ANALISIS PERILAKU PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA UKM SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI WILAYAH JABODETABEK
Daud Prasetyo (
[email protected]) S1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok
ABSTRAK Analisis Perilaku Penerimaan Teknologi Informasi pada Ukm Sektor Industri Manufaktur ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan teknologi informasi dalam pembuatan laporan keuangan. Dengan melihat hubungan antara variabel prediktor, yang meliputi ekspektasi kinerja, ekspektasi upaya, pengaruh sosial, dan kondisi pendukung, terhadap tingkat penggunaan teknologi informasi, serta hubungannya dengan variabel moderating yaitu jenis kelamin, pengalaman, dan usia. Alat analisis yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, korelasi rank spearman, korelasi parsial, dan model UTAUT. Bila data yang diolah bersifat valid maka akan digunakan dalam perhitungan berikutnya, namun bila tidak valid maka tidak akan digunakan. Dan dengan uji reliabilitas data dari semua variabel bersifat reliabel. Sedangkan uji korelasi baik itu korelasi rank spearman maupun korelasi parsial menunjukkan bahwa, hubungan antara variabel prediktor terhadap penggunaan teknologi informasi memiliki hubungan nyata. Begitu pula variabel moderating yang mempengaruhi variabel prediktor terhadap tingkat penggunaan serta kinerja perusahaan memiliki hubungan yang nyata. Kata Kunci : Usaha Kecil Menengah, Korelasi, Moderating Effect
PENDAHULUAN Penggunaan teknologi informasi di lingkungan usaha sudah menjadi kebutuhan bagi setiap perusahaan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas perusahaan. Berdasarkan tujuan dari penerapan teknologi informasi tersebut maka berbagai bentuk aplikasi teknologi informasi yang tersedia dimanfaatkan, antara lain aplikasi perkantoran (pengolah data, perhitungan, pengolah grafis),
sistem pendukung keputusan, sistem informasi manajemen, dan lain-lain. Dampak yang perlu dikaji dari kehadiran teknologi informasi dalam lingkungan perusahaan adalah terjadinya perubahan di beberapa hal, antara lain cara bekerja maupun proses bisnis. Penerapan teknologi baru dalam suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang secara teknis berhasil menerapkan penggunaan
teknologi informasi dalam operasi perusahaannya. Teknologi tersebut menyebabkan perusahaan tersebut dapat mengolah data dengan cepat, tepat dan akurat. Semua informasi yang dibutuhkan dapat disediakan dengan cepat dan menarik. Pemanfaatan dari teknologi industri tergantung dari berbagai aspek. Pada aspek penerapan teknologi informasi dan komunikasi, Indonesia relatif tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Ketertinggalan teknologi itu sendiri bisa dilihat dari ketersediaan infrastruktur teknologi informasi, jumlah komputer yang dimiliki perusahaan, atau akses internet. Perusahaan yang menggunakan teknologi informasi identik dengan perusahaan berskala besar. Tetapi, bagaimana dengan UKM? Padahal, sektor ini memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. UKM menyumbangkan penciptaan nilai tambah nasional sebesar 55,88 persen, sekaligus mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar sehingga dapat menekan tingkat pengangguran. Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 1.135,8 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp. 276 triliun, dengan pertumbuhan mencapai 5,45 persen terhadap tahun 2003, dimana laju pertumbuhannya selalu bergerak lebih tinggi dibandingkan dengan total PDB nasional sebesar 4,86 persen. Bila dilihat dari besarnya skalanya, sumbangan pertumbuhan PDB UKM lebih tinggi dibandingkan sumbangan pertumbuhan Usaha Besar. Pada tahun 2003, dari 4,61 persen pertumbuhan PDB nasional secara total 2,69 persen berasal dari pertumbuhan UKM. Kemudian, pada
tahun 2004 dari 4,86 persen pertumbuhan PDB nasional secara total, meningkat menjadi 2,85 persen berasal dari pertumbuhan UKM. Pada penulisan ini peneliti hanya akan membahas UKM sektor industri manufaktur di kawasan Jabodetabek. Industri kecil menengah merupakan salah satu industri potensial yang perlu dikembangkan oleh pemerintah maupun pihak swasta. Karena dapat menyerap cukup banyak tenaga kerja dibandingkan dengan UKM sektor perdagangan dan jasa. Selain itu, produk yang dihasilkan oleh industri ini tidak kalah bagusnya dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan asing dengan harga yang relatif lebih murah. Untuk dapat mengembangkan sektor ini perlu adanya peranan dari teknologi informasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan penerapan teknologi informasi di setiap bidang usaha dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Misalnya, dalam hal pemasaran produk, komunikasi dengan pemasok bahan baku, dan yang terpenting adalah dalam hal pembuatan laporan keuangan. Karena dalam mengandalkan teknologi informasi tersebut laporan keuangan yang dibuat akan lebih cepat, tepat, dan akurat. Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui sejauh mana penggunaan teknologi informasi, terutama komputer, dalam proses operasi perusahaan; (2) mengetahui pengaruh langsung variabel prediktor, yang meliputi ekspektasi kinerja (performance expectance), ekspektasi usaha (effort expectance), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi pendukung (facilitating condition), terhadap tingkat penggunaan teknologi informasi; (3) mengetahui pengaruh moderating effect, yang
meliputi jenis kelamin, umur, dan pengalaman terhadap hubungan antara prediktor dengan tingkat penggunaan teknologi informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan UKM sektor industri manufaktur; (4) menganalisis dampak penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja UKM sektor industri manufaktur. LANDASAN TEORI Pada model teoritis UTAUT (unified theory of acceptance and use of technology) yang dikemukakan oleh Venkatesh etall (2003), jenis kelamin, umur, pengalaman, dan sifat penggunaan (wajib atau sukarela), merupakan moderating effect terhadap penggunaan suatu sistem informasi. Sedangkan predictor variable-nya adalah performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating condition. Ekspektasi usaha adalah tingkat kemudahaan yang berhubungan dengan penggunaan suatu sistem (Venkantesh etall, 2003). Variabel tersebut diformulasikan berdasarkan 3 konstruk pada model atau teori sebelumnya yaitu persepsi kemudahaan penggunaan (perceived easy of usePEOU) dari model TAM, kompleksitas dari model of PC utilization (MPCU), dan kemudahan penggunaan dari teori difusi inovasi. Sedangkan Ekspektasi kinerja adalah tingkat keyakinan individu bahwa menggunakan sistem akan membantunya untuk mencapai kinerja pekerjaannya (Venkantesh etall, 2003). Variabel dalam model UTAUT ini disusun berdasarkan 5 konstruk pada model atau teori sebelumnya, yaitu persepsi manfaat (perceived usefulness-PU) dari model TAM, motivasi ekstrinsik, kecocokan pekerjaan, keunggulan relatif, dan ekspektasi hasil
Gefen dan Straub (2000) menyatakan bahwa peranan PEOU sebenarnya lebih kompleks dimana PEOU mengukur penilaian kemudahan penggunaan (perceived easy of use) dan easy of learning dari pengguna teknologi informasi. Jadi PEOU berkenaan dengan motivasi pengguna teknologi yang didasarkan pada penilaian aspek intrinsik dari penggunaan teknologi, misalnya interface dan proses dalam penggunaan teknologinya. Padahal aspek ekstrinsik dari teknologi informasinya (diketahui melalui PU), dalam banyak kasus, merupakan alasan mengapa teknologi baru diadopsi. Pengaruh sosial adalah tingkat persepsi seseorang bahwa pihak lain percaya bahwa dia sebaiknya menggunakan sistem baru (Venkantesh etall, 2003). Pengaruh sosial merupakan faktor penentu terhadap tujuan perilaku dalam menggunakan teknologi informasi, yang direpresentasikan sebagai norma subyektif dalam TRA, TAM, TPB, faktor sosial dalam MPCU, serta citra dalam teori difusi inovasi. Sedangkan kondisi pendukung (facilitating condiotions) adalah tingkat keyakinan individu bahwa prasarana organisasi dan teknis tersedia untuk mendukung penggunaan sistem (Venkantesh etall, 2003). Variabel ini didasarkan pada 3 konstruk pada model atau teori sebelumnya yaitu persepsi pengendali perilaku pada TPB, kondisi pendukung pada MPCU, dan kompatibilitas pada teori difusi inovasi. Kondisi pendukung dalam penggunaan komputer terssebut dapat mempengaruhi pemanfaatan sistem (Thompson, 1991) di dalam Venkatesh etall (2003). Sedangkan Anderson dan Schwager (2004) menjelaskan empat kondisi pendukung yaitu: (1) ketersediaan sumber daya; (2) pengetahuan yang memadai untuk
menggunakan teknologi; (3) kesesuaian dengan sistem lain yang telah digunakan; (4) ketersediaan orang atau sekelompok orang yang bisa membantu pada saat menghadapi kesulitan penggunaan sistem. Sebagian hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hubungan PEOU dan PU serta pengaruhnya terhadap penggunaan komputer adalah berbedabeda tergantung motivasi pengguna komputer dan sifat dari pekerjaan yang menggunakan komputer tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2007 – April 2008, dengan obyek penelitiannya adalah UKM yang berada di wilayah Jabodetabek. Sampel diambil secara acak dengan metode acak sederhana. Dengan metode tersebut terdapat 50 sampel dari unit UKM sektor industri manufaktur di wilayah Jakarta Pusat, Timur, Utara, Barat, Selatan, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Penelitian ini diawali dengan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dan identifikasi faktor-faktor yang secara empirik mempengaruhi intensitas penggunaan komputer pada UKM sektor jasa dengan menggunakan analisis faktor. Penelitian utama dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap intensitas penggunaan komputer, baik oleh pemilik UKM maupun oleh perusahaan, serta dampaknya terhadap kinerja perusahaan, serta menguji model-model adopsi teknologi yang sesuai dengan kondisi empirik UKM sektor jasa di Indonesia. Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor individual pemilik UKM yang mencakup performance expectancy, effort
expectancy, social influence, dan facilitating condition, daya inovasi individu; faktor organisasi yang meliputi infrastruktur teknologi informasi, jenis usaha, keberadaan sumberdaya teknologi informasi, dan skala usaha; faktor faktor lingkungan eksternal yang meliputi tekanan pesaing dan pengaruh pelanggan; dan intensitas penggunaan internet; serta faktor kinerja perusahaan yang meliputi pertumbuhan penjualan dan kenaikan keuntungan. Pola keterkaitan antara faktor-faktor tersebut membentuk model atau paradigma penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini, dapat dilihat pada gambar berikut: Ekspektasi Kinerja
Ekspektasi Upaya
Behavioral Intention
Pengaruh Sosial Kinerja Perusahaan Kondisi Pendukung Jenis Kelamin
Usia
Pengalaman
Gambar 1 Model Penelitian
Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagian besar adalah metode kuantitatif, yaitu: Metode pengukuran skala dengan menggunakan Semantic Differential dan Likert Summated Rating yang diwujudkan dalam bentuk instrumen penelitian yang menjadi pedoman peneliti untuk mengukur setiap variabel. Instrumen tersebut akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian Validitas dan Relabilitas instrumen untuk mengukur discriminating power dengan
menggunakan uji Cronbach alpha. Analisis Korelasi Rank Spearman, digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala ordinal (nonparametrik). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif maka hubungan kedua variabel bersifat searah. Searah mempunyai makna jika variabel bebas besar maka variabel tergantungnya juga besar. Analisis Korelasi Parsial, digunakan untuk menghitung koefisien korelasi yang menggambarkan hubungan linier antara dua variabel dengan melakukan pengontrolan efek yang muncul karena satu atau dua penambahan variabel lain. Korelasi digunakan untuk mengukur hubungan linier dua variabel. Pada dasarnya dua variabel dapat mempunyai hubungan korelasi yang sempurna. Sekalipun demikian, jika hubungan kedua variabel tidak linier maka koefisien korelasi tidak cocok untuk mengukur hubungan kedua variabel tersebut. Pengujian UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) Model. PEMBAHASAN Dari 50 responden yang bertartisipasi, persentase pengelola UKM sektor industri manufaktur yang pria 56% (28 orang) lebih banyak dibandingkan persentase yang wanita 44 % (22 orang). Persentase UKM yang memiliki komputer pribadi 68% (34 orang) lebih besar daripada persentase UKM yang tidak memiliki komputer pribadi 32% (16 orang). Dari segi keberadaan salah satu fasilitas penggunaan teknologi informasi, yaitu ketersediaan komputer menunjukkan hasil yang cukup baik,
karena jumlah yang memiliki komputer cukup berbeda dengan yang tidak memiliki komputer. Persentase pemilik UKM yang telah membuat laopran keuangan secara rutin 72% (36 orang) lebih besar dibandingkan dengan UKM yang belum membuat laporan keuangan secara rutin 28% (14 orang). Data tersebut menunjukkan bahwa kesadaran untuk dapat memantau kondisi keuangan sudah mulai terlihat meningkat dengan baik, hal tersebut dapat terlihat dari jumlah pemilik UKM yang membuat laporan keuangan secara rutin lebih tinggi daripada yang belum membuat laporan keuangan secara rutin. Kemudian, persentase pemilik UKM yang telah membuat laporan keuangan dengan bantuan komputer sebesar 70% (35 orang) lebih besar dibandingkan yang laporan keuangannya belum dibantu komputer. Terlihat bahwa pembuatan laporan keuangan dengan bantuan komputer terlihat lebih besar dibandingkan pembuatan laporan keuangan yang dilakukan tanpa bantuan komputer, meskipun program bantu yang umumnya digunakan masih yang umum dipakai, seperti Microsoft Word dan Microsoft Excel. Dari penelitian ini terlihat bahwa nilai Alpha yang dihasilkan adalah 0,945, dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa alat ukur yang dipakai untuk penelitian ini adalah reliable dan dari nilai korelasi diperoleh berkisar diantara -0,565 sampai 0,847, dari perolehan data tersebut, dapat dikatakan bahwa alat instrumen yang dipakai mempunyai nilai validitas yang kurang baik, karena untuk menginterpretasikan uji validitas terletak pada item total statistik. Nilai validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai corrected item total correlation masing-masing butir
pertanyaan dengan menggunakan responden sebanyak 50 maka nilai r-tabel dapat diperoleh melalui df = jumlah kasus – 6. Jadi df = 50 - 6 = 44, maka r-tabelnya sebesar 0,291. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r itu yang merupakan nilai dari corrected item total correlation lebih besar dari r-tabel. Sehingga, jika tidak memenuhi persyaratan maka butir pertanyaan yang tidak perlu harus dihilangkan. Analisis Rank Spearman Hasil Uji Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel yang akan diuji, dan sebagai variabel bebas digunakan Ekspektasi kinerja (X1) ; Ekspektasi upaya (X2) ; Pengaruh Sosial (X3) dan Kondisi Pendukung (X4). Variabel bebas 1, 2, dan 3 akan diuji hubungannya terhadap variable behavioral intention (Y) dan selanjutnya variable Y akan diujikan dengan variable Kinerja Perusahaan (Z) sedangkan Kondisi Pendukung yang merupakan variable X4 akan diukur hubungannya dengan kinerja perusahaan (Z). Untuk mengetahui apakah angka korelasi tersebut signifikan atau tidak dilakukanlah langkah-langkah sebagai berikut: Ho: Hubungan antara ekspektasi kinerja dengan behavioral intention tidak signifikan. Ha: Hubungan antara ekspektasi kinerja dengan behavioral intention signifikan. Jika probabilitas<0,05, hubungan kedua variabel signifikan. Jika probabilitas>0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Tabel 1 Hasil Probabilitas dan Korelasi Rank Spearman Variabel X1 – Y X2 – Y X3 – Y X4 – Z Y–Z
Probabilitas 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Korelasi 0,525 0,476 0,487 0,568 0,682
Keterangan Ha diterima Ha diterima Ha diterima Ha diterima Ha diterima
Dari hasil uji tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan. Karena dari variabel bebas yang diujikan terlihat ekspektasi kinerja merupakan variabel yang mempunyai nilai pengaruh terbesar terhadap behavioral intention, yang kemudian diikuti oleh pengaruh sosial dan ekspektasi upaya. Hal ini tidak terlepas dari sektor industri manufakur itu sendiri yang memang tingkat kegiatan operasionalnya yang cukup tinggi. Analisis Korelasi Parsial Dalam analisis korelasi parsial hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dipengaruhi oleh variabel pengontrol. Untuk itu digunakanlah variabel jenis kelamin, pengalaman, dan umur yang menjadi variabel pengontrolnya, terhadap hubungan antara ekspektasi kinerja dengan behavioral intention, ekspektasi usaha dengan behavioral intention, pengaruh sosial dengan behavioral intention, dan kondisi pendukung terhadap kinerja perusahaan.
Tabel 2 Hasil Probabilitas dan Korelasi Parsial Variabel Kontrol Jenis Kelamin
Pengalaman
Hub. Antar Prob. Variabel
Kor.
Ket.
X1 – Y
0,004
0,408
Ha diterima
X2 – Y
0,018
0,337
Ha diterima
X3 – Y
0,000
0,485
Ha diterima
X1 – Y
0,025
0,319
Ha diterima
X2 – Y
0,125
0,222
Ho diterima
X3 – Y
0,004
0,399
Ha diterima
X4 – Z
0,000
0,607
Ha diterima
X1 – Y
0,121
0,246
Ho diterima
diujikan dengan variabel Kinerja Perusahaan (Z) sedangkan Kondisi Pendukung yang merupakan variabel X4 akan diukur hubungannya dengan kinerja perusahaan (Z). Ekspektasi Kinerja R1 =0,525**
Ekspektasi Upaya
R2=0,476** R3=0,487**
Behavioral Intention R5=0,682**
Pengaruh Sosial R4=0,568**
Umur
X2 – Y
0,303
0,165
Ho diterima
X3 – Y
0,017
0,372
Ha diterima
X4 – Z
0,000
0,589
Ha diterima
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ternyata faktor umur dan pengalaman lebih berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan antara variabel prediktor dengan tingkat penggunaan teknologi informasi. Hal ini bisa saja disebabkan karena selaku pemilik UKM sendiri dapat menentukan arah dan kebijakan perusahaan, termasuk dalam penggunaan komputer. Terlebih lagi perbedaan dari arah dan kebijakan yang ditentukan oleh pemilik UKM seringkali dipengaruhi oleh pengalaman dalam menjalankan usaha. Pengujian Model UTAUT Dari model UTAUT yang dipakai, dipilih beberapa variabel yang akan diuji, yaitu sebagai variabel bebas, digunakan Ekspektasi Kinerja (X1) ; Ekspektasi Upaya (X2) ; Pengaruh Sosial (X3) dan Kondisi Pendukung (X4). Variabel bebas 1, 2, dan 3 akan diuji hubungannya terhadap variabel Behavioral Intention (Y) dan selanjutnya variabel Y akan
Kondisi Pendukung
Gambar 2 Hasil Korelasi Antara Variabel Bebas, Variabel Perantara dan Variabel Terikat Dari hasil di atas terlihat bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata dari keseluruhan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Dari variabel bebas yang diujikan terlihat variabel Ekspektasi Kinerja merupakan variabel yang mempunyai nilai pengaruh terbesar terhadap Behavioral Intention yang kemudian diikuti oleh variabel Pengaruh Sosial dan Ekspektasi Upaya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa Ekspektasi Kinerja mempunyai peranan yang kuat terhadap kemajuan dalam penggunaan informasi teknologi yang dampak akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Kedua variabel lainnya (Pengaruh Sosial dan Ekspektasi Upaya) terlihat pula secara sangat nyata mempengaruhi variabel Behavioral Intention terhadap pemakaian informasi teknologi khususnya di bidang pelaporan dan pembuatan laporan keuangan secara utuh dan tepat.
Kinerja Perusahaan
Kondisi Pendukung juga mempunyai nilai pengaruh yang nyata terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut dapat menjadi acuan bahwa keberadaan pemakaian dan penguasaaan teknologi informasi di sektor UKM sektor industri manufaktur juga harus didukung oleh Kondisi Pendukung yang memadai, sehingga dampaknya akan lebih terasa pada kinerja perusahaan. Intensitas penggunaan teknologi informasi secara sangat nyata mempengaruhi kinerja perusahaan, hal tersebut makin memperkuat hipotesis bahwa penggunaan informasi teknologi secara intensif akan berdampak sangat positif terhadap kinerja perusahaan. Ekspektasi Kinerja R1 =0,525** R=0,408 Ekspektasi Upaya
R2=0,476** R3=0,487**
Behavioral Intention R5=0,682**
R=0,337 Pengaruh Sosial R=0,485 R4=0,568**
Kinerja Perusahaan
Kondisi Pendukung Jenis Kelamin
Gambar 3 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Dengan Variabel Kontrol Jenis Kelamin Dari Gambar di atas terlihat variabel jenis kelamin dalam penggunaan komputer mempengaruhi variabel bebas yang diujikan (Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Upaya, Pengaruh Sosial) terhadap niat untuk menggunakan teknologi informasi dalam hal ini menggunakan komputer untuk menghasilkan suatu laporan keuangan.
Ekspektasi Kinerja R1 =0,525** R=0,319 Ekspektasi Upaya
R2=0,476** R3=0,487**
Behavioral Intention R5=0,682**
R=0,222 Pengaruh Sosial R=0,399 R4=0,568** Kondisi Pendukung
R=0,607
Pengalaman
Gambar 4 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Dengan Variabel Kontrol Pengalaman Dari gambar di atas terlihat variabel Pengalaman dalam penggunaan komputer juga mempengaruhi pengaruh antara variabel bebas yang diujikan (Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Upaya, Pengaruh Sosial) terhadap niat untuk menggunakan teknologi informasi dalam hal ini menggunakan komputer untuk menghasilkan suatu laporan keuangan. Sedangkan variabel Pengalaman juga berpengaruh terhadap pengaruh Kondisi Pendukung terhadap variabel Kinerja Perusahaan, walaupun nilai pengaruh yang dihasilkan bernilai nyata.
Kinerja Perusahaan
Ekspektasi Kinerja R1 =0,525** R=0,246 R2=0,476**
Ekspektasi Upaya
R3=0,487**
Behavioral Intention R5=0,682**
R=0,165 Pengaruh Sosial R=0,372 R4=0,568**
Kinerja Perusahaan
Kondisi Pendukung R=0,589 Usia
Gambar 5 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Dengan Variabel Kontrol Umur Variabel usia juga merupakan variabel kontrol yang cukup nyata mempengaruhi hubungan yang terjadi antara variabel bebas (Ekspektasi Kinerja, Ekspektasi Upaya dan Pengaruh Sosial) terhadap niat untuk menggunakan teknologi informasi pada pembuatan berbagai pelaporan keuangan UKM. Juga disertai dengan adanya variabel usia yang juga menjadi kontrol bagi pengaruh Kondisi Pendukung terhadap kinerja perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan penggunaan komputer terlihat sudah cukup tinggi di kalangan pengelola UKM sektor industri manufaktur, khususnya untuk pembentukan laporan keuangan, namun rasanya perlu diimbangi dengan berbagai bentuk pelatihan dan tambahan perangkat lunak yang memudahkan para pengelola UKM dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komputer untuk
menciptakan laporan keuangan yang tepat dan cepat. Terdapat pengaruh yang sangat nyata dari variabel prediktor terhadap tingkat penggunaan teknologi informasi. Dari variabel-variabel prediktor tersebut, variabel yang mempunyai hubungan terkuat adalah variabel Ekspektasi Kinerja sebesar 0,525**, yang kemudian diikuti oleh variabel Pengaruh Sosial sebesar 0,487** dan Ekspektasi Upaya sebesar 0,476**. Terdapat pengaruh yang sangat nyata dari variabel moderating/kontrol yang terdiri atas variabel Jenis Kelamin, Usia, Pengalaman yang mempengaruhi variabel prediktor terhadap baik pada tingkat penggunaan serta Kinerja Perusahaan. Variabel moderating yang tertinggi pengaruhnya akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan variabel moderating lainnya. Tingkat penggunaan TI serta fasilitas pendukung mempengaruhi secara sangat nyata terhadap Kinerja Perusahaan secara menyeluruh. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya pengaruh antara setiap variabel bebas (ekspektasi kinerja, ekspektasi upaya, dan pengaruh sosial) dengan variabel perantara (behavioral intention) dan kondisi pendukung terhadap Kinerja Perusahaan berdasarkan pengujian model UTAUT. Saran Dengan terdapatnya pengaruh yang sangat nyata dari variabel prediktor terhadap tingkat penggunaan teknologi informasi dan dengan dukungan variabelvariabel moderator seperti Pengaruh Sosial, Jenis Kelamin, Usia maka diperlukan suatu pengembangan dan sosialisasi dari penggunaan komputer
khususnya untuk membuat laporan keuangan yang tepat dan cepat. Di bidang akademis, dengan hasil penelitian ini, dapat dikembangkan suatu bentuk pelatihan dan pengembangan penggunaan media teknologi informasi khususnya di bidang keuangan dan secara umum dibidang manajemen pengelolaan UKM sektor industri manufaktur. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan penggunaan media teknologi informasi tersebut, maka diharapkan para pemilik atau pengelola UKM dapat memaksimalkan penggunaan teknologi informasi. Karena dengan memanfaatkan teknologi informasi mereka dapat memasarkan produk yang mereka hasilkan dengan media perantara berupa internet. Karena selain dapat memasarkan produk, mereka juga dapat berkomunikasi dengan pemasok bahan baku, berdiskusi dengan pemilik UKM yang berada di daerah lain, mereka juga dapat memperoleh informasi dari dalam maupun luar negeri dengan lebih cepat dan tepat.
Menengah di Indonesia”. http://www.kadin-indonesia.or.id. Anonim. (2006). “ Sektor UKM Sumbang PDB Nasional 62,42 Persen”. http ://www. Bikkb.riau.go.id/index.php. Ashur Harmadi dan Budi Hermana. (2005). ”Analisis Karakteristik Individu dan Perilaku Pengguna Internet Banking : Reliabilitas dan Validitas Instrumen Pengukuran”, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Hal.39-44. Bhuono Agung Nugroho. (2005). “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS”. Yogyakarta, CV. Andi Offset. Dadang Irfan. (2006). ”Direktori Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah”, Pemerintah Kabupaten Bogor Kantor Koperasi Dan UKM Tahun 2006”, Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Anderson, John. E., and Schwager, Paul H. (2004). “SME Adoption of Wireless LAN Technology : Applying The UTAUT Model”, Proceeding of the 7 th Annual Conference of the Southern Association for Information Systems. pp.39-43. Anonim. (2004). “Indikator Makro Ekonomi Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2003”. http://www.bps.go.id. Anonim. (2004). “Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil
Dedy Rezaldy Munaf. (2002). “Perlu Identifikasi Karakteristik Kebutuhan UKM”, Jakarta, Bisnis Indonesia, 18 Januari, hal 14. Departemen Tenaga Kerja Badan Renbang Tenaga Kerja. (1997). ”Studi Peran Serta Masyarakat dalam memotivasi Berwirausaha Tenaga Kerja Sarjana”, Jakarta. Departemen Tenaga Kerja Badan Renbang Tenaga Kerja. (1999). ”Studi Pemberdayaan Kelompok Usaha Kecil dalam Perluasan Kesempatan Kerja”, Jakarta.
Departemen Tenaga Kerja Badan Renbang Tenaga Kerja. (2000). ”Studi Kebijaksanaan Pengembangan Usaha Kecil Menengah terhadap Pembinaan Sumberdaya Manusia”, Jakarta. Dian
Ramadhani. (2006). ”Analisis Kinerja UKM Pengolahan Keripik Pisang Di Bandar Lampung Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment”, Skripsi. Jakarta : Sarjana Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma ; hal. 21.
Dyah Mieta Setyawati. (2002). ”Analisis Efektifitas Pola Kemitraan Terhadap Pemberdayaan Modal UKM Sebagai Strategi Pemulihan ESDD”, Tesis. Jakarta : Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ; hal. 1022. Euprhasia Susy Suhendra, et.al. (2008). ”Model Perilaku Penerimaan Teknologi Informasi Pada Usaha Kecil Menengah”, Diseminasi Program Hibah Kompetisi PHKA3 Program Studi Manajemen, Jakarta, Universitas Gunadarma. Gefen, D., and Straub, D. W. (2000). “The Relative Importance of Perceived Ease of Use in IS Adoption : A Study of ECommerce Adoption, Journal of the Association for Information Systems, 1(8), 1-28. Jang Kenny Jih, Wen. (2004). ”An Exploratory Analysis of Relationships Between Cellular Phone Uses Shopping Motivators
And Lifestyle Indicators”, The Journal of Computer Information Systems, 44, 2 ; ProQuest Computing, pp. 65-73. Jonathan Sarwono. (2006). “Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS”, Yogyakarta, CV. Andi Offset. Koufaris, Marios. (2002). ”Applying the Technology Acceptance Model and Flow Theory to Online Consumer Behavior”, Information Systems Research, vol.13, no.2, June2002, pp.205-223. Leonardo GL. (2008). “Pidato Presiden Megawati : Dari Sukhoi, Orang Miskin dan Pertumbuhan Ekonomi”. http ://www. Politikindonesia.com. Riduwan dan Akdon. (2006). “Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika”, Jakarta, Alfabeta. Riemenschneider, C., Harrison, D., Mykytyn. P. (2003). ” Understanding IT Adoption Decision in Small Business : Integrating Current Theories, Information and Management , 40(4), pp.269-285. Tony Wijaya dan Lita Irawati. (2004). “Pengaruh Persepsi Kualitas Layanan Dan Kepuasan Consumen Terhadap Keinginan Pembeli”, Jurnal Studi Indonesia, vol.14, no.2, hal.137-150. Van Slyke, Craig. (2002). “Gender Differences in Perception of WebBased Shopping”, Communication
of the ACM, vol.45, no.7, pp.8286. Venkatesh, V., Morris, M. G., Davis, G. B., and Davis, F. D. (2003). “User Acceptance of Information Technology : Toward a Unified View”, MIS Quarterly, 27(3), pp.425-478. Wiki, Edu Tech. (2003). “Technology Acceptance Model”. http ://www. Edutechwiki.unige.ch/en/Technol ogy acceptance model.