ANALISIS PEMASARAN PADA PT ARTHA BOGA CEMERLANG CABANG MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE-YPUP Makassar
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek pemasaran Biscuit, Wafer tengo di Kawasan Timur Indonesia dan mengetahui efisiensi pemasaran yang dilakukan oleh PT. Artha Boga Cemerlang Cabang Ujung Pandang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan serta bagian pemasaran. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis-analisis perkembangan penjualan analisis marketing mix dan analisis efisiensi pemasaran. Diperoleh bahwa laja pertumbuhan penjualan dalam setiap triwulan PT. Artha Boga Cemerlang dari tahun 1998 sampai tahun 1999 mengelami pertumbuhan yang cukup besar. Laju pertumbuhan penjualan perusaan rata-rata 30% per triwulan. Analisis marketing mix menunjukkan bahwa PT. Artha Boga Cemerlang Sangat menekankan pada faktor saluran distribusi. Hal tersebut Sangat wajar mengingat posisinya sebagai perusahaan distributor, tentunya tugas mereka adalah bagaimana agar produk yang disalurkan dapat dijangkau oleh konsumen dimanapun mereka berada. Sementara dari segi efisiensi pemasaran dapat dikatakan PT. Arta Boga Cemerlang cukup efisien dalam memasarkan produknya. Dikatakan demikian karena prosentase biaya dengan omset penjualan semuanya berada dibawah 3,5%. PENDAHULUAN Dewasa ini Indonesia sedang berusaha keras untuk mengubah dirinya. Di antara sekian banyak perubahan yang akan dilakukan, maka perubahan dibidang ekonomi yang masih menyisahkan banyak pekerjaan. Bahkan pada sub-sub sektor tertentu pilihan-pilihan untuk melakukan perubahan ekonomi itu cukup dilematis. Reformasi ekonomi merupakan hal yang Sangay rumit., sebagaimana terlihat pada beberapa kontraversi dan perbedaan Publik yang muncul ketika pemerintah mengambil langkah-langkah baru untuk mengatasi persoalan ekonomi Indonesia. Untuk mengatasi masalah ekonomi yang ada, maka pemerintah perlu menciptakan iklim ekonomi yang kondusif, serta berusaha menghidupkan kembali sektor rill yang selama ini mandek. Tujuan preusan pada dasarnya adalah untuk memperoleh keuntungan maksimal dalam jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam era krisis dewasa ini tentunya mudah, karena itu diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan profesional dalam memecahkan semua persoalan yang timbal dalam perusahaan. Salah satu fungsi pokok perusahaan yang senantiasa perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh adalah fungsi pemasaran. Dikatakan demikian karena fungsi pemasaran merupakan fungsi yang berhubungan langsung dengan konsumen (faktor ekternal perusahaan) dimana dalam era sekarang ini selera dan citarasa konsumen senantiasa berubah seiring dengan perubahan tingkat kesejahteraan masyarakat. Disamping itu persaingan dikalangan para produsen, dalam menciptakan produk baru yang lebih kompetitif, maka persoalan yang dihadapi perusahaan tidak lagi ditujukan pada bagaimana memproduksi barang dan jasa, melainkan bagaimana menciptakan produk yang dapat dipasarkan. Kemampuan bersaing perusahaan tidak hanya ditentukan oleh volume dan kualitas barang yang dijualnya, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika konsumen merasa puas dalam membeli produk yang
dihasilkan, maka tentunya untuk jangka panjang dapat dipastikan bahwa mereka senantiasa berulang untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Selanjutnya hal yang tidak kalah pentingnya dibidang pemasaran adalah bagaimana menyalurkan produk kepada para konsumen dengan tepat waktu, biaya rendahnya dan mutu terjamin. Hal ini Sangat penting bagi perusahaan karena jika konsumen menginginkan suatu produk, maka tentunya mereka tidak akan menunggu terlalu lama mencari produk tersebut, karena dalam era sekarang Sangat beragama produk yang dapat saling mengganti diantarta satu dengan yang lain. Karena itu masalah pemasaran bagi perusahaan menjadi sangat penting dalam menyampaikan produk kepada konsumen dalam keadaan baik, tepat waktu dan biaya minimal. PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar sebagai suatu perusahaan distributor sebagai distributor tunggal biskuit, wafer Tanggo di Kawasan Timar Indonesia tentunya diperhadapkan dengan berbagai macam masalah dan kendala di bidang pemasaran. Salah satu kendala utama dibidang pemasaran seperti tingginya tingkat persaingan. Disamping masalah persaingan PT. Arta Boga Cemerlang juga diperhadapan pada masalah pendistribusian produk biscuit tenggo yang ada di Kawasan timur Indonesia mengikat sarana transportasi dan kondisi keografis Kawasan timur Indonesia sangat berbeda dengan kondisi yang ada di Kawasan Barat Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar dengan mengambil judul : Analisis Pemasaran Pada PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar Rumusan Masalah 1. Bagaimana Prospek pemasaran biskuit Wafer Tanggo di Kawasan timur Indonesia. 2. Bagaimana efisien pemasaran biskuit Wafer Tanggo oleh PT. Arta Boga Cemerlang di Kawasan Timur Indonesia. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui prospek pemasaran biskuit wafer Tanggo di Kawasan Timur Indonesia 2. Mengetahui efisiensi pemasaran biskuit wafer tanggo di Kawasan Timur Indonesia Sedang kegunaan penelitian adalah : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar dalam pengambilan keputusan tentang pemasaran biskuit wafer tanggo di Kawasan Timur Indonesia 2. Sebagai sumber informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang bermaksud melakukan penelitian di bidang saluran distribusi pemasaran. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Arta Boga Cemerlang Cabang Makassar sebagai Distributor Tunggal Pemasaran Biskuit Wafer Tanggo di Kawasan Timur Indonesia. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengkaji hipotesis yang telah dikemukakan, maka digunakan analisis: 1. Analisis deskriptip yaitu penulis akan menggambarkan sesuai yang ada dilapangan tentang propek pemasaran Biskuit Wafer Tanggo di Kawasan Timur Indonesia.
2. Analisis efisiensi pemasaran yang bertujuan untuk mengetahui efisiensi pemasaran Biskuit Wafer Tanggo di Kawasan Timur Indonesia. Efisiensi dihitung dengan rumus : Efisiensi pemasaran
Input Output
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pemasaran dalam era sekarang ini sangat dinamis karena kebutuhan masyarakat senantiasa berubah seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini. Oleh karena itu perusahaan senantiasa dituntut untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam bidang pemasaran produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Para pakar dibidang manajemen mempunyai banyak pandagan dalam mengungkapkan definisi dari pemasaran. Dan pada dasarnya pendapat-pendapat tersebut mempunyai persamaan. Terjadinya perbedaan pendapat dari para ahli manajemen dalam mengemukakan pendapatnya tentang pemasaran pada dasarnya disebabkan karena titik pandang mereka yang berbeda. Sebagian ahli menitikberatkan pada fungsi produk, kelembagaan, manajemen dan sebagian lainnya memandang pemasaran sebagai suatu sistem secara keseluruhan dalam perusahaan. Untuk memperoleh batasan yang lebih jelas tentang pengertian pemasaran maka berikut ini dikemukakan definisi pemasaran menurut Kotler: Marketing is human aktivity directed at satisfying needs and wonts through exchenge proceses. Definisi tersebut memberi arti bahwa pemasaran adalah kegiatan manusia yang didasarkan pada pemuasan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran. Dalam hal ini diperlukan adanya barang atau jasa, uang dan tenaga. Dengan demikian kegiatan pemasaran melibatkan dua pihak yang saling berhubungan dan saling tergantung antara satu dengan yang lain dengan tujuan memberikan kepuasan kepada kedua bela pihak. Kedua belah pihak yang dimaksudkan dalam hal ini adalah produsen (penjual) serta konsumen (pembeli) Pihak produsen (penjual) tentunya menginginkan laba dengan harga yang tinggi sedang dipihak lain konsumen (pembeli) berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan terhadap suatu produk dengan harga yang rendah dengan harapan akan memperoleh kepuasan atas produk tersebut. Selanjutnya American Marketing Association dalam Rhenald Kasali mendefinisikan pemasaran: Pemasaran suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan jasajasa untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya. Jika kita mencermati definis pemasaran tersebut, maka ada beberapa hal pokok yang terkandung yaitu: 1. Adanya perencanaan dan eksekusi dilapangan, hal tersebut menunjukkan bahwa pemasaran membutuhkan strategi yang dituangkan dalam rencana yang realitis dan dihubungkan dengan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan, kelancaran penerimaan pembayaran, investasi yang dibutuhkan, produk yang akan dibuat dan sebagainya. Sedang eksekusi dilapangan meliputi pengiriman barang, penagihan, penempatan pramuniaga dan sebagainya 2. Ada tahap-tahap yang dirumuskan. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran bukan merupakan kegiatan suplay pusb, tetapi merumuskan dari awal yaitu pada tahap konsepsi.
Dengan kata lain bahwa seluruh kegiatan harus duduk sama-sama merumuskan produk dan memasarkannya. 3. Melibatkan produk, harga, promosi dan distribusi. Variabel ini dalam pemasaran disebut bauran pemasaran (Marketing mix). Keempat variabel tersebut harus dapat dikendalikan oleh perusahaan. 4. Barang yang dipertukarkan. Yang dipertukarkan tidaklah selalu berupa barang berwujud yang dapat dipegang, tetapi juga benda-benda tidak berwujud seperti ide-ide (jasa konstruksi, proposal, disain) tempat jasa-jasa dan sebagainya. 5. Pertukaran. Hal yang sering berlaku adalah anda menyerahkan sesuatu (barang, ide atau jasa) dalam menerima pembayaran uang. Lebih lanjut William J. Stanton mengemukakan: Marketing is the total system of interacting business activity designed to plan, price, promote and distribute wonts satisfying needs and services to present and potensial consumers. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pemasaran adalah merupakan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem secara keseluruhan. Dikatakan sebagai suatu sistem secara keseluruhan karena pemasaran mencakup usaha seseorang atau badan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan konsumen, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga yang sesuai, menentukan cara-cara promosi yang efektif dan pola pendistribusian produk yang tepat waktu dan tempat. Di samping itu pemasaran mempunyai sasaran yang tertentu yaitu perusaaan memberikan kepuasan bagi pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial. Oleh karena itu pemasaran bukan suatu yang statis sifatnya yang hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen, melainkan suatu yang dinamis, yang secara terus menerus berusaha pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan para konsumen. Strategi Pemasaran Yoseph P. Guiltinan dan Gordon W. Paul mengemukakan pendapatnya tentang pengertian strategi pemasaran: Strategi pemasaran adalah merupakan pernyataan pokok terhadap dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu. Pendekatan rinci untuk menerapkan strategi ini ditentukan lewat program-program pemasaran yang spesifik, seperti program periklanan. Program promosi penjualan, program pengembangan produk, serta program penjualan dan distribusinya. Karena itu untuk mengetahui strategi pemasaran mana yang bermanfaat, maka perusahaan pertama-tama harus dapat mengetahui jenis kebutuhan yang akan dipengaruhinya. Dimana mereka menggolongkan kebutuhan tersebut ke dalam dua golongan yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan selektif. (1) kebutuhan primer adalah kebutuhan akan bentuk atau kelas produk atau jasa dasar dan (2) kebutuhan selektif adalah meliputi kebutuhan akan merek produk perusahaa. Diingatkan pula bahwa kedua macam kebutuhan tersebut tidak selalu benar-benar dapat dipisah-pisahkan. Sebab tidaklah mungkin satu perusahaan-perusahaan untuk mempengaruhi kebutuhan primer kecuali jika hasilnya dapat meningkatkan hasil penjualan merek selain juga penjualan bentuk produk. Demikian halnya kebutuhan selektif yang dirancang untuk mengurangi penjualan merek-merek pesaing mungkin akan merangsang kebutuhan primer. Agar manajer dapat memilih strategi pemasaran yang terbaik, maka terdapat beberapa macam informasi yang perlu diperhatikan. (1) strategi harus konsisten dengan sasaran produk (2) masalah dan peluang mengenai kebutuhan pembeli, ukuran pasar, dan kemampuan labaan harus ditentukan dari analisis situasi. (3) masalah dan peluang yang berkaitan dengan penetapan strategi harus dipertimbangkan. Lebih lanjut Alexander Hiam dan Charles D. Schewe (1994) mengemukakan terdapat tiga komponen strategi pemasaran yaitu :
1. Membagi-bagi pasar, yaitu perusahaan memandang pasar tertentu sebagai terdiri dari banyak bagian yang lebih kecil dan anggota-anggotanya memiliki karakteristik tertentu. Dalam artian bahwa segmentasi pasar yaitu membagi-bagi pasar heterogen yang besar menjadi segmen yang lebih kecil dan homogen. Lebih lanjut Hermawan Kartajaya menjelaskan variabel untuk membagi pasar bergeser dari geografi, demografi, perilaku dan akhirnya individu. Dalam posisi ”A”, pasar dianggap sebagai kumpulan individu yang berbeda satu sama lain menjelaskan untuk membagi pasar. Sedang pada posisi ”B”, pasar dianggap sebagai kumpulan orang yang cukup dibagi berdasarkan geografis dengan anggapan bahwa kebutuhan dan kemauan mereka sama. Terdapat tiga cara lain membagi pasar, yaitu (a) pembagian pasar berdasarkan variabel demografis untuk memilah-milah pasar atas faktor apa yang akan dibeli (whot to buy) (b) variabel psikografi membagi pasar atas dasar mengapa mereka membeli (why they buy), dan (3) mengacu pada kegiatan perilaku yang terjadi secara konkrit. 2. Memilih pasar sasaran, proses segmentasi pasar pada dasarnya mengidentifikasi segmensegmen yang mungkin dipilih para pemasar. Karena itu perusahaan harus mengevaluasi segmen-segmen tersebut dan memutuskan segmen mana yang akan dilayani. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam memilih strategi pembidikan pasar, maka pemasar harus mempertimbangkan sejumlah faktor seperti sumberdaya perusahaan harus cukup besar jika perusahaan merencanakan untuk membidik beberapa segmen. Menawarkan ragam produk dan program pemasaran yang luas membutuhkan biaya yang cukup besar. Karena jika sumberdaya perusahaan terbatas, maka mungkin lebih tepat jika mereka menerapkan strategi terkonsentrasi. Sementara itu Hermawan Kartajaya mengatakan perusahaan ”A” semua orang tanpa kecuali sebagai sasaran pasar. Sedang perusahaan ”B” memilih orang yang cocok yang diperkirakan dapat membeli produk yang dibuat. Perusahaan ”C” memilih orang hanya dalam segmen pasar yang dianggap paling efektif sebagai sasaran pasar. Perusahaan ”D” memilih orang yang berjumlah tidak banyak, terutama yang belum dilayani perusahaan secara baik. Perusahaan ’E” menganggap tiap pelanggan sebagai orang penting bag perusahaan, karena itu perlu mendapat pelayanan individual 3. Memilih pasar sasaran (Positioning) merupakan hasil persepsi tentang suatu produk atau merek yang dikomunikasikan kepada konsumen. Hal ini berbeda dengan citra, karena citra merupakan kesan menyeluruh tentang suatu produk sedangkan posisi adalah tempat acuan tertentu dalam benak konsumen. Strateginya adalah mencari satu atau beberapa karakteristik yang dapat digunakan untuk membedakan produk atau merek dari pesaing. Lebih lanjut Hermawan Kartajaya memberikan contoh bahwa perusahaan ”A” terposisi dengan sendirinya sebagai satu-satunya perusahaan dalam industri tersebut. Sedangkan perusahaan ”B” dapat punya posisi berlainan untuk setiap pelanggannya. Antara kedua situasi ekstern tersebut, perusahaan dapat memposisikan dirinya berturut-turut, sebagai lebih baik dari perusahaan lain, perusahaan yang berbeda dari yang lain, dan perusahaan yang punya posisi berbeda pada setiap kondisi yang berbeda. Konsep Marketing Mix Marketing mix pada dasarnya marupakan kombinas dari empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu; produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Untuk jelasnya keempat variabel tersebut akan diuraikan satu per satu berikut ini : 1. Pengembangan Produk Proses pengembangan produk dan pemasaran produk baru, sangat penting artinya untuk keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Dikatakan demikian karena produk baru mempunyai andil yang besar terhadap pertumbuhan pada banyak perusahaan dan seringkali merupakan penyumbang utama bagi laba perusahaan.
Yoseph P. Guiltinan dan Gordon W. Paul mengemukakan terdapat empat sasaran program pengembangan produk baru yaitu : a. Program Modifikasi Lini Produk Modifikasi produk bagi suatu perusahaan mungkin diperlukan untuk menerapkan strategi pemasaran mempertahankan pelanggan guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang sedang berubah, untuk mengimbangi penawaran baru dari pesaing atau sekedar untuk meningkatkan kepuasan terhadap produk. b. Program Perluasan Lini Produk Program perluasan lini produk dapat diterapkan untuk menjaring pelanggan pesaing dalam segmen dimana perusahaan padat itu mempunyai produk untuk ditawarkan, atau untuk merangsang permintaan diantara para bukan pemakai produk. c. Program Produk Komplementer Program produk komplementer dapat dikembangkan baik untuk meningkatkan penjualan produk yang sudah ada ataupun untuk memantapkan pertumbuhan penjualan dipasar yang bersangkutan d. Program Difersifikasi Program difersifikasi umumnya dirancang untuk mendirikan perusahaan baru guna mencapai sasaran-sasaran seperti peluang pertumbuhan atau stabilitas penjualan. 2. Program Penetapan Harga Rhenald Kasali mengemukakan pendapatnya tentang penentuan harga produk: persoalan harga yang wajar dan adil bagi konsumen ternyata bukan cuma penting bagi penjual bahan makanan, tetapi harga yang wajar dan adil menjadi dambaan bagi setiap konsumen pada hampir semua jenis produk, tempat belanja, dan kelas sosial. Harga yang wajar atau adil tidak selalu murah atau mahal, tetapi berhubungan dengan berbagai faktor seperti: biaya produksi, persaingan dan promosi yang dilakukan oleh produsen. Kebanyakan perusahaan secara sadar menetapkan harga produk mereka untuk mengatasi atau mencegah persaingan. Alexander Hiam dan Charles D Schewe mengelompokkan strategi penetapan harga kedalam dua kelompok yaitu: 1) Strategi penetapan harga berdasarkan biaya yang meliputi: a. b. c. d. e. f. g.
Strategi penetapan harga formula Strategi penetapan harga biaya plus Penetapan harga oleh pedagang perantara Strategi penetapan harga berdasarkan target lana Strategi penetapan harga titik impas Strategi penetapan harga berdasarkan kurva pengalaman Strategi penetapan harga berdasarkan biaya marjinal
2) Strategi penetapan harga berdasarkan permintaan yang terdiri dari: a. Strategi penetapan harga berdasarkan gensi b. Strategi elestisitas harga c. Strategi kisaran harga 3. Program Promosi Untuk memasarkan suatu produk dengan berhasil, maka manager harus mampu mengembangkan program komunikasi yang efektif kepada para konsumen dan perantara pemasaran
Promosi pada dasarnya mencakup pesan yang dibayar dan dirancang untuk memberikan dan menyakinkan pembeli atau pemakai tentang produk yang ditawarkan Yoseph P. Gultinan dan Gordon W. Paul mengemukakan bahwa : keputusan tentang pesan kepada konsumen (apa yang akan disampaikan dan bagaimana menyampaikannya) serta media (dimana pesan akan disajikan dan berapa kali) adalah penting dalam program promosi. Keputusan ini umumnya memerlukan keterampilan kreatif dan teknis yang sangat khusus namun dilakukan relatif jarang. Konsep tersebut menunjukkan bahwa penyampaikan pesan dalam rangkam mempromosikan produknya, mereka harus memperhatikan sasaran permasaran. Hal ini penting karena sasaran promosi harus dapat menunjang terlaksananya program pemasaran secara keseluruhan. 4. Program Saluran Distribusi Pemilihan saluran distribusi oleh para produsen merupakan suatu keputusan manajerial, dan harus dipertimbangkan secara matang, karena kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi dapat memperlambat bahan, dapat memacetkan usaha pendistribusian barang dari pihak produsen kepada pada konsumen. Pada umumnya produsen yang memproduksi dalam jumlah yang terbatas, lebih menyukai jika hasil produksinya disalurkan oleh satu lembaga perantara pemasaran yang telah terorganisir dengan baik. Hal ini dengan pertimbangan bahwa memudahkan perusahaan untuk melakukan pengendalian terhadap produk yang dipasarkan. Produsen dalam menggunakan banyak atau sedikit perantara pemasaran harus melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam hal ini jika terjadi kesalahan dalam pemilihan tersebut, dapat mengakibatkan kerugian bagi produsen. Misalnya jika memilih menggunakan terlalu banyak jenis perantara pemasaran (saluran yang panjang) dapat mengakibatkan margin pemasaran terlalu tinggi, yang tentunya mengakibatkan harga jual produk di tingkat konsumen menjadi sangat tinggi. Sehingga para konsumen sangat sulit untuk menjangkau produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Karena itu produsen dalam mengambil keputusan mengenai pemilihan saluran distribusi yang tepat, mereka terlebih dahulu harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan saluran distribusi tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi dikemukakan oleh Phlip Kotler sebagai berikut : a. b. c. d. e. f.
Ciri-ciri pelanggan Ciri-ciri khas produk Ciri-ciri pedagang perantara Ciri-ciri persaingan Ciri-ciri perusahaan produsen Ciri-ciri lingkungan
Konsep Efisiensi Pemasaran Efisiensi pemasaran pada dasarnya terdiri atas dua yaitu efisiensi operasional dan efisiensi harga. Efisiensi operasional yaitu aktivitas pada berbagai fungsi fisik pemasaran selama proses pemasaran yang terdiri dari; pemindahan, processing dan distribusi. Sedang efisiensi harga dalah berhubungan dengan berapa banyak yang diberikan dan berapa harga efektif yang timbul selama proses pemasaran. Downey dan Ericson mengemukakan: efisiensi pemasaran sering digunakan dalam memulai proses kerja pemasaran. Hal ini mencerminkan suatu konsensus, bahwa pelaksanaan proses pemasaran harus berlangsung secara efisien. Efisiensi dapat diartikans sebagai peningkatan rasio keluaran masukan yang umumnya dapat dicapai salah satu dari empat cara yaitu, (1) keluaran konstan sedang masukan mengecil (2)
keluaran meningkat sedang masukan konstan, (3) keluaran meningkat dalam kadar yang lebih tinggi dibanding dengan peningkatan masukan dan (4) pengeluaran menurun dalam kadar yang lebih rendah dibanding dengan penurunan masukan. Selanjutnya Downey dan Ericson mengemukakan rumus dari efisiensi pemasaran adalah : Efisiensi Pemasaran
Output Pemasaran Input Pemasaran
Oleh karena itu efisiensi pemasaran akan meningkat jika : 1. Biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan total salah satu lembaga dapat ditingkatkan 2. Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan proses tidak terlalu tinggi 3. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran 4. Adanya kompetisi pasar yang sehat Sementara itu Mobyarto mengemukakan bahwa sistem pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi syarat: (1) mampu memperbaiki hasil produksi dengan biaya serendah mungkin: (2) mampu melakukan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Perkembangan Penjualan Tujuan perusahaan pada umumnya adalah meningkatkan volume penjualan perusahaan dalam upaya untuk mengoptimalkan laba yang diperoleh (baik laba jangka pendek maupun jangka panjang). Untuk meningkatkan volume penjualan dan memperoleh laba yang optimal, maka perlu dilakukan berbagai upaya pemasaran. Peranan pemasaran menjadi sangat penting sebab tanpa adanya pemasaran yang lancar, maka tidaklah mungkin perusahaan dpaat meningkatakn volume penjualannya. PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang pemasaran bahan makanan dan salah satu produk bahan makanan yang dipasarkan adalah Biskuit Tanggo wafer. Dalam melakukan aktivitas pemasaran, perusahaan senantiasa melakukan evaluasi tentang sistem pemasaran dan pertumbuhan penjualan yang telah dicapai. Adapun perkembangan penjualan produk wafer tanggo yang dicapai oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa penjualan wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar selama 2 tahun (8 triwulan) terakhir menunjukkan adanya peningkatan yang cukup besar dari triwulan ke teribulan. Pada triwulan 1 tahun 2009 volume penjualan wafer tanggo hanya sebesar 9.634 karton, dan meningkat dua kali lipat lebih pada triwulan ke IV tahun 2009 yaitu sebesar 22.156 karton. Pada triwulan I tahun 2010 volume penjualan yang dicapai sebesar 29.494 karton dan pada triwulan ke IV tahun 2010 volume penjualan sudah mencapai 51.746 karton. Untuk melihat laja pertumbuhan penjualan wafer tanggo selama 8 (delatan) tripulan (2 tahun) terakhir yang dilakukan besar yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang digunakan rumus: Berdasarkan humus pertumbuhan penjualan tersebut, maka dapat dihitung pertumbuhan penjualan wafer tanggo selama 8 triwulan (2 tahun) yaitu 1998 – 1999 sebagai berikut :
Laju pertb ( LP )
Penj. triwulan yg bersangku tan penj. triwulan sebelumnya x 100 % Penjualan triwulan belumnya
1. Laju Pertumbuhan Triwulan II Tahun 1998 Laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo dilakukan oleh Cemerlang pada triwulan II tahun 1998 dapat dihitung: LP Tw II 1998
PT. Arta Boga
10.573 9.634 x 100 % 10 % 9.634
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo yang dilakukan PT. Arta Boga Cemerlang Makassar pada triwulan II tahun 1998 adalah sebesar 10% atau sebesar 939 karton LP Tw III1998
9716 10.573 x 100 % 8 % 10.573
2. Laju Pertumbuhan Triwulan II Tahun 2009 Laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo dilakukan oleh Cemerlang pada triwulan III tahun 2009 dapat dihitung.
PT. Arta Boga
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar pada triwulan II tahun 2009 adalah mines sebesar 8% atau sebesar – 857 karton. 3. Laju Pertumbuhan Triwulan IV Tahun 2009 Laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo dilakukan oleh Boga Cemerlang pada triwulan IV tahun 2009 dapat dihitung:
LP Tw IV 2009
PT. Arta
22.156 9716 x 100 % 128 % 9.516
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar pada triwulan II tahun 1998 adalah sebesar 128% atau sebesar 12.440 karton. 4. Laju Pertumbuhan Triwulan I Tahun 1999 LP Tw I 2010
29.494 22.156 x 100 % 33 % 22.156
Laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo dilakukan oleh Cemerlang pada triwulan I tahun 2010 dapat dihitung.
PT. Arta Boga
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar pada triwulan II tahun. 1998 adalah sebesar 33% atau sebesar 7.338 karton LP Tw II 2010
48.204 29.494 x 100 % 63 % 29.494
5. Laju Pertumbuhan Triwulan II Tahun 2010 Laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo dilakukan oleh Boga Cemerlang pada triwulan II tahun 2010 dapat dihitung:
PT. Arta
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar pada triwulan II tahun 2010 adalah sebesar 63% atau sebesar 18.710 karton 6. Laju Pertumbuhan Triwulan III Tahun 2010 Laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo dilakukan oleh Boga Cemerlang pada triwulan III tahun 1999 dapat dihitung:
LP Tw III 2010
PT. Arta
44.608 48.204 x 100 % 7 % 48.204
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar pada triwulan II tahun 1999 adalah mines sebesar 7% atau sebesar – 3.596 karton. LP Tw IV 2010
61.747 44.608 x 100 % 38 % 44.608
7. Laju Pertumbuhan Triwulan IV Tahun 2010 Laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang pada triwulan IV tahun 2010 dapat dihitung: Hasil perhitungan menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar pada triwulan II tahun 2009 adalah sebesar 38% atau sebesar 17.139 karton. Untuk jelasnya pertumbuhan penjualan wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang selama triwulan (2 tahun) terakhir dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. persentase Laju Pertumbuhan Penjualan Wafer Tanggo Tahun 20092010 Tahun/Triwulan
Volume Penjualan (KRT)
Pertumbuhan Penjualan Karton
Persen
Triwulan I 2009
9.634
-
-
Triwulan II 2009
10.573
939
10%
Triwulan III 2009
9.716
(857)
(8%)
Triwulan IV 2009
22.156
12.440
128%
Triwulan I 2010
29.494
7.338
33%
Triwulan II 2010
48.204
18.710
63%
Triwulan III 2010
44.608
(3.596)
(7%)
Triwulan IV 2010
61.747
17.139
38%
Sumber PT. Arta Boga Cemerlang, data diolah Tabel 1. menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penjualan wafer tanggo selama 8 triwulan (dua tahun) menunjukkan adanya peningkatan yang cukup besar dimana laju pertumbuhan tiap-tiap triwulan mengalami kenaikan kecuali pada triwulan III. Prosentase pertumbuhan penjualan terbesar terjadi pada triwulan IV tahun 2009 yaitu sebesar 128% dari triwulan sebelumnya. Analisis Marketing Mix
Salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh pimpinan PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar di bidang pemasaran wafer tanggo adalah keputusan dibidang marketing mix yang meliputi produk, harga promosi dan saluran distribusi. Untuk jelasnya keempat variabel tersebut akan diuraikan atau per satu berikut : 1. Analisis Produk Produk dan jasa merupakan unsur pertama dan utama dalam marketing mix dikatakan demikian karena tanpa adanya produk atau jasa, maka secara otomatis kegiatan pemasarn tidak ada. PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar yang memasarkan produk berupa biskuit wafer tanggo senantiasa berupa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginamn dari para konsumen. Hal tersebut dilakukan karena pimpinan perusahaan sangat sadar bahwa tanpa adanya kepuasan dari para konsumen, maka produk yang dipasarkan tidak akan berkembang, bahkan dapat mengakibatkan perusahaan jadi gulung tikar. Hal tersebut disebabkan karena jika para konsumen tidak merasa puas akan produk yang dibeli maka sangat kecil kemungkinan mereka akan melakukan pembelian ulang dari produk perusahaan. Melainkan mereka akan mencari produk yang sejenis dari perusahaan. Disamping itu konsumen yang tidak puas, maka mereka akan berbicara tentang kekecewaan mereka akan produk tersebut sehingga para pembeli potensial yang bermaksud untuk membeli produk perusahaan, maka ia akan mengurungkan niatnya lalu mencari produk lain yang sejenis. Sebagai perusahaan distributor yang menyadari keberadaannya, maka perusahaan senantiasa berusaha untuk memasarkan atau menyalurkan produk yang dibebankan oleh pihak pabrik kepadanya. Oleh karena itu dalam tiga tahun terakhir PT. Arta Boga Cemerlang Makassar berusaha untuk memasarkan semua jenis produk wafer tanggo yang dihasilkan oleh pihak pabrik (lihat tabel lampiran 1). Pada tahun 1998 diperoleh bahwa PT. Arta Boga Cemerlang Makassar hanya memasarkan dua item dengan empat jenis produk wafer tanggo yaitu: (1) wafer tanggo 32 GR yang terdiri dari Chocolate dan Susu Vanila (2) TTL Wafer tanggo 192 GR yang terdiri dari Chocolate dan Susu Vanila. Pada tahun 2010 diperoleh bahwa PT. Arta Boga Cemerlang Makassar telah memasarkan tiga item dan tiga belas jenis produk wafer tanggo yaitu: (1) wafer tanggo 32 GR yang terdiri dari Chocolate dan Susu Vanila, tiramisu, sango dan strawbery (2) TTL wafer tanggo 32 yang terdiri dari; Chocolate, Susu Vanila. Tiramisu, Strawbery (3) TTL wafer tanggo 192 GR yang terdiri dari; Chocolate, Susu Vanila. Tiramisu, Strawbery. Jika diamati jenis produk wafer tanggo yang dipasarkan oleh PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar, maka terlihat perusahaan menerapkan strategi diversifikasi dan strategi pengembangan produk dalam memasarkan produk tersebut. Disamping pengembangan jenis produk, perusahaan juga senantiasa memperhatikan kemasan dari produk. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran produk bahan makanan, maka pihak perusahaan juga senantiasa mencantumkan tanggal kadaluarsa dari produk yang dipasarkan. Hal penting agar para konsumen dapat merasa aman mengkonsumsi produk wafer tanggo. Dan sebagai garansi perusahaan, maka pihak perusahaan senantiasa melakukan pengecekan produk kepada para agen dan toko-toko yang memasarkan produk wafer tanggo dan bersedia menggantinya jika ditemukan adanya produk wafer tanggo yang sudah kadaluarsa. 2. Analisa Harga Harga sebagai variabel marketing mix tidak kala pentingnya dengan produk dikatakan demikian karena harga merupakan nilai dari produk yang dipasarkan. Hasil penelitian pada PT. Boga Cemerlang Makassar diperoleh bahwa strategi penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan yaitu strategi harga sama, dalam artian bahwa pihak distributor dalam hal ini PT.
Arta Boga Cemerlang menerapkan strategi harga yang sama terhadap satu jenis produk kepada seluruh lapisan perantara ataupun konsumen di seluruh wilayah Indonesia. Misalnya jika harga wafer tanggo per karton di Jakarta sebesar Rp. 50.000 untuk produk wafer tanggo 32 GR jenis Chocolate maka di Makassar, Irian Jaya, dan Aceh dan Propinsi lain di Indonesia harga tersebut harus sama yaitu Rp. 50.000 per karton. Jadi strategi harga produk wafer tanggo yang diterapkan oleh PT. Arta Boga Cemerlang pada prinsipnya sama dengan strategi harga yang diterapkan oleh perusahaan distributor rokok seperti Gudang Garam dan Sampurna. Strategi ini ditempuh dengan pertimbangan bahwa, para konsumen merasa tenang untuk membeli produk kapan dan dimanapun mereka berada tanpa perlu mereka melakukan tawar menawar terhadap harga. 3. Analisis Saluran Distribusi Saluran distribusi sebagai variabel marketing mix juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemasaran dewasa ini. Hal tersebut disebabkan karena suatu produk hanya dapat sampai ke tangan konsumen jika melalui saluran distribusi. PT. Arta Boga Cemerlang Makassar sebagai distributor tunggal produk biskuit wafer tanggo di Kawasan Timur Indonesia menjadi sepenuhnya akan pentingnya saluran distribusi di bidang pemasaran bagi perusahaan. Hal disebabkan karena perusahaan menyadari bahwa jika salah dalam memilih saluran distribusi maka akan berakibat fatal bagi perusahaan. Hal tersebut didasari karena harga yang ditetapkan untuk semua wilayah adalah sama. Karena itu pemilihan saluran harus benar-benar selektif dalam rangka meningkatkan efisiensi pemasaran bagi perusahaan. Oleh karena pimpinan perusahaan senantiasa berupaya mengkaji dengan sungguhsungguh sebelum membuat keputusan tentang strategi saluran distribusi yang akan digunakan dalam menyalurkan produknya. Hal ini penting karena jika strategi yang ditempuh perusahaan salah, maka akan dapat menghambat pendistribusian barang dari pihak produsen ke pihak konsumen. Yang tentunya akan membawa pengaruh buruk atau tidak menguntungkan bagi perusahaan. PT. Arta Boga Cemerlang Makassar sebagai perusahaan swasta nasional dalam pengambilan keputusan tentang saluran distribusi pemasaran wafer tanggo yang dihasilkannya senantiasa berpegang pada prinsip bagaimana agar hasil produknya dapat sampai ke tangan konsumen secara tepat, lancar, dengan meminimumkan biaya distribusi. Adapun saluran distribusi yang digunakan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar dalam tahun 1999 dalam memasarkan produk wafer tenggo di Kawasan Timur Indonesia yaitu: a. PT. Arta Boga Cemerlang b. PT. Arta Boga Cemerlang
- Agen – pengecer/toko – konsumen - Pengecer/toko – konsumen
Untuk jelasnya kedua saluran distribusi tersebut, dalam bentuk gambar dapat dilihat pada gambar 3. PT. Arta Boga Cemerlang Makassar
Agen
Pengecer
KONSUMEN
Gambar 2. Saluran distribusi pemasaran wafer tanggi oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar. Ditambahkan bahwa dalam pemasaran wafer tanggo oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar menggunakan dua jenis saluran distribusi yaitu saluran distribusi produsen – agen pengecer konsumen dan saluran distribusi pengecer - konsumen 4. Analisis Promosi Promosi merupakan unsur keempat dari variabel marketing mix, juga tidak kala pentingnya dengan variabel lain. Dikatakan demikian karena promosi merupakan komunikasi yang menghubungkan antara produsen dan konsumen. Karena itu, produsen dalam memasarkan produknya senantiasa dituntut dapat memberikan informasi yang efektif dalam artian dapat menjangkau semua konsumen serta dapat menyakinkan konsumen akan keunggulan dari produk yang ditawarkan. PT. Arta Boga Cemerlang Makassar, sebagai perusahaan distributor terkemuka di Indonesia, dalam memasarkan produk khususnya produk biskuit wafer tanggo, perusahaan tidak terlalu menekankan para aspek ini. Hal tersebut disebabkan karena promosi penjualan produk ditanggung sepenuhnya oleh pihak produsen (pabrikasi) Produk biskuit wafer tanggo, sebagai produk biskuit bermerek di Indonesia, dimana pihak pabrikasi melakukan promosi baik nasional maupun regional. Promosi yang digunakan secara nasional hampir menggunakan semua media baik media elektronik maupun media cetak. Seperti TV Swasta, Majalah, Koran nasional maupun koran reginal. Sehingga dengan promosi yang gencar secara nasional maupun regional yang dilakukan oleh pihak pabrikasi, membuat distributor dalam hal ini, PT. Arta Boga Cemerlang tidak melakukan promosi atas produk yang dipasarkannya. Analisis Efisiensi Pemasaran Efisiensi pemasaran merupakan rasio luara pemasaran terhadap masukan pemasaran. Luaran pemasaran meruakan omset penjualan yang disajikan oleh perusahaan selam dalam satu periode waktu tertentu. Sedang input pemasaran adalah dana atau pengorbanan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk sampai ke tangan konsumen. Dalam melakukan pemasaran biskuit tanggo di Kawasan Timur Indonesia PT. Arta Boga Cemerlang Makassar senantiasa berusaha untuk meningkatkan efisiensi pemasarannya. Hasil penelitian diperoleh bahwa PT. Arta Boga Cemerlang Makassar mengeluarkan biaya-biaya pemasaran seperti, gaji sales, potongan penjualan, biaya angkut, biaya kendaraan operasi pemasaran dan biaya-biaya pemasaran lainnya. Sedang luaran pemasaran adalah merupakan hasil penjualan yang dicapai oleh perusahaan selama periode waktu tertentu. Adapun hasil penjualan dan biaya pemasaran wafer tanggo di Kawasan Timur Indonesia yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar selama 2 (dua) tahun atau 8 (delapan) triwulan terakhir dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan data omzet penjualan dan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh PT. Arta Boga Cemerlang seperti terlihat pada tabel 1. maka dapat dihitung efisiensi pemasaran biskuit wafer tanggo di Kawasan Timur Indonesia selama 2 tahun terakhir (8 triwulan) dengan rumus: Efisiensi Pemasaran
Input Pemasaran ( Biaya Pemasaran ) x100 % Output Pemasaran (Omset Penjualan)
Tabel 2. Omset Penjualan Dan Biaya Pemasaran Biskut Wafer Tanggo di Kawasan Timur Indonesia Tahun 2009-2010
Tahun / Triwulan
Volume Penjualan (Rp)
Biaya Pemasaran (Rp)
Triwulan I 2009
765.269.000
22.858.826
Triwulan II 2009
829.980.500
22.664.641,5
Triwulan III 2009
762.706.000
23.924.724
Triwulan IV 2009
1.739.246.000
42.554.724
Triwulan I 2010
2.250.628.000
74.106.470
Triwulan II 2010
3.405.448.000
109.658.627
Triwulan III 2010
3.163.289.200
103.984.481
Triwulan IV 2010
4.538.571.100
129.061.871
Sumber PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar Berdasarkan data omzet penjualan dan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh Efisiensi Pemasaran
Input Pemasaran ( Biaya Pemasaran ) x100 % Output Pemasaran (Omset Penjualan)
PT. Arta Boga Cemerlang seperti terlihat pada tabel 1, maka dapat dihitung efisiensi pemasaran biskuit wafer tanggo di Kawasan Timur Indonesia selama 2 tahun terakhir (8 triwulan) dengan rumus: Tahun 2009
Triwulan I
22.858.826 x 100% 2,99% 765.269.000
Triwulan II
22.664.641,5 x 100% 2,73% 829.980.500
Triwulan III
23.924.724 x 100% 3,14% 762.706.000
Triwulan IV
42.554.724 x 100% 2,45% 1.739.246.000
Tahun 2010 Triwulan I
74.104.470 x 100% 3,29% 2.250.628.000
Triwulan II
109.658.627 x 100% 3,22% 3.405.448.000
Triwulan III
103.984.481 x 100% 3,29% 3.163.289.200
Triwulan IV
129.061.871 x 100% 2,84% 4.538.571.000
Efisiensi pemasaran biskuit wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang Makassar, cukup tinggi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perbandingan
antara biaya pemasaran dengan output pemasaran (omset penjualan) relatif sangat kecil yaitu semua berada dibawah 4%. Prosentase biaya pemasaran tertinggi terjadi pada triwulan I dan triwulan III tahun 2010 yaitu sebesar 3.29% sedang prosentase biaya terendah terjadi pada triwulan IV tahun 2009 yaitu sebesar 2,45 Jika kita menganalisis lebih jauh tentang perkembangan efisiensi pemasaran biskuit wafer tanggo, menunjukkan kecenderungan yang kurang efisien. Namun karena dalam upaya untuk mengejar omset penjualan yang lebih besar dengan mengjangkau seluruh wilayah di Kawasan Timur Indonesia, maka mau tidak mau dengan adanya perluasan jaringan distribusi sampai kesemua Kabupaten yang ada, mengakibatkan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan menjadi besar. Akan tetapi keuntungan yang diperoleh perusahaan berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan PT. Arta Boga Cemerlang menunjukkan adanya tambahan keuntungan sering dengan meningkatkan volume penjualan. Hal tersebut disebabkan karena biaya pemasaran produk seperti terlihat pada analisis efisiensi pemasaran semuanya barada di bawah 4%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Analisis perkembangan penjualan menunjukkan bahwa penjualan wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang di Makassar selama tahun 1998 sampai dengan tahun 1999 mengalami peningkatan yang cukup besar tiap tahunnya. Dimana pada triwulan I tahun 1988 volume penjualan hanya sebesar 765.269.000 karton, kemudian meningkat menjadi 2.250.628.000 karton pada triwulan I tahun 1999 dan meningkat lagi menjadi 4.538.571.000 karton pada triwulan IV tahun 1999. 2. Analisis marketing mix menunjukkan bahwa sebagai perusahaan distributor PT. Arta Boga Cemerlang Makassar lebih menekankan pada aspek saluran distribusi. Hal tersebut disebabkan karena produk, harga, dan promosi telah banyak diperankan oleh pihak pubrikasi. 3. Analisis efisiensi pemasaran menunjukkan bahwa efisiensi pemasaran biskuit wafer tanggo yang dilakukan oleh PT. Arta Boga Cemerlang, menunjukkan adanya efisiensi pemasaran yang cukup tinggi. Hal perhitungan menunjukkan bahwa prosentase biaya pemasaran dengan omzet penjualan sangat kecil yaitu semuanya berada di bawah 3,5%. DAFTAR PUSTAKA Alex S, Nitisemito. 1994. Marketing. Cetakan Ketiga. Ghalia Indonesia. Jakarta. Basu Swasta D.H. 1994. Azas-Azas Marketing. Edisi Kedua. Cetakan Pertama Libery. Yogyakarta. Basu Swasta dan Irawan. 1993. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Cetakan Pertama Liberty. Yogyakarta. Buskrik H. Richard. 1994. Principles of Marketing Management. Ferst Edition. Hold Richard and Winston Inc. New York. Philip Kotler. 1990. Manajemen Pemasaran (Analisis Perencanaan dan Pengendalian). Edisi Ketujuh Erlangga. Jakarta. -----------------. 1991. Principles of Marketing. Second Edition. Prentice Hall of India Private Limited New Delhi. Rhenald Kasali. 1998. Politiking di Panggung Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. --------------. 1999. Membidik Pasar Indonesia (Segmentasi, Tergeting, Positioning). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Rewoldt II.S.dkk., Strategi Distribusi Pemasaran Bina Aksara. Jakarta 1986. Soehardi Sigit. 1992. Marketing Praktis. Armurita. Yogyakarta. Warren Keegen. 1991. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. Disadur Oleh Djaslin Seladin Mandar Maju. Bandung. William J. Stanton. 1985. Fundamental of Marketing. Ferst Edition. Mc. Grow Hill Book Company. New York. Winardi 1991. Manajemen Pemasaran. Cetakan Pertama. Sinar Baru. Bandung.