ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP FIRM VALUE DENGAN EARNINGS MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS PADA BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI) (Skripsi)
Oleh ILHAM IRAWAN ROMADHONI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRACT THE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE ON FIRM VALUE IN EARNINGS MANAGEMENT AS A MODERATED VARIABLE (EMPIRICAL STUDY AT THE STATE OWNED ENTERPRISES THAT LISTED ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE)
By ILHAM IRAWAN ROMADHONI
The aim of this research is to analyze the influence of corporate social responsibility disclosure on firm value and earnings management as a moderating variable in relations between corporate social responsibility disclosure and firm value. The samples of this research are state owned enterprises that listed in Indonesian Stock Exchange around the years 2011 - 2015. The analysis technique of this research is simple linier regression analysis for the first hypothesis and multiple regression analysis for the second hypothesis. The result of this research showed that the corporate social responsibility disclosure has a significant positive effect on firm value and it showed the evidance that earnings management can moderating the relationship between corporate social responsibility disclosure and firm value but not significant. Thus, indicate that corporate social responsibility disclosure in the enterprises with high level earning management will get lower respond by the market than the enterprises with low level of earning management. This results also indicate that corporate social responsibility disclosure was part of the managerial strategy to hid the earning management. Keywords: corporate social responsibility disclosure, firm value, earnings management
ABSTRAK ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP FIRM VALUE DENGAN EARNINGS MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS PADA BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI)
Oleh ILHAM IRAWAN ROMADHONI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh corporate social responsibility disclosure terhadap firm value dan pengaruh praktik earnings management terhadap hubungan antara corporate social responsibility disclosure terhadap firm value. Sampel penelitian ini adalah BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 - 2015. Teknik analisis yang digunakan untuk hipotesis pertama adalah mengunakan analisis regresi linier sederhana dan untuk hipotesis kedua menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif signifikan terhadap firm value dan penelitian ini dapat memberikan bukti bahwa manajemen laba dapat memoderasi hubungan antara corporate social responsibility disclosure terhadap firm value dengan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa corporate social responsibility disclosure perusahaan yang memiliki tingkat manajemen laba yang tinggi direspon lebih rendah oleh pasar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat manajemen laba yang lebih rendah dan membuktikan secara empiris bahwa corporate social responsibility disclosure terbukti sebagai usaha manajemen untuk menutupi indikasi praktik manajemen laba. Kata Kunci: corporate social responsibility disclosure, firm value, earnings management
ANALISIS PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP FIRM VALUE DENGAN EARNINGS MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI EMPIRIS PADA BUMN YANG TERDAFTAR DI BEI)
Oleh ILHAM IRAWAN ROMADHONI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
I00 z 01066I T,tg0zg6t dIN t'lS'IAI t'fl'S oqeqolJufr'Jfl
'Hy
Isuslun{v uusrunl snlex 'z
z00zzt\a$z 9280?16r
drN
z00zt0l66r l,1800z6r drN
YJ.uIY.qY.s.I^Ie.g.5.11uuM..IS.I^I6g.g6r.rusuusIJpuIrI.Jo
Eurqurlquo; FIuro>I
'I
ITIfNC ANtrIAI
Ipnls ue.l8or6
rsuslun}[v
sB{n{€c
slusrg u€p{u}ouo{s
e*rsrssr{Bl^I
OVIITOIIfI
luo@
rfir&rrr,Lb
utotlb
{o{od rorrroN
BAr.srs€r{BIA[ BrueNI
figg rfiuYrf,Ycutrr SNvA Nlrlnflycyd srurdr^lfl rcnrs) rsyutrooh[ TflflyruyA
IYsYff [S r, r{ frW g g YArYW,SgArArUYfl NYSNIflO fiNTYA W{1,{ dYflYI{U[T ISNOdSfl{ TW 3O,S gT,Y{ OilAO 3 HftUY3l\Igd SISITYT{Y
flU{T SOT J SIA T,J ITI {
ISdlqS Inpnf
/
gfqg,reqo1>lg LZ: rsdrr{S uutfi snlnf pE8uel
TS'tr{
I IO I EOI,86I o'fl'S 6ue,uus8uug UIJ}u
1
,.,.:: rl r ::.,
,.
',1
w
N
o'Hy
suela.r}les
6'15'IAI
o'fl'S 6rJsssuBIJpuIT'rO
:
enlo; .I lfn8uad rrrlJ
I{YXHYSUI)Nfi}ll
ruoqpswo{
9I0U reqIIIaAoNl
UBTKEJI
l,I
tusqil
'BtmdureT rupu€fl
'n>I"lJoq Eus( tIBJn1BJsd ueEuep runses r$frss ?ruueueru BrpesJeq e.(es mlew'reueq
{epp
gu1
use1u{urad BAu{sq u{nqre} rruq rrerpnrue{1p
elpudy
'edu11su srlnued
uen4u?ued {nluoq re8eqes e>1e6nd rBUBp rp rruTrn}usclp ru1e treslp} rrrel"p Ip
uDpnqesrp
{ula qq slpued
BdrB{ I}seq Ir"p dBn)Irp n?},e lesEroq
!p rulJGpreg Eued
*ftg{
eilues 'euspupeld
u€p slep Jegums 11ser{
qepp"
fuef
rsuufioJur
ue>pdnreur uB{ng uBp rJrpues e{es e,,fte4
NI^ng upud
sprgdrug
IaqBfrBA lu8uqes quauatouop41 s&ulutog uuEuep anpA
pnts) lsurapotrt ur!,{
dupuq_re1
ailsolcslg {qgqpuodsatr plcos a4otodtoX qnruEue6 slsrlruy,, ppnfteq Euef p1 pQrqs B/x\qBq trnpp,(ueur p1 ue8uop 'rur qerrreq Ip ueEuul Bprreueq Etre,( ef,eg
hI\fYJ.YAhiUSd J.YUNS
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Ilham Irawan Romadhoni, dilahirkan di Jakarta tanggal 9 Mei 1988 sebagai putra pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Makmun dan Ibu Atiah. Penulis mengenyam pendidikan formal diantaranya: 1. SD Negeri Joglo 01 Pagi Kembangan Jakarta Barat, lulus tahun 2000. 2. SMP Negeri 142 Joglo Jakarta Barat, lulus tahun 2003. 3. SMA Negeri 85 Jakarta Barat, lulus tahun 2006. Selanjutnya penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Diploma III Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jakarta dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2010. Setelah lulus Diploma III, penulis diangkat sebagai PNS di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan mulai bekerja sebagai Auditor Pelaksana di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2011 hingga tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis menerima beasiswa Program STAR (State Accountability Revitalization) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung untuk pendidikan strata 1 (S-1) jurusan Akuntansi. Kemudian pada tahun 2016, penulis menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis. Alhamdulillah atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Firm Value dengan Earnings Management sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada BUMN yang Terdaftar di BEI)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2.
Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si.,Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3.
Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
i
4.
Ibu Dr. Lindrianasari, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku dosen Pembimbing Utama, terimakasih atas bimbingan, masukan, arahan dan nasihat yang telah diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi.
5.
Ibu Ade Widiyanti, S.E., M.S.Ak., Akt., CA. selaku dosen Pembimbing Pendamping, yang telah memberikan bimbingan, arahan, bantuan dan saransarannya selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi.
6.
Ibu Susi Sarumpaet, S.E., MBA., Ph.D., Akt. selaku dosen penguji, terima kasih atas saran dan masukan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7.
Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, masukan, arahan dan nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan proses belajar.
8.
Kedua orangtuaku, Bapak Drs. Makmun, M.Pd. yang selalu mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya dan Ibu Atiah, S.Pd. yang senantiasa memberikan do’a, nasihat, dan dukungan kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu melindungi bapak dan ibu.
9.
Istriku, Arky Avriassari yang selalu mendo’akan, memberikan semangat, dukungan, kesabaran, kebaikan, dan selalu mengingatkan penulis serta jagoanku Achmad Farraz Ilham Athaya yang selalu menjadi motivasi terbesar bagi penulis.
10. Bapak Caca Yudha Prawira, S.E. dan Ibu Endang Prihartati yang selalu memberikan do’a dan dukungannya. 11. Adik-adikku Dinda Lailatul Hanum, Dinny Pravitasari, dan Ahmad Faidz yang selalu memberikan do’a dan dukungan kepada penulis. ii
12. Para Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam proses akademis dan kemahasiswaan. 13. Teman-teman seperjuangan, STAR BPKP batch 1 angkatan 2014; Dian Margi Putra Asmorojati, Ersya Resya Ranilhaj, Mujiyanto, Rendy Bayu Adha, Hubert Sijabat, Irwansyah Adnansaid, Raden Hepzi Irawan, Benny Tibestri Siallagan, Janson Yanda Hutauruk dan Toni Pebriansya, terima kasih untuk kebersamaan, bantuan dan dukungan kalian selama menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. 14. Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya.
Bandar Lampung, 17 November 2016 Penulis,
Ilham Irawan Romadhoni
iii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................................ .vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix I.
II.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................
2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................
3
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori................................................................................
5
2.1.1 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)................................
5
2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory) ...........................................
5
2.1.3 Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) ...................................
6
2.1.4 Teori Keagenan (Agency Theory) ..........................................
6
2.1.5 Corporate Social Responsibility ............................................
7
2.1.6 Corporate Social Responsibility Disclosure ..........................
9
2.1.7 Firm Value ............................................................................. 10 2.1.8 Earnings Management ........................................................... 11 2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 12 2.3 Kerangka Pemikiran........................................................................ 16 2.4 Pengembangan Hipotesis ................................................................ 16 2.4.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Firm Value ............................................................. 16
iv
2.4.2 Pengaruh Earnings Management Sebagai Variabel Moderasi dalam Hubungan antara Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Firm Value........................................... 18 III.
METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian............. 20 3.1.1 Variabel Penelitian ................................................................. 20 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 23 3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 24 3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 24 3.5 Metode Analisis .............................................................................. 24 3.5.1 Statistik Deskriptif ................................................................ 24 3.5.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................. 25 3.5.2.1 Uji Normalitas........................................................... 25 3.5.2.2 Uji Heteroskedastisitas.............................................. 25 3.5.2.3 Uji Multikolinieritas.................................................. 26 3.5.2.4 Uji Autokorelasi ........................................................ 27 3.5.3 Analisis Regresi .................................................................... 27 3.5.4 Pengujian Hipotesis............................................................... 28 3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi......................................... 28 3.5.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F).............................. 28 3.5.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)............ 29
IV.
PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian.............................................................. 31 4.2 Metode Analisis .............................................................................. 31 4.2.1 Statistik Deskriptif................................................................. 31 4.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 33 4.3.1 Uji Normalitas....................................................................... 33 4.3.2 Uji Heteroskedastisitas.......................................................... 36 4.3.3 Uji Multikolinieritas.............................................................. 39 4.3.4 Uji Autokorelasi .................................................................... 41 4.4 Analisis Regresi ............................................................................. 43 v
4.5 Pengujian Hipotesis........................................................................ 44 4.5.1 Koefisien Determinasi........................................................... 44 4.5.2 Pengujian Model (Uji F) ....................................................... 45 4.5.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)........................ 46 4.6 Pembahasan.................................................................................... 47 4.6.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Firm Value ............................................................ 47 4.6.2 Pengaruh Earnings Management Sebagai Variabel Moderasi dalam Hubungan antara Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Firm Value .......................................... 48 V.
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ......................................................................................... 50 5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................... 51 5.3 Saran ................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Data Penelitian Terdahulu ......................................................................... 14
4.1
Penarikan Sampel Penelitian ..................................................................... 31
4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................................... 31
4.3
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ................................................................ 35
4.4
Hasil Uji Koefisien Korelasi Spearman’s Rho .......................................... 38
4.5
Hasil Uji Multikolinieritas......................................................................... 40
4.6
Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................... 41
4.7
Hasil Uji Regresi........................................................................................ 43
4.8
Koefisien Determinasi ............................................................................... 44
4.9
Hasil Uji F ................................................................................................. 45
vii
DAFTAR GAMBAR Tabel
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ............................................................................
16
4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot .....................................................
34
4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas ..............................................................
37
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran : 1. Daftar Nama Perusahaan Sampel 2. Indikator Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI G4 3. Data Perhitungan CSRDI Berdasarkan GRI G4 4. Data Perhitungan Discretionary Accrual model modified Jones 5. Data Perhitungan Tobin’s Q
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Di era kompetisi global maupun regional dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), BUMN harus kompetitif agar memiliki daya saing dan prospek yang bagus.CSR maupun pengungkapannya merupakan salah satu instrumen bagi manajemen untuk mencapai hal tersebut. Pengungkapan CSR bertujuan untuk memberikan sinyal kepada stakeholders bahwa perusahan telah mengintegrasikan CSR dalam setiap aspek kegiatan operasinya, sehingga diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap reputasi perusahaan di pasar modal. Namun, adanya indikasi praktik manajemen laba yang dilakukan suatu perusahaan termasuk BUMN tentunya dapat membangun stigma dimata investor yang berimplikasi terhadap penurunan nilai perusahaan tersebut. Fenomena adanya praktik manajemen laba pada perusahaan BUMN pernah terjadi di pasar modal, khususnya pada emiten manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Contoh kasus terjadi pada PT Kimia Farma Tbk., berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam pada tahun 2002, diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan penyajian dalam laporan keuangan PT Kimia Farma Tbk. berupa kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun
2 yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp32,7 miliar. Kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT Indofarma (Persero) Tbk., berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam terhadap PT Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2004, ditemukan bukti bahwa nilai barang dalam proses dinilai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp28,87 miliar. Akibatnya penyajian terlalu tinggi (overstated) persediaan sebesar Rp28,87 miliar yang berimbas pada harga pokok penjualan yang disajikan terlalu rendah (understated) sebesar Rp28,87 miliar dan laba bersih disajikan terlalu tinggi (overstated) dengan nilai yang sama. Prior, dkk. (2008) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat manajemen laba, maka aktivitas CSR semakin besar sebagai upaya entrenchment strategy. Indikasi ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR juga dapat menjadi strategi manajer untuk mengalihkan perhatian para stakeholder dari praktik manajemen laba yang dilakukannya sehingga reputasi dan nilai perusahaan terlindungi. Oleh sebab itu, penting untuk diteliti apakah manajemen laba dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Firm Value dengan Earnings Management Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris pada BUMN yang Terdaftar di BEI)”. 1.2 Perumusan Masalah Pengungkapan CSR yang dilakukan suatu perusahaan merupakan sinyal yang ditujukan kepada seluruh stakeholder-nya sebagai bentuk pertanggungjawaban.
3 Hal tersebut merupakan langkah manajemen untuk menyelaraskan korporasi terhadap norma dan nilai sosial lingkungan operasionalnya, sehingga pasar akan memberikan respon positif yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan tersebut. Namun, adanya indikasi praktik manajemen laba yang dilakukan suatu perusahaan disinyalir dapat berpotensi merusak reputasi perusahaan di pasar modal dan pada akhirnya berimplikasi terhadap penurunan nilai perusahaan. Oleh sebab itu, ada indikasi bahwa pengungkapan CSR juga merupakan strategi manajer untuk mengalihkan perhatian para stakeholder dari praktik manajemen laba yang dilakukannya sehingga reputasi dan nilai perusahaan terlindungi. Hal ini juga berlaku terhadap perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI dengan kepemilikan saham mayoritas dipegang oleh pemerintah. Berdasarkan uraian diatas, maka pertanyaan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah corporate social responsibility disclosure berpengaruh terhadap firm value?
2.
Apakah earnings management akan dapat memperkuat atau justru memperlemah hubungan corporate social responsibility disclosure terhadap firm value?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai dampak antar variabel terkait dengan menggunakan perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI sebagai sampel.
4 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis Menambah studi literatur terkait korelasi antar variabel yang digunakan serta sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan datang untuk dikembangkan sehingga mampu memberikan sumber wahana baru bagi pembacanya.
2.
Manfaat Praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak berkepentingan dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan investasi, perencanaan kegiatan operasional perusahaan maupun perbaikan terkait variabel atau interaksi antarvariabel yang digunakan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Menurut Ghozali dan Chariri (2007), Teori Stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain). Pengakuan terhadap adanya berbagai stakeholders di luar pemegang saham (shareholders) yang dapat memengaruhi efektivitas pencapaian tujuan perusahaan telah mengubah dimensi tanggung jawab sosial perusahaan dari tanggung jawab ekonomi semata-mata dalam bentuk maksimasi laba untuk kemakmuran para pemegang saham menjadi tanggung jawab kepada sejumlah stakeholders yang lebih luas (Kartini, 2009). 2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Jama’an (2008) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan
6 laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Konsekuensi logis dari teori sinyal adalah bahwa ada insentif bagi manajer untuk memberikan sinyal akan potensi keuntungan di masa depan, karena jika investor percaya akan sinyal tersebut, harga saham akan meningkat dan para pemegang saham (dan manajer yang bertindak untuk kepentingan mereka) akan diuntungkan (Godfrey, dkk. 2010). 2.1.3 Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang mendasari teori legitimasi adalah kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Menurut Dowling dan Pfeffer dalam Ghozali dan Chariri (2007), legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi, batasan-batasan yang ditekankan oleh normanorma dan nilai-nilai sosial dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan. Praktik dan pengungkapan CSR merupakan langkah manajemen dalam menyinkronkan entitas terhadap norma dan nilai sosial lingkungan operasionalnya guna mendapatkan reaksi positif dan memperoleh legitimasi, sehingga menjamin keberlangsungan usaha dan reputasinya di pasar modal. 2.1.4 Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976 dalam Godfrey, dkk. 2010) menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa bagi kepentingan mereka serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik
7 bagi prinsipal. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dengan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham, oleh karena itu manajemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham. Namun dibalik itu, teori keagenan mengasumsikan bahwa hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan dengan bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemilik perusahaan yang bertindak sebagai prinsipal menginginkan nilai investasinya meningkat, sedangkan agen hanya menginginkan kompensasi keuangan dari prinsipal. Hubungan antara prinsipal dan agen dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information). Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agen dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. 2.1.5 Corporate Social Responsibility Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen dari bisnis atau perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Program CSR merupakan investasi demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan. Melalui CSR perusahaan dapat membangun reputasinya, seperti meningkatkan
8 citra perusahaan maupun pemegang sahamnya, membangun loyalitas konsumen, serta menjaga posisi merek perusahaan maupun bidang usaha perusahaan. Berdasarkan konsep Triple Bottom Line atau tiga faktor utama operasi dalam kaitannya dengan lingkungan dan manusia (People, Profit, and Planet) yang dipopulerkan oleh Elkington (1997) dalam bukunya yang berjudul “Cannibals with forks, The Triple Bottom Line in 21th Century Business” menegaskan bahwa perusahaan tidak bisa begitu saja mengabaikan peranan stakeholders dan shareholders dengan hanya mengejar profit semata. Jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Adapun regulasi-regulasi terkait kewajiban perusahaan di Indonesia serta panduan internasional dalam pelaksanaan pertanggungjawaban sosial dan lingkungan, sebagai berikut; Pertama, peraturan yang mengikat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-08/MBU/2013 tanggal 10 September 2013 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Pada pasal 1 ayat (6) dijelaskan bahwa “Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana BUMN”. PKBL terdiri
9 program perkuatan usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan), serta program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut Program Bina Lingkungan), dengan dana kegiatan yang bersumber dari laba BUMN. Kedua,Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas pasal 74 ayat (1) disebutkan bahwa “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”. Ketiga,Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal pasal 15 (b) dinyatakan bahwa “setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Keempat, ISO 26000 yang merupakan standar internasional dalam bidang CSR. Fokus ISO adalah tata kelola organisasi, hak asasi manusia (HAM), ketenagakerjaan, lingkungan, praktik operasi yang adil, isu konsumen dan pengembangan masyarakat. ISO sendiri bertujuan membantu dengan memberikan pedoman praktis, serta memperluas pemahaman publik terhadap pertanggungjawaban sosial. 2.1.6 Corporate Social Responsibility Disclosure Implementasi CSR membutuhkan pelaporan yang berguna dalam menginformasikan serta mengkomunikasikan bentuk pertanggung jawaban kepada stakeholders. Untuk itu pelaporan CSR begitu strategis dalam menginisiasi opini stakeholder agar meningkatkan reputasi perusahaan secara nyata (Kartini, 2009).
10 Pengungkapan CSR merupakan bagian dari pelaporan yang bertransformasi menjadi obligatory dengan disahkannya undang-undang Perseroan terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dimana dijelaskan pada pasal 66 ayat (2) bahwa selain menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pengungkapan tersebut bertujuan untuk memberikan sinyal kepada stakeholders bahwa perusahan telah mengintegrasikan CSR dalam setiap aspek kegiatan operasinya, sehingga diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap reputasi perusahaan di pasar modal. 2.1.7 FirmValue Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008), nilai perusahaan dapat tercermin dari nilai pasarnya. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Potensi harga saham yang tinggi pada suatu perusahaan tentunya akan menarik dimata investor karena dengan permintaan saham yang meningkat berimplikasi langsung pada peningkatan nilai perusahaan. Oleh karena itu, nilai perusahaan menjadi sangat penting karena sejalan dengan tujuan utama perusahaan yaitu memaksimumkan laba dan memakmurkan para pemegang saham sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada investor atas penyerahan pengelolaan perusahaan.
11 2.1.8 Earnings Management Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan bahwa manipulasi laba adalah tindakan manajer dalam memodifikasi laba akuntansi untuk memperoleh tanggapan positif terhadap kinerja mereka serta memperoleh tanggapan positif dari pasar atas informasi yang disajikannya. Sedangkan Scott (2009) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs (opportunistic earnings management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari persepktif efficient contracting (efficient earning management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dalam penelitian ini manajemen laba dihitung dengan menggunakan model modified Jones (Dechow, dkk. 1995) yang diproksikan dengan discretionary accrual (DAC) sebagai nilai dari manajemen laba suatu perusahaan. Total akrual terdiri dari komponen discretionary accruals dan nondiscretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen akrual yang dapat diatur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan manajerial, sedangkan nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang tidak dapat diatur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan manajer perusahaan. Total akrual diperoleh dari selisih antara laba bersih dan aliran kas dari aktivitas operasi. Apabila perusahaan
12 mempunyai discretionary accrual yang akan menaikkan laba, maka investor akan bereaksi negatif karena informasi laba tersebut mengindikasikan kinerja perusahaan yang buruk sehingga dapat berpotensi menurunkan harga sahamnya. 2.2 Penelitian Terdahulu 1.
Nurlela dan Islahuddin (2008) Meneliti tentang pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating, dengan mengambil sampel perusahaan-perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di BEJ untuk tahun 2005. Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory perusahaan yang terdaftar di BEJ selama tahun 2005 berjumlah 340 perusahaan, setelah diolah ternyata hanya menggunakan 41 perusahaan di dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
2.
Ramadhani dan Hadiprajitno (2012) Meneliti tentang pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dengan prosentase kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel penelitian menggunakan 37 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk tahun 2010 dan 2011. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini bahwa Corporate Social Responsibility tidak memiliki
13 pengaruh terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi memiliki pengaruh yang memperkuat hubungan antara Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. 3.
Suhardjanto dan Nugraheni (2012) Meneliti tentang pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di BEI periode tahun 2008 sebanyak 397 perusahaan. Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 annual report perusahaan dengan teknik proportional random sampling. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa CSR disclosure menjadi pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan yang kemudian akan mengapresiasi harga saham perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan.
4.
Jayastini dan Wirajaya (2016) Meneliti pengaruh pengungkapan CSR pada kinerja keuangan perusahaan dan manajemen laba sebagai pemoderasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 sebanyak 141 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sebanyak 56 pengamatan. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh positif signifikan pada kinerja keuangan dan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada kinerja keuangan.
14 5.
Prior dkk. (2008) Prior meneliti hubungan antara Corporate Social Responsibility, Corporate Financial Responsibility dan Earning management. Sampel yang digunakan adalah 593 perusahaan dari 26 negara yang diambil dari database Sustainable Investment Reasearch International Company (SIRI) dari tahun 2002 hingga 2004. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kombinasi earning management dan praktik corporate social responsibility adalah kegiatan yang mahal bagi perusahaan dan dibenarkan bahwa praktik earning management memiliki dampak negatif terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini juga melaporkan bahwa semakin tinggi tingkat manajemen laba, maka CSR berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan dimasa depan karena program CSR tersebut digunakan oleh manajemen sebagai salah satu bentuk entrenchment strategy untuk menutupi praktik manajemen laba yang dapat merusak kepentingan stakeholders. Tabel 2.1 Data Penelitian Terdahulu
No
Judul
1 Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating
Peneliti Nurlela dan Islahuddin
Tahun Penelitian
Hasil Penelitian
2008 Kepemilikan manajemen serta interaksi antara CSR dengan kepemilikan manajemen memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
15 2 Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Ramadhani dan Hadiprajitno
3 Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure terhadap nilai perusahaan 4 Manajemen laba sebagai pemoderasi pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Kinerja Keuangan
Suhardjanto dan Nugraheni
5 Are Socially Responsible managers Really Ethical? Exploring The Relationship Between Earnings Management and Corporate Social Responsibility.
Jayastini dan Wirajaya
Prior dkk.
2012 Corporate social responsibility tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi memiliki pengaruh yang memperkuat hubungan antara corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan 2012 Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2016 Pengungkapan CSR berpengaruh positif signifikan pada kinerja keuangan dan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada kinerja keuangan 2008 Penelitian ini melaporkan bahwa semakin tinggi tingkat manajemen laba, maka CSR berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa depan karena program CSR tersebut digunakan oleh manajemen sebagai salah satu bentuk entrenchment strategy untuk menutupi praktik manajemen laba yang dapat merusak kepentingan stakeholders.
16 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan suatu kerangka pemikiran dalam bentuk diagram skematik sebagai berikut: Gambar 2.1Kerangka Pemikiran
Earnings Management (X2)
H2 Corporate Social Responsibility Disclosure (X1)
H1
Firm’s Value (Y)
2.4 Pengembangan Hipotesis 2.4.1Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Firm Value Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Dimensi tersebut terdapat di dalam penerapan CSR yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar perusahaan. Pelaksanaan CSR akan meningkatkan nilai perusahaan dilihat dari harga saham dan laba perusahaan sebagai akibat dari para
17 investor yang menanamkan saham di perusahaan. Berdasarkan teori stakeholder, perusahaan harus melakukan pengungkapan sosial sebagai salah satu tanggung jawab kepada para stakeholders.Melalui pengungkapan CSR, pasar akan memberikan apresiasi positif yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan. Peningkatan ini akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Nurlela dan Islahuddin (2008) menyatakan bahwa dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. Sejalan dengan hipotesa tersebut, penelitian Suhardjanto dan Nugraheni (2012) menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR menjadi pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan yang kemudian akan mengapresiasi harga saham perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian Ramadhani dan Hadiprajitno (2012) yang mendapatkan bahwa Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan namun kepemilikan manajerial sebagai pemoderasi mampu memperkuat hubungan antara Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas yang mengkorelasikan antara pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap nilai perusahaan, maka hipotesis yang terbentuk adalah: H1 : Corporate social responsibility disclosure berpengaruh positif terhadap firm value
18 2.4.2 Pengaruh Earnings Management Sebagai Variabel Moderasi dalam Hubungan antara Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Firm Value Adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agen dapat menyebabkan munculnya konflik keagenan. Sifat oportunis yang dimiliki oleh agen, sehingga mereka memanfaatkan asimetri informasi yang mereka miliki. Pemanfaatan asimetri informasi yang dilakukan agen adalah berupa manipulasi dalam laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada pihak prinsipal. Pada saat melakukan manipulasi laba pada laporan keuangan, mereka juga menjadikan pengungkapan corporate social responsibility sebagai alat untuk perlindungan diri. Pengungkapan corporate social responsibility ini digunakan untuk mengalihkan perhatian investor pada saat mereka mengawasi praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer. Dengan pengungkapan dan praktik corporate social responsibility yang berlebihan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pada mulanya nilai perusahaan memang meningkat pada periode tertentu, namun sebenarnya manajemen laba dapat menurunkan nilai perusahaan pada masa mendatang. Dalam jangka panjang, kinerja perusahaan yang buruk maka akan berpengaruh terhadap minat calon investor untuk menginvestasikan uangnya ke perusahaan tersebut. Kinerja keuangan merupakan elemen yang penting dalam menilai suatu perusahaan. Berkurangnya minat calon investor maka hal tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap nilai perusahaan. Prior dkk. (2008) melaporkan bahwa semakin tinggi tingkat manajemen laba, maka CSR berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa depan karena program CSR tersebut digunakan oleh manajemen sebagai salah
19 satu bentuk entrenchment strategy untuk menutupi praktik manajemen laba yang dapat merusak kepentingan stakeholders. Penelitian ini juga mendapatkan bahwa praktik earning management memiliki dampak negatif terhadap kinerja keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa investor akan bereaksi negatif karena informasi laba tersebut mengindikasikan kinerja perusahaan yang buruk sehingga dapat berpotensi menurunkan harga sahamnya. Dari pernyataan diatas maka dalam penelitian ini dapat diambil hipotesis sebagai berikut: H2 : Earnings management memiliki peran dalam pengaruh corporate social responsibility disclosure terhadap firm value
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel independen, variabel moderasi, dan variabel dependen dalam menganalisis data. 3.1.1Variabel Penelitian 1.
Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Penelitian ini menggunakan variabel pengungkapan CSR sebagai variabel independen. Informasi mengenai pengungkapan CSR menggunakan proksi CSRDI (Corporate Social Responsibility Disclosure Index) berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative) G4. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga kategori, yaitu indikator kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. Indikator kinerja sosial mencakup empat indikator yang terdiri dari: indikator praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggung jawab atas produk. Penghitungan CSRD dilakukan dengan metode dichotomous yaitu: Skor 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada standar GRI Skor 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada standar GRI
21 Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut: ∑Xij
CSRDIj =
nj
Keterangan: CSRDIj = Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j, 0 ≤ CSRDIj ≤ 1
2.
∑Xij
= Jumlah item yang diungkapkan perusahaan j, ∑Xij ≤ 91
nj
=Jumlah item yang seharusnya diungkapkan perusahaan j, nj≤ 91
Variabel Moderasi Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan discretionary accrual. Discretionary accrual dihitung dengan model modified Jones (Dechow dkk., 1995): TAit = NIit - CFOit Nilai total accrual yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS adalah sebagai berikut: TAit/Ait-1= β1 (1/Ait-1) + β2 (∆REVit/Ait-1) + β3 (PPEit/Ait-1)+ ε Sehingga nilai Nondiscretionary accruals dapat dihitung dengan: NDAit= β1 (1/Ait-1) + β2 (∆REVit/Ait-1 - ∆RECit/Ait-1) + β3 (PPEit/Ait-1)
22 Akhirnya discretionary accrual, dapat dihitung sebagai berikut: DAit = (TAit/Ait-1)- NDAit Keterangan: DAit
= Discretionary Accruals badan usaha i pada periode ke-t
NDAit
= NonDiscretionary Accruals badan usaha i pada periode ke-t
TAit
=Total akrual badan usaha i pada periode ke-t
NIit
= Laba bersih badan usaha i pada periode ke-t
CFOit
= Aliran kas dari aktivitas operasi badan usaha i periode ke-t
Ait-1
= Total aktiva badan usaha i pada periode ke t-1
∆REVit = Perubahan pendapatan badan usaha i pada periode ke-t PPEit
= Aktiva tetap badan usaha i pada periode ke-t
∆RECit = Perubahan piutang badan usaha i pada periode ke-t ε 3.
= error
Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Salah satu alternatif yang digunakan dalam menghitung nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q yang dikembangkan oleh Tobin 1967.Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio-q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal
23 ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio-q di bawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008). Rumus perhitungan dengan menggunakan model Tobin’s Q adalah sebagai berikut:
Q=
EMV + D EBV + D
Dimana: Q
= Nilai perusahaan
EMV
= Nilai pasar ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang beredar)
D
= Nilai buku dari total hutang
EBV
= Nilai buku dari total ekuitas
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua BUMN yang terdaftar di BEI dengan menggunakan metode purposive sampling dalam penarikan sampelnya. Adapun kriteria penarikan sampel untuk digunakan dalam penelitian yaitu: 1.
Perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI untuk periode 2011 sampai dengan 2015.
2.
Perusahaan BUMN yang menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan auditan dengan konsisten dan lengkap untuk periode 2011 sampai dengan 2015.
24 3.
Pengungkapan CSR atau informasi sosial lainnya tertuang dalam laporan tahunan perusahaan selama periode 2011 sampai dengan 2015.
4.
Perusahaan BUMN yang melakukan IPO pada tahun 2010 atau sebelumnya untuk memenuhi penghitungan komponen manajemen laba.
BUMN dipilih karena merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seharusnya menjadi model yang baik bagi perusahaanperusahaan non BUMN. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa informasi closing price saham dan laporan tahunan BUMN untuk periode 2011 sampai dengan 2015 yang masing-masing diperoleh dari situs finansial yahoo (finance.yahoo.com), situs IDX (www.idx.co.id) maupun situs perusahaan yang bersangkutan. 3.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri laporan tahunan perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Sebagai panduan, digunakan instrumen penelitian checklist yang berisi item-item pengungkapan pertanggungjawaban sosial dalam bentuk kertas kerja. 3.5 Metode Analisis 3.5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dimiliki tanpa ada tujuan menarik kesimpulan untuk generalisasi.
25 Parameter statistik deskriptif yang disajikan meliputi nilai minimum, nilai maximum, mean, mode dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik 3.5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2016). Salah satu cara untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan analisis grafik dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi dikatakan normal, jika garis yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. Selain itu, untuk memastikan keandalan hasil uji normalitas dalam penelitian ini, digunakan sebuah uji statistik non-parametrik, yaitu one sample Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 = data residual berdistribusi normal dan Ha = data residual berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2016). 3.5.2.2 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
26 Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu kumpulan data yaitu dengan melihat grafikscatterplotantara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain itu, peneliti juga menggunakan uji koefisien korelasi Spearman’s rho untuk menjamin hasil pengujian yang lebih presisi dan akurat. Metode uji heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman’s rho yaitu mengkorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan residual menghasilkan signifikansi yang lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 3.5.2.3 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10 (Ghozali, 2016).
27 3.5.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Penelitian ini menggunakan run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 = residual (res_1) random (acak) dan Ha = residual (res_1) tidak random (Ghozali, 2016). 3.5.3 Analisis Regresi Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yakni: 1.
Analisis regresi linear sederhana Y = α + β1X1it+ ε
2.
Analisis regresi linear berganda Y = α + β1X1it+ β2X2it + β3X1X2it+ ε
Keterangan
:
Y
: Nilai perusahaan
α
: Konstanta
β1 - β3
: Koefisien regresi
X1
: Pengungkapan CSR
X2
: Manajemen laba
(X1X2)
: Interaksi antara pengungkapan CSR dengan manajemen laba
28 ε
: Standard error, yaitu tingkat kesalahan praduga dalam penelitian
Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen). Variabel perkalian antara pengungkapan CSR (X1) dan manajemen laba (X2) merupakan variabel moderasi, karena menggambarkan pengaruh moderasi variabel manajemen laba (X2) terhadap hubungan pengungkapan CSR (X1) dan nilai perusahaan (Y). 3.5.4 Pengujian Hipotesis 3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi Pengujian ini digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam adjusted R square (R2). 3.5.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian adalah: 1.
H0 diterima jika nilai probabilitas (sig f) > α (0,05) dan p value > 0,05
2.
H0 ditolak jika nilai probabilitas (sig f) < α (0,05) dan p value < 0,05
29 3.5.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian adalah: 1.
H0 diterima jika nilai probabilitas (sig t) > α (0,05) dan p value > 0,05
2.
H0 ditolak jika nilai probabilitas (sig t) < α (0,05) dan p value < 0,05
50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: Variabel pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, namun adanya indikasi praktik manajemen laba sebagai variabel moderasi dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan dengan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pelaporan CSR sebagai bentuk pengungkapan implementasi CSR dapat meningkatkan nilai perusahaan di pasar modal. Pengungkapan CSR sebagai langkah manajemen dalam menyelaraskan perusahaan terhadap norma dan nilai sosial lingkungan operasionalnya berimplikasi positif terhadap reputasi perusahaan di mata stakeholders-nya, sehingga pasar akan merespon hal tersebut melalui peningkatan harga saham. Namun, adanya indikasi praktik manajemen laba membuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan menjadi lebih lemah. Dengan kata lain, pengungkapan CSR perusahaan yang memiliki tingkat manajemen laba yang tinggi direspon lebih rendah oleh pasar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat manajemen laba yang lebih rendah.
51 5.2
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih presisi dan akurat, yaitu: 1.
Penelitian ini hanya menggunakan pengungkapan CSR sebagai variabel independen dalam pengaruhnya terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q dan manajemen laba yang diproksikan DA sebagai variabel moderasi.
2.
Penelitian ini juga menggunakan standar GRI G4 yang diterbitkan pada tahun 2013 dalam mengukur indeks pengungkapan CSR perusahaan sampel pada periode 2011 sampai dengan 2012 yang merupakan periode sebelum diterbitkan dan diterapkannya standar GRI G4 tersebut.
3.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI dalam berbagai jenis sektor.
4.
Dalam penelitian ini masih terdapat unsur subjektivitas khususnya dalam menilai indeks pengungkapan CSR, sehingga penentuan indeks untuk indikator yang sama pada perusahaan dan periode yang sama dapat berbedabeda antar peneliti lainnya.
5.3
Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan dengan mempertimbangkan kesimpulan serta keterbatasan penelitian diatas agar peneliti selanjutnya mendapatkan hasil yang lebih presisi dan akurat, yaitu:
52 1.
Peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian dengan populasi dan sampel yang tidak hanya terbatas pada perusahaan BUMN saja.
2.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan versi standar GRI yang relevan dengan periode penelitiannya secara keseluruhan.
3.
Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak dan periode pengamatan yang lebih lama.
4.
Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan proksi yang mengimplementasikan pembobotan dalam penentuan skor pengungkapan CSR perusahaan dengan mempertimbangkan subkategori maupun aspek yang dianggap berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
_______. 2009. Penanggulangan Masalah Autokorelasi. Diakses dari http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/penanggulangan-masalahautokorelasi.html?m=1 pada tanggal 20 Agustus 2016 pukul 15.36 WIB. Bursa Efek Indonesia. Diakses dari http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx pada tanggal 10 Juli 2016 pukul 16.24 WIB. Dechow, Patricia M, Richard G.S., dan Amy P. Sweeny. 1995. Detecting Earning Management. The Accounting Review. Jurnal. Duwi. 2011. Uji Heteroskedastisitas. Diakses dari http://duwiconsultant.blogspot.co.id/2011/11/ujiheteroskedastisitas.html?m=1 pada tanggal 15 Agustus 2016 pukul 14.53 WIB. Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. 2013. Buku Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Febriyanto. 2015. Signaling Theory. Diakses dari https://febriyanto79.wordpress.com/2015/06/11/signaling-theory/ pada tanggal 13 April 2016 pukul 07.20 WIB. Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Global Reporting Initiatives. 2013. G4 Pedoman Pelaporan Berkelanjutan. Diakses dari http://www.globalreporting.org pada tanggal 24 Januari 2016 pukul 05.01 WIB. Godfrey Jayne, et al. 2010. Accounting Theory, Sevent Edition. John Wiley Sons Australian Ltd.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktik Corporate Governance sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan , Vol.10, No.2, November 2008:97-108. Universitas Trisakti. Ikatan Akuntan Indonesia, 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. ISO 26000 Guidance on Social Responsibility Jayastini, Luh Anggi dan I Gde Ary Wirajaya. 2016. Manajemen Laba Sebagai Pemoderasi Pengaruh Corporate Social Responsibility pada Kinerja Keuangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.16.1. Juli (2016): 587-614. Jogiyanto.2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Yogyakarta: BPFE. Nurlela, R., & Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-08/MBU/2013 tanggal 10 September 2013 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Prior, D., Surroca, J., and Tribo. 2008. Are Socially Responsible Managers Really Ethical? Exploring the Relationship Between Earnings Management and Corporate Social Responsibility. Journal Compilation, Vol.16. No. 3, May. Raharjo, Sahid. 2014. Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS. Diakses dari http://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-normalitas-kolmogorovsmirnov-spss.html?m=1# pada tanggal 11 Agustus 2016 pukul 14.30 WIB. Ramadhani, Laras Surya dan Basuki Hadiprajitno. 2013. Pengaruh Corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan prosentase kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No.2/Mei 2012: 95-189. Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory. Fifth Edition. Toronto: Pearson Education Canada.
Suhardjanto, Djoko dan Shinta Nugraheni. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi, Volume XVI, No. 02, Mei 2012: 162-175. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas