ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PANCASILA DI SMK CENDEKIA MADIUN Wawan Kokotiasa, Budiyono* Abstrak
S
ering kali Sekolah mengalami kebingungan dalam menerapkan model pembelajaran, pada hal banyak model pembelajaran yang berkembang pesat seiring dengan kemajuan dunia pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang model pembelajaran Pancasila di SMK Cendekia Madiun. Lebih spesifik adalah untuk memperoleh gambaran yang komprehensif bagaimana kelebihan dan kekurangan praktek-praktek pembelajaran tersebut. Harapannya penelitian ini mampu menghasilkan rekomendasi konstruktif tentang pembelajaran Pancasila yang ideal di SMK Cendekia Madiun. Disamping itu keluarannya adalah untuk menjadikan sumber inspirasi dan referensi Pendidikan Pancasila yang kontekstual . Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang dipakai untuk menghasilkan penelitian yang holistik adalah dengan cara menggali informasi sedalam dalamnya tentang model pembelajaran Pancasila di SMK Cendekia Madiun. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi langsung. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa, model pembelajaran berbasis permasalahan (problem base learning) sangat tepat diterapkan dalam pembelajaran Pancasila di SMK Cendekia Madiun. Dengan model pembelajaran ini merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Pancasila adalah mata pelajaran yang senantiasa mengikuti pembaharuan-pembaharuan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu dengan metode yang tepat, yakni PBL maka siswa dituntut untuk berpikir aktif dan senantiasa mengembangkan kemampuan dalam memahami berbagai masalah yang ada disekitar yang terkait dengan materi pelajaran yang dipelajarinya. Terlebih pada kurikulum 2013 ini siswa dituntut untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. PBL melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki.
41 41
PBL melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Pembelajaran Berbasis Masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik. peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru).
Kata Kunci : Model pembelajaran Problem Base learning
*Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun
42
kompleksitas masalah yang mendera
PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia mengalami beragam masalah yang
bangsa
Indonesia
dapat
segera
mendapatkan jalan keluarnya.
begitu komplek. Mulai maraknya
Mengacu
pada
kasus korupsi, krisis keteladanan dari
kami
para pemimpin, persoalan ekonomi
Aktualisasi
Nilai-Nilai
yang belum tuntas, kemiskinan dan
(Mencari
Model
ketidakadilan,
Pancasila di Perguruan Tinggi Kota
yang
konflik
melibatkan
perkelahian
horisontal
warga pelajar
Madiun)
yang berjudul Pancasila Pendidikan
diperoleh
beberapa
dan
kesimpulan sebagai berikut : 1)
mahasiswa. Fenomena tersebut tentu
Eksistensi Pancasila yang vital dan
membutuhkan solusi agar bangsa ini
strategis bagi negara dan bangsa
tidak terjerembab dalam situasi yang
Indonesia harus direvitalisasi oleh
sulit. Tawaran solusi yang patut
segena komponen bangsa. Tanggung
diperhitungkan
jawab untuk merevitalisasi bukan
krisis
antar
hingga
sebelumnya
penelitian
untuk
multidimensi
mengatasi ini
adalah
hanya
sekedartanggung
jawab
kembali menempatkan pancasila agar
pemimpin semata, tetapi juga harus
berperan
melibatkan partisipasi yang luas dan
lebih
signifikan
dalam
konteks kehidupan berbangsa dan
kesadaran
bernegara.
masyarakat.
Memang
sejak
awal
reformasi eksistensi pancasila agak
Pancasila
terpinggirkan
untuk
dalam
wacanan
yang
tinggi
2)
dari
Merevitalisasi
memiliki
arti
menumbuhkan
penting, kesadaran
dominan bangsa ini. Banyak yang
bersama
agar Pancasila
kembali
terlena dengan euforia reformasi
menjadi
dasar
maupun
yang kebablasan. Karena itu seiring
orientasi dalam kehidupan berbangsa
dengan
kesadaran
dan bernegara. 3) Model yang tepat
berbangsa dan bernegara, pancasila
dan relevan dengan situasi dan
dirindukan kemabli oleh bangsa ini
kondisi
untuk
mengaktualisasikan pancasila adalah
tergerusnya
menjadi
kompas
agar
saat
negara
ini
dalam
43
melalui
mekanisme
melalui
media
tersedia.
4)
Pendidikan
sosialisasi
dan
saran
Sedangkan Pancasila
mengedepankan
yang
bangsa Indonesia. Disamping itu
model
Pancasila merupakan tuntunan yang
seharusnya
proses
adalah manifestasi dari kepribadian
dialetika
dinamis,
seperti
Bung
Karno
sebagai “leidster”
menyebutkan
dalam melakukan internalisasi nilai-
bintang
pimpinan,
kearah
mana
nilai Pancasila.
bangsa dan negara Indonesia harus digerakkan. Dalam sidang BPUPKI pada
Tentang Arti Pancasila Istilah Pancasila berasal dari
tanggal
1
Juni,
Bung
Karno
bahasa Sansekerta yang terdiri dari
merumuskan Pancasila, yang dikenal
dua suku kata yaitu panca berarti
juga
lima dan sila berarti dasar atau azas.
Pancasila, dan mengusulkan agar
Pancasila berarti lima dasar atau lima
negara Indonesia yang akan didirikan
azas.
inilah
itu ditegakkan diatas kelima sila
Republik
yang telah digalinya itu, dengan
Diatas
berdirinya
lima
dasar
Negara
sebagai
pidato
Indonesia. Pancasila dipilih menjadi
suara
dasar negara karena Pancasila sesuai
Pancasila sebagai dasar negara yang
dengan alam kejiwaan bangsa kita
kekal abadi yang oleh Bung Karno
sendiri, seperti apa yang pernah
sendiri
dikatakan oleh Bung Karno “ sudah
grondslag, dengan rumusan sebagai
jelas kalau kita mau mencari dasar
berikut:
yang statis, maka dasar yang statis
1. Kebangsaan
itu haruslah terdiri dari elemenelemen yang ada jiwa Indonesia” Ernest Renan mengatakan bahwa
bulat
lahirnya
sidang
disebut
menerima
philosophis
Indonesia
atau
Nasionalisme 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
“setiap bangsa mempunyai suatu
3. Mufakat atau Demokrasi
jiwa “ (une nation, est une ame).
4. Kesejahteraan Sosial
Bangsa Indonesia mempunyai satu
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
jiwa yang disebut kepribadian bangsa Indonesia.
Tegasnya
Pancasila
Kemudian menugaskan
panitia
BPUPKI 9
untuk 44
menyusun
rancangan
pembukaan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh
undang undang dasar pada tanggal
hikmat
22 Juni 1945. Pada alenia 4 dari
permusyawaratan/perwakilan
rancangan
pembukaan
undang
undang dasar tersebut dicantumkan.
5. Keadilan
kebijaksanaan
sosial
dalam
bagi
seluruh
sebagai
dasar
Indonesia
pada
rakyat Indonesia
Pancasila dengan rumusan
Pancasila
(Piagam Jakarta) sebagai berikut :
filsafati
1. Ketuhanan
hakekatnya merupakan suatu nilai-
dengan
kewajiban
negara
menjalankan syariat Islam bagi
nilai
pemeluk-pemeluknya.
Sebagai suatu dasar filsafat, sila-sila
2. Kemanusiaan
yang
adil
dan
beradab
yang
bersifat
sistematis.
dalam Pancasila atau kelima sila yang ada di dalamnya merupakan
3. Persatuan Indonesia
suatu sistem yaitu merupakan satu
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh
kesatuan yang bulat, hierarkis dan
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial
bagi
terpisah pisah melainkan memiliki
seluruh
rakyat Indonesia Dalam
sistematis, maka kelima sila bukan
makna yang utuh yang merupakan sistim nilai (Kaelan,2000:98). Hal ini
sidangnya
pada
sesuai
dengan
pengertian
tanggal 18 Agustus 1945 PPKI, telah
sebelumnya bahwa dasar negara
berhasil mengesahkan UUD 1945.
terkandung didalamnya seperangkat
Pada bagian pembukaan UUD 1945
nilai. Nilai adalah sesuatu yang
alinea 4 terdapat rumusan Pancasila
berharga,
yang secara konstitusional sah dan
memperkaya batin, dan menyadarkan
benar sebagai dasar negara Republik
manusia
Indonesia, berbunyi sebagai berikut :
martabatnya. Nilai berfungsi pada
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
budi yang berfungsi mendorong dan
2. Kemanusiaan
yang
beradab 3. Persatuan Indonesia
adil
dan
berguna,
akan
indah,
harkat
dan
mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Alport dalam (Syahrial 2011:33) mengidentifikasi nilai-nilai yang
terdapat
dalam
kehidupan 45
masyarakat pada enam macam, yaitu
terhadap Tuhan. Nilai religi ini
nilai teori, nilai ekonomi, nilai
berhubungan
dengan
estetika, nilai sosial, nilai politik dan
penghayatan
yang
nilai
transedental
dalam
religi.
Notonegoro
dalam
nilai bersifat usaha
(Syahrial 2011:34) membagi nilai
manusia untuk memahami arti
dalam tiga kategori yaitu sebagai
dan
berikut:
dunia. Nilai ini berfungsi sebagai
a. Nilai
material,
yaitu
segala
makna
di
sumber moral yang dipercayai
sesuatu yang berguna bagi unsur
sebagai
manusia
Tuhan.Oleh
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu
kehadirannya
rahmat
dan
karena
ridha
itu
nilai
berperan sebagai dasar pedoman
yang berguna bagi manusia untuk
yang
melakukan aktivitas
setiap manusia
c. Nilai kerohanian, yaitu segala
menentukan
kehidupan
Pancasila berisi lima nilai
sesuatu yang berguna bagi rohani
yang
merupakan
nilai
manusia. Nilai kerohanian dapat
fundamental
dirinci menjadi empat macam
berbangsa dan bernegara yaitu nilai
yaitu sebagai berikut:
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
bagi
dasar
kehidupan
1) Nilai kebenaran yaitu bersumber
kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai-
pada unsur rasio manusia, budi
nilai Pancasila merupakan rumusan
dan cipta.
ideal, bersifat das sollen dan cita-cita
2) Nilai keindahan yaitu bersumber pada unsur rasa atau intuisi. 3) Nilai moral yaitu bersumber pada
yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.
unsur kehendak manusia atau kemauan ((karsa, etika). 4) Nilai religi yaitu bersumber pada
Pendidikan Pancasila Menurut
John
Dewey
pendidikan
sebagai
nilai ketuhanan merupakan nilai
(2008:136)
kerohanian yang tertinggi dan
proses dan sosialisasi. Lebih lanjut
mutlak. Nilai ini bersumber pada
pemikiran tokoh tersebut tentang
keyakinan dan keimanan manusia
asas belajar berasumsi bahwa setiap 46
anak
didik
memiliki
dan
mewujudkan suasana belajar dan
kecerdasan yang merupakan potensi
proses pembelajaran agar peserta
kelebihan manusia dibanding dengan
didik secara aktif mengembangkan
makhluk lainnya. Dengan potensi
potensi
akal dan kecerdasan yang bersifat
kekuatan
kreatif dan dinamis tersebut, maka
pengendalian
setiap anak didik sesungguhnya telah
kecerdasan,
memiliki bekal untuk menghadapi
ketrampilan yang diperlukan dirinya,
dan
masyarakat, bangsa, negara.
memecahkan
akal
masalah
yang
dirinya
untuk
spiritual
memiliki keagamaan,
diri,
kepribadian,
akhlak
mulia,
serta
dihadapinya. Dengan potensi akal
Aktualisasi Pancasila melalui
dan kecerdasan itu seorang anak
pendidikan merupakan salah satu
didik dapat berkembang dan menjadi
jalur yang tepat dari implementasi
individu yang aktif, kreatif dan
dan
dinamis
Pancasila
dalam
menghadapi
lingkungannya.
dalam
sebagaimana
kehidupan
oleh
Fuad
Hasan
sebagaimana dikemukakan oleh Fuad Hasan (dalam Tonny widiastono
(dalam Tonny widiastono 2004 : 55)
2004
merupakan
pembudayaan
demi
nilai-nilai
berbangsa dan bernegara. Pendidikan
Pendidikan dikemukakan
menanamkan
ikhtiar
peradaban
pembudayaan
manusia.
Maka
:
55)
merupakan demi
ikhtiar
peradaban
manusia. Maka pendidikan tidak
pendidikan tidak hanya merupakan
hanya
prakarsa bagi terjadinya pengalihan
terjadinya pengalihan pengetahuan
pengetahuan
dan
dan
ketrampilan
merupakan
ketrampilan
prakarsa
(transfer
bagi
of
(transfer of knowledge and skills)
knowledge and skills) tetapi juga
tetapi juga meliputi pengalihan nilai-
meliputi
nilai budaya dan norma norma sosial
budaya dan norma norma sosial
(transmission of cultural values and
(transmission of cultural values and
social norms).
social norms).
UU SISDIKNAS
No.20
Tahun
Pendidikan
2003
pengalihan
Melalui
nilai-nilai
pendidikan
adalah
Pancasila, peserta didik diharapkan
usaha sadar dan terencana untuk
akan lebih dahulu menjadi manusia 47
Indonesia
sebelum
memiliki
dan
menguasai,
menerapkan
ilmu
Berdasar
pada
Pasal
9
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
pengetahuan dan teknologi yang
2005
dipelajarinya.
negara
Pendidikan
dapat
dinyatakan,
Indonesia diharapkan unggul dalam
kompetensi
dari
perkuliahan
penguasaan
ipteks,
Pendidikan
Pancasila
kehilangan
jati
Warga
namun tidak
dirinya,
apalagi
tentang
mahasiswa
Standar
memiliki
Nasional
adalah
kepribadian
tercerabut dari akar budaya bangsa
yang bersumberkan pada nilai luhur
dan
budaya bangsa dalam mendukung
keimanannya.
(Winarno
2012:15).
Hasil
kesepakatan
profesi
dan
latar
belakang
Bandung
perihal
pendidikan
keilmuannya.
Pancasila
sebagai
pendidikan
merujuk pada Surat Edaran (SE)
Selanjutnya,
kebangsaan tahun 2009 menyatakan
Direktur
bahwa kompetensi dasar yang harus
Tinggi,
dicapai dari pendidikan Pancasila
914/E/T/2011, tertanggal 30 Juni
sebagai
2011
pendidikan
kebangsaan,
sebagai berikut : a. Memiliki integral,
(Jenderal
jika
Kemdiknas
tentang
No.
Penyelenggaraan
Perkuliahan Pendidikan Pancasila di wawasan
dan
holistik,
komprehensif
Perguruan
Tinggi,
diharapkan
negara.
Pancasila
peserta
bersedia sebagai
rujukan
Pancasila dapat mengantarkan
berbagai
tantangan
kehidupan
diri, masyarakat, bangsa dan
bangsa.
Kemampuan
menjawab
negara ke arah kemajuan yang
tantangan
lebih baik.
dilandasai pula oleh kemampuan
menegakkan
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa
dan
bernegara berdasarkan Pancasila.
profesional
upaya
dan
inspirasi
kemampuan
bagi
menjadikan
bahwa
c. Memiliki
kesadaran
maka
didik yang mempelajari Pancasila
tentang Pancasila sebagai dasar
b. Memiliki
Pendidikan
tersebut
dan
menjawab
tentu
latar
saja
belakang
keilmuan. Berbagai upaya dalam rangka aktualisasi dilakukan
pendidikan melalui
Pancasila
seminar
dan 48
lokakarya oleh para pakar seperti
method,
M.Noor Syam (Program pendidikan
designed to achieves a particular
Pancasila di Perguruan Tinggi dalam
educational
era reformasi), Winarno Surachmad
1976).Jadi, dengan demikian strategi
(Pendidikan Pancasila pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai
yang
Hendy
perencanaan yang berisi tentang
integral
rangkaian kegiatan yang didesain
partisipatif pendidikan Pancasila),
untuk mencapai tujuan pendidikan
Ajar Triharso (Pendidikan Pancasila
tertentu.
mengindonesiakan),
Tedjonagoro
partisipatif
(Metode
Siswono
series
of
activities
goal \J. R. David,
Yudo
Kemp (1995) menjelaskan
wawasan
bahwa strategi pembeiajaran adalah
rangka
suatu kegiatan pembelajaran yang
meneguhkan NKRI). Muara dari
harus dikerjakan guru dan siswa agar
berbagai ide para pakar itu adalah
tujuan pembelajaran dapat dicapai
agar Pancasila dapat kokoh dan tegak
secara efektif dan efisien. Senada
sebagai salah satu pilar bangsa
dengan pendapat di atas, Dick and
disamping
UUD
Carey (1985) juga menyebutkan
Tunggal
Ika,
Husodo
P3),
or
(Reaktualisasi
kebangsaan
dalam
45,
Bhinneka
NKRI,
maka
bahwa
strategi
pembelajaran
itu
Implementasi nilai-nilai Pancasila itu
adalah suatu set materi dan prosedur
perlu dilakukan dengan memperkuat
pembelajaran yang digunakan secara
kembali fundamen etis dan karakter
bersama-sama untuk menimbulkan
bangsa berdasarkan
hasil belajar pada siswa.
falsafah dan
pandangan bangsa Indonesia.(Yudi Latif, Kompas 29/3/11).
behasil
bagaimana
yang sudah disusun dalam kegiatan
diperlukan
nyata agar tujuan yang telah disusun
strategi pembelajaran dan metode
tercapai secara optimal, ini yang
untuk merealisasi strategi yang telah
dinamakan
ditetapkan.
beraru, metode digunakan untuk
Dalam
maka
sekarang
upaya mengimplementasikan rencana
Agar pendidikan Pancasila dapat
Nah,
dunia
dengan
metode.
Ini
pendidikan,
merealisasikan strategi yang telah
strategi diartikan sebagai a plan,
ditetapkan, Dengan demikian, bisa 49
terjadi satu strategi pembelajaran
metode
digunakan
metode.
digunakan dapat bersumber atau
melaksanakan
tergantung dari pendekatan tertentu.
beberapa
Misalnya,
untuk
pembelajaran
strategj ekspositon bisa digunakan
Roy
metode ceramah sekaligus metode
mencatat ada dua pendekatan dalam
tanya jawab atau bahkan diskusi
pembelajaran, yaitu pendekatan yang
dengan memanfaatkan sumber daya
berpusat pada guru (teacher-centred
vang
termasuk
approaches) dan pendekatan yang
menggunakan media pembelajaran.
berpusat pada siswa (student-centred
Oleh karenanya, strategi berbeda
approaches).
dengan metode. Strategi menunjuk
berpusat pada guru menurunkan
pada
untuk
strategi
se-dangkan
(direct
tersedia
sebuah
mencapai
perencanaan
sesuatu,
Killen
(1998)
yang
misalnya,
Pendekatan
pembelajaran instruction),
yang
langsung
metode adalah cara yang dapat
deduktif
digunakan
melak-sanakan
ekspositori. Sedangkan, pendekatan
strategi. Dengan kata lain, strategi
pembelajaran yang berpusat pada
adalah apian of operation achieving
siswa
something; sedangkan metode adalah
pembelajaran discovery dan inkuiri
a way in achieving something.
serta strategi pembelajaran induktif.
untuk
Istilah
lain
yang
atau
pembelajaran pembelajaran
menurunkan
strategi
juga
Dari penjelasan di atas, maka
memiliki kemiripan dengan strategi
dapat ditentukan bahwa suatu strategi
adalah
(approach).
pembelajaran yang diterapkan guru
Sebenarnya pendekatan berbeda baik
akan tergantung pada pendekatan
dengan strategi maupun metode.
yang
Pendekatan dapat diartikan sebagai
bagaimana menjalankan strategi itu
titik tolak atau sudut pandang kica
dapat ditetapkan berbagai metcxie
terhadap proses pembelajaran. Istilah
pembelajaran.
pendekatan
kepada
menjalankan metode pembelajaran
pandangan tentang terjadinya suatu
guru dapat menentukan teknik yang
proses yang sifatnya masih sangat
dianggapnya relevan dengan metode,
umum. Oleh karenanya strategi dan
dan penggunaan teknik itu setiap
pendekatan
merujuk
digunakan;
Dalam
sedangkan
upaya
50
guru memiliki taktik yang mungkin
pencapaian
berbeda
attainment), dll.
antara
guru
yang satu
dengan yang lain.
konsep
(concept
b. Model Personal (Personal Model) Model personal merupakan model yang membangkitkan siswa agar
Model Pembelajaran Joyce
dan
Weil
(1986)
dapat
model
memiliki kesadaran terhadap tugas
pembelajaran dalam empat kategori,
dan tang-gung jawabnya. Model
yaitu:
pembelajaran
mengelompokkan
(1)
model
pengolahan
belajar
secara
mandiri,
personal
tersebut
informasi, (2) model personal, (3)
antara lain diterapkan dengan metode
model sosial dan (4) model sistem
pengajaran
perilaku.
directive learning), latihan kesadaran
a. Model Pengolahan Informasi (the
(awareness training), dll. Secara
Information Processing Model)
lebih kongkret, model pembelajaran
tanpa
Model-model yang termasuk dalam
personal
antara
kelompok
dengan
metode
pengolahan
menitikberatkan
informasi
pada
cara
arahan
lain
(non
diterapkan pembelajaran
berbantuan modul dan e-learning.
memperkuat dorongan internal (dari
c. Model Sosial (Social Model)
dalam diri sendiri) untuk memahami
Model pembelajaran ini mengacu
dunia
menggali,
pada model pembelajaran kelompok
mengorganisasikan data, merasakan
yang melibatkan kerjasama antar
ada masalah, mengupayakan cara
personal. Model pembelajaran dapat
untuk
dan
dilaksanakan dalam bentuk model
belajarnya
pembelajaran cooperative atau colla-
secara lisan atau tertulis. Beberapa
borative. Metode pembelajaran yang
metode
mendukung
dengan
mengatasinya
mengungkapkan
mendukung
cara
hasil
pembelajaran pelaksanaan
yang model
tersebut
penerapan antara
model
lain:
metode
kelompok
(group
pembelajaran pengolahan informasi
investigasi
antara lain: problem based learning,
investigation),
inquiry dan discovery, memorization,
(roleplaying), peer teaching, diskusi
bermain
peran
dll. 51
d. Model
Sistem
Perilaku
(Behavioral Systems) Model
pembelajaran
organisasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang diharapkan dapat
ini
dikenal
menghasilkan suatu deskripsi tentang
sebagai model modifikasi perilaku
ucapan, tulisan, atau perilaku yang
dalam hubungannya dengan respon
diamati
terhadap tugas-tugas yang diberikan.
(Basrowi, 2002). Menggali informasi
Kegiatan belajar berorientasi pada
yang mendalam
perubahan perilaku yang tadinya
model pembelajaran Pancasila di
tidak bisa menjadi bisa atau tidak
SMK Cendekia Madiun.
tahu menjadi tahu, dsb. Model pembelajaran dalam
banyak
mata
diterapkan
pelajaran
praktik.
dalam
seting
tertentu.
tentang
Model
analisis
Pembelajaran
Pancasila adalah
kerangka
kerja
struktural yang digunakan sebagai
Metode pembelajaran yang termasuk
pemandu
ke dalam kelompok model sistem
lingkungan dan aktifitas belajar yang
perilaku ini antara lain: belajar tuntas
kondusif.
(mastery
learning),
(competence
based
pembelajaran
langsung
CBT training), (direct
untuk
mengembangkan
Sedangkan
pendidikan
Pancasila adalah model, pola dan sistem
yang
dipakai
untuk
instruction), model kontrol dm, drill,
merevitalisasi dan mengaktulasikan
dsb. Dalam penerapan model sistem
nilai-nilai
Pancasila
agar
dapat
perilaku, guru dapat menggunakan
diterapkan
secara
massif
oleh
metode tutorial dengan membimbing
masyakat
siswa sampai mencapai tujuan
Cendekia Madiun.
khususnya
Sampel
di
informan
SMK
dipilih
secara selektif dan dilakukan secara
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang kami
mengalir
dengan
penyesuaian
lakukan adalah tergolong penelitian
berkelanjutan dipusatkan pada fokus
deskriptif kualitatif. Karakter khusus
studi. Pemilihan
penelitian
berupaya
berkembang
keunikan
individu,
kebutuhan dan kemantapan peneliti
masyarakat
dan/atau
dalam memperoleh data. Informan
mengungkap kelompok,
kualitatif
informan dapat sesuai
dengan
52
dipilih
berdasarkan
informan
terkait
keterlibatan
dengan
tema
penelitian.
pengumpulan data dengan teknik yang lain, dan triangulasi peneliti, yaitu membandingkan data yang
Data yang dibutuhkan adalah dari sumber primer dan sekunder.
diperoleh
fakta
di
lokasi
penelitian
tim
peneliti
dengan anggota peneliti yang lain.
Data primer yang berupa keterangan atau
anggota
Analisis dengan
data
metode
dilakukan
analisis
data
diperoleh
dari
informan,
dan
kualitatif. Analisis data ditujukan
peristiwa
atau
aktivitas.
Data
pada data-data yang sifatnya kualitas
sekunder berupa dokumen dan arsip
dan sifat yang nyata diterapkan di
tentang objek penelitian, baik berupa
lokasi penelitian. Ada dua cara yang
dokumen
buku-buku
digunakan dalam penelitian ini, yaitu
sumber pembelajaran maupun data
analisis isi dan analisis interaktif.
lain yang terkait, seperti majalah dan
Untuk data dokumen dan arsip
surat khabar.
digunakan analisis isi, sedangkan
kurikulum,
Pengumpulan
data
primer
untuk data hasil wawancara dan
dilakukan dengan teknik wawancara
observasi
digunakan
mendalam dan observasi langsung.
interaktif,
Wawancara dilakukan melalui dua
Milles dan Huberman (1996).
seperti
analisis
dikemukakan
pendekatan yakni tak terstruktur dan wawancara Mulyana,
terstruktur.(Deddy 2002).
Wawancara
dilakukan khusus dengan guru yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Model Pembelajaran Pancasila Model
kompeten dengan tema penelitian ini. Validasi
data
dilakukan
melalui teknik triangulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan data dari satu sumber data yang satu dengan sumber data yang lain, triangulasi
teknik,
yaitu
pembelajaran
merupakan gambaran menyeluruh dari berbagai teknik dan prosedur yang
menjadi
didalamnya.
Di
bagian SMK
penting Cendekia
kegiatan belajar mengajar pendidikan Pancasila terintegrasi dalam mata
membandingkan data dari satu teknik 53
pelajaran Pendidikan Pancasila dan
lingkungan
Kewarganegaraan.
pembelajaran berlangsung.
Model Pancasila
yang
mengacu
pada
tempat
proses
pembelajaran
Materi yang dipelajari dalam
dikembangkan
pembelajaran Pendidikan Pancasila
upaya
untuk
dan
Kewraganegaraan
cukuplah
memenuhi kebutuhan dan keinginan
banyak, namum fakta dilingkungan
para siswa dalam kegiatan belajar
sekitar baik secara sempit maupun
mengajar.
secara luas jauh lebih banyak dan
Pendidikan
Pancasila
dan
komlpleks. Sehingga hal ini dapat
Kewarganegaran merupakan salah
dijadikan contoh langsung secara
satu mata pelajaran di sekolah yang
nyata bagi siswa sekaligus menjadi
bertujuan
bidang kajian yang menarik untuk
untuk
kecerdasan
mengembangkan
warga
dalam
memperluas pengetahuan, mengasah
dimensi spiritual, rasional, emosional
pikiran dan memahami diri untuk
dan
menjadi warga negara yang baik.
sosial,
tanggung
jawab
negara
mengembangkan sebagai
warga
Berdasarkan
Permendikbud
negara serta mengembangkan anak
Nomor 65 Tahun tentang Standar
didik berpartisipasi sebagai warga
Proses, model pembelajaran yang
negara supaya menjadi warga negara
diutamakan
yang baik.
Kurikulum
Memperhatikan
sedemikian
Learning),
dalam
Discovery
Pancasila
dan
Pendidikan
2013
implementasi adalah
model
pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based
penting tujuan pembelajaran, maka pembelajaran
dalam
model (Discovery
pembelajaran Learning),
Kewarganegaraan
model pembelajaran berbasis projek
harus benar-benar dipilih metode
(Project Based Learning), dan model
yang tepat. Proses pembelajaran
pembelajaran berbasis permasalahan
yang tepat melibatkan tiga kelompok
(Problem Based Learning).
utama yaitu: guru, siswa dan materi
Berdasarkan yang
model-model
pelajaran. Interaksi antara ketiga
pembelajaran
ada,
model
unsur itu memerlukan sarana dan pra
pembelajaran berbasis permasalahan
sarana, seperti metode, media dan
(Problem Based Learning) atau yang 54
sering disingkat dengan nama PBL
John Dewey (dalam Trianto,
sangat tepat untuk diterapkan dalam
2009:
pembelajaran Pancasila di SMK
berdasarkan masalah adalah interaksi
Cendekia Madiun.
antara
PBL
adalah
pembelajaran
yang
merangsang peserta belajar
91)
mengatakan
stimulus
belajar
dan
respon,
model
merupakan hubungan antara dua arah
bertujuan
belajar dan lingkungan. Lingkungan
didik
melalui
untuk
memberikan masukan kepada peserta
berbagai
didik berupa bantuan dan masalah,
permasalahan nyata dalam kehidupan
sedangkan
sehari-hari
dengan
berfungsi menafsirkan bantuan itu
pengetahuan yang telah atau akan
secara efektif sehingga masalah yang
dipelajarinya.
mengetahui
dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
bahwa mata pelajaran Pendidikan
dianalisis, serta dicari pemecahannya
Pancasila
dengan baik.
dikaitkan
dan
Kita
Kewarganegaraan
sistem
saraf
otak
bukanlah mata pelajaran yang statis,
PBL melibatkan peserta didik
dalam arti mata pelajaran Pendidikan
dalam proses pembelajaran yang
Pancasila
Kewarganegaraan
aktif, kolaboratif, berpusat kepada
pelajaran
yang
peserta didik, yang mengembangkan
senantiasa mengikuti pembaharuan-
kemampuan pemecahan masalah dan
pembaharuan
kemampuan belajar mandiri yang
adalah
dan mata
perkembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
diperlukan
untuk
Oleh karena itu dengan metode yang
tantangan
tepat, yakni PBL maka siswa dituntut
karier,
untuk berpikir aktif dan senantiasa
bertambah kompleks sekarang ini.
mengembangkan kemampuan dalam
Pembelajaran
memahami berbagai masalah yang
dapat
ada disekitar yang terkait dengan
melakukan kerja kelompok antar
materi pelajaran yang dipelajarinya.
peserta
Terlebih pada kurikulum 2013 ini
menyelidiki
siswa dituntut untuk lebih berperan
permasalahan,
dalam
dalam
pula
didik.
menghadapi kehidupan
lingkungan
dan yang
Berbasis
Masalah
dimulai
dengan
peserta
sendiri,
didik
menemukan kemudian
aktif dalam kegiatan pembelajaran. 55
menyelesaikan masalahnya di bawah
masalah yang ada disekitar yang
petunjuk fasilitator (guru).
terkait dengan materi pelajaran yang dipelajarinya. Terlebih pada kurikulum 2013 ini siswa dituntut
KESIMPULAN 1. Model
pembelajaran
adalah
kerangka kerja struktural yang dapat
digunakan
untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
sebagai
pemandu untuk mengembangkan lingkungan dan aktifitas belajar
SARAN
yang kondusif.
1. Guru
2. Model Base
Pembelajaran Learning
Problem
lebih
tepat
harus
mampu
mengoptimalkan
waktu
pembelajaran
dan
diterapkan dalam pembelajaran
mengkondisikan
Pancasila, karena dengan model
untuk aktif dalam belajar serta
pembelajaran
membimbing peserta didik yang
peserta
ini
didik
merangsang
untuk
belajar
melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan seharihari
dikaitkan
dengan
peserta
didik
kurang mampu dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Ruang belajar atau kelas perlu dilengkapi media pembelajaran
pengetahuan yang telah atau akan
seperti
dipelajarinya. Pancasila adalah
dapat membantu siswa dalam
mata pelajaran yang senantiasa
mengilustrasikan atau memberi
mengikuti
pembaharuan-
gambaran nyata tentang sesuatu
pembaharuan
perkembangan
masalah yang akan dipecahkan.
kehidupan bernegara.
berbangsa Oleh
karena
dan itu
3. Internet
LCD
proyektor
sangat
yang
mendukung
kegiatan belajar siswa untuk
dengan metode yang tepat, yakni
memperluas
PBL maka siswa dituntut untuk
pengetahuan
berpikir aktif dan senantiasa
memecahkan permasalahan.
mengembangkan dalam
memahami
wawasan siswa
dan dalam
kemampuan berbagai 56
DAFTAR PUSTAKA Ali
Muhdi (dkk), 2011, Merevitalisasi Pendidikan Pancasila, Surabaya : IAIN Sunal Ampel, Press.
Ajar Triharso, 2007, Pendidikan Pancasila Partisipatif (P3), Makalah Semiloka Unesa Surabaya. Basrowi dan Sukidin,2002, Metode Penelitian Kualitatif, Perspektif Mikro, Surabaya, Insan Cendekia Dedy Mulyana, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya. Endang Mulyati Ningsih, 2011, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, Bandung, Alfabeta M. Noor Syam, 2007, Program Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Dalam Era Reformasi, Seminar Lokakarya Unesa Surabaya. Miles and Hubermen,1996, Qualitative Data Analysis, A Sourcebook Of NewMethods, California, Sage Publication.
Siswono Yudo Husodo, 2010, Reaktualisasi Wawasan Kebangsaan Dalam Rangka Meneguhkan NKRI, Makalah Sarasehan, Malang. Syahrial Syarbaini, 2011, Pendidikan Pancasila, Jakarta, Ghalia Indonesia. Tonny Widiastono, (ed), 2004, Pendidikan Manusia Indonesia, Penerbit Buku Kompas, Jakarta Winarno, 2012, Pendidikan Pancasila, Surakarta, Yuma Pustaka. Winarno Surakhmad, 2007, Pendidikan Pancasila Pendekatan Yang MengIndonesiakan, Makalah Seminar dan Lokakarya Pendidikan Pancasila, Unesa Surabaya. Wina
Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Prenada Media Group
Yudi Latif, 2011, Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
57