PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI DI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014 Rahmat Putra Wijaya 120462201165 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Jl. Politeknik Senggarang, Telp/Fax. (0771) 500096; PO.BOX 155 Tanjungpinang 29100 Gmail :
[email protected] ABSTRACT Wijaya, 2016: The Influence of Corporate Social Responsibility To Firm Value With Likuidity As Moderating Variable On Mining Company Listed In Indonesian Stock Exchange Period 2011-2014. The research is meant to examine the influence of Corporate Social Responsibility (CSR) to firm value with likuidity as moderating variable on mining company listed in Indonesian Stock Exchange. The period used in this research is four (4) years, strarting from 2011 to 2014. This research used quantitative approach. The population in this research is 41 mining company that have been and are still listed in Indonesian Stock Exchange. Sample is collected by using purposive sampling methods and obtained a sample of 26 company. The hypothesis test is performed by using Moderated Regression Analysis (MRA). The result of this research indicates that the Corporate Social Responsibility has influence to the firm value and Likuidity as the moderating variable cannot influence the relation of Corporate Social Responsibility to the firm value. Keyword: Firm Value, Corporate Social Responsibility, and Likuidity PENDAHULUAN Berdirinya suatu perusahaan mempunyai tujuan yang jelas. Salah satu tujuan yang paling mendasar dalam setiap perusahaan ialah memperoleh kemakmuran yang setinggi-tingginya dalam menghasilkan laba. Hal tersebut sejalan dengan pembentukan nilai perusahaan di perusahaan tersebut dan hal ini sangat berhubungan erat dengan para pemegang saham. Nilai perusahaan dapat dikatakan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Pada saat banyak perusahaan semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan dan kerusakan lingkungan disekitarnya dapat terjadi. Dan hal tersebut akan memunculkan sebuah pandangan negatif terhadap perusahaan tersebut apabila perusahaan tersebut tidak memperhatikan pertanggungjawaban sosial terhadap lingkungan disekitar perusahaan tersebut. Hal ini memberikan asumsi bahwa untuk meningkatkan nilai perusahaan maka tidak hanya laba yang harus diperhatikan. Namun, pertanggungjawaban sosial juga menjadi salah satu hal penting dan juga berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 1
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan nilai perusahaan di suatu perusahaan tidak hanya memerlukan tingkat profitabilitas yang tinggi. Tetapi juga diperlukan sebuah pertanggungjawaban sosial terhadap lingkungan disekitar perusahaan tersebut. Tanggungjawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat. Perusahaan dihadapkan pada kenyataan, bahwa walaupun tujuan utamanya mencari keuntungan, namun tidak dapat dilepaskan dari masyarakat. Diharapkan dengan penerapan CSR maka perusahaan akan dapat melangsungkan usahanya dalam jangka panjang (Gunawan dan Suhartini dalam Ekowati, 2013). Tanggungjawab sosial perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi antar sebuah perusahaan dengan semua stakeholders, termasuk didalamnya pelanggan (costumer), pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Corporate Social Responsibility (CSR) menurut McWilliams dan Siegel dalam (Agustine, 2014) didefenisikan sebagai aksi yang muncul sebagai lanjutan dari tindakan sosial, melebihi kepentingan perusahaan dan yang diwajibkan oleh hukum. Corporate Social Responsibility sebagai konsep akuntansi yang baru adalah transparansi pengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan, dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya berupa informasi keuangan perusahaan saja, tetapi perusahaan juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak-dampak sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan. Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela dimana suatu perusahaan membantu mengatasi problem sosial dan lingkungan, melainkan bersifat wajib. Kewajiban untuk melaksanakan CSR tertuang dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74. Pasal 74 tersebut menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Selain itu, UU No. 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3, menyatakan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan, untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Peraturan mengenai tanggungjawab sosial perusahaan tersebut merupakan bentuk ketegasan pemerintah terhadap perusahaan go public, dan seharusnya diimbangi kesadaran dari perusahaan untuk melakukan CSR (Indrawan dalam Ekowati, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya meneliti pengaruh hubungan antara Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Tetapi, peneliti juga menambahkan Likuiditas yang akan dijadikan sebagai variabel pemoderasi. Menurut Murtanto dan Elvina dalam (Rahajeng, 2010) mengatakan tingkat likuiditas mencerminkan kesehatan suatu perusahaan dan untuk mengukurnya digunakan rasio lancar dan rasio cepat. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut pengertian diatas, peneliti mengasumsikan bahwa apabila likuiditas suatu perusahaan tinggi maka perusahaan dianggap mampu untuk memberikan informasi atau melakukan Corporate Social Responsibility terhadap lingkungan sekitar FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2
perusahaan. Dan hal ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini mengambil judul, “ PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ”. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Nilai Perusahaan Tujuan utama seorang manajer adalah untuk memaksimalkan nilai dari saham perusahaannya. Nilai tersebut didasarkan pada aliran kas yang akan dihasilkan oleh perusahaan di masa mendatang (Houston, 2006). Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefenisikan sebagai nilai pasar. Menurut (Handriyani, 2013) nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Berdasarkan paragraf diatas dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan merupakan nilai jual perusahaan atau nilai tumbuh bagi pemegang saham, nilai perusahaan tersebut akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Menurut Susanti dalam (Anggraini, 2013) Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Dengan begitu dapat memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kemudian suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari tingginya harga saham perusahaan, jika nilai sahamnya tinggi dapat dikatakan nilai perusahaan juga baik. Setiap perusahaan yang didirikan menginginkan harga saham yang dijual memiliki potensi harga tinggi sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang meningkat menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Karena tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya (Gunawan dan Utami dalam Handriyani, 2013). Menurut Gitosudarmo dalam (Arif, 2015), aspek-aspek sebagai pedoman perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Menghindari Risiko Yang Tinggi Bila perusahaan sedang melaksanakan operasi yang berjangka panjang, maka harus dihindari tingkat risiko yang tinggi. Proyek-proyek yang memiliki kemungkinan laba yang tinggi tetapi mengandung risiko yang tinggi perlu dihindarkan. Menerima proyek-proyek tersebut dalam jangka panjang berarti suatu kegagalan yang dapat mematahkan keberlangsungan hidup perusahaan. 2. Membayarkan Deviden
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 3
Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham oleh perusahaan. Deviden harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Maupun kebutuhan para pemegang saham. Dengan membayarkan deviden secara wajar, maka perusahaan dapat membantu menarik para investor untuk mencari deviden dan hal ini dapat membantu memelihara nilai perusahaan. 3. Mengusahakan Pertumbuhan Apabila perusahaan dapat mengembangkan penjualan, hal ini dapat berakibat terjadinya keselamatan usaha dalam persaingan di pasar, maka perusahaan yang akan berusaha memaksimalkan nilai perusahaan harus secara terus menerus mengusahakan pertumbuhan dari penjualan dan penghasilannya. 4. Mempertahankan Tingginya Harga Pasar Saham Harga saham pasar adalah merupakan perhatian utama dari perhatian manajer keuangan untuk memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham atau pemilik perusahaan. Manajer harus selalu berusaha ke arah itu untuk mendorong masyarakat agar bersedia menanamkan uangnya ke dalam perusahaan itu. Dengan pemilihan investasi yang tepat maka perusahaan akan mencerminkan petunjuk sebagai tempat penanaman modal yang bijaksana bagi masyarakat. Hal ini akan membantu mempertinggi nilai dari perusahaan. Teori Stakeholders Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder (Agustine, 2014 : 43). Teori stakeholder menekankan mengenai akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan diatas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui stakeholders. Sedangkan menurut Hadi dalam (Handriyani, 2013), teori stakeholders mengatakan bahwa perusahaan bukanlah suatu entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdersnya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan. Stakeholder merupakan semua pihak, internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi ataupun dipengaruhi oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari kedua paragraf teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder dimana sebuah perusahaan tersebut tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun juga harus memberikan manfaat kepada stakeholdersnya. Teori ini juga menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka, melebihi dan diatas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui stakeholders. Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang saat ini yaitu publikasi corporate social responsibility.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 4
Corporate Social Responsibily Corporate Social Responsibility (CSR) menurut McWilliams dan Siegel dalam (Agustine, 2014) didefenisikan sebagai aksi yang muncul sebagai lanjutan dari tindakan sosial, melebihi kepentingan perusahaan dan yang diwajibkan oleh hukum. Corporate Social Responsibility sebagai konsep akuntansi yang baru adalah transparansi pengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan, dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya berupa informasi keuangan perusahaan saja, tetapi perusahaan juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak-dampak sosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan. Menurut The World Business Council for Sustainable Development dalam (Purnamasari, 2012 : 13) corporate social responsibility atau tanggungjawab sosial perusahaan didefenisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Dari kedua defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa corporate social responsibility merupakan sebuah aksi pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan sosial di sekitar perusahaan, dimana aksi tersebut dilakukan sebagai upaya pertanggungjawaban atas aktifitas-aktifitas perusahaan yang memiliki dampak-dampak negatif di lingkungan sosial perusahaan tersebut. Hal ini juga memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela dimana suatu perusahaan membantu mengatasi problem sosial dan lingkungan, melainkan bersifat wajib. Kewajiban untuk melaksanakan CSR tertuang dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74. Pasal 74 tersebut menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, UU No. 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3, menyatakan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan, untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Peraturan mengenai tanggungjawab sosial perusahaan tersebut merupakan bentuk ketegasan pemerintah terhadap perusahaan go public, dan seharusnya diimbangi kesadaran dari perusahaan untuk melakukan CSR (Indrawan dalam Ekowati, 2013). Untuk itu corporate social responsibility saat ini tidak berdasarkan sukarela saja namun sudah diwajibkan oleh badan hukum di Indonesia. Kemudian setiap perusahaan yang aktifitasnya memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan sosial disekitar perusahaan wajib melakukan corporate social responsibility dengan mengeluarkan FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 5
biaya pengungkapan terhadap pertanggungjawaban sosial dan dicantumkan kedalam laporan keuangan tahunan (company annual report). Likuiditas Rasio likuiditas (liquidity ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan mengenai kompetensi keuangan saat ini perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah (James C & John M, 2005 : 206). Likuiditas memiliki dua dimensi (James C & John M, 2005 : 207) yaitu (1) waktu yang dibutuhkan untuk mengubah aktiva menjadi bentuk tunai, dan (2) Kepastian harga yang direalisasi. Bahkan jika harga yang direalisasi dapat diprediksi seperti realisasi persediaan, piutang merupakan aktiva yang lebih likuid dari pada persediaan, karena waktu yang dibutuhkan untuk mengubah aktiva ke bentuk tunai lebih singkat. Jika harga yang direalisasi untuk piutang lebih pasti daripada persediaan, piutang akan dianggap makin likuid. Likuiditas sangat penting bagi suatu perusahaan dikarenakan berkaitan dengan mengubah aktiva menjadi kas. Likuiditas sering digunakan oleh perusahaan maupun investor untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Brigham & Houston dalam (Arif, 2015 : 20) mengatakan bahwa aset likuid (likuid asset) merupakan aset yang diperdagangkan pasar aktif sehingga dapat dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku, sedangkan posisi likuiditas suatu perusahaan berkaitan dengan pertanyaan, apakah perusahaan mampu melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo pada tahun berikutnya. Perusahaan yang likuiditasnya tinggi diharapkan melakukan disclosure secara lebih luas. Alasan yang mendasari dan diharapkan adalah perusahaan yang finansialnya kuat akan melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial secara lebih luas (Wicaksono dalam Almiyanti, 2014 : 27). Berdasarkan teori legistimasi berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukan rasio likuiditas tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial yang tinggi. Hal ini didasarkan bahwa kuatnya keuangan suatu perusahaan akan cenderung memberikan informasi yang lebih luas dari pada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang lemah (Rahajeng dalam Almiyanti, 2014 : 27). Hal ini juga dapat memberikan asumsi bahwa, sebuah perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sekaligus dapat memperkuat hubungan antara corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Kerangka Pemikiran Model menggunakan variabel terikat yaitu Nilai Perusahaan disimbolkan dengan (Y) dan menggunakan variabel bebas yaitu Corporate Social Responsibility disimbolkan dengan (X1) serta menggunakan variabel moderating yaitu Likuiditas (X2) yang dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambir berikut : Gambar 2.1 FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 6
Kerangka Pemikiran
Corporate Social Responsibility
Nilai Perusahaan
Likuiditas
Pengembangan Hipotesis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Menurut Suharto (2010) CSR telah menjadi semacam license to operate terhadap perusahaan- perusahaan besar di dunia. Ini artinya, perusahaan yang mengabaikan praktik CSR, akan ditinggalkan oleh masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012) tentang pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2010 telah membuktikan bahwa corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryanti (2014) yang mengatakan bahwa variabel corporate social responsibility tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemudian ditemukan perbedaan hasil dalam penelitian Wirokusumo (2011) yang menyimpulkan bahwa variabel corporate social responsibility berpengaruh signifikan namun secara negatif terhadap nilai perusahaan. Dari ke tiga hasil penelitian terdahulu diatas, maka peneliti ingin menguji kembali apakah variabel Corporate Social Responsibility dapat memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis satu dalam penelitian ini adalah : H1 :
Corporate Social Responsibility Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2015) dengan judul pengaruh ratio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan pada kelompok saham LQ 45 di bei tahun 2011-2013 memberikan hasil penelitian bahwa secara parsial hanya variabel likuditas yang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel solvabilitas, rentabilitas dan kebijakan deviden masing-masing berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Nugroho (2012) dengan judul pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 yang memberikan hasil bahwa FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 7
variabel likuiditas yang digunakan sebagai variabel bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil penelitian tersebut diatas maka peneliti ingin menguji kembali apakah variabel likuiditas dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan apabila diteliti di perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2014. Serta peneliti juga akan meneliti apakah variabel likuiditas memperkuat/memperlemah pengaruh variabel corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Maka hipotesis dua pada penelitian ini adalah : H2 :
Likuiditas Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Interaksi Antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Dapat Terhadap Nilai Perusahaan Terdapat perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari (2012) dan Suryanti (2014) yang meneliti tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Purnamasari mengatakan bahwa corporate social responsibility memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Suryanti (2014) mengatakan bahwa variabel corporate social responsibility tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Almiyanti (2014) tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas dan basis kepemilikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial (CSR) pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 mengatakan bahwa variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial atau corporate social responsibility. Kemudian penelitian Nugroho (2012) membuktikan bahwa likuiditas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, peneliti ingin menguji kembali apakah likuiditas dapat memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan serta apakah likuiditas juga dapat memperkuat/memperlemah sebuah perusahaan dalam melakukan corporate social responsibility di lingkungan sekitar perusahaan. Dengan kata lain interaksi antara corporate social responsibility dan likuiditas dapat berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan diteliti di perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2014. Maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: H3 : Interaksi Antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Dapat Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Serta Interaksi antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Beberapa peneliti terdahulu telah menunjukan bahwa Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Purnamasari (2012) dalam penelitiannya mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bei periode 2009-
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 8
2010 menunjukan bahwa variabel corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Wirokusumo (2011) pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas sebagai pemoderasi menunjukan bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan secara simultan corporate social responsibility, profitabilitas dan interaksi antara corporate social responsibility dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil dari para peneliti diatas maka dapat diasumsi kan bahwa apabila semakin banyak variabel independen maka akan menambah pengaruh terhadap variabel dependen terebut apabila diuji secara bersama-sama atau simultan. Dan untuk penelitian kali ini peneli ingin menguji apakah corporate social responsibility dan likuiditas serta interaksi antara corporate social responsibility dan likuiditas dapat berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. maka hipotesis ke empat ialah sebagai berikut : H4 : Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Serta Interaksi antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan. METODOLOGI PENELITIAN Variabel Dependen Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Tobin’s Q dengan membandingkan nilai pasar ekuitas dan nilai buku dari total hutang dengan nilai buku dari total aktiva dan total hutang. Jika rasio Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aset menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan menarik investasi baru. Jika rasio Q dibawah satu, maka investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Agustine, 2014 : 7). Tobin’s Q dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana: Q
= Nilai Perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas (EMV = closing prise x jumlah saham yang beredar) EBV
= Nilai buku dari ekuitas (diperoleh dari selisih total aset perusahaan total kewajiban)
dengan
D
= Nilai buku dari total hutang (hutang jangka pendek + hutang jangka panjang)
Variabel Independen Corporate Social Responsibility
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 9
Corporate social responsibility memiliki beberapa fokus item pengungkapan yang sesuai dan tercantum didalam GRI (Global Reporting Intiative). Adapun indikator pengungkapan corporate social responsibility berdasarakan GRI ialah sebagai berikut: 1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator), terdiri dari 9 item. 2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator), terdiri dari 30 item. 3. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator), terdiri dari 40 item. Rumus yang digunakan untuk menghitung corporate social responsibility ialah dengan menggunakan corporate social responsibility index (CSRI) seperti berikut ini (Sayekti dan Wondabio dalam Handriyani, 2013 : 7): ∑
Dimana: CSRIj = CSR Disclosure Index Perusahaan nj
= Jumlah Item Untuk Perusahaan j
Xij
= Item i diungkapkan
Variabel Moderating Likuiditas Alat ukur radio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan quick ratio. Berikut rumusnya:
Alat ukur ini di anggap lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga dan piutang yang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang jangka pendek. Sementara hutang lancar terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji / upah, dan hutang jangka pendek lainnya. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sangadji, 2010 : 185). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI, dengan alasan bahwa perusahaan-perusahaan pertambangan biasanya lebih banyak memberikan pengaruh atau dampak terhadap lingkungan disekitar perusahaan sebagai akibat dari aktivitas perusahaan. Penelitian ini menggunakan periode penelitian 2011-2014. Populasi yang didapat oleh peneliti ialah berjumlah 41 perusahaan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 10
purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan ialah sebagai berikut: 1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada periode penelitian yaitu pada tahun 2011-2014. 2. Perusahaan pertambangan tersebut melakukan Corporate Social Responsibility pada periode penelitian secara berturut – turut. 3. Menyediakan laporan tahunan dan menerbitkan laporan keuangan lengkap pada periode penelitian secara berturut-turut, Berdasarkan ke 3 kriteria diatas maka sampel yang sudah didapat oleh peneliti pada tahun periode penelitian ialah berjumlah 26 perusahaan. Metode Analisis Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisis apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasi atau tidak (Siregar, 2013 : 126) Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang ada terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik histogram dan normal plot. Pada analisis histogram bila grafik normal plot menunjukan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda memenuhi asumsi normal. Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi untuk variabel yang dianalisis memiliki nilai signifikansi (P-value) lebih besar dari 0.05 (5%). Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula salah satu analisis statistik yaitu Kolmogorov-Smirnov test (K-S) (Ghozali, 2013:160-164). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis. Ho = Data residual berdistribusi normal Ha = Data residual tidak berdistribusi normal Uji Multikolinieritas Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas, dimana akan di ukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan / pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Uji ini dapat dilakukan dengan mengamati nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance kurang dari 10% dan nilai VIF di atas 10, maka diperkirakan terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2013: 106). Dasar pengambilan keputusannya ialah: - Apabila VIF > 10 maka persamaan regresi terdapat multikolinieritas - Apabila VIF < 10 maka persamaan regresi tidak terdapat multikolinieritas
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 11
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik Scatterplot dan juga dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikannya pada nilai uji Glejser serta Tabel Spearman’s Rho. Apabila nilai signifikannya diatas 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Menurut Santoso (2015), uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t. Secara praktis, dapat dikatakan bahwa nilai residu tidak berkorelasi satu dengan yang lain. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah model yang terbebas dari masalah autokorelasi. Uji autokorelasi dapat diketahui melalui Uji Durbin Watson yaitu untuk mendeteksi adanya autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen. Panduan mengenai angka DW (Durbin-Watson) untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilihat pada tabel DW, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian, secara umum dapat diambil patokan: 1. Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi negatif 2. Angka DW diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka DW diatas +2 berarti ada autokorelasi positif Moderated Regression Analysis Untuk melakukan pengujian terhadap variabel moderasi dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated Regression Analysis (MRA) adalah metode yang menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel moderasi (Ghozali, 2013: 229). Untuk menggunakan MRA dengan satu variabel independen dan satu variabel moderasi, maka harus dilakukan dua kali persamaan regresi dimana regresi pertama dilakukan tanpa menambahkan variabel moderasi. Sedangkan regresi ke dua dilakukan dengan menambahkan variabel moderasi tersebut. Kedua persamaan regresi tersebut ialah sebagai berikut:
Yi = α + b1X1 Yi = α + b1X1 +b2X2 + b3X1*X2 Keterangan : Yi
= Nilai Perusahaan
α
= Konstanta
b1...b2 = Koefisien Regresi Variabel Independen FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 12
X1
= Corporate Social Responsibility
X2
= Likuiditas
X1*X2 = Perkalian antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Dari dua persamaan diatas maka akan didapat hasil yang berbeda yang akan memberikan jawaban apakah pada persamaan kedua dengan menambahkan variabel moderasi dapat menambah pengaruh antara corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Uji Hipotesis 1 Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t (parsial) dan uji f (simultan). Ada dua jenis koefisiensi regresi yang dapat dilakukan pengujian yaitu uji-t dan uji-f. 1. Uji T Uji t (uji parsial) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh yang berarti (signifikan) antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen (Sunyoto, 2011 : 146). Hipotesis yang akan diuji ialah sebagai berikut: Ho
: variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variable dependen.
Ha
: variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika thitung < ttabel, atau - thitung > - ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5 %. 2. Jika thitung > ttabel, atau - thitung < - ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α = 5 %. 2. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat) (Siregar, 2013 : 252). Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi (R2) berkisar antar nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. 2
Dengan demikian, bila R2 mendekati nol, maka pengaruh dari variabel bebas corporate social responsibility dan likuiditas sebagai variabel moderasi terhadap nilai perusahaan adalah kecil. Bila mendekati 1, maka pengaruh dari variabel bebas
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 13
corporate social responsibility dan likuiditas sebagai variabel moderasi terhadap nilai perusahaan adalah besar. Uji Hipotesis 2 Uji hipotesis 2 dilakukan bertujuan untuk menguji apakah variabel moderating dalam penelitian ini dapat berpengaruh atau tidak berpengaruh. Uji ini menggunakan metode Analisis Regresi Moderasi (Moderating Regression Analysis). Analisis Regresi Moderasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel moderating dalam penelitian ini akan memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen dan dependen. MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsus interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen). Variabel perkalian antara Corporate Social Responsibility (X1) dan Likuiditas (X2) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan pengaruh moderating variabel likuiditas (X2) terhadap hubungan corporate social responsibility (X1) terhadap nilai perusahaan (Y). Dalam penelitian ini akan digunakan uji MRA, hipotesis diterima jika variabel moderasi mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 1. Uji T Uji signifikan nilai t (uji parsial) digunakan untuk menguji apakah variabel moderasi (interakti antara X1 dan X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji ialah sebagai berikut: Ho
: Variabel moderasi (Interaksi antara Likuiditas dan Corporate Social Responsibility) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
Ha
: Variabel moderasi (Interaksi antara Likuiditas dan Corporate Social Responsibility) berpengaruh terhadap variabel dependen
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika thitung < ttabel, atau - thitung > - ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5 %. 2. Jika thitung > ttabel, atau - thitung < - ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α = 5 %. 2. Uji F Uji f ( uji simultan ) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan ( bersama-sama ) mempengaruhi variabel dependen (Sunyoto, 2011 : 147). Hipotesis yang akan di uji ialah sebagai berikut: Ho : tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Ha : semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel independen. Uji ini dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan : 1. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ha dan Ho ditolak untuk α = 5%. 2. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho dan Ha ditolak untuk α = 5 %. FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 14
3. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat) (Siregar, 2013 : 252). Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi (R2) berkisar antar nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. 2
Dengan demikian, bila R2 mendekati nol, maka pengaruh dari variabel bebas corporate social responsibility dan likuiditas sebagai variabel moderasi terhadap nilai perusahaan adalah kecil. Bila mendekati 1, maka pengaruh dari variabel bebas corporate social responsibility dan likuiditas sebagai variabel moderasi terhadap nilai perusahaan adalah besar. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Unit Analisis Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan yang tertulis di bab sebelumnya. Prosedur pemilihan sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Jumlah perusahaan pertambangan yang terdapat di BEI periode 2011-2014 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan lengkap pada periode 2011-2014 Perusahaan yang tidak melakukan Corporate Social Responsibility secara berturut-turut pada periode 2011-2014 JUMLAH SAMPEL
Jumlah 41 (10)
(5)
26
Pengujian Pencilan Outlier Outlier adalah sekumpulan data yang dianggap memiliki sifat berbeda dengan kebanyakan data lainnya. Pengujian pencilan dalam penelitian ini menggunakan penghapusan batas atas pada variabel dependen dan independen sebesar 9,6% dari total sampel. Penghapusan ini dikarenakan variabel-variabel tersebut memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dari pada sampel lainnya sehingga akan membuat data menjadi tidak normal. FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 15
Deteksi terhadap unvariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara menkoversikan nilai data kedalam skor standardized atau yang biasa disebut Z-score. Menurut Hair dalam (Ghozali, 2013: 41) untuk kasus sampel kecil (kurang dari 80), maka standar skor dengan nilai ≥ 2,5 dinyatakan outlier. Untuk sampel besar standar skor dinyatakan outlier jika nilai nya pada kisaran 3 sampai 4. Dalam penelitian ini sampel yang dikeluarkan adalah 9,6% dari 104 sampel yaitu 10 sampel. Dengan demikian maka sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah berjumlah 94. Hasil Penelitian dan Pembahasan Statistik Deskriptif Tabel 4.2 Statistik Deskriptif N NP CSR LIKUID Valid N
94 94 94 94
Minimum ,620621 ,050633 ,199856 0
Maximum 6,925983 ,417722 8,003743 0
Mean 1,76596974 ,21694050 1,75143820 0
Std. Deviasi 1,284889042 ,105132441 1,535672145 0
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS Versi 21.0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah sampel adalah sebanyak 94. Selain itu dapat diketahui bahwa rata-rata NP sebagai proksi dari nilai perusahaan (Y) ialah sebesar 1,76596974 dengan nilai minimum sebesar 0,620621 dan nilai maksimum sebesar 6,925983, sedangkan nilai standar deviasi adalah sebesar 1,284889042. CSR (corporate social responsibility) merupakan variabel Independen (X1) memiliki rata-rata 0,21694050 dengan nilai minimum sebesar 0,050633 dan nilai maksimum sebesar 0,417722 serta nilai standar deviasi sebesar 0,105132441. Sedangkan likuiditas sebagai variabel moderasi (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 1,75143820 dengan nilai minimum sebesar 0,199856 dan nilai maksimum sebesar 8,003743 serta nilai standar deviasi sebesar 1,535672145. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Berikut ini hasil uji normalitas yang tertuang dalam tabel, data histogram, dan data P-P Plot yang sudah ditransformasikan ke dalam model semi-log: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Model 1 dan 2 (semi-log) Model I N
Model II 94
94
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 16
Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
,0000000 ,56544024
,0000000 ,54144096
,112 ,112 -,051 1,086 ,189
,117 ,117 -,052 1,130 ,156
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Pada Model 1 (semi-log)
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas Pada Model 2 (semi-log)
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 17
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Pada tabel 4.13 kedua model regresi sudah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 serta dapat dilihat dari gambar 4.5 dan gambar 4.6 dimana garis pada histogram sudah membentuk lonceng. Uji Multikolinieritas Berikut ini hasil uji multikolinieritas yang tertuang dalam tabel yang sudah ditransformasikan ke dalam model semi-log: Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Model 1 (semi-log) Model I
Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant) CSR
1,000
1,000
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Model 2 (semi-log) Model II
Collinearity Statistics Tolerance VIF
(Constant) CSR LIKUID X1X2
,441 ,273 ,290
2,268 3,665 3,449
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari hasil output pada tabel 4.14 dan 4.15 dapat dilihat bahwa variabel independen dalam kedua model memiliki nilai VIF dibawah 10. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam kedua model regresi. Uji Heteroskedastisitas Berikut ini hasil uji multikolinieritas yang tertuang dalam tabel yang sudah ditransformasikan ke dalam model semi-log: Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 1
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 18
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
CSR
Unstandardiz ed Resdiual
Unstandardized Residual ,036 ,727 94 1,000 . 94
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 2
CSR
LIKUID
LIKUIDCSR
Unstandardiz ed Resdiual
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Unstandardized Residual ,058 ,576 94 ,027 ,794 94 ,015 ,883 94 1,000 . 94
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel 4.16 dan 4.17 diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) variabel bebas terhadap unstandardized residual statistik lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model 1 dan 2 Dengan Durbin-Watson Test (semi-log) Model I
Durbin-Watson ,829
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 19
II
,873
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0 Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa nilai DW (Durbin-Watson) pada kedua model masing-masing ialah sebesar 0,899 dan 0,873. Nilai tersebut terletak diantara -2 sampai +2 maka hal ini berarti model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
Moderated Regression Analysis Analisis regresi moderasi digunakan untuk menjelaskan hubungan antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen serta variabel moderasi. Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah ditentukan maka didapat hasil pengolahan data dengan program SPSS sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Moderated Regression Analysis Coeffisientsa
MODEL (Constant) CSR LIKUID LIKUIDCSR a. Dependent Variable : LnNP
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,309 ,189 -,572 ,817 ,118 ,071 -,039 ,475
Standardized Coefficients Beta -,104 ,313 -,015
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0 Berdasarkan tabel 4.19 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y
= 0,309 - 0,572X1 + 0,118X2 – 0,039M
Dimana: Y
= Nilai Perusahaan
X1
= Corporate Social Responsibility
X2
= Likuiditas
M
= Interaksi Antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas
Pernyataan diatas mempunyai makna sebagai berikut: 1. Dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diambil kesimpulan yaitu apabila semua variabel dependen sama dengan nol, maka nilai perubahan akan mengalami perubahan sebesar 0,309. 2. X1 mewakili koefisien CSR sebesar -0,572 bahwa setiap penambahan pengungkapan CSR 1, maka akan mengurangi nilai perusahaan sebesar 0,572. FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 20
3. X2 mewakili koefisien Likuiditas sebesar 0,118 bahwa setiap penambahan likuiditas 1, maka akan menambah nilai perusahaan sebesar 0,118. 4. M mewakili koefisien moderasi (interaksi antara corporate social responsibility dan likuiditas) sebesar -0,039 bahwa setiap penambahan interaksi CSR dan likuiditas 1, maka akan mengurangi nilai perusahaan sebesar 0,039. Uji Hipotesis 1 1. Uji T Untuk mengetahui bahwa variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility dan Likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df (n-k-1), dimana (n) merupakan jumlah observasi/sampel sedangkan (k) adalah jumlah variabel penelitian. Berikut hasil uji hopotesis secara parsial. Tabel 4.10 Hasil Uji Hopotesis 1 Secara Parsial (semi-log) Coeffisientsa Unstandardized Coefficients MODEL B Std. Error (Constant) ,641 ,135 CSR -1,207 ,561 a. Dependent Variable : LnNP
Standardized Coefficients Beta -,219
T 4,749 -2,153
Sig. ,000 ,034
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa variabel CSR memiliki nilai thitung sebesar 2,153 dengan nilai ttabel sebesar 1,9835 sehingga thitung < ttabel dengan probabilitas signifikansi untuk variabel CSR sebesar 0,034 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak, yang berarti bahwa secara parsial Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan namun secara negatif terhadap Nilai Perusahaan. 2. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengetahui seberapa besar peran variabel independen secara bersama-sama menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel dependen. Berikut hasil pengujiannya: Tabel 4.11 Hasil Uji Hopotesis 1 Koefisien Determinasi (semi-log) Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 21
1 ,219a a. Predictors: (Constant), CSR b. Dependent Variable : LnNP
,048
,038
,56850
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,38 atau sebesar 3,8%. Hal ini berarti menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (LnNP) sebesar 3,8%. Variabel independen yang digunakan hanya mampu menjelaskan sebesar 3,8% variansi variabel dependen. Sedangkan sisanya 96,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Uji Hipotesis 2 Uji hipotesis 2 dilakukan bertujuan untuk menguji apakah variabel moderating dalam penelitian ini dapat berpengaruh atau tidak berpengaruh. Uji ini menggunakan metode Analisis Regresi Moderasi (Moderating Regression Analysis). Analisis Regresi Moderasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel moderating dalam penelitian ini akan memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen dan dependen. MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen). Variabel perkalian antara Corporate Social Responsibility (X1) dan Likuiditas (X2) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan pengaruh moderating variabel likuiditas (X2) dengan hubungan corporate social responsibility (X1) terhadap nilai perusahaan (Y). Dalam penelitian ini akan digunakan uji MRA, hipotesis diterima jika variabel moderasi mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 1. Uji T Uji t digunakan untuk menguji apakah Likuiditas memoderasi hubungan antara Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut: Ho
: Variabel moderasi (Interaksi antara Likuiditas dan Corporate Social Responsibility) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
Ha
: Variabel moderasi (Interaksi antara Likuiditas dan Corporate Social Responsibility) berpengaruh terhadap variabel dependen Tabel 4.12 Hasil Uji Hopotesis 2 Secara Parsial (semi-log) Coeffisientsa
MODEL
Unstandardized Coefficients B Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 22
(Constant) ,309 CSR -,572 LIKUID ,118 LIKUIDCSR -,039 a. Dependent Variable : LnNP
,189 ,817 ,071 ,475
-,104 ,313 -,015
1,634 -,699 1,662 -,081
,106 ,486 ,100 ,935
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel diatas diketahui bahwa Likuiditas (LIKUID) memiliki nilai thitung sebesar 1,662 dan nilai ttabel sebesar 1,9839 sehingga nilai thitung < ttabel dengan probabilitas signifikansi untuk variabel Likuiditas sebesar 0,100, dimana lebih besar dari nilai taraf signifikan 0,05. Maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, yang berarti bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Variabel moderasi (interaksi antara likuiditas dan CSR) memiliki nilai thitung sebesar -0,081 dengan nilai ttabel sebesar 1,9839 sehingga thitung < ttabel dengan probabilitas signifikansi untuk variabel moderasi sebesar 0,935 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, yang berarti bahwa secara parsial variabel moderasi (interaksi antara likuiditas dan CSR) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 2. Uji F Tabel 4.13 Hasil Uji Hopotesis 2 Secara Simultan (semi-log) ANOVAa
Sum Of MODEL Squares 1 Regression 3,968 Residual 27,264 Total 31,232 a. Dependent Variable : LnNP
Df 3 90 93
Mean Squares 1,323 ,303
F 4,366
Sig. ,006b
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari Uji ANOVA ( Analysis Of Varians) atau uji F, menunjukan bahwa nilai Fhitung sebesar 4,366 dengan nilai Ftabel sebesar 2,70 pada tingkat kesalahan α = 5%. Dengan nilai df = (k-1) : (n-k), jumlah sampel sebesar 104 dengan jumlah variabel yaitu 4, maka df = (4-1= 3 : 104-4= 100), sehingga Ftabel sebesar 2,70 pada tingkat kepercayaan 95%. Maka didapat Fhitung > Ftabel dimana 4,366 > 2,70 dengan signifikansi yaitu sebesar 0,006. Yang berarti bahwa variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility (CSR) dan Likuiditas serta variabel moderasi (Interaksi antara likuiditas dan corporate social responsibility) mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap Nilai Perusahaan (LnNP).
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 23
3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengetahui seberapa besar peran variabel independen dan moderasi secara bersama-sama menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel dependen. Berikut hasil pengujiannya: Tabel 4.14 Hasil Uji Hopotesis 2 Koefisien Determinasi (semi-log) Model Summaryb Model R R Square 1 ,356a ,127 b. Predictors: (Constant), CSR, LIKUID c. Dependent Variable : LnNP
Adjusted R Square ,098
Std. Error of the Estimate ,55039
Sumber : Data sekunder yang diolah SPSS versi 21.0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,098 atau sebesar 9,8%. Hal ini berarti menunjukan bahwa persentase pengaruh variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility dan Likuiditas serta variabel moderasi (Interaksi antara likuiditas dan corporate social responsibility) terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (LnNP) sebesar 9,8%. Variansi variabel independen dan moderasi yang digunakan hanya mampu menjelaskan sebesar 9,8% variansi variabel dependen. Sedangkan sisanya 90,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa di hipotesis ke dua terbukti bahwa dengan adanya variabel moderating likuiditas dapat menambah persentase pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan yaitu sebesar 6%. Pembahasan Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Hasil dari pengujian hipotesis satu (tanpa moderasi) dengan menggunakan uji regresi menunjukkan bahwa corporate social responsibility berpengaruh signifikan namun secara negatif terhadap nilai perusahaan. Pada hipotesis satu nilai thitung sebesar 2,153 dengan nilai ttabel sebesar 1,9835 sehingga thitung > ttabel dengan probabilitas signifikansi untuk variabel CSR sebesar 0,034 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak, yang berarti bahwa secara parsial Corporate Social Responsibility berpengaruh namun secara negatif terhadap Nilai Perusahaan. Dari hasil pengujian hipotesis satu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara parsial Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Maka Ho ditolak dan Ha tidak dapat ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wirokusumo (2011) yang menyimpulkan bahwa corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun secara negatif. Dan tidak sesuai dengan hasil penelitian Suryanti (2014) yang menyimpulkan bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 24
Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Hasil dari pengujian hipotesis dua dengan menggunakan uji regresi menunjukkan bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada hipotesis dua nilai thitung sebesar 1,662 dan nilai ttabel sebesar 1,9839 sehingga nilai thitung < ttabel dengan probabilitas signifikansi untuk variabel Likuiditas sebesar 0,100, dimana lebih besar dari nilai taraf signifikan 0,05. Maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, yang berarti bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Dari pengujian hipotesis 2 diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yunita (2015) yang menyimpulkan bahwa variabel likuiditas tidak dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemudian penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Nugroho (2012) yang menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Interaksi Antara Corporate Social Responsibility Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
dan
Likuiditas
Dapat
Hasil dari pengujian hipotesis dua (dengan variabel moderasi) dengan menggunakan uji regresi menunjukkan bahwa variabel moderasi (interaksi antara CSR dan likuiditas) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada hipotesis dua yang dilakukan dengan menambahkan variabel maoderasi memiliki nilai thitung sebesar -0,081 dengan nilai ttabel sebesar 1,9839 sehingga thitung < ttabel dengan probabilitas signifikansi untuk variabel moderasi sebesar 0,935 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Maka Ho tidak dapat ditolak dan Ha ditolak, yang berarti bahwa secara parsial variabel moderasi (interaksi antara likuiditas dan CSR) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa likuditas tidak mampu mempengaruhi hubungan antara corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Almiyanti (2014) yang menyimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR dan hasil ini juga membuktikan bahwa interaksi antara likuditas dan CSR tidak mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Serta Interaksi antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dari hasil pengujian hipotesis dua untuk melihat pengaruh simultan antara CSR, Likuiditas serta variabel moderasi (interaksi antara corporate social responsibility dan likuiditas), maka didapatlah nilai Fhitung sebesar 4,366 dengan nilai Ftabel sebesar 2,70 pada tingkat kesalahan α = 5%. Dengan nilai df = (k-1) : (n-k), jumlah sampel sebesar 104 dengan jumlah variabel yaitu 4, maka df = (4-1= 3 : 104-4= 100), sehingga Ftabel sebesar 2,70 pada tingkat kepercayaan 95%. Maka didapat Fhitung > Ftabel dimana 4,366 > 2,70 dengan signifikansi yaitu sebesar 0,006. berarti bahwa variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility (CSR) dan Likuiditas serta variabel moderasi (Interaksi antara likuiditas dan corporate social responsibility) mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap Nilai Perusahaan (LnNP).
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 25
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) dan Likuiditas serta variabel moderasi (interaksi antara CSR dan likuiditas) secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2014. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusaahaan. 3. Interaksi antara Corporate Social Responsibility dan Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 4. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Likuiditas serta variabel moderasi (Interaksi antara likuiditas dan corporate social responsibility) mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap Nilai Perusahaan. Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya populasi penelitian tidak hanya terfokus pada perusahaan pertambangan. Meskipun perusahaan pertambangan lebih dekat berhubungan dengan sumber daya, khususnya sumber daya alam. Namun, ternyata hal tersebut tidak bisa menjamin bahwasanya perusahaan pertambangan melakukan pengungkapan CSR secara luas. Terbuksi dari hasil penelitian ini bahwa pengungkapan CSR di perusahaan pertambangan masih terhitung relatif rendah. Oleh sebab itu, sebaiknya peneliti selanjutnya menambahkan populasi dari sektor perusahaan lain seperti manufaktur, dan telekomunikasi untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya unit pengamatan penelitian adalah laporan keberlanjutan (Sustainability Report) karena lebih baik dalam mengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR). 3. Bagi peneliti selanjutnya juga dapat menambahkan variabel lain selain variabel yang digunakan agar dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Nilai Perusahaan, sehingga dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan. REFERENSI
Agustine, I. (2014). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Universitas Kristen Petra Volume 2 , 1. Almiyanti, V. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Likuiditas Dan Basis Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ( Corporate Social Responsibility ) Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009 - 2012. Tanjungpinang: Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Anggraini, D. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Textile, Garment Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009 - 2012. Tanjungpinang: Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji. FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 26
Arif. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Return On Equity, Likuiditas, Dan Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar DI BEI. Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri Yogyajarta. Dr. Etta Mamang Sangadji, M. d. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: C. V Andi Offset. Drs. Danang Sunyoto, S. S. (2011). Metode Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: CAPS. Drs. Martono, S. d. (2008). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia. Edi Suharto, P. (2010). CSR & COMDEV. Bandung: Penerbit Alfabeta. Ekowati, L. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Growth, dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Skripsi Universitas Trunojoyo Madura , 1. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivarieti dengan Program IBM SPSS 21 Update Regresi. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Handriyani, A. N. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabiitas Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia ( STIESIA ) Surabaya Volume 2 , 5. Hj. Iranita, S. M. (2015). Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji , 17. Houston, B. &. (2006). Fundamentals Of Financial Management. Dasar - Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indikator Corporate Social Responsibility Berdasaran Global Reporting Intiative. Retreived Mei, 09, 2016 from https://www.globalreporting.org Ir. Syofian Siregar, M. M. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. James C, V. H. (2005). Fundamentals Of Financial Management. Prinsip - prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Nugroho, WA. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan. Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah. Purnamasari, D. (2012). Pengaruh Corporate Social Responsibility ( CSR ) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009 - 2010 . Tanjungpinang: Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Rajaheng, R. G. (2010). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial ( Social Disclosure ) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Undip. Santoso, Singgih. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI. FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 27
Suryanti, D. E. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Tanjungpinang: Skripsi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Wirokusumo, D. Y. (2011). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabiltas Sebagai Variabel Moderasi. Yogyakarta: Skripsi Universitas Atma Jaya. Yunita, Ria. (2015). Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Kediri : Skripsi Universitas Nusantara PGRI. http://duniainvestasi.com/ http://finance.yahoo.com/ http://idx.co.id/ www.bi.go.id/ www.ortax.org
FAKULTAS EKONOMI |UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 28