Reka Geomatika
ISSN: 2338-350X Jurnal Online Institut Teknologi Nasional
©Jurusan Teknik Geodesi Itenas | No. 1 | Vol. 1 Juni 2013
Analisis Penentuan Posisi GPS BAKO Dikaitkan dengan Adanya Perubahan Ionosfer yang Dihitung Berdasarkan TEC GISTM Pontianak DESSI MARLIA Jurusan Teknik Geodesi – Institut Teknologi Nasional Email :
[email protected] ABSTRAK
Propagasi sinyal GPS dipengaruhi oleh Total Electron Content (TEC) pada ionosfer, dimana ionosfer dipengaruhi oleh aktivitas matahari. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan aktivitas maksimum mataharidan dampaknya terhadap ionosfer dan melihat ketelitian pengukuran posisi GPS. Pengamatan TEC dilakukan menggunakan penerima GPS yaitu GISTMPontianak(-0.06° LS dan 109.4° BT) pada kondisi ionosfer tenang dan terganggu akibat adanya flare dan CME yang mengakibatkan badai geomagnetik dan data GPS BAKO yang merupakan hasil pengamatan di stasiun Cibinong. Hasil dan analisis menggunakan metode statistika sederhana. Badai geomagnetik yang terjadi pada tanggal 9 Maret 2012 pada jam 09.00 UT, dengan indeks Dst -133 nTmenunjukkan terjadi peningkatan nilai VTEC harian sebesar 70 TECU. Badai geomagnetik yang terjadi pada tanggal 24 April 2012, dengan indeks Dst -107 nT pada jam 05.00 UTmenunjukkan peningkatan nilai VTEC harian sebesar 69 TECU. Hasil pengamatan dengan menggunakan GPS frekuensi ganda yaitu GPS BAKO Cibinong menunjukkan kesalahan posisi 2-3 kali lebih besar dibandingkan pada saat tidak terjadi badai geomagnetik. Kata kunci: GPS, ionosfer, TEC, badai geomagnetik, flare, CME. ABSTRACT
Propagation GPS signals influenced by Total Electron Content (TEC) in the ionosphere, where the ionosphere influenced by solar activity.The purpose of this research was to analyze the changes of the maximum solar activity and their impact to the ionosphere and see GPS position measurement of accuracy. TEC observations madeusing GPS receiver is GISTM Pontianak (-0.06 °LS and 109.4 ° BT) inthe quiet and disturb ionospheric conditions due to the flare and CME cause geomagnetic storms and GPS BAKO data which is the result on observation Cibinong station. Geomagnetic storm occurance on 9 march 2012 at 09.00 UT with Dst index -133 nT. The results and analysis using a simple statistical method, showing increasing of daily VTEC values on 9 march 2012 up to 70 TECU. Geomagnetic storm occurance on 24 april 2012 with Dst index -107 nT at 05.00 UT showing increasing of daily VTEC values on 24 april 2012 up to 69 TECU. The result on observation by using a dual frequency GPS BAKO Cibinong showing the error position 2-3 times greater than when geomagnetic storm does not occur. Keyword : GPS, ionosphere, TEC, geomagnetic storm, flare, CME Reka Geomatika – 40
Dessi Marlia
1. PENDAHULUAN Ionosfer adalah bagian dari atsmosfer atas (100 km diatas permukaan bumi terdiri dari elektron–elektron yang dapat mempengaruhi propagasi gelombang elektromagnetik. Ionosfer mempengaruhi gelombang elektromagnetik yang menjalar melalui lapisan tersebut berupa tambahan waktu tunda propagasi [Muslim, 2009]. Ionosfer mempengaruhi propagasi sinyal kode GPS berupa waktu tempuh penjalaran yang besarnya bergantung pada proses penjalarannya yang besarnya bergantung pada Total Electron Content (TEC) di ionosfer dan frekuensi sinyal GPS.Gangguan ionosfer terhadap GPS disifatkan dengan TEC. TEC adalah jumlah kandungan elektron total dalam suatu silinder berpenampang 1 meter persegi yang panjangnya sama dengan jarak dari satelit ke penerima GPS dengan satuan (1 TECU sama dengan 1016el/m2) Dalam kondisi normal pengaruh ionosfer pada sinyal GPS berkisarantara beberapa meter sampai beberapa puluh meter. Aktivitas matahari adalah sumber utama dari perubahan kondisi cuaca antariksa. Perubahan aktivitas matahari menunjukkan adanya siklus 11 tahun. Pada siklus maksimum, evolusi bintik matahari (SSN, sunspot number) meningkat dengan diikuti adanya badai matahari dengan ditandai terjadinya flare dan CME.Flare adalah ledakan di matahari akibat terbukanya salah satu loop medan magnet di matahari selain melepaskan partikel berenergi tinggi, flare juga memancarkan radiasi gelombang elektromagnet seperti Sinar X dan Sinar Gamma.Badai Matahari terbentuk karena terjadinya gejolak di atmosfer matahari yang dipicu terbentuknya bintik hitam (sunspot). Kondisi tersebut memicu solar flare dan CME atau terlontarnya materi matahari yang juga mencapai bumi. Partikel-partikel berkecepatan tinggi dalam jumlah besar yang sampai ke magnetosfer bumi menghasilkan badai geomagnetik. Badai geomagnetik yang ditandai dengan indeks gangguan Dst (Disturbance Storm Time index) turun melebihi -100 nanoTesla akan mendorong penetrasi medan listrik ke dalam ionosfer lintang rendah equatorial dan indeks Kp.Indeks Dst adalah ukuran dari aktivitas geomagnet yang digunakan untuk mengukur besarnya badai geomagnet. selain indeks Dst untuk mengukur kekuatan badai geomagnetik dapat ditentukan pula dengan indeks Kp. Indeks Kp global diperoleh sebagai nilai rata-rata tingkat gangguan di dua komponen bidang horisontal, diamati pada 13 stasiun subauroral. Nama Kp berasal dari "planetarische Kennziffer" (= indeks planet).Tingkat gangguan lokal ditentukan dengan mengukur rentang (perbedaan antara nilai tertinggi dan terendah) selama interval waktu tiga jam untuk komponen yang paling terganggu bidang horisontal magnetik . Aspek terpenting saat siklus maksimum matahari adalah rerata peningkatan ultra violet. Peningkatan ultra violet berdampak langsung pada proses ionisasi dan pemanasan termosfer dimana kerapatan ionosfer akan dipengaruhi saat aktivitas maksimum matahari, sehingga sinyal GPS akan sangat dipengaruhi oleh saat aktivitas matahari maksimum. Masalah yaitu seberapa besar perubahan TEC pada saat terjadi flare dan CME dan bagaimana variasi TEC sebelum dan sesudah adanya gangguan dari matahari.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan aktivitas maksimum matahari periode 2012 dan dampaknya terhadap ionosfer dari pengamatan TEC menggunakan penerima GPS yaitu GISTM Pontianak ( -0.06° LS dan 109.4° BT ) pada kondisi ionosfer tenang dan terganggu akibat adanya flare dan CME yang mengakibatkan badai geomagnetik dan dampaknya terhadap pengukuran GPS dilakukan dengan menggunakan data GPS stasiun tetap Cibinong untuk melihat ketelitianpengukuran posisi.
Reka Geomatika – 41
Analisis Penentuan Posisi GPS BAKO Dikaitkan dengan Adanya Perubahan Ionosfer yang Dihitung Berdasarkan TEC GISTM Pontianak
2. METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data TECmenggunakanGISTMyang menangkap sinyal frekuensi ganda dari satelit GPS dan secara kontinu akan merekam dua sinyal pseudo-range (
2)
dan fasa
distasiun pontianak (-0.06°LS dan 109.4° BT). GISTM yang digunakan adalah tipe gsv4004b yang secara langsung mengukur TEC dari sinyal L1 dan L2, dan P1 dan P2 dengan sampling 1 menitan. TEC dihitung dengan menggunakan rumus metoda kombinasi antara pengukuran fasa (L) dan pseudo-range (P) tang merupakan TECmiring (STEC) dan secara matematis ditulis sebagai berikut[GSV 4004B.2007] : STEC = [9.483*(( PL2 - PL1-bc/a-p) + TEC
RX
+TECcal ] TEC Unit
(1)
di mana PL2 dan PL1 adalah pseudo-range (meter) sinyal L2 - L1 bc/a-p adalah bias transisi sinyal C/A ke P ( dikonversi ke dalam meter dan dapat diunduh di university of Berne ). TEC RX adalah besarnya TEC yang ditimbulkan dari bias penerima yaitu tunda L1/L2. TECcal adalah TEC kalibrasi offset penerima.Hasil persamaan (1) dikonversi untuk mendapatkan VTEC dengan menggunakan model pendekatan yang disebut model lapisan ionosfer tipis. Dimana yang menganggap ionosfer berada pada ketinggian 350 km (Klobuchar,J.1986), yaitu dengan persamaan (2) dibawah ini [Abidin, 2007]: Vertical TEC (VTEC) = STEC × Cos [arc sin(Recosθ)/(Re+hmax)]
(2)
dimanaRe= 6378 km, hmax=350 km, θ= Sudut kemiringan/elevasi sinyal satelit terhadap penerima di bumi. Kemudian Data yang digunakan untuk analisis adalah data dengan locktime lebih dari 240 detik karena waktu tersebut diperlukan untuk detrending filter lolos atas asa sinyal pembawa saat akan memulai kembali penguncian dan mengambil data dengan sudut elevasi ( cut off ) > 35°, dan sudut zenith 55° [GSV 4004B.2007]. Untuk data pengamatan matahari yang digunakan yaitu data kejadian flareberdasarkan kelas nya (C,M,X ) bulan Maret – April tahun 2012, bisa diunduh dilamanSWPC(Space Weather Prediction Center), dan data kemunculan CME bulan Maret- April 2012 bisa diunduh dari lamanCDAW(Coordinated data Analysis Workshop)[Gopalswamy,2009]. Data Geomagnetik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Dst dan Indeks Kp bulan Maret- April 2012 yang bisa diunduh dilaman di WDC (World Data Center)[Gopalswamy, 2009] Untuk melihat ketelitian pengukuran posisi saat terjadi badai geomagnetik digunakan data GPS BAKO, stasiun tetap Cibinong – Bakosurtanal bulan Maret dan April tahun 2012,yang dapat diunduh dari laman SOPAC (Scripps Orbit and Permanent Array Center) .Data yang akan dianalisis adalah data pengamatan bulan Maret dan April tahun 2012 dengan menggunakan metode statistika sederhana. Adapun diagram alir metodologi penelitian ini ditunjukkan dalan Gambar1di bawah ini.
Reka Geomatika – 42
Dessi Marlia
Data Indeks Dst dan Indeks Kp
Grafik Indeks Dst dan Indeks Kp
Data TEC GISTM Pontianak
Data GPS Bako Stasiun Cibinong
Ekstrak Data TEC 1. Konversi STEC Ke VTEC 2. VTEC 15 menitan
Post Processing Data Obs- Nav dengan Software RTKLIB
Grafik Indikasi Adanya Perubahan Ionosfer
Grafik Kesalahan Posisi GPS BAKO
Analisis Pengaruh Perubahan Ionosfer Terhadap Ketelitian Pengukuran GPS
Kesimpulan
Gambar.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
3. HASIL DAN ANALISIS 3.1 Hasil Pengolahan Data TEC Pontianak Hasil dari pengolahan data TEC ini adalah data yang menunjukkan grafik variasi harian Indeks Dst dan Indeks Kp, VTEC terhadap nilai median VTEC nya, dan nilai simpangan VTEC sebelum dan sesudah terjadinya badai geomagnetik. Tabel perhitungan VTEC akan ditampilkan pada Tabel 1 dan 2 dan Gambar (a)-(h) berikut.
Tabel 1. Hasil hitungan VTEC Bulan Maret 2012
Reka Geomatika – 43
Analisis Penentuan Posisi GPS BAKO Dikaitkan dengan Adanya Perubahan Ionosfer yang Dihitung Berdasarkan TEC GISTM Pontianak
WAKTU
VTEC
(UT)
(TECU)
STD.DEV
MEDIAN
VTEC
(TECU)
(TECU)
(TECU)
7/3/2012
STD.DEV
MEDIAN
VTEC
(TECU)
(TECU)
(TECU)
8/3/2012
STD.DEV
MEDIAN
VTEC
(TECU)
(TECU)
(TECU)
9/3/2012
STD.DEV
MEDIAN
VTEC
(TECU)
(TECU)
(TECU)
10/3/2012
STD.DEV
MEDIAN
(TECU)
(TECU)
11/3/2012
5:00
56.2
-1.16224
53.73835
61.03262
7.294277
53.73835
61.1307
7.392355
53.73835
61.70976
7.971411
53.73835
50.84587
-2.89247
53.73835
5:15
54.3164
-2.88041
54.86953
60.06926
5.199732
54.86953
62.19726
7.327727
54.86953
61.30687
6.437345
54.86953
50.76796
-4.10157
54.86953
5:30
51.52556
-6.63973
57.36791
59.6915
2.323594
57.36791
63.54469
6.176779
57.36791
60.40762
3.039707
57.36791
53.29331
-4.0746
57.36791
5:45
50.14122
-7.22879
58.27806
62.50623
4.228168
58.27806
69.03646
10.7584
58.27806
69.09773
10.81968
58.27806
56.05195
-2.22611
58.27806
6:00
67.6531
-1.21199
59.82976
64.36863
4.538871
59.82976
70.2712
10.44143
59.82976
69.9938
10.16404
59.82976
57.17625
-2.65351
59.82976
6:15
55.01534
-6.1235
59.86235
64.83561
4.973262
59.86235
70.27449
10.41214
59.86235
70.51739
10.65504
59.86235
58.97281
-0.88954
59.86235
6:30
56.02432
-4.70602
60.65663
65.75731
5.100677
60.65663
69.6216
8.964967
60.65663
71.74027
11.08364
60.65663
61.9076
1.250967
60.65663
6:45
58.4887
-4.84277
59.77727
66.5049
6.727638
59.77727
68.08849
8.311222
59.77727
71.83321
12.05595
59.77727
62.93829
3.161019
59.77727
7:00
62.16525
-2.71762
60.8406
66.35366
5.513065
60.8406
66.82831
5.987712
60.8406
70.80605
9.965454
60.8406
63.52136
2.680765
60.8406
Tabel 2. Hasil hitungan VTEC Bulan April 2012 WAKTU
VTEC
(UT)
(TECU)
STD.DEV
MEDIAN
VTEC
(TECU)
(TECU)
(TECU)
23- 04-12
STD.DEV
MEDIAN
VTEC
(TECU)
(TECU)
(TECU)
24-04-12
STD.DEV
MEDIAN
VTEC
STD.DEV
MEDIAN
(TECU)
(TECU)
(TECU)
(TECU)
(TECU)
25-04-12
26-04-12
3:00
53.91495
11.77621
50.39595
59.94817
9.737678
50.39595
62.3653
12.35039
50.39595
60.32677
6.720809
50.39595
3:15
55.73414
11.60384
51.01865
61.76037
10.74407
51.01865
63.59078
13.68981
51.01865
62.73101
7.796135
51.01865
3:30
60.78172
9.655587
53.45347
63.64969
10.57458
53.45347
64.13997
14.44576
53.45347
65.05896
7.420978
53.45347
3:45
63.30515
8.752323
56.04913
64.38396
11.27993
56.04913
65.14854
15.15303
56.04913
67.67614
7.92664
56.04913
4:00
64.18251
9.340067
57.54039
64.38065
11.65359
57.54039
66.88046
16.11111
57.54039
69.19398
8.573705
57.54039
4:15
66.00983
9.779097
58.10459
60.61203
11.29539
58.10459
67.88368
15.53365
58.10459
69.39998
8.120926
58.10459
4:30
66.54401
9.693345
58.66429
59.07873
9.793806
58.66429
68.72587
14.15583
58.66429
68.82633
6.519646
58.66429
4:45
65.57231
8.352879
60.23209
59.00998
11.02918
60.23209
69.21532
11.32568
60.23209
71.89162
3.197646
60.23209
5:00
64.27677
7.916604
61.42106
55.81157
12.20784
61.42106
69.43885
10.47865
61.42106
73.73009
1.548524
61.42106
5:15
62.82177
8.938379
60.39431
54.33967
13.86945
60.39431
69.73735
11.17209
60.39431
74.66842
1.029897
60.39431
5:30
61.64897
11.36195
60.3157
52.64252
14.68895
60.3157
72.13719
10.44469
60.3157
75.4642
6.769488
60.3157
5:45
62.30169
13.21615
59.08795
54.71742
16.31551
59.08795
73.09997
12.88607
59.08795
76.19932
9.959958
59.08795
6:00
67.74347
13.38873
59.11065
56.0725
15.24527
59.11065
73.58455
12.09358
59.11065
75.44109
8.416817
59.11065
6:15
67.13873
13.32375
58.61489
55.08731
12.67897
58.61489
73.16774
11.78348
58.61489
72.52296
6.833737
58.61489
6:30
65.75414
10.37125
60.04212
53.30151
5.490828
60.04212
71.349
10.02027
60.04212
66.46858
6.063013
60.04212
6:45
65.85698
10.01832
59.44464
54.14593
8.560944
59.44464
70.23092
11.90406
59.44464
68.77354
6.419269
59.44464
7:00
68.24336
9.542924
60.0152
56.18973
10.55149
60.0152
70.35596
14.1342
60.0152
71.36452
5.528501
60.0152
Reka Geomatika – 44
Dessi Marlia
Gambar3. (a)
Gambar3.(e)
Gambar3. (b)
Gambar3.(f)
Gambar3. (c)
Gambar3.(g)
Gambar3.(d)
Gambar3.(h)
Gambar.3(a)-(h). Variasi Indeks Dst, Indeks Kp, VTEC ,Simpangan VTEC Pontianaktanggal 7 – 11 Maret 2012 dan tanggal 23-26 April 2012
3.2 Analisis Pengolahan Data TEC Pontianak Bulan Maret 2012 Analisis pengolahan data TEC Pontianak ditunjukkan pada Gambar 3(a)-(d). Berdasarkan kejadian flare kelas X.5.4 didaerah aktif N17E27 11429 dan CME dengan kecepatan 2544 Km/s pada tanggal 7 Maret 2012. Flare dan CME pada tanggal tersebut mengakibatkan terjadinyabadai geomagnetik pada tanggal 9 Maret 2012 pada jam 09.00 UT,sehingga terjadi penurunan drastis nilai indeksDST sebesar -133 nT[Gopalswamy,2009] ditunjukkan Gambar(3a). Data Indeks Kp pada tanggal tersebut menunjukkan kenaikan mencapai 8 ditunjukkan Gambar(3b). Analisis variasi VTEC pada tanggal 7- 11 Maret 2012 dari grafik diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. (1)Variasi Variasi VTEC terhadap nilai median VTEC yaitu pada tanggal 8 Maret 2012 terjadi peningkatan nilai VTEC pada jam 5.45 – 07.00 UT sebesar 62 – 66 TECU dengan nilai median sebesar 58 – 60 TECU ditunjukkan Gambar.4.3(c), dan nilai simpangan sekitar 4- 6 TECU ditunjukkan Gambar.4.3(d); (2)Variasi grafik indeks Dst masa main faseyaitu pada tanggal 9 Maret 2012 terjadi penurunan drastis indeks Dst mencapai -133 nT yang mengakibatkan badai geomagnetikyang ditunjukkan Gambar.4.3(a) dan indeks Kp mencapai 8, sehingga pada tanggal tersebut terjadi peningkatan VTEC pada jam 6.00 – 06.15 UT sebesar 70TECU sehingga ada kenaikan VTEC sebesar 4TECU dari hari sebelumnya, dengan nilai median nya sebesar 59-60 TECU ditunjukkan Gambar.4.3(c), dan nilai simpangan Reka Geomatika – 45
Analisis Penentuan Posisi GPS BAKO Dikaitkan dengan Adanya Perubahan Ionosfer yang Dihitung Berdasarkan TEC GISTM Pontianak
sebesar 10 TECU ditunjukkan Gambar. 4.3(d); (3)Variasi VTEC terhadap nilai median VTEC yaitu pada tanggal 10 Maret 2012 terjadi penurunan indeks Kp hingga mencapai 3 ditunjukkan Gambar 4.3(b) dan terjadi peningkatan nilai VTEC pada jam 06.00 – 07.00 UT sebesar 69 – 71 TECU dengan nilai median VTEC sebesar 59- 60 TECU ditunjukkan Gambar.4.3(c), dan nilai simpangan VTEC sekitar 10-12 TECU; (4)Variasi VTEC terhadap nilai median VTEC yaitu pada tanggal 11 Maret 2012 terjadi penurunan nilai VTEC pada jam 06.00- 07.00 UT sebesar 14 TECU menjadi sekitar 57- 63 TECU, dengan nilai median VTEC sebesar 59- 60 TECU ditunjukkan Gambar.4.3(c), dan nilai simpangan VTEC sekitar -2 sampai 2 TECU ( sangat kecil ) ditunjukkan Gambar.4.3(d). 3.3 Analisis Pengolahan Data TEC Pontianak Bulan April 2012 Analisis pengolahan data TEC Pontianak ditunjukkan pada Gambar 3(e)-(h). Berdasarkan kejadian Flare kelas C ( Flare onset/ Imp/ Location/ Ar ) : 13: 42 ----S3OE71 DSF yang terjadi pada tanggal 19 April 2012 pada jam 15:24 UT dengan kecepatan (V) 400 km/s, diikuti dengan kejadian CME onset pada tgl 19 April 2012 jam 15:24 UT mengakibatkan terjadinya badai geomagnet pada tanggal 24 April 2012, sehingga terjadi penurunan drastis nilai indeks Dst pada jam 5 UT sebesar -107 nT[Gopalswamy,2009], ditunjukkan Gambar.3(e) dan data Indeks Kp pada tanggal tersebut menunjukkan kenaikan mencapai 7 ditunjukkan Gambar.3(f). Analisis variasi VTEC pada tanggal 23- 26 April 2012 dari Gambar 3(e)-(h) diatas Berikut akan dijelaskan hasil analisis variasi VTEC pada tanggal 23- 26 April 2012. (1) Variasi grafik indeks Dst masa main fase yaitu padatanggal 24 April 2012terjadi penurunan drastis indeks Dst minimum mencapai -107 nT yang mengakibatkan badai geomagnetik dengan indeks Kp mencapai 7, sehingga pada tanggal tersebut terjadi peningkatan nilai VTEC pada jam 05.00 – 06.15 UT sebesar 69 – 73 TECU , dengan nilai median nya sekitar 58- 61 TECU ditunjukkan Gambar. 4.3(g), dan simpangan VTEC sekitar 12- 16 TECU ditunjukkan Gambar.4.3(h); (2)Variasi VTEC terhadap nilai median VTEC yaitu pada tanggal 25 April 2012 terjadi peningkatan nilai VTEC pada jam 05.00 – 06.15 UT mencapai sebesar 73 – 76 TECU (cukup signifikan), dengan nilai median VTEC nya sebesar 58-61 TECU ditunjukkan Gambar.4.3(g), dan nilai simpangan VTEC nya sebesar 10 – 12 TECU yang ditunjukkan pada Gambar. 4.3(h); (3)Variasi VTEC terhadap nilai median VTEC yaitu pada tanggal 26 April 2012 terjadi penurunan nilai VTEC pada jam 03.45 – 04.30 UT sebesar 5 TECU dari hari sebelumnya menjadi 71 – 73 TECU, dengan nilai median VTEC nya sebesar 56- 58 TECU ditunjukkan Gambar.4.3(g), dan nilai simpangan VTEC nya sebesar 68TECUditunjukkan Gambar.4.3(h).Dengan demikian badai geomagnetik sangat mempengaruhi perubahan di ionosfer didaerah ekuator indonesia, yaitu di pontianak terlihat dari peningkatan nilai TEC di ionosfer pasca kejadian flare dan badai geomagnetik. Peningkatan nilai TEC ini merupakan badai ionosfer positif yang mengawali respon ionosfer tak langsung terhadap CME, melalui interaksi magnetosfer- ionosfer.
3.4 Hasil dan Analisis Pengolahan Data GPS BAKO Cibinong Bulan Maret 2012 Hasil dari pengolahan data GPS BAKO dari grafik dibawah adalah untuk melihat pengaruh kesalahan posisi pada ketelitian posisi navigasi GPS pada tanggal 7-10 Maret 2012. Data yang digunakan yaitu data GPS frekuensi ganda yaitu GPS BAKO stasiun tetap Cibinong BAKOSURTANAL (-6.49 LS ,106.84 BT) dengan data observasi dan navigasi dimulai jam 00:00:00 - 23:59:30 GPST, Pos Mode : Single, Elev mask : 35°, ephemeris : broadcast. Datahasil keluaran data pengolahan terdiri dari lat/long/weight= WGS84/Geodetic berupa format Pos File.
Reka Geomatika – 46
Dessi Marlia
Gambar.4 (a) Plot Posisi GPS BAKO tgl 7 Maret 2012
Gambar.4 (c) Plot Posisi GPS BAKO tgl 9 Maret 2012
Gambar.4(b) Plot Posisi GPS BAKO tgl 8 Maret 2012
Gambar.4 (d) Plot Posisi GPS BAKO tgl 10 Maret 2012
Analisis yang bisa dijelaskan dari Gambar.4.4 (a) – (d) diatas adalah perbandingan posisi track (satuan meter) pada tanggal 7 – 10 Maret 2012 yaitu sebagai berikut. (1)Pada Gambar.4.4(a) menunjukkan plot kesalahan posisi track pada tanggal 7 maret 2012 terlihat pada jam 19.00 UT sebesar 15 m (utara- selatan) , dan jam 08.00 UT dan 19.00 UT sebesar 10 m (timur- barat); (2)Pada Gambar.4.4(b) menunjukkan plot kesalahan posisi track pada tanggal 8 maret 2012 terlihat pada jam 19.00 UT sebesar 15 m (utara-selatan), dan jam 09.00 UT sebesar 15 m (timur-barat); (3)Pada Gambar.4.4(c) menunjukkan plot kesalahan posisi track pada tanggal 9 maret 2012 terlihat pada jam 19.00 UT sebesar 20 m (utara-selatan), dan jam 19.00 UT hampir mencapai 20 m (timur-barat); (4)Pada Gambar.4.4(d) menunjukkan plot kesalahan posisi track pada tanggal 10 maret 2012 terlihat pada jam 19.00 UT sebesar 30 m (utara-selatan), dan jam 19.00 UT hampir mencapai 30 m (timur-barat); Analisis dari hasil plot posisi track dengan menggunakan GPS Frekuensi ganda Reka Geomatika – 47
Analisis Penentuan Posisi GPS BAKO Dikaitkan dengan Adanya Perubahan Ionosfer yang Dihitung Berdasarkan TEC GISTM Pontianak
yaitu data GPS BAKO stasiun Cibinong- BAKOSURTANAL(-6.49 LS ,106.84 BT) pada saat kejadian badai geomagnetik pada tgl 9 Maret 2012 menunjukkan kesalahan posisi mencapai 20 m (utara-selatan), dan pada tgl 10 Maret 2012 menunjukkan kesalahan posisi mencapai 30 m (utara-selatan), dan sedangkan sebelum badai geomagnetik pada tgl 7- 8 Maret 2012 kesalahan posisi mencapai 15 m. Terlihat besarnya kesalahan posisi bisa mencapai 2 kalinya. Besarnya kesalahan posisi disini tidak terlalu signifikan dikarenakan data GPS BAKO stasiun Cibinong menggunakan dual frekuensi. Kesalahan tersebut dapat lebih tinggi lagi apabila menggunakan GPS frekuensi tunggal. 3.5. Hasil dan Analisis Kesalahan Posisi GPS Bako Cibinong Bulan April 2012Hasil dari pengolahan GPS BAKO dari grafik dibawah adalah melihat pengaruh kesalahan posisi pada ketelitian posisi navigasi GPS pada tanggal 23-26 April 2012. Data yang yang digunakan yaitu data GPS frekuensi ganda yaitu GPS BAKO stasiun tetap CibinongBAKOSURTANAL dengan lintang dan bujur (-6.49°LS ,106.84°BT) dengan data observasi dan navigasi dimulai jam 00:00:00- 23:59:30 GPST. Pos Mode : Single, Elev mask : 35°, ephemeris : broadcast. Datahasil keluaran data pengolahan terdiri dari lat/long/weight= WGS84/Geodetic berupa format Pos File.
Gambar.4 (f) Plot Posisi GPS BAKO tgl 23 April2012
Gambar.4 (g) Plot Posisi GPS BAKO tgl 24 April 2012
Reka Geomatika – 48
Dessi Marlia
Gambar.4 (h) Plot Posisi GPS BAKO tgl 25 April 2012
Gambar.4 (i) Plot Posisi GPS BAKO tgl 26 April 2012
Analisis yang bisa dijelaskan dari Gambar.4.4 (f) – (i) diatas adalah perbandingan kesalahan posisi track (meter) pada tanggal 23 – 26 April 2012 yaitu sebagai berikut. (1)Pada Gambar.4.4 (f) menunjukkan plot kesalahan posisi track pada tanggal 23 April 2012, terlihat pada jam 06.00 UT dan 16.00 UT sebesar 20 m (utara- selatan), dan jam 16.00 UT sebesar 20 m (timur- barat); (2)Pada Gambar.4.4 (g) menunjukkan plot kesalahan posisi trackpada tanggal 24 April 2012 terlihat pada jam 16.00 UT sebesar 30 m (utaraselatan), dan jam 16.00 UT sebesar 20 m (timur-barat); (3)Pada Gambar.4.4(h) menunjukkan plot kesalahan posisi track pada tanggal 25 April 2012, terlihat pada jam 16.00 UT mencapai 50 m (utara-selatan), dan jam 16.00 UT hampir mencapai 40 m (timur-barat); (4)Pada Gambar.4.4 (i) menunjukkan plot kesalahan posisi track pada tanggal 26 April 2012, terlihat pada jam 16.00 UThampir mencapai 30 m (utara-selatan), dan jam 16.00 UT sebesar 20 m (timur-barat). Analisis dari hasil plot posisi track menggunakan GPS frekuensi ganda yaitu data GPS BAKO stasiun Cibinong –BAKOSURTANAL (-6.49 LS ,106.84 BT) pada saat sebelum dan sesudah kejadian badai geomagnetik. Kesalahan posisi pada tgl 24 April 2012 menunjukkan kesalahan posisi track sebesar 30 m (utara- selatan), dan pada tgl 25 April 2012 menunjukkan kesalahan posisi track sekitar 50 m (utara-selatan), sedangkan sebelum badai geomagnetik kesalahan posisi sekitar 20 m. Terlihat besarnya kesalahan posisi bisa mencapai 2-3 kalinya. Besarnya kesalahan posisi disini tidak terlalu signifikan dikarenakan data GPS BAKO stasiun Cibinong menggunakan dual frekuensi. kesalahan tersebut dapat lebih tinggi lagi apabila menggunakan GPS frekuensi tunggal. 4. KESIMPULAN PerubahanDampak dari aktivitas matahari yang ditandai dengan terjadinya badai geomagnetik bisa menyebabkan perubahan di ionosfer, terlihat adanya variasi peningkatan nilai TEC dari pengamatan GISTM Pontianak. Pengamatan TEC dapat membantu pengguna satelit untuk mengetahui lebih awal gangguan propagasi sinyal satelit.
Reka Geomatika – 49
Analisis Penentuan Posisi GPS BAKO Dikaitkan dengan Adanya Perubahan Ionosfer yang Dihitung Berdasarkan TEC GISTM Pontianak
Hasil analisis variasi VTEC yaitu pada tanggal 8 Maret 2012 terjadi peningkatan nilai VTEC 66 TECU dengan nilai median sebesar 60 TECU dan nilai simpangan sekitar 6 TECU. Pada tanggal 9 Maret 2012 terjadi peningkatan VTEC sebesar 70TECU dengan nilai median nya sebesar 60 TECU dan nilai simpangan sebesar 10 TECU . Pada tanggal 10 Maret 2012 terjadi peningkatan nilai VTEC 71 TECU dengan nilai median VTEC sebesar 60 TECU dan nilai simpangan VTEC sekitar 12 TECU. pada tanggal 11 Maret 2012 terjadi penurunan nilai VTEC sebesar 14 TECU menjadi sekitar 63 TECU, dengan nilai median VTEC sebesar 60 TECU dan nilai simpangan VTEC sekitar 2 TECU.Hasil analisis variasi VTEC yaitu pada tanggal 24 April terjadi peningkatan nilai VTEC sebesar 73 TECU , dengan nilai median nya sekitar 61 TECU dan simpangan VTEC sekitar 16 TECU. Pada tanggal 25 April 2012 terjadi peningkatan nilai VTEC mencapai 76 TECU dengan nilai median VTEC nya sebesar 61 TECU dan nilai simpangan VTEC nya sebesar 12 TECU. Pada tanggal 26 April 2012 terjadi penurunan nilai VTEC pada sebesar 5 TECU dari hari sebelumnya menjadi 73 TECU, dengan nilai median VTEC nya sebesar 58 TECU, dan nilai simpangan VTEC nya sebesar 8 TECU.Dampak perubahan TEC terhadap ketelitian posisi GPS BAKO stasiun Cibinong (-6.49° LS ,106.84° BT) dengan menggunakan frekuensi ganda pada saat kejadian badai geomagnetik pada tgl 9 Maret 2012 dan 24 April 2012 menunjukkan kesalahan posisi 3 kali lebih besar dibandingkan pada saat tidak terjadi badai geomagnetik. Besarnya kesalahan posisi tidak terlalu signifikan karena data GPS BAKO menggunakan dual frekuensi. Kesalahan posisi dapat lebih tinggi lagi apabila menggunakan GPS frekuensi tunggal. UCAPAN TERIMA KASIH Asnawi Husin. Msc – Peneliti Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi- Lapan atas ide penelitian yang diberikan kepada penulis;Nat Gopalswamy. PHD- NASA atas diskusinya mengenai space weather events of solar cycle 24 terkait dengan kejadian flare dan CME tahun 2012; Drs.Suratno.M.Sc, Peneliti Bidang Matahari dan Antariksa –Lapan, atas diskusinya mengenai penjelasan mengenai Burst Tipe II,III, Halo CME DAFTAR RUJUKAN Abidin, H.Z. (2007).Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya, Jakarta : PT Pradnya Paramita. GSV 4004B.(2007). GPS Ionospheric Scintillation & Tec Monitor (User's Manual) GISTM, (GSV GPS Silicon Valley). Gopalswamy, N.(2009).Energetic Particle and Other Space weather Events of Solar Cycle 24 - NASA Goddard Space Flight Center, Greenbelt, Maryland, USA, Climate andWeather of the Sun-Earth System(CAWSES):Selected Papers from the 2007Kyoto Symposium. Klobuchar,J.(1986). Design and characteristics of the GPS ionospheric time-delay algorithm for single frequency users, in: Proceedings of PLANS’86 – Position Location and Navigation Symposium, Las Vegas, Nevada,p.280-286, 4-7 November. Muslim, B.(2009).Respon global ionosfer terhadap CME matahari 28 dan 29 Oktober 2003 dari TEC GIM-Oktober 2010, Peneliti Madya Bidang Ionosfer dan Magnetosferik, 2009.
Reka Geomatika – 50