ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS EMITEN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Ricky Wijaya Drs. Rustam, M.Si., Ak.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan kategori LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara parsial maupun simultan. Adapun variabel manajemen modal kerja dalam penelitian ini adalah cash conversion cycle dan working capital turnover, sementara profitabilitas diukur dengan return on total assets. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan kategori LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011, yaitu 79 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Sampel yang terpilih sebanyak 12 perusahaan sehingga total observasi dalam penelitian ini berjumlah 48 perusahaan. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id. Pengolahan data menggunakan metode analisis regresi berganda. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Cash conversion cycle dan working capital turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan.
Kata Kunci: Manajemen Modal Kerja, Cash Conversion Cycle (CCC), Working Capital Turnover (WCT), Return On Total Assets (ROA), dan Analisis Regresi Berganda ABSTRACT This research aims to test and examine the impact of working capital management on profitability of the LQ-45 firms that listed in the Indonesia Stock Exchange, either partially or simultaneously. For the purpose of the analyses, two different variables of working capital management were chosen to be examined, that is cash conversion cycle and working capital turnover while profitability was measured with return on total assets. Object of this research is LQ-45 category companies which were listed in the Indonesia Stock Exchange during 2008-2011, totally 79 companies. Method that was used to pick the samples is purposive sampling. The numbers of samples chosen in this research are 12 companies that make the total observation become 48 companies. Data used for this study were taken from the financial statements of each company published on www.idx.co.id. Process of analyzing data used the multiple regression test method. SPSS 20 is the software which was used to analyze the data in this research. The outcome of this research shows that cash conversion cycle and working capital turnover simultaneously affect return on total asset. Cash 1
conversion cycle and working capital turnover partially have no effect toward return on total assets. KeyWords: Working Capital Management, Cash Conversion Cycle (CCC), Working Capital Turnover (WCT), Return On Total Assets (ROA), and Multiple Regression Analysis PENDAHULUAN Pada era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini, kemajuan teknologi telah berpengaruh besar terhadap cara perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya agar senantiasa semakin efisien dan efektif. Perusahaan dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan laba sebesar-besarnya demi mempertahankan kelangsungan hidupnya seraya memperbesar skala usahanya. Agar perusahaan bertambah besar, maka perusahaan harus berkembang untuk dapat mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah. Dengan bertambah besarnya perusahaan, perusahaan dituntut semakin lihai pula dalam mengelola dana yang tersedia untuk menjalankan akitivitas operasional perusahaan. Dana yang diinvestasikan untuk menjalankan aktivitas operasional sehari-hari inilah yang dinamakan modal kerja. Modal kerja merupakan dana yang selalu berputar, dimana pada awalnya dikeluarkan untuk membiayai aktivitas operasional sehari-hari agar proses produksi dapat berjalan. Hasil produksi kemudian dijual, dan dari penjualan tersebut perusahaan akan memperoleh laba yang tentunya diharapkan selalu meningkat. Sebagian dari laba yang telah dihasilkan tersebut akan masuk kembali sebagai modal kerja perusahaan. Perputaran modal kerja ini akan terus terjadi selama perusahaan masih berjalan
sehingga perusahaaan wajib bersaing pula dalam mengelola modal kerjanya Modal kerja harus senantiasa dikelola agar tidak terlalu kecil maupun terlalu besar jumlahnya. Jika jumlahnya terlalu kecil, perusahaan akan menghadapi kondisi illikuid, yaitu kondisi dimana perusahaan kesulitan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang disebabkan oleh tidak tersedianya dana yang cukup untuk melunasi utang jangka pendek perusahaan yang telah jatuh tempo. Sementara itu, jika jumlah modal kerja terlalu besar, maka hal terebut bisa berarti adanya dana yang menganggur. Dana yang menganggur berarti mengurangi laba perusahaaan karena dana tersebut seharusnya dapat digunakan dalam berbagai macam kepentingan pengembangan usaha maupun untuk membiayai investasi jangka pendek perusahaan. Keefektifan perusahaan dalam mengelola modal kerjanya dapat diukur menggunakan rasio working capital turnover (perputaran modal kerja). Menurut Munawir (2004:240), rasio ini menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu periode; atau jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal kerja, dan jumlah penjualan tersebut otomatis berpengaruh terhadap profitabilitas. Semakin besar rasio working capital turnover, maka semakin cepat perputaran modal kerja yang berarti semakin efektif pula pengelolaan sebuah perusahaan terhadap modal kerjanya yang akan berdampak pada peningkatan profitabilitas perusahaan. Cash conversion cycle (CCC) dapat menunjukkan kepada perusahaan berapa lama jangka waktu yang dibutuhkannya untuk mengubah/ mengembalikan kas keluar yang digunakan untuk kegiatan operasional menjadi kas masuk. Menurut Keown (2010), Cash Conversion Cycle adalah “the sum of days of sales outstanding and days of sales in 2
inventory less days of payables outstanding”. Cash Conversion Cycle merupakan alat yang penting dalam menaksir seberapa baik kinerja perusahaan dalam mengelola modal kerjanya. Di Indonesia, perusahaan yang sudah go public dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai saat ini (19 Oktober 2012) berjumlah 455 emiten. Dari semua emiten, setiap enam bulan BEI selalu merilis daftar perusahaan yang sahamnya termasuk ke dalam kategori indeks LQ-45. Indeks LQ-45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Perusahaan yang sahamnya termasuk di dalam kategori indeks LQ-45 dipilih melalui beberapa kriteria yang di antaranya adalah merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEI sesuai dengan kapitalisasi pasarnya dan merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi. Kriteria lainnya berupa termasuk dalam jajaran 60 besar transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir), telah listing di BEI minimal 3 bulan, serta dinilai kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan perusahaan. Saham-saham yang termasuk di dalam kategori LQ 45 terus dipantau dan akan di-review serta dikeluarkan daftar baru emiten yang sahamnya termasuk dalam kategori LQ 45 pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila ada saham yang sudah tidak memenuhi kriteria, maka akan digantikan dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Dengan melihat kriteria di atas, dapat dikatakan bahwa saham yang termasuk ke dalam kategori ini merupakan kumpulan 45 saham paling likuid sehingga analisis terhadap saham tersebut akan memberikan gambaran yang signifikan dari kondisi pasar modal di BEI pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya modal kerja serta profitabilitas terhadap kelangsungan suatu perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang menganalisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas emiten LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN PUSTAKA Modal Kerja Pemahaman arti modal kerja (working capital) sangat erat kaitannya dengan keberhasilan mengelola modal kerja. Pengertian modal kerja yang berbeda akan menyebabkan perhitungan dan pengelolaan modal kerja yang berbeda pula. Pada hakikatnya, modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar ataupun dana yang tersedia untuk digunakan oleh perusahaan selama periode akuntansi tertentu dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dengan maksud untuk menghasilkan pendapatan selama periode akuntansi yang bersangkutan. Manajemen modal kerja berarti melaksanakan kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengaturan, pengarahan, dan pengendalian secara efektif dan efisien pada elemen-elemen modal kerja, yaitu aktiva lancar dan kewajiban lancar. Working Capital Turnover Modal kerja selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi atau menjalankan usahanya. Perputaran modal kerja (working capital turnover) merupakan rasio yang menunjukkan tingkat keefektifan modal kerja dalam pencapaian penjualan dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat kas diinvestasikan sebagai komponen modal kerja perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari sampai saat terjadi penjualan 3
dan menghasilkan kas untuk diinvestasikan kembali sebagai modal kerja. Makin pendek periode perputaran modal kerja berarti makin cepat pula modal kerja suatu perusahaan berputar. Cash Conversion Cycle Kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja mereka selalu berubah-ubah. Untuk itulah, ada keperluan untuk mengukur semua keefektifannya. Salah satu metode yang banyak digunakan saat ini untuk mengevaluasi manajemen modal kerja perusahaan yang efektif adalah menggunakan pendekatan bahwa sasaran perusahaan dapat meminimalkan modal kerja yang rentan terhadap pembatas yaitu perusahaan memiliki modal kerja yang cukup untuk mendukung operasinya. Menurut Keown (2010: 245), modal kerja yang minimum dapat dicapai dengan menagih secara cepat kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan menurunkan pengeluaran tunai. Semua faktor ini dapat digabungkan ke dalam ukuran tunggal yang disebut siklus perubahan kas (cash conversion cycle). Gitman dan Zutter (2012: 601) mendefinisikan cash conversion cycle sebagai “the length of time required for a company to convert cash invested in its operations to cash received as a result of its operations”. Keown (2010:245) mengemukakan bahwa cash conversion cycle (CCC) merupakan penjumlahan sederhana dari jumlah hari piutang (DSO) dan jumlah hari penjualan persediaan (DSI) dikurangi jumlah hari pembayaran yang belum diselesaikan (DPO). Profitabilitas Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang dapat diukur dalam rasio untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang
dimiliki perusahaan seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan berdasarkan besarnya laba yang diperoleh sebagai hasil pengembalian atas modal kerja, penjualan, dan investasi; yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik prospek perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya ataupun mengembangkan usahanya di masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat/ rasio profitabilitas suatu perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan tersebut menghasilkan laba yang menandakan prospek perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya serta mengekspansi usahanya semakin baik. Perusahaan yang memiliki prospek cerah tentu akan menarik minat para investor menanamkan modalnya di perusahaan tersebut pula. Menurut Brigham dan Houston (2006: 107), rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasilhasil operasi. Terdapat beberapa jenis rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, yaitu: Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Return On Total Assets, dan Return On Equity. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis memutuskan hanya memakai rasio ROA saja sebagai ukuran profitabilitas perusahaan. Menurut Gitman (2009: 68), “The return on total assets (ROA) measures the overall effectiveness of management in generating profits with its available assets.” Rasio ini dipilih 4
karena ROA mengukur kemampuan manajemen suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang tersedia dan oleh peneliti, dirasa erat hubungannya dengan manajemen modal kerja dimana modal kerja bersih secara sederhana dapat diartikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. Indeks LQ-45 Menurut Jogiyanto (2000), saham LQ-45 merupakan 45 saham teraktif yang diperdagangkan dan memiliki tingkat likuiditas tinggi serta kapitalisasi pasar tertinggi. Indeks LQ-45 menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus) sehingga saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Pemilihan saham-saham LQ-45 dilakukan secara wajar dan didukung oleh komite penasehat yang terdiri dari para ahli di Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal), universitas, dan profesional di bidang pasar modal. Tujuan dari indeks LQ-45 adalah sebagai pelengkap IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitori pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan. Perusahaan-perusahaan yang masuk daftar LQ-45 telah memenuhi kriteria-kriteria seperti saham perusahaan harus masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular, saham tersebut juga harus masuk ke dalam jajaran teratas dalam peringkat berdasarkan kapitalisasi pasar, saham tersebut harus tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama miniman 3 bulan, serta keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan dari perusahaan pemilik saham harus baik begitu juga frekuensi dan
jumlah hari perdagangan transaksi di pasar regulernya juga harus baik. Naiknya indeks LQ-45 dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti penguatan bursa global dan regional menyusul penurunan harga minyak mentah dunia serta penguatan nilai tukar rupiah yang mampu mengangkat indeks LQ-45 ke zona positif. Kerangka Konseptual Selanjutnya, dari semua uraian yang telah disampaikan maka dapatlah kiranya disusun sebuah skema yang mendasari penelitian ini, sebagaimana yang tampak pada gambar di bawah ini :
H1 Working Capital Turnover (X2) H2 Cash Conversion Cycle (X1)
Profitabilitas (Y)
H3
Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual dan uraian teoritis di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1: Laba bersih akuntansi berpengaruh terhadap harga saham Cash Conversion Cycle secara parsial berpengaruh terhadap Return on Total Assets emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. H2: Working Capital Turnover secara parsial berpengaruh terhadap Return on Total Assets emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.H3 : Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham H3: Cash Conversion Cycle dan Working Capital Turnover secara simultan berpengaruh terhadap Return on Total Assets emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Desain Penelitian
5
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007: 30), desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menganalisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan termasuk kategori LQ-45 pada periode 2008-2011. Pada penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Pada metode ini, pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria, maka jumlah perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 dan memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12 perusahaan. Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 tahun observasi X 12 sampel adalah sebanyak 48 sampel observasi. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pada penelitian ini, data sekunder diperoleh dalam bentuk dokumentasi. Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel. Data panel adalah data yang memiliki jumlah cross section dan jumlah time series. Data dikumpulkan dalam suatu rentang waktu terhadap banyak individu. Ada dua macam data panel yaitu data panel balance dan data panel unbalance. Penelitian ini menggunakan data panel balance yaitu keadaan dimana unit cross-sectional memiliki jumlah obeservasi time series yang sama.
Populasi pada penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Sedangkan sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kriteria dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel. Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 17 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka yaitu dengan mencari jurnal-jurnal akuntansi dan mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Tahap kedua, pengumpulan data diperoleh melalui media internet dengan mengunduh data-data yang diperlukan pada situs Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode Analisis Data Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic 20. Dalam penggunaaan metode analisis regresi pada pengujian hipotesis, terlebih dahulu peneliti menguji apakah model tersebut telah memenuhi asumsi klasik atau tidak. Salah satu syarat yang mendasari penggunaaan analisis regresi adalah terpenuhinya uji asumsi klasik. Pengujian tersebut dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh. Pengujian asumsi klasik terdiri dari pengujian normalitas data, pengujian multikolinearitas, pengujian heteroskedastisitas, dan pengujian autokorelasi. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi. Hipotesis pertama (H1) dan hipotesis 6
kedua (H2) diuji menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen yaitu cash conversion cycle dan working capital turnover secara parsial terhadap variabel dependen yaitu return on total assets. Hipotesis ketiga (H3) kemudian diuji menggunakan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu cash conversion cycle dan working capital turnover secara simultan terhadap variabel dependen yaitu return on total assets. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t (t-test) dan uji-F (Ftest). Uji-t bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji-F bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. HASIL PENELITIAN Uji Autokorelasi Pendeteksian masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan melakukan Durbin-Watson test. Pada Tabel 1, dapat dilihat bawah nilai hitung DW yang diperoleh sebesar 0,909. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 48, dan jumlah variabel independen (k) sebanyak 2. Pada tabel Durbin-Watson, didapat nilai batas bawah (DL) sebesar 1,4500 dan nilai batas atas (DU) sebesar 1,6231. Oleh karena nilai DW lebih rendah dari nilai DL, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi autokorelasi positif.
Model
R
R
Adjusted
Std.
Durbin-
Square
R
Error of
Watson
Square
the Estimate
1
.234
a
.055
.013
8.70492
.909
a. Predictors: (Constant), WCT, CCC b. Dependent Variable: ROA
Setelah ditemukan adanya masalah autokorelasi pada uji autokorelasi, peneliti melakukan transformasi data dengan menggunakan metode lag untuk menyelesaikan masalah autokorelasi agar memenuhi syarat pengujian asumsi klasik. Pengujian ulang dilakukan untuk menguji hasil transformasi tersebut. Setelah transformasi, maka hasil dari uji autokorelasi adalah: Tabel 2 b
Model Summary Model
R
R
Adjusted
Std.
Durbin-
Square
R
Error of
Watson
Square
the Estimate
1
.529
a
.280
.230
6.92460
2.082
a. Predictors: (Constant), WCT, CCC b. Dependent Variable: ROA
Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian menggunakan dua cara yaitu analisis grafik yang terdiri dari normal probability plot dan histogram serta analisis statistik yaitu uji non parametrik Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 1 b
Model Summary
7
residual tersebut telah normal karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Tabel 3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
47
Normal Parameters
Mean
a,b
Std. Deviation
Gambar 1 Most Extreme Differences
Pada grafik P-P Plot di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar tidak jauh mengikuti garis diagonal sehingga telah memenuhi asumsi normalitas. Model regresi telah terdistribusi normal juga dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan pola distribusi normal dengan penyebaran secara merata baik ke kiri maupun ke kanan sebagaimana terlihat pada Gambar 2 berikut.
0E-7 6.69499024
Absolute
.083
Positive
.068
Negative
-.083
Kolmogorov-Smirnov Z
.569
Asymp. Sig. (2-tailed)
.903
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Multikolinearitas Setelah tranfomasi dilakukan, dapat dilihat dari Tabel 4 berikut bahwa tetap diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10 dan nilai toleransi yang lebih besar dari 0,1 untuk kedua variabel bebas. Hal ini menunjukkan tidak terjadi masalah multikolinearitas, yang berarti bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi satu sama lain. Tabel 4 Coefficients Model
a
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) 1
Gambar 2
CCC
.941
1.062
WCT
.945
1.058
a. Dependent Variable: ROA
Model regresi yang telah memenuhi asumsi normalitas juga dapat dilihat dari Tabel 3 selanjutnya. Hasil uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,903. Hal ini menandakan nilai
Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas kembali dilakukan setelah transformasi data. Dari Gambar 3 berikut, terlihat bahwa titik menyebar secara acak tanpa membentuk pola serta tersebar baik di atas maupun di 8
bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi profitabilitas berdasarkan masukan variabel bebas yaitu cash conversion cycle (CCC) dan working capital turnover (WCT).
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dengan uji F maupun secara parsial dengan uji t. Hasil pengujian statistik F (uji simultan) pada variabel CCC dan WCT terhadap ROA dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 a
ANOVA Model
Sum of
df
Squares Regression 1 Residual Total
802.042
Mean
F
Sig.
Square 3 267.347 5.576
2061.853
43
2863.895
46
47.950
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), WCT, CCC
Gambar 3 Uji Regresi Analisis regresi linier berganda dari pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada emiten LQ-45 di BEI periode 2008-2011 memiliki hasil sebagai berikut : Tabel 5 Coefficients Model
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
Beta
Error (Constant)
5.492
2.237
1 CCC
.034
.025
.184
WCT
-.003
.021
-.020
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan data di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk profitabilitas pada emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (2008-2011) yaitu sebagai berikut : Y = 5,492 + 0,034 CCC – 0,003 WCT + e
Dari Tabel 6 diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,576 sedangkan Ftabel sebesar 3,204 pada taraf nyata (α) = 5% dengan df 1 = 2 dan df 2 = n-k-1 = 48 – 2 – 1 = 45. Nilai Fhitung > Ftabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (H1 diterima). Dengan demikian, CCC dan WCT secara simultan berpengaruh terhadap ROA. Pengujian pengaruh secara parsial dilakukan dengan uji statistik t. Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel CCC dan WCT secara parsial terhadap ROA. Hasil pengujian statistik t (uji parsial) pada variabel CCC dan WCT terhadap ROA dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Pengujian menggunakan taraf nyata 5% untuk uji dua arah (α/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan derajat kebebasan (df) = 45. Hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 2,014.
9
.003
b
Tabel 7 Coefficients Model
Tabel 8 a
Standardized
b
Model Summary t
Sig.
Model
R
R
Coefficients
Square
Beta (Constant)
Adjusted Std. Error
2.455
.018
1
.529
a
R
of the
Square
Estimate
.280
.230
1 CCC
.184
1.381
.174
a. Predictors: (Constant), WCT, CCC
WCT
-.020
-.151
.881
b. Dependent Variable: ROA
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan hasil pengujian Tabel 4.8, maka secara parsial pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengaruh CCC terhadap ROA Variabel CCC mempunyai thitung sebesar 1,381 dengan ttabel sebesar 2,014. Oleh karena -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,174 yang lebih besar dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel CCC secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) emiten LQ-45 yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. 2. Pengaruh WCT terhadap ROA Variabel WCT mempunyai thitung sebesar -0,151 dengan ttabel sebesar 2,014. Oleh karena -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,881 yang lebih besar dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel WCT secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) emiten LQ-45 yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk meyakinkan tingkat kekuatan hubungan antar variabel seperti terlihat pada Tabel 8 berikut.
6.92460
Tabel 8 memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,230 atau 23% yang berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap ROA adalah sebesar nilai koefisien determinasi yaitu 23%, sedangkan sisanya 77% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai R merupakan koefisien korelasi, dengan nilai 0,529 atau 52,9% menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen CCC dan WCT dengan variabel dependen ROA cukup kuat karena sudah berada di atas 50%. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian variabel penelitian dengan uji F, didapati bahwa variabel independen yaitu cash conversion cycle (CCC) dan working capital turnover (WCT) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) emiten LQ-45 yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung yang lebih besar dari Ftabel dan tingkat signifikansi di bawah 0,05. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,230 menunjukkan pengaruh variabel independen secara simultan terhadap ROA adalah sebesar 23%, sedangkan sisanya 77% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian secara pasrsial menggunakan uji t, dapat diketahui pengaruh masing-masing
10
variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1. Pengaruh CCC terhadap ROA Dari hasil pengujian hipotesis pertama yang dilakukan secara parsial, diketahui bahwa variabel CCC tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) emiten LQ-45 yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hal ini ditunjukkan oleh nilai -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,174 yang lebih besar dari 0,05. 2. Pengaruh WCT terhadap ROA Dari hasil pengujian hipotesis pertama yang dilakukan secara parsial, diketahui bahwa variabel WCT tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA) emiten LQ-45 yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011. Hal ini ditunjukkan oleh ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,881 yang lebih besar dari 0,05. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1. Variabel cash conversion cycle (CCC) dan working capital turnover (WCT) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (Return on Total Assets) emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2011. 2. Variabel cash conversion cycle (CCC) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (Return on Total Assets) emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2011. 3. Variabel working capital turnover (WCT) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas (Return on Total Assets) emiten LQ-45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: Pertama, peneliti hanya meninjau profitabilitas dari segi pengaruh cash conversion cycle dan working capital turnover, sementara masih banyak variabel lain yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Kedua, populasi dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan kategori LQ-45 yang terdaftar di BEI sehingga tidak dapat mencerminkan kondisi sektor industri tertentu pada pasar modal. Ketiga, keterbatasan dalam waktu penelitian yang hanya mencakup periode 4 tahun saja dari tahun 2008-2011. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan peneliti antara lain: bagi perusahaan, agar pihak manajemen dapat mengelola modal kerja sebaik mungkin untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan; kemudian bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat memfokuskan penelitian pada perusahaan sektor industri tertentu untuk dapat membandingkan seberapa besar pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan pada jenisjenis industri tertentu; dan terakhir bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan periode yang lebih panjang sehingga data menjadi lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamaruddin, 2002. Dasar – Dasar Manajemen Modal Kerja, Cetakan Pertama, Rineka Cipta, Jakarta. 11
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, and Franklin Allen, 2006. Principles of Corporate Finance, Eight Edition, McGraw-Hill, United States of America.
Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, Jilid 2, Indeks, Jakarta.
Brigham, Eugene F., and Joul F. Houston, 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta.
Kim C.S., David C. Mauer, and Ann E. Sherman, 1998. “The Determinants of Corporate Liquidity: Theory and Evidence”, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Volume 33 Number 3; September, pp. 335359.
Djarwanto, 2001. Pokok – Pokok Analisa Laporan Keuangan, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Martono dan D. Agus Harjito, 2004. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Ekonisia, Yogyakarta.
Eljelly,
Munawir, S., 2004. Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.
M. A., 2004. “Liquidity – Profitability Tradeoff: An Empirical Investigation In An Emerging Market”, International Journal of Commerce and Management, Volume 14 Number 2.
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFEUGM, Yogyakarta.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Soeprihanto, John, 1997. Manajemen Modal Kerja, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, BPFE-UGM, Yogyakarta.
Gitman, Lawrence J., 2009. Principles of Managerial Finance, Twelfth Edition, Pearson Education, Inc., United States of America
Subramanyam, K.R. dan John J. Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10, Buku1, Salemba Empat, Jakarta.
, Lawrence J. and Chad J. Zutter, 2012. Principles of Managerial Finance, Thirteen Edition, Pearson Education, Inc., United States of America.
Sugiyono, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Alfabeta, Bandung.
Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, BPFE-UGM, Yogyakarta. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, David F. Scott Jr., 2010. Manajemen Keuangan:
Usama, Muhammad, 2012. “Working Capital Management and Its Effect on Firm’s Profitability and Liquidity: In Other Food Sector of (KSE) Karachi Stock Exchange”, Arabian Journal of Business and Management Review (Oman Chapter), Volume 1 Number 12; July 2012, pp. 62-73.
12