Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 1
ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 59 DAN PSAK NO. 106 ATAS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA PT. BPRS FORMES SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN 2015 ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF PSAK NO. 59 AND PSAK NO. 106 ON MUSHARAKA FINANCING IN PT. BPRS FORMES SLEMAN, YOGYAKARTA 2015 Oleh: Nur Safarah Yahdiyani Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan akuntansi mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan transaksi pembiayaan musyarakah dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106 pada BPRS Formes Sleman, Yogyakarta tahun 2015. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah pembiayaan musyarakah pada BPRS Formes Sleman, Yogyakarta. Subjek penelitian dari penelitian ini adalah BPRS Formes Sleman, Yogyakarta, sedangkan objek penelitian adalah pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan laporan keuangan transaksi pembiayaan musyarakah. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan wawancara dan dokumentasi. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan akuntansi pembiayaan musyarakah pada BPRS Formes Sleman, Yogyakarta yang meliputi: (1) pengakuan akuntansi terhadap pembiayaan musyarakah yang terdiri dari pengakuan investasi, pengakuan kerugian, pengakuan piutang dan pengakuan beban telah sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106, namun, pengakuan keuntungan belum sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106 karena dihitung berdasarkan proyeksi; (2) pengukuran akuntansi terhadap pembiayaan musyarakah telah sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106; (3) penyajian akuntansi terhadap pembiayaan musyarakah belum sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106, hal itu dikarenakan tidak adanya pengelompokkan unsurunsur neraca; dan (4) pengungkapan akuntansi terhadap pembiayaan musyarakah belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106, ketidaksesuaian tersebut yaitu tidak adanya pengungkapan penyisihan kerugian investasi musyarakah dan pengungkapan kerugian akibat penurunan nilai aktiva musyarakah. Kata kunci: Pembiayaan Musyarakah, PSAK No. 59, PSAK No. 106 Abstract The purpose of this study was to determine the compliance of implementation of accounting for recognition, measurement, presentation, and disclosure of musharaka financing transactions with PSAK No. 59 and PSAK No. 106 in BPRS Formes Sleman, Yogyakarta for 2015. This study was a qualitative descriptive study. The variables of this study was musharaka financing in BPRS Formes Sleman, Yogyakarta. The research subject was BPRS Formes Sleman, Yogyakarta, while the research objects were recognition, measurement, presentation, and disclosure of musharaka financing transactions. Data collection techniques of this study were interview and documentation. The data were analyzed using a qualitative descriptive approach. The results of this study showed that financial statements of BPRS Formes Sleman, Yogyakarta which included: (1) recognition of musharaka financing consisting of investment recognition, loss recognition, revenue recognition, and expense recognition were generally in accordance with PSAK No. 59 and PSAK No. 106, however, profit recognition of this transaction was not in accordance with PSAK No. 59 and PSAK No. 106 because it was calculated based on projections; (2) measurement of musharaka financing in general was in accordance with PSAK No. 59 and PSAK No. 106; (3) presentation of musharaka financing was not fully in accordance with PSAK No. 59 and PSAK No. 106, it was because there was no categorization of elements of balance sheet; and (4) disclosure of musharaka financing was not fully in accordance
2 Jurnal Profita Edisi 5 Tahun 2016
with PSAK No. 59 and PSAK No. 106, the incompliances were caused by a lack of disclosure of allowance for musharaka investment losses and impairment losses for musharaka assets. Keywords: Musharaka Financing, PSAK No. 59, PSAK No. 106
bahwa
PENDAHULUAN Pembangunan
dalam
sektor
bunga
(interest)
pada
bank
konvensional hukumnya haram karena
ekonomi merupakan pembangunan yang
termasuk
dalam
tidak sedikit mengeluarkan biaya karena
dilarang dalam agama, sedangkan dari
itu diperlukan lembaga-lembaga keuangan
aspek ekonomi, penyerahan risiko usaha
sebagai penyedia kebutuhan dana di
terhadap
Indonesia, salah satunya adalah bank.
melanggar norma keadilan.
Berdasarkan pasal 1 butir 2 pada Undang-
Berdasarkan
salah
kategori
satu
riba
pihak
yang
dinilai
Undang-Undang
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7
Syariah, terdapat dua jenis perbankan
Tahun 1992 tentang Perbankan, bank
syariah, Bank Umum Syariah (BUS) dan
adalah badan usaha yang menghimpun
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
dana
bentuk
Berbeda dengan BUS yang memiliki
simpanan dan menyalurkannya kepada
kegiatan dan pangsa pasar yang besar,
masyarakat dalam bentuk kredit atau
BPRS
bentuk-bentuk
memfokuskan diri pada aktivitas ekonomi
dari
masyarakat
lainnya
dalam
dalam
rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
merupakan
bank
yang
masyarakat lemah pada suatu daerah
Perbankan selama lebih dari satu
tertentu. Sesuai dengan pengertiannya
dekade ini telah berkembang sangat pesat,
bahwa bank berfungsi untuk menghimpun
khususnya
Sejak
dan menyalurkan dana kepada masyarakat,
berdirinya Bank Muamalat pada tanggal 1
BPRS juga menjalankan fungsi yang sama.
Mei 1992, perbankan syariah ikut serta
BPRS menghimpun dana dalam bentuk
dalam
simpanan dan investasi yang sesuai dengan
Indonesia.
perbankan
memajukan Perbankan
syariah.
perekonomian syariah
dengan
prinsip syariah dan menyalurkan dana
prinsip bagi hasil memang telah dicita-
kepada
masyarakat
dalam
bentuk
citakan oleh penduduk Indonesia yang
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil.
Sistem
Muhammad Syafi’i Antonio (2001:
perbankan dengan prinsip bagi hasil ini
90) menjelaskan bahwa “secara umum,
menjadi alternatif instrumen keuangan
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
bagi masyarakat yang memiliki pandangan
dapat dilakukan dalam empat akad, yaitu
mayoritas
beragama
Islam.
Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 3
mudharadah, musyarakah, muzara’ah, dan
solusi yang menarik bagi permasalahan di
musaqah”. Namun pada praktiknya, akad
atas.
yang
sering
mudharabah
digunakan dan
akad
adalah
akad
musyarakah.
oleh
Pembiayaan
telah
didefinisikan
Muhammad
(2005:17)
sebagai
Pembiayaan dengan akad mudharabah dan
“pendanaan yang diberikan oleh suatu
musyarakah
sebagai
pihak kepada pihak lain untuk mendukung
pembiayaan yang ideal karena pembiayaan
investasi yang telah direncanakan, baik
ini
dilakukan
sendiri
keuntungan (profit sharing) dan prinsip
Definisi
lain
bagi
sharing).
diungkapkan oleh Muhammad Syafi’i
Kerugian pada pembiayaan mudharabah
Antonio (2001: 160) yang menyatakan
akan ditanggung oleh bank, kecuali bila
bahwa “pembiayaan adalah pemberian
nasabah
yang
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
menyebabkan
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan
dapat
menggunakan
hasil
dikatakan
prinsip
kerugian
melakukan
bagi
(loss
kelalaian
disengaja
sehingga
kerugian.
Sedangkan
kerugian
hasil
pada
maupun
lembaga”.
tentang
pembiayaan
defisit unit”.
pembiayaan musyarakah ditanggung oleh
Musyarakah berasal dari bahasa
pihak bank dan nasabah sesuai dengan
Arab,
proporsi modal yang diberikan.
mencampur. Sofyan S. Harahap, Wiroso,
Menurut
Muhammad
Akhyar
dan
yaitu
syirkah
Muhammad
Yusuf
yang
berarti
(2010:
35)
Adnan (2005), masih terdapat beberapa
memberikan pendapat bahwa “musyarakah
kelemahan
dalam
adalah akad kerja sama di antara para
mudharabah,
yaitu
pembiayaan rentan
terjadi
pemilik modal yang mencampurkan modal
penyimpangan karena pihak nasabah tidak
mereka untuk tujuan mencari keuntungan”.
melengkapi diri dengan akuntabilitas yang
Dari
definisi-definisi
di
atas
memadai. Selain itu, terdapat pengertian
peneliti menyimpulkan bahwa pembiayaan
seolah pihak bank tidak memiliki hak
musyarakah
untuk intervensi dalam usaha yang sedang
antara sekurangnya dua pihak (dalam
dilaksanakan
Kondisi-
konteks ini adalah bank dan nasabah)
kondisi tersebut seringkali membuat pihak
untuk mendanai suatu usaha dalam bentuk
bank menentukan nisbah bagi hasil relatif
modal dan kerja. Dalam pembiayaan ini
cukup besar bagi pihak bank. Oleh karena
tidak hanya nasabah, namun pihak bank
itu, penelitian ini menyatakan bahwa
juga boleh ikut serta dalam manajemen
pembiayaan musyarakah dapat menjadi
tersebut. Keuntungan usaha dibagi sesuai
oleh
nasabah.
merupakah
pembiayaan
dengan kesepakatan pada saat akad,
4 Jurnal Profita Edisi 5 Tahun 2016
sedangkan kerugian dibagi berdasarkan
yang menjadi pedoman dasar akuntansi
proporsi modal yang diberikan.
keuangan syariah bagi perbankan syariah
BPRS sebagai perbankan syariah yang melakukan aktivitas pembiayaan sesuai
dengan
prinsip
bank.
tidak
Dengan adanya PSAK No. 59 yang
terlepas dari proses pencatatan akuntansi.
mengatur tentang Akuntansi Perbankan
BPRS berkewajiban untuk melakukan
Syariah dan PSAK No. 106
pencatatan
aktivitas-aktivitas
mengatur tentang Akuntansi Musyrakah,
akuntansi yang terjadi dan selanjutnya
BPRS sebagai salah satu bagian dari
disajikan dalam bentuk laporan keuangan.
perbankan
Laporan
menerapkan
atas
keuangan
syariah
maupun lembaga keuangan syariah non
yang
disajikan
syariah
sudah
prinsip
seharusnya
syariah
perlakuan
atas dana dan aset yang dikelola dan
musyarakah yang sesuai dengan PSAK
sebagai sarana utama bagi pihak-pihak
No. 59 dan PSAK No 106. Penerbitan
yang berkepentingan untuk pengambilan
PSAK Syariah diharapkan dapat menjadi
keputusan.
pedoman dalam praktik akuntansi bagi
sebagai
lembaga
penyusun
standar
akuntansi telah menyusun PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah yang
atas
dalam
merupakan bentuk pertanggungjawaban
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
akuntansi
yang
pembiayaan
BPRS sehingga dalam menyusun laporan keuangan,
BPRS
dapat
memenuhi
ketentuan syariah yang ada. PT.
Bank
Syariah
diberlakukan
2003.
merupakan salah satu BPRS yang telah
Kemudian, IAI kembali menyusun enam
berdiri sejak tahun 2009. Sesuai dengan
PSAK Syariah yang disahkan pada 27 Juni
tujuannya sebagai salah satu lembaga
2007 dan berlaku mulai 1 Januari 2008.
keuangan syariah, BPRS Formes Sleman,
Enam PSAK Syariah tersebut meliputi
Yogyakarta
PSAK No 101 tentang Penyajian Laporan
mengembangkan usaha mikro, kecil, dan
Keuangan Syariah, PSAK No. 102 tentang
menengah dengan memberikan pembiayan
Akuntansi Murabahah, PSAK No. 103
syariah, baik berupa modal tetap maupun
tentang Akuntansi Salam, PSAK No. 104
modal usaha. Pemberian modal dalam
tentang Akuntansi Istishna’, PSAK No.
bentuk pembiayaan syariah dipilih oleh
105 tentang Akuntansi Mudharabah, dan
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta karena
PSAK
para pengusaha kecil dan menengah
No.
106
1
Januari
tentang
Akuntansi
Musyarakah. PSAK-PSAK Syariah inilah
ternyata
lebih
Sleman,
Rakyat
disahkan pada 1 Mei 2002 dan mulai pada
Formes
Pembiayaan
ikut
dapat
Yogyakarta
serta
bertahan
untuk
dan
Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 5
berkembang dalam kondisi krisis dan tetap
sesuai dengan PSAK Syariah, belum
dapat memberikan tingkat laba investasi
diketahui. Fokus penelitian ini adalah pada
yang besar. Hal ini dikarenakan mereka
kesesuaian
dapat dengan cepat menyesuaikan diri
pembiayaan musyarakah terhadap PSAK
dengan lingkungan usaha yang selalu
No. 59 dan PSAK No. 106 di BPRS
berubah, serta dengan pengelolaan usaha
Formes Sleman, Yogyakarta tahun 2015.
yang sangat efisien.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Kendala yang dihadapi oleh BPRS
penerapan
mengetahui
transaksi
kesesuaian
penerapan
Formes Sleman, Yogyakarta hampir sama
akuntansi
mengenai
pengakuan,
dengan BPRS lainnya, yaitu pertama,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
minimnya sumber daya manusia yang ahli
laporan keuangan transaksi pembiayaan
dalam bidang akuntansi syariah. Hal
musyarakah dengan PSAK No. 59 dan
tersebut diperkuat dengan hasil wawancara
PSAK No. 106 pada BPRS Formes
pendahuluan dengan staf bagian keuangan
Sleman, Yogyakarta tahun 2015.
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta. Pada praktiknya, staf bagian keuangan BPRS
METODE PENELITIAN
tersebut
memiliki
Jenis Penelitian
pemahaman yang komprehensif tentang
Penelitian
akuntansi
masih
syariah,
belum
khususnya
tentang
pendekatan
ini
menggunakan
deskriptif
pembiayaan musyarakah. Kedua, nasabah
Sukmadinata
yang terdiri dari pengusaha mikro, kecil,
bahwa penelitian deskriptif merupakan
dan menengah masih 70% lebih belum
penelitian
mampu memahami dengan baik mengenai
mendeskripsikan
pembuatan
fenomena-
laporan
keuangan
syariah
(2009:
yang
72)
kualitatif. berpendapat
bertujuan atau
fenomena
untuk
menggambarkan yang
ada
dan
sehingga pihak bank harus menuntun
mengkaji aktivitas, karakteristik, serta
nasabah untuk membuat laporan keuangan
hubungannya
yang auditable.
Sedangkan metode kualitatif disimpulkan
Berdasarkan
fenomena
lain.
yang
oleh Lexy J. Moleong (2006: 6) sebagai
telah dilakukan di BPRS Formes Sleman,
“penelitian yang menghasilkan prosedur
Yogyakarta,
telah
analisis yang tidak menggunakan prosedur
melaksanakan prinsip syariah. Namun
analisis statistik atau cara kuantifikasi
sejauh mana penerapan akuntansi syariah
lainnya”. Penelitian deskriptif kualitatif
yang telah dilaksanakan, serta apakah
digunakan untuk menggambarkan dan
penerapan akuntansi syariah tersebut telah
menguraikan
bank
pengamatan
dengan
memang
kesesuaian
penerapan
6 Jurnal Profita Edisi 5 Tahun 2016
akuntansi
mengenai
pengakuan,
a.
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
Wawancara Melakukan
tanya
jawab
guna
laporan keuangan transaksi pembiayaan
memperoleh informasi secara langsung
musyarakah dengan mengunakan acuan
kepada pihak yang bertanggung jawab atas
PSAK No. 59 dan PSAK No. 106 pada
pembiayaan
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta.
Formes Sleman, Yogyakarta. b.
musyarakah
pada
BPRS
Dokumentasi Data yang diperoleh dengan cara
Waktu dan Tempat Penelitian
memanfaatkan dokumen yang berasal dari Penelitian dilaksanakan di BPRS Formes
Sleman,
penelitian Oktober
Yogyakarta,
waktu
berhubungan dengan objek penelitian.
pada
bulan
Dokumentasi
dengan
bulan
laporan
dilaksanakan 2015
sampai
catatan dan dokumentasi tertulis yang
yang
keuangan
diperoleh atas
adalah
pembiayaan
Januari 2016. Tahap pengumpulan data
musyarakah pada BPRS Formes Sleman,
dilakukan
Yogyakarta tahun 2015.
pada
bulan
Oktober
dan
November 2015, kemudian pada bulan
Data,
Desember 2015 sampai dengan Januari
Pengumpulan
2016
a.
dilakukan
penyusunan
laporan
penelitian.
Intrumen,
dan
Teknik
Data Data yang digunakan berupa hasil
wawancara
dan
dokumentasi
berupa
laporan keuangan transaksi pembiayaan
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian dari penelitian ini
musyarakah pada tahun 2015. Teknik
adalah BPRS Formes Sleman, Yogyakarta.
pengumpulan data menggunakan metode
sedangkan
adalah
wawancara dan dokumentasi. Wawancara
pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
merupakan metode pengumpulan data
pengungkapan laporan keuangan transaksi
yang dilakukan dengan cara tanya-jawab
pembiayaan musyarakah di BPRS Formes
secara langsung kepada staf keuangan dan
Sleman, Yogyakarta tahun 2015.
customer service di BPRS Formes Sleman,
Prosedur
Yogyakarta.
objek
penelitian
Data yang digunakan adalah data primer
dan
data
sekunder.
Peneliti
melakukan pengumpulan data dengan
Dokumentasi
merupakan
data-data yang diperoleh berupa laporan keuangan
transaksi
pembiayaan
musyarakah selama tahun 2015.
wawancara dan dokumentasi. b. Teknik Analisis Data
Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 7
Langkah-langkah penelitian yang telah
dilakukan
peneliti
untuk
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta tahun 2015 yang telah dianalisis dalam bentuk
menganalisis data dalam penelitian ini
teks naratif dan tabel.
sesuai
3)
dengan
Miles
dan
Huberman
Penarikan Kesimpulan
(1984), yaitu sebagai berikut: 1)
Langkah ketiga dari teknis analisis
Reduksi Data
ini
Reduksi data merujuk pada proses
berdasarkan
pemilihan, abstraksi,
pemfokusan, dan
penyederhaan,
pentransformasian
data
adalah
penarikan penelitian
kesimpulan yang
telah
dilakukan. Peneliti menarik kesimpulan tentang
kesesuaian
pengakuan,
mentah yang terjadi dalam catatan-catatan
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
lapangan yang tertulis (Emzir 2011: 64-
atas pembiayaan musyarakah berdasarkan
65).
peneliti
PSAK No. 59 dan PSAK No. 106 di BPRS
melakukan wawancara dan mengumpulkan
Formes Sleman, Yogyakarta pada tahun
data laporan keuangan tahun 2015 pada
2015.
Pada
penelitian
ini,
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta. Data yang
didapat
kemudian
dipilih
dan
disederhanakan untuk memudahkan proses analisis
kesesuaian
pengakuan,
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Kantor
pusat
BPRS
Formes
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
Sleman, Yogyakarta terletak di Jalan Gito-
atas
Gati Km. 1, Grojogan, Pandowoharjo,
pembiayaan
musyarakah
dengan
mengunakan acuan PSAK No. 59 dan
Sleman,
PSAK No. 106 pada BPRS Formes
kegiatan menghimpun dana dari nasabah
Sleman, Yogyakarta tahun 2015.
dalam bentuk tabungan, menyalurkan dana
2)
dalam bentuk pembiayaan kepada nasabah,
Penyajian Data Miles
dan
Huberman
(1984)
Yogyakarta.
BPRS
memiliki
dan memberikan layanan jasa keuangan
menyatakan bahwa “yang paling sering
lainnya.
digunakan untuk menyajikan data dalam
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta adalah
penelitian kualitatif adalah dengan teks
pembiayaan
yang
mudharabah
bersifat
naratif”.
Peneliti
telah
Pembiayaan
yang
produktif dan
(pembiayaan pembiayaan
menyusun data dan hasil penelitian tentang
musyarakah),
kesesuaian
(pembiayaan murabahah dan pembiayaan
penyajian, pembiayaan
pengakuan, dan
pengukuran,
pengungkapan
musyarakah
atas
berdasarkan
PSAK No. 59 dan PSAK No. 106 pada
pembiayaan
dilakukan
konsumtif
ijarah), dan pembiayaan untuk kebajikan (pembiayaan qardhul hasan).
8 Jurnal Profita Edisi 5 Tahun 2016
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta
pembayaran uang tunai kepada nasabah
menetapkan persentase bagi hasil 25:75,
(mitra). Hal tersebut menunjukkan bahwa
yakni 25% untuk pihak BPRS dan 75%
praktik pengakuan investasi di BPRS
untuk
Formes Sleman, Yogyakarta telah sesuai
pihak
nasabah,
namun
pada
pelaksanaannya dapat dilakukan negosiasi
dengan PSAk No. 59 dan PSAK No. 106.
sesuai dengan kesepakatan kedua belah
2)
pihak.
Usaha
dengan
Pengakuan kerugian diakui dalam
pembiayaan musyarakah merupakan usaha
PSAK No. 59 pada paragraf 49 dan
yang sudah berjalan setidaknya selama tiga
paragraf 51, yaitu:
bulan. Dari usaha yang sudah berjalan
a)
tersebut,
dalam
dapat
yang
didanai
Pengakuan Kerugian
diperkirakan
besarnya
pendapatan yang akan datang.
mengenai
periode
terjadinya
secara
proporsional sesuai dengan kontribusi
Dari data hasil wawancara dan dokumentasi
dalam paragraf 49, kerugian diakui
perlakuan
modal dengan mengurangi pembiayaan musyarakah kerugian diakui dalam periode
akuntansi pembiayaan musyarakah, dapat
terjadinya
dianalisis sebagai berikut:
dengan
secara
proporsional
sesuai
kontribusi
modal
dengan
mengurangi pembiayaan musyarakah; dan b)
Hasil Penelitian dan Analisis Data
dalam paragraf 51, jika kerugian
yang terjadi dalam musyarakah akibat a.
Analisis
Kesesuaian
Pengakuan
Akuntansi Pembiayaan Musyarakah
di
kelalaian atau kesalahan mitra (pengelola usaha)
musyarakah,
maka
kerugian
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta dengan
tersebut ditanggung oleh mitra pengelola
PSAK No. 59 dan PSAK No. 106
usaha musyarakah; dan kerugian karena
1)
Pengakuan Investasi
kelalaian
Dalam PSAK No. 59 paragraf 41,
diperhitungkan sebagai pengurang modal
pembiayaan musyarakah diakui pada saat
mitra pengelola usaha, kecuali jika mitra
pembayaran tunai atau penyerahan aktiva
mengganti kerugian tersebut dengan dana
non-kas kepada mitra musyarakah. Begitu
baru.
juga dengan PSAK No. 106 paragraf 27, investasi
musyarakah diakui pada saat
mitra
PSAK
musyarakah
No.
106
tersebut
menjelaskan
pengakuan kerugian sebagai berikut:
pembayaran kas atau penyerahan aset non-
a)
kas kepada mitra aktif. Pada praktiknya,
investasi musyarakah diakui sesuai dengan
pembiayaan musyarakah di BPRS Formes
porsi dana masing-masing mitra dan
Sleman,
mengurangi nilai aset musyarakah; dan
Yogyakarta
diakui
saat
dalam
paragraf
24,
kerugian
Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 9
b)
dalam paragraf 25, jika kerugian
pembiayaan
musyarakah
yang
non
akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif
performing diakhiri, maka laba yang
atau pengelola usaha, maka kerugian
belum diterima bank tidak diakui tetapi
tersebut ditanggung oleh mitra aktif atau
diungkapkan dalam catatan atas laporan
pengelola usaha musyarakah.
keuangan (paragraf 50).
Sesuai dengan PSAK No. 59 dan
Sementara dalam PSAK No. 106,
PSAK No. 106, BPRS Formes Sleman,
pengakuan keuntungan dijelaskan sebagai
Yogyakarta mengakui kerugian dengan
berikut:
cara sebagai berikut:
a)
a)
kerugian diakui sesuai
dengan
dalam paragraf 09, keuntungan
usaha musyarakah dibagi di antara para
proporsi modal; dan
mitra secara proporsional sesuai dengan
b)
jika kerugian yang terjadi karena
dana yang disetorkan (baik berupa kas
kesengajaan mitra, kerugian ditanggung
maupun aset non-kas) atau sesuai nisbah
oleh mitra (pengelola modal).
yang
disepakati
oleh
para
mitra.,
sedangkan kerugian dibebankan secara 3)
Pengakuan Keuntungan
proporsional sesuai dengan dana yang
Dalam PSAK No. 59, penjelasan
disetorkan (baik berupa kas maupun aset
tentang pengakuan keuntungan tertuang
non-kas);
pada paragraf 48-50, yaitu:
b)
a)
mitra memberikan kontribusi atau nilai
apabila pembiayaan musyarakah
permanen
periode
lebih dari mitra lainnya dalam akad
dalam
musyarakah maka mitra tersebut dapat
periode terjadinya sesuai dengan nisbah
memperoleh keuntungan lebih besar untuk
bagi hasil yang disepakati (paragraf 48);
dirinya; bentuk keuntungan lebih tersebut
b)
apabila pembiayaan musyarakah
dapat berupa pemberian porsi keuntungan
menurun melewati satu periode pelaporan
yang lebih besar dari porsi dananya atau
dan terdapat pengembalian sebagian atau
bentuk tambahan keuntungan lainnya;
seluruh pembiayaan, maka:laba diakui
c)
dalam periode terjadinya sesuai dengan
bagi hasil untuk para mitra ditentukan
nisbah yang disepakati (paragraf 49); dan
berdasarkan nisbah yang disepakati dari
c)
pada saat akad diakhiri, laba yang
hasil usaha yang diperoleh selama periode
belum diterima bank dari pembiayaan
akad, bukan dari jumlah investasi yang
musyarakah yang masih performing diakui
disalurkan; dan
pelaporan,
melewati maka:
laba
satu
dalam paragraf 10, jika salah satu
diakui
sebagai piutang kepada mitra; untuk
dalam paragraf 11, porsi jumlah
10 Jurnal Profita Edisi 5 Tahun 2016
d)
dalam paragraf 34, pendapatan
b)
dalam paragraf 50, pada saat akad
usaha investasi musyarakah diakui sebesar
diakhiri, laba yang belum diterima bank
bagian mitra pasif sesuai kesepakatan,
dari pembiayaan musyarakah yang masih
sedangkan kerugian investasi musyarakah
performing diakui sebagai piutang kepada
diakui sesuai dengan porsi dana.
mitra untuk pembiayaan musyarakah yang
Pada Yogyakarta,
BPRS
Formes
pengakuan
Sleman,
non performing diakhiri, maka laba yang
keuntungan
belum diterima bank tidak diakui tetapi
dilakukan seperti di bawah ini:
diungkapkan dalam catatan atas laporan
a)
keuangan.
pembayaran bagi hasil dilakukan
pada setiap pembayaran angsuran pokok
Dalam PSAK No. 106 paragraf 33,
dan periode pembayaran telah disepakati
investasi
pada awal akad; dan
dikembalikan oleh mitra aktif pada saat
b)
pengakuan
penghasilan
musyarakah
yang
belum
usaha
diakhiri diakui sebagai piutang. Sesuai
diakui dari persentase untuk menentukan
dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106,
perkiraan pendapatan penghasilan karena
BPRS
mayoritas pengelola dana adalah pedagang
mengakui piutang sebagai berikut:
mikro dan kecil yang tidak membuat
a)
pembukuan.
belum
Pengakuan keuntungan di BPRS Formes
Sleman,
Yogyakarta
belum
Formes
Sleman,
pembiayaan dibayar
Yogyakarta
musyarakah
oleh
pengelola
yang dana
(nasabah) diakui BPRS sebagai piutang; dan
sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 59
b)
dan
dibayar oleh pengelola dana akan diakui
PSAK
No.
106.
Pengakuan
bagian hasil usaha yang belum
penghasilan usaha seharusnya diakui dari
BPRS sebagai piutang.
penghasilan usaha riil nasabah, bukan
5)
menggunakan persentase. 4)
Pengakuan beban diakui dalam
Pengakuan Piutang PSAK
No.
59
Pengakuan Beban
PSAK No. 59 sebagai berikut: menjelaskan
a)
dalam paragraf 42, biaya yang
pengakuan piutang sebagai berikut:
terjadi akibat akad musyarakah (misalnya,
a)
dalam paragraf 46, pada saat akad
biaya studi kelayakan) tidak dapat diakui
diakhiri, pembiayaan musyarakah yang
sebagai bagian pembiayaan musyarakah
belum dikembalikan oleh mitra diakui
kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
sebagai piutang jatuh tempo kepada mitra;
musyarakah; dan
dan
b)
dalam paragraf 51, aapabila terjadi
rugi dalam musyarakah akibat kelalaian
Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 11
atau kesalahan mitra (pengelola usaha)
PSAK
musyarakah,
tersebut
akuntansi yang terdiri dari pengakuan
ditanggung oleh mitra pengelola usaha
investasi, pengakuan kerugian, pengakuan
musyarakah; rugi karena kelalaian mitra
piutang, dan pengakuan beban telah sesuai
musyarakah
dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106.
maka
rugi
tersebut
diperhitungkan
No.
sebagai pengurang modal mitra pengelola
Namun,
usaha,
pembiayaan
kecuali
jika
mitra
mengganti
kerugian tersebut dengan dana baru.
praktik
pengakuan
Sedangkan dalam PSAK No. 106,
106.
Praktik
pengakuan
musyarakah keuntungan
pengakuan
akuntansi mengenai
belum
sesuai
dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106.
pengakuan beban dilakukan seperti di
b.
bawah ini:
Akuntansi Pembiayaan Musyarakah
a)
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta dengan
dalam paragraf 18, biaya yang
terjadi akibat akad musyarakah (misalnya,
bagian
investasi
musyarakah
Pengukuran
pembiayaan
musyarakah dalam PSAK No. 59 paragraf
kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
42 adalah sebagai berikut:
musyarakat; dan
1)
b)
bentuk:
dalam paragraf 25, jika kerugian
di
PSAK No. 59 dan PSAK No. 106
biaya studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai
Analisis Kesesuaian Pengukuran
pembiayaan
musyarakah
dalam
akibat kelalaian atau kesalahan mitra aktif
a)
atau pengelola usaha, maka kerugian
dibayarkan; dan
tersebut ditanggung oleh mitra aktif atau
b)
pengelola usaha musyarakah.
wajar dan jika terdapat selisih antara nilai
Sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK
No.
106,
BPRS
melakukan
kas dinilai sebesar jumlah yang
aktiva non-kas dinilai sebesar nilai
wajar dan nilai buku aktiva non-kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan
pengakuan beban sebagai berikut:
atau kerugian bank pada saat penyerahan;
a)
dan
biaya yang terjadi terkait dengan
pembiayaan
musyarakah
tidak
diakui
sebagai pembiayaan musyarakat; dan b)
kerugian
akibat
kelalaian
2)
biaya yang terjadi akibat akad
musyarakah
(misalnya,
biaya
studi
atau
kelayakan) tidak dapat diakui sebagai
kesalahan pengelola dana dibebankan pada
bagian pembiayaan musyarakah kecuali
pengelola dana dan tidak mengurangi
ada
investasi musyarakah.
musyarakah.
Belum seluruh praktik pengakuan akuntansi sesuai dengan PSAK No. 59 dan
persetujuan
dari
seluruh
mitra
12 Jurnal Profita Edisi 5 Tahun 2016
Sementara pengukuran investasi
investasi terikat, laporan sumber dan
musyarakat dalam PSAK No. 106 paragraf
penggunaan
28 adalah sebagai berikut:
shadaqah (ZIS), serta laporan sumber
1)
penggunaan dana qardhul hasan. Namun,
dalam bentuk kas dinilai sebesar
danazakat,
jumlah yang dibayarkan; dan
kekosongan nasabah
2)
transaksi-transaksi
dalam bentuk aset nonkas dinilai
dan
yang melakukan
tersebut
tahun
antara nilai wajar dan nilai tercatat aset
menyajikan ketiga komponen laporan
non-kas, maka selisih tersebut diakui
keuangan tersebut pada tahun 2015.
a)
membuat
sepanjang
sebesar nilai wajar dan jika terdapat selisih
sebagai:
2015
infak,
BPRS
tidak
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta
keuntungan
tangguhan
dan
menyajikan laporan laba rugi yang terdiri
diamortisasi selama masa akad; atau
dari pos pendapatan, beban usaha, hasil
b)
kerugian pada saat terjadinya.
usaha kotor, taksiran pajak penghasilan,
Praktik
dan sisa hasil usaha. Penjelasan secara
pembiayaan
pengukuran musyarakah
akuntansi
telah
sesuai
rinci
pos
pendapatan
dan
beban
dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106.
dicantumkan dalam catatan atas laporan
Hal tersebut telah sesuai karena BPRS
keuangan. Taksiran pajak penghasilan
Formes Sleman, Yogyakarta mengukur
dihitung dari hasil usaha kotor yang
pembiayaan musyarakah sejumlah uang
diperoleh dari pendapatan dikurangi beban
yang dibayarkan BPRS kepada nasabah
usaha. Sisa hasil usaha diperoleh setelah
pada saat pencairan dana, yaitu setelah
mengurangkan hasil usaha kotor dengan
akad pembiayaan musyarakah disetujui.
taksiran pajak penghasilan.
c.
d.
Analisis
Kesesuaian
Penyajian
Akuntansi Pembiayaan Musyarakah
di
Analisis Kesesuaian Pengungkapan
Akuntansi Pembiayaan Musyarakah
di
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta dengan
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta dengan
PSAK No. 59 dan PSAK No. 106
PSAK No. 59 dan PSAK No. 106
Komponen
keuangan
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta
BPRS Formes Sleman, Yogyakarta yang
telah mengungkapkan isi kesepakatan
telah dibuat terdiri dari neraca, lapran laba
utama usaha musyarakah seperti porsi
rugi, laporan arus kas, laporan perubahan
dana, pembagian hasil usaha, dan aktivitas
kekayaan bersih, serta catatan atas laporan
usaha
keuangan.
musyarakah.
BPRS
laporan
Formes
Sleman,
musyarakah BPRS
dalam Formes
akad Sleman,
Yogyakarta menyajikan komponen laporan
Yogyakarta menyajikan laporan distribusi
keuangan seperti laporan perubahan dana
bagi hasil yang mengungkapkan kisaran
Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 13
persentase
bagi
hasil
dari
tabungan,
deposito, dan simpanan lainnya.
yang memenuhi definisi unsur kriteria pengakuan
yang
dikemukakan
dalam
Catatan atas laporan keuangan
paragraf 110 dalam neraca atau laporan
yang dibuat oleh BPRS Formes Sleman,
laba rugi, pengakuan dilakukan dengan
Yogyakarta
gambaran
menyatakan pos tersebut baik dalam kata-
umum mengenai laba BPRS dan kebijakan
kata maupun dalam jumlah uang dan
akuntansi
Kebijakan
mencantumkannya ke dalam neraca atau
akuntansi tersebut antara lain terdiri dari
laporan laba rugi. Pos yang memenuhi
metode penyusustan aset tetap, metode
kriteria tersebut harus diakui dalam neraca
perhitungan sisa hasil usaha, penjelasan
atau laporan laba rugi. Kelalaian untuk
atas pos-pos laporan keuangan, serta
mengakui pos semacam itu tidak dapat
analisa
diralat melalui pengungkapan kebijakan
mengungkapkan
yang
dan
dipakai.
perhitungan
rasio
nilai
rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. Berdasarkan analisis data di atas, dapat
diketahui
bahwa
akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.
praktik
Dalam PSAK No. 59 paragraf 47,
pengungkapan akuntansi belum seluruhnya
laba
sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK
sebesar bagian bank sesuai dengan nisbah
No.
yang
106.
Ketidaksesuaian
tersebut
pembiayaan
disepakati
musyarakah
atas
hasil
diakui
usaha
dikarenakan tidak adanya pengungkapan
musyarakah, sedangkan rugi pembiayaan
penyisihan kerugian investasi musyarakah
musyarakah diakui secara proporsional
dan
sesuai dengan kontribusi modal. Begitu
pengungkapan
kerugian
akibat
penurunan nilai aktiva musyarakah.
juga dalam PSAK No. 106 paragraf 109, keuntungan usaha musyarakah dibagi di
Pembahasan
antara para mitra secara proporsional
a.
sesuai dengan dana yang disetorkan (baik
Pembahasan Mengenai Kesesuaian
Pengakuan
Akuntansi
Pembiayaan
berupa kas maupun aset non-kas) atau
Musyarakah di BPRS Formes Sleman,
sesuai nisbah yang disepakati oleh para
Yogyakarta dengan PSAK No. 59 dan
mitra. Sedangkan kerugian dibebankan
PSAK No. 106
secara proporsional sesuai dengan dana
Menurut Keuangan
Standar
(KDPPLKS,
Akuntansi
Paragraf
109)
dijelaskan bahwa: Pengakuan
yang disetorkan. Pada penghasilan
praktiknya, usaha
di
pengakuan
BPRS
Formes
(recognition)
Sleman, Yogyakarta belum sesuai dengan
merupakan proses pembentukan suatu pos
PSAK No. 59 dan PSAK No. 106 karena
14 Jurnal Profita Edisi 5 Tahun 2016
perhitungan nisbah bagi hasil diakui dari
jumlah
persentase untuk menentukan perkiraan
memasukkan
pendapatan penghasilan. Dalam Ariani
keuangan dalam neraca dan laporan laba
Kusumasari
pengakuan
rugi. Proses ini menyangkut pemilihan
keuntungan pada pembiayaan musyarakah
dasar pengukuran tertentu (KDPPLKS,
di BMT Beringharjo Cabang Malioboro
Paragraf 127).
(2011),
uang
untuk
mengakui
setiap
unsur
dan
laporan
juga belum sesuai dengan PSAK No. 59
Berdasarkan PSAK No. 59 paragraf
dan PSAK No. 106 dikarenakan anggota
42, pengukuran pembiayaan musyarakah
(pengelola
menerima
dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah
pembiayaan kurang dari Rp10.000.000,00
yang dibayarkan, sementara biaya yang
tidak membuat laporan keuangan sehingga
terjadi akibat akad musyarakah tidak dapat
penentuan bagi hasil dihitung dari analisa
diakui
kelayakan usaha pada formulir pengajuan
musyarakah kecuali ada persetujuan dari
pembiayaan.
seluruh mitra musyarakah. Dalam PSAK
dana)
Nisbah
yang
bagi
hasil
sebagai
bagian
pembiayaan
seharusnya
No. 106 paragraf 38, pengukuran investasi
diperoleh dari persentase bagi hasil yang
musyarakah dalam bentuk kas dinilai
dihitung dari keuntungan riil yang didapat
sebesar jumlah yang dibayarkan.
nasabah. Praktik tersebut sulit dilakukan
Pada
karena sebagia besar usaha yang dimiliki
Yogyakarta,
para nasabah adalah usaha mikro dan kecil
diukur sejumlah uang yang dibayarkan
yang
BPRS pada saat pencairan dana. Secara
tidak
melakukan
pembukuan.
BPRS
Formes
pembiayaan
musyarakah
Sedangkan penentuan persentase nisbah
umum
pada awal perjanjian dilakukan sebagai
pengukuran
antisipasi
pihak
musyarakah di BPRS Formes Sleman,
BPRS apabila nasabah tidak jujur dalam
Yogyakarta sudah sesuai dengan PSAK
melaporkan keuntungan hasil usahanya.
No. 59 dan PSAK No. 106. Tidak terdapat
b.
pengukuran aset non-kas karena BPRS
karena
kekhawatiran
Pembahasan Mengenai Kesesuaian
Pengukuran
Akuntansi
Pembiayaan
dapat
Sleman,
disimpulkan akuntansi
investasi aset non-kas.
Yogyakarta dengan PSAK No. 59 dan
c.
PSAK No. 106
Penyajian membahas
pembiayaan
tidak melayani pembiayaan dalam bentuk
Musyarakah di BPRS Formes Sleman,
Setelah
bahwa
Pembahasan Mengenai Kesesuaian Akuntansi
Pembiayaan
tentang
Musyarakah di BPRS Formes Sleman,
pengakuan, hal yang diakui harus diukur.
Yogyakarta dengan PSAK No. 59 dan
“Pengukuran adalah proses penetapan
PSAK No. 106
Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 15
Penyajian merupakan suatu hal
penyajian akuntansi transaksi pembiayaan
bagaimana transaksi-transaksi disajikan
musyarakah agar laporan keuangan yang
dalam laporan keuangan sehingga dapat
disajikan sesuai dengan PSAK No. 59 dan
dibaca
PSAK No. 106.
oleh
pihak-pihak
yang
membutuhkan seperti manajemen dan
d.
masyarakat umum. Pembahasan tentang
Pengungkapan
perlakuan akuntansi untuk penyajian atas
Musyarakah di BPRS Formes Sleman,
pembiayaan musyarakah meliputi PSAK
Yogyakarta dengan PSAK No. 59 dan
No. 59 paragraf 152-155, paragraf 162-
PSAK No. 106
165, paragraf 172, dan paragraf 178, serta
Akuntansi
Pembiayaan
Menurut Siegel dan Shim (1994: 147), “pengungkapan adalah informasi
PSAK No. 106 paragraf 36. Ariani
Pembahasan Mengenai Kesesuaian
Kusumasari
(2011)
yang diberikan sebagai lampiran pada
menjelaskan bahwa penyajian neraca di
laporan keuangan sebagai catatan kaki atau
BMT
tambahan”.
Pembahasan
belum sesuai dengan PSAK No. 59 dan
pengungkapan
akuntansi
PSAK
musyarakah
Beringharjo
No.
106
pengelompokkan
Cabang
karena
Malioboro
tidak
unsur-unsur
ada
neraca,
melainkan langsung mencantumkan akun-
meliputi
tentang pembiayaan
PSAK
No.
59
paragraf 196 dan paragraf 197 serta PSAK No. 106 paragraf 37.
akun dari unsur-unsur neraca, serta adanya
Dalam Ariani Kusumasari (2011),
ketidaksesuaian penempatan letak akun
pengungkapan
ijarah yang seharusnya diletakkan setelah
musyarakah di BMT Beringharjo Cabang
akun persediaan. Hal tersebut sama dengan
Malioboro telah sesuai dengan PSAK No.
penyajian neraca yang ada di BPRS
59 dan PSAK No. 106. Sebagai contohnya,
Formes Sleman, Yogyakarta. Tidak ada
BMT
pengelompokkan
neraca,
kerugian pembiayaan musyarakah pada
tetapi akun-akun dari unsur-unsur neraca
neraca. Pada BPRS Formes Sleman,
langsung
itu,
Yogyakarta,
pengungkapan
akuntansi
ketidaksesuain penempatan letak akun
pembiayaan
musyarakah
belum
seperti akun ijarah yang seharusnya
sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 59
diletakkan setelah akun persediaan atau
dan PSAK No. 106. Ketidaksesuaian
akun istishna’ yang seharusnya diletakkan
tersebut karena laporan keuangan BPRS
sebelum akun ijarah pun masih terjadi.
Formes
Akan lebih baik jika BPRS Formes
mengungkapkan
Sleman,
pembiayaan musyarakah dan kerugian atas
unsur-unsur
tercantum.
Yogyakarta
Selain
memperhatikan
akuntansi
mengungkapkan
Sleman,
pembiayaan
penyisihan
Yogyakarta penyisihan
tidak
kerugian
16 Jurnal Profita Edisi 5 Tahun 2016
penurunan nilai aktiva musyarakah juga
bukan dari laporan keuangan melainkan
tidak diungkapkan.
atas hasil proyeksi.
Menurut peneliti, pengungkapan
b.
Perlakuan
akuntansi
berfungsi sebagai penyedia kelengkapan
diterapkan
informasi tambahan yang berkaitan dengan
Yogyakarta
mengenai
pengukuran
laporan keuangan agar dapat dibaca dan
akuntansi
terhadap
pembiayaan
digunakan oleh pemakai laporan keuangan
musyarakah telah sesuai dengan PSAK
secara bijak. Oleh karena itu, sebaiknya
No. 59 dan PSAK No. 106.
BPRS
c.
Formes
melakukan
Sleman,
Yogyakarta
penyesuaian
terhadap
pengungkapan
akuntansi
BPRS
Formes
yang
Perlakuan
diterapkan
Sleman,
akuntansi
BPRS
Formes
yang Sleman,
pembiayaan
Yogyakarta mengenai penyajian akuntansi
musyarakah berdasarkan PSAK No. 59
terhadap pembiayaan musyarakah belum
dan PSAK No. 106.
sepenuhnya sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106. Penyajian akuntansi
SIMPULAN DAN SARAN
pada
Simpulan
pengelompokkan
Berdasarkan hasil analisis data
neraca
dari unsur neraca.
Yogyakarta
d.
pembahasan
yang
diterapkan
bahwa:
Yogyakarta Perlakuan
diterapkan
akuntansi
BPRS
Yogyakarta akuntansi
yang
Formes
mengenai terhadap
unsur-unsur
neraca,
Perlakuan
dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan
a.
terdapat
tetapi langsung mencantumkan akun-akun
yang diperoleh dari BPRS Formes Sleman, dan
tidak
akuntansi
akuntansi
BPRS
Formes
yang Sleman,
mengenai
pengungkapan
terhadap
pembiayaan
Sleman,
musyarakah belum sepenuhnya sesuai
pengakuan
dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106.
pembiayaan
Ketidaksesuaian
tersebut
yaitu
tidak
musyarakah yang terdiri dari pengakuan
adanya pengungkapan penyisihan kerugian
investasi, pengakuan kerugian, pengakuan
investasi musyarakah dan pengungkapan
piutang, dan pengakuan beban telah sesuai
kerugian akibat penurunan nilai aktiva
dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106.
musyarakah.
Namun,
praktik
pembiayaan pengakuan
pengakuan
musyarakah keuntungan
akuntansi mengenai
belum
sesuai
Saran Berdasarkan
simpulan
di
atas,
dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106
peneliti dapat memberikan saran baik bagi
karena pengakuan keuntungan dihitung
manajemen
BPRS
Formes
Sleman,
Analisis Penerapan PSAK .... (Nur Safarah Yahdiyani) 17
Yogyakarta terkait dan bagi peneliti selanjutnya antara lain: a.
Bagi
BPRS
Formes
Sleman,
Yogyakarta diharapkan dapat: 1)
memperbaiki
format
Harahap, S. S., Wiroso, dan Yusuf, Muhammad. (2010). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE Usakti. Ikatan
Akuntan Indonesia. (2002). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59. Edisi Pertama. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
Ikatan
Akuntan Indonesia. (2007). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 106. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
penyajian
akuntansi pada laporan keuangan agar sesuai dengan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106. 2)
mengungkapkan
kerugian
investasi
penyisihan musyarakah
dan
besarnya kerugian akibat penurunan nilai aktiva
musyarakah
dalam
laporan
keuangannya. b.
Bagi
peneliti
selanjutnya
diharapkan untuk menambah studi kasus pada BPRS Formes Sleman, Yogyakarta sehingga dapat menganalisa kesesuaian pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
atas
pembiayaan
musyarakah secara lebih detail.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumasari, A. (2011). “Analisis Pembiayaan Musyarakah Berdasarkan PSAK No. 59 dan PSAK No. 106 Pada BMT Beringharjo Cabang Malioboro”. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Miles, M. B. and Huberman, M. A. (1984). Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication. Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Adnan, M. A. (2005). Dari Murabahah Menuju Musyarakah, Upaya Mendorong Optimalisasi Sektor Riel. JAAI, 9, 159-169.
Muhammad. (2005). Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.
__________ . (2005). Pengantar Akuntansi Syari’ah (Ed. 2). Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.
Bank Indonesia. (2008). Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008, tentang Perbankan Syari’ah. Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers.