Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
ANALISIS PENGARUH FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN Aisyah Wijayanti Kusumaningrum Murtanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti ABSTRACT The objective of the empirical study is to examine and to analyze the influence of fraud diamond for detecting financial statement fraud. This research uses secondary data. The sample of this research is banks that listed in Indonesian Stock Exchange for the period of 2010 until 2014. Total sampel is 110. The sampling method used in this research is purposive sampling method. The research is using logistic regression for analysing data. The result shows that (1) the personal financial needss variable that proxied by insiders’ stock ownership, the financial targets variable that proxied by ROA, the nature of industry variable that proxied by loan to deposit ratio and the ineffective monitoring variable that proxied by ineffective whistle blowing system have negative influence; (2) the external pressure variable that proxied by debt ratio, the ineffective monitoring variable that proxied by ineffective antifraud program and training and the structural organization variable that proxied by director changes have positive influence on detecting financial statement fraud; (3) the financial stability variable that proxied by CAR and NIM, the rationalization variable that proxied by auditor changes, the positioning variable that proxied by CEO’s tenure and the intelegence variable that proxied by CEO’s education do not have influence on detecting financial statement fraud. Key words : fraud diamond, eckel index, income smoothing ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh fraud diamond untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Sampel penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014. Jumlah sampel adalah 110. Metode sampel yang digunakan penelitian purposive sampling. Penelitian ini menggunakan regresi untuk pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kebutuhan keuangan personal yang diproksikan dengan kepemilikan saham pihak dalam, variabel target keuangan yang diproksikan dengan ROA, variabel sifat industry yang diproksikan dengan loan to deposit ratio, dan monitoring tidak efektif yang diproksi dengan program dan pelatihan antifraud tidak efektif, variabel monitoring tidak efektif yang diproksikan oleh whistleblower system memiliki pengaruh negative terhadap deteksi kecurangan laporan keuangan; (2) variabel tekanan eksternal yang ditunjukkan oleh rasio utang, variabel monitoring tidak efektif yang diproksikan oleh program dan pelatihan antifraud tidak efektif dan pelatihan dan variabel struktur organisasi yang diproksikan oleh perubahan direktur memiliki pengaruh positif pada mendeteksi kecurangan laporan keuangan; (3) variabel stabilitas keuangan yang diproksikan oleh CAR dan NIM, variabel rasionalisasi yang diproksikan oleh perubahan auditor, variabel posisi yang diproksikan oleh penguasaan/tenur CEO dan variabel intelejensi/kecerdasan yang diproksikan oleh pendidik tidak memiliki pengaruh pada mendeteksi kecurangan laporan keuangan. kata kunci: fraud diamond, indek eckel, perataan laba ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 125
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
PENDAHULUAN Latar Belakang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) pada Paragraf 24 (IAI, 2015) menjelaskan bahwa karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Berdasarkan pernyataan di atas, maka sudah seharusnya laporan keuangan dibuat secara benar sesuai dengan yang seharusnya terjadi. Laporan keuangan yang wajar tidak dibuat melebihi atau mengurangi dari yang sebenarnya terjadi. Namun, sampai saat ini masih saja banyak perusahaan yang mengabaikan karakteristik keandalan sehingga memicu terjadinya tindak kecurangan, khususnya terhadap laporan keuangan. ACFE membagi kecurangan dalam tiga tipe, yaitu internal fraud, external fraud dan fraud against individuals. Dari ketiga tipe kecurangan tersebut, internal fraud atau kecurangan dari dalam perusahaan memang sangatlah sulit untuk diungkapkan karena kecurangan tipe tersebut dilakukan oleh para pejabat atau pegawai dari dalam perusahaan sendiri. Berbagai cara dapat dilakukan dengan mudah bagi manajemen untuk membuat laporan keuangan yang curang. Salah satunya adalah dengan melakukan praktek perataan laba (income smoothing). Hal ini dilakukan dengan meratakan laba tahunan agar terlihat tidak terlalu fluktuatif bagi investor. Cressey (1953) dalam Tuanakotta (2007) mengembangkan teori pemicu terjadinya tindak kecurangan yang dikenal dengan fraud triangle atau segitiga kecurangan, yaitu pressure (tekanan), opportunity (peluang), dan rationalization (rasionaliasi). Kemudian SAS No. 99 tahun 2002 menguraikan fraud triangle lebih terperinci. SAS No. 99 membagi faktor tekanan (pressure) dan peluang (opportunity) ke dalam beberapa kategori. Untuk pressure factor, SAS No. 99 membagi menjadi financial stability, external pressure, personal financial needs, dan financial targets. Sedangkan untuk opportunity factor terbagi menjadi nature of industry, ineffective monitoring, dan organizational structure. Wolfe dan Hermanson (2004) dalam The CPA Journal mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kapabilitas tertinggi memiliki kemampuan yang lebih besar untuk melakukan kecurangan. Mereka juga menyebutkan komponen dari kapabilitas diantaranya adalah position/function (posisi/jabatan), brains (kecerdasan), confidence/ego (kepercayaan diri/ego), coercion skills (kemampuan untuk memaksa), effective lying (keefektifan berbohong), dan immunity to stress (kekebalan terhadap tekanan). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud) dengan menggunakan indikator fraud yang dikembangkan oleh Wolfe dan Hermanson (2004) dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) serta penelitian yang dilakukan oleh Hermawati dan Murtanto (2013). Hermawati dan Murtanto (2013) juga berhasil mengungkapkan pengaruh ketiga komponen dari fraud triangle yang diadopsi dalam SAS No.99 dalam mendeteksi financial statement fraud di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian yang dilakukan, Hermawati dan Murtanto (2013) menggunakan perataan laba (income smoothing) sebagai proksi dari financial statement fraud yang diukur dengan menggunakan indeks Eckel (1981).
ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 126
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
Kustono (2010) melakukan penelitian terhadap studi-studi terdahulu untuk mengidentifikasi praktek perataan laba. Kustono (2010) melakukan konstruksi terhadap dua model pengukuran perataan laba, salah satunya adalah model variabilitas laba yang dikembangkan oleh Eckel (1981). Menurutnya model variabilitas laba yang digunakan dalam kerangka pikir Eckel tidak menunjukkan adanya upaya sistematis untuk menekan variabilitas. Dengan kata lain, Eckel tidak memperlihatkan seberapa tinggi derajat standar deviasi dapat diakui sebagai laba yang diratakan. Sehingga Kustono berhasil menemukan model pengukuran baru untuk mengidentifikasi perataan laba yang dinamakan korelasi akrual akuntansi (AA). Rumusan Masalah Berdasar latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh faktor fraud diamond dalam deteksi kecurangan laporan keuangan? Rerangka Penelitian
ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 127
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menganalisis pengaruh faktor fraud diamond terhadap kecurangan laporan keuangan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 – 2014 berturut-turut. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Periode data yang dikumpulkan adalah selama lima tahun yaitu tahun 2010 – 2014. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan secara ringkas dalam tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Variabel dan Pengukuran Jenis Nama No Variab Proksi Skala Rumus Variabel el 1.
Dependen
3.
Independe n
Financial Statement Fraud
Financial Stability
4. 5.
External Pressure
6.
Personal Financial Needs
7.
Financial Targets
8.
Nature of Industry
9.
Indeks Eckel (FRAUDIE) Capital Adequacy Ratio (CAR) Net Interest Margin (NIM) Debt Ratio (DEBT) Insiders’ Stock Ownership (ISOWN) Return on Assets (ROA) Loan to Deposit Ratio (LDR)
Nomina l Rasio Rasio Rasio
Rasio
Rasio Rasio
Ineffective Antifraud Program and Training (INAFPT)
Nomina l
Ineffective Whistle Blowing System (INWBS)
Nomina l
Ineffective Monitoring
10.
11.
Organizational Structure
ector Changes (DIRCHG)
Nomin al
Kode 1 = Tidak mengimplementasikan program dan pelatihan anti kecurangan selama tahun 2010 – 2014 Kode 0 = Mengimplementasikan program dan pelatihan anti kecurangan selama tahun 2010 – 2014 Kode 1 = Tidak mengimplementasikan sistem whistle blowing selama tahun 2010 – 2014 Kode 0 = Mengimplementasikan sistem whistle blowing selama tahun 2010 – 2014 Kode 1 = Ada perubahan direksi selama tahun 2010 – 2014 Kode 0 = Tidak ada perubahan direksi selama tahun 2010 – 2014
ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 128
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
Jenis Variab el
Nama Variabel
Proksi
Skala
Rumus
12.
Rationalization
Auditor Changes (AUDCHG)
Nomin al
Kode 1 = Ada perubahan auditor selama tahun 2010 – 2014 Kode 0 = Tidak ada perubahan auditor selama tahun 2010 – 2014
13.
Positioning
Nomin al
Kode 1 = Masa jabatan CEO 3 tahun atau lebih Kode 0 = Selain tersebut di atas
14.
Intelegence
Nomin al
Kode 1 = Pendidikan terakhir CEO minimal S1 Kode 0 = Selain tersebut di atas
No
CEO’s Tenure (CEOTEN) CEO’s Education (CEOEDU)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis pengaruh fraud diamond terhadap income smoothing yang diukur dengan Eckel Index dapat dilihat melalui output uji Wald yang disajikan dalam tabel 2 berikut : Tabel 2. Hasil Analisis Uji Hipotesis dengan Variabel Dependen Income Smoothing yang Diukur dengan Eckel Index Nilai Ha Hipotesis Alternatif Keputusan sig 1. Faktor Tekanan (Pressure Factors) : 1.1. Financial Stability Financial Stability yang diproksikan dengan Sig = 0,318 > 0,05 Ha1 Capital Adequacy Ratio berpengaruh negatif 0,318 maka Ha ditolak dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan Financial Stability yang diproksikan dengan Net Sig = 0,957 > 0,05 Ha2 Interest Margin berpengaruh negatif dalam 0,957 maka Ha ditolak mendeteksi kecurangan laporan keuangan 1.2. External Pressure External Pressure yang diproksikan dengan Debt Sig = 0,014 < 0,05 Ha3 Ratio berpengaruh positif dalam mendeteksi 0,014 maka Ha diterima kecurangan laporan keuangan 1.3. Personal Financial Needs Personal Financial Needs yang diproksikan Sig = 0,022 < 0,05 dengan Insiders’ Stock Ownership berpengaruh 0,022 Ha4 maka Ha diterima negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan 1.4. Financial Targets Financial Targets yang diproksikan dengan Sig = 0,008 < 0,05 Ha5 Return on Assets berpengaruh negatif dalam 0,008 maka Ha diterima mendeteksi kecuranagan laporan keuangan 2. Faktor Peluang (Opportunity Factors) : 2.1. Nature of Industry Ha6 Nature of Industry yang diproksikan dengan Loan 0,035 Sig = 0,035 < 0,05 ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 129
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
Ha
Hipotesis Alternatif
to Deposit Ratio berpengaruh negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan 2.2. Ineffective Monitoring Ineffective Monitoring yang diproksikan dengan Ineffective Antifraud Program and Training Ha7 berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan Ineffective Monitoring yang diproksikan dengan Ineffective Whistleblowing System berpengaruh Ha8 positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan 2.3. Organizational Structure Organizational Structure yang diproksikan Ha9 dengan Director Changes berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan 3. Faktor Rasionalisasi (Rationalization Factor) : Rationalization yang diproksikan dengan Auditor Ha10 Changes berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan 4. Faktor Kapabilitas (Capability Factors) : 4.1. Positioning Positioning yang diproksikan dengan CEO’s Ha11 Tenure berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan 4.2. Intelegence Intelegence yang diproksikan dengan CEO’s Ha12 Education berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan
Nilai sig
Keputusan maka Ha diterima
0,017
Sig = 0,017 < 0,05 maka Ha diterima
0,007
Sig = 0,007 < 0,05 maka Ha diterima
0,008
Sig = 0,008 < 0,05 maka Ha diterima
0,765
Sig = 0,765 > 0,05 maka Ha ditolak
0,613
Sig = 0,613 > 0,05 maka Ha ditolak
0,368
Sig = 0,368 > 0,05 maka Ha ditolak
PEMBAHASAN Pengaruh Financial Stability yang Diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Net Interest Margin (NIM) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel CAR pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,318 yang lebih besar daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha1 ditolak (Ho diterima) dan dapat disimpulkan bahwa CAR tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Adiwitarsa (2011), Indriani (2010) serta Setiawati dan Na’im (2001). Namun, hasil pengujian Ha1 dalam penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013), Sari (2012), serta Zahara dan Sylvia (2009). Menurut Sari (2012), CAR tidak berpengaruh karena Corporate Governance di perusahaan telah dijalankan dengan baik, sehingga memunculkan kesimpulan bahwa ketentuan kewajiban pemenuhan batasan nilai minimum rasio CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 130
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
Variabel NIM pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,957 yang lebih besar daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha2 ditolak (Ho diterima) dan dapat disimpulkan bahwa NIM tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilkakukan oleh Kusumaningrostati dan Mutasowifin (2014) dan Sari (2012). Hasil pengujian Ha2 dalam penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2010). Penelitian tersebut menemukan bahwa NIM tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. NIM tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan berarti bahwa tinggi atau rendahnya nilai NIM tidak mampu mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Pengaruh External Pressure yang Diproksikan dengan Debt Ratio (DEBT) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel DEBT pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,014 yang lebih kecil daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha3 diterima (Ho ditolak) dan dapat disimpulkan bahwa DEBT berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha3 dalam penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2014), Rachmawati dan Marsono (2014), Rahmanti dan Daljono (2013), Christiana (2012), Indriani (2010) serta Budiasih (2009). Subroto (2012) dalam Rachmawati dan Marsono (2014) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya tidak berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Alasannya adalah karena tidak sepenuhnya manajemen mengalami tekanan eksternal ketika memenuhi kewajibannya. Mereka mempunyai kewajiban untuk memenuhi hutangnya, namun kecurangan laporan keuangan bukanlah satu-satunya cara untuk memenuhi kewajibannya tersebut. Mereka bisa lebih berusaha meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan keuntungan yang baik untuk memenuhi kewajibannya. Variabel DEBT berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Restiani dan Murtanto (2015), Dalnial et al. (2014), Sihombing dan Rahardjo (2014), Hermawati dan Murtanto (2013), Lou dan Wang (2009) serta Skousen et al. (2009). Pengaruh Personal Financial Needs yang Diproksikan dengan Insiders’ Stock Ownership (ISOWN) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel ISOWN pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,022 yang lebih kecil daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha4 diterima (Ho ditolak) dan dapat disimpulkan bahwa ISOWN berpengaruh negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa kepemilikan saham oleh manajer dapat mensejajarkan kepentingan manajer dan pemegang saham. Manajer dapat menyamakan dirinya sebagai pemegang saham yang potensial karena dengan memiliki saham perusahaan, manajer akan merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Begitu pula jika terjadi kesalahan maka manajer juga akan menanggung kerugian sebagai salah satu konsekuensi kepemilikan saham. Hal ini merupakan insentif bagi manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pendapat Jensen dan Meckeling (1976) tersebut sesuai dengan hasil pengujian Ha4 dalam penelitian ini. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2014) Indriani (2010), Skousen et al. (2009) serta Ujiyantho dan ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 131
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
Pramuka (2007). Penelitian tersebut menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh manajerial berpengaruh negatif dalam kecurangan laporan keuangan. Hasil lain ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2014), Hermawati dan Murtanto (2013) serta Rahmanti dan Daljono (2013). Ketiga penelitian tersebut menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh orang dalam tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Pengaruh Financial Targets yang Diproksikan dengan Return on Assets (ROA) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel ROA pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,008 yang lebih kecil daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha5 diterima (Ho ditolak) dan dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha5 dalam penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kusumaningrostati dan Mutasowifin (2014), Rahmanti dan Daljono (2013) serta Zahara dan Sylvia (2009). Ketiga penelitian tersebut juga menemukan adanya pengaruh negatif ROA dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Pengaruh negatif dalam penelitian ini berarti bahwa semakin rendah nilai ROA mengindikasikan semakin rendah pula laba yang diperoleh sehingga kinerja perusahaan terkesan buruk bagi investor. Hal tersebut memicu terjadinya tindak kecurangan laporan keuangan. Namun, nilai ROA yang tinggi justru akan mengurangi tindak kecurangan laporan keuangan. Sesuai dengan penjelasan dalam penelitian Kusumaningrostati dan Mutasowifin (2014) yang menyatakan bahwa pengaruh yang negatif menjelaskan jika rasio ROA meningkat, maka manajemen akan mengurangi tindakan income smoothing. Selain itu ternyata ROA tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan pada penelitian Restiani dan Murtanto (2015), Sihombing dan Rahardjo (2014), Rahmawati (2013), Sari (2012) dan Skousen et al. (2009). Pengaruh Nature of Industry yang Diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel LDR pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,035 yang lebih kecil daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha6 diterima (Ho ditolak) dan dapat disimpulkan bahwa LDR berpengaruh negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha5 dalam penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) dan Adiwitarsa (2011). Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) serta Zahara dan Veronica (2009). Sari (2012) menyimpulkan bahwa LDR tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan karena perusahaan perbankan cenderung menjaga likuiditasnya dengan memilih menaruh dana di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) daripada meminjamkan kepada bank lain yang kekurangan likuiditas atau melakukan ekspansi kredit ke nasabah. Langkah ini diambil oleh para manajer dalam rangka menjaga kemampuan likuiditas bank daripada harus melakukan kecurangan laporan keuangan. Pengaruh Ineffective Monitoring yang Diproksikan dengan Ineffective Anti Fraud Program and Training (INAFPT) dan Ineffective Whistle Blowing System (INWBS) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel INAFPT pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,017 yang lebih kecil daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha7 diterima (Ho ditolak) dan dapat
ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 132
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
disimpulkan bahwa INAFPT berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha7 dalam penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Hermawati dan Murtanto (2013) serta ACFE Canada (2006). Keduanya menyimpulkan bahwa ineffective anti fraud program and training berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Variabel INWBS pada tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha8 diterima (Ho ditolak) dan dapat disimpulkan bahwa INWBS berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha8 dalam penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh ACFE Canada (2006). Ketidakefektifan sistem whiste blowing berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hal tesebut berarti semakin tidak efektifnya sistem whistle blowing akan mengakibatkan semakin rendahnya pengawasan sehingga memberikan peluang bagi perusahaan untuk melakukan kecurangan laporan keuangan. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawati dan Murtanto (2013). Penelitian tersebut mengemukakan bahwa INWBS berpengaruh negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Pengaruh Organizational Structure yang Diproksikan dengan Director Changes (DIRCHG) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel DIRCHG pada Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,008 yang lebih kecil daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha9 diterima (Ho ditolak) dan dapat disimpulkan bahwa DIRCHG berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha9 dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Restiani dan Murtanto (2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Wolfe dan Hermanson (2004) juga mendukung hasil penelitian ini. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pergantian direksi bisa jadi merupakan upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui fraud yang dilakukan perusahaan. Di lain sisi, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihombing dan Rahardjo (2014). Penelitian tersebut mengungkapkan perubahan direksi tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan apabila pemangku kepentingan tertinggi di perusahaan menginginkan adanya perbaikan kinerja perusahaan dengan cara merekrut direksi yang dianggap lebih kompeten daripada direksi sebelumnya (Wolfe dan Hermanson, 2004 dalam Sihombing dan Rahardjo, 2014). Pengaruh Rationalization yang Diproksikan dengan Auditor Changes (AUDCHG) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel AUDCHG pada Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,765 yang lebih besar daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha10 ditolak (Ho diterima) dan dapat disimpulkan bahwa AUDCHG tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha10 dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Restiani dan Murtanto (2015) serta Hermawati dan Murtanto (2013). Pergantian auditor telah diatur oleh pemerintah Indonesia dalam Surat Keputusan Kementerian Keuangan No.423/KMK.06/2008 yang mengharuskan mengganti KAP yang telah mendapat penugasan audit selama lima tahun berturut-turut. Penelitian ini dilakukan setelah tahun 2008, sehingga ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 133
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
kemungkinan pergantian auditor yang terjadi pada periode penelitian (2010-2014) merupakan pelaksanaan dari peraturan tersebut. Hasil penelitian ini bertentangan dengan Rachmawati dan Marsono (2014), Lou dan Wang (2009) serta Skousen et. al (2009). Ketiga penelitian tersebut menemukan bahwa pergantian auditor berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Lou dan Wang (2009) menyatakan bahwa pergantian auditor berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Alasan hipotesis ini diterima adalah karena pergantian auditor oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu memungkinkan perusahaan untuk melakukan kecurangan laporan keuangan yang disajikan sehingga kegunaan berpindah auditor adalah agar kecurangan yang dilakukan perusahaan tidak diketahui oleh auditor yang baru. Pengaruh Positioning yang Diproksikan dengan CEO’s Tenure (CEOTEN) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel CEOTEN pada Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,613 yang lebih besar daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha11 ditolak (Ho diterima) dan dapat disimpulkan bahwa CEOTEN tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha11 dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawati dan Murtanto (2013) serta Skousen et al. (2009). Masa jabatan CEO lebih dari tiga tahun tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi karena CEO yang menjabat lebih dari tiga tahun justru lebih banyak pengalaman dan lebih bisa mempelajari kesalahan pengambilan keputusan sebelumnya untuk memperbaikinya di masa yang akan datang dengan kemampuan dan teknik yang dimiliki tanpa harus melakukan kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh ACFE Canada (2006). Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa semakin lama seseorang bekerja di sebuah perusahaan, semakin tinggi pula tingkat otoritasnya. Seorang yang lebih lama menjabat akan lebih mengetahui pengendalian dan operasional perusahaan, termasuk kelemahan pengendalian perusahaan. Oleh karena itu, hal tersebut memicu terjadinya kecurangan laporan keuangan. Pengaruh Intelegence yang Diproksikan dengan CEO’s Education (CAR) dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Variabel CEOEDU pada Tabel 2 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,368 yang lebih besar daripada nilai alpha 0,05. Hal ini berarti Ha12 ditolak (Ho diterima) dan dapat disimpulkan bahwa CEOEDU tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian Ha12 dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Soselisa dan Mukhlasin (2008). Namun, penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermawati dan Murtanto (2013) serta ACFE Canada (2006). Kedua penelitian tersebut menyatakan bahwa pendidikan CEO, seorang eksekutif tertinggi, memiliki pengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji, analisis dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial stability yang diproksikan dengan capital adequacy ratio tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 2) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial stability yang diproksikan dengan net interest margin tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 134
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
laporan keuangan, 3) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa external pressure yang diproksikan dengan debt ratio berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 4) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa personal financial needs yang diproksikan dengan insiders’ stock ownership berpengaruh negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 5) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial targets yang diproksikan dengan return on asset berpengaruh negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 6) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nature of industry yang diproksikan dengan loan to deposit ratio berpengaruh negatif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 7) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ineffective monitoring yang diproksikan dengan ineffective anti fraud program and training berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 8) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ineffective monitoring yang diproksikan dengan ineffective whistle blowing system berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 9) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa organizational structure yang diproksikan dengan director changes berpengaruh positif dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 10) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rationalization yang diproksikan dengan auditor changes tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 11) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa positioning yang diproksikan dengan CEO’s tenure tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, 12) hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intelegence/brains yang diproksikan dengan CEO’s education tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Keterbatasan dan saran Berdasarkan seluruh proses yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki keterbatasan dan saran sebagai berikut : 1) penelitian ini hanya menggunakan perusahaan sektor perbankan sebagai sampel penelitian sehingga tidak dapat digeneralisir untuk diaplikasikan pada industri lain, 2) variabel dari dimensi capability (kapabalitas) belum dimasukkan seluruhnya dalam penelitian ini, yaitu confidence/ego (kepercayaan diri), coercion skills (kemampuan untuk memaksa), effective lying (keefektifan berbohong) dan immunity to stress, 3) pengukuran dari proksi rationalization dan capability dalam penelitian ini masih bersumber pada data sekunder, 4) referensi penelitian yang menggunakan proksi ineffective antifraud program and training serta ineffective whistleblowing system masih terbatas DAFTAR PUSTAKA Adiwitarsa, Risan dan Munari. (2011). Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Skripsi. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”. Al Ayyubi, Sholahuddin. (2013). Dugaan Korupsi Bank Permata, Kejagung Tetapkan 2 Tersangka. Artikel. http://nasional.sindonews.com/read/757976/13/dugaan‐ korupsi‐bank‐permata kejagung‐tetapkan‐2‐tersangka‐1373034898 (diakses pada 28 Februari 2016) American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). (2002). Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit. Statement on Auditing Standards (SAS) No. 99. New York: AICPA. Amin, M. Nuryatno. (2011). Kecurangan Pelaporan Keuangan: Menguak Perspektif Praktisi Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Universitas Trisakti. ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 135
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
Arens, Alvin A; Randal J. Elder, dan Mark S.Beasley. Auditing dan Jasa Assurance: Sebuah Pendekatan Terintegrasi. (2008). Jakarta: Erlangga. Association Certified Fraud Examiner (ACFE). (2006). Detecting Occupational Fraud in Canada: A Study of its Victims and Perpetrators. USA: ACFE. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Fraud. http://www.acfe.com/fraud‐ 101.aspx (diakses pada 10 November 2015). Astuti, Sri. (2013). Pengaruh Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum Syariah Periode 2008 – 2012. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Bank Indonesia. (1999). Kamus Perbankan. Jakarta: Bank Indonesia. Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran No. 13/28/DPNP Tanggal 9 Desember 2011. Jakarta: Indonesia. Budiasih, Igan. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba. Bali: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Christiana, Lusi. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktek Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1, No.4: 71-75. Surabaya: Fakultas Ekonomi UNIKA Widya Mandala. Dalnial, Hawariah; Amrizah K; Zuraidah Mohd. Sanusi, dan Khairun S.K. (2014). Detecting Fraudelent Financial Reporting through Financial Statement Analysis. Journal of Advanced Management Science, Vol. 2, No. 1: 17-22. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia. Dominey, Jack W; Arron S.F; Mary-Jo K, dan Richard A.R. (2010). Beyond The Fraud Triangle: Enhancing Deterrence of Economic Crimes. The CPA Journal, pp. 17-23. Echols, John M. dan Shadily, Hassan. 1997. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: Gramedia. Eckel, N. 1981. The Income Smoothing Hypothesis Revisited. Abacus 17 (1). Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Edisi 7. Semarang: BP Universitas Diponegoro. Hapsari, Asri Ditha. (2014). Pendeteksian Tingkat Fraud Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan Periode 2010-2012). Naskah Publikasi Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hermawati, L. dan Murtanto. (2013). The Influence of Fraud Triangle upon the Existence of Financial Statement Fraud (Empirical Study in Indonesia Listed Company). APMAA Proceeding. Japan: Nagoya University. Hery. 2013. Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta: Grasindo. Indriani, Yohana. (2010). Pengaruh Kualitas Auditor, Corporate Governance, Leverage dan Kinerja Keungan Terhadap Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Tahun 2006-2008). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Standar Audit (SA) 240 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan. http://iapi.or.id/multimedia/48‐Standar‐Audit‐240 (diakses pada 24 Desember 2015) Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. (1976). Theory of The Firm: Management Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure. Journal of Financial Economic 3: 305 – 360. ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 136
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
Kustono, Alwan Sri. (2010). Konstruksi Pengukur Perataan Penghasilan. Sosio-Religia Vol. 9, No.3: 705-719. Kurniawan, Reti Putri. (2014). “Determinan Income Smoothing Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri”. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Negeri Surabaya Vol. 2, No.1: 63-78. Kusumaningrostati, Alvinda dan Ali Mutasowifin. (2014). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor terhadap Income Smooothing dengan Gender sebagai Variabel Moderator pada Emiten Perbankan. Jurnal Manejemen dan Organisasi, Vol. V, No. 2: 105-121. Lou, Yung-I dan Ming-Long Wang. (2009). Fraud Risk Factor of The Fraud Triangle Assessing The Likelihood Of Fraudelent Financial Reporting. Journal of Business & Economics Research. Vol. 7, No.2: 61-77. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. http://www.oxforddictionaries.com/definition/learner/fraud (diakses pada 10 November 2015). Putra, Yuniarti H.S. (2010). Praktik Kecurangan Akuntansi Dalam Perusahaan. Diunggah oleh Yudi Prawira dalam https://www.academia.edu/11449645/Praktek Kecurangan Akuntansi dan Kejahatan Dalam Perusahaan Kesengajaan atau Terencana (diakses pada 10 November 2015). Rachmawati, K.K. dan Marsono. (2014). Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Perspektif Fraud Triangle Terhadap Fraudelent Financial Reporting (Studi Kasus pada Perusahaan Berdasarkan Sanksi dari Bapepam Periode 2008-2012). Diponegoro Journal of Accounting Vol. 3, No.2: 1-14. Rahmanti, Maudy Martantya dan Daljono. (2013). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan yang Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006). Diponegoro Journal of Accounting, 2: 1-12. Rahmawati, Bayu. (2013). Pengaruh Rasio CAMEL dan Corporate Governance Terhadap Praktik Manejemen Laba di Bank Syariah. Artikel Publikasi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rahmawati, Dina dan Dul Muid. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2010). Diponegoro Journal of Accounting Vol. 1, No.2: 1-14. Restiani dan Murtanto. (2015). The Analysis of Financial Statement Fraud: The Fraud Diamond and Bank Indonesia Circular Letter No.13/28/DPNP 2011 Perspectives. Fakultas Ekonomi. Jakarta: Universitas Trisakti. Rumiyatun. 17 April 2015. Permasalahan Isu Audit Kasus Kecurangan Audit. http://m.kompasiana.com/www.rumiyatun.com/permasalahan‐isu‐audit‐kasus‐ kecurangan‐audit555473506523bd1fe4aef5e (diakses pada 10 November 2015). Sari, Novita Senja K. (2012). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2007-2011. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Septianto, Bayu. (2015). Bank Permata Tak Tahu Karyawan Tipu Nasabah Hingga Rp29M. Artikel.http://m.okezone.com/read/2015/06/30/337/1173842/bank‐permata‐tak‐ tahu‐karyawan‐tipu‐nasabah‐hingga‐rp29‐m (diakses pada 28 Februari 2016) Setiawati, Lilis dan Ainun Na’im. (2001). Bank Health Evaluation by Bank Indonesia and Earnings Management in Banking Industry. Gajah Mada International Journal of Business Vol. 3, No. 2: 159-176. ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 137
Seminar Nasional dan Call Paper Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta Invesment Challenges And Opportunities In Indonesian Capital Market In The Era Of Asean Economic Community
Surakarta, 27 September 2016
Sihombing, K. Samuel dan Shiddiq Nur Rahardjo. (2014). Analisis Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 3, No. 2: 1-12. Skousen, C.J; Smith, K.R., dan Wright, C.J. (2009). Detecting and Perdicting Financial Statement Fraud: The Effectiveness of The Fraud Triangle and SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in Financial Economics, Vol. 13: 53 – 81. Soselisa R. dan Mukhlasin. (2008). Pengaruh Faktor Kultur Organisasi, Manajemen, Strategik, Keuangan dan Auditor Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XI. Unika Atmajaya. Supriadi, Yedi. (2015). Lima Terdakwa Korupsi Bank BJB Segera Dituntut. Artikel.http://www.pikiran‐rakyat.com/bandung‐raya/2015/10/28/347792/lima‐ terdakwa‐korupsi‐bank‐bjb‐segera‐dituntut (diakses pada 28 Februari 2016). Taswan. (2010). Manajemen Perbankan. Edisi Sebelas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tuanakotta, Theodorus M. (2007). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. (2007). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur). Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: Universitas Hasanuddin. Wolfe, David T. dan Dana R. Hermanson. (2004). The Fraud Diamond: Considering the Four Elements of Fraud. The CPA Journal, 74 (12): 38-42. Zahara dan Sylvia Veronica Siregar. (2009). Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah. Seminar Nasional Akuntansi 11. Pontianak. Website Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id
ISBN : 978‐979‐1230‐36‐0 | Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta 138