ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DISTIA AULIANDYNI
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, November 2013 Distia Auliandyni NIM H14090062
ABSTRAK DISTIA AULIANDYNI. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Dibimbing oleh M. FIRDAUS. Pembangunan perekonomian daerah tergantung pada kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah. Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang memiliki julukan sebagai “daerah lumbung pangan nasional”. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian adalah sektor utama yang berperan penting dalam perekonomian daerah melalui penyediaan pangan dan penciptaan kesempatan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalasis sektor unggulan di Kabupaten Lombok tengah dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan 2 metode utama, yaitu panel data dan shift share dan location quotient. Data diperoleh dari 12 kecamatan di Lombok Tengah 2008-2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor pertanian bukanlah sektor basis di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil lainnya, estimasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Lombok Tengah menunjukkan bahwa PDRB pertanian dan Jumlah penduduk berpengaruh signifikan, sedangkan variabel luas sawah dan jumlah tenaga kerja dengan tingkat akhir SMA tidak berpengaruh signifikan. Kata kunci: Kabupaten Lombok Tengah, Sektor Pertanian, Pertumbuhan Ekonomi, Panel Data, LQ dan Shift Share ABSTRACT DISTIA AULIANDYNI. Influence Analysis of Agricultural Sector Growth to Economic Growth in Central Lombok. Supervised by M. FIRDAUS
Development of regional economic depends on the condition and potential resources of each region. Central Lombok is one of districts in West Nusa Tenggara which popular as "national food storage area". It shows that the agricultural sector is the main sector that plays an important role in the local economy through the provision of food and creation of employment opportunities. The purpose of this study are to analyze the leading sector in central Lombok and factors that affect economic growth in Central Lombok. This study uses 2 main methods, those are panel data and shift share analysis and location quotient. The data comes from 12 subdistricts in Central Lombok 2008-2010. Results of this study shows that the agricultural sector is not basis sector in Central Lombok. Other results, estimates of factors affecting economic growth in Central Lombok shows that the agricultural GDP and total population have significant effect, while the rice field and amount of labor by the end at high school levels have no significant effect. Keywords: Central Lombok, Agricultural Sector, Economic Growth, Panel Data, LQ and Shift Share
ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
DISTIA AULIANDYNI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah Nama : Distia Auliandyni NIM : H14090062
Disetujui oleh
Prof. M. Firdaus, Ph.D Pembimbing
Diketahui oleh
Dedi Budiman Hakim, Ph.D Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul skripsi ini adalah “Analisis Pengaruh Sektor Pertanian terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomu, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi ini yaitu menganalisis kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Terima kasih penulis ucapkan untuk orangtua dan keluarga penulis, yaitu Ibu Nur Wahyuni dan Bapak Yudi Syafril atas segala doa, motivasi dan dukungan baik moril maupun materiil bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. M. Firdaus Ph. D. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar memberikan arahan dan bimbingan baik teknis, teoritis, maupun moril dlam proses penyusunan skripsi ini hingga dapat diselesaikan dengan baik. 2. Ibu Dr.Ir. Sri Mulatsih, M.ScAgr sebagai penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Ibu Widyastutik, M.si selaku komisi pendidikan yang memberikan banyak informasi mengenai tata cara penulisan skripsi yang baik. 4. Para dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menjalani studi di Departemen Ilmu ekonomi. 5. Teman-teman satu bimbingan Bella, Sonya dan Tata yang telah menjadi Partner diskusi dan teman berbagi suka maupun duka dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sahabat Penulis Meiyora, Bronson, Perdana, Andrian, Dwinda, Nandha, Arina, dan Fachril yang telah memberikan semangat, masukan dan kecerian kepada penulis. 7. Persatuan Atlet Basket Kota Bogor – JABAR - Indonesia, Tim Basket FEM IPB 2010-2013, Tim Basket Agric IPB, dan Tim Futsal Putra/i IE46 yang selalu memberikan kecerian pada penulis. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, November 2013 Distia Auliandyni
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Kerangka Pemikiran Hipotesis METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Data PEMBAHASAN Kondisi Geografis Kabupaten Lombok Tengah Kondisi Kependudukan di Kabupaten Lombok Tengah Kondisi Tenaga Kerja dan Pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah Kondisi Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah Analisis Location Quontien (LQ) Analisis Shift Share (SS) Tahapan Evaluasi Model Berdasarkan Kriteria Ekonometrika SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
vi vi vi 1 1 4 5 5 5 6 7 8 8 8 11 11 11 12 13 14 15 18 21 21 22 22 24 40
DAFTAR TABEL 1.
Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Sub-Sektor Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010 2. Luas Panen, Tanaman Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 3. Data, Sumber Data, dan Variabel 4. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 5. Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2009 6. Angka Melek Huruf dan Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2005-2009 7. Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 8. Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010 9. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Perhitungan Shift Share Tahun 2001-2010 10. Hasil Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah dengan Model Data Panel Fixed Effect
2 2 8 11 12 12 13 14 15 18
DAFTAR GAMBAR 1. 2.
3. 4. 5. 6.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Tengah atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha 2006-2010 Kerangka Pemikiran Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2001-2010 Hasil Uji Normalitas dalam Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah (Fixed-Effect-EGLS) Standardized Residual untuk Melihat Homeskedastisitas
3
4 7 17 19 20
DAFTAR LAMPIRAN 1.
2.
3. 4.
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 tahun 2001-2010 Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Nusa Tengara Barat Atas Harga Konstan 2000 Tahun 2001-2010 PDRB Sub Sektor Pertanian 12 Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010 Variabel Analisis Data Panel Setiap Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Periode 2008-2010
24
25 26 27
5.
Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010 6. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Perhitungan Shift Share Tahun 2001-2010 7. Hasil Pengujian dengan Metode PLS untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi 8. Hasil Uji Chow Test untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi 9. Hasil Pengujian dengan Metode Fixed Effect untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonom 10. Uji Normalitas untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi 11. Uji Standar Resid 12. Hasil Uji Kolerasi untuk Pengujian Asumsi Klasik Multikolinearitas
28 32 36 36 37 38 38 39
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil cocok tanam dan banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Indonesia juga berpeluang menjadi negara maju di bidang ekonomi, khususnya dari sektor pertanian. Pertanian di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan hidup penduduk Indonesia karena sektor ini merupakan sektor basis perekonomian yang utama. Pertumbuhan penduduk di Indonesia menyebabkan Indonesia menempati peringkat ke-3 untuk negara dengan populasi terbesar didunia. Besarnya penduduk yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian juga mendasari pentingnya peran pertanian di Indonesia karena sektor pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja. Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian merupakan prestasi besar, karena masuknya tenaga kerja di sektor pertanian tidak memiliki kriteria atau standar minimum seperti sektor-sektor lainnya Globalisasi merupakan salah satu hal yang harus dihadapi oleh berbagai bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai anggota masyarakat dunia, Indonesia tidak dapat dan tidak akan menutupi diri, karena antara negara satu dengan negara lainnya saling ketergantungan. Di era globalisasi ini semakin berkembangnya industri dan semakin modernnya pembangunan gedung-gedung mewah, menyebabkan berkurangnya lahan pertanian di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan lahan pertanian beralih fungsi menjadi non pertanian. Sektor pertanian memiliki karakteristik yang spesifik, khususnya dalam hal ketahanan terhadap guncangan struktural dari perekonomian makro (Simatupang dan Dermoredjo, 2003). Hal ini ditunjukan oleh fenomena dimana sektor ini mampu tetap tumbuh positif pada saat puncak krisis ekonomi sementara sektor ekonomi lainnya mengalami kontraksi. Salah satu wilayah di Indonesia, yang memiliki kelimpahan lahan pertanian dan sumber daya alam yang berlimpah adalah Kabupaten Lombok Tengah. Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman pangan mengantarkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional. Lebih dari 70 persen luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah masih dimanfaatkan untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang, tambang, kolam, hutan dan perkebunan, dimana lahan persawahan masih tetap menduduki posisi terluas pertama setelah hutan, ladang/kebun. Potensi luas lahan sawah yang terluas yaitu mencapai 51.044 Ha atau 42,24 persen dari luas wilayah sedangkan tegalan/kebun mencapai 15.478 ha atau 12,80 persen (Bapeda, 2007). Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Lombok Tengah. Tabel 1 menunjukan subsektor pertanian yang berkembang di Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor unggulan pada sektor pertanian. Luah lahan pertanian yang tersebar hampir 70 persen di luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah salahsatu pendukung subsektor pangan menjadi subsektor unggulan.
2 Tabel 1 Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Sub-Sektor Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Tan. Bahan Makanan Tan. Perkebunan Rakyat Peternakan & Hasil-hasilnya Kehutanan Perikanan Total Sumber: Badan Pusat Statistik
2,008 386,036,951 71,344,645 133,340,238 326,666 32,867,217 623,915,717
2,009 396,459,949 75,054,567 140,180,592 324,249 34,287,081 646,306,438
2,010 390,116,590 77,861,608 147,512,037 325,124 35,881,430 651,696,789
Dari potensi sumber daya pertanian diatas Kabupaten Lombok Tengah memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap ketersediaan pangan lokal maupun daerah lainnya di kuar kabupate. Hal ini dapat dilihat seperti yang dijelaskan pada Tabel 2: Tabel 2 Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 Komoditi
Luas Panen (Ha)
Padi 69.656 Padi Ladang 2.784 Jagung 2.497 Kedelai 25.999 Kacang Hijau 3.699 Kacang Tanah 5.857 Ubi Kayu 1.198 Ubi Jalar 198 Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka 2010
Rata-rata Produksi (ton) Produksi (kw/Ha) 48,99 341.256 27,62 7.690 26,75 6.680 12,70 33.011 6,44 2.362 14,62 8.579 137,55 16.479 114,34 2.264
Krisis ketersediaan bahan pangan menjadi masalah sensitif dalam dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Hal ini disebabkan kebutuhan konsumsi masyarakat dan permintaan pasar terhadap bahan pangan meningkat. Oleh karena itu pengembangan sektor pertanian khususnya di bidang pangan mempunyai peran dalam pembangunan ekonomi. Berdasarkan Tabel 2, tanaman padi di Kabupaten Lombok Tengah paling tinggi nilai produksinya sebesar 341.256 ton dengan luas panen yang tertinggi pula sebesar 69.656 Ha. Disusul dengan komoditi kedelai yang produksinya sebesar 33.011 ton, terbesar kedua setelah padi. Hal ini salah satu faktor daerah tersebut dijuluki sebagai daerah lumbung pangan nasional. Indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah dapat dilihat dengan mengukur tingkat perubahan sektor-sektor ekonomi wilayah tersebut melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masing-masing wilayah. PDRB adalah
3 total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu tertentu (satu tahun) di wilayah regional tertentu. Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa nilai PDRB Kabupaten Lombok Tengah selama 2001-2010 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sektor pertanian memiliki nilai kontribusi tertinggi terhadap nilai PDRB pada tahun 2006 sebesar Rp. 1.751.243 juta meningkat menjadi Rp. 2.223.479 juta pada tahun 2010, atau rata-rata peningkatan pertahunnya sebesar 0,01 persen. Sedangkan PDRB perkapita ADHK di Kabupaten Lombok Tengah meningkat dari 2.038.930 Rp pada tahun 2005 menjadi 2.455.826 Rp pada tahun 2009, dengan rata-rata peningkatan sebesar 3,90 persen per tahun.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah
Gambar 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Tengah atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2007 semakin baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya meskipun sempat mengalami fluktuasi. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar besaran harga konstan tahun 2000 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah tahun 2007 mencapai 4,30 persen. Keseluruhan sektor termasuk sektor pertanian pertumbuhannya mendekati 5 persen, angka pertumbuhan ini memiliki peranan yang besar terhadap nilai PDRB. Hal ini terlihat kontribusi sektor pertanian mencapai angka di atas 30 persen terhadap total PDRB Kabupaten Lombok Tengah yang jika dibandingkan sektor jasa yang kontribusinya hanya mencapai 15 persen. Gambar 2, menunjukan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2006-2009 cenderung naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun menurun pada tahun 2010 yang disebabkan rendahnya laju pertumbuhan sektor pertanian. Pertumbuan sektor pertanian hanya sebesar 0,83 persen pada tahun 2010. Potensi pertanian Kabupaten Lombok Tengah tahun 2008 sebesar 623.916 juta Rp dengan pertumbuhan laju pertumbuhan sebesar 4,84 persen belum dimanfaatkan secara optimal, maka pengembangan ekonomi lokal berbasis
4 pertanian diharapkan dapat menjadi konsep yang dapat dikembangankan dalam pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah
Gambar 2 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lombok Tengah Pengaruh sektor ekonomi secara nasional, belum tentu mempengaruhi kinerja sektor ekonomi yang sama di daerah lain. Oleh karena itu diperlukan kajian mengenai sektor-sektor ekonomi yang menjadi unggulan di suatu daerah (dalam kasus ini adalah Kabupaten Lombok Tengah) sehingga adanya sektorsektor ekonomi unggulan dapat membangkitkan kinerja sektor riil yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pemerintah juga dapat lebih fokus dalam memperbaiki kebijakan yang tepat terkait dengan adanya sektor-sektor unggulan.
Perumusan Masalah Pertumbuhan salah satu sektor ekonomi akan mendorong sektor lain turut berkembang sehingga perekonomian daerah secara keseluruhan akan berkembang. Sebagai sumberdaya yang sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi baik nasional maupun daerah, proses pembangunan pertanian harus lebih mampu berperan. Dengan potensi pertanian yang berlimpah, daerah ini memiliki peluang yang sangat besar untuk mengembangakan perekonomian dengan pengolahan yang tepat dan secara optimal. Alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian yang semakin marak di Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu permasalahan sektor pertanian. Pertumbuhan sektor pertanian dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi, tidak diikuti oleh peningkatan nilai tambah produksi pertanian. Oleh karena itu betapa pentingnya menspesifikasikan dan mempioritaskan sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah sehingga pertumbuhan ekonomi daerah tercapai.
5 Sejalan dengan latar belakang dan uraian sebelumnya, maka permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah sektor pertanian mampu menjadi sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah ? 2. Bagaimana pertumbuhan dan dayasaing sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah ? 3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah ?
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dari kajian ini adalah : 1. Mengidentifikasi sektor pertanian sebagai sektor ekonomi basis di Kabupaten Lombok Tengah. 2. Menganalisis pertumbuhan dan dayasaing sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah. 3. Menganalisis pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok tengah.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat pada semua pihak. Baik bagi pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah, dalam memberikan informasi bagi pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah agar dapat dijadikan pertimbangan dan bahan evaluasi dalam meningkatkan sektor-sektor unggulan perekonomian Kabupaten Lombok Tengah. Bagi pihak swasta diharapkan penelitian ini mampu menjadi pertimbangan untuk berinvestasi di sektor pertanian dan mengembangkan setiap potensi subsektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah. Memalalui penelitian ini diharapkan juga dapat menarik minat untuk dilakukan kajian lebih lanjut.
Ruang Lingkup Penelitian 1. 2. 3. 4.
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada : Analisis Location Quontien (LQ) dan Shift Share (SS) Kabupaten Lombok tengah periode tahun 2001-2010 Analisis data panel periode tahun 2008-2010 Sektor-sektor unggulan Kabupaten Lombok Tengah Pertumbuhan dan dayasaing sektor-sektor unggulan perekonomian Kabupaten Lombok Tengah periode 2004-2010
6
KERANGKA PEMIKIRAN Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tersebar diseluruh daerah di kawasan Indonesia mampu menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan. Salah satu daerah di Indonesia yaitu Kabupaten Lombok Tengah yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu daerah lumbung pangan nasional. Ketersediaan lahan pertanian seperti sawah, ladang&kebun, tegal, tambak, kolam dan hutan merupakan sumber daya yang dimiliki Kabupaten Lombok Tengah yang dimanfaatkan untuk usaha pertanian yang dimana lahan persawahan masih menduduki posisi terluas pertama setelah hutan, ladan&kebun. Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman pangan mengantarkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu lumbung pangan nasional. PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah yang diciptakan seluruh aktivitas ekonomi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokan alam 9 sektor lapangan usaha, yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; kontruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Data PDRB dapat digunakan dalam pengolahan data dengan menggunakan analisis Location Quention (LQ) dan Shift Share (SS) untuk mengidentifikasi sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah dan bagaimana pertumbuhan sektor ekonomi dan daya saing terhadap sektor ekonomi lain di Kabupaten Lombok Tengah. Analisis LQ dan SS akan mengidentifiksi apakah sektor pertanian mampu bersaing dengan sektor ekonomi lain untung menjadi sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah. Analisis data panel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Dengan 4 variabel yaitu, PDRB pertanian, jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja menurut jenjang pendidikan akhir SMA, dan luas sawah. Asumsinya semua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signigfikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil data panel menganalisis setiap variabel yang signifikan dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara positif. Hasil data yang diperoleh diharapkan bermanfaat sebagai informasi kepada pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk proses pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
7
Pembangunan Kabupaten Lombok Tengah
Produk Domestik Regional Bruto
Sembilan Sektor Ekonomi
Sektor Unggulan/basis
Sektor Pertanian
Sektor non Unggulan/ non Basis
Analisis LQ dan SS
Non Pertanian
Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lombok Tengah
Analisis Panel Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Gambar 3 Alur Kerangka Pemikiran Penelitian
HIPOTESIS Hipotesis yang ditarik untuk faktor-faktor yang mempengaruhi peranan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai berikut: 1. Sektor pertanian adalah sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Lombok Tengah.
8 2. Pertumbuhan sektor pertanian positif dan daya saing sektor pertanian mampu bersaing dengan sektor ekonomi lain di Kabupaten Lombok Tengah 3. Seluruh variabel bebas (PDRB sektor pertanian, luas sawah, jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkat akhir pendidikan SMA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah.
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder 12 kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah yang dianalisis dalam bentuk analisis Location Contien dan analisis Shift Share serta dalam bentuk data panel, yaitu gabungan data cross section yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan data time series waktu periode 2008 sampai dengan 2010 untuk data panel dan waktu periode 2001 sampai dengan 2010 untuk analisis Location Quntien dan Shift Share. Studi pustaka dilakukan terhadap jurnal, artikel internet serta literaturliteratur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder yang digunakan diuraikan dalam Tabel 2: Tabel 3 Data, Sumber Data, dan Variabel No 1 2
Data yang Digunakan
Sumber
PDRB 12 kecamatan di Kabupaten BPS Lombok Tengah PDRB pertanian 12 kecamatan di BPS Kabupaten Lombok Tengah BPS
Variabel LNPDRBit LNPPERit
3
Luas sawah
LNLSit
4
Jumlah Penduduk di setiap kecamatan BPS di kabupaten Lombok Tengah
LNPDDit
5
Jumlah Tenaga Kerja Menurut BPS Tingkat akhir Pendidikan (SMA)
persenSMAit
Metode Analisi Data Penelitian ini menggunakan metode analisis deksriptif dan metode kuantitaf. Metode deskriptif digunakan untuk memberikan suatu gambaran secara umum mengenai pertanian di Kabupaten Lombok Tengah, serta variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis LQ dan SS serta metode data panel. Metode analisis LQ dan SS digunakan untuk menganalisis sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan dan menganalisis daya saing sektor-sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah. Metode analisis data panel digunakan untuk menganalisis
9 pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah diolah menggunakan program komputer Microsoft Excel dan Eviews6. Variabel yang digunakan adalah PDRB pertanian, jumlah penduduk, luas lahan pertanian, dan jumlah tenaga kerja menurut pendidikan terakhir SMA.
Analisis Location Quontien (LQ) Metode ini digunakan untuk melihat sektor-sektor yang termasuk ke dalam kategori sektor unggulan. Selain itu, analisis ini merupakan salahsatu indikator yang mampu menunjukan besar kecilnya peranann suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah atasnya. Metode LQ dapat dirumuskan sebagai: LQ = Keterangan : Sib = Pendapatan sektor i pada Kabupaten Lombok Tengah Sb = Pendapatan total semua sektor ekonomi Kabupaten Lombok Tengah Sia = Pendapatan sektor i pada Provinsi Nusa Tenggara Barat Sa = Pendapatan total semua sektor ekonmi Provinsi Nusa Tenggara Barat Jika nilai LQ > 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor unggulan. Sebaliknya, jika nilai LQ < 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor nonunggulan. Analisis Shift-Share (SS) Secara umum, terdapat tiga komponen utama dalam analisis shift share (Budiharsono, 2001). Ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut adalah komponen Pertumbuhan Nasional (PN), komponen Pertumbuhan Proposional (PP), dan komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW). Komponen PN adalah perubahan produksi/kesempatan kerja suatu wilayah yang disebabkan oleh pertumbuhan produksi/kesempatan kerja nasional, perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal kebijakan ekonomi nasioanal atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian sektoral dan wilayah. Komponen PP timbul karena perbedaan sektor dalam hal permintaan produk akhir, ketersediaan bahan mentah, kebijakan industri dan struktur serta keragaman pasar. Komponen PPW adalah perubahan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah terhadap wilayah lainnya. Analisis shift share memiliki empat kuadran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja sektor-sektor ekonomi yang terdapat dalam suatu wilayah, yaitu (1) kuadran I, sektor yang berada di daerah ini memiliki pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang baik, (2) kuadran II, sektor di daerah ini memiliki pertumbuhan yang cepat tetapi relatif tidak memiliki daya saing yang baik (PP positif tetapi PPW negatif), (3) kuadran III, pertumbuhan sektor yang berada di daerah ini cenderung lambat dan daya saingnya kurang baik ( PP dan PPW samasama negatif), (4) kuadran IV, sektor di daerah ini memiliki pertumbuhan yang
10 lambat tetapi daya saing relatif baik (PP bernilai negatif tetapi PPW bernilai positif) Pada kuadran Shift Share terdapat garis yang memotong kuadran II dan kuadran IV yang membentuk sudut 45 derajat. Garis tersebut merupakan garis yang menunjukan nilai pegeseran bersih. Disepanjang garis tersebut pergeseran bersih bernilai nol (PBij = 0). Bagian atas garis tersebut menunjukan PBij > 0 yang mengindikasi bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif (maju). Sebaliknya, di bawah garis 45 derajat berarti PBij < 0 yang menunjukan sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan lambat. Model Data Panel Statis Analisis model data panel dilakukan dengan 3 macam metode yaitu metode kuadrat terkecil (pooled least square), metode efek tetap (fixed effect), dan motode efek acak (random effect). Pemilihan model serta model mana yang paling tepat dalam pengolahan data panel harus dilakukan beberapa pengujian, anatara lain: Chow Test, The Breush-pagan LM Test dan Hausman. Dalam menduga suatu model ekonometrika, diperlukan data contoh untuk melihat adanya hubungan antara vabel riabel bebas dangan variabel tak bebas. Data panel merupakan bagian dari pengumpulan gabungan dua jenis bentuk data yaitu data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Penggunaaan data panel dilakukan bila dalam suatu penelitian ditemukan keterbatasan data baik dalam bentuk pengamatan waktu maupun dalam bentuk pengamatan objek. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan model umum yang digunakan dengan menggunakan analisis fungsi regresi untuk seluruh kecamatan. Pengunaan fungsi regresi ditujukan untuk menangkap berbagai kemungkinan perilaku dari variable-variabel yang di estimasi. Model umum dalam penilitian ini yang akan diestimasi dapat dirumuskan sebagai berikut : LNPDRBit=α1+β1LNPPerit + β2LNLSit + β3LNPDDit + β4LNTKSMAit + єit Dimana, LNPDRBit LNPPerit LNLSit LNPDDit LNTKSMAit α1 i,t є β
: Produk domestik regional bruto per kecamatan (persen) : Produk domestik regional bruto sektor pertanian per kecamatan (persen) : Luas lahan sawah per kecamatan (persen) : Logaritma natural dari jumlah penduduk per kecamatan : Persentase jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan terakhir SMA (persen) : Koefisien Regresi yang menunjukan slope : kecamatan ke i, pada tahun ke-t : Error/Simpangan : Koefesien Variabel
11
PEMBAHASAN Kondisi Geografis Kabupaten Lombok Tengah Dari segi letak geografis, Kabupaten Lombok Tengah diapit oleh dua kabupaten lain yaitu Kabupaten Lombok Barat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur dan utara, sedangkan di bagian selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. Posisinya terletak antara 116°05’116°24’BT dan 8°24’-8°57’ LS dengan luas wilayah mencapai 1.208,39 km2 atau 120.839 Ha. Dari aspek iklim Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis dengan musim kemarau yang kering. Musim hujan mulai bulan Oktober sampai dengan bulan April dengan curah hujan perbulan rata-rata diatas 100 mm, dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember yang mencapai 382 mm, dengan hari hujan selama 21,3 hari dan hari hujan terkecil pada bulan Mei selama 0,2 hari.
Kondisi Kependudukan di Kabupaten Lombok Tengah Luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah adalah 1.208,39 km² dengan penduduk berjumlah 860.209 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 407.079 jiwa, penduduk perempuan 453.130 jiwa dan rumah tangga berjumlah 256.670 RT. Kepadatan penduduk 712 jiwa/km², Kecamatan yang terpadat adalah Kecamatan Praya dengan kepadatan penduduk 1.688 jiwa/km² dan Kecamatan yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Batukliang Utara dengan kepadatan penduduk 260 jiwa/km². Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Lombok Tengah pertahun periode 2000-2010 sebesar 1,45 persen, dimana angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk pertahun periode 1990-2000 yaitu sebesar 0,98 persen (Badan Pusat Statistik). Tabel 4 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan
Luas Wilayah (km²)
Praya Barat 152,75 Praya Barat Daya 124,97 Pujut 233,55 Praya Timur 82,57 Janapria 69,05 Kopang 61,66 Praya 61,26 Praya Tengah 65,92 Jonggat 71,55 Pringgarata 52,78 Batukliang 50,37 Batukliang Utara 181,96 Jumlah 1.208,39 Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka 2011
Penduduk 69.106 51.280 96.913 62.736 70.176 75.719 103.405 59.891 89.362 62.841 71.512 47.268 860.209
Kepadatan (Jiwa/ km²) 452 410 415 760 1.016 1.228 1.688 909 1.249 1.191 1.420 260 712
12 Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Tahun 2010 angka sex ratio Kabupaten Lombok Tengah terhitung sebesar 89. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 89 orang penduduk lakilaki, dengan kata lain penduduk perempuan masih mendominasi. Jika dilihat menurut kecamatan, angka sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Jonggat yakni sebesar 93 dan yang terendah di Kecamatan Kopang sebesar 85.
Kondisi Tenaga Kerja dan Pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lombok Tengah masih didominasi sektor pertanian dibandingkan dengan sektor lainnya, walaupun setiap tahunnya jumlahnya mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Kondisi ini terlihat dari capaian PDRB sektor Pertanian (harga konstan) tahun 2008 pada Tabel 4, mencapai 31,78 persen. Pada tahun 2006 persentase penduduk 15 keatas yang bekerja disektor pertanian sebanyak 49,24 persen sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi 53,08 persen. Tabel 5 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2009 Tingkat Pendidikan (jiwa) SD SLTP SLTA Diploma 2005 5.914 206 4.900 797 2006 7.152 806 1.531 949 2007 7.987 1.723 1.743 1.068 2008 11.571 1.033 652 343 2009 10.716 431 959 525 Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka (BPS, 2010) Tahun
Sarjana 824 737 1.287 532 2.941
Jumlah 12.659 11.175 13.808 14.131 15.572
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk (15 tahun keatas), Tabel 6 menunjukan pada tahun 2009 mencapai 71,20 persen. Dengan demikian pada tahun 2009 penduduk Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 28,80 persen tergolong buta huruf. Tabel 6 Angka Melek Huruf dan Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2005-2009 Indikator Angka Melek Huruf (persen) Rata-rata Lama Sekolah (persen)
2005
2006
Tahun 2007
2008
2009
71,10
71,10
71,12
71,16
71,20
5,30
5,30
5,35
5,35
5,64
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab Lombok Tengah, 2010
Selain angka melek huruf, tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dari capaian rata-rata lama sekolah. Menurut Tabel 6, rata-rata lama sekolah penduduk
13 Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2005 baru mencapai 5,30 tahun, ini menunjukkan bahwa pada tahun tersebut penduduk Kabupaten Lombok Tengah rata-rata pendidikannya belum tamat SD. Kondisi ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 2009 telah mengalami peningkatan sebesar 0,34 tahun menjadi 5,64 tahun. Walaupun selalu mengalami peningkatan rata-rata lama sekolah, namun jika dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk masih rendah.
Kondisi Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah Besarnya potensi sektor pertanian setidaknya terlihat dari penggunaan lahan yang lebih dari separuh luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah dimanfaatkan untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang, tambak, kolam, hutan, dan perkebunan dimana lahan persawahan masih tetap menduduki posisi terluas pertama setelah hutan, ladang/kebun, kemudian diikuti oleh kolam/empang dan yang terakhir adalah tambak. Sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah merupakan sektor yang dijadikan tumpuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mendukung perekonomian daerah. Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman pangan mengantarkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional. Lebih dari 70 persen luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah masih dimanfaatkan untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang, tambak, kolam, hutan dan perkebunan. Dengan potensi sumberdaya pertanian Kabupaten Lombok Tengah memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap ketersediaan pangan. Hal ini dapat dilihat dari luas areal tanam dan luas panen serta tingkat produksi komoditas pangan yang ditujukan pada Tabel 6 berikut: Tabel 7 Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006 No.
Komoditi
1 2 3 4 5 6 7 8
Padi Padi Ladang Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar
Luas Panen (Ha) 69.656 2.784 2.479 25.999 3.699 5.857 1.198 198
Rata-rata Produksi (kw/Ha) 48,99 27,62 26,75 12,70 6,44 14,62 137,55 114,34
Produksi (ton) 341.256 7.690 6.680 33.011 2.362 8.579 16.479 2.264
Sumber: BPS Lombok Tengah
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa tanaman pangan di Kabupaten Lombok Tengah memiliki produksi yang paling besar dengan luas panen 69.656 Ha dengan jumlah produksi sebesar 341.256 ton. Tabel 6 menunjukan bahwa
14 Kabupaten Lombok Tengah memiliki potensi yang besar untuk menjadi daerah lumbung pangan nasional dalam membantu pertumbuhan ekonomi daerah.
Analisis Location Quontient (LQ) Nilai LQ merupakan indikator untuk menyatakan suatu sektor ekonomi termasuk dalam sektor unggulan atau sektor non unggulan. Ketika sektor ekonomi memiliki nilai LQ lebih besar dari satu maka sektor tersebut termasuk dalam ke dalam sektor unggulan. Sektor unggulan adalah sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah memiliki peran lebih besar dari sektor ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hasil perhitungan LQ menurut pendekatan pendapatan untuk seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah, yang ditunjukan pada Tabel 7. Tabel 7 Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010 Lapangan Usaha
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Pertanian
1,35
1,34
1,31
1,33
1,32
1,30
1,28
1,25
1,30
1,30
Pertambangan dan penggalian
1,10
1,11
1,11
1,10
1,11
1,12
1,12
1,16
1,15
1,16
1,64
1,60
1,59
1,69
1,81
1,78
1,76
1,66
1,66
1,66
1,49
1,45
1,43
1,50
1,63
1,35
1,33
1,31
1,37
1,40
1,78
1,80
1,75
1,78
1,77
1,10
1,15
1,01
1,05
1,07
1,54
1,58
1,41
1,39
1,33
Industri 1,53 1,57 1,59 1,64 1,60 pengolahan Listrik dan air 1,81 1,82 1,84 1,85 1,82 minum Bangunan 1,58 1,58 1,56 1,56 1,53 Perdagangan, hotel, dan 1,35 1,36 1,37 1,42 1,39 restoran Angkutan dan 1,80 1,81 1,81 1,82 1,80 komunikasi Keuangan, persewaan, dan 1,21 1,25 1,24 1,16 1,14 jasa perusahaan Jasa-jasa 1,67 1,67 1,66 1,66 1,59 Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2012 (diolah)
Tabel 7 menjelaskan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah memiliki nilai LQ lebih dari satu, namun ada yang mengalami penurunan dan ada yang mengalami peningkatan. Semua sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Lombok Tengah berpotensi sebagai sektor unggulan, termasuk sektor pertanian yang memiliki nilai rata-rata LQ sebesar 1,30 dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Sektor pertanian mengalami perubahan yang cukup stabil, ini adalah indikator dari sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang dapat konstan dalam kondisi perekonomian apapun. Terjadi penurunan pada tahun 2007 – 2008 disebabkan oleh rendahnya laju pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 2007 – 2008.
15 Analisis Shift Share (SS) Analisis Perubahan PDRB Kabupaten Lombok Tengah dan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2001-2010 Tabel 8 menjelaskan bahwa sektor ekonomi yang nilai PN terbesar adalah sektor pertanian. Hal ini menunjukan bahwa kontribusi serta pertumbuhan sektor pertanian sangat mempengaruhi perubahan kebijakan nasional, yang berarti apabila terjadi perubahan kebijakan nasional maka kontribusi sektor pertanian beserta subsektornya akan mengalami perubahan. Sektor ekonomi yang kontribusinya kecil adalah sektor listrik dan air, yang artinya sektor listrik, gas dan air bersih. Tabel 8 Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok Menurut Perhitungan Shift Share Tengah Tahun 2001-2010 Sektor Perekonomian
Pnij
Perse n
PPij
Persen
PPWij
Persen
PBij
Persen
276549.37
52.58
-139331.45
-26.49
-11503.29
-2.19
-150834.75
-28.68
22812.29
52.58
-3991.48
-9.20
32314.49
74.48
28323.01
65.28
46316.69
52.58
22787.83
25.87
31947.75
36.27
54735.58
62.13
1686.42
52.58
1631.62
50.87
-1071.51
-33.41
560.11
17.46
73823.44
52.58
41416.09
29.50
12050.43
8.58
53466.52
38.08
126429.97
52.58
62002.47
25.78
24376.86
10.14
86379.33
35.92
39363.34
52.58
17521.41
23.40
-3051.62
-4.08
14469.79
19.33
Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
34648.86
52.58
34127.57
51.79
-13222.62
-20.06
20904.96
31.72
Jasa-jasa
131297.97
52.58
3139.65
1.26
-72625.98
-29.08
-69486.33
-27.83
TOTAL 752928.34 52.58 39303.71 Sumber: Badan pusat statistik (diolah)
2.74
-785.49
-0.05
38518.22
2.69
Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi
Tabel 8 menunjukan bahwa sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang memiliki nilai PP negatif (PPij < 0). Nilai PP sektor pertanian sebesar -139331.45 dan termasuk sektor yang pertumbuhannya lambat. Laju pertumbuhan proporsional tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,78 persen. Sedangkan laju pertumbuhan proporsional terendah terjadi pada sektor pertanian sebesar -26.49 persen. Hal ini dapat disebabkan karenan rasio indikator kegiatan ekonomi sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah rendah. Rasio indikator kegiatan ekonomi sektor ekonomi dapat dihitung melalui pengurangan antara jumlah nilai PDRB tahun akhir (2001) dengan jumlah nilai PDRB tahun awal (2001) dibagi jumlah nilai PDRB tahun awal (2001).
16 Komponen pertumbuhan pangsa wilayah yang positif merupakan indikasi dari sektor ekonomi yang memiliki daya saing yang baik. Sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah memiliki PPWij < 0 yaitu sebesar -11503.29 atau 2.19 persen, yang berarti daya saing sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah memiliki daya saing yang lemah bahkan buruk. Berbeda dengan sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah yang memiliki nilai PPWij > 0 dan nilainya tinggi yang berarti memiliki daya saing yang baik adalah sektor pertambangan dan penggalian serta disusul sektor industri pengolah sebesar 74.48 persen dan 36.27 persen. Komponen PBij menjelaskan nilai pergeseran bersih, dengan nilai PBij = 0 menjelaskan pergeseran bersih bernilai nol, PBij > 0 menunjukan bahwa pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk dalam kelompok maju. Sebaliknya, nilai PBij < 0 menunjukan bahwa pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk pada kelompok yang lambat. Tabel 8 menunjukan sektor pertanian memiliki nilai pergeseran bersih lebih kecil daripada nol (PBij = 0). Hal tersebut menunjukan bahwa, pertumbuhan sektor pertanian pada wilayah kabupaten lombok tengah termasuk dalam kelompok lambat. Selain sektor pertanian yang memiliki nilai PBij < 0, sektor jasa pun mengalami pertumbuhan yang lambat di Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan nilai persentase pertumbuhan proposional dan pertumbuhan pangsa wilayah, dapat diwujudkan dalam bentuk profil pertumbuhan sektor perekonomian Kabupaten Lombok Tengah. Gambar 4 menjelaskan mengenai pertumbuhan setiap sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah, dan digunakan untuk mengevaluasi pertumbahan sektor ekonomi di Kabupaten Lombok tengah. Pada sumbu horizontal terdapat PP sebagai basis dan sumbu vertikal terdapat PPW sebagai ordinat kuadran. Pada kuadran I menunjukan PP dan PPW bernilai positif. Hal ini menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada kuadran I memiliki pertumbuhan yang cepat (PP > 0) dan memiliki dayasaing yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW > 0). Berdasarkan Gambar 4 di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran I adalah sektor industri pengolahan, sektor pedagangan, hotel dan restoran, dan sektor bangunan. Kuadran II menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada wilayah ini memiliki pertumbuhan yang cepat (PP > 0) tetapi memiliki dayasaing yang kurang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW < 0). Berdasarkan Gambar 4 di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran II adalah sektor angkutan dan komunikasi, sektor listrik dan air minum, sektor keuangan, persewaan dan jasa persewaan, dan sektor jasa-jasa. Kuadran III menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada wilayah ini memiliki pertumbuhan yang lambat (PP < 0) dan memiliki dayasaing yang kurang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW < 0). Di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran III adalah sektor pertanian. Kuadran IV menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada wolayah ini memiliki pertumbuhan yang lambat (PP < 0) tetapi memiliki dayasaing yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW > 0). Berdasarkan Gambar 4 di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran IV adalah sektor pertambangan dan penggalian.
17
Gambar 4 Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2001-2010 Pada Gambar 4 terdapat garis yang memotong kuadran II dan kuadran IV yangmembentuk sudut 45 derajat yang menunjukan nilai pegeseran bersih. Disepanjang garis tersebut pergeseran bersih bernilai nol (PBij = 0). Sektor industri pengolahan; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan jasa; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor listrik dan air minum; dan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang berada di atas garis PB. Hal ini menunjukan PBij > 0 yang mengindikasi bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif (maju). Sebaliknya, sektor pertanian dan sektor jasajasa berada di bawah garis 45 derajat, berarti PBij < 0 yang menunjukan sektorsektor tersebut memiliki pertumbuhan lambat. Berdasarkan hasil analisis Shift Share, sektor pertanian memiliki pertumbuhan yang lambat dan memiliki daya saing yang kurang baik dibanding sektor ekonomi lainnya, artinya sektor pertanian tidak termasuk dalam sektor basis di Kabupaten Lombok Tengah. Tahapan Evaluasi Model Berdasarkan Kriteria Ekonometrika Pada bahasan analisis Location Quontien dan Shift Share menghasilkan bahwa sektor pertanian tidak termasuk sektor unggulan/basis di Kabupaten Lombok Tengah. Analisis data panel sektor pertanian dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara semua variabel bebas dan variabel tidak bebas di Kabupaten Lombok Tengah. Variabel PDRB pertanian, luas sawah, jumlah penduduk, dan jumlah tenaga kerja dengan tingkat akhir SMA merupakan variabel dalam penelitian ini untuk analisis data panel.
18 Langkah pertama, estimasi terhadap fungsi pertumbuhan ekonomi yang dilakukan dengan menggunakan software Eviews 6.0 dan model berdasarkan Chow Test, tahanapan pemilihan pendekatan model terbaik adalah Model Efek Tetap (Fixed Effect Model). Namun, pengujian asumsi klasik harus tetap dilakukan terhadap model estimasi data panel Fixed Effect Model agar dapat menghasilkan estimator yang memenuhi kriteria Best Liniear Unbiased Estimator (BLUE). Penduga yang baik harus bersifat BLUE sehingga penduga harus terbebas dari asumsi klasik. pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas dan uji autokolerasi. Analisis dengan menggunakan panel data juga dilakukan dengan model Pooled Least Square (PLS) dan Random EffectModel (REM). Ketika menggunakan kedua model tersebut, hasil estimasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hasil menunjukan semua variabel signifikan tetapi coefficient variabel PDRB Pertanian negatif. Dari semua uji data panel yang dilakukan, hasil terbaik menggunakan model Fixed Effect. Tabel 9 Hasil Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah dengan Model Fixed Effect Model (FEM) Variabel Konstanta LNPPER LNPDD LNLS PERSENSMA
Koefisien -30.87880 0.782044 3.242150 -0.019348 0.000404
R-square Prob.(F-stat)
0.996121 0.000000
R-square Durbin Watson (stat)
0.654660 4.297980
Std.Error 3.510119 0.061663 0.230805 0.071765 0.001170 Weighted Statistics Residual Sum Squared Durbin Watson (stat) Unweighted Statistics Residual Sum Squared
t-statistik 12.68263 12.68263 14.04713 -0.269597 0.345077
Prob. 0.0000 0.0000 0.0000 0.7902 0.7336 1.075133 2.941123
3.433806
Sumber: Lampiran 8 Tabel 9 menunjukan nilai probabilitas sama dengan 0.000000 yang artinya uji-F yang signifikan pada taraf nyata 5 persen (0,05). Hal ini berarti minimal ada satu peubah bebas yang berpengaruh nyata dalam model. Nilai koefisien determinasi (R-squared) yang diperoleh sebesar 99.6121 persen yang menunjukan bahwa model regresi diterima. Intepretasi nilai R-squared adalah sebesar 99.6121 persen pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel dalam persamaan, sedangkan sisanya sebesar 0.3879 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar persamaan.
19 7
Series: Standardized Residuals Sample 2008 2010 Observations 36
6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-3.77e-17 -0.027292 0.441085 -0.235239 0.175266 0.902378 3.231536
Jarque-Bera Probability
4.966129 0.083487
0 -0.2
-0.1
-0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
Sumber: Lampiran 9 Gambar 5 Hasil Uji Normalitas dalam Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah (Fixed Effect-EGLS) Uji normalitas pada Gambar 5 dilakukan menggunakan Eviews 6.0 menghasilkan output dari hasil tersebut diperoleh nilai P-value sebesar 0.083487. Hal tersebut menandakan bahwa nilai p-value lebih besar dibandingkan taraf nyata α 5 persen, berdasarkan hal ini dalam model sudah cukup bukti untuk menerima H0 yang artinya residual dalam model sudah menyebar normal. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai koefisien kolerasi antar variabel. Hasil output yang ditunjukan pada Lampiran 11 menunjukan bahwa tidak terdapat nilai koefisien korelasi yang melebihi kisaran nilai R-squared pada peubah bebas dalam model, dengan demikian persyaratan kecukupan telah terpenuhi sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinieritas dalam estimasi model penelitian dan terbebas dari masalah multikolinearitas. Uji autokolerasi dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin Waston (DW). Dengan jumlah cross section sebanyak 12, jumlah time series sebanyak 3, jumlah observasi 36, jumlah variabel independen sebanyak 4, dan α sebesar 5 persen maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2.940216, selang Durbin-Watson berada pada selang 4-DU ≤ DW≤ 4-DL ( 2.2755-2.7642) dalam model ini terdapat masalah autokolerasi. Uji pelanggaran heteroskedastisitas adalah membandingkan nilai sum square weighted dengan nilai sum square resid unweight statistic. Lampiran 8 menunjukan nilai Square Resid Weight statistic sebesar 1.072133 lebih kecil dari Sum Square Resid Unweighted statistic sebesar 3.433806, maka model teridentifikasi terdapat masalah heteroskedastisitas. Menurut Gujarati (2003) dijelaskan bahwa salah satu cara untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas adalah dengam memberi perlakuan cross section weight dan white-heteroskedastisity-consistent covariance untuk mengantisipasi data yang tidak homoskedastisitas. Karena dalam mengestimasi model telah menggunakan GLS (generalized least square) dengan cross-section wieights sebagai pembobot maka masalah heteroskedastisitas sudah teratasi.
20
2.0 1.6 1.2 0.8 0.4 0.0 -0.4 -0.8 -1.2 5
10
15
20
25
30
35
Standardized Residuals
Sumber: Lampiran 10 Gambar 6 Standardized Residual untuk Melihat Homoskedastisitas Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa ragam dan rataan sudah konstan. Hal ini mengidentifikasi bahwa model sudah homoskedastisitas. Berdasarkan hasil uji diatas, agar model benar-benar terbebas dari masalah autokolerasi dan heteroskedastisitas, maka dilakukan treatment dengan menggunakan GLS Cross-Section weight. Metode ini mengoreksi masalah autokolerasi dan heteroskedastisitas. Dengan demikian autokolerasi langsung dapat terkoreksi sehingga model terbebas dari masalah autokolerasi dan masalah heteroskedastisitas, sehingga model dapat dikatakan homoskedastisitas. Evaluasi dengan kriteria ekonomi dilakukan untuk melihat kesesuaian hasil regresi dengan kriteria ekonomi yang dilakukan dengan melihat tanda dan nilai koefisien penduga dengan teori ekonomi. Pengaruh sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini ditunjukan oleh PDRB seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Estimasi persamaan pengaruh dari faktor-fakor yang mempengaruhi PDRB di Kabupaten Lombok Tengah antara lain; variabel jumlah penduduk 12 kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah dan variabel PDRB pertanian 12 kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah dengan tingkat taraf nyata sebesar 99 persen, sedangkan variabel luas sawah dan variabel jumlah tenaga kerja menurut tingkat akhir pendidikan SMA tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Uji-t menunjukan bahwa dari empat variabel yang digunakan ada dua variabel yang tidak signifkan dalam taraf nyata 5 persen. Variabel tersebut adalah luas lahan sawah dan jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan akhir SMA.
21 Tabel 9 menjelaskan variabel luas sawah (LNLS) dan jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan akhir SMA (persenSMA) tidak berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kabupaten Lombok Tengah ditunjukkan oleh nilai probabilitas lebih dari 10 persen. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian tidak hanya menggunakan lahan sawah saja, ada beberapa subsektor pertanian yang menggunakan lahan perkebunan, tegal, dan ladang. Maka jika luas lahan sawah tidak signifikan diasumsikan bahwa peran dari lahan lain di sektor pertanian berpengaruh terhadap sektor pertanian secara keseluruhan. Jumlah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan akhir SMA tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena penyerapan tenaga kerja oleh sektor pertanian didominasi oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan kurang dari pendidikan wajib sembilan tahun, dan diduga ketertarikan terhadap sektor pertanian sangat kecil bagi yang memiliki pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan penduduk yang memiliki tingkat pendidikan akhir SMA lebih memilih sektor lain untuk mendapatkan tingkat kesejahteraan. Tenaga kerja dengan tingkat akhir SMP (pekerja 15tahun) di Kabupaten Lombok tengah masih banyak yang buta huruf, dapat dikatakan taraf tingkat pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah masih rendah. Hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian masih besar karena tidak adanya syarat dan ketentuan tertentu. Variabel PDRB pertanian (LNPPER) memiliki nilai koefisien sebesar 0.782044. Hal ini menandakan bahwa PDRB pertanian berpengaruh positif terhadap pertumbuan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Peningkatan presentase perubahan PDRB pertanian sebesar 1 persen akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.78 persen dengan asumsi variabel lain tetap. Nilai koefisien Variabel Jumlah penduduk (LNPDD) sebesar 3.242150. Hal ini menandakan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Peningkatan presentase perubahan jumlah penduduk sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 3.24% dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel jumlah penduduk memiliki nilai koefisien lebih besar dari variabel jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkat akhir SMA. Artinya, variabel jumlah penduduk memiliki pertumbuhan yang lebih elastis dibandingkan variabel jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkap akhir pendidikan SMA. Ini membuktikan bahwa di Kabupaten Lombok Tengah masih menganut sistem perekonomian padat karya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :Sektor pertanian memiliki kontribusi yang paling tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Kabupaten Lombok Tengah. Namun sektor pertanian belum dapat dikatakan sebagai sektor basis daerah tersebut. Pertumbuhan sektor pertanian lambat dan daya saing yang kurang baik dibandigkan sektor ekonomi lain di
22 Kabupaten Lombok Tengah. Sedangkan sektor yang mampu menjadi sektor unggulan di Kabupaten Lombok Tengah adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor bangunan. Tiga sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat dan memiliki daya saing yang cukup baik di Kabupaten Lombok Tengah. Dengan menggunakan metode panel, variabel PDRB pertanian dan variabel jumlah penduduk berpengaruh positif secara signifikan. Sedangkan variabel luas sawah dan jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan terakhr (SMA) berpengaruh secara tidak signifikan.
Saran Pemerintah daerah perlu memperhatikan sektor ekonomi yang berpotensi seperti sektor pertanian dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Lombok Tengah. Dengan ketersediaan lahan pertanian yang besar di Kabupaten Lombok Tengah dapat dioptimalkan pengelolaannya dan produktifitasnya agar mampu bersaing menjadi sektor unggulan. Selain itu sektor pertanian mampu menopang kesejahteraan masyarakat terhadap kebutuhan pangan serta dalam penyerapan tenaga kerja dan salah satu sektor yang dapat diandalkan dalam keadaan krisis ekonomi sekalipun. Peningkatan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan sektor pertanian perlu dikembangkan. Dengan pendidikan yang tinggi, maka cara pemahaman dalam pertanian pun akan semakin berkembang, sehingga produksi dan produk yang dihasilkan lebih mencapai kualitas yang baik. Penduduk sebaiknya menyadari akan kemajuan teknologi di sektor pertanian. Untuk penelitian selanjutnya, perlu analisis lebih jauh potensi sub sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah. Sehingga dapat dijelaskan sub sektor pertanian yang menjadi unggulan yang dapat dikembangkan di sektor pertanian.
DAFTAR PUSTAKA [BPS]. Badan Pusat Statistik. Berbagai Edisi. Lombok Tengah dalam Angka. Lombok Tengah (ID): BPS. Bapeda. 2007. Kondisi Pertanian Kabupaten Lombok Tengah.Jakarta (ID). Firdaus M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta (ID): Bumi Aksara Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID): IPB Pr. Gujarati D N. 2004. Basic Econometrics. Fourth Edition. New York: McGraw Hill Companies Inc. Juanda B. 2009. Ekonometrika: Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Press. Negara AK. 2009. Kontribusi Sektor-Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Tanggerang. Bogor (ID): [skripsi]
23 Prakoso SA. 2012. Analisis Kontribusi Sektor-sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kab. Belitung Timur (Periode Tahun 2004-2010) [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Prasetyo RB, Firdaus M. 2009. Pengaruh Infrastruktur pada pertumbuhan Ekonomi Wilayah Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, 2(2):222-23. Rini S. 2006. Analisis Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian 30 Provinsi di Indonesia Tahun 1998 dan 2003. Bogor (ID): [Skripsi] Sari DR. 2006. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan di Kabupaten Bogor. Bogor (ID): [skripsi]. Simatupang dan Dernoredjo. 2003. Pertanian Kabupaten Lombok Tengah. Todaro MP, Smith SC. 2006. Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan. Haris Munandar [penerjemah]. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Yulianti R. 2012. Analisis Sektor Industri Pengolahan dalam Perekonomian Kota Bontang [Skripsi], Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
24
Lampiran 1 Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor Ekonomi
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Pertanian
525,981
528,826
532,513
548,353
560,559
583,230
595,087
623,916
646,306
651,696
Pertambangan
43,388
46,099
46,162
48,429
50,754
53,418
57,056
69,443
81,817
94,523
Industri Pengolahan
88,092
95,426
103,298
111,479
119,762
128,888
139,457
155,285
171,202
189,144
Listrik, Gas dan Air Minum
3,207
3,392
3,617
3,872
4,053
4,253
4,458
4,672
4,977
5,454
Bangunan
140,408
146,206
152,507
158,933
168,577
178,186
189,198
207,455
243,739
267,698
Perdagangan Hotel dan Restoran
240,463
254,128
272,301
292,941
313,245
335,612
360,579
388,379
419,216
453,272
Pengangkutan dan Komunikasi
74,867
79,647
84,630
90,765
97,210
104,063
116,326
116,326
122,377
128,700
Keuangan, persewaan dan jasa Perusahaan
65,900
71,618
75,629
81,073
86,149
91,698
105,687
105,687
113,438
121,454
Jasa-Jasa
249,721
253,631
257,435
261,842
266,115
271,895
290,464
290,464
301,338
311,533
1,432,027
1,478,973
1,528,092
1,597,687
1,666,424
1,751,243
1,858,312
1,961,627
2,104,410
2,223,474
PDRB
Lampiran 2
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Nusa Tenggara Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Sektor Ekonomi
2001
2002
2003
3,577,632.85
3,628,129.91
3,742,920.49
3,822,278.71
3,997,956.22
4,011,854.67
529,153.12
560,287.40
596,641.45
36,503.87
37,958.47
39,564.48
814,201.90
851,571.11
901,474.22
Perdagangan Hotel dan Restoran
1,636,135.96
1,728,993.51
1,824,993.02
Pengangkutan dan Komunikasi
858,064.31
908,167.86
967,561.49
501,437.26
529,243.84
563,144.38
1,372,572.12 13,145,292.22
1,399,446.67 13,641,950.0
1,425,185.81 14,073,340.01
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan
Keuangan, persewaan dan jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
3,841,308.18
3,878,236.13
3,989,941.73
4,105,587.02
4,332,527.00
4,460,273.00
4,510,965
4,367,601.32
4,200,988.89
4,079,896.87
4,192,472.16
3,811,549.00
4,905,868.00
5,480,315
634,528.18
680,807.91
700,028.87
769,734.66
836,930
909,946
944,253
42,771.63
45,042.35
48,565.73
51,592.11
61,118
67,550
74,266
952,046.92
1,002,556.50
1,067,254.08
1,148,264.43
1,248,862.00
1,457,950.00
1,482,456
1,929,974.43
2,050,082.36
2,209,496.10
2,386,011.12
2,543,292.00
2,749,572.00
2,918,252
1,032,629.80
1,108,011.04
1,190,983.74
1,276,177.09
1,332,551.00
1,407,037.00
1,510,032
653,616.17
690,872.03
745,435.73
812,571.40
895,623.00
971,565.00
1,024,760
1,473,698.05
1,527,191.74
1,570,533.71
1,622,705.82
1,769,148.00
1,939,316.00
2,111,497
14,928,174.68
15,183,788.9
15,602,136.56
16,365,115.8
16,831,600.00
18,869,077.0
20,056,796
25
26
Lampiran 3 PDRB Sub Sektor Pertanian 12 Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010 Praya Barat
60,525,676 a. Tan. Bahan Makanan b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
Praya Barat daya a. Tan. Bahan Makanan b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
Pujut
63,779,624
65,322,761
40,448,067
42,531,142
42,892,656
4,957,303
5,247,305
5,480,810
11,252,248
11,840,740
12,474,219
874
894
923
3,867,184
4,159,543
Praya a. Tan. Bahan Makanan
4,474,153
53,703,181
56,062,585
Praya 57,098,421 Tengah
31,323,949
32,614,495
32,555,788
5,420,361
5,534,730
5,608,895
15,603,907
16,454,319
17,362,597
2,251
2,305
2,383
1,352,713
1,456,736
1,568,758
89,096,701
94,318,332
97,941,397
30,763,019
30,796,858
2,423,270
2,590,717
2,735,019
8,793,497
9,241,085
9,722,545
0
0
0
e. Perikanan
3,227,695
3,292,638
3,369,027
55,113,427
55,690,520
54,381,255
44,624,654
44,718,373
42,880,447
b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya d. Kehutanan
1,104,783
1,187,420
1,259,496
7,276,990
7,655,393
8,059,597
0
0
0
e. Perikanan
2,107,000
2,129,334
2,181,715
74,714,644
76,086,498
75,145,771
51,545,351
51,638,427
49,505,759
6,899,083
7,349,593
7,652,396
15,423,605
16,239,513
17,114,822
a. Tan. Bahan Makanan
Jongat
35,076,353
37,019,582
37,430,202
b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya
14,073,114
15,172,081
16,049,384
28,726,746
30,128,611
31,632,297
b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya
Praya Timur a. Tan. Bahan Makanan b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya
189
193
198
11,220,299
11,997,865
12,829,316
66,094,281
69,500,629
70,893,524
48,579,553
51,334,013
52,042,422
6,325,555
6,477,368
6,602,381
8,660,015
9,107,737
9,585,893
46,623,449
29,463,672
a. Tan. Bahan Makanan
e. Perikanan
45,887,459
b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya d. Kehutanan
a. Tan. Bahan Makanan
d. Kehutanan
43,908,134
d. Kehutanan e. Perikanan
Pringantara a. Tan. Bahan Makanan b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya
0
0
0
846,605
858,965
872,794
43,326,688
44,374,404
44,375,360
23,299,172
23,527,503
22,748,742
6,349,370
6,563,978
6,688,037
10,215,967
10,777,845
11,383,559
Lanjutan Lampiran 3 d. Kehutanan e. Perikanan
Janapria a. Tan. Bahan Makanan b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
Kopang
0
0
0
2,529,158
2,581,511
2,662,828
45,671,219
47,111,641
47,182,430
27,737,637
28,081,583
27,093,111
7,896,934
8,485,255
8,998,612
9,875,519
10,381,145
10,923,040
0
0
0
161,129
163,658
167,667
37,952,955 a. Tan. Bahan Makanan b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya d. Kehutanan e. Perikanan
38,647,550 23,688,402
22,819,037
7,075,027
7,293,645
7,420,554
6,896,575
7,204,851
7,534,112
122,038
123,228 337,424
134,877
132,192
132,218
3,327,302
3,372,886
3,422,804
29,568,337
30,150,436
29,929,381
17,734,869
17,846,598
17,179,135
b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya d. Kehutanan
3,398,763
3,499,366
3,550,106
6,589,603
6,930,956
7,295,524
0
0
0
e. Perikanan
1,845,102
1,873,516
1,904,616
24,240,474
24,696,760
24,558,385
e. Perikanan
Batukilang a. Tan. Bahan Makanan
Batukilang 38,244,655 Utara
23,528,409
330,906
d. Kehutanan
a. Tan. Bahan Makanan
12,675,265
12,696,812
12,172,433
5,421,082
5,653,109
5,815,918
4,025,566
4,218,397
4,423,832
123,946
b. Tan. Perkebunan Rakyat c. Peternakan & Hasilhasilnya d. Kehutanan
66,437
65,437
65,456
347,006
e. Perikanan
2,052,124
2,063,005
2,080,746
27
28 Lampiran 4 Variabel Analisis Data Panel 12 Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah Periode Tahun 2008-2010 Kecamatan Praya Barat Praya Barat Praya Barat Praya Barat Daya Praya Barat Daya Praya Barat Daya Pujut Pujut Pujut Praya Timur Praya Timur Praya Timur Janapria Janapria Janapria Kopang Kopang Kopang Praya Praya Praya Praya Tengah Praya Tengah Praya Tengah Jonggat Jonggat Jonggat Pringantara Pringantara Pringantara Batukilang Batukilang Batukilang Batukulang Utara Batukulang Utara Batukulang Utara
PDRB (juta)
PPER (juta)
176862444 192210664 205180822 120462930 128031263 133909924 202255899 219409085 233611148 179296210 192932212 204357521 136282772 145657934 153170082 154293994 164689407 173771390 362076992 390540725 416871614 106690256 112625694 115742723 182101124 192404449 199657866 124643786 134350343 142749377 140930014 1505151699 158888782 75730874 81043869 85568218
60525676 63779624 65322761 53703181 56062585 57098421 89096701 94318332 97941397 66094281 69500629 70893524 45671219 47111641 47182430 37952955 38647500 38244655 43908134 45887459 46623449 55113427 55690520 54381256 74714644 76086498 75145771 43326688 44374404 44375360 29568337 30150436 29929381 24240474 24696760 24558385
LS (km2) 6376 6376 6342 3949 5010 5466 6700 6700 6986 6486 7018 7018 5248 5248 6075 2876 2876 3197 3461 3461 3361 4658 4678 4611 4683 5334 4907 2395 2395 2455 2403 2403 2367 1954 1954 1777
PDD (jiwa/km2 ) 67063 68823 69106 50874 51607 51280 94995 96302 96913 63773 64637 62736 67826 68827 70176 75835 76930 75719 100105 101483 103405 59658 60462 59891 87211 88390 89362 59789 60622 62841 71289 72298 71512 45687 46294 47268
TKSMA (persen) 5.98159509 5.83941606 6.96864111 5.52147239 3.54535975 5.92334495 8.89570552 13.9728884 16.8408827 8.43558282 5.73514077 5.45876887 7.97546012 4.48383733 4.41347271 5.98159509 7.19499479 6.62020906 21.6257669 28.1543274 19.3960511 16.5644172 7.0907195 8.36236934 4.14110429 11.4702815 10.6852497 4.44785276 4.58811262 6.73635308 7.05521472 6.04796663 6.38792102 3.37423313 1.87695516 2.20673635
29 Lampiran 5 Sektor Basis dan Non Basis di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Perhitungan Analisis Location Qountien Tahun 2001-2010 Sektor Pertanian 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sektor Pertambangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sektor Listrik, Gas dan Air Minum 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
LoTeng 525,981 528,826 532,513 548,353 560,559 583,230 595,087 632,916 646,306 651,696
LoTeng 43,388 46,099 46,162 48,429 50,754 53,418 57,056 69,443 81,817 94,523
LoTeng 3,207 3,392 3,617 3,872 4,053 4,253 4,458 4,672 4,977 5,454
NTB 3,577,632.85 3,628,129.91 3,742,920.49 3,841,308.18 3,878,236.13 3,989,941.73 4,105,587.02 4,332,527.00 4,460,273.00 4,510,965
NTB 3,822,278.71 3,997,956.22 4,011,854.67 4,367,601.32 4,200,988.89 4,079,896.87 4,192,472.16 3,811,549.00 4,905,868.00 5,480,315
NTB 36,503.87 37,958.47 39,564.48 42,771.63 45,042.35 48,565.73 51,592.11 61,118 67,550 74,266
Total PDRB LoTeng 1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474 Total PDRB LoTeng 1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474 Total PDRB LoTeng 1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474
Total PDRB NTB
LQ
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
1.35 1.34 1.31 1.33 1.32 1.30 1.28 1.25 1.30 1.30
Total PDRB NTB
LQ
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
0.10 0.11 0.11 0.10 0.11 0.12 0.12 0.16 0.15 0.16
Total PDRB NTB
LQ
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
0.81 0.82 0.84 0.85 0.82 0.78 0.76 0.66 0.66 0.66
30 Lanjutan Lampiran 5 Sektor Industri Pengolahan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sektor Bangunan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
LoTeng 88,092 95,426 103,298 111,479 119,762 128,888 139,457 155,285 171,202 189,144
NTB 529,153.12 560,287.40 596,641.45 634,528.18 680,807.91 700,028.87 769,734.66 836,930 909,946 944,253
LoTeng
NTB
140,408 146,206 152,507 158,933 168,577 178,186 189,198 207,455 243,739 267,698
814,201.90 851,571.11 901,474.22 952,046.92 1,002,556.50 1,067,254.08 1,148,264.43 1,248,862.00 1,457,950.00 1,482,456
Total PDRB LoTeng 1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474 Total PDRB LoTeng
1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474
Total PDRB NTB
LQ
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
1.53 1.57 1.59 1.64 1.60 1.64 1.60 1.59 1.69 1.81
Total PDRB NTB
LQ
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
1.58 1.58 1.56 1.56 1.53 1.49 1.45 1.43 1.50 1.63
31 Lanjutan Lampiran 5 Sektor Hotel dan Restoran
LoTeng
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
240,463 254,128 272,301 292,941 313,245 335,612 360,579 388,379 419,216 453,272
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
LoTeng 74,867 79,647 84,630 90,765 97,210 104,063 116,326 116,326 122,377 128,700
NTB 1,636,135.96 1,728,993.51 1,824,993.02 1,929,974.43 2,050,082.36 2,209,496.10 2,386,011.12 2,543,292.00 2,749,572.00 2,918,252
NTB 858,064.31 908,167.86 967,561.49 1,032,629.80 1,108,011.04 1,190,983.74 1,276,177.09 1,332,551.00 1,407,037.00 1,510,032
Total PDRB LoTeng 1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474
Total PDRB NTB
LQ
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
1.35 1.36 1.37 1.42 1.39 1.35 1.33 1.31 1.37 1.40
Total PDRB LoTeng
Total PDRB NTB
LQ
1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
0.80 0.81 0.81 0.82 0.80 0.78 0.80 0.75 0.78 0.77
LoTeng
NTB
Total PDRB LoTeng
Total PDRB NTB
LQ
65,900 71,618 75,629 81,073 86,149 91,698 105,687 105,687 113,438 121,454
501,437.26 529,243.84 563,144.38 653,616.17 690,872.03 745,435.73 812,571.40 895,623.00 971,565.00 1,024,760
1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
1.21 1.25 1.24 1.16 1.14 1.10 1.15 1.01 1.05 1.07
32 Lanjutan Lampiran 5 Sektor JasaJasa
LoTeng
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
249,721 253,631 257,435 261,842 266,115 271,895 290,464 290,464 301,338 311,533
NTB 1,372,572.12 1,399,446.67 1,425,185.81 1,473,698.05 1,527,191.74 1,570,533.71 1,622,705.82 1,769,148.00 1,939,316.00 2,111,497
Total PDRB LoTeng 1,432,027 1,478,973 1,528,092 1,597,687 1,666,424 1,751,243 1,858,312 1,961,627 2,104,410 2,223,474
Total PDRB NTB
LQ
13,145,292.22 13,641,950.04 14,073,340.01 14,928,174.68 15,183,788.95 15,602,136.56 16,365,115.81 16,831,600.00 18,869,077.00 20,056,796
1.67 1.67 1.66 1.66 1.59 1.54 1.58 1.41 1.39 1.33
Lampiran 6 Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengaha Menurut Perhitungan Analisis Shift Share Tahun 2001-2010 Perubahan PDRB Kabupaten Lombok Tengah selama tahun 2001 sampai 2010 Sektor Perekonomian Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik dan air minum Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa-jasa TOTAL
PDRB (juta rupiah) 2001 2010 525,981.38 651,696.00 43,387.70 94,523.00 88,091.74 189,144.00 3,207.48 5,454.00 140,408.04 267,698.00
∆Yij
Persen
125,714.62 51,135.30 101,052.26 2,246.52 127,289.96
23.90 117.86 114.71 70.04 90.66
240,462.70
453,272.00
212,809.30
88.50
74,866.87
128,700.00
53,833.13
71.91
65,900.18
121,454.00
55,553.82
84.30
249,721.36 1,432,027.44
311,533.00 2,223,474.00
61,811.64 791,446.56
24.75 55.27
33 Perubahan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Selama tahun 2001-2010 Sektor Perekonomian Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik dan air minum Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa-jasa TOTAL
PDRB (juta rupiah) ∆Yij Persen 2001 2010 3,577,632.85 4,510,965.00 933,332.15 26.09 3,822,278.71 5,480,315.00 1,658,036.29 43.38 529,153.12 944,253.00 415,099.88 78.45 36,503.87 74,266.00 37,762.13 103.45 814,201.90 1,482,456.00 668,254.10 82.07 1,636,135.96
2,918,252.00 1,282,116.04
78.36
858,064.31
1,510,032.00
651,967.69
75.98
501,437.26
1,024,760.00
523,322.74
104.36
1,372,572.12 2,111,497.00 738,924.88 13,145,292.22 20,056,796.00 6,911,503.78
53.84 52.58
Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi Sektor Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah Sektor Perekonomian
Ri
ri
Ra
Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik dan air minum Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa-jasa
0.26 0.43 0.78 1.03 0.82
0.24 1.18 1.15 0.70 0.91
0.53 0.53 0.53 0.53 0.53
0.78 0.76
0.88 0.72
0.53 0.53
1.04 0.54
0.84 0.25
0.53 0.53
34 Nilai Komponen Pertumbuhan Nasional (PN) Kabupaten Lombok Tengah Sektor Perekonomian Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik dan air minum Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa-jasa TOTAL
PNij
Persen
276549.37
52.58
22812.29
52.58
46316.69 1686.42 73823.44
52.58 52.58 52.58
126429.97
52.58
39363.34
52.58
34648.86
52.58
131297.97 752928.34
52.58 52.58
Nilai Komponen Pertumbuhan Proposional (PP) Kabupaten Lombok Tengah Sektor Perekonomian Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik dan air minum Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa-jasa TOTAL
PPij
Persen
-139331.45
-26.49
-3991.48 22787.83 1631.62 41416.09
-9.20 25.87 50.87 29.50
62002.47
25.78
17521.41
23.40
34127.57 3139.65 39303.71
51.79 1.26 2.74
35 Nilai Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Kabupaten Lombok Tengah Sektor Perekonomian Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik dan air minum Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa-jasa TOTAL
PPWij
Persen
-11503.29
-2.19
32314.49 31947.75 -1071.51 12050.43
74.48 36.27 -33.41 8.58
24376.86
10.14
-3051.62
-4.08
-13222.62 -72625.98 -785.49
-20.06 -29.08 -0.05
Nilai Pertumbuhan Bersih (PB) Kabupaten Lombok Tengah Sektor Perekonomian Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik dan air minum Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Jasa-jasa TOTAL
PBij
Persen
-150834.75
-28.68
28323.01 54735.58
65.28 62.13
560.11 53466.52
17.46 38.08
86379.33
35.92
14469.79
19.33
20904.96 -69486.33 38518.22
31.72 -27.83 2.69
36 Lampiran 7 Hasil Pengujian dengan Metode PLS Test untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi Dependent Variable: LOG(PDRB) Method: Panel Least Squares Date: 09/13/13 Time: 08:44 Sample: 2008 2010 Periods included: 3 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 36
Variable
Coefficien t
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LOG(PPER) LOG(PDD) LOG(LS) PERSENSMA C
-0.546750 1.627939 0.300567 0.005035 7.974337
0.450259 0.469970 0.361615 0.017343 5.987852
-1.214300 3.463918 0.831179 0.290335 1.331753
0.2338 0.0016 0.4122 0.7735 0.1927
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.447085 0.375741 0.421127 5.497778 -17.25664 6.266620 0.000814
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
18.96668 0.533004 1.236480 1.456413 1.313242 2.785569
Lampiran 8 Hasil Uji Chow Test untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi Redundant Fixed Effects Tests Equation: EQ01 Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 1.147776 17.617065
d.f.
Prob.
(11,20) 11
0.3787 0.0909
37 Lampiran 9 Hasil Pengujian dengan Metode Fixxed Effect untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi Dependent Variable: LOG(PDRB) Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 09/13/13 Time: 08:48 Sample: 2008 2010 Periods included: 3 Cross-sections included: 12 Total panel (balanced) observations: 36 Linear estimation after one-step weighting matrix White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LOG(PPER) LOG(PDD) LOG(LS) PERSENSMA C
0.782044 3.242150 -0.019348 0.000404 -30.87880
0.061663 0.230805 0.071765 0.001170 3.510119
12.68263 14.04713 -0.269597 0.345077 -8.797082
0.0000 0.0000 0.7902 0.7336 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.996121 0.993211 0.231855 342.3850 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
158.9575 183.5550 1.075133 2.941123
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.654660 3.433806
Mean dependent var Durbin-Watson stat
18.96668 4.297980
38
Lampiran 10 Uji Normalitas untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi 7
Series: Standardized Residuals Sample 2008 2010 Observations 36
6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-3.77e-17 -0.027292 0.441085 -0.235239 0.175266 0.902378 3.231536
Jarque-Bera Probability
4.966129 0.083487
0 -0.2
-0.1
-0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
Lampiran 11 Uji Standar Resid
2.0 1.6 1.2 0.8 0.4 0.0 -0.4 -0.8 -1.2 5
10
15
20
25
Standardized Residuals
30
35
39
Lampiran 12 Hasil Uji Kolerasi untuk Pengujian Asumsi Klasik Multikolinearitas PDRB PPER LS PDD PERSENSMA
PDRB 1.000000 -0.108156 -0.127961 0.281891 0.200020
PPER -0.108156 1.000000 0.846057 0.454210 0.261238
LS -0.127961 0.846057 1.000000 0.229926 0.110434
PDD 0.281891 0.454210 0.229926 1.000000 0.735552
PERSENSMA 0.200020 0.261238 0.110434 0.735552 1.000000
40
RIWAYAT HIDUP Nama Penulis, Distia Auliandyni lahir pada tanggal 28 Januari 1992 di Bogor. Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Ibu Nur Wahyuni dan Bapak Dudun Abdul Qodir. Riwayat pendidikan penulis sebagai berikut: 1. TK AL-Husnah lulus pada tahun 1997 2. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Panaragan I Bogor, dan lulus pada tahun 2003. 3. Penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Bogor, dan lulus pada tahun 2006. 4. Lalu penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bogor selama 1 tahun kemudian pada tahun ajaran baru penulis pindah ke SMA 2 Bogor, dan lulus pada tahun 2009. 5. Pada tahun 2009 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (HIPOTESA) menjabat sebagai BP Himpro pada tahun 2010. Penulis juga aktif ikut sebagai panitia yang diselenggarakan IPB, fakultas maupun departemen. Yaitu panitia acara ketua divisi cabor Basket Olimpiade Mahasiswa Ipb (OMI) 2010 dan 2011, Spotakuler 2011 dan 2012, leading officer (LO) Hipotex-R 2011. Penulis juga pernah berkontribusi dalam pertandingan yang diadakan IPB maupun pertandingan mewakili IPB dalam acara ekstenal. Yaitu, juara 2 lari sprint dalam acara Atletik TPB pada tahun 2009, Juara 3 basket putri mewakili TPB dalam acara OMI pada tahun 2009 – 2010, Final Four Basket Putri dalam acara FEUI-Cup pada tahun 2011, juara 2 basket putri dalam acara OMI 2010-2011, Finalis FEM Ambasador 2011, juara 1 basket Putri dalam acara OMI 2011-2012 dan pada tahun 20122013, Most Valuable Player (MVP) dalam acara OMI 2011- 2012 dan pada tahun 2012 – 2013, juara 1 basket putri 3 tahun berturut-turut dalam acara sportakuler 2010-2013, Juara 1 futsal putri dalam acara IE-cup 2013, Top skor futsal putri dalam acara IE-cup 2013, Juara 2 Basket Putri dalam acara FEUI-cup 2013.