ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSI ASING TERHADAP VOLATILITAS RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2011 Rakhmad Hidayat Bernardus Yulianto Nugroho Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ABSTRAK Globalisasi membuat interaksi antara negara menjadi semakin intensif dan tanpa batas. Salah satu dampak dari interaksi ini adalah adanya keterbukaan pasar modal terhadap aliran modal asing. Institusi asing dari seluruh dunia berusaha untuk menanamkan modalnya di negara-negara berkembang. Hal ini karena negara berkembang dinilai mempunyai risk premium yang lebih tinggi dari negara maju sehingga mampu memberikan keuntungan yang lebih besar. Namun aliran dana dari institusi asing ini membawa resiko global terhadap pasar modal. Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh kepemilikan institusi asing terhadap volatilitas return saham di Indonesia tahun 2007-2011. Dengan menggunakan data panel unbalance (768 observasi), penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volatilitas return saham di Indonesia, bahkan setelah menambahkan variabel kontrol (kepemilikan institusi domestik, kepemilikan pemerintah domestik, size, turnover dan leverage) kedalam persamaan. Kata Kunci : kepemilikan institusi asing; keterbukaan pasar modal; volatilitas return
ABSTRACT Globalization brings the interaction of the nations become more intense and limitless. One of the effect of the interaction is the opening market for foreign capital. Foreign institutional from all of the world trying to invest their money in emerging market. It because the emerging market has higher risk premium than developed market, so that would give bigger return. But, capital flow from foreign institution bring global risk to the capital market. This research try to explain the effect of foreign institutional ownership on stock return volatility in Indonesian stock exchange in period 2007-2011. Using unbalance panel data (768 observations), this research find that foreign institution ownership has not significant on stock return volatility in Indonesia, even after added control variable (domestic institutional ownership, domestic government ownership, size, turnover and leverage) on model. Keywords : capital market liberalization; foreign institutional ownwrship; return volatility
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
1. Latar Belakang Globalisasi mempengaruhi kegiatan perekonomian dunia dan membuat batas antar negara seolah-olah menjadi tidak ada (Friedman, 2005). Setiap negara membutuhkan kerjasama dengan negara lain dan menuntut mereka untuk saling membuka diri bekerja sama satu sama lain. Salah satunya adalah dengan membuka diri terhadap aliran modal asing. Keterbukaan pasar menjadi faktor penting masuknya aliran modal asing ke suatu negara. Dengan adanya keterbukaan pasar maka aliran investasi asing akan dengan mudah masuk ke suatu negara. Dengan adanya globalisasi dan liberalisasi pasar serta didukung dengan kemajuan teknologi maka perekonomian dunia berkembang menjadi satu pasar global (Tapscott and Williams, 2006). Pasar modal Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi bagi investor di negara-negara maju (developed markets) yang dikenal sebagai emerging market (Morgan Stanley, 2006). Pasar modal di negara-negara yang termasuk dalam emerging market memberikan risk premium yang lebih tinggi daripada negara-negara yang termasuk dalam developed market (Salomon & Grootveld, 2003) sehingga dapat memberikan expected return yang lebih tinggi pula. Perkembangan kondisi perekonomian Indonesia sendiri dianggap baik oleh para investor untuk menanamkan modalnya. Indikator ini ditunjukkan dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6% per tahun (www.ekon.go.id). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang cukup menarik minat modal asing untuk berinvestasi. Perekonomian Indonesia tumbuh stabil beberapa tahun belakangan bahkan ketika terjadi krisis ekonomi tahun 2008, Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara yang masih mampu tumbuh positif sementara negara lain mengalami pertumbuhan negatif (www.ekon.go.id). Hal ini kemudian menjadi daya tarik perekonomian Indonesia di mata investor asing. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang baik dari tahun ke tahun, ketersediaan tenaga kerja dan nilai tukar rupiah yang cukup stabil menjadikan pasar modal Indonesia menjadi salah satu pasar modal yang banyak dilirik oleh investor domestik maupun asing. Besarnya aliran modal asing ke pasar modal Indonesia didukung oleh tingkat suku bunga Indonesia yang relativ tinggi, sehingga memberikan keuntungan yang cukup menggiurkan bagi para investor. Selain itu berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga semakin mempermudah dan menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Peran investor asing di pasar modal Indonesia bisa dikatakan cukup besar. Investor asing rata-rata berkontribusi hampir 50 persen dari nilai transaksi investor lokal (idx.co.id).
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
Investor asing memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan harga sahamsaham di bursa Indonesia.
Gambar 1.2 Nilai transaksi investor Indonesia dan asing Per Desember 2011 Sumber :Statistik pasar modal 2011, minggu ke-4 Desember www.bapepan.co.id Investor institusi asing memiliki karakteristik kuat dalam pendanaannya, sehingga mereka mampu memimpin dalam pergerakan pasar karena mampu melakukan transaksi dalam jumlah besar (Chandra, 2010). Selain itu Agarwall et al (2008) menambahkan bahwa investor asing memiliki karakter agresif dalam melakukan transaksi perdagangan di negara berkembang. Latar belakang ini yang kemudian menjadi dugaan bahwa investor asing akan mempengaruhi volatilitas harga saham di pasar modal negara berkembang, salah satunya Indonesia. Berdasarkan data dari laporan studi BAPEPAM LK (2011), kepemilikan investor asing di pasar modal Indonesia mencapai 63,43% dari total nilai saham di bursa. Sementara nilai perdagangan yang dilakukan oleh investor asing mencapai 33,76% dari total nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia. Selain itu juga ditemukan fakta bahwa volatilitas pasar modal Indonesia tergolong tinggi. Hal ini disinyalir akibat dari adanya mispricing karena faktor psikologikal investor lokal yang terpengaruh oleh transaksi asing. Tingkat volatilitas yang tinggi memberikan dampak positif terhadap transaksi dan volume perdagangan. Namun dilain pihak, volatilitas yang tinggi memberikan resiko pada pihak lain dalam hal ini investor. Volatilitas akan memberikan capital gain bagi para investor ketika mereka melakukan pembelian atau penjualan pada waktu yang tepat. Dilain pihak, tingkat
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
volatilitas yang rendah justru membuat perdagangan cenderung lesu. Namun memberikan tingkat resiko yang lebih kecil bagi para investor. Topik mengenai kepemilikan asing dan pengaruhnya terhadap volatiltas return saham sudah beberapa kali menjadi bahan penelitian oleh beberapa pihak. Sebagian besar peneliti menekankan tentang bagaimana kepemilikan asing terhadap saham sangat mempengaruhi volatilitas return saham di negara berkembang. Hal ini terjadi karena dengan adanya kepemilikan asing, maka pasar modal negara bersangkutan akan semakin terbuka terhadap resiko yang bersifat global (Chen et al. 2013). Chen menemukan bahwa kepemilikan institusi asing (baik institusi keuangan maupun non keuangan) meningkatkan volatilitas return saham perusahaan di pasar modal China. Chen melakukan penelitian terhadap 1458 perusahaan yang terdaftar di pasar modal China dari tahun 1998 hingga tahun 2008. Chen mengidentifikasi 10 pemegang saham terbesar di tiap perusahaan dan mengumpulkan informasi keuangan lain yang diperlukan dari laporan tahunan dan laporan keuangan masing-masing perusahaan. Dalam penelitiannya, Chen juga memasukan beberapa variabel kontrol antara lain kepemilikan institusi domestik, kepemilikan pemeritah, kepemilikan individu baik asing maupun domestik, size, turnover serta leverage. Chen menemukan bahwa kepemilikan institusi asing ternyata memberikan pengaruh signifikan positif terhadap volatilitas return saham di pasar modal China bahkan setelah dimasukan variabel kontrol. Variabel kepemilikan domestik, baik institusi, pemerintahan dan individu terbukti memberikan pengaruh signifikan positif terhadap volatilitas return. Sementara kepemilikan pemerintah domestik melemahkan efek kepemilikan asing terhadap volatilitas return, hal ini memperlihatkan bahwa keterlibatan pemerintahan dalam perusahaan di China cenderung membawa kepada praktek Corporate Governance yang buruk. Sementara di Indonesia sendiri ada beberapa penelitian yang dilakukan terkait kepemilikan asing terhadap volatilitas returns saham. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wang et al.(2007) yang meneliti mengenai dua hal yaitu aktifitas perdagangan asing dan kepemilikan asing. Dalam penelitian Wang dua hal ini memiliki dampak yang berbeda terhadap volatilitas return saham. Aktivitas perdagangan asing memiliki dampak yang positif terhadap volatilitas, sementara kepemilikan asing memiliki dampak yang negatif. Selain Wang et al. (2007), ada beberapa penelitian yang dilakukan di indonesia terutama oleh peneliti indonesia, namun penelitian tersebut hanya meneliti mengenai komposisi kepemilikan asing saja tanpa
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
membahas mengenai dampaknya terhadap volatilitas return saham, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2010). Kepemilikan investor asing di pasar saham Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pergerakan harga saham di bursa efek. Keberadaan investor asing tersebut di satu sisi memang memberikan pengaruh positif karena membuat bursa saham lebih likuid. Di sisi lain, dominasi kepemilikan saham oleh investor asing membuat kinerja pasar modal bisa sangat fluktuatif karena ada potensi penarikan dana setiap saat. Namun, kecendrungan adanya perilaku konformitas investor lokal dalam melakukan transaksi jual beli saham yang masih terpengaruh transaksi investor asing membuat para investor lokal kehilangan momentum (www.riaupos.co.id, 2008). Transaksi beli atau jual yang dilakukan oleh investor asing cenderung diikuti oleh investor lokal, yang justru memberikan gain kepada investor asing. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu dampak negatif dari adanya kepemilikan asing dalam pasar modal Indonesia. Selain itu kemudahan keluar masuk pasar saham Indonesia membuat dana investor asing memiliki tingkat likuiditas yang cukup tinggi, sehingga investor asing bisa saja mengucurkan dana segar maupun menarik dananya dari pasar modal Indonesia dalam waktu singkat, hal ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap stabilitas pasar saham Indonesia. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah peneliti jabarkan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menduplikasi penelitian yang dilakukan oleh Chen et al.(2012) di China. Penelitian Chen et al. ini dilakukan di China dengan beberapa pertimbangan. Pertama, China merupakan negara berkembang terbesar saat itu, dan pertumbuhannya yang besar menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti. Kedua karena praktek Corporate Governance di China yang masih tergolong buruk (Allen et al., 2005) dibuktikan dengan rendahnya keterbukaan laporan keuangan. Peneliti melihat adanya kesamaan karakter antara Indonesia dan China sebagai emerging market yang paling berkembang di dunia saat ini. Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan diatas, penelitian ini ingin menganalisis lebih jauh mengenai beberapa hal berkaitan dengan kepemilikan saham oleh institusi asing di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh kepemilikan institusi asing terhadap volatilitas return saham di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga 2011?”
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
2. Tinjauan Teoris Dalam penelitian ini ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan volatilitas return saham terhadap kepemilikan institusi asing, yaitu; saham; kepemilikan institusi asing; volatilitas; dan return. Saham adalah surat berharga sebagai bentuk bukti penyertaan atau pemilikan individu atau institusi dalam sebuah perusahaan (Robert Ang, 1997). Makna surat berharga adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan tentunya dapat diperjual belikan. Pemegang saham mempunyai hak dan tanggung jawab seperti halnya seorang pemilik perusahaan. Mereka mempunyai hak untuk mentukan arah dan kebijakan umum perusahaan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Tentunya hak mereka dibatasi oleh presentase jumlah saham yang mereka miliki karena berlaku prinsi “one share one vote”. Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (prefered stock) (Anoraga, 2006). Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling akhir dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan, saham preferen (prefered stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor (Darmadji, 2006). Dari kedua jenis saham tersebut, saham biasa (common stock) yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Harga pasar saham adalah harga yang ditentukan melalui proses permintaan dan penawaran. Pertemuan ini akan terjadi karena para investor sepakat dengan harga saham tersebut. Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal (Agus Sartono, 2001). Harga saham mengalami perubahan naik dan turun dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya kalau terjadi kelebihan penawaran maka harga saham akan cenderung turun. Pembelian saham yang dilakukan investor tentunya memberikan manfaat, yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis (Anoraga, 2006). Institusi asing dalam penelitian ini diartikan sebagai entitas usaha baik yang dimilik oleh pemerintahan maupun swasta yang mempunyai domain atau berasal dari luar Indonesia. Investasi yang dilakukan oleh institusi asing ini merupakan bentuk aplikasi manajemen keuangan perusahaan dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan. Investasi sendiri menurut Farid
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
Harianto dan Siswanto Sudomo (1998) diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Menurut Gideon (2005) persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Tarjo (2002) mengemukakan bahwa kepemilikan institusi yang dilandasi praktik good corporate governance akan memberikan jaminan bagi investor atas investasi yang telah ditanamkan, jaminan keamanan ini berarti mengurangi risiko dalam berinvestasi. Pada teorinya, kepemilikan asing di bursa saham dapat memberikan dampak positif maupun dampak negatif terhadap kinerja bursa itu sendiri. Arus modal asing yang dapat memberikan dampak positif terhadap pasar modal domestik dapat melalui beberapa cara, salah satunya melalui bentuk portofolio jangka panjang yang akan menciptakan investasi asing yang berbasis non-utang yang bermanfaat bagi negara berkembang yang langka modal. Hal ini akan meningkatkan jumlah tabungan domestik yang dapat digunakan sebagai investasi sehingga dapat menutup gap antara investasi dan tabungan. Selain itu kepemilikan asing di bursa saham domestik juga akan meningkatkan harga saham yang kemudian meningkatkan price earning ratio (PER) perusahaan. Hal ini akan menjadi satu keuntungan bagi para trader domestik yang mampu memanfaatkan momentum. Namun dilain sisi, hal terakhir ini juga kemudian dianggap menajadi salah satu dampak negatif pemodal asing di pasar modal domestik. Peningkatan harga saham yang tidak masuk ke perusahaan namun hanya meningkatkan PER tidak akan membawa dampak multiplier pada peningkatan output karena investasi hanya terjadi di pasar sekunder. Menurut Wang (2007), peran asing dalam pasar sekunder dapat dilihat dari dua aspek yaitu aktivitas perdagangan dan kepemilikan saham. Keduanya akan memberikan dampak berbeda bagi volatilitas di bursa. Peningkatan harga saham dalam jangka pendek akan meningkatkan transaksi di pasar bursa sehingga memberikan dampak peningkatan volatilitas. Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode tertentu (Firmansyah, 2006). Ukuran tersebut menunjukkan penurunan dan peningkatan harga dalam periode yang pendek dan tidak mengukur tingkat harga, namun derajat variasinya dari satu periode ke periode berikutnya. Volatilitas yang tinggi mencerminkan karakteristik penawaran dan permintaan yang tidak biasa. Secara umum, volatilitas diartikan sebagai tingkat resiko yang
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
dihadapi oleh investor karena mencerminkan fluktuasi pergerakan harga saham (BAPEPAM LK 2011). Pada beberapa kasus di negara berkembang umumnya, volatilitas memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Menurut Gitman (2009) return didefenisikan sebagai total perubahan nilai dari sebuah saham yang dimiliki oleh investor dalam kurun waktu tertentu. Return merupakan hal yang diharapkan oleh semua investor ketika melakukan investasi. Husnan (1994) sebelumnya mendefenisikan return sebagai ukuran yang mengukur besarnya perubahan kekayaan investor baik kenaikan maupun penurunan serta menjadi bahan pertimbangan untuk membeli atau mempertahankan sekuritasnya. Return saham dapat dibedakan menjadi dua (Sembel dan Sugiharto, 2009) yaitu : • Dividen Merupakan pembagian sebagian keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu tertentu. • Capital Gain Merupakan selisih yang terjadi antara harga beli dan harga jual. Capital gain terjadi karena adanya aktivitas jual beli saham di pasar sekunder. Selain dua jenis return diatas, juga dikenal apa yang disebut dengan adjusted return. Adjusted return sendiri adalah return saham yang telah disesuaikan dengan capital gain dan pembagian dividen. Adjusted return lebih menggambarkan return yang didapat karna melihat pada capital gain dan dividen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan adjusted return. Metode penghitungan saham ada dua macam (Brooks, 2008) yaitu : a. Simple Return Perhitungan return menggunakan metode simple return adalah metode perhitungan return paling sederhana. Pergitungan simple return pada sebuah portofolio aset adalah rata-rata tertimbang dari return individual aset. Simple return dapat dinotasikan dalam persamaan sebagai berikut :
!! =
!! − !!!! ×100% !!!!
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
Dimana R adalah return dan P adalah harga. Namun, dalam literatur akademis keuangan, peneliti lebih banyak memakai model yang kedua, yaitu cotinuously compounded return atau dikenal juga dengan istilah log-return. b. Cotinuously Compounded Return Perhitungan return menggunakan metode cotinuously compounded return ini sedikit berbeda dengan metode simple return. Dalam perhitungan ini frekuensi return yang digabungkan tidak menjadi masalah, dan return antar aset akan mudah untuk dibandingkan. Cotinuously compounded return dinotasikan sebagai berikut :
!! = 100% ×ln
!! !!!!
Dimana r adalah return saham dan p adalah harga saham. 3. Metode Penelitian 3.1 Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel. Dimana data dihasilkan dari pengamatan sampel individu dari waktu kewaktu, dan menghasilkan observasi berkali-kali pada setiap individu dalam sampel. Ada pun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif laporan keuangan perusahaan pada periode 2007 hingga 2011 dan data historis harga saham dari tahun 2007 hingga 2011. Pengumpulan data akan dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur yang diperoleh dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang diunduh dari website BEI, IDX Fact Book yang diunduh dari website BEI, serta data historical adjusted price yang diunduh dari datastream Thomson Reuters. Penelitian ini menggunakan data panel unbalance karena terdapat outliers setelah dilakukannya uji normalitas pada data panel awal (balance panel). Sehingga total obeservasi yang awalnya berjumlah 770 unit observasi (164 perusahaan x 5 tahun) berkurang menjadi 768 unit observasi (dikurang 2 outliers).
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
Tabel 4.2 Deskriptif statistik variabel Mean Median Modus Max min Std. Dev N
DGOV DINST 0,63 22,59 0,00 16,28 0,00 0,00 52,47 84,40 0,00 0,00 4,825150 23,38433 770 770
FINST Volatilitas 48,37 3,35 50,06 3,21 85,00 0,00 99,80 18,60 2,55 0,00 26,46770 1,889877 770 770
Size Turnover Leverage 27,13 0,40 2,68 26,88 0,08 1,12 26,72 0,00 0,29 33,33 7,92 322,27 22,20 0,00 -‐38,53 2,04222 0,842955 14,94234 770 770 770
Sumber: Olahan penulis menggunakan Ms. Excel 2007 (2013) 3.2 Operasionalisasi Variabel Terdapat 3 jenis variabel dalam peneltian, yaitu variabel dependen (bebas), variabel independen (terikat) serta variabel kontrol. Berikut akan dijelaskan masing-masing variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini: a. Variabel Dependen Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah volatilitas return saham. Return saham dihitung dari proksi selisih adjusted price saham harian yang didapatkan dari datastream Thomson Reuters. Penelitian ini menggunakan continiosly coumpounded return yang diadopsi dari Brook (2013).Kemudian standar deviasi dari return saham yang didapatkan ini dijadikan proksi untuk menghitung volatilitas. b. Variabel Independen Pada penelitian ini variable independen yang digunakan adalah kepemilikan institusi asing. Proxi dari kepemilikan institusi asing ini didapatkan dari proporsi komulatif dari kepemilikan institusi asing terhadap sebuah perusahaan yang tercantum secara rutin pada laporan keuangan tahunan perusahaan. Laporan keuangan tahunan perusahaan ini didapatkan dari website bursa efek Indonesia dan website masing-masing perusahaan. c. Variabel kontrol Variabel kontrol juga digunakan untuk menetralisis pengaruhnya yang dapat mengganggu hubungan variabel dependen dan variabel independen dalam penelitian. Variable kontrol pada penelitian ini adalah kepemilikan pemerintah domestik, kepemilikan institusi domestik, size, turnover dan leverage. Variabel kepemilikan pemerintah domestik dan institusi domestik memiliki karakteristik yang hampir sama dengan variabel independen kepemilkan
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
institusi asing. Proksi variabel kepemilikan pemerintah domestik dan institusi domestik juga dilihat dari proporsi kepemilikan komulatif terhadap suatu perusahaan yang tercantum secara rutin di dalam laporan keuangan tahunan. Sementara untuk variabel size dihitung dari logaritma natural dari nilai pasar tiap saham pada akhir tahun fiskal. !"#$ = ln(!"#$% ! !"#$#%&'(&) !ℎ!"#) Dimana : Price
= harga penetupan pada akhir tahun perdagangan
Outstanding Share
= Jumlah saham beredar pada akhir tahun fiskal
Sementara itu variabel turnover menjelaskan perbandingan antara total volume penjualan saham selama setahun terhadap jumlah saham beredar. Variabel leverage didapatkan dari nilai rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio). Informasi mengenai proksi kedua variabel ini didapatkan dari IDX Fact Book dari website pasar modal Indonesia (idx.co.id). 3.3 Hipotesis Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini mencoba menemukan pengaruh kepemilikan institusi asing terhadap tingkat volatilitas return saham di Bursa Efek Indonesia. Melihat cukup tingginya tingkat kepemilikan institusi asing di Indonesia, maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemilikan institusi asing tersebut terhadap volatilitas return saham di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zhian Chen (2012) di China ditemukan bahwa kepemilikan institusi asing berpengaruh positif terhadap tingkat volatilitas return saham di pasar modal China. Artinya kepemilikan institusi asing meningkatkan volatilitas return saham di pasar modal China. Selain itu Chen juga memasukan variabel kontrol kedalam persaman model yang digunakan dalam penelitiannya.Mengacu kepada hasil penelitian sebelumnya, penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut : Hipotesis utama : H0 :
Tidak terdapat pengaruh kepemilikan institusi asing terhadap volatilitas return saham di Bursa Efek Indonesia.
H1 :
Terdapat pengaruh kepemilikan institusi asing terhadap volatilitas return saham di Bursa efek Indonesia.
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
Hipotesis tambahan : Penulis kemudian menambahkan satu hipotesis tambahan untuk menjelaskan model penelitian dan variabel-variabel kontrol yang dipakai dalam penelitian ini. Hipotesis ini juga berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh Chen tahun 2012 dimana Chen menemukan bahwa kepemilikan institusi asing memberikan pengaruh signifikan posistif terhadap volatilitas return saham bahkan dengan memasukan variabel kontrol kedalam model. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis mencoba merumuskan hipotesis kedua sebagai berikut : H0 :
Tidak terdapat pengaruh kepemilikan institusi asing bersama dengan variabel kontrol (kepemilikan institusi domestik, kepemilikan pemerintah, SIZE, TURNOVER dan LEVERAGE) terhadap volatilitas return saham di Bursa Efek Indonesia.
H1 :
Terdapat pengaruh kepemilikan institusi asing bersama dengan variabel kontrol (kepemilikan institusi domestik, kepemilikan pemerintah, SIZE, TURNOVER dan LEVERAGE) terhadap volatilitas return saham di Bursa Efek Indonesia.
3.4 Teknik Analisis Data Panel Model penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini mengacu pada model regresi yang dipakai oleh Zhian Chen dan kawan-kawan (2012) pada penelitiannya yang berjudul, “Does foreign institutional ownership increase return volatility? Evidence from China”. Persamaan regresinya dinotasikan sebagai berikut : !"#$%&%'!,! = !! + !! !"#$%!,! + !! !"#$%!,! + !! !"#$!,! + !! !"#$!,! + !! !"#$%&'#!,! + !! !"#"$%&"!,! +!!,! Dimana : !"#$%&%'!,!
: Volatilitas return
!"#$%!,!
: Proporsi saham yang dimiliki oleh institusi asing
!"#$%!,!
: Proporsi saham yang dimiliki oleh institusi domestik
!"#$!,!
: Proporsisaham yang dimiliki oleh pemerintah domestik
!"#$!,!
: Ukuran perusahaan yang dinilai dari nilai pasar akhir tahun
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
!"#$%&'#!,!
: Rasio perputaran saham dinilai dari volume harian dibagi jumlah saham beredar
!"#"$%&"!,!
: Rasio jumlah Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
!!,!
: error Kemudian untuk menghitung volatilitas return saham sebagai variabael terikat (dependen)
dalam penelitian ini digunakan proxy yang mengacu pada penelitian Bae et al.(2004) dan Li et al.(2011). Volatilitas tersebut dinotasikan dalam persamaan berikut :
!"! =
1 !−1
!
(!"#$!%!,! − !"#$!,! )! !!!
Dimana n adalah jumlah hari perdagangan dalam satu tahun,return adalah imbal hasil harian saham yang dihitung dari selisih dengan harga saham sebelumnya. Dan MEAN adalah rata-rata tahunan dari return saham. Perhitungan dilakukan dengan cara menghitung standar deviasi dari return saham harian. 4. Hasil dan Pembahasan Dari enam variabel independen yang ada pada model penelitian ini, hanya terdapat tiga variabel yang signifikan secara individual masing-masing pada level 10% yaitu kepemilikan pemerintah domestic (DGOV) dan SIZE, serta pada level 1% yaitu TURNOVER. Ketiga variabel ini merupakan variebel kontrol dalam penelitian. Sementara variabel independen utama yaitu kepemilikan institusi asing (FINST) secara parsial justru tidak berpengaruh signifikan terhadap volatilitas return saham. nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,073967 dan nilai adjusted R2 sebesar 0.06666 yang menunjukan bahwa volatilitas return saham dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen dan kontrol sebesar 7,3967% atau dengan nilai adjusted R2 sebesar 6,666%, sementara selebihnya dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian. Nilai F-stat untuk keseluruhan sampel adalah 10,13078 dan nilai prob (F-statistic) sebesar 0,0000. Nilai probabilitas F-stat ini berada pada tingkat signifikansi 0,01 dengan tingkat kepercayaan 99%. Nilai prob F-stat ini menunjukan bahwa variabel independen yang terdiri dari
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
kepemilikan institusi asing serta variabel kontrol yang terdiri dari kepemilikan pemerintah domestik, kepemilikan institusi domestik, size, turnover dan leverage secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap volatilitas return.
Tabel 4.7 Hasil Random Effect Model Dependent Variable: VOLATILITAS Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/10/13 Time: 11:58 Sample: 2007 2011 Periods included: 5 Cross-sections included: 154 Total panel (unbalanced) observations: 768 Swamy and Arora estimator of component variances White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
FINTS DINST DGOV SIZE TURNOVER LEVERAGE C
0.003842 0.001829 -0.015068 -0.120119 0.503615 -0.003320 6.174100
0.003586 0.003188 0.008113 0.063081 0.096429 0.003640 1.751820
1.071473 0.573890 -1.857393 -1.904225 5.222652 -0.912212 3.524392
Prob. 0.2843 0.5662 0.0636*** 0.0573*** 0.0000* 0.3619 0.0004
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
1.055811 1.336957
Rho 0.3841 0.6159
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.073967 0.066666 1.338822 10.13078 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
1.637869 1.387457 1364.051 1.531744
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.078601 2193.707
Mean dependent var Durbin-Watson stat
3.319083 0.952441
Keterangan :*,**,*** menunjukan tingkat signifikansi masing-masing secara berurutan pada level 1%, 5%, dan 10%. Sumber : Olahan Penulis menggunakan Eviews 6.0 (2013)
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
Kepemilikan institusi asing yang dinotasikan dengan FINST memiliki nilai t-stat sebesar1.071473 , nilai koefisien sebesar 0.003842 dan nilai probabilitas sebesar 0.2843. Karena nilai probabilitas FINST berada diatas tingkat signifikansi 10%, maka dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volatilitas. Berdasarkan hasil penelitian maka H0 untuk hipotesis utama diterima, karena secara parsial tidak ditemukan adanya hubungan signifikan antara kepemilikan institusi asing terhadap volatilitas. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang ditemukan oleh Chen et al (2013) yang mengatakan bahwa kepemilikan institusi asing di pasar modal China memberikan pengaruh signifikan positif terhadap volatilitas return saham. Sementara Umutlu et al (2010) menemukan bahwa kepemilikan institusi asing memberikan pengaruh signifikan negatif terhadap volatilitas return saham. Namun, hasil penelitian Bekaert dan Harvey (1997) serta Kim dan Singal (2000) menemukan bahwa kepemilikan institusi asing tidak memberikan dampak terhadap volatilitas return saham. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dimana tidak ditemukan hubungan signifikan antara kepemilikan institusi asing dengan volatilitas return saham. Dalam jurnalnya, Kim dan Singal menjelaskan bahwa masuknya modal asing kedalam pasar modal negara berkembang memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang ditandai dengan stabilitas harga saham. Pendapat ini juga didukung oleh Stulz (1999), Leuz et al (2009) dan Chari et al (2010) yang mengatakan bahwa modal asing akan memilih saham perusahaan dengan manajemen yang baik untuk berinvestasi dan ini secara lebih jauh akan meningkatkan corporate governance. Sementara Stiglitz (2000) dan Li et al (2011) menjelaskan bahwa masuknya modal jangka panjang dari investor asing tidak hanya memberikan aliran modal finansial namun juga transfer manajemen disegala bidang, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Sejalan dengan pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa aliran modal asing yang masuk ke Indonesia dapat digolongkan pada modal jangka panjang, dimana institusi asing yang melakukan penanaman modal tidak hanya melakukan spekulasi, namun investasi. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat kepemilikan saham yang cenderung stabil dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada grafik
dibawah. Terlihat pada grafik
dibawah bahwa rata-rata kepemilikan saham berada diatas 46,5% sepanjang tahun penelitian dimana hanya terjadi perubahan beberapa persen dari tahun ke tahun. Bahkan pada waktu terjadi
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
krisis keuangan pada tahun 2008, tingkat kepemilikan saham justru naik diikuti juga pada tahun berikutnya.Sementara pada tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan, namun tidak terlalu signifikan.
kepemilikan asing dalam persentase
48.89
49.18 48.30
47.33
2007
46.80
2008
2009
2010
2011
kepemilikan asing
Grafik 4.2 Rata-rata kepemilikan Institusi Asing tahun 2007-2011 Sumber : olahan Penulis menggunakan Ms. Excel (2013) 5. Kesimpulan dan Saran Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan volatilitas dengan kepemilikan institusi asing di Indonesia pada tahun 2007 hingga 2011. Penelitian ini juga menyertakan lima variabel kontrol kedalam model, yaitu kepemilikan institusi domestik, kepemilikan pemerintah domestik, size, turnover dan leverage. Penelitian ini berangkat dari hipotesis bahwa kepemilikan institusi asing diduga mempengaruhi volatilitas return saham di pasar modal negara berkembang. Dari penelitian ini kemudian didapat kesimpulan sebagai berikut : 1) Variabel kepemilikan institusi asing (FINST) sebagai variabel independen utama dalam penelitian ini secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel volatilitas sebagai variabel dependen. Artinya keberadaan investor asing di pasar modal Indonesia tidak memberikan dampak terhadap volatilitas return saham. Modal
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
asing yang masuk ke Indonesia bersifat sebagai investasi jangka panjang dan membuat harga saham cenderung stabil. 2) Secara bersama-sama, variabel independen dan variabel kontrol mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel volatilitas sebagai variabel dependen dengan tingkat signifikansi 1%. Secara keseluruahan model yang digunakan dalam penelitian mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 6,666% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam model. Saran Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk memperkaya literatur yang sudah ada. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kepemilikan institusi asing di Indonesia. Namun penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang kedepannya diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. 1) Penelitian ini hanya meneliti porsi kepemilikan institusi asing di pasar modal Indonesia selama kurun waktu relatif singkat, yaitu selama lima tahun. Hal ini tentunya menghasilkan perilaku data yang kurang beragam dan tidak dapat dapat menjelaskan perilaku investor asing secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat juga meneliti porsi kepemilikan individu asing dan transaksi harian asing seperti pada beberapa penelitian lain (Wang, 2007). Selain itu untuk penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan rentang waktu penelitian untuk melihat perilaku data yang lebih kompleks. 2) Penelitian ini melakukan penelitian dengan unit data time series tahunan sehingga tidak mampu menjelaskan perilaku data secara lebih rinci. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan data time series bulanan, mingguan atau harian agar dapat melihat perilaku volatilitas dan transaksi institusi asing dengan lebih jelas seperti yang dilakukan oleh Wang 2007. 3) Penggunaan variabel kontrol mungkin dapat ditambahkan dengan kepemilikan individu jika dimungkinkan untuk memperoleh datanya. Selain itu untuk variabel kontrol juga dapat menggunakan proksi yang berbeda untuk memperoleh hasil yang berbeda, seperti proksi size yang pada penelitian ini menggunakan market value untuk penelitian selanjutnya mungkin dapat menggunakan market capitalization.
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
Implikasi penelitian : 1.
Bagi pelaku pasar modal Kepemilikan institusi asing tidak mempengaruhi volatilitas return saham di pasar modal Indonesia. Kepemilikan institusi asing justru cenderung memberikan ketenangan pada harga saham karena aliran modal asing ini tidak hanya berupa aliran finansial namun juga alih manajemen. Hal ini kemudian membuat manajemen perusahaan akan semakin baik dan membuat harga cnederung stabil. Oleh karena itu hal ini mungkin dapat dilihat oleh pelaku pasar modal terutama investor lokal sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi.
2.
Bagi pemerintah dan regulator Keberadaan modal asing di beberapa negara berkembang memang telah terbukti banyak memberikan dampak terhadap volatilitas return saham. Namun, hal ini tidak terlihat pada pasar modal Indonesia melalui penelitian ini. Pemerintah sebagai regulator dapat melihat hal ini sebagai masukan dalam pengambilan keputusan untuk merancang undang-undang mengenai investasi asing di Indonesia agar kebutuhan investor asing tersebut dapat terakomodir dan dapat memberikan manfaat yang maksimal terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, S. et al. “Why do foreign investors underperform domestic investors in trading actifities? Evidence from Indonesia.”Journal of Financial Market (2008). Allen, F., Qian, J., Qian, M.,.”Law, finance, and economic growth in China.”Journal of Financial Economics 77,(2005).57–116. Ang, Robert. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.Jakarta: Media Staff Indonesia. (1997). Anoraga, Pandji dan Piji Pakarta. Pengantar Pasar Modal, EdisiRevisi, Jakarta: Rineka Cipta. (2006). Bekaert, G.H., Harvey, C.R. “Emerging Equity Market Volatility.” Journal of Finance Ecenomics.22, (1997).151-186. Boediono, Gideon. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Symposium Nasional Akuntansi VIII. AIAI, 2005. Brooks, Chris. Introductory Ecenometrics for Finance.New York: Cambridge University Press. (2008). Chandra, R.“Analisis Pemilihan Saham oleh Investor Asing di Bursa Efek Indonesia.”Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis dan Birokasi, Mei-Agustus (2010), 101-113. Chari, A. Ouimet, P.P., Tesar, L.L. “The Return to Developed Market Acquirers in Emerging Markets.” Review of Financial Study 22.(2010) 1741-1770. Chen, Z., et al.“Does foreign institutuional ownership increase return volatility? Evidence from China.”Journal of Banking & Finance, 37,( 2013), 660-669. Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhrudin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. (2006). Errunza, Vihang R. “On Benefits of Tapping Foreign Portfolio Investment: an Indian Perspective.” Economic and Political Weekly. (1986). Firmansyah. Analisis Volatilitas harga Kopi Internasional. Jakarta. 2006. Gitman, Lawrence J., Principle of Managerial Finance.12th Edition. Boston: Prentice hall. (2009).
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013
Harianto, Farid dan Sudomo, Siswanto. Perangkat dan teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, Jakarta: PT Bursa Efek Jakarta. (1998) Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio ; Edisi 2. Yogyakarta: AMP YKPN. (1994). Leuz, C., Lins, K.V., Warnock, F.E., “Do Foreign Invest Less in Poorly Governed Firms?” Review of Financial Study 22.(2009). 3245-3285. Li, D. et al, “Large foreign ownership and firm level stock return volatility in emerging market.”Journal of Financial and Quantitative Analisys, 46,(2011) 1127-1155. Salomon, R., and Grootvelt, H. “The Equity Risk Premium: Emerging versus developed market.” Emerging Market Review, 4.(2003). Sartono, Agus. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA. (2001). Sembel, Roy dan Sugiharto, T. The Art of Best Win. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. (2009). Stiglitz, J.E., “Capital Market Liberalization, Economic Growth, and Instability. ”World Development 28.(2000). 1075-1086. Stulz, R.M., “Globalization, Corporate Finance, and The Cost of Capital.” Journal of Applied Corporate Finance 12.(1999). 8-25. Tapscott, Don and Williams, Antony. “Wikinomics: How mass collaboration change everything.” Portfolio. (2006). Tarjo. “Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Mempublik di Indonesia”. Tesis S2 Program Pasca sarjana UGM, Yogyakarta. (2002) Thomas L. Freidman. The world is flat: A brief history of the twenty-first century, New York: Farrar, Straus and Giroux. (2005). Umutlu, M., Akdeniz, L., Altay-Salih, A., “The Degree of Financial Liberalization and Aggregated Stock Return Volatility in Emerging market.”Journal of Banking and Finance 34.(2010). 509-521. Wang, J. “Foreign ownership and volatility dynamic of Indonesian stock.”Asia-Pacific Finance Market, 14,(2007).201-210. ----------------- “Foreign equity trading and emerging market volatility: evidence from Indonesia and Thailand.”Journal of Development Economic, 84, (2007) 798-811.
Analisis pengaruh…, Rakhmad Hidayat, FISIP UI, 2013