SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK (UNJUK KERJA) MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T.) Pada Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo
oleh:
BAHARUDIN NIM. E1D111012
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Mahasiswa
: BAHARUDIN
Tempat/Tgl. Lahir
: LASEHAO, 7 MEI 1992
NIM
: E1D111012
Jurusan
: TEKNIK ELEKTRO
Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi yang berjudul : ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK (UNJUK KERJA) MOTOR INDUKSI TIGA FASA adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya. Demikian pernyataan keaslian ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademik.
Kendari,
April 2016
Yang Menyatakan,
iv
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai dan memperoleh gelar Sarjana Teknik pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo. Penulis menyadari bahwa skripsi ini terwujud berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua Orang Tua penulis, Ayahnda La Tahere dan Ibunda Wa Tiita yang tiada henti memberikan kasih sayang, mendoakan, memberikan dukungan moril maupun dukungan materil serta motivasi kepada penulis. 2. Bapak Prof. Dr. H. Usman Rianse, MS. selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 3. Bapak Mustarum Musaruddin, ST., MIT, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo sekaligus Penasihat Akademik penulis yang senantiasa memberikan arahan, nasihat dan bimbingan akademik. 4. Bapak Bunyamin, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro. 5. Bapak Abdul Djohar, ST.,MT. selaku sekretaris jurusan Teknik Elektro yang selalu memberikan arahan dan motivasi. 6. Bapak Ir. Samuel Jie, MT. selaku Pembimbing I dan bapak Mustamin, ST., MT. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
v
7. Bapak Tambi, ST., MT., Ibu Yuni Aryani koedoes, ST., M.T., dan Bapak Muh. Nadzirin Anshari Nur., S.Kom.,MT. selaku tim dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan saran bagi penulis dalam penyelesaian akhir skripsi ini. 8. Para dosen serta Civitas Akademika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo yang terkhusus di Elektro yang telah banyak mengajarkan ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 9. Rekan-rekan Mahkota Teknik (Romadi, Amirun Bonti Saifu, Muh Syahlan, Jainul, Rahmat), dan Surrohma Mato, S.T yang telah banyak membantu serta memberi dukungan dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini. 10. Saudara-saudaraku, Brigadir Basri, La Suteni A.md.,Pendor, Sitti Nurlia, Siti Halima S.pd dan Siti Hadija yang selalu memberi dukungan dan motivasi. 11. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Elektro angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini. 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan skripsi ini.
vi
Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan ilmu pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Kendari,
April 2016
Penulis,
vii
ABSTRAK Baharudin, (2016). Analisis pengaruh pembebanan terhadap karakteristik (unjuk kerja) motor induksi tiga fasa. Skripsi dibawah bimbingan Ir. Samuel Jie, MT.(Pembimbing I) dan Mustamin, ST., MT. (Pembimbing II). Motor induksi tiga fasa merupakan motor listrik yang bekerja berdasarkan perputaran medan elektromagnetik yang diinduksikan dari kumparan stator ke rotornya. Kecepatan putaran medan magnet ini dipengaruhi oleh frekuensi sumber yang masuk ke motor. Penelitian ini membahas tentang analisis efek pembebanan terhadap karakteristik (unjuk kerja) motor induksi tiga fasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembebanan terhadap kecepatan, terhadap efisiensi, faktor kerja dan slip motor induksi tiga fasa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode perhitungan,dimana penulis menghitung daya output,daya input, efisiensi, faktor kerja serta slip dari hasil pengambilan data pembebanan terhadap faktor kerja motor induksi. Dari hasil perhitungan tersebut didapat bahwa pada saat torsi motor dan beban 0.1 Nm, motor berputar dengan kecepatan 2973 rpm. Kemudian Torsi dinaikkan menjadi 1.8 Nm, kecepatan motor turun menjadi 2806 rpm. Kecepatan motor akan mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya beban torsi yang diberikan. Pada saat torsi motor dan beban 0.1 Nm, efisiensinya sebesar 21.609 %, Cos Phi sebesar 0.729, slip 0.009,. Lalu Torsi dinaikkan menjadi 1.8 Nm, efisiensinya sebesar 77.063 %, faktor daya menjadi 0.906, slip menjadi 0.066. Efisiensi, faktor daya, serta Slip pada motor induksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya beban torsi yang diberikan. Kata Kunci: Karakteristik, Motor Induksi Dan Pembebanan.
viii
ABSTRACT Baharudin, (2016). Analysis of the effects of load characteristics (performance) threephase induction motor. Thesis under the guidance of Ir. Samuel Jie, MT. (Supervisor I) and Mustamin, ST., MT. (Supervisor II).
Three-phase induction motor is an electric motor that runs on the basis of rotation of the electromagnetic field caused the rotor to the stator windings. Speed rotation of the magnetic field is influenced by the frequency responses received engine. This study examines the effect of load on the characteristics (performance) three-phase induction motor. This study aims to determine the effect of loading on the speed, efficiency, power factor and put three-phase induction motor. The method used in this study is the method of calculation, the author calculates the output, input power, efficiency, and total work load of data collection results inserted in the work of the induction motor. From the results of this calculation shows that at the time of the engine and a load of 0.1 Nm, the motor rotates at a speed of 2973 rpm. Then raised to 1.8 Nm of torque, the engine speed drops to 2806 rpm. engine speed decreases with increasing load torque given. At the time of the engine and a load of 0.1 Nm and an efficiency of 21.609%, Cos Phi was 0.729, 0.009 ,. Then slide raised to 1.8 Nm of torque, in the amount of 77,063% efficiency, power factor for 0906, slipping in the 0066th The efficiency, power factor, and slip in an induction motor will increase with increasing load torque given. Keywords: Characteristics, Induction Motor And Load.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ iv KATA PENGANTAR.................................................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix DAFTAR ISI................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1 1.1. Latar Belakang................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2 1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 2 1.4. Tujuan Penelitian............................................................................. 2 1.5. Manfaat Penelitian........................................................................... 3 1.6. Metode Penulisan ............................................................................ 3 1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5 2.1. Penelitian Terdahulu........................................................................ 5 2.2. Pengertian Motor Induksi Tiga Fasa ............................................... 5
x
2.3. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa ........................................... 6 2.4. Konstruksi Motor Induksi................................................................ 9 2.5. Rotor ................................................................................................ 13 2.5.1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar ................................13 2.5.2 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan/Lilit ..........................16 2.6 Slip ......................................................................................................18 2.7 Karakteristik Motor Induksi................................................................19 2.8 Pembebanan Pada Motor Induksi .......................................................21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 24 3.1. Lokasi Penelitian ............................................................................. 24 3.2. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................24 3.3. Jenis Penelitian ................................................................................ 24 3.4. Teknik Analisis...................................................................................24 3.5. Jadwal Kegiatan Pembuatan Tugas Akhir..........................................25 3.6. Diagram Alir Penelitian......................................................................25 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 26 4.1 Data hasil Pengujian pengaturan Torsi ...............................................26 4.2 Data hasil pengujian pengaturan Kecepatan.......................................28 4.3 Analisa Data .......................................................................................30 4.3.1 Analisa Data Pengaturan Torsi ...............................................30 4.3.2 Analisa Data Pengaturan Kecepatan.......................................33 4.4 Pembahasan ........................................................................................36 4.4.1 Pengaturan Torsi .....................................................................36
xi
4.4.2 Pengaturan Kecepatan ............................................................41 BAB V PENUTUP.......................................................................................... 47 5.1. Kesimpulan...................................................................................... 47 5.2. Saran ................................................................................................ 47 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN....................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.Penampang rotor dan stator motor induksi memperlihatkan medan magnet dalam celah udara. .............................................. 7 Gambar 2.2. Bentuk konstruksi dari motor induksi ......................................... 10 Gambar 2.3. Konstruksi rotor sangkar motor induksi...................................... 10 Gambar 2.4. Gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor induksi ....... 12 Gambar 2.5. Gambaran sederhana motor induksi dengan satu kumparan stator dan satu kumparan rotor.................................................... 13 Gambar 2.6. Rotor Sangkar.............................................................................. 14 Gambar 2.7. Konstruksi Motor Induksi Rotor Sangkar ................................... 15 Gambar 2.8. Skema Diagram Motor Induksi Rotor Belitan/Lilit ................... 16 Gambar 2.9. Rotor Belitan ............................................................................... 18
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Hasil Pengujian Pengaturan Torsi................................................... 26 Tabel 4.2. Hasil Pengujian Pengaturan Kecepatan .......................................... 28 Tabel 4.3. Hasil perhitungan pengaturan torsi ................................................. 32 Tabel 4.4. Tabel hasil perhitungan pengaturan kecepatan motor..................... 35 Tabel 4.5. Tabel hasil pengujian dan perhitungan pengaturan torsi motor induksi tiga fasa............................................................................. 36 Tabel 4.6. Tabel hasil pengujian dan perhitungan pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa .................................................................. 42
xiv
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1. Kurva Karakteristik Torsi (Nm) Dan Kecepatan (RPM)............... 27 Grafik 4.2 Kurva Karakteristik Torsi (Nm) terhadap Arus (I)........................ 28 Grafik 4.3 Kurva Karakteristik Kecepatan (RPM) dan Arus (I) ..................... 29 Grafik 4.4 Kurva Karakterisitik Hubungan Torsi Terhadap Arus. ................. 38 Grafik 4.5 Kurva Karakteristik Hubungan Torsi Terhadap Kecepatan Motor 49 Grafik 4.6 Kurva Karakteristik Torsi (Nm) Terhadap faktor daya (cos phi) motor ............................................................................................. 49 Grafik 4.7 Kurva Karakteristik hubungan torsi terhadap slip motor ............... 40 Grafik 4.8 Kurva Karakteristik hubungan torsi (Nm) dan frekuensi rotor (Hz)....................................................................................... 40 Grafik 4.9 Kurva Karakteristik hubungan efisiensi terhadap slip motor ........ 41 Grafik 5.0 Kurva Karakteristik Antara Kecepatan terhadap Torsi ................. 43 Grafik 5.1 Kurva karakteristik antara kecepatan terhadap arus ...................... 44 Grafik 5.2 Kurva Karakteristik antara Kecepatan terhadap Cos Phi .............. 45 Grafik 5.3 Kurva Karakteristik antara Kecepatan terhadap Slip..................... 45
xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor induksi merupakan motor listrik yang paling luas digunakan dalam penerapan industri, komersil, dan rumah tangga. Oleh karena konstruksi yang sederhana dan kokoh, pemeliharaan yang tidak rumit, dan karakteristik operasi yang andal, motor induksi, khususnya tiga fasa, sangat populer dalam kehidupan sehari-hari. Perkiraan kasar, hampir 80% motor yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah motor induksi tiga fasa, motor inilah yang digunakan untuk memutar beban yang ada diperindustrian. Motor
induksi
tiga
fasa
keluaran
besarannya
berupa
torsi
untuk
menggerakkan beban. Jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa lebih besar, maka motor induksi tiga fasa tidak akan berputar. Dan jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa terlalu kecil, maka ini dianggap suatu hal yang berlebihan. Motor ini biasanya mempunyai arus start yang besar hingga mencapai beberapa kali lipat dari arus nominalnya. Oleh karena itu perlu dicari suatu cara untuk memperkecil arus start motor agar tidak mengganggu sistem yang berada di sekitarnya. Salah satu cara untuk melihat karakteristik motor saat start ini bisa dilakukan dengan menganalisa kondisi motor dengan beban yang bervariasi mulai dari kondisi beban rendah hingga kondisi beban maksimum yang membuat motor berhenti.
1
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk melihat pengaruh pembebanan terhadap performa atau karakteristik motor Induksi Tiga Fasa. Sehingga penulis akan membuat tugas akhir yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Karakteristik (Unjuk Kerja) Motor Induksi Tiga Fasa”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu 1. Bagaimana pengaruh pembebanan terhadap kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa.? 2. Bagaimana pengaruh pembebanan terhadap efisiensi, faktor kerja, dan slip motor induksi tiga fasa? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu: 1.
Penelitian ini hanya membahas mengenai karakteristik motor Induksi Tiga Fasa.
2.
Variabel penelitian ini hanya menghitung daya input, daya output, efisiensi,faktor kerja dan slip.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh beban terhadap kecepatan motor Induksi Tiga Fasa. 2
2. Untuk mengetahui pengaruh pembebanan terhadap efisiensi, faktor kerja dan slip motor induksi tiga fasa.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Dapat melihat pengaruh beban terhadap karakteristik (unjuk kerja) motor induksi tga fasa. 2. Bagi penulis sendiri sebagai salah satu syarat dalam rangka penyelesaian studi Strata I (Satu) di Universitas Halu Oleo Kendari, sekaligus menambah pengetahuan akan implementasi teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan. 3. Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa fakultas teknik khususnya teknik elektro di bidang motor Induksi Tiga Fasa.
1.6 Metode Penulisan Metode penulisan dalam melakukan penelitian ini adalan sebagai berikut : 1.
Studi Literatur
Dilakukan dengan mempelajari literatur atau referensi yang berhubungan dengan judul di atas, yaitu “Analisis pengaruh pembebanan terhadap faktor kerja motor Induksi Tiga Fasa” 2.
Metode Bimbingan
Metode ini dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan dosen pembimbing maupun pihak-pihak lain yang mendukung penyusunan Tugas Akhir ini. 3.
Pengumpulan Data
3
Di dalam melakukan penelitian ini mengambil data-data di lab Teknik Elektro sistem tenaga listrik menggunakan alat yaitu Motor Induksi Tiga Fasa. 1.7 Sistematika Penulisan Dalam penulisan Tugas Akhir ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I. Pendahuluan Pada bab I ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II. Kajian Pustaka Bab II ini menguraikan tentang teori dasar/ kajian pustaka yang mendasari dari gagasan- gagasan tentang analisis pengaruh pembebanan terhadap faktor kerja motor Induksi Tiga Fasa. BAB III. Metodologi Penelitian Pada bab III ini menguraikan tentang seluruh tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam pembuatan tugas akhir ini. BAB IV. Hasil dan Pembahasan Pada bab IV ini berisi analisa secara teoritis tentang pengaruh pembebanan terhadap faktor kerja motor Induksi Tiga Fasa. BAB V. Penutup Pada bab V ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terkait Penelitian terkait motor induksi tiga fasa banyak jenisnya salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusnita dan Hendro Tjahjono dengan judul sistem pengendali arus start motor induksi phasa tiga dengan variasi beban. Pada penelitian tersebut peniliti melakukan pengukuran dan perhitungan untuk mengendalikan arus start awal motor induksi tiga fasa agar tidak terjadi arus start yang lebih besar. Pada penelitian tersebut metode penelitian yang dilakukan yaitu mengukur dan menghitung arus start awal motor serta menghitung tahanan stator dan beban, sedangkan pada penelitian yang akan saya lakukan tidak membahas arus start awal motor dan tahanan stator namun membahas tentang analisis efek pembebanan terhadap faktor kerja motor induksi tiga fasa. 2.2 Pengertian Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa merupakan motor listrik yang bekerja berdasarkan perputaran medan elektromagnetik yang diinduksikan dari kumparan stator ke rotornya. Kecepatan putaran medan magnet ini dipengaruhi oleh frekuensi sumber yang masuk ke motor.[1] Motor induksi tiga fasa adalah jenis motor yang paling umum dijumpai dan digunakan di industri. Karena motor ini mempunyai kontruksi yang sederhana, kuat, harganya relatif murah dan mudah pemeliharaannya. Motor
5
induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat non-linear, terutama resistansi rotor yang memiliki nilai bervariasi untuk operasi yang berbeda.[2] 2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa Dalam motor induksi, tidak ada hubungan listrik ke rotor, arus rotor merupakan arus induksi. Tetapi ada kondisi yans sama seperti motor dc, yaitu konduktor rotor mengalirkan arus dalam medan magnetik sehingga terjadi gaya padanya yang berusaha menggerakkannya dalam arah tegak lurus medan. Jika lilitan stator diberi energi dari catu tiga fasa, dibangkitkan medan magnetik putar yang berputar pada kepesatan sinkron. Ketika medan melewati konduktor rotor, dalam konduktor ini di induksikan ggl yang sama seperti ggl yang diinduksikan dalam lilitan sekunder transformator oleh fluks arus primer. Rangkaian rotor adalah lengkap, baik melalui cincin-ujung atau tahanan luar, ggl induksi menyebabkan arus mengalir dalam konduktor rotor. Jadi konduktor rotor yang mengalirkan arus dalam medan stator mempunyai gaya yang bekerja padanya. [4] Pada gambar di bawah ini menggambarkan penampang stator dan rotor motor induksi, dengan medan magnet diumpamakan berputar searah jarum jam dan dengan statornya diam seperti pada saat start.
6
Sumber : Eugene C Lister,1993
Gambar 2.1 Penampang rotor dan stator motor induksi memperlihatkan medan magnet dalam celah udara. Untuk arah fluks dan gerak yang di tunjukkan penggunaan aturan tangan kanan fleming menunjukkan bahwa arah arus induksi dalam konduktor rotor menuju pembaca. Pada kondisi seperti itu, dengan konduktor pengalir arus berada dalam medan magnet seperti yang di tunjukkan, gaya pada konduktor mengarah ke atas karena medan magnet di bawah konduktor lebih kuat daripada medan di atasnya. Agar sederhana hanya satu konduktor yang di perlihatkan. Tetapi, konduktor-konduktor rotor yang berdekatan lainnya dalam medan stator juga mengalirkan arus dalam arah seperti pada konduktor yang ditunjukkan, dan juga mempunyai suatu gaya ke arah atas yang yang di kerahkan pada mereka. Pada 7
setengah siklus berikutnya, arah medan stator akan dibalik, tetapi arus rotor juga akan dibalik, sehingga gaya pada rotor tetap ke atas.demikian pula kondktor rotor di bawah kutub-kutub medan stator lain akan mempunyai gaya yang semuanya cenderung memutarkan rotor searah jarum jam. Jika kopel yang dihasilkan cukup besar untuk mengatasi kopel beban yang menahan, motor akan melakukan percepatan searah jarum jam atau dalam arah yang sama dengan perputaran medan magnet stator. [4] Menurut Muhammad Sarjan (Jurnal Foristek, maret 2011) bahwa terdapat 4 prinsip dasar yang menjelaskan bagaimana medan magnet dimanfaatkan dalam mesin-mesin listrik, baik untuk transformator, generator maupun motor listrik yaitu: 1. Suatu konduktor yang beraliran listrik akan membangkitkan medan magnet disekitar penghantar tersebut, yang arahnya ditentukan menurut hukum Ampere. 2. Medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu, jika melalui kawat belitan tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum faraday dan menjai prinsip dasar transformator. 3. Suatu konduktor beraliran listrik yang berada di dalam medan magnet akan mengalami suatu gaya. Hal ini dijelaskan oleh lorentz dan menjadi prinsip dasar motor listrik. 4. Suatu kawat belitan yang bergerak memotong garis gaya magnet, akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL) induksi pada kawat belitan tersebut. Demikian pula jika suatu garis gaya magnet bergerak memotong
8
kawat belitan akan menginduksi gaya gerak lstrik (ggl) pada kawat belitan tersebut. Hal ini dijelaskan oleh hukum faraday dan menjadi prinsip dasar generator listrik. Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor induksi 3-fasa yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-fasa, maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.[2] 2.4 Konstruksi Motor Induksi Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.2 sebagai berikut: 1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya. 2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke rotor. 3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
9
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Sumber: http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/ Bahan Ajar/Zuriman Anthony /Mesin% 20Listrik% 20AC/Bab% 20III.pdf
a. Stator dan rotor sangkar
b. rotor belitan
Gambar 2.2 Bentuk konstruksi dari motor induksi Bentuk konstruksi rotor sangkar motor induksi secara lebih rinci diperlihatkan pada gambar
Sumber: http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/ Bahan Ajar/Zuriman Anthony /Mesin% 20Listrik% 20AC/Bab% 20III.pdf
Gambar 2.3 Konstruksi rotor sangkar motor induksi Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bahagianbahagian sebagai berikut: 1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
10
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon. 3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan stator). 4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga. Rangka stator motor induksi ini didisain dengan baik dengan empat tujuan yaitu: 1. Menutupi inti dan kumparannya. 2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh gangguan objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar). 3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan. 4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan lebih efektif. Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi dua jenis seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas, yaitu: 1. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage). 2. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor) Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bahagian-bahagian sebagai berikut: 1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti stator. 2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
11
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga. 4. Poros atau as.
Sumber: http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/ Bahan Ajar/Zuriman Anthony /Mesin% 20Listrik% 20AC/Bab% 20III.pdf
Gambar 2.4 Gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor induksi Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor induksi diperlihatkan pada gambar 2.4 dan gambaran sederhana penempatan stator dan rotor pada motor induksi diperlihatkan pada gambar 2.5.
12
Sumber: http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/ Bahan Ajar/Zuriman Anthony /Mesin% 20Listrik% 20AC/Bab% 20III.pdf
Gambar 2.5 Gambaran sederhana motor induksi dengan satu kumparan stator dan satu kumparan rotor Tanda silang (x) pada kumparan stator atau rotor pada gambar 2.5 menunjukkan arah arus yang melewati kumparan masuk ke dalam sedangkan tanda titik (.)menunjukkan bahwa arah arus keluar. 2.5 Rotor Ada dua jenis motor induksi berdasarkan rotornya yaitu : 1. Motor induksi tiga fasa rotor sangkar 2. Motor induksi tiga fasa rotor lilit Kedua motor ini bekerja pada prinsip yang sama dan mempunyai konstruksi stator yang sama tetaapi berbeda dalam konstruksi rotor. 2.5.1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Penampang motor rotor sangkar memiliki konstruksi yang sederhana. Inti stator pada rotor sangkar tiga fasa terbuat dari lapisanlapisan plat baja yang dipabrikasi. Lilitan-lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator yang terpisah 120 derajat listrik. Lilitan 13
fasa ini dapat tersambung dalam hubungan delta (Δ) ataupun bintang (Υ). Rotor jenis rotor sangkar dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Sumber : David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa pada PT. Berlian Unggas SaktiTj. Morawa, 2008
Gambar 2.6 Rotor Sangkar,
(a). Tipikal rotor sangkar (b). Bagian-bagian rotor sangkar
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar yang lebih kecil adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. dalam motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenanmkan kedalam alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat ke cincin
14
ujung. Batang rotor motor sangkar tidak selalu ditempatkan paralel terhadap poros motor tapi kerapkali dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar. Pada ujung cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin. Motor induksi dengan rotor sangkar ditunjukkan pada gambar berikut :
Sumber : David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa pada PT. Berlian Unggas SaktiTj. Morawa, 2008
15
Gambar 2.7 (a). konstruksi motor induksi rotor sangkar skala kecil (b). konstruksi motor induksi rotor sangkar skala besar.
2.5.2 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan/Lilit Motor rotor belitan/lilit berbeda dengan motor rotor sangkar dalam hal konstruksi rotornya. Seprti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi serupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor di hubungkan secara Y dan masing-masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor. Secara skematik dapat dilihat paa gambar dibawah ini :
Sumber : David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa pada PT. Berlian Unggas SaktiTj. Morawa, 2008
Gambar 2.8 skema diagram motor induksi rotor belitan/lilit
16
Dari gambar dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat semata-mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar ke dalam rangkaian rotor. Pada motor ini, cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel eksternal yang berfungsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab terhadap pemanasan rotor. Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar dari arus pengasutan yang lebih kecil dibanding motor rotor sangkar. Konstruksi motor induksi tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada gambar dibawah ini.[5]
(a)
(b)
17
Sumber : David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa pada PT. Berlian Unggas SaktiTj. Morawa, 2008
Gambar 2.9 (a). Rotor Belitan (b). Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan
2.6 Slip Motor induksi tidak dapat berputar pada kecepatan sinkron. Seandainya hal ini terjadi, maka rotor akan tetap diam relatif terhadap fluks yang berputar. Maka tidak akan ada ggl yang diinduksikan dalam rotor, tidak ada arus yang mengalir pada rotor dan karenanya tidak menghasilkan kopel. Kecepatan rotor sekalipun tanpa beban, harus lebih kecil sedikit dari kecepatan sinkron agar adanya tegangan induksi pada rotor, dan akan menghasilkan arus di rotor, arus induksi ini akan berinteraksi dengan fluks listrik sehingga menghasilkan kopel. Selisih antara kecepatan rotor dan kecepatan sinkron disebut slip (S). Slip dapat dinyatakan dalam putaran setiap menit, tetapi lebih umum dinyatakan sebagai persen dari kecepatan sinkron. Slip (S) =
x 100%
Dimana: nr = kecepatan motor Persamaan diatas memberikan informasi yaitu : a. saat s = 1 dimana nr = 0, ini berarti rotor masih dalam keadaan diam atau akan berputar.
18
b. S = 0 menyatakan bahwa ns = nr, ini berarti rotor berputar sampai kecepatan sinkron. Hal ini dapat terjadi jika ada arus dc yang diinjeksikan ke belitan rotor, atau rotor digerakkan secara mekanik. c. 0 < S < 1, ini berarti kecepatan rotor diantara keadaan diam dengan kecepatan sinkron. Kecepatan rotor dalam keadaan inilah dikatakan kecepatan tidak sinkron.[5]
2.7 Karakteristik Motor Induksi Karakteristik motor listrik menunjukkan kinerja motor tersebut dalam berbagai kondisi operasi. Karakteristik motor listrik yang utama, yang perlu diperhatikan adalah : 1. Karakteristik torsi-arus; 2. Karakteristik kecepatan-arus; 3. Karakteristik torsi-kecepatan Torsi M di bangkitkan pada poros motor atau mesin penggerak dengan kecepatan putar n. Dari kedua 2 besaran ini, maka dapat diketahui daya mekanis motor atau mesin penggerak tersebut. Kecepatan putaran motor np adalah jumlah revolusi untuk suatu periode waktu tertentu. Kecepatan putaran motor diukur dalam satuan revolusi per menit (rpm) atau revolusi per detik (rps). Kecepatan putaran motor listrik umumnya menggunakan satuan revolusi per menit (rpm).
19
Untuk pengukuran torsi dapat digunakan tongkat penyeimbang, dimana hasil kali antara gaya F dan panjang s dari lengan penyeimbang merupakan torsi M yang dihasilkan. M = F x S (Newton-meter). Jika torsi yang searah jarum jam sama besar dengan torsi yang berlawanan arah jarum jam, maka tercapai posisi seimbang. Jika kedua torsi ini tidak seimbang, maka kedua lengan ini akan berputar ke arah torsi yang lebih besar. Torsi juga dibangkitkan oleh mesin listrik putar, dimana medan magnet membangkitkan garis gaya magnet (fluks) di dalam stator. Berdasarkan prinsip dasar motor, maka gaya F yang dibangkitkan pada konduktor kumparan rotor yang dialiri arus adalah : F=B.I.L Gaya ini bekerja pada konduktor yang berjarak s dari titik tengah poros rotor. Jika terdapat sejumlah z konduktor yang dialiri arus yang diberada dalam garis gaya magnet, maka akan dihasilkan torsi M yang besarnya: M=F. s M = B . I. l . z . s Motor akan mencapai suatu kecepatan konstan jika torsi yang dibangkitkan sama besar dengan torsi lawan (torsi pengereman)yang disebabkan oleh rotor itu sendiri, gesekan yang timbul dan beban yang digerakkan. Pada mesin listrik putar, torsi diukur dengan rem, dinamometer (cradle dynamometer) atau rem arus pusar (eddy current brake).
20
Untuk motor listrik, terdapat hubungan antara torsi M dan kecepatan putaran n motor. Kecepatan putaran n akan menurun seiring dengan kenaikan torsi M yang dibangkitkan. Torsi M di bangkitkan pada poros motor atau mesin penggerak dengan kecepatan putar n. Dari kedua 2 besaran ini, maka dapat diketahui daya mekanis motor atau mesin penggerak tersebut. Kriteria yang penting untuk mengevaluasi dan memilih sebuah motor listrik adalah faktor daya (Cos ϕ), Efisiensi η, Kecepatan putaran n dan daya motor P. Hubungan antara variabel-variabel ini juga tidak kalah pentingnya. Untuk motor 3 fasa, hubungan antar variabel ini diplot dalam suatu grafik membentuk kurva beban dan kurva operasi.[2] 2.8 Pembebanan Pada Motor Induksi Motor induksi 3-fasa merupakan motor listrik yang bekerja berdasarkan perputaran medan elektromagnetik yang diinduksikan dari kumparan stator ke rotornya. Kecepatan putaran medan magnet ini dipengaruhi oleh frekuensi sumber yang masuk ke motor dengan mengacu ke persamaan berikut:[1]
Ns = 120. f / p yang mana : f = frekuensi sumber AC (Hz) p = jumlah kutup yang terbentuk pada motor Ns = kecepatan putaran medan magnet stator (putaran/menit, rpm)
21
Putaran medan magnet ini diikuti oleh putaran rotor motor induksi. Makin berat beban motor, maka kecepatan rotor juga akan turun sehingga terjadi slip (s), yang besarnya:
yang mana : s = slip Nr = kecepatan putaran rotor pada motor Perlu diketahui bahwa makin besar slip, maka makin besar pula frekuensi rotor. Untuk setiap harga slip, frekuensi rotor fr sama dengan frekuensi stator fs dikalikan dengan slip yang dapat dinyatakan dengan rumus : fr = S. fs frekuensi rotor sangat berarti karena jika ia berubah, reaktansi rotor (Xr = 2
fr
Lr) juga berubah, berarti mempengaruhi karakteristik start maupun karakteristik jalan motor. Jika beban ditambah, komponen aktif atau komponen daya dari arus bertambah, menghasilkan suatu faktor daya yang lebih tinggi. Tetapi karena besarnya arus pemagnetan, yang ada tanpa mempedulikan beban, faktor daya motor induksi sekalipun pada beban penuh jarang melebihi 90 persen.
Cos ϕ = Dimana: Cos ϕ = faktor daya P
= daya aktif (Watt)
S
= daya semu (VA)
22
Motor induksi 3-fasa dapat dianalisa berdasarkan rangkaian ekivalen motor ini. Bentuk rangkaian ekivaelen ini perfasa diperlihatkan seperti pada gambar berikut ini:
Sumber : Yusnita , 2012
Gambar 3.0. Rangkaian ekivalen motor induksi 3-fasa perfasa yang mana: V1 = Tegangan sumber perfasa pada kumparan stator r1 = Resistansi kumparan stator x1 = Reaktansi Induktif kumparan stator r2’ = Resistansi kumparan rotor dilihat dari sisi stator x2’ = Reaktansi Induktir rotor dilihat dari sisin stator xm = Reaktansi magnet pada Motor rm = Resistansi magnet pada motor ′
(1- s) = Resistansi yang mewakili beban motor
I1 = Arus kumparan stator I1’ = Arus pada kumparan rotor dilihat dari sisi stator I0 = Arus Magnetisasi
23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Energi Elektrik, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 s/d Februari 2016. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Motor induksi tiga fasa
Coupling mangnetik
Tachometer
Amperemeter
Kabel penghubung
Beban
3.3 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis deskriptif
di mana
penelitian ini di lakukan dengan menghitung efek pembebanan terhadap faktor kerja motor induksi tiga fasa. 3.4 Teknik Analisis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis metode perhitungan . Di mana penulis menghitung daya output,daya input,efisiensi, faktor kerja dan slip dari hasil pengambilan data pembebanan terhadap faktor kerja motor induksi.
24
3.5
Jadwal Kegiatan Pembuatan Tugas Akhir Adapun waktu , pembuatan tugas akhir ini akan dimulai awal februari
2016 sampai akhir maret 2016 yang bertempat di laboratorium Teknik Energi Elektrik, jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik. 3.6
Diagram Alir Penelitian Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai
dengan diagram alir dibawah ini. Mulai
Studi Literatur Pengambilan Data
Penentuan Data Pengaruh Pembebanan
Analisa Pengaruh Pembebanan Terhadap Karakteristik Motor Induksi Tiga fasa
Hasil Perhitungan Pembebanan Terhadap Karakteristik Motor Induksi Tiga fasa
Selesai
25
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data hasil Pengujian pengaturan Torsi Berikut ini tabel hasil pengujian pengaturan torsi pada motor induksi tiga fasa. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Pengaturan Torsi Pengaturan Torsi Torsi (Nm)
Kecepatan (rpm)
Arus (I)
Tegangan (Volt)
0.03 0.10 0.12 0.18 0.23 0.26 0.39 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.90 0.95 1.00 1.10 1.20 1.25 1.30 1.40 1.45 1.50 1.55 1.60 1.65 1.70 1.75 1.80 1.85
2979 2973 2970 2965 2961 2958 2952 2937 2934 2929 2922 2918 2912 2913 2902 2898 2896 2883 2876 2868 2867 2862 2848 2841 2838 2830 2826 2820 2812 2806 2795
0.20 0.30 0.35 0.39 0.40 0.42 0.45 0.50 0.54 0.56 0.55 0.57 0.60 0.63 0.65 0.70 0.75 0.78 0.82 0.85 0.87 0.90 0.95 0.99 1.00 1.05 1.08 1.10 1.13 1.15 1.19
380
Daya Aktif (Watt) 133 144 148 167 173 196 225 260 264 272 319 322 316 363 392 405 423 443 475 487 506 521 556 580 600 618 622 643 666 686 704
Daya Daya Semu (VA) 207 213 218 231 236 256 275 312 315 323 368 371 385 411 410 453 459 492 525 537 552 573 610 636 657 676 681 703 728 750 770
Daya Reaktif (VAR) 157 156 158 158 159 163 165 171 171 174 181 182 186 191 198 201 205 211 220 224 232 236 249 257 265 271 275 282 293 301 309
26
Data tabel pengujian dapat di lihat bahwa semakin besar nilai Torsi (beban) yang di berikan kepada motor maka kecepatan (rpm) makin menurun tetapi arusnya (I) semakin besar. Terlihat pada pemberian beban atau nilai torsi 0.1 Nm, kecepatan putar rotornya sebesar 2973 rpm dan arusnya sebesar 0.30 A. sedangkan pada pemberian beban atau nilai torsi 1.85 Nm, kecepatan putar rotornya menurun menjadi 2795 rpm tetapi arusnya semakin besar dengan nilai 1.19 A. Kurva karakteristik dari data hasil pengujian pengaturan torsi dapat dilihat dibawah ini yaitu :
2806
2820
2830
2841
2862
2867
2876
2883
2896
2902
2913
2918
2926
2929
2937
2952
2961
2970
2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 2979
Torsi (Nm)
Kurva Karakteristik Torsi (Nm) dan Kecepatan (RPM)
Kecepatan (RPM)
Gambar 4.1 Kurva Karakteristik Torsi (Nm) Dan Kecepatan (RPM)
27
1.15
1.1
1.05
0.99
0.9
0.87
0.82
0.78
0.75
0.65
0.63
0.57
0.56
0.56
0.5
0.45
0.4
0.35
2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.2
Torsi (Nm)
Kurva Karakteristik Torsi (Nm) terhadap Arus (I)
Arus (I)
Gambar 4.2 Kurva Karakteristik Torsi (Nm) terhadap Arus (I) 4.2 Data hasil pengujian pengaturan Kecepatan Berikut ini tabel hasil pengujian pengaturan Kecepatan pada Motor induksi tiga fasa. Tabel 4.2 Hasil Pengujian Pengaturan Kecepatan Kecepatan (rpm)
Torsi (Nm)
Arus (I)
2960 2950 2940 2930 2920 2910 2900 2890 2880 2879 2868 2859 2850 2830 2820 2810
0.14 0.24 0.41 0.54 0.63 0.77 0.89 1.02 1.09 1.14 1.20 1.30 1.38 1.59 1.60 1.70
0.40 0.42 0.47 0.50 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.81 0.85 0.90 0.95 1.00 1.05 1.10
Tegangan (Volt)
Daya Aktif (Watt)
Daya Semu (VA)
Daya Reaktif (VAR)
380
156 191 238 277 317 355 393 427 457 454 490 516 544 597 620 643
225 251 291 327 366 403 441 476 506 503 540 567 597 653 679 704
158 161 166 172 180 188 197 207 215 214 225 234 244 263 272 282 28
Kecepatan (rpm)
Torsi (Nm)
Arus (I)
2800 2790
1.76 1.81
1.15 1.18
Daya Aktif (Watt) 670 691
Daya Semu (VA) 733 755
Daya Reaktif (VAR) 294 303
Data tabel di atas dapat dilihat bahwa semakin kecil nilai kecepatan rotor (rpm) yang diberikan maka beban (Torsi) makin tinggi dan arus semakin besar pula. Terlihat pada pemberian nilai kecepatan rotor 2960 rpm, nilai torsinya sebesar 0.14 Nm dan nilai arus 0.4 ampere. Sedangkan pada pemberian nilai kecepatan 2800 rpm, nilai torsinya sebesar 1.76 Nm dan nilai arusnya sebesar 1.15 ampere. Kurva karakteristik dari data hasil pengujian pengaturan kecepatan dapat dilihat dibawah ini yaitu:
3050 3000 2950 2900 2850 2800 2750 2700 2650 0 0.3 0.35 0.4 0.42 0.47 0.5 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.81 0.85 0.9 0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.18
Kecepatan (RPM)
Kurva Karakteristik Kecepatan (RPM) terhadap Arus (I)
:
Arus (I)
Gambar 4.3 Kurva Karakteristik Kecepatan (RPM) dan Arus (I) Semakin besar beban (torsi) maka kecepatan semakin menurun sehingga slip (S) semakin besar yang berdampak pada semakin besarnya arus nominal yang mengalir pada stator motor induksi tiga fasa.
29
4.3 Analisa Data 4.3.1 Analisa Data Pengaturan Torsi Pada data tabel hasil pengujian motor induksi pengaturan Torsi didapatkan nilai Arus (I), Daya (P), dan Kecepatan Putar untuk berbagai besar torsi (Nm), didapatkan dari hasil pengamatan pada alat ukur. Sedangkan daya output, daya input, efisiensi, factor daya (cos Phi), Slip, freksuensi Stator dan Frekuensi Rotor didapatkan dengan Analisa Deskriptif sebagai berikut. Untuk torsi 0.1 Nm S
= = =
Cos
= = =
Pout
= =
√3 × × √3 × 0.3 × 380 197.454 VA .
.
0.729 .
60
.
. × × ,
60
×
=
31.117 watt
Pin
= = =
Ƞ
=
√3 x I x V x cos √3x 0.3 x 380 x 0.729 144 watt
= = Slip
x 100%
.
x 100% 21.609 %
=
30
= = = fs
.
= =
fr
0.009 0.009 x 100% 0.9%
.
=
50 Hz
= = =
S × fs 0.009 × 50 0.45 Hz
Untuk torsi 0.23 Nm S
= = =
Cos
=
√3 × × √3 × 380 0.4 263.272 VA
= = Pout
= =
263.272
0.657 .
.
60
.
,
60
=
71.281 watt
Pin
= = =
Ƞ
=
√3 x I x V x cos √3x 0.4 x 380 x 0.657 173 watt
= =
x 100%
.
x 100% 41.203%
31
Slip
= = = =
fs
= =
fr
0.013 0.013 x 100% 1.3% .
×
=
50 Hz
= = =
S×fs 0.013 x 50 0.65 Hz
Untuk
analisa
data
pengaturan
torsi
selanjutnya
memiliki
cara
penyelesaian yang sama. Sehingga hasil analisa data dari pengaturan torsi didapatkan hasil yang tersaji pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil perhitungan pengaturan torsi No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Torsi (Nm)
0.1 0.23 0.39 0.50 0.60 0.70 0.80 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.45 1.5 1.6 1.7 1.8
Pout (watt)
31.117 71.281 120.501 153.703 183.941 213.792 243.915 273.368 303.115 331.929 361.226 390.103 432.231 446.037 473.931 501.772 528.65
Pin (watt)
144 173 225 260 272 322 363 392 423 443 475 506 556 580 618 643 686
Efisiensi
Cos phi
Slip
21.609 41.203 53.556 59.117 67.625 66.395 67.194 69.737 71.658 74.928 76.048 77.096 77.740 76.903 76.688 78.036 77.063
0.729 0.657 0.760 0.790 0.738 0.858 0.875 0.916 0.857 0.863 0.880 0.884 0.889 0.890 0.894 0,888 0.906
0.009 0.013 0.016 0.021 0.024 0.027 0.029 0.033 0.035 0.039 0.041 0.044 0.051 0.053 0.057 0.06 0.065
fs (Hz)
50
fr (Hz)
0.45 0.65 0.8 1.05 1.183 1.367 1.45 1.633 1.733 1.95 2.067 2.217 2.533 2.65 2.833 3.00 3.233
32
4.3.2 Analisa Data Pengaturan Kecepatan Pada data tabel hasil pengujian motor induksi pengaturan kecepatan didapatkan nilai Arus (I), daya Input (Pin), dan Kecepatan Putar untuk berbagai besar torsi (Nm), didapatkan dari hasil pengamatan pada alat ukur. Sedangkan daya output, daya input, efisiensi, factor daya (cos Phi), Slip (S), frekuensi Stator (fs) dan Frekuensi Rotor (fr) didapatkan dengan Analisa Deskriptif sebagai berikut. Untuk kecepatan 2960
S
= = =
Cos
=
√3 × × √3 × 380 × 0.4 263.272 VA
= = Pout
= =
263.272
0.593 .
.
60
.
×
× , 60
×
=
43.374 watt
Pin
= = =
√3 × I x V × cos √3 × 0.40 × 380 × 0.593 156 watt
Ƞ
= = =
x 100% .
x 100% 27.803 %
33
Slip
= = = = =
fs
0.013 0.013 x 100% 1.3% .
= =
fr
×2
=
50 Hz
= = =
S × fs 0.013 × 50 0.5 Hz
Untuk keceptan 2950 S
= = =
Cos
=
√3 × × √3 × 380 × 0.42 276.435 VA
= = Pout
= =
Pin
276.435
0.691 .
.
60
.
×
× , 60
×
=
74.104 watt
= = =
√3 × I × V × cos √3 × 0.42 × 380 × 0.691 191 watt
34
Ƞ
= = =
Slip
.
× 100% × 100%
38.798 %
= = = =
fs
= =
fr
0.017 0.017 x 100% 1.7 % .
×
=
50 Hz
= = =
S × fs 0.017 × 50 0.833 Hz
Untuk analisa data pengaturan kecepatan selanjutnya memiliki cara penyelesaian yang sama. Sehingga hasil analisa data dari pengaturan kecepatan didapatkan hasil yang tersaji pada tabel berikut. Tabel 4.4 Tabel hasil perhitungan pengaturan kecepatan motor. No
Kecepatan (RPM)
P out (Watt)
P in (Watt)
Efisiensi (%)
Cos phi
Slip
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2960 2950 2940 2930 2920 2910 2900 2890 2880 2879 2868 2859
43.374 74.104 126.17 165.6 192.54 234.53 270.14 308.54 328.57 343.52 360.22 389.01
156 191 238 277 317 355 393 427 457 454 490 516
27.804 38.798 53.011 59.785 60.740 66.064 68.739 72.257 71.897 75.666 73.514 75.390
0.59 0.69 0.77 0.84 0.8 0.83 0.85 0.87 0.87 0.85 0.88 0.87
0.013 0.017 0.02 0.023 0.027 0.03 0.033 0.037 0.04 0.040 0.044 0.047
Fs (Hz)
Fr (Hz)
50
0.667 0.833 1.00 1.167 1.333 1.5 1.667 1.833 2.00 2.017 2.2 2.35
35
No 13 14 15 16 17 18
Kecepatan (RPM) 2850 2830 2820 2810 2800 2790
P out (Watt) 411.65 470.97 472.26 499.99 515.8 528.56
P in (Watt) 544 597 620 643 670 691
Efisiensi (%) 75.672 78.889 76.170 77.759 76.985 76.492
Cos phi 0.87 0.91 0.9 0.89 0.89 0.89
Slip 0.05 0.051 0.06 0.063 0.067 0.07
Fr (Hz) 2.5 2.833 3.00 3.167 3.333 3.5
4.4 Pembahasan 4.4.1 Pengaturan Torsi Berikut ini data pengujian dan perhitungan motor induksi tiga fasa dengan melakukan pengaturan torsi. Tabel 4.5 Tabel hasil pengujian dan perhitungan pengaturan torsi motor induksi tiga fasa Torsi Kecepatan Arus (Nm) (rpm) (A)
0.1 0.23 0.39 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1
2973 2961 2952 2937 2929 2918 2913 2902 2896 2883
0.3 0.4 0.45 0.5 0.56 0.57 0.63 0.65 0.75 0.78
1.2
2876
0.82
1.3 1.45 1.5 1.6 1.7 1.8
2867 2848 2841 2830 2820 2806
0.87 0.95 0.99 1.05 1.10 1.15
Tegangan (Volt)
380
Daya semu (VA)
Cos phi
Pout (Watt)
Pin (Watt)
Efisiensi (%)
Slip
114 152 171 190 212.8 216.6 234.9 247 285 296.4
0.729 0.657 0.760 0.790 0.738 0.858 0.875 0.916 0.857 0.863
31.117 71.281 120.501 153.703 183.941 213.792 243.915 273.368 303.115 331.929
144 173 225 260 272 322 363 392 423 443
21.609 41.203 53.556 59.117 67.625 66.395 67.194 69.737 71.658 74.928
0.009 0.013 0.016 0.021 0.024 0.027 0.029 0.033 0.035 0.039
311.6
0.880
361.226
475
76.048
0.041
2.07
0.884 0.889 0.890 0.894 0.888 0.906
390.103 432.231 446.037 473.931 501.772 528.65
506 556 580 618 643 686
77.096 77.740 76.903 76.688 78.036 77.063
0.044 0.051 0.053 0.057 0.06 0.065
2.22 2.53 2.65 2.83 3.00 3.23
330.6 361 376.2 399 418 437
Fs (Hz)
50
36
Fr (Hz)
0.45 0.65 0.8 1.05 1.18 1.37 1.45 1.63 1.73 1.95
Dari tabel hasil perhitungan dan pengujian dapat dilihat bahwa:
Pada saat torsi motor dan beban 0.1 Nm, arus yang mengalir adalah 0.3 Ampere, daya input sebesar 144 Watt dan daya outputnya sebesar 31.117 Watt, efisiensinya sebesar 21.609 %, Cos Phi sebesar 0.729, slip 0.009 , frekunsi rotor 0.45 Hz serta motor berputar dengan kecepatan 2973 rpm.
Ketika torsi dinaikkan menjadi 0.5 Nm, arus yang mengalir adalah 0.5 Ampere, daya input sebesar 260 Watt dan daya outputnya sebesar 153.703 Watt, efisiensinya sebesara 59.117 %, Cos Phi sebesar 0.790, slip 0.021 dan frekuensi rotor 1.05 Hz serta motor berputar dengan kecepatan yang mulai menurun yaitu 2937 rpm.
Torsi dinaikkan menjadi 1 Nm, arus yang mengalir mengalami kenaikan sebesar 0.75 Ampere, daya input sebesar 423 Watt dan daya outputnya sebesar 303.115 Watt, efisiensinya sebesar 71.658 %, Cos Phi mengalami kenaikan menjadi 0.857, slip mengalami kenaikan 0.0347 dan frekuensi rotor menurun sebesar 1.733 Hz serta kecepatan motor yang terus menurun sebesar 2896 rpm.
Torsi dinaikkan kembali menjadi 1.5 Nm, arus yang mengalir naik menjadi 0.99 Ampere, daya input sebesar 580 Watt dan daya outputnya sebesar 446.037 Watt, efisiensinya sebesar 76.903 %, faktor daya atau cos phi menjadi 0.890, slip sebesar 0.053 serta ferkuensi rotor menurun menjadi 2.65 Hz dan kecepatan motor menurun menjadi 2841 rpm.
Torsi dinaikkan menjadi 1.8 Nm, arus yang mengalir sebesar 1.15 Ampere, daya input sebesar 686 Watt dan daya outputnya sebesar 528.65 Watt,
37
efisiensinya sebesar 77.063 %, faktor daya menjadi 0.906, slip menjadi 0.065 dan frekuensi rotor menjadi 3.233 Hz serta kecepatan motor turun menjadi 2806 rpm. Kurva karakteristik yang menggambarkan relasi setiap variabel motor disajikan pada diagram berikut. Kurva Karakteristik Torsi (Nm) terhadap I (Ampere) 1.4
I (Ampere)
1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 1.8
1.7
1.6
1.5
1.45
1.35
1.3
Torsi (Nm)
1.2
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.39
0.32
0.23
0.1
0
Gambar 4.4 Kurva Karakterisitik Hubungan Torsi Terhadap Arus. Kurva diatas menjelaskan bahwa torsi pada suatu motor berbanding lurus terhadap arus yang mengalir pada suatu motor. Artinya semakin besar nilai torsi yang diberikan pada motor maka arus yang mengalir pada motor tersebut juga akan besar.
38
Kurva Karakteristik Torsi (Nm) terhadap Kecepatan (rpm) 3000 Kecepatan (Rpm)
2950 2900 2850 2800 2750
1.8
1.7
1.6
1.5
1.45
1.35
1.3
Torsi (Nm)
1.2
1.1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.39
0.32
0.23
0.1
2700
Gambar 4.5 Kurva Karakteristik Hubungan Torsi Terhadap Kecepatan Motor Kurva diatas menjelaskan bahwa torsi pada suatu motor berbanding terbalik terhadap kecepatan putar suatu motor. Artinya semakin besar nilai torsi yang diberikan pada motor maka kecepatan putar pada motor tersebut akan semakin menurun.
0.906
0.888
0.894
0.89
0.889
0.884
0.88
0.863
0.857
0.916
0.875
0.858
0.738
0.79
0.76
0.712
0.657
2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.729
Torsi (Nm)
Kurva Karakteristik Torsi (Nm) terhadap Cos Phi
Cos Phi
Gambar 4.6 Kurva Karakteristik Torsi (Nm) Terhadap faktor daya (cos phi) motor
39
Kurva diatas menjelaskan bahwa torsi pada suatu motor berbanding lurus terhadap faktor daya suatu motor. Artinya semakin besar nilai torsi yang diberikan pada motor maka faktor daya pada motor tersebut akan semakin besar pula.
0.065
0.06
0.057
0.053
0.051
0.044
0.041
0.039
0.035
0.033
0.029
0.027
0.024
0.021
0.016
0.016
0.013
2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.009
Torsi (Nm)
Kurva Karakteristik Torsi (Nm) terhadap Slip
Slip
Gambar 4.7 Kurva Karakteristik hubungan torsi terhadap slip motor Kurva diatas menjelaskan bahwa torsi pada suatu motor berbanding lurus terhadap slip suatu motor. Artinya semakin besar nilai torsi yang diberikan pada motor maka slip pada motor tersebut juga semakin besar.
3.23
3
2.83
2.65
2.53
2.22
2.07
1.95
1.73
1.63
1.45
1.37
1.18
1.05
0.8
0.8
0.65
2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.45
Torsi (Nm)
Kurva Karakteristik Torsi (Nm) terhadap fr ekuensi rotor (Hz)
fr (Hz)
40
Gambar 4.8 Kurva Karakteristik hubungan torsi (Nm) dan frekuensi rotor (Hz) Kurva diatas menjelaskan bahwa torsi pada suatu motor berbanding lurus terhadap frekuensi rotor suatu motor. Artinya semakin besar nilai torsi yang diberikan pada motor maka frekuensi pada motor tersebut juga semakin besar.
0.065
0.06
0.057
0.053
0.051
0.044
0.041
0.039
0.035
0.033
0.029
0.027
0.024
0.021
0.016
0.016
0.013
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0.009
Efisiensi
Kurva Karakteristik Efisiensi terhadap Slip
Slip
Gambar 4.9 Kurva Karakteristik hubungan efisiensi terhadap slip motor. Kurva diatas menjelaskan bahwa efisiensi yang dihasilkan motor berbanding lurus terhadap slip yang ada pada motor. Artinya semakin besar nilai efisiensi yang dihasilkan motor maka slip pada motor tersebut juga semakin besar.
4.4.2 Pengaturan Kecepatan Berikut ini data pengujian dan perhitungan motor induksi tiga fasa dengan melakukan pengaturan kecepatan. Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian dan perhitungan pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa.
41
Kecepatan (RPM) 2960 2950 2940 2930 2920 2910 2900 2890 2880 2879 2868 2859 2850 2830 2820 2810 2800 2790
Torsi (Nm)
Arus (I)
0.14 0.24 0.41 0.54 0.63 0.77 0.89 1.02 1.09 1.14 1.2 1.3 1.38 1.59 1.6 1.7 1.76 1.81
0.4 0.42 0.47 0.5 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.81 0.85 0.9 0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.18
Tegangan (V)
P out (Watt)
Pin (Watt)
Efisiensi (%)
Cos phi
Slip
380
43.374 74.104 126.17 165.6 192.54 234.53 270.14 308.54 328.57 343.52 360.22 389.01 411.65 470.97 472.26 499.99 515.8 528.56
156 191 238 277 317 355 393 427 457 454 490 516 544 597 620 643 670 691
27.804 38.798 53.011 59.785 60.740 66.064 68.739 72.257 71.897 75.666 73.514 75.390 75.672 78.889 76.170 77.759 76.985 76.492
0.59 0.69 0.77 0.84 0.8 0.83 0.85 0.87 0.87 0.85 0.88 0.87 0.87 0.91 0.9 0.89 0.89 0.89
0.013 0.017 0.02 0.023 0.027 0.03 0.033 0.037 0.04 0.040 0.044 0.047 0.05 0.050 0.06 0.063 0.067 0.07
fs (Hz)
fr (Hz)
50
0.667 0.833 1 1.167 1.333 1.5 1.667 1.833 2 2.017 2.2 2.35 2.5 2.833 3 3.167 3.333 3.5
Dari tabel hasil perhitungan dan pengujian dapat dilihat bahwa:
Pada saat motor berputar dengan kecepatan 2950 rpm, torsi motor sebesar 0.24 Nm, arus yang mengalir adalah 0.42 Ampere, daya input sebesar 191 Watt dan daya outputnya sebesar 74.104 Watt, efisiensinya sebesar 38.798 %, Cos Phi sebesar 0.69, slip sebesar 0.017, frekuensi rotor sebesar 0.833 Hz.
Ketika kecepatan motor diturunkan menjadi 2900 rpm, torsi motor meningkat sebesar 0.89 Nm, arus yang mengalir adalah 0.7 Ampere, daya input sebesar 393 Watt dan daya outputnya sebesar 270.14 Watt, efisiensinya sebesara 68.739 %, Cos Phi sebesar 0.85, slip sebesar 0.033 dan frekuensi rotor 1.667 Hz.
Kecepatan motor menjadi 2850 rpm, torsi yang dihasilkan sebesar 1.38 Nm, arus yang mengalir mengalami kenaikan sebesar 0.95 Ampere, daya input
42
sebesar 544 Watt dan daya outputnya sebesar 411.65 Watt, efisiensinya sebesar 75.672 %, Cos Phi mengalami kenaikan menjadi 0.87, slip mengalami kenaikan 0.05 dan frekuensi rotor sebesar 2.5 Hz.
Kecepatan diturunkan kembali menjadi 2800 rpm, torsi yang dihasilkan menjadi 1.76 Nm, arus yang mengalir naik menjadi 1.15 Ampere, daya input sebesar 670 Watt dan daya outputnya sebesar 515.8 Watt, efisiensinya sebesar 76.985 %, faktor daya atau cos phi menjadi 0.890, slip sebesar 0.067 serta ferkuensi rotor menurun menjadi 3.333 Hz.
Kecepatan diturunkan menjadi 2790 Nm,torsi yang dihasilkan 1.81 arus yang mengalir sebesar 1.18 Ampere, daya input sebesar 691 Watt dan daya outputnya sebesar 528.56 Watt, efisiensinya sebesar 76.492 %, faktor daya menjadi 0.89, slip menjadi 0.07 dan frekunensi rotor menjadi 3.5 Hz. Kurva karakteristik yang menggambarkan relasi setiap variabel motor
disajikan pada diagram berikut.
Kurva Karakteristik antara Kecepatan (RPM) terhadap Torsi (Nm) 2950 2900 2850 2800 2750 2700 1.81
1.7
1.76
1.6
1.59
1.38
1.3
1.2
1.14
1.09
1.02
0.89
0.77
0.63
0.54
0.41
0.24
2650 0.14
Kecepatan (RPM)
3000
Slip
43
Gambar 5.0 Kurva Karakteristik Antara Kecepatan terhadap Torsi Kurva diatas menjelaskan bahwa kecepatan putar pada suatu motor berbanding terbalik terhadap torsi suatu motor. Artinya semakin kecil nilai kecepatan putar yang diberikan pada motor maka torsi pada motor tersebut akan semakin besar.
Karakteristik antara Kecepatan (RPM) terhadap Arus (I) 3000 Kecepatan (RPM)
2950 2900 2850 2800 2750 2700 0.3 0.35 0.4 0.42 0.47 0.5 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.81 0.85 0.9 0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.18
2650
Arus (I)
Gambar 5.1 Kurva karakteristik antara kecepatan terhadap arus Kurva diatas menjelaskan bahwa kecepatan putar pada suatu motor berbanding terbalik terhadap arus yang mengalir pada suatu motor. Artinya semakin kecil nilai kecepatan yang diberikan pada motor maka arus yang mengalir pada motor tersebut akan besar.
44
Kurva Karakteristik Kecepatan (RPM) terhadap Cos Phi
Kecepatan (RPM)
3000 2950 2900 2850 2800 2750 2700 0.89
0.89
0.89
0.9
0.91
0.87
0.87
0.88
0.85
0.87
0.87
0.85
0.83
0.8
0.84
0.77
0.69
0.59
0.4
2650
Cos Phi
Gambar 5.2 Kurva Karakteristik antara Kecepatan terhadap Cos Phi Kurva diatas menjelaskan bahwa kecepatan putar pada suatu motor berbanding terbalik terhadap cos phi yang ada pada motor. Artinya semakin kecil nilai kecepatan yang diberikan pada motor maka cos phi yang ada pada motor tersebut semakin besar. Kurva Karakteristik Kecepatan (RPM) terhadap Slip 2950 2900 2850 2800 2750 2700 0.07
0.067
0.063
0.06
0.05
0.05
0.047
0.044
0.04
0.04
0.037
0.033
0.03
0.027
0.023
0.02
0.017
0.013
2650 0.067
Kecepatan (RPM)
3000
Slip
Gambar 5.3 Kurva Karakteristik antara Kecepatan terhadap Slip
45
Kurva diatas menjelaskan bahwa kecepatan putar pada suatu motor berbanding terbalik terhadap slip yang ada pada motor. Artinya semakin kecil nilai kecepatan yang diberikan pada motor maka slip yang ada pada motor tersebut semakin besar.
46
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Pada saat torsi motor dan beban 0.1 Nm, motor berputar dengan kecepatan 2973 rpm. Kemudian Torsi dinaikkan menjadi 1.8 Nm, kecepatan motor turun menjadi 2806 rpm. Kecepatan motor akan mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya beban torsi yang diberikan. Pada saat torsi motor dan beban 0.1 Nm, efisiensinya sebesar 21.609 %, Cos Phi sebesar 0.729, slip 0.009,. Lalu Torsi dinaikkan menjadi 1.8 Nm, efisiensinya sebesar 77.063 %, faktor daya menjadi 0.906, slip menjadi 0.066. Efisiensi, faktor daya, serta Slip pada motor induksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya beban torsi yang diberikan.
5.2
Saran 1. Pada penelitian ini variabel yang digunakan yaitu pengaturn torsi dan pengaturan kecepatan pada motor, untuk penelitian selanjutnya diharapkan diikutsertakan variabel pengaturan tegangan. 2. Pada penelitian ini digunakan motor daya kecil yang berskala laboratorium, untuk penelitian berikutnya diharapkan menggunakan motor berskala indutri.
47
DAFTAR PUSTAKA [1] Tjahjono, H., Yusnita. 2012. Jurnal Teknik Elektro ITP. Sistem Pengendali Arus Start Motor Induksi Phasa Tiga Dengan Variasi Beban. 1(2): 19-23. [2] Sarjan, M.. 2011. Jurnal Ilmiah Foristek. Perbandingan Karakteristik Motor Induksi Belitan Gelung Dengan Belitan Spiral. 1(1):6-15. [3] Muchsin, I.. Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Elektronika dan Motor Listrik. Universitas Mercu Buana. [4] Eugene C. Lister. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta. Erlangga. 1993. [5] Sirait H. David. 2008. Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti TJ. Morawa. Medan. Universitas Sumatera Utara.
DATA HASIL PENELITIAN
Data Hasil Pengujian Pengaturan Torsi Pengaturan Torsi
Torsi (Nm)
Kecepatan (rpm)
Arus (I)
Tegangan (Volt)
0.03 0.10 0.12 0.18 0.23 0.26 0.39 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.85 0.90 0.95 1.00 1.05 1.10 1.20 1.25 1.30 1.40 1.45 1.50 1.55 1.60 1.65 1.70 1.75 1.80 1.85
2979 2973 2970 2965 2961 2958 2952 2937 2934 2929 2922 2918 2912 2913 2908 2902 2898 2896 2889 2883 2876 2868 2867 2862 2848 2841 2838 2830 2826 2820 2812 2806 2795
0.20 0.30 0.35 0.39 0.40 0.42 0.45 0.50 0.54 0.56 0.55 0.57 0.60 0.63 0.65 0.65 0.70 0.75 0.75 0.78 0.82 0.85 0.87 0.90 0.95 0.99 1.00 1.05 1.08 1.10 1.13 1.15 1.19
380
Daya Aktif (Watt) 133 144 148 167 173 196 225 260 264 272 319 322 316 363 375 392 405 423 425 443 475 487 506 521 556 580 600 618 622 643 666 686 704
Daya Daya Semu (VA) 207 213 218 231 236 256 275 312 315 323 368 371 385 411 423 410 453 459 474 492 525 537 552 573 610 636 657 676 681 703 728 750 770
Daya Reaktif (VAR) 157 156 158 158 159 163 165 171 171 174 181 182 186 191 194 198 201 205 206 211 220 224 232 236 249 257 265 271 275 282 293 301 309
Data Hasil Pengujian Pengaturan Kecepatan Pengaturan Kecepatan Kecepatan (rpm)
Torsi (Nm)
Arus (I)
2960 2950 2940 2930 2920 2910 2900 2890 2880 2879 2868 2859 2850 2830 2820 2810 2800 2790
0.14 0.24 0.41 0.54 0.63 0.77 0.89 1.02 1.09 1.14 1.20 1.30 1.38 1.59 1.60 1.70 1.76 1.81
0.40 0.42 0.47 0.50 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.81 0.85 0.90 0.95 1.00 1.05 1.10 1.15 1.18
Tegangan (Volt)
Daya Aktif (Watt) 156 191 238 277 317 355 393 427 457 454 490 516 544 597 620 643 670 691
Daya Daya Semu (VA) 225 251 291 327 366 403 441 476 506 503 540 567 597 653 679 704 733 755
Daya Reaktif (VAR) 158 161 166 172 180 188 197 207 215 214 225 234 244 263 272 282 294 303
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA
PENGAMBILAN DATA BESERTA PEMBIMBING
PENGUKURAN ARUS
PENGUKURAN DAYA
PENGUKURAN KECEPATAN (RPM)
PENGUKURAN TORSI (Nm)
NAME PLATE MOTOR INDUKSI TIGA FASA
GAMBAR RANGKAIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA