1
ANALISIS ORNAMENTIK PADA GOTONG DAN BULANG SIMALUNGUNDITINJAU DARI FUNGSI,DAN MAKNA SIMBOL Oleh Chris Tommy Oktafianus Saragih dan Dr. Daulat Saragi, M. Hum NIM : 2113151009 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan @mail:
[email protected]
ABSTRAK Latar belakang dalam penelitian ini adalah orang –orang sudah lupa bahkan tidak mengerti lagi dengan makna yang terkandung pada setiap ornamentik pada Gotong dan Bulang serta kurangnya kepedulian masyarakat Simalungun dalam melestarikan makna simbol yang terdapat pada ornamentik tersebut.Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui fungsi dan makna simbol yang terdapat pada setiap ornamentik pada Gotong dan Bulang. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh ornamentik yang terdapat pada Gotong dan Bulang .adapun sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 ornamentik yang terdapat pada Gotong dan 2 ornamentik yang terdapat pada Bulang. Sampel diambil dengan teknik Purposive sample yaitu sampel yang disesuaikan dengan kreteria perlengkapan ornamnetik pada Gotong dan Bulang penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif penulis mendeskripsikan hasil dari data-data lapangan mengetahui fungsi dan makna simbol dari ornamentik yang terdapat pada Gotong dan Bulang Simalungun. Adapun 4 ornamentik yang terdapat pada Gotong seperti Doramani, Rudang Hapias, Rante Gotong, Heper-heper dan pada Bulang terdapat 2 jenis yaitu Buah Ban-ban dan Sutting Hudung-hudung. Makna simbol yang terdapat pada setiap bagian ornamentik pada dasarnya menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Simalungun seperti nilai-nilai kewibawa, dan nilai tanggung jawab yang memiliki makna serta aturan dalam penggunaannya.
Kata Kunci :Ornametik, Gotong, Bulang, Fungsi, Simbol PENDAHULUAN Sumatera Utara adalah daerah yang pantas untuk diperhitungkan sebagai tujuan wisata, mulai dari wisata alam yang memiliki panorama yang indah, wisata kuliner sampai dengan wisata sejarah yang memiliki berbagai situs yang tersebar diwilayah Sumatera Utara. Salah satunya banyak para wisatawan berkunjung ke daerah Simalungun karena Batak Simalungun memiliki kekayaaan nilai-nilai budaya, adat istiadat, ritual agama, kesenian, arsitektur bangunan rumah adat, benda-benda tradisional, dan pakaian tradisional salah satunya seperti Kain Adat disebut Hiou atau dalam bahasa Batak Toba sering disebut dengan
Ulos. Sedangkan Penutup kepala lelaki disebut dengan Gotong, begit juga penutup kepala wanita disebut dengan Bulang, sedangkan kain yang disandang ataupun kain samping disebut Suri-suri. Benda-benda seni Batak Simalungun sangatlah indah dan unik karna setiap benda dihiasi dengan berbagai rangam hias atau sering disebut denganOrnamen/Ornamentikpada zaman dahuluOrnamen/Ornamentik merupakan alat komunikasi yang memiliki makna-makna tersendiri yang diwujudkan dalam bentuk visual danOrnamen/Ornamentik juga memiliki simbol-simbol yang dianggap memiliki 1
kekuatan magis, Sedangkan menurut Fuad Erdansyah dalam bukunya yang berjudul Gerga Rumah Adat Batak Karo Symbol danPemaknaannya bahwa: Ornamen/Ornamentik juga dahulu digunakan sebagai pelindung atau penangkal bagi roh-roh jahat dan ritual-ritual yang tidak terlepas dengan sikap penghormatan kepada roh-roh nenenek moyang untuk menjamin keselamatan keluarga (Erdansyah 2013:23). tetapi pada masa sekarang dengan adanya Agama dan seiring majunya perkembangan zaman orang-orang sudah meninggalkan dan melupakan maknamakna simbol yang terkandung. Dan pada zaman sekarang juga generasi muda dan kebanyakan masyarakat awam tidak mengerti bahkan mengabaikan fungsi dari setiap (ornamen/ornamentik) tersebut dikarenakan terpesona akan keindahannya saja. Hal ini mengakibatkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap hiasan ornamen/ornamentik kehilangan makna yang sesungguhnya.Gotong dan Bulang merupakan bagian dari struktur pakaian adat Simalungun ditambah aksesoris untuk melengkapi.Hiousebagai penutupi tubuh sampai kaki (atau dengansarung), dan selendang.Gotongyang berartipenutup kepala (Bahasa Batak Toba Tahuluk) dikenal merupakan khas suku Batak Simalungun.Gotong khusus digunakan pada saat ritual acara suka cita (perkawinan) dan duka cita (meninggal dunia).Namun pada acara duka cita (meninggal dunia)Gotong yang dikenakan oleh kaum laki-laki berwarna putih atau sering disebut dengan Gotong Porsa sebagai tanda kehormatan dalam mengikuti prosesi adat. Sedangkan kaum perempuan menggunakan Bulang yang berbahan dasar tenunan Hiou Simalungun.Demikian juga dengan Gotong dan Bulang merupakan produk seni yang mengandung makna disetiap Ornamentik pada penerapannya.Bahan yang digunakan pada umumnya bermotif Batik yang sering dan bahkan kini semuanya dibuat untuk menjadi bahan dasar Gotong. Topi Kopiahatau disebut juga peci juga sebagai bahan dalam pembuatan Gotongdan ada juga Ornamentik yang di gunakan pada Gotong dan Bulang yaitu: Simbola pagar atau rantei Gotong, Rudang Hapias, Heper-heper yang masing masing terbuat dari perak maupun emas. Dan ada juga Doramani yang merupakan perwujudan simbol hirarki pada masa pemerintahandi Simalungun,Doramani merupakan hiasan di Gotong Simalungun
letaknya di sebelah kiri Gotong, bergantung dengan jumlah yang ganjil dan ukuran yang sama besar, Doramani berbentuk bulat namun bolong di tengahnya seperti donat namun ukurannya lebih kecil dengan tujuan sebagai tempat menggantungkan Doramani tersebut di Gotong. Dan ada juga Buah Ban-ban dan Sutting Hudung-hudung yang terdapat sebagai Ornamentik pada Bulang.Namun pada masa sekarang orang-orang sudah lupa dengan makna simbol yang terkandung pada setiap Ornamentik yang terdapat pada Gotong dan Bulang bahkan pada masa sekarang orang sudah bebas menggunakan Ornamentiktanpa memikirkan makna simbol sebenarnya.Begitu juga halnya dengan BulangSimalungun yangberbahan tenunan tangan asli dariHiouSimalungun yang juga memiliki ornamentik yang memiliki makna tersendiri. Namum pada masa sekarang kaum wanita yang menggunakan Bulang tidak mengerti apa makna dan simbol pada bulang yang dikenakannya. mereka mengaanggap Bulang hanya sebagai penghias pada acara adat saja.Mereka sudah lupa dengan makna simbolsimbol budaya yang terkandung pada Gotong dan Bulang.Dahulu setiap tokoh adat, atau orang tua, diharuskan untuk memahami jenisjenis Ornamentik, dan makna simbol yang terdapat pada Gotong dan Bulang. tujuanya agar memahami setiap motif, Ornamentik, dan simbol dan agar mengerti makna yang terkandung pada setiap motif dan Ornamentik, juga mampu menempatkan sesuai aturannya.
PERMASALAHAN Masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah: Apakah makna simbol dari Ornamentik yang diterapkan pada Gotong danBulang.?dan Bagaimana jenis Ornamentik yang diterapkan pada Gotong dan Bulang?Sesuai dengan judul penelitian, maka yang menjadi tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui akan Kekayaan budaya yang dimiliki suku Batak Simalungun diantaranya.Untuk mengetahui jenis-jenis Ornamentik yang diterapankan pada benda pakai tradisional yaitu Gotong dan Bulang.Untuk mengetahui jenis dan makna fungsiGotong dan Bulang Simalungun.Untuk mengetahui makna dan fungsi Ornamentik pada Gotong dan Bulang Simalungun.Dalam
2
maupun segi material/ finacial” (Gustami,1080:4) Sedangkan menurut Dermawan Sembiring disebut:Ragam Hias (Ornamen) merupakan kesatuan atau susunan bentuk-bentuk imitatif alamiah yang berfungsi untuk menghias bentuk total suatu produk (Dermawan Sembiring 2014:32) Sedangkan Menurut Budiyino ( 2008:16 ) disebut :“Istilah ornamen berasal dari kata ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasi. Sedang dalam bahasa Inggris ornament berarti perhiasan. Secara umum ornamen adalah suatu hiasan (elemen dekorasi) yang diperoleh dengan meniru atau mengembangkan bentukbentuk yang ada di alam”.
penelitian memiliki dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis: Manfaat secara Teoritis:Sebagai refrensi dan masukan bagi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan serta sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan Untuk lebih mengenal dan lebih memahami bagaimana penempatan ornamentik, dan makna simbol yang sebenarnya Sebagai bahan masukan bagi penikmat seni rupa.Sebagai bahan reprensi bagi penulis yang ingin melakukan penelitian sejenisnya.Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan setempat dan lembaga pendidikan nasional. Manfaat Praktis:Sebagai Bahan masukan bagi masyarakat suku batakSimalungun agar hendak nya mengetahui makna simbolGotongdan BulangSimalungun.Sebagai pelestarian budaya Batak Simalungun khususnya untuk menjaga dan mengabadikan benda pakai taradisional.Bagi masyarakat sebagai sumbangan pemikiran untuk memahami fungsi, ornamentik,dan makna simbol yang sebenarnya yang terdapat pada Gotong dan Bulang.
1. Pola Ornamen Gustami dalam bukunya Nukilan Seni Ornamen Indonesia menjelaskan bahwa: “Hal-hal yang berkaitan dengan ornamen adalah “Pola” dan “Motif”. Pola dalam bahasa inggris disebut Patter dijelaskan oleh H.w. flower dan F.G.Flower sebagai decorative design as excuted or carpet, wall paper, clothest. Sedangkan Herbert Read menjelaskan bahwa pola ialah penyebaran garis dan warna dalam suatu bentuk ulangan tertentu ( Herbert Read dalam Gustami,1980:6-7)”. Pola yang diatur menurut bentuknya dalam Laporan Penelitian Baginda Sirait (1980 : 6) ada 6 pola yaitu :
KAJIAN PUSTAKA 1.
Pengertian Ornamen/Ornamentik
Menurut Baginda Sirait (1980:7) “Ornamen ialah hiasan yang berbentuk pola dan mempunyai nilai kebudayaan”. Sedangkan Hornby dalam Sitorus dan Wahyu (2012:44) menjelaskan bahwa “ornamet :decoration what added for purpose of making beatiful as add something by ornament”, yang artinya : ornamen adalah suatu hiasan yang ditambahkan untuk membuat lebih indah dengan cara melengkapinya dengan sesuatu hiasan.Gustami dalam bukunya Nukilan Seni Ornamen Indonesia menjelaskan bahwa : “Ornamen adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan.Disamping tugasnya menghiasi yang implisit menyangkut segi-segi keindahan. Misalnya untuk menambah indahnya sesuatu barang sehingga lebih bagus dan menarik, akibatnya mempengaruhi pula dalam segi penghargaannya baik dari segi spritual
a. Pola Geometris Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentukbentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh indonesia,sepertijawa,Sumatera,Kalimantan,Sul awesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.
3
baik natural maupun sesuai dengan keinginan senimannya. Demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan objek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam,sosial,dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan.
Gambar 2.1: Pola Geometris (Sumber: Franz Sales Meyer, Hand Book Of Ornament, 1892)
b. Pola Binatang Motif yang menggambarkan imajinatif binatang yang terkait dengan kepercayaan setempat yang dapat dilihat dari segi mitologi hasil pengaruh dari luar, atau bentuk-bentuk binatang khayal lainnya. Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahan, jarang berupa binatang secara natural, tetapi hasil gubahan tersebut masih muda dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah,Dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu (tidak sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan objek gubahan antara lain, kuda, cicak, burung, semut, kupu-kupu, gajah dan lain sebagainya.
Gambar 2.3: Pola Tumbuh-tumbuhan (Sumber : Franz Sales Meyer, Hand Book Of Ornament, 1892)
d.
Pola Manusia Manusia sebagai salah satu objek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan.Pola hiasan (ornamen) berbentuk manusia pada ornamen biasanya dibuat secara dekoratif, dan bagianbagian yang biasanya didekoratifkan, seperti telinga, muka, kepala, hidung, mata, tangan, serta bagian tubuh lainnya. Motif yang menggambarkan proporsi, sosok manusia yang dapat dibuat kurus atau sangat langsing sehingga menjadi pola-pola garis yang sangat kuat, atau dapat pula dengan bagian kepala yang besar dengan kaki pendek dan sebagainya yang menjadi terdistori maupun terstilisasi sehingga lebih menampakkan karakter yang kuat, berdayaungkap yang tinggi, ekspresif, dan mengandung muatan simbolis.
Gambar 2.2: Pola Binatang (Sumber :Franz Sales Meyer, Hand Book Of Ornament, 1892 )
c. Pola Tumbuh-Tumbuhan Motif yang pada dasarnya memiliki unsur-unsur dasar untuk menentukan gaya ukiran yang menjadi penambahan unsur teknis ukiran setempat, misalnya motif ukir yang mengambil gubahan tumbuh-tumbuhan itu memiliki unsur-unsur daun, bunga,kemudian bagian tanaman yang menjulur yang disebut dengan lung atau pilin lilit yang disebut sulur. Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara
Gambar 2.4. Pola Berbentuk Manusia (Sumber:Franz Sales Meyer, Hand Book Of Ornament, 1892)
e. Pola Raksasa Motif raksasa adalah suatu motif yang diambil dari hewan atau manusia yang 4
berukuran besar, akan tetapi pada motif raksasa ini pada umumnya hanya bagian tertentu yang diambil menjadi motif ornamen, seperti hanya mengambil bagian kepala saja, daun telinga, mata, mulut dan lain sebagainya.
1.Rudang Hapias
Rante Gotong
Doramani Heper-heper
Gambar 2.5. Pola Berbentuk Raksasa (Sumber :Franz Sales Meyer, Hand Book Of Ornament, 1892)
Gambar 2.8:Gotong Sumber :(http://www.kompasiana.com)
Menurut Japiten Sumbayak dalam bukunya Refleksi Habonaron Do Bona Dalam Adat Budaya Simalungun. Gotong dapat diartikan bahwa :Gotong ialah lambang adat dewasa bagi seorang anak laki-laki. Kalau sudah memakai Gotong maka seluruh prilaku hidup haruslah dewasa dalam arti yang luas Dewasa dalam badan-dewasa dalam pola pikir. dan pola hidup dewasa dalam iman pada Tuhan. (Sumbayak,2001:18)Menurut Muhar Omtatok, seorang Budayawan Simalungun menyebutkan, awalnya Gotong (Penutup Kepala Pria Simalungun) berbentuk destar (ikat kepala) dari bahan kain gelap dan Berwarna putih untuk upacara kemalangan, disebut Gotong Porsa. namun kemudian Tuan Bandaralam Purba Tambak dari Dolok Silau juga menggemari trend penutup kepala ala Melayu berbentuk tengkuluk dari bahan batik. dari kegemaran pemegang Pustaha Bandar Hanopan inilah, kemudian orang Simalungun dewasa ini suka memakaiGotongberbentuk Tengkuluk Batik.( Purba,2013:60) Gotong dari bahan batik yang digunaka saat ini di bentuk seperti topi, dan dililitkan hiasan (Asesoris) seperti “Rantai Gotong”, pada sebelah kiri diikatkan” Dormani”.Dormani dibuat dari perak sepuh emas, bentuk bulat melingkar dengan ukuran yang berbeda, bagian tengah berlubang. Lalu disusun secara berurutan sesuai dengan ukuranya. Adapun aturan penggunaan Doramani dan aksesoris Simalungun pada zaman kerajaan berdasarkan tingkat kekuasaan
f.
Pola Kosmos Motif Kosmos merupakan motif yang diciptakan manusia dengan mengambil inspirasi dari alam angkasa, misalnya benda-benda langit seperti matahari, bintang, awan dan api. Motif benda-benda alam dalam penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut.
1. Pengertian Gotong Gotong dalam bahasa Simalugun atau lebih pasnya disebut penutup kepala (Topi) khas Simalungun.Gotongmerupakan bagian dari kelengkapan pakaian adat Simalungunditambah dengan aksesoris untuk melengkapi Hiou atauulosdalam bahsa Batak Tobasebagai penutup tubuh sampai kaki atau dengan sarung,selendang.
2. Fungsi Gotong Penutup Kepala atau sering juga disebut dalam bahasa Simalungun dengan istilah 5
Gotong merupakan bagian dari struktur pakaian Adat khas Simalugun. awalnya penutup kepala ini berfungsi sebagai pelindung dari teriknya matahari dan dahulu juga Gotong dapat memberi arti dari identitas. dan pada acara pernikahan Gotong sering digunakan oleh pengantin laki-laki yang berfungsi sebagai tudung yang melambangkan pemimpin atau kedewasaan bagi sipemakai.
dan dapat juga dikatakan sebagai pertanda kalau sudah memakai bulang wanita tersebut di katakan sudah dewasa atau sudah menikah”. (Siahaan.1980:186)
3.Fungsi Bulang Dalam Suku Batak Simalungun terdapat 4 jenis Bulang yang memilki fungsi yang berbeda adapun jenis-jenisnya yaitu :
3. Pengertian Bulang Penutup Kepala Wanita atau sering disebut dengan Bulang dalam adat Simalungun merupakan kain hiasan penutup kepala wanita yang terbuat dari sehelai Hiou atau Ulos dalam bahasa Batak Toba yang merupakan asli hasil khas tenunan Simalungun.
1. Sulappei adalah pesta adat/usia muda Bulang Sulappei (Penutup Kepala Wanita yang berbentuk Sapu Tangan) merupakan Bulang Adat atau penutup kepala wanita yang digunakan pada acara pesta usia muda. 2. Teget dalam bahasa simalungun yaitu Tegak/Cantik Bulang Teget (Penutup Kepala Wanita yang Tegak/Cantik) merupakan Bulang yang digunakan oleh pengantin perempuan dalam acara pernikahan atau pelantikan. 3. Suyuk/Gijang adalah pesta adat/usia tua. Bulang Suyuk/Gijang (Penutup Kepala Wanita Tertinggi/meninggikan) merupakan Bulang yang digunakan pada saat acara pesta adat/ usia tua. 4. Hurbu/Salalu dalam bahasa Simalungun adalah yang Harian Bulang Hurbu/Salalu (Penutup kapala wanita yang berbentuk Acakacakan)merupakan Bulang harian yang sering digunakan oleh ibu-ibu pada saat hu juma (ke ladang). Simbol berasal dari kata symballo yang berasal dari bahasa Yunani. Symballo artinya ”melempar bersama-sama”, melempar atau meletakkan bersama-sama dalam satuide atau konsep objek yang kelihatan, sehingga objek tersebut mewakili gagasan.(Wikipedia)
Gambar.Bulang SumberFoto : Chris Tommy O Saragih, 2015
Hiou yang dipakai sebagai penutup badan, yang mengandung makna/arti supaya tetap sehat jasmani dan rohani. Hiou dapat dikenakan dalam berbagi bentuk, sebagai kain penutup kepala, penutup badan bagian bawah ,penutup badan bagian atas dan penutup punggung. Hiou dalam berbagai bentuk dan corak atau motif memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda. Misalnya Hiou penutup kepala wanita atau sering disebut dengan Bulang menggunakan Hiou yang disebut Surisuri, Hiou penutup badan bagian bawah untuk wanita disebut dengan Hiou Ragipane atau yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari disebut Jabit. Dahulu Bulang digunakan kemana saja oleh kaum perempuan, termasuk juga saat pergi ke ladang guna melindungi kepala dari panasnya matahari, dan ketika pesta atau acara khusus lainnya. Menurut Siahaan dalam hasil laporan yang berjudul Monografi Kebudayaan Suku Batak Simalungun Di Kabupaten Simalungun Bahwa Bulang disebut: “Bulang merupakan sebagai tudung kepala wanita yang sudah menikah
Sedangkan menurut Sachari dalam buku yang berjudul Pengantar Metodologi Penelitian (2005:65) disebut bahwa : “Simbol merupakan suatu tanda yang ditentukan oleh suatu aturan yang berlaku umum, kesepakatan bersama atau konversi (seperti: gerakan tubuh 6
atau anggukan kepala sebagai tanda setuju)”.
atau narasumber.Sebelum melakukan wawancara, penulis mempersiapkan beberapa daftar pertanyaan dan alat perekam. Wawancara yang dilakukan di Desa Simpang Dalig Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun dengan mewawancarai Tokoh/Penatua Adat yang lebih paham tentang adat dan orang tua atau masyarakat serta Generasi muda (Pemuda) yang ada di lokasi penelitian yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Langer dalam Saragi, ( 2013:15) : suatu simbol seni bukanlah menandakan sesuatu, tetapi hanya mengartikulasikan dan menjanjikan emosi yang dikandungnya, oleh karena itu berada dalam bentuknya yang menyatu dalam keindahan.
LOKASI PENELITIAN,POPULASI DAN SAMPEL
Teknik Analisis Data Penulis melakukan penelitian ini dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan membuat deskriptif atau gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai objek yang akan diteliti, berdasarkan data yang ada dan menerangkan data sesuai fakta yang ada dilapangan.
Penelitian ini dilaksanakan di desa kelurahan Dalig Raya kecamatan Raya Kabupaten Simalungun dikarenakan daerah ini merupakan mayoritas suku batak simalungun dan masih banyak orang yang paham tentang Gotong dan Bulang serta Ornamentikya.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ornamentik yang terdapat pada Gotong dan Bulang.Dan teknik sampling yang dilakukan yakni sampel bertujuan (Purposive Sample)di dasarkan atas tujuan penelitian.
Penulis akan mengumpulkan seluruh data dan menganalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Menyusun dan merumuskan data yang satu dengan data yang lain. Selanjutnya di interprestasikan atau diklasifikasikan hal yang penting untuk mengetahui bentuk polanya. b) Menganalisis fungsi makna simbol ornamen/ornamentik, yang diterapkan pada Gotong dan Bulang Simalungun. c) Jenis Ornamen/ornamentikyang diterapkan pada Gotong dan BulangSimalungun. d) Agar dapat dilihat gambaran keseluruhan dari data yang telahdisusun, maka data tersebut akan dimasukkan ke dalam tabeltabel.
1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini ialah: Gotong dan Bulang serta masing-masing ornamentiknya dan Dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan penelitian lapangan dengan cara penulis langsung terjun ke lokasi sehingga data atau hasil penelitianbisa mendapatkan data lebih banyak. Dan melakukan observasi atau disebut juga teknik pengamatan yaitu setiapkegiatan yang dilakukan untuk mengukur dengan menggunakan indera penglihatan atau dengan arti lain yaitu melihat tanpa melakukan pertanyaan-pertanyaan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti.Dan melakukan Dokumentasi dengan menggunakan data berupa foto-foto secara langsung dan buku-buku tentang Simalungun.Setelah melakukan observasi maka langkah selanjutnya adalah wawancara.Wawancara merupakan proses pengumpulan data dilapangan untuk menjelaskan data-data yang didapat berdasarkan observasi. Wawancara dilakukan dengan bertanya langsung kepada responden
PEMBAHASANDANHASIL PENELITIAN Hasil data-data yang terkumpul dari Observasi, dokumentasi dan wawancara maka data tersebut dianalisis agar dapat menjawab permasalahan dalam penelitian.
1. Letak Geografis Kecamatan Raya merupakan kecamatan terbesar dan terluas yang terdapat di 7
Kabupaten Simalungun, dengan letak geografis sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Raya Kahean dan Kecamatan Silou Kahean, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Dolok Pardamean, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Purba dan Kecamatan Dolok Silou, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Panombeian Panei.Penduduk Kecamatan Raya hampir 80% sebagai petani hal ini dapat dilihat dari daerah yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas, baik pertanian sawah maupun non sawah dan dapat dibuktikan juga dengan hasil panen pertanian yang berupa sayur-sayuran baik buah-buahan dan hasil panen yang lainya begitu juga dapat dibuktikan dengan jarak tempuh yang dilalui lebih kurang 30km dari kota Pematangsiantar, dan ibu kota Kabupaten Simalungun berada di kecamatan ini, tepatnya di Pematang Raya dan jarak Kabupaten ini dari Kota Medan sekitar 150 kilometer.
dan tumbuh sampai sekarang di masyarakat Simalungun yaitu : Habonaron Do Bona (HDB) yang berasal dari kata Habonaron yang artinya kebenaran.Bona adalah pangkal, utama, sumber, asal, inti, dan arti harafiah Habonaron Do Bona yaitu kebenaran adalah dasar segala sesuatu, dimana mereka yang menganut aliran pemikiran dan kepercayaan bahwa segala sesuatu harus dilandasi oleh kebenaran.Sedangkan Menurut Japiten Sumbayak dalam buku Refleksi Habonaron Do Bona Dalam Adat Budaya Simalungun (2001:107). Bahwa: Habonaron Do Bona mempunyai wawasan yang luas. Bandingkan nilai luhurnya dengan 9 P. dibawah ini: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2. Agama/Kepercayaan
Penuh dalam Kasih. Penuh dalam Suka Cita. Penuh dalam Damai Sejahtera. Penuh dalam Kesabaran. Penuh dalam Kelemah Lembutan. Penuh dalam Kemurahan. Penuh dalam Kebaikan. Penuh dalam Kesetiaan. Penuh dalam Pengendalian Diri.
Sehingga baik bagi semua pihak, dimana mereka dituntut senantiasa harus menjaga kejujurannya dihadapan semua orang.Suku Simalungun juga merupakan suku yang memiliki kekayaan budaya hal ini dapat dilihat dari benda-benda peninggalan Opung atau nenek moyang yang terdapat diberbagai museum yang ada di Simalungun baik alat-alat musik dan berbagai ornamen dan penggunaan Paheian (Busana) adat Simalungun beserta asasorisnya dalam acara-acara adat Simalungun yang ada sampai sekarang maupun alat-alat peniggalan lainya Hasil observasi yang peniliti lakukan di lapangan ada 4 jenis Gotong dan Bulang Simalungu dan ada 4 jenis Ornamentik yang ditemukan pada Gotong dan sedangkan pada Bulang terdapat 2 jenis Ornamentik. 1. Jenis-jenis Gotong Simalungun
Bila dilihat secara lebih mendalam suku Simalungun memiliki kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian manteramantera dari Datu (Dukun) disertai persembahan kepada roh-roh nenek moyangyang sering disebut dengan istilah panggilan kepada tiga Dewa yang disebut dalam bahasa Simalungun dengan Naibata, yaitu Naibata di atas yang dilambangkan dengan warna putih , dan Naibata di tengah dilambangkan melalui warna merah, dan Naibata bawah yang dilambangkan dengan warna hitam. Ketiga warna inilah yang dianggap yang mewakili dari dewa-dewa tersebut (Putih, Merah, dan Hitam) yang mendominasi berbagai ornament suku Simalungun dari pakaian sampai hiasanhiasannya.Menurut Mitos orang Simalungun percaya bahwa manusia dikirim ke dunia oleh Naibata dan dilengkapi dengan Sinumbah yang dapat juga menetap di dalam berbagai benda, seperti alat-alat dapur dan sebagainya, sehingga benda-benda tersebut harus disembah. Orang Simalungun menyebut roh orang mati sebagai Simagot baik Sinumbah maupun Simagot harus diberika korban-korban pujaan sehingga mereka akan memperoleh berbagai keuntungan dari kedua sembahan tersebut. Ada nilai-nilai luhur
a. Gotong Salalu, Salaludalam bahasa Simalungun yaitu selalu yang dipakai sehari-hari. Gotong Salalu merupakan Gotong harian (penutup kepala harian) yang sering digunakan dalam kegiatan seharihari seperti dipakai untuk ke ladang atau sering disebut dalam bahasa Simalungun Gotong Hu juma. 8
b. Gotong Pandihar, Pandihar dalam bahasa Simalungun yaitu Tari pencak yang dihiasi dengan gerakan yang teratur dilakukan oleh dua orang laki-laki masing-masing mengenakan pakaian pencak. Gotong Pandihar (penutup kepala laki-laki penari pencak). Gotong pandihar merupakan Gotong yang dikenakan penari pencak silat untuk menyambut tamu kehormatan. c. Porsa/Tikalmerupakan suatu istilah dalam bahasa simalungun yang berarti pesta adat. Gotong Porsa/Tikkal (penutup kepala pesta adat /meninggal) merupakan penutup kepala laki-laki dalam adat Simalungun yang dipakai pada saat acara-acara pesta adat dan pada saat acara adat meninggal menggunakan Gotong Porsa dengan aturan tertentu. d. Gotong Potik, Potikdalam bahasa Simalungun yaitu pengantin lakilaki. Gotong Potik (penutup kepala pengantin yang berbentuk Kerucut berada di bagian depan atau Tepat sasaran)merupakan Gotong yang digunakan pengantin Pria pada acara pesta pernikahan.
4. Bulang Salalu, Salalu dalam bahasa Simalungun adalah yang Selalu sering digunakan sehari-hari Bulang Salalu (Penutup kapala wanita yang berbentuk Acak-acakan)merupakan Bulang harian yang sering digunakan oleh ibu-ibu pada saat hu juma (ke ladang).
3. Jenis-jenis Ornamentik pada Gotong Simalungun. 1. Dormani merupakan Hiasan yang terdapat pada Gotong yang terletak tepat menggantung pada bagian sebelah telinga kiri sipemakai. 2. Rante Gotong adalah rantai yang merupaka hiasaan/Ornamentik yang melilit tepat pada bagian depan Gotong. 3. Heper-heper adalah Penawar racun yang merupakan Ornamentik yang terletak menggantung pada bagian kanan Gotong. 4. Rudang Hapias adalah Bunga yang merupakan Ornamentik Gotong yang terletak pada bagian belakang kanan Gotong
4.Jenis-jenis Ornamentik pada Bulang Simalungun.
2. Jenis-jenis Bulang Simalungun
1.
Sutting Hudung-hudung adalah anting yang merupakan Ornamentik yang terdapat pada Bulang yang letaknya pada bagian kanan dan kiri Bulang.
1. Bulang Sulappei, Sulappei adalah pesta adat/usia muda Bulang Sulappei (Penutup Kepala Wanita yang berbentuk Sapu Tangan) merupakan Bulang Adat atau penutup kepala wanita yang digunakan pada acara pesta usia muda. 2. Bulang Teget, Teget dalam bahasa simalungun yaitu Tegak/Cantik Bulang Teget (Penutup Kepala Wanita yang Tegak/Cantik) merupakan Bulang yang digunakan oleh pengantin perempuan dalam acara pernikahan atau pelantikan. 3. Bulang Suyuk/Gijang adalah pesta adat/usia tua. Bulang Suyuk/Gijang (Penutup Kepala Wanita Tertinggi/meninggikan) merupakan Bulang yang digunakan pada saat acara pesta adat/ usia tua.
2. Buah Ban-ban adalah Ornamentik yang terdapat pada Bulang yang letakya pada bagian belakang menjurai ke bahu kanan sipemakai.
5. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil studi lapangan yang peneliti lakukan di daerah kecamatan Raya yang telah melakukan wawancara kepada Tokoh-tokoh adat dan masyarakat serta pemuda dan pemudi (generasi muda).bahwaGotong dan Bulang merupakan suatu kelengkapan dari pakaian adat Simalungun. Gotong merupakan penutup kepala yang digunakan pada kaum laki-laki dalam mengikuti prosesi adat.Begitu juga halnya dengan Bulang yang digunakan oleh 9
kaum perempuan dalam mengikuti prosesi adat.Gotong dan Bulang merupakan produk seni yang harus dilestarikan. Menurut bapak Sahat Damanik (wawancara, 28 Januari 2016) salah satu orang tua yang memahami adat mengatakan bahwa Gotong dan Bulang ini merupakan penutup kepala yang memiliki makna dan tidak semua umur dapat menggunakannya karena penutup kepala ini biasanya hanya digunakan pada orang yang dewasa karna penutup kepala ini sebagai simbol kedewasaan yang berarti mampu menjadi pemimpin baik dalam rumah tangga maupun dalam masyarakat.Bapak Jan Vareadi Sumbayak juga berpendapat serupa(29 Januari 2016) menyatakan bahwa: Gotong dalam bahasa Simalungun merupakan ikat atau penutup kepala yang dibuat sedemikian rupa untuk kaum laki-laki dalam mengikuti acara adat, yang memiliki makna jika sudah memakainya maka sipemakai gotong tersebut dapat dikatakan sudah dewasa yang mampumenjadi seorang pemimpin dalam rumah tangga, dan bisa bersikap dewasa dalam bertanggung jawab baik dalam rumah tangga dan ditengah-tengah masyarakat.
daun biruh/lontar dan ada juga ditambahkan hiasan berbentuk matahari, yang artinya bunga raya menggambarkan kesuburan dan kemakmuran ,daun biru/lontar sebagai pelindung atau payung, dan matahari melambangkan cahaya/sinar. dan ini disusun pada sebuah tiang penyangga sehingga menambah kewibawaan seorang raja.
c. Rante Gotong biasanya dipakai oleh seorang raja di Simalungun sebagai hiasan yang dipakai melintang atau melilit dari kanan ke kiri tepat pada bagian depan Gotong yang fungsinya pada masa kerajaan Simalungun adalah sebagai hiasan di kepala yang dipakaikan di gotong dan yang memakainya adalah seorang raja. pada zaman kerajaan, rantai gotong terbuat dari : emas, suasah, kuningan, perunggu atau perak dan dapat dijadikan atau bermakna sebagai penolak bala bagi yang memakainya pada tempo dulu. pada umumnya yang memakai rantai gotong (sambolah pagar) adalah raja atau keturunan raja.
d.Heper-heper
merupakan salah satu Ornamentik yang terbuat dari emas, suasah, kuningan, perunggu, atau perak yang terdapat pada gotong yang menyatu pada ranteGotong yang letaknya tepat di sebelah telinga kanan yang menambah kelengkapan dari wibawa dan Kharisma si pemakai. (wawancara dengan saudara Lamhot Damanik, 28 Januari 2016) Pada zaman dahulu yang berhak menggunakan Heper-heper serta ranteGotong hanyalah seorang Raja.Pada zaman kerajaan dahulu Heper-heper berbentuk kelopak bunga dan hiasanya terbuat dari taring hewan seperti taring beruang, harimau, atau babi hutan.yang diisi dengan obat-obat penawar untuk menangkal kekuatan magis atau roh-roh jahat dari luar. Kalau si pemakai terkena racun atau luka, maka obat yang terdapat pada taring atau pada Heperheper tersebut diambil untuk menjadi obatnya.
6. Ornamentik pada Gotong a. Doramani berasal
dari kata Dormayang berarti menarik untuk dipandang, tunggung, majagiah (berwibawa), gagah, disegani, pantas sebagai pemimpin, pintar, bijaksana, dan mengagumkan. Doramani ini merupakan Ornamentik/hiasan yang dipakai pada Gotong (penutup kepala laki-laki) yang digunakan oleh orang tertentu karena tidak semua orang bisa menggunakan Ornamentik Doramani.Doramani disusun pada bagian kiri Gotong tepatnya dekat telinga kiri.Ornamentik Doramani yang dipasang pada penutup kepala laki-laki biasanya orang Simalaungun menyebutnya dengan Gotong.Doramani ini pada zaman dahulu terbuat dari emas asli yang di bentuk bulat seperti matahari, pada masa sekarang semuaya hanya disepuh emas dan bahkan menggunakan bahan seperti kuningan, perak, dan perunggu.
5. Ornamnetik pada Bulang a. Buah Ban-ban ini memiliki makna yang di simbolkan sebagai lambang kesuburan baik secara jasmani maupun rohani dan disimbolkan sebagai simbol suatu kesesuburan bagi sipemakainya. (wawancara dengan Ibu Ramenna Haloho 16 Februari 2016) ia berpendapat bahwa BuahBan-ban merupakan hiasan yang terdapat pada Bulang, yang di
b.Rudang Hapiasmeruapakan salah satu Ornamentik yang terdapat pada Gotong yang letaknya tepat pada bagian atas Gotong sebelah kanan yang bermakna menambah kewibawa dari sipemakai yang dilambangkan dari gabungan bunga raya (kembang sepatu) dan 10
kaitkan di bagian belakang Bulang sebagai simbol suatu kesuburan bagi sipemakai dikarenakan Buah ban-ban yang dapat mudah tumbuh di daerah Simalungun dan pada waktu berbuah seluruh batang pohon Buah ban-ban diselimuti dengan semua buahnya yang begitu banyak. Dan Buah ban-ban di bentuk dalam 3 serangkai yang melambangkan Naibata Atas,Naibata Tongah dan NaibataToruh dan biasanya digunakan kaum perempuan dalam acara adat seperti acara Patappei Sihilap (penobatan) dan acara adat Pernikahan
pada saat upacara adat Simalungun dan tidak semua orang bisa menggunakan Hiasan ini karena dalam penggunaannya memiliki aturan dalam setiap pemakaiannya. b. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat Suku Simalungun terhadap makna serta aturan dalam penggunaan Ornamentik pada Gotong dan Bulang masih rendah dimana mereka menganggap bahwa Ornamentik tersebut hanya sebatas penghias saja. c. Gotong dan Bulang adalah penutup Kepala yang digunakan saat mengikuti acara adat. Penutup kepala ini merupakan kelengkapan dari pakaian adat Simalungun yang memiliki makna tersendiri bagi sipemakai dan masih banyak orang yang besukukan Simalungun yang tidak mengerti tentang makna yang sesungguhnya.
b. Sutting Hudung-hudung (wawancara dengan ibu Rosnani Sipayung, 16 Februari 2016) Ornamentik ini memiliki persamaan makna dengan makna BuahBan-ban yang melambangkan kesuburan bagi sipemakainya dan dahulu ornamentik ini terbuat dari emas namun pada masa sekarang hanya berupa sepuhannya saja.dan ada yang terbuat dari timah, kuningan dan perlu diketahui bahwa Ornamentik ini hanya dapat digunakan dalam mengikuti prosesi adat sajadan biasanyadipakai dengan pasangan Gotong yang berdoramani.
B. Saran
PENUTUP A. Kesimpulan
a. Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan kepada pemerintah daerah Simalungun untuk lebih memperhatikan hasil kebudayaan daerah agar nilai-nilai yang terdapat di setiap benda peninggalan sejarah tetap terpelihara dan wajib dilestarikan agar tidak hilang dikarenakan seiring majunya perkembangan zaman dimana budaya luar masuk dan berkembang ditengah-tengah kehidupan generasi muda. b. Kepada Generasi muda Simalungun hendaknya agar tetap peduli dan memelihara, serta menjaga dan menjunjung tinggi serta melestarikan hasil budaya sendiri. Hendaknya mempelajari serta mengenal lebih mendalam tentang Ornamentik pada Gotong dan Bulang serta makna simbol yang terkandung di dalamnya. c. Demi kelestarian Produk seni dalam kelengkapan dari pakain adat Simalungun khususnya Ornamentik pada Gotong dan Bulang hendaknya masyarakat Suku
Berdasarkan uraian dan pembahasan dari bab-bab terdahuluAda 4 jenis Gotong yaitu Gotong Sapari, Gotong Potik, Gotong Porsa dan Gotong Pandihar dan ada 4 jenis Bulang Simalungun seperti Bulang Salalu, BulangSulappei, Bulang Teget, dan Bulang Gijang. dan Ornamentik yang terdapat pada Gotong memiliki jumlah 4 jenis Ornamentik yaitu Dornamni, Rudang Hapias, Rante Gotong, Heper-heper dan yang terdapat pada Bulang ada 2 jenis Ornamentik Seperti Buah Ban-ban dan Sutting Hudung-hudung Makna simbol yang terdapat pada setiap bagian Ornamentik pada Gotong da Bulang yang digunakan pada acara adat Simalugun pada intinya menjunjung tinggi nilai-nilai budaya pada masyarakat Simalungun seperti nilai-nilai kewibawaan, nilai-nilai kehormatan, nilai kesuburan dan kemakmuranBedasarkan uraian dan pembahasaan dari bab-bab terdahulu maka penulis juga mengambil beberapa kesimpulan antara lain yaitu: a. Ornamentik pada Gotong dan Bulang merupakan Hiasan yang memiliki makna yang digunakan 11
Simalungun di manapun berada agar tidak melupakan akan kekayaan benda seni dan budaya sendiri. d. Penyuluh tentang produk seni atau tentang adat Simalungun hendaknya dilakukan secara berulang-ulang sepertimengadakan seminar-seminar kecil dan penerbitan buku-buku pedoman bagimasyarakat olehpemakalahpemakalah atau yang lebih paham tentang produk seni Simalungun khususnya Ornamentik pada Gotong dan Bulang agar masyarakat Suku Simalungun di berbagai daerah mengerti aturan dalam penggunaannya dan tidak salah dalam menggunakan Ornamentik tersebut
12
DAFTAR RUJUKAN Erdansyah, Fuad, 2013 Gerga Rumah Adat Batak Karo. Medan : UNIMED Sembiring, Dermawan. 2014. Ragam Hias dan Artefak Etnis Karo dan Simalungun Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Aneka Model lukisan CinderaMata Reproduktif. Jurnal Seni Rupa Vol 10. No. 02 FBSUNIMED Sugito, 2015 Metode Penelitian Pendididkan. Seni Rupa.Medan UNIMED Silaban, Brisman. 2008. Kesatuan Makna Simbolis Pada Ulos. Jurnal Seni RupaFBS UNIMED, Vol 05. No (1) FBS UNIMED Saragi, Daulat. 2013. Buku ajar Estetika.Medan : UNIMED. W. Triatmojo, TM Sitorus. 2012. Analisis penerapan Ornamen Tradisional Batak Toba Pada Alat Musik Tradisional Batak Toba Di Kabupaten Samosir.Jurnal Seni Rupa Vol. 09 No. 2 FBS UNIMED https:jurnalgorga.wordpress.com/2012/05/06/a nalisis-semiotika-ornamen batak
13
14