perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2010
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh: DHERMAGA SURYA WICAKSANA F0208053
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Keluargaku tercinta, Ibu, Bapak, Mas Dhita, Mbak Nana, dan Keisha yang selalu mendoakan dan menyemangatiku Sahabat dan teman-teman yang selalu penulis bangggakan Almamater Fakultas Ekonomi commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sang penguasa alam semesta beserta isinya serta pemegang kendali roda kehidupan, atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 20072010,” yang merupakan sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat lepas dari bantuan banyak pihak. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Dr. Hunik Sri Runing S.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bapak Reza Rahardian, Se, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Prof. Dr. Hartono, M.S., selaku pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan membimbing penulis hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Atmadji, M.M., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dalam perkuliahan selama di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta,
Juni 2012
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….. HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. KATA PENGANTAR ………………………………………………………. DAFTAR ISI ………………………………………………………………… DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… DAFTAR TABEL …………………………………………………………… ABSTRAK …………………………………………………………………… ABSTRACT …………………………………………………………………..
BAB I
BAB II
i ii iii iv v vi viii xi xii xiii xiv
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….
7
C. Tujuan penelitian …………………………………………...
8
D. Manfaat penelitian ………………………………………….
8
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Landasan teori ………………………………………………
10
1. Struktur Modal ………………………………………….
10
2. Teori Struktur Modal ……………………………………
12
a. Teori Pertukaran (Trade-off)…………………………
12
b. Teori Pecking Order…………………………………
13
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Dividend Policy …………………………………………
15
4. Ukuran Perusahaan ……………………………………...
16
a. Teori Teknologi ……………………………………..
17
b. Teori Organisasi …………………………………….
17
c. Teori Institusional …………………………………..
19
5. Pertumbuhan Penjualan …………………………………
19
6. Kinerja Keuangan Perusahaan …………………………..
20
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………………………………
21
C. Kerangka Pemikiran …………………………………………
23
D. Hipotesis …………………………………………………….. 24 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………
28
B. Populasi dan Sampel ………………………………………… 28
BAB IV
C. Jenis dan Sumber Data ……………………………………....
29
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………..
30
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................
30
F. Metode Analisis Data ……………………………………………..
32
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Distribusi Sampel ....................................................................
39
B. Statistik Deskriptif .................................................................. 40 C. Pengujian Data ........................................................................
42
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................. commit to user
42 ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Uji Normalitas .............................................................
42
b. Uji Multikolinearitas ...................................................
44
c. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 45 d. Uji Autokorelasi ........................................................... 46 2. Uji Hipotesis dan Pembahasan ........................................... 47 a. Uji koefisien determinasi (Uji R2) ................................ 48 b. Uji koefisien regresi secara simultan (Uji F) ............... 49 c. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) .................... 50 D. Pembahasan ............................................................................... 51 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………... 56 B. Keterbatasan Penelitian ……………………………………… 57 C. Saran …………………………………………………………. 58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1
Kerangka Pemikiran ....................................................................... 23
Gambar IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 46
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel .................................................................. 40 Tabel IV.2 Hasil Output Descriptive Statistics ...................................................... 41 Tabel IV.3 Hasil Output Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................. 43 Tabel IV.4 Hasil Output Uji Kolmogorov-Smirnov .............................................. 44 Tabel IV.5 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 45 Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................................... 47 Tabel IV.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi .........................................................
48
Tabel IV.8 Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan ....................................
49
Tabel IV.9 Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial ........................................
50
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2010 Dhermaga Surya Wicaksana F0208053 Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja keuangan perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public beroperasi di Indonesia dan terdaftar di BEI pada periode 2007-2010. Purposive sampling digunakan untuk memilih sampel dan diperoleh 191 sampel perusahaan. Peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan software SPSS 15 for Windows. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Penelitian pengaruh secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan, sedangkan kebijakan dividen dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Kata kunci: struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, kinerja keuangan perusahaan
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT THE ANALYSIS OF THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE, DIVIDEND POLICY, FIRM SIZE, AND SALES GROWTH ON FINANCIAL PERFORMANCE OF FIRMS LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE 2007-2010 Dhermaga Surya Wicaksana F0208053
This study aims to examine the effect of capital structure policy, dividend policy, firm size, and sales growth on firm’s financial performance. The population in this study is all firms listed on Indonesia Stock Exchange in 2007-2010. Purposive sampling is used to select the samples and 191 firms obtained as samples. The researchers uses a simple linear regression with SPSS 15 for Windows. The results reveal that capital structure, dividend policy, firm size, and sales growth simultaneously have significant effects on the firm’s financial performance. At the 5% level of significance, the capital structure has significant negative effect on firm’s financial performance, company size has significant positive effect on firm’s financial performance, while the dividend policy and sales growth have no effect on the firm’s financial performance.
Keywords: capital structure, dividend policy, firm size, sales growth, financial performance
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2010 Dhermaga Surya Wicaksana F0208053 Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja keuangan perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public beroperasi di Indonesia dan terdaftar di BEI pada periode 2007-2010. Purposive sampling digunakan untuk memilih sampel dan diperoleh 191 sampel perusahaan. Peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan software SPSS 15 for Windows. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Penelitian pengaruh secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja keuangan perusahaan, sedangkan kebijakan dividen dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Kata kunci: struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, kinerja keuangan perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT THE ANALYSIS OF THE EFFECT OF CAPITAL STRUCTURE, DIVIDEND POLICY, FIRM SIZE, AND SALES GROWTH ON FINANCIAL PERFORMANCE OF FIRMS LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE 2007-2010 Dhermaga Surya Wicaksana F0208053
This study aims to examine the effect of capital structure policy, dividend policy, firm size, and sales growth on firm’s financial performance. The population in this study is all firms listed on Indonesia Stock Exchange in 2007-2010. Purposive sampling is used to select the samples and 191 firms obtained as samples. The researchers uses a simple linear regression with SPSS 15 for Windows. The results reveal that capital structure, dividend policy, firm size, and sales growth simultaneously have significant effects on the firm’s financial performance. At the 5% level of significance, the capital structure has significant negative effect on firm’s financial performance, company size has significant positive effect on firm’s financial performance, while the dividend policy and sales growth have no effect on the firm’s financial performance.
Keywords: capital structure, dividend policy, firm size, sales growth, financial performance
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham. Salah satu caranya adalah dengan mendapatkan laba yang maksimal. Agar perusahaan mampu mendapatkan laba maksimum, diperlukan efisiensi dan efektivitas manajemen yang tinggi. Pengukuran tingkat efektivitas manajemen diindikasikan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi yang dapat diketahui dari besar rasio profitabilitas yang dimiliki (Weston dan Brigham dalam Georgopoulos dan Efthymoglou, 1993). Dalam usaha meningkatkan dan memaksimalkan laba yang bisa diperoleh perusahaan, manajer keuangan harus mampu mengidentifikasi faktorfaktor yang berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan, dalam hal ini profitabilitas perusahaan. Setelah faktor-faktor tersebut teridentifikasi, maka manajer keuangan dapat memikirkan langkah yang perlu dilakukan perusahaan demi mendapatkan laba yang diinginkan. Pemilihan kebijakan struktur modal memiliki peran penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Selain untuk mendapatkan pengembalian yang maksimal, kebijakan yang dipilih juga memiliki pengaruh pada kemampuan commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan untuk menghadapi lingkungan kompetitifnya. Secara umum, struktur modal merupakan mix dari sekuritas yang berbeda-beda. Perusahaan dapat menggunakan utang yang besar ataupun kecil tergantung kebijakan pendanaan yang dipilih (Abor, 2005). Sampai saat ini, telah banyak penelitian yang mencoba mencari tahu pengaruh struktur modal pada kinerja dan nilai suatu perusahaan. Dimulai dengan penelitian yang dilakukan Modigliani dan Miller (1958) yang menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh pada nilai suatu perusahaan. Akan tetapi, penelitian tersebut dibatasi oleh beberapa asumsi yang sangat ketat, yaitu tidak ada biaya kebangkrutan, ekspektasi investor yang homogen, perekonomian yang bebas pajak, dan tak adanya biaya transaksi. Berdasarkan hal tersebut, nilai suatu perusahaan ditentukan oleh aset perusahaan yang sebenarnya, bukan ditentukan oleh kumpulan dari sekuritas yang diterbitkan perusahaan. Akan tetapi, asumsi tersebut sangat tidak realistis dan sulit diterapkan di dalam dunia nyata. Hal ini mendorong banyak peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan melonggarkan asumsi-asumsi yang dibuat oleh Miller dan Modigliani sehingga menjadi lebih realistis (Brigham dan Houston, 2006). Beberapa penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh pada nilai dan kinerja perusahaan. Ebaid (2009) menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan Jensen dan Meckling menunjukkan bahwa agency conflict antara manajer dan pemegang saham bisa dipengaruhi oleh jumlah leverage dalam struktur modal commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suatu perusahaan sehingga manajer perusahaan dapat mengubah perilaku dan kebijakan-kebijakannya karena terpaksa mengikuti keinginan pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah leverage dalam struktur modal berpengaruh pada kinerja perusahaan. Sejak Jensen dan Meckling melakukan penelitian tersebut yang kemudian menghasilkan argumen bahwa ada kemungkinan struktur modal berpengaruh pada kinerja perusahaan, semakin banyak peneliti yang melakukan penelitian lanjutan (Ebaid, 2009). Akan tetapi hasil yang ditemukan oleh para peneliti berbeda-beda dan kontradiktif. Sebagian penelitian menunjukkan bahwa tingkat leverage berpengaruh positif pada kinerja perusahaan seperti hasil dari beberapa penelitian ini (Abor, 2005; Saeedi dan Mahmoodi, 2011). Ada juga yang menemukan pengaruh negatif leverage level pada kinerja perusahaan (Gleason et al., 2000; Simerly dan Li, 2000). Struktur modal yang optimal harus mampu menyeimbangkan antara risiko dan pengembalian demi memaksimalkan harga saham perusahaan. Manajer harus bijak dalam membuat keputusan mengenai struktur modal perusahaan. Rasio utang yang tinggi akan meningkatkan ancaman kebangkrutan dan peningkatan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham. Namun demikian, bunga utang dapat menjadi pengurang pajak, sehingga menurunkan biaya efektif utang tersebut. Oleh karena itu, kecermatan dalam menentukan proporsi utang menjadi sangat penting bagi perusahaan (Brigham dan Houston 2006).
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perusahaan berusaha mendapatkan laba. Laba tersebut kemudian bisa diinvestasikan kembali dalam aktivitas-aktivitas operasi, digunakan untuk membeli sekuritas, melunasi utang, atau didistribusikan kepada para pemegang saham. (Brigham dan Houston, 2006). Berkaitan dengan pendistribusian kepada para pemegang saham yang berupa dividen, manajemen berada dalam suatu dilema antara memilih untuk membayar banyak, sedikit, atau tidak membayar dividen sama sekali, sehingga laba yang ditahan tersebut bisa digunakan untuk investasi di masa depan. Hal ini terjadi karena manajemen berusaha untuk memenuhi kebutuhan berbagai macam pemegang saham. Pemegang saham yang menginginkan uang sekarang karena memiliki kesempatan berinvestasi yang menguntungkan akan memilih untuk menerima dividen yang tinggi. Sebaliknya, pemegang saham yang menginginkan berinvestasi di masa depan akan memilih dividennya ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali. Oleh karena manajemen berhadapan dengan keinginan dari berbagai macam pemegang saham, maka kebijakan dividen yang mereka lakukan bisa memiliki pengaruh positif ataupun negatif pada harga saham perusahaan (Amidu, 2007). Glean et al., dalam Amidu (2007) menyatakan bahwa kebijakan dividen di pasar berkembang berbeda dengan pasar maju. Mereka menyatakan bahwa dividend payout di pasar berkembang hanya sekitar dua pertiga dari pasar maju. Ramcharran dalam Amidu (2007) yang juga meneliti mengenai dividen pun juga menyatakan bahwa dividend yield di pasar berkembang lemah. commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terdapat banyak penelitian yang menguji pengaruh ukuran (size) perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan, dalam hal ini profitabilitas. Hasilnya pun bervariasi. Sebagian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif pada profitabilitas, sebagian lagi menunjukkan hal sebaliknya (Abu-Tapanjeh, 2006). Amato dan Wilder (1985) menyatakan bahwa pengaruh ukuran perusahaan pada profitabilitas bisa positif untuk suatu rentang ukuran perusahaan dan negatif untuk rentang lainnya. Mereka juga menambahkan bahwa ketika ukuran perusahaan mencapai suatu batas tertentu, peningkatan ukuran perusahaan dapat menjauhkan kepemilikan dari kontrol perusahaan. Dengan kata lain, pengaruh ukuran perusahaan pada profitabilitas menjadi negatif jika ukuran perusahaan melebihi suatu batas tertentu. Dhawan (2001) menghasilkan temuan bahwa ukuran perusahaan berdampak negatif pada profitabilitas. Leledakis et al., (2004) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh kecil pada profitabilitas. Di lain pihak, Singapurwoko dan Wahid (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan pada profitabilitas. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa penelitian tentang ukuran perusahaan menghasilkan berbagai macam hasil. Pertumbuhan perusahaan telah menjadi bagian penting dari penelitian manajemen selama beberapa dekade. Penelitian tentang pertumbuhan pun merupakan bagian penting dalam penelitian mengenai kewiraswastaan (Senderovits et al., 2010). Menurut Greiner dalam Serrasqueiro (2009) hubungan antara pertumbuhan dan commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
profitabilitas perusahaan bisa positif atau negatif. Di satu sisi, pertumbuhan dapat mengganggu hubungan informal di antara para karyawan yang terbentuk sejak lama dalam suatu perusahaan. Selain itu pertumbuhan yang lebih besar membutuhkan formalitas yang lebih besar dalam hubungan di tempat kerja, yang dalam jangka pendek akan sulit untuk dicapai secara efisien, sehingga menyebabkan penurunan profitabilitas perusahaan. Di sisi lain, pertumbuhan yang lebih besar dapat meningkatkan profitabilitas karena meningkatnya motivasi para karyawan yang disebabkan oleh harapan akan adanya keuntungan lebih yang bisa mereka dapatkan karena bertambah besarnya perusahaan. Penelitian yang dilakukan Serrasqueiro (2009) menghasilkan temuan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif pada profitabilitas perusahaan. Sama halnya dengan hasil yang ditemukan oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008) yang meneliti tentang modal kerja dan juga memasukkan variabel pertumbuhan penjualan perusahaan di dalamnya. Ditemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif pada profitabilitas. Dalam penelitian mengenai kebijakan dividen yang dilakukan Amidu (2007) yang turut memasukkan variabel pertumbuhan penjualan pun menghasilkan temuan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Mengingat keputusan struktur modal dan kebijakan dividen sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan hasil dari mempelajari beberapa penelitian terdahulu mengenai ukuran dan pertumbuhan perusahaan, maka peneliti tertarik commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk meneliti masalah struktur modal dan pengaruhnya pada kinerja keuangan perusahaan di Indonesia. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh struktur modal, payout ratio, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode 2007-2010 menggunakan salah satu ukuran Akuntansi untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu ROA (Return on Assets). Sementara itu, kebijakan struktur modal diukur dengan total debt terhadap total aset, kebijakan dividen diukur dengan dividend payout ratio, ukuran perusahaan diukur dengan logaritma total aset, dan pertumbuhan perusahaan diukur dengan perbandingan penjualan tahun ini dikurangi penjualan tahun lalu dengan penjualan tahun lalu. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengambil judul: “ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN
STRUKTUR
MODAL,
KEBIJAKAN
DIVIDEN,
UKURAN
PERUSAHAAN, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2010.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah struktur modal berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan? 2. Apakah kebijakan dividen berpengaruh pada pada kinerja keuangan perusahaan? commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan? 4. Apakah pertumbuhan penjualan perusahaan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh struktur modal pada kinerja keuangan perusahaan. 2. Pengaruh kebijakan dividen pada kinerja keuangan perusahaan. 3. Pengaruh ukuran perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan. 4. Pengaruh pertumbuhan penjualan perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi banyak pihak, baik manajer perusahaan, akademisi, maupun masyarakat. 1. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pertimbangan dalam menentukan kebijakan struktur modal dan kebijakan dividen yang perlu diambil oleh perusahaan serta memberikan pengetahuan mengenai ukuran dan pertumbuhan perusahaan. 2. Bagi akademisi dan masyarakat, penelitian ini akan memperluas wawasan dalam hal pengaruh kebijakan struktur modal dan kebijakan dividen pada commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kinerja keuangan perusahaan terutama pada pasar yang masih berkembang seperti di Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan untuk sebagai referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya.
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Struktur Modal Struktur modal mengacu pada komposisi modal suatu perusahaan dengan sumber pendanaan yang berbeda, terutama untuk pendanaan jangka panjang (Gajurel, 2005). Struktur modal adalah salah satu isu paling kontroversial dalam keuangan perusahaan. Isu ini mulai mengemukan setelah munculnya penelitian Modigliani dan Miller (1958). Keputusan struktur modal penting karena adanya keinginan perusahaan untuk memaksimalkan pengembalian serta keputusan tersebut ikut mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan yang kompetitif. Struktur modal perusahaan merupakan komposisi antara utang dan ekuitas. Dana yang berasal dari utang mempunyai biaya modal dalam bentuk biaya bunga. Sementara itu, dividen merupakan biaya modal untuk dana yang berasal dana yang berasal dari ekuitas. Secara umum, perusahaan berusaha mencari sumber dana yang paling rendah biayanya di antara berbagai alternatif sumber dana yang dapat dipilih perusahaan. Apabila komposisi antara utang dan ekuitas tidak optimal, hal tersebut akan mengurangi profitabilitas perusahaan dan begitu pula sebaliknya (Nugroho, 2006). commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam suatu perusahaan, pihak manajemenlah yang menentukan kebijakan struktur modal dalam rangka memperoleh sumber dana untuk membiayai kegiatan operasioanl perusahaan tersebut. Manajemen mengambil keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan yang dipengaruhi oleh para pemegang saham. Sesuai dengan tujuan utama perusahaan, yaitu untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham, maka setiap kebijakan yang akan diambil oleh pihak manajemen selalu dipengaruhi oleh keinginan para pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006). Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan pemegang saham. Perusahaan yang menggunakan sumber dana yang memiliki beban tetap memiliki harapan bahwa sumber dana tersebut akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi para pemegang sahamnya. Namun demikian, leverage juga meningkatkan risiko penuruan keuntungan karena jika keuntungan yang didapatkan lebih rendah dari biaya tetapnya, hal ini berdampak dalam turunnya keuntungan pemegang saham. (Sartono, 1996). Dalam penelitian ini, struktur modal diukur dengan leverage ratio. Hal itu mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abor (2005), Abor (2007), Ebaid (2009).
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Teori Struktur Modal Secara umum, struktur modal perusahaan dapat dijelaskan dengan dua teori dominan, yaitu teori pertukaran (trade off) dan teori pecking order. a.
Teori Pertukaran (Trade-off) Teori ini menyatakan bahwa perusahaan menentukan sendiri
seberapa
besar
pembiayaan
dengan
utang
dan
ekuitas
dengan
membandingkan antara keuntungan-keuntungannya dan biaya-biayanya. Menurut Modigliani dan Miller dalam Ebaid (2009) keuntungan dari utang (debt benefits) termasuk tax shields yang didapat dari pengurangan beban bunga dari pre-tax income suatu perusahaan. Selain itu, ada keuntungan lainnya yaitu pengurangan agency cost dari ancaman likuidasi yang mengakibatkan kerugian pribadi bagi manajer, reputasi, keuntungan, dan kebutuhan untuk menghasilkan cash flow untuk membayar biaya bunga (Grossman dan Hart; Williams dalam Ebaid, 2009). Leverage yang tinggi juga mampu meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengurangi konflik di antara manajer dan pemegang saham mengenai free cash flow, (Jensen dalam Ebaid, 2009), strategi investasi yang optimal, serta jumlah risiko yang dijalani (Jensen dan Meckling dalam Ebaid, 2009). Hal yang termasuk debt cost di antaranya adalah bankruptcy cost baik langsung maupun tidak langsung. Selain itu, pembiayaan dengan utang (debt financing) berarti perusahaan berkomitmen untuk memiliki commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aliran kas masa depan untuk membayar bunga secara periodik. Komitmen ini akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan. Akan tetapi, beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa memang benar ada bankruptcy cost, tapi dampaknya relatif kecil dibandingkan dengan kemungkinan mendapatkan tax saving karena berutang (Miller; Warber dalam Ebaid, 2009) Berdasarkan
hal
tersebut,
maka
perusahaan
yang
lebih
menguntungkan memiliki pendapatan yang lebih besar untuk dilindungi dan sebaiknya berutang lebih banyak untuk mengejar keuntungan dari pajak, yaitu beroperasi dengan leverage yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengaruh positif dapat ditemukan dari debt level pada kinerja perusahaan, yaitu profitabilitas perusahaan tersebut. Terdapat banyak penelitianpenelitian terdahulu yang menguatkan hal tersebut (Abor, 2005; Saeedi dan Mahmoodi, 2011).
b. Teori Pecking Order Teori pecking order menyatakan bahwa asimetri informasi antara manajer
dan
menyebabkan
investor
mengenai
peluaang
investasi
perusahaan
saham baru yang dikeluarkan perusahaan dinilai lebih
rendah oleh pasar daripada nilai yang seharusnya yang bisa didapat jika informasi dari manajer mengenai kesempatan investasi di perusahaan commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut terbuka lebar kepada pasar. Teori ini dikembangkan oleh Myers dan Majluf sebagaimana dikutip oleh Ebaid (2009). Menururt teori ini, jika perusahaan mengeluarkan saham baru, hal tersebut dapat merugikan pemegang saham saat ini karena adanya perubahan nilai dari pemegang saham saat ini dan pemegang saham baru. Oleh karena itu, manajer-manajer relatif lebih memilih pembiayaan investasi dengan sumber dari dalam, misalnya laba ditahan. Jika tidak mencukupi, maka manajer lebih memilih berutang sebagai sumber eksternal daripada harus menerbitkan ekuitas baru. Pembiayaan dengan ekuitas merupakan langkah terakhir yang diambil para manajer. Inti dari teori ini adalah bahwa perusahaan yang lebih menguntungkan dan sanggup menghasilkan earnings yang lebih tinggi yang bisa ditahan, relatif lebih sedikit menggunakan utang di dalam struktur modalnya daripada perusahaan yang tidak mampu menghasilkan earnings yang lebih tinggi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif debt level pada kinerja perusahaan, dalam hal ini profitabilitasnya. Beberapa penelitian terdahulu yang mendukung hal tersebut adalah sebagai berikut (Obert dan Olawale, 2010; Mojtahedzadeh et al., 2011)
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Dividend Policy Pada awalnya, kebijakan dividen (dividend policy) diartikan sebagai pilihan perusahaan tentang langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam memutuskan antara memilih untuk membagikan dividen tunai atau menahan labanya. Hal tersebut termasuk frekuensi pembayaran (baik tahunan, setengah tahunan, maupun seperempat tahunan) dan jumlah yang perlu dibayarkan perusahaan jika seandainya memilih untuk membagikan dividen tunai. Saat ini, isu-isu mengenai kebijakan dividen tidak hanya sekadar pembagian dividen biasa, namun sudah jauh melewati lingkup yang ada dengan memasukkan isu-isu seperti memilih untuk mendistribukan tunai via share repurchase (pembelian kembali saham). Masalah lain yang dipertimbangkan adalah cara untuk memelihara dan meningkatkan nilai dari harga sahamsahamnya di pasar saham, dsb. (Hussainey et al, 2011) Akan tetapi menurut Brigham dan Houston (2006), pertanyaan-pertanyaan vital yang saat ini sering ditanyakan oleh manajer perusahaan ketika perusahaan meraih keuntungan adalah:
Berapa banyak arus kas bebasnya yang harus diberikan kepada para pemegang saham?
Akankah perusahaan sebaiknya memberikan uang ini kepada para pemegang sahamnya dengan menaikkan dividen atau membeli kembali sahamnya? commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Apakah perusahaan sebaiknya membayar dividen secara konsisten dan stabil, atau membiarkan saja pembayaran mengalami perubahan yang disesuaikan pada kondisi perusahaan?
Kebijakan dividen perusahaan kemudian menjadi bahan penelitian yang umum selama lebih dari setengah abad. (Lintner, 1956; Gordon dan Shapiro, 1956; Modigliani, 1982) dan sering dihubungkan pada masalah vital perusahaan mulai dari masalah agency hingga share valuation.
4. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan (size) menunjukkan nilai aset yang dimiliki perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki aset lebih banyak daripada perusahaan lain yang sejenis, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak hanya lebih besar daripada perusahaan yang lain, tetapi juga bahwa perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi yang lebih baik. Ketika sebuah perusahaan memiliki kapasitas produksi yang lebih baik daripada perusahaan lain yang sejenis, maka perusahaan tersebut memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan lebih tinggi daripada perusahaan lain yang sejenis. Namun, produktivitas akan mencapai maksimum untuk memenuhi permintaan, pada saat asetnya mencapai suatu jumlah tertentu. (Singapurwoko dan Wahid, 2011). Menurut Kusuma (2005), ada tiga teori yang secara implisit menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan, antara lain: commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Teori Teknologi Teori ini menekankan pada modal fisik, economies of scale, dan lingkup (scope) sebagai faktor-faktor yang mejadi penentu besarnya ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya pada profitabilitas. Fokus teori ini adalah pada proses produksi dan investasi pada modal fisik yang diperlukan
untuk
menghasilkan
output.
Jika
diasumsikan
terdapat
perkembangan teknologi pada fungsi produksi, maka akan ada peningkatan pada output.. Peningkatan skala ekonomis (economies of scale) membuat biaya tetap menyebar ke dalam volume produksi yang lebih banyak. Dengan demikian, akan
terdapat
penurunan
rata-rata
biaya
dan
peningkatan
tingkat
pengembalian modal yang diinvestasikan. Teori teknologi tidak bisa menjelaskan bahwa efisiensi dan profitabilitas akan terjadi terus-menerus ketika perusahaan berekspansi dengan memanfaatkan hanya teknologi murni.
b. Teori Organisasi Teori ini menjelaskan hubungan profitabilitas dengan ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi, biaya keagenan dan rentang biaya-biaya pengendalian (span of control costs). Teori ini juga memasukkan teori organisasi critical resources dan teori kompetensi. Biaya transaksi merupakan biaya perencanaan, pengadaptasian, dan pemonitoran commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyelesaian tugas dan kinerja pada suatu organisasi. Termasuk di dalamnya biaya yang terjadi dalam menyiapkan dan menegosiasikan kesepakatan kerja serta biaya penyelesaian Biaya keagenan berkaitan dengan adanya konflik kepentingan di antara stakeholders sebagai akibat adanya asimetri informasi dan keinginan untuk mencari keuntungan pribadi (self-seeking behavior). Jika rentang asimetri informasi semakin besar, maka akan semakin besar pula biaya keagenannya. Teori organisasi perusahaan yang didasarkan pada biaya transaksi, keagenan, dan rentang kendali memperkirakan bahwa pada output tertentu rata-rata per unit biaya transaksi dan keagenan akan meningkat, namun
akan menghapus (offset) luas dan skala ekonomi
(economies of scale and scope) sehingga menghasilkan ukuran perusahaan yang optimal untuk mendapatkan profitabilitas. Teori critical resource menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumberdaya perusahaan seperti aset, teknologi, dan kekayaan intelektual sebagai faktor-faktor penentu ukuran perusahaan. Teori ini juga mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran perusahan maka profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada suatu ukuran tertentu profitabilitas perusahaan akan menurun. Teori kompetensi menyatakan bahwa perusahaan merupakan kumpulan kompetensi
yang mampu
memperoleh laba melebihi biaya modal. Kompetensi tersebut dapat berupa teknologi produksi yang lebih unggul, kemampuan dalam memasarkan commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produk, kemampuan dalam riset dan pengembangan produk, dan sebagainya. Apabila suatu perusahaaan memiliki satu atau lebih dari kompetensi tersebut, perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya dan sanggup mendapatkan profit lebih dari yang diharapkan. Akan tetapi, agar perusahaan dapat melindungi posisi tersebut, pihak perusahaan harus merahasiakan kompetensi yang dimilikinya dalam membuat produk yang lebih unggul agar tidak dititru oleh perusahaan yang lainnya. Teori kompetensi tidak mengasumsikan bahwa perusahaan besar lebih menguntungkan daripada perusahaan kecil. Teori ini justru menyatakan bahwa perusahaan kecil bisa mendapatkan tingkat laba yang sama dengan perusahaan besar karena keduanya memiliki perbedaan kompetensi yang memungkinkan perusahaan kecil tersebut mendapatkan kelebihan laba.
c. Teori institusional Teori institusional menjelaskan tentang ukuran perusahaan dengan faktor-faktor seperti sistem perundang-undangan, peraturan anti-trust, perlindungan paten, ukuran pasar, dan perkembangan pasar keuangan.
5. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perusahaan dengan penjualan yang stabil dapat commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat penjualannya tidak stabil (Brigham dan Houston, 2006). Pertumbuhan penjualan yang dapat dijadikan sebagai indikator peluang perusahaan merupakan faktor penting yang membuat perusahaan dapat menikmati peningkatan profitabilitas (Teruel dan Solano, 2007).
6. Kinerja Keuangan Perusahaan Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja peusahaan, termasuk di antaranya adalah dengan menggunakan profitability ratios. Profitability ratios adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan (Brigham dan Houston, 2001). Investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan profitability ratios, misalnya pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen (Sartono, 1996). Rasio yang termasuk dalam profitability ratios yang sering digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam berbagai penelitian adalah ROA, ROE, dan profit margin (Abor, 2007; Kyereboah-Coleman, 2007; Ebaid, 2009). Rasio yang digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini adalah ROA. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan (Sartono, 1996). Rasio ROA sering digunakan oleh top commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manajemen untuk mengevaluasi unit-unit usaha dalam perusahaan multidivisional. Manajer divisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktiva yang digunakan dalam divisi tersebut, tetapi kurang memiliki pengaruh terhadap cara agar aktiva tersebut dibiayai karena divisi tersebut tidak merancang untuk mencari pinjaman sendiri, pengeluaran obligasi maupun saham (Munawir, 2008).
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Ebaid (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh pemilihan kebijakan struktur modal pada kinerja perusahaan yang ada di Mesir selama periode 9 tahun. Dalam penelitian tersebut struktur modal diproksikan dengan utang jangka pendek terhadap total aset, utang jangka panjang terhadap total asset, total utang terhadap total aset. Sementara itu, kinerja keuangan diproksikan dengan ROE, ROA, dan GM. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa utang jangka pendek berpengaruh negatif pada ROA, begitu pula dengan pengaruh total utang pada ROA. Akan tetapi, ketika diuji dengan ROE dan GM, baik utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan total utang tidak memiliki pengaruh signifikan. Abor (2007) melakukan penelitian tentang kebijakan utang (struktur modal) dan dampaknya pada perusahaan kecil dan menengah yang berada di Ghana dan Afrika Selatan selama periode enam tahun. Penelitiannya menemukan bahwa kebijakan utang berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan kecil dan menengah di Ghana. Dalam penelitian tersebut utang jangka panjang berpengaruh positif pada commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
GM, sementara utang jangka pendek berpengaruh sebaliknya dan berlaku pada kedua negara. Ketika diuji di Ghana, baik utang jangka panjang, utang jangka pendek, maupun total utang berpengaruh negatif pada ROA. Di lain pihak, ketika diuji di Afrika Selatan, utang jangka pendek berpengaruh positif pada ROA, akan tetapi utang jangka panjang dan total utang berpengaruh negatif pada ROA Amidu (2007) melakukan penelitian mengenai dampak yang ditimbulkan kebijakan dividen dengan proksi dividend payout ratio pada kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA, ROI, dan Tobin’s Q. Hasilnya adalah dividend payout ratio berpengaruh negatif pada ROA dan ROE. Penelitiannya juga memasukkan variabel pertumbuhan penjualan yang setelah diuji ternyata pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada ROA. Teruel dan Solano (2007) melakukan penelitian tentang modal kerja dengan variabel dependennya adalah account receivable, inventories, account payable, cash conversion cycle, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, struktur modal, annual GDP growth dan variabel dependennya ada kinerja keuangan (ROA). Hasil penelitiannya adalah ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada kinerja keuangan, sementara account receivable, inventories, account payable, cash conversion cycle, dan struktur modal berpengaruh negatif pada ROA.
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, ingin diuji pengaruh kebijakan struktur modal, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan pada kinerja keuangan perusahaan. Kebijakan struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan dengan rasio leverage. Rasio tersebut adalah total debt to total assets (TDA). Lalu, kebijakan dividen diukur dengan dividend payout ratio. Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma dari total assets. Pertumbuhan penjualan diukur dengan menghitung penjualan tahun ini dikurangi penjualan tahun lalu kemudian dibagi penjualan tahun lalu. Sementara itu, kinerja keuangan perusahaan diukur dengan rasio profitabilitas, yaitu ROA. Oleh karena itu, dimasukkan struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel independen, sedangkan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen. Alur penelitian tersebut digambarkan sebagai kerangka penelitian sebagai berikut ini.
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
Struktur Modal
Kebijakan Dividen
digilib.uns.ac.id
H1
H2
Ukuran Perusahaan
H3
Pertumbuhan Penjualan
H4
Kinerja Keuangan Perusahaan
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Modal pada Kinerja Keuangan Perusahaan Rasio leverage (utang) menekankan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang. Berdasarkan teori Pecking Order, semakin besar rasio ini, menunjukkan bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan Abor (2007)
menghasilkan temuan bahwa
struktur modal berpengaruh negatif siginifikan pada kinerja keuangan perusahaan commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(ROA). Hasil ini didukung oleh penelitian Saeedi dan Mahmoodi (2011) yang menghasilkan temuan bahwa struktur modal berpengaruh negatif siginifikan pada kinerja keuangan perusahaan (ROA). Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Struktur modal berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan. 2. Pengaruh Kebijakan Dividen (DPR) pada Kinerja Keuangan Perusahaan Manajemen dalam suatu perusahaan akan berurusan dengan berbagai macam keinginan para pemegang saham. Oleh karena itu, kebijakan dividen yang dilakukan bisa berpengaruh negatif maupun positif. Namun, Amidu (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang membayar dividen akan mengurangi jumlah laba ditahan yang akan mempengaruhi pembiayaan atau investasi dengan dana internal. Penelitian yang dilakukan Amidu (2007) menghasilkan temuan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan negatif pada kinerja keuangan perusahaan (ROE dan ROA). Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Kebijakan dividen berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan 3. Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Kinerja Keuangan Perusahaan Rajan dan Zingales dalam Hadri Kusuma (2005) menyebutkan bahwa menurut teori critical resources, semakin besar ukuran perusahaan perusahaan commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maka profitabilitas juga akan meningkat, tetapi pada titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan akhirnya akan menurunkan laba (profit) perusahaan. Teori critical resources menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumberdaya perusahaan seperti aset, teknologi, kekayaan intelektual sebagai faktor-faktor yang menentukan ukuran perusahaan. Dengan adanya sumberdaya yang besar, maka perusahaan dapat melakukan investasi baik untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap dan juga memenuhi permintaan produk. Hal ini akan semakin memperluas pangsa pasar. Teruel dan Solano (2007) menghasilkan temuan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif pada kinerja keuangan perusahaan (ROA). Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan. 4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Perusahaan pada Kinerja Keuangan Perusahaan Suatu perusahaan tidak akan berjalan tanpa didukung sistem penjualan yang baik. Penjualan merupakan salah satu esensi utama dari suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang baik cenderung lebih menguntungkan daripada yang tidak. Oleh karena itu, ramalan penjualan yang tepat sangatlah diperlukan, agar perusahaan dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Dengan menggunakan rasio pertumbuhan penjualan, perusahaan commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat mengetahui trend penjualan dari produknya dari tahun ke tahun. Brigham dan Houston (2006) menyebutkan bahwa penjualan harus dapat menutupi biaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Maka dari itu, perusahaan dapat menentukan langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi kemungkinan naik atau turunnya penjualan pada tahun yang akan datang. Penelitian yang dilakukan Amidu (2007) menghasilkan temuan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh siginifikan positif pada kinerja keuangan perusahaan (ROA). Berdasarkan temuan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H4 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan.
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini berupa studi kasus, yaitu permasalahan yang ditentukan dalam penelitian ini merupakan masalah yang terjadi pada objek penelitian ini yaitu perusahaan-perusahaan yang go public di BI. Studi kasus ini digunakan untuk menjelaskan permasalahan-permasalahan yang terjadi dan pemecahan masalah tersebut berdasarkan data yang ada sesuai dengan yang diteliti pada perusahaan-perusahaan yang go public tersebut.
B. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang menarik perhatian yang ingin diteliti oleh peneliti (Sekaran dan Bougie, 2010). Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang beroperasi di Indonesia setidaknya mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 dan secara rutin melaporkan posisi keuangannya kepada Bursa Efek Indonesia. Sampel adalah bagian dari populasi (Sekaran dan Bougie, 2010). Sampel penelitian ini diambil dari populasi dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang berdasar pada pertimbangan tertentu
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Telah go publik sejak tahun 2007 sampai tahun 2010. 2. Menerbitkan laporan keuangan empat tahun berturut-turut selama tahun 2007-2010. 3. Perusahaan tersebut pernah membagikan dividen pada rentang waktu tersebut. 4. Tidak memiliki saldo laba negatif selama periode 2007-2010. 5. Mengalami pertumbuhan penjualan selama periode 2007-2010. 6. Demi menghindari pengaruh parsial dalam perhitungan rasio keuangan, maka laporan keuangan perusahaan tersebut harus mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember. 7. Perusahaan yang bergerak di sektor keuangan tidak dimasukkan. Alasan yang mendasari tidak dimasukkannya perusahaan yang bergerak di sektor keuangan adalah karena mereka memiliki sifat dan peraturan-peraturan yang berbeda atau khusus (specialised regulatory nature) daripada perusahan yang bergerak di sektor non-keuangan (Hussaeny et al., 2011).
C. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data kuantitatif yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perantara berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang go public di Indonesia Stock Exchange tahun 2007-2010. Sumber data diperoleh peneliti melalui melalui website www.idx.go.id dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan/atau memfotokopi dari arsip maupun dokumentasi perusahaan yang relevan dengan masalah yang diteliti. Data yang digunakan diambil dari laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, dalam penelitian ini digunakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu Return on Assets. Return on Asset atau biasa disingkat ROA adalah pengembalian atas total aktiva yang merupakan rasio laba bersih terhadap total aktiva. ROA merefleksikan seberapa banyak hasil yang diperoleh oleh perusahaan atas segala sumberdaya keuangan yang telah ditanamkan pada perusahaan. ROA = commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan a. Struktur Modal Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan debt ratio. Debt ratio merupakan rasio antara total debt dan total aset dan dalam penelitian ini disimbolkan dengan TDA. TDA = b. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen dalam penelitian ini diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend payout ratio adalah rasio dividen per saham dengan laba per saham untuk semua tahun tersedia. Dihitung dengan membagi dividen per saham (dividend per share) dengan pendapatan per saham (earnings per share). Dividend Payout Ratio = c. Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan, dalam penelitian ini disimbolkan dengan size, dapat diukur dengan menghitung log dari total assets. Size = log total assets
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan, disimbolkan dengan growth, diperoleh dengan membandingkan penjualan periode sekarang minus penjualan periode sebelumnya dengan penjualan periode sebelumnya. Growth = F. Metode Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji, normalitas, multikolinearitas, heteroskedatisitas, dan autokorelasi. Masing-masing pengujian asumsi klasik tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi dalam model regresi pada variabel penggganggu atau variabel residual (Ghozali, 2005). Seperti diketahui, dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2005). Kalau asumsi ini dilarang maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005).
b. Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) di dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar-sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005). Multikolinearitas antar variabel independen dapat dilihat dari nilai tolerance dan variances inflation factor (VIF) (Ghozali, 2005). Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variabel independen yang satu yang dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai tolerance yang rendah sama artinya dengan nilai VIF yang tinggi (Ghozali, 2005). Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikoliniearitas.
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Heteroskedastisitas Uji
heteroskesdastisitas
bertujuan
untuk
menguji
adanya
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastis. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdastis karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Ghozali, 2005). Untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan
residuaalnya
SRESID.
Deteksi
ada
tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Titik-titik harus menyebar secara acak (random), baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
d. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linier. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal
dari
individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005).
Kriteria adanya
autokorelasi dengan uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut: 1) Jika 0 < d < dl, maka terdapat autokorelasi positif. 2) Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada kepastian adanya autokorelasi. 3) Jika 4-dl < d < 4, maka terdapat korelasi negatif. 4) Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl, maka tidak ada kepastian adanya autokorelasi. 5) Jika du < d < 4-du, maka tidak terdapat autokorelasi, baik positif maupun negatif.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pengujian Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah Ho diterima (Ghozali, 2005). Pengaruh kinerja keuangan perusahaan pada leverage keuangan diukur dengan persamaan rumus sebagai berikut: ROAI,t = β0 + β1TDAI,t + β2DPR I,t + β3Size I,t + β4Growth + eI,t Keterangan: ROAI,t = Kinerja keuangan perusahaan TDAI,t = Struktur modal DPR I,t = Kebijakan dividen SizeI,t = Ukuran perusahaan Growth I,t = Pertumbuhan penjualan E
= error
commit to user 36
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur tingkat kemampuan
model dalam menerangkan variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2005).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statisitk F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = ........= bk = 0
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : HA : b1 ≠ b2 ≠ .......≠ bk ≠ 0 artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005).
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau : Ho : bi = 0 artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau : HA : bi ≠ 0 artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005).
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, kebijakan dividen ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20072010. Dalam bab ini akan disajikan analisis data penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan di bab sebelumnya dengan metode analisis yang telah ditentukan. Hipotesis tersebut adalah pengaruh struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2010. Hipotesis tersebut masih bersifat sementara yang memerlukan pengujian secara empiris yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan program SPSS 15 for Windows.
A.
Distribusi Sampel Objek penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2010. Penelitian ini menggunakan teknik pengambil sampel secara purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Data yang digunakan sebagai sampel di penelitian ini adalah data sekunder diperoleh commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari ICMD 2010 dan 2011. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut: Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Keterangan Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel tahun 2007 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tahun 2007 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel tahun 2008 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tahun 2008 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel tahun 2009 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tahun 2009 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sampel tahun 2010 Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel tahun 2010 Total perusahaan yang dijadikan sampel
Jumlah 430 379 51 380 50 397 33 373 57 191
Dari tabel IV.1, diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 191 perusahaan. B.
Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
dalam
penelitian
ini
digunakan
untuk
mendeskripsikan variabel-variabel penelitian tanpa menghubungkan atau membandingkan dengan variabel lain, jadi menceritakan karakteristik statistik suatu variabel secara mandiri. Nilai deskriptif data dari masing-masing variabel penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.2 Hasil Output Descriptive Statistics Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TDA
191
.06
.95
.4519
.18890
DPR
191
.01
152.18
31.5119
28.34398
Size
191
4.80
8.05
6.3821
.67958
Growth
191
.07
512.28
29.1818
43.85599
ROA
191
.41
62.16
10.1110
9.37699
Valid N (listwise)
191
Berdasarkan hasil output statistik deskriptif data variabel penelitian yang disajikan dalam Tabel IV.2, dapat diketahui: 1. Struktur Modal (TDA) Struktur modal memiliki nilai minimum sebesar 0,06 dan nilai maksimum sebesar 0,95. Nilai rata-ratanya sebesar 0,4519 dan standar deviasinya sebesar 0,18890. 2. Kebijakan Dividen (DPR) Kebijakan dividen memiliki nilai minimum sebesar 0,01% dan nilai maksimum sebesar 152,18%. Nilai rata-ratanya sebesar 31,5119 dan standar deviasinya sebesar 28,34398. 3. Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 4,80 dan nilai maksimum sebesar 8,05. Nilai rata-ratanya sebesar 6,3821 dan standar deviasinya sebesar 0,67958.
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Pertumbuhan Perusahaan (Growth) Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,07 dan nilai maksimum sebesar 512,28. Nilai rata-ratanya sebesar 29,1818 dan standar deviasinya sebesar 43,85599. 5. Kinerja Keuangan Perusahaan (ROA) Kinerja peuangan perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0,41% dan nilai maksimum sebesar 62,16%. Nilai rata-ratanya sebesar 10,1110% dan standar deviasinya sebesar 9,37699%.
C.
Pengujian Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas mempunyai tujuan untuk menentukan normaltidaknya distribusi variabel dependen dan independen dalam persamaan regresi. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji KolmogorovSmirnov dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1)
Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2)
Apabila angka signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi normal. Hasi uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut ini:
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.3 Hasil Output Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TDA N Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Std. Deviation
DPR
Size
Growth
ROA
191
191
191
191
191
.4519
31.5119
6.3821
29.1818
10.1110
.18890
28.34398
.67958
43.85599
9.37699
Absolute
.063
.136
.080
.253
.151
Positive
.063
.136
.080
.200
.151
Negative
-.056
-.133
-.040
-.253
-.150
Kolmogorov-Smirnov Z
.865
1.880
1.110
3.502
2.082
Asymp. Sig. (2-tailed)
.443
.002
.170
.000
.000
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Berdasarkan Tabel IV.3, data untuk variabel TDA dan Size berdistribusi normal karena masing-masing memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,443 dan 0,170. Sementara itu, data untuk variabel DPR, Growth, dan ROA tidak berdistribusi normal dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 yaitu 0,00 untuk Growth dan ROA, sementara nilai signifikansi DPR sebesar 0,002. Oleh karena DPR, Growth, dan ROA tidak normal, maka perlu ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam bentuk akar kuadrat.
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.4 Hasil Output Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TDA N Mean Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Std. Deviation
Size
SQRTDPR
SQRTGrowth
SQRTROA
191
191
191
191
191
.4519
6.3821
4.9635
4.7501
2.9008
.18890
.67958
2.62905
2.57930
1.30582
Absolute
.063
.080
.091
.089
.067
Positive
.063
.080
.084
.089
.067
Negative
-.056
-.040
-.091
-.068
-.052
Kolmogorov-Smirnov Z
.865
1.110
1.254
1.236
.921
Asymp. Sig. (2-tailed)
.443
.170
.086
.094
.364
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Tabel IV.4 menunjukkan bahwa SQRTGrowth, SQRTROA, dan SQRTDPR telah berditrisbusi normal. Setelah semua variabel berdistribusi normal, sebagian variabel ternyata berubah ke bentuk akar kuadrat, sehingga model persamaan regresi yang digunakan dalam persamaan ini adalah sebagai berikut: SQRTROAI,t = β0 + β1TDAI,t + β2SQRTDPRI,t
+ β3Size
I,t
+
β4SQRTGrowth I,t + eI,t
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar-variabel bebas di dalam model regresi. Untuk mengetahui adanya multikolinearitas dapat diukur dengan Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1, commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada variabel yang digunakan dalam model tersebut. Model persamaan regresi ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel TDA, Size, SQRTDPR, dan SQRTGrowth pada variabel SQRTROA. Hasil uji multikolinearitas pada model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel IV.5 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Keterangan TDA 0,935 1,070 Tidak terjadi multikolinearitas Size 0,947 1,056 Tidak terjadi multikolinearitas SQRTDPR 0,963 1,039 Tidak terjadi multikolinearitas SQRTGrowth 0,918 1,089 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Data sekunder diolah (lampiran) Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa pada model persamaan regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas karena keempat variabel tersebut memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui adanya ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Hasil uji heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar IV. 1 commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar IV.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Output SPSS 15 Penyebaran titik yang acak mengindikasikan tidak adanya heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya dalam model regresi linear. Untuk mendeteksi autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson (DW test). Dari tiap model kemudian dicari nilai Durbin Watson-nya untuk kemudian dibandingkan dengan nilai tabel dengan nilai signifikansi 5%. commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary(b) Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
.454(a) .206 .189 1.17578 a Predictors: (Constant), SQRTGrowth, Size, SQRTDPR, TDA b Dependent Variable: SQRTROA
1.964
Hasil uji autokorelasi yang disajikan dalam Tabel IV.6 menunjukan bahwa nilai Durbin-Watson dalam model regresi tersebut adalah sebesar 1,964 yang memiliki nilai lebih besar dari 1,810 (du) dan lebih kecil daripada 2,190 (4-du). Artinya, tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi tersebut.
2. Uji Hipotesis dan Pembahasan Dalam penelitian ini, hipotesis dianalisis dengan analisis regresi linear berganda (multiple regression) untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen, yaitu struktur modal (TDA), kebijakan dividen (DPR), ukuran perusahaan (Size), dan pertumbuhan penjualan (Growth) pada variabel dependen, yaitu kinerja keuangan (ROA). Pengujian hipotesis terdiri dari uji koefisien determinasi (Uji R2), uji koefisien regresi secara simultan (Uji F), dan uji koefisien regresi secara parsial (Uji t). Di dalam penelitian ini, beberapa variabel independen
maupun
variabel dependen ditransformasikan ke dalam bentuk akar kuadrat dengan commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tujuan untuk normalitas data. Transformasi data tersebut mengakibatkan perubahan pada persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut: SQRTROAI,t = β0 + β1TDAI,t + β2SQRTDPRI,t
+ β3Size
I,t
+
β4SQRTGrowth I,t + eI,t Setelah dilakukan analisis regresi berganda, didapatkan hasil sebagai berikut: SQRTROAI,t = 2,688 + -3,164 TDAI,t + 0,015 SQRTDPRt + 0,263 Size I,t + 0,009 SQRTGrowth
a. Uji koefisien determinasi (Uji R2) Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi dan besar persentase variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tabel IV.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.454(a) .206 .189 1.17578 a Predictors: (Constant), SQRTGrowth, Size, SQRTDPR, TDA
Tabel IV.7 menunjukkan bahwa besar adjusted R2 adalah 0,189. Artinya, 18,9% variasi SQRTROA dapat dijelaskan oleh variabel independen TDA, Size, SQRTDPR dan SQRTGrowth. Sedangkan commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sisanya sebesar 81.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar keempat variabel tersebut.
b. Uji koefisien regresi secara simultan (Uji F) Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) pada variabel dependen. Tabel IV.8 Hasil Uji Koefisien Regresi secara Simultan Variabel Dependen SQRTROA
F
Sig.
12,088 0,000
Keterangan Berpengaruh signifikan
Sumber: Data sekunder diolah (lampiran) Hasil pengolahan data pada tabel menunjukkan nilai uji F sebesar 12,088 dengan signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05). Pengujian statistik ini menunjukkan bahwa H0 ditolak, dan Ha diterima. Artinya TDA, Size, SQRTDPR, dan SQRTGrowth secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada SQRTROA. Kesimpulannya, semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi secara signifikan variabel dependen.
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh individu (parsial) variabel independen pada variabel dependen dengan asumsi variabel lain konstan. Tabel IV.9 Hasil Uji Koefisien Regresi secara Parsial
Model 1
Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
t
(Constant)
B 2.688
Std. Error .854
B 3.148
Std. Error .002
TDA
-3.164
.467
-.458
-6.775
.000
Size
.263
.129
.137
2.035
.043
-.015
.033
-.031
-.463
.644
.009
.035
.018
.266
.791
SQRTDPR SQRTGrowth
Beta
Sig.
a Dependent Variable: SQRTROA
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa pada model regresi pertama: a) Variabel Struktur Modal (TDA) Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -6,775 dengan signifikansi 0,000 yang artinya signifikan pada tingkat signifikan 0,05. b) Variabel Size Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,035 dengan signifikansi 0,043 yang artinya signifikan pada tingkat signifikan 0,05. commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Variabel Kebijakan Dividen (SQRTDPR) Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -0,463 dengan signifikansi 0,644 yang artinya tidak signifikan pada tingkat signifikan 0,05. d) Variabel Pertumbuhan Penjualan (SQRTGrowth) Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,266 dengan signifikansi 0,791 yang artinya tidak signifikan pada tingkat signifikan 0,05.
D.
Pembahasan Setelah dilakukan pengujian variabel-variabel secara simultan (Uji F), parsial (Uji t), dan uji ketepatan koefisien determinasi (Uji R2), dapat diinterpretasikan hasilnya sebagai berikut: 1. Pengaruh Struktur Modal pada Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa struktur modal (TDA) berpengaruh negatif signifikan pada kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan oleh ROA. Nilai koefisien variabel independen TDA sebesar -3,164 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel TDA, maka akan menurunkan SQRTROA sebesar -3,164 dengan syarat variabel lain dianggap konstan.
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil ini sesuai dengan teori pecking order yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih profitable menggunakan utang lebih sedikit dalam struktur modalnya. Para manajer relatif lebih sering menggunakan dana internal sebagai sumber dana utama pembiayaan peluang investasi. Manajer akan mencari dana eksternal apabila dana internal tidak mencukupi. Hasil ini mendukung penelitian Abor (2007) yang meneliti mengenai pengaruh kebijakan struktur modal pada kinerja perusahaan yang salah satunya diproksikan dengan ROA. Berdasarkan hasil penelitiannya, ditemukan bahwa TDA berpengaruh negatif pada ROA. Artinya, jika mendasarkan pada ROA, perusahaan yang lebih profitable, relatif sedikit bergantung pada utang sebagai kebijakan pendanaan mereka. Perusahaan yang menggunakan kebijakan struktur modal yang proporsi utangnya cenderung lebih besar sebagai sumber pendanaan utama akan berakibat pada menurunnya profitabilitas (ROA). Bahkan, dapat mengakibatkan kebangkrutan jika proporsi utangnya terlalu besar. Maka dari itu, kebijakan struktur modal cukup krusial bagi suatu perusahaan. Namun demikian, bukan berarti perusahaan harus menghapus utang. Dalam mencapai struktur modal yang optimal, peningkatan utang dapat berpengaruh positif pada kinerja keunagan, tetapi setelah melewati batas optimal rasio utang, utang dapat menurunkan profitabilitas. Atas dasar itu, maka dimungkinkan perusahaan-perusahaan yang tercatat sebagai sampel dalam
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penelitian ini mempunyai utang dengan proporsi yang melebihi batas optimal rasio utang. 2. Pengaruh Kebijakan Dividen pada Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa kebijakan dividen (SQRTDPR)
berpengaruh negatif tidak signifikan pada
kinerja perusahaan yang diproksikan oleh ROA. Hasil ini tidak mendukung penelitian Amidu (2005) yang meneliti mengenai pengaruh kebijakan dividen (DPR) pada kinerja perusahaan yang menggunakan ROA dan ROE sebagai proksi profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitiannya, ditemukan bahwa DPR berpengaruh negatif baik pada ROA maupun ROE. Dengan demikian, proporsi pembayaran dividen tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu ragu-ragu dalam menentukan besarnya dividen yang diberikan kepada para pemegang saham karena tidak berefek pada profitabilitas perusahaan tersebut. Akan tetapi, dimungkinkan tidak terdapat pengaruh signifikan karena persentase DPR di perusahaan-perusahaan yang tercatat sebagai sampel di penelitian ini relatif kecil. 3. Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (Size) berpengaruh positif signifikan pada kinerja commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan yang diproksikan oleh ROA. Nilai koefisien variabel independen Size sebesar 0,263 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu satuan variabel Size, maka akan menaikkan SQRTROA sebesar 0,263 dengan syarat variabel lain dianggap konstan. Hasil ini mendukung penelitian Teruel dan Solano (2007) yang dalam penelitiannya turut meneliti pengaruh Size pada ROA. Hasil penelitiannya menghasilkan temuan bahwa Size berpengaruh positif pada ROA. Hasil ini juga sejalan dengan teori critical resources yang menekankan pada pengendalian oleh pemilik perusahaan terhadap sumberdaya perusahaan seperti aset, teknologi, dan kekayaan intelektual yang diungkapkan oleh Rajan dan Zingales dalam Hadri Kusuma (2009). Teori tersebut menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka profitabilitasnya akan meningkat. Sama halnya dengan teori tekonologi yang berfokus pada proses produksi dan investasi pada modal fisik yang diperlukan untuk menghasilkan output. Apabila dalam fungsi produksi diasumsikan terjadi perkembangan teknologi maka outputnya bisa meningkat Hal ini bisa dikarenakan karena perusahaan yang besar tentunya juga menghasilkan lebih banyak produk/jasa karena memiliki faktor-faktor produksi yang juga lebih banyak daripada perusahaan yang kecil. Produk/jasa yang lebih banyak tentu saja akan menghasilkan profit yang lebih banyak pula. Perusahaan yang lebih besar juga dapat menikmati economies of scale, yaitu keuntungan yang didapatkan karena commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menurunnya komponen biaya tetap per unit karena jumlah output yang semakin besar. 4. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan pada Kinerja Perusahaan Hasil pengujian yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan (Growth) berpengaruh positif tidak signifikan pada kinerja perusahaan yang diproksikan oleh ROA. Hasil ini tidak mendukung penelitian Amidu (2005) yang meneliti mengenai pengaruh pertumbuhan penjulan perusahaan pada kinerja perusahaan. Penelitiannya menghasilkan temuan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan berpengaruh positif pada ROA. Pertumbuhan perusahaan merupakan gambaran dari prospek masa depan perusahaan dan peluang investasi, namun tampaknya hal tersebut tak memiliki pengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini bisa terjadi karena bila beban-beban juga meningkat, misalnya beban pokok penjualan, maka, ketika penjualan meningkat, belum tentu profitabilitas akan meningkat.
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis statistik mengenai pengaruh struktur modal, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan penjualan pada kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel independen yang meliputi struktur modal (TDA), kebijakan dividen (DPR), ukuran perusahaan (Size), pertumbuhan penjualan (Growth) secara simultan berpengaruh positif signifikan pada variabel dependen, yaitu kinerja keuangan perusahaan (ROA). 2. Variabel struktur modal (TDA) secara negatif berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yaitu diduga struktur modal berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan. 3. Variabel kebijakan dividen (DPR) tidak berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yaitu diduga kebijakan dividen berpengaruh negatif pada kinerja keuangan perusahaan. 4. Variabel ukuran perusahaan (Size) secara positif berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yaitu
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diduga ukuran perusahaan berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan. 5. Variabel pertumbuhan penjualan (Growth) tidak berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yaitu diduga pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada kinerja keuangan perusahaan. 6. Besarnya kemampuan variabel independen yang meliputi struktur modal (TDA), kebijakan dividen (DPR), ukuran perusahaan (Size), pertumbuhan penjualan (Growth) secara simultan dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu kinerja keuangan perusahaan (ROA) adalah sebesar 18,9%. Artinya, sisa sebesar 81.1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar keempat variabel tersebut.
B.
Keterbatasan Penelitian Selama proses penelitian, ada beberapa keterbatasan-keterbatas yang menyebabkan penelitian ini memiliki kekurangan-kekurangan sehingga bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hail yang lebih baik lagi. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder sehingga peneliti tidak bisa mengendalikan dan mencegah apabila terjadi kesalahan commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perhitungan dalam sumber yang digunakan sebagai sumber data sehingga penelitian ini bergantung pada keakuratan sumber data tersebut, yang dalam penelitian ini adalah Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan. 2. Periode pengamatan dalam penelitian ini relatif singkat, yaitu tahun 20072010, sehingga kurang dapat menggambarkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. 3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah empat variabel, sehingga kekuatan penjelas pada model regresi dalam penelitian ini kurang kuat.
C.
Saran Terdapat beberapa saran yang diharapkan mampu mnjadi penunjang dan media penambah informasi bagi beberapa pihak yang berkepentingan. Di antaranya adalah: 1. Bagi Perusahaan Dapat mempertimbangkan keempat variabel dalam penelitian ini dalam menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan perusahaan demi meningkatkan
kinerja
keuangan
(profitabilitas)
sehingga
dapat
mempengaruhi pihak ketiga dalam memperoleh dana. Perusahaan bisa
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengurangi rasio utang dan memanfaatkan dana internal serta menambah total aset demi meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi Investor Para investor sebaiknya menggunakan hal-hal yang berpengaruh signifikan pada profitabilitas sebagai bahan pertimbangan agar bisa menentukan kebijakan investasi yang tepat. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya. a. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan data dengan rentang periode penelitian yang lebih panjang sehingga hasilnya lebih akurat dan lebih bisa menggambarkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. b. Menambah variabel-variabel lain yang dapat menjelaskan kinerja keuangan perusahaan sehingga penelitian selanjutnya dapat menemukan hasil dan pemahaman baru.
commit to user 59