APLIKASI FAULT TREE ANALYSIS UNTUK PENGEMBANGAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM UPAYA MENIGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DI PT. HARJOHN TIMBER LTD Trisnadi Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak. Email:
[email protected] Abstract-PT. Harjohn Timber is on of the exsisting wood processing company in Kuala Duavillang, of Kubu Raya regency. As on of large company, PT. Harjohn Timber is not escaped from any work accidents. The accidents can be caused by several factors such as temperature, lighting, and slippery floor.Fault tree analysis is one technique that can be used where the failure is not desired, set by taking conclusion and presented by picture. In building a model of fault tree, it needs to be done by interview with the management, employees floor production and doing direct observation of the production process in the field. Furthermore, the sources of work accident will be showed in from of fault tree model. Fault tree analysis (FTA) is one of method that can be used to analyze the source of causes of work accidents. The results of measurements of work accident frequency rate is known that in 2012 work accident frequency rate is 52,6 and in 2013 work accident frequency rate is 48,1. The results of serious level of work isdeercase in every years. From the analysis of safety and health on productivity is seen that in the accident decreare, the work of productivity increase. The accident occurred on the working employees at PT. Harjohn Timber because the employees are not careful when working and did not attend the advice and the regulations from the company. The employees are not using personal protection that has provided by the company and they does not work in ringht procedure. keywords:
1.
Fault tree analysis, occupational Health and safety, productivity.
Pendahuluan PT. Harjohn Timber Ltd, dengan akte pendiri nomor 59 tanggal 8 Oktober 1978 dengan usaha HPH seluas 161.000 Ha di daerah Kabupaten Sintang Kalimantan Barat dengan lokasi industri di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. PT.Harjohn Timber merupakan salah satu perusahaan pengolahan kayu yang ada di Desa Kuala Dua, Kabupaten Kubu Raya. Sebagai salah satu perusahaan besar, PT.Harjohn Timber tidak luput dari adanya kecelakaan kerja.Terjadinya
kecelakaan kerja dapatdisebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu, penerangan, dan kondisi lantai yang licin. Contoh berbagai kecelakaan kerja yang dapat terjadi adalah tersayatnya tangan pekerja oleh pisau pemotong akibat pekerja kurang melihat dengan jelas pada proses pemotongan, terjepit saat memindahkan balok kayu serta tergelincir dan terjatuh dari tempat yang tinggi. Dalam berbagai kecelakaan kerja, tersayat, terjepit dan terjatuh merupakan kecelakaan kerja yang sering dialami olehpara pekerja. Kecelakan kerja dapat mengakibatkan kerugian yang sangat fatal, baik untuk karyawan itu sendiri maupun untuk perusahaan karena dapat mengurangi tingkat produktivitas. Besar kecilnya kecelakan kerja tergantung pada kekerapan (frekuensi) dan tingkat keparahan (saverty) kerja yang terjadi. Dengan kata lain, kecelakan kerja yang terjadi pada suatu proses produksi akan mempengaruhi produktivitas serta kelangsungan perusahaan itu sendiri.Dikatakan demikiankarena apabila perusahaan dalam kondisi yang buruk,maka kepercayaan karyawan pada perusahaan akan menurun. Oleh karenaitu, program-program keselamatan dan kesehatan kerja dianggap sanggat penting dalam setiap produksi. 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menganalisis penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja pada bagian produksi PT. Harjohn Timber. b. Menganalisis pengaruh antara tingkat kecelakaan kerja dan tingkat produktivitas kerja di PT. Harjohn Timber. c. Merekomendasikan penyelesaian akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada PT. Harjohn Timber dengan menggunakan pendekatan Fault Tree Analysis (FTA). 3.
Pengukuran Hasil Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam pengolahan data ini diantaranya: a. Tingkat Frekuensi/Kekerapan Kecelakaan Kerja. . . = (Budiono, 1992)
1
d.
e.
f.
Tingkat Severity/Keparahan Kecelakaan Kerja . . = (Budiono, 1992)
Hubungan Produktivitas dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja P=
(Ravianto, 1986)
Fault Tree Analysis (FTA). Fault tree analiysis adalah salah satu teknik yang dapat diandalkan, dimana kegagalan yang tidak diinginkan, diatur dengan cara menarik kesimpulan dan dipaparkan dengan gambar. Fault tree analysis adalah suatu analisis pohon kesalahan secara sederhana dapat diuraikan sebagai suatu teknik analitis. Adapun menurut Ebeling (dalam Ansori dan Mustajib, 2013) fault tree analysis adalah salah satu diagram satu arah dan menghubungkan informasi yang dikembangkan dalam analisa cara kegagalan dan akibatnya (failure mode and effect analiysis, FMEA). Fungsi fault tree analysis ialah diagram yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala supaya mengetahui akar penyebab suatu masalah, dimulai dari kejadian puncak “TOP (puncak)”, dan dapat berkembang kejadian kejadian dasar yang dinamakan “kejadian mula”. Pada mulanya, dengan kejadian TOP dan menuju kejadian mula, konstruksi “fault tree” adalah satu proses yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Nilai dari “fault tree” adalah: a. Mengarahkan analisa guna menyelidiki dengan seksama kegagalan-kegagalan. b. Menunjukkan aspek dari sistem yang penting buat kegagalan yang diperhatikan. c. Menyediakan bantuan grafis guna member gambaran pada mereka di dalam manajemen sistem yang dialihkan dari sistem perubahan disain. d. Menyediakan pilihan guna sistem analisa yang terpercaya kualitatif dan kuantitatif. e. Menyediakan satu gambaran kedalam sifat sistem. Langkah-langkah membangun FTA : a. Mendefinisikan kecelakaan b. Mempelajari sistem dengan cara mengetahui spesifikasi peralatan, lingkungan kerja dan prosedur operasi. c. Mengembangkan pohon kesalahan.
4.
Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Alas Kusuma Group Unit Produksi PT. Harjohn Timber yang terletak di dusun Parit Karya Baru, desa Kuala Dua, Kecamatan Sei. Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Objek penelitian ini adalah kecelakaan kerja yang terjadi pada karyawan bagian produksi PT. Harjohn Timber Ltd.
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
5. a.
Hasil Penelitian Tingkat frekuensi/kekerapan kecelakaan kerja Dari hasil perhitungan tingkat frekuensi/kekerapatan kecelakaan kerja diketahui bahwa tingkat kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2012 dan tahun 2013 mengalami penurunan. Untuk tahun 2012 kecelakaan kerja terjadi sebanyak 52,6 ≈ 53 kali dan pada tahun 2013 turun menjadi 48,1 ≈ 48 kali. Maka dari hasil perhitungan dapat terlihat bahwa semakin sedikit kecelakaan yang terjadi, maka semakin kecil pula jam kerja yang hilang sehingga tingkat produktivitasnya semakin tinggi. Tabel 1. Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja
Tahun 2012 2013
Jumlah kecelakaan kerja 98 90
F 52.6 48.1
2
kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja pun semakin kecil sehingga tingkat produktivitasnya semakin menigkat/tinggi.
54 52 50
Tahun 2012
48
Tahun 2013
46
Tabel 3. Data-data Pengukuran produktivitas Jumlah jam Jumlah Tingkat Tahun hilang jam kerja Produktivitas severity karyawan karyawan 2012 856 1.860.768 460,02 0,99954 2013 752 1.868.832 402,39 0,9996
44 Tahun 0,99962
Gambar 2. Grafik Tingkat Frekuensi Kecelakaan
0,9996
Kerja
0,99958
b.
Tingkat severity/keparahan kecelakaan kerja Hasil perhitungan tingkat severity/keparahan kecelakaan kerja menunjukkan bahwa pada tahun 2012 kira-kira 460,02 jam dan pada tahun 2013 kira-kira sebesar 402,39 jam yang hilang untuk setiap 1.000.000 jam kerja yang dijalankan. Maka dapat dilihat bahwa tingkat keparahan kecelakaan kerja tahun 2012 lebih tinggi dari pada tahun 2013. Dengan semakin rendahnya tingkat keparahan kecelakaan kerja maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya produktivitas kerja. Tabel 2. Hasil Pengukuran Tingkat Severity/Keparahan Kecelakaan Kerja
Tahun 2012 2013
Jumlah jam hilang 856 752
Jumlah jam kerja 1.860.768 1.868.832
0,99954 0,9995 Tahun
Gambar 4. Grafik Tingkat Produktivitas
d.
Fault Tree Analysis Berikut adalah data potensi sumber kecelakaan yang pernah terjadi di PT. Harjohn Timber. Tabel 4. Potensi Sumber Kecelakaan
No 1 2
480 460 440 420 400 380 360
Tahun 2013
0,99952
S 460,02 402,39
Tahun 2012
0,99956
Area Areal Pabrik Proses Produksi
Corak Kecelakaan Jatuh dari ketingian Tersengat arus listrik Terbentur, tertusuk, tersayat Terjepit, tertimbun, tengelam
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun
Gambar 3. Grafik Tingkat Severity/Keparahan Kecelakaan Kerja
c.
Pengukuran produktivitas Dalam grafik hubungan antara produktivitas dengan keselamatan dan kesehatan kerja terlihat bahwa semakin sedikit kecelakaan kerja maka hari
3
Gambar 5.Model Fault TreeJenisKecelakaanJatuh Dari Ketingian
Gambar 6.Model Fault TreeJenisKecelakaan Tersengat Arus Listrik
4
Gambar 8.Model Fault TreeJenisKecelakaanTerbentur, Tertusuk, Tersayat
Gambar 10.Model Fault TreeJenisKecelakaanTerjepit, Tertimbun, Tengelam
6.
Kesimpulan Berdasarkan evaluasi, pengukuran dan analisis yang telah dilakukan pada PT. Harjohn Timber dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengukuran tingkat frekuensi kecelakaan kerja diketahui bahwa pada tahun 2012 tingkat frekuensi kecelakaan kerja sebesar 52.6 dan pada tahun 2013 tingkat frekuensi kecelakaan
2.
kerjanya sebesar 48.1. Hasil tingkat keparahan kecelakaan kerja pada tahun 2012 sebesar 460,02 dan pada tahun 2013 sebesar 402,39 hal ini berarti tingkat keparahan kerja semakin menurun tiap tahunya. Dari hasil analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas terlihat bahwa
5
3.
semakin sedikit angka kecelakaan kerja maka produktifitas kerja semakin tinggi. Kecelakaan kerja yang terjadi pada karyawan di PT. Harjohn Timber berdasarkan model Fault Tree Analysis (FTA) diketahuibahwacaramencegahjatuhdariketinggi anseperti, pekerja yang akan melakukan perbaikan pada tempat-tempat yang tinggi harus memiliki izin dari pengawas produksi, Setiap pekerja yang akan melakukan perbaikan harus diwajibkan menggunakan alat pelindung diri, danPerusahaan menyediakan ruangan khusus untuk meletakkan alat pelindung diri yang pemakaiannya khusus pada lokasi-lokasi tertentu seperti harnes,werpak, sarung tangan kulit.SedangkanTersengat arus listrikdapatdicegahdengancara, mengganti instalasi serta peralatan-peralatan elektronik yang kondisinya sudah membahayakandanSetiap karyawan yang bekerja harus mengunakan sepatu safety serta alat pelindung diri.AdapunTerbentur, tertusuk, tersayatdapatdihindaridengancara, dalam melakukan pekerjaan, karyawan dilarang bekerja sambil bermain, apabila ada karyawanyang melangar maka perludilakukan teguran langsung kepada karyawan yang bersangkutan dan memberikan peringatan yang tegas, setiap peralatan yang telah digunakan harus diletakkan pada tempat yang telah disediakan.SedangkanTerjepit, tertimbun, tengelamdapatdihindaridengancara, karyawan ditegaskan kembali supaya berhati-hati dalam menggunakan alat serta melaksanakan instruksi kerja yang benar. Daftar Pustaka
[1]
Ansori, Nachnuldan M. ImronMustajib. 2013. SistemPerawatanTerpadu. Yogyakarta: GrahaIlmu. [2] Budiono, A. M. 1992. Hiperkes dan KeselamatanKerja. Jakarta: PT. Tri Tunggal Tata Fajar. [3] Ravianto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja, Seri Produktivitas VII, SIUP. Jakarta.
Biografi Trisnadi lahir di kenal pada tanggal 12 Februari 1990. Anak dari Bapak Tasam Wibowo dan Ibu Painem. Penulis memulai pendidikan dasar di SD N 1 Kali Bareng Sukoharjo dan lulus pada tahun 2002, kemudian setelah 1 tahun di pesantren penulis memilih melanjutkan pendidikan menegah di SLTP N 1 Parindu dan lulus pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan kembali pendidikan menegah atas di SMK N 1 Entikong dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun 2009 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas Tanjungpura, pada program studi Teknik Industri, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
6