ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASET TERHADAP BETA SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Oleh
MEDIATI SA’ADAH 067019107/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASET TERHADAP BETA SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh MEDIATI SA’ADAH 067019107/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: ANALIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN TOTAL ASET TERHADAP BETA SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA : Mediati Sa’adah : 067019107 : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Dr. Rismayani, MS) Ketua
(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Rismayani, MS)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc)
Tanggal Lulus: 30 Agustus 2008
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Telah diuji pada : Tanggal : 30 Agustus 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Dr. Rismayani, MS
Anggota
: 1. Drs. Syahyunan, M.Si 2. Dr. Parulian Simanjuntak, MA 3. Tapi Anda Sari, SE. M.Si. Ak 4. Drs. HB. Tarmizi SU
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul: “ANALISIS
PENGARUH
RASIO
KEUANGAN
DAN
TOTAL
ASET
TERAHADAP BETA SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA” Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 30 Agustus 2008 Yang membuat pernyataan,
Mediati Sa’adah
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Industri perbankan sebagai industri yang mendominasi sektor keuangan memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap indikator ekonomi makro. Hal ini mengakibatkan tingkat risiko saham perbankan juga mengalami fluktuasi yang tinggi. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh rasio keuangan dan Total Aset terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor rasio keuangan dan Total Aset yang mempengaruhi beta saham perbankan di Bursa Egek Indonesia. Adapun rasio keuangan yang dipakai adalah Non Performing Loan (NPL), Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (ROE) dan Earning per Share (EPS) serta Total Aset sebagai ukuran perusahaan. Teori yang digunakan adalah manajemen keuangan yang berkaitan dengan Rasio Keuangan, Total Aset dan Beta Saham. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survei. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dan bersifat eksplanatori. Metode pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling method. Dari populasi sebanyak tiga puluh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diambil dua puluh satu yang memenuhi kriteria sampel yaitu perusahaan perbankan yang dipilih adalah bank konvensional, perusahaan publik pada sektor perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesiai dari tahun 2003 hingga 2007 dan dan memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2003 hingga 2007. Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda. Hipotesis kedua diuji dengan regresi linear sederhana. Hasil penelitian untuk hipotesis pertama menunjukkan nilai koefisien determinasi (R²) yang diperoleh adalah 21,1%. Dengan menggunakan confidential interval sebesar 95%, secara serempak rasio keuangan yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta saham perbankan, sedangkan secara parsial hanya Return on Equity (ROE) yang tidak mempunyai pengaruh terhadap beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian untuk uji hipotesis kedua menunjukkan nilai koefisien detrminasi (R²) yang dihasilkan adalah sebesar 17,5%. Dengan menggunakan confidential interval sebesar 95%, Total Aset sebagai ukuran perusahaan mempunyai pengaruh high significant terhadap beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, rasio keuangan yang terdiri dari NPL,CAR, ROE dan EPS berpengaruh signifikan terhadap Beta Saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan Total Aset berpengaruh high significant terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci: rasio keuangan, total aset, beta saham
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT Banking industry as the industry which dominating financial sector having high sensitivity to the macro economic factor. It is causing risk level of banking stock also having high fluctuation. Formulation problem of this research is how financial ratio factor and total assets influence beta of banking stock at Indonesian Stock Market. This research is done with the objective to understand financial ratio factor and total assets that influence beta of banking stock at Indonesian Stock Market. Financial ratio used are Non Performing Loan (NPL), Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), and Earning Per Share (EPS) and Total Assets as company size. Using financial management theory related to Financial Ratio, Total Assets and Beta. This research using survey approach. The kind of the research are quantitative descriptive and explanatory descriptive. Sampling method was used purposive sampling method. From the population of thirty banking company registered at Indonesian Market Stock, taken twenty one banking company which fulfilling sample criteria such as conventional bank, public company in banking sector which had been registered since 2003 up to 2007 and having complete financial report from 2003 up to 2007. First hypothesis test was done by using multiple linier regression. Second hypothesis was tested using simple linier regression. Result of research for first hypothesis showing determination coefficient (R2) is 21,1%. Using confidential Interval 95% simultaneously financial ratio which consist of Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ration (CAR), Return on Equity (ROE), and Earning Per Share (EPS) have significant determination to the beta of banking stock, while partially only Return On Equity (ROE) which have no influence/determination to beta of banking stock at Indonesian Stock Market. Result test of second hypothesis showing determination coefficient (R2) is 17,5%. Using confidential Interval 95% simultaneously Total Assets have high significant influence/determination to beta of banking stock at Indonesian Stock Market. The conclusion of research indicate that financial ratio which consist of NPL, CAR, ROE, and EPS have significant determination to the banking of stock beta at Indonesian Stock Market, while Total Assets have high significant influence/determination to banking of stock beta at Indonesian Stock Market.
Key Words: financial ratio, total assets and beta.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Tesis ini merupakan tugas akhir dalam rangka memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) dalam Program Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara Medan 2. Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.. Medan. 3. Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan dan juga selaku ketua komisi pembimbing. 4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku komisi pembimbing yang telah memberikan dorongan dan bimbingan serta saran-saran sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. 5. Dr. Parulian Simanjuntak, MA., Dra. Tapi Anda Sari Msi. Ak., dan Drs. HB. Tarmizi, SU., selaku komisi pembanding yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
6. Seluruh Staf pengajar dan administrasi Magister Ilmu Ekonomi SPs USU serta rekan-rekan
Sekolah Pascasarjana umumnya dan Program Studi Manajemen
Angkatan XI khususnya serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memotivasi dan memberi semangat dalam penyelesaian tesis ini. 7. Kepada almarhum bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan pendidikan sejak awal hingga penulis dapat melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan Strata dua. Kepada bapak dan ibu mertua serta suamiku tercinta, Juwari, yang telah memberikan dorongan, semangat, kasih sayang, perhatian dan waktu yang telah diberikan semoga mendapat pahala dari Allah swt. Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada anak-anakku tercinta Azita Zandian Aridyantie dan Muhammad Miftahul Fath atas perhatian dan pengertiannya selama ibunya menjalankan perkuliahan sampai selesai serta saudara-saudaraku (mbak Iin, Era, Yatik, Eva, Ayyub dan Bodiek). Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun demikian diharapkan nantinya dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi pengembangan serta penelitian dibidang keuangan.
Medan, 30 Agustus 2008 Penulis, Mediati Sa’adah
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP Mediati Sa’adah dilahirkan di Jember pada tanggal 08 November 1968 dari pasangan bapak H. Muchson Sudjono (alm) dan ibu Hj. Nur Asidah sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara. Menikah pada tanggal 12 Mei 1991 dengan Juwari putra dari bapak Lahimin dan ibu Djarti dan telah dikaruniai seorang putri dan putra bernama Azita Zandian Aridyantie dan Muhammad Miftahul Fath. Pendidikan dimulai pada tahun 1974 di TK Al Hidayah II Jember (lulus 1975), Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif (MIMA) KH Shiddiq I Jember (lulus tahun 1981), SMP Negeri I Jember (lulus tahun 1984), SMA Negeri I Jember (lulus tahun 1987) dan Program Studi Ilmu Ekonomi dan Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jember (lulus tahun 1991), dan tahun 2006 melanjutkan ke Program Studi Magister Ilmu Manajemen SPS Universitas Sumatera Utara, Medan. Pekerjaan sekarang adalah ibu rumah tangga. Sebelumnya penulis pernah bekerja sebagai staf pengajar di SMP Islam Jember pada tahun 1991.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ............................................................................................................... ABSTRACT ............................................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................................. RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... BAB I
i ii iii v vi ix x xi
PENDAHULUAN .................................................................................
1
I.1 Latar Belakang .......................................................................................
1
I.2 Perumusan Masalah ...............................................................................
6
I.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................
6
I.4 Manfaat Penelitian .................................................................................
7
I.5 Kerangka Berpikir ..................................................................................
8
I.6 Hipotesis ................................................................................................. 14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 15
II.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 15 II.2 Teori Tentang Rasio Keuangan .............................................................. 17 II.2.1 Non Performing Loan (NPL) ....................................................... 17 II.2.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) .................................................... 19 II.2.3 Return on Equity (ROE) ............................................................... 20 II.2.4 Earning per Share (EPS) .............................................................. 21 II.3 Total Aset ............................................................................................... 21 II.4 Beta Saham ............................................................................................ 22
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 25
III.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25 III.2 Metode Penelitian .................................................................................. 25 III.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 26 III.4 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 27 III.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 28 III.6 Hipotesis Pertama .................................................................................. 28 III.6.1 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama .......................................................................... 28 III.6.1.1 Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama ................................. 28 III.6.1.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama .................. 28 III.6.2 Model Analisis Data Hipotesis Pertama ......................................... 31 III.6.3 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama .................................. 34 III.6.3.1 Uji Normalitas .............................................................................. 34 III.6.3.2 Uji Multikolonieritas .................................................................... 35 III.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 35 III.6.3.4 Uji Autokorelasi ........................................................................... 36 III.7 Hipotesis Kedua ..................................................................................... 36 III.7.1 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ............................................................................... 36 III.7.1.1 Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua ................................... 36 III.7.1.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua .................... 36 III.7.2 Model Analisis Data Hipotesis Kedua ............................................ 37 III.7.3 Pengujian Hipotesis Kedua ............................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 39 IV.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 39 IV.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia ..................................................................... 39
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
IV.1.2 Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 46 IV.1.2.1 Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Pertama ........................ 46 IV.1.2.2 Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Kedua ........................... 49 IV.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama .................................. 50 IV.1.3.1 Hasil Uji Normalitas .............................................................. 50 IV.1.3.2 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................... 52 IV.1.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................. 53 IV.1.3.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................... 54 IV.2 Pembahasan .......................................................................................... 55 IV.2.1 Pembahasan Hipotesis Pertama ..................................................... 55 IV.2.2 Pembahasan Hipotesis Kedua ........................................................ 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 66 V.1 Kesimpulan ............................................................................................. 66 V.2 Saran ........................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 68
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL No. I.1 I.2
Judul
Halaman
Perkembangan Jumlah Bank, Kantor Bank dan Total Aset Seluruh Bank di Indonesia Tahun 2003-2007 ...................................
4
Perkembangan Jumlah Permodalan, Kredit dan Non Performing Loan Seluruh Bank di Indonesia Tahun 2003-2007 .............................................................................. ...
5
III.1
Daftar Perusahaan Sampel ................................................................... 27
III.2
Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ................................ 30
III.3
Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua .................................. 37
IV.1
Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Pertama ....................................... 46
IV.2
Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Kedua ......................................... 49
IV.3
Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 52
IV.4
Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 53
IV.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 54
IV.6
Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 55
IV.7
Hasil Uji Hipotesis Pertama ................................................................. 55
IV.8
Hasil Uji F Hipotesis Pertama .............................................................. 57
IV.9
Hasil Uji t Hipotesis Pertama ............................................................... 57
IV.10
Hasil Uji Hipotesis Kedua .................................................................... 63
IV.11
Hasil Uji F Hipotesis Kedua ................................................................ 63
IV.12
Hasil Uji t Hipotesis Kedua ................................................................. 64
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR No.
Judul
Halaman
I.1
Kerangka Pemikiran ............................................................................. 13
IV.1
Grafik Histogram .................................................................................. 50
IV.2
Grafik Normal Plot ............................................................................... 51
IV.3
Scatterplot Heteroskedastisitas ............................................................. 53
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN No
Judul
Halaman
1
Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Populasi) .......... 71
2
Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Sampel) ............ 72
3
Data Non Performing Loan Perusahaan Perbankan (Sampel) ................... 73
4
Data Capital Adequacy Ratio Perusahaan Perbankan (Sampel) ................ 74
5
Data Return on Earning Perusahaan Perbankan (Sampel) ........................ 75
6
Data Earning per Share Perusahaan Perbankan (Sampel) ......................... 76
7
Data Total Aset Perusahaan Perbankan (Sampel) ....................................... 77
8
Data Beta Saham Perusahaan Perbankan (Sampel) ................................... 78
9
Hasil Uji Statistik Hipotesis Pertama ......................................................... 79
10
Hasil Uji Statistik Hipotesis Kedua ............................................................ 84
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan di Indonesia mengalami pasang surut, dimulai dari adanya ketentuan deregulasi di bidang perbankan tahun 1988. Pemerintah memberikan kemudahan untuk mendirikan bank, yaitu dengan menyetor modal sebesar Rp 10 milyar saja. Pada awal tahun sembilan puluhan telah berdiri 243 bank dengan jumlah kantor sekitar 9.000 unit. Pada saat itu pemilik/pengurus bank kurang memperhatikan faktor prudential banking dan pengelolaan bank yang baik. Banyak ketentuan bank yang dilanggar oleh pengurus maupun pengelola bank, sebagai contoh batasan maksimum pemberian kredit (BMPK) kepada grup pemilik 10% diberikan sampai 90% dari total kredit dan pembebanan biaya pribadi dari pengelola kepada perusahaan. Akibat dari adanya hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja bank yaitu banyak debitur yang tidak mampu membayar hutangnya baik bunga maupun pokok pinjaman yang akhirnya dikategorikan sebagai kredit macet, sehingga bank mengalami kerugian sampai pada batas yang maksimal mengurangi modal yang disetor. Secara keseluruhan, risiko sistem keuangan pada tahun 2007 relatif terkendali dengan arah yang stabil sejalan dengan stabilitas moneter dan perbaikan kondisi perekonomian. Adanya kekhawatiran tentang penarikan secara tiba-tiba arus modal berjangka pendek, serta kemungkinan contagion effect (pengaruh buruk) dari krisis
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
subprime mortgage (surat utang yang ditopang jaminan kredit kepemilikan rumah/KPR dimana profil debitornya memiliki kemampuan membayar yang rendah) yang terjadi di beberapa negara lainnya akhir-akhir ini ternyata tidak menimbulkan gangguan yang cukup berarti pada ketahanan sistem keuangan Indonesia. Kedepan, faktor eksternal yang berpotensi mempengaruhi ketahanan sistem keuangan Indonesia meliputi pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, potensi lonjakan harga minyak dunia, dan arus modal masuk berjangka pendek. Selain itu, efektivitas langkahlangkah penyelesaian krisis subprime mortgage yang dilakukan oleh otoritas moneter dan perbankan negara-negara terkait juga dapat berpengaruh terhadap stabilitas sistem keuangan Indonesia (http://www.bi.go.id). Menurut Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia 2007 bahwa dari sisi internal, diperlukan kewaspadaan terhadap bisnis dan perkembangan risiko pada sektor keuangan, terutama karena kondisi keamanan yang tidak kondusif dapat memicu terjadinya capital outflows. Perbankan sebagai industri yang mendominasi sektor keuangan, akan menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan, antara lain penyelesaian restrukturisasi kredit, perbaikan manajemen risiko dan sistem informasi kredit, sinkronisasi antara upaya peningkatan fungsi intermediasi dengan upaya penurunan risiko kredit, pengembangan rencana kontinjensi untuk mengurangi risiko operasional, peningkatan efektivitas pengendalian internal dan tata kelola usaha, dan pemenuhan ketentuan modal inti minimum bank sebesar Rp80 milyar pada akhir tahun 2007 dan sebesar Rp100 milyar pada akhir tahun 2010. Sementara itu, hasil stress test yang dilakukan untuk mengukur risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
pasar menunjukkan bahwa perbankan memiliki ketahanan yang memadai terhadap berbagai guncangan akibat perubahan variabel makro ekonomi. Selanjutnya, hasil stress test sederhana terhadap beberapa konglomerasi/korporasi besar yang mendapatkan pinjaman dalam valuta asing mengindikasikan bahwa mereka relatif cukup tahan terhadap gejolak risiko nilai tukar. Perkembangan jumlah bank di Indonesia pada periode 2003-2007 mengalami penurunan yaitu dari 138 buah pada tahun 2003 menjadi 130 buah pada tahun 2007 hal ini berlawanan dengan jumlah kantor bank yang mengalami kenaikan yang cukup pesat dari jumlah 7.730 kantor pada tahun 2003 menjadi 9680 kantor pada tahun 2007. Kenaikan jumlah kantor bank ini menunjukkan bahwa bank ingin menjangkau dan memberi pelayanan yang lebih baik bagi nasabahnya dan meningkatkan skala usahanya. Sedangkan penurunan jumlah bank karena adanya pencabutan ijin usaha bank, pembekuan kegiatan usaha bank dan adanya akuisisi atau merger. Jumlah total aset seluruh bank juga mengalami peningkatan dari 1.068,40 trilyun rupiah pada tahun 2003 menjadi 1.986,50 trilyun rupiah pada tahun 2007. Perkembangan jumlah bank, jumlah kantor bank dan total aset seluruh bank di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 terlihat dalam Tabel I.1 sebagai berikut:
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel I.1 Perkembangan Jumlah Bank, Kantor Bank dan Total Aset Seluruh Bank di Indonesia Tahun 2003-2007 Tahun
Jumlah Bank
2003 138 2004 133 2005 131 2006 130 2007 130 Sumber: Bank Indonesia, 2008 (Data diolah)
Kantor Bank 7.730 7.934 8.236 9.110 9.680
Total Aset (dalam Trilyun Rupiah) 1.068,40 1.272,30 1.469,80 1.693,50 1.986,50
Jumlah permodalan seluruh bank di Indonesia selama periode 2003-2007 selalu mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2005 yang mengalami penurunan menjadi 115,90 trilyun rupiah dibandingkan dengan tahun 2004 yang berjumlah 118,60 trilyun rupiah. Jumlah kredit yang disalurkan baik dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing juga selalu mengalami peningkatan dari 477,20 trilyun rupiah pada tahun 2003 menjadi 1.045,70 trilyun rupiah pada tahun 2007. Sedangkan jumlah Non Performing Loan (NPL) sangat fluktuatif. Pada tahun 2005 terjadi peningkatan jumlah NPL yang cukup besar yaitu 60,60 trilyun rupiah dibandingkan tahun 2004 yaitu 34,24 trilyun rupiah. Naiknya NPL ini merupakan dampak kenaikan suku bunga menjadi 13 persen yang mengakibatkan mahalnya biaya produksi, biaya hidup dan biaya dana maupun akibat ketidak hati-hatian perbankan dalam memberikan kredit sejak pasca krisis. Kenaikan NPL juga diakibatkan harga BBM diatas 100 persen yang menyebabkan inflasi di bulan Oktober 2005 mencapai 17,89 persen. Sebagian besar NPL tersebut terkonsentrasi pada kredit korporasi. Perkembangan jumlah permodalan, kredit yang disalurkan dan
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
NPL seluruh bank di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan 2007 terlihat dalam Tabel I.2 sebagai berikut: Tabel I.2 Perkembangan Jumlah Permodalan, Kredit dan Non Performing Loan Seluruh Bank di Indonesia Tahun 2003-2007 (dalam Trilyun Rupiah) Tahun
Permodalan
Kredit
2003 2004 2005 2006 2007
110,90 118,60 115,90 134,50 193,70
477,20 595,10 730,20 832,90 1.045,70
Non Performing Loan 39,10 34,24 60,60 58,10 48,60
Sumber: Bank Indonesia, 2008 (Data diolah)
Dalam
mengambil
keputusannya,
investor
dapat
menggunakan
dan
menganalisis laporan keuangan (financial statement) yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Tujuan menganalisisnya adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut berdasarkan laporan-laporan keuangannya. Laporan keuangan menjadi salah satu acuan bagi investor dalam pemilihan investasinya. Badan pengawas pasar modal (Bapepam) mewajibkan setiap perusahaan publik untuk mengungkapkan laporan keuangannya kepada masyarakat. Perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia dalam mempublikasian laporan keuangannya juga menampilkan rasio-rasio keuangan yang umumnya dipakai oleh investor untuk menganalis laporan keuangan seperti Non Performing Loan (NPL), Return on Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Earning Per Share (EPS) dan lain sebagainya. Ukuran perusahaan berupa Total Aset juga sebagai faktor penting dalam menentukan besarnya investasi yang dilakukan oleh investor.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Investor yang menginvestasikan dana dalam suatu portofolio, mengharapkan sebagian risiko akan menjadi berkurang. Risiko dari sekuritas berupa risiko spesifik dan risiko sistematik. Risiko spesifik dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang baik. Risiko sistematik tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang baik, karena risiko tersebut terjadi di luar perusahaan. Risiko sistematik juga disebut dengan beta karena beta merupakan pengukur dari risiko sistematik. Beta suatu sekuritas merupakan hal yang penting untuk menganalisis sekuritas atau portofolio. Beta suatu sekuritas menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahan-perubahan pasar. I.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana pengaruh rasio keuangan Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) terhadap Beta Saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007? 2. Sejauh mana pengaruh Total Aset terhadap Beta Saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia 2003 sampai dengan 2007? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio keuangan Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity
(ROE) dan
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Earning per Share (EPS) terhadap Beta Saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Total Aset terhadap Beta Saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007. I.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan informasi bagi para investor dan calon investor untuk mengindentifikasi rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi risiko sistematis saham sektor perbankan sehingga dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi di saham sektor perbankan. 2. Sebagai bahan informasi bagi emiten saham perbankan untuk meningkatkan nilai pasar saham perusahaan. 3. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak akademisi untuk pembahasan mengenai manajemen keuangan khususnya tentang faktor rasio keuangan dan Total Aset dalam mempengaruhi beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. 4. Sebagai menambah wawasan bagi peneliti tentang faktor rasio keuangan dan Total Aset dalam mempengaruhi Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. 5. Bagi kalangan akademik, dalam pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan atau bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
I.5 Kerangka Berpikir Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan (perbankan) di manapun, karena kinerja keuangan tersebut merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan suatu perusahaan
eminten sangat bermanfaat bagi
berbagai pihak (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Pemegang saham (investor) menginginkan dana yang diinvestasikan akan memberikan imbal hasil (return) sesuai dengan tingkat yang diinginkan. Akan tetapi pemegang saham tidak dapat terlibat secara langsung kegiatan perusahaan sehingga tidak dapat memonitor secara langsung kegiatan perusahaan. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan rugi laba dari suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Menurut Sawir (2005) bahwa: untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Sedangkan Mamduh dkk (2005) menyatakan bahwa: rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung- gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca. Dengan cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran akan hilang. Jenis-jenis analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan adalah
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio market evaluation. Pemberian kredit merupakan fungsi strategis yang dimiliki bank dan fungsi ini pula yang sering kali menjadi penyebab bangkrutnya suatu bank. NPL adalah salah satu dari rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. Azas likuiditas untuk menjaga kepercayaan para pemilik deposan bahwa dananya cukup aman untuk ditempatkan di suatu bank. NPL merupakan persentase kredit bermasalah dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. Status NPL pada prinsipnya didasarkan pada ketepatan waktu bagi nasabah untuk membayarkan kewajiban, baik berupa pembayaran bunga maupun pengembalian pokok pinjaman. Proses pemberian dan pengelolaan kredit yang baik diharapkan dapat menekan NPL sekecil mungkin. Menurut Mishkin (2003) bahwa: Banks make their profits primaly by issuing loans. A loan is a liability for the individual or corporation receiving it but an asset for bank because it provides income to the bank. Loans are typically less liquid than other assets because they cannot be turned into cash until the loan matures. If the banks make one year loan, for example, it cannot get its finds back until the loan comes due in one year. Loans also have a higher probability of default than other assets. Because of the lack of liquidity and higher default risk, the bank earns it higherst return on loans. Sedangkan Sinkey (2002) menyatakan bahwa: The heart of the bank examination process is an attempt to determine the quality of a bank’s loan portofolio. In this regards, both bankers and bank examiners rate loans as loss, doubtful, substandard, and are sometimes described as “classified” while “special mention” loans (assets) are labeled as “criticized.” All other loans (assets) are considered to be “noncriticized” or “pass” loans. Bank with high volumes of loans (assets) in the loss, doubtful, and substandard categories, relative to their capital and loan-loss reserves, usually are classified as problem banks.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
CAR sebagai salah satu dari rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses pemberian kredit. Azas solvabilitas merupakan kepercayaan pemegang saham dan masyarakat luas bahwa suatu bank akan sanggup membayar kewajibankewajibannya. Menurut Mishkin (2003) bahwa: Banks have to make decisions about the amount of capital they need to hold for three reasons. Firts, bank capital helps prevent bank failure, a situation in which the bank cannot satisfy its obligations to pay its depositors and other creditors and so goes out of business. Second, the amount of capital affects returns for the owner (equity holders) of the bank. And third, a minimum amount of bak capital (bank capital requirements) is required by regulatory authorites. Margaretha (2007) menyatakan bahwa: CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarkat, pinjaman (utang) dan lain-lain. ROE sebagai salah satu dari rasio rentabilitas adalah perbandingan antara laba bersih suatu perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para memegang saham baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham perusahaan tersebut. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan. Menurut Jones (2004) bahwa: ROE is the accounting rate of return that stockholders earn on their portion of the total capital used to finance the company; in other words, it is the stockholder’s return on equity. Book value per share measures the accounting value of the stockholder’s equity. Primary emphasis is on return on equty (ROE), because it is the key component in determining earnings growth and dividend growth. The return on equty is the end result of several important variables. Analysts and investors seek to decompose the ROE into its critical components in order both to indentify adverse impacts on ROE and to help predict future trends in ROE.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Sedangkan Mamduh dkk (2005) menyatakan bahwa: ROE adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. EPS sebagai ukuran salah satu rasio Market Valuation yang menjadi dasar penetapan tujuan perusahaan dan juga sebagai dasar pertimbangan calon investor dalam mengambil keputusan, memiliki banyak faktor yang mempengaruhi. Variabelvariabel yang mempengaruhi EPS diperoleh dari penguraian EPS kedalam penentupenentu dasarnya yang berasal dari rasio profitabilitas dan rasio-rasio yang berkaitan dengan kemampuannya dalam memenuhi kewajibannya. Menurut Gallagher dan Andrew (2000) bahwa: To calculate earning per share (EPS) we devide earnings available to common stockholders by the number of shares of common stock outstanding. The more investors are willing to pay over the value of EPS for the stock, the more confidence they are displaying about the firm’s future growth-that is the higher the P/E ratio, the higer are investor growth expectation. Sedangkan Tandelilin (2001) menyatakan bahwa: Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Aset (aktiva) adalah sumber daya perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Total Aset (Total Aktiva) adalah total sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Menurut Mamduh dan Hanafi (2005) bahwa: aset merupakan sumber ekonomi organisasi yang akan dipakai untuk menjalankan kegiatannya. Atribut pokok suatu aset adalah kemampuan memberikan jasa atau manfaat pada organisasi yang memakai aset terebut. Sedangkan Mishkin (2003) menyatakan bahwa: Total assets = total liabilities + capital. Furthemore, a bank’s balance sheet lists sources of bank funds (liabilities) and uses to which they are put (assets). Banks obtain funds by borrowing and by issuing liabilities such as deposits. They then use these funds to acquire assets such as securities and loans. Banks make profits by charging an interest rate on their holdings of securities and loans that is higher than the expenses on their liabilities. Risiko yang tetap ada setelah diversifikasi dapat diukur oleh suatu tingkatan di mana saham tertentu cenderung bergerak ke atas dan ke bawah sesuai dengan pergerakan pasar. Kecenderungan saham untuk bergerak naik atau turun dalam pasar tercermin dalam koefisien beta. Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua investasi saham. Berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi tidak diketahui dengan pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar keuntungan yang diharapkan dan kemungkinan hasil yang sebenarnya akan menyimpang dari yang diharapkan. Perbedaan antara return yang diharapkan (return yang diantisipasi investor di masa mendatang) dengan return yang benar-benar diterima (return yang diperoleh investor) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Menurut Fabozzi (1999) bahwa: beta merupakan indeks risiko sistematis suatu aktiva atau suatu portofolio aktiva. Beta mengukur sensitifitas pengembalian aktiva terhadap pengembalian portofolio pasar. Oleh karena itu, beta suatu aktiva atau portofolio aktiva dapat secara langsung dibandingkan dengan beta aktiva atau portofolio aktiva lainnya. Beta teoritis dari Capital Asset Pricing
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Model (CAPM) didefinisikan sebagai alat ukur kovarians yang diharapkan dari suatu aktiva dengan portofolio pasar yang terdiversifikasi dengan baik. Dari uraian di atas, kerangka berpiikir dapat digambarkan adalah sebagai berikut: Rasio Keuangan Non Performing Loan Capital Adequacy Ratio
Beta Saham
Return on Equity
Earning per Share
Total Aset
Beta Saham
Gambar I.1 : Kerangka Berpikir Menurut Elton et. al (2003) bahwa: Rasio keuangan yang terdiri dari Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Return on Earning dan Earing per share yang menunjukkan kondisi dan komposisi keuangan suatu perusahan maupun performance (kinerja) yang telah dicapai oleh perusahaan dapat mempengaruhi Beta Saham. Total Aset yang merupakan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh pada beta saham.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
I.6 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut: 1. Rasio keuangan yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Earning (ROE) dan Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007. 2. Total Aset berpengaruh terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Penelitian Terdahulu Beaver, Ketler dan Scholes (1970) meneliti dengan judul “The Association Between Market Determined and Accounting Determined Risk Measure”. Penelitian ini menguji pengaruh antara tujuh variabel perusahaan terhadap beta saham perusahaan. Tujuh variabel perusahaan yang digunakan adalah dividend payout, pertumbuhan aset, leverage (surat berharga dibagi dengan total aset), likuiditas (aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar), ukuran perusahaan (total aset), variabilitas keuntungan (standard deviasi dari price earning ratio) dan beta akuntansi. Hasil penelitian dengan menggunakan regresi linear berganda ini menemukan pengaruh yang signifikan antara tujuh variabel tersebut dengan beta saham. Jahankhani dan Lynge (1980) meneliti dengan judul “ Commercial Bank Financial Policies and Their Impact on Market-Determined Measures of Risk”. Penelitian ini menggunakan risiko sistematis (β) dan risiko total sebagai variabel dependen sedangkan variabel independen terdiri dari Dividend Payout Ratio, Leverage, Liquidity, Votality of Deposits dan Earning per Share (EPS). Dengan menggunakan risiko sistematis (β) sebagai variabel dependen, tiga variabel independen yaitu Dividen Payout Ratio, Coefficient of Variation of Deposits dan Loans to Deposit Ratio memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik. Dengan menggunakan risiko total sebagai variabel dependen, maka semua variabel
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
independen kecuali Loan to Deposit Ratio memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik. Mohamed dan Abdullah (2003) meneliti dengan judul “The Relationship Between Commercial Bank’s Performance and Risk Measures: A Case Of Saudi Arabia Stock Market”. Penelitian ini menguji pengaruh antara kinerja dan risiko pada industri perbankan di Saudi Arabia. Indikator kinerja adalah Earning per Share, Dividend Payout Ratio, Total Loans to Total Deposits Ratio,Equity to Total Deposits Ratio, Return on Assets dan Loan Loss Reserve. Risiko total diukur dengan standar deviasi sedangkan risiko sistematis dinyatakan dalam bentuk beta. Data untuk variabel bebas dan variabel terikat diperoleh dari 10 (sepuluh) perusahaan bank komersial yang beroperasi di Bursa Saham Saudi Arabia untuk periode 1990 – 1999. Pengaruh dari kinerja terhadap risiko diuji dengan menggunakan metode regresi linear berganda dan korelasi rank Spearman. Beberapa variabel bebas gagal membuktikan hipotesis dan menerangkan variabilitas tingkat risiko secara signifikan. Hanya Earning per Share dan rasio Net Income dibagi dengan Total Assets yang mempunyai pengaruh secara signifikan. Tandelilin (1997) meneliti dengan judul “Determinants of Systematic Risk: The Experience of Some Indonesia Common Stock”. Penelitian ini mengenai penentu risiko sistematis saham di pasar modal Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua puluh rasio keuangan dengan metode backward elimination. Penelitian ini menyimpulkan rasio keuangan sangat berguna dalam menentukan risiko sistematis saham di Indonesia. Selain itu, ukuran perusahaan yaitu berupa total aset memiliki
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
pengaruh yang signifikan dalam menentukan risiko sistematis dan perbedaan rasio keuangan antara perusahaan besar dan kecil. II.2 Teori Tentang Rasio Keuangan Menurut Darsono dan Ashari (2005) bahwa: analisis laporan keuangan sering kali juga memasukkan aktivitas untuk membuat berbagai macam transformasi atas laporan keuangan. Jika analisis hanya menganalisis item atau akun yang ada dalam laporan keuangan, maka analis kesulitan untuk menilai seberapa baik perusahaan beroperasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio dan analisis persentase yang memungkinkan untuk mengidentifikasi, mengkaji dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan. Martono dan Harjito (2005) menyatakan bahwa: analisis rasio keuangan juga dapat dibedakan berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis, yaitu analisis secara individual dan analisis silang. Analisis individual dimaksudkan sebagai analisis yang dilakukan pada unsur-unsur yang ada pada salah satu laporan keuangan, misalnya analisis rasio bagi unsur-unsur yang ada pada neraca saja atau laporan laba-rugi saja. Sedangkan analisis silang merupakan analisis rasio yang melibatkan unsur-unsur yang ada pada laporan neraca dan sekaligus yang ada pada laba-rugi. Unsur-unsur yang ada pada kedua laporan tersebut digabungkan untuk mendapatkan suatu rasio tertentu. II.2.1 Non Performing Loan (NPL) Menurut Sitompul (2005) bahwa: pemberian kredit memang merupakan kegiatan yang berisiko tinggi. Bank harus mampu menganalisis dan memprediksi suatu permohonan kredit untuk dapat meminimalkan risiko yang terkanding di dalam penyaluran kredit tersebut. Informasi tentang calon nasabah debitur merupakan faktor krusial dalam menentukan tingkat risiko yang bakal dihadapi bank. Penentuan eligible dan bankable tidaknya seseorang atau suatu perusahaan tergantung seberapa banyak informasi akurat yang dimiliki bank tentang calon peminjam. Secara klasik bank menggunakan pendekatan 5C untuk menilai calon nasabah peminjam (debitur). Pendekatan dalam pemberian kredit ini telah digunakan sejak lama dan masih terus dipergunakan sampai saat ini. Hal ini menandakan bahwa prinsip-prinsip yang dikandungnya masih relevan dengan kondisi sekarang. Five C’s of credit
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
digunakan untuk menilai character, capacity, capital, conditions dan collateral nasabah debitur. Kasmir (2000) menyatakan bahwa: pemberian kredit dengan analisis 5 C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut: 1). Character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi, 2). Capacity adalah untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuanny untuk membayar kredit, 3). Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank karena biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri atau dengan kata lain capital, 4). Colleteral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai lindung bank dari risiko kerugian, 5). Condition artinya dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaliknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang. Siamat (2005) menyatakan bahwa: kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Kredit bermasalah sering juga disebut non performing loan yang dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Penilaian kolektibilitas kredit digolongkan ke dalam lima kelompok yaitu: lancar (pass), dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful), dan macet (loss). Apabila kredit dikaitkan dengan tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. NPL diformulasikan secara matematis sebagai berikut: NPL =
Kredit (kurang lancar + diragukan + macet) x 100% Total Kredit
II.2.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Sitompul (2005) bahwa: modal merupakan hal penting dalam menilai kemampuan bank menghadapi situasi yang sulit. Alasannya adalah risiko bisnis yang dihadapi bank harus ditanggung oleh pemegang saham, bukan oleh nasabah penyimpan (deposan). Oleh karena itu, salah satu aspek penting yang dimonitor oleh pengawas adalah kecukupan modal suatu bank. Ketentuan permodalan bank didasarkan pada standar Bank for International Settlements (BIS), agar perbankan di Indonesia mampu bersaing dengan perbankan Internasional. Sedangkan Siamat (2005) menyatakan bahwa: penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegaitan operasi bank. Jumlah modal bank dianggap tidak mencukupi apabila tidak memenuhi maksud-maksud tersebut. Namun dalam praktiknya, menetapkan berapa besarnya jumlah wajar kebutuhan modal suatu bank adalah tugas yang cukup kompleks. Modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan setiap bank. Ketentuan pemenuhan permodalan minimum bank disebut juga Capital Adequacy Ratio (CAR). Margaretha (2007) menyatakan bahwa: CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk menunjang akitva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
CAR diformulasikan secara matematis sebagai berikut: CAR =
Modal Bank x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada ATMR. Menurut Widjarnarko (1997) menyatakan bahwa: ATMR dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontinjen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Terhadap masingmasing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin, atau sifat barang jaminan. II.2.3 Return on Equity (ROE) Body et al (2003) menyatakan bahwa: ROE merupakan salah satu dari dua dasar untuk menentukan tingkat pertumbuhan laba perusahaan. Kadang cukup wajar untuk berasumsi bahwa ROE perusahaan di masa depan akan mendekati ROE masa lalunya, tetapi ROE yang tinggi di masa lalu tidak berarti bahwa ROE perusahaan di masa depan juga tinggi. ROE yang menurun, di sisi lain, merupakan bukti bahwa investasi baru perusahaan menawarkan ROE yang lebih rendah dibandingkan investasinya di masa lalu. Hal penting bagi analisis sekuritas bukanlah untuk menerima nilai historis sebagai indikator nilai masa depan. Data dari masa lalu mungkin memberikan informasi tentang kinerja masa depan, tetapi analis harus selalu memantau kinerja masa depan. ROE semakin tinggi maka semakin baik produktifitas modal sendiri dalam memperoleh laba. Menurut Rose (2003) menyatakan bahwa: ROE is a measure of the rate of return following to the bank’s shareholders. It approximates the net benefit that the stockholders have received from investing their capital in the bank (i.e., placing their funds at risk in the hope of earning a suitable profit).
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
ROE diformulasikan secara matematis sebagai berikut: ROE =
Laba Bersih Ekuitas Saham biasa
II.2.4 Earning per Share (EPS) Menurut Mamduh dan Hanafi (2005) menyatakan bahwa: salah satu angka yang dipertimbangkan oleh analis adalah Earning per Share (EPS). Informasi EPS suatu peusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan rugi laba perusahaan. Jones (2004) menyatakan bahwa: the EPS that investors use to value stocks is the future (expected) EPS. Current sotck price is a function of future earnings estimates and the P/E ratio, not the past. If ivestors knew what the EPS for a particular company would be next year, they could avhieve good results in the market. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut: EPS =
Laba Bersih Jumlah Saham
II.3 Total Aset Menurut Chandra (2006) bahwa: assets are resources which are expected to provide a firm with future economic benefits, by way of higher cash inflows or lower cash outflows. Resources are recognized as assets in accounting when (a) the firm acquires rights over them as a result of a past transaction and (b) the firm can quantify future economic benefits with a fair degree of accuracy. Sedangkan Mamduh dkk (2005) menyatakan bahwa: aset adalah sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan pada masa-masa mendatang . Sumber daya yang yang mampu menghasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau kemampuan mengurangi kas keluar (cash outflow). Sumber daya tersebut akan diakui (recognized) sebagai aset apabila 1). Perusahaan memperoleh hak penggunaan aset tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu, 2). Manfaat ekonomis
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
masa mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai (reasonable). Apabila ada sumberdaya yang tidak bisa memenuhi kedua persyaratan di atas, maka sumberdaya tersebut tidak bisa digolongkan Total aset diformulasikan sebagai berikut sebagai aset, meskipun sumberdaya tersebut mampu menghasilkan manfaat ekonomis pada masa-masa mendatang. Sumberdaya yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai aset misalnya adalah reputasi karyawan atau penduduk (komunitas) sekitar perusahaan, kontrak dengan menajemen dan order pembelian. Rumus untuk menghitung Total Aset suatu perusahaan adalah sebagai berikut: Total Aset = Aktiva lancar + Aktiva Tetap II.4 Beta Saham Menurut Atmaja (2003) bahwa: kerangka analisis risiko dan tingkat keuntungan sangat penting bagi seorang investor yang melakukan investasi pada kondisi yang tidak pasti (probabilistik). Seperti diketahui, “hukum dasar” yang berlaku di bidang investasi (termasuk investasi pada aktiva finansial) adalah: semakin tinggi tingkat keuntungan suatu investasi, semakin besar pula risikonya. Bagi investor awam, hukum ini bukan merupakan hal baru. Masalahnya adalah bagaimana mereka dapat mengukur risiko suatu investasi atau himpunan investasi (portofolio). Tanpa mengetahui ukuran risiko tersebut, sulit bagi mereka untuk menentukan tingkat keuntungan yang seharusnya ada pada suatu investasi atau portofolio (required rate of return in investment or portfolio). Sedangkan Bringham dan Houston (2001) menyatakan bahwa: ada dua jenis risiko yaitu risiko saham yang dapat dieliminasi atau risiko yang dapat didiversifikasi dan risiko yang tidak dapat dieliminasi atau risiko pasar. Risiko yang dapat didiversifikasi disebabkan oleh kejadian acak seperti perkara hukum, pemogokan, program pemasaran yang sukses dan tidak sukses, kalah atau menang kontrak, serta kejadian unik lainnya pada perusahaan tertentu. Karena kejadian-kejadian ini terjadi secara acak, maka pengaruhnya terhadap portofolio dapat dieliminasi oleh diversifikasi. Kejadian buruk dalam satu perusahaan akan diimbangi oleh kejadian baik lainnya. Risiko pasar, di sisi lain berasal dari faktor-faktor yang secara sistematis mempengaruhi sebagian besar perusahaan: perang, inflasi, resesi dan suku bunga yang tinggi. Karena kebanyakan saham cenderung dipengaruhi secara negatif oleh faktor-faktor ini, maka risiko pasar tidak dapat dieliminasi oleh diversifikasi. Menurut Elton, et al (2003) bahwa: beta is a risk measure that arises from the relationship between the return on stock and the return on the market.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
However, we know that the risk of a firm should be determined by some combination of firm’s fundamentals and the market characteristics of the firm’s stock. If relationship could be detemined, they would help us both to better understand Betas and to better forecast beta. Untuk mencari beta suatu saham dilakukan dengan mengolah data saham perbankan melalui dua tahap. Tahap pertama menentukan parameter dari tingkat pengembalian saham individual (R) dan tingkat pengembalian pasar (Rm). Tingkat pengembalian saham individual dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Ri,t = (Pi,t – Pi,t-1)/Pi,t-1 di mana: Pi,t
= harga saham ke i pada minggu ke t
Pi,t-1 = harga saham ke i pada minggu t-1 Tingkat pengembalian pasar mingguan dihitung dengan menggunakan rumus: Rm,t = (Rm,t – Rm,t-1)/Rm,t-1 dimana: Rm,t
= Indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk minggu t
Rm,t-1 = Indeks harga saham gabungan (IHG) untuk minggu sebelumnya,t-1 Tahap kedua adalah menghitung nilai beta (β) dari setiap saham individu. Menurut Sharpe dan Cooper dalam Tandelilin (1997) bahwa: untuk menentukan beta suatu saham, maka digunakan hubungan linear antara tingkat pengembalian saham i, Rit dan tingkat pengembalian pasar, Rmt untuk periode
t.
Model ini diturunkan dari
Model Capital Asset Pricing Model (CAPM), Rit = α + iRm,t + εi,t
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
di mana: εi,t residual selama periode t, adalah E(εi,t) = 0; Simpangan dari εit = ∂²; Cov (ε,εi,t) = 0 dan covarian (εi,t, Rm,t) = 0; Risiko sistematis (β) dihitung dengan rumus: ⎡n ⎤⎡ n ⎤ B t = ⎢∑ (R i, t − R i )(R m,t − R m )⎥ ⎢∑ R m,t − R m ) 2 ⎥ ⎣ t −1 ⎦ ⎣ t −1 ⎦ di mana: Ri adalah rata-rata dari Ri,t Rm adalah rata-rata dari Rm,t
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jakarta Stock Exchange Building, Jalan Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan Juni 2008 sampai dengan bulan Agustus 2008. III.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dengan menggunakan sampel dimana menurut Singarimbun dan Effendi (1985) bahwa: pengertian survei sampel di mana informasi dikumpulkan dari sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dimana menurut Nazir (2005) bahwa: metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan Arikunto (2006) menyatakan bahwa: penelitian kuantitatif memiliki kejelasan unsur yang rinci sejak awal, langkah penelitian yang sistematis, menggunakan sampel yang hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi, memiliki hipotesis jika perlu, memiliki desain jelas dengan langkahlangkah penelitian dan hasil yang diharapkan, memerlukan pengumpulan data yang dapat mewakili serta ada analisis data yang dilakukan setelah semua data terkumpul.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Sifat penelitian ini adalah deskriptif eksplanatori (penjelasan) dimana menurut Singarimbun dan Effendi (1985) bahwa: penelitian penjelasan menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. III.3 Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2007, yaitu sebanyak 30 (tiga puluh)
perusahaan. Dalam pengambilan sampel digunakan metode purposive
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Pada penelitian ini kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut: a. Perusahaan perbankan yang dipilih adalah bank konvensional. b. Perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan publik pada sektor perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2003 dan masih terdaftar hingga tahun 2007. c. Laporan keuangan perusahaan yang diteliti tersedia lengkap dan telah dipublikasikan setiap tahunnya (dari tahun 2003 sampai dengan 2007). Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, maka jumlah sampel yang diambil berjumlah 21 (dua puluh satu) perusahaan. Sedangkan 9 (sembilan) bank yang tidak memenuhi kriteria pengambilan sampel karena adanya pencabutan ijin usaha bank, pembekuan kegiatan usaha bank dan adanya akuisisi atau merger.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Daftar sampel perusahaan perbankan di Bursa efek Indonesia yang terpilih terdapat pada Tabel III.1 Tabel III.1 Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Eminten Tanggal Berdiri 1 BABP Bank Bumi Putera Indonesia Tbk 31 Juli 1989 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 10 Agustus 1955 3 BBIA Bank Buana Tbk 31 Agustu 1956 4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 05 Juli 1946 5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 18 Januari 1972 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 16 Desember 1895 7 BCIC Bank Century Tbk 30 Mei 1997 8 BDMN Bank Danamon Tbk 16 Juli 1956 9 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 11 September 1992 10 BKSW Bank Kesawan Tbk 28 April 1913 11 BMRI Bank Mandiri Tbk 20 Oktober 1998 12 BNGA Bank Niaga Tbk 26 September 1955 13 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 15 Mei 1959 14 BNLI Bank Permata Tbk 17 Desember 1954 15 BSWD Bank Swadesi Tbk 28 September 1968 16 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 28 Oktober 1992 17 LPBN Bank Lippo Tbk 11 Maret 1948 18 MAYA Bank Mayapada Tbk 07 September 1989 19 MEGA Bank Mega Tbk 15 April 1969 20 NISP Bank NISP Tbk 04 April 1941 21 PNBN Bank Pan IndonesiaTbk 17 Agustus 1971 Sumber: Situs Resmi BEI, http://www.jsx.co.id , 2008 (data diolah)
Tanggal Listing 15 Juli 2002 31 Mei 2000 28 Juli 2000 20 November 1996 14 Desember 2000 10 November 2003 03 Juni 1997 08 Desember 1989 22 Juni 2001 21 November 2002 14 Juli 2003 29 November 1989 02 Oktober 1989 15 Januari 1990 01 Mei 2002 30 Juni 1999 10 November 1989 07 Agustus 1997 17 April 2000 20 Oktober 1994 29 Desember 1982
III.4 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder pada penelitian inibersumber dari Jakarta Stock Exchange monthly, JSX Statistic dan Indonesian Capital Market Directory 2003-2007 yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia, yang memuat laporan keuangan tahunan dari setiap eminten serta dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (http://www.jsx.co.id). Data juga diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id). Data yang digunakan merupakan gabungan data antar perusahaan perbankan (cross section) dan data antar waktu (time series), yang disebut juga dengan pooling data.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
III.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia, serta dokumen berupa buletin khusus yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia. III.6 Hipotesis Pertama III.6.1 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama III.6.1.1 Indentifikasi Variabel Hipotesis Pertama Variabel-variabel yang akan diuji pada hipotesis pertama adalah: 1. Variabel Rasio Keuangan (X / variabel bebas) yang terdiri dari: X1 = Non Performing Loan (NPL) X2 = Capital Adequacy Ratio (CAR) X3 = Return on Equity (ROE) X4 = Earning per Share (EPS) 2. Variabel Beta Saham (Y / Variabel terikat) III.6.1.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Definisi operasional variabel pada hipotesis pertama adalah: 1. Variabel Rasio Keuangan (X) yang terdiri dari rasio-rasio keuangan yaitu: a. Non Performing Loan (NPL)/X1 NPL menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi likuiditasnya dengan jalan mengadakan pergeseran atau penarikan kredit outstanding-nya untuk
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
memenuhi permintaan akan kredit lainnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa bank tersebut mengalami kesulitan. b. Capital Adequacy Ratio (CAR)/X2 CAR mengukur seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank dan dana dari sumber-sumber di luar bank seperti dana masyarakat, pinjaman dan sebagainya atau dengan kata lain adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko. c. Return on Equity (ROE)/X3 ROE mengukur profitabilitas dari sisi modal investor atau
dengan kata lain
untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. d. Earning per Share (EPS)/X4 EPS merupakan rasio yang menunjukkan proporsi laba perusahaan yang dapat diklaim dengan setiap lembar saham. Semakin tinggi rasio EPS menunjukkan bahwa semakin baik kinerja perusahaan. 2. Variabel Beta Saham (Y/variabel terikat) Beta saham merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu saham terhadap return pasar yang dapat dicari dengan membuat regresi linear sederhana antara keuntungan historis suatu saham sebagai variabel terikat dan keuntungan historis indeks pasar sebagai variabel bebas. Koefisien regresi hasil perhitungan merupakan beta atau risiko sistematis
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel III.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Variabel Beta Saham (Y)
Rasio Keuangan (X) NPL (X1)
CAR (X2)
ROE (X3)
EPS (X4)
Definisi Mengukur volatilitas (volatility) return suatu saham terhadap return pasar
Indikator
Pengukuran
⎡ ⎤⎡ n (R − R )(R − R ) ∑ i, t i m, t m ⎢ ⎥ ⎢∑ R m,t − R m ⎣ t =1 ⎦ ⎣ t −1 n
Rasio
Rasio Menunjukkan Kredit(kurang lancar+ diragukan+ macet) x 100% kemampuan bank TotalKredit dalam memenuhi likuiditasnya dengan melakukan penarikan kredit outstanding-nya untuk memenuhi permintaan kredit lainnya Mengukur seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri dan sumber-sumber di luar bank atau dengan kata lain adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko Mengukur berapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri
Modal Bank Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Laba Bersih
x 100%
Rasio
Rasio
Ekuitas Saham Biasa
Menunjukkan proporsi Laba Bersih laba perusahaan yang Jumlah Saham dapat diklaim dengan setiap lembar saham Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Rasio
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
III.6.2 Model Analisis Data Hipotesis Pertama Model analisis data yang digunakan dalam hipotesis pertama ini adalah analisis
regresi
linear
berganda.
Suatu
model
regresi
harus
dapat
dipertanggungjawabkan, yaitu harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) . Bentuk model regresi linear berganda dalam hipotesis pertama ini adalah sebagai berikut: Y = a + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + e di mana: Y
= Beta saham
a
= Konstanta
B1-4 = Koefisien regresi X1 = Non Performing Loan (NPL) X2 = Capital Adequacy Ratio (CAR) X3 = Return on Equity (ROE) X4 = Earning per Share (EPS) e
= Error of Term Analisis data hipotesis pertama dilakukan dengan bantuan Statistical Package
for Social Sciences (SPSS) versi 13,0 dengan menggunakan tingkat kepercayaan (convidence interval) sebesar 95% dan tingkat toleransi kesalahan α 5%. Pengujian hipotesis pertama menggunakan pengujian secara simultan atau uji F adalah untuk menguji apakah semua variabel bebas atau dependen dalam model
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau dependen. Nilai statistik F dihitung dengan formula sebagai berikut: F=
SSR/k MSR = SSE/(n - k) MSE
di mana: ∧
SSR = sum of square due to regression = ∑( Y i − y ) 2 ; ∧
SSE = sum of squares error = ∑( Yi − Y i ) 2 ; n
= jumlah observasi;
k
= jumlah parameter (termasuk intersep) dalam model;
MSR = mean squares due to regression MSE = mean of squares due to error. Hipotesis yang akan diuji ditulis sebagai berikut: Ho:
B1, B2, B3, B4, = 0 (Rasio keuangan yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) secara serempak atau simultan tidak berpengaruh terhadap beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia).
Ha : B1, B2, B3, B4, ≠ 0 (Rasio keuangan yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) secara serempak atau simultan berpengaruh terhadap beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia).
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan ketentuan jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau signifikansi Fhitung lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas (independent variable) dalam model mempengaruhi variabel terikat (dependent variable). Demikian pula sebaliknya, apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa variabel bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terikat. Selanjutnya pengujian secara parsial atau uji t adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas atau independen secara individual berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat atau dependen. Nilai statistik t dihitung dengan formula sebagai berikut: t = (bi - 0)/S = bi/S dimana S = deviasi standar, yang dihitung dari akar varians. Varians atau S2 diperoleh dari: S2 =
SSE n-k
di mana: n = jumlah observasi k = jumlah parameter dalam model, termasuk intersep. Hipotesis yang akan diuji ditulis sebagai berikut: Ho : Bi = 0, (Rasio keuangan yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS)
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
secara parsial berpengaruh terhadap beta saham perbankan
di Bursa Efek
Indonesia). Ha : Bi ≠ 0, (Rasio keuangan yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Earning (ROE), dan Earning per Share (EPS) secara parsial berpengaruh terhadap beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia). Untuk mengetahui apakah suatu variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji t atau t-student, dengan ketentuan jika thitung lebih besar dari ttabel atau signifikansi thitung lebih kecil dari α 0,05 dibagi dua maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas (independent variable) dalam model secara parsial mempengaruhi variabel terikat (dependent variable). Demikian pula sebaliknya apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa secara parsial variabel bebas dalam model tidak mempengaruhi variabel terikat. III.6.3 Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama III.6.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Analisis grafik juga
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
dilakukan dengan melihat normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Menurut Ghozali (2005) menyatakan bahwa: uji statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov-Sminov, dimana jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil dari alpha 5% maka dikatakan data tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya jika angka signifikan di dalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka data sudah memenuhi asumsi normalitas. III.6.3.2 Uji Multikolonieritas Menurut Gujarati (2008) bahwa: satu dari asumsi model linear klasik adalah tidak adanya multikolonieritas di antara variabel yang menjelaskan yaitu di antara variabel independen. Diinterpretasikan secara luas multikolonieritas berhubungan dengan situasi di mana ada hubungan linear baik yang pasti atau mendekati pasti diantara variabel independen. Sedangkan Ghozali (2005) menyatakan bahwa: model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat gejala ini dapat diukur dengan nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerane < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolomieritas 0,95. III.6.3.3 Uji Heterokedastisitas Menurut Gujarati (2008) bahwa: suatu asumsi kritis dari model regresi linear klasik adalah bahwa gangguan ui semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, kita mempunyai heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsisten dari penaksir OLS. Tetapi penaksir ini tidak lagi mempunyai varians minimum atau efisien. Dengan perkataan lain, mereka tidak lagi BLUE. Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang. Sedangkan Ghozali (2005) meyatakan bahwa: untuk mendeteksi apakah ada atau tidak gejala heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat Grafik Plot dan uji Park. Menurut uji Park bahwa varians (s2) merupakan fungsi dari
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan menguadratkan nilai residual (u2i) dari model kemudian kuadrat nilai residual dilogaritmakan (Lnu2i). Kemudian nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5% maka dikatakan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam data model, Sebaliknya jika angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5% maka dapat dikatakan terdapat heteroskedastisitas dalam data model. III.6.3.4 Uji Autokorelasi Menurut Supranto (2007) bahwa: di dalam model regresi, dianggap bahwa kesalahan pengganggu εi, i = 1,2,....,n merupakan variabel acak yang bebas. Dengan perkataan lain, kesalahan observasi yang berikutnya diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya. Artinya, E(εiεi+i) = 0, untuk semua i dan semua r ≠ 0. Apabila terjadi autokorelasi, data asli harus ditransformasikan terlebih dahulu untuk menghilangkannya. Cara pengujiannya dilakukan dengan menggunakan Statistik d Durbin-Watson (The Durbin-Watson d Statistic). Untuk menguji apakah ada autokorelasi negatif atau tidak, digunakan (4 –d) sebagai pengganti d. Apabila (4 – d) < dl , tolak H0 yang menyatakan bahwa tidak ada otokorelasi negatif. Apabila (4 - d) > du, tidak menolak Ho yang menyatakan tidak ada autokorelasi negatif. Selanjutnya apabila dl < (4 – d) < du, hasil pengujian tidak dapat disimpulkan. III.7 Hipotesis Kedua III.7.1 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua III.7.1.1 Indentifikasi Variabel Hipotesis Kedua Variabel-variabel yang akan diuji pada hipotesis kedua adalah: 1. Variabel Total Aset (X / variabel bebas) 2. Variabel Beta Saham (Y / variabel terikat) III.7.1.2 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua Definisi operasional variabel pada hipotesis kedua adalah: 1. Variabel Total Aset (TA / variabel bebas)
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Total sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi dimasa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. 2. Variabel Beta Saham (Y/ variabel terikat) Beta saham merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu saham terhadap return pasar yang dapat dicari dengan membuat regresi keuntungan historis suatu saham sebagai variabel terikat dan keuntungan historis indeks pasar sebagai variabel bebas. Koefisien regresi hasil perhitungan merupakan beta atau risiko sistematis. Tabel III.3 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua Variabel Beta Saham (Y)
Definisi Indikator Pengukuran n Skala Mengukur volatilitas return ⎡ n ⎤⎡ 2⎤ suatu saham terhadap return ⎢ (Ri,t − Ri )(Rm,t − Rm)⎥⎢ (Rm,t − Rm) ⎥ pasar ⎣ t−1 ⎦⎣ t−1 ⎦
∑
Total Aset (X)
∑
Total sumber daya yang Aktiva Lancar + Aktiva Tetap dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Skala
III.7.2 Model Analisis Data Hipotesis Kedua Model analisis data yang digunakan dalam hipotesis kedua ini adalah analisis regresi linear sederhana. Menurut Mason dan Lind (2006) bahwa: dalam model regresi linear harus memenuhi asumsi pokok pokok yaitu: 1). Untuk setiap nilai X, ada sekumpulan nilai Y yang menyebar normal, 2). Semua nilai tengah distribusi normal Y terletak pada garis regresi, 3). Deviasi standar distribusi-distribusi normal ini sama. 4). Nilai-nilai Y secara statistik saling bebas. Artinya bahwa
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
pada pemilihan sampel, nilai Y yang terpilih untuk suatu X tertentu tidak tergantung pada nilai Y untuk nilai X yang lainnya. Bentuk model regresi linear sederhana dalam hipotesis kedua ini adalah sebagai berikut: Y = a + BX + e di mana: Y = Beta saham a
= Konstanta
B = Koefisien regresi X = Total Aset e
= Error of Term Analisis data hipotesis kedua dilakukan dengan bantuan Statistical Package
for Social Sciences (SPSS) versi 13,0 dengan menggunakan tingkat kepercayaan (convidence interval) sebesar 95% dan tingkat toleransi kesalahan α 5%. III.7.3 Pengujian Hipotesis Kedua Menurut Gujarati (2008) bahwa: untuk mengetahui sebaik mana garis regresi sampel mencocokkan data digunakan uji r² yang merupakan suatu ukuran “kebaikan-suai” (goodness of fit). r² mengatakan pada kita proporsi variasi dalam variabel tak bebas yang dijelaskan oleh variabel terikat dan karenanya memberikan suatu ukuran keseluruhan mengenai sejauh mana variasi dalam satu variabel menentukan variasi dalam variabel lain.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda pada tahun 1912 di Batavia. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Pada tanggal 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi dengan dibentuknya PT. Bursa Efek Jakarta. Kemudian pada 1995, perdagangan elektronik di BEJ dimulai. Setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin pada saat krisis ekonomi, BEJ mencatat rekor tertinggi baru pada awal tahun 2004 dengan mencapai level 1.500 poin berkat adanya sentimen positif dari dilantiknya presiden baru, Susilo Bambang Yudhoyono. Peningkatan pada tahun 2004 ini sekaligus membuat BEJ menjadi salah satu bursa saham dengan kinerja terbaik di Asia pada tahun tersebut. Pada tahun 2007 BEJ melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memilki satu pasar modal. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2007 adalah sebanyak tiga puluh perusahaan. Sedangkan perusahaan yang memenuhi
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini adalah dua puluh satu perusahaan perbankan. Profil sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: 1. PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk dengan sebutan bank Bank Bumiputera beralamat di Wisma Bumiputera Lt. 4 Jl. Jend. Sudirman Kav. 75 Jakarta. Berdiri pada tanggal 31 Juli 1989 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Juli 2002. Kepemilikan
sahamnya maing-masing adalah masyarakat sebesar
26,95%, Che Abdul Daim bin Haji Zainuddin sebesar 67,07% dan AJB Bumiputera 1912 sebesar 5,98% 2. PT. Bank Central Asia, Tbk dengan sebutan Bank BCA beralamat di Wisma BCA Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920. Berdiri pada tanggal 10 Agustus 1955 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Mei 2000. Kepemilikan saham masing-masing adalah Anthony Salim sebesar 1,76%, masyarakat sebesar 46,72%, Farindo Investment (Mauritius) Ltd sebesar 51,15% dan PT. Bank Central Asia, Tbk sebesar 0,37%. 3. PT. Bank Buana, Tbk dengan sebutan Bank UOB Buana beralamat di Jl. Gajah Mada No. 1 A, Jakarta 10130. Berdiri pada tanggal 31 Agustus 1956 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Juli 2000. Kepemilikan saham masingmasing adalah PT Sari Dasa Karsa sebesar 26,75%, Masyarakat 12,12% dan UOB Intl. Inv. Private Ltd 61,13%. 4. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk sebutan Bank Bank BNI beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220. Berdiri pada tanggal 5 Juli 1946 dan terdaftar di
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 20 November 1996. Kepemilikan saham
masing-masing adalah Negara Republik Indonesia sebesar
99,12% dan
masyarakat sebesar 0,88%. 5. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk dengan sebutan Bank BNP beralamat di JL. Ir. H. Juanda No. 95, Bandung 40132. Berdiri pada tanggal 18 Januari 1972 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Desember 2000. Kepemilikan saham masing-masing adalah PT. Gemah Megah Korporindo sebesar 3,95%, PT. Teradana Megah sebesar 3,95%, PT. Gucimas Sukses Makmur sebesar 4,11%, PT. Binadana Nata Arta sebesar 3.95%, PT. Hermawan Sentral Investama sebesar 14,99%, PT. Hermawan Ladang Arta sebesar 14,03% dan masyarakat sebesar 55,02%. 6. PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk dengan sebutan Bank BRI beralamat Jl. Jend. Sudirman Kav. 44-46, Jakarta 10210. Berdiri pada tanggal 16 Desember 1895 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 November 2003. Kepemilikan saham masing-masing adalah Negara Republik Indonesia sebesar 56,97% dan masyarakat sebesar 43,07%. 7. PT. Bank Century, Tbk dengan sebutan Century Bank beralamat di Gedung Sentral Senayan I Lt. 16, Jl Asia Afrika No. 8, Jakarta 10270. Berdiri pada tanggal 30 Mei 1997 dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juni 1997.
Kepemilikian saham masing-masing adalah SCBHK A/C First Global Funds Ltd sebesar 5,61%, Standard Chartered Bank, Hongkong A/C-CC sebesar 6,53%, Morgan Stanley Co. Int. Ltd. Client AC sebesar 7,45%, Clearstream Banking &
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
SA Luxemburg sebesar 5,62%, masyarkat sebesar 56,43%, First Gulf Asia Holding sebesar 11,50% dan PT. Antaboga Delta Sekuritas sebesar 6,86%. 8. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dengan sebutan Bank Danamon beralamat di Jl. Sudirman No 45-46, Wisma Danamon, Jakarta. Berdiri pada tanggal 16 Juli 1956 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Desember 1989. Kepemilikan saham masing-masing adalah Morgan Stanley Securities Ltd sebesar 4,99%, Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd sebesar 69,25% dan masyarakat sebesar 25,76%. 9. PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk sebutan Bank Eksekutif beralamat di Jl. Tomang Raya No 14, Jakarta 11430. Berdiri pada tanggal 11 September 1992 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 22 Juni 2001. Kepemilikan saham masingmasing adalah masyarakat sebesar 22,10%,
Irawati Widjaya sebesar 4,76%,
Lusiana Widjaya sebesar 10,29%, Lunardi Widjaya sebesar 53,15%, Synthyawati Widjaya sebesar 4,93% dan Setiawan Widjaya sebesar 4,77%. 10. PT. Bank Kesawan, Tbk dengan sebutan Bank Kesawan beralamat di Jl. Hayam Wuruk No. 33, Jakarta 10120. Berdiri pada tanggal 28 April 1913 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 21 November 2002. Kepemilikan saham masing-masing adalah PT Adhi Tirta Mustika sebesar 64,03%, Publik (PT. Arthavest, Tbk) sebesar 19,95%, Publik (PT. Kapita Sekurindo) sebesar 5,89% dan publik lainnya sebesar 10,13%. 11. PT. Bank Mandiri, Tbk dengan sebutan Bank Mandiri beralamat di Plaza Mandiri, Jl. Gatot Subroto Kav. 36-38, Jakarta 12190. Berdiri pada tanggal 20 Oktober
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
1998 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 14 Juli 2003. Kepemilikan saham masing-masing adalah Negara Repulik Indonesia sebesar 67,86% dan masyarakat sebesar 32,14 %. 12. PT. Bank Niaga, Tbk dengan sebutan Bank Niaga beralamat di Graha Niaga/Niaga Tower Jl. Jend Sudirman Kav. 58, Jakarta 12190. Berdiri pada tanggal
26 September 1955 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal
29 November 1989. Kepemilikan saham Bumiputera Commerce Asset-Hold sebesar 64,06% dan pemegang saham lainnya sebesar 35,94%. 13. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk dengan sebutan Bank BII beralamat di Plaza BII, Menara II, Jl. MH Thamrin Kav. 2 No. 51, Jakarta 10350. Berdiri pada tanggal 15 Mei 1959 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1989. Kepemilikan saham masyarakat sebesar 37,58%, Sorak Financial Holdings Pte. Ltd sebesar 56,33% dan Aranda Inv. Pte Ltd Mauritius sebesar 6,09%. 14. PT. Bank Permata, Tbk dengan sebutan Bank Permata beralamat di Permata Tower I Lt. 17, Jl. Jend. Sudirman Kav. 27, Jakarta 12920. Berdiri pada tanggal 17 Desember 1954 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Oktober 1989. Kepemilikan saham masing-masing adalah PT. Astra Internasional, Tbk sebesar 44,505 %, Standard Chartered Bank sebesar 44,505% dan masyarakat sebesar 10,99%. 15. PT. Bank Swadesi, Tbk dengan sebutan Bank Swadesi beralamat di Jl. H. Samanhudi No. 37, Jakarta. Berdiri pada tanggal 28 September 1968 dan
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Mei 2002. Kepemilikan saham masing-masing adalah
PT. Panca Mantra Jaya sebesar 49%, PT. Putra
Mahkota Perkasa sebesar 39,52%, Prakash Rupchand Chugini sebesar 1,61% dan masyarakat 9,87% 16. PT. Bank Victoria Internasional, Tbk dengan sebutan Bank Victoria beralamat di Gedung Bank Panin Senayan Lt. Dasar Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270. Berdiri pada tanggal 28 Oktober 1992 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juni 1999. Kepemilikan saham masing-masing adalah PT. Victoria Sekuritas sebesar 34%, PT. Suryayudha Investindo Cipta sebesar 11%, PT. Nata Patindo sebesar 7%, Trans Universal Holding Ltd. sebesar 12% dan masyarakat sebesar 33%. 17. PT. Bank Lippo, Tbk dengan sebutan Bank Lippo beralamat di Menara Asia, Lippo Karawaci Jl. Raya Diponegoro 101, Tangerang 15810. Berdiri pada tanggal 11 Maret 1948 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 November 1989. Kepemilikan saham masing-masing adalah publik sebesar 5,43%, MENKEU Negara RI (ex-BPPN) sebesar 2,24%, Greatville Pte. Ltd sebesar 5,57% dan Santubong Investment B.V sebesar 86,76% . 18. PT. Bank Mayapada, Tbk dengan sebutan
Bank Mayapada beralamat di
Mayapada Tower Ground Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 28 Jakarta. Kepemilikan saham masing-masing adalah PT. Mayapda Karunia sebesr 14%, PT. Mayapada Kasih sebesar 9%, Brilliant Bazaar Pte Ltd sebesar 7%, Summertime Ltd sebesar
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
24%, Dubaiventures Ltd sebesar 7%, Avenue Luxembourg S.A.R.L sebesar 23% dan masyarakat sebesar 13%. 19. PT. Bank Mega, Tbk dengan sebutan Bank Mega beralamat di Jl. Kapten Tendean Kav. 12-14 A, Jakarta 12790. Berdiri pada tanggal 15 April 1969 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 April 2000. Kepemilikan Saham masingmasing adalah masyarakat sebesar 47,8% PT. Para Global Investindo sebesar 52,2%. 20. PT. Bank NISP, Tbk dengan sebutan Bank NISP beralamat di NISP Tower, Jl. Dr. Satrio No. 25 Jakarta 12940. Berdiri pada tanggal 4 April 1941 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1994. Kepemilikan saham masing-masing adalah International Finance Corporation sebesar OCBC Overseas Investment Pte. Ltd
sebesar 72,29% dan
7,17%,
lainnya sebesar
20,54%. 21. PT. Pan Indonesia Bank, Tbk dengan sebutan Bank Panin beralamat di Panin Bank Centre, Jl. Jend. Sudirman Kav. 1 Senayan, Jakarta 10270. Berdiri pada tanggal 18 Agustus 1971 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Desember 1982. Kepemilikan saham
masing-masing adalah
publik sebesar
25,88, Votraint No 1103 PTY Limited sebesar 29,02% dan PT. Panin Life sebesar 42,1%.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
IV.1.2 Deskripsi Data Penelitian IV.1.2.1 Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Pertama Data yang diperoleh dari hasil analisa deskriptif, menunjukkan nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel yang diteliti untuk hipotesis pertama, baik itu variabel bebas yaitu NPL, CAR, ROE dan EPS, serta variabel terikat yaitu beta saham. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada Tabel IV.1 di bawah ini. Tabel IV.1 Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Pertama
Non Performing Loan (X1) Capital Adequacy Ratio (X2) Return on Equity (X3) Earning per Share(X4) Beta Saham (Y) Valid N (listwise)
N 105 105 105 105 105 105
Minimum .00 8.08 -165.09 -132.00 -.4160
Maximum Sum 26.66 501.89 42.35 1925.95 104.48 1633.20 491.00 10162 2.8896 68.2527
Mean 4.7799 18.3424 15.5543 96.7810 .650026
Std. Deviation 4.15188 6.65069 24.79866 4.15188 0,59293 6.65069
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Dari Tabel IV.1 diperlihatkan bahwa rata-rata rasio Non Performing Loan (NPL) perusahaan sampel adalah 4,7799%. Nilai NPL terendah masing-masing adalah Bank Nusantara Parahyangan Tbk pada tahun 2003, Bank Mayapada Tbk pada tahun 2006 dan 2007 serta Bank Central Asia pada tahun 2007. Nilai NPL tertinggi adalah Bank Mandiri Tbk pada tahun 2006 yaitu 26.66%. Nilai standar deviasi 4,1519 menunjukkan bahwa selama tahun pengamatan, kondisi NPL perusahaan sampel sangat berfluktuasi, jarak antara perusahaan yang mempunyai rasio NPL
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
tinggi cukup jauh dengan jarak antara perusahaan yang mempunyai rasio NPL rendah. NPL merupakan rasio antara jumlah kredit kurang lancar, diragukan dan macet dibandingkan dengan jumlah total kredit. Status NPL pada prinsipnya didasarkan pada ketepatan waktu bagi nasabah untuk membayarkan kewajiban, baik berupa pembayaran bunga maupun pengembalian pokok pinjaman. Semakin rendah rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan perbankan memiliki tingkat kesehatan bank yang tinggi. Rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) perusahaan sampel adalah 18,3424%. Nilai CAR terendah selama tahun pengamatan adalah Bank Century Tbk pada tahun 2005 yaitu 8,08% dan tertinggi adalah Bank Pan Indonesia Tbk pada tahun 2003 yaitu 42,35%. Nilai standar deviasi 6,6507 menunjukkan bahwa selama tahun pengamatan, kondisi CAR perusahaan sampel sangat berfluktuasi, jarak antara perusahaan yang mempunyai rasio kecukupan modal tinggi cukup jauh dengan jarak perusahaan yang mempunyai rasio kecukupan modal rendah. CAR adalah rasio kinerja bank untuk menunjang akitva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi tingat kemampuan permodalan suatu bank untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses pemberian kredit. Rata-rata rasio Return on Equity (ROE) adalah 15,5543%. Nilai ROE terendah selama tahun pengamatan adalah Bank Century Tbk pada tahun 2004 yaitu 165,09% dan nilai ROE tertinggi adalah Bank Lippo Tbk pada tahun 2004 yaitu 104,48%.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Nilai standar deviasinya adalah 24,7987% menunjukkan bahwa selama tahun pengamatan, kondisi ROE perusahaan sangat berfluktuasi, jarak antara perusahaan yang mempunyai rasio ROE tinggi sangat jauh dengan jarak perusahaan yang mempunyai rasio ROE rendah. ROE adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa atau mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham.
Berapa besar keuntungan yang diperoleh oleh investor per lembar saham yang diinvestasikannya dapat dilihat dari Earning per Share (EPS) yaitu rasio antara laba bersih dangan total saham. Rata-rata rasio EPS selama periode pengamatan adalah Rp 96,7810. Rasio EPS tertinggi dicapai oleh Bank Danamon pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 491,00 dan terendah adalah Bank Lippo Tbk pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp -132,00. Nilai standar deviasinya sebesar 123,8350 menunjukkan bahwa nilai EPS perusahaan sampel selama periode pengamatan sangat berfluktuasi, jarak antara perusahaan yang mempunyai EPS tinggi dan positif cukup jauh dengan perusahaan yang mempunyai EPS rendah dan negatif. Rata-rata Beta Saham perusahaan sampel selama periode pengamatan adalah sebesar 0,6500. Nilai Beta Saham terendah adalah Bank Victoria Internasional Tbk pada tahun 2003 sebesar -0,4160 dan
nilai Beta Saham tertinggi adalah Bank
Permata Tbk pada tahun 2007 sebesar 2,8896. Nilai standar deviasinya adalah 0,5929 yang menunjukkan bahwa Beta Saham perusahaan sampel selama periode pengamatan berfluktuasi, karena jarak beta saham terendah dan tertinggi cukup jauh.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
IV.1.2.2 Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Kedua Data yang diperoleh dari hasil analisa deskriptif menunjukkan nilai tertinggi (maximum), nilai terendah (minimum), rata-rata (mean) dan standar deviasi dari Total Aset sebagai variabel bebas dan Beta Saham sebagi variabel terikat. Hasil analisa deskriptif dapat dilihat pada Tabel IV.2 berikut: Tabel IV.2 Deskripsi Data Penelitian Hipotesis Kedua N
Min
Max
Sum
Mean
Std Deviation
Total Aset
105
632770000000
319085590000000
5361891379000000
51065632180952
71097648234036
Beta Saham
105
-0.4160
2.8896
68.2526
0.6500
0.592936422
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Dari Tabel IV.2 diperlihatkan bahwa rata-rata Total Aset sampel perusahaan perbankan adalah 51,066 trilyun rupiah. Nilai Total Aset tertinggi selama tahun pengamatan adalah nilai Total Aset Bank Mandiri Tbk sebesar 319,086 trilyun rupiah pada tahun 2007 dan nilai Total Aset terendah adalah Bank Swadesi Tbk sebesar 632,770 milyar rupiah pada tahun 2003. Nilai standar deviasinya sebesar 71,098 trilyun menunjukkan bahwa selama tahun pengamatan kondisi Total Aset perusahaan sampel sangat berfluktuasi, rata-rata jarak antara perusahaan yang mempunyai Total Aset tinggi dan yang mempunyai Total Aset rendah cukup jauh. IV.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama IV.1.3.1 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov-Sminov. Tampilan grafik histrogram yang terdapat pada
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
gambar IV.1 di bawah memberikan pola distribusi yang normal karena menyebar secara merata baik ke kiri maupun ke kanan.
Gambar IV.1 Grafik Histrogram
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Gambar IV.2 Grafik Normal Plot Pada Gambar IV.2 grafik normal plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari kedua grafik di atas dapat disimpulkan bahwa model garis regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain dengan analisis grafik, dapat dilakukan uji normalitas dengan melihat angka signifikan dari Kolmogorov-Smirnov test, yaitu dengan cara melakukan uji Kolmogorov-Smirnov pada data residual. Dari tabel hasil uji normalitas terlihat bahwa semua variabel berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari signifikansi Kolmogorov-Smirnov test sebesar 0,854 yaitu lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas terlihat pada Tabel IV.3 sebagai berikut:
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Standardized Residual 105 .0000000 .98058068 .059 .053 -.059 .608 .854
a. Test distribution is Normal. b. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
IV.1.3.2 Hasil Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai collinarity statistic dan nilai koefisien korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolonieritas terjadi apabila (1) nilai tolerance (Tolerance < 0,10) dan (2) variance inflation factor (VIF > 10). Berdasarkan Tabel IV.4 terlihat nilai VIF untuk variabel NPL, CAR, ROE dan EPS lebih kecil dari 10. Sedangkan nilai tolerance-nya lebih besar dari 0,10.Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Hasil pengujian terlihat pada Tabel IV.4 sebagai berikut:
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolonieritas Model 1
(Constant) Non Performing Loan (X1) Capital Adequacy Ratio (X2) Return on Equity (X3) Earning per Share (X4)
Unstandardized Coefficients B Std. Error .167 -.109 .033 .013 .026 .008 .002 .002 .001 .000
Standardized Coefficients Beta
.234 .286 .091 .210
Collinearity Statistics Tolerance VIF .902 .931 .761 .763
1.109 1.074 1.314 1.311
a. Dependent Variable: Beta Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
IV.1.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar IV.3 Scatterplot Heteroskedastisitas Pendeteksian masalah heteroskedatisitas dalam model regresi dilakukan dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent variable). Jika pada grafik terdapat pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan apabila tidak ada pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari Gambar IV.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi beta saham berdasarkan masukan variabel bebas NPL, CAR, ROE dan EPS.
Tabel IV.5 Hasil Uji Heteroskodastisitas
Model 1
(Constant) Non Performing Loan (X1) Capital Adequacy Ratio (X2) Return on Equity (X3) Earning per Share (X4)
Unstandardized Coefficients Std. B Error .676 -2.073 .054 -.039 .033 -.018 .016 .010 .002 -.003
Standardized Coefficients Beta -.075 -.053 .180 -.195
t -3.066 -.729 -.527 1.612 -1.750
Sig. .003 .468 .599 .110 .083
a. Dependent Variable: Beta Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Hasil uji Park dapat dilihat pada Tabel IV.5 yang menunjukkan bahwa semua koefisien parameter beta untuk variabel bebas tidak ada yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji scatterplots. IV.1.3.4. Hasil Uji Autokorelasi Pendeteksian masalah autokorelasi dilakukan dengan pengujian DurbinWatson atau uji d. Dari Tabel IV.6 diperoleh nilai hitung Durbin-Watson sebesar 2,062. Dari tabel statistik Durbin-Watson dengan alpha 5% diperoleh nilai d (Durbin-
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Watson) berada diantara upper bound (du) dan 4 – du atau dapat ditulis sebagai berikut, du < d < 4 – du atau 1,76 < 2,062 < 2,24. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal (H0) diterima artinya tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif pada persamaan regresi. Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi Adjusted Std. Error of DurbinR Model R Square R Square the Estimate Watson 1 .459 a .211 .459 .5371346 2.062 a. Predictors: (Constant), Earning per Share, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity b. Dependent Variable: Beta Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
IV.2 Pembahasan IV.2.1 Pembahasan Hipotesis Pertama Tabel IV.7 Hasil Uji Hipotesis Pertama Model 1
R .459a
R Square .211
Adjusted R Square .179
Std. Error of the Estimate .5371346
a. Predictors:(Constant), Earning per Share, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity b. DependentVariable: Beta Saham Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Sebelum melakukan uji hipotesis, pertama kali dilakukan uji determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu NPL, CAR, ROE dan EPS dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikatnya (Beta Saham). Nilai koefisien determinasi R² diperlihatkan pada Tabel IV.7.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Nilai R² yang diperoleh adalah sebesar 0,211 atau 21,1% yang menunjukkan kemampuan variabel bebas yaitu NPL, CAR, ROE dan EPS dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikatnya (Beta Saham) sebesar 21,1%, sedangkan sisanya sebesar 1-R2 = e yang besarnya 78,9% adalah variabel yang tidak terungkap atau tidak diteliti. Hasil uji hipotesis pertama dengan menggunakan pengujian secara simultan atau uji F adalah untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Terima Ho jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Terima Ha (tolak Ho) jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% Berdasarkan Tabel IV.8 diperlihatkan bahwa nilai Fhitung = 6,683 dan Ftabel = 2,45 sehingga Fhitung lebih besar dari Ftabel dan nilai signifikansi Fhitung adalah 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05. Keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari NPL, CAR, ROE dan EPS mampu menjelaskan keragaman dari variabel terikat (Beta Saham) atau dengan kata lain NPL, CAR, ROE dan EPS secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Beta Saham.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Tabel IV.8 Hasil Uji F Hipotesis Pertama Mode
Sum of F Squares df Mean Square Sig. 1 Regression 7.712 4 1.928 6.683 .000a Residual 28.851 100 .289 Total 36.564 104 a. Predictors: (Constant), Earning per Share, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity b. Dependent Variable: Beta Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Selanjutnya pengujian hipotesis pertama dengan pengujian secara parsial atau uji t adalah untuk menguji apakah suat variabel bebas secara individual berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Terima Ho jika thitung < ttabel pada α = 5% Terima Ha (tolak Ho) jika thitung > ttabel pada α = 5% Tabel IV.9 Hasil Uji t Hipotesis Pertama Mode 1
(Constant) Non Performing Loan (X1) Capital Adequacy Ratio (X2) Return on Equity (X3) Earning per Share (X4)
Unstandardized Coefficients B Std. Error .167 -.109 .033 .013 .026 .008 .002 .002 .001 .000
Standardized Coefficients Beta .234 .286 .091 .210
t -.653 2.504 3.108 .892 2.067
Sig. .515 .014 .002 .374 .041
a. Dependent Variable: Beta Saham
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Dari Tabel IV.9 diperlihatkan bahwa variabel yang memiliki nilai signifikansi thitung lebih kecil dari α 0,05 adalah NPL, CAR dan EPS. Nilai thitung variabel NPL, CAR dan EPS lebih besar dari ttabel nya sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maka secara parsial hanya NPL, CAR dan EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Dari Tabel IV.9 juga diperlihatkan bahwa nilai konstanta sebesar -0.109 dan nilai koefisien masing-masing variabel adalah 0,033 untuk NPL, 0,026 untuk CAR, 0,002 untuk ROE dan 0,001 untuk EPS. Maka model regresi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = -0,109 + 0,033X1 + 0,026X2 + 0,002X + 0,001X4 + e di mana: Y
= Beta Saham
a
= Konstanta
B1-4
= Koefisien regresi
X1
= Non Performing Loan (NPL)
X2
= Capital Adequacy Ratio (CAR)
X3
= Return on Equity (ROE)
X4
= Earning per Share (EPS)
e
= Error of Term Dari persamaan regresi linier berganda di atas menunjukkan bahwa apabila
semua varibel bebas sama dengan nol, maka nilai Beta Saham adalah -0,109. Hal ini
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
berarti bahwa pengaruh rata-rata semua variabel yang tidak terungkap (tidak diteliti) terhadap Beta Saham adalah -0,109.
1. Non Performing Loan (NPL) Dari Tabel IV.9 diperlihatkan bahwa koefisien variabel NPL sebesar 0,033 yang berarti bahwa bila nilai variabel NPL naik sebesar 1% maka nilai Beta Saham akan meningkat sebesar 0,033 dengan menganggap nilai variabel bebas yang lain konstan. Dari hasil uji t dengan dua arah pada Tabel IV.9 juga diperlihatkan bahwa NPL sebagai salah satu rasio likuiditas secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia, dimana Nilai thitung NPL sebesar 2,504 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,980. Variabel NPL juga mempunyai hubungan positif terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia, hal ini berarti semakin tinggi tingkat NPL maka Beta Saham juga semakin tinggi Kenaikan tingkat NPL suatu bank akan mengakibatkan tingkat likuiditas aset semakin rendah. Kenaikan NPL dikarenakan jumlah persentase kredit bermasalah dibandingkan dengan jumlah kredit yang disalurkan meningkat. Hal ini berakibat kredit yang telah dikeluarkan akan sulit untuk ditagih kembali. Tidak tertagihnya kredit yang telah disalurkan mengakibatkan hilangnya dana pihak ketiga yang dikelola oleh bank. Kualitas aset bank harus dipantau sehingga mampu menjaga likuiditas bank. Penurunan likuiditas aset akan meningkatkan liquidty problem bank tersebut sehingga risko sistematis yang diukur dengan koefisien Beta Saham juga semakin tinggi. Elton et al (2003) menyatakan bahwa: perusahaan dengan likuiditas
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
yang tinggi lebih kecil risikonya daripada perusahaan dengan tingkat likuiditas yang rendah, oleh karena itu likuiditas berhubungan secara negatif dengan Beta Saham.
2. Capital Adequacy Ratio (CAR) Variabel CAR mempunyai koefisien sebesar 0,026 yang berarti bahwa bila nilai variabel CAR naik sebesar 1% maka nilai Beta Saham akan meningkat sebesar 0,026 dengan menganggap nilai variabel bebas lainnya konstan. Hasil uji t dengan dua arah diperoleh nilai thitung CAR sebesar 3,108 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,980 yang berarti bahwa CAR sebagai rasio solvabilitas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. CAR sebagai salah satu dari rasio solvabilitas adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain. Dari Tabel IV.9 diperlihatkan bahwa CAR mempunyai hubungan positif terhadap beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia yang berarti bahwa semakin tinggi nilai CAR suatu bank maka Beta Saham juga semakin tinggi. Hal ini bertentangan dengan teori karena menurut Mamduh dkk (2005) menyatakan bahwa: rasio solvabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Semakin tinggi tingkat CAR suatu bank maka dikatakan bank tersebut solvabel. Apabila suatu bank atau perusahaan tidak solvabel berarti bank atau perusahaan tersebut menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Menurut Elton et al (2003) menyatakan bahwa: leverage cenderung menaikkan volatilitas aliran earning sehingga menaikkan risiko dan beta. 3. Return on Equity (ROE) Variabel ROE mempunyai koefisien sebesar 0,002 yang berarti bahwa bila variabel ROE naik sebesar 1% maka nilai Beta Saham akan meningkat sebesar 0,002 dengan menganggap nilai variabel bebas lainnya konstan. Hasil uji t dengan dua arah dipeoleh nilai thitung ROE sebesar 0,892 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 1,980 yang berarti bahwa ROE sebagai rasio profitabilitas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba berdasarkan modal saham tertentu. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank tersebut. Dari hasil uji t pada Tabel IV.9 diperlihatkan bahwa ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas mempunyai hubungan positif terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia yang berarti bahwa semakin tingi tingkat ROE suatu bank maka Beta Saham juga akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmaja (2003)
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
yang menyatakan bahwa: semakin tinggi tingkat keuntungan suatu investasi, semakin besar pula risikonya. Tidak berpengaruhnya ROE terhadap Beta Saham Perbankan karena investor tidak mempertimbangkan ROE dalam melakukan investasi. Menurut Tandelilin (2001) bahwa: penggunaan laporan keuangan sebagai dasar pembuatan keputusan investasi memerlukan ketepatan dan waktu analisis yang lebih lama dibandingkan penggunaan data-data pasar. Bagi analis teknikal, dengan menggunakan data-data pasar, investor hanya perlu mengidentifikasi bagaimana kecenderungan pergerakan harga saham. 4. Earning per Share (EPS) Variabel EPS mempunyai koefisien sebesar 0,001 yang berarti bahwa bila nilai variabel EPS naik sebesar Rp 1,00 maka akan meningkatkan nilai Beta Saham sebesar 0,001 dengan menganggap nilai variabel bebas lainnya konstan. Hasil uji t dengan dua arah diperoleh nilai thitung EPS sebesar 2,067 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,980 yang berarti bahwa secara parsial variabel EPS berpengaruh terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Dari hasil uji t pada Tabel IV.9 dapat diketahui bahwa EPS sebagai salah satu rasio market value mempunyai hubungan positif terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian saham maka semakin tinggi pula risiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
penelitian dari Mohamed dan Abdullah (2003) serta penelitian dari Jahankhani dan Lynge (1980) bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap Beta Saham.
IV.4.2 Pembahasan Hipotesis Kedua Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji determinasi untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu Total Aset menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikatnya (Beta Saham). Nilai koefisien determinasi R² dapat dilihat pada Tabel IV.10. Tabel IV.10 Hasil Uji Hipotesis Kedua Model 1
R .419(a)
R Square .175
Adjusted R Square .167
Std. Error of the Estimate .5410872395994
a Predictors: (Constant), Total Aset Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Nilai R² yang dihasilkan adalah 0,175 atau sebesar 17,5% yang berarti bahwa kemampuan variabel bebas yaitu Total Aset dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap
variabel terikatnya (Beta Saham) sebesar 17,5% sedangkan sisanya
(1-R2) = e sebesar 82,5% adalah variabel lain yang tidak terungkap (tidak diteliti). Nilai R² yang kecil dapat diartikan bahwa kemampuan variabel bebas (independent variable) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dependent variable) sangat terbatas. Tabel IV.11 Hasil Uji F Hipotesis Kedua Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
1
Regression 6.408 Residual 30.156 Total 36.564 a Predictors: (Constant), Total Aset b Dependent Variable: Beta Saham
1 103 104
6.408 .293
21.887
.000(a)
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Pengambilan keputusan untuk hipotesis kedua dilakukan dengan uji F dimana kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Terima Ho jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Terima Ha (tolak Ho) jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% Dari Tabel IV.11 diperlihatkan bahwa nilai Fhitung = 21,887 dan Ftabel = 3,9245 sehingga Fhitung lebih besar dari Ftabel dan nilai signifikansi Fhitung adalah 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05. Keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa Total Aset berpengaruh high significant terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Tabel IV.12 Hasil Uji t Hipotesis Kedua Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) .472 Total Aset 3.49E-015 a Dependent Variable: Beta Saham
Std. Error .065 .000
Standardized Coefficients Beta .419
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Dari Tabel IV.12 diperlihatkan bahwa nilai konstanta sebesar 0,472 dan nilai koefisien variabel Total Aset adalah 0,00000000000000349. Maka model regresi untuk hipotesis kedua adalah sebagai berikut: Y = 0,472 + 0,00000000000000349X + e di mana:
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Y = Beta Saham a = Konstanta X = Total Aset B = Koefisien regresi e = Error of Term Dari persamaan regresi linier sederhana di atas menunjukkan bahwa apabila nilai vaiabel Total Aset sama dengan nol, maka Beta Saham adalah sebesar 0,472. Hal ini berarti bahwa pengaruh rata-rata semua variabel yang tidak terungkap (tidak diteliti) terhadap Beta Saham adalah 0,472. Koefisien vaiabel Total Aset adalah 0,00000000000000349 yang berarti bahwa bila Total Aset naik sebesar 1 (satu) trilyun rupiah maka Beta Saham akan naik sebesar 0,00349. Total Aset/Aktiva adalah total sumber daya perusahaan yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh perusahaan. Dari hasil uji t pada Tabel IV.12 bahwa Total Aset/aktiva sebagai ukuran perusahaan mempunyai hubungan positif dengan beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah Total Aset/Aktiva (saldo pinjaman memiliki porsi yang paling besar pada aktiva perusahaan perbankan) maka semakin tinggi risiko sistematis yang diukur dengan koefisien Beta Saham. Hasil Penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Beaver et al (1970) dan Tandelilin (1997) bahwa Total Aset berpengaruh signifikan terhadap Beta Saham.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan dimana rasio keuangan yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Equity (ROE) dan Earning per Share (EPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti bahwa rasio keuangan berpengaruh atau menentukan pola pergerakan Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007, dan secara parsial variabel NPL, CAR dan EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007. Hanya variabel ROE yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap beta saham perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007. 2. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan melakukan uji secara simultan, Total Aset memilik pengaruh high significant terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti bahwa Total Aset sangat berpengaruh atau sangat menentukan pola pergerakan Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2007.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
V.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka disarankan sebagai berikut: 1. Investor dapat menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari NPL, CAR, ROE dan EPS untuk mengambil keputusan investasi di sektor perbankan karena secara simultan berpengaruh terhadap Beta Saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. Untuk perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dengan mengurangi rasio NPL dan meningkatkan rasio CAR sesuai dengan ketentuan peraturan Bank Indonesia. Perusahaan perbankan juga diharapkan meningkatkan rasio EPS sehingga dengan peningkatan kinerja perusahaan perbankan dan peningkatan tingkat keuntungan yang diperoleh investor tersebut akan meningkatkan minat investor terhadap saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Investor juga dapat menggunakan Total Aset sebagai ukuran perusahaan untuk mengambil keputusan investasi di sektor perbankan karena berpengaruh high significant terhadap Beta Saham. Untuk perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia diharapkan dapat meningkatkan Total Aset perusahaan sehingga akan meningkatkan minat investor terhadap saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. PT Renika Cipta, Jakarta. Atmaja, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Bringham, Eugene F dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Terjemahan Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Edisi Kedelapan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Bodie, Zvie; Alex Kane dan Alan J. Marcus. 2006. Investment, Edisi Ketiga, Terjemahan Zulaini Dalimunthe dan Budi Wibowo, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Chandra, Prasanna, 2006. Investment Analysis and Portfolio Management, Second Edition, Tata Mc Graw – Hill Publishing Company Limited, New Delhi. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta. Elton, Edwin J; Martin J Gruber; Stephen J Brown dan William N Goetzmann. 2003. Modern Portfolio Theory And Investment Analysis, Sixth Edition, John Wiley & Sons Inc. Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi, Buku Satu, Tim Penterjemah Salemba Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Gallager, Timothy J dan Andrew D Joseph Jr . 2000. Financial Management: Principles and Practice, Second Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, Damodar. 2008. Ekonometrika Dasar, Terjemahan Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Jones,
Charles P. 2004. Investments Analysis and Management, Ninth Edition, John Wiley & Sons Inc.
Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mamduh; M Hanafi dan Abdul Halim. 2005. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Kedua, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Mamduh dan M Hanafi. 2005. Manajemen Keuangan, BPFE Jogjakarta. Mason, Robert D dan Douglas A Lind. 2006. Teknik Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kesembilan Jilid Dua, Penerbit Erlangga, Jakarta. Martono dan Agus D Harjito. 2005. Manajemen Keuangan, Penerbit Ekonesia, Yogyakarta. Margaretha, Farah. 2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, PT Grasindo, Jakarta. Mishkin, Frederic S. 2003. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets, Sixth Edition Update, Addison Wesley. Nazir. 2005. Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor. Rose, Peter S. 2003. Commercial Bank Management, Fith Edition, McGraw-Hill. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan, Edisi kelima, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1985. Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta. Sinkey, Joseph F., Jr. 2002. Commercial Bank Financial Management In the Financial Services Industry, Sixth Edition, Pearson Education, Inc, Upper Saddle River, New Jersey. Sitompul, Zulkarnain. 2005. Problematika Perbankan, Books Terrace Library, Bandung.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Supranto, J. 2007. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta. Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama, PT BPFE, Yogyakarta. Widjanarko. 1997. Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Edisi PT Anem Kosong Anem, Jakarta.
Ketiga,
B. Bukan Buku Bank Indonesia, Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia, http://www.bi.go.id. (21 April 2008). Beaver, William; Paul Ketler; Myron Sholes. 1970. The Association Between Market Detemined and Accounting Determined Risk Measure, Accounting Review, Vol. 45, October, pp 654-682. Janhankhani, A dan Lynge M. J. Jr. 1980. Commercial Bank Financial Policies and Their Impact on Market-Determined Measures of Risk. Journal of Bank Research, November, pp 169 – 178. Mohamed, Abdulkadir dan Ahmed Abdullah. 2003. The Relationship Between Commercial Bank’s Performance and Risk Measures: A Case of Saudi Arabia Stock Market, Scientific Journal of King Faisal University (Humanities and Management Science), Vol.4 No.2 1424. Tandelilin, Eduardus. 1997. Determinants of Systematic Risk: The Experience of Some Indonesia Common Stock, Kelola, No.16/IV, h. 101- 114.
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Populasi) No
Kode Nama Perusahaan Saham 1 AGRO Bank Agroniaga Tbk 2 ANKB Bank Arta Niaga Tbk 3 BABP Bank Bumi Putera Indonesia Tbk 4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 5 BBCA Bank Central Asia Tbk 6 BBIA Bank Buana Tbk 7 BBKP Bank Bukopin Tbk 8 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 9 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 11 BCIC Bank Century tbk 12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 13 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 14 BKSW Bank Kesawan Tbk 15 BMRI Bank Mandiri Tbk 16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 17 BNGA Bank Niaga Tbk 18 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 19 BNLI Bank Permata Tbk 20 BSWD Bank Swadesi Tbk 21 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 22 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 23 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 24 LPBN Bank Lippo Tbk 25 MAYA Bank Mayapada Tbk 26 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 27 MEGA Bank Mega Tbk 28 NISP Bank NISP Tbk 29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 30 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk Sumber: Situs resmi BEI, www.jsx.co.id, 2008 (data diolah)
Tanggal Listing 08 Agustus 2003 02 November 2000 15 Juli 2002 02 Oktober 2007 31 Mei 2000 28 Juli 2000 10 Juli 2006 20 November 1996 14 Desember 2000 10 November 2003 03 Juni 1997 08 Desember 1989 22 Juni 2001 21 November 2002 14 Juli 2003 01 Juni 2006 29 November 1989 02 Oktober 1989 15 Januari 1990 01 Mei 2002 12 Maret 2007 30 Juni 1999 23 Agustus 1990 10 November 1989 07 Agustus 1997 02 Juli 2007 17 April 2000 20 Oktober 1994 29 Desember 1982 19 Desember 2006
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 2 Daftar Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (sampel) No Kode Nama Eminten Tanggal Berdiri 1 BABP Bank Bumi Putera Indonesia Tbk 31 Juli 1989 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 10 Agustus 1955 3 BBIA Bank Buana IndonesiaTbk 31 Agustus 1956 4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 05 Juli 1946 5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 18 Januari 1972 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 16 Desember 1895 7 BCIC Bank Century Tbk 30 Mei 1997 8 BDMN Bank Danamon Tbk 16 Juli 1956 9 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 11 September 1992 10 BKSW Bank Kesawan Tbk 28 April 1913 11 BMRI Bank Mandiri Tbk 20 Oktober 1998 12 BNGA Bank Niaga Tbk 26 September 1955 13 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 15 Mei 1959 14 BNLI Bank Permata Tbk 17 Desember 1954 15 BSWD Bank Swadesi Tbk 28 September 1968 16 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 28 Oktober 1992 17 LPBN Bank Lippo Tbk 11 Maret 1948 18 MAYA Bank Mayapada Tbk 07 September 1989 19 MEGA Bank Mega Tbk 15 April 1969 20 NISP Bank NISP Tbk 04 April 1941 21 PNBN Bank Pan IndonesiaTbk 17 Agustus 1971 Sumber: Situs resmi BEI, www.jsx.co.id, 2008 (data diolah)
Tanggal Listing 15 Juli 2002 31 Mei 2000 28 Juli 2000 20 November 1996 14 Desember 2000 10 November 2003 03 Juni 1997 08 Desember 1989 22 Juni 2001 21 November 2002 14 Juli 2003 29 November 1989 02 Oktober 1989 15 Januari 1990 01 Mei 2002 30 Juni 1999 10 November 1989 07 Agustus 1997 17 April 2000 20 Oktober 1994 29 Desember 1982
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 3 Data Non Performing Loan Perusahaan Perbankan (Sampel) Satuan: Persentase (%) No
Kode NamaPerusahaan 2003 Saham 1 BABP Bank Bumi Putera Indonesia Tbk 2.00 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 2.34 3 BBIA Bank Buana IndonesiaTbk 0.86 4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 5.00 5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.00 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 6.00 7 BCIC Bank Century Tbk 4.59 8 BDMN Bank Danamon Tbk 4.62 9 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 4.58 10 BKSW Bank Kesawan Tbk 4.04 11 BMRI Bank Mandiri Tbk 8.00 12 BNGA Bank Niaga Tbk 3.61 13 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 6.20 14 BNLI Bank Permata Tbk 14.10 15 BSWD Bank Swadesi Tbk 2.73 16 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 4.00 17 LPBN Bank Lippo Tbk 8.84 18 MAYA Bank Mayapada Tbk 4.00 19 MEGA Bank Mega Tbk 1.54 20 NISP Bank NISP Tbk 0.84 21 PNBN Bank Pan IndonesiaTbk 9.61 Sumber: Direktori Perbankan Indonesia, 2008 (data diolah)
2004 3.00 1.28 1.61 4.60 0.08 4.19 13.37 4.02 9.67 5.79 7.42 3.18 4.01 3.60 2.66 7.26 6.75 3.00 1.98 1.01 7.71
2005 7.98 1.71 2.35 13.7 0.17 4.68 4.99 2.58 13.53 12.76 17.00 5.23 2.88 5.30 2.63 6.03 1.75 1.00 1.43 2.46 9.34
2006 5.58 1.30 4.39 1.00 3.03 4.81 5.88 3.31 7.89 6.20 26.66 3.47 5.43 6.40 2.55 3.00 1.96 0.00 1.68 2.49 7.95
2007 6.00 0.00 3.00 8.00 1.00 3.00 3.00 2.00 15.00 6.00 7.00 3.00 3.00 4.00 1.00 2.00 1.00 0.00 1.00 2.00 3.00
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 4 Data Capital Adequacy Ratio Perusahaan Perbankan (Sampel) Satuan: Persentase (%) No
Kode Nama Perusahaan 2003 Saham 1 BABP Bank Bumi Putera Indonesia Tbk 9.00 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 27.95 3 BBIA Bank Buana IndonesiaTbk 22.32 4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 18.00 5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 13.00 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 20.00 7 BCIC Bank Century Tbk 15.55 8 BDMN Bank Danamon Tbk 26.84 9 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 10.40 10 BKSW Bank Kesawan Tbk 16.99 11 BMRI Bank Mandiri Tbk 27.00 12 BNGA Bank Niaga Tbk 11.58 13 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 22.02 14 BNLI Bank Permata Tbk 10.80 15 BSWD Bank Swadesi Tbk 27.07 16 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 11.00 17 LPBN Bank Lippo Tbk 17.86 18 MAYA Bank Mayapada Tbk 13.00 19 MEGA Bank Mega Tbk 14.04 20 NISP Bank NISP Tbk 13.78 21 PNBN Bank Pan IndonesiaTbk 42.35 Sumber: Direktori Perbankan Indonesia, 2008 (data diolah)
2004
2005
2006
2007
10.00 24.30 22.12 17.88 12.86 18.09 9.44 27.00 14.69 12.84 25.28 10.43 20.89 11.4 25.95 16.12 20.87 14.00 13.53 13.31 40.19
10.69 21.66 20.20 16.67 10.78 16.25 8.08 23.48 11.30 14.34 23.65 17.31 22.41 9.90 24.06 21.92 21.38 14.00 11.13 19.95 30.58
13.02 22.21 30.83 15.00 16.64 19.97 11.66 22.37 9.37 9.43 25,00 17.45 24.08 14.4 26.55 24.00 26.78 13.00 15.92 17.13 31.71
12.00 18.00 27.00 17.00 17.00 16.00 15.00 20.00 11.00 10.00 21.00 15.00 21.00 14.00 20.00 19.00 23.00 29.00 14.00 16.00 23.00
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 5 Data Return on Equity Perusahaan Perbankan (Sampel) Satuan: Persentase (%) No
Kode Nama Perusahaan 2003 Saham 1 BABP Bank Bumi Putera Indonesia Tbk 12.00 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 23.85 3 BBIA Bank Buana IndonesiaTbk 17.00 4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 11.00 5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 19.00 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 43.00 7 BCIC Bank Century Tbk 0.14 8 BDMN Bank Danamon Tbk 31.41 9 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 36.18 10 BKSW Bank Kesawan Tbk 3.14 11 BMRI Bank Mandiri Tbk 27.00 12 BNGA Bank Niaga Tbk 39.58 13 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 18.40 14 BNLI Bank Permata Tbk 66.10 15 BSWD Bank Swadesi Tbk 10.83 16 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 8.00 17 LPBN Bank Lippo Tbk -45.79 18 MAYA Bank Mayapada Tbk 2.00 19 MEGA Bank Mega Tbk 32.51 20 NISP Bank NISP Tbk 17.97 21 PNBN Bank Pan IndonesiaTbk 15.34 Sumber: Direktori Perbankan Indonesia, 2008 (data diolah)
2004
2005
2006
2007
11.00 28.32 17.75 29.21 21.73 42.76 -165.09 38.55 7.50 3.19 26.41 41.87 38.25 42.7 12.09 14.79 104.48 13.00 31.58 26.87 28.16
-16.45 28.16 18.91 12.64 19.12 37.92 7.49 26.12 -39.94 3.82 2.76 21.07 25.97 14.30 11.69 11.68 24.11 5.00 15.11 14.79 14.14
1.61 29.07 16.04 22 15.33 33.75 10.1 15.63 -16.29 3.81 11 16.57 19.49 13.1 7.76 12.00 23.66 10.00 9.10 11.01 14.27
4.00 26.00 13.00 8.00 11.00 31.00 7.00 22.00 1.00 5.00 19.00 17.00 10.00 18.00 7.00 15.00 27.00 5.00 25.00 8.00 13.00
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 6 Data Earning per Share Perusahaan Perbankan (Sampel) Satuan: Rupiah No
Kode Nama Perusahaan 2003 Saham 1 BABP Bank Bumi Putera Indonesia Tbk 14 2 BBCA Bank Central Asia Tbk 390 3 BBIA Bank Buana IndonesiaTbk 44 4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 32 5 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 142 6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 112 7 BCIC Bank Century Tbk 1 8 BDMN Bank Danamon Tbk 312 9 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 55 10 BKSW Bank Kesawan Tbk 7 11 BMRI Bank Mandiri Tbk 161 12 BNGA Bank Niaga Tbk 6 13 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 6 14 BNLI Bank Permata Tbk 3 15 BSWD Bank Swadesi Tbk 31 16 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 7 17 LPBN Bank Lippo Tbk -132 18 MAYA Bank Mayapada Tbk 3 19 MEGA Bank Mega Tbk 283 20 NISP Bank NISP Tbk 43 21 PNBN Bank Pan IndonesiaTbk 28 Sumber: Situs resmi BEI, www.jsx.co.id, 2008 (data diolah)
2004 16 260 57 236 177 307 -43 491 16 7 262 84 17 80 37 18 228 14 340 70 55
2005
2006
2007
-24 292 60 107 179 317 1 407 -57 6 30 46 15 38 38 16 105 13 126 42 32
2 344 62 145 96 347 2 268 -17 8 117 53 13 40 27 15 129 28 93 48 33
4 182 63 59 101 391 2 420 1 12 209 62 8 64 29 27 188 16 320 43 42
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 7 Data Total Aset Perusahaan Perbankan (Sampel) Satuan: Rupiah (dalam jutaan rupiah) No
Kode 2003 2004 2005 Saham 1 BABP 3.254.900 3.802.120 4.317.060 2 BBCA 133.260.000 149.169.000 150.181.000 3 BBIA 14.335.100 16.353.700 15.999.500 4 BBNI 131.487.000 136.582.000 147.812.000 5 BBNP 1.891.640 2.322.730 2.839.670 6 BBRI 94.709.700 107.040.000 122.776.000 7 BCIC 6.588.270 7.856.930 13.273.500 8 BDMN 52.681.900 58.820.800 67.803.500 9 BEKS 1.873.790 1.493.540 1.492.010 10 BKSW 1.249.140 1.533.930 1.541.560 11 BMRI 249.436.000 248.156.000 263.383.000 12 BNGA 23.749.300 30.798.300 41.579.900 13 BNII 34.728.800 36.077.200 49.026.200 14 BNLI 29.034.800 31.756.600 34.782.500 15 BSWD 632.770 828.734 925.664 16 BVIC 1.747.880 2.004.900 2.112.010 17 LPBN 26.466.400 27.832.100 29.116.200 18 MAYA 2.330.060 2.556.260 3.155.550 19 MEGA 13.877.800 18.642.800 25.109.400 20 NISP 15.434.600 17.877.100 20.041.600 21 PNBN 18.857.000 23.937.400 36.919.400 Sumber: Direktori Perbankan Indonesia, 2008 (data diolah)
2006 5.415.140 176.799.000 16.856.100 169.416.000 3.351.470 154.725.000 14.547.500 82.072.700 1.339.270 2.052.130 267.517.000 46.544.300 53.101.100 37.845.400 972.457 2.897.470 33.357.800 3.699.870 30.972.900 24.206.000 40.514.800
2007 6.346.390 218.005.000 18.260.100 183.342.000 3.772.770 203.604.000 14.509.600 89.409.800 1.349.720 2.184.490 319.086.000 54.885.600 55.148.400 39.303.700 1.167.730 5.273.420 38.962.200 4.474.880 34.907.700 28.969.100 53.470.600
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
LAMPIRAN 8 Data Beta Saham Perusahaan Perbankan (Sampel) Nama Perusahaan
2003
2004
2005
2006
2007
1
Kode Saham BABP
Bank Bumi Putera Indonesia Tbk
-0.0276
-0.3357
0.4251
0.8358
0.1837
2 3 4 5
BBCA BBIA BBNI BBNP
Bank Central Asia Tbk Bank Buana IndonesiaTbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk
1.1741 0.1029 1.6726
0.8685 0.9380 0.6811 0.0787
0.9903 0.0778 0.8516 0.0196
1.0374 0.1397 0.5617 0.0417
0.9413 0.2134 1.1573 -0.2850
0.2363 0.0723 0.4449 0.8137
1.5942 0.2382 1.5619
1.1710 0.7538 1.0768
1.0251 0.4456 1.2181
1.0814 0.7304 1.2444
0.1761 0.6238
1.3416 -0.1583
0.4576 0.2257
0.7540 0.0953
-0.0742 1.2961
0.3121 0.2229 2.1644 0.0048 0.0011
1.8237 0.7300 0.6749 2.8896 0.0468
1.4656 1.0840 0.8360 0.3613 0.5856
1.1700 1.0253 0.5758 0.0000 0.6930
-0.4160 0.6676 0.0000
1.0715 1.0364 0.0735
0.7794 0.7167 0.4752
0.3712 1.6345 0.0091
0.2349
-0.2344
0.8275 1.1734 0.8982 1.1498 0.0146 1.1454 0.5980 0.4061 0.7474
0.4978
0.1422
0.2011 1.0751
0.5910 1.1833
0.0471 1.7933
0.2098 1.1163
1.2916 1.1163
No
6 7 8
BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk BCIC Bank Century Tbk BDM Bank Danamon Tbk N 9 BEKS Bank Eksekutif Internasional Tbk 10 BKS Bank Kesawan Tbk W 11 BMRI Bank Mandiri Tbk 12 BNGA Bank Niaga Tbk 13 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 14 BNLI Bank Permata Tbk 15 BSW Bank Swadesi Tbk D 16 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 17 LPBN Bank Lippo Tbk 18 MAY Bank Mayapada Tbk A 19 MEG Bank Mega Tbk A 20 NISP Bank NISP Tbk 21 PNBN Bank Pan IndonesiaTbk Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (data diolah)
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 9 Hasil Uji Statistik Hipotesis Pertama
Regression Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Earning per Share, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity(a)
Method
.
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Beta Saham
Model Summaryb Model 1
R R Square .459a .211
Adjusted R Square .179
Std. Error of the Estimate .5371346
DurbinWatson 2.062
a. Predictors: (Constant), Earning per Share, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity b. Dependent Variable: Beta Saham
ANOVA(b) Model 1
Regression
Sum of Squares 7.712
df 4
Mean Square 1.928 .289
Residual
28.851
100
Total
36.564
104
F 6.683
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), Earning per Share, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity b Dependent Variable: Beta Saham
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Coefficients(a) Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
-.109
.167
-.653
.515
Non Performing Loan
.033
.013
.234
2.504
.014
.902
1.109
Capital Adequacy Ratio
.026
.008
.286
3.108
.002
.931
1.074
Return on Equity
.002
.002
.091
.892
.374
.761
1.314
Earning per Share
.001
.000
.210
2.067
.041
.763
1.311
a Dependent Variable: Beta Saham
a Collinearity Diagnostics
Variance Proportions Non Capital Condition Performing Adequacy Return on Earning Model Dimension Eigenvalue (Constant) Index Equity per Share Loan Ratio 1 1 3.443 1.000 .01 .02 .01 .02 .02 2 .908 1.948 .00 .15 .00 .22 .11 3 .365 3.070 .00 .02 .00 .68 .68 4 .226 3.899 .07 .78 .12 .07 .19 5 .057 7.756 .92 .03 .87 .00 .00 a. Dependent Variable: Beta Saham
Charts Histogram Dependent Variable: Beta Saham
Frequency
25 20 15 10 5 0 -2
0
2
4
Regression Standardized Residual
Mean =-7.82E16 Std. Dev. =0.981 N =105
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Beta Saham 1.0
Expected Cum…
0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cu…
Scatterplot
Regression Standardized Predicted Value
Dependent Variable: Beta Saham 4 3 2 1 0 -1 -2
-2
-1
0
1
2
3
4
5
Regression Studentized Residual
Descriptives Descriptive Statistics Non Performing Loan Capital Adequacy Rati Return on Equity Earning per Share Beta Saham Valid N (listwise)
N 105 105 105 105 105 105
Minimum Maximum Sum .00 26.66 501.89 8.08 42.35 1925.95 -165.09 104.48 1633.20 -132.00 491.00 10162.00 -.4160 2.8896 68.2527
Mean Std. Deviation 4.7799 4.15188 18.3424 6.65069 15.5543 24.79866 96.7810 123.83503 .650026 .5929371
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Standardized Residual 105 .0000000 .98058068 .059 .053 -.059 .608 .854
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Regression: Uji Park Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Earning per Share, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Returna on Equity
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Res_Shm1
Model Summary Model 1
R R Square .220a .048
Adjusted R Square .010
Std. Error of the Estimate 2.17563
a. Predictors: (Constant), Earning per Share, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return on Equity
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Non Performing Loan Capital Adequacy Ratio Return on Equity Earning per Share
Unstandardized Coefficients B Std. Error -2.073 .676 -.039 .054 -.018 .033 .016 .010 -.003 .002
Standardized Coefficients Beta -.075 -.053 .180 -.195
t -3.066 -.729 -.527 1.612 -1.750
Sig. .003 .468 .599 .110 .083
a. Dependent Variable: Res_Shm1
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 10 Hasil Uji Statistik Hipotesis Kedua
Regression Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Removed Total . Aset(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Beta Saham Model 1
Method Enter
Model Summary
Model 1
R .419(a)
Adjusted R Square .167
R Square .175
Std. Error of the Estimate .5410872395994
a Predictors: (Constant), Total Aset ANOVA(b)
Model 1
Regression
Sum of Squares 6.408
df 1
Mean Square 6.408 .293
Residual
30.156
103
Total
36.564
104
F 21.887
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), Total Aset b Dependent Variable: Beta Saham
Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients Std. B Error .472 .065
Coefficients(a) Standardized t Coefficients
Sig.
Beta
Total Aset
3.49E-015 .000 a Dependent Variable: Beta Saham
.419
7.244
.000
4.678
.000
95% Confidence Interval for B Lower Upper Bound Bound .343 .601 .000
.000
Descriptive Statistic N
Min
Max
Sum
Mean
Std Deviation
Total Aset
105
632770000000
319085590000000
5361891379000000
51065632180952
71097648234036
Beta Saham
105
-0.4160
2.8896
68.2526
0.6500
0.592936422
Mediati Sa`adah: Analisis Rasio Keuangan Dan Total Aset Terhadap Beta Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2008. USU e-Repository © 2008