki sesuai dengan data-data saldo rata-rata tertimbang. 6. Perhatikan nisbah sesuai dengan data-data saldo rata-rata tertimbang. 7. Distribusikan bagi hasil sesuai nisbah kepada pemilik dana sesuai klasifikasi dana yang dimiliki. Rumusan Saldo rata-rata Harian (SRRH) SRRH = N / D N = Total dana dalam periode berjalan D = Jumlah hari dalam periode berjalan Perhitungan SRRH adalah menghitung total saldo rata-rata dana dengan mengalikan jumlah hari masa penyimpanan dengan saldo selama hari masa penyimpanan, kemudian total saldo rata-rata dana dibagi total hari masa simpanan. Rumus Distribusi Pendapatan (DP) DP = (R / T) x P R = Saldo rata-rata tertimbang per klasifikasi dana T = Total rata-rata tertimbang per klasifikasi dana P = Total pendapatan yang dibagihasilkan dengan nasabah Bank Pengertian Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan. Akuntansi Bank 148
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) Akuntansi bank merupakan seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran atas seluruh transaksi yang terjadi di dalam bank. Laporan Keuangan Bank Laporan keuangan bank merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Karakteristik Usaha BMT Baitul maal wat tamwil (BMT) pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi dalam Islam terutama dalam bidang keuangan. Istilah Baitul Maal wat Tamwil merupakan gabungan dari “Baitul Maal” dan “Baitul Tamwil”. Baitul Maal “BM” adalah suatu lembaga keuangan Islam dengan kegiatannya mengelola dan bersifat nirlaba (sosial) yaitu menghimpun dan mendistribusikan dana zakat, infak, dan shadaqah (ZIS) dan sumber lain yang halal tanpa mengambil keuntungan. Sedangkan Baitul Tamwil (BT) adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive. Penghimpun dananya diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang dijalankan berdasarkan prinsip syariat. (Widodo, 1999 : 81). Dengan demikian, BMT menggabungkan dua kegiatan yang berbeda sifatnya yakni laba dan nirlaba dalam suatu perusahaan. Namun, secara operasional BMT tetap merupakan entitas (badan) yang terpisah. Kegiatan BMT meliputi penghimpun dana dan penyaluran dana. Aspek Legalitas Sebagaimana diuraikan diatas istilah BMT merupakan penggabungan dari baitul mal dan baitul tamwil. Sebelum berkembang dengan istilah BMT, kita lebih dulu akrab dengan istilah baitul mal yang fungsinya terbatas sebagai lembaga pengelola ZIS. Pada awal perkembangannya, BMT tidak memiliki badan hukum resmi. BMT berkembang sebagai kelompok swadaya masyarakat atau kelompok simpan pinjam. Namun, untuk mengantisipasi perkembangan ke depan, status hukum menjadi kebutuhan yang mendesak. Dapat dikatakan BMT dalam operasionalnya selain mengacu pada prinsip-prinsip koperasi juga dapat mengacu pada prinsip-prinsip bank syariah karena kegiatan usahanya yang menyerupai kegiatan perbankan. Dan dalam bentuk badan hukum koperasi, BMT diharapkan dapat memenuhi tujuan memberdayakan masyarakat luas, karena lebih memungkinkan dengan lingkupnya yang kecil untuk terfokus pada unit unit usaha kecil hingga lebih menjangkau lapisan masyarakat dari golongan ekonomi menengah kebawah yang rawan disentuh oleh rentenir. Aspek Akuntansi 149
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
Berkaitan dengan kegiatan operasional dan legalitas BMT, penyusunan praktik pelaporan keuangan BMT perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Laporan keuangan dibuat dengan asumsi bahwa BMT berbadan koperasi dan karenanya akan mengacu pada PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian. Hal ini akan berpengaruh terhadap penggunaan istilah akun dan kandungan ekuitas dalam neraca. 2. Laporan keuangan akan mengacu kepada PSAK No. 31 untuk membandingkan akun-akun yang dapat disamakan dengan pengertian dalam perbankan konvensional dan mengacu pada AAOIFI (Accounting and Auditing Organization Of Islamic Financial Institutions) yang telah menerbitkan standar akuntansi untuk lembaga keuangan Islam. 3. Memperhatikan bahwa sebagian besar aktivitas utama BMT dan ciri khasnya terdapat pada kegiatan jasa keuangan, laporan keuangan akan menyajikan jasa keuangan sebagai laporan utamanya. Artinya, BMT diasumsikan sebagai koperasi simpan pinjam (syariat), dengan didalamnya menggambarkan juga kegiatan sektor riil dan sosial. Kedua kegiatan tersebut akan diuraikan lagi dalam laporan atau penjelasan tersendiri. (Widodo, 1999 : 85). Kerangka Pikir Untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai alur pikir penelitian, maka di bawah ini akan disajikan kerangka pikir penelitian. Mekanisme perhitungan bagi hasil untuk tabungan mudharabah sebagaimana disebutkan dalam berbagai literatur dan oleh PSAK No. 59, terdiri dari dua metode, yakni : Profit Sharing (bagi hasil) dan Revenue sharing (bagi pendapatan).
Definisi Konsepsional Sesuai judul yang dipilih penulis, yaitu Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah Pada BMT Al-Kautsar Di Samarinda, maka yang menjadi definisi konsepsional dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: Perlakuan Akuntansi adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan tentang keuangan. 1. Tabungan Mudharabah adalah suatu proses kegiatan yang berkaitan dengan dana berupa akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka. 2. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan syariah yang dibentuk guna menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman pembiayaan sebagai upaya untuk membantu memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat yang membutuhkan dana tersebut.
150
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) Hipotesis Perlakuan akuntansi tabungan yang diterapkan oleh BMT Al-Kautsar, diduga belum sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini mendeskripsikan tentang sistem pencatatan dan pengukuran yang diterapkan oleh BMT Al-Kautsar. Apakah sistem pencatatan dan pengukuran yang diterapkan oleh BMT Al-Kautsar sudah sesuai atau belum sesuai dengan PSAK 105 ? Fokus Penelitian Adapun data yang diperlukan untuk menganalisis dan membahas mengenai permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Gambaran umum mengenai BMT Al-Kautsar berupa sejarah berdirinya BMT dan job description 2. Data tentang struktur organisasi BMT Al-Kautsar 3. Sistem pencatatan / perlakuan akuntansi atas Mudharabah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Kautsar 4. Laporan Keuangan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Al-Kautsar untuk periode Januari s/d Desember 2011 Jangkauan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada lembaga keuangan BMT Al-Kautsar yang beralamatkan di Jalan Angklung No. 1 Komplek Prevab Segiri Samarinda yang difokuskan pada Perlakuan Akuntansi yaitu Pengakuan dan Pengukuran untuk Tabungan Al-Mudharabah. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan (Field Research) a. Pengamatan (Observation) b. Wawancara (Interview) c. Dokumentasi 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Alat Analisis Untuk melakukan analisis terhadap perlakuan akuntansi atas produk Mudharabah, penulis menggunakan metode komparatif, yaitu metode analisis
151
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
dengan cara membandingkan dua buah metode menurut BMT Al-Kautsar dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 105). a. Perlakuan Akuntansi menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105) 1. Akuntansi Untuk Pemilik Dana 2. Akuntansi Untuk Pengelola Dana b. Perlakuan Akuntansi menurut BMT Al-Kautsar 1. Neraca Koperasi Masjid Al-Kautsar 2. Perhitungan Laba Rugi Koperasi Masjid Al-Kautsar Pengujian Hipotesis Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menduga perlakuan akuntansi tabungan yang diterapkan oleh BMT Al-Kautsar diduga belum sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105), diterima. Karena dari hasil penelitian dan analisis diperoleh kesimpulan yaitu adanya perbedaan perhitungan dan distribusi bagi hasil yang dibuat oleh BMT dengan berdasar alat analisis yang berpengaruh secara material pada laporan Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Lahirnya lembaga keuangan syariah termasuk Baitul Maal Wattamwil sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelarangan riba secara tegas dalam AlQur’an. Sementara disisi lain, kendali haramnya ria bersifat mutlak dan disepakati oleh setiap priadi muslim berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan ijma’ seluruh ulama mahzab, namun perbedaan pendapat diantara mereka masih sering terjadi berkaitan dengan persoalan, apakah yang sesungguhnya dimaksut dengan riba yang diharamkan Al-Qur’an itu. Salah satunya persoalan aktual yang terus diperdebatkan para ahli sampai sekarang adalah mengenai status hukum bunga bank dalam islam. Dalam arti, apakah bunga yang dipungut perbankan konvensional termasuk riba yang dilarang Al-Qur’an atau bukan. Struktur Organisasi Organisasi merupakan salah satu fungsi yang berperan penting dalam suatu lembaga keuangan, karenanya setiap lembaga keuangan harus menentukan bentuk yang paling tepat sesuai dengan kondisi perkembangan zaman. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan. Dalam hal ini struktur organisasi merupakan hal yang penting karena kerangka kerja yang dibuat menunjukkan berbagai tugas, kewajiban, wewenang serta tanggung jawab masing-masing anggota dalam organisasi. Ruang Lingkup Usaha Secara umum BMT Al-Kautsar melakukan 2 jenis kegiatan, yaitu : 152
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) 1.
Kegiatan Menabung a. Tabungan Mudharabah b. Tabungan Penyerta c. Tabungan Tarbiah d. Tabungan Amanah e. Tabungan Wadiah f. Tabungan Qurban g. Tabungan Infaq
2.
Kegiatan Pembiayaan a. Pembiayaan Murabahah (MBH) b. Pembiayaan Bai Baitsaman Ajal c. Pembiayaan Al Qordul Hasan
Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah Menurut BMT Al-Kautsar Perlakuan Akuntansi yaitu Pengakuan dan Pengukuran khusus untuk Tabungan Mudharabah pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) Al-Kautsar antara lain : BMT Al-Kautsar sudah melakukan pencatatan jurnal akuntansi baik Akuntansi untuk pemilik dana maupun Akuntansi untuk pengelola dana tetapi belum disesuaikan dengan PSAK No. 105. Nasabah yang menyimpan uangnya pada BMT Al-Kautsar berupa Tabungan Mudharabah pertama kali menyetor saldo awal minimal Rp 20.000, 00 dengan biaya administrasi sebesar Rp 5.000, 00. Saldo awal nasabah akan dimasukkan ke dalam Buku Rekening yang berupa Kartu Tabungan Mudharabah. Penyerahan dana tabungan pada BMT Al-Kautsar hanya dalam bentuk kas. Berikut ini adalah contoh pengalokasian bagi hasil atau jasa penabungan milik H.N.S salah seorang nasabah BMT Al-Kautsar. Dari penelitian yang dilakukan terhadap terhadap rekening nasabah H.N.S pada BMT Al-Kautsar untuk jenis tabungan Mudharabah yang terjadi dari bulan Januari sampai bulan Juli 2009, perhitungan awal saldo nasabah yang bernama H.N.S pada tanggal 2 Januari 2009 yaitu sebesar Rp 284.657, 56 akan dipotong 0,1% maka akan terlihat bagi hasil yang akan diperoleh tiap bulan berikutnya. Bagi hasil tabungan yaitu 0,1% dari saldo tabungan yang diperoleh dari tingkat keuntungan perputaran tabungan itu sendiri. Jika ada penambahan tabungan pada bulan berikutnya maka ditambahkan pada saldo akhir yang telah ditambahkan dengan bagi hasil sehingga saldo tabungan tersebut lebih besar dan meningkatkan perhitungan bagi hasilnya. Sebaliknya, jika ada pengambilan saldo maka yang diambil yaitu perhitungan saldo akhir yang telah ditambahkan dengan bagi hasil tabungan. Tabel 4.1 Perhitungan bagi hasil dapat dihitung saldo rata-rata tiap bulan dari bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2009, adalah sebagai berikut : 153
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
Tanggal
Kode
Debet
Kredit
Saldo
02/01/2009
Validasi
Rp 284.657,56
02/02/2009
3
Rp 284,66
Rp 284.942,22
02/03/2009
3
Rp 284,94
Rp 285.227,16
02/04/2009
3
Rp 285,28
Rp 285.562,44
02/05/2009
3
Rp 285,56
Rp 285.848,00
02/06/2009
3
Rp 285,85
Rp 286.133,85
02/07/2009
3
Rp 286,13
Rp 286.419,98
&
Sumber Data : BMT Al-Kautsar, Keterangan : 3 yaitu Bagi hasil, 1.
2.
Pengakuan pengelola dana BMT Al-Kautsar yaitu dana yang diterima dari pemilik dana diakui sebagai dana tabungan mudharabah sebesar jumlah kas yang diterima. Pengukuran tabungan mudharabah menurut pengelola dana BMT AlKautsar yaitu dana diukur sebesar jumlah kas yang diterima. a. Pengakuan, Jurnal : Tgl
Uraian
Ref
Kas Dana Tabungan Mudharabah
Debet Rp 284.657,56
Kredit Rp 284,657,56
Sumber : BMT Al-Kautsar b. Penyaluran Jurnal pencatatan pada saat mengelola dana membayar bagi hasil : Tgl
Uraian Biaya bagi hasil Mudharabah Kas
Ref tab.
Debet Rp 284,66
Kredit
Rp 284,66
Sumber : BMT Al-Kautsar Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari penyaluran kembali dana tabungan mudharabah yaitu :
154
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) Tgl
Uraian Kas Pendapatan bagi hasil
Ref
Debet Rp 284,66
Kredit Rp 284,66
Sumber : BMT Al-Kautsar Pencatatan atas kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana yaitu tidak dibebankan pada kas tetapi langsung jurnal koreksi adalah sebagai berikut : Tgl
Uraian Dana tab. Mudharabah Selisih tab. Mudharabah Kas
Ref
Debet Rp 284.942,22 -
Kredit
Rp 284.942,22
Sumber : BMT Al-Kautsar Pencatatan akhir tabungan mudharabah, maka jumlahnya adalah sebagai berikut : Tgl Uraian Ref Debet Kredit Dana tab. Mudharabah Rp 284.942,22 Kas Rp 284.942,22
Sumber : BMT Al-Kautsar Analisis Berdasarkan dengan tujuan penelitian ini, maka berikut ini dilakukan analisis terhadap hasil penelitian terutama untuk perlakuan akuntansi terhadap tabungan mudharabah yang dilakukan oleh BMT Al-Kautsar berdasarkan alat analisis Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105). Untuk itu dilakukan perbandingan antara pengakuan dan pengukuran terhadap perlakuan akuntansi yang digunakan oleh BMT dengan ketentuan tersebut. 1. Pengakuan Perlakuan Akuntansi Untuk Pengelola Dana a. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105) b. Menurut BMT Al-Kautsar 2. Pengukuran Perlakuan Akuntansi Untuk Pengelola Dana a. Pengakuan Adapun pengakuan terbagi menjadi 2 yaitu : 1). Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105) Jurnal :
155
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
Tgl
Uraian Kas/ Aset Nonkas Dana Syirkah Temporer
Ref
Debet Rp 284.657,23
Kredit Rp 284.657,23
Sumber : Data diolah 2). Menurut BMT Al-kautsar Pengukuran tabungan mudharabah menurut pengelola dana BMT AlKautsar yaitu dana tabungan mudharabah diukur sebesar jumlah kas yang diterima. Perhitungan : Saldo awal tabungan mudahrabah pada tahun 2009 ini merupakan perhitungan saldo akhir tahun 2008 sebesar Rp 284.373,14 ditambahkan dengan bagi hasil sebesar Rp 284,09. Bagi hasil tersbut diperoleh 0,1% dari Rp 284.089,05 adalah Rp 284.09. Maka kas tabungan Mudharabah pada tahun 2009 ini sebesar Rp 284.657,56. Jurnal : Tgl Uraian Ref Debet Kredit Kas Rp 284.657,56 Dana Tab. Rp 284.657,56 Mudharabah Sumber : Data diolah b. Penyaluran Penyaluran terbagi menjadi 2, yaitu : 1). Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105) Penyaluran kembali dana syirkah temporer, jika pengelola dana menyalurkan kembali dana syirkah temporer yang diterima, maka pengelola dana mengakui sebagai aset. Sama seperti akuntansi untuk pemilik dana. Pendapatan secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana. Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari oenyaluran kembali dana syirkah temporer yaitu. Perhitungan : Saldo awal tabungan mudharabah pada tahun 2009 ini merupakan perhitungan saldo akhir tahun 2008 sebesar Rp 284.373,14 ditambahkan dengan bagi hasil sebesar Rp 284,09. Bagi hasil tersebut diperoleh dari : 0,1% x Rp 284.089,05 = Rp 284,09 maka kas tabungan mudharabah pada tahun 2009 ini sebesar Rp 284.657,23. Tgl Uraian Ref Debet Kredit
156
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) Kas/ Piutang Pendapatan yang belum dibagikan
Rp 284.657,23 Rp 284.657,23
Sumber : Data diolah Pencatatan akuntansi pada saat hak pihak ketiga atau bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Perhitungan : Membagi laba sesuai nisbah : 0,1% x Rp 284.657,23 = Rp 284,66. Tgl
Uraian Beban bagi hasil mudharabah Utang bagi hasil mudharabah
Ref
Debet Rp 284.,66
Kredit Rp 284,66
Sumber : Data diolah Pencatatan akuntansi pada saat pengelola dana membayar bagi hasil yaitu: Tgl
Uraian Utang bagi hasil mudharabah Kas
Ref
Debet Rp 284.,66
Kredit Rp 284,66
Sumber : Data diolah Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai bahan pengelola dana. Pencatatan akuntansi sebagai akibat kelalaian pengelola dan diakui sebagai beban pengelola dana yaitu : Tgl
Uraian Beban Utang lain-lain/ Kas
Ref
Debet -
Kredit -
Sumber : Data diolah Pencatatan di akhir akad yaitu : Perhitungan : Kas tabungan mudharabah pada awal tahun ini sebesar Rp 284.657,23 ditambahkan dengan biaya bagi hasil sesuai nisbah sebesar Rp 284,66 maka jumlah dana tabungan mudharabah yang diperoleh adalah sebesar Rp 284.941,89.
157
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
Tgl
Uraian Dana syirkah temporer Kas/ aset nonkas
Ref
Debet Rp 284.941,89
Kredit Rp 284.941,89
Sumber : Data diolah Pencatatan akuntansi jika ada penyisihan kerugian sebelumnya yaitu : Tgl
Uraian Dana syirkah temporer Kas/ aset nonkas Penyisihan kerugian
Ref
Debet Rp 284.941,89
Kredit Rp 284.941,89 -
Sumber : Data diolah 2). Menurut BMT Al-kautsar Penyaluran kembali dana tabungan mudharabah. Pengelola dana BMT AlKautsar menyalurkan kembali dana tabungan mudharabah yang diterima maka diakui sebagai pendapatan. Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari penyaluran kembali dana tabungan mudharabah yaitu : Perhitungan : Saldo tabungan mudharabah pada bulan Desember 2008 sebesar Rp284.373,14 ditambahkan dengan bagi hasil sebesar Rp 284,09. Bagi hasil tersebut diperoleh dari 0,1% x Rp 284.089,05 sedangkan saldo bulan Desember 2008 diperoleh dari penjumlahan Rp 284.089,05 ditambahkan dengan Rp 284,09. Maka kas tabungan mudharabah pada tahun 2009 sebesar Rp 284.657,56. Jurnal : Tgl Uraian Ref Debet Kredit Kas Rp 284.657,56 Dana Tab. Rp 284.657,56 Mudharabah Sumber : Data diolah Bagi hasil dana tabungan mudharabah yang sudah diperhitungkan harus diakumulasikan selama 1 bulan setelah itu dibagikan kepada pemilik dana. Bagi hasil tidak dapat dibagikan jika belum 1 bulan. Pengelola dana tidak mengakui adanya beban dan utang dalam pencatatannya. Perhitungan : Membagi laba sesuai nisbah ; 0,1% x Rp 284.657,56 = Rp284,66. Jurnal pencatatan pada saat pengelola dana membayar bagi hasil :
158
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) Tgl
Uraian Biaya bagi hasil mudharabah Kas
Ref tab.
Debet Rp 284,66
Kredit Rp 284,66
Sumber : Data diolah Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari penyaluran kembali dana tabungan mudharabah yaitu : Tgl
Uraian Kas Pendapatan bagi hasil
Ref
Debet Rp 284,66
Kredit Rp 284,66
Sumber : Data diolah Pencatatan atas kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana yaitu tidak dibebankan pada kas tetapi langsung jurnal koreksi sebagai berikut : Perhitungan : Kas tabungan mudharabah pada awal tahun ini sebesar Rp284.657,56 ditambahkan dengan biaya bagi hasil sesuai nisbah sebesar Rp284,66 maka jumlah dana tabungan mudharabah yang diperoleh adalah sebesar Rp 284.942,22. Pencatatan atas kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana yaitu tidak dibebankan pada kas tetapi langsung jurnal koreksi adalah sebagai berikut : Tgl
Uraian Dana Tab. Mudharabah Selisih Tab. Mudharabah Kas
Ref
Debet Rp 284.942,22 -
Kredit
Rp 284.942,22
Sumber : Data diolah Pencatatan akhir tabungan mudharabah, maka jurnalnya adalah sebagai berikut : Tgl
Uraian Dana Tab. Mudharabah Kas
Ref
Debet Rp 284.942,22
Kredit Rp 284.942,22
Sumber : Data diolah 3.
Cara Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Mudharabah 159
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
Cara perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah ada 2, antara lain : a. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105) Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba (profit sharing). Jika berdasarkan prinsip bagi hasil maka dasar pembagian hasil usahanya adalah laba bruto bukan total pendapatan usaha (omzet). b. Menurut BMT Al-Kautsar Perhitungan pembagian hasil usaha mudharabah yaitu berdasarkan prinsip bagi hasil dan dasar pembagian hasil usahanya adalah total pendapatan usaha. BMT Al-Kautsar menggunakan 0,1% sebagai dasar awal perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah. Pembahasan Dari analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pihak pengelola dana yaitu BMT Al-kautsar tidak mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 105, meliputi : a. Pengakuan perlakuan akuntansi untuk pengelola dana menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 105 yaitu dana yang diterima pemilik dana diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas yang diterima. Sedangkan menurut BMT Al-Kautsar yaitu dana yang diterima dari pemilik dana diakui sebagai dana tabungan mudharabah sebesar jumlah kas yang diterima. BMT Al-Kautsar sebagai pengelola dana mengakui dana tabungan mudharabah agar lebih mudah dalam pencatatannya. Hal ini dilakukan oleh BMT Al-Kautsar selain untuk mempermudah dalam pencatatannya juga agar lebih dapat dipahami dan dimengerti oleh nasabah yang kebanyakan merupakan masyarakat menengah ke bawah. b. Pengukuran perlakuan akuntansi untuk pengelola dana menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) 105 yaitu dana syirkah temporer diukur sebesar jumlah kas yang diterima yaitu sebesar Rp 284.657,23 diperoleh dari Rp 284.373,14 ditambahkan dengan Rp 284,09 sedangkaan menurut BMT AlKautsar yaitu dana tabungan mudhrabah diukur sebesar jumlah kas yang diterima yaitu sebesar Rp 284.657,56 diperoleh dari Rp 284.373,14 ditambahkan dengan Rp 284,09. Menurut BMT Al-Kautsar pada saat pengakuan, dana yang diterima diakui sebagai pendapatan sedangkan menurut PSAK No. 105 dana yang diterima diakui sebagai aset. Sehingga adanya perbedaan pada saat pengakuan yang harus dibenarkan karena diduga tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan menurut PSAK No. 105. c. Terdapat juga perbedaan pada pemberian nama dana yang diterima oleh BMT Al-Kautsar menyebabkan BMT Al-kautsar tidak mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam PSAK No. 105. d. Penyaluran dana syirkah temporer menurut PSAK No. 105 yaitu pengelola dana mengakui pendapatan atas penyaluran dana syirkah temporer secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana. Sedangkan 160
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati)
e.
f.
g.
h.
i.
menurut BMT Al-Kautsar yaitu jika pengelola dana menyalurkan kembali dana tabungan mudharabah yang diterima maka diakui sebagai pendapatan bersih. Penyaluran dana kembali akan mendapatkan bagi hasil yaitu menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 105 adalah bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban. Sedangkan bagi hasil menurut BMT AlKautsar yaitu bagi hasil dana tabungan mudharabah yang sudah diperhitungkan dan diakumulasikan selama 1 bulan setelah itu bagi hasil baru dapat dibagikan kepada pemilik dana. Pada saat pengelola dana membagi hasil maka diakui adanya beban bagi hasil mudharabah menurut PSAK No. 105 dan menurut BMT Al-kautsar yaitu pengelola dana membagi hasil maka diakui adanya biaya bagi hasil mudharabah. Menurut PSAK No. 105, pencatatan akuntansi sebagai akibat kesalahan atau kelalaian pengelola dan diakui sebagai beban pengelola dana sedangkan menurut BMT Al-Kautsar, pencatatan atas kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana yaitu tidak dibebankan pada kas tetapi langsung dibuat jurnal koreksi. Perhitungan bagi hasil yang sesuai dengan ketentuan PSAK No. 105 adalah dengan mencari pendapatan yang akan dibagi hasilkan, yakni dengan membandingkan antara jumlah dana yang dikelola dikurangi modal sendiri dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan. Perhitungan bagi hasil/ jasa yang selama ini dilakukan oleh BMT adalah dengan menghitung seluruh pendapatan operasi yang diperoleh kemudian dikurangkan dengan biaya operasional setelah itu sesuai keuntungan yang diperoleh kemudian dipotong 0,1% dari saldo awal dengan saldo menurun. BMT Al-Kautsar menggunakan perhitungan pembagian hasil usaha berdasarkan prinsip bagi hasil dan dasar pembagian hasil usahanya adalah total pendapatan usaha. Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 105 yaitu pembagian hasil usaha berdasarkan prinsip bagi hasil atau prinsip laba (profit sharing) maka dasar pembagian hasil usahanya adalah laba bruto bukan total pendapatan usaha. BMT Al-Kautsar tidak menentukan nisbah kesepakatan dengan perbandingan berapa persen antara nasabah dengan BMT Al-Kautsar melainkan BMT tersebut berdasarkan bagi hasil modal awal yang telah ditetapkan BMT Al-Kautsar sebesar 0,1% dari saldo tabungan mudharabah. Cara perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah pada BMT Al-Kautsar memiliki potongan sebesar 0,1% dari awal saldo tabungan mudharabah mirip dengan Bank Konvensional tidak berbeda, hanya saja ruang lingkup BMT Al-Kautsar lebih kecil daripada Bank Konvensional. Berarti dalam pengukuran perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah pada BMT Al-Kautsar tidak sesuai dengan PSAK No. 105 dan tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Hal ini dilakukan oleh BMT Al161
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 143-163
Kautsar karena BMT Al-Kautsar merupakan salah satu unit usaha Koperasi Masjid Al-Kautsar yang bergerak di bidang simpan pinjam dengan sistem syariah atau lebih dikenal dengan nama bagi hasil Usaha Simpan Pinjam (USP) maka BMT Al-Kautsar menggunakan total pendapatan usaha sebagai perhitungan bersama dengan Koperasi Masjid Al-Kautsar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dengan melakukan analisis perlakuan akuntansi tabungan mudharabah pada BMT Al-Kautsar di Samarinda, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengakuan pada perlakuan akuntansi tabungan mudharabah di BMT AlKautsar tidak menggunakan pemberian nama untuk dana yang diterima dari pemilik dana, sehingga yang tidak sesuai dengan PSAK 105. 2. Pengukuran pada perlakuan akuntansi tabungan mudharabah di BMT AlKautsar terjadi kesalahan dalam perhitungannya, yaitu BMT Al-Kautsar belum menerapkan pengukuran perhitungan bagi hasil yang diperoleh, melainkan 0,1% dari saldo awal nasabah sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105). 3. Pencatatan akuntansi keuangan dalam bentuk tabungan mudharabah dibuat jurnal pencatatan dan pengukurannya. Tetapi BMT Al-Kautsar belum menggunakan jurnal pencatatan dan pengukuran yang sesuai dengan perlakuan akuntansi tabungan mudharabah menurut (PSAK 105). Saran Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya BMT Al-Kautsar menerapkan perlakuan akuntansi yang sesuai dengan PSAK 105 yaitu pengakuan dan pengukuran yang diawali dengan melakukan akad mudharabah yang merupakan kepercayaan antara kedua belah pihak dan pembagian keuntungan harus dalam bentuk persentase/ nisbah sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105). Diharapkan dengan menggunakan kesepakatan awal yang sama akan terdapat penyesuaian dalam ketentuan yang telah diterapkan. 2. Sebaiknya BMT Al-Kautsar menggunakan prinsip konsisten yaitu dengan perhitungan yang tepat yaitu pengukuran perhitungan bagi hasil yang diperoleh, agar jika terjadi kesalahan diakui dalam pencatatan dan pengukuran yang sesuai dengan perlakuan akuntansi tabungan mudharabah menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 105).
162
Analisis Perlakuan Akuntansi Tabungan Mudharabah, (Rosilawati) DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’I, 2001, Bank Syariah dari Teori Ke Praktik, gema Insani Press, Jakarta. Departemen Agama RI, 2005, Al-‘Aliyy Al-Qur’an Karim, CV.Diponegoro, Bandung. Hasibuan, Melayu S.P., 2001, Dasar-dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta. Hendriksen, Eldon S. and Michael F. Van Breda, Editor : Lindon Saputra, 2000, Teori Akunting, Edisi Kelima, Buku Satu, Interaksara, Batam. Harahap, Sofyan S., 2001, Teori Akuntansi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, April 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Muhammad, 2002, Prinsip Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta. Jusup, Al Haryono, 2001, Dasar-dasar Akuntansi, Edisi ke VI, YKPN, Yogyakarta. Kieso, Donald E., dkk., 1996, Accounting Principles, Fourt Edition, John Wiley & Sons Inc., Canada. Kasmir, 2005, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Muhammad, 2002, Prinsip Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta. __________, 2002, Pengantar Akuntansi Syariah, Salemba Empat, Jakarta. __________, 2004, Teknik Perhitungan Bagi Hasil Dan Profit Margin Pada Bank Syari’ah, UII Press, Yogyakarta. Norvadewi, 2000, Telaah Evaluatif Bentuk Kelembagaan Koperasi Untuk BMT, Tesis tidak dipublikasikan, Perpustakaan MSI-UII, Yogyakarta. Pusat Pengkajian dan Pengembangan Usaha Kecil (P3UK), 1995, Konsep Dasar Baitul Maal wat Tamwil, Jakarta. Ramli, Hasbi, 2005, Islam dan Ekonomi, Renaisan, Jakarta. Siti Nurhayati dan Wasilah, 2008. Akuntansi Syari’ah di Indonesia. Jilid 1. Salemba Empat. Jakarta. Sumitro, Warkum, 2002, Asas-asas Perbankan Islam Dan Lembaga-lembaga Terkait Indonesia (PBI) dan Surat Keputusan Direksi (SK-DIR) tentang Perbankan Syariah, Cetakan ke 2 revisi, Djambatan, Jakarta. Warren, Carl S., 1996, Accounting 18 th Edition, South-Western Publishing Co., Cincinnati, Ohio.
163