ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (Studi Kasus : PT WIJAYA KARYA) Herlon Manullang1, Desi Kusmindari2, Yanti Pasmawati3 Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No 12 Palembang Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] 3
ABSTRACT The construction project is a dynamic field and contains a high risk of accidents. PT Wijaya Karya is an Indonesian state-owned enterprises engaged in construction. The purpose of writing a thesis is to determine the identification and analysis of the factors that cause work accidents. Determine the root causes of work accidents, and identify the relationship between the causes and the display in the form of fault tree. Analysis of the final results by the method of Fault Tree Analysis showed that the most frequent workplace accidents occur in construction is scratched and falling objects while the minimum cut set for the accident is time limited, production pursued, lack of motivation, stress, not the spirit of work, production pursued , lack of motivation, lack of work experience negligence work, education, Disregarding PPE, work does not bring the APD, the limited number of PPE, and the work does not bring APD. Keywords: causes of accidents, work accidents, Fault Tree Analysis ABSTRAK Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung risiko kecelakaan yang tinggi. PT Wijaya Karya merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang konstruksi. Tujuan penulisan skripsi adalah untuk menentukan Identifikasi dan analisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Menentukan akar permasalahan penyebab kecelakaan kerja, dan Mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan tampilan dalam bentuk pohon kesalahan. Analisis hasil akhir dengan metode Fault Tree Analysis menunjukkan bahwa Kecelakaan kerja yang paling sering terjadi di bidang kontruksi yaitu tergores dan kejatuhan benda sedangkan Minimal cut set untuk kecelakan tersebut adalah Waktu yang terbatas, dikejar produksi, kurang motivasi, stress, tidak semangat bekerja, dikejar produksi, kurang motivasi, kurang pengalaman kerja kelalaian bekerja, Pendidikan, Mengesampingkan APD, bekerja tidak membawa APD, terbatasnya jumlah APD, dan bekerja tidak membawa APD. Kata Kunci : Penyebab kecelakan, Kecelakan kerja, Fault Tree Analysis
1.
PENDAHULUAN Kecelakaan kerja kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karna itu di belakang peristiwa itu tidak dapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Menurut Soehatman Ramli, (2010:30). Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak
diinginkan yang mengakibatkan kematian, lukaluka, kerusakan harta benda atau kerugian waktu. Kecelakaan akibat kerja adalah berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan pekerjaan atau pada waktu pekerjaan berlangsung.
1
Oleh karena itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni: a). kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, b).kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. 1.1
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja
a.
Umur
Umur mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap kejadian kecelakaan kerja. Menurut (Hunter (1975) dalam Dauly, Fristiyan Ahmad, 2010.) Golongan umur tua mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan dibandingkan dengan golongan umur muda.
b.
Jenis kelamin
Laki-laki dan wanita berbeda dalam kemampuan fisik dan kekuatan kerja ototnya. (Silastuti, 2006 dalam Dauly, Fristiyan Ahmad, 2010). c. Masa kerja Masa kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan berbagai penelitian dengan meningginya masa kerja dan keterampilan akan disertai dengan penurunan angka kecelakaan akibat kerja. d. Lama Jam Kerja Menurut Suma’mur (1987) dalam Dauly, Fristiyan Ahmad, (2010) orang bekerja dengan baik adalah 40 jam seminggu, 6-8 jam sehari. Dalam beberapa kasus lamanya kerja lebih dari 10 jam sehari mengakibatkan penurunan dalam total prestasi, menurunnya kecepatan kerja dikarenakan kelelahan dan biasanya akan diikuti dengan meningkatnya angka sakit dan kecelakaan. 1.2
Pencegahan Kecelakaan Kerja Menurut (Tarwaka, (2012: 45) pencegahan kecelakaan kerja pada umumnya adalah upaya untuk mencari penyebab kecelakaan bukan mencari siapa yang salah. Dengan mengetahui dan mengenal penyebab kecelakaan maka dapat disusun suatu rencana pencegahannya, hal ini merupakan program K3, yang pada hakekatnya adalah merupakan rumusan dari suatu strategi bagaiman menghilangkan atau mengendalikan potensi bahaya yang sudah diketahui. a. Untuk membuat program K3 dalam rangka pencegahan kecelakaan kerja, beberapa tahap yang harus dipahami dan dilalui yaitu : b. Identifikasi masalah dan kondisi tidak aman. c. Model kecelakaan
d. Penyelidikan kecelakaan e. Azas-azas pencegahan kecelakaan f. Perencanaan dan pelaksanaan 1.3 Fault Tree Analysis Fault Tree Analysis adalah teknik yang banyak dipakai untuk studi yang berkaitan dengan resiko dan keandalan dari suatu sistem engineering. Event potensial yang menyebabkan kegagalan dari suatu sistem engineering dan probabilitas terjadinya event tersebut dapat ditentukan dengan FTA. Sebuah Top event yang merupakan definisi dari kegagalan suatu sistem (system failure), harus ditentukan terlebih dahulu dalam mengkontruksi FTA. Sistem kemudian dianalisa untuk menemukan semua kemungkinan yang didefinisikan pada Top event. Fault Tree adalah sebuah model grafis yang terdiri dari beberapa kombinasi kesalahan (fault) secara paralel dan secara berurutan yang mungkin menyebabkan awal dari failure event yang sudah ditetapkan. (Thomas Pyzdek, 2002:591 dalam Setyadi , 2013) Setelah mengindentifikasi Top event, eventevent yang member kontribusi secara langsung terjadinya top event diidentifikasi dan dihubungkan ke Top event dengan memakai hubungan logika (logical link). Gerbang AND (AND gate) dan gerbang OR (OR gate) sampai dicapai event dasar yang independent dan seragam (mutually independent basic event). Analisa deduktif ini menunjukan analisa kualitatif dan kuantitatif dari sistem engineering yang dianalisa. Sebuah fault tree mengilustrikan keadaan dari komponen-komponen sistem (basic event) dan hubungan antara basic event dan Top event. Simbol grafis yang dipakai untuk menyatakan hubungan disebut gerbang logika (logika gate). Output dari sebuah gerbang logika ditentukan oleh event yang masuk kegerbang tersebut. Sebuah fault tree analysis secara umum dilakukan dalam 5 tahapan, yatu : a. Mendefinisikan problem dan kondisi batas (boundary condition) dari system Aktivitas pertama dari fault tree analysis terdiri dari dua step adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan critical event yang akan dianalisa 2. Mendefinisikan boundary condition untuk analisa Critical event yang akan dianalisa secara normal disebut dengan Top event. Penting kiranya Top event harus didefinisikan secara jelas dan tidak kabur (unambiguous). Diskripsi dari Top event seharusnya selalu memberikan jawaban terhadap pertanyaan apa (what), dimana (where) dan kapan (when).
2
b. Pengkontruksian fault tree Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi dalam mengkonstruksi sebuah fault tree. Berikut ini beberapa aturan yang dipakai untuk mengkonstruksi sebuah fault tree sebagai berikut : 1. Diskripsikan fault event Masing-masing basic event harus didefinisikan secara teliti (apa, dimana dan kapan) dalam sebuah kotak. 2. Evaluasi fault event Seperti yang telah diuraikan pada seksi gambar 2.1, kegagalan komponen dikelompokan dalam tiga kelompok, yaitu : primary failures, secondary failures dan command faults. 3. Lengkapi semua gerbang logika Semua input ke gate tertentu harus didefinisikan dengan lengkap dan didiskripsikan sebelum memproses gate lainnya. Fault tree harus diselesaikan pada masing-masing level sebelum memulai level berikutnya. Tabel 2.1 Simbol Fault Tree Analysis Simbol Kejadian
Arti
Persegi
Menyatakan event yang akan dianalisa selanjutnya Menyatakan event dasar (basic event) Menyatakan event yang tidak akan dianalisa selanjutnya karena kekurangan data atau sebab lain Menyatakan event yang diharapkan akan terjadi dalam operasional normal system. Supaya event diatasnya terjadi maka semua event dibawahnya harus terjadi.
Lingkaran Belah Ketupat
Putaran
Gerbang “END”
Gerbang “OR”
Supaya event diatasnya terjadi maka paling sedikit satu dari event dibawahnya harus terjadi
Sumber : (Tarwaka,2012)
c. Mengindentifikasi minimal cut set atau minimal path set Sebuah fault tree memberikan informasi yang berharga tentang berbagai kombinasi dari fault event yang mengarah pada critical failure sistem. Kombinasi dari berbagai fault event disebut dengan cut set. Pada terminologi fault tree, sebuah cut set didefinisikan sebagai besic event yang bila terjadi (secara simultan) akan mengakibatkan terjadinya Top event. Sebuah cut set dikatakan sebagai minimal cut set jika cut set tersebut tidak dapat direduksi tanpa menghilangkan statusnya sebagai cut set. Jumlah basic event yang berbeda di dalam sebuah minimal cut set disebut dengan orde cut set. Untuk fault tree yang sederhana mendapatkan minimal cut set dengan tanpa menggunakan prosedur formal atau algoritma. Untuk fault tree yang lebih besar, maka diperlukan sebuah algoritma untuk mendapatkan minimal cut set pada fault tree. MOCUS (method for obtaining cut sets) merupakan sebuah algoritma yang dapat dipakai untuk mendapatkan minimal cut set dalam sebuah fault tree. (Dwi Priyanta, 2000:120-121 dalam Farli Maghribi, 2011) d. Evaluasi kualitatif dari fault tree
Evaluasi kualitatif dari sebuah fault tree dapat dilakukan berdasarkan minimal cut set. Kekritisan dari sebuah cut set jelas tergantung pada jumlah basic event di dalam cut set (orde dari cut set). Faktor lain yang penting adalah jenis basic event dari sebuah minimal cut set. Kekritisan dari berbagai cut set dapat dirangking berdasarkan dari basic event berikut ini : a. Human error b. Kegagalan komponen atau peralatan yang aktif (active equipment failure) c. Kegagalan komponen atau peralatan yang pasif (passive equipment failure). (Dwi Priyanta, 2000:123 dalam Farli Maghribi, 2011) e. Evaluasi kuantitatif dari fault tree Secara umum ada dua metode untuk mengevaluasi sebuah fault tree secara kuantitatif. Kedua metode ini adalah metode dengan menggunakan pendekatan aljabar boolean (boolean algebra approach) serta metode perhitungan langsung (direct numerical approach). (Tarwaka,2012:55)
3
2.
frekuensi kecelakaan kerja dan untuk mendapatkan variabel yang sudah divalidasi. 2. Serta data biaya yang dikeluarkan oleh pihak manajemen Sistem Manajemen dan keselamatan kerja pada proyek pembangunan fly over Jakabaring, Palembang.Emergency respon tentang K3 untuk penanganan dan pencegahan kecelakaan kerja.
METODE PENELITIAN
2.1
Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan di Pembangunan Fly Over Jakabaring Dinas PU Bina Marga Propinsi Sumsel Jl.Adeirma Nasution No.10 Palembang Provinsi Sumatera Selatan. mulai terhitung dari bulan Maret - Juli tahun 2015. Mengenai pelaksanaan penyusunan skripsi, tahap-tahap jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.
2.4 2.2
Pengolahan Data
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan data yang diperoleh dari PT Wijaya Karya yang menjadi tempat penelitian. data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran secara langsung dilapangan dan juga data yang diperoleh berdasarkan wawancara dilapangan terhadap pihakpihak yang berwenang didalamnya. Data ini meliputi pengadaan peralatan keselamatan kerja, pendidikan dan pelatihan karyawan, serta pemasangan poster dan ramburambu keselamatan kerja.
2.3
Pengumpulan Data Data-data yang diambil dipergunakan sebagai penunjang penyusunan penelitian ini. Dalam proses pengumpulan data maka diperlu diketahui jenis data dan metode yang digunakan. Jenis data dan metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Data Primer a. Wawancara Wawancara langsung dan pengamatan lapangan dengan pihak kontraktor dan yang berkaitan dengan operasional pembangunan proyek (terutama dengan manajer K3) Mendapatkan informasi tentang penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang sering terjadi pada lokasi proyek. Dalam memperoleh informasi ini sebelumnya telah dilakukan studi literatur untuk mengetahui beberapa variabel faktor penyebab kecelakaan kerja pada umumnya dengan pengumpulan data kecelakaan, Penerapan Undang-undang K3, serta pencegahan kecelakan yang dilakukan perusahaan. diperoleh melalui wawancara kepada pekerja dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner.(Sugiono,2011:293) b. Pengamatan 1. Data – data kecelakaan kerja beserta laporan kronologis kejadian kecelakaan yang terjadi diproyek. Untuk mendapatkan
Adapun pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Penentuan variabel penyebab kecelakan kerja. 2. Pengelompokan event berdasarkan kemiripan kejadian tempat dan sebagainya. 3. Menentukan severity rate dan frequency rate dari event yang telah dikelompokkan. 4. Menentukan severity rate, probabilitas head event dan kekritisan awal. 5. Menentukan probabilitas basic event. Penentuan probabilitas basic event berdasarkan fault tree banyak dipengaruhi oleh subjektivitas pekerja Pengolahan data mengaplikasikan metode Fault Tree Analysis (FTA) berdasarkan data-data yang telah didapat secara lengkap. Adapun tahapan perhitungan dari Fault Tree Analysis adalah sebagai berikut: a. Mendefinisikan problem dan kondisi batas dari sistem b. Pengkontruksian Fault Tree c. Mengindentifikasi minimal Cut Set d. Evaluasi kualitatif Fault Tree e. Evaluasi kuantitatif Fault Tree (Tarwaka,2012:55)
2.4.1 Penentuan variabel penyebab kecelakan kerja. Menentukan penyebab kecelakan dengan melakukan penyebaran kuesioner secara menyeluruh untuk mendapatkan analisis paling potensial dalam menentukan kecelakan kerja dengan variabel-variabel sebagai berikut: 1. Umur Responden penelitian terdiri dari 44 orang, dari hasil pertanyaan terbuka diperoleh responden dengan usia termuda 19 tahun dan tertua 39 tahun. Dari hasil tersebut usia responden dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu 17 – 22 tahun, 23 – 28 tahun, 29 – 34 tahun dan 35-40 tahun. Responden terbanyak terdapat pada kelompok usia
4
23-28 tahun berjumlah 16 responden (36,4%), sedangkan responden paling sedikit terdapat pada kelompok usia 35-40 tahun berjumlah 4 responden (9,1%). Perinciannya dapat dilihat pada Diagram 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan umur di PT Wijaya Karya 2015 2. Lama Kerja Responden penelitian terdiri dari 44 orang, dari hasil pertanyaan terbuka diperoleh responden dengan lama kerja terendah adalah 1 hari dan lama kerja tertinggi adalah 25 tahun. Dari hasil tersebut lama kerja responden dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu < 1 tahun, 2 – 3 tahun, 4 – 5 tahun, 6 - 7 tahun Responden terbanyak terdapat pada kelompok lama kerja 2-3 tahun berjumlah 17 responden (38,6%), sedangkan responden paling sedikit terdapat pada kelompok lama kerja 6 – 7 tahun berjumlah 6 responden (13,6%). Perinciannya dapat dilihat pada Diagram 4.2 berikut.
responden (4,5%) Perinciannya dapat dilihat pada Diagram 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di PT Wijaya Karya 2015 Variabel pernyataan untuk setiap item yang terdiri dari beberapa pertanyaan untuk menentukan setiap potensi-potensi kecelakaan kerja yang paling memper Pernyataan Perilaku Tidak No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Lama Kerja di PT Wijaya Karya 2015 3. Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan SD yang berjumlah 3 responden (6,8%). Sedangkan untuk responden yang tingkat pendidikannya SLTP/SMP berjumlah 21 responden (47,7%). Responden yang tingkat pendidikannya SLTA/SMA berjumlah 18 responden (40,9%) dan Perguruan Tinggi/platihan berjumlah 0 responden (0%). Responden yang tingkat pendidikannya tidak tamat SD berjumlah 2
8.
9.
10.
11. 12.
No
SS
S
TS
STS
Total
n
n
n
n
n
Saya membaca dan mengenali prosedur/proses kerja dalam melaksanakan pekerjaan Saya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang berlaku Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan (tanggung jawab) Saya pernah melakukan tindakan perawatan peralatan kerja Saya memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis bahaya di tempat kerja Cara saya dalam memberi peringatan kepada teman terhadap adanya suatu bahaya, dapat dimengerti Saya melempar alat-alat kerja ketika memberikannya kepada teman Saya menempatkan peralatan kerja sesuai pada tempatnya setelah selesai bekerja Saya mengkonsumsi obatobatan dan minuman berakhohol saat sedang bekerja di tempat kerja Saya berkelakar dengan teman saat sedang bekerja di tempat kerja Saya merokok pada saat sedang bekerja Saya melakukan pekerjaan dengan cepat dan teburuburu demi menyelesaikan tugas dalam waktu
22
20
2
-
44
23
17
4
-
44
29
15
-
-
44
15
15
13
1
44
22
18
4
-
44
14
22
4
4
44
5
2
17
20
44
15
17
10
2
44
-
4
16
24
44
4
12
12
6
44
4
10
11
19
44
6
8
18
12
44
Pernyataan Persepsi
SS
S
TS
STS
Total
Aman
5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No
1.
2.
3.
4.
No
terhadap Hambatan n N n n Berperilaku Aman Alat Pelindung Diri (APD) 19 14 7 4 yang wajib digunakan terkadang sulit didapatkan, sehingga saya malas menggunakannya Saya merasa tidak nyaman 6 14 14 10 bila menggunakan APD saat bekerja Saya tidak terlalu 2 15 14 13 memahami bagaimana berperilaku yang aman saat bekerja Lanjutan Tabel 4.1 Data hasil Penyebaran Kuesioner
Jika saat bekerja saya berperilaku tidak aman, hal tersebut tidak akan dingatkan oleh pengawas/supervisor Saya merasa kurang mendapatkan informasi mengenai risiko bahaya di tempat kerja Teman saya tidak mendukung saya bekerja dengan menggunakan APD (karena mereka juga tidak menggunakan) Pernyataan Peraturan/Kebijakan Pihak PT Wijaya Karya telah memiliki Standar Prosedur Kerja terhadap setiap aktivitas pekerjaan Pada area konstruksi telah dipasang rambu-rambu mengenai pentingnya penggunaan APD dalam bekerja Pihak perusahaa memiliki program safety morning yang diberikan secara rutin Pihak perusahaan mewajibkan kepada seluruh pekerja untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama melakukan pekerjaan di area proyek Pernyataan Komunikasi Bahaya
1.
2.
3.
4.
Komunikasi tentang bahaya bisa dalam bentuk tandatanda bahaya (tulisan atau gambar) Komunikasi tentang bahaya sangat perlu untuk mencegah terjadinya bahaya Pengawas jarang melakukan komunikasi mengenai potensi bahaya yang ada di tempat kerja kepada saya Program safety talk yang diberikan oleh pihak K3LM memberikan saya pengetahuan mengenai bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja
N No 44 1. 44 2. 44 3.
1
16
20
7
44
6
5
19
14
44
5
13
16
9
44
4.
5.
S S
S
TS
STS
Total
No 1.
n
n
2 2
16
n
1 4
24
6
1
44
6
17
10
11
44
1 3
16
10
5
44
4
n 1
N 44 2.
3.
4.
5. S S
S
n 1 6
n 21
TS
STS
Total 6.
n 6
5
n 1
-
n 44
1 9
20
7
5
20
12
44
1 9
22
2
1
44
44
Pernyataan Kepatuhan terhadap Peraturan
S
TS
STS
n n n n Saya selalu memakai Alat 2 17 5 Pelindung Diri (APD) 2 dimanapun saya ditempatkan bekerja pada proyek ini Saya mematuhi/ mengikuti 1 17 8 prosedur kerja/peraturan 9 kerja setiap melakukan pekerjaan Mematuhi peraturan kerja 2 19 2 merupakan salah satu 3 tindakan untuk memperkecil risiko dari bahaya K3 di konstruksi Menurut saya kewajiban 3 15 14 12 untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tidak harus dipatuhi Lanjutan Tabel 4.1 Data hasil Penyebaran Kuesioner Menurut saya, peraturan di tempat kerja merupakan kebijakan yang harus dijalankan oleh saya Pernyataan Fasilitas
Pihak perusahaan telah menyediakan Alat Pelindung Diri yang harus digunakan saat bekerja Pihak perusahaan/pengawas/superv isor selalu melakukan pengecekan melalui kelayakan /kondisi Alat Pelindung Diri Pihak perusahaan telah membuat Standar Prosedur Kerja yang harus diikuti saat bekerja Standar Prosedur Kerja untuk bekerja dengan aman terdapat pada perusahaan ini dan dinyatakan secara tertulis/tidak tertulis Saya selalu dengan mudah mendapatkan Alat Pelindung Diri jika saya meminta Fasilitas pengalaman lainnya (scaffolding, safety net, railing/pagar) telah disediakan oleh pihak perusahaan
No
Pernyataan Pengawasan
1.
Pihak pengawas selalu memeriksa kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum saya memulai pekerjaan Sebelum saya bekerja, saya selalu diingatkan untuk bekerja sesuai Standar Prosedur Kerja
2.
S S
Total
N 44
44
44
44
1 8
20
4
2
44
S S
S
TS
STS
Total
n 1 5
N 27
n 2
-
44
1 4
14
13
3
44
1 7
19
8
-
44
1 8
19
5
2
44
8
13
18
5
44
1 2
13
12
7
44
S S n 2 0
S
TS
STS
N 15
n 8
1
44
21
8
2
44
1 3
n
N
Total
n
N
6
3.
4.
No 1.
2.
3.
4.
4.3
Pihak pengawas jarang melakukan pengawasan pada area kerja Menurut saya, pengawasan dari pengawas (supervisor) pada saat saya bekerja sudah sangat baik Pernyataan Pelatihan K3
Saya mengikuti pelatihan K3 yang diadakan oleh perusahaan Pelatihan K3 di perusahaan tidak membantu saya dalam menerapkan perilaku selamat Pelatihan K3 yang diadakan perusahaan dapat memperkecil bahaya kecelakaan di tempat kerja Pelatihan K3 yang diadakan oleh perusahaan sangat membantu saya dalam menyelesaikan pekerjaan
1 0
9
16
9
44
1 6
23
5
-
44
S S
S
TS
STS
Total
n 2 3
N 20
n 1
-
44
1 0
8
18
8
44
2 8
16
-
-
44
2 0
18
4
2
44
n
N
Klasifikasi Kecelakaan, Penyebab Kecelakaan Kerja 4.3.1 Data Variabel Kecelakaan Kerja Umum Variabel kecelakaan kerja padaumumnya, antara lain : - Orang jatuh - Terpukul benda jatuh - Tersentuh / terpukul benda yangtidak bergerak - Terjepit diantara dua benda - Gerakan yang di paksakan - Terkena suhu yang ekstrem - Tersengat arus listrik - Terkena bahan – bahanberbahaya atau radiasi - Lain – lain kecelakaan yang tidak termasuk golongan ini. Data yang telah diperoleh diatasdivalidasikan untuk menyesuaikan kondisi di lapangan. 4.3.2 Faktor Penyebab LangsungKecelaan Kerja Dari analisa yang didapatkanternyata faktor manusia dalam timbulnya kecelakaan selalu ditemui disetiap suatupekerjaan yang dikerjakan. Penyebablangsung kecelakaan kerja adalah suatukeadaan yang biasanya bisa dilihat dandirasakan langsung, yang dibagi dalam 2kelompok yaitu tindakan tidak aman(unsafe action) dan kondisi yang tidakaman (unsafe condition). Dari penyebabkecelakaan kerja ini dapat menimbulkandampak kecelakaan kerja yaitu: 1. Kerugian material/harta 2. Hilang jam kerja 3. Cacat tubuh (permanen/sementara) 4. Korban jiwa 5. Psikologis
4.3.3 Penentuan Top Event Top Event (kejadian puncak)adalah suatu kegagalan atau kesalahanyang akan diidentifikasi secara rinci.Top event yang diperolehdari pihak kontraktor PT Wijaya Karya dalam pembangunanProyek Fly Over Jakabaring dengan cara melakukan wawancara langsung, hasil dari wawancara kecelakaan kerja yangsudah di dapat yaitu jenis kecekakan terkena benda diam/terkena paku dan Kejatuhan benda dari atas. 4.3.4 Menentukan faktor – faktorpenyebab terjadinya kecelakaan. Selanjutnya setelah menentukan topevent diatas barulah menganalisa datakecelakaan dengan Fault Tree Analysis(FTA). Tapi sebelumnya harus menentukanfaktor-faktor penyebab kecelakaan dari datayang telah diperoleh yang nantinya menjadiIntermediate event. Faktor–faktor penyebabkecelakan kerja merupakan penjelasan ataupenggambaran umum dari kejadian puncakyang diperoleh dari studi literatur padaumumnya dengan kondisi lapangan, atauuntuk mendapatkan variabel baru dilokasiproyek.
Tabel 4.9 faktor-faktor penyebabkecelakaan kerja secara umum Penyebab(intermedi ate event)
FaktorPekerja
Faktor Manajemen
FaktorLingkungan
Basic event Kurangnya pengetahuan pekerja Kurangnya ketrampilan pekerja Motivasi yang kurang Fifik yang tidak mendukung Masalah mental dan stress fisik Ketidakseimbagan kemampuan Psikologis Standart kerja yang kurang baik Standart perencanaan yang kurang tepat Standart perawatan yang kurang tepat Standart pembelian peralatan yang kurang tepat Keausan alat dan pemakaian yang abnormal Faktor fisik yang meliputi penerangan, suhu udara, cepar lambat udara, suara, vibrasimekanik, radiasi dan lainlain. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan Faktor kimia yaitu berupa gas,uap, debu, kabut, asap awan,cairan dan benda padat. Faktor mental psikologis yaitu
7
Faktor Peralatan
susunan kerja, hubungan antara pekerja dengan pengusaha. Alat pelindung diri yang tidak memenuhi standart Bahan atau peralatan kerja yangtelah rusak Sistem tanda bahaya tidak memenuhi standart House keeping dan layout yangjelek Memuat sesuatu secara berlebihan
terjadi kecelakaan di lingkungan proyek terhadap total biaya langsung yang tinggi. Top event yang dianalisa dandihasilkan adalah sebagai berikut : 1. Terkena benda diam 2. Kejatuhan benda dari atas Berikut adalah hasil dari intermediate event dan basic event dari top event diatas.
Sumber :http://digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-14745-paperpdf.pdf Ada 4 faktor kecelakaan kerja (Intermediate event )Faktor Pekerja, Faktor Manajemen, Faktor Peralatan, Faktor lingkungan. Faktor – faktor ini merupakan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut terdiri dari intermediate event dan basic event.Intermediate event adalah kondisi yang masih memungkinkan untuk ditelusuri lagi penyebab lainnya, yang dihubungkan denga nmenggunakan gerbang logika (logic gate).Basic event adalah kondisi penyebab kecelakaan yang paling bawah atau dasar yang sudah tidak memungkinkan lagi di identifikasi lagi di karenakan tidak memungkinkan di telusuri lagi penyebab lainnya atau dikarenakan kurangnya informasi yang dibutuhkan. Tujuan mengidentifikasi intermediate event dan basic event adalah untuk menggambarkan pohon kesalahan secara terstruktur diantara penyebab yang satu dengan yang lain sehingga diketahui kemungkinan terjadinya kecelakaan secara sistematis. Intermediate event dari masing – masing kecelakaan untuk tahap pertama pada umumnya dapat di kelompokkan menjadi :
Gambar 4.4 Tahapan Intermediate event Sumber : http://digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-14745-paperpdf.pdf Langkah-langkah penentuan Intermediate event dan basic event pada proyek pembangunan Fly Over Jakabaring, adalah laporan kecelakaan dan data penyebab kecelakaan kerja yang didasarkan pada standard safety plan kontraktor, observasi, dan wawancara penyebab kecelakaan kerja pada pekerja dan pihak manajemen proyek. Top event diperolehdari hasil dari klasifikasi kecelakaan kerja yang mempunyai frekuensi tinggi yang sering
Gambar 4.5 intermediate event dan basic event dari top event yang telah di analisis
8
4.3.5 Penggambaran FTA (Faulth TreeAnalysis) Grafik Top Event dan factor penyebabpenyebab kecelakaan sudah didapatkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan penggambaran FTA.Penggambaran konstruksi FTA dimulai dariTop Event kemudian Intermediate Event sampai dengan Basic Event sesuai dengan hasil yang diperoleh sebelumnya. Penggambaran juga menentukan Gerbang Logika (Logic Gate) adalah suatu mode logika yang digambarkan dalam bentuk simbol (And Gate/Or Gate) yang menghubungkan kejadian pada konstribusi pertama dan juga konstribusi kedua. Tabel 4.10 Simbol Gerbang Logika EVENT SYMBOLS KETERANGAN Menunjukan bahwa output event akan terjadi jika seluruh input events ada/terjadi (exist)
AND GATE
Menunjukan bahwa output event akan terjadi jika salah satu input events ada/terjadi (exist) OR GATE Menunjukan bahwa fault tree berhubungan lebih lanjut dengan fault tree di lembaran/halaman lain
TRANSFER SIMBOLS Sumber : http://digilib.its.ac.id/public/ITSUndergraduate-14745-paperpdf.pdf Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Top Event dengan Intermediate Event atau Intermediate Event dengan Basic Event. Urutan penggambaran FTA sebagai berikut : 1. Tergores 2. Kejatuhan Benda dari atas Penggambaran FTA diberi notasi huruf dan angka bertujuan untuk mempermudah dalam hal pengerjaan analisa MOCUS. Analisa ini untuk mencari penyebab yang tersembunyi dari kecelakaan kerja. Dibawah ini adalah hasil dari penggambaran FTA :
Gambar 4.7 Gambaran Faul Free untuk Even Tergores 9
4.3.6 Kombinasi Basic Event Setelah penggambaradiagram FTA (Fault Tree Analysis) selesai barulah dilakukan penentuan cut set adalah kombinasi dari berbagai Basic Event yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Suatu Cut Set dikatakan sebagai minimal cut set jika cut set tersebut tidak dapat direduksi tanpa menghilangkan statusnya sebagai cut set, sedangkan mocus adalah suatu metode untuk mendapatkan cut set dan minimum cutset. Tabel dari Mocus dapat dilihat pada lampiran jurnal ini. Tabel 4.11 Minimal cut set Minimal cut set
Analisa
terhadap
faktor-faktor
penyebab
terjadinya kecelakaan kerja berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dengan wawancara serta analisa data dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : A.
Faktor-faktor penyebab kecelakaan Proyek
Kontruksi Flay Over Jakabaring dibagi dalam 2 kelompok Unsafe action (tindakan tidak aman) seperti tidak waspada, tidak konsekuensi, kurang pengamanan,
mengabaikan
APD,
kurang
pengetahuan, tidak konsentrasi, kurang pelatihan 1,3 1,4 1,5 2.3 2,4 2,5 3,4,5 6 7 8 9,11 9,12 10,11 10,12 13 14 15,16 17.18 19,20 21,22 23,24 25,26 27,28 29,30 29,31 30,31
Waktu terbatas, dikejar produksi Waktu terbatas, kurang motivasi Waktu terbatas, stress Tidak semangat bekerja, dikejar produksi Tidak semangat bekerja, kurang motivasi Tidak semangat bekerja, stress Dikejar produksi, kurang motivasi, stress Kurang pengalaman kerja Kelalaian bekerja Pendidikan Mengesampingkan APD, bekerja tidak membawa APD Mengesampingkan APD, terbatasnya jumlah APD Kurang pengawasan, bekerja tidak membawa APD Kurang pengawasan, terbatasnya jumlah APD Personil terbatas Waktu pengawasan terbatas Kurang pelatihan, slogan/spanduk terbatas Waktu yang terbatas, schedule pekerjaan yang tidak sesuai Pembersihan lokasi yang kurang, mengabaikan kebersihan Tidak ada rambu peringatan, diabaikan dan terabaikan Gelap kurang penerangan, licin Banyak yang rusak, tidak berfungsi maksimal Terlalu padat, posisi alat membahayakan Tidak paham penggunaan, tidak masang rambu peringatan Tidak paham penggunaan, kurang informasi Tidak masang rambu peringatan, kurang informasi
dan stres. Unsafe condition (kondisi tidak aman) seperti posisi alat membahayakan, dikejar produksi, mengabaikan kebersihan, gelap kurang penerangan, licin, waktu pengawasan terbatas, dan waktu yang terbatas. B.
Menentukan
akar
permasalahan
kecelakan kerja Dari data yang telah diolah dari hasil wawancara maka didapatlah akar permasalahan penyebab kecelakan kerja tersebut antara lain : a. Waktu terbatas, dikejar produksi
Sumber : hasil analisis
b. Waktu terbatas, kurang motivasi
Hasil FTA penyebab tergoresmenghasilkan 30 basic event sedangkan dengan analisa Mocus didapat 21 basic event dengan 26 kombinasi fail. Hasil tersebut dikelompokkan menjadi 2 penyebab kecelakaan yaitu tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Dari 26 kombinasi fail yang sudah ada factor factor penyebab kecelakaan kerja pada kecelakaan tergores penyebab utamanya adalah faktor pekerja karena terdapat 3 kombinasi penyebab kecelakaan kerja yaitu dikejar produksi, kurang motivasi dan stress.
c. Waktu terbatas, stress
3.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolah data pada bab
sebelumya dan tujuan yang ingin dicapai maka dapat disimpulkan sebaga iberikut: 1.
Identifikasi dan Analisis Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kecelakan kerja yaitu:
penyebab
d. Tidak semangat bekerja, dikejar produksi e. Tidak semangat bekerja, kurang motivasi f.
Tidak semangat bekerja, stress
g. Dikejar produksi, kurang motivasi, stress h. Kurang pengalaman kerja i.
Kelalaian bekerja
j.
Pendidikan
k. Mengesampingkan APD, bekerja tidak membawa APD l.
Mengesampingkan APD, terbatasnya jumlah APD
m. Kurang pengawasan, bekerja tidak membawa APD
10
C.
Identifikasi
hubungan
antara
factor
penyebab dan tampilan dalam bentuk pohon
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
kesalahan Dalam analisis Top Event kecelakan kerja yang paling sering terjadi yaitu tergores bendadiam (Bahaya Fisikal) melalui analisis pohon kesalahan terdapatlah 4 faktor penyebab kecelakan secara umum yaitu a. Faktor peralatan
Tarwaka, 2014. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E). Surakarta: Harapan Press. www.jamsostek.co.id. Diakses pada tanggal 23 April 2015, 22:00 WIB
b. Faktor lingkungan c. Faktor manajemen
www.perdoki.or.id. Diakses pada tanggal 23 April 2015, 22:00 WIB
d. Faktor pekerja Dari hasil tersebut maka di dapat cut set dari faktor pekerjaantara lain tidak semangat bekerja, dikerjar waktu produksi, stress ,mengesampingkan
Tarwaka, 2012. Dasar-dasar keselamatan kerja serta pencegahan kecelakan di tempat kerja. Surakarta: Harapan Press
APD,
www.wika.co.id. Diakses pada tanggal 31 Maret 2015, 22:00 WIB
.
dan bekerja tidak membawa APD.
DAFTAR RUJUKAN Anizar. 2009. Teknik keselamatan dan kesehatan kerja di industri. Yogyakarta : Graha Ilmu. Dauly, Fristiyan Ahmad. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja Pada Buruh Konstruksi Di Pt Pp (Persero) Proyek Tiffani Apartemen Kemang. Jakarta Selatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Maghribi, Farli. 2011. Indifikasi faktor-faktor kecacatan produk dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). Skripsi Universitas Binadarma. Palembang. Pitasari G.P, dkk., 2014. Analisis Kecelakaan Kerja Untuk Meminimisasi Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hazard and Operability dan Fault Tree Analysis. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Bandung. Putri, Ajeng Swariyanatar. 2014. Analisis Risiko Pada Proyek Pembangunan. Jurnal Magister Teknik Sipil. Jakarta. Universitas Gunadarma. Soehatman, Ramli. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat.
11