DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1- 11
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM Pada Perusahaan Lq 45 Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007-2011 Rachmawati Dewi, Sugeng Wahyudi 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT The aims of this study are to analyze the effect of Return on Equity (ROE), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Oil Prices, and Inflation Sensitivity on Stock Prices. This study was taken because there are still differences between the research study with each other and there is a difference between the real state of research study with each other and there is a difference between the real of research data with existing theory. This research was conducted using secondary data. Sampling technique used was purposive sampling. From twenty three companies, only thirteen are selected, because the financial statement from each company are complete since 2007-2011. The analysis method used is multiple linear regression analysis. By using regression analysis, this study provides evidence that Return on Equity haven’t significant positive effect on stock prices. Current Ratio have significant negative effect on stock prices. Debt to Equity Ratio have significant negative effect on stock prices. Oil Prices have significant positive effect on stock prices. Inflation Sensitivity have significant negative effect on stock prices. The value of adjusted R square is 26.6%. This means that 73.4% Stock Prices movement can be predicted from the movement of the five independent variables. Keywords: Stock Prices, Return on Equity, Current Ratio, Oil Prices
PENDAHULUAN Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan. Dilihat dari perkembangannya, jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal semakin meningkat. Menurut Dahlan Siamat (1995), pasar modal adalah pelengkap di sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor (Syamsul Bachri, 2007). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen keuangan di atas. Pasar modal memberikan jasanya yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten ( perusahaan yang go public ). Para pemodal memperjualbelikan instrumen pasar modal (saham dan obligasi) untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat memaksimalkan penghasilan (Panji Anoraga dan Piji Pakarti,2001). Dalam kaitannya dengan investasi saham, investor memilih saham perusahaan yang layak untuk dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Menurut Purnomo (1998), kriteria yang umum digunakan adalah yang aktif diperdagangkan dan fundamentalnya bagus. Investor yang rasional akan mempertimbangkan dua hal yaitu pendapatan yang diharapkan 1
Rachmawati Dewi, Sugeng Wahyudi
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2
(expected return) dan risiko (risk) yang terkandung dalam alternatif investasi yang dilakukan. Untuk sekuritas atau saham yang memiliki return yang sama, mereka mencari resiko yang terendah. Sedangkan untuk sekuritas atau saham yang memiliki resiko yang sama, mereka memilih return yang tertinggi (Prasetya, 2000). Saham yang banyak diminati oleh investor tersebut akan mengalami kenaikan harga dan return saham, demikian pula sebaliknya. Dalam melakukan investasi di pasar modal para analis dan investor dapat melakukan pendekatan investasi yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu lampau (Abdul Halim, 2005). Sedangkan analisis fundamental merupakan teknik analisis saham yang mempelajari tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan sebagai langkah penilaian nilai saham perusahaan (Abdul Halim, 2005). Analisis Fundamental berlandaskan kepercayaan bahwa nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Robert Ang (1997) menyatakan bahwa analisis fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis). Data historis mencerminkan keadaan keuangan yang telah lalu yang digunakan sebagai dasar untuk memproyeksikan keadaan keuangan perusahaan di masa mendatang. Dalam company analysis para investor (pemodal) akan mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja perusahaan dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan dan mengevaluasi efisiensi operasional serta memahami sifat dasar dan karakter operasional perusahaan. Dalam membuat model peramalan harga, langkah yang penting adalah mengidentifikasikan variabel-variabel yang diperkirakan akan mempengaruhi harga atau return saham. Beberapa hal penting dan biasanya merupakan pusat perhatian investor maupun para analis keuangan (financial analyst) dalam menganalisis data historis keuangan meliputi: posisi keuntungan kompetitif perusahaan, profit margin dan pertumbuhan laba perusahaan, likuiditas aktiva perusahaan terutama berhubungan dengan kemampuan keuangan perusahaan didalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat leverage terhadap shareholder’s equity, serta komposisi dan pertumbuhan operasional penjualan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan historis tersebut, selanjutnya dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio-rasio keuangan. Rasio merupakan perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan indikator kesehatan keuangan pada periode tertentu (Harianto dan Sudomo,1998). Berdasarkan penelitian terdahulu, rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan serta mempunyai kekuatan untuk memprediksi harga atau return saham di pasar modal. Robert Ang (1997) mengelompokkan rasio keuangan tersebut ke dalam 5 jenis yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas (profitabilitas), rasio solvabilitas dan rasio pasar. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasio-rasionya maka semakin tinggi harga saham perusahaan. Tambunan (2007) mengemukakan bahwa Return on Equity (ROE) atau disebut juga dengan rentabilitas modal sendiri, merupakan kemampuan perusahaan dengan modal sendiri untuk menghasilkan laba. Laba yang dimaksud di sini adalah laba yang tersedia untuk para pemegang saham (earning for stoclkholder equity) atau laba setelah pajak (earning after tax). Penelitian mengenai ROE yang dihubungkan dengan harga saham dilakukan oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) meneliti Pengaruh EVA dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham mendapatkan hasil bahwa variabel ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Puji Astuti (2002) meneliti 20 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ tahun 1997-1998 mendapatkan hasil bahwa Variabel ROE mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap harga saham. Current ratio (CR) merupakan rasio likuiditas yang digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar CR yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga performance kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat memberikan
2
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3
keyakinan pada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan harga saham. Penelitian mengenai Current Ratio pernah dilakukan oleh Makaryanawati dan Misbachul Ulum (2009) meneliti pada perusahaan yang terdaftar di JII pada tahun 2004-2007 mendapatkan hasil bahwa rasio lancar tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang perusahaan. DER yang tinggi menunjukkan hutang semakin besar dibandingkan dengan ekuitasnya, sehingga beban bunga dan ketergantungan modal perusahaan terhadap pihak luar juga semakin besar. Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh DER terhadap harga saham juga menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani (2003) meneliti pada Perusahaan Jasa Perhotelan yang terdaftar di Pasar Modal Indonesia mendapatkan hasil bahwa faktor DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Syahib Natarsyah (2000) meneliti Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham mendapatkan hasil bahwa variabel DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Energi juga memegang salah satu peran penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi bahwa di Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi perusahaan tambang yang tercatat di IHSG mencapai 15,7% (www.idx.co.id). Selain itu berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Desember 2011, transaksi perdagangan saham didominasi oleh sektor pertambangan sekitar 22,2%. Hal ini mengakibatkan kenaikan harga minyak dunia akan mendorong kenaikan harga saham perusahaan tambang. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara dan harga minyak dunia terhadap pasar modal. Penelitian Lutz Kilian dan Cheolbeom Park (2007) menunjukkan bahwa pergerakan harga minyak tidak berpengaruh secara langsung pada pasar modal Amerika Serikat. Sedangkan penelitian Bernd Hayo dan Ali.M Kutan (2004) dan menemukan bukti bahwa pergerakan pasar modal di Rusia dipengaruhi oleh perubahan harga minyak dunia dan pergerakan pasar modal di Amerika Serikat (Indeks Dow Jones). Tingkat inflasi sangat terkait dengan penurunan kemampuan daya beli, baik individu maupun perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Umanto Eko (2008) menunjukkan hasil bahwa tingkat pengembalian saham (expected return) dan tingkat risiko yang digambarkan dengan standar deviasi dan kovarians saham secara aktual tidak hanya sensitif terdapat lebih dari satu faktor yang mempengaruhinya. Risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah risiko SBI, factor makro ekonomi, dan analisis fundamental emiten. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ROE, CR, DER, Harga Minyak Dunia, dan Sensitivitas Inflasi terhadap Harga Saham.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori portofolio merupakan teori yang berhubungan mengenai pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Teori portofolio ini saling berkaitan dengan teori pasar modal yang berdasar pada pengaruh keputusan investor terhadap harga sekuritas serta menunjukkan hubungan yang seharusnya terjadi antara pengembalian dan risiko sekuritas jika investor membentuk portofolio yang sesuai dengan teori portofolio. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum terjadi. Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut, berarti investor akan memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Return ekspektasi dan tingkat risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan, dan sebaliknya. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang mejadi hak pemilik modal sendiri (saham).
3
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4
ROE adalah rasio yang memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang di harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan oleh sebab itu investor kemungkinan akan mencari saham ini sehingga menyebabkan permintaan bertambah dan harga penawaran dipasar sekunder terdorong naik (Chastina Yolana dan Dwi Martani, 2005). Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian oleh Puji Astuti (2002) yang menemukan bahwa ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hipotesis 1: ROE mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham Kemampuan likuiditas keuangan antar perusahaan cenderung berbeda antara satu industri dan industri lainnya. Kriteria perusahaan yang mempunyai posisi keuangan kuat adalah mampu memenuhi kewajiban keuangan kepada pihak luar secara tepat waktu, mampu menjaga kondisi modal kerja yang cukup, mampu membayar bunga dan kewajiban dividen yang harus dibayarkan, dan menjaga posisi kredit utang yang aman. Semakin tinggi angka rasio likuiditas, akan semakin baik bagi investor, perusahaan yang diminati investor adalah perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas cukup tinggi (Rahardjo, 2006). Semakin baik rasio current ratio nya maka akan semakin likuid perusahaan tersebut, sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak positif pada harga saham. Jadi, Current Ratio diperkirakan berpengaruh positif terhadap harga saham, artinya ketika CR mengalami kenaikan, diikuti dengan kenaikan harga saham. Hipotesis 2 : Current Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Debt to Equity Ratio (DER) adalah analisis solvabilitas yang bertujuan menggambarkan berapa besar hutang atau kewajiban jangka penek atau panjang dibandingkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar modal sendiri dalam menjamin hutangnya. Hutang yang diperoleh dari kreditur (Bank) dengan segala persyaratannya kepada perusahaan berkaitan dengan teori agency dimana terjadi monitoring atas kinerja manajemen (agen). Investor melihat bahwa pemberian hutang oleh kreditur sebagai sinyal positif bahwa perusahaan dipercaya oleh pihak ketiga dan sekaligus adanya fungsi monitoring. DER diperkirakan berpengaruh positif terhadap harga saham. Artinya, jika rasio hutang yang didapat dari kreditur pada suatu perusahaan meningkat, maka harga saham akan mengalami peningkatan. Hipotesis 3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap Harga Saham Saat ini di Bursa Efek Indonesia, nilai kapitalisasi perusahaan tambang yang tercatat di IHSG mencapai 15,7% dari nilai kapitalisasi seluruh perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Selain itu berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) Desember 2010, transaksi perdagangan saham didominasi oleh sektor pertambangan sekitar 22,2%. Mengingat pergerakan IHSG banyak didorong oleh saham-saham yang aktif diperdagangkan (id.wikipedia.org), maka kenaikan harga minyak dunia secara langsung maupun tidak langsung akan mendorong kenaikan harga saham perusahaan tambang. Dari penelitian terdahulu dapat diambil hipotesis sebagai berikut : Hipotesis 4 : Harga Minyak Dunia berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Pengaruh Sensitivitas Inflasi dengan Harga Saham Menurut Sukirno (1997: 302) mengatakan bahwa tingkat inflasi yaitu persentase kecepatan kenaikan harga-harga dalam satu tahun tertentu, biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi. Sesuai dengan teori portofolio inflasi adalah risiko sistematis dalam berinvestasi di pasar keuangan.
4
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5
Dengan inflasi yang tinggi maka biaya operasional perusahaan meningkat, sehingga laba perusahaan menurun dan berdampak pada investor yang kurang tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut, dengan demikian kondisi tersebut menyebabkan harga saham menurun. Hipotesis 5 : Sensitivitas Tingkat Inflasi berpengaruh negatif terhadap Harga Saham.
METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel Harga Saham
Return Equity
on
Current Ratio
Debt to Equity Ratio
Harga Minyak Dunia
Sensitivitas Inflasi
Definisi Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari Rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara Laba (setelah pajak) dengan Modal (modal sendiri) Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Harga spot pasar minyak dunia yang terbentuk dari akumulasi permintaan dan penawaran.
Ukuran yang menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan individual (individual return) suatu saham terhadap perubahan inflasi.
Indikator Harga saham pada saat penutupan (closing price) periode 3,6,9 dan 12 bulan tahun 2007-2011.
Skala Rasio
ROE = Laba Setelah Pajak Modal Sendiri
Rasio
CR = Current Asset Current Liabbility
Rasio
DER = Total Debt Total Shareholder’s Equity
Rasio
Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia, pada umumnya yang digunakan menjadi standar adalah West Texas Intermediate atau Brent.
Rasio
INF
: ai + βi (SRi) + e
Rasio
Penentuan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh saham-saham perusahaan yang tercatat dalam perhitungan indeks LQ 45 periode tahun 2007-2011. Hal ini dilakukan karena saham-saham yang masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 tersebut dipandang mencerminkan pergerakan harga saham yang aktif diperdagangkan dan juga mempengaruhi keadaan pasar, terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, sehingga diharapkan secara riil lebih menggambarkan keseluruhan perusahaan tersebut. Sementara penelitian-penelitian yang terdahulu biasanya meneliti pada beberapa sektor bahkan satu sektor saja, sehingga hanya bermanfaat bagi sektor tertentu. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, diperoleh sebanyak 13 perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut :
5
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
No 1 2 3
Kode Emiten AALI ANTM ASII
4 5 6
BBCA BBRI BDMN
7
BMRI
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6
Nama Perusahaan
No
ASTRA ARGO LESTARI ANEKA TAMBANG ASTRA INTERNATIONAL
8 9 10
Kode Emiten ISAT LPKR MEDC
BANK CENTRAL ASIA BANK RAKYAT INDONESIA BANK DANAMON INDONESIA Tbk PT BANK MANDIRI Tbk
11 12 13
SMCB TINS UNTR
Nama Perusahaan INDOSAT LIPPO KARAWACI MEDCO ENERGY CORPORATION HOLCIM INDONESIA Tbk TIMAH (PERSERO) Tbk UNITED TRACTORS Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah teknik regresi berganda atau multiple regression untuk menguji pengaruh ROE, CR, DER, Harga Minyak Dunia dan Sensitivitas Inflasi terhadap harga saham. Model regresi berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Pengujian hipotesis ini meliputi: a. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit Test) b. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel Koefisien Determinasi Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square
R Square .532a
.283
Std. Error of the Estimate
.266
9396.894777
a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, CR, ROE, DER, harga minyak dunia
Pada penelitian ini nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah sebesar 0,266. Hal ini berarti bahwa variabel ROE, CR, DER, Harga MInyak Dunia, dan Sensitivitas Inflasi sebesar 26,60%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% - 26,60% = 73,40% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel yang diteliti di atas. Pengujian Hipotesis 1. Uji-F Tabel Hasil Regresi Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
8.819E9
6
1.470E9
Residual
2.234E10
253
8.830E7
Total
3.116E10
259
F 16.646
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, DER, CR, ROE, harga minyak dunia b. Dependent Variable: harga saham
Dari hasil perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 16,646 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji F ini disimpulkan bahwa variabel ROE, CR, DER, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap harga saham.
6
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7
2. Uji t (t-test). Tabel Hasil Regresi Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) ROE CR DER harga minyak dunia sensitivitas inflasi
B
Std. Error
10188.378
1638.004
8.636
27.873
-1098.370
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
6.220
.000
.017
.310
.757
.915
1.093
334.360
-.177
-3.285
.001
.971
1.030
-45.958
12.742
-.199
-3.607
.000
.932
1.073
81.668
37.612
.122
2.171
.031
.904
1.106
-566.058
141.879
-.371
-3.990
.000
.328
3.051
a. Dependent Variable: harga saham
Dari hasil analisis dengan program SPSS tersebut, maka dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk. Adapun persamaan regresi linier yang terbentuk adalah: Y = 10188,378 + 8,636 ROE - 1098,370 CR - 45,958 DER + 81,668 OIL PRICES -566,058 βINF Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah variabel Harga Minyak Dunia dengan koefisien 81,668. Dan diikuti dengan variabel ROE dengan koefisien 8,636. Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa variabel bebas (Harga Minyak Dunia dan ROE) berpengaruh positif terhadap harga saham yang berarti meningkatnya nilai Harga Minyak Dunia dan ROE sehingga harga saham meningkat. Sedangkan variabel sensitivitas inflasi, CR, dan DER memberikan pengaruh negative terhadap harga saham, yang berarti meningkatnya sensitivitas inflasi, CR, dan DER mengakibatkan menurunnya harga saham. Interpretasi Hasil 1. Hasil Uji Pengaruh ROE (X1) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 0,310 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,757 . Hal ini berarti nilai P value lebih dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima H0 dan menolak H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variabel ROE secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ROE terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai ROE perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut. 2. Hasil Uji Pengaruh CR (X2) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,285 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel CR secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel CR terhadap harga saham adalah negatif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai CR perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut. 3. Hasil Uji Pengaruh DER (X3) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,285 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel DER secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai megatif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel DER terhadap harga saham adalah negatif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai DER perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.
7
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8
4.
Hasil Uji Pengaruh harga minyak dunia (X4) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 2,171 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel harga minyak dunia secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel harga minyak dunia terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai harga minyak dunia perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut. 5. Hasil Uji Pengaruh sensitivitas inflasi (X5) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,990 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel sensitivitas inflasi secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel sensitivitas inflasi terhadap harga saham adalah negatif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai sensitivitas inflasi perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.
KESIMPULAN Hasil penelitian ini juga menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi Harga Saham. Dari lima faktor yang diteliti (ROE, CR, DER, Harga Minyak Dunia, dan Sensitivitas Inflasi), terbukti bahwa ROE dan Harga Minyak Dunia berpengaruh positif terhadap Harga Saham. Hal ini berarti ukuran ROE dan Harga Minyak Dunia yang tinggi, mendorong harga saham suatu perusahaan. Sedangkan faktor sensitivitas inflasi, CR, dan DER berpengaruh negative terhadap Harga Saham. Hal ini berarti semakin tinggi sensitivitas inflasi, CR, dan DER mengakibatkan semakin menurunnya harga saham. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Hasil menunjukkan kecilnya pengaruh variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, yakni hanya sebesar 26,6 % dan sisanya sebesar 73,4 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model sehingga masih banyak variabel yang berpengaruh namun tidak dimasukkan dalam model ini. Dalam penelitian ini terbatas pada saham yang termasuk dalam perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011 sehingga masih banyak emiten yang belum masuk dalam penelitian ini. Atas dasar keterbatasan tersebut, untuk penelitian selanjutnya disarankan agar perlu menambahkan rasio keuangan lain dan faktor makro ekonomi lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh kuat terhadap harga saham. Menambahkan rentang waktu yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan dan untuk memperluas penelitian serta menghasilkan analisis yang lebih baik.
REFERENSI Almilia, Luciana dan Anton Wahyu Utomo. 2006. “Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umun di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 10. No 1. STIE Perbanas Surabaya. Alwi, Iskandar Z. (2003). Pasar Modal, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft.
8
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal. Cetakan. Kelima. Jakarta : Rineka Cipta. Astuti, Puji. 2002. Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perusahaan Perbankan di PT. Bursa Efek Jakarta. Kompak. No. 6, hal 301-327. Bachri, Syamsul. 2007. “Profitabilitas Dan Nilai Pasar Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di BEJ”. Jurnal Persepsi edisi khusus Vol. 1 Boudoukh, Jacob and Richardson, Matthew, 1993, “Stock Return and Inflation : A Long-Horizon Perspective”, The American Economic Review, Vol. 83. No. 5 Bursa Efek Indonesia, 2007, Indonesia Capital Market Direktory, Jakarta _______________ , 2008, Indonesia Capital Market Direktory, Jakarta _______________ , 2009, Indonesia Capital Market Direktory, Jakarta _______________ , 2010, Indonesia Capital Market Direktory, Jakarta _______________ , 2011, Indonesia Capital Market Direktory, Jakarta Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. Dharmastuti, Fara. 2004. “ Analisis Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Return on Investment, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin dalam Menetapkan Harga Saham Perdana ”. Jakarta : Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya No.2, September, Hal 14-28. Elton, Edwin. J dan Martin, J. Gruber. 1994. Modern Portofolio Theory and Investment Analysis. Fifth Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc. Farid, Harianto dan Siswanto Sudomo. 2001. Perangkat dan Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta. Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Edisi Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, L.J. dan Joehnk, M.D. 2008. Fundamental of Investing. 10th ed. Boston : Pearson Addison Weasley. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat. Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi kelima. BPFE. Yogyakarta. Hayo, Bernd dan Ali.M.Kutan. 2004. “ The Impact of News, Oil Prices, and Global Market Developments on Russian Financial Markets ”. William Davidson Institute Working Paper Number 656. Kilianz, Lutz dan Cheolboem Park. 2007. ” The Impact of Oil Price Shocks on the U.S. Stock Market”. Makaryanawati, dan Misbachul Ulum. 2009. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Likuiditas Perusahaan terhadap Risiko Investasi Saham yang Terdaftar pada Jakarta Islamic Index ”. Jurnal Ekonomi Bisnis. Tahun 14. No.1. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : AMPYKPN.
9
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10
Martono, dan Harjito, Agus. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UI. Modigliani, F. and Miller, M.H. 1958. “The Cost Of Capital, Corporation Finance And The Theory Of Investment”. American Economic Review. 47(3): 261-297. Munawir, S. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Yoyakarta : Liberty. Natarsyah, Syahib, 2000, “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.5, No. 3, Hal. 294-312. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Raharjo, Sapto. 2006. “Kiat Membangun Aset Kekayaan, Panduan Investasi Saham dari A sampai Z”. Jakarta : Gramedia. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE Santosa, Singgih. 2004. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”. Cetakan Keempat. Jakarta : PT Elek Media Komputindo. Sartono, Agus. 1998. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Edisi 3. Yogyakarta : BPFE. Samsul, Muhammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006. “Analisis ROI dan EVA Terhadap Return on Share LQ45 di Bursa Efek Jakarta”, Empirika. vol. 19. no. 1. Juni. p 64-80. Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta : Lembaga Subiyantoro, Edi dan Fransisca Andreani. 2003. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia)”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol. 5, No. 2, September, Hal 171 – 180. Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi Kedua. Jakarta : Rajawali Press. Tambunan, Andi Porman. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta : PT Elek Media Komputindo. Tandeilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. Tirapat, S., and A. Nittayagasetwat, 1999, “An Investigation of Thai Listed Firms Financial Distress Using Macro and Micro Variables”. Multinational Finance Journal 3, 103-126. Ulupui. 2005. ” Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di Bej)”. Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana. Walsh, Ciaran. 2004. Key Management:Rasio-Rasio Manajemen Penting Penggerak dan Pengendali Bisnis. Edisi Tiga. Penerjemah Shalahuddin Haikal. Jakarta: Erlangga. Weston, dan Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. Jakarta : Bina Rupa Aksara. www.bps.go.id
10
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11
www.en.wikipedia.org www.finance.yahoo.com www.idx.co.id www.inilah.com/news www.opec.org www.useconomy.about.com/od/economicindicators/p/Crude_Oil.htm Yogo, Purnomo. 1998. Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham. Usahawan. Desember. No.12, Th XXVII : 33-38. Yolana, Chastina dan Dwi Martani. 2005. “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di BEI Tahun 1994-2001”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. IAI. September
11