ANALISIS PENERAPAN PSAK 16 REVISI 2011 ATAS ASET TETAP PADA PT. MITRA PALMA SEJAHTERA
Nursandy Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655,
[email protected]
Drs. Hery Gunawan, M. M. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengamati dan mengetahui apakah penerapan akuntansi aset tetap perusahaan telah sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu PSAK 16 revisi 2011, serta melihat apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan selama ini telah benar dan perhitungan laporan keuangan mereka telah sesuai dengan pencatatan yang seharusnya dilakukan. Metode yang dipakai untuk penelitian ini adalah dengan cara mengadakan studi lapangan ke perusahaan dan mewawancarai manajer operasional untuk mengetahui cara pencatatan dan mendapatkan data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan PT Mitra Palma Sejahtera. Perusahaan terkait bergerak di bidang jasa yang menyediakan jasa konstruksi, perdagangan balas jasa, perdagangan umum, sewa alat berat dan bisnis pengadaan. Analisis dilakukan dengan mencocokan apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan telah benar dan sesuai dengan PSAK yang berlaku di Indonesia sehingga laporan keuangan yang dibuat perusahaan bisa diterima dengan baik. Kesimpulan yang dapat diberikan bahwa perusahaan perlu memperbaiki sistem pencatatan mereka karena banyak akun yang tidak dibuat secara detail sehingga tidak sesuai dengan standar yang berlaku, yaitu PSAK 16 revisi 2011. (N)
Kata Kunci :Aktiva Tetap, Harga Perolehan, Biaya Penyusutan
ABSTRACT
Purpose of this study was to observe and determine whether the application of fixed asset accounting firm in accordance with applicable standards, that is PSAK 16 revision 2011, and see whether the registration of the company had been correct and the calculation of their financial statements in accordance with the recording is supposed to do , The method used for this study is to conduct a field study directly to the company and interview operational managers to find out how to get a recording and secondary data from the financial statements of the company PT Mitra Palma Sejahtera. Related companies engaged in services that provide construction services, trading remuneration, general trading, heavy equipment rental business and procurement. The analysis is done by matching, whether the registration of the company has been properly and in accordance with PSAK prevailing in Indonesia so that the financial statements made by a company to be well received. The conclusion that can be given that the companies need to improve their record-keeping system because many accounts have not made the details so not in accordance with the applicable standards, that is PSAK 16 revision 2011. (N)
Kata Kunci :Fixed Assets, Acquisition Cost, Depreciation Cost
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama dari didirikannya sebuah perusahaan baik dalam skala besar maupun skala kecil adalah untuk memperoleh laba atau keuntungan yang berbalas sesuai dengan investasi yang telah dilakukan dan dapat mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu yang panjang, serta berusaha untuk tidak kalah saing dengan perusahaan lainnya. Salah satu investasi yang biasa dilakukan dalam suatu perusahaan adalah investasi aset tetap yang digunakan dalam kegiatan seharihari perusahaan, yang dimaksud dengan aset tetap tersebut adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa dan diharapkan bisa digunakan di atas satu tahun. Untuk mencapai umur yang diharapkan tersebut diperlukan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam hal yang berkaitan dengan penggunaan, pemeliharaan, pembaharuan maupun pencatatan/pembukuan akuntansi yang dilakukan perusahaan. Seiring dengan berlalunya umur atau masa dari aset tetap tersebut, aset tetap itu harus bisa dibebankan secara konsisten dan salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan menentukan metode penyusutan. Oleh karena itu metode penyusutan yang telah digunakan oleh perusahaan untuk memperhatikan dan mengawasi perubahan nilai aset tetap yang menyusut karena disebabkan oleh waktu atau masa dari aset tetap tersebut dan menurunnya kinerja atau manfaat yang telah dikerjakan oleh aset tetap tersebut perlu diketahui. Rata-rata aset tetap pada perusahaan merupakan salah satu bagian dari investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan aset perusahaan. Besarnya jumlah investasi yang biasa dilakukan di dalam aset tetap tersebut menjadikan aset tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang sangat serius. Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya yang biasanya memberikan informasi tentang perolehan aset tetap, penghentian atau pelepasan aset tetap yang dianggap sudah tidak bisa melakukan pekerjaannya secara maksimal, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.
Aset tetap berwujud memiliki banyak bentuk antara lain sebagai berikut: tanah, bangunan, alat-alat kendaraan, mesin, mebel dan barang-barang lain yang dapat diperoleh dengan berbagai macam cara, baik dibeli sendiri oleh perusahaan maupun diinvestasikan oleh investor, yang dimana cara perolehan aset tetap tersebut mempengaruhi besar kecilnya harga perolehan. Agar sejalan dengan prinsip akuntansi yang biasanya digunakan, aset tetap dicatat sesuai dengan berapa harga atau nilai dari aset tetap itu ketika didapatkan atau dimiliki oleh perusahaan yang bisa disebut dengan harga perolehan. Harga perolehan tersebut mencakup semua pengeluaran yang harus dilakukan untuk mendapatkan aset tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain yang membuat aset tetap tersebut siap untuk digunakan oleh perusahaan. Dengan demikian harga perolehan suatu aset tetap tidak hanya terbatas pada harga beli aset tetap tersebut saja tetapi harga perolehan tersebut juga mencakup seluruh biaya yang dihabiskan pada saat pengurusan, perbaikan dan penyempurnaan aset tetap tersebut. Tetapi ketika mencatat harga perolehan aset tetap yang didapat dari donasi atau hadiah yang diberikan dalam hal ini bisa dianggap sebagai pengecualian dari prinsip harga perolehan tersebut. Aset tetap mempunyai sifat khusus yaitu dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun (lebih dari satu periode dalam akuntansi). Semua aset tetap kecuali tanah yang dipergunakan dalam jangka panjang, perlahan-lahan akan menyusut atau nilai manfaatnya semakin berkurang dan tidak efektif lagi, sampai pada akhirnya aset tetap tersebut tidak dapat digunakan secara maksimal lagi atau bahkan benar-benar tidak bisa digunakan lagi untuk kepentingan perusahaan, dan umur dari aset tetap tersebut telah habis. Aset tetap merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang sangat penting yang dapat mendukung keberhasilan suatu usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Dengan aset tetap yang kualitasnya baik dan memadai maka kelancaran usaha dari perusahaan dan aktivitas operasional yang biasa dilakukan di dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik dan perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan saingannya. Sebaliknya, tanpa aset tetap yang kualitasnya tidak baik dan memadai maka aktivitas perusahaan akan sangat terganggu sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja dan perkembangan perusahaan tersebut, dan membuat perusahaan tidak dapat bersaing dengan saingannya. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa aset tetap merupakan harta milik perusahaan yang material dan diperoleh bukan dengan tujuan diperjualbelikan untuk memperoleh keuntungan melainkan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan yang membantu perusahaan untuk melakukan bisnisnya dan mendapatkan laba, serta memiliki masa manfaat atau umur ekonomis di atas satu tahun atau satu periode dalam akuntansi. Saya melakukan penelitian ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan judul “Pengaruh Investasi Aset Tetap dan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas” pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.” Yang dibuat oleh Temi Apriani pada tahun 2007 dengan kesimpulan Hasil uji statistic menunjukan bahwa aset tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Mengingat pentingnya peranan aset tetap dalam membantu aktivitas operasional perusahaan, maka saya tertarik untuk mengangkat judul “Analisis Kesesuaian Penerapan PSAK 16 Revisi 2011 atas Aset Tetap pada PT. Mitra Palma Sejahtera”
1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan penulis sebelumnya, maka penulis bermaksud mengangkat suatu permasalahan yang akan di bahas pada penulisan ini yaitu : 1.
Bagaimana pencatatan atas aset tetap yang dilakukan PT Mitra Palma Sejahtera?
2. 3.
Apakah ada perubahan penilaian aset tetap yang terjadi dalam pencatatan aset tetap yang dilakukan PT Mitra Palma Sejahtera Apakah dampak pencatatan dan perubahan nilai aset tersebut pada laporan keuangan PT. Mitra Palma Sejahtera?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1. 2. 3.
Melihat apakah pencatatan akuntansi aset tetap yang dilakukan PT Mitra Palma Sejahtera telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku Melihat apakah ada kesalahan pencatatan pada akuntansi aset tetap tersebut berpengaruh dalam penilaian aset tetap Mengetahui jika ada kesalahan dalam pencatatan aset tetap tersebut berdampak pada laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan
1.4. Kajian Pustaka 1.
2.
3.
4.
5.
“SOLUTIONS FOR COMMON ERRORS IN FIXED ASSETS ACCOUNTING PRACTICE” oleh Trần Văn Thuận tahun 2014 dengan kesimpulan Artikel ini disajikan dan dianalisis kesalahan umum dalam aktiva tetap akuntansi dalam akuntansi entitas dan mengusulkan solusi korelatif.Kesalahan umum dalam akuntansi aset tetap berhubungan tujuh hal: Makalah untuk mengidentifikasi biaya aktiva tetap; Pencacahan, dikurangi PPN masukan aktiva tetap; Mematuhi saat keuangan peraturan tentang penyusutan aktiva tetap; Menghitung akumulasi penyusutan ke waktu tetap pembuangan aset dan penjualan; Metode perubahan perhitungan aktiva tetap depresiasi; Mendefinisikan dan merekam nilai merek dagang dan Balancing perbaikan aset tetap biaya pengeluaran. Untuk setiap kesalahan, penulis dianalisis dampak kesalahan pada akuntansi entitas Informasi serta mengajukan solusi untuk itu kesalahan. Dalam rangka meminimalkan akuntansi kesalahan pada umumnya dan kesalahan dalam aktiva tetap akuntansi khususnya, entitas akuntansi akuntan harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang sistem hukum, standar akuntansi, sistem akuntansi, peraturan keuangan saat ini negara serta entitas akuntansi pegang manajemen dan operasi karakteristik. “VALUATIONS OF FIXED ASSETS IN THE CONTEXT OF INTERNATIONAL CONVERGENCE” oleh ALEXANDER Y. VARGA tahun 2011 dengan kesimpulan Dengan pemikiran ini saya tidak percaya bahwa itu akan bermanfaat untuk beralih ke standar IAS 16. Menggunakan nilai pasar untuk menentukan beban penyusutan tidak hanya kurang dapat diandalkan dibandingkan biaya historis, tetapi bahkan tidak berusaha untuk mencerminkan yang sebenarnya kerusakan aset tetap, bukan mengandalkan korelasi antara nilai pasar dan konsumsi aset. Analisis rasio efisiensi operasional terhadap laba bersih oleh Dewi Marutha tahun 2009 kesimpulannya adalah mengemukakan bahwa secara parsial penggunaan biaya operasional yang tinggi sangat menyebabkan menurunnya laba bersih. Pengaruh Investasi Aktiva Tetap dan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas” pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Oleh Temi Apriani tahun 2007 kesimpulannya adalah Hasil uji statistic menunjukan bahwa aktiva tetap tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Pengaruh Investasi Aktiva Tetap dan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada PP Industri Food and Beverages di BEJ oleh Rosdiana Hadinata tahun 2008 kesimpulannya
adalah Hasil Penelitiannya menunjukan bahwa aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
METODE PENELITIAN a.) Jenis penelitian Jenis penelitian yang di gunakan oleh penulis untuk meneliti kasus di kualitatif.
atas adalah jenis penelitian
b.) Objek penelitian Objek yang di teliti adalah penulis melakukan penelitian aset tetap pada PT. Mitra Palma Sejahtera yang beralamat di Thamrin Business Centre lantai 7 Unit 736A-B jalan Kebun Kacang Raya no.01, Kebun Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat – kode pos 10130.
c.) Desain penelitian Dengan digunakan metode kualitatif ini maka data yang didapatkan akan lebih lengkap,lebih mendalam, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Desain penelitian kualitatif ini di bagi dalam empat tahap, yaitu: 1.
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis standar sarana dan prasarana, penyusunan rancangan penelitian, penetapan tempat penelitian, dan penyusunan instrumen penelitian. 2.
Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis akan melaksanaan riset untuk mengumpulkan data-data kuantitatif yang diperlukan untuk penelitian ini di PT. Mitra Palma Sejahtera dan juga akan melakukan interview langsung dengan pihak yang terkait dan mengumpulkan data secara langsung di PT. Mitra Palma Sejahtera. 3.
Analisis data
Analisis data dilakukan setelah peneliti mendapatkan data laporan keuangan dan melakukan wawancara langsung dengan pemilik PT. Mitra Palma Sejahtera dan memperoleh data-data langsung dari PT. Mitra Palma Sejahtera. 4.
Evaluasi
Setelah data-data sudah di analisis penulis mencoba membuat sebuah kesimpulan dari temuan-temuan yang telah di dapat sehingga dapat saran-saran dan kritik yang berguna untuk kemajuan perusahaan. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data kualitatif berdasarkan : 1.
Studi lapangan (field reserarch) Penulis melakukan studi lapangan ini menggunakan 2 metode yaitu:
memberikan
a)
Metode observasi Cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang akan diteliti melalui laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan.
b) Metode interview Cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan manajer accounting and finance PT Mitra Palma Sejahtera untuk mendapatkan informasi tentang sejarah perusahaan, aktivitas perusahaan dan penerapan akuntansi yang dilakukan perusahaan. c)
Metode dokumentasi Mendapatkan data berupa dokumen yang merupakan laporan keuangan perusahaan yang digunakan untuk melakukan penulisan ini.
2.
Studi pustaka (library Research) Studi pustaka ini dilakukan penulis untuk mempelajari teori dan konsep-konsep dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Hasil studi kepustakaan merupakan landasan teori dari penelitian.
HASIL DAN BAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan sebagaimana yang telah dilakukan melalui penelitian melalui laporan keuangan perusahaan, diperoleh data tentang harga perolehan aset tetap, pengakuan aset tetap, peningkatan aset tetap, pencatatan dan penyajian aset tetap, serta metode penyusutan aset tetap yang diterapkan pada PT Mitra Palma Sejahtera dan pengeruhnya terhadap laba perusahaan. PT Mitra Palma Sejahtera mengidentifikasikan aset tetap sebagai aset tetap yang bersifat berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai yang digunakan dalam operasi normal perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual, dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Berdasarkan pengamatan, PT Mitra Palma Sejahtera mengklasifikasikan aset tetap yang dimiliki sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Tanah Gedung dan bangunan Mesin dan peralatan Kendaraan kantor Inventaris kantor
Dalam penelitian lebih lanjut diketahui bahwa PT Mitra Palma Sejahtera mengasumsikan semua aset tetap diperoleh per tanggal 1 Januari pada tahun perolehan aset tersebut, walaupun sebenarnya aset tersebut diperoleh bukan pada tanggal tersebut, selain itu penggolongan aset tetap diurutkan menurut masa manfaat aset tersebut 4.1.1 Aset Tetap
Aset tetap yang dimiliki oleh PT Mitra Palma Sejahtera dinilai berdasarkan harga perolehan, yaitu seluruh pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap sampai dengan berada ditempat dalam kondisi siap pakai. Nilai aset tetap berdasarkan perolehan: a.
b.
c. d.
e.
Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian secara tunai dinilai dengan harga beli dan semua beban yang dikeluarkan sampai aset tetap yang bersangkutan siap untuk digunakan. Beban tersebut terdiri dari pajak yang telah dikreditkan dan beban yang dialokasikan secara langsung sehingga aset tersebut dapat dioperasikan, yang mencakup beban penyimpanan dan bongkar muat, beban pengangkutan, beban pemasangan, beban asuransi dan beban konsulatasi. Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian secara angsuran dinilai berdasarkan harga tunai aset tetap tersebut pada saat terjadinya transaksi, bunga angsuran diperlakukan sebagai beban. Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran dinilai berdasarkan harga pasar yang berlaku. Aset tetap yang diperoleh melalui cara membangun sendiri dimulai berdasarkan jumlah keseluruhan beban yang diterapkan dalam rangka pembangunan aset tersebut hingga siap untuk digunakan Aset tetap yang diperoleh melalui sumbangan atau donasi dinilai berdasarkan harga pasar yang berlaku saat perolehan.
Dari kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan dijelaskan mengenai perolehan aset tetap dengan Standar Akuntansi Keuangan. Berikut akan disampaikan harga perolehan, pengakuan, peningkatan, pncatatan dan penyajian, serta metode penyusutan masing – masing aset tetap yang telah diklasifikasikan. 4.1.1.1 Tanah 1.Pengukuran tanah Menurut PSAK 16, Harga perolehannya, termasuk beban pembersihan pertama kali sebelum ketika tanah baru dibeli setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan tanah. Sedangkan beban yang telah dikeluarkan perusahaan atas perawatan tanah seperti beban perawatan, beban peembersihan dan beban lainnya tidak dimasukan sebagai harga perolehan, beban kendaraan dicatat kedalam laporan laba rugi sebagai beban tahun berjalan periode tersebut. 2. Penilaian tanah PSAK 16 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada beban perolehan tidak ada penyusutan pada aset tetap berbentuk tanah. 3. Pencatatan atas tanah Pada tahun 2013 perusahaan melakukan penambahan pada aset tetap berbentuk tanah dengan nilai sebesar Rp. 1.705.500.000 dan menurut data yang diperoleh dari perusahaan tanah hanya bisa dimiliki jika dibeli dengan cara tunai sehingga pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah:
Tanah
Rp. 1.705.500.000 Kas
Rp. 1.705.500.000
4.1.1.2 Gedung dan Bangunan 1. Pengukuran gedung dan bangunan Pada umumnya PT Mitra Palma Sejahtera memperoleh aset tetapnya dengan cara pembelian, kecuali bangunan, yang digunakan sebagai kantor, diperoleh dengan cara membeli salah satu tempat di perkantoran di daerah Thamrin sejak tahun 2005. Pada Januari 2013 perusahaan telah melakukan penambahan terhadap bangunan untuk menyimpan alat berat sebesar Rp. 3.500.000.000. Oleh perusahaan beban tersebut dimasukan untuk menambah harga perolehan bangunan dan dicatat dalam laporan neraca dan menambah harga perolehan aset tetap pada tahun berjalan. Perusahaan mencatat harga perolehan bangunan sebesar Rp. 4.200.000.000 sehingga harga perolehan bangunan yang dicatat oleh perusahaan sudah tepat sesuai dengan nilai seharusnya, tetapi pada tahuun 2013 perusahaan melakukan renovasi terhadap bangunan yang telah dimiliki sebesar Rp 378.336.231. Oleh perusahaan beban tersebut tidak dimasukkan untuk menambah harga perolehan bangunan melainkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai beban renovasi, seharusnya renovasi terhadap bangunan bisa meningkatkan mutu produksi atau meningkatkan standar kinerja perusahaan. Seperti yang telah dilihat di atas harga perolehan bangunan setelah penambahan sebesar Rp 4.200.000.000 sehingga harga perolehan bangunan yang dicatat oleh perusahaan lebih rendah dari seharusnya. 2. Penilaian gedung dan bangunan PSAK 16 menyatakan bahwa Jika aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlukan dengan salah satu cara yaitu: Disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasinya. Pada PSAK 68 menyatakan bahwa ketika harga aset atau liabilitas yang identik tidak dapat diobservasi, entitas mengukur nilai wajar menggunakan teknik penilaian lain yang memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Karena nilai wajar merupakan pengukuran berbasis pasar, maka nilai wajar diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas, termasuk asumsi mengenai resiko. Sebagai hasilnya, intensi entitas untuk memiliki aset atau untuk menyelesaikan atau memenuhi liabilitas menjadi tidak relevan ketika mengukur nilai wajar. Jumlah rupiah bangunan yang dilekatkan pada pos laporan tidak menunjukan jumlah yang wajar, karena perusahaan tidak pernah menghitung jumlah nilai penyusutan terhadap bangunan yang digunakan. Selain itu perusahaan tidak mengkapitalisasi beban penambahan bangunan ke dalam jumlah yang tercatat, sehingga laba pada tahun berjalan dan nilai buku bangunan di neraca menjadi kecil. 3. Pencatatan atas gedung dan bangunan
Pada tahun 2013 perusahaan melakukan penambahan pada aset tetap berbentuk gedung dan bangunan dengan nilai sebesar Rp. 3.500.000.000 dan menurut data yang diperoleh dari perusahaan gedung dan bangunan tersebut diperoleh dengan membeli langsung secara tunai agar bisa langsung mendapatkan hak milik atas gedung dan bangunan tersebut sehingga pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah: Gedung dan bangunan Kas
Rp. 3.500.000.000 Rp. 3.500.000.000
4. Pengakuan gedung dan bangunan Selama masa pemekaian suatu aset tetap, perusahaan melakukan pengeluaran – pengeluaran sehubungan dengan pemakaian aset tetap tersebut. Pengeluaran yang timbul bisa berupa pengeluaran rutin yaitu pengeluaran untuk mempertahankan agar aset tetap beroperasi dengan efisien dan dapat mencapai masa pemakaian yang diharapkan seperti beban pemeliharaan dan reparasi sehari – hari. Pengeluaran lainnya bisa beban yang meningkatkan kapasitas dan efisien atau dapat menambah nilai dan umur aset yang bersangkutan serta yang kemungkinan besar member manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja. Pada bulan Januari 2013, PT Mitra Palma Sejahtera melakukan renovasi terhadap bangunan untuk meningkatkan kinerja dan mutu produksi perusahaan terhadap hal ini perusahaan mengakuinya sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Pada saat melakukan pengeluaran untuk hal ini, perusahaan telah mendebit perkiraan dan mengkredit rekening kas, yaitu: Beban renovasi Kas
Rp. 378.336.231 Rp. 378.336.231
4.1.1.3 Mesin dan peralatan 1.Pengukuran Mesin dan peralatan Menurut PSAK 16, Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan mesin dan peralatan. Sedangkan beban yang telah dikeluarkan perusahaan atas perawatan mesin dan peralatan seperti beban perawatan, beban perbaikan dan beban lainnya tidak dimasukan sebagai harga perolehan, beban kendaraan dicatat kedalam laporan laba rugi sebagai beban tahun berjalan periode tersebut. 2. Penilaian Mesin dan peralatan PSAK 16 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada beban perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di PT Mitra Palma Sejahtera, perusahaan tidak mencatat beban perolehan dan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Pencatatan atas Mesin dan peralatan
Pada tahun 2013 perusahaan melakukan penambahan pada aset tetap berbentuk mesin dan peralatan dengan nilai sebesar Rp. 10.500.000.000 dan menurut data yang diperoleh dari perusahaan mesin dan peralatan tersebut diperoleh dengan membeli secara kredit dan tunai tergantung harga mesin dan peralatan tersebut dan karena perusahaan tidak merincikan berapa nilai yang dibeli secara kredit dan tunai perusahaan berasumsi 70% dari mesin dan peralatan tersebut dibeli secara kredit dan 30% dibeli secara tunai sehingga pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah: Mesin dan peralatan Hutang Bank Mesin dan peralatan Kas
Rp. 7.350.000.000 Rp. 7.350.000.000 Rp. 3.150.000.000 Rp. 3.150.000.000
4.1.1.4 Kendaraan Kantor 1.Pengukuran Kendaraan Menurut PSAK 16, Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan kendaraan sebesar Rp. 2.426.784.000. Sedangkan beban yang telah dikeluarkan perusahaan atas kepemilikan kendaraan seperti beban balik nama, beban STNK dan beban lainnya sebesar Rp. 14.752.770 tidak dimasukan sebagai harga perolehan, beban kendaraan dicatat kedalam laporan laba rugi sebagai beban lain – lain tahun berjalan periode tersebut. 2. Penilaian Kendaraan PSAK 16 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada beban perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di PT Mitra Palma Sejahtera, perusahaan tidak mencatat beban perolehan dan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Pencatatan atas kendaraan Pada tahun 2013 perusahaan melakukan penambahan pada aset tetap berbentuk kendaraan dengan nilai sebesar Rp. 1.228.392.000 dan menurut data yang diperoleh dari perusahaan kendaraan tersebut diperoleh dengan membeli secara kredit sehingga pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah: Kendaraan Hutang Bank
Rp. 1.228.392.000 Rp. 1.228.392.000
4.1.1.5 Inventaris Kantor 1.Pengukuran Inventaris kantor Menurut PSAK 16, Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain.
Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan inventaris kantor. Sedangkan beban yang telah dikeluarkan perusahaan atas perawatan inventaris kantor seperti beban perawatan, beban perbaikan dan beban lainnya tidak dimasukan sebagai harga perolehan, beban kendaraan dicatat kedalam laporan laba rugi sebagai beban tahun berjalan periode tersebut. 2. Penilaian Inventaris kantor PSAK 16 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada beban perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di PT Mitra Palma Sejahtera, perusahaan tidak mencatat beban perolehan dan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Pencatatan atas inventaris kantor Pada tahun 2013 perusahaan melakukan penambahan pada aset tetap berbentuk inventaris dengan nilai sebesar Rp. 92.416.667 dan menurut data yang diperoleh dari perusahaan inventaris tersebut diperoleh dengan membeli secara tunai sehingga pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah: Inventaris
Rp. 92.416.667
Kas
Rp. 92.416.667
Perusahaan belum melakukan pelepasan pada aset tetap yang dimilikinya sehingga belum ada pencatatan untuk pelepasan aset tetap, tetapi jika dilepas perusahaan hanya akan melepasnya dengan tunai atau secara kas. 4.2. Analisis Pencatatan Akuntansi Aset Tetap Pada PT Mitra Palma Sejahtera Karena pencatatan yang salah hanya terjadi pada gedung dan bangunan serta kendaraan kantor maka analisi hanya akan dilakukan pada pencatatan terhadap gedung dan bangunan serta kendaraan kantor saja. 4.2.1. Gedung dan bangunan 1. Pengukuran gedung dan bangunan Kebijakan yang diterapkan perusahaan terhadap penentuan beban perolehan aktiva tetap terjadi kesalahan dalam memperlakukan beban yang dimasukan kedalam unsur beban perolehan aktiva tetap. Dari hasil penelitian perusahaan tidak memasukan beban-beban selain harga beli kedalam harga perolehan aktiva tetap, sehingga harga perolehan aktiva tetap dibukukan lebih rendah dari nilai seharusnya. Pengalokasian beban harus dilakukan dengan tepat, karena berpengaruh terhadap perhitungan laba untuk beberapa periode. Kebijaksanaan perusahaan dalam mencatat beban perolehan aktiva tetap menyebabkan laba pada tahun berjalan (tahun pembelian aktiva tetap) akan kecil. PT Mitra Palma Sejahtera mencatat harga perolehan gedung sebesar Rp. 4.200.000.000 renovasi gedung dan bangunan yang bisa meningkatkan mutu produksi dan kinerja perusahaan sebesar Rp. 378.336.231 tidak ditambahkan kedalam harga perolehan gedung. Untuk biaya renovasi bangunan, perusahaan mencatat sebagai berikut :
Beban renovasi
Rp. 378.336.231
Kas
Rp. 378.336.231
Jurnal untuk renovasi bangunan seharusnya dicatat perusahaan pada tahun 2013 sebagai berikut : Gedung
Rp. 378.336.231 Kas
Rp. 378.336.231
Jurnal koreksi di tahun atas kesalahan pencatatan renovasi bangunan adalah: Gedung
Rp. 378.336.231 Laba ditahan
Rp. 378.336.231
2. Penilaian gedung dan bangunan Jika nilai aset tetap dikaitkan dengan waktu dan pemakaian dalam kegiatan normal perusahaan, maka jenis aktiva tetap yang memiliki umur terbatas secara bersamaan nilainya akan turun. Hal ini terjadi karena berangsur-angsur aktiva tetap akan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan jasa. Penurunan taksiran manfaat aset tetap tersebut merupakan penyusutan aset tetap dan harus dilakukan secara sistematis dan layak berdasarkan masa manfaat. Bangunan ini diperoleh perusahaan pada bulan Januari 2005 dengan harga perolehan Rp.700.000.000 pada bulan Januari 2013 perusahaan melakukan penambahan bangunan senilai Rp. 3.878.336.231. Umur ekonomis 20 tahun atau dipersentasekan sebesar 5%. Penambahan ini langsung menambah nilai bangunan lama dan langsung dihitung penyusutannya sebagai berikut : Penyusutan tiap bulan = 1/12 x 5% x Rp. 700.000.000 = Rp. 2.916.667 Penyusutan tiap tahun = 5% x Rp. 700.000.000 = Rp. 35.000.000 Penyusutan dari 1 Januari 2005 – 31 Desember 2012 = 8 tahun. Jadi, 8 x Rp. 35.000.000 = Rp. 280.000.000 Nilai bangunan sampai dengan 1 Januari 2013 : Rp. 700.000.000 – Rp. 280.000.000 = Nilai penambahan gedung
Rp. 420.000.000 Rp.3.878.336.231 +
Nilai gedung per 1 Januari
Rp. 4.298.336.231
Umur ekonomis gedung selama 20 tahun yaitu dari 1 Januari 2005 dan berakhir pada 31 Desember 2025. Umur ekonomis gedung dikurangi penyusutan selama 8 tahun yaitu tersisa 12 tahun. Perhitungan penyusutan setelah penambahan gedung dan bangunan adalah sebagai berikut : Nilai gedung per 1 Januari 2013 = Rp. 4.298.336.231 Penyusutan / tahun
= 5% x Rp. 4.298.336.231 = Rp. 214.916.812
Sehingga total penyusutan setelah ada penambahan bangunan yaitu: 1 Januari 2005 – 30 September 2012
= Rp. 280.000.000
1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 (Rp. 214.916.812 x 1)
= Rp. 214.916.812 + = Rp. 494.916.812
Untuk penyesuaian penutupan perkiraan pada tanggal 31 Desember 2013 dapat dilakukan jurnal sebagai berikut: Laba ditahan
Rp. 494.916.812
Akumulasi Penyusutan Gedung
Rp. 494.916.812
Untuk tahun dan seterusnya beban penyusutan gedung harus dicatat sebagai berikut:
Beban penyusutan gedung
Rp. 214.916.812
Akumulasi Penyusutan gedung
Rp. 214.916.812
3. Pengakuan gedung dan bangunan Beban renovasi gedung dan bangunan PT Mitra Palma Sejahtera ini seharusnya menambah harga perolehan gedung dan di debetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan, karena bisa berpotensi untuk meningkatkan mutu produksi dan kinerja perusahaan. Jurnal yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah: Gedung dan bangunan Kas
Rp. 378.336.231 Rp. 378.336.231
Jurnal koreksi pada tahun 2013 atas kesalahan pencatatan gedung sebagai berikut: Gedung dan bangunan Beban renovasi
Rp. 378.336.231 Rp. 378.336.231
Jurnal Koreksi pada tahun 2014 atas kesalahan pencatatan tersebut sebagai berikut : Gedung dan bangunan Laba ditahan
Rp. 378.336.231 Rp. 378.336.231
4. Pengungkapan/Penyajian Gedung Pada laporan keuangan dalam penyajian aktiva tetap perusahaan harus menampilkan total nilai gedung dan bangunan setelah renovasi gedung dan bangunan tersebut dan perusahaan menampilkan akumulasi penyusutan pada neraca dan beban penyusutan pada laporan laba rugi serta mengungkapkan dasar pemilihan yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto, metode penyusutan yang digunakan, dan akumulasi penyusutan pada awal periode.
4.2.2. Kendaraan Kantor 1. Pengukuran Kendaraan Dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap, PT Mitra Palma Sejahtera hanya mencatat harga beli sebesar Rp. 1.198.392.000 dan penambahan kendaraan kantor sebesar Rp 1.228.392.000 seharusnya harga perolehan yang dicatat PT Mitra Palma Sejahtera yaitu : Kendaraan
Rp. 1.198.392.000
Penambahan kendaraan
Rp. 1.228.392.000
Beban lain- lain (beban pajak kendaraan)
Rp.
14.752.770 + Rp. 2.441.536.770
Untuk jurnal yang seharusnya dibuat oleh PT Mitra Palma Sejahtera pada tahun 2013 adalah : Kendaraan
Rp. 2.441.536.770
Kas
Rp. 2.441.536.770
Jurnal koreksi tahun 2014 atas kesalahan pencatatan tersebut sebagai berikut: Kendaraan Laba ditahan
Rp. 14.752.770 Rp. 14.752.770
2. Penilaian Kendaraan Kemampuan setiap aset (kecuali tanah) untuk memberikan jasa dan untuk menghasilkan pendapatan akan menurun nilainya seiring dengan berlalunya waktu, semua beban yang terjadi untuk memperoleh suatu aset tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukan sebagai bagian dari harga perolehan aset yang bersangkutan. Penurunan taksiran manfaaat aset tetap tersebut merupakan penyusutan aset tetap dan harus dilakukan secara sistematis dan layak berdasarkan masa manfaat. Kendaraan diperoleh pada tanggal 1 januari 2013 dengan harga perolehan sebesar Rp. 2.441.536.770 dan memiliki umur ekonomis 8 tahun (12,5%). Penyusutan 12,5% per tahun = 12,5% x Rp. 2.441.536.770 = Rp. 305.192.096 . Besarnya beban penyusutan untuk tahun 2013 yaitu 1 januari s/d 31 Desember 2013 = 1 x Rp. Rp. 305.192.096 = Rp. 305.192.096 . Untuk tahun dan seterusnya beban penyusutan kendaraan harus dicatat sebagai berikut : Beban Penyusutan Kendaraan Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Rp. 305.192.096 Rp. 305.192.096
3. Pengakuan Kendaraan Beban lain seperti balik nama, beban pengecatan, pada kendaraan ini seharusnya menambah harga perolehan kendaraan kantor dan didebetkan ke rekening aset yang bersangkutan. Jurnal yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah :
Kendaraan kantor
Rp. 14.752.770
Kas
Rp. 14.752.770
Jurnal koreksi di tahun 2013 atas kesalahan pencatatan tersebut sebagai berikut : Kendaraan kantor
Rp. 14.752.770
Beban Kendaraan
Rp. 14.752.770
Jurnal koreksi di tahun 2014 atas kesalahan pencatatan tersebut sebagai berikut : Kendaraan kantor
Rp. 14.752.770
Laba Ditahan
Rp. 14.752.770
4. Pengungkapan atau Penyajian Kendaraan Dalam penyajian aktiva tetap dineraca perusahaan harus menampilkan nilai aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli dan beban-beban lain yang dikeluarkan dalam kepemilikan kendaraan serta harus mengungkapkan dasar pemilihan yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode. 4.3. Analisis kesesuaian Pencatatan Aset tetap PT Mitra Palma Sejahtera pada laporan keuangan Berikut adalah laporan laba rugi dan Neraca pada PT Mitra Palma Sejahtera sebelum dan sesudah di analisis sesuai perhitungan yang di bahas dalam sub bab di atas: PT Mitra Palma Sejahtera LAPORAN LABA RUGI PER DESEMBER 2013 Ket : Pencatatan oleh PT Mitra Palma Sejahtera Keterangan
2013
2012
Pendapatan
Rp. 94.553.328.603
Rp. 35.960.029.996
HPP
Rp. 67.784.064.293
Rp. 25.930.777.630
Laba (Rugi) bruto
Rp. 26.769.264.310
Rp. 10.029.252.366
Beban Usaha : Gaji pegawai
Rp. 1.955.199.704
Rp.
806.015.000
Listrik, air,dan telepon
Rp.
Rp.
226.921.663
Biaya perjalanan dinas
Rp. 4.761.026.572
Rp. 1.962.694.054
Biaya marketing/iklan
Rp.
994.561.985
Rp.
410.000.000
Biaya finalti
Rp.
591.734.428
Rp.
243.937.652
Administrasi bank
Rp.
5.770.628
Rp.
2.378.894
550.457.706
Biaya khusus lainnya
Rp.
68.921.326
Rp.
28.412.250
Biaya tamu
Rp.
273.998.145
Rp.
112.953.482
Biaya alat tulis kantor
Rp.
173.114.842
Rp.
71.365.170
Photocopy
Rp.
109.337.111
Rp.
45.073.325
Keperluan kantor
Rp.
52.479.155
Rp.
21.634.100
Jaminan asuransi
Rp.
258.578.839
Rp.
106.597.000
Perizinan dan pajak
Rp.
291.165.286
Rp.
120.030.495
Biaya renovasi
Rp.
378.336.231
Rp.
155.966.000
Biaya lain – lain
Rp.
14.752.770
Rp.
6.081.708
Biaya financial lain
Rp.
5.924.193
Rp.
2.442.200
Biaya penyusutan
Rp. 3.305.440.479 +
Jumlah Beban Usaha
Rp. 1.636.370.500 +
Rp. 13.785.882.587
Rp. 5.966.771.793
Pendapatan/(beban)di luar usaha Pendapatan bunga
Rp. 19.050.023
Rp. 38.763.200
Beban bunga bank
(Rp. 1.810.446.743 ) +
(Rp. 657.220.272 ) +
Jumlah
(Rp. 1.791.396.720) +
(Rp. 618.457.072) +
Rp. 11.187.068.191
Rp. 3.451.821.801
PPh badan
Rp. 2.796.767.048
Rp. 471.083.324
Laba (Rugi) setelah PPh
Rp. 8.393.988.752
Rp. 2.980.838.477
Laba (Rugi) sebelum PPh
PT Mitra Palma Sejahtera LAPORAN LABA RUGI PER DESEMBER 2013 Ket : Pencatatan setelah dianalisis Keterangan
2013
Pendapatan
Rp. 94.553.328.603
Rp. 35.960.029.996
HPP
Rp. 67.784.064.293
Rp. 25.930.777.630
Laba (Rugi) bruto
Rp. 26.769.264.310
Rp. 10.029.252.366
Beban Usaha : Gaji pegawai
Rp. 1.955.199.704
Rp.
806.015.000
Listrik, air,dan telepon
Rp.
Rp.
226.921.663
Biaya perjalanan dinas
Rp. 4.761.026.572
Rp. 1.962.694.054
Biaya marketing/iklan
Rp.
994.561.985
Rp.
410.000.000
Biaya finalti
Rp.
591.734.428
Rp.
243.937.652
Administrasi bank
Rp.
5.770.628
Rp.
2.378.894
550.457.706
Biaya khusus lainnya
Rp.
68.921.326
Rp.
28.412.250
Biaya tamu
Rp.
273.998.145
Rp.
112.953.482
Biaya alat tulis kantor
Rp.
173.114.842
Rp.
71.365.170
Photocopy
Rp.
109.337.111
Rp.
45.073.325
Keperluan kantor
Rp.
52.479.155
Rp.
21.634.100
Jaminan asuransi
Rp.
258.578.839
Rp.
106.597.000
Perizinan dan pajak
Rp.
291.165.286
Rp.
120.030.495
Biaya financial lain
Rp.
5.924.193
Rp.
2.442.200
Biaya penyusutan
Rp. 3.300.523.667 +
Jumlah Beban Usaha
Rp. 13.771.129.817
Rp. 1.644.168.800 + Rp. 5.946.750.077
Pendapatan/(beban)di luar usaha
Pendapatan bunga
Rp. 19.050.023
Rp. 38.763.200
Beban bunga bank
(Rp. 1.810.446.743 ) +
(Rp. 657.220.272 ) +
Jumlah
(Rp. 1.791.396.720) +
(Rp. 618.457.072) +
Rp. 11.191.985.003
Rp. 3.437.941.793
Laba (Rugi) sebelum PPh PPh badan
Rp. 2.797.996.251
Rp.
471.512.472
Laba (Rugi) setelah PPh
Rp. 8.390.301.143
Rp. 2.966.429.321
PT Mitra Palma Sejahtera NERACA PER DESEMBER 2013 Ket : Pencatatan dilakukan oleh PT Mitra Palma Sejahtera Keterangan
2013
2012
Aset Aset lancar : Kas dan setara kas
Rp.
Piutang usaha
Rp.36.622.587.792
Rp. 9.585.501.463
Piutan lain – lain
Rp.
Rp. 3.500.000.000
Persediaan
Rp. 1.135.387.450
Uang muka pembelian
274.665.343
668.971.000
Rp. 862.028.100
Pajak dibayar di muka
-
Total aset lancar
Rp.
39.563.639.685
Rp.
Rp.
712.570.872
955.485.700
Rp. 628.325.000 Rp.
542.669.338
Rp.
15.924.552.373
Aset Tetap : Tanah
Rp.
807.850.000
Rp.
807.850.000
Gedung dan bangunan
Rp. 3.710.000.000
Rp.
420.000.000
Mesin dan peralatan
Rp. 13.842.162.250
Rp. 6.087.019.125
Kendaraan kantor
Rp. 1.544.782.800
Rp.
619.738.800
Inventaris kantor
Rp.
Rp.
36.698.075
86.795.950
Rp. 21.697.091.000
Rp. 7.971.306.075
Rp. 61.260.730.685
Rp. 23.895.858.373
Hutang usaha
Rp. 3.157.246.805
Rp. 1.364.276.172
Hutang pajak
Rp. 2.797.996.251
Rp.
Kewajiban jangka pendek
Rp. 2.000.000.000
-
Hutang jangka panjang
Rp. 2.900.000.000
-
Jumlah kewajiban lancar
Rp. 10.855.243.056
Rp. 1.835.359.496
Hutang bank
Rp. 15.586.000.000
Rp. 10.635.000.000
Hutang pada pihak special
Rp. 15.000.000.000
-
Jumlah kewajiban tidak lancar
Rp. 30.586.000.000
Rp. 10.635.000.000
Modal
Rp. 5.000.000.000
Rp. 5.000.000.000
Saldo laba (rugi) tahun sebelumya
Rp. 6.425.498.877
Rp. 3.444.660.400
Total aset tetap Total Aset Kewajiban dan ekuitas Kewajiban lancar
471.083.324
Kewajiban tidak lancar
Ekuitas
Saldo laba (rugi) tahun berjalan
Rp. 8.393.988.752
Rp. 2.980.838.477
Jumlah ekuitas
Rp. 19.819.487.629
Rp. 11.425.498.877
Total kewajiban dan ekuitas
Rp. 61.260.730.685
Rp. 23.895.858.373
PT Mitra Palma Sejahtera NERACA PER 31 DESEMBER 2013Ket : Pencatatan setelah dianalisis Keterangan
2013
2012
Aset Aset lancar : Kas dan setara kas
Rp.
Piutang usaha
Rp.36.622.587.792
Rp. 9.585.501.463
Piutan lain – lain
Rp.
Rp. 3.500.000.000
Persediaan
Rp. 1.135.387.450
Uang muka pembelian Pajak dibayar di muka
274.665.343
668.971.000
Rp. 862.028.100 -
Rp.
Rp.
712.570.872
955.485.700
Rp. 628.325.000 Rp.
542.669.338
Total aset lancar
Rp.
39.563.639.685
Rp.
15.924.552.373
Aset Tetap : Tanah
Rp.
807.850.000
Rp.
807.850.000
Gedung dan bangunan
Rp. 4.083.419.418
Rp.
420.000.000
Mesin dan peralatan
Rp. 13.842.162.250
Rp. 6.087.019.125
Kendaraan kantor
Rp. 2.136.344.674
Rp.
625.060.294
Inventaris kantor
Rp.
Rp.
36.698.075
86.795.950
Rp. 20.956.572.292
Rp. 7.976.627.494
Rp. 60.520.211.977
Rp. 23.901.179.867
Hutang usaha
Rp. 3.157.246.805
Rp. 1.364.276.172
Hutang pajak
Rp. 2.797.996.251
Rp.
Kewajiban jangka pendek
Rp. 2.000.000.000
-
Hutang jangka panjang
Rp. 2.900.000.000
-
Jumlah kewajiban lancar
Rp. 10.855.243.056
Rp. 1.835.359.496
Hutang bank
Rp. 15.586.000.000
Rp. 10.635.000.000
Hutang pada pihak special
Rp. 15.000.000.000
-
Jumlah kewajiban tidak lancar
Rp. 30.586.000.000
Rp. 10.635.000.000
Rp. 5.000.000.000
Rp. 5.000.000.000
Total aset tetap Total Aset Kewajiban dan ekuitas Kewajiban lancar
471.083.324
Kewajiban tidak lancar
Ekuitas Modal Saldo laba (rugi) tahun sebelumya
Rp. 6.425.498.877
Rp. 3.444.660.400
Saldo laba (rugi) tahun berjalan
Rp. 8.390.301.143
Rp. 2.966.429.321
Jumlah ekuitas
Rp. 19.819.487.629
Rp. 11.425.498.877
Total kewajiban dan ekuitas
Rp. 60.520.211.977
Rp. 23.901.179.867
4.4. Dampak Yang Terjadi Pada Laporan Keuangan Sesuai dengan hasil analisis di atas maka pada pelaporan keuangan pada PT Mitra Palma Sejahtera terjadi beberapa dampak perubahan pada setiap pos yang bersangkutan terutama pada : Laporan Laba Rugi PT Mitra Palma Sejahtera LAPORAN LABA RUGI PER DESEMBER 2013 Ket : Pencatatan setelah dianalisis Keterangan
2013
Pendapatan
Rp. 94.553.328.603
Rp. 35.960.029.996
HPP
Rp. 67.784.064.293
Rp. 25.930.777.630
Laba (Rugi) bruto
Rp. 26.769.264.310
Rp. 10.029.252.366
Beban Usaha : Gaji pegawai
Rp. 1.955.199.704
Rp.
806.015.000
Listrik, air,dan telepon
Rp.
Rp.
226.921.663
Biaya perjalanan dinas
Rp. 4.761.026.572
Rp. 1.962.694.054
Biaya marketing/iklan
Rp.
994.561.985
Rp.
410.000.000
Biaya finalti
Rp.
591.734.428
Rp.
243.937.652
Administrasi bank
Rp.
5.770.628
Rp.
2.378.894
Biaya khusus lainnya
Rp.
68.921.326
Rp.
28.412.250
Biaya tamu
Rp.
273.998.145
Rp.
112.953.482
Biaya alat tulis kantor
Rp.
173.114.842
Rp.
71.365.170
Photocopy
Rp.
109.337.111
Rp.
45.073.325
Keperluan kantor
Rp.
52.479.155
Rp.
21.634.100
Jaminan asuransi
Rp.
258.578.839
Rp.
106.597.000
Perizinan dan pajak
Rp.
291.165.286
Rp.
120.030.495
Biaya financial lain
Rp.
5.924.193
Rp.
2.442.200
Biaya penyusutan
Rp. 3.300.523.667 +
Jumlah Beban Usaha
550.457.706
Rp. 13.771.129.817
Rp. 1.644.168.800 + Rp. 5.946.750.077
Pendapatan/(beban) di luar usaha
Pendapatan bunga
Rp. 19.050.023
Rp. 38.763.200
Beban bunga bank
(Rp. 1.810.446.743 ) +
(Rp. 657.220.272 ) +
Jumlah Laba (Rugi) sebelum PPh
(Rp. 1.791.396.720) +
(Rp. 618.457.072) +
Rp. 11.191.985.003
Rp. 3.437.941.793
PPh badan
Rp. 2.797.996.251
Rp.
471.512.472
Laba (Rugi) setelah PPh
Rp. 8.390.301.143
Rp. 2.966.429.321
Pada Laporan Laba Rugi di atas jelas terjadi perubahan pada akun biaya penyusutan gedung dan bangunan serta kendaraan kantor sehingga laba yang diperoleh menjadi semakin kecil dari Laba yang di catat oleh PT Mitra Palma Sejahtera karena PT Mitra Palma Sejahtera mencatat biaya penyusutan ketika harga perolehan aset tetap belum ditambahkan dengan biaya renovasi sebagai harga perolehannya sehingga biaya penyusutannya lebih kecil, tetapi setelah ditambahkan biaya tersebut terjadi peningkatan pada biaya penyusutannya dan biaya lain – lain yang dimasukkan ke dalam harga perolehan kendaraan kantor juga memberikan peningkatan pada biaya penyusutan yang pada akhirnya membuat laba perusahaan sedikit menurun. Laporan Neraca
PT Mitra Palma Sejahtera NERACA PER 31 DESEMBER 2013Ket : Pencatatan setelah dianalisis Keterangan
2013
2012
Aset Aset lancar : Kas dan setara kas
Rp.
Piutang usaha
Rp.36.622.587.792
Rp. 9.585.501.463
Piutan lain – lain
Rp.
Rp. 3.500.000.000
Persediaan
Rp. 1.135.387.450
Uang muka pembelian
274.665.343
668.971.000
Rp. 862.028.100
Pajak dibayar di muka
-
Total aset lancar
Rp.
39.563.639.685
Rp.
Rp.
712.570.872
955.485.700
Rp. 628.325.000 Rp.
542.669.338
Rp.
15.924.552.373
Aset Tetap : Tanah
Rp.
807.850.000
Rp.
807.850.000
Gedung dan bangunan
Rp. 4.083.419.418
Rp.
420.000.000
Mesin dan peralatan
Rp. 13.842.162.250
Rp. 6.087.019.125
Kendaraan kantor
Rp. 2.136.344.674
Rp.
625.060.294
Inventaris kantor
Rp.
Rp.
36.698.075
86.795.950
Rp. 20.956.572.292
Rp. 7.976.627.494
Rp. 60.520.211.977
Rp. 23.901.179.867
Hutang usaha
Rp. 3.157.246.805
Rp. 1.364.276.172
Hutang pajak
Rp. 2.797.996.251
Rp.
Kewajiban jangka pendek
Rp. 2.000.000.000
-
Hutang jangka panjang
Rp. 2.900.000.000
-
Jumlah kewajiban lancar
Rp. 10.855.243.056
Rp. 1.835.359.496
Hutang bank
Rp. 15.586.000.000
Rp. 10.635.000.000
Hutang pada pihak special
Rp. 15.000.000.000
-
Jumlah kewajiban tidak lancar
Rp. 30.586.000.000
Rp. 10.635.000.000
Modal
Rp. 5.000.000.000
Rp. 5.000.000.000
Saldo laba (rugi) tahun sebelumya
Rp. 6.425.498.877
Rp. 3.444.660.400
Total aset tetap Total Aset Kewajiban dan ekuitas Kewajiban lancar
471.083.324
Kewajiban tidak lancar
Ekuitas
Saldo laba (rugi) tahun berjalan
Rp. 8.390.301.143
Rp. 2.966.429.321
Jumlah ekuitas
Rp. 19.819.487.629
Rp. 11.425.498.877
Total kewajiban dan ekuitas
Rp. 60.520.211.977
Rp. 23.901.179.867
Setelah dianalisis dampak yang terjadi pada Neraca terjadi beberapa perubahan pada akun aktiva tetap yaitu nilai gedung dan bangunan menjadi baru setelah ditambahkan dengan biaya renovasi sebagai harga perolehannya dan akhirnya dikurangi dengan biaya penyusutan gedung dan bangunan yang telah diperbarui dan nilai kendaraan ditambah dengan biaya lain – lain yan berupa biaya balik nama, biaya STNK, dan biaya lain – lain dikurangi dengan depresiasi kendaraan yang telah diperbarui juga. Sehingga terjadi perubahan pada jumlah nilai aset tetap, sehingga jumlah yang diperoleh pada total aset tetap semakin kecil dari pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan sebelumnya. Dan pada total passiva juga mengalami penurunan nilai dari sebelumnya karena laba yang diperoleh menjadi semakin kecil dari pencatatan yang di lakukan oleh perusahaan. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Pada laporan arus kas ini tidak terjadi perubahan yang terlalu signifikan pada akun yang ada di dalamnya juga tidak bertambah tetapi angka pada beberapa akun di dalam laporan ini akan berubah karena adanya tambahan nilai yang terjadi pada gedung dan bangunan serta kendaraan.
SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil tentang investasi pada aset tetap atas penilaian laba pada PT Mitra Palma Sejahtera adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
Pada saat pencatatan nilai buku aset tetap, yaitu pada saat penentuan harga perolehan kendaraan, perusahaan tidak menambahkan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kendaraan tersebut, seperti biaya STNK dan balik nama, seperti yang terjadi di sini biaya pajak kendaraan dan balik nama dimasukkan ke dalam akun biaya, tepatnya biaya lain – lain padahal seharusnya kedua biaya tersebut dimasukkan ke dalam nilai perolehan kendaraan dan perusahaan tidak menampilkan harga perolehan yang sebenarnya pada bangunan setelah ditambah nilai biaya renovasi karena renovasi bisa menambah umur ekonomis dan masa manfaat dari bangunan tersebut sehingga nilai bukunya seharusnya ditambah. Akibat kesalahan pencatatan nilai perolehan perusahaan terhadap aset tetap berbentuk gedung serta kendaraan tersebut, maka yang terjadi pada laporan keuangan adalah laporan keuangan menjadi tidak sesuai dengan nilai sebenarnya dan yang terjadi adalah nilai laba yang diketahui perusahaan tidak sesuai dengan nilai laba, serta nilai aset tetap perusahaan juga tidak sama dengan nilai yang sebenarnya. Perlakuan akuntansi aset tetap yang dilakukan oleh perusahaan yang berupa pengukuran, penilaian, pengakuan, penyusutan dan pengungkapan atau penyajian aset tetap pada PT Mitra Palma Sejahtera belum sesuai dengan prinsip akuntansi (PSAK) yang berlaku di Indonesia.
5.2 Saran Berdasarkan simpulan sebelumnya, maka saran yang bisa diberikan adalah sebagai berikut:
a.
Bagi Perusahaan
1.
Bagi perusahaan Sebaiknya dalam penilaian aset tetap berbentuk kendaraan perusahaan harus mencatat biaya – biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan kendaraan tersebut sehingga nilai harga perolehannya seharusnya total dari harga pembelian ditambah biaya yang telah dikeluarkan tersebut. Biaya yang digunakan untuk meningkatkan umur ekonomis atau masa manfaat (seperti biaya renovasi) aset tetap tersebut sebaiknya tidak perlu dimasukkan dan nilai tersebut dimasukkan ke dalam nilai buku aset tetap tersebut. Perusahaan harus membuat jurnal koreksi di tahun ketika perusahaan mencatat biaya renovasi dan biaya pajak kendaraan sebagai biaya pada laporan laba rugi dan memasukkannya ke dalam nilai aset tetap. Perusahaan harus lebih menyesuaikan atau menerapkan perlakuan akuntansi yang sesuai dengan prinsip akuntansi (PSAK) yang berlaku di Indonesia, baik dalam hal pengukuran, penilaian, pengakuan, penyusutan, dan pengungkapan/ penyajian pada aset tetap sehingga laporan keuangannya biasa memberikan informasi yang lebih jelas kepada pembaca laporan keuangan tersebut.
2.
3.
4.
b.
Bagi peneliti selanjutnya Saran bagi peneliti selanjutnya adalah meminta data yang lebih lengkap dibanding yang sekarang jika bisa mendapat jurnal perusahaan akan lebih baik lagi karena keterbatasan yang dimiliki peneliti sekarang hanya bisa melihat jurnal tahun yang baru karena jurnal tahun yang diteliti peneliti sekarang telah dihapus dan lebih baik jika bisa meneliti biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan karena banyak biaya yang sulit dimengerti dan bisa diteliti lebih dalam
REFERENSI Achmad Tjahjono & Sulastiningsih. (2009). Buku Akuntansi Pengantar 2. Yogyakarta: Ganbika. Dunia, A. Firdaus. (2010) . Iktisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Edisi ketiga. Cetakan Kedua 2010. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2011). Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2011. Penerbit : Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kieso, D. E., Weygandt, J. J. and Warfield,T. D. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. United States of America : Wiley & Sons, Inc. Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi. Edisi Adaptasi IFRS. Jakarta : Penerbit Erlangga. Apriani, Temi. (2007). Pengaruh Investasi Aktiva Tetap dan modal Kerja Terhadap profitabilitas pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Skripsi S1. Universitas Komputer Indonesia, Jakarta. Surya, Raja Adri Satriawan. (2012). Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Weygandt, J. J., Kimmel, P. D. And Kieso, D. E. (2011). Financial Accounting . IFRS Edition. United States of America : Wiley & Sons, Inc.
RIWAYAT PENULISAN Nama
: Nursandy
Tempat / Tanggal lahir
: Jambi, 07 Agustus 1993
Pendidikan S1
:Universitas Bina Nusantara, Akuntansi dan Keuangan (20112015)
Pekerjaan
:-