ANALISIS PENJERNIHAN AIR SEDERHANA
Oleh:
NIKO AGUS BINTORO NIM. 090 500 113
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2012
ANALISIS PENJERNIHAN AIR SEDERHANA
Oleh:
NIKO AGUS BINTORO NIM. 090 500 113
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh SebutanAhli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2012
HALAMAN PENGESAHAN Judul Karya Ilmiah Nama Nim Program Studi Jurusan
: Analisis Penjernihan Air Sederhana : Niko Agus Bintoro : 090 500 113 : Manajemen Lingkungan : Manajemen Pertanian
Pembimbing
Penguji I
FurqaanHamsyani, S. Hut,M.Si NIP. 19790104 201012 1 002
Ir. Noorhamsyah, MP NIP.19640523 199703 1 001
Penguji II
FachruddinAzwari, ST. Msi NIP.19750521 200812 1 001
Menyetujui, Ketua Program StudiManajemenLingkungan
Mengesahkan, KetuaJurusan Manajemen Pertanian
Ir. DadangSuprapto, MP NIP.19620101 198803 1 003
Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005
Lulus ujian pada tanggal:.....................................
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama melaksanakan Karya Ilmiah Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan karya ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari beberapa pihak, untuk ini segala kerendahan hati dan sikap hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Furqaan Hamsani, S.Hut, M.Si selaku dosen pembimbing Karya Ilmiah yang telah mengarahkan penulis dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan Karya Ilmiah ini. 2. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP Selaku Penguji I yang telah banyak membantu dan memberikan saran/masukan kepada penulis didalam penelitian serta penyusunan Karya Ilmiah ini. 3. Bapak Fachruddin Azwari, ST. M.Si selaku penguji IIyang telah memberikan arahan dan nasehat didalam penyusunan Karya Ilmiah ini. 4. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 6. Kepada Bapak Mujibu Rahman, S.TP.M.Si yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian pada alat penjernihan air yang telah dibuat di rumahnya. 7. Seluruh Staf Dosen dan Teknisi Manajemen Lingkungan yang telah banyak memberikan masukkan baik itu didalam proses belajar mengajar maupun diluar jam perkuliahan. 8. Ayah, Ibu dan Adik tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril. 9. Dan Spesial buatAs Alul Khofiah yang senantiasa memberi semangat dan dukungan dalam penyusunan Karya Ilmiah ini. 10. Kepada Widi Haryanto, Suprayitno, Ahmad Awaluddin, dan semua temanteman Manajemen Lingkungan yang khususnya angkatan 2009 yang selalu mendukung dan senantiasa memberi saran, nasehat serta semangat dalam kegiatan penyusunan Karya Ilmiah ini.
Semoga apa yang mereka berikan kepada penulis baik Doa maupun dukungan moral dapat dibalas oleh Allah SWT,amin. Dalam penyusunan laporan ini penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Penyusunan karya Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mendapatkan gelar Ahli Madya.penulis berharap agar laporan Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Niko Agus Bintoro Penulis
Kampus Sei Keledang .....................
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1 BAB IITINJAUAN PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5.
Tinjauan Umum Penjernihan Air sederhana ...................................... Tinjauan Umum Air Sumur ................................................................. Tinjauan Umum Tentang pH .............................................................. Tinjauan Umum Tentang Kekeruhan ................................................. Tinjauan Umum Tentang Besi dalam Air (Fe) ...................................
4 6 9 9 9
BAB III METODE PENELITIAN 1. 2. 3. 4.
Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... .... Alat dan Bahan............................................................................. .... Prosedur Penelitian ............................................................................ Pengolahan Data .......................................................................... ....
11 11 12 13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil .................................................................................................... 14 2. Pembahasan ...................................................................................... 17 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan......................................................................................... 19 2. Saran .................................................................................................. 19 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1. Data Hasil Penelitian di Laboratorium ............................................. 14 2. Hasil Analisa Parameter Fe ............................................................. 16
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1. 2.
Grafik Analisa Parameter Kekeruhan ................................................ Grafik Panalisis pH .............................................................................
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Keadaan Sumur.................................................................................. Pengambilan Sampel Pada Dasar Sumur ......................................... Pengambilan Sampel di Setenggah Kedalaman Sumur ................... Pengambilan Sampel Pada Permukaan Sumur ................................ Pengambilan Sampel Air Dari Hasil Penyaringan ............................. Alat Penyaringan Sederhana ............................................................. Pemindahan Sampel Pada Beaker Glass ......................................... Uji Analisa Fe Dengan Alat AAS ........................................................ Pengukuran Parameter pH ................................................................ Pengukuran Parameter Kekeruhan ...................................................
Lampiran
15 15 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1. Sistematika Penjernihan Air sederhana ............................................... 27 2. Surat Hasil Analisa Laboratorium Tanah dan Air ................................. 28
BAB I PENDAHULUAN
Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai
kepentingan
harus
dilakukan
secara
bijaksana,
dengan
memperhitungkan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air (Effendi, 2003). Air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air terutama untuk minum. Ketersediaan air didunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Namun didunia kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun berkurang. Kekurangan air telah berdampak negatif terhadap semua sektor, termasuk kesehatan. Tanpa akses air minum yang higienis, 3.800 anak meninggal tiap hari oleh penyakit. Disamping bertambahnya populasi
manusia, kerusakan lingkungan merupakan salah satu penyebab berkurangnya sumber air bersih. Abrasi pantaimenyebabkan rembesan air laut kedaratan, yang pada akhirnya akan mengontaminasi sumber air bersih yang ada di bawah permukaan tanah. Pembuangan sampah yang sembarangan di sungai juga menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tidak sehat untuk digunakan (Kumalasari dan Satoto, 2011). Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan.Proses penyaringan biasanya merupakan proses awal atau penyaringan dari proses sebelumnya, misalnya penyaringan darihasil koagulasi (Kusnaedi, 2010). Air merupakan kebutuhan paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 haritanpa minum air. Selain itu, air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia juga dapat ditularkan dan disebarkan melalui air (Chandra,2007). Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinnya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan
yang
dilakukan
manusia
membutuhkan
air,
mulai
dari
membersihkan diri (mandi), membersihkan ruangan tempat tinggalnya,
menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya. Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagi reaksi dan proses ekskreasi.
Air merupakan komponene utama baik dalam
tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60-70% air. transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuannya dalam bentuk larutan denagn pelarut air. juga hara-hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutannya. Oleh karena itu kehidupan ini tidak mungkin dapat dipertahankan tanpa air (Achmad, 2004). Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan tujuan sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui nilai parameter yang diteliti meliputi pH, dan Kekeruhan dalam air sebelum dan sesudah melalui alat penjernihan air. 2) Untuk mengetahui kandungan Fe dalam air sebelum dan setelah melalui aerasi. Dalam penelitian ini diharapkan akan memberi hasil diantaranya : 1) Dapat
memberikan
informasi
tentang
kemampuan
alat
untuk
mengurangi kandungan Fe dan tingkat kekeruhan dalam air. 2) Dapat mengetahui nilai parameter pH, kekeruhan dan Fe dalam air sebelum dan sesudah melalui alat penjernihan air sederhana. 3) Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum Tentang Penjernihan Air Sederhana
Penjernihan air adalah proses pemisahan padatan yang terlarut didalam air. Pada proses ini, filter berperan memisahkan air dari partikelpartikel padatan. Bahan padatan yang tersaring untuk dipisahkan dari air antara lain kayu, daun, pasir, dan lumpur. Media yang digunakan untuk
bahan filter memiliki syarat, yaitu
pori-pori yang berukuran sesuai dengan ukuran padatan yang akan disaring dan tahan lapuk. Bahan-bahan yang digunakan sebagai media filter antara lain pasir, ijuk, arang, kerikil, dan batu. Pasir digunakan untuk mengurangi kandungan lumpur dan bahan-bahan padat yang terdapat di dalam air. Arang batok kelapa disebut juga karbon aktif dapat berfungsi menghilangkan warna dan bau pada air akibat pencemaran bahan kimia. Ijuk digunakan untuk menyaring padatan yang berukuran kecil. Kerikil dan batu digunakan untuk menyaring padatan yang berukuran sedang dan besar (Almansyah,2006). Penjernihan air sederhana ini merupakan penjernihan air yang mudah untuk diterapkan dan tidak memerlukan biaya yang maha l selain itu bahan-bahan yang digunakan juga cukup mudah didapatkan. Pasir bertujuan untuk mengurangi kandungan lumpur dalam air dan bahan-bahan padat yang ada di air. Saringan pasir hanya mampu menahan bahan padat terapung. Pasir tidak bisa menyaring virus atau
bakteri pembawa bibit penyakit. Itulah sebabnya air yang sudah melewati saringan pasir masih tetap harus disaring lagi oleh media lain. Saringan pasir ini harus dibersihkan secara teratur pada waktu-waktu tertentu (Anonim,2009). Arang memiliki sifat sebagai karbon aktif. Sifat karbon aktif ini sangat disuka sebagai habitat oleh beberapa jenis bakteri sehingga bakteri lebih memilih tinggal di situ dari pada ikut bersama air. Termasuk juga didalamnya bakteri yang menimbulkan bau pada air, sehingga karbon aktif juga dikenal sifatnya untuk menghilangkan bau. Arang juga memiliki fungsi sebagai penyerap bahan-bahan kimia pencemar air dan arang juga bisa menahan benda-benda padat yang mengotori air. Namun, fungsi utamanya
tetap
untuk
mengurangi
warna
dan
bau
air
kotor(Almansyah,2006). Ijuk berfungsi sebagai untuk menyaring kotoran yang berukuran sedang atau partikel-partikel berukuran besar. Ijuk digunakan karena memiliki kelenturan sekaligus padatan sehingga mudah menyaring kotoran besar pada air. Namun, kepadatannya tidak membuat air sulit mengalir karena itu air tetap bisa mengalir dengan baik. Umumnya ijuk merupakan saringan lanjutan setelah seluruh kotoran tersaring dan bebas dari mikroorganisme (Kumalasari dan Satoto, 2011). Batu
kerikilberfungsi
sebagai
penyaring
padatan
yang
berukuransedang dan besar yang ada di air(Anonim, 2009). Kain berfungsi untuk menyaring partikel – partkel kecil pada air dan untuk membatasi antara pasir dan ijuk agar pasir tidak ikut terlarut dan
tercampur dengan ijuk selain itu kain juga berfungsi untuk mempermudah perawatan alat penjernihan air(Anonim,2009). 2. Tinjauan Umum Air Sumur Air sumur adalah air yang bersumber dari air tanah yakni air yang berada di bawah permukaan tana h,air tanah ditemukan pada akifer. Pergerakan air tanah sangat lambat kecepatan arus berkisar antara 10-10– 10-3 m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air (recharge). Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran. Daerah dibawah tanah yang terisi air disebut daerah saturasi (zona of saturation). Pada daerah saturasi, setiap pori tanah dan batuan terisi oleh air, yang merupakan air tanah (groundwater). Batas atas daerah saturasi disebut water table, yang merupakan peralihan antara daerah saturasi yang banyak mengandung air dan daerah belumsaturasi/jenuh (unsaturated/vadose zone) yang masih mampu menyerap air. Jadi daerah saturasi berada dibawah daerah unsaturated(Effendi, 2003). Air sumur merupakan salah satu sumber air yang sangat banyak digunakan di Negara tropis seperti di Indonesia, adapun Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salahsatu wilayah yang menjadikan sumur sebagai sebuah sumber air bersih yang pentinguntuk keberlangsungan hidup
penduduknya.Berdasarkan hasil survei asional dan ekonomi nasional (SENSUS) tahun2003, provinsi Sulawesi Selatan menggunakan air minum ledeng mencapai 1.598.371 jiwa (22,66%) dan air sumur atau mata air mencapai 5.508.699 jiwa (74,65%)(Dinkes Sulsel 2004)Dari sisi kualitas air sumur tanpa pengolahan, air sumur dapat dibedakan atas3 jenis, yaitu sebagai berikut: a) Air Sumur Dangkal Dataran Rendah Yang
dikatakan
dataran
rendah
umumnya
adalah
wilayah
pemukimankota-kota besar di pinggir pantai. Air sumur dangkal adalah air yang diambildari air tanah dangkal yakni pada kedalaman kurang dari 15,0 meter. Air sumur dangkal dataran rendah ini termasuk air sumur dengan kualitas paling rendah. Dimana air sumur ini hanya ada dua kemungkinan, yaitukemungkinan pertama air dari mata air di pegunungan yang mengalir lewat bawah tanah, dan di sepanjang perjalanannya telah membawa zatzat
cemaranyang
cukup
banyak
karena
memang
di
sepanjang
perjalanannya biasa membawa zat apa saja yang dilewatinya. Terlebih bila air tersebut melewatidaerah resapan cemaran, seperti daerah industri, daerah
pemotongan
hewan,
daerah
pembuangan
sampah
dan
sebagainya.Atau kemungkinan kedua berasal dari air resapan dari permukaan, karenasifatnya yang dangkal, proses penyaringan oleh lapisan tanah tidak begitu banyak.
Kedua kemungkinan ini tetap menghasilkan kualitas air yang biasanyatidak begitu baik, apalagi bila berada di pemukiman yang cukup banyak terdapat industi di sekitarnya. Pada
kondisi
yang
paling
baik
pun,
air
sumur
ini
yang
walaupunkelihatannya jernih, hampir bisa dipastikan memiliki kadar logam terutama besi dan mangan yang sangat tinggi. Bisa dilihat bila air sumur iniditampung dalam bak, maka dalam beberapa hari dinding bak akan terlihatmenguning kecoklat-coklatan, sebagai tanda besi yang mengalami proseskorosi.
b) Air Sumur Dalam Dataran Rendah Air sumur dalam adalah air sumur pada kedalaman lebih dari 40 meter. Bahkan air sumur dalam dengan kualitas terbaik rata-rata ada pada sungai bawah tanah pada lapisan antara 120-150 meter di bawah permukaan tanah.Air sumur ini biasanya akan jauh lebih baik daripada kualitas air sumur dangkal terutama pada kondisi kedalaman lapisan terbaiknya. Kualitas
air
ini
sebelum
dimasak
biasanya
mengandung
mikroorganisme yang kurang lebih sama dengan kondisi air pada sumur dangkal. Hal ini bisa terjadi karena sumber air tanah yang cukup jauh dari jangkauan cemaran dari permukaan tanah. Kekurangan
dari
sumur
ini
adalah
biaya
pembuatan
dan
biayaoperasionalnya yang relatif lebih mahal daripada biaya air sumur
dangkal, Sebab untuk mengambil air sumur tanah dalam ini dibutuhkan pompa atau bor. c) Air Sumur Dataran Tinggi Dataran tinggi yang dimaksudkan adalah daerah perbukitan atau daerah pegununggan. Air sumur di daerah ini bisa dikatakan sebagai air dengan kualitas paling bagus dibandingkan air tanah dalam maupun air tanahdangkal. Karena sumur ini berada pada posisi tinggi dimana belum tercemarioleh limbah karena kebanyakan industri yang menghasilkan limbah cemarantidak berada di daerah pegunungan karena alasan ekonomisnya. Dan tentunyalimbah cemaran tidak mengalir ke daerah yang berada di atasnya. Namun
air
didaerah
pegunungan
ini
mungkin
juga
sebagianmerupakan air dari resapan di daerah dataran rendah yang karena mekanismekapilaritas menyebabkan air tersebut merembes ke atas. Dan kemungkinan ini pun juga tetap menghasilkan kualitas air yang baik karena proses kapilaritashanya terjadi pada air sehingga air saja yang naik, sementara zat cemarantertinggal (Anonim, 2012b). 3. Tinjauan Umum Tentang pH pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritmaaktivitasion hidrogen (H +) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH
bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (Anonim, 2012a). 4. Tinjauan Umum Tentang Kekeruhan Kulitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh kekeruhan air disebabkan oleh partikel yang tersuspensi didalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan berlumpur. Bahan-bahan yang menyebabkan air keruh antara lain tanah liat, pasir, dan dan lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat diminum atau berbahaya bagi kesehatan. Namun, dari segi estetika, air keruh tidak layak (tidak wajar) untuk diminum (Alamsyah, 2006). 5. Tinjauan Umum Tentang Besi dalam Air(Fe) Besi adalah satu dari dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas
karat
pada
pakaian,
porselin
dan
alat-alat
lainnya
serta
menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi diatas kurang lebih 0,31 mg/l. Sifat kimia perairan dari besi adalah sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolisme oleh mikroorganisme, dan pertukaran dari besi antara fase dan fase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan sulfide (Achmad, 2004).
BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian 1) Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di LaboratoriumKualitas Udara dan Cuaca dan di Laboratorium Tanah dan Air Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2) Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, terhitung sejak penyiapan bahan sampai pengolahan data dimulai dari bulan Junisampai Juli 2012. 2. Alat dan Bahan 1). Alat -
Beaker glass untuk menampung air sampel yang akan diuji
-
Turbidimeter untuk mengukur kadar kekeruhan dalam air
-
Spectrofotometer AAS
-
Intelligent pH meter untuk mengukur kadar pH dalam air
2). Bahan -
Pasirberfungsi untuk mengurangi kandungan lumpur dan bahanbahan padat yang ada di air
-
Ijukberfungsi untuk menyaring kotoran yang berukuran sedang atau partikel-partikel berukuran sedang
-
Arang aktif berfungsi untuk mengikat bakteri pada air serta mengurangi warna dan bau pada air
-
Batu kerikil berfungsi untuk menyaring partikel dan kotoran berukuran besar
-
Kain berfungsi untuk menyaring pasir agar pasir tidak tercampur antaraijuk dan arang, selain itu kain juga berfungsi untuk mempermudah dalam perawatan alat penjernihan air sederhana ini
-
Aquades berfungsi untuk membersihkan alat
-
Tisu berfungsi untuk membersihkan alat
-
Air sumur sebagai sampel yang akan diuji
3. Prosedur Penelitian 1) Persiapan Alat Penjernihan Air Sederhana. Alat penjernih air yang digunakan adalah milik salah seorang warga Jl. Sentosa, Dalam 5 No. 59 RT. 81, Kotamadya Samarinda. Alat tersebut secara berurut dari atas terdiri dari bahan pasir, arang, pasir, kain, ijuk dan batu kerikil. Peneliti bisa langsung menggunakan alat penjernihan Air Secara Sederhana yang dibutuhkan. 2) Pengambilan Sampel Air Untuk kegiatan pengambilan sampel air, baik yang belum maupun sudah Penyaringan, menggunakan alat berupa botol sampel sebanyak 800 ml. 3) Penganalisaan Sampel Air di Laboratorium Analisa sampel air dilakukan oleh PLP (Pranata Laboratorium Pendidikan) Laboratorium Tanah dan Air Poltanesa terhadap kandungan
Fe, sedangkan analisa kekeruhan dan pH Sampel air dilakukan di Laboratorium Kualitas Udara dan Cuaca. Adapun gambar sistematika penjernihan air sederhana dapat dilihat pada Lampiran 1. 4. PengolahanData Hasil analisis laboratorium terhadap parameter yang diteliti yaitu pH, Kekeruhan dan kandungan Fe masing –masing dibandingkan antara sebelum penyaringan dan sesudah penyaringan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan selama ± 2 bulan efektif, yaitu meliputi studi literatur selama 2 minggu, persiapan alat 2 hari, analisa laboratorium selama seminggu, penulisan karya ilmiah selama 5 minggu terhitung sejak
bulan Juni sampai Juli tentang analisis
penjernihan air sederhana data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Data Hasil Penelitian di Laboratorium dibawah ini:
Parameter No.
Kode Sampel Kekeruhan NTU
pH
Fe (besi) ml/L
1A
55, 6
7, 36
0, 722
1B
0, 216
7, 55
TTD
2A
82, 2
7, 57
0, 491
2B
0, 181
7, 75
TTD
3A
56, 2
7, 37
0, 833
3B
0, 179
7,72
TTD
1
2
3
Keterangan: 1A
: Sampel Air Sebelum PenyaringanUlangan Kesatu
1B
: Sampel Air Sesudah Penyaringan Ulangan Kesatu
2A
: Sampel Air Sebelum Penyaringan Ulangan Kedua
2B
: Sampel Air Sesudah Penyaringan Ulangan Kedua
3A
: Sampel Air Sebelum Penyaringan Ulangan Ketiga
3B
: Sampel Air SesudahPenyaringan Ulangan Ketiga
1). Kekeruhan Hasil analisa parameter kekeruhan air dapat dilihat pada Gambar 1. di bawah ini: A Sebelum 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0
B Sesudah
82,2 56,2
55,6 0,216 Sampel 1A
Sampel 1B
0,181 Sampel 2A
Sampel 2B
0,179 Sampel 3A
Sampel 3B
Gambar1. Grafik Analisa Parameter Kekeruhan Air
2). pH Hasil dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium kualitas udara dan cuaca untuk nilai parameter pH dapat dilihat pada Gambar 2. di bawah ini:
A. Sebelum 7,80 7,70 7,60 7,50 7,40 7,30 7,20 7,10
B. Sesudah
7,75 7,36 Sampel 1A
7,55 Sampel 1B
7,57 Sampel 2A
7,37 Sampel 2B
Gambar 2. Grafik Analisis pH
Sampel 3A
7,72
Sampel 3B
3). Fe Hasil dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium Air dan Tanah untuk nilai parameter Fe dapat dilihat pada Tabel 2.di bawah ini:
No
Sebelum Penyaringan
Setelah Penyaringan
1
0,722
Tidak Terdeteksi *
2
0,491
Tidak Terdeteksi *
3
0,833
Tidak Terdeteksi *
Tabel 2. Hasil Analisa Parameter Fe *Keterangan: a. Sampel yang tidak terdeteksi disebabkan karena kecilnya kadar Fe dalam air maka dari itu sampel tidak mampu terdeteksi menggunakan alat Spectrofotometer AAS. b. Sampel yang tidak terdeteksi diperkirakan memiliki nilai sekitar 0,1 sampai 0,2 ml/L.
2. Pembahasan 1). Kekeruhan Dari hasil uji analisa di Laboratorium telah diketahui bahwa nilai parameter
kekeruhan
mengalami
penurunan
setelah
dilakukan
penyaringan dengan menggunakan alat penjernihan air sederhana dengan bahan penyaring berupai pasir, arang, ijuk, kerikil dan kain. Padatan-padatan yang berukuran sedang dan besar tertinggal atau tersaring didalam susunan bahan tersebut sesuai fungsinya. Terbukti bahwa alat penjernihan air sederhana ini dapat digunakan sebagai alat penjernih terhadap sampel air yang dipakai. Pada kondisisampel yang keruh ketika diambil setelah hujan turun dengan nilai kekeruhan sebesar82,2 NTU,setelah melalui proses penjernihan air maka dapat diketahui nilai kekeruhan sampai menjadi 0,181 NTU. Demikian pula pada saat
pengambilan
sampel
airnya
kondisi
cerah
dengan
nilai
kekeruhannya sebesar 56,2 NTU setelah melalui proses penjernihan air nilai kekeruhan menjadi 0,179 NTU. Nilai rata-rata kekeruhansebelum melalui alat penjernihan airsebesar 64,6 NTU, sedangkan setelah melalui alat penjernihan airnilai rata – rata kekeruhannya menjadi 0,192 NTU. Nilai rata -rata penurunan parameter kekeruhan yaitu 64, 408 NTU. Ini membuktikan bahwa terjadi penurunan nilai kekeruhan setelah melalui proses alat penjernihan air. Hasil analisa parameter kekeruhan dapat dilihat pada Gambar1. di atas.
2). pH Dari hasil analisa parameter pH di Laboratoriumtelah diketahui nilai parameter pH dari sebelum dan sesudah penyaringan dengan alat penjernih air sederhana. Nilai parameter pH dari sampel pertama sebelum melalui alat penjernihan air yaitu 7,36 dan sesudah melalui alat penjernihan air sebesar 7,55.nilai parameter pH dari sampel kedua sebelum melalui alat penjernihan air sebesar 7,57 dan sesudah melalui alat penjernihan air menjadi 7,75. nilai parameter pH dari sampel ketiga sebelum melalui alat penjernihan air sebesar 7,37 dan sesudah melalui alat penjernihan air menjadi 7,72. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terjadi perubahan pH sampel air antara sampel sebelum melalui alat penjernihan air dengansampelsesudah melalui alat penjernihan airdengan nilai rata – rata sebelum penyaringan sebesar 7,43 dan sesudah penyaringanmenjadi 7,67.Hasil analisa parameter pH dapat dilihat pada Gambar 2. di atas. pH sampel air yang digunakan dalam penelitian
menunjukkan
derajat keasaman dengan klasifikasi netral dan baik sifatnya. Hal ini sesuai denganpendapat Alamsyah (2006) yang menyatakan bahwa suatu larutan air yang baik adalah air yang bersifat netral ph 6 – 9 . Air dengan pH kurang dari 6 dikatakan air bersifat asam sedangkan air dengan pH diatas 9 bersifat basa, batas pH minimum dan maksimum air layak minum berkisar 6,5 sampai 8,5.
3). Fe Berdasakan hasil analisa sampel air untuk parameter Fe sebelum dan sesudah melalui alat penjernihan air banyak mengalami perubahan, disebabkan adanya proses penangkapan Fe2+ oleh O2pada saat proses aerasi berlangsung, terbukti dari rata-rata sampel awal yaitu 5,295 dan setelah proses aerasi sampel mengalami penurunan yang sangat drastis sehingga tidak terdeteksi pada saat dianalisa. Hasil dari analisa Fe dapat dilihat pada Tabel 2. diatas.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian analisis penjernihan air sederhana dengan parameter pH,Kekeruhandan Fe yang dilakukan di Laboratorium Kualitas Udara dan Cuaca dan Laboratorium Tanah dan Air dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Alat penjernihan air sederhana ini sudah cukup efektif untuk menjernihkan air keruh menjadi air yang jernih. b. Nilai parameter pH air antara sebelummelalui alat penjernihan air dan sesudah melalui alat penjernihan air mengalami perubahan. c. Kandungan Fe pada air setelahmelalui alat penjernihan air mengalami penurunan yang sangat drastis (sangat sedikit) terbukti tidak terdeteksi saat dianalisa di laboratorium.
2. Saran a. Berdasarkan hasil peneltian, perlu pengamatan lebih lanjut terutama untuk parameter lain, agar lebih menguatkan hasil penyaringan untuk dikunsumsi. b. Di samping parameter yang ditambah, dapat pula dicoba bahan penyaringan yang lain guna menyerap unsur -unsur berbahaya, agar masuk dalam batas mutu air minum.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004.Kimia Lingkungan. ANDI Yogyakarta. Yogyakarta. Almansyah, S. 2006. Merakit Sendiri Alat Penjernihan Air Untuk Rumah Tangga. Kawan Pustaka. Jakarta. Anonim,2008.Innovation In Clean Water And Sanitation. xa.yimg.com/kq/.../innovation+in+clean+water+and+sanitation.doc.( Diakses pada tanggal 19 Januari 2012). Anonim, 2009.Saringan Air Sederhana. http://saringan-air-sederhana.blogspot.com.(Diakses pada tanggal 16 Januari 2012).
Anonim, 2011.Tinjauan-Umum-tentang-Air http://www.scribd.com/doc/61507926/1/.(Diakses pada tanggal 25 Januari 2012). Anonim, 2012a. pH.http://id.wikipedia.org/wiki/PH.(Diakses pada tanggal 08 Januari 2012 Anonim, 2012b.Tinjauan Umum TentangAir. http://www.scribd.com/doc/61507926/1/A-Tinjauan-Umum-tentangAir (Diakses pada tanggal 14 Februari 2012). Chandra, B. 2007. Pengantar kesehatan lingkungan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Effendi,H. 2003.Telaah KualitasAir, Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perairan. Kanisus. Yogyakarta. Kusnaedi,2010. Air kotor untuk air minum. Penebar Swadaya. Bekasi. Kumalasari, F,. dan Satoto, Y. 2011. Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih. Laskar Aksara. Bekasi-Jawa Barat.
27 Lampiran 1. Sistematika Penjernihan AirSederhana
Airase ketinggian 2 Meter Pipa yang sudah dilubangi untuk airase Wadah Untuk menangkap Sistem Airase (50 m)
Air 25 cm
Pasir 20 cm Drum yang digunakan 2/3 atau 75 cm
Arang 10cm
Pasir 20cm
Kain Ijuk 15 cm Kerikil 10
Pipa Pralon Arang 10cm
Kran Air
Kain Pasir 5 cm
Air hasil penyaringan
Kain Kerikil 5 cm Ember untuk menampu ng air bersih
Pada penelitian ini
Air dalam Sumur
Diteliti PH
Diteliti Kekeruhan
Diteliti Fe
28 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
22
Gambar 3. Keadaan Sumur
Gambar 4. Pengambilan Sampel pada Dasar Sumur
23
Gambar 5.Pengambilan Sampel di Setenggah KedalamanSumur
Gambar 6.Pengambilan Sampel Permukaan Sumur
24
Gambar 7. Pengambilan sampel air dari hasil penyaringan
Gambar 8.Alat Penyaringan Sederhana
25
Gambar 9.Pemindahan Sampel Pada Beaker Glass
Gambar 10. Uji analisa Fe dengan alat AAS
26
Gambar 12. Melihat hasil analisa Fe pada monitor
Gambar 11. Pengukuran Parameter pH
Gambar 12. Pengukuran Parameter Kekeruhan