ANALISIS PENGARUH PENATAUSAHAAN ASET TETAP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUBU RAYA Sukma Febrianti Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak ABSTRACT This study aims to determine the effect of fixed assets consisting of bookkeeping, inventory and reporting on the quality of financial statements of Pemda Kabupaten Kubu Raya. The method used is survey method. The population in this study were employees of local government SPKAD and BPKAD District of Kubu Raya which amounted to 100 peoples. All members of population used as a sample. Anlysis data used SPSS with independent variables are bookkeeping, inventory and report, dependent variable is quality of financial statements. The analytical tool used is multiple linear regression with simultan test and partial test. Result of this research show that bookkeeping, inventory and report has a simultan impact on quality of financial statements of Pemda kabupaten Kubu Raya. In Partial that book keeping and report has a significant impact on quality of financial statements and inventory has no significant impact on quality of financial statements of Pemda Kabupaten Kubu Raya. Keywords : Book keeping, Inventory, Report and Financial Statements Sistem
PENDAHULUAN Pemerintah
di
suatu
Indonesia
berubah
organisasi yang diberi kekuasaan untuk
reformasi.
Perubahan
mengatur
dan
signifikan sebagai akibat dari reformasi
negara. Lembaga Pemerintahan dibentuk
adalah pemberian otonomi bagi daerah
untuk menjalankan aktivitas layanan
dalam menjalankan kewenangan yang
terhadap masyarakat luas. Pemerintah
tadinya dipegang oleh pemerintah pusat
sebagai organisasi nirlaba mempunyai
dan
tujuan bukan mencari keuntungan, tetapi
masing-masing daerah. Otonomi daerah
untuk menyediakan layanan yang terbaik
ini juga diikuti dengan perimbangan
untuk masyarakatnya (Saputra, 2012).
keuangan antara pemerintah pusat dan
Pemerintah akan berusaha semaksimal
daerah, perimbangan tersebut berupa
mungkin untuk melayani dan melakukan
dana alokasi umum dan dana alokasi
tugas-tugasnya
khusus. Pelaksanaan otonomi daerah
daerahnya.
adalah
pemerintahan
kepentingan
dalam
bangsa
mengelola
sekarang
ditandai
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
harus
dengan
sejak yang
dikelola
adanya cukup
oleh
diberlakukannya 151
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999
dengan dua cara yaitu pendayagunaan
tentang
potensi keuangan daerah dan mekanisme
Pemerintah
Daerah,
dan
Undang-Undang No. 25 Tahun 1999
perimbangan
tentang Perimbangan Keuangan antara
pemerintah
Pemerintah Pusat dan Daerah.
daerah (Mardiasmo, 2002). Pendanaan
Otonomi
daerah
menurut
keuangan pusat-daerah
pelaksanaan
antara dan
kewenangan
antar
tersebut
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
memerlukan pengelolaan keuangan yang
merupakan
hak,
wewenang,
efisien dan efektif (Kawedar, 2008).
kewajiban
daerah
otonom
dan untuk
Berdasarkan
Peraturan
mengatur dan mengurus sendiri urusan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6
pemerintahan
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
masyarakat
dan setempat
peraturan
kepentingan sesuai
dengan
perundang-undangan.
Milik Negara/Daerah
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
Pemberian otonomi daerah diharapkan
2007
dapat
Pengelolaan
Barang
pemanfaatan
adalah
meningkatkan
efektivitas,
dan
efisiensi,
akuntabilitas
sektor
dan Peraturan
tentang
Teknis
MilikDaerah, pendayagunaan
publik di Indonesia. Dengan otonomi,
barang
daerah dituntut untuk mencari alternatif
dipergunakan sesuai dengan tugas pokok
sumber pembiayaan pembangunan tanpa
dan fungsi Satuan Kerja Perangkat
mengurangi
adanya
Daerah (SKPD) dalam bentuk sewa,
(sharing) dari
pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan,
Pemerintah Pusat dan menggunakan
bangun guna serah dan bangun serah
dana publik sesuai dengan prioritas dan
guna dengan tidak mengubah status
aspirasi masyarakat (Mardiasmo, 2002).
kepemilikan.
harapan
bantuan dan bagian
masih
milik
Pedoman
daerah
yang
tidak
Pendelegasian wewenang kepada
Laporan hasil Pemeriksaan atas
Pemerintah Daerah (Pemda) tersebut
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
disertai
dan
(LKPD)
dan
mendapatkan
prasarana, serta Sumber Daya Manusia
Pengecualian,
(SDM). Pendanaan kewenangan yang
penatausahaan dan pelaporan aset tetap
diserahkan tersebut dapat dilakukan
masih belum memadai yaitu masih
pengalihan
dengan
penyerahan
pendanaan,
sarana
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
tahun
anggaran opini ini
2011-2013
Wajar
Dengan
dkarenakan
152
terdapat aset yang dilaporkan dalam
dapat di telaah dari dua persepektif yaitu
pelaporan keuangan dengan rincian aset
hubungan antara eksekutif dan legislatif,
yang tidak dapat dijelaskan, aset tetap
dan
yang tidak dapat dirinci dan belum jelas
implikasinya dapat berupa hal positif
statusnya, penambahan aset tetap dari
dalam bentuk efisiensi, namun lebih
belanja modal yang belum didukung
banyak yang berupa hal negatif berupa
rincian aset, aset tetap tidak dapat
perilaku opportunistic (Subaweh, 2008).
ditelusuri keberadaannya, aset tetap yang
Hal tersebut terjadi karena pihak agen
belum mempunyai nilai dan belum
memiliki keunggulan berupa informasi
disajikan dalam laporan keuangan. (BPK
keuangan
RI Perwakilan KALBAR), (Bambang,
sedangkan dari pihak prinsipal boleh jadi
2013).
memanfaatkan kepentingan pribadi (self
TINJAUAN PUSTAKA
interest) karena memiliki keunggulan
Teori keagenan (Agency Theory)
kekuasaan. Masalah keagenan muncul
Teori keagenan (Agency theory)
legislatif
dengan
daripada
ketika
rakyat,
pihak
eksekutif
yang
prinsipal,
cenderung
merupakan basis teori yang mendasari
memaksimalkan self interst-nya yang
praktik bisnis perusahaan yang dipakai
dimulai
selama ini. Teori tersebut berakar dari
pembuatan keputusan sampai dengan
sinergi teori ekonomi, teori keputusan,
menyajikan
sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip
sewajar-wajarnya untuk memperlihatkan
utama teori ini menyatakan adanya
bahwa kinerja mereka selama ini telah
hubungan
baik, selain itu juga untuk mengamankan
kerja
antara pihak
yang
memberi wewenang (prinsipal) yaitu
dari
proses
laporan
penganggaran,
keuangan
yang
posisinya di mata legislatif dan rakyat.
investor dengan pihak yang menerima
Hubungan antara teori keagenan
wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam
dengan penelitian ini adalah pemerintah
bentuk kontrak kerja sama yang disebut
yang bertindak sebagai agen (pengelola
“nexus of contract (Subaweh, 2008).
pemerintahan) yang harus menetapkan
Teori keagenan di pemerintah
strategi tertentu agar dapat memberikan
daerah mulai dipraktekan terutama sejak,
pelayanan terbaik untuk publik sebagai
diberlakukannya otonomi daerah sejak
pihak prinsipal. Pihak prinsipal tentu
tahun 1999. Penerapan teori keagenan ini
menginginkan hasil kinerja yang baik
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
153
dari agen dan kinerja tersebut salah
kepadanya
dalam
pelaksanaan
satunya
tanggung
jawab
mengelola
dapat
dilihat
dari
laporan
keuangan dan pelayanan yang baik,
organisasi
sedangkan bagaimana laporan keuangan
b. Variabel
dan pelayanan yang baik tergantung dari
variable)
strategi yang diterapkan oleh pihak
Variabel bebas adalah variabel yang
pemerintah.
kinerja
dapat mempengaruhi variabel terikat
pemerintahan baik, maka masyarakat
sacara positif atau negatif (Sekaran,
akan
2009). Variabel independen dalam
Apabila
mempercayai
pemerintah.
bebas
(independent
Kesimpulannya pemilihan strategi akan
penelitian ini adalah:
berpengaruh
1) Pembukuan (X1)
masyarakat
terhadap sebagai
kepercayaan
pihak
prinsipal
Menurut penjelasan Permendagri
terhadap pemerintah sebagai agen.
No. 17 Tahun 2007 disimpulkan
METODE PENELITIAN
bahwa yang dimaksud dengan
Variabel
Penelitian
dan
Definisi
Variabel
adalah
proses
pencatatan barang milik daerah
Operasional a.
pembukuan
Terikat
(dependent
kedalam daftar barang pengguna
variable)
dan kedalam kartu inventaris
Variabel terikat merupakan variabel
barang serta dalam daftar barang
yang
milik
menjadi
perhatian
utama
daerah.
Pengguna/kuasa
peneliti. Melalui analisis terhadap
pengguna
variabel terikat adalah mungkin
melakukan
untuk menemukan jawaban atas
pencatatan barang milik daerah
suatu masalah
ke
(Sekaran, 2009).
dalam
barang pendaftaran
Daftar
wajib dan
Barang
Variabel terikat dalam penelitian ini
Pengguna (DBP)/Daftar Barang
adalah
Kuasa Pengguna (DBKP).
Kualitas Laporan Keuangan (Y).
2). Inventaris (X2)
Laporan keuangan yang berkualitas
Inventarisasi merupakan kegiatan
menunjukkan bahwa Kepala Daerah
atau tindakan untuk melakukan
bertanggungjawab
perhitungan,pengurusan,
wewenang
yang
sesuai
dengan
dilimpahkan
penyelenggaraan,
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
pengaturan, 154
pencatatan data dan pelaporan
menggunakan daftar pertanyaan yang
barang milik daerah dalam unit
telah terstruktur dengan tujuan untuk
pemakaian.
mengumpulkan
3). Pelaporan (X3) Dalam
informasi
yang
mencakup dinas di Kabupaten Kubu
Permendagri
No.
17
Raya sebagai responden dalam penelitian
Tahun 2007 disebutkan bahwa
ini.
pelaporan barang milik daerah
Teknik Analisis Data
yang dilakukan pengguna barang
Analisis
disampaikan setiap semesteran,
menggunakan metode statistika akan
tahunan dan 5 (lima) tahunan
tergantung
kepada
pengelola.
variabel,
dimaksud
dengan
adalah
proses
Yang pelaporan
penyusunan
yang
pada karena
dilakukan
skala
dengan
pengukuran
beberapa
prosedur
analisis tertentu hanya akan cocok untuk skala pengukuran variabel.
laporan barang semester dan
Uji Validitas Instrumen
setiap tahun setelah dilakukan
Di dalam uji validitas ini penulis mencari
inventarisasi
pencatatan.
harga korelasi antara bagian-bagian dari
Pengguna menyampaikan laporan
alat ukur secara keseluruhan dengan
pengguna
menggunakan rumus Pearson Product
dan
barang
semesteran,
tahunan, dan 5 (lima) tahunan
Moment Adapun rumusnya adalah:
kepada Kepala Daerah melalui pengelola. Sementara Pembantu
r= n X2- (X)2n
Y2-(Y)
2
Pengelola menghimpun seluruh laporan
pengguna
barang
semesteran, tahunan dan 5 (lima) tahunan
dari
masing-masing
dimana, r = Koofesien korelasi n = Banyaknya pasangan renk X = Jumlah Skor item Y = Jumlah Skor Total
SKPD, jumlah maupun nilai serta Dasar pengambilan keputusan untuk
dibuat rekapitulasinya.
menentukan item atau pertanyaan mana
Jenis dan Sumber Data Jenis
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data primer. Sumber data
primer
diperoleh
dengan
yang memiliki validitas yang memadai ditetapkan patokan besaran koefisien item total koreksi sebesar 0,25 atau 0,30
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
155
sebagai batas minimal valid tidaknya
Sebelum
sebuah item.
Linier
Uji reliabilitas
dilakukan uji asumsi klasik. Kondisi
Teknik dari Cronbach digunakan untuk
tersebut akan terjadi apabila memenuhi
mencari
beberapa asumsi klasik yang digunakan
reliabilitas
instrumen
yang
skornya bukan 0-1, tetapi merupakan
yaitu:
rentangan
a.
antara
beberapa
nilai,
dilakukan Berganda,
analisis
Regresi
terlebih
dahulu
Uji Normalitas
misalnya 0-10 atau 0-100, atau bentuk
Salah satu cara untuk menguji
skala 1-3, 1-5, atau 1 7, dan seterusnya
kenormalan
adalah
dapat menggunakan koefisien alpha ( )
menggunakan
uji
dari Cronbach. Rumus ini ditulis sebagai
Smirnov
berikut:
residual hasil persamaan regresi.
r
2 t
= varians total Dimana 2 diperoleh dengan rumus:
( x ) n n
0,05), maka ditribusi data menyebar dengan normal dan sebaliknya. b. Uji Multikolinearitas Alat statistik yang sering digunakan untuk
menguji
= (n-2) dan α = 0,05
gangguan salah
satunya
adalah dengan nilai toleransi atau nilai
VIF
Factor) Keterangan: 2 = varians total n = Jumlah responden x = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomornomor butir pertanyaan) Dengan degree of freedom (df)
Uji Asumsi Klasik
standar
signifikan yang digunakan (α =
multikolinearitas 2
2
nilai
Smirnov Test lebih besar dari tingkat
Keterangan: r = reliabilitas instrumen k = jumlah butir pertanyaan 2 b = jumlah varians butir
x2
Kolmogorov
Bila uji One Sample Kolmogorov
2 b 2
k 1k -1
terhadap
dengan
mendeteksi
(Variance
Inflation
digunakan
untuk adanya
multikolinearitas. Batas tolerance value adalah > 0,10 dan VIF < 10 (Suliyanto, 2011:90). Jika tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF di atas 10 maka dapat dipastikan telah terjadi multikolinearitas. Untuk itu
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
156
ada alternatif cara untuk mengatasi
Penetapan Hipotesis
masalah
Persamaan regresi untuk menguji
multikolmearitas
adalah
sebagai berikut:
hipotesis ini adalah:
1) Mengganti mengeluarkan
atau variabel
Y=a+b1 X1 + b 2 X2 + b2 X3 + e Sumber: Umar (2008: 117)
yang mempunyai korelasi
Keterangan:
tinggi.
Keuangan
2) Menambah
Y = Kualitas Laporan
jumlah
X1= Pembukuan
observasi. c.
X2= Inventaris
Uji Heteroskedastisitas
X3= Pelaporan
Dalam penelitian ini digunakan uji
a = Intersep
Gleyser untuk mendeteksi adanya
b = Koefisiensi Regresi
gejala heteroskedastisitas, dengan
Koefisien Determinasi (R2 )
cara meregresikan nilai absolute
Semakin
residual independen
tinggi
nilai
koefisien
terhadap
variabel
determinasi (R2) berarti semakin tinggi
dengan
persamaan
kemampuan variabel independent dalam
regresi (Ghozali, 2009):
menjelaskan variasi perubahan terhadap
Ut = α + X2 + Vt
variabel dependent. Dianjurkan untuk
Keterangan:
menggunakan adjusted R2 karena nilai
|Ut| = nilai mutlak residual
ini tidak akan naik/turun meskipun
Ut
= Y-y
terdapat
= koefisien regresi
independen dalam model.
penambahan
variabel
variabel bebas ke-i
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Vt
Analisis Data
= kesalahan pengganggu
Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari nilai alphanya (0,05)
1.
Uji Kualitas Data Kriteria
pengujian
atau apabila nilai sig > (α =
dengan
0,05) maka dapat dipastikan
korelasi product moment dengan
model tidak mengandung unsur
nilai kritik r tabel dengan tingkat
heteroskedastisitas.
kepercayaan 95 persen atau α = 0,05.
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
membandingkan
adalah nilai
157
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Kuesioner No
Kisaran Korelasi 0.780**-0.811** 0.776**-0.816** 0.796**-0.854** 0.772**-0.854**
Variabel
1 Pembukuan 2 Inventaris 3 Pelaporan 4 Kualitas laporan keuangan Sumber: Data diolah
Signifikansi Keterangan 0.01 0.01 0.01 0.01
Valid Valid Valid Valid
Variabel pembukuan mempunyai kisaran korelasi antara 0,780 sampai
kualitas laporan keuangan mempunyai
dengan 0,811 dan signifikan pada tingkat
kisaran korelasi antara 0,772 sampai
0,01 menunjukkan bahwa pertanyaan-
0,854 dan signifikan pada tingkat 0,01
pertanyaan
artinya
tentang
pembukuan Demikian
dapat juga
mengukur
dikatakan variabel
valid.
inventaris
pertanyaan-pertanyaan
pada
variabel tersebut adalah valid. Dari hasil tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
berada pada kisaran korelasi 0,776
pertanyaan-pertanyaan yang mengukur
sampai 0,816 dan signifikan pada tingkat
konstruk
0,01 mengindikasikan masing-masing
pelaporan, kualitas laporan keuangan
indikator pertanyaan sudah valid.
adalah
Untuk
variabel
pelaporan
pembukuan,
valid,
kuesioner.
sampai dengan 0,854 dan signifikan pada
2.
0,01
masing-masing
hal
ini
indikator
benar-benar
mengungkapkan hal yang diukur dalam
mempunyai kisaran teoritis antara 0,796
tingkat
artinya
inventaris,
Uji Reliabitas
menunjukkan
Hasil secara lengkap uji reliabilitas
pertanyaan
dapat dilihat pada tabel 7 berikut
adalah valid. Sedangkan variabel
ini :
Tabel 2 Hasil Pengujian Reliabilitas No
Variabel
1 Pembukuan 2 Inventaris 3 Pelaporan 4 Kualitas laporan keuangan Sumber: Data diolah,
Nilai Cronbach Alpha 0.733 0.729 0.841 0.970
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
158
3.
Berdasarkan hasil uji reabilitas diketahui bahwa semua variable berada di atas nilai cronbach alpha >0,60 yang menyatakan bahwa semua variabel penelitian adalah reliabel. Uji Asumsi Klasik
dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi zed Residual N Normal a,,b Parameters
Yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas menggunakan Factors
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
dengan Variance
(VIF)
Inflation
dan
heteroskedastisitas
uji dengan
menggunakan uji glayser antara
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
nilai prediksi variabel dependen (ZPRED)
dengan
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui
residuamya
hasil uji normalitas semua variabel
(SRESID) 4.
berdistribusi
Uji Normalitas Metode
uji
digunakan
100 .0000000 1.33243450 .101 .062 -.101 1.005 .265
normal
yaitu
nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. normalitas
adalah
yang
Dengan demikian dapat disimpulkan
Kolmogorov
semua variabel berdistribusi normal.
Smirnov. Hasil uji normalitas dapat
5. Uji Multikoleniaritas Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant) total_pembukuan
Std. Error -.996
1.011
a
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig. -.985
.327
Tolerance
VIF
.169
.068
.059
2.496
.014
.668
1.498
total_inventaris
-.034
.052
-.013
-.657
.513
.982
1.018
total_pelaporan
1.405
.035
.947
40.254
.000
.668
1.496
a. Dependent Variable: total_kualitasLK
Berdasarkan hasil pengujian pada
dinyatakan semua variabel bebas dari
tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai VIF
gejala multikolinieritas.
pada
masing-masing
variabel
6.
Uji Heteroskedastisitas
berjumlah kurang dari 10 dan nilai
Berikut hasil uji heteroskedastisitas
tolerance kurang dari 1, sehingga
menggunakan program SPSS
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
159
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
a
Standardized Coefficients
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
(Constant)
-.334
1.011
total_pembukuan
-.017
.067
total_inventaris
-.053
total_pelaporan
.039
T
Sig.
Tolerance
VIF
-.330
.742
-.032
-.260
.796
.677
1.477
.052
-.104
-1.020
.310
.983
1.018
.035
.138
1.121
.265
.678
1.474
a. Dependent Variable: AbsUt
Hasil
pengujian
menunjukkan
Analisis Regresi Berganda
bahwa sig > alpha dengan alpha
Berikut adalah hasil analisis
0,05. Dengan demikian tidak terjadi
regresi linier berganda dengan Program
gejala
SPSS 17:
heteroskedastisitas
pada
model ini. Tabel 6 Hasil estimasi regresi berganda pembukuan, inventaris dan pelaporan terhadap kualitas laporan keuangan Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model
B
1
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
t
-.996
1.011
.169
.068
.059
total_inventaris
-.034
.052
total_pelaporan
1.405
.035
total_pembukuan
Sig. -.985
.327
2.496
.014
-.013
-.657
.513
.947
40.254
.000
a. Dependent Variable: total_kualitasLK
Sumber : Data primer yang diolah Dari table 11 dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: -
tersebut
inventaris, dengan
0,34X2 + 1,405X3 + persamaan
1. Nilai konstanta sebesar – 0.996 yang berarti bila pembukuan,
Y =-0,996 + 0,169X1
Dari
berikut:
dapat
dijelaskan beberapa hal sebagai
pelaporan,
nol,
maka
sama kualitas
laporan keuangan sebesar -0.996 2. Koefisien
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
X1
sebesar
0,169 160
berarti
variabel
mempunyai
pembukuan
hubungan
inventaris
yang
akan
sebesar 1%, maka
menurunkan
variabel
positif dengan variabel kualitas
kualitas
laporan
ini
sebesar 34 persen, dengan asumsi
naiknya
bahwa variabel lain tetap pada
keuangan,
menunjukkan variabel
hal
bahwa
pembukuan
menaikkan
variabel
akan
laporan
tingkat kepercayaan 95 persen.
kualitas
4. Koefisien
X3
laporan keuangan. Jika terjadi
berarti
kenaikan
variabel
mempunyai
sebesar
1%,
menaikkan
pembukuan
maka
variabel
akan
1,405
pelaporan
hubungan
yang
positif dengan variabel kualitas
kualitas
laporan
keuangan,
menunjukkan
16,9
variabel
dengan
sebesar
variabel
laporan keuangan daerah sebesar persen,
keuangan
asumsi
hal
bahwa
pelaporan
ini
naiknya akan
bahwa variabel lain tetap pada
menaikkan
tingkat kepercayaan 95 persen.
laporan keuangan. Jika terjadi
3. Koefisien berarti
X2
sebesar
variabel
-0,34
inventaris
variabel
kenaikan
variabel
sebesar
1%,
kualitas
pembukuan
maka
mempunyai hubungan negative
menaikkan
dengan variabel kualitas laporan
laporan keuangan sebesar 14,5
keuangan, hal ini menunjukkan
persen, dengan asumsi bahwa
bahwa turunya variabel inventaris
variabel lain tetap pada tingkat
akan
kepercayaan 95 persen.
menurunkan
variabel
penurunan
kualitas
Koefisien Determinasi (R2)
kualitas laporan keuangan. Jika terjadi
variabel
akan
variabel Tabel. 7 Koefisien Determinasi
Model Summary Model
R
1
.982
R Square a
.964
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.963
1.353
a. Predictors: (Constant), total_pelaporan, total_inventaris, total_pembukuan
berganda di peroleh nilai Adjusted R Dan hasil perhitungan regresi linear
Square sebesar 0,963. Hasil ini yang
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
161
menunjukkan bahwa 96,3 % variasi
a.
Uji F
perubahan pada variabel kualitas laporan
Dari
hasil
perhitungan
dengan
keuangan (Y) dipengaruhi oleh variabel-
tingkat keyakinan sebesar 95 persen
variabel pembukuan (X1), inventaris
atau α = 0,05 diperoleh nilai Ftabel
(X2), dan pelaporan
(X3), sedangkan
sebesar 2,719, sedangkan nilai Fhitung
3,7% lainya dipengaruhi oleh variabel
sebesar 869,351. Berikut tabel hasil
atau faktor lain diluar penelitian ini.
output dengan uji F
Pengujian Hipotesis Tabel 8 b ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
Df
Mean Square
4774.987
3
1591.662
175.763
96
1.831
4950.750
99
F
Sig.
869.351
.000
a
a. Predictors: (Constant), total_pelaporan, total_inventaris, total_pembukuan b. Dependent Variable: total_kualitasLK
Dalam kurva dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:
Daerah penolakan H0
Daerah penerimaan H0 2,719
869,3 51 Gambar 1. Kurva uji F Hal tersebut menunjukkan bahwa
mempunyai
nilai Fhitung > nilai Ftabel atau berada
signifikan terhadap kualitas laporan
pada daerah penolakan H0, sehingga
keuangan.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel
pertama
yang
pembukuan,
pembukuan,
pelaporan
inventaris secara
dan
bersama-sama
pelaporan
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
pengaruh
hipotesis menyatakan
inventaris secara
yang
dan simultan 162
Tabel 9 a Coefficients Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Beta
-.996
1.011
.169
.068
total_inventaris
-.034
total_pelaporan
1.405
total_pembukuan
t
Sig. -.985
.327
.059
2.496
.014
.052
-.013
-.657
.513
.035
.947
40.254
.000
a. Dependent Variable: total_kualitasLK
berpengaruh
terhadap
kualitas
1,990. Berikut hasil output SPSS
laporan keuangan, diterima.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t
b. Uji t Dari
hasil
analisis
dengan
hitung
seperti yang terlihat pada
gambar 3 berikut ini:
menggunakan tingkat kesalahan (α) = 0,05 diketahui nilai t
tabel
sebesar
tX3 = 2,496 tX2 = -0,657 tX3 = 40,254 Penolakan H0 0 Penerimaan H0 Penolakan H0 t tabel = -1,990
t tabel = 1,990
Gambar 2. Kurva Uji t Berdasarkan gambar pengaruh
dapat dijelaskan
masing-masing
variabel
t
hitung
variabel pembukuan sebesar
2,469. Dengan menggunakan α =
independen terhadap variabel dependen
0,05 diperoleh nilai t
sebagai berikut:
1,990. Dari hasil tersebut dapat dilihat
1) Pengaruh
pembukuan
terhadap
tabel
sebesar
bahwa nilai t hitung > nilai t tabel. Hal ini
kualitas laporan keuangan
menunjukkan
Berdasarkan gambar 3 diketahui nilai
pembukuan
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
bahwa berpengaruh
variabel positif 163
signifikan terhadap variabel laporan
laporan keuangan, sehingga hipotesis
keuangan, sehingga hipotesis yang
yang menyatakan bahwa pelaporan
menyatakan bahwa pembukuna secara
secara parsial berpengaruh signifikan
parsial
terhadap kualitas laporan keuangan,
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan, diterima.
diterima. Pembahasan
2) Pengaruh inventaris terhadap kualitas
1.
Pembukuan,
Inventaris
dan
laporan keuangan
Pelaporan
Berdasarkan gambar 2 diketahui nilai
berpengaruh terhadap Kualitas
t
laporan keuangan
hitung
variabel inventaris sebesar -
secara
Simultan
0,657. Dengan menggunakan α =
Dari
0,05 diperoleh nilai t
sebesar
tingkat keyakinan sebesar 95 persen
1,990. Dari hasil tersebut dapat dilihat
atau α = 0,05 diperoleh nilai Ftabel
bahwa nilai t
. Hal
sebesar 2,719, sedangkan nilai Fhitung
variabel
sebesar 869,351. Jadi Fhitung > Ftabel,
berpengaruh
dengan demikian maka Pembukuan,
ini
nilai t
hitung <
menunjukkan
inventaris
tabel
bahwa
tidak
tabel-
hasil
perhitungan
terhadap variabel kualitas laporan
Inventaris dan
keuangan, sehingga hipotesis
Simultan
yang
dengan
Pelaporan secara
berpengaruh
terhadap
menyatakan bahwa inventaris secara
Kualitas laporan keuangan
parsial
Hasil penelitian ini menunjukkan
berpengaruh
signifikan
terhadap laporan keuangan, ditolak. 3) Pengaruh pelaporan terhadap kualitas
bahwa
dengan
menyajikan
pembukuan pencatatan barang milik
laporan keuangan
daerah
Berdasarkan gambar 2 diketahui nilai
pengguna
t
inventaris barang serta dalam daftar
hitung
pelaporan
40, 254. Dengan
kedalam dan
daftar kedalam
barang kartu
menggunakan α = 0,05 diperoleh nilai
barang
t tabel sebesar 1,990. Dari hasil tersebut
memberikan kemudahan akses, dan
dapat dilihat bahwa nilai t hitung > nilai
bagi para pengguna/kuasa pengguna
t
barang yang melakukan pendaftaran
tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa
variabel positif
pelaporan terhadap
berpengaruh
variabel
kualitas
milik
daerah
akan
dan pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
164
(DBP)/Daftar
Barang
Pengguna (DBKP) mampu
sehingga akan
meningkatkan
laporan keuangan. inventaris,
kualitas
Pembukuan,
pelaporan
simultan
secara
berpengaruh
terhadap
meningkatnya proses pembukuan sesuai
prosedur
dan
peraturan
Undang- Undang akan berimplikasi terhadap
peningkatan
kualitas
laporan keuangan. Pada
penelitian
ini
pembukuan
kualitas laporan keuangan. Variabel-
berpengaruh
variabel
kualitas laporan keuangan. Hal ini
untuk
2.
Kuasa
tersebut
diatas
diperhatikan
penting
mengingat
sesuai
signifikan
dengan
teori
terhadap
keagenan,
transparansi dan akuntabilitas dalam
dimana pemerintah yang bertindak
pengelolaan keuangan daerah yang
sebagai
diindikasikan
melalui
seberapa
menetapkan strategi tertentu agar
pentingnya
kualitas
laporan
dapat memberikan pelayanan yang
agen
yang
keuangan tersebut berimbas kepada
terbaik
kepercayaan publik terhadap kinerja
prinsipal. Jadi, tanggungjawab yang
pemerintah daerah
ditunjukan
Pembukuan
secara
Parsial
untuk
publik
harus
pemerintah
adalah dengan
secara
daerah
cara menetapkan
berpengaruh signifikan terhadap
prosedur
Kualitas laporan keuangan
pembukuan Permendagri No. 17
Berdasarkan
penelitian
Tahun
nilai
variabel
thitung
diketahui
dan
Undang-Undang
2007
dimana
pembukuan
Pengguna/kuasa pengguna barang
Dengan
wajib melakukan pendaftaran dan
menggunakan α = 0,05 diperoleh
pencatatan barang milik daerah ke
nilai ttabel sebesar 1,990. Dari hasil
dalam Daftar Barang Pengguna
tersebut dapat dilihat bahwa nilai
(DBP)/Daftar
thitung > nilai ttabel. Dengan demikian
Pengguna (DBKP)
maka
apa
sebesar
2,469.
variabel
berpengaruh
pembukuan
positif
signifikan
yang
Barang
Kuasa
sesuai dengan
terjadi,
dan
dapat
dipertanggungjawabkan
terhadap variabel kualitas laporan
kebenarannya secara lengkap dan
keuangan.
ini
wajar. Oleh karena itu pemerintah
dengan
daerah akan berusaha menunjukan
Hasil
menunjukkan
penelitian
bahwa
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
165
3.
bahwa kinerja mereka selama ini
pembukuan yang merinci lebih jelas
baik
standard dan prosedur pencatatan,
dan
akuntabel
dalam
pengelolaan keuangan daerah.
sehingga
Inventaris
menganggap
secara
Parsial
Berdasarkan
nilai t
4.
variabel
hitung
pegawai factor
tidak
invetaris
merupakan factor yang krusial.
berpengaruh signifikan terhadap Kualitas laporan keuangan
para
Pelaporan
secara
Parsial
berpengaruh signifikan terhadap
inventaris sebesar -0,657. Dengan
Kualitas laporan keuangan
menggunakan α = 0,05 diperoleh
Berdasarkan nilai t
nilai t
40, 254. Dengan menggunakan α =
sebesar 1,990. Dari hasil
tabel
tersebut dapat dilihat bahwa nilai t hitung
nilai t
<
menunjukkan inventaris
tabel-
0,05 diperoleh nilai t
pelaporan
tabel
sebesar
Hal ini
1,990. Dari hasil tersebut dapat
variabel
dilihat bahwa nilai t
bahwa
tidak
hitung
berpengaruh
tabel.
> nilai t
hitung
Hal ini menunjukkan bahwa
terhadap variabel kualitas laporan
variabel pelaporan
keuangan, sehingga hipotesis yang
positif terhadap variabel kualitas
menyatakan bahwa inventaris secara
laporan keuangan.
parsial
Dalam Permendagri No. 17 Tahun
berpengaruh
signifikan
berpengaruh
terhadap laporan keuangan, ditolak.
2007 disebutkan bahwa pelaporan
Inventaris merupakan merupakan
barang milik daerah yang dilakukan
kegiatan
untuk
pengguna barang disampaikan setiap
melakukan perhitungan,pengurusan,
semesteran, tahunan dan 5 (lima)
penyelenggaraan,
tahunan kepada pengelola.
atau
pencatatan
data
tindakan
pengaturan, dan
pelaporan
Hal
tersebut perlu diperhatikan oleh
barang milik daerah dalam unit
pemerintah
pemakaian. Dalam kenyataannya di
kabupaten
lingkungan pemda, factor inventaris
menyajikan
tidak cukup menunjang penyajian
daerah
kualitas laporan keuangan hal ini
mudah dipahami oleh para pengguna
dikarenakan factor inventaris sudah
informasi.
cukup
terakomodir
oleh
daerah Kubu
Raya
laporan
sehingga
termasuk dalam
keuangan
hasilnya
akan
factor
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
166
KESIMPULAN DAN SARAN
dengan nilai t hitung sebesar 2,469.
Kesimpulan
Nilai positif tersebut menunjukkan
Berdasarkan
hasil
dan
bahwa bahwa dengan meningkatnya
pengaruh
proses pembukuan sesuai prosedur
pembukuan, inventaris dan pelaporan
dan peraturan Undang- Undang akan
terhadap kualitas laporan keuangan dapat
berimplikasi
disimpulkan bahwa:
kualitas laporan keuangan
pembahasan
penelitian
mengenai
1. Pembukuan, imventaris dan pelaporan
terhadap
3. Variabel inventaris
peningkatan
secara parsial
secara simultan berpengaruh positif
berpengaruh negatif terhadap kualitas
dan
kualitas
laporan keuangan dengan nilai t
laporan keuangan dengan nilai F
hitung negatif sebesar -0,657. Nilai
hitung sebesar 869,351. Nilai positif
negatif ini bermakna bahwa faktor
ini
dengan
inventaris tidak cukup menunjang
pencatatan
penyajian kualitas laporan keuangan
barang milik daerah kedalam daftar
hal ini dikarenakan faktor inventaris
barang pengguna dan kedalam kartu
sudah cukup terakomodir oleh faktor
inventaris. barang serta dalam daftar
pembukuan yang merinci lebih jelas
barang
standard dan prosedur pencatatan,
signifikan
terhadap
menunjukkan
bahwa
menyajikan pembukuan
milik
daerah
akan
memberikan kemudahan akses bagi
sehingga
para
menganggap
pengguna/kuasa
pengguna
barang yang melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah
para
pegawai faktor
tidak invetaris
merupakan faktor yang krusial. 4. Variabel
pelaporan
ke dalam Daftar Barang Pengguna
berpengaruh
(DBP)/Daftar
Kuasa
terhadap kualitas laporan keuangan,
kemudahan
dengan nilai t hitung sebesar 40, 254.
Barang
Pengguna (DBKP) , akses
ini
membantu
secara
langsung
meningkatkan
akan
kualitas
laporan keuangan.
positif
ini
lingkungan
signifikan
menunjukkan makna di pemerintahan
bahwa
proses penyusunan laporan barang
2. Variabel pembukuan secara parsial berpengaruh
Hal
positif
parsial
signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan,
semester dan setiap tahun setelah dilakukan
inventarisasi
dan
pencatatan dalam laporan keuangan
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
167
akan membantu untuk melakukan analisis-analisis yang berhubungan dengan kinerja pemerintah daerah, sebaliknya apabila pelaporan tidak dilakukan setiap semester dan tahun, maka cenderung akan mengurangi kualitas informasi laporan keuangan yang disajikan. Saran Adapun Saran dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Penilaian informasi keuangan yang efektif
dapat
dibangun
telah
ditetapkan
oleh
pemerintah. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya hendaknya menyajikan laporan keuangan daerah secara lengkap dan jelas
sesuai
standar
akuntansi
pemerintah sehingga memudahkan para pengguna informasi tersebut dalam memahami
menerjemahkan segala
sesuatu
dan yang
terdapat dalam laporan keuangan daerah. DAFTAR PUSTAKA Agoes
Bandariy, Himmah. 2011. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Penggunaan Informasi Keuangan Daerah. Skripsi. Semarang : UNDIP. Belkaouli, Ahmed Riahi. 2001. Teori Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
melalui
pembukuan sesuai dengan peraturan yang
Adisti, Dita. 2013. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah terhadap Penggunaan Informasi Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi. Universitas Siliwangi.
Sukrisno. 2008. Auditing Pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik Jilid satu. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Cahyadi, Dwi. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Pelatihan, dan Posisi di Pemerintahan Terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Daerah. Tesis. Semarang: UNDIP. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan ke IV. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.. Governmental Accounting Standard Board. (1998). Governmental Accounting and Financial Reporting Standards. GASB, Norwalk, Conn. Husein
Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Husein Umar, 2003, Metode Riset Akuntansi Terapan, Jakarta : Ghalia Indonesia, Cetakan Pertama Indriantoro, Nur dan Bambang
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
168
Supomo. 2002. Metode penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Kawedar. Warsito dkk. 2008. Akuntansi Sektor Publik Pendekatan Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. KH. Hilmah Fairoza. 2013. “Analisis pelaksanaan penatausahaan dan akuntansi aset tetap pada DPKAD kota padang”. Fak. Ekonomi Universitas Padang. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarya: Penerbit Andi. Mardiasmo. 2006. “Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik”: Suatu Sarana Good Governace. Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol. 2, No.1, Met 2006. Mifitri,
Dewi, 2009. “ Pengaruh Pengelolaan Barang Milik Daerah Terhadap Pengamanan Aset Daerah Pada Kabupaten Langkat” , Skripsi, Medan: USU
Iman Mulyana, Dwi Suwandi, 2010. Keputusan pembelian, WWW. Dwi.mul.blogspot.com Indriantoro, Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Mulyana. Budi. 2006. “Pengaruh Penyajian Neraca Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah”. Jurnal
Akuntansi Pemerintah Vol. 2 Nordiawan, Deddi. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Priest, A. N. (1999). User of Local Government Annual Reports: Information Preferences. Accounting, Accountability and Performance, Vol. 5, No. 3, pp, 49-62. Putri Ayu Rizqi Rengganis. (2010). “Hubungan Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)dengan Efektifitas Pengendalian Intern Gaji”. Skripsi Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Republik Indonesia, Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia. 2007 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Rohman, Abdul. 2009. Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi,
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
169
Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 9 No.1. Universitas Diponegoro Semarang. Safitri, Rama Amalia. 2009. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Penggunaan Informasi Keuangan Daerah. Skripsi. Semarang : UNDIP
Bandung. Alfabeta Sujana, Edy. 2002. “User’s of Public Sector Financial Reporting of Local Governance”. Jurnal Keuangan Sektor Publik Vol.3. Suliyanto. 2005. Analisis Data dan Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor. ------------. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Andi.
Saputra, Ardi Rahmawan. 2012. Kajian Penggunaan Informasi Keuangan Daerah. Accounting Analysis Journal. Universitas Negeri Semarang.
Ulum, Diyaul. (2004). Akuntansi Sektor Publik: Sebuah Pengantar, Malang: Umar, Husein. 1999. Metoda Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo. UMM Press.
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Umar, Husein. 1999. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Steccolini, Ileana. 2002. “Local Government Annual Report: an Accountability Medium?”. EIASM Conference on Accounting and Auditing in Public Sector Performs, Durbin, September 2002.
Yusuf,
M. (2010), 8 Langkah Pengelolaan aset Daerah Menuju Pengelolaan Keuangan Daerah Terbaik, Salemba Empat, Jakarta
Subaweh, Imam. (2008). Agency Theory dalam Pemerintahan Daerah. http://www.google.com. Diakses tanggal 14 Januari 2014. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung.Tarsito Sugiama, A. Gima (2013), Manajemen Aset Pariwiasata : Pelayanan Berkualitas agar Wisatawan Puas dan Loyal, Guardaya Intimarta, Bandung Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Sugiyono .2010. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
170
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016
171