ANALISIS PENETAPAN STRATEGI PENINGKATAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN) PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA KOMPONEN KOPLING Gunawarman Hartono; Edi Santoso Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected];
[email protected]
ABSTRACT The development of the manufacturing industry in a country indicates the development of the national industry. The development can be evaluated by both product quality and performance of the industry as a whole. In enhancing the competitiveness of local products, the government attempted to improve the industry's ability to produce a quality product or component. This research was conducted to determine how domestic manufacturing companies have increased their use of domestic components in producing their products. Results of the determination of the value of the domestic component level (DCL) showed that the company manufacturing clutch uses a lot of local components in the country. This is possible because when setting the value of DCL, the human resources involved in the production provided very much contribution. Keywords: production increase, manufacturing industry, DCL (level of domestic components)
ABSTRAK Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkan maupun kinerja industri secara keseluruhan. Dalam meningkatkan daya saing produk lokal, pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan industri untuk menghasilkan produk atau komponen yang berkualitas. Untuk mendukung hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan dalam negeri telah meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam menghasilkan produk-produknya. Hasil penetapan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menunjukkan bahwa perusahaan yang memproduksi kopling menggunakan banyak komponen dalam negeri. Hal ini dimungkinkan karena pada waktu menetapkan nilai TKDN, sumber daya manusia yang terlibat dalam produksi memberikan konstribusi yang sangat besar. Kata kunci: peningkatan produksi, industri manufaktur, TKDN (tingkat komponen dalam negeri)
Analisis Penetapan Strategi … (Gunawarman Hartono; Edi Santoso)
83
PENDAHULUAN Perusahaan industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Sejak krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional, industri di Indonesia secara nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan pada perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat grafik kemerosotan ketimbang peningkatannya. Industri lainpun mengalami hal sama karena adanya kesulitan dalam persaingan di pasar global akibat kualitas produk. Melemahnya permintaan terhadap produk manufaktur Indonesia di pasar ekspor akibat melemahnya daya beli masyarakat di negara tujuan ekspor utama. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus tanpa adanya upaya yang menyeluruh dan bersifat terpadu dari berbagai pihak terkait, seperti masyarakat, pemerintah, dan pengusaha, industri nasional pelanpelan akan mengalami kemunduran dan kebangkrutan. Untuk itu, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas produk terutama tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). TKDN didefinisikan sebagai suatu batasan atau nilai yang mereprentasikan berapa tingkat kandungan lokal dalam negeri dalam suatu produk barang/jasa (Permen Perindustrian, 2011). Manfaat dari meningkatkan TKDN menurut Abdullah (2011), antara lain: (1) meningkatnya penggunaan produksi dalam negeri – hal ini berhubungan dengan kualitas produk atau komponen yang dihasilkan selama proses produksi; (2) meningkatnya/ penyerapan tenaga kerja – apabila kualitas produk atau komponen yang dihasilkan meningkat, dampaknya adalah meningkatnya penggunaan dari produk atau komponen tersebut. Hal ini juga berarti adanya peningkatan produksi yang pengaruhnya penyerapan tenaga kerja meningkat; (3) penghematan devisa –penggunaan produk atau komponen yang memperhatikan penggunaan komponen hasil produksi dalam negeri berarti mengurangi biaya penyediaan komponen luar negeri. Melalui persyaratan TKDN, industri-industri manufaktur dalam negeri diajak untuk menggunakan sebanyak-banyaknya komponen/faktor produksi yang berasal dari dalam negeri. Pemerintah menyiapkan perangkat hukumnya sebagai dasar untuk pelaksanaan, antara lain: (1) Keppres 80 tahun 2003 pasal 44 dan pasal 40 tentang Penggunaan Produksi Dalam Negeri, sebagai dasar pengaturan untuk meningkatkan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN); (2) Peraturan Menteri Perindustrian No . 11/M-IND/PER/3/2006. Dalam rangka mempercepat peningkatan penyerapan komponen lokal dalam suatu produk, dilakukan penelitian berupa Analisis Faktor Dominan untuk Meningkatkan Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN) yang selanjutnya akan ditindaklanjuti pada penelitian lanjutan untuk menetapkan Strategi untuk meningkatkan TKDN. Penelitian untuk mendapatkan Faktor Dominan yang akan digunakan sebagai dasar penentuan Strategi Peningkatan TKDN sangat diperlukan, karena produk-produk luar mulai menguasai pasar. Penelitian ini dilakukan dalam lingkup industri manufaktur otomotif di sekitar BekasiJabodetabek dengan mengambil sampel produk tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan daya saing produk-produk dalam negeri di pasar global dengan menggunakan komponen lokal dan meminimalisir biaya produksi; (2) menumbuhkan usaha-usaha baru dalam rangka memenuhi kebutuhan komponen-komponen produk; (3) menyingkirkan segala hal yang berhubungan dengan impor.
84
INASEA, Vol. 14 No.1, April 2013: 83-88
METODE Kerangka berfikir penelitian digambarkan sebagai berikut (Gambar 1):
Gambar 1 Kerangka berfikir
Penetapan komponen dalam Negeri Dalam mengukur TKDN untuk suatu produk, ada tiga aspek yang menjadi penilaian yaitu material, tenaga kerja dan overhead. Material dinilai berdasarkan daerah asal (country of origin) artinya material tersebut dibuat dan diproduksi di mana. Tenaga kerja yang digunakan dinilai berdasarkan kewarnegaraan. Overhead adalah alat kerja/mesin, dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan produksi barang/jasa tersebut (Kurniawan, 2011). TKDN barang dihitung berdasarkan perbandingan antara harga barang jadi dikurangi harga komponen luar negeri terhadap harga barang jadi. Harga barang jadi merupakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi barang (Kementerian Perindustrian, 2011). Biaya produksi meliputi biaya untuk bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung pabrik (factory overhead) (Gambar 2). Biaya produksi ini belum termasuk keuntungan, biaya tidak langsung perusahaan (company overhead), dan pajak keluaran. Perhitungan TKDN barang dilakukan terhadap setiap jenis barang. Jenis barang merupakan barang yang diproduksi berdasarkan proses produksi dan bahan baku (material) yang sama. Perhitungan TKDN barang ditelusuri sampai dengan barang tingkat dua yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri.
Analisis Penetapan Strategi … (Gunawarman Hartono; Edi Santoso)
85
Gambar 2 Struktur penetapan biaya manufaktur
TKDN barang tingkat dua dinyatakan 100% apabila: (1) barang tingkat dua diproduksi di dalam negeri; (2) biaya barang tingkat dua di bawah 3% dari biaya produksi barang tingkat satu; (3) akumulasi biaya seluruh barang tingkat dua sebagaimana dimaksud pada huruf B maksimal 10% (sepuluh persen) dari total biaya barang tingkat satu. Apabila dalam penelusuran terhadap barang tingkat dua terdapat barang komponen yang berasal dari barang tingkat tiga yang dibuat di dalam negeri, TKDN barang/komponen dari barang tingkat tiga dimaksud dinyatakan 100% (seratus persen). Biaya penelitian dan pengembangan meliputi biaya untuk bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya tidak langsung. Biaya penelitian dan pengembangan untuk industri yang melakukan penelitian dan pengembangan di dalam negeri dapat diperhitungkan dalam penilaian TKDN barang, dengan ketentuan sebagai berikut: (1) biaya penelitian dan pengembangan dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi yang didistribusikan ke setiap produk dimaksud; (2) produk hasil penelitian dan pengembangan di dalam negeri dibuktikan dengan: Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual terhadap produk yang bersangkutan; dan atau bukti biaya pengeluaran untuk pelaksanaan tahapan-tahapan penelitian dan pengembangan yang terdiri dari definisi produklteknologi, perancangan, purwarupa (prototype), integrasi dan uji sistem, serta persiapan pelaksanaan produksi di dalam negeri; dan biaya penelitian dan pengembangan di dalam negeri diperhitungkan dalam penilaian TKDN untuk kurun waktu 5 (lima) tahun sejak penerbitan Sertifikat Hak Kekayaan Intelektual Penghitungan TKDN untuk gabungan lebih dari satu jenis barang jadi (TKDN gabungan beberapa barang/multi product) dilakukan berdasarkan perbandingan antara akumulasi dari hasil perkalian TKDN dengan harga pembelian masing-masing barang terhadap harga pembelian gabungan barang (Kurnaiawan, 2011). Rumus perhitungan TKDN sebagai berikut: TKDN = Biaya (material langsung+tenaga kerja langsung+overhead)
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini obyek yang digunakan untuk analisis penetapan strategi peningkatan tingkat komponen dalam negeri pada industri manufaktur di indonesia, adalah kopling (clutch).
86
INASEA, Vol. 14 No.1, April 2013: 83-88
Dasar dari penetapan kopling sebagai obyek untuk contoh dalam strategi peningkatan tingkat komponen dalam negeri adalah karena kopling merupakan komponen penting pada kendaraan bermotor. Hasil perhitungan TKDN sebagai berikut:
% TKDN Barang
=
Nilai Barang Total (3C)-Nilai Barang Luar Negeri (3B) Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C) 4.027,50
=
-
3.778,75
153.727,50 = % TKDN Jasa
x 100
0,16 Nilai Jasa Total (8C)-Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
=
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C) =
149.700,00
153.727,50
= % TKDN (Gabungan Barang dan Jasa)
=
93,76
5.820,00
x 100
93,59 %
Dari hasil penetapan nilai TKDN di atas terlihat bahwa perusahaan ini menggunakan banyak komponen dalam negeri. Hal ini dimungkinkan karena pada waktu menetapkan nilai TKDN, sumber daya manusia yang terlibat dalam produksi memberikan konstribusi yang sangat besar. Nilai TKDN adalah 93,76% yang menunjukkan bahwa kopling tersebut adalah produk dengan komponen dalam negeri yang sangat tinggi, karena batas nilai TKDN yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 40%. Kondisi ini memberikan suatu harapan bahwa produk-produk manufaktur yang digunakan untuk menunjang industri otomotif dapat bersaing. Seperti telah ditunjukkan sebelumnya bahwa penetapan nilai TKDN didasarkan kriteria: (1) untuk bahan material langsung berdasarkan negara asal barang; (2) untuk alat kerja/fasilitas kerja berdasarkan kepemilikan dan negara asal; (3) untuk tenaga kerja berdasarkan kewarganegaraan. Sementara itu, biaya bahan (material) langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung pabrik dihitung sampai di lokasi pengerjaan (pabrik workshop) untuk produk barang yang bersangkutan. Penetapan kriteria di atas sifatnya subyektif berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini memungkinkan nilai TKDN yang berbeda untuk produk yang sama tapi diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.
SIMPULAN Penguatan konten lokal ini tidak hanya diterapkan di Indonesia. Semua negara termasuk yang sudah kaya, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS), juga ada kewajiban untuk mengembangkan industri nasional. Bagaimana negara-negara tersebut melaksanakannya? Bisa
Analisis Penetapan Strategi … (Gunawarman Hartono; Edi Santoso)
87
diperhatikan seperti di Kedutaan Besar (Kedubes) Korea Selatan (Korsel) misalnya, tidak ada kendaraan operasionalnya yang tidak bermerk Hyundai. Begitu pun Kedubes Jepang, dapat dipastikan semua kendaraan operasionalnya adalah mobil Jepang, dan diplomatnya akan memilih tidur di hotel Jepang. Kalau kita bertandang ke Malaysia, hampir semua orang di sana menggunakan mobil merk Proton. Untuk membeli Proton, pembeli mendapat diskon. Produsen Proton juga dipacu untuk memperbaiki produknya. Sudah sewajarnya Indonesia juga mendorong penggunaan barang dan jasa dalam negeri, khususnya dalam kegiatan industri manufaktur. Pemerintah perlu memacu produsen dalam negeri untuk memperbaiki produknya, sehingga nantinya menjadi maju dan berkualitas setara produk impor.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Gamil. (2011).TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dalam Pengadaan Barang dan Jasa di Sektor Hulu Migas: Sebuah Interview. Diakses dari http: //tkdnonline.blogspot.com /2011/04 /tkdn-tingkat-komponen-dalam-negeri.html. Kementerian Perindustrian. (2011). Penjelasan Mengenai Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produksi Dalam Negeri. Diakses dari http://rokeu.kemenperin. go.id/files/12Sosialisasi%20P3DN-daerah.ppt Kementerian Perindustrian. (2011). Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Nomor 15/M-Ind./PER/2/2011Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Jakarta: Kementerian Perindustrian. Kurniawan, Trianto. (2011). Contoh Perhitungan Formulir TKDN. Diakses http://triantomedia.blogspot.com/2011/04/contoh-perhitungan-formulir-tkdn.html.
88
dari
INASEA, Vol. 14 No.1, April 2013: 83-88