ANALISIS PENGARUH LAPORAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA ( TAHUN 2003 – 3005 )
SKRIPSI Program Studi Akuntansi
Nama
: MYRNA FITRIYANTI
N IM
: 4320411 -292
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
i
ANALISIS PENGARUH LAPORAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA ( TAHUN 2003 – 3005 )
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi
Nama
: MYRNA FITRIYANTI
N IM
: 4320411 -292
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: MYRNA FITRIYANTI
NIM
: 4320411 -292
Program studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: Analisa Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005
Tanggal Ujian Skripsi
: 28 Maret 2008
Disahkan oleh : Pembimbing Skripsi,
( Drs. Suharmadi, Ak. MM.,M.Si. ) Tanggal
Dekan,
( Drs. Hadri Mulya, M.Si ) Tanggal :
:
Ketua Jurusan Akuntansi,
( H. Sabarudin Muslim, SE.,M.Si ) Tanggal :
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih saying-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jenjang pendidikan Stata Satu (S1), program studi Akuntansi di Universitas Mercu Buana Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dukungan baik secara moril maupun material dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kakak, om dan tante tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini.. 2. Bapak Dr. Ir. H. Suharyadi, MS selaku Rektor Universitas Mercu Buana Jakarta. 3. Bapak Drs. Hadri Mulya, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Mercu Buana Jakarta. 4. Bapak H. Sabarudin Muslim, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Mercu Buana Jakarta. 5. Bapak Drs. Suharmadi, Ak. MM., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Materi yang berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunaan skripsi ini.
iv
6. Seluruh staff pengajar Fakultas Ekonomi Mercu Buana Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bantuan selama penulis mengikuti kuliah sampai terseleaikannya skripsi ini. 7. Saudaraku Ibu Aan Marlinah, yang telah banyak sekali membantu dan telah senatiasa memberikan support selama ini 8.
Sahabat-sahabatku Mba Noenk, Ayu, Lidia, Puji, Yuni dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak telah menyemangati penulis untuk menyelesaikan skripsi ini Penulis juga menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis dengan segala kerendahan hati bersedia menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skirpsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Jakarta, Maret 2008
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ……………………………………………................
i.
Halaman Pengesahan Skripsi ………..…………………………….. ..
ii.
Kata Pengantar ………………………………………………………
iii.
Daftar Isi …………………………………………………………….
v.
Daftar Tabel …………………………………………………………
vii.
Daftar Gambar ……………………………………………………...
viii.
Daftar Lampiran …………………………………………… ……….
ix.
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……………………….
1
B. Perumusan Masalah ……………………………..
5
C. Tujuan Penelitian ………………………………..
5
D. Kegunaan Penelitian …………………………….
6
LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan ……………....
7
2. Komponen Laporan Keuangan ………………
7
3. Tujuan Laporan Keuangan ………………….
9
B. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas ………………..
11
2. Definisi Kas dan Setara Kas …………………
12
3. Klasifikasi Arus Kas …………………………
13
4. Kegunaan Laporan Arus Kas ……………………
16
5. Metode Penyajian Laporan Arus Kas ………..
17
C. Saham 1. Pengertian Saham …………………………….
21
2. Jenis-jenis saham …………………………….
21
3. Return Saham ………………………………..
22
4. Penelitian sebelumnya ………………………
23
vi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum
BAB IV
BAB V
1. Lokasi Penelitian …………………………….
25
2. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta …………
25
B. Metode Penelitian ……………………………….
26
C. Hipotesis ………………………………………...
26
D. Sampel Penelitian ……………………………….
26
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya …………
29
F. Definisi Operasional Variabel …………………..
29
G. Metode Pengumpulan Data ……………………..
30
H. Metode Analisis Data …………………………...
31
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif ……………………..
36
B. Hasil Uji Asumsi Klasik …………………………
35
1. Uji Normalitas ………………………………..
37
2. Uji Multikolinearitas …………………………
39
3. Uji Autokorelasi …………………………….. .
39
4. Uji Heteroskedastisitas ……………………….
40
C. Hasil Analisa Statistik Regresi Linear…………. .
41
1. Uji R, R Square dan Adjusted R Square ……. .
41
2. Uji F (ANOVA) ……………………………..
43
3. Uji t ………………………………………….
44
4. Interpretasi Hasil Penelitian …………………
45
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………..
46
B. Saran ……………………………………………
47
Daftar Pustaka ….…………………………………………………..
49
Lampiran
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif ……………….
36
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolinieritas …………..........
39
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokorelasi ……………………..
40
Tabel 4.4
Hasil Uji R, R Square & Adjusted R Square..
41
Tabel 4.5
Hasil Uji F (ANOVA) ………………………
43
Tabel 4.6
Hasil Uji t …………………………………...
44
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambarl 4.1
Hasil Uji Normalitas Probabilty Plot ……
38
Gambarl 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas ……………
40
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Harga Saham Diseputar Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2003
Lampiran 2
Harga Saham Diseputar Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2004
Lampiran 3
Harga Saham Diseputar Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2005
Lampiran 4
Tingkat Keuntungan Saham (R1) Disekitar Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2003
Lampiran 5
Tingkat Keuntungan Saham (R1) Disekitar Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2004
Lampiran 6
Tingkat Keuntungan Saham (R1) Disekitar Tanggal Publikasi Laporan Keuangan Tahun 2005
Lampiran 7
Data Komponen Laporan Arus Kas Tahun 2003
Lampiran 8
Data Komponen Laporan Arus Kas Tahun 2004
Lampiran 9
Data Komponen Laporan Arus Kas Tahun 2005
Lampiran 10 Output SPSS Hasil Uji Statistik Deskriptif Lampiran 11 Output SPSS Hasil Uji Normalitas Probability Plot Lampiran 12 Output SPSS Hasil Uji Mutikolinearitas, Autokorelasi dan Heteroskedastisitas Lampiran 13 Output SPSS Hasil Uji R, Uji F (ANOVA) dan Uji t
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam bidang ekonomi menjadi semakin ketat. Hal ini membuat para pelaku bisnis terus berusaha meningkatkan kegiatan ekonomi perusahaannya agar dapat memenangkan persaingan. Pada dasarnya sebuah perusahaan didirikan untuk terus beroperasi dan berproduksi (going concern). Untuk dapat terus beroperasi, perusahaan memerlukan modal. Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai operasi perusahaan serta untuk melakukan investasi. Modal perusahaan dapat diperoleh dari dalam dan luar perusahaan. Dana dari dalam perusahaan bersumber dari laba operasi tahun berjalan dan laba yang tidak dibagikan (laba ditahan) sedangkan dari luar perusahaan diperoleh dengan cara menerbitkan saham atau obligasi. Penerbitan sahamlah yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan yang telah listing sahamnya di pasar modal (go public) . Selama sepuluh tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan melonjaknya jumlah saham yang ditransaksikan di pasar modal. Seiring dengan perkembangan yang pesat itu, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal pun semakin meningkat.
2
Pasar modal di Indonesia diwakili oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasikan dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor investasi. Syarat utama yang diharapkan investor sehingga bersedia menyalurkan dananya di pasar modal adalah rasa aman akan investasinya. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh jika investor memperoleh informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu sebagai dasar pengambilan keputusan. Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas dibandingkan dengan pasar yang lain (Lestari, 1997). Salah satu sifat khas tersebut adalah adanya ketidakpastian akan nilai produk yang ditawarkan di masa yang akan datang. Untuk mengurangi ketidakpastian, maka investor memerlukan informasi untuk menilai resiko yang melekat pada investasi selain untuk memperkirakan tingkat pengembalian (return) yang akan diperoleh. Hal ini penting mengingat tingkat pengembalian (return) saham berbanding lurus dengan resiko investasi. Semakin tinggi return yang diharapkan maka semakin tinggi pula tingkat resikonya. Salah satu sumber informasi yang dimaksud adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan, sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dalam suatu periode yang terdiri dari neraca, laporan perubahan modal, laporan laba rugi, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan, sangat dibutuhkan karena menggambarkan kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu, selain juga digunakan untuk menilai kinerja perusahaan tersebut. Diantara
3
para pemakai informasi akuntansi yang paling berkepentingan adalah para investor dan analis. Agar menjadi sumber informasi yang tepat bagi para pemakainya maka laporan keuangan harus disajikan dengan benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Jika laporan keuangan yang disajikan memuat informasi yang relevan dengan model keputusan yang digunakan oleh investor, maka investor akan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keptusan buy, hold atau sell saham. Dalam penelitian eksploratif yang dilakukan oleh Pagalung (1993) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih dipandang sebagai informasi yang cukup penting oleh para investor di Bursa Efek Jakarta. Penelitian tersebut mengungkapkan fakta sebagai berikut : Tabel 1 Sumber Informasi yang Digunakan Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham Sumber Informasi
Responden
%
Laporan keuangan
37
52,86
Sesama broker ( stock broker )
10
14,29
Surat kabar
9
12,86
Jasa pelayanan data bisnis
5
7,14
Majalah ekonomi/keuangan
4
5,71
Investor/pemegang saham
3
4,28
Lain-lain (isu)
2
2,86
Sumber : Gagarin Pagalung, Kebutuhan Informasi Investor di Pasar Modal Indonesia (Suatu penelitian Eksploratif), Thesis S2 UGM, 1995, 95
4
Laporan keuangan juga merupakan bentuk pertanggungjawaban dari pihak manajemen atas sumber daya pemilik. Dalam penelitian ini laporan keuangan yang akan diteliti lebih lanjut adalah laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Pada umumnya para analis menggunakan laba untuk memprediksi return saham. Namun kini mereka lebih banyak menggunakan informasi arus kas yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas karena lebih mencerminkan likuiditas perusahaan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk meneliti hubungan kandungan informasi arus kas. Diantaranya adalah Zaki Baridwan (1997) meneliti nilai tambah informasi dari laporan arus kas dan menghasilkan kesimpulan bahwa pengungkapan informasi arus kas ternyata memberikan nilai tambah bagi para pemakai informasi laporan keuangan, sehingga perlu disajikan secara terpisah. Zahroh (2000) yang menguji kandungan laba akuntansi dan komponen arus kas, terhadap harga saham. Kesimpulan dari penelitiannya adalah laba akuntansi dan komponen arus kas berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Dari beberapa penelitian diatas ditemukan bahwa arus kas mengandung muatan tambahan informasi dan sangat mungkin mempengaruhi keputusan investor ketika mengetahui informasi tersebut. Untuk membuktikan kebenaran teori ini, penulis akan berusaha untuk membuktikan apakah ada kaitan antara laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan return saham. Karena itu
5
penulis memilih judul
“Analisis Pengaruh Laporan Arus Kas terhadap
Return Saham “.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah laporan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh terhadap return saham ? 2. Apakah laporan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap return saham ? 3. Apakah laporan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh terhadap return saham ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisa apakah laporan arus kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh terhadap return saham ? 2. Menganalisa apakah laporan arus kas dari aktivitas investasi mempunyai pengaruh terhadap return saham ? 3. Menganalisa apakah laporan arus kas dari aktivitas pendanaan mempunyai pengaruh terhadap return saham ?
6
D. Kegunaan Penelitian Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat : 1. Bagi penulis sendiri, dengan melakukan penelitian ini, dapat memberikan pengetahuan, pemahaman dan wawasan tentang kandungan informasi laporan arus kas bila akan melakukan investasi di pasar modal 2. Dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.
7
BAB II LANDASAN TEORITIS
5. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output atau hasil akhir dari proses sistem informasi akuntansi. Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban atau accountability manajamen suatu perusahaan, serta menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia (2002 : 2) adalah sebagai berikut : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integrasi dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
2. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (SAK 2002 : 1.3) terdiri dari komponen berikut ini :
8
a. Neraca b. Laporan Laba rugi c. Laporan arus kas, dan d. Catatan atas laporan keuangan Neraca
merupakan
komponen
laporan
keuangan
yang
menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan pada satu tanggal tertentu. Aktiva merupakan harta produktif yang dikelola dalam perusahaan dan diperoleh dari sumber hutang atau modal. Laporan laba rugi menggambarkan jumlah pendapatan, beban dan laba/rugi perusahaan pada satu periode tertentu. Jika pendapatan yang diperoleh lebih besar dari beban, perusahaan dikatakan memperoleh laba sedangkan jika sebaliknya berarti rugi. Laporan
perubahan
ekuitas
perusahaan
menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode tertentu. Laporan arus kas menggambarkan aktivitas perusahaan untuk memperoleh kas dan menggunakannya untuk operasi perusahaan. Pengelompokan aktivitas dalam laporan arus kas yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Catatan atas laporan keuangan disusun secara sistematis sesuai dengan standar aktuntansi keuangan dan mengungkapkan (PSAK No1 Revisi 1998, SAK 2002 : 1.19) :
9
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. 2) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas. 3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
3. Tujuan Laporan Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menyatakan dalam PSAK No. 1 (SAK 2002 : 1.2) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Kieso (2004:5) mengutip tujuan pelaporan keuangan yang dirumuskan dalam Statement of Financial Accounting Concept No.1 sebagai berikut : Financial reporting should provide information that : 1. is useful to present and potential investors and creditors and other users in making rational investment, credit, and similar decisions. The information should comprehensible to those who have a reasonable understanding of business and economic activities and are willing to study information with reasonable diligence.
10
2. helps present and potential investors, creditors and other users assess the amounts, timing, and uncertainty of prospective cash receipts from dividends or interest and proceeds from the sale, redemption or maturity of securities or loans 3. clearly portrays the economic resources of an enterprise, the claims to those resources (obligations of the enterprise to transfer resources to other entities and owner’s equity), and the effects of transactions, events, and circumstances that change it resources and claims to those resources. Skousen (2000:19) membagi tujuan laporan keuangan dalam kerangka konseptual sebagai berikut : The key financial reporting objectives outlined in the conceptual framework are : 1. usefulness 2. understandability 3. target audience : investors and creditors 4. assessing future cash flow 5. evaluating economic resources 6. primary focus on earnings
Laporan keuangan harus memiliki karakteristik kualitatif, yaitu ciri khas yang membuat informasi berguna bagi pemakai dalam laporan keuangan. Ada empat karateristik kualitatif pokok (IAI, 2004), yaitu : a. Dapat dipahami Informasi akan menjadi sangat penting bagi pemakainya bila dapat dengan mudah dipahami oleh pemakainya. b. Relevan Agar bermanfaat, informasi yang disajikan harus relevan agar dapat memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitias relevan bila dapat mempengaruhi, mengkoreksi hasil evaluasi di masa lalu, masa kini atau masa depan.
11
c. Keandalan Informasi harus memiliki keandalan, maksudnya bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material serta dapat diandalkan oleh para pemakainya d. Dapat dibandingkan Para pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
6. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas Perusahaan membutuhkan kas dengan alasan yang sama meski aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue-producing activities) berbeda. Perusahaan memerlukan kas untuk melaksanakan usaha, melunasi kewajiban dan untuk membagikan deviden kepada para investor. Kebutuhan perusahaan akan kas dapat terlihat pada aliran arus kas yaitu arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Arus kas merupakan bagian penting dalam perusahaan, karena tanpa adanya arus kas maka kelangsungan hidup suatu perusahaan akan tersendat-sendat. Informasi arus kas ini disajikan dalam laporan arus kas. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 (SAK 2002 : 2.1) setiap perusahaan diwajibkan untuk menyusun
12
laporan arus kas sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajiannya. Laporan arus kas menurut Kieso (2004 : 190) adalah : The primary purpose of statement of cash flow is to provide relevant information about the cash receipts and cash payments of an enterprise during a period. To achieve this purpoe, the statement of cash flow reports (1) the cash effects of operations during a period, (2) investing transactions, (3) financing transactions, and (4) the net increase of decrease in cash during the period
2. Definisi Kas dan Setara Kas Kas didefinisikan sebagai uang kas yang terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Secara sederhana, kas adalah uang tunai yang ada dan tersedia di perusahaan untuk pembayaran kewajiban yang telah jatuh tempo. Sedangkan rekening giro dapat digolongkan sebagai saldo kas karena pada dasarnya fungsinya sama dengan kas yang ada di perusahaan (cash on hand). Kieso (2004 : 314) mendefinisikan kas sebagai berikut : Cash, the most liquid of assets, is the standard medium of exchange and the basis for measuring and accounting for all other items. It is generally classified as a current assets. To be reported as cash, it must be readily available for the payment of current obligation, and it must be free from any contractual restriction that limits its use in satisfying debts.
Didalam laporan arus kas juga dinyatakan tentang setara kas (cash equivalent) yang didefinisikan sebagai investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
13
Kieso (2004 : 317) mendefinisikan setara kas ini sebagai : Cash equivalent are short term, highly liquid investment that both readily convertible to known amount of cash and so near their maturity that they present insignificant risk of changes in interest rates
Jadi setara kas (cash equivalent) biasanya merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid dan memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Dapat dipertukarkan dengan sejumlah uang tunai b. Umur jatuh temponya singkat sehingga memiliki resiko perubahan nilai yang kecil atau kurang berarti Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitment kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi
3. Klasifikasi Arus Kas Dalam penyajiannya, laporan arus kas dapat diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas : a. Arus kas dari aktivitas operasi Menurut PSAK No.2 (SAK 2002 : 2.2) definisi aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities). Arus kas dari aktivitas ini yang akan mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih perusahaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang
menentukan
apakah
dari
aktivitas
operasinya
14
perusahaan memperoleh penghasilan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Berikut contoh arus kas dari aktivitas operasi : 1) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa 2) Penerimaan kas kepada pemasok barang dan jasa 3) Pembayaran kas kepada karyawan 4) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain 5) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya 6) Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi 7) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan
b. Arus kas dari aktivitas investasi Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan karena mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
15
untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Berikut contoh arus kas dari aktivitas investasi : 1) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain 2) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lainnya 3) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain 4) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan)
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan Menurut PSAK No. 2 (SAK 2002 : 2.2), definisi aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman peusahaan Pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas pembiayaan perlu dilakukan untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Berikut contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pembiayaan : 1) Penerimaan kas dari emisi saham 2) Pembayaran kas untuk pelunasan pinjaman 3) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan
16
Pengklasifikasian aktivitas dalam laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh
masing-masing
aktivitas
terhadap
posisi
keuangan
perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas.
4. Kegunaan Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang sangat berguna. Bagi pihak intern, misalnya pihak manajemen sebenarnya dapat lebih mudah mengetahui kegiatan-kegiatan perusahaan untuk periode tertentu melalui laporan arus kas. Demikian pula bagi pihak ekstern, misalnya kreditor dan investor dapat memprediksikan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan arus kas di masa yang akan datang, dan kemampuan melunasi kewajiban serta membagikan deviden kepada para investor. Laporan arus kas dapat digunakan untuk kepentingan sebagai berikut ( Sofyan 2002 : 243 ) : a. menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang b. menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern c. menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas
17
d. menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Menurut PSAK No.2 (SAK 2002 : 2.1) kegunaan informasi arus kas adalah : Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Kegunaan laporan arus kas banyak sekali, tetapi dalam penelitian ini difokuskan hanya bagi pemakai ekstern perusahaan khususnya investor. Perhatian utama investor dari laporan arus kas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan deviden.
5.
Metode Penyajian Laporan Arus Kas Terdapat dua metode dalam penyajian laporan arus kas dari aktivitas operasi yaitu:
18
a. Metode langsung (direct method) : dengan metode ini dilaporkan kelompok utama yang berasal dari penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi b. Metode tidak langsung (indirect method): dengan metode ini laba rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual (accrual) dari penerimaan dan pengeluaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan serta unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pembiayaan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa, bila metode tidak langsung (indirect method) digunakan, laba bersih yang dilaporkan dalam ikhtisar laba rugi yang berbasis akrual, harus disamakan terlebih dahulu dengan akuntansi berbasis kas dengan cara melakukan penyesuaian. Sedangkan, bila metode langsung (direct method) digunakan, pendapatan dan pengeluaran dapat langsung dirubah dari akuntansi berbasis akrual menjadi berbasis kas. Sesuai Pedoman Standard Akuntansi (PSAK) No.2, perusahaan dianjurkan
melaporkan
arus
kas
dari
aktivitas
operasi
dengan
menggunakan metode langsung (direct method). Metode ini menghasilkan informasi yang berguna untuk mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung (indirect method).
19
Untuk melihat lebih lanjut, berikut bentuk format pelaporan laporan arus kas dengan metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method) :
Format Laporan Metode Langsung ( Direct Method ) PT. XYZ Laporan Arus Kas Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20XX Arus kas dari aktivitas operasi : Kas diterima dari pelanggan
USD
464,000
Kas dibayar kepada pemasok
( 260,000 )
Kas dibayar kepada karyawan
( 67,000 )
Kas dibayar untuk sewa
( 24,000 )
Kas dibayar untuk bunga
( 27,000 )
Kas dibayar untuk pajak
( 16,000 )
Kas bersih dari aktivitas operasi
USD
70,000
Arus kas dari aktivitas investasi : Pembelian mesin
USD (122,000 )
Hasil dari pembuangan mesin
14,000
Kas bersih dari aktivitas investasi
USD (108,000)
Arus kas dari aktivitas pembiayaan : Hasil dari penerbitan obligasi Dividen yang dibayar
USD 210,000 ( 8,000 )
Kas bersih dari aktivitas pembiayaan
USD 202,000
Peningkatan bersih dalam kas dan setara kas
USD 164,000
Kas dan setara kas pada awal tahun
USD
Kas dan setara kas pada akhir tahun
USD 187,000
23,000
20
Format Laporan Metode Tidak Langsung ( Indirect Method ) PT. XYZ Laporan Arus Kas Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20XX
Arus kas dari aktivitas operasi : Laba bersih
USD 34,000
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih dengan kas bersih dari aktivitas operasi : Pengeluaran depresiasi
USD
10,000
Penurunan piutang dagang
44,000
Penurunan persediaan
9,000
Peningkatan hutang dagang
3,000
Kerugian dari penjualan mesin
1,000
Amortisasi premium atas obligasi
( 1,000 )
Penurunan hutang pajak penghasilan
( 20,000 )
Penurunan hutang bunga
( 10,000 )
Total penyesuaian
USD 36,000
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
USD 70,000
Arus kas dari aktivitas investasi : Pembelian mesin
USD (122,000)
Hasil dari pembuangan mesin
14,000 .
Kas bersih dari aktivitas investasi
USD (108,000)
Arus kas dari aktivitas pembiayaan : Hasil dari penerbitan obligasi Dividen yang dibayar
USD 210,000 ( 8,000 )
Kas bersih dari aktivitas pembiayaan Peningkatan bersih dalam kas dan setara kas
(202,000) USD 164,000
Kas dan setara kas pada awal tahun
23,000
Kas dan setara kas pada akhir tahun
USD 187,000
21
7. Saham 1. Pengertian Saham Dahlan ( 2004 : 268 ) mendefinisikan saham atau stock sebagai surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada perusahaan terbatas.
2. Jenis-jenis saham Menurut jenisnya, saham dapat digolongkan yaitu : a. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan bila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa mempunyai harga nominal yang ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan saham). Harga nominal berbeda dengan harga perdana (primary lister). Harga perdana adalah harga sebelum suatu saham dicatatkan (lister) di bursa efek. Jika harga saham terjual dengan harga perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya maka selisih dikatakan agio sedangkan jika sebaliknya dikatakan disagio. b. Saham Preferensi (Preferred Stock) Saham preferen memiliki keistimewaan terhadap pembagian deviden dan hak atas kekayaan perusahaan bila perusahaan dilikuidasi. Pemegang saham jenis ini akan mendapatkan pembagian deviden
22
dalam jumlah tetap sebagaimana tercantum pada saham tersebut namun mereka tidak mempunyai hak suara dalam manajemen perusahaan (partner diam). Dalam penelitian ini dibahas hanya untuk saham biasa mengingat besarnya jumlah saham jenis tersebut yang diperjual belikan.
3. Return saham Saham merupakan salah satu bentuk alternatif investasi. Dalam melakukan investasi saham, investor dihadapkan
pada alternatif
pemilihan saham yang menawarkan tingkat pengembalian (return) yang tinggi selain deviden dan capital gain. Dalam konteks manajemen investasi, return adalah imbalan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan. Return juga berarti selisih harga di waktu pembukaan dan harga pada saat penutupan. Return saham ( Ri ) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus sederhana yaitu : P1–P0 Ri = -------------P0 Dari rumus diatas disimpulkan bahwa return saham merupakan selisih antara harga saham pada suatu periode dengan harga saham periode sebelumnya kemudian dibagi dengan harga saham periode sebelumnya.
23
Pada prinsipnya return saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Return yang terjadi (actual return). Return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Dengan menggunakan actual return dapat juga dihitung return yang diharapkan (expected return) dimasa yang akan datang b. Return yang diharapkan (expected return) Return yang diharapkan akan diperoleh di masa yang akan datang. Return yang diharapkan (actual return) sifatnya belum terjadi. Selain dua jenis return diatas, dikenal juga abnormal return yaitu selisih antara besarnya return saham yang diharapkan (expected return) dengan retun yang sesungguhnya (actual return). Abnormal return dikatakan positif jika return yang terjadi (actual return) lebih besar dari return yang diharapkan (expected return) sedangkan dikatakan negatif bila return yang terjadi (actual return) lebih kecil dari return yang diharapkan (expected return). Dalam penelitian ini, return yang akan digunakan adalah cumulative return yang merupakan penjumlahan actual return selama periode pengamatan yaitu lima hari sebelum dan lima hari setelah penyampaian laporan keuangan.
4. Penelitian sebelumnya Laporan arus kas sebagai bagian integral dari laporan keuangan disajikan dengan merinci komponen - komponennya yang terdiri dari tiga
24
aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Komponenkomponen tersebut dianggap mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menguji kandungan informasi dari arus kas. Zaki Baridwan (1997) menemukan bahwa pengungkapan informasi arus kas memberikan nilai tambah bagi pemakai laporan keuangan, sehingga perlu disajikan secara terpisah dari laporan laba akuntansi. Penelitian juga dilakukan oleh Dilah Utami (1999) menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara laba, akrual, dan arus kas dengan return saham. Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji eksistensi muatan informasi tambahan arus kas dari aktivitas-aktivitas tersebut melalui studi kasus terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dengan model levels ditemukan bahwa total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signfikan dengan harga saham. Namun pemisahan arus kas menjadi tiga komponen mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Meskipun telah banyak penelitian yang memfokuskan perhatian pada manfaat informasi arus kas historis yang terdapat dalam laporan arus kas terutama mengenai muatan informasi tambahan yang diberikan data arus kas historis bagi investor di pasar modal, namun masih terdapat perbedaan hasil sehingga kontribusinya terhadap teori belum bersifat objektif dan general.
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian tentang skripsi ini di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Jakarta, Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tower 2 Lantai 1 Edukasi BEJ Jln. Jend Sudirman Kav 52-53, Jakarta dan di Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), Gedung Baru Lantai 3-8, Departemen Keuangan RI, Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4, Jakarta.
2. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta (BEJ) Aktivitas pasar modal dimulai sejak tahun 1912 di Jakarta. Efek yang diperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik Belanda serta obligasi milik pemerintah Hindia Belanda. Aktivitas ini berhenti pada perang dunia kedua. Memasuki era kemerdekaan bursa efek di aktifkan kembali dengan diterbitkan obligasi pemerintah RI tahun 1950 pengaktifkan ini didukung dengan UU darurat tentang Bursa No. 13 tahun 1951 yang kemudian ditetapkan dengan UU No. 15 tahun 1952. Untuk meningkatkan aktivitas pasar modal pemerintah membentuk Bapepam. Untuk merangsang perusahaan melakukan emisi, pemerintah memberikan keringanan atas pajak perseroan sebesar 10%-20 % selama lima tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public.
26
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable), yaitu pengaruh laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan terhadap return saham.
C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris. Berikut hipotesa yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Ha1 ..1.11 : Arus kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham Ha2 ..1.11 : Arus kas dari aktivitas investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham Ha3 ... : Arus kas dari aktivitas pendanaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham
D. Sampel Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode ini merupakan cara pemlihan sampel dengan kriteria– kriteria yang telah ditentukan oleh penulis sebagai berikut :
27
1. Perusahaan manufaktur dari kelompok industri dasar, aneka industri, dan industri barang konsumsi. Pemilihan ini didasarkan pertimbangan kemiripan aktivitas pabrikasi. 2. Emiten telah listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak tahun 2003-2005. Emiten bukanlah yang baru listing pada tahun 2004 atau 2005. Pemilihan ini dengan pertimbangan untuk menjaga kesinambungan dan konsistensi. 3. Emiten menyampaikan laporan keuangan tahunan didalamnya termasuk laporan arus kas ke Bapepam 4. Laporan keuangan telah diaudit dengan tahun fiskal per 31 desember 5. Sahamnya tidak pernah delisting 6. Periode pengamatan adalah lima hari sebelum dan lima hari sesudah tanggal penyampaian laporan keuangan sejak tahun 2003–2005. Berdasarkan kriteria tersebut di atas, terpilih 40 perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sample penelitian, yaitu : 1. PT. Intikeramika Alamasri
Kode : IKAI
2. PT. Alumindo Light Metal
Kode : ALMI
3. PT. Lion Metal Works, Tbk
Kode : LION
4. PT. Lionmesh Prima, Tbk
Kode : LMSH
5. PT. Pelangi Indah Canindo, Tbk
Kode : PICO
6. PT. Argha Karya Prima Ind, Tbk
Kode : AKPI
7. Berlina, Tbk
Kode : BRNA
8. Dynaplast, Tbk
Kode : DYNA
9. Igar Jaya, Tbk
Kode : IGAR
28
10. Fajar Surya Wisesa, Tbk
Kode : FSWA
11. Suparma, Tbk
Kode : SPMA
12. Goodyear Indonesia, Tbk
Kode : GDYR
13. Indomobil Sukses Internasional, Tbk
Kode : IMAS
14. Eratex Djaja Limited, Tbk
Kode : ERTX
15. Evershine
Kode : ESTI
16. Ades Alfindo, Tbk
Kode : ADES
17. Aqua Golden
Kode : AQUA
18. Kasogi
Kode : GDWU
19. Gudang Garam, Tbk
Kode : GGRM
20. Panasia
Kode : HDTX
21. Sepatu Bata, Tbk
Kode : BATA
22. Bat Indonesia, Tbk
Kode : BATI
23. Cahaya Kalbar
Kode : CEKA
24. Davomas Abdi, Tbk
Kode : DAVO
25. HM Sampoerna, Tbk
Kode : HMSP
26. Multi Bintang, Tbk
Kode : MLBI
27. Roda Vivatex, Tbk
Kode : RDTX
28. Ricky Putra
Kode : RICY
29. Sarasa Nugraha, Tbk
Kode : SRSA
30. Suba Indah, Tbk
Kode : SUBA
31. Mandom Indonesia, Tbk
Kode : TCID
32. Unilever, Tbk
Kode : UNVR
29
33. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Kode : INDF
34. Kedaung Setia
Kode : KDSI
35. Surya Intrindo
Kode : SIMM
36. Ultra Jaya Milk
Kode : ULTJ
37. Fortune Mate
Kode : FMII
38. Langgeng Makmur
Kode : LMPI
39. Mulia Industrindo
Kode : MLIA
40. Polusindo Eka
Kode : POLY
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel bebas (independent variable) Dalam penelitian ini variabel bebasnya (independent variable) adalah laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang diukur dengan skala rasio. 2. Variabel terikat ( dependent variable ) Return saham merupakan variabel terikat (dependent variable) yang dalam penelitian diukur dengan skala rasio.
F. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
30
1. Arus kas adalah selisih penerimaan dan pengeluaran kas yang dapat diperoleh dari laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan. 2. Aktivitas laporan arus kas terdiri dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 3. Return saham merupakan selisih antara harga saham pada periode tertentu dan harga saham pada periode sebelumnya lalu dibagi dengan harga saham pada periode sebelumnya. Rumus sederhananya adalah : Ri
=P1–P0 P0
Return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah cumulative return saham yang merupakan penjumlahan return saham selama periode pengamatan.
G. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang mendukung penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Penelitian lapangan Yaitu mengumpulkan data sekunder mengenai perusahaan di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM). Sumber informasi diperoleh dari JSX fact book tahun 2003–2005 dan mengakses komputer di PRPM untuk memperoleh data harga saham dan laporan arus kas. Penelitian juga dilakukan di Bapepam untuk memperoleh data mengenai tanggal
31
penyampaian laporan keuangan. Tanggal yang digunakan adalah tanggal penyampaian laporan keuangan ke Bapepam. 2. Penelitian kepustakaan Yaitu mengumpulkan data dengan cara membaca literatur-literatur, jurnaljurnal dan buku-buku mengenai teori-teori dan hal-hal lain yang berhubungan erat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penelitian yang dibahas. Penelitian kepustakaan juga bertujuan memenuhi landasan teroritis untuk mendukung penelitian ini.
H. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berusaha untuk menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti berupa rata-rata juga seberapa jauh data bervariasi dan sebagainya.
2. Uji Asumsi klasik a) Normalitas Data Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah data terdistribusi normal atau tidak. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal, maka data memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data tersebar mejauh dari sepanjang garis diagonal, maka data berdistribusi
32
tidak normal. Uji kenormalan yang digunakan adalah Normal Probability Plot dengan bantuan program SPSS versi 12.
b) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Apabila ada korelasi antar variabel bebas (independen variable) maka ada multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Deteksi adanya problem Multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat besaran VIF dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : 1. Jika nilai VIF berkisar pada angka 10 : maka tidak terjadi multikolinearitas 2. Jika nilai Tolerance mendekati angka 10 : maka tidak terjadi multikolinearitas
c) Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji suatu model regresi linear apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
33
Untuk mendeteksi apakah ada autokorelasi dalam model regresi, maka dapat dilihat pada table Durbin Watson (D-W) dengan ketentuan : 1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Agka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
d) Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi ada kesamaan atau ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada kesamaan antar varian. Untuk mendeteksi apakah heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilihat pada grafik scatterplot. Analisa heteroskedastitas : 1. Jika grafik membentuk suatu pola atau mengumpul : terjadi heteroskedastisitas 2. Jika grafik tidak membentuk suatu pola atau mengumpul : tidak terjadi heteroskedastisitas
3. Analisis Statistik Regresi Linear Uji linearitas merupakan suatu upaya untuk memenuhi salah satu asumsi analisis regresi linear yang mensyaratkan adanya hubungan antara variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) yang saling membentuk kurva linear. Kurva linear dapat
34
terbentuk apabila setiap kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Analisis regresi digunakan untuk tujuan peramalan, dalam model tersebut ada variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisa regresi linear berganda (Multiple Regression) yang merupakan persamaan regresi dengan mengunakan dua atau lebih variabel bebas (independent variables). Bentuk umum persamaan regresi berganda adalah = a + b1 X1 +b2 X2 + b3 X3 + e
Y Dimana : Y
= Variabel dependen (Return saham)
a
= Koefisien konstanta
X1
= Variabel independen pertama
(Arus kas operasi)
X2
= Variabel independen kedua
(Arus kas investasi)
X3
= Variabel independen ketiga
(Arus kas pendanaan)
e
= error
a) Uji R dan Adjusted R Square Uji R dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen serta berapa kuat pengaruhnya. Apabila tingkat signifikansi lebih dari 0.5 maka hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen kuat. Sedangkan uji adjusted R square menunjukkan
35
besarnya penjelasan yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen.
b) Uji F ( ANOVA ) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dimana : Jika Probabilitas > 0,05, maka Ho diterima ( Ha ditolak ) Jika Probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak ( Ha diterima )
c) Uji-t Uji t digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dimana : Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 diterima ( Ha ditolak ) Jika Probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak ( Ha diterima )
36
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
adalah
statistik
yang
berfungsi
untuk
mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan secara umum. Berikut bentuk output nya : Tabel 4.1 Descriptive Statistics
Return
120
Minimum -,6429
Mean ,071343
Std. Deviation ,1544222
-1.1E+12
Maximum ,870 5 2.2E+12
AK O AKI
120
1.2E+11
3.807E+11
AKP
120
-1.4E+12
1.9E+11
-8.0E+10
1.860E+11
120
-1.4E+12
1.6E+12
-3.8E+10
3.009E+11
Valid N (listwise)
120
N
Sumber : Output SPSS Correlations Return Return
AKO
AKI
AKP
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
1 . 120 -.039 .337 120 .002 .490 120 .063 .248 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber : Output SPSS
AKO -.039 .337 120 1 . 120 -.603** .000 120 -.751** .000 120
AKI .002 .490 120 -.603** .000 120 1 . 120 .073 .214 120
AKP .063 .248 120 -.751** .000 120 .073 .214 120 1 . 120
37
Analisis : Berdasarkan hasil statistic deskriptif pada table 4.1, diketahui bahwa : 1. Cumulative return memiliki nilai rata-rata 0,071343 dengan standar deviasi 0,1544222 2.
Arus kas operasi (AKO) memiliki nilai rata-rata 120,000,000,000 dengan standar deviasi 380,000.000.000
3. Arus kas investasi (AKI) memiliki nilai rata-rata -80,000,000,000 dengan standar deviasi 186,000,000,000 4. Arus kas pendanaan (AKP) memiliki nilai rata-rata -38,000,000,000 dengan standard deviasi 300,000,000,000 5. Koefisiensi korelasi antara return dengan AKO adalah -0,039, antara return dengan AKI adalah 0,002 dan antara return dengan AKP adalah 0,063. Nilai dari koefisien korelasi yang jauh dari 1, dapat disimpulkan bahwa korelasi antara return dengan AKO, AKI dan AKP lemah. 6. Tingkat signifikansi dari AKO sebesar 0,337, AKI sebesar 0,490 sedangkan AKP sebesar 0,248. Dilihat dari tingkat signifikansi masingmasing variabel yang jauh diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara return dengan AKO, AKI dan AKP lemah.
B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Data dengan Probability Plot Guna mengetahui apakah data-data berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pengujian atas data-data tersebut. Apabila data menyebar
38
disekitar garis diagonal, maka data memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data tersebar mejauh dari sepanjang garis diagonal, maka data berdistribusi tidak normal. Berikut bentuk outputnya :
Gambar 4.1
Normal P-P Plot of Return 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Output SPSS
Analisis : Pada gambar 4.1 tampak noktah (titik) menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal itu menunjukkan bahwa data relatif berdistribusi secara normal, sehingga layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel independennya.
39
2) Uji Multikolinearitas Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation Factor ( VIF ) Tabel 4.2 a Coefficients
Model 1 (Constant) AKO AKI AKP
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta .072 .016 .000 .000 .053 .000 .000 .027 .000 .000 .101
t 4.653 .212 .163 .500
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF .000 .833 .135 7.405 .871 .308 3.251 .618 .211 4.742
a. Dependent Variable: Return
Sumber : Output SPSS
Analisis : Hasil tabel 4.2 menjelaskan variabel independen yang diuji dengan penilitian ini, memiliki nilai VIF dibawah 10 yaitu berkisar antara 7.405 sampai 3.251 dan nilai tolerance diatas 0,10 yaitu berkisar antara 0,135 dan 0,308 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak multikolinearitas.
3) Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi ada kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson (D-W). Berikut outputnya ;
40
Tabel 4.3 Model Summary Model
Durbin-Watson 1.902
1
a. Predictors : (Constant), AKP, AKI, AKO b. Dependent Variable : Return Sumber : Output SPSS
Analisis : Tabel 4.3 menjelaskan bahwa angka D-W sebesar 1.902 berarti pada model regresi ini tidak terjadi autokoreasi.
4) Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi ada kesamaan atau ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada kesamaan antar varian. Berikut output SPSS nya : Gambar 4.2
Scatterplot
Dependent Variable: Return
Regression Studentized Residual
6
4
2
0
-2
-4
-6 -6
-4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
6
41
Analisis : Dari hasil tersebut terlihat bahwa penyebaran residual tidak teratur atau acak. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, kesimpulan yang bisa diambil adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
C. Hasil Uji Statistik Regresi Linear Analisa regresi adalah prosedur statistik untuk mengestimasikan secara sistematis hubungan rata-rata variabel terikat dan variabel bebas. Analisa ini digunakan untuk tujuan peramalan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) yang diproses dengan menggunakan uji R, uji F dan uji t. 1) Uji R, R Square dan Adjusted R Square Dari output perhitungan program SPSS 12.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.4 Model Summary Model 1
R ,066a
R Square ,004
a. Predictors: (Constant), AKP, AKI, AKO
Sumber : Output SPSS
Adjusted R Square -,021
Std. Error of the Estimate ,1560664
42
Analisis : Berdasarkan hasil output pada tabel 4.5, analisa yang dihasilkan adalah : a. Pada tabel 4.5 diperoleh nilai R sebesar 0,066 sedangkan R Square sebesar 0,004 (merupakan pengkuadratan dari koefisien korelasi atau 0,066x0,066 = 0,004). b. R Square (koefisien determinasi) adalah ukuran dari kemampuan suatu regresi untuk menjelaskan hubungan antar variabel. R Square mengukur persentase varian variabel terikat (dependent variable) yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas (independent variables). Nilai yang
mendekati
1
mencerminkan
regresi
mempunyai
daya
menjelaskan antar variabel yang tinggi. Nilai R Square adalah 0,004, hal ini berarti hanya 0,4 % return saham bisa dijelaskan oleh AKO, AKI dan AKP sedangkan 99,6 % dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain. Dapat disimpulkan bahwa model regresi ini memiliki hubungan yang lemah. c. Nilai Adjusted R Square sebesar -0,021, hal ini menunjukkan angka negatif
sehingga
tidak
dapat
menjelaskan
besarnya
variabel
independen. d. Standard Error of Estimate (SEE) adalah 0,1560664. Semakin kecil Standard Error of Estimate akan membuat model regresi semakin tepat untuk memprediksikan variabel dependennya. Perhatikan pada analisis sebelumnya, bahwa standar deviasi return pada tabel 4.1
43
adalah 0,1544222 berarti SEE lebih besar dari standar deviasi. Ini berarti rata-rata return lebih baik dalam bertindak sebagai prediktor dari pada return itu sendiri
2) Uji F ( ANOVA ) Dari output perhitungan program SPSS 12.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.5 ANOVAb Model Regression 1 Residual Total
Sum of Squares ,012 2,825 2,838
df 3 116 119
Mean Square ,004 ,024
F ,169
Sig. ,917a
a. Predictors: (Constant), AKP, AKI, AKO b. Dependent Variable: Return
Sumber : Output SPSS
Analisis : Dari hasil uji F (ANOVA), didapat nilai F hitung adalah 0,169 dengan signifikansi sebesar 0,917 atau 91,7 %. Hal ini berarti probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga kesimpulannya adalah Ha ditolak atau artinya arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham.
44
3) Uji t Dari output perhitungan program SPSS 12.0 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Coefficientsa
Model 1
(Constant) AKO AKI AKP
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,073 ,016 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Standardized Coefficients Beta ,053 ,027 ,101
t 4,654 ,212 ,163 ,500
Sig. ,000 ,833 ,871 ,618
a. Dependent Variable: Return
Sumber : Output SPSS
Analisis : a. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung dari variabel arus kas operasi (AKO) adalah 0,212 dengan signifikansi sebesar 0,833 atau 83,3 %. Hal ini berarti nilai probabiltas > 0,05 sehingga kesimpulannya Ha ditolak atau artinya tidak ada pengaruh antara variabel arus kas operasi (AKO) terhadap return saham. b. Nilai t hitung dari AKI sebesar 0,163 dengan signifikansi sebesar 0,871 atau 87,1 % Hal ini berarti nilai probabilitas > 0,05 sehingga kesimpulannya Ha ditolak atau artinya tidak ada pengaruh antara variabel arus kas investasi (AKI) terhadap return saham. c. Nilai t hitung dari AKP adalah 0,5000 dengan signifikansi sebesar 0,618 atau 61,8 %. Hal ini berarti nilai probabilitas > 0,05 sehingga
45
kesimpulannya Ha ditolak atau artinya tidak ada pengaruh antara variabel arus kas pendanaan (AKP) terhadap return saham.
4) Interpretasi Hasil Penelitian Hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS 12.0 adalah arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI) dan arus kas pendanaan (AKP) tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Dapat dilihat pada Uji-t probabilitas dari masing-masing variabel bebas > 0,05 maka Ha ditolak, pengujian F (ANOVA) diketahui bahwa probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak dan Uji R ( R Square ) dimana nilai R = 0.066 dan R Square = 0,04 menunjukkan bahwa hanya 0,4 % return saham dipengaruhi oleh AKO, AKI dan AKP sedangkan 99,6 % dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa return saham tidak dipengaruhi oleh informasi laporan arus kas baik dari aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Jogiyanto (2000) dimana dalam penelitian mereka dihasilkan kesimpulan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas, masing-masingnya mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga atau return saham. Hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sama dengan penelitian Dilah Utami (1999) dimana tidak diitemukan adanya hubungan yang signifikan antara laba, akrual, dan arus kas dengan return saham.
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data-data yang dilakukan maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. Pengumuman laporan arus kas tidak berpengaruh terhadap return saham. 2. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel terdistribusi normal dan terbebas dari multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. 3. Hasil uji R ( R Square ) diketahui bahwa hanya 0,4 % variabel bebas yaitu AKO, AKI dan AKP mempengaruhi return saham sedangkan 99,6 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.. 4. Hasil uji f (ANOVA) dan uji t diketahui bahwa variabel bebas yaitu AKO, AKI dan AKP baik secara bersama-sama maupun terpisah tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. 5. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Jogiyanto (2000) dimana dalam penelitian mereka dihasilkan kesimpulan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas, masing-masingnya mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga dan return saham. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sama dengan penelitian Dilah Utami (1999) dimana tidak ditemukan
47
adanya hubungan yang signifikan antara laba akrual, dan arus kas dengan return saham. 6. Tidak adanya pengaruh atas penyampaian laporan arus kas terhadap return saham di Bursa Efek tahun 2003–2005 mungkin disebabkan karena tanggal penyampaian laporan keuangan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tanggal penyampaian laporan keuangan ke Bapepam dan bukan tanggal di media masa atau tanggal tercepat informasi tersebut diterima oleh masyarakat. Hal ini karena keterbatasan data yang penulis alami. 7. Sebagaimana disebutkan pada poin 3, diperoleh hasil uji R Square sebesar 0,4 %. Hal ini berarti hanya 0,4 % investor menggunakan informasi fundamental perusahaan sedangkan 99,6 % menggunakan faktor-faktor non-fundamental dalam melakukan investasi. 8. Dari data laporan arus kas, terdapat emiten yang data arus kasnya sangat mencolok berbeda dari emiten yang lain. Karena perbedaan yang mencolok itu mungkin menyebabka hasil yang diharapkan tidak optimal.
B. SARAN Adapun saran-saran yang digunakan untuk penelitian berikutnya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian
selanjutnya
sebaiknya
menggunakan
tanggal
tercepat
penyampaian laporan keuangan perusahaan ke masyarakat/investor.
48
2. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya penulis menggunakan perusahaanperusahaan yang aktvitasnya sama besarnya sehingga tidak terjadi perbedaan antar perusahaan. 3. Dengan semakin panjang periode pengamatan, hasil yang diperoleh akan lebih optimal.
49
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia (2002), Pernyataan Standar Akutansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Jakarta Stock Exchange.2003-2005, JSX Statistik, Jakarta Stock Exchange, Jakarta Kieso, Donald E. and Jerry J Weygent. 2004, Accounting Principles, Johnson Wisley and Sons, Canada Santoso Singgih. 2004, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12, Elex Media Komputindo, Jakarta Smith JM, K Fred Skousen, 1995, Intermediate Accounting, Erlangga, Jakarta Cahyani, Utami, Dilah (1999), Muatan Informasi Tambahan Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Investasi Dan Pendanaan, Dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 1 No.1 April 1999, Hal. 15-27 Naimah, Zahroh (2000), Kandungan Informasi Laba Akuntansi dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham, Dalam Jurnal Akuntansi, FE Untar, Th.IV, 01, 2000 Triyono dan Hartono,” Hubungan Kandungan Inromasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham “, Dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 3, No. 1, Hal 54-68, Januari 2000. Hastuti, Ambar Woro dan Bambang Sudibyo, “ Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta, Husnan, Suad, 2003, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN.
50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: MYRNA FITRIYANTI
Tempat / Tanggal Lahir
: Padang, 18 Desember 1974
Alamat
: Jln. Kavling Polri Blok A VI / 166, Jelambar Grogol, Jakarta Barat 11460
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Pendidikan
: - SDN 11 Jakarta, lulus tahun 1986 - SMP 83 Jakarta, lulus tahun 1989 - SMA 23 Jakarta, lulus tahun 1992 - ABA Borobudur Jakarta, lulus tahun 1995 - STIE Trisakti Jakarta, lulus tahun 2001 - Universitas Mercu Buana Jakarta,lulus tahun 2008
Jakarta, 29 Maret 2008 Penulis
Myrna Fitriyanti