ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA NILAI INTRINSIK DENGAN HARGA SAHAM SEBAGAI DASAR KEPUTUSAN INVESTASI MELALUI PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008 – 2012 Novriyanti Akuba1, Raflin Hinelo2, Meriyana F. Dungga3. Jurusan Manajemen ABSTRAK Novriyanti Akuba, Nim. 931410125, 2014. “Analisis Perbandingan Antara Nilai Intrinsik Dengan Harga Saham Sebagai Dasar Keputusan Investasi Melalui Pendekatan Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012”. Skripsi, Program Studi Sarjana Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah bimbingan Bapak Raflin Hinelo, S.Pd., M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Meriyana F. Dungga, SE., MM selaku pembimbing II. Analisis saham atau penilaian saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham, dan bermanfaat untuk membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasar saat ini (cuerrent market price), sehingga dapat diketahui saham dinilai mahal atau murah. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga saham sebagai dasar keputusan investasi melalui pendekatan price earning ratio. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil 15 perusahaan manufaktur. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan teknik analisis data statistik menggunakan teknik independent t-test. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham sebagai dasar keputusan investasi melalui pendekatan price earning ratio. Hasil analisis diperoleh nilai t-hitung adalah sebesar 0,112 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,911. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas sebesar 32 (df = 15+15-2 = 28) adalah sebesar 2,048. Oleh karena nilai t-hitung (0,112) < nilai t-tabel (2,048), sehingga kesimpulan yang diambil adalah menerima H0 dan menolak H1. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa saham berada pada tingkat kewajaran harga atau berada pada kondisi keseimbangan hal ini dikarenakan adanya perkembangan informasi yang beredar dipasar modal sehingga menimbulkan persepsi investor terhadap saham dalam pengambilan keputusan investasi bersifat positif. Kata Kunci : Nilai Intrinsik, Harga Saham 1
Novriyanti Akuba, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo 2 Raflin Hinelo, S.Pd.,M.Si Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo 3
Meriyana F. Dungga, SE., MM, Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo
Pasar modal Di Indonesia terus berkembang dan semakin menarik bagi para investor baik dalam maupun luar negeri. . Tahun 2008 lalu, data dan informasi kinerja keuangan mencatat penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penamaman modal asing (PMA) mengalami kenaikan yang signifikan hingga pada tahun 2012 menempati urutan pertama. Perkembangan pasar modal tercermin dari perkembangan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, mengalami fluktuasi seiring perkembangan ekonomi dan pasar keuangan dunia. Setelah merosot cukup tajam menjadi 1.333 pada tahun 2009, kemudian mengalami peningkatan terus menjadi 4.317 pada tahun 2012 (data dan informasi kinerja pembangunan). Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan tiga fungsi yaitu pertama, sebagai tempat berinteraksi pembeli dan penjual saham. Interaksi ini membentuk harga saham. Kedua, pasar modal berfungsi sebagai tempat menjual aset (saham dan instrumen lainnya) sehingga tercipta likuiditas bagi aset tersebut. Ketiga, pasar modal mengurangi biaya transaksi
(transaction
cost). Harga saham
merupakan cerminan tingkat keberhasilan pengelolaan perusahaan. Perubahan harga saham akan menimbulkan keuntungan maupun kerugian. Investor harus mampu menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham dan harus mengetahui apakah menunjukkan nilai yang wajar atau tidak sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat serta memperoleh keuntungan. Untuk dapat memilih investasi saham yang aman diperlukan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Robert Ang (1987) dalam bukunya Anoraga (2008:89), informasi merupakan kunci sukses berinvestasi dipasar modal. Infromasi diperoleh melalui data-data yang akurat, seperti data kinerja perusahaan yang digambarkan melalui data keuangan (financial) perusahaan. Dan informasi tersebut akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi dimana investor menggunakan informasi sebagai alat untuk menilai harga saham dengan tujuan untuk mengetahui apakah harga saham di pasar telah mencerminkan nilai inrinsiknya atau belum. Menurut Brigham dan Houston (2006) Nilai intrinsik tersebut memberikan ukuran mengenai nilai dasar dari suatu saham dan merupakan standar untuk mempertimbangkan
apakah
saham
tersebut
dinilai
terlalu
rendah
(undervalued), wajar (fairly priced) atau dinilai terlalu tinggi (overvalued). Untuk
menganalisis nilai intrinsik yang kemudian dibandingkan dengan harga pasar saham sebagai dasar keputusan investasi yaitu melalui pendekatan price earning ratio (PER), sehingga dapat diketahui saham dinilai mahal atau murah. Apabila PER suatu perusahaan mempunyai kecenderungan berkembang dengan stabil dan tinggi, maka hal tersebut juga menggambarkan tingkat pertumbuhan harga saham perusahaan tersebut akan meningkat. Investor akan membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham bersangkutan pada saat menjual atau membeli saham. Jika nilai pasar suatu saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong mahal (overvalued). Dalam hal seperti ini, sebaiknya investor mengambil keputusan untuk menjual saham tersebut. Sebaliknya jika nilai pasar suatu saham dibawah
nilai
intrinsiknya,
berarti
saham
tersebut
tergolong
murah
(undervalued), sehingga dalam situasi seperti ini, investor sebaiknya membeli saham tersebut. Dan atau nilai pasar normal atau dinilai wajar dari nilai intrinsiknya berarti saham tersebut berada dalam keseimbangan (correctly valued). Dalam berinvestasi di pasar modal, banyak sektor yang dapat dipilih oleh para investor untuk menanamkan modalnya. Salah satunya sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini tercermin dari kejadian fluktuasi harga saham yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Emiten
2008 2009 PT. Astra Internasional, Tbk 1055 3470 PT. Astra Otoparts, Tbk 671 1103 PT. Selamat Sempurna, Tbk 650 750 PT. Delta Djakarta, Tbk 20000 62000 PT. Indofood CBP, Tbk 880 3360 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 49500 177000 PT. Gudang Garam, Tbk 4250 21550 PT. Kalbe Farma, Tbk 80 260 PT. Merck, Tbk 35500 80000 PT. Mandom Indonesia, Tbk 5500 8100 PT. Unilever, Tbk 7800 11050 PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 1210 1850 PT. Citra Tubindo, Tbk 3100 3100 PT. Berlina, Tbk 64 120 PT. Malindo Feedmill, Tbk 160 180 Sumber: www.idx.co.id (Januari 2014, diolah)
Harga Saham 2010 2011 5455 7400 2676 3261 1070 1360 120000 111500 4424 5200 274950 359000 40000 62050 650 680 96500 132500 7200 7700 16500 18800 5800 6550 2500 4250 320 354 640 980
2012 7600 3548 2525 255000 7800 740000 56300 1060 152000 11000 20850 8300 4400 700 2375
Berdasarkan tabel di atas harga saham perusahaan manufaktur menunjukan fluktuasi dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Harga saham yang sering berfluktuasi seringkali berbeda dengan nilai intrinsiknya. Hal ini dikarenakan faktor penyebab diantaranya harga saham cenderung dipengaruhi tindakan irrasional investor
dalam berinvestasi saham, adanya unsur
permainan yang dilakukan oleh spekulator untuk mendapat keuntungan dalam waktu singkat Dan kurangnya atau tidak adanya informasi baru yang relevan dalam menganalisis saham. Berdasarkan data harga saham dan faktor-faktor yang akan mempengaruhi harga saham tersebut, sebaiknya dapat melakukan penilaian saham terlebih dahulu, melalui analisis perbandingan antara harga saham dengan nilai yang sebenarnya terjadi (nilai intrinsik). Sehingga dalam proses penilaian kondisi saham perusahaan, investor dapat mengambil keputusan investasi terhadap saham yang akan dibeli, dijual atau menahan. Dengan melihat uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Analisis Perbandingan Antara Nilai Intrinsik Dengan Harga Pasar Saham Sebagai Dasar Keputusan Investasi Melalui Pendekatan Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2012”.
Berdasarkan latar balakang diatas, maka permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifkasikan sebagai berikut: 1.
Harga saham perusahaan manufaktur dari tahun 2008 sampai tahun 2012 belum merupakan nilai sebenarnya terjadi.
2.
Adanya unsur permainan yang dilakukan oleh spekulator untuk mendapat keuntungan dalam waktu singkat sehingga harga pasar saham dapat naik ataupun merosot tajam.
3.
Kurang baik kondisi dan kinerja perusahaan manufaktur.
4.
Tidak adanya informasi baru yang relevan dalam menganalisis saham.
5.
Kurangnya pengetahuan investor mengenai penilaian kondisi saham dalam pengambilan keputusan investasi. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga saham sebagai dasar keputusan investasi melalui pendekatan price earning ratio (PER)?”.
Menurut Nazir (2011) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian,
yang
kebenarannya
harus
diuji
secara
empiris.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah “Diduga terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham sebagai dasar keputusan investasi melalui pendekatan Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah nilai intrinsik dan harga saham perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Proses dan waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah ± 4 bulan yakni terhitung mulai bulan Januari s/d April 2014. Adapun desain dalam penelitian sebagai berikut: O1.1
O1.2
Nilai Intrinsik
Harga Saham
P1
P2
Keterangan: O1.1
= Objek sebelum dilakukan perlakuan
O1.2
= Objek sesudah dilakukan perlakuan
P1
= Perilaku nilai intrinsik
P2
= Perilaku harga pasar saham = Membandingkan Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
komparatif. Penelitian ini akan membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasar saham. Menurut Sudjana (2005) populasi totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karkateristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 134 perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Adapun sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel (Sudjana, 2005). Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel dilakukan secara tidak random (acak) atau bersifat purposive sampling karena terdapat kriteria-kriteria yang ditetapkan agar perusahaan dapat dijadikan sampel penelitian yang dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut: No. 1 2
Kriteria Jumlah Telah Listing Di Bursa Efek Indonesia 134 Tersedia Laporan Keuangan (97) = 37 Per 31Des Salama Tahun 2008-2012 3 Laporan Laba Rugi Menunjukkan Laba Yang Positif (17) = 20 4 Melakukan Pembagian Deviden Per Tahun (5) = 15 Sehingga sampel yang telah ditetapkan dalam peneltian ini adalah
sebanyak 15 Perusahaan Manufaktur. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, Menurut Nazir (2011) data sekunder adalah catatan-catatan tentang adanya suatu peristiwa. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yang bersumber dari catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Laporan keuangan yang telah dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id selama periode penelitian yaitu Tahun 2008 sampai 2012.
2.
Closing Price (harga saham penutupan) setiap akhir bulan masingmasing emiten yang menjadi sampel dalam penelitian. Untuk memperoleh keterangan data yang lengkap maka dilakukan teknik
pengumpulan data yang tepat. Adapun metode teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yang berasal dari sumber tertulis yaitu berupa dokumen data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai tahun 2012. Menurut Nazir (2010) Analisis data adalah pengolahan data dengan menggunakan aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham maka teknik analisis data statitika yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perbandingan rata-rata dua kondisi yaitu menggunakan independent t-test.
Uji Normalitas Data Penelitian Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian.Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1.
2.
Penentuan Hipotesis Ho
: data variabel yang diamati berdisribusi normal
H1
: data variabel yang diamati tidak berdistribusi normal
Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%
3.
Penentuan Statistik Uji Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode Kolmogorov Smirnovdengan menggunakan indikator Z.
4.
Penentuan Kriteria uji Karena menggunakan metode kolmogorov smirnov, maka pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan antara nilai Z-hitung dengan Z tabel.Jika nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z tabel maka Ho diterima. Penentuan hasil uji juga dapat dilakukan dengan melihat signifkansi yang dihasilkan dengan kriteria terima H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha. Hasil
pengujian
normalitas
masing-masing
variabel
dengan
menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut : Variabel Harga Pasar Saham Pengujian normalitas untuk data harga pasar saham dari setiap perusahaan yang diamati adalah adalah sebagai berikut : One-Sample Kol mogorov-Smirnov Test
N Normal Paramet ers a,b Most Extreme Dif f erences
Mean St d. Dev iation Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Harga Pasar Saham 15 41040.6000 85235.29649 .353 .353 -.316 1.037 .472
Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) untuk variabel harga pasar saham sebesar 1,037 dengan nilai signifikansi sebesar 0,472. Jika dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan yakni 0,05 maka nilai signifikansi yang diperoleh ini masih jauh lebih besar sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data harga pasar saham dari perusahaan-perusahaan yang diamati telah berdistribusi normal. Variabel Harga Intrinsik Saham Pengujian normalitas untuk data harga intrinsik saham dari setiap perusahaan yang diamati adalah adalah sebagai berikut : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Harga Intrinsik Saham 15 38132.60 52911.36 .293 .293 -.239 1.137 .151
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) untuk variabel harga intrinsik saham sebesar 1,137 dengan nilai signifikansi sebesar 0,151. Jika dibandingkan dengan nilai alpha yang digunakan yakni 0,05 maka nilai signifikansi yang diperoleh ini masih lebih besar sehingga Ho diterima.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data harga intrinsik saham dari perusahaan-perusahaan yang diamati telah berdistribusi normal.
Homogenitas Varians Data Penelitian Prosedur pengujian homogenitas varians dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1.
Penentuan Hipotesis H0 : 1 = 2
22
(Varians antara data harga pasar saham dan data harga
instrinsik saham bersifat homogen)
H1 : 1
2
22 (Varians antara data harga pasar saham dan data harga
instrinsik saham tidak bersifat homogen) 2.
Penentuan Tingkat Signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%
3.
Penentuan Statistik Uji Statistik uji yang digunakan untuk menguji homogenitas varians adalah uji F sebagai berikut :
F 4.
varians terbesar varians terkecil
Kriteria Pengujian Tolak H0 jika F hitung F ( v1 ,v2 ) , Terima dalam hal lainnya. F ( v1 ,v2 ) didapat dari tabel distribusi F, sedangkan derajat kebebasan 1 n 1 1dan
2 n 2 1 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. 5.
Kesimpulan Dengan menggunakan bantuan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Descriptive Statistics N Harga Pasar Saham Harga Intrinsik Saham Valid N (listwise)
15 15 15
Minimum 312.00 617.00
Maximum 320090.00 141856.00
Mean 41040.60 38132.60
St d. Dev iation 85235.29649 52911.36009
Dari informasi tersebut dapat ditentukan nilai F-hitung sebesar : F
varians terbesar varians terkecil
85235,30 2 52911,36 2
2,595
Dari
perhitungan
tersebut
diperoleh
nilai
2,595.Sedangkan nilai F-tabel dengan menggunakan
F-hitung
sebesar
sebesar 0.05 dan
derajat kebebasan untuk pembilang dan penyebut masing-masing sebesar 14
adalah sebesar 2,484. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa nilai F-hitung yang diperoleh lebih besar dari nilai F-tabel sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians antara harga pasar saham dan varians harga intrinsik saham tidak bersifat homogen.
HASIL ANALISIS Setelah tahapan pengujian normalitas data dan pengujian homogenitas varians dari kedua jenis harga saham dilakukan maka selanjutnya dilakukan analisis perbandingan antara harga pasar dan harga instrinsik saham-saham yang diamati. Tujuan melakukan analisis ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara harga pasar dengan harga intrinsik. Tahapan pengujian hipotesis untuk mengetahui perbedaan tersebut dilakukan sebagai berikut : 1.
Penentuan Hipotesis : 1 = 2 (tidak terdapat perbedaan antara harga pasar saham
H0
dengan harga intrinsik saham) : 1 ≠ 2 (terdapat perbedaan antara harga pasar saham dengan
H1
harga intrinsik saham) 2.
Penentuan Tingkat Signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%
3.
Penentuan Statistik Uji Statistik uji yang digunakan adalah uji t untuk perbandingan dua kelompok yakni sebagai berikut :
x1 x 2 t 1 1 s n1 n2 4.
Penentuan Kriteria Uji Terima H0jika t 1 1
2
t t 1 1 , Tolak dalam hal lainnya, dimana nilai 2
t 1 1 didapat dari tabel dengan dk (derajat kebebasan) = ( n 1 n 2 2 ) 2
5.
Kesimpulan Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut : Independent Samples Test
Lev ene's Test f or Equality of Variances t-test f or Equality of Means
Harga Saham Equal v ariances Equal v ariances assumed not assumed .354 .557 .112 .112 28 23.395 .911 .912
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Dif f erence Std. Error Dif f erence 95% Conf idence Interv al of the Dif f erence
Lower Upper
2908.00000
2908.00000
25903.24020
25903.24020
-50152.38222 55968.38222
-50626.94351 56442.94351
Dari hasil analisis diperoleh nilai t-hitung untuk perbedaan rata-rata harga pasar saham dengan rata-rata harga intrinsik saham adalah sebesar 0,112 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,911. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas sebesar 32 (df = 15+15-2 = 28) adalah sebesar 2,048. Daerah penerimaan dan penolakan untuk kondisi ini digambarkan dalam grafik berikut:
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
-2,048
Daerah Penolakan Ho
2,048 0,112
Karena nilai t-hitung yang diperoleh, yakni sebesar 0,112 berada pada daerah penerimaan Ho maka dapat dikatakan bahwa hasil pengujian menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% kesimpulan yang diambil adalah menerima Ho dan menolak H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata harga pasar saham dengan harga intrinsiknya. Dengan kata lain, nilai intinsik dengan harga saham merupakan nilai wajar karena berada dalam kondisi keseimbangan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
pengujian
hipotesis
dengan
menggunakan
independent t-test, diperoleh nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel, sehingga kesimpulan hipotesis menunjukkan bahwa H0 yang diuji diterima dan sebaliknya menolak H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga saham pada 15 perusahaan manufaktur yang diamati. berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa nilai saham yang terjadi dipasar merupakan nilai nyata atau nilai wajar yang dimilki oleh saham. Hal ini sesuai dengan asumsi yang dikatakan oleh Jogiyanto (2010) bahwa bila nilai intrinsik saham sama dengan harga pasaran maka harga saham tersebut adalah wajar atau tepat nilainya. Dengan kata lain saham dari ke 15 perusahaan manufaktur yang terjadi dipasar dan saham setelah
dilakukan
estimasi
atau
ditaksir
nilai
intrinsik
masing-masing
perusahaan manufaktur tidak menunjukkan perbedaan yang artinya saham perusahaan dalam kondisi keseimbangan yakni tidak dinilai mahal ataupun murah. Keseimbangan tersebut dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yaitu perusahaan memberikan pengembalian yang cukup baik sehingga mendorong investor untuk melakukan investasi dan perusahaan melakukan pembagian deviden yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham. Meskipun hasil pengujian secara statitik menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga saham, namun jika dilihat dari nilai rata-rata nilai intrinsik yang diperoleh dari hasil analisis adalah sebesar 38132,60. Sedangkan rata-rata harga saham adalah sebesar 41040,60. Hasil tersebut menunjukkan hasil yang cukup berbeda, yakni rata-rata nilai intrinsik lebih kecil dari nilai rata-rata harga saham. Sehingga hasil analisis tentang ratarata nilai intrinsik dan rata-rata harga saham dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya
perkembangan
informasi
yang
beredar
dipasar
modal
yakni
perkembangan akan proyeksi kinerja keuangan perusahaan dengan harapan akan membaik dikemudian hari. Sehingga menimbulkan presepsi investor terhadap saham bersifat positif dalam hal ini naiknya permintaan yang mengakibatkan harga saham dapat naik atau meningkat. Hasil penelitian ini menolak atau tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indiria
Aksiominangtiwi (2009) dan Erni Estika Sukmawati (2012) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga saham. Analisis atau penilaian saham merupakan salah satu indikator yang sering menjadi fokus para investor dalam berinvesatsi saham yakni dengan melihat pergerakan harga atau nilai saham dipasar. Dengan pedoman apabila harga saham dipasar dinilai terlalu mahal maka sebaiknya menjual saham hal ini diakibatkan karena banyaknya permintaan terhadap saham perusahaan. Permintaan saham dilakukan karena harapan atau kepercayaan investor akan kinerja perusahaan sehingga dengan menjual saham dapat memperoleh keuntungan,
begitupun
sebaliknya.
Adapun
faktor-faktor
lain
yang
mempengaruhi harga saham dalam pengambilan keputusan investasi yaitu faktor-faktor tersebut berasal dari faktor internal perusahaan yakni kinerja perusahaan, arus kas perusahaan, deviden, laba perusahaan. Serta berasal dari faktor ekstern yakni tingkat suku bunga, laju inflasi, kebijakan pemerintah, kondisi perekonomian maupun informasi-informasi lainnya.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap 15 perusahaan yang diamati selama masa pengamatan yakni tahun 2008-2012 Di Bursa Efek Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Nilai intrinsik dengan harga pasar saham sebagai dasar keputusan investasi melalui pendekatan price earning ratio menunjukkan tidak terdapat perbedaan. Dengan kata lain saham yang terjadi dipasar dan saham setelah dilakukan estimasi atau ditaksir nilai intrinsiknya adalah tepat nilainya atau tidak menunjukkan perbedaan.
2.
Nilai yang terkandung di dalam saham telah sesuai yang diinginkan dan diharapkan investor ditandai dengan harga saham yang terjadi pasar sama
dengan
nilai
intrinsiknya.
Hal
ini
dikarenakan
adanya
perkembangan informasi positif yang beredar dipasar modal sehingga menimbulkan persepsi investor terhadap saham dalam pengambilan keputusan investasi bersifat positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga saham perusahaan berada pada tingkat kewajaran harga atau berada pada kondisi keseimbangan.
SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Bagi investor, dalam pengambilan keputusan investasi agar tidak terlalu terpengaruh
dengan
faktor
ekstern,
investor
sebaiknya
tetap
memperhatikan analisis dalam penilaian saham melalui pendekatan price earning ratio yang digunakan dalam penelitian ini yakni hanya berdasarkan pada kondisi internal perusahaan yang bersifat keuangan (financial) hal ini dikarenakan dengan harapan investor membeli saham pada saat kondisi undervalued atau murah dan menjual saham pada saat kondisi overvalued. 2.
Bagi
emiten,
dalam
hal
meningkatkan
keuntungan
perusahaan
diharapkan selalu menyediakan informasi terbaru yang relevan bagi investor sehingga semakin banyak informasi perusahaan semakin diperhatikan oleh calon investor dalam permintaan saham maka dengan semakin
banyaknya
permintaan
terhadap
saham
perusahaan,
keuntungan perusahaanpun akan meningkat. 3.
Bagi peneliti selanjutnya, untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menggunakan metode atau pendekatan lain yang dapat mempermudah dalam penilaian harga saham, mempersingkat periode pengamatan yakni menggunakan tahun terbaru agar dapat dilihat saham yang mempunyai prospek pertumbuhan yang sangat baik dalam keputusan berinvestasi sehingga pada hasil penelitian selanjutnya diharapkan dapat berguna bagi calon investor dalam bermain atau mensimulasi saham.
DAFTAR PUSTAKA Aksiominangtiwi, Indiria. 2009. Judul Tesis. Analisis Perbandingan Antara Nilai Intrinsik Dengan Harga Pasar Saham Sebagai Dasar Keputusan Investasi Melalui Pendekatan Price Earning Ratio. Universitas Brawijaya. Anoraga, Panji. 2008. Pengantar Pasar Modal. Jakarta. Rineka Cipta. Brigham Dan Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta. Erlangga.
Darmadji Dan Fakhrudin. 2006. Pasar Modal Di Indonesia. Pendekatan Tanya Jawab. Salemba 4, Jakarta. Jogiyanto, Hartono. 2010. Teori Portofolio Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
Dan
Analisis
Investasi.
Husnan, Suad. 2009. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. STIM YKPN, Yogyakarta. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia. Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi Edisi Empat. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. PT Tarsito Bandung. Sukmawati, Erni. 2012. Judul Skripsi. Analisis Fundamental Dengan Pendekatan Price Earning Ratio Untuk Menilai Kewajaran Harga Saham Dan Keputusan Investasi. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Tandellin. 2010. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio, Edisi 1. Yogyakarta. BPFE-Yogyakrta. www.idx.co.id www.duniainvestasi.com