Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
103
ANALISIS PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG PADA PT PLN (PERSERO) RANTING BITUNG
Loula L.L. Walangitan @mail:
[email protected] Abstrak: Pada saat ini terjadi perkembangan yang signifikan di sektor kehidupan masyarakat, salah satunya adalah perkembangan pada sektor ekonomi. Perkembangan pada sektor ekonomi menyebabkan terjadi kemajuan di berbagai bidang usaha termasuk dalam pengelolaan dan pengusahaan jasa pelayanan kelistrikan bagi masyarakat. Hal ini menuntut perusahaan yang bergerak di bidang jasa tersebut, dalam hal ini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memberikan pelayanan jasa yang terbaik bagi para pengguna jasa tersebut. Objek penelitian adalah PT PLN (Persero) Ranting Bitung. Perusahan ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang kelistrikan dengan tugas utama yaitu memberi layanan listrik kepada masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerjanya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana penulis menjelaskan, menguraikan dan memberikan gambaran mengenai penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung. Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa dalam melakukan kegiatannya, PT PLN (Persero) Ranting Bitung menggunakan tenaga kerja langsung yang bergerak di bidangnya masing-masing. Perusahan harus menentukan anggaran biaya yang akan diberikan kepada tenaga kerja tersebut dalam suatu periode. Penentuan anggaran disusun berdasarkan biaya tenaga kerja yang diberikan kepada tenaga kerja teknik yakni bagian cater (catat meter), bagian distribusi dan pemeliharaan serta bagian Tusbung (putus sambung) dengan menggunakan dasar perhitungan upah per unit, dan tenaga kerja non teknik atau tenaga kerja pada bagian Loket, Pengaduan Stand Meter, dan Administrasi dengan menggunakan dasar perhitungan upah per bulan. Kata-kata Kunci: Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Abstract: In this time there are significant developments in the sectors of community life, one of which is the development of economic sectors. The development of economic sectors causing major advances in many areas of business including the management and operation of electrical service to the community. This requires companies engaged in such services, in this case PT State Electricity Company (PLN) to provide the best services for users of the service, The object of the research is PT PLN (Persero) Branch Bitung. The company is one of the State Owned Enterprise that moves in the field of electricity with the main task is to give power to the community services that are included in the working area. The research method used in this research is descriptive method, where the author explains, describes and gives an overview of the budgeting direct labor cost. Based on the research found that in performing its activities, PT PLN (Persero) Branch Bitung using direct labor engaged in their respective fields. The company must determine the budget that will be given to the work force is in a period. Determination of the Budget is prepared based on the cost of labor provided to labor that is part Cater technique (note the meter), the Distribution and Maintenance, and parts Tusbung (broken connection) using the basic calculation of wages per unit, and non-technical labor or labor on the part Counters, Stand Complaint Meter, and the Administration on the basis of calculation of wages per month Keywords: Direct Labor Cost
104
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
PENDAHULUAN Perusahaan merupakan suatu wadah terorganisir yang didirikan dan diterima dalam tata kehidupan bermasyarakat, yang pada umumnya memiliki tujuan mendapatkan laba atau keuntungan. Dalam upaya untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka perusahaan perlu untuk meningkatkan usaha dengan melaksanakan perencanaan, koordinasi, pengawasan, serta penyusunan anggaran secara terpadu dan memadai dengan sebaik-baiknya. Anggaran merupakan tolok ukur perusahan sebelum melaksanakan aktivitas operasinya ditahun yang akan datang. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Ranting Bitung (PLN) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang kelistrikan dengan tugas utama yaitu memberi layanan listrik kepada masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerjanya.. Kegiatan perusahaan ini antara lain : 1. Penyambungan aliran listrik baru. 2. Pelayanan administrasi pelanggan. 3. Pelayanan atas pengaduan pelanggan. 4. Pemutusan aliran listrik pada pelanggan yang tagihannya menunggak. 5. Pemeliharaan serta perbaikan terhadap aset-aset perusahan (tiang, kabel ataupun instalasi listrik) 6. Penertiban terhadap penyambungan liar. Dalam melakukan kegiatan pelayanannya, baik di lapangan maupun terhadap pelanggan di kantor, PT PLN (Persero) Ranting Bitung menggunakan tenaga kerja langsung dengan pembiayaan yang dianggarkan sendiri oleh PT PLN (Persero) Ranting Bitung. Oleh karena itu perlu dilakukan penyusunan anggaran biaya tenaga kerja untuk mengetahui seberapa besar biaya yang akan diberikan dalam suatu periode. Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung dilakukan oleh bagian administrasi yang dikoordinir oleh Supervisor Administasi dan Keuangan. Anggaran tenaga kerja langsung dibuat sebulan sekali, atau satu periode sama dengan satu bulan. Berdasarkan kebijakan perusahan, penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung, oleh bagian administrasi membagi biaya tenaga kerja menjadi 2 jenis yaitu biaya tenaga kerja berdasarkan upah per unit dan biaya tenaga kerja berdasarkan upah per bulan. Pelanggan PT PLN (Persero) Ranting Bitung dibagi menurut gelombang pembacaan meter, yaitu: 1. Gelombang I Yaitu pelanggan yang pembacaan meternya mulai tanggal 23-25 bulan sebelumnya, yang meliputi wilayah: Tandurusa, Madidir, Madidir Unet, Wangurer I & II, Perumnas Polresta, Pinokalan, Tendeki I & II, Lembe Permai, Girian Permai, Primkopabri, Papusungan I sampai IV, Batu Lubang I sampai III, Mawali, Pasir Panjang, Pancuran, Paudean, Pintu Kota. Pelanggan gelombang ini berjumlah 9.263 pelanggan. 2. Gelombang II Yaitu pelanggan yang pembacaannya mulai tanggal 26-30 bulan sebelumnya, yang meliputi wilayah: Aertembaga, Kadoodan, Madidir Weru, Madidir Ure, Girian Weru, Girian Atas, Girian Bawah Pelanggan gelombang ini berjumlah 5.120 pelanggan. 3. Gelombang III Yaitu pelanggan yang pembacaannya mulai tanggal 01-03 bulan berjalan, yang meliputi wilayah: Kakenturan, Winenet, Bitung Barat, Bitung Barat, Pakadoodan, Makawidey, Manembonembo, Pinilih, Sagrat, Tanjung merah I, Pimpin. Pelanggan gelombang ini berjumlah 8.425 pelanggan.
Loula L.L. Walangitan: Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ………… 105
4. Gelombang IV Yaitu pelanggan yang pembacaannya mulai tanggal 04-07 bulan berjalan, yang meliputi wilayah: Pateten I, Pateten II, Bitung Timur, Bitung Barat, Bitung Tengah, Karondoran, Karondoran, Danowudu, Dua Sudara, Tewaan, Apela I, Apela II, Kumersot, Klabat, Tanjung Merah II, Pinasungkulan, Batu Putih I, Batu Putih II, Pinangunian. Pelanggan gelombang ini berjumlah 6.543 pelanggan. 5. Daerah ABRI Adalah pelanggan yang terdaftar sebagai anggota ABRI. Pelanggan ini, tersebar di seluruh daerah kerja gelombang I – gelombang IV. Total pelanggan 197 unit. PEMBAHASAN Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan tolok ukur perusahaan sebelum perusahaan melaksanakan aktivitas operasinya ditahun yang akan datang dan menjadi panduan bagi manajemen suatu perusahaan Menurut Nafarin (2007:1) anggaran adalah rencana yang dilaksanakan di masa yang akan datang yang dirumuskan sebelumnya secara bersama-sama oleh pimpinan dan seluruh karyawan dalam suatu perusahan. Unsur-unsur yang melekat dengan anggaran : 1. Rencana Recana merupakan penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan Unsur ini bermakna bahwa anggaran mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan, (pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi dan kegiatan yang berkaitan dengan sumberdaya manusia). 3. Dinyatakan dalam unit satuan moneter. Anggaran dinyatakan dalam satuan moneter yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam, yakni satuan mata uang contohnya rupiah. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang. Menurut Cokins (2005:4) biaya adalah kas atau setara dengan kas yg dikorbankan untuk mendapatkan barang/jasa yg diperkirakan akan membawa manfaat saat ini atau masa yg akan datang. Objek Biaya adalah setiap item, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktifitas, dlsb, dimana biaya diukur dan dibebankan. Nurlela (2007:233) menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan daya fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih untuk menghasilkan suatu produk atau jasa tertentu. Tenaga kerja suatu perusahan dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung mengerjakan kegiatan produksi perusahan. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung menangani proses produksi namun ikut ambil bagian dalam kegiatan itu, misalnya pengawas atau mandor. Menurut Serikat Pekerja PT PLN (Persero), tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung menangani kegiatan perusahaan, baik kegiatan di lapangan ataupun pelayanan terhadap pelanggan di kantor, contohnya petugas cater atau petugas tusbung. Sedangkan supervisor yang hanya sebagai pengawas digolongkan ke tenaga kerja tidak langsung. Matz (2005:252) menyatakan bahwa biaya tenaga kerja merupakan sumbangan terhadap tenaga manusia kepada produksi dan merupakan faktor biaya penting yang perlu diukur, dikendalikan, dan dianalisis secara terus-menerus. Secara umum biaya tenaga kerja diklasifikasikan menjadi biaya tenaga kerja langsung
106
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung mencakup upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang bekerja secara langsung pada keluaran produktif tertentu. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung menckup semua biaya tenaga kerja lainnya, seperti gaji dan upah yang dibayar kepada tenaga kerja seperti pembuat alat, personel perbaikan, penjaga persediaan, dan pengawas gudang. Gordon (2000:241) Munandar (2001:143) menyatakan bahwa anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang. Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung pada PT PLN (persero) Ranting Bitung.
A. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung berdasarkan upah per unit. Anggaran ini disusun berdasarkan biaya tenaga kerja yang diberikan kepada tenaga kerja dengan menggunakan dasar perhitungan upah per unit. Tenaga kerja yang termasuk dalam hal ini adalah tenaga kerja bagian teknik yaitu bagian cater (catat meter), bagian distribusi dan pemeliharaan serta bagian tusbung (putus sambung). 1. Bagian Cater (Catat Meter). Pada bagian ini perhitungan upah yang akan diterima menggunakan rumus :
JUG = JCM x Rp 400 Ket :
JUG JCM Rp 400
= = =
Jumlah Upah / Gaji Jumlah meter yang dicatat Upah standar yang ditetapkan perusahaan untuk pencatatan 1 unit meter.
Berdasarkan data jumlah pelanggan mulai dari gelombang I sampai gelombang IV maka anggaran yang dibuat oleh bagian administrasi untuk Bagian Cater adalah sebagai berikut: Tabel 1. Anggaran Biaya Tenaga Kerja pada Bagian Cater (catat meter)
No
Unit yang Dicatat (JCM) 9263 Unit 5120 Unit 8425 Unit 6543 Unit 197 Unit Total Sumber : PT PLN (Persero) Ranting Bitung 2.
Gelombang I II III IV ABRI
Upah per Unit Rp. 400 Rp. 400 Rp. 400 Rp. 400 Rp. 400
Jumlah (JUG) Rp 3.705.200 Rp 2.048.000 Rp 3.370.000 Rp 2.617.200 Rp 78.800 Rp.11.819.200
Bagian Distribusi dan Pemeliharaan. Pada bagian ini perhitungan upah yang akan diterima menggunakan rumus :
JUG = JU x Rp 75.000 x JTK Ket :
JUG
=
Jumlah Upah / Gaji
Loula L.L. Walangitan: Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ………… 107
JU Rp 75.000 JTK
= =
Jumlah unit yang diperbaiki Upah standar yang ditetapkan perusahaan untuk Perbaikan / Pemeliharaan untuk 1Unit = Jumlah Tenaga Kerja yang ikut pada tiap Perbaikan atau Pemeliharaan.
Berdasarkan data jumlah pelanggan mulai dari gelombang I sampai gelombang IV maka anggaran yang dibuat oleh bagian administrasi untuk Bagian Distribusi dan Pemeliharaan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja pada Bagian Distribusi dan Pemeliharaan No
Gelom bang
1
I
Keterangan
Jml Unit Yg diperbaiki/dipa sang (JU)
Pemasangan 2 tiang titipan 2 II Perbaikan cut off 2 3 III Pemangkasan/ 3 perambasan pohon 4 IV Pembersihan 1 jaringan Total Sumber : PT PLN (Persero) Ranting Bitung
Jml Tenag a kerja (JTK) 5
Upah per unit
Jumlah
Rp.75000
Rp. 750.000
2 5
Rp.75000 Rp.75000
Rp. 300.000 Rp. 600.000
8
Rp.75000
Rp. 675.000 Rp. 2.325.000
Pada bulan April diterima surat penugasan perbaikan dan pemeliharaan yaitu perbaikan yang berisi data-data sebagai berikut : Tabel 3. Data Perbaikan dan Pemeliharaan
Gelombang Keterangan I Pemasangan Tiang Sisipan II Perbaikan Cut off III Pemangkasan/Perambasan pohon IV Pembersihan Jaringan Sumber : PT PLN (Persero) Ranting Bitung 3.
Jumlah Unit Yang Akan Diperbaiki/dipasang 2 2 3 1
Bagian Tusbung (Putus Sambung). Pada bagian ini perhitungan upah yang akan diterima menggunakan rumus :
JUG = JMD x Rp 4000 Ket :
JUG JMD Rp 4000
= = =
Jumlah Upah / Gaji Jumlah meter yang dicabut atau dipasang Upah standar yang ditetapkan perusahaan untuk 1 Unit meter yang dicabut atau dipasang.
108
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
Berikut adalah data jumlah pelanggan yang menunggak dan jumlah pemasangan kembali. Tabel 4. Data pemutusan dan Penyambungan kembali Gelombang Pemutusan 1 I 20 2 II 25 3 III 15 4 IV 12 Sumber : PT PLN (Persero) Ranting Bitung
Penyambungan 15 14 15 12
Berdasarkan data diatas maka anggaran yang dibuat oleh bagian administrasi adalah sebagai berikut : Tabel 5. Anggaran Biaya Tenaga Kerja pada Bagian Tusbung Kegiatan Penyambungan 15 14 15 12 Total Sumber : PT PLN (Persero) Ranting Bitung No
Gelombang I II III IV
Pemutusan 20 25 15 12
Upah per Unit Rp 4.000 Rp.4.000 Rp. 4.000 Rp. 4.000
B.
Jumlah Rp.140.000 Rp.156.000 Rp.120.000 Rp. 96.000 Rp.512.000
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung berdasarkan upah per bulan. Anggaran ini disusun berdasarkan biaya tenaga kerja yang diberikan kepada tenaga kerja dengan menggunakan dasar perhitungan upah per bulan. Tenaga kerja yang termasuk dalam hal ini adalah tenaga kerja bagian non teknik yaitu bagian loket, bagian pengaduan stand meter dan bagian administrasi. Pada bagian Loket, Pengaduan Stand Meter, dan Administrasi, terdapat masingmasing 2 orang tenaga kerja dengan cara perhitungan anggaran biaya masing-masing bagian sama pula, yaitu dengan menggunakan rumus
JUG = UMP + TTrans + TM x JTK Keterangan: JUG UMP TTrans TM JTK
= Jumlah Upah / Gaji = Upah Minimum Propinsi. (Sulawesi Utara Rp 990.000) = Tunjangan Transportasi. (kebijakan perusahan adalah Rp. 250.000) = Tunjangan Makanan (kebijakan perusahan sebesar Rp. 250.000) = Jumlah Tenaga Kerja
Anggaran yang dibuat oleh bagian administrasi adalah sebagai berikut :
Loula L.L. Walangitan: Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung ………… 109
Tabel 6. Anggaran Biaya Tenaga Kerja pada Bagian Loket, Pengaduan Stand Meter, dan Administrasi Upah Munimum Tunjangan Tunjangan Propinsi Transportasi Makanan (UMP) (TTrans) (TM) Rp990.000 Rp. 250.000 Rp. 250.000 Sumber : PT PLN (Persero) Ranting Bitung
Jumlah Tenaga Kerja (JTK) 2
Jumlah Rp.2.980.000
Setelah selesai pembuatan anggaran pada tiap-tiap bagian, maka selanjutnya bagian administrasi menggabungkan total atau jumlah seluruh bagian kemudian membuat Total anggaran biaya tenaga kerja langsung. Tabel 7. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Bagian Cater (Catat Meter) Distribusi & Pemeliharaan Tusbung (Putus Sambung) Loket Pengaduan Stand Meter Administrasi Total Sumber : PT PLN (Persero) Ranting Bitung.
Jumlah Biaya Rp 11.819.200 Rp 2.775.000 Rp 512.000 Rp 2.980.000 Rp 2.980.000 Rp 2.980.000 Rp 24.046.200
SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapatlah disimpulkan bahwa: 1. Tenaga kerja langsung di perusahan ini adalah tenaga kerja yang langsung turun tangan dalam proses kegiatan perusahaan. 2. Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung, perusahan ini menggunakan dasar perhitungan upah per unit dan perhitungan upah per bulan. 3. Total anggaran biaya tenaga kerja langsung pada PT PLN (Persero) Ranting Bitung didapat dengan menjumlahkan total anggaran tiap-tiap bagian yaitu bagian teknik dan non teknik. 4. Pentingnya penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung, tidak hanya untuk perusahan manufaktur, tapi juga sangat diperlukan bagi perusahan jasa, seperti pada PT PLN (Persero) Ranting Bitung.
DAFTAR PUSTAKA Cokins. 2005. Manajemen Biaya . Jakarta : Salemba Empat Gordon, Paul. 2000. Anggaran : Perencanaan dan Pengendalian Laba. Jakarta : Salemba Empat
110
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
Matz. 2000. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta: Erlangga Munandar. 2001. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Yogyakarta : BPFE Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu Serikat Pekerja PT PLN Persero. 1999. Anggaran Dasar dan Anggran Rumah Tangga. Jakarta : PT PLN Persero