ANALISIS PERILAKU PEDAGANG MINUMAN RINGAN DALAM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN (PEMANIS DAN PEWARNA) DI DAERAH PAJAK SIKAMBING MEDAN TAHUN 2012
FRIDA LINA TARIGAN
PENDAHULUAN Makanan dan minuman merupakan kebutuhan utama manusia, maka kebutuhan tersebut harus terpenuhi dalam kualitas dan kuantitas. Bilamana kebutuhan makanan tersebut tidak terpenuhi baik dalam kuantitas dan kualitas maka kesehatan manusia akan terganggu. Kasus keracunan makanan dan minuman akhir-akhir ini semakin sering dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam memilih makanan dan minuman untuk dikonsumsi. Kasus keracunan makanan dan minuman merupakan salah satu contoh ketidakamanan dibidang pangan. Beberapa hasil riset yang pernah dilakukan baik dalam skala kecil maupun skala besar menunjukkan bahwa salah satu penyebab ketidaamanan pangan di Indonesia adalah rendahnya pengetahuan, keterampilan, dan tanggungjawab dari produsen pangan terhadap mutu dan keamanan pangan terutama pada industry rumah tangga maupun pedagang kaki lima (Fardiaz,2002). Ketidaktahuan tentang bahaya penggunaan bahan tambahan yang tidak diperbolehkan pada pedagang makanan dan minuman ditambah dengan keinginan mendapat untung yang lebih besar dengan penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya mengakibatkan sulitnya menghindari praktek penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya di kalangan pedagang makanan dan minuman. Praktek penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya yang banyak dilakukan oleh pedagang kaki lima penjual makanan dan minuman adalah pemanis dan pewarna.
Study Cory (2009) menemukan 30% dari daging burger yang diperiksa mengandung kadar nitrit yang tidak sesuai standar kesehatan. Studi lainnya menyatakan bahwa 80% saus cabe yang dijual di pasar Sentral dan Simpang Limun Medan menggunakan zat pewarna sintetis (Lubis, H, 2009). Selain itu analisis zat pewarna pada minuman sirup yang dijual di sekolah dasar Lubuk Pakam juga menemukan bahwa 90% menggunakan zat pewarna sintetis (Purba, E,2009). Wilayah pajak Sikambing merupakan wilayah strategis bagi para pedagang untuk menjajakan minuman ringan karena hampir sepanjang waktu selalu dipadati oleh adanya aktivitas masyarakat baik dari pagi sampai sore. Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alcohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi (Cahyadi, 2005). Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian di wilayah sekitar pajak Sei Sikambing tersebut PERMASALAHAN Bagaimana perilaku pedagang minuman ringan dalam penggunaan bahan tambahan pangan (pemanis dan pewarna) di daerah Pajak Sikambing Medan Tahun 2012 TUJUAN PENELITIAN Untuk menganalisa perilaku pedagang minuman ringan dalam penggunaan bahan tambahan pangan (pemanis dan pewarna)
di daerah Pajak Sikambing Medan Tahun 2012. MANFAAT PENELITIAN Dari hasi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Untuk Dinas Kesehatan sebagai informasi untuk mengambil kebijakan dalam upaya promosi kepada masyarakat tentang pemanis dan pewarna makanan. 2. Bagi masyarakat agar mengetahui dan memahami tentang bahan tambahan pangan untuk minuman dan makanan sehingga lebih berhati-hati. 3. Terhadap ilmu pengetahuan diharapkan dapat dipakai sebagai bahan referensi dan masukan dalam penelitian selanjutnya terkait dengan bahan tambahan pangan.
KERANGKA KONSEP PENELITIAN PERILAKU PEDAGANG MINUMAN RINGAN -
PENGETAHUAN SIKAP TINDAKAN
Gambar Kerangka Konsep Penelitian
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Sikambing, Kota Medan dengan dasar banyaknya masyarakat yang datang berbelanja sebagai calon konsumen makanan dan minuman yang dijual dipasar tersebut. HASIL PENELITIAN Umur Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menurut umur, pendidikan,
lama berdagang serta jenis dagangan dapat dilihat bahwa sebagian besar umur pedagang yaitu berusia 25-29 tahun sebanyak 14 orang(46,7%), sedangkan sebagian kecil adalah umur pedagang yang berusia 14-18 thn sebanyak 1 orang(3,3%). Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan responden adalah SMA/STM sebanyak 21 orang (70%) , sedangkan yang terkecil adalah SD sebanyak 0 orang(0%) Lama berdagang Berdasarkan lama berjualan sebagian besar pedagang telah berjualan selama >3 tahun yaitu sebanyak 10 orang(33,3%), sedangkan yang terkecil yaitu sebanyak 4 orang (13,3%) telah berjualan selama 1 tahun. PENGETAHUAN TENTANG PEMANIS DAN PEWARNA MAKANAN Tingkat Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 23 responden(76,7%) memiliki pengetahuan dengan kategori sedang, responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (13,3%) dan sebanyak 3 responden (10%) memiliki pengetahuan dengan kategori baik. Pengetahuan Tentang Bahan Tambahan Pangan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan bahan tambahan pangan pati, rempah-rempah, kunyit, daun pandan dan daun suji adalah bahan tambahan pangan alami yaitu sebanyak 23 orang(76,6%) , sebanyak 5 orang(16,7%) menyatakan bahan tambahan pangan buatan, 2 orang (6,7%) menyatakan bumbu penyedap dan tidak ada yang menyatakan sebagai bahan tambahan industry.
Pengetahuan tentang Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tujuan dari penggunaan bahan tambahan pangan yaitu memperindah warna, pembangkit cita rasa, memperpanjang masa simpan yaitu sebanyak 14 orang (46,7%), sebanyak 9 orang(30%) menjawab tujuannya untuk memperindah warna makanan, sebanyak 6 orang(20%) menjawab tujuannya sebagai pembangkit cita rasa, dan hanya 1 orang(3,3%) yang menjawab tujuannya untuk memperpanjang masa simpan. Pengetahuan tentang Tambahan Pangan
Sumber Bahan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang sumber bahan tambahan pangan dapat diperoleh/diekstraksi dari sumber-sumber alamiah yaitu sebanyak 15 orang(50%), sebanyak 7 orang menyatakan diperoleh dari sumber alamiah, sintesa dalam laboratorium, obat-obatan, sebanyak 6 orang(20%) menyatakan diperoleh dari obat-obatan, dan hanya 2 orang(6,7%) yang menyatakan diperoleh dari sintesa dalam laboratorium atau industry secara besar-besaran. Pengetahuan tentang tujuan penggunaan Bahan Tambahan Pangan Lecithin Berdasarkan hasil penelitain diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tujuan dari penggunaan bahan tambahan Lecithin adalah untuk mendapatkan konsistensi yang dikehendaki sebanyak 13 orang (43,3%), dan sebanyak 8 orang(26,7%) menjawab tujuannya mendapatkan konsistensi, warna, aroma yang dikehendaki, sebanyak 5 orang(16,7%) menjawab tujuannya mendapatkan warna yang disukai, serta hanya 4 orang(13,3%) menjawab
tujuannya mendapatkan dikehendaki.
aroma
yang
Pengetahuan tentang Bahan Tambahan Annato Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang bahan tambahan pangan Annato adalah sumber warna hijau alamiah bagi berbagai jenis makanan sebanyak 13 orang (43,3%), sebanyak 10 orang(33,3%) menjawab Annato adalah sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan, sebanyak 4 orang(13,3%) menjawab Annato sebagai sumber warna jingga alamiah bagi jenis makanan, dan hanya 3 orang (10%) yang menjawab Annato adalah sumber warna merah alamiah bagi jenis makanan.
Pengetahuan tentang Bahan Tambahan Pangan Caroten Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang bahan tambahan pangan Carroten adalah sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan sebanyak 15 orang (50%), sebanyak 6 orang(20%) menjawab Carroten adalah sumber warna jingga alamiah bagi berbagai jenis makanan, sebanyak 5 orang (16,7%) menjawab Caroten adalah sumber warna merah alamiah bagi berbagai jenis makanan, dan hanya 4 orang (13,3%) yang menjawab Caroten sebagai sumber warna hijau alamiah bagi berbagai jenis makanan. Pengetahuan tentang Bahan Tambahan Pangan Klorofil Berdasarkan hasil penelitian t diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang bahan tambahan pangan Klorofil adalah sumber warna hijau alamiah bagi berbagai jenis makanan
sebanyak 25 orang (83,3%), sebanyak 3 orang(10%) menjawab Klorofil adalah sumber warna kuning alamiah bagi berbagai jenis makanan, sebanyak 1 orang (3,3 %) menjawab Klorofil adalah sumber warna merah alamiah bagi berbagai jenis makanan, dan 1 orang (3,3%) yang menjawab Klorofil sebagai sumber warna jingga alamiah bagi berbagai jenis makanan. Pengetahuan tentang Pemanis Buatan yang Rasa Manisnya 250 kali lebih daripada Sukrosa Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang Pemanis buatan yang rasa manisnya 250 kali lebih daripada sukrosa adalah Sacharin yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), sebanyak 7 orang(23,3%) menjawab Siklamat, sebanyak 3 orang(10%) menjawab Dulcin, dan hanya 1 orang (3,3%) menjawab Ponceau Pengetahuan tentang Pemanis Buatan yang Terdapat dalam Bentuk Garam Na maupun Ca Dengan Daya kemanisan 30 x Sukrosa Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang pemanis buatan yang terdapat dalam bentuk garam Na maupun Ca dengan daya kemanisan 30 x lebih dari sukrosa adalah Dulcin yaitu sebanyak 12 orang (40%), sebanyak 11 orang(36,7%) menjawab Sacharin, sebanyak 5 orang(16,7%) menjawab Siklamat , dan hanya 2 orang (6,6 %) menjawab Ponceau. Pengetahuan tentang Efek Siklamat sehingga dilarang Penggunaannya Berdasarkan tabel 5.15. di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang efek siklamat yang dapat menyebabkan kanker dalam kantong kemih tikus sehingga dilarang penggunaannya pada makanan dan minuman yaitu sebanyak 21 orang (70%),
sebanyak 6 orang (20%) menjawab dilarang penggunaannya pada minuman, sebanyak 3 orang (10%) menjawab dilarang penggunaannya pada makanan, serta tidak ada (0%) yang menjawab dilarang penggunaannya pada industry cat. Pengetahuan tentang Pemanis Buatan yang Terdapat dalam Bentuk Garam Na maupun Ca Dengan Daya Kemanisan 400 x Sukrosa yang mempunyai rasa pahit, getir. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang pemanis buatan yang terdapat dalam bentuk garam Na maupun Ca dengan daya kemanisan 400 x lebih dari sukrosa yang mempunyai rasa pahit, getir adalah Siklamat yaitu sebanyak 12 orang (40%), sebanyak 9 orang(30%) menjawab Sacharin, sebanyak 7 orang(23,3%) menjawab Dulcin , dan hanya 2 orang (6,7 %) menjawab Ponceau. Pengetahuan tentang Zat Warna Sintesa Pangan yang Dilarang Penggunaannya Berdasarkan hasil penelitan dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang beberapa zat warna sintesa yang dilarang penggunaannya adalah Zat warna FD & Orange No.1. No.2, Red No.1,2,6 dan 10 B, Yellow No.25.5d6 yaitu sebanyak 20 orang(66,7%), sebanyak 5 orang(16,7%) menjawab Red No.1.2.6 dan 10B, sebanyak 3 orang (10%) menjawab Yellow No.26.5d6, dan 2 orang (6,6%) menjawab Zat warna FD& Orange No.1. No.2. Pengetahuan Alasan Pelarangan Penggunaan Beberapa Zat Warna Sintesa Pada Produk Makanan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang alasan pelarangan penggunaan beberapa zat warna sintesa pada produk makanan karena kemungkinan timbulnya tumor/kanker
pada binatang perobaan yaitu sebanyak 20 orang (66,6%), sebanyak 6 orang (20%) menjawab kemungkinan timbulnya tumor/kanker pada binatang percobaan, biaya produksi yang lebih mahal,dan besarnya keuntungan pedagang makanan, sebanyak 2 orang (6,7%) menjawab biaya produksi yang lebih mahal, dan sisanya 2 orang(6,75) menjawab besarnya keuntungan pedangan makanan. SIKAP TENTANG PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN (PEMANIS DAN PEWARNA)
4.
5.
Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap pada diperoleh 25 responden(83,3%) memiliki sikap dengan kategori sedang, responden yang memiliki sikap kurang sebanyak 3 responden (10%) dan sebanyak 2 responden (6,7%) memiliki sikap dengan kategori baik. 1.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 15 orang (50%) responden setuju bahwa memakai bahan tambahan pangan yang enak dan murah pada minuman dagangan, dan sebanyak 15 orang (50%) tidak setuju memakai bahan tambahan pangan yang enak dan murah pada minuman dagangan. 2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 8 orang(26,7%) setuju tidak menggunakan gula buatan yang lebih murah harganya dibanding gula pasir , dan sebanyak 22 orang (73,3%) tidak setuju tidak menggunakan gula buatan yang lebih murah harganya dibanding gula pasir. 3. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 9 orang (30%) setuju menggunakan pewarna buatan yang lebih murah harganya dibanding pewarna alami agar harga dagangan terjangkau banyak orang, dan sebanyak 21 orang (70%) tidak setuju menggunakan pewarna buatan yang lebih murah harganya dibanding pewarna alami
6.
7.
8.
agar harga dagangan terjangkau banyak orang. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 7 orang (23,3%) setuju rasa minuman yang memakai gula buatan lebih enak daripada rasa minuman yang memakai gula pasir, dan sebanyak 23 orang (76,7%) tidak setuju rasa minuman yang memakai gula buatan lebih enak daripada rasa minuman yang memakai gula pasir. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 20 orang (66,7%) setuju warna minuman yang memakai pewarna buatan lebih menarik daripada minuman yang memakai pewarna alami., dan sebanyak 10 orang (33,3%) tidak setuju warna minuman yang memakai gula buatan lebih menarik daripada minuman yang memakai pewarna alami. Dari hasil penelitian dapat diketahui 1 orang (3,3 %) setuju memakai pewarna tekstil untuk minuman karena tidak membahayakan kesehatan, dan sebanyak 29 orang (96,7%) tidak setuju memakai pewarna tekstil untuk minuman karena tidak membahayakan kesehatan. Dari hasil penelitian dapat diketahui 5 orang (16,7%) setuju tidak memakai pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat untuk minuman karena dapat membahayakan kesehatan, dan sebanyak 25 orang (83,3%) tidak setuju tidak memakai pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat untuk minuman karena dapat membahayakan kesehatan. Dari hasil penelitian dapat diketahui 23 orang(76,7%) setuju fungsi beberapa bahan tambahan pangan adalah dapat memperbaiki tekstur pangan, mencegah pengerasan, mempertahankan kekeruhan dan mempertahankan
kelembaban makanan, dan sebanyak 7 orang (23,3%) tidak setuju fungsi beberapa bahan tambahan pangan adalah dapat memperbaiki tekstur pangan, mencegah pengerasan, mempertahankan kekeruhan dan mempertahankan kelembaban makanan. 9. Dari hasil penelitian dapat diketahui 28 orang (93,3%) setuju bahan tambahan pangan dapat diperoleh/diekstraksi dari sumbersumber alamiah atau dapat dibuat secara sintesa dalam laboratorium atau industry secara besar-besaran, dan sebanyak 2 orang (6,7%) tidak setuju bahan tambahan pangan dapat diperoleh/diekstraksi dari sumber-sumber alamiah atau dapat dibuat secara sintesa dalam laboratorium atau industry secara besar-besaran. 10. Dari hasil penelitian dapat diketahui 28 orang (93,3%) setuju bahan tambahan pangan sintetis yang dihasilkan dengan tekhnik dan ketelitian tinggi sering mempunyai sifat yang sama dengan bahan alamiah sejenis, dan sebanyak 2 orang (6,7%) tidak setuju bahan tambahan pangan sintetis yang dihasilkan dengan tekhnik dan ketelitian tinggi sering mempunyai sifat yang sama dengan bahan alamiah sejenis. 5.1. TINDAKAN TERHADAP PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan pada diperoleh 25 responden(83,3%) memiliki tindakan dengan kategori sedang, responden yang memiliki tindakan kurang tidak ada(0%) dan sebanyak 5 responden (16,7%) memiliki tindakan dengan kategori baik. Tindakan Jenis Penggunaan Pemanis Dalam Minuman Dagangan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menggunakan gula pasir dan gula buatan dalam minuman dagangan yaitu sebanyak 18 orang (60%), menggunakan gula pasir saja sebanyak 12 orang (40%), dan tidak ada yang menggunakan gula buatan (0%). Tindakan Jenis Penggunaan Dalam Minuman Dagangan.
Pewarna
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menggunakan pewarna makanan yang ada tulisan terdaftar pada Depkes yaitu sebanyak 26 orang (86,7%), menggunakan pewarna makanan dicampur sedikit pewarna tekstil sebanyak 4 orang (13,3%), dan tidak ada (0%) yang menggunakan pewarna tekstil saja . Tindakan sejak Kapan Menggunakan Pemanis Buatan Pada Minuman Dagangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden menggunakan pemanis buatan pada minuman dagangan mulai awal berdagang yaitu sebanyak 12 orang(40%), sebagian besar tidak pernah menggunakan pemanis buatan pada minuman dagangan yaitu sebanyak 12 orang (40%), dan sisanya sebanyak 6 orang (20%) menggunakan pemanis buatan pada minuman dagangan baru-baru saja(kurang dari satu tahun). Tindakan sejak Kapan Menggunakan Pewarna Buatan Pada Minuman Dagangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden tidak pernah menggunakan pewarna buatan pada minuman dagangan yaitu sebanyak 17 orang (56%), menggunakan pewarna buatan pada minuman dagangan sejak mulai berdagang yaitu sebanyak 8 orang (26,7%), dan sisanya sebanyak 5 orang (16,6%) menggunakan pewarna buatan
pada minuman dagangan saja(kurang dari satu tahun).
Tindakan sumber Informasi Penggunaan Pemanis Buatan
baru-baru
Dalam
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memang sudah tahu sendiri sebelumnya tentang penggunanaan pemanis buatan yang dilarang digunakan pada minuman dagangan yaitu sebanyak 16 orang (53,3%), sebanyak 12 orang (40%) mendapatkan informasi tentang penggunanaan pemanis buatan yang dilarang digunakan pada minuman dagangan dari sesame teman pedagang dan sisanya sebanyak 2 orang (6,7%) mendapatkan informasi dari penjual pemanis buatan di pasa Tindakan dalam Penggunaan Pewarna Buatan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden tahu bahaya penggunaan pewarna buatan yang dilarang terhadap kesehatan manusia yaitu sebanyak 25 orang (83,3%), dan sebanyak 5 orang (16,7%) tidah tahu bahaya penggunaan pewarna buatan yang dilarang terhadap kesehatan manusia. Tindakan dalam Penggunaan Pemanis Buatan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden tahu bahaya penggunaan pemanis buatan yang dilarang terhadap kesehatan manusia yaitu sebanyak 23 orang (76,7%), dan sebanyak 7 orang (23,3%) tidah tahu bahaya penggunaan pemanis buatan yang dilarang terhadap kesehatan manusia. Tindakan Alasan Penggunaan Pemanis Buatan Yang Dilarang Pada Minuman Dagangan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
bertindak dalam penggunaan pemanis buatan dengan alasan untung lebih banyak yaitu sebanyak 23 orang (76,7%), sebanyak 4 orang (13,3%) dengan alasan lebih disukai pembeli, dan sisanya sebanyak 3 orang (10%) dengan alasan tahan lama karena tidak basi. Tindakan Alasan Penggunaan Pewarna Buatan Yang Dilarang Pada Minuman Dagangan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden bertindak dalam penggunaan pewarna buatan dengan alasan warna lebih menarik sehingga disukai pembeli yaitu sebanyak 19 orang (63,3%), sebanyak 11orang (36,7%) dengan alasan untung lebih banyak dan tidak ada yang menjawab(0%) tahan lama karena tidak mudah basi. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang terhadap penggunaan bahan tambahan pangan( pemanis dan pewarna) di daerah Pajak Sikambing Medan dapat dilihat sebagai berikut: Karakteristik responden Hasil penelitian karakteristik pedagang menurut umur responden terhadap penggunaan bahan tambahan pangan (pemanis dan pewarna) di daerah Pajak sikambing Medan, dapat dilihat bahwa umur responden yang paling banyak berada pada umur 25-29 tahun yaitu sebesar 23,3%. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa seluruh responden masih dalam usia produktif. Hasil penelitian untuk tingkat pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 21 orang (70%), berarti dapat dikatakan sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan yang cukup.
Dari penelitian ini dapat diketahui juga bahwa lama berdagang di daerah pasar Sikambing Medan bervariasi mulai dari 1 tahun sampai dengan diatas 3 tahun. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 10 orang (33,3%) mengaku telah berdagang di tempat tersebut selama >3 tahun. Walau menurut pengakuan mereka, kadang-kadang ada petugas Satpol PP yang datang merazia ke tempat tersebut dan bila petugas tersebut datang biasanya para pedagang akan menghindar dulu dan bila petugas sudah pergi mereka akan datang kembali untuk berdagang. Untuk jenis dagangan sebagian besar yaitu sebanyak 18 orang (60%)menjual es durian, kolak durian dan sop buah dll. Biasanya satu pedagang menjual beberapa jenis minuman seperti es durian, kolak durian, sop buah, kolak pisang, dan lainlain. Sehingga pembeli bisa memilih sesuai dengan selera masing-masing. Pengetahuan Kompetensi individu yang berupa kemampuan dan pengetahuan bisa dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan (Endah,2007). Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki seseorang. Pengetahuan adalah komponen utama kompetensi yang mudah diperoleh dan mudah diidentifikasi. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, bahwa pengetahuan responden tentang penggunaan bahan tambahan pangan(pemanis dan pewarna) berada pada taraf sedang yaitu sekitar 76,7%. Berdasarkan asumsi tingkat pengetahuan responden yang berada pada taraf sedang . maka hal tersebut dapat disebabkan oleh tingkat pendidikan responden yang seba gian besar berada pada tingkat SMA sederajat yaitu sebanyak 70%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden kurang mengetahui tentang nama dari bahan tambahan pangan yang biasanya dipakai pedagang, yang mereka
tahu biasanya adalah nama-nama yang biasa dipakai oleh masyarakat seperti “sari manis” bagi pemanis Siklamat. Menurut Wardiah (2008) bahwa ada pengaruh positif antara pengetahuan dengan pendidikan. Hal ini didukung juga oleh Daniaty L(2009), pengaruh pengetahuan dengan pendidikan, semakin tinggi pendidikan maka pengetahuan tentang pewarna dan pemanis buatan akan semakin meningkat. Sikap Sikap adalah perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negative,atau netral) seseorang pada sesuatu. Gibson(1997) menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negative atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang atau objek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi dan motivasi. Penelitian ini menunjukkan sikap responden mayoritas berada pada ukuran sedang yaitu 83,3%. Berdasarkan asumsi sikap responden tersebut, biasa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari responden yang sebagian besar berada pada tingkat SMA yaitu sebanyak 70%. Menurut hasil penelitian Prabandari (1999), bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar individu berperilaku sesuai tuntutan nilai-nilai yang dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuaan yang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku Tindakan
Tindakan merupakan aturan yang dilakukan, melakukan/mengadakan aturan atau mengatasi sesuatu perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan didukung oleh pengetahuan. Sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dan nampak jadi lebih konsisten, serasi, sesuai dengan sikap. Bila sikap individu sama dengan sikap sekelompok dimana ia berada adalah bagian atau anggotanya (Notoatmodjo, 2007) Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan dia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan responden berada pada kategori sedang yaitu sebesar 83,3 %. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan responden mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan dan sikap responden yang berada pada kategori sedang juga.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a.
Pengetahuan responden tentang bahan tambahan pangan(pemanis dan pewarna buatan) berada pada kategori sedang yaitu sebesar 76,6% b. Sikap responden tentang bahan tambahan pangan (pemanis dan pewarna buatan ) berada pada kategori sedang yaitu sebesar 83,3% c. Tindakan responden tentang bahan tambahan pangan (pemanis
dan pewarna buatan ) berada pada kategori sedang yaitu sebesar 83,3% SARAN a. Untuk para pedagang perlu diberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang bahan tambahan pangan ini, yaitu mengenai bahaya terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah diberi bahan tambahan pangan yang yang dilarang tersebut. b. Perlu sosialisasi tentang nama dan jenis bahan pangan yang berbahaya yang telah dilarang penggunaannya sehingga para pedagang tidak salah memilih bahan. Karena dalam penelitian ini, diketahui pengetahuan responden tentang nama-nama bahan kimia yang dilarang sangat kurang. c. Perlu adanya pengawasan dari instansi yang terkait dalam mengawasi bahanbahan tambahan pangan yang beredar di pasar dalam bentuk yang belum dipakai ke dalam makanan dan minuman dan juga yang sudah dimasukkan ke dalam minuman yang dijual. d. Mengkampanyekan agar bersikap hatihati terhadap minuman di luar rumah. Minuman dengan warna yang mencolok sebaiknya dihindari, karena ada kemungkinan menggunakan pewarna yang bukan untuk makanan.
DAFTAR PUSTAKA Codex Alimentaris Commision, 1997.Food Hygiene Basic Text.FAO/WHO Cory. M. 2009. Analisis Kandungan Nitrit dan Pewarna Merah pada Daging Burger yang Dijual di Grosir Bahan Baku di Kota Medan. Skripsi FKM USU. Departemen Kesehatan RI.1996. UndangUndang RI Nomor 7 tentang Pangan.Jakarta : Sinar Grafika Fardiaz. D. 2002. Persyaratan Dasar (Pre Requisite) dan Program Umum (Universal Programme). Pelatihan Auditor Sistem HACCP. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional. Notoadmodjo, S., 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Yokyakarta: Andi Offset. ---------------; 2005. Promosi Kesehatan; Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. ---------------- , 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu perilaku.Jakarta: Rineka Cipta. , 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.