ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN PAJAK DAN NILAI PERUSAHAAN Sri Puji Tyas Utami Elok Tresnaningsih Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perencanaan pajak terhadap nilai perusahaan, serta pengaruh struktur kepemilikan dalam mempengaruhi hubungan tersebut. Secara tradisional perencanaan pajak akan menguntungkan pemegang saham karena akan meningkatkan pendapatan setelah pajak. Namun penelitian-penelitian terkait hubungan antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan mendapatkan hasil yang sebaliknya. Desai dan Dharmapala (2009) serta Wahab dan Holland (2012) menemukan bahwa perencanaan pajak memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hubungan negatif tersebut diduga muncul karena adanya informasi asimetri antara pemilik dengan manajemen perusahaan. Dengan menggunakan proksi perbedaan tarif pajak menurut Undang-Undang dengan tarif pajak efektif, penelitian ini mendapatkan hasil bahwa perencanaan pajak memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur kepemilikan pun terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan dalam mempengaruhi hubungan antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010-2011. Kata kunci : Nilai perusahaan; perencanaan pajak; kepemilikan pengendali; kepemilikan institusi; kepemilikan manajemen
ANALYSIS THE EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE ON TAX PLANNING AND FIRM VALUE RELATIONSHIP Abstract The purpose of this research is to examine the effect of tax planning on firm value, and how ownership structure influence that relationship. Traditionally, tax planning has been viewed as benefiting shareholders via increased after tax earnings. But recent research about the relatioship of tax planning an firm value got opposite result. Desai and Dharmapala (2009) and Wahab and Holland (2012) found that tax planning has a negative effect on firm value. Using the difference between statutory tax rate and effective tax rate, this research find a result that tax planning has an unsignificant positive effect on firm value. Ownership structure also is not proven has an effect on influencing the relationship of tax planning and
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
firm value. The sample of this research is all listed company in Indonesian Stock Exchange during 2010-2011, exclude company from financial sector. Keywords: Tax planning; firn value; controlling ownership, institutional ownership, director ownership
1. Pendahuluan Perencanaan pajak adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak untuk menyusun aktivitas keuangan guna mendapat pengeluaran atau beban pajak yang minimal. Perencanaan pajak pada umumnya dilakukan dengan cara mencari celah dalam peraturan perpajakan yang dapat dimanfaatkan untuk meminimalkan beban pajak (Hoffman, 1961). Secara teoritis, dalam perencanaan pajak, wajib pajak berusaha mendapat penghematan pajak melalui prosedur penghindaran pajak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang perpajakan (Hoffman, 1961) Selain itu perencanaan pajak juga perlu dilakukan karena terdapat perbedaan ketentuan mengenai perlakuan atas suatu transaksi menurut standar akuntansi keuangan dan peraturan perpajakan. Berkuranganya beban pajak sebagai hasil dari perencanaan pajak berujung pada meningkatnya laba setelah pajak sehingga perencanaan paja memiliki daya tarik bagi pemegang saham (Wahab dan Holland, 2012). Laba setelah pajak yang lebih besar, secara tradisional akan menyebabkan investor menghargai harga saham perusahaan tersebut lebih tinggi (Wahab dan Holland, 2012). Dengan kata lain, pemegang saham menginginkan perusahaan untuk selalu melakukan penghematan pajak secara optimal (Hanlon dan Slemrod, 2009). Dengan dasar pemikiran seperti itu, maka secara logis perencanaan pajak akan memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan, dimana perusahaan yang membayar beban pajak lebih kecil akan memiliki harga saham yang lebih menarik karena beban pajak yang lebih kecil dianggap sebagai kabar baik dalam pasar modal (Hanlon dan Slemrod (2009). Namun dalam penelitiannya, Wahab dan Holland (2012) menemukan bahwa perencanaan pajak memiliki pengaruh negatif dengan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan pemegang saham berpendapat bahwa perencanaan pajak menciptakan kesempatan bagi manajer untuk mengambil keputusan yang kurang menguntungkan bagi pemegang saham dengan dalih perencanaan pajak (Desai dan Dharmapala, 2006). Perencanaan pajak mungkin dimanfaatkan oleh manajer untuk kepentingannya agar kinerjanya tampak selalu baik. Manajer dapat memperbesar beban pajak dalam suatu periode menggunakan beda waktu agar
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
beban pajak di periode-periode berikutnya lebih kecil sehingga laba perusahaan meningkat, meskipun bisa jadi kegiatan operasi perusahaan sedang mengalami penurunan. Adanya peningkatan laba karena pemanfaatan beda waktu tersebut dapat mengaburkan penilaian atas kinerja manajer terkait kegiatan operasi perusahaan. Belum lagi kemungkinan hilangnya kesempatan investasi dengan return yang baik pada periode dimana beban pajak sengaja dibuat besar oleh manajemen karena alokasi kas yang tidak tepat dimana manajer lebih memilih untuk mengalokasikan kas tersebut untuk pembayaran pajak daripada meminimalkan beban pajak dan menggunakan sisa kas untuk investasi. Selain itu, adanya informasi asimetri menyebabkan pemegang saham tidak memperoleh informasi tentang resiko sehubungan dengan perpajakan yang dapat menciptakan kesempatan munculnya pelanggaran moral (moral hazard) (Henderson Global Investor dalam Wahab dan Holland, 2012). Hubungan negatif antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan dapat juga disebabkan oleh isu sosial yang tercipta akibat perencanaan pajak. Perencanaan pajak juga menjadi perhatian publik karena perencanaan pajak mempengaruhi ketersediaan dari barang publik yang pada akhirnya dapat memunculkan sebuah isu sosial (Slemrod dalam Wahab dan Holland, 2012). Hal ini dapat menyebabkan pemegang saham mungkin berpikiran bahwa manajer yang cenderung untuk bertindak agresif terkait perencanaan pajak memiliki kemungkinan untuk bertindak agresif dalam pengambilan keputusan terkait laporan keuangan perusahaan (Frank, et al dalam Wahab dan Holland, 2012). Adanya pengaruh negatif atas perencanaan pajak terhadap nilai perusahaan tersebut diatas antara lain disebabkan masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham, baik dalam bentuk konflik kepentingan, moral hazard dan asimetri informasi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan peran mekanisme tata kelola perusahaan dalam mempengaruhi hubungan antara perencanaan pajak dengan nilai perusahaan (Desai dan Dharmapala, 2006). Perencanaan pajak akan meningkatkan nilai perusahaan hanya apabila terdapat tata kelola yang baik yang dapat meminimalkan konflik keagenan dan asimetri informasi (Desai dan Dharmapala, 2009). Sebaliknya dalam kondisi dimana tata kelola suatu perusahaan kurang baik, sehingga informasi asimetri antara manajemen dan pemegang saham cukup besar, perencanaan pajak memberikan efek negatif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut didukung oleh pendapat bahwa pemegang saham mungkin curiga dengan aktivitas perencanaan pajak yang dilakukan oleh manajer sehingga nilai perusahaan menjadi turun (Hanlon dan Slemrod, 2009). Tata kelola perusahaan menjadi perhatian dunia terutama sejak terjadinya krisis ekonomi yang meluas di tahun 1990-an. Tata kelola perusahaan dianggap menjadi salah satu
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
solusi terbaik bagi perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan di mata masyarakat karena perannya dalam mengurangi adanya informasi asimetri dan masalah keagenan (Wallace dan Zinkin, 2005).
Mekanisme internal tata kelola perusahaan
dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan (pemegang saham), dewan komisaris, direksi, dan manajemen perusahaan (Kim dan Nofsinger, 2009). Negara Asia memiliki struktur kepemilikan yang berbeda dengan negara-negara Amerika dan Eropa pada umumnya (Claessens, 1999). Berbeda dengan struktur kepemilikan di negara Amerika yang tersebar, struktur kepemilikan di Asia pada umumnya lebih terkonsentrasi. Pada tingkatan tertentu, struktur kepemilikan yang terkonsentrasi dapat mengurangi adanya masalah keagenan dan informasi asimetri (Claessens, 1999). Adanya kepemilikan terkonsentrasi yang ditandai dengan keberadaan pemegang saham pengendali dalam struktur kepemilikan perusahaan memainkan peran dalam mengurangi eksistensi dari informasi asimetri, karena pemegang saham pengendali dapat melemahkan kekuasaan yang dimiliki oleh manajemen (Claessens et al., 1999). Kekuasaan manajer berkurang karena pemegang saham pengendali pada umumnya lebih mengawasi kinerja manajer sehingga aktivitas manajer yang tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham dapat diminimalisir. Penelitian tentang hubungan antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan di Indonesia sebagaimana dilakukan Martani, Fitriasari, dan Yulianti (2010) dengan menggunakan proksi yang berbeda dengan Wahab dan Holland (2012), tidak menemukan bukti bahwa book tax gap berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan di Indonesia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa book tax gap memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan laba pada periode berikutnya dan operating cash flow periode berikutnya. Sedangkan Chasbiandi dan Martani menemukan bahwa investor hanya merespon tindakan penghindaran pajak jangka panjang, di mana semakin rendah tarif pajak efektif maka semakin tinggi nilai perusahaan. Memperhatikan masih adanya perbedaan hasil penelitian mengenai hubungan antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan serta pengaruh mekanisme tata kelola perusahaan terhadap hubungan antara perencanaan pajak dengan nilai perusahaan, maka penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan serta pengaruh tata kelola perusahaan terhadap hubungan antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan. Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya, mekanisme tata kelola yang akan diuji dalam penelitian ini adalah terkait dengan struktur kepemilikan perusahaan, yaitu struktur kepemilikan pengendali, struktur kepemilikan institusi, dan struktur kepemilikan
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
manajemen. Ketiga struktur kepemilikan tersebut akan dijadikan variabel moderasi yang akan mempengaruhi hubungan antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan, berbeda dengan Desai dan Dharmapala (2009 serta Wahab dan Holland (2012) yang hanya menggunakan kepemilikan institusi saja sebaga variabel moderasi. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama periode 2010-2011, kecuali untuk perusahaan yang bergerak dalam sektor keuangan.
2. Tinjauan Teoritis 2.1 Perencanaan Pajak Upaya wajib pajak untuk meminimalkan pajak secara eufimisme sering disebut dengan perencanaan pajak (Suandy, 2011). Perencanaan pajak adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak untuk menyusun aktivitas keuangan guna mendapat pengeluaran atau beban pajak yang minimal. Secara teoritis, dalam perencanaan pajak, wajib pajak berusaha mendapat penghematan pajak melalui prosedur penghindaran pajak yang sesuai dengan ketentuan perpajakan (Hoffman, 1961). Perencanaan pajak pada umumnya berujung pada penghematan pajak. Perencanaan pajak meliputi perencanaan beban pajak di masa yang akan datang yang merupakan hasil dari pengalaman akan beban-beban pajak di waktu lampau (Hoffman, 1961). Tidak adanya imbalan secara langsung yang dapat dinikmati oleh wajib pajak mengakibatkan secara ekonomis perusahaan memandang pajak sebagai unsur pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali, sehingga pada umumnya perusahaan mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban (Suandy, 2011). Karena pembayaran pajak dianggap sebagai beban, maka perusahaan akan cenderung melakukan upaya penghematan pajak demi mendapatkan laba yang optimal (Suandy, 2011). Penekanan beban perusahaan seoptimal mungkin termasuk beban pajak, juga dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan. Hal inilah yang mendorong perusahaan untuk melakukan perencanaan pajak yang tujuannya adalah untuk meminimalkan beban pajak bagi perusahaan. Jika tujuan dari perencanaan pajak adalah mengusahakan supaya beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan celah peraturan yang ada maka perencanaan pajak dapat dipersamakan dengan penghindaran pajak karena secara hakikat ekonomis keduanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (Suandy, 2011). Perencanaan pajak dalam penelitian ini, adalah upaya-upaya yang dilakukan perusahaan dalam rangka penghindaran
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
pajak, yaitu upaya-upaya yang memperkecil pembayaran pajak dalam koridor perundangundangan yang ada. 2.2 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga sahamnya (Fama, 1978). Keown (2004) menyatakan bahwa nilai perusahaan adalah merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Harga saham terbentuk atas permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham tersebut dapat digunakan sebagai proksi nilai perusahaan (Fama, 1978). Harga saham yang semakin tinggi dianggap menunjukkan nilai perusahaan yang semakin baik yang berarti bahwa kinerja perusahaan dinilai baik oleh investor, sehingga harga saham dapat dijadikan proksi nilai perusahaan. Secara teoritis, harga saham suatu perusahaan merefleksikan nilai dari perusahaan tersebut (Horne dalam Sudayat, 1999). Perubahan harga saham dipengaruhi oleh banyak variabel yang perlu diorganisasikan sehingga dapat diidentifikasikan variabel yang memiliki dampak terbesar terhadap nilai perusahaan (Sudayat, 1999).
Beberapa faktor yang
mempengaruhi harga saham adalah ROA (return on asset) dan tingkat hutang jangka panjang (Ross, 2011). ROA adalah salah satu pengukuran profitabilitas yang menggambarkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya dan pada akhirnya mempengaruhi harga saham perusahaan, sedangkan tingkat hutang akan menaikkan nilai perusahaan ketika pendapatan sebelum pajak yang diperoleh suatu perusahaan tinggi (Ross, 2011). Fama et al. (1969) menyatakan bahwa ukuran perusahaan terbukti mempengaruhi harga saham perusahaan. Perusahaan besar memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pasar modal, sehingga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Fama et al, 1969). Dalam penelitian ini nilai pasar ekuitas akan digunakan sebagai proksi dari nilai perusahaan. 2.3 Struktur Kepemilikan Masalah keagenan tercipta karena adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan (Jensen dan Meckling , 1976). Perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan tersebar memberikan kekuasaan lebih bagi manajer terutama bagi yang memiliki kepentingan yang berbeda dengan pemegang saham (Berle dan Means dalam Claessens, 1999). Berbeda dengan kondisi yang terjadi di Amerika, pada umumnya struktur kepemilikan di negara Asia adalah struktur kepemilikan yang sifatnya terkonsentrasi (Claessens dan Fan, 2002). Struktur kepemilikan semacam itu menciptakan adanya investor yang memegang sebagian besar saham perusahaan (pemegang saham pengendali). Salah satu keuntungan
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
adanya investor besar dalam suatu perusahaan adalah kinerja manajemen lebih terawasi dan terkontrol sehingga kekuasaan yang dimiliki oleh manajer melemah (Claessens et al., 1999). Hal ini mencegah adanya aktivitas manajemen yang tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham yang dalam tingkatan tertentu dapat meningkatkan nilai perusahaan (Claessens et al., 1999). Struktur kepemilikan memiliki dua dimensi yang saling terkait, yaitu konsentrasi kepemilikan dan identitas pemegang saham (Weimer dan Pape, 2004). Secara umum identitas pemegang saham terdiri atas pemegang saham individu, pemegang saham bank dan institusi keuangan lain, pemegang saham perusahaan selain institusi keuangan dan bank, pemerintah, dan pemegang saham asing (Weimer dan Pape, 2004). Selain sebagai pemberi pinjaman bank dan institusi keuangan dapa memainkan peran sebagai pengawas ketika mereka juga menjadi pemegang saham (Weimer dan Pape, 2004). Dalam beberapa kasus peran kepemilikan institusi bank dan institusi keuangan selain bank memiliki peran penting dalam mengawasi kinerja perusahaan, termasuk proses tata kelola perusahaan (Weimer dan Pape, 2004). Sehubungan dengan masalah keagenan antara pemilik dan manajer, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menggiring manajer agar memiliki kepentingan yang sama dengan pemegang saham adalah dengan meningkatkan kepemilikan manajer atas saham perusahaan (Godfrey, 2009). Lopez-Iturriaga (2001) menemukan bahwa kepemilikan manajer secara signifikan memberikan pengaruh positif nilai perusahaan pada level kepemilikan tertentu.Dengan menjadi salah satu pemegang saham, maka manajer selain bertindak sebagai pengelola juga memiliki rasa memiliki terhadap perusahaan, sehingga dapat mengurangi masalah keagenan. 2.3 Pengembangan Hipotesis Secara tradisional perencanaan pajak memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Wahab dan Holland, 2012). Namun tidak semua informasi terkait perencanaan pajak dapat diperoleh pemegang saham, sehingga memunculkan informasi asimetri antara manajemen dan pemegang saham. Adanya informasi asimetri antara pemegang saham dengan manajemen menciptakan kesempatan bagi manajemen untuk memanfaatkan perencanaan pajak demi kepentingan manajer. Perencanaan pajak dapat digunakan sebagai tameng oleh manajemen untuk menutupi aktivitas lain yang sebenarnya merugikan pemegang saham Wahab dan Holland (2012). Informasi asimetri tersebut selanjutnya menciptakan biaya keagenan (Godfrey, 2010). Biaya keagenan inilah yang mengarahkan investor untuk menurunkan nilai perusahaan terkait
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
aktivitas perencanaan pajak yang dilakukan perusahaan. Menurut Desai dan Dharmapala (2009) serta Wahab dan Holland (2012), adanya informasi asimetri inilah yang menyebabkan perencanaan pajak yang seharusnya berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena akan menghasilkan laba setelah pajak yang lebih tinggi, justru memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan uji empiris untuk mengetahui hubungan antara perencanaan pajak dengan nilai perusahaan, khususnya di Indonesia, sehingga diperoleh hipotesa pertama yaitu : H1 : Perencanan pajak berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
Adanya struktur kepemilikan yang terkonsentrasi, pada tingkatan tertentu dapat mengurangi eksistensi dari informasi asimetri (Claessens, 1999). Arifin dalam Siregar dan Utama (2008) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia yang memiliki struktur kepemilikan terkonsentrasi memiliki lebih sedikit masalah keagenan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki pemegang saham pengendali. Berdasarkan bukti bahwa kepemilikan terkonsentrasi dapat mengurangi masalah keagenan, maka dimungkinkan bahwa kepemilikan terkonsentrasi dapat memperlemah hubungan negatif antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan yang disebabkan oleh masalah keagenan dan informasi asimetri. Dengan demikian dapat dihipotesiskan bahwa : H2 : Adanya kepemilikan saham pengendali memperlemah hubungan negatif antara perencanaan pajak dengan nilai perusahaan
Kepemilikan oleh institusi keuangan bank dan selain bank digunakan dalam penelitian ini mengikuti penelitian Wahab dan Holland (2012). Dengan adanya institusi keuangan bank dan selain bank yang bertindak sebagai pengawas, maka masalah keagenan yang muncul antara pemilik dan manajer dapat berkurang (Weimer dan Pape, 2004). Desai dan Dharmapala (2009) menemukan bahwa kepemilikan institusi terbukti memiliki pengaruh positif yang signifikan dalam mempengaruhi hubungan antara penghindaran pajak dan nilai perusahaan, yang artinya kepemilikan institusi akan memperlemah hubungan antara penghindaran pajak dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu dapat dihipotesiskan bahwa : H3 : Adanya kepemilikan saham oleh institusi memperlemah hubungan negatif antara perencanaan pajak dengan nilai perusahaan
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
Masalah keagenan juga dapat diatasi dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer (Godfrey, 2010). Dengan adanya rasa memiliki yang dimiliki oleh manajer, diharapkan kepentingan manajer dapat sejalan dengan kepentingan pemilik yang selanjutnya akan mengurangi adanya masalah keagenan dan informasi asimetri, termasuk informasi asimetri yang berpotensi menciptakan hubungan negatif antara perencanaan pajak dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu semakin besar kepemilikan manajemen akan memperlemah hubungan negatif antara perencanaan pajak dan nilai perusahaan, sehingga dapat dihipotesiskan bahwa : H4 : Persentase kepemilikan saham oleh manajemen memperlemah hubungan
negatif antara perencanaan pajak dengan nilai
perusahaan
3. Metode Penelitian 3.1 Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2011. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria : 1.
Perusahaan dengan seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini tersedia dan dapat diakses publik
2.
Perusahaan bukan termasuk dalam sektor keuangan
3.
Perusahaan tidak mengalami kerugian selama tahun observasi
4.
Perusahaan menyusun laporan keuangan dalam mata uang rupiah
5.
Perusahaan tidak memiliki tarif pajak efektif negatif (beban pajak negatif)
6.
Perusahaan tidak memiliki nilai buku ekuitas negatif
3.2 Model Penelitian Mengikuti Wahab dan Holland (2012), model penelitian menggunakan analisis regresi multivariate dengan memasukan variabel independen, variabel moderasi dan variabel kontrol yang mempengaruhi nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Variable-variabel kontrol yang dimasukan dalam model penelitian adalah variabel yang dalam penelitian sebelumnya terbukti mempengaruhi perencanaan pajak, yaitu nilai buku ekuitas, hutang jangka panjang, ROA, dan ukuran perusahaan. Model penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
MVEit+3m = β0 + β1TPit + β2COWN + β3IOWNit + β4MOWNit + β5TPit*COWN +
β6TPit*IOWNit + β7TPit*MOWNit
+
β8BVEit + β9ROAit + β10LEVit + β11SIZEit + εit
Dimana : MVEit+3m : nilai pasar ekuitas pada perusahaan i pada akhir bulan ketiga pada tahun t+1 TPit
: perencanaan pajak pada perusahaan i dalam tahun t
COWNit
: 1 untuk perusahaan dengan kepemilikan pengendali di atas 50% dan 0 untuk perusahaan dengan kepemilikan pengendali di bawah 50%
IOWNit
: 1 untuk perusahaan dengan kepemilikan saham oleh institusi keuangan paling sedikit 5%, 0 untuk perusahaan yang kepemilikan institusi keuangan di bawah 5%.
MOWNit
: presentase kepemilikan manajemen atas suatu perusahaan pada perusahaan i dalam tahun t
BVEit
: nilai buku ekuitas pada perusahaan i dalam tahun t
SIZEit
: ukuran perusaan pada perusahaan i dalam tahun t
ROAit
: return on asset pada perusahaan i dalam tahun t
LEVit
: hutang jangka panjang pada perusahaan i dalam tahun t
3.3 Variabel Penelitian 1. MVEit+3m = (jumlah saham beredar pada tahun t X dengan harga pasar saham pada akhir bulan ketiga pada tahun t+1 ) 2. TPit = PBTitX{TRATEit-(CTEit/PBTit)}, dimana : TPit
: Perencanaan pajak
PBTit
: Pendapatan sebelum pajak
TRATEit
: Tarif Pajak
CTEit
: Beban pajak kini
TP akan mempengaruhi nilai perusahaan secara negatif, oleh karena itu TP diprediksi akan memiliki koefisien tanda negatif. 3. COWN menggunakan nilai dummy, nilai 1 jika terdapat kepemilikan saham di atas 50%, dan 0 jika tidak terdapat kepemilikan saham di atas 50%. COWN akan mengurangi masalah keagenan dan informasi asimetri sehingga akan memperlemah hubungan negatif antara MVE dengan TP. Untuk itu COWN*TP diprediksi memiliki koefisien positif.
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
4. IOWN diproksi dengan
menggunakan variabel dummy, bernilai 1 apabila dalam
perusahaan sampel terdapat kepemilikan oleh institusi keuangan, baik berbentuk bank maupun non bank, sebesar minimal 5%, dan diberi nilai 0 apabila kepemilikan saham oleh institusi keuangan, baik bank dan bukan bank, di bawah 5%. IOWN akan mengurangi masalah keagenan dan informasi asimetri sehingga akan memperlemah hubungan negatif antara MVE dengan TP. Untuk itu IOWN*TP diprediksi memiliki koefisien positif. 5. MOWN diukur dari persentase saham yang dimiliki Direksi, yang dihitung dengan membagi jumlah saham yang dimiliki oleh Direksi dengan jumlah saham beredar. akan mengurangi masalah keagenan dan informasi asimetri sehingga akan memperlemah hubungan negatif antara MVE dengan TP. Untuk itu MOWN*TP diprediksi memiliki koefisien positif. 6. BVE diukur dengan nilai buku ekuitas pada tahun t yang disajikan dalam laporan keuangan dibagi dengan nilai buku ekuitas tahun t-1, sebagaimana Wahab dan Holland (2012). Nilai buku ekuitas memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan sehingga diekspektasi memiliki koefisien dengan tanda positif. 7. LEV) diukur dengan membagi hutang jangka panjang perusahaan dengan total aset yang disajikan dalam laporan keuangan tahun t, sebagaimana Wahab dan Holland (2012). Hutang jangka panjang memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan sehingga diekspektasi memiliki koefisien dengan tanda positif. 8. ROA) diukur dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset yang disajikan dalam laporan keuangan mengikuiti Ross (2010). Profitabilitas perusahaan memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan sehingga diekspektasi memiliki koefisien dengan tanda positif. 9. SIZE) diukur dengan logaritma natural dari total aset yang disajikan dalam laporan keuangan tahun t, mengikuti Fama et al.(1969). Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan sehingga diekspektasi memiliki koefisien dengan tanda positif.
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
4. Hasil Penelitian 4.1 Statistik Deskriptif Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif MVE TP MOWN BVE LEV ROA SIZE
N
Mean
MEDIAN
Maximum
Minimum
436 436 436 436 436 436 436
5,2559 0,0005 0,1962 1,6244 0,1595 0,09269 28,0773
1,7473 0,0013 0,0000 1,1384 0,1200 0,0709 28,0760
575,3764 0,2630 0,6073 129,6417 0,7200 0,5982 32,6700
0,0874 -1,6194 0,0000 0,7325 0,0000 0,0003 23,4586
Std. Dev. 28,4962 0,0829 0,0644 6,1830 0,1365 0,0880 1,6152
Sumber : olah data Eviews yang telah diolah kembali Keterangan tabel : MVE = nilai buku ekuitas. TP = perencanaan pajak. MOWN = kepemilikan manajemen. BVE = nilai buku ekuitas. LEV = tingkat hutang jangka panjang. ROA = return on aset. SIZE = ukuran perusahaan
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa keseluruhan perusahaan yang digunakan sebagai observasi adalah 436 perusahaan. Hasil statistik deskriptif untuk variabel COWN dan IOWN yang menggunakan nilai dummy tersaji dalam tabel 2. Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dummy N COWN IOWN
FREKUENSI
436 436
1 228 189
0 208 247
PERSEN(%) 1 52,3 43,3
0 47,7 56,7
Sumber : olah data SPSS yang telah diolah kembali Keterangan tabel :COWN = kepemilikan pengendali. IOWN = kepemilikan institusi.
4.2 Pengujian Hipotesis Uji outlier uji asumsi klasik terlebih dahulu dilakukan terhadap data penelitian yang mendapatkan hasil
bahwa terdapat 26 data yang merupakan outlier. Seluruh outlier
dikeluarkan dari sampel penelitian, sehingga regresi dilakukan terhadap 410 data. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal walaupun telah dilakukan proses transformasi data dengan metode inverse square. Hasil uji multikolinearitas menghasilkan nilai VIF di bawah 10, yang artinya tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam data penelitian. Hasil uji heteroskedastisitas pun menunjukkan bahwa data terbebas dari masalah heteroskedastisitas yang ditunjukkan dengan nilia Probabilitas Obs*square yang lebih besar dari alpha (5%). Tabel hasil regresi tersaji dalam tabel 3.
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
Tabel 3 Analisis Hasil Regresi Prediksi Coefficient (tTanda Stat) 1,2006 + -1,1726 + -0,5030 + 0,3163 + -0,2990 + -0,0676 + -0,2472 + 4,7488 + 0,2232 + 5,0002 + 0,0044
Variabel
TP COWN IOWN MOWN TP*COWN TP*IOWN TP*MOWN BVE LEV ROA SIZE N Adjusted R-squared Durbin-Watson statistic F-statistic Prob (F-statistic)
Prob 0,2306 0,2416 0,6152 0,7519 0,7651 0,9461 0,8049 0,0000*** 0,8235 0,0000*** 0,0052*** 410 0,2050 2,123 10,5906 0,0000
***signifikan 1%; ** signifikansi 2,5% *signifikan 5% Sumber : Olah data Eviews yang telah diolah kembali Keterangan tabel :MVE = nilai buku ekuitas. TP = perencanaan pajak. COWN = kepemilikan pengendali. IOWN = kepemilikan institusi. MOWN = kepemilikan manajemen. TP*COWN = pengaruh kepemilikan pengendali terhadap perencanaan pajak. TP*IOWN = pengaruh kepemilikan institusi terhadap perencanaan pajak. TP*MOWN = pengaruh kepemilikan manajemen terhadap perencanaan pajak. BVE = nilai buku ekuitas. LEV = tingkat hutang jangka panjang. ROA = return on aset. SIZE = ukuran perusahaan;
Dari hasil analisis regresi sebagimana disajikan dalam tabel 4.4., terlihat model penelitian ini memperoleh nilai adjusted R-squared sebesar 0,2050 Hasil ini menunjukan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dlam model dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 20,5%. Dari hasil analisis regresi sebagaimana dijelaskan diatas, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perencanaan pajak (TP) dengan nilai perusahaan (MVE). Dengan demikian hipotesis hipotesis pertama yang menyatakan bahwa perencanaan pajak memiliki hubungan negatif dengan nilai perusahaan ditolak. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perencanaan pajak tidak signifikan dalam mempengaruhi nilai perusahaan juga didapatkan oleh Desai dan Dharmapala (2009) yang menemukan bahwa penghindaran pajak tidak signifikan dalam mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil serupa juga diperoleh Martani et al. (2010) yang menemukan bahwa book tax gap tidak signifikan dalam mempengaruhi nilai perusahaan.
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
Hasil ini kemungkinan besar disebabkan karena proksi selisih antara tarif pajak menurut Undang-Undang dengan tarif pajak efektif tetap atau perbedaan menggambarkan perencanaan pajak secara keseluruhan, tanpa membedakan antara perencanaan pajak yang diakibatkan oleh beda tetap dan beda waktu. Penggunakaan beda waktu sebagai proksi penghindaran pajak sebagaimana digunakan oleh Nainggolan (2010) terbukti menunjukkan hasil bahwa penghindaran pajak signifikan mempengaruhi nilai perusahaan (Martani et al., 2010). Penggunaan tarif pajak efektif jangka panjang dapat digunakan sebagai proksi perencanaan pajak apabila diukur dalam jangka waktu yang lebih panjang sebagaimana digunakan oleh Chasbiandi dan Martani. Dengan pengukuran selama 10 tahun, perencanaan pajak yang diproksi dengan tarif pajak efektif dapat memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil analisis regresi sebagaimana dijelaskan diatas, ditemukan bahwa seluruh variabel moderasi, yaitu kepemilikan terkonsentrasi (COWN); kepemilikan institusi (IOWN), dan kepemilikan manajemen (MOWN) tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara perencanaan pajak (TP) dan nilai perusahaan (MVE). Dengan demikian hipotesis kedua, ketiga, dan keempat ditolak. Diperolehnya hasil penelitian bahwa perencanaan pajak tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan dan
struktur kepemilikan
pengendali
juga
ditemukan tidak mempengaruhi hubungan antara perencanaan pajak dan nilai perusahan, maka hal ini menunjukkan hasil bahwa investor tidak mempertimbangkan perencanaan pajak dalam menilai perusahaan. Sehingga pengaruh struktur kepemilikan dalam mempengaruhi hubungan perencanaan pajak dan nilai perusahaan pun tidak menjadi pertimbangan investor. Variabel kontrol LEV dalam penelitian ini mendapatkan hasil yang berbeda dengan ekspektasi. Hutang jangka panjang perusahaan (LEV) terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan Wahab dan Holland (2012), yang tidak menemukan pengaruh signifikan leverage terhadap nilai perusahaan. Soltani dan Ravanmehr (2011) juga melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, dimana hasilnya menujukkan bahwa hutang jangka panjang (leverage) tidak signifikan alam mempengaruhi harga saham. Hutang yang dimiliki perusahaan dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham karena akan menghasilkan nilai laba per saham yang lebih tinggi (Ross, 2011). Namun tidak selamanya leverage akan menguntungkan pemegang saham karena penggunaan hutang jangka panjang juga memberikan resiko bagi perusahaan. Dalam kondisi resesi, penurunan laba per saham bagi perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat leverage yang lebih rendah (Ross, 2011). Hal ini lah yang mungkin menyebabkan hutang jangka
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
panjang dalam penelitian ini tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 5. Simpulan, Batasan, dan Saran 5.1 Simpulan Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : Perencanaan pajak tidak terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
•
perusahaan. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian Wahab dan Holland (2012) yang menemukan bahwa perencanaan pajak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun Desai dan Dharmapala (2009) mendapatkan hasil yang mendukung penelitian ini. Hasil yang diperoleh Desai dan Dharmapala (2009) adalah bahwa penghindaran pajak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Seluruh variabel moderasi, yaitu kepemilikan pengendali, kepemilikan institusi, dan
•
kepemilikan manajemen tidak terbukti mempengaruhi hubungan antara perencanaan pajak dengan nilai perusahaan. Hasil yang sama juga diperolah Wahab dan Holland (2012) bahwa kepemilikan institusi dan jumlah komisaris independen tidak signifikan dalam mempengaruhi perencanaan pajak dan nilai perusahaan. 5.2 Batasan dan Saran Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meminimalisir keterbatasan yang terjadi dalam penelitian ini. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah : •
Penelitian
ini
meneliti
perencanaan
pajak
secara
keseluruhan
tanpa
mempertimbangkan komponen individu yang menyusun perencanaan pajak seperti beda tetap dan beda waktu. Penelitian selanjutnya dapat memperluas penelitian dengan meneliti dampak dari masing-masing komponen individu penyusun perencanaan pajak tersebut. •
Penelitian ini meneliti perencanaan pajak dalam jangka waktu satu tahun. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan perencanaan pajak jangka panjang yang diukur dengan rentang waktu yang lebih panjang untuk menghilangkan efek perbedaan tetap dalam variabel perencanaan pajak, sehingga lebih menggambarkan aktivitas perencanaan pajak yang sesungguhnya.
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
•
Dalam Peraturan Perpajakan di Indonesia, terdapat beberapa fasilitas yang dapat diperoleh Wajib Pajak yang dapat mengurangi tarif pajak menurut Undang-Undang. Salah satunya adalah fasilitas penurunan tarif sebesar 5% bagi perusahaan dengan 40% saham diperjualbelikan di bursa. Fasilitas tersebut belum diakomodasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan dapat mengakomodasi fasilitas-fasilitas perpajakan yang tersedia.
•
Terdapat banyak cara untuk menghitung penghindaran pajak. Hanlon (2010) menyebut ada beberapa cara yang banyak digunakan dalam menghitung penghindaran pajak. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi yang lain dalam menghitung perencanaan pajak untuk memperoleh bukti hubungan antara perencanaan pajak dengan nilai perusahaan.
•
Penelitian ini menggunakan nilai pasar ekuitas untuk mengukur nilai perusahaan. Sementara pengukuran nilai perusahaan itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti model Tobin's Q atau proksi nilai perusahaan seperti yang digunakan Martani (2010) yaitu laba perusahaan pada periode berikutnya, arus kas operasi atau akumulasi abnormal return. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran yang lain untuk mengukur nilai perusahaan.
•
Penelitian ini menggunakan kewajiban jangka panjang sebagai proksi leverage. Agar proksi leverage dapat lebih menggarmbarkan tingkat hutang jangka panjang, disarankan agar untuk penelitian selanjutnya menggunakan hutnag jangka panjang sebagai proksi.
5.3 Implikasi Penelitian Hasil penelitian ini memberikan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perpajakan bahwa selisih antara tarif pajak menurut Undang-Undang dengan tarif pajak efektif perusahaan tidak mempengaruhi harga pasar ekuitas perusahaan. Hal ini berarti perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aspek akuntansi perpajakan yang mana yang mempengaruhi pengambilan keputusan oleh investor. Hasil
penelitian
ini
juga
memberikan
informasi
bahwa
investor
tidak
mempertimbangkan selisih antara tarif pajak menurut Undang-Undang dengan tarif pajak efektif dalam menetapkan harga saham. Hal ini berimplikasi bahwa investor tidak perlu memperhatikan selisih tarif pajak tersebut dalam pengambilan keputusannya
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
Daftar Referensi Alabede, J.O. (2012). The role, compromise, and problems of the external auditor in corporate governance. Research Journal of Finance and Accounting, 3 (9), 114-126. Claessens, S., Simeon, D., Fan, Joseph., Lang, Larry. (1999). Expropriation of minority shareholders in East Asia. (Working paper). Claessens, S., & Fan, J.P.H. (2002). Corporate governance in Asia : a survey. International Review of Finance, 3:2, 71-103. Chasbiandi, Tryas., Martani, Dwi. (2012). Pengaruh tax avoidance jangka panjang terhadap nilai perusahaan. Program Pasca Sarjana Ilmu Akuntasi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Desai, M.A., & Dharmapala, D. (2006). Corporate tax avoidance and high powered incentives. Journal of Financial Economics, 79 (1), 145-179 Desai, M.A., & Dharmapala, D. (2009). Corporate tax avoidance and firm value. The Review of Economics and Statistics, 91 (3), 537-546 Fama, Eugene., Jensen, Michael., Roll R., (1969). The adjusment of stock prices to new information. International Economic Review, February 1969, 1-21 Fama, Eugene. (1978). The effect of a firm's investment and financing decision on the welfare of its security holders. American Economic Review, 68, 272-288 Fama, Eugene., & Jensen, Michael. (1983). Separation of ownership and control. Journal of Law and Economics, 26, 301-325. Fitriandi, Primandita., Birowo, Tejo., Aryanto, Yuda. (2011). Kompilasi Undang-Undang Perpajakan, Susunan Satu Naskah. Jakarta : Salemba Empat Godfrey, J., Hodson, A., Holmes, S., Kam, V. (2009). Accounting Theory. New York : John willey and Son. Gunadi, Dr.M.Sc.,Akt. (2005). Akuntansi Pajak. Jakarta : PT Grasindo. Hanlon, M., & Slemrod, J.B. (2009). What does tax aggressiveness signal? Evidence from stock price reactions to news about tax shelter involvement. Journal of Public Economics, 93 (1-2), 126-141 Hanlon, Heitzman. (2010). A review of tax research. Journal of Accounting and Economics, 50, 127-178. Harnanto. (2003). Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta : BPFE Hoffman, W.H., Jr. (1961). The theory of tax planning. The Accounting Review, 36 (2), 274281
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
Iturriaga-Lopez, Felix J., Rodriguez-Sanz, Juan Antonio. (2001) Ownership structure, corporate value and firm investment : a simultaneous equations analysis of Spanish companies. Journal of Management and Governance, 5, 179-204 Jensen, M.C., Meckling, W.H. (1976). Theory of the firm : managerial behaviour, agency cost and ownership structure. Jurnal of Finance Economics, 3 (4), 305-360 Kim, K.A., Nofsinger, J.R., & Mohr, D.J., 2009. Corporate Governance, 3rd edition. Toronto : Pearson. Keown, Arthur J., (2004). Manajemen Keuangan : Prinsip-Prinsip Dasar dan Aplikasi. Jakarta : Indeks Martani, Dwi., Fitriasari, Debby., Yulianti. (2010). The 3rd Accounting & The 2nd Doctoral Colloquium, Bridging the gap between Theory, Research and Practice : IFRS Convergence and Application. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Pardiat. (2007). Akuntansi Pajak. Jakarta : Mitra Wacana Media Ross, Randolph (2011). Corporate Finance Fundamentals 10th edition. New York : McGrawHill Sari, Reza Kumala. (2005). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan investasi sebagai variabel moderating. Program Studi Magister manajemen, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro. Semarang. Scott, William R,. (2009). Financial Accounting Theory 5th Edition. Toronto : Pearson Siregar, Sylvia Veronica., Utama, Sidharta. (2008). Type of earning management and the effect of ownership structure, firm size, and corporate-governance practices : evidence from Indonesia. The International Journal of Accounting, 43, 1-27 Soltani, Asghar., Ravanmehr, Negar. (2011). Corporate Governance, ownership concentration, cash holdings and firm value on the Tehran stock exchange. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 3(6). Sonnier, B.M., Henning C.J., Everett, J.O., Raabe, W.A. (2012). Reporting of book-tax differences for financial and tax purposes : a case study. J. Of Acc. Ed, 30, 58-79 Suandy, Erly. (2011). Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat Subekti, R,. Tjitrosudibio, R,. (1987). Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan UndangUndang Kepailitan. Jakarta : PT Pradnya Paramita Sudayat, Bambang. (1999). Analisis terhadap faktor-faktor yang mengendalikan nilai perusahaan. Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia. Jakarta. Wahab, N.S Abdul., & Holland, K. (2012). Tax planning, corporate governance and equity value. The British Accounting Review, 44, 111-124. Wallace, P., & Zinkin, J. (2005). Mastering Business in Asia : Corporate Governance. New York: John Willey and Sons
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013
Weimer, J., Pape, J.C., (1999). The taxonomy of system of corporate governance, corporate governance. An International Review, 7 (2), 152-166 Wilson, R.J. (2009). An examination of corporate tax shelter pasticipants. The Accounting Review, 84 (3), 969-999 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Lampiran Tabel Hasil Uji Regresi Model Penelitian Dependent Variable: MVE Method: Least Squares Date: 07/12/13 Time: 02:05 Sample: 1 410 Included observations: 410 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
TP COWN IOWN MOWN COWN_TP IOWN_TP MOWN_TP BVE LEV ROA SIZE C
0.086785 -0.058043 -0.024766 0.332955 -0.023049 -0.005220 -0.354420 0.698255 0.062494 3.037276 0.012256 -2.322614
0.072280 0.049496 0.049236 1.052669 0.077081 0.077171 1.433997 0.147038 0.279942 0.607424 0.004361 0.800055
1.200667 -1.172668 -0.503021 0.316296 -0.299023 -0.067644 -0.247155 4.748803 0.223240 5.000258 2.810388 -2.903067
0.2306 0.2416 0.6152 0.7519 0.7651 0.9461 0.8049 0.0000 0.8235 0.0000 0.0052 0.0039
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.226428 0.205048 0.253636 25.60388 -13.21506 2.123482
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
0.334563 0.284473 0.123000 0.240546 10.59057 0.000000
Analisis pengaruh..., Sri Puji Tyas Utami, FE UI, 2013