Linguistika Akademia Vol.2, No.2, 2013, pp. 109~126 ISSN: 2089-3884
ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SINTAKSIS SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) DAN BAHASA INGGRIS STANDAR SERTA BEBERAPA PERGESERAN TERJEMAHAN Jeni Diana Wati e-mail:
[email protected] ABSTRACT This paper examines about the syntactical analysis of Singapore Colloquial English (Singlish) and its comparison with Standard English. It is aimed to see what the different between the syntactic rule of Singapore Colloquial English and Standard English. Besides, this paper also aimed to find the translation shift that appear from the different syntactic system between them. The theory that used in this research is linguistic theory of traditional to analyze the syntactic rule of Singapore Colloquial English and Standard English. The syntactic theory that used is English syntax theory by Verspoor. Then, to analyze the shift that appear in the translation between them, this research use shift theory by Catford. Then, the method used to analyze is the method of translational equality because this analysis concerns two different languages. The result of this research is based on the analysis are Singapore Colloquial English and Standard English have different syntactic rule, and it causes the shift in the translation between them. The shift that appears mostly is an intra-system in verb phrase and the particle of the end of sentence that appear in Singapore Colloquial English.
ABSTRAK Paper ini meneliti tentang analisis sintaksis Singapore Colloquial English (Singlish) dan perbandingannya dengan bahasa Inggris standar. Ini ditujukan untuk melihat apa sajakah perbedaan antara aturen sintaksis Singapore Colloquial English dan bahasa Inggris standar. Disamping itu, paper ini juga ditujukan untuk mencari pergeseran terjemahan yang muncul dari perbedaan aturan sintaksis antara keduanya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori linguistik tradisional untuk menganalisis aturan sintaksis Singapore Colloquial English dan bahasa Inggris standar. Teori sintaksis yang digunakan adalah teori sintaksis bahasa Inggris yang diusung oleh Verspoor. Kemudian, untuk menganalisis pergeseran terjemahan yang muncul dalam penerjemahan antara keduanya, penelitian ini menggunakan teori pergeseran (shift) yang diusung oleh Catford. lalu, metode yang digunakan ungtuk menganalisis adalah metode padan translasional karena analisis ini difokuskan pada dua bahasa yang berbeda. Hasil penelitian ini berdasarkan analisisnya menunjukkan bahwa Singapore Colloquial English dan bahasa Inggris standar memiliki aturan sintaksis yang berbeda, dan hal itu menyebabkan pergeseran dalam penerjemahan diantara keduanya. Pergeseran yang muncul kebanyakan adalah pergeseran antar sistem dalam frasa verba dan pertikel akhir kalimat yang muncul dalam Singapore Colloquial English.
Kata kunci: Singlish, Inggris Standar, analisis, pergeseran sintaksis.
110
A. PENDAHULUAN Singapura adalah negara yang terletak di Semenanjung Malaka. Negara ini adalah negara yang lebih sering menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari dari pada bahasa Melayu yang menjadi bahasa nasional negara Singapura. Hal ini disebabkan karena Singapura adalah negara bekas jajahan Inggris yang telah menancapkan kuku-kukunya, tidak hanya sebatas menguasai dalam bidang politik dan hasil buminya, tetapi juga bahasa yang digunakan. Berdasarkan Gupta (1994) Penyebaran modern Inggris di Singapura dimulai pada tahun 1819 saat Sir Stamford Raffles pertama kalinya datang ke Singapura untuk mengklaim Singapura untuk menjadi menjadi bagian dari Kompeni Hindia Timur dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan Inggris yang strategis. Mulai dari saat itulah Singapura sudah menggunakan bahasa Inggris Britis. Seiring berjalannya waktu, bahasa Inggris mulai berkembang dan digunakan dalam bahasa sehari-hari. Pada masa pemerintahan Inggris di Singapura, terjadi ledakan populasi yang disebabkan oleh banyaknya imigran-imigran yang masuk ke Singapura. Kebanyakan imigran tersebut berasal dari Cina, Kanton, Malaysia, Inggris dan negara lainnya, dan imigrasi ini di dominasi oleh penduduk Cina. Pada tahun 1965, Inggris mengakhiri masa jajahannya atas Singapura, tetapi bekas-bekas jajahannya tidak akan pernah hilang, yaitu pada bahasa yang digunakan. Masyarakat Singapura tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari mereka dengan sedikit modifikasi. Bahasa yang mereka digunakan kina disebut Singapore Colloquial English atau Singlish. Bahasa ini merupakan bahasa Inggris yang dimodifikasi dengan mencampurkan aturan tata bahasa Cina dalam aturan tata bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa yang sangat bergantung pada aturan tense atau perubahan waktu, jumlah pelaku pada kalimat, perbedaan bentuk singular dan plural, penggunaan kata kerja kopula dalam kalimat yang berpola S P SA, tidak menggunakan pementingan topik dalam kalimat dan tidak menggunakan partikel apa pun untuk membedakan maksud suatu kalimat. Tetapi pada kenyataannya, bahasa Inggris yang digunakan di Singapura adalah bahasa Inggris yang tidak bergantung pada aturan tense atau perubahan waktu, jumlah pelaku pada kalimat, perbedaan bentuk Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
111
singular dan plural. Kata kerja copula dalam kalimat yang berpola S P SA juga mengalami delisi atau penghilangan, menggunakan pementingan topik dalam kalimat dan menggunakan partikel untuk membedakan maksud suatu kalimat. Aturan ini hampir sama dengan aturan bahasa Cina. Melihat kenyataan ini timbullah pertanyaan-pertanyaan ilmiah tentang Singapore Colloquial English (SCE) ini, seperti: (1) Apa sajakah perbedaan-perbedaan aturan sintaksis SCE dan bahasa Inggris standar atau SE? (2) Apakah perbedaan ini menimbulkan pergeseran terjemahan saat bahasa Inggris Singapura diterjemahkan dalam bahasa Inggris strandard? (3) Jika terjadi pergeseran terjemahan, pergeseran terjemahan apa saja yang terjadi? Tulisan ini akan membahas jawaban dari pertanyaanpertanyaan tersebut. penelitian ini menggunakan metode padan translasional karena penentunya menggunakan bahasa lain (Subroto: 1992) dan teori yang digunakan adalah teori linguistik tradisional tentang analis struktur sintaksis suatu bahasa dan teori pergeseran terjemahan Catford untuk menganalisis pergeseran terjemahan apa saja yang timbul dalam penerjemahan Singapore Colloquial English atau Singlish ke dalam bahasa Inggris standar. B. LANDASAN TEORI Tulisan ini akan membahas tentang analis struktur sintaksis Colloquial Singapore English, dan perbedaannya dengan struktur sintaksis bahasa Inggris strandar, serta menganalisis pergeseran terjemahan apa saja yang timbul dalam penerjemahan Singapore Colloquial English atau Singlish kedalam bahasa Inggris standar. Teori yang digunakan untuk membahas tentang analisis struktur sintaksis SCE adalah teori linguistik tradisional yang telah ada sejak 400 SM yang awalnya dikembangkan oleh Panini, seorang rahib dari India, kemudian berkembanglah menjadi lebih kompleks lagi seiring berjalannya waktu dan seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dan filsuf pada masa-masa setelahnya (Ubaidillah: 2012). Sintaksis sendiri, menutur Culicover (1997) dari Langendoen (1889) adalah aturan yang membahasa tentang bagaimana leksemleksem bergabung untuk membentuk frase dan kalimat. Teori sintaksis yang digunakan dalam tulisan ini adalah teori sintaksis tentang pembentukan frasa, klusa dan kalimat milik Verspoor dan Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard… (Jeni Diana W)
112
Kim Sauter (2000). Untuk meneliti tentang pergeseran terjemahan yang timbul dalam penerjemahan Singapore Colloquial English ke dalam bahasa Inggris, penelitian ini menggunakan teori pergeseran (shift) yang di perkenalkan oleh Catford (1978: 73).
C. SEKILAS TENTANG SINGAPORE COLLOQUIAL ENGLISH (SINGLISH) 1. Sejarah Singapura adalah negara yang terletak di Semenanjung Malaka. Negara ini dulunya adalah negara jajahan Inggris yang bekas-bekas jajahannya masih dapat dilihat sampai sekarang, contoh paling kongkrit yang dapat disaksikan adalah bahasanya. Singapura adalah negara yang menggunakan bahasa nasional dan bahasa umum yang berbeda. Bahasa nasional mereka adalah bahasa Melayu, sedangkan bahasa umum atau bahasa percakapan sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Inggris yang telah termodifikasi; bahasa Inggris-Singapura tersebut bernama Singapore Colloquial English, atau biasanya cukup disebut Singlish. Maksud dari bahasa Inggris ini telah termodifikasi adalah karena bahasa Inggris yang digunakan di Singapura memiliki susunan gramatika, sintaktis, dan fonologi yang berbeda dengan bahasa Inggris umum. Dari Wikipedia, diketahui bahwa Singapore Colloquial English berakar dari penjajahan Inggris atas Singapura pada tahun 1819– 1965; bahasa Inggris yang digunakan saat itu adalah bahasa Inggris British. Lalu pada tahun 1965, saat Inggris telah meninggalkah Singapura, Singlish mulai berkembang dengan lebih pesat seiring dengan makin banyaknya transmigran yang datang ke Singpura (Wikipedia: 2012). Bahasa ini digunakan sebagai bahasa sehari-hari negara Singapura. Singapore Colloquial English memiliki aturan sintaksis yang sangat berbeda dengan Bahasa Inggris standar karena susunan sintaksisnya telah terpengaruhi oleh susunan sintaksis bahasa Cina. Hal ini dikarenakan penduduk mayoritas Singapura berasal dari Cina. Berdasarkan sensus Singapura tahun 2000 penduduk Singapura terdiri atas 77% Cina, 14% Melayu, dan 8% India dan beberapa penduduk dari etnis Jepang, Arab, and Yahudi (Gupta: 2012). Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
113
2 Sistem Gramatika Singapore Colloquial English Berdasarkan Leimgruber sistem gramatika Singapore Colloquial English sangat berbeda dengan sistem gramatika bahasa Inggris Standar. Perbedaan ini terlihat dalam tense, penghilangan kata kerja copula, penanda jamak, adanya pementingan topik dalam kalimat, dan artikel akhiran kalimat (Leimgruber: 2009). Perbedaan sistem gramatika tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini: 2.1. Tense Dalam Singapore Colloquial English (SCE), perbedaan waktu, pelaku dan jumlah pelaku pedalam kalimat tidak mempengaruhi bentuk tense yang digunakan. Predikator berupa finite verb dalam tense yang digunakan tidak berubah sama sekali. Berbeda dengan bahasa Inggris Standar yang sangat terpengaruh oleh perbedaan waktu, pelaku dan jumlah pelaku. Dalam bahasa Inggris standar predikator berupa finite verb akan berubah-ubah berdasarkan waktu, pelaku dan jumlah pelakunya (Verspoor: 2000, 49). Contoh : No Singlish Inggris Standar 1
He play soccer.
He plays soccer.
2
I yesterday come here.
I came here yesterday.
1. Perhatikan kata “He” dan “play” dalam Singlish dan “He” dan “plays” dalam bahasa Inggris Standar. Dalam Singlish kata play tidak diberi penambahan suffix –s walaupun subjeknya adalah orang ketiga tunggal, yang seharusnya dalam bahasa Inggris standar predikator untuk orang ketiga tunggal harus ditambah suffix –s. 2. Perhatikan kata “yesterday” dan “come” dalam Singlish dan “came” dan “yesterday” dalam bahasa Inggris Standar. Yesterday adalah keterangan waktu yang digunakan untuk menunjukan kalimat lampau, sehingga seharusnya predikator yang digunakan pun harus diubah dalam past tense. Tetapi, dalam Singlish, kata “yesterday” tidak berpengaruh sama sekali atas bentuk predikator “come” Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard… (Jeni Diana W)
114
yang tetap dalam bentuk present. Berbada dengan bahasa Inggris yang pasti akan berubah menjadi “came” atau bentuk past karena bentuk kalimat ini adalah past tense. Jadi dapat kita simpulkan bahwa tense Singlish sangat berbeda dari bahasa Inggris standar yang tidak mementingkan perbedaan waktu, pelaku dan jumlah pelaku. 2.2 Penghilangan Kata Kerja Copula. Kata kerja copula digunakan pada kalimat yang susunannya terdiri atas S P SA (subject atribut); subject atribut akan memberikan informasi tentang subjeknya (Verspoor: 2000, 25). Kata kerja copula dalam bahasa Inggris standar tidak boleh dihilangkan, sedangkan dalam Singlish kata kerja copula malah dihilangkan. Kata kerja copula terdiri dari to be dan linking verb. Contoh: No Singlish Inggris standar 1 This book ten cent only. This book is only ten cent. 2 He so clever one. He is very clever. 1. Perhatikan susunan kalimat dibawah ini: This book ten cent only A S SA Kalimat ini dalam bahasa Inggris standar adalah kalimat yang harus memiliki katakerja copula, karena ada SA yang menerangkan S. Tetapi dalam Singlish karena mengalami copula deletion atau penghilangan kata kerja copula, kata kerjanya tidak di cantumkan. Berbeda dengan bahasa Inggris standar dibawah ini. This Book is only ten cent A S P SA Kata kerja copula “is” tetap ada disana. 2. Perhatikan susunan kalimat dibawah ini: He so clever one S SA
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
115
Tanpa ada kata kerja copula, Jadi susunan kalimatnya cukup dengan S SA. Berbeda dengan bahasa Inggris standar dibawah ini. He
Is
very clever.
S
P
SA
Kata kerja copula “is” tetap ada disana. 2.3 Penanda Jamak Seperti dikatakan Carstair, dalam pembentukan kata benda plural atau jamak dalam bahasa Inggris adalah dengan menambah suffix – s pada kata tersebut (Carstair: 2002, 22). Contohnya boy menjadi boys, girl menjadi girls. Akan tetapi dalam SCE, hal ini tidak berlaku karena untuk menandai benda itu jamak atau tidak, lihat saja keterangan numeral yang tertera disana. Jika tidak ada keterangan numeral, maka benda itu tunggal. Tetapi jika ada keterangan numeral lebuh dari dari satu, maka dapat dipastikan jika benda itu jamak. No. 1
SCE She own six book
SE He/she owns six books.
Perhatikan kata “six book” dalam SCE dan “six books” dalm SE. Dalam SCE kata “book” tidak mengalami afiksasi –s apapun, padahal kata ini seharusnya mengalami afiksasi –s karena jamak. Untuk menandakan bahwa kata ini jamak, hanya diberi keterangan numeral “six” saja didepannya. Sedangkan dalam SE, walaupun sudah ada penanda numeral “six”, kata “book” tetap mengalami afiksasi –s menjadi “books” yang memang sudah baku dalam aturan morfologi bahasa Inggris standar bahwa pembentukan kata benda plural dalam bahasa Inggris akan mengalami afiksasi –s. 2.4 Adanya Pementingan Topik Dalam Kalimat Dalam SCE, dikenal dengan apa yang disebut dengan topicprominent atau pementingan topik. Yang dimaksud dengan topik disini dapat berupa subjek atau objek yang lebih dipentingkan dalam kalimat tersebut, atau dapat pula disebut dengan pusat pembahasan atau informasi dalam kalimat tersebut. Dalam SCE topik selalu Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard… (Jeni Diana W)
116
diletakkan di awal kalimat. Aturan seperti ini sama dengan aturan gramatika bahasa Cins Seperti yang dikatakan oleh tan (2003) katakan dalam Leimgruber (2009). Contoh: No. SCE SE 1 This book I read last year. I read this book last year. This book adalah objek yang dijadikan topik dalam kalimat ini. Kata book inilah yang menjadi senter dari kalimat ini. Karena the book adala topiknya, maka kata ini berada didepan. Sedangkan dalam bahasa Inggris standar, lazimnya, suatu objek akan berada setelah predikator pada kalimat positif. 2.5 Penanda Percakapan (Partikel Akhir Kalimat) SCE adalah bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa Cina yang menggunakan partikel akhir kalimat untuk menandai maksud yang berbeda dari setiap kalimat. Menurut Lim (2007) dalam Leimgruber (2011, 9) partikel akhir kalimat ini berakar dari bahasa Hokian dan Konton. Maksud dari dari berbagai macam partikel ini pun berbedabeda, kadang kalimat yang sama jadi mempunyai arti yang berbeda jika di akhiri dengan partikel yang berbeda pula. Sampai saat ini, belum ada kesepakatan tentang berapa dan apa saja arti sebenarnya dalam partikel-partikel akhir kalimat ini. No. 1
Partikel Ah
2 3 4 5
Hah Hor Lah Leh
6 7
Lor What/wot
8 9 10
Mah Meh Ya
Arti Penanda kalimat yang belum yakin benar atau salahnya. Penanda kalimat tanya Penanda usaha untuk mencari dukungan Penanda apa yang sedang kita rasakan Penanda permintaan atau saran yang masih ragu-ragu. Penanda kalimat yang sudah jelas Penanda kalimat kontradiksi yang sudah jelas Penanda informasi yang sudah jelas Penanda keraguan atau kurang jelas Penanda penekanan yang tidak terlalu ditekan atau lemah.
Tabel ini berdasarkan pada Leimgruber (2011, 9). Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
117
3. Pergeseran (Shift) Lebih jauh lagi tentang pergeseran terjemahan menurut dalah sebagai berikut. Hatim dan Munday (2004:26) menjelaskan bahwa pergeseran terjemahan (shift) adalah perubahan linguistik yang terjadi antara teks sumber dan teks target. Dan Catford (1978:73) mengelompokkan pergeseran ini menjadi dua kelompok, yaitu : 3.1. Pergeseran Tingkatan (Level Shift) Pergeseran tingkatan adalah pergeseran yang terjadi pada satu tataran linguistik. Maksudnya tataran linguisk dalam BSa pada level tertentu telah diterjemahkan kedalam BSu yang sepadan tetapi berbeda tataran linguistiknya. Seperti contoh dibawah ini: BSu BSa
Rika is my friend. Rika temanku.
Dalam contoh ini terjadi pergeseran tingkatannya adalah adanya penghilangan predikator yang berupa kata kerja penghubung (copula verb) is yang dalam BSa, tetapi dalam BSu tidak perlu ada. 3.2. Pergeseran Kategori (Category Shift). Pergeseran kategori dibedakan menjadi empat bagian, yaitu: 3.2.1.
Pergeseran Unit (Unit Shift)
Pergeseran unit (Unit Shift) adalah pergeseran yang terjadi apabila unsur BSu pada suatu unit linguistiknya memiliki padanan yang berbeda unitnya pada BSu. Contoh: BSu BSa
the perfect Malibu welcome sambutan Malibu yang sempurna
Dalam hal ini terjadi pergeseran dari unit frasa nomina menjadi unit klausa.
Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard… (Jeni Diana W)
118
3.2.2.
Pergeseran Struktur (Structure Shift) Pergeseran Struktur (Structure Shift) yaitu bila terjadi perubahan yang diakibatkan oleh sistem struktur BSu tidak sama dengan sistem struktur BSa. Dalam bahasa Inggris misalnya dikenal pola diterangkan-menerangkan (DM), sedangkan dalam bahasa Indonesia pola yang berlaku umumnya menerangkan-diterangkan (MD). Contoh: BSu BSa
Beautiful girl Gadis cantik
Dalam bahasa Inggris penanda (modifier) posisi kata beautiful berada sebelum inti (head), sehingga dapat diistilahkan sebagai penanda awal (premodifier). Sebaliknya dalam bahasa Indonesia dimana penanda berada setelah inti yang disebut penanda pasca inti (post modifier). 3.2.3.
Pergeseran Kelas (Class Shift) Pergeseran Kelas (Class Shift) yaitu pergeseran yang terjadi dari kelas kata tertentu dalam BSu menjadi kelas kata yang lain dalam BSa. Contoh: BSu BSa
pesta tahun annual party
Kata tahun adalah nomina, kata annual mempunyai kelas kata adjektiva. 3.2.4.
Pergeseran antar-sistem (Intra-System Shift) Pergeseran antar-sistem (Intra-System Shift) yaitu pergeseran yang terjadi pada kategori grammatikal yang sama. Contoh: BSu BSa
Raja kawin dengan Shinta. The king married Shinta.
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
119
Kata kawin dalam bahasa Indonesia adalah verba intransitif, sedangkan kata married dalam bahasa Inggris adalah verba transitif. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa tulisan ini akan menjelaskan tentang analisis truktur sintaksis Colloquial Singapore English, dan perbedaannya dengan struktur sintaksis bahasa Inggris strandar, serta menganalisis pergeseran terjemahan apa saja yang timbul dalam penerjemahan Singapore Colloquial Englishatau Singlish kedalam bahasa Inggris standar. Untuk mengetahui pergeseran unit yang terjadi tentu harus di cari tahu apa saja konstituen-konstituen yang menyusun kata dan klausa tersebut. Lalu setelah itu, akan disebutkan apa saja perbadaan sintaksis Singapore Colloquial Englishdan Standar English. Kemudian setelah mengetahui perbedaan sintaksisnya, akan dilakukan penelitian tentang pergeseran apa saja yang terjadi dari Singlish sebagai bahasa sumber dan Inggris Standar sebagai bahasa sasaran. Data 1 BSu BSa
Dis country weather very hot one In this country, the weather is very warm.
Analisis konstituen masing-masing data secara sintaksis: BSu: SCE 1 S: NP (topik) SA: Ajd P 2 Det: Premod: H: noun Premod: H: adj art genitive Adv P 3
H: Adv Dis
Country
Weather
Very
Hot
Post mod: NP H: noun One
level 1 Kalimat ini adalah kalimat bertipe copula atau berkonstituen S P SA dalam bahasa Inggris standar. pada level ini dapat kita lihat konstituen apa saja yang membangun kalimat Dis country weather Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard… (Jeni Diana W)
120
very hot one. Dis country weather adalah subjek dari kalimat ini, dalam SCE Dis country weather juga disebut sebagai topik yang dipentingkan dalam kalimat ini. Subjek dan topik ini berbentuk NP (noun phrase/frasa nomina). Predikator yang seharusnya ada, berupa copula verb atau kata kerja kopula mengalami delesi seperti yang disebutkan dalam aturan gramatika SCE. Lalu di tutup dengan SA (subject atribute) berupa Adj P (frasa adjektiva). Level 2 Pada level dua, frasa nomina yang menjadi subjek kalimat ini mempunyai konstituen determiner berupa artikel “Dis”-premodifier berupa genetive “-‘s”-head berupa noun “weather”. SA (subject atribure) dalam kalimat ini berupa frasa adjektiva yang berkonstituen premodifier berupa Adv. P(adverb phrase/frasa keterangan), pusatnya berupa adjecktiva “hot”, dan post modifier (penanda pasca inti) berupa frasa nomina. Level 3 Pada level tiga, dalam frasa adjektiva very hot one terdapat premodifier (penanda awal inti) berupa frasa adverbia yang pusatnya berupa adverbia “very”. Dalam penanda pasca inti terdapat frasa nomina yang pusatnya berupa nomina “one”. BSa: SE 1 2
Adv: PP H: C: NP prep
3 In
Det: art this
S:NP Det: H: noun art H: noun country
P: VP H: lex of copula
SA: Adj P Premod: H: Adv P adj H: adv
the
weather
Is
Very
warm
level 1 Kalimat ini juga merupakan kalimat bertipe copula atau berkonstituen S P SA. pada level ini dapat kita lihat konstituen apa saja yang membangun kalimat In this country, the weather is very warm. In this country adalah adverbial dari kalimat ini, adverbial ini berbentuk frasa preposisi. Lalu, subjek kalimat ini adalah the weather yang berbentuk NP (noun phrase/frasa nomina). Predikatornya berupa frasa verba atau kata kerja kopula is. Lalu di tutup dengan SA (subject atribute) berupa Adj P (frasa adjektiva) very warm. Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
121
Level 2 Pada level dua, frasa preposisi yang menjadi adverbial atau keterangan dalam kalimat ini mempunyai konstituen preposisi sebagai pusat berupa preposisi “in”, dan frasa nomina this country sebagai pelengkap frasa preposisi. Subjek kalimat berupa frasa nomina memiliki konstituen determiner berupa artikel the dan pusatnya adalan nomina weather. Verba kopula is menjadi pusat frasa verba sebagai predikator. SA (subject atribure) dalam kalimat ini berupa frasa adjektiva yang berkonstituen premodifier berupa Adv. P (adverb phrase/frasa adverbia), dan pusatnya berupa adjektiva warm. Level 3 Pada level tiga, dalam frasa preposisi terdapat pelengkap frasa preposisi berupa frasa nomina yang berkonstituen determiner berupa pronomina demonstratif (demonstrative pronoun) this dan country adalah pusat frasa nominanya berupa nomina. Dalam SA terdapat penanda awal inti berupa frasa adverbia yang pusatnya adalah adverbia very. Analisis pergeseran terjemahan data: Pergeseran terjemahan yang terjadi dalam kalimat ini terletak pada predikatornya. Predikator pada SCE tidak ada karena mengalami delesi, sedangkan dalam SE jika suatu kalimat mempunyai tipe S P SA, predikatornya harus ada dan berupa verba kopula. menurut Catford Ini adalah pergeseran yang disebut sebagai pergeseran antar-sistem atau pergeseran yang terjadi pada kategori gramatikal yang sama. Dalam SCE tidak predikator berupa verba kopula tidak ada, dan dalam SE verba kopula harus ada dalam kalimat bertipe S P SA. Data 2 BSu He sick, so he stay home sleep lor. BSa He's sick, so he decided to stay at home and sleep! Analisis konstituen masing-masing data secara sintaksis: BSu: SCE 1
S: NP
2
H:
SA: Adj P H:
C
S:NP
P: VP
A:Adv P
P: VP
H:
H: lex of
H:
H: lex of
Particle
Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard… (Jeni Diana W)
122
pron he
adj sick
pron he
so
intransitive stay
adv home
intransitive sleep
lor
Level 1 Kalimat ini mengandung dua klausa bebas he sleep dan he stay home sleep lor. Dua klausa ini bertipe kopula (S P SA) dan bertipe intransitif (S P (A)). Pada level ini dapat kita lihat konstituen apa saja yang membangun kalimat He sick, so he stay home sleep lor. He adalah subjek dari klausa ini, dan berbentuk frasa nomina. Seperti data 1, pada klausa ini, predikatornya juga mengalami delesi dan subjek atributnya berupa frasa adjektiva. Lalu pada klausa kedua he adalah subjek dari klausa ini, dan berbentuk frasa nomina. Kemudian predikatornya adalah stay berupa frasa verba dan adverbial home berupa frasa nomina. Dilanjutkan dengan predikator lagi berupa frasa nomina dan diakhiri dengan partikel akhir kalimat lor. Level 2 Pada level ini, dapat kita ketahui kelas kata apa saja yang menyusun frasa-frasa tersebut. subjeknya berupa frasa nomina, dan pusatnya adalah pronomina. Subjek atributnya berupa frasa adjektifa yang pusatnya berupa adjektiva. Pada klausa kedua subjek klausanya berupa frasa nomina yang pusatnya berupa pronomina, lalu kata kerjanya berupa frasa verba yang pusatnya adalah verba leksikal intransitif. Adverbianya adalah frasa adverbia yang pusatnya adalah adverbia, kemudian verba lagi berupa frasa verba yang pusatnya adalah verba leksikal intransitif. BSa: SE 1
S: NP
2
H: pron
P: VP
SA: Ajd P H: lex H: of adj copula
C
is
so
S: NP H: pron
P: VP
A: PP
H: lex of intransitive
H: prep
3 he
sick
he
decided
To at stay
C
C: NP H: N home
P: VP
H: lex of intransitive
and
sleep
Level 1 Dalam He's sick, so he decided to stay at home and sleep, subjeknya berupa frasa nomina, verbanya berupa frasa verba dan Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
123
subjek atributnya berupa frasa adjektiva. Disertai konjungsi lalu dilanjutkan kembali dengan subjek berupa frasa nomina, verbanya berupa frasa verba. Lalu adverbianya berupa frasa preposisi, lalu konjungsi dan diakhiri dengan verba lagi berupa frasa verba. Level 2 Di level ini, dapat dilihat konstituen penyusun tiap frasanya. Subjek yang berupa frasa nomina dipusati oleh pronomina he. Frasa verbanya dipusati oleh verba kopula is dan frasa ajdektiva sebagai subjek atributnya dipusati oleh adjektiva. Pada klausa yang kedua, subjeknya juga berupa frasa nomina yang dipusati pronomina dan rasa verbanya dipusai oleh frasa verba leksikal intransitif. Adverbianya berupa frasa preposisi di pusati oleh preposisi dan diikuti oleh komplemen berupa frasa nomina. Frasa verba terakhir dipusati oleh verba leksikal intransitif. Level 3 Pada level ini, dapat diketahui konstituen yang menyusun komplemen frasa preposisi. frasa nomina yang menjadi komplemen frasa preposisi dipusati oleh nomina. Analisis pergeseran terjemahan data: Sama seperti data satu yang bertipe S P SA, pergeseran terjemahan yang terjadi dalam kalimat ini terletak pada predikatornya. Predikator pada SCE tidak ada karena mengalami delesi, sedangkan dalam SE jika suatu kalimat mempunyai tipe S P SA, predikatornya harus ada dan berupa verba kopula. menurut Catford Ini adalah pergeseran yang disebut sebagai pergeseran antar-sistem atau pergeseran yang terjadi pada kategori gramatikal yang sama. Dalam SCE tidak predikator berupa verba kopula tidak ada, dan dalam SE verba kopula harus ada dalam kalimat bertipe S P SA. Selain itu pada klausa yang kedua, verba finite dalam bahasa SE sangat dipengaruhi oleh jumlah pelakunya. Kalimat ini adalah kalimat present atau terjadi pada masa kini, dan dalam SE pada kalimat present maka akan diberlakukan penambahan s/es pada verbanya jika pelakunya adalah orang ketiga tunggal. Dalam SE hal itu tidak berlaku, jadi siapapun pelakunya maka bentuk verbanya akan tetap menjadi verba dasar tanpa penambahan apapun. Hal ini menurut Catford juga disebut sebagai pergeseran antar sistem. Penambahan partikel dalam kalimat ini bukanlah suatu Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard… (Jeni Diana W)
124
penyimpangan, tetapi hanya sekedar perbedaan struktur gramatika saja. Karena SCE merupakan bahasa yang berbeda dengan SE. Data 3 BSu Dat one his wife lah. BSa That lady is his wife. Analisis konstituen masing-masing data secara sintaksis: BSu: SCE 1 S: NP SA: NP particle 2 Det: pron H: noun Det:pron H:noun Dat one His wife Lah Level 1 Dalam Dat one his wife lah, subjeknya berupa frasa nomina, verbanya mengalami delesi karena verba yang seharusnya ada adalah verba kopula. Lalu, subjek atributnya berupa frasa nomina dan diakhiri oleh partikel akhir kalimat. Level 2 Di level ini, dapat dilihat konstituen penyusun tiap frasanya. Subjek yang berupa frasa nomina dipusati oleh nomina one dan diawali oleh determiner berupa pronomina demonstratif dat. Frasa verbanya mengalami delesi, jadi dalam klausa ini tidak akan ditemui verba. Subjek atributnya berupa frasa nomina yang dipusati oleh nomina wife dan diawali determiner berupa pronomina his. BSa: SE S:NP P: VP SA: NP Det:pron H: noun H: lex of Det:pron H:noun copula That lady Is his wife Level 1 Dalam That lady is his wife, subjeknya berupa frasa nomina, verbanya berupa frasa verba dan subjek atributnya berupa frasa adjektiva. Level 2 Di level ini, dapat dilihat konstituen penyusun tiap frasanya. Subjek yang berupa frasa nomina dipusati oleh nomina lady dan diawali oleh determiner berupa pronomina demonstratif that. Frasa Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
125
verbanya dipusati oleh verba kopula is dan frasa nomina sebagai subjek atributnya dipusati oleh nomina wife yang diawali oleh determiner berupa pronomina his. Analisis pergeseran terjemahan data: Pergeseran terjemahan yang terjadi dalam kalimat ini juga terlepak pada predikatornya. Predikator pada SCE tidak ada karena mengalami delesi, sedangkan dalam SE jika suatu kalimat mempunyai tipe S P SA, predikatornya harus ada dan berupa verba kopula. menurut Catford Ini adalah pergeseran yang disebut sebagai pergeseran antar-sistem atau pergeseran yang terjadi pada kategori gramatikal yang sama. Dalam SCE tidak predikator berupa verba kopula tidak ada, dan dalam SE verba kopula harus ada dalam kalimat bertipe S P SA. E. KESIMPULAN Dari analisis data yang dilakukan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa bahasa Inggris Singapura (SCE) secara sintaksis memiliki banyak sekali perbedaan dengan bahasa Inggris standar. Perbedaan yang paling mencolok itu dapat kita lihat dalam predikator suatu kalimat atau pun klausa, yaitu pada predikator berupa verba kopula. Selain pada verba kopula yang mengalami delesi, verba finit atau verba yang terpengaruh oleh waktu, pelaku dan jumlah pelakunya juga sangat berbeda dengan SE. Selain itu, dalam SCE, kita akan mengenal partikel akhir kalimat yang tidak ada dalam SE. Beberapa kata juga mengalami modifikasi, seperti dat untuk that dan dis untuk this. Perbedaan-perbadaan sintaksis itu membuatnya mengalami pergeseran terjemahan berupa pergeseran antar sistem, karena pergeseran tersebut terjadi pada kategori gramatikal yang sama yaitu pada verbanya. Akan tetapi, pergeseran-pergeseran tersebut tidak menyebabkan adanya perbedaan arti dalam kalimat tersebut. jadi, walaupun pergeseran terjemahan terjadi, maksud yang ingin disampaikan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tetap tersampaikan.
Analisis Perbedaan Struktur Sintaksis Singlish dan Inggris Standard… (Jeni Diana W)
126
F. BIBLIOGRAFI Carstairs, Andrew –McCarthy. 2002. English Morphology:Words and Their Structure. Edinburgh: Edinburgh University Press Ltd. Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Translation. London: OxfordUniversity Press. Gupta, Anthea Fraser. 1994. The Step-tongue: Children's English in Singapore. Clevedon: Multilingual Matters. Gupta, Anthea Fraser. 2012. Singapore Colloquial English (Singlish. Dikunjungi pada 19 Desember 2012. http://www.hawaii.edu/satocenter/langnet/definitions/singlish.ht ml Hatim, B and Munday, J. 2004. Translation: An Advance Resource Book. Londonand New York: Routledge. Langendoen, D. Terence. 1998. A Companion to Cognitive Science. Oxford: Blackwell. Leimgruber , Jakob R. E. 2009. Modelling Variation in Singapore English (Tesis). Oxford: Pembroke College University of Oxford. Leimgruber , Jakob R. E. 2011. Singapore English (Jurnal). Di terbitkan Language and Linguistics Compass. Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Ubaidilah. 2012. Diktat Mata Kuliah Teori Linguistik. Yogyakarta: Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Verspoor, Marjolijn and Kim S. 2000. English Sentence Analysis. America: John Benjamins North America. Wikipedia. 2009. Singlish. Dikunjungi pada 19 Desember 2012. http://en.wikipedia.org/wiki/Singlish
Linguistika Akademia Vol. 2, No. 2, 2013 : 109 – 126