e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)
ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK KAIN ENDEKWARNA ALAM (NATURAL COLOUR) PADA USAHA TENUN IKAT BALI ARTA NADI (TRADITIONAL WEAVING) 1
Ni Luh Suarmini, Ananta Wikrama Tungga Atmadja, 2Nyoman Trisna Herawati.
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected], anantawikrama t
[email protected],
[email protected],}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perusahaan menghitung harga pokok produksi, alasan perusahaan tidak menentukan harga pokok produksi sesuai kaidah penentuan harga pokok produksi yang baku dan berapa harga pokok produksi yang seharusnya di catat oleh perusahaan jika mengikuti kaidah penentuan harga pokok produksi yang baku. Penelitian perhitungan harga pokok produksi dengan metode Full Costing yang terbagi dalam tiga biaya yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Penelitian ini dilaksanakan di usaha tenun ikat Bali Arta Nadi (Traditional Weaving) terletak di terletak banjar lantang katik, desa telaga tawang, kecamatan sidemen, yang meneliti satu proses produksi per-bulan khusus produk kain tenun endek warna alam. Jenis data yang digunakan penelitian ini yaitu, (1) Data primer diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara,dan dokumentasi. (2) Data sekunder diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan. Yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Teknik analisis data yang di gunakan yaitu metode deskriftif kualitatif dan metode deskriftif kuantitatif. Hasil penelitian yang didapat mengenai perhitungan harga pokok produksi kain endek warna alam yaitu,(1) berdasarkan metode perusahaan perhitungan harga pokok kain endek warna alam didapat senilai Rp221.667 per produk. Sedangkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode Full Costing perhitungan harga pokok produksi kain endek warna alam didapat senilai Rp227.454. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Metode harga pokok yang seharusnya di pakai perusahaan dalam menghitung harga pokok produk yaitu metode Full Costing.Jika perusahaan masih menggunakan metode perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan maka perusahaan akan rugi sebesar Rp5.787 per lembar kain tenun warna alam. Kata kunci: harga pokok produk, kerugian dan metode full costing. Abstract This study was aimed at analyzing how a company computes the cost price of its production, the reason the company does not determine its cost price in accordance with the standard production cost pricing and some cost prices that should be recorded by the company if it follows the rule of standard production cost pricing. This study of production cost production pricing of used full costing method that comprised three costs, i.e., raw material cost, worker cost and cost cost. This study was done in Bali Arta Nadi Ikat Weaving Business (Traditional Weaving) that is situated in Banjar Lantang Katik of Telaga Tawang village, Sideman district, that investigated the production process per month, particularly natural color
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) endek weaved cloth. The types of data used were (1) primary data that were obtained through observation technique, interview and documentation and (2) secondary data that were obtained by using library research of literature related to the study problem. The data analysis techniques used were descriptive qualitative method and descriptive quantitative method. The results about the calculation of cost price of natural colour endek cloth product are 1) based on the company’s method of computation of the cost price of natural colour endek cloth is Rp 221.667 for each product. While the computation of the cost price of the product by using full costing computation the cost price of natural color endek cloth is Rp 227.454. Based on the results it can be concluded that the cost price method that should have been used in the company in cost pricing is full costing. If the company still uses the company method of cost pricing the company will experience a loss of Rp 5.787 for each sheet of natural color weaved cloth. Keywords: product cost price, loss, and full costing method.
PENDAHULUAN Di dalam dunia bisnis tekstil Indonesia khususnya dibali sekarang ini, perusahaan mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana saat ini salah satu usaha tekstil yaitu usaha tenun, usaha ini mulai di minati banyak kalangan di indonesia. Tenun kain endek warna alam ini merupakan hasil karya Indonesia yang perlu untuk kita lestarikan dan pertahankan nilai budayanya. Usaha tenun ikat bali arta nadi merupakan perusahaan perseorangan yang bergerak di dunia industri tekstil, yang menggunakan peralatan alat tenun bukan mesin (ATBM). Perusahaan ini berlokasi di desa lantang katik, kecamatan sidemen kabupaten karangasem.Perusahaan tenun ini sering diartikan sebagai perusahaan yang bergerak dalam Industri Rumah Tangga (IRT).Tenaga kerja perusahaan ini di bagi tugasnya sesuai dengan keahlian. Perusahaan ini menghitung upah tenaga kerja bukan di hitung dari jam kerjanya melainkan dengan hasil produk yang di hasilkan. Banyak pengusaha-pengusaha usaha kecil menengah tidak tahu dan bingung mengenai bagaimana cara untuk menghitung harga pokok produksi untuk produk yang di hasilkan dan melakukan perhitungan dengan kaidah metode harga pokok produksi yang baku. Perhitungan yang dilakukan pun seringkali biaya-biaya yang berpengaruh terhadap harga pokok produk tidak di catat dan dihitung, seperti perhitungan biaya penyusutan mesin, gedung maupun peralatan pabrik tidak dihitung, padahal biaya penyusutan tersebut sangatlah penting dihitung
meskipun nilainya sering kecil tapi sedikit tidaknya dapat mempengaruhi pendapatan yang didapatkan perusahaan. Perhitungan harga pokoknya pun kadang hanya dengan menambah dan biaya yang di keluarkan Jika kesalahan perhitungan ini seterusnya di terapkan, maka akan berpengaruh pada pendapatan yang diterima perusahaan tidak sepenuhnya. Untuk dapat unggul dalam persaingan, perusahaan harus mempunyai daya saing yang sangat tinggi dalam mengkarakteristik Biaya yang efektif akan berpengaruh terhadap akan semakin sedikit mengeluarkan biaya, tanpa mengurangi mutu produk itu sendiri sehingga harga bisa ditekan dan terjangkau oleh konsumen. mencapai tujuan perusahaan untuk mendapatkan laba, atau jika terjadi kerugian maka diusahakan agar kerugian dapat ditekan seminimal mungkin. Dampak lain dari hal tersebut yaitu adanya berbagai metode dan strategi penentuan harga yang berbeda tiap bulan atau tahunnya dan persaingan yang tidak sehat di antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya.. Harga pokok produksi adalah biaya yang melekat pada suatu aktiva yang belum dikonsumsi atau digunakan dalam upaya merealisasi pendapatan dalam suatu periode dan akan dikonsumsi dikemudian hari, sedangkan penentuan harga pokok produksi merupakan pembebanan unsur biaya produksi terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Adapun tahapan dalam menentukan harga pokok produksi, yaitu: (1) pengumpulan biaya, (2)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) penggolongan biaya dan (3) pengalokasian biaya. Dalam perhitungan ini, terkait dengan siklus akuntansi biaya di mulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku, dan di masukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan ditetapkannnya harga pokok produksi. Perhitungan dan harga pokok produk yang tidak dilakukan dengan metode yang tepat akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan, yang dapat berakibat kerugian dan akan menghambat laju perkembangan perusahaan. Dalam menentukan harga pokok produksi terdapat metode harga pokok produksi yaitu metode harga pokok produksi berdasarkan pesanan, metode harga pokok berdasarkan proses, metode Activity Based Costing (ABC), Metode full costing dan metode variable costing. Untuk menetapkan harga pokok produksi, maka perusahaan sangat memerlukan adanya gambaran mengenai biaya-biaya produksi dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur, semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik akan berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya produksi ini pada akhir periode akuntansi harus diperhitungkan ke dalam produk yang tidak selesai dan yang masih dalam proses produksi atau memerlukan penyelesaian kembali untuk menjadi produk jadi. Produk jadi merupakan kumpulan dari biaya produksi tersebut yang sudah siap untuk dijual sedangkan barang dalam proses adalah kumpulan biaya produksi yang masih memerlukan penambahan biaya lagi untuk diselesaikan menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Konsep biaya paling tidak dibedakan menjadi tiga, yaitu biaya oportunitas, (opportunity cost), biaya akuntansi (accounting cost), dan biaya ekonomis (economic cost). Usaha yang bergerak dalam bidang tekstil memproduksi barang berdasarkan tren masa kini dengan
harapan barang yang di produksi bisa memperoleh laba yang diinginkan sehingga perusahaan menetapkan harga jual yang sesuai yang bisa menutupi biaya produksi yang di keluarkan dan mendapatkan laba yang sesuai kualitas yang di hasilkan dari biaya produksi.agar penentuan harga pokok produk sesuai, maka elemen biaya harus di catat secara rinci dan tepat. Biaya adalah aliran kas keluar pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang atau kombinasi keduanya selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha (Baridwan, 1993). (Mulyadi, 1999) mengartikan biaya sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut (Supriyono, 1999) mendefinisikan biaya sebagai pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang dan jasa.Menurut Mulyadi (2005), Biaya dapat digolongkan sebagai berikut: (1) Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran, (2) Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam perusahaan Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, (3) Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai, (4) Penggolongan Biaya Menurut Perilaku dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, (5) Penggolongan Biaya Menurut Jangka Waktu Berdasarkan jangka waktu manfaatnya. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat sejumlah barang dalam suatu periode (Hanggana, 2006).Menentukan harga pokok produksi biaya-biaya yang terjadi dalam prose produksi dikelompokan menjadi tiga unsur yaitu: yang pertama yaitu biaya bahan baku, definisi bahan baku menurut (Simamora, 1999) adalah bahan baku yang menjadi integral dari produk jadi perusahaan dan dapat ditelusuri dengan mudah. Bahan baku adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi, dan dapat ditelusuri secara
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) fisik dan mudah ke produk tersebut (Garrison, 2006). Dalam memperoleh bahan baku tidak hanya mengeluarkan biaya untuk membeli (harga beli) bahan baku, tetapi perusahaan juga harus siap menanggung biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai bahan baku dalam keadaan siap untuk diolah. Yang kedua biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor),Tenaga kerja langsung adalah biaya yang dapat ditelusur dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut juga dengan tenaga kerja manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi (Garrison, 2006).Yang ketiga biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead), mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung (Garrison, 2006).Biaya overhead merupakan biaya yang paling kompleks dan tidak didentifikasi pada produk jadi, maka pengumpulan biaya overhead pabrik baru dapat diketahui setelah barang pesanan selesai diproduksi.Agar memperoleh pembebanan yang adil dan teliti, maka pembebanan tersebut berdasarkan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka. Adapun unsur-unsur biaya overhead pabrik seperti dibawah ini: (1) Biaya bahan penolong, (2) Biaya listrik dan air, (3) Biaya reparasi mesin dan pemeliharaan, (4) Biaya penyusutan mesin dan alat-alat pabrik, (5) Biaya pemasaran, (6) Biaya administrasi umum. Perhitungan harga pokok produksi dari suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Matz dan Usry yang dialih bahasakan oleh (Herman Wibowo, 2000) bahwa harga pokok produksi adalah Harga pokok barang yang diproduksi meliputi semua biaya bahan langsung yang dipakai, upah langsung serta biaya produksi tidak langsung dengan memperhitungkan saldo awal dan saldo akhir barang dalam pengolahan. Sedangkan menurut (Mulyadi, 2007) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah sebagai berikut: harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi mencakup biaya-biaya bahan baku/biaya langsung, biaya upah langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dengan adanya proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual, mangakibatkan timbulnya biaya pabrikasi (biaya produksi). Dengan demikian, maka pada perusahaan terdapat informasi mengenai harga pokok produksi. Tujuan dan fungsi perhitungan harga pokok produksi: (a) Untuk menentukan harga jual, serta keuntungan dari harga jual pokok produksi yang dihasilkan.(b)Untuk menetukan nilai persediaan akhir tahun atau periode yang dapat berupa produk jadi atau produk dalam proses dulu. (c)Untuk menghitung besarnya laba kotor penjualan produk dengan cara mengurangkan harga pokok terhadap hasil penjualan dalam periode yang sama. (d)Untuk membuat manajemen dalam proses pengambilan keputusan Fungsi produksi adalah sebagai salah satu fungsi perusahaan dimana dalam pelaksanaanya harus didukung oleh sistem akuntansi biaya yang memadai, agar pelaksanaan proses produksi dapat dikendalikan dalam pencapaian hasil kegiatan produksi dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam menghitung harga pokok produk, terdapat metode pengumpulan harga pokok produksi, Dimana dalam metode disebut dengan etode konvensional yang terdiri dari dua metode yaitu metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses. Kemudian dalam metode perhitungan harga pokok produk yaitu Menurut (Mulyadi,2007) terdapat dua pendekatan dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi yaitu:full costing merupakan metode penentu harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik yang berprilaku variabel maupun tetap. variabel costing Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) berprilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang tediri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode activity based costing adalah sistem yang terdiri atas dua tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan kemudian ke berbagai produk. Penentuan harga pokok produk secara konvensional juga melibatkan dua tahap, namun pada tahap pertama biayabiaya tidak dilacak ke aktivitas melainkan ke suatu unit organisasi. Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang menjadi dasar awal dalam melakukan penelitian, yaitu, (1) Bagaimana perusahaan menentukan harga pokok produksi selama ini? (2) Mengapa perusahaan tidak menentukan harga pokok produksi sesuai dengan kaidah penentuan harga pokok produksi yang baku? (3) Berapakah harga pokok produksi yang seharusnya di catat oleh perusahaan jika mengikuti kaidah penentuan harga pokok produksi yang baku? Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah, (1) Untuk mengetahui bagaimana perusahaan menentukan harga pokok produksi tenun kain endek-warna alam (natural colour) pada usaha tenun ikat bali arta nadi (traditional weaving)”. (2) Untuk mengetahui Mengapa perusahaan tidak menentukan harga pokok produksi sesuai dengan kaidah penentuan harga pokok produksi yang baku.(3) Untuk mengetahui Berapakah harga pokok produksi yang seharusnya di catat oleh perusahaan jika mengikuti kaidah penentuan harga pokok produksi yang baku.
mengetahui fenomena yang terjadi, dan mengetahui kondisi perusahaan tenun endek.Selanjutnya, dilakukan wawancara dengan pemilik perusahaan guna mengumpulkan data mengenai perhitungan harga pokok produksi kain tenun endek warna alam yang berupa data primer yang berupa pengeluaran biaya produksi perusahaan dalam memproduksi kain tenun endek warna alam.Analisis data yang digunakan penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif dimana data perhitungan harga pokok perusahaan di olah kembali menggunakan teori maupun kaidahkaidah perhitungan harga pokok produksi menurut standar akuntansi.Karena di asumsikan perusahaan belum menghitung harga pokok produksi yang sesuai dengan kaidah akuntansi. Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan tenun endek warna alam bali arta nadi dimana perusahaan bisa mengetahui laba sebenarnya untuk setiap produk. selain itu, perusahaan menjadi tahu bagaimana menghitung harga pokok produksi yang sesuai dengan kaidah akuntansi. Dalam penelitian ini terdapat dua teknik analisis data yaitu, metode deskriptif kualitatif merupakan Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dimana proses penelitian tersebut memperhatikan konteks studi dengan menitikberatkan pada pemahaman, pemikiran, dan persepsi peneliti.dan metode deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu analisis data dengan merekomendasikan penyusunan harga pokok produksi yang seharusnya dimana metode ini dinyatakan dengan angkaangka.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif analisis yang menggunakan studi kasus pada tenun kain endek-warna alam (natural colour) di usaha tenun ikat bali arta nadi (traditional weaving). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.Dalam mengumpulan data peneliti terlebih dahulu melakukan observasi tempat penelitian untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Tenun Ikat Bali yang dibuat Bali Arta Nadi adalah tenun ikat endek double, kain endek warna alam, kain endek sutra.Pemiliknya adalah I Wayan Suartana atau yang lebih dikenal dengan Pak Kawi. Mengawali usahanya dari tahun 2005, yang dulu hanya dikenal oleh warga Bali saja, kini produk milik Pak Kawi sudah memiliki pasar lebih luas. Beberapa motif tenun ikat kain endek Bali Arta Nadi yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) menjadi ciri khas dari Desa Sidemen Karangasem ini adalah motif cempaka, celedan, cepuk dan nagasari.Motif-motif tersebut merupakan motif turun menurun yang tetap dilestarikan oleh warga desa, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai penenun Kain Endek Sidemen Bali.Motif-motif tersebut merupakan motif turun menurun yang tetap dilestarikan oleh warga desa, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai penenun Kain Endek Sidemen Bali.Dan motif inilah yang paling banyak dicari dan dibeli oleh pelanggan. Tenun Ikat Bali Arta Nadi terletak di Banjar Lantang Katik, Desa Telaga Tawang, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem-Bali, Di tempat ini anda dapat melihat proses pembuatan hingga jadi. Pertama kali perusahaan ini berdiri memiliki sekitar 20 orang tenaga kerja sampai sekarang ini perusahaan memiliki sekitar lebih kurang 50 pegawai.Perusahaan ini tergolong usaha kecil menengah (UKM) karena tenaga kerja perusahaan ini sebagian besar ibu rumah tangga.Selain itu perusahaan ini menggunakan mesin ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).Alasan perusahaan menggunakan mesin ini yaitu untuk melestarikan adat dan budaya tradisional terdahulu. Kain Tenun Endek Warna Alam Proses pembuatan kain tenun warna alam dilakukan dengan dua proses yaitu proses persiapan tenunan dan proses penenunan. Kain tenun dibentuk dengan cara menganyamkan atau menyilangkan dua kelompok benang yang saling tegak lurus sehingga membentuk kain tenun
dengan konstruksi tertentu. Prinsip pembuatan kain tenun, adalah menyilangkan benang pakan pada celah deretan benang lusi yang disusun memanjang dari gulungan benang yang dipersiapkan sebelumnya. Proses pembuatan kain yang dibentuk oleh silangan atau anyaman benang lusi dan pakan disebut menenun. Benang lusi (warp): benang yang membujur membentuk panjang kain endek. Benang pakan (weft): benang yang melintang membentuk lebar kain. Penetapan Harga Pokok Menurut Perusahaan Perhitungan harga pokok produk kain tenun endek warna alam menurut perusahaan ini dilakukan dengan pertimbangan yang matang supaya menghasilkan laba dan untung yang sesuai. Perusahaan tenun bali arta nadi ini menghitung harga pokok produk kain endek warna alam ini hanya dengan mejumlahkan biaya-biaya produksi dari kain endek tersebut. Dimana bahan baku yang di pakai dalam proses pembuatan tenun kain endek warna alam ini yaitu menggunakan dua jenis benang yaitu, benang lusi dan benang pakan 1. Perhitungan biaya bahan baku Bahan baku yang digunakan yaitu benang pakan dan benang lusi, benang tersebut dipakai masing-masing 1(satu) pak (lebih kurang 15 Kg) akan menjadi endek warna alam yaitu sebagai berikut: Benang lusi dan benang pakan yang digunakan untuk proses produksisebanyak 2 (dua) pak. Masingmasing sebanyak 1 (satu) pak dengan harga yang berbeda.Benang lusi di beli
TABEL. 1 HARGA POKOK PRODUKSI KAIN ENDEK WARNA ALAM PER PRODUK PADA PABRIK KAIN TENUN IKAT BALI ARTA NADI Jenis Biaya Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung Biaya Penunjang Total Biaya Produksi Jumlah Produk Yang Dihasilkan Harga pokok Produksi Kain Endek Warna Alam Per produk Sumber Data: Primer Pabrik “Tenun Ikat Bali Arta Nadi” *= Dalam Pembulatan
Total Biaya (Rp) 2.600.000 2.850.000 1.200.000 Rp6.650.000 30 produk Rp221.667
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) seharga Rp. 1.350.000.sedangkan harga benang pakan yaitu seharga Rp. 1.250.000. 2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Mulyadi (1999) menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Di perusahaan bali arta nadi jumlah tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan produksi kain tenun endek warna alam yaitu 50 (lima puluh orang). Adapun total biaya tenaga kerja langsung dalam produksi kain tenun endek warna alam per-bulannya yaitu, Rp. 2.850.000, untuk biaya tenaga kerja langsung per produk sebesar Rp. 94.000. 3. Perhitungan biaya penunjang Biaya penunjang diartikan sebagai biaya Overhead pabrik merupakan seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung (Garrison, 2006).Adapun perhitungan harga pokok produksi kain endek warna alam pada Tenun Ikat Bali Arta Nadi dapat dilihat pada Tabel.1. Tabel.1 di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi pada perusahaan tenun ikat bali arta nadi yaitu sebesar Rp. 6.600.000, dengan jumlah kain endek yang dihasilkan 30 buah. Dengan pemakaianbahan baku satu boom di antaranya 1 (satu) pak benang lusi dan 1 (satu) pak benang pakan. Yang menghasilkan 67.5 meter yang dijadikan 30 produk.masing-masing produk sepanjang 2,25 meter. PEMBAHASAN Alasan Perusahaan Tenun Ikat Bali Arta Nadi Menghitung Harga Pokok Produk Perusahaan kain tenun endek Bali Arta Nadi menghitung harga pokok produk menggunakan metode sendiri.Cara perusahaan menghitung harga pokok produk dengan menjumlahkan biaya-biaya produksi perusahaan. Biaya-biaya yang di jumlahkan hanyalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya penunjang dalam produksi produk, tapi biaya penunjang ini tidaklah semua di masukkan masih ada biaya yang biasanya di
masukkan tapi dianggap biaya tersebut tidaklah penting. Seperti biaya pemeliharaan mesin, biaya penyusutan dan biaya lain-lain yang mempengaruhi produksi kain endek lainnya. Dari wawancara yang saya lakukan narasumber mengatakan sebagai berikut: “kalo untuk menghitung harga pokok nika cuma tambahang bahan bakune, upah tenaga kerjane, jak bahan campuran pewarna alam nika. Nika manten. Men alasan tiang ngitung harga pokok nika ten ye tiang bes ngitung kenten, yang jelas pun nyesuaiang harga di peken. Yen ngalih laba nika, kuda nika inggih? Sap tiang,,,, sekitar 3(tiga) sampai 5% (lima persen) dari biaya produksi nika”. Alasan pemilik perusahaan menggunakan metode tersebut untuk mencapai laba yang maksimal dan menyesuaikan dengan harga produk perusahaan dengan produk perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama. Selain itu perusahaan juga bergantung pada harga yang beredar di pasar, pemilik mengatakan jika perusahaan mengeluarkan produk dengan harga yang tidak sesuai dengan pasar nantinya akan terjadinya ketimpangan harga pasar yang menyebabkan pengepul tidak lagi memilih untuk membeli produk di perusahaannya. Perusahaan juga tidaklah terlalu memperhitungkan harga pokok produknya, karena harga pokok produk yang di tetapkan sudah dianggap memberikan perusahaan laba yang maksimal, maka perhitungan tersebut tidaklah penting.Namun jika dilihat dari sudut ilmu akuntansi, perhitungan harga pokok produk yang benar maka akan memberikan perusahaan laba atau rugi yang sebenarnya dalam perusahaan. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Dalam menghitung harga pokok produksi penulis menggunakan metode full costing yaitu salah satu metode perhitungan harga pokok yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel. Perusahaan ini melakukan proses produksi berdasarkan pesanan dan proses. Dari uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa metode yang tepat untuk menghitung harga pokok produksi kain tenun endek warna alam ini yaitu metode full costing. Uraian perhitungan harga pokok produksi menurut penulis adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan biaya bahan baku Dalam hal ini, perusahaan menghitung bahan baku sudah tepat, dimana perusahaan menghitung biaya bahan baku dengan cara mengalikan bahan baku yang di pakai dengan harga beli produk. Adapun total biaya bahan baku yang dipakai pada perusahaan tenun ikat bali arta nadi sebesar Rp. 2.600.000.
ikat bali arta nadi yaitu sebesar Rp. 2.850.000. 3. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Menentukan biaya overhead pabrik, pabrik tenun ikat Bali Arta Nadi membebankan biaya overhead pabrik kedalam tiap produk yang dihasilkan.Biaya-biaya yang ditetapkan perusahaan sebagai biaya overhead pabrik sudah tepat, tetapi masih belum lengkap dan tidak akurat. Pembebanan yang tidak akurat akan menyebabkan perhitungan harga pokok produksi kain tenun endek warna alam Bali Arta Nadi menjadi kurang tepat.Secara keseluruhan biaya overhead yang di dapat sebesar Rp. 1.373.612.yang terdiri dari biaya bahan campuran, biaya penyusutan mesin dan peralatan pabrik, biaya
TABEL.2 TENUN IKAT BALI ARTA NADI (TRADITIONAL WEAVING) PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK KAIN TENUN ENDEK WARNA ALAM Jenis Biaya
Total Biaya (Rp)
Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Total Biaya Produksi Jumlah Produk Yang Dihasilkan Harga pokok Produksi Kain Endek Warna Alam Per produk
2.600.000 2.850.000 1.373.612 Rp6.823.612 30 produk Rp227.454
Sumber Data: Data Diolah 2014 *= Dalam Pembulatan
2. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung Di perusahaan tenun ikat bali arta nadi sudah tepat. Perusahaan menghitung dengan cara mengalikan upah per kon benang yang dihasilkan tenaga kerja dengan jumlah per kon benang yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi Jumlah produk yang dihasilkan dan berapa jumlah pak benang yang dikerjakan sesuai dengan upah yang disepakati.Total biaya tenaga kerja langsung dalam produksi kain tenun
listrik, biaya pemeliharaan mesin dan biaya bahan bakar. 4. Perhitungan harga pokok produk dengan metode full costing. Proses perhitungan harga pokok produk usaha kain tenun endek warna alam Bali Arta Nadi (Traditional Weaving) dengan menggunakan metode full costing. Adapun perhitungan harga pokok produk kain endek warna alam perusahaan Bali Arta Nadi yaitu: Harga pokok produk kain tenun endek warna alam diperoleh dengan menjumlahkan biaya produksi yaitu terdiri
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel setiap produknya. Kemudian total biaya produksi kain tenun endek warna alam per boom dibagi dengan berapa lembar produk yang dihasilkan. Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Metode Perusahaan Dan Metode Full Costing Berikut perbandingan perhitungan harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan metode perusahaan dengan metode penentuan harga pokok produk sesuai dengan kaidah akuntansi yaitu metode full costing, perbandinganya dapat di lihat dalam tabel.3 berikut ini:
belum di akui dan dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik seperti biaya bahan bakar, biaya penyusutan,dan biaya pemeliharaan mesin. Seperti contoh perhitungan biaya overhead pabrik pada perusahaan, terdapat akun biaya pengiriman barang, biaya pengiriman barang tersebut seharusnya tidak termasuk kedalam biaya yang mempengaruhi harga pokok produk, tetapi biaya pengiriman termasuk biaya pemasaran. Adapun selisih jumlah atau perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi yaitu sebesar Rp 5.787. Perhitungan dengan Metode Full Costing akan berguna bagi perusahaan untuk melakukan efesiensi sumber daya yang
TABEL 3 PERBANDINGAN HASIL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERUSAHAAN DAN METODE FULL COSTING Keterangan
Metode Menurut Perusahaan (1) (Rp)
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Jumlah produk yang di hasilkan Harga pokok produksi Produksi Kain Endek Warna Alam Per produk
2.600.000 2.850.000 1.200.000 30 produk Rp221.667
Metode Full Costing (2) (Rp) 2.600.000 2.850.000 1.373.612 30 produk Rp227.454
Perbandingan (1-2) (3) (Rp) 173.612 Rp5.787
Sumber : data diolah 2015 *=Dalam Pembulatan
Berdasarkan tabel. 3 diatas, perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan dengan metode full costing terdapat perbedaan. Perhitungan harga pokok menurut perusahaan lebih rendah daripada dengan metode full costing dimana bisa dilihat dalam tabel di atas, perbedaan yang signifikan di sebab pada perhitungan biaya overhead pabrik. Jika dilihat dari perhitungan biaya overhead pabrik menurut perusahaan dengan metode full costing, perhitungan menurut perusahaan masih belum lengkap dan banyak biaya-biaya yang
digunakan dalam kegiatan produksi maupun dalam penetapan harga jual sesuai dengan besarnya keuntungan yang diharapkan perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dari pembahasan hasi penelitian penulis menyimpulkan bahwa: (1) Dalam perhitungan menurut perusahaan hasil yang di dapat yaitutotal biaya produksi menurut perusahaan sebesar Rp. 6.600.000 dan hasil perhitungan harga pokok produk sebesarRp. 221.667 per produk perhitungan ini di bulatkan. (2)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 Tahun 2015) Alasan perusahaan menggunakan metode tersebut adalah untuk untuk mencapai laba yang maksimal dan menyesuaikan dengan harga produk perusahaan dengan produk perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama. Selain itu perusahaan juga bergantung pada harga yang beredar di pasar, pemilik mengatakan jika perusahaan mengeluarkan produk dengan harga yang tidak sesuai dengan pasar nantinya akan terjadinya ketimpangan harga pasar yang menyebabkan pengepul tidak lagi memilih untuk membeli produk di perusahaannya. (3) Metode harga pokok yang seharusnya di pakai perusahaan dalam menghitung harga pokok produk yaiu metode full costing dimana perhitungan ini memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik yang berprilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produksi yang seharusnya di catat yaitu Rp.227.454 (dalam pembulatan) bukan sebesar Rp.221.667. jika perusahaan tetap memakai metode perhitungan tersebut, perusahan akan mengalami kerugian sebesar Rp 5.787 per lembar kain tenun warna alam. kerugian ini disebab perbedaan jumlah biaya overhead pabrik yang tidak lengkap dicatat oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Baridwan.Zaki. 1993. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Garrison, Ray Manajerial. Empat.
H.2006. Jakarta:
Akuntansi Salemba
Hanggana,Sri. 2006. Prinsip Dasar Akuntansi Biaya. Surakarta:Media Utama. Horngren, Datar and, Foster. 1994. Cost Accounting, eight edition. Prentice hall. Matz.Usry. Alihbahasa Herman Wibowo. 2000. Akuntansi biaya
perencanaaan dan pengendalian. Jakarta : erlangga. Mulyadi. 1999. Akuntansi biaya. Edisi kelima.Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. Mulyadi. 2007. Akuntansi Yogyakarta : BPFE-UGM.
Biaya.
Simmamora. 1999. Akuntansi Biaya. jakarta: Agro Media Pustaka. Supriyono.RA. 1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya Dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE.