ANALISIS PAHAM GANBARU DALAM LAGU 「RISING SUN」 」KARYA ATSUSHI SATO Adelheida Marsha, Elisa Carolina Marion Universitas Bina Nusantara, Jln. Kemanggisan Ilir III no.45, Kemanggisan / Palmerah, Jakarta Barat 11480, (+6221) 532-7630,
[email protected]
ABSTRAK Ganbaru sebagai kebudayaan dari masyarakat Jepang telah mempengaruhi salah satu karya sastra, yakni sebuah lagu karya Exile yang berjudul Rising Sun yang diciptakan untuk menyemangati bangsa Jepang setelah terkena dampak bencana gempa dan tsunami 2011. Ganbaru adalah semangat dan tindakan untuk berusaha keras tanpa dikalahkan kesulitan untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis paham ganbaru yang ada di dalam budaya masyarakat Jepang melalui lagu Rising Sun. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yakni metode deskriptif analitis untuk menganalisis setiap baitnya dan metode kepustakaan untuk mencari data yang diperlukan. Hasil yang didapat adalah pada bait pertama, keempat, dan kesembilan mengandung unsur ganbaru yang berhubungan dengan semangat berjuang. Pada bait kedua, ketiga, kelima, dan keenam berhubungan dengan tidak menyerah. Lalu bait ketujuh yang berhubungan dengan kegigihan dan bait kedelapan yang berhubungan dengan bertahan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam lagu Rising Sun terkandung konsep ganbaru yang memiliki makna tidak menyerah, bertahan, melakukan yang terbaik, kegigihan, dan bersemangat berjuang. Hal tersebut juga membuktikan bahwa ganbaru sebagai budaya dari masyarakat Jepang tersebut masih hidup di tengah-tengah masyarakatnya. Kata kunci : Masyarakat Jepang, kebudayaan, ganbaru, dan Rising Sun.
ABSTRACT This research was focus on ganbaru, a culture in Japanese society which has influenced a musical art, a song by Exile, called Rising Sun. The song was composed to encouraged teh people of Japan whose been hit by earthquake and tsunami disaster in 2011. Ganbaru means courage and action to fight without fear of difficulties, to aim purpose. The research analysed ganbaru concept in Japanese culture as it written in Rising Sun. Method use are analitic description to analyze the couplets and library method to seek datas. The result came out as this, the first, fourth, and nineth couplets shows the ganbaru spirit of combat. The second, third, fifth, and sixth couplets filled with the ganbaru spirit of not giving up. The seventh couplet shows persistency and the eighth couplet strengthened self-esteem. The conclusions are clear that the Rising Sun song contains the spirit of ganbaru. This also proved that ganbaru as a part of Japanese culture still exist among the society. Keywords : Japanese society, culture, ganbaru, and Rising Sun
1
PENDAHULUAN Jepang merupakan suatu negara kepulauan dengan empat kepulauan utama, yakni pulau Hokkaido, pulau Honshu, pulau Shikoku, dan pulau Kyushu. Jepang juga merupakan sebuah negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. Selain itu negara Jepang juga memiliki letak topografi yang rawan dengan bencana alam seperti gempa (Kodansha International, 2004: 12 – 17). Pada tanggal 11 Maret 2011, negara Jepang terkena bencana alam yang sangat hebat. Bencana alam itu adalah gempa dan tsunami. Bencana tersebut menewaskan banyak orang dan merugikan bagi berbagai pihak. Oleh karena itu, banyak kalangan dari segala penjuru memberikan bantuan. Bantuan tersebut tidak hanya dengan uang dan lain sebagainya, bagi para musisi mereka membantu para korban dengan musik. Salah satu dari musisi tersebut adalah Atsushi Sato, anggota dari EXILE. Ia pun terinspirasi untuk membantu para korban dengan membuat lagu untuk menyemangati dan mendorong mereka. Selanjutnya hasil dari penjualan lagu tersebut juga disumbangkan untuk membantu para korban. Semangat untuk berusaha yang terus dipertahankan disebut juga dengan ganbaru (Frühstück, 1998, hal. 104). Ganbaru sendiri merupakan salah satu kebudayaan dari masyarakat Jepang yang sudah ada dari jaman Edo dan sudah mengalami perkembangan sejak saat itu. Ganbaru tersebut sudah melekat dalam masyarakat Jepang. Ganbaru merupakan sebuah aktivitas yang digunakan untuk berusaha terus menerus dan mendapatkan hasil yang terbaik (Haghirian, 2011). Secara garis besar konsep ganbaru memiliki makna untuk tidak mudah menyerah atau tidak mudah putus asa. Selain itu, ganbaru juga merupakan kegigihan, keteguhan, ketabahan, dan kerja keras (Allison, 1994, hal. 119 – 120). Ganbaru juga merupakan cermin dari usaha keras dan keuletan masyarakat Jepang. Mereka melibatkan diri mereka untuk bekerja keras hingga tujuan yang ingin mereka capai terpenuhi (Albach, 1994, hal.388). Kuatnya budaya ganbaru tersebut membuat bangsa Jepang memegang erat prinsip ganbaru tersebut dan mempercayainya. Sampai saat ini ganbaru yang merupakan budaya dari bangsa Jepang yang telah berkembang dan mempengaruhi karya–karya sastra. Salah satunya adalah melalui lagu, karena lagu merupakan sarana yang digunakan seorang untuk menyampaikan pesan tertentu. Salah satu dari lagu tersebut adalah Rising Sun karya Atsushi Sato ini. Lagu tersebut memiliki unsur ganbaru. Berdasarkan artikel dalam Exile’s Official Website (2011), Atsushi Sato yang merupakan anggota dari Exile, menciptakan lagu tersebut sesudah negara Jepang terkena bencana gempa dan tsunami. Lagu tersebut ia ciptakan untuk mendorong, menyemangati, dan mempersatukan bangsa Jepang. Hal tersebut, membuat penulis merasa tertarik untuk meneliti lagu yang sudah dipengaruhi oleh suatu budaya yang kuat dari masyarakat Jepang. Budaya bangsa Jepang yang kuat tersebut adalah ganbaru. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk membuktikan keberadaan konsep ganbaru yang terdapat pada lagu ini. Selain itu penulis ingin lebih mengetahui mengenai pemahaman ganbaru melalui lagu Rising Sun oleh Exile.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah metode kepustakan digunakan penulis guna mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan dari bahan – bahan referensi seperti buku, dan makalah yang bersangkutan dengan topik yang akan dibahas oleh penulis. Penulis juga menggunakan metode deskriptif analitis yang termasuk dalam metode analisis data penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam , suatu data yang mengandung makna (Sugiono, 2006, hal. 9). Metode analitis deskriptif, digunakan untuk menganalisis lirik. pendeskripsian lirik digunakan untuk mendapatkan makna – makna yang tersembunyi dalam lirik lagu.
2
HASIL PEMBAHASAN Pada pembahasan ini, penulis akan menjelaskan mengenai analisis konsep ganbaru yang terdapat pada lagu Rising Sun karya Atsushi Sato. Lagu tersebut diciptakan untuk memberikan semangat pada para korban bencana gempa dan tsunami Jepang 2011.
Konsep Ganbaru Dalam budaya masyarakat Jepang, terdapat konsep ganbaru. Ganbaru tersebut sudah terbentuk dari jaman Edo dan terus berkembang pengertian dan makna hingga sekarang. Makna tersebut mengalami sedikit perubahan dan terus bertambah demi waktu ke waktu. Makna ganbaru tersebut antara lain adalah untuk mengawasi, membidik, tidak menyerah terhadap keinginan sendiri, dan tiak menyerah hingga akhir (Akiko, 2006, hal. 137 -154). Kehadiran ganbaru ditengah–tengah masyarakat Jepang sangatlah penting. Sehingga sebelum memulai suatu kegiatan, mereka cenderung untuk berpikir ganbaru terlebih dahulu, berpikir untuk berusaha memberikan yang terbaik. Masyarakat Jepang menganggap ganbaru tersebut dapat menghasilkan suatu hasil yang terbaik (David dan Ikeno, 2002, hal 84). Ganbaru itu sendiri merupakan sebuah semangat untuk berjuang, keuletan ,kegigihan, ketabahan, dan kerja keras. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan tujuan akhir. Selain itu, untuk mencapai tujuan akhir, ganbaru dibutuhkan juga semangat juang untuk tidak menyerah dan dapat bertahan dalam setiap kondisi (Allison, 1994, hal. 119 – 120) Hingga saat ini ganbaru masih berada ditengah–tengah masyarakat Jepang. Ganbaru tersebut digunakan dihampir seluruh lapisan masyarakat. Ganbaru tersebut digunakan secara tertulis maupun secara lisan karena ganbaru sering digunakan, bagi masyarakat Jepang ganbaru tersebut sudah seperti menjadi kata sapaan sehari–hari (Amano, 1994, hal. 224). Ganbaru tersebut sudah melekat pada budaya masyarakat Jepang. Secara sadar atau tidak sadar mereka telah melakukan ganbaru, karena mereka adalah masyarakat yang gigih dan melalukan yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan. Menurut pandangan mereka menyerah atau mencari alternatif lain dengan menghindari kesulitan merupakan sebuah kelemahan. Dari semua teori yang didapat, maka makna dari ganbaru itu sendiri dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut: Tidak menyerah Bertahan Keteguhan Keuletan
Konsep ganbaru dalam masyarakat Jepang
Melakukan yang terbaik Kegigihan Ketabahan Semangat berjuang
Bagan 1 Konsep Ganbaru dalam Masyrakat Jepang
3
Analisis Bait Pertama
陽ひよ はまたのぼってゆく あ き So, Rising Sun 夜明けはそばに来てる そのひかり 光 がここから どこまでも広ひろがってく・・・・ So, Rising Sun
So, Rise, Rising Sun
Bait pertama ini memiliki cerita mengenai terbitnya matahari. Namun dibalik cerita, terdapat makna ganbaru. Pada bait ini sang penyanyi mencoba untuk memberikan semangat yang mencerminkan ganbaru melalui sebuah harapan. Harapan tersebut adalah Jepang akan kembali pulih dan bangkit kembali. Karena dengan harapan, dapat mempengaruhi pikiran dan memotivasi individu untuk melakukan suatu tindakan demi tercapainya harapan tersebut (Harahap, 2010, hal. 8). Tindakan tersebut adalah usaha keras, seperti yang dikatakan Haghirian (2011), bahwa usaha kerja keras tersebut merupakan sebuah proses yang aktif yang digunakan seseorang guna mencapai suatu tujuan.
「太陽」 「光」 「希望・光明」
Harapan tersebut tampil pada beberapa kata, yakni dan . Menurut Shinmura (1998), dan memiliki definisi (harapan dan masa depan yang cerah). Pada bait ini penyanyi optimis bahwa Jepang masih memiliki harapan untuk bangkit dari keterpurukan yang disebabkan oleh bencana alam gempa dan tsunami yang mereka alami. Walaupun bencana menimpa mereka, pasti masih terdapat harapan untuk masa depan. Oleh karena itu para korban harus tetap bersemangat dan tidak menyerah dalam menghadapi hidup ke depannya. Para korban bencana gempa dan tsunami Jepang harus bersama–sama bersemangat. Karena jika semangat tersebut terus menerus membara, maka akan timbul semangat berjuang dan semangat berjuang itu adalah ganbaru (Frühstück, 1998, hal. 104).
「太陽」 「光」
Analisis Bait Kedua くら やみ なか どんな暗 いよる 闇の中でもしん あ 明み らけない夜 はないと 信じて い なに かん 未来のため 何かを感じてる Bait kedua ini memiliki hubungan dengan bait pertama. Pada bait ini, penyanyi percaya akan titik terang di dalam kegelapan. Titik terang tersebut adalah dan yang memiliki arti harapan dan masa depan yang cerah. Lalu kegelapan merupakan konotatif dari masalah dan keterpurukan yang terjadi pasca bencana alam tersebut.
「太陽」
「光」
「闇 」
Harapan tersebut terdapat pada (Shinmura, 1998, hal. 2699 – 2700). Bait kedua ini menceritakan mengenai adanya harapan dalam kegelapan. Walaupun berada didalam kegelapan yang tidak ada harapannya, namun para korban harus percaya akan masa depan dan percaya bahwa kegelapan tersebut akan berakhir. Dengan semangat untuk berjuang, penyanyi mengajak para korban bencana gempa dan tsunami Jepang untuk dapat terus berusaha maju berusaha supaya dapat mengalahkan kegelapan dan keputus asaan. Masyarakat Jepang tidak boleh menyerah, harus berjuang dalam menghadapi dan melakukan segala sesuatu setelah bencana gempa dan tsunami tersebut agar ke depannya mereka akan pulih kembali dan Jepang akan bangkit, karena ganbaru merupakan proses aktif untuk berjuang keras dan tidak menyerah dapat menyelesaikan dan meraih apa yang menjadi tujuan mereka (Haghirian, 2011).
Analisis Bait Ketiga さき
たび 先が見こみどえない 旅 だとしても う と ひ この鼓動 が 止 まる日 までちか けっ 決してあきらめないと 誓おう そう今いま
4
Pada bait ketiga, terlihat jelas hubungan antara lirik lagu Rising Sun dengan konsep ganbaru dalam masyarakat Jepang. Dalam bait ini penyanyi ingin memberikan semangat yang mencerminkan ganbaru untuk tidak menyerah atas apa yang mereka alami, karena tidak menyerah merupakan bagian ganbaru (de Mente, 2004 : 12). Bait ketiga ini memiliki makna bahwa sang penyanyi ingin menyakinkan para korban bencana gempa dan tsunami Jepang melibatkan diri untuk tetap berusaha dan tidak menyerah sampai akhir tujuan yang ingin mereka capai tersebut diraih, yakni pemulihan dan bangkitnya Jepang.
「あきらめない」
Unsur ganbaru untuk pantang menyerah terdapat pada kata , yang memiliki pengertian “tidak menyerah” dan “tidak berhenti karena adanya sebuah harapan.” Harapan tersebut adalah kebangkitan Jepang dan pemulihan bagi masyarakatnya. Harapan tersebut berhubungan dengan apa yang diungkapkan pada bait-bait sebelumnya. Lalu dalam larik yang memiliki pengertian “hingga jantung ini berhenti berdetak” juga memiliki hubungan dengan konsep ganbaru. Larik tersebut memiliki makna untuk para korban gempa dan tsunami di Jepang agar melibatkan diri seutuhnya untuk membangkitkan dan memulihkan Jepang kembali tanpa diliputi oleh rasa keputus-asaan. Pengertian pada bait ketiga ini tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Shoji dan Hirotase (2001:234), bahwa melibatkan diri sepenuhnya dan berusaha tanpa dikalahkan dengan kesukaran maka hasil akhir yang diinginkan tersebut dapat tercapai merupakan bagian dari ganbaru.
「この鼓動が 止まる日まで」
Analisis Bait Keempat
陽ひよ はまたのぼってゆく あ き So, Rising Sun 夜明けはそばに来てる そのひかり 光 がここから どこまでも広ひろがってく・・・・ So, Rising Sun
So, Rise, Rising Sun
Bait keempat ini sama seperti bait pertama karena bait ini berupa reff dari lagu Rising Sun ini. Bait keempat ini memiliki cerita mengenai terbitnya matahari. Namun dibalik cerita, terdapat makna ganbaru. Pada bait ini sang penyanyi mencoba untuk memberikan semangat yang mencerminkan ganbaru melalui sebuah harapan. Harapan tersebut adalah Jepang akan kembali pulih dan bangkit kembali. Karena dengan harapan, dapat mempengaruhi pikiran dan memotivasi individu untuk melakukan suatu tindakan demi tercapainya harapan tersebut (Harahap, 2010, hal. 8). Tindakan tersebut adalah usaha keras, seperti yang dikatakan Haghirian (2011), bahwa usaha kerja keras tersebut merupakan sebuah proses yang aktif yang digunakan seseorang guna mencapai suatu tujuan. Harapan tersebut tampil pada beberapa kata, yakni 「太陽」 dan 「光」. Menurut Shinmura (1998), 「太陽」 dan 「光」 memiliki definisi「希望・光明」(harapan dan masa depan yang cerah). Pada bait
ini penyanyi optimis bahwa Jepang masih memiliki harapan untuk bangkit dari keterpurukan yang disebabkan oleh bencana alam gempa dan tsunami yang mereka alami. Walaupun bencana menimpa mereka, pasti masih terdapat harapan untuk masa depan. Oleh karena itu para korban harus tetap bersemangat dan tidak menyerah dalam menghadapi hidup ke depannya. Para korban bencana gempa dan tsunami Jepang harus bersama–sama bersemangat. Karena jika semangat tersebut terus menerus membara, maka akan timbul semangat berjuang dan semangat berjuang itu adalah ganbaru (Frühstück, 1998, hal. 104).
Analisis Bait Kelima
どんな長ながい道みちだとしても いつかたどりつけるはず かくじつ ある 確実に歩いてく この足あしで Pada bait ini penyanyi ingin memberikan dorongan atau semangat untuk korban gempa dan tsunami Jepang agar mereka tidak menyerah hingga tujuan akhir mereka, yakni kebangkitan dan kepulihan Jepang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat oleh Shoji dan Hirotase (2001, hal 234) mengenai ganbaru, manusia
5
akan berusaha dengan keras untuk memperoleh apa yang menjadi tujuan mereka tanpa dikalahkan dengan kesulitan atau kesukaran. Bait kelima ini memiliki hubungan dengan bait ketiga mengenai melibatkan diri seutuhnya untuk tidak menyerah hingga akhir. memiliki makna “perjalanan hidup“ karena pada lagu ini diciptakan untuk memberikan dorongan pada korban bencana gempa dan tsunami Jepang. Bait kelima ini menyakinkan bahwa seberapa panjangnya perjalanan hidup yang mereka tempuh, pastinya mereka akan sampai. Walaupun pada perjalan tersebut terdapat banyak coba dan masalah pasca bencana alam yang mereka alami, namun mereka akan pulih kembali dan Jepang akan bangkit menjadi bangsa yang mandiri. Dengan tidak menyerah dan melibatkan diri untuk menyelesaikan suatu masalah merupakan bagian dari ganbaru itu sendiri (Albach, 1994, hal 388).
「道」
Analisis Bait Keenam おな
かえ 同じことのくり返 しでも い み ふか ちが その意味 や深 さは違 うおも けっ む だ 決して無駄じゃないと思える さぁ行い こう Pada bait keenam ini terdapat unsur ganbaru. Bait keenam ini memiliki hubungan dengan bait sebelumnya, yakni bait kelima. Dalam bait kelima berisikan makna perjalanan hidup yang panjang dan akan terdapat banyak tantangan. Dalam bait keenam ini penyanyi ingin menyampaikan semangat yang mencerminkan ganbaru agar para korban bencana gempa dan tsunami Jepang tetap tegar dan terus maju menghadapi tantangan, karena ganbaru merupakan kegigihan, ketabahan, serta kerja keras (Allison, 1994 : 119).
「こと」 dalam 「同じことのくり返しでも、その意味や深さは違う」 berhubungan dengan
masalah atau pengalaman yang masyarakat Jepang alami ketika bencana alam gempa dan tsunami tersebut terjadi. Dalam klausa tersebut memiliki makna bahwa walaupun masalah dan pengalaman tersebut berdatangan, namun makna yang didapat dari masing – masing masalah dan pengalaman pasti tidak akan sama. Namun semuanya tersebut tidak ada yang sia-sia, oleh karena itu pada kalimat ini penyanyi mengajak para korban bencana gempa dan tsunami Jepang untuk terus berusaha maju menghadapi segala sesuatu yang menimpa mereka karena segala sesuatunya pasti memiliki makna bagi masing–masing orang. Penyanyi mengajak masyarakat Jepang untuk terus berjuang maju dan bertahan menghadapi kesukaran, karena proses aktif untuk berjuang keras dan tidak menyerah dapat menyelesaikan dan meraih apa yang menjadi tujuan mereka merupakan bagian dari ganbaru (Haghirian, 2011).
「さぁ行こう」
Analisis Bait Ketujuh もど このOne Way Road あと 後いちまい 戻りはしないよ かたみちきっぷ このOne Way Road 一枚の片道切符 おも その想 いが少すこしずつ どこまでも広ひろがってく このOne, One Way Road Pada bait ketujuh ini, sang penyanyi ingin menyakinkan para korban bencana gempa dan tsunami Jepang untuk terus maju menjalani hidup dan tidak menyerah walaupun terdapat kesukaran dan masalah yang menimpa mereka. Dan jika seseorang memulai semangat berjuang atau semangat ganbaru tersebut, maka orang lain pun akan ikut terkena dampak dan akan ikut melibatkan diri untuk berusaha ikut berjuang untuk mencapai tujuan, yakni pemulihan dan bangkitnya Jepang.
「想い」
Dalam bait ini terlihat paham ganbaru pada kata memiliki arti kegigihan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Allison (1994, hal. 119 – 120) bahwa ganbaru adalah kegigihan. Selain itu, juga mengandung perasaan dan harapan seperti yang sudah dibahas pada bait sebelumnya. Pada bait ini, penyanyi ingin menyakinkan korban bencana untuk terus pantang menyerah dan gigih untuk
「想い」
6
terus maju serta bersemangat. Karena dengan kegigihan yang terus menerus tersebut merupakan bagian ganbaru untuk berjuang menghadapi kesukaran atau masalah, dan untuk mendapat hasil yang baik (Allison, 1994, hal. 119 – 120).
Analisis Bait Kedelapan ひ と り くず よる 一人 で崩 れそうな夜 は め と かん 目を閉じて 感じてみる Pada bait kedelapan ini, terlihat bahwa penyanyi ingin memberikan semangat untuk berjuang agar para korban gempa dan tsunami Jepang untuk bertahan atas apa yang menimpa mereka. Secara individu, apa yang dialami bukan penderitaan seorang saja, melainkan banyak orang. Maka dari itu jika mereka merasa ingin menyerah, mereka harus bertahan. Ganbaru tersebut tumbuh ketika mereka tidak menyerah dan bertahan untuk hidup (Amanuma, 2001, hal. 135). Pada bait ini memiliki pengertian bahwa pada para korban bencana gempa dan tsunami Jepang harus bertahan dan berjuang bersama sampai akhir tujuan yang ingin mereka capai tersebut diraih, yakni pemulihan dan bangkitnya Jepang. Lagu ini diciptakan untuk mendorong masyarakat Jepang untuk bangkit dan pulih dari bencana alam yang mereka alami dan dengan ganbaru, berusaha tanpa dikalahkan dengan kesukaran maka hasil akhir yang diinginkan tersebut dapat tercapai (Shoji dan Hirotase, 2001:234).
Analisis Bait Kesembilan
陽ひよ はまたのぼってゆく あ き So, Rising Sun 夜明けはそばに来てる そのひかり 光 がここから どこまでも広ひろがってく・・・・ So, Rising Sun
So, Rise, Rising Sun
Bait kesembilan ini sama dengan bait pertama dan keempat karena bait ini berupa reff dari lagu Rising Sun ini. Bait kesembilan ini memiliki cerita mengenai terbitnya matahari. Namun dibalik cerita, terdapat makna ganbaru. Pada bait ini sang penyanyi mencoba untuk memberikan semangat yang mencerminkan ganbaru melalui sebuah harapan. Harapan tersebut adalah Jepang akan kembali pulih dan bangkit kembali. Karena dengan harapan, dapat mempengaruhi pikiran dan memotivasi individu untuk melakukan suatu tindakan demi tercapainya harapan tersebut (Harahap, 2010, hal. 8). Tindakan tersebut adalah usaha keras, seperti yang dikatakan Haghirian (2011), bahwa usaha kerja keras tersebut merupakan sebuah proses yang aktif yang digunakan seseorang guna mencapai suatu tujuan. Harapan tersebut tampil pada beberapa kata, yakni 「太陽」 dan 「光」. Menurut Shinmura (1998), 「太陽」 dan 「光」 memiliki definisi「希望・光明」(harapan dan masa depan yang cerah). Pada bait
ini penyanyi optimis bahwa Jepang masih memiliki harapan untuk bangkit dari keterpurukan yang disebabkan oleh bencana alam gempa dan tsunami yang mereka alami. Walaupun bencana menimpa mereka, pasti masih terdapat harapan untuk masa depan. Oleh karena itu para korban harus tetap bersemangat dan tidak menyerah dalam menghadapi hidup ke depannya. Para korban bencana gempa dan tsunami Jepang harus bersama–sama bersemangat. Karena jika semangat tersebut terus menerus membara, maka akan timbul semangat berjuang dan semangat berjuang itu adalah ganbaru (Frühstück, 1998, hal. 104).
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis, konsep ganbaru tersebut terkandung pada setiap bait pada lagu ini. Bait So, Rising Sun So, Rising Sun So, Rise, Rising Sun merupakan pertama, keempat, dan kesembilan dalam lagu Rising Sun ini. Unsur ganbaru yang terdapat didalam bait tersebut adalah semangat berjuang.
「 陽はまたのぼってゆく| に来てる|その光がここから どこまでも広がってく・・・・|
夜明けはそば 」
7
「どんな暗い 闇の中でも|明けない夜はないと信じて|未来のため 何かを感じてる」
Pada bait yang merupakan bait kedua dalam lagu Rising Sun ini memiliki unsur ganbaru untuk tidak menyerah untuk menghadapi apapun. Unsur ganbaru tersebut sama seperti yang terdapat dalam bait ketiga, yakni
「先が見えない 旅だとしても|この鼓動が止まる日まで|決してあきらめないと誓おう そう 今」. Lalu pada bait kelima 「どんな長い道だとしても|いつかたどりつけるはず|確実に歩いて く この足で」 juga terdapat unsur ganbaru untuk tidak menyerah dan pada bait keenam, yakni「同じこ とのくり返しでも|その意味や深さは違う|決して無駄じゃないと思える さぁ行こう」. Selanjutnya pada bait ketujuh 「この One Way Road 後戻りはしないよ|この One Way Road 一枚の 片道切符|その想いが少しずつ どこまでも広がってく|この One, One Way Road」 , unsur ganbaru yang terkandung didalamnya merupakan kegigihan. Dan pada bait kedelapan 「一人で崩れそ うな夜は|目を閉じて 感じてみる」ini unsur ganbaru yang terkandung di dalamnya adalah ganbaru untuk bertahan.
Berdasarkan penelitian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa dalam lagu Rising Sun ini terkandung konsep ganbaru pada setiap bait pada liriknya. Konsep ganbaru tersebut memiliki makna tidak menyerah, bertahan, melakukan yang terbaik, kegigihan, dan bersemangat berjuang. Hal tersebut sama seperti tema lagu dan tujuan dari penciptaan lagu ini. Lagu ini membuktikan bahwa ganbaru masih hidup di tengah– tengah masyarakat Jepang dan sudah melekat dengan diri mereka. Penulis menyarankan meniru semangat ganbaru yang ada dalam budaya masyarakat Jepang. Dengan ganbaru, kita mampu menghadapi masalah – masalah dengan bersemangat bukan dengan melarikan diri. Selain itu, lagu Rising Sun karya Atsushi Sato ini juga dapat dikembangkan juga melalui konsep kebudayaan Jepang atau bidang linguistik lainnya. Selain itu, konsep ganbaru yang dipakai dalam penelitian ini dapat digunakan kembali dengan korpus data yang berbeda oleh para peneliti selanjutnya.
REFERENSI Akiko, Sakata. (2006). [Ganbaru] no kangae. Memoirs of Tokyo Management College, 14(110004866062), 133-164, diakses 28 Mei 2012 dari http://ci.nii.ac.jp/naid /110004866062 Albach, Horst. (1994). Culture and Technical Innovation: a Cross Cultural Analysis an Policy Recommendations. German: Walter de Gruyter. Allison, Annie. (1994). Nightwork: Sexuality, Pleasure, and Corporate Masculinity in a Tokyo Hostess Club. Chicago: University of Chicago. Chaer, Abdul. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Davies, Roger J., & Ikeno, O. (2002). The Japanese Mind. Amerika Serikat: Tuttle Publishing. EXILE Kyuu Gatsu Juu Yokka (Suiyoubi) Juu Shuunenkinen Single Release Kettei. (2011), diakses 24 Februari 2012 dari http://www.exile.jp/news/20110729.html EXILE’s “Rising Sun” to be the theme song for “Birdman Contest 2011″!. (2011), diakses 24 Februari 2012 dari http://www.tokyohive.com/2011/08/exiles-rising-sun-to-be-the-theme-song-for-birdmancontest-2011/ De Mente, B. L. (2004). Japan’s Cultural Code Words. Singapore : Turtle Publishing. De Mente, B. L. (2004). The Japanese Samurai Code. Singapore : Turtle Publishing. Frühstück, Sabine. (1998). The Culture of Japan as Seen through Its Leisure. New York: Sunny Press. Haghirian, Parissa. (2011). Mastering The Basics. Diunduh dari http://accjournal.com /mastering-thebasic/2/
8
Hansen, M.V., & Batten J.D. (1995). The Master Motivator: Secrets of Inspiring Leadership. Florida: Health Communication Inc. Hirayama. (1994). Gendai Nihonjin no Jiten. Virginia: University of Virginia. Izuku, Shinmura. (1998). Koujien. Jepang: Iwanami Shoten. Kaoru, Amanuma. (2001).Jidaishou no Henka to Koapaasonaritii: [Ganbaru] Nihonjin to [Ganbaranai] Nihonjin. Bulletin of Tokai Women's College, 21(110001219147), 127-139, diakses 28 Mei 2012 dari http://ci.nii.ac.jp/naid/110001219147 Kodansha International. (2004).
日本英文ガイド. Jepang: Kodansha International.
Shirizu Chisei Yugu. (2001). Ganbaru Nihon no Bunbougu: Japaniizu Teiban Suteeshonarii no Jitsuryoku. Jepang: Rokomooshonpaburisshingu. Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia The Message from EXILE. (2011), diakses 24 Februari 2012 dari http://www.ldh.co.jp/lang/news/en_ index.html Zeng, Kangmin. (1999). Dragon Gate: Competitive Examinations and Their Consequences. London: Continuum International Publishing Group.
RIWAYAT PENULIS Adelheida Marsha lahir pada tanggal 27 Juni 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2012.
9