ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN 2010-2014 Nama : Rifka Hendrawan Savitri NPM : 26212336 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rofi’ah, SE., MM
LATAR BELAKANG PSAK Laporan Keuangan
IFRS
PT. Martina Berto, Tbk
Rumusan Masalah
1. PSAK apa saja yang terpengaruh setelah konvergensi PSAK ke IFRS pada laporan keuangan PT. Martina Berto, Tbk? 2. Akun-akun apa saja yang terpengaruh dalam laporan keuangan PT. Martina Berto, Tbk setelah konvergensi IFRS?
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisa PSAK yang terpengaruh setelah konvergensi PSAK ke IFRS pada laporan keuangan PT. Martina Berto, TBK; 2. Untuk menganalisa akun-akun yang terpengaruh dalam laporan keuangan PT. Martina Berto, Tbk setelah konvergensi IFRS.
Metode Penelitian Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Martina Berto, Tbk. yang beralamat di Jalan Pulo Kambing II No. 1 Jakarta Industrial Estate Pulogadung, Jakarta Timur. Data/Variabel Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan PT. Martina Berto, Tbk sebelum menggunakan standar IFRS yaitu tahun 2010 dan sesudah menggunakan IFRS yaitu tahun 2011-2014 yang diperoleh dari situs http://www.idx.co.id/. Teknik analisis Alat analisis yang digunakan dalam penyusunan ini adalah menggunakan pendekatan analisis deskriptif
PEMBAHASAN No. 1.
PSAK Baru PSAK No. 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
IFRS IAS 1 (2009): Presentati on of Financial Statement s
Perubahan Laporan posisi keuangan konsolidasian Piutang Lainlain dan Deposito yang dijaminkan Liabilitas
Keterangan Setelah konvergensi IFRS menggunakan istilah Laporan Posisi Keuangan yang sebelumnya bernama Neraca. Setelah konvergensi IFRS Piutang lain-lain pihak ketiga disajikan (direklasifikasi) ke dalam akun aset keuangan lancar lainnya. Dan akun deposito yang dijaminkan direklasifikasi kedalam aset keuangan tidak lancar lainnya Perbedaan terjemahan kewajiban yang digunakan pada standar PSAK berganti nama menjadi Liabilitas pada laporan keuangan yang telah menerapkan IFRS.
Lanjutan No.
PSAK Baru
1.
PSAK No. 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
2.
PSAK 4 (Revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
IFRS
Perubahan Kepentingan IAS 1 (2009): Presentation of nonFinancial pengendali Statements
IAS 27 (2009): Consolidated and Separate Financial Statements
Keterangan Istilah hak minoritas berubah nama menjadi kepentingan non-pengendali yang disajikan dalam ekuitas dan pada laporan laba rugi komprehensif, hak minoritas menjadi laba neto dialokasikan ke pemilik ekuitas entitas induk dan hak non-pengendali. Laporan Laba Istilah Laporan Laba Rugi Komprehensif digunakan Rugi setelah menerapkan IFRS, dan perusahaan harus Komprehensif menyajikan komponen pendapatan komprehensif. Kepentingan Sebelum konvergensi IFRS hak minoritas disajikan nontersendiri di neraca dan laporan laba rugi, setelah pengendali konvergensi IFRS nama akun tersebut menjadi kepentingan non pengendali yang disajikan dalam ekuitas dan pada laba rugi komprehensif diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali.
Lanjutan No. PSAK Baru
IFRS
Perubahan
Keterangan
3.
PSAK 7 (Revisi 2009): Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
IAS 24 (2009): Related Party Disclosures
Beban masih
Pada standar IFRS beban masih harus dibayar dijabarkan menjadi dua akun yaitu, pihak ketiga sebesar Rp 6.477.056.396 dan pihak berelasi sebesar Rp 3.385.504.706.
PSAK 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
IAS 21 (2009): Effect of Changes in oreign Exchange Rates
Selisih Kurs Penjabaran
4.
harus dibayar
Terdapat akun selisih penjabaran mata uang asing ke dalam mata uang pelaporan yang disebabkan karena adanya transaksi yang menggunakan mata uang asing.
Lanjutan No. PSAK Baru 5. PSAK 22 (Revisi 2010): Kombinasi Bisnis 6. PSAK 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
IFRS Perubahan IFRS 3 Goodwill negatif (2009): Business Combinations
IAS 39 (2009): Financial Instrumens: Recognation and Measurment
Perubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual dan
Cadangan tersedia untuk dijual
Keterangan Setelah konvergensi IFRS tidak terdapat akun Goodwill negatif karena akun tersebut dihentikan pengakuannya dengan melakukan penyesuaian terhadap saldo laba pada awal periode tahun buku untuk entitas yang tanggal akuisisinya sebelum tanggal 1 Januari 2011. Setelah penerapan IFRS terdapat akun Perubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain berdasarkan PSAK No. 55 (revisi 2011) mengenai entitas mengungkapkan keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar. Dan akun cadangan tersedia untuk dijual terdapat pada ekuitas yang dipakai apabila terjadi kerugian yang terjadi dikemudian hari.
KESIMPULAN 1. PSAK yang terpengaruh pada laporan keuangan setelah konvergensi PSAK ke IFRS adalah: a. PSAK 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan b. PSAK No. 4 (Revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri c. PSAK 7 (Revisi 2009): Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa d. PSAK 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing e. PSAK 22 (Revisi 2010): Kombinasi Bisnis f. PSAK 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
KESIMPULAN 2. Akun-akun dalam laporan keuangan yang terpengaruh setelah konvergensi IFRS adalah: a. PSAK 1 (Revisi 2009): Laporan posisi keuangan konsolidasian; Piutang lainlain; Deposito yang dijaminkan; Liabilitas; Kepentingan non-pengendali dan Laporan laba rugi komprehensif. b. PSAK No. 4 (Revisi 2009): Kepentingan non-pengendali. c. PSAK 7 (Revisi 2009): Beban masih harus dibayar. d. PSAK 10 (Revisi 2010): Selisih kurs penjabaran. e. PSAK 22 (Revisi 2010): Goodwill negatif. f. PSAK 55 (Revisi 2011): Perubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual dan Cadangan tersedia untuk dijual.
SARAN PT. Martina Berto Tbk dalam catatan laporan keuangan perusahaan sebaiknya lebih merincikan setiap akunnya dan lebih menjelaskan PSAK-PSAK yang digunakan. Dan sebaiknya PT. Martina Berto, Tbk tetap menggunakan standar pelaporan IFRS, karena dengan adanya standar IFRS membuat laporan keuangan dapat diterima secara global yang dapat menguntungkan perusahaan untuk menarik minat para investor asing agar dapat menanamkan sahamnya diperusahaan.
TERIMAKASIH