REVITALISASI PANCASILA (MENCARI MODEL IMPLEMENTASI PANCASILA DI KABUPATEN MADIUN)* Budiyono, Wawan Kokotiasa **
Abstrak ancasila sebagai jati diri dan kepribadian bangsa mengalami degadrasi yang luar biasa. Masyarakat kerap lalai tentang eksistensi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Baru bila terjadi gejala disintegrasi bangsa Pancasila dilihat seabagai rujukan untuk mengatasi problematika kebangsaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai bagaimana masyarakat memahami pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan jati diri bangsa dan untuk menemukan pola yang tepat dalam mengimplementasikan Pancasila pada era demokrasi dan globalisasi. Penelitian yang kami lakukan adalah tergolong penelitian deskriptif kualitatif. Menggali informasi yang mendalam tentang revitalisasi Pancasila di tengahtengah masyarakat sekaligus mencari model implementasi nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat di Kabupaten Madiun relevan dengan tipe penelitian ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan berkaitan dengan revitalisasi Pancasila, mayoritas mengatakan bahwa Pancasila sebagai dasar negara wajib untuk direvitalisasi. Argumentasi dominan menyatakan karena Pancasila merupakan pedoman dan pondasi utama dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pola revitalisasi yang konstuktif adalah dengan menggiatkan kembali implementasi nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat. Yang notabene merupakan tanggung jawab bersama segenap komponen bangsa terutama para pemimpin bangsa, pemerintah dan institusi pendidikan serta lingkungan keluarga. Model implementasi nilai-nilai Pancasila yang paling efektif di tengah-tengah masyarakat adalah dengan cara melakukan sosialisasi melalui media massa terutama televisi. Karena itu komitmen dan keberpihakan media masa dalam merevitalisasi dan mengimpelmentasikan nilai-nilai Pancasila memegang peranan yang penting dan menentukan dalam konteks kekinian (spirit reformasi). Mekanisme sosialisasi secara terstuktur, sistematis dan massif merupakan model yang baik dan relevan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Polanya harus mengedepankan kesadaran dan partisipasi masyarakat ketimbang paksaan atau indoktrinasi.
P
Kata kunci : Revitalisasi Pancasila *Hasil penelitian dosen pemula yang didanai oleh LPPM IKIP PGRI Madiun Tahun 2013 **Dosen Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 181
1
perbedaan warna kulit, perbedaaan
PENDAHULUAN
budaya. Pancasila sebagai jati diri dan kepribadian
bangsa
mengalami
degadrasi yang luar biasa. Seringkali kita mendengar bahwa masyarakat yang telah lalai tentang eksistensi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disisi lain itu fungsi dan peran Pancasila
yang
vital
dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
sebagai perjanjian luhur bangsa, ideology bangsa, kepribadian bangsa, sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia, identitas nasional, karakter, pemersatu bangsa dan lain-lain. Yang lebih ironis, sebagian masyarakat ada yang tidak lagi hafal menyebut bunyi-bunyi sila dalam Pancasila secara baik dan benar. Sering meletupnya tragedi kekerasan antar kelompok beragama menandakan
bahwa
sebagai
pemersatu
alat
Pancasila bangsa
Indonesia sudah tidak lagi dihargai keberadaannya. Alat pemersatu yang menghargai perbedaan agama dan kepercayaan,
perbedaan
suku,
menjadi
lebih
runyam ketika terjadi kekerasan, aparat
keamanan
sebagai
perpanjangan tangan negara ternyata tidak mampu memberikan rasa aman bagi setiap warga negaranya, atau negara tidak hadir saat dibutuhkan oleh masyarakat. Situasi semacam itu sungguh memprihatinkan kita semua sebagai anak bangsa dan perlu disikapi secara serius.
banyak yang tidak dimengerti oleh warga negara kita. Seperti Pancasila
Situasi
Kondisi dengan
itu
tidak
diperparah
adanya
bentuk
sosialisasi yang sistematis, massif, dan terstruktur di masyarakat
tengah-tengah
tentang
Pancasila.
Sehingga lumrah apabila mayoritas mahasiswa
hanya
mengandalkan
pengetahuan dan wawasan tentang Pancasila berasal dari materi kuliah an
sich.
Karena
di
lingkungan
masyarakat sendiri juga tidak ada lagi
pola
yang
menanamkan
jelas
nilai-nilai
dalam Pancasila
kepada warga Negara. Pancasila kurang dianggap sebagai entitas yang penting
dan
berarti
bagi
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Sehingga
tidak
mengherankan sering kali dalam 182
kehidupan
masyarakat
perilaku yang
timbul
penghakiman dengan iniplikasi
menyimpang dari
pengkhafiran yang sesungguhnya
nilai-nilai Pancasila. Menurut
menjadi hak Tiihan sebagaimana
Slamet
Sutrisno
sorga, neraka dan permaafan
(2013:9) dalam tataran prakteknya,
adalah
Pancasila yang agung itu bernasib
demikian Quraish Shihab.
“Pancasial” kesialan
Muncul
disekujur
kesialan-
sila
pertama
sampai kelima ; a) Untuk
hak
b) Kemanusiaan
prerogatif-Nya,
yang
adil
dan
beradab pasti tidak bakal abai terhadap HAM. bahkan sila ke
Yang
dua itu menipakan basis dan
Maha Esa, cendekiawan muslim
reservoir HAM. Namun di ranah
Syafii Ma'arif menyatakan tidak
empiris. nasib berbagai pekerja
ada korelasi antara peningkatan
dan
ibadah
dengan
sekolah bahkan para sarjana,
kesalehan sosial. Pesan Soekarno
guru wiyata bakti, mereka kaum
dengan sila
yang
dhuafa dan usia sepuh, para
berkebudayaan makin dikebiri
pasien berkantong tipis masih
dimana
saja kalah perlakuaunya dengan
asma
sila
Ketuhanan
keagamaan
Ketuhanan
dalam Tuhan
pelaksanannya
TKW.
tamatan
sering
negeri jiran semisal Malaysia dan
diklaim dan diinanfaatkan guna
Singapura. Sering justru terjadi
memamerkan
perlakuan-perlakuan biadab di
dengan
terlalu
buruh.
kesewenangan kekerasan
keberingasan. eendekiawan
dan Bahkan
tadi
memperingatkan
negcri
yang
berdasarkan
mengaku
Pancasila
seperti
nyata-nyata
vonis hakim yang mengabaikan
inasyarakai
rasa
keadilan.
pundi-pundi
akan adanya apa yang dinamakan
aparatur Negara yang kelewat
"preman-
batas
pretnan
berjubah."
dibandingkan
dengan
Sistem theology tertentu dipakai
penghasilan resmi dan system
sebagai alat penghakiman system
pendidikan
tehologi lainnya. balikan dalain
berhubung praktek kependidikan
lingkup inter-agama pun terjadi
justru ditindis oleh sang system
yang
anti-budaya
183
itu sendiri. Salah satu fakta
d) Sila ke empat direduksi dalam
ikonik negatifnya adalah Ujian
distorsi
Nasional yang memberikan terror
bukan kedaulatan rakyat. Kalau
kepada guru dan murid.
pun kedaulatan rakyat. dalam
c) Persatuan Indonesia adalah sila yang
Pancasila
prinsip
Wawasan
diwadahi
dan
pluralisme,
paradigma
mengajarkan
Kebangsaan, multikulturalisme Nasionalisme.
kedaulatan
individu.
ini
masih
dijiwai
oleh
kerakyatan
dan
dan
pennusyawaratan
sial
ide- ide vital sila Kerakyatan
Betapa
yang
nasibnya kini. Persatuan berisi
yang
kerukunan dan saling tepa slira.
kebijaksanaan
toleran
pennusyawaratan/perwakilan.
dan
solidaritas
dan
dipirnpin
serangkaian sikap dan karakter
Intervensi
itu kini bukan hanya merosot
liberal
rnelainkan meruyak dan rusak.
individulisme
Wawasan
massif,
Nusantara
kristalisasi
spirit
sebagai
kebangsaan
hancur.
provinsionalisme
egoisine
SARA
dan justru
oleh
adalah
dalrn
paham
yang
tiikmat
demokrasi
berpijak berjalan
sehingga
pada makin
mekanisme
voting dipraktekkan di manamana.
Soekarno
menyatakan
bahwa demokrasi di Indonesia
mengecambah. Dalam kesialan
bukan
":mayorokrasi"
yang lain patriotisme sebagai
"minorokrasi." Di lain pihak.
sifat dasar Nasionalisme ambruk
kesialan sila ke empat ini terletak
dengan
banyaknya
praktek-
dalam ketidaksiapan masyarakat
praktek
komunalisme
sikap
dalam menjalankan demokrasi.
dengan arogansi dan snobisme
dimana
perilaku,
demokrasi selalu diisi oleh cirri-
korupsi
kakap
dan
menumt
neofeodalisme. Semangat bela
ciri-
tanah air yang bangkit dengan
poemaksaan
jutaan pemuda mendaftarkan diri
tindakan,
sebagai
pelakunya,
sukarelawan
Trikora
cm:
RH
dan
tidak
Soltau:
adanya
pikiran
kematangan
dan pelaku-
kecukupan
tahun 1963. tidak lagi dikenal. 184
rasionalitas dan prinsip solusi
seharusnya sanggup mendorong
masalah dengan jalan damai.
penyadaran kolektif kebangsaan
e) Sila ke lima sering dikatakan
yang rasanya makin hari terus
yang paling sial dimana yang
melorot mutu aplikasinya.
dicapai sampai saat ini barulah
Karena itu peneliti berasumsi
sckadar "Keadilan sosial bagi
bahwa sangat diperlukan semacam
sebagian kcdl rakyat Indonesia."
revitalisasi
Kcrmduan rakyat di desa- dcsa
mencari model implementasi nilai-
akan "kehadiran kembali" Pak
nilai Pancasila yang relevan dan
Harto tidak terlepas daii fakta
sesuai
ketidakadilan sosial-ekonomi dan
berkembang
politik masa kini dimana sulit
masyarakat. Namun karena belum
dibantah adanya kenyataan "yang
ada cara yang tepat bagaimana
kaya semakin kaya. yang miskin
mereka meresapi dan mengamalkan
semakin miskin." Kesemrawutan
nilai-nilai Pancasila itu sehingga
pembagiart
zakat
masyarakat tidak tahu apakah apa
saat
yang mereka lakukan sehari-hari itu
yang
sesuai atau bertentangan dengan
yang
nilai-nilai Pancasila. Mereka sekedar
islami
dan
perayaan
rejeki
dari
angpao
di
Imlek
mernperlihatkan
mereka
Pancasila
dengan
sekaligus
dinamika di
tengah-tengah
antre terinjak-injak adalah bukti
menjalani
telanjang kesialan sila ke lima
pernah
Foto- foto mcngcnaskan yang
pedoman hidup dan jati diri bangsa
mcmpcrlihatkan
Indonesia yakni Pancasila
seorang
pcrcmpuan scpuh meratapi nasib kenapa
tak
terdaftar
sebagai
rutinitas
yang
hidup
merefleksikan
tanpa dengan
Mencari model implementasi nilai-nilai
Pancasila
kepada
penerima BLSM, adalali bukti
masyarakat di Kabupaten Madiun,
keroposnya
sangat
perealisasian
dibutuhkan
untuk
keadilan sosial. Sampai di sini
mendapatkan pola-pola yang relevan
perlu
penting
dan tepat sesuai dengan perubahan
Pancasila sebagai gagasan besar
zaman. Model ini selain untuk
seorang
merevitalisasi nilai-nilai Pancasila itu
dicamkan
arti
keindonesiaan
yang
185
sendiri, juga untuk mencari formulasi
khususnya dari kaum kebangsaan
yang tepat untuk mendorong agar
dan Islam.
Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pancasila menjadi
ditransformasikan
konsep
politik
dalam
konteks pemikiran politik Indonesia TINJAUAN TENTANG
sebagai dasar negara berisi lima
PANCASILA
prinsip.
Dalam
bagian
pembukaan
Pancasila
yang
diakui
pemerintah secara resmi rumusannya
UUD 1945 yang terdiri atas empat
berbunyi sebagai berikut :
alinea tersebut tercantum rumusan
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Pancasila sebagai berikut:
2) Kemanusiaan Yang Adil dan
a) Ketuhanan Yang Maha Esa b) Kemanusiaan
yang
Beradab
adil
dan
beradab
3) Persatuan Indonesia 4) Kerakyatan Yang Dipimpin oleh
c) Persatuan Indonesia
Hikmat
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh
Permusyawaratan/Perwakilan
hikmat
kebijaksanaan
dalam
Kebijaksanaan
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh
permusyawaratan/ perwakilan
Rakyat Indonesia
e) Keadilan bagi seluruh rakyat
Pancasila
Indonesia.
filsafati
Rumusan sebagaimana
Pancasila tercantum
dalam
dalam
negara
sebagai
dasar
Indonesia
pada
hakekatnya merupakan suatu nilainilai
yang
bersifat
sistematis.
Pembukaan UUD 1945 inilah yang
Sebagai suatu dasar filsafat, sila-sila
secara konstisional sah dan benar
dalam Pancasila atau kelima sila
sebagai
Republik
yang ada di dalamnya merupakan
Indonesia, yang disahkan oleh PPKI
suatu sistem yaitu merupakan satu
yang
kesatuan yang bulat, hierarkis dan
dasar
mewakili
negara
seluruh
rakyat
Indonesia.
sistematis, maka kelima sila bukan
Rumusan Pancasila sebagai
terpisah pisah melainkan memiliki
dasar negara dan sebagai platform
makna yang utuh yang merupakan
demokratis
sistim nilai (Kaelan,2000:98). Hal ini
berbagai
golongan
186
sesuai
dengan
pengertian
1) Nilai
kebenaran
yaitu
sebelumnya bahwa dasar negara
bersumber pada unsur rasio
terkandung didalamnya seperangkat
manusia, budi dan cipta.
nilai. Nilai adalah sesuatu yang berharga,
berguna,
2) Nilai
indah,
akan
harkat
yaitu
bersumber pada unsur rasa
memperkaya batin, dan menyadarkan manusia
keindahan
atau intuisi.
dan
3) Nilai moral yaitu bersumber
martabatnya. Nilai berfungsi pada
pada unsur kehendak manusia
budi yang berfungsi mendorong dan
atau kemauan (karsa, etika).
mengarahkan sikap dan perilaku
4) Nilai religi yaitu bersumber
manusia. Alport dalam (Syahrial
pada
2011:33) mengidentifikasi nilai-nilai
merupakan nilai kerohanian
yang
kehidupan
yang tertinggi dan mutlak.
masyarakat pada enam macam, yaitu
Nilai ini bersumber pada
nilai teori, nilai ekonomi, nilai
keyakinan
estetika, nilai sosial, nilai politik dan
manusia
nilai
Nilai religi ini berhubungan
terdapat
religi.
dalam
Notonegoro
dalam
nilai
ketuhanan
dan
keimanan
terhadap
Tuhan.
(Syahrial 2011:34) membagi nilai
dengan
dalam tiga kategori yaitu sebagai
yang
berikut:
dalam usaha manusia untuk
a) Nilai
material,
yaitu
nilai
penghayatan
bersifat
transedental
segala
memahami arti dan makna
sesuatu yang berguna bagi unsur
kehadirannya di dunia. Nilai
manusia
ini berfungsi sebagai sumber
b) Nilai vital, yaitu segala sesuatu
moral
yang
dipercayai
yang berguna bagi manusia untuk
sebagai rahmat dan ridha
melakukan aktivitas
Tuhan.Oleh karena itu nilai
c) Nilai kerohanian, yaitu segala
berperan
sebagai
dasar
sesuatu yang berguna bagi rohani
pedoman yang menentukan
manusia. Nilai kerohanian dapat
kehidupan setiap manusia.
dirinci menjadi empat macam
Pancasila berisi lima nilai
yaitu sebagai berikut:
yang
merupakan
nilai
dasar 187
fundamental
bagi
kehidupan
Pancasila memang merupakan cita-
berbangsa dan bernegara yaitu nilai
cita bangsa yaitu kita menginginkan
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
masyarakat Indonesia yang adil dan
kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai-
nakmur yang berdasar dan selaras
nilai Pancasila merupakan rumusan
dengan
ideal, bersifat das sollen dan cita-cita
Pancasila merupakan cita-cita luhur
yang
bangsa
harus
dalam
di
implementasikan
kehidupan
bermasyarakat,
sebagaimana
Pancasila.
diamanatkan
dalam pembukaan UUD 1945.
berbangsa dan bernegara.
Sebagai cita-cita luhur bangsa maka sudah sewajarnya cita-cita itu
1. Implementasi Pancasila Pancasila
nilai-nilai
sebagai
dasar
diwujudkan
dalam
pengamalan
negara dan pandangan hidup bangsa
penyelenggaraan
yang digagas oleh foundhing fathers
Pancasila sebagai cita-cita bangsa
bangsa,
perlu
hingga
kini
dalam
diamalkan
implementasinya mengalami distorsi
penyelenggaraan
dan persoalan metode yang tepat
bernegara.
agar
Pancasila
dalam
berbangsa
dan
ideologi
Salah satu wujud pengamalan
menjawab
tersebut tercermin dalam ketetapan
kompleksitas problematika bangsa
MPR No. VII/ MPR /2001 tentang
sepanjang masa. Meskipun secara
Visi Indonesia Masa Depan. Dalam
historis telah mendapatkan dasar
ketetapan tersebut dinyatakan bahwa
hukum
Visi Indonesia Masa Depan terdiri
terbuka
sebagai
bernegara.
mampu
yang
kuat.
Winarno
(2012:79) memaparkan pengamalan Pancasila sebagai idiologi.
dari tiga visi, yaitu: a. Visi
ideal, yaitu cita-cita
Berdasarkan ketetapan MPR
luhur sebagaimana termaktub
RI No XVIII/ MPR/1998 tersebut
dalam Pembukaan Undang-
kita
Undang
dapat
mengatakan
bahwa
Dasar
Negara
Pancasila sebagai deologi nasional
Republik Indonesia Tahun
berarti nilai-nilai yang terkandung
1945 yaitu pada alenia kedua
didalamnya merupakan tujuan dan
dan keempat,
cita-cita nasional negara. nilai-nilai 188
b. Visi
antara,
yaitu
Visi
budaya, suku, ras, agama dan
Indonesia 2020 yang berlaku
lain-lain,
sampai dengan tahun 2020,
antara hak dan kewajiban dalam
dan
perilaku.
c. Visi
lima
sebagaimana dalam
keseimbangan
tahunan,
3) Bersatu yakni yang semangat
termaktub
persatuan dan kerukunan bangsa;
Garis-Garis
Besar
Haluan Negara. Pada
dan
toleransi,
kepedulian,
dan
tanggung jawab sosial; budaya
Visi
antara
dan
perilaku
sportif
dikemukakan bahwa Visi Indonesia
menghargai
2020 adalah terwujudnya masyarakat
perbedaan dalam kemajemukan;
Indonesia yang religius, manusiawi,
semangat antikekerasan; dialog
bersatu, demokratis, adil, sejahtera,
secara
maju, mandiri, serta baik dan bersih
menghormati
dalam
penyelenggaraan
negara.
dalam masyarakat.
Untuk
mengukur
tingkat
keberhasilan Indonesia
perwujudan 2020
indikator-indikator
dan
serta
wajar
menerima
dan
saling
antarkelompok
4) Demokratis
yakni
adanya
Visi
keseimbangan kekuasaan antara
dipergunakan
lembaga penyelenggara negara
utama
sebagai
dan hubungan kekuasaan antara
berikut.
pemerintahan
nasional
dan
1) Religius yakni yang beriman,
daerah; menguatnya partisipasi
bertakwa, berakhlak mulia, dan
politik,
jujur, toleransi antar dan antara
akuntabilitas,
umat beragama dan terwujudnya
menghargai perbedaan, terbuka,
penghormatan terhadap martabat
adanya
kemanusiaan.
berkembangnya
2) Manusiawi
yakni
yang yang
menghargai
nilai-nilai
kemanusiaan, manusia membedakan
harmonis
Indonesia latar
transparansi, jujur,
kontrol
sportif,
dan sistem
kepemimpinan yang egaliter dan rasional.
antar
5) Adil yakni tanpa diskriminasi;
tanpa
institusi dan aparat hukurn yang
belakang
bersih
dan
profesional; 189
penegakan hak asasi manusia; keadilan
gender;
penghargaan
budaya
dan
nilai-nilai dasar Pancasila menjadi cita-cita
masyarakat
terhadap hukum; dan adil dalam
yang
sekaligus menunjukkan
distribusi.
karakter
bangsa
6) Sejahtera
kepatuhan
Sebagai ideologi nasional,
yakni
kesempatan
penduduk
yang
hendak
adanya
dibangun, Karakter, identitas atau jati
dan
diri sebuah bangsa bukanlah sesuatu
kerja
meningkatnya
Indonesia
pendapatan
sehingga
yang telah jadi.
Karakter adalah
bangsa
hasil konstruksi dan produk dari
Indonesia menjadi sejahtera dan
pembudayaan melalui pendidikan.
mandiri;
Jati diri bangsa merupakan sesuatu
meningkatnya
partisipasi sekolah;
murni
hak
anak
terpenuhinya
pelayanan
umum;
atas
tercapainya
meningkatnya
pengelolaan
dan
usia sistem
hidup
pengembangan
angka
yang telah disepakati,
cita masa depan bersama (HAR Tilaar,
2007).
sehat;
Indonesia
indeks
karakter
manusia; pemanfaatan
seperti cita-
Jati
diri
adalah bangsa
bangsa
terwujudnya yang
religius,
manusiawi, bersatu, demokratis dan adil
(ketetapan
MPR
No.
sumber daya alam yang adil,
VII/MPR/2001.
merata, ramah lingkungan dan
yang religius, manusiawi, bersatu,
berkelanjutan; dan terwujudnya
demokratis dan adil tiada lain adalah
keamanan dan rasa aman.
cerminan Pancasila sebagai identitas.
7) Maju, Mandiri, Baik dan Bersih dalam Penyelenggaraan Negara. Mewujudkan bangsa yang religius,
manusiawi,
bersatu,
Di
sisi
lain
Karakter
RI
identitas
ditunjukkan
dengan
bangsa
untuk
prinsip
bangsa
bangsa
kesepakatan menggunakan
kebangsaan, prinsip
prinsip
demokratis, adil dan sejahtera pada
kemanusiaan,
dasarnya adalah upaya menjadikan
prinsip
nilai-nilai Pancasila sebagai cita-cita
Ketuhanan
bersama.
memecahkan masalah kebangsaan.
kerakyatan didalam
dan
keadilan, prinsip kerangka
190
Menurut Anhar Gonggong,
lokakarya oleh para pakar seperti
sejarawan UI (Kompas 1/6/2011),
M.Noor Syam (Program pendidikan
semua
memerintah
Pancasila di Perguruan Tinggi dalam
Indonesia sejak merdeka hingga saat
era reformasi), Winarno Surachmad
ini dinilai gagal dalam menjalankan
(Pendidikan Pancasila pendekatan
Pancasila sebagai ideologi negara
yang
dengan benar. Hendy Tedjonagoro
Tedjonagoro
(2007:5),
metode
partisipatif pendidikan Pancasila),
dalam
Ajar Triharso (Pendidikan Pancasila
rezim
yang
yang
mengemukakan
pernah
digunakan
mengindonesiakan),
penerapan nilai-nilai Pancasila. Pada
Partisipatif
zaman Soekarno berkuasa dipakai
Husodo
metode
kebangsaan
indoktrinasi
bercorak
yang
memaksakan
lebih
Hendy
(Metode
P3),
integral
Siswono
(Reaktualisasi
Yudo
wawasan
dalam
rangka
kehendak
meneguhkan NKRI). Muara dari
demokrasi
berbagai ide para pakar itu adalah
terpimpin pada usaha “nasakom”.
agar Pancasila dapat kokoh dan tegak
Pada
sebagai salah satu pilar bangsa
“Penguasa”
di
zaman
dipakai
era
Soeharto
metode
berkuasa,
penataran
disamping
UUD
setengah dipaksa samar-samar dalam
Tunggal
Ika,
era demokrasi Pancasila namun pada
Implementasi nilai-nilai Pancasila itu
akhir periode terjadi penyimpangan.
perlu dilakukan dengan memperkuat
Pada zaman Reformasi dan era
kembali fundamen etis dan karakter
globalisasi ini, kita menghadapi dua
bangsa berdasarkan
kendala / tantangan dari luar negeri
pandangan bangsa Indonesia.(Yudi
dan dalam negeri dimana ideologi /
Latif, Kompas 29/3/11).
falsafah
2. Revitalisasi Pancasila
Pancasila
kebangsaan
dan
mulai
P4,
paham
45,
Bhinneka
NKRI,
maka
falsafah dan
bergoyang,
Revitalisasi berarti proses,
terombang ambing ke kanan dan ke
cara, perbuatan, menghidupkan atau
kiri.
menggiatkan kembali. Berbagai
upaya
rangka
revitalisasi
dilakukan
melalui
dalam Pancasila
seminar
dan
Revitalisasi
Pancasila merupakan upaya untuk menggiatkan
kembali
atau
mengaktifkan nilai-nilai Pancasila 191
dalam
kehidupan
bermasyarakat
berakar dari kemajemukan seluruh
berbangsa dan bernegara ditengah
komponen bangsa Indonesia. Artinya
perkembangan dunia yang makin
nilai-nilai
mengglobal guna meneguhkan jati
intisari dari pola pikir (mind-sett),
diri
begitu
pola sikap dan pola tindakan dari
penting kedudukan dan fungsi nilai
setiap individu bangsa Indonesia
dasar
yang identik dengan keberbedaan
bangsa.
Mengingat
Pancasila dapat dilukiskan
Pancasila
merupakan
sebagai berikut :
suku, agama, ras,' antar golongan
a. Warisan sosio budaya bangsa
(SARA), wilayah, bahasa dan ada-
b. Pandangan
istiadat.
hidup
bangsa
(weltanschauung) c. Jiwa
Jadi
dan kepribadian bangsa;
jatidiri
nasional
(volkgeist)
Indonesia d. Dasar
Pancasila
pembukaan
(proklamasi,
UUD
usaha
bersama
mengembalikan
nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila
asas
sebagai konsensus sekaligus identitas
kerokhanian bangsa, jiwa UUD
nasional yang selama ini mengalami
45,
berbagai penyimpangan kepada asal-
grundnorm,
45):
adalah
nilai-nilai
seluruh komponen bangsa Indonesia untuk
negara
revitalisasi
basic
norm,
sumber dari segala sumber hukum.
muasal
kemunculannya
untuk
e. Ideologi negara, ideologi nasional.
dijadikan kembali sebagai instrumen
f. Sistem filsafat Pancasila, filsafat
ketauhidan, dasar dan ideologi, alat
dan budaya indonesia : asas dan
pemersatu,
moral politik NKRI
tujuan, orientasi dan alat ukur serta
g. Sistem nasional Revitalisasi
pedoman
sekaligus
evaluator kebijakan, pola interaksi upaya
simbiosis-mutualis dengan bangsa
mengembalikan kepada asal nilai
lain serta sebagai arah dan semangat
pentingnya
sesuatu.
kebersamaan dari setiap individu
Pancasila
bangsa Indonesia tanpa terkecuali
adalah segala bentuk norma, aturan
sehingga sesuai dengan cita ideal
serta nilai yang diserap dari berbagai
para
adat-istiadat
fathers).
Sedangkan
adalah
segala nilai-nilai
dan
budaya
yang
pendiri
bangsa
Singkatnya,
(founding revitalisasi 192
mamiliki arti bahwa nilai-nilai yang
tanggungjawab seluruh komponen
telah "menyejarah" dalam kehidupan
bangsa sebagai pemilik masa depan
bangsa
bangsa
Indonesia
terdahulu
ini
pasca
reformasi
21
dimunculkan kembali dalam sejarah
Oktober 1998 lalu. Mau dibawa
kehidupan baru bangsa Indonesia
kemana arah bangsa ini sangat
pasca
bergantung
reformasi
disalahartikan
yang
menjadi
telah
kebebasan
yang kebablasan. Karena
pentingnya
sejauhmana
komitmen seluruh komponen bangsa ini
begitu
pada
untuk
mendalami,
menghayati
dan
menjiwai,
mengamalkan
fungsi dan kedudukan Pancasila
substansi nilai-nilai Pancasila dalam
sebagai
kenyataan
jiwa
bangsa
Indonesia,
hidup
sehari-hari
pandangan hidup bangsa, falsafah
utamanya pasca reformasi, saat ini
hidup
dan di masa-masa mendatang.
bangsa,
idiologi
negara,
perjanjian luhur rakyat Indonesia,
Hakikat
Pancasila
adalah
dasar negara republik Indonesia,
nilainya bukan simbolnya, karena
sumber
substansi nilai akan muncul setelah
hukum
nasional
maka,
Pancasila harus direvitalisasi.
setiap individu bangsa melaksanakan
Ali Muhdi dkk (2011:306) mengajukan
pertanyaan
dan
argumentasi pentingnya revitalisasi Pancasila.
Mengapa
revitalisasi?
Apakah
apa yang menjadi kepribadian dan pandangan hidup sehari-harinya. Pancasila adalah komitmen
perlu
final bangsa Indonesia. Pancasila
nilai-nilai
tidak ada pembandingnya di dunia
Pancasila tidak lagi dipakai oleh
ini. Tanpa Pancasila Indonesia tidak
bangsa
cara
ada atau tidak akan eksis. Oleh
serta
karena itu, jika ada kekuatan yang
ini?
Bagaimana
memberikan
pemahaman
implementasi
nilai-nilai
dalam
keseharian
bermasyarakat, bernegara pertanyaan merupakan
Pancasila
ke
hidup
berbangsa
dan
depan?
Beragam
mendasar
tersebut
bagian
dan
melakukan sistematis perpecahan
penyimpangan dan
secara
mengarah
(disintegrasi
pada
bangsa)
yang dilakukan oleh siapapun dan kapanpun, merupakan
maka solusi
Pancasila terakhir
bagi 193
terwujudnya
Negara
Kesatuan
halnya menjadikan Pancasila hanya
Republik Indonesia (NKRI). Karena
sebagai
Pancasila secara empiris telah teruji
melanggengkan kekuasaan seperti
dari masa ke masa, dengan melewati
yang pernah terjadi pada masa Orde
berbagai orde, yakni orde lama, orde
Baru.
baru dan orde reformasi, meskipun
alat
politisasi
untuk
Sejarah telah mencatat dan
tidak bisa dipungkiri bahwa dalam
semua
perjalanannya ada berbagai macam
memungkirinya, bahwa pada periode
cobaan
yang
orde baru, Pancasila selalu dijadikan
senantiasa datang dan rnengiringi
alat legitimasi serta dipolitisir untuk
dalam setiap gerak dan langkah
meraih
dinamika bangsa ini.
kekuasaan.
dan
tantangan
Pancasila
serta
bangsa
tidak
mempertahankan
ideologi
Mereka yang berseberangan
yang tidak ada bandingannya untuk
dengan pemerintah akan dengan
bangsa Indonesia karena Pancasila
mudah diberi label anti Pancasila dan
adalah alat permersatu bagi seluruh
dengan mudah pula mereka divonis
komponen
sebagai tindakan subversif sehingga
sehingga
adalah
komponen
yang
berbeda-beda,
setiap
menggantinya
upaya
untuk
selalu
akan
akan masuk penjara tanpa proses hukum yang jelas.
berhadapan dengan seluruh kekuatan
Revitalisasi tentu suatu upaya
bangsa Indonesia secara menyeluruh.
sistematis dalam rangka kembali
Pancasila
membangun spirit nasionalisme yang
adalah
bhinneka-an
simbol
Indonesia.
ke-
Berbeda
namun tetap satu jua. Merevitalisasi
selama
ini
telah
kemunduran
mengalami
sehingga
seluruh
nilai-nilai
persoalan kebangsaan seperti konflik
Pancasila adalah sebuah keniscayaan
politik, hukum, ekonomi, agama,
mutlak
etnis
ketika
kondisi
bangsa
serta
permasalahan
semakin jauh dari keadilan sosial,
apapun
kemakmuran, kemajuan dan lain
mudah teratasi. Ini menjadi agenda
sebagainya.
penting
Membiarkan
kondisi
bentuknya
yang
bisa
dalam
harus
dengan
secepatnya
bangsa dalam keterpurukan sama 194
dilakukan ketika semangat persatuan
mencari ideologi yang sesuai untuk
menjadi barang langka di negeri ini.
bangsa Indonesia tidak semudah
Pada sisi lain, revitalisasi
membalikkan telapak tangan.
juga merupakan bentuk penyadaran
Pancasila tidak secara mudah
bagi masyarakat bahwa hidup di
dilahirkan namun lahirnya Pancasila
Indonesia harus memiliki kesiapan
telah melewati perdebatan panjang
lahir bathin, baik mental maupun
dan tidak jarang diwarnai dengan
spiritual untuk saling menghargai
peirtikaian
perbedaan, menghormati keragaman
argumentasi) mengenai dasar apa
suku, agama/ ras dan antar golongan
yang cocok untuk Negara Indonesia
yang satu dengan lainnya memiliki
yang mempunyai karakter majemuk
kepentingan yang tentunya berbeda
(plural).
namun dalam wadah satu yakni
berangkat dari sebuah pertimbangan
Indonesia. Dalam konteks ini, maka
bahwa Pancasila adalah satu-satunya
membangun komitmen revitalisasi
ideologi yang menjadi konsensus
nilai-nilai Pancasila merupakan suatu
nasional yang bisa diterima oleh
kebutuhan utama saat ini.
semua
Hal
ini
menjadi
penting
sengit
(beradu
Dicetuskannya
golongan
Pancasila
yang
ada
di
Indonesia.
mengingat Pancasila sebagai ideologi
Dengan
lima
sila
bangsa, telah mulai dilupakan oleh
tercantum
masyarakat. Hal ini dapat terlihat
menunjukan bahwa Pancasila telah
dari
dari
mengutamakan kepentingan bersama
ini
mengingat bangsa Indonesia yang
berbagai perkembangan
tahun
1998
hingga
saat
dalam
yang
Pancasila
banyak sekali fenomena kasus yang
majemuk.
jauh dari nilai-nilai Pancasila, baik
suatu
dalam
bangsa yang memiliki keharusan
domain
ekonomi, etnik,
politik,
hukum,
sosial, budaya maupun sehingga dapat berakibat
pada instabilitas
dan
disintegrasi
konsekuensi
berinteraksi
Padahal,
hidup
rangka
logis
sebagai
dunia
luar.
tahun-tahun terakhir ini memberikan penyadaran
dalam
dengan
merupakan
Menguatnya politik identitas pada
bangsa yang mengutamakan NKRI. upaya
Globalisasi
bahwa
bangsa
kelangsungan
Indonesia
bisa 195
terancam
sewaktu-waktu.
Menguatnya
praktik
kekerasan
dan
berbagai
domain
intimidasi,
konflik
bermasyarakat,
dalam
kehidupan
berbangsa
dan
penyelenggaraan masyarakat, Pancasila
negara
revitalisasi harus
nilai-nilai
dimulai
mernbangkitkan optimisme
dan
dengan
kegairahan
publik.
dan
Misalnya,
bernegara bisa menjadi bom waktu
kepemimpinan
kehancuran NKRI. Jika
praktik-
menegaskan kembali bahwa Negara
segera
Republik Indonesia adalah bukan
akan
negara agama tapi negara beragama,
praktik
tersebut
dihentikan,
tidak
maka
rakyat
menderita dan keutuhan bangsa ini
Indonesia
akan terancam.
kebebasannya
Sehubungan tersebut,
dengan
revitalisasi
nasional
adalah
harus
negeri
yang
berlandaskan
hal
Ketuhanan Yang Maha Esa dan
nilai-nilai
Bhinneka Tunggal Ika, yang harus
Pancasila harus dilakukan dalam dua
memiliki
tingkatan, yaitu pada tataran ide dan
menghormati,
praksis. Dalam tataran ide/ hal yang
perbedaan
paling penting dilakukan adalah
kepentingan
menjawab sikap alergi masyarakat
kepentingan pribadi dan golongan.
terhadap Pancasila. Oleh karena itu, memiliki
semangat
saling
menghargai dan
hormatsegala
mengutamakan
umum
daripada
Oleh karena itu, beragam
sikap
gerakan radikalisme dan anarkisme
serta
serta mengatasnamakan agama yang
membudayakan pola musyawarah
kian menjamur di bumi Indonesia 12
bisa dijadikan mekanisme dan cara
tahun pasca reformasi sejatinya harus
yang efektif dalam kehidupan sehari-
menjadi
hari
Sikap
pemerintah dan masyarakat secara
gotong-royong dan musyawarah juga
luas. Sebagai ilustrasi kasus-kasus
bisa dijadikan sebagai sumber dalam
terkini, dari soal, ego kedaerahan
rangka
(primordialisme), konflik horizontal
bergotong
dan
sikap
royong
seluruh
bangsa
ini.
revitalisasi
nilai-nilai
Pancasila. Dalam utamanya
dan tataran menyangkut
musuh
vertikal,
bersama
gerakan
antara
Jama'ah
praksis,
Islamiyah (JI) serta jaringan al-
relasi
qaedah lainnya, jama'ah ahmadiyah 196
dengan penodaan terhadap Islam
bermasyarakat,
sampai dengan persoalan yang kini
bernegara.
kian marak yakni gerakan bawah
Dari
berbangsa
beberapa
dan
ilustrasi
tanah (under ground) yang sangat
tersebut, secara bertahap, nilai-nilai
rapi dan sistematis Negara Islam
Pancasila
Indonesia
menginternalisasi
(Nil)
yang
korbannya
akann
benar-benar dan
bukan saja masyarakat tradisional
dalam
yang sangat mudah dihegernoni, tapi
berbangsa dan bernegara.
justru
mahasiswa
di
kehidupan
berbagai
membumi
bermasyarakat,
Revitalisasi
nilai-nilai
perguruan tinggi pun menjadi basis
Pancasila
jaringan peiekrutan mereka.
karena beberapa alasan internal dan
Berbagai fenomena krusial diatas,
menunjukkan
dilakukan
eksternal. Secara internal, sejak masa berlangsungnya
masa
Indonesia saat ini masih sangat
tahun
beberapa
rentan
pemersatu bangsa jelas mengalami
terjadi
berbagai
bahwa
mendesak
potensi
1998,
reformasi
masalah kebangsaan yang kontra-
kemerosotan.
produktif dengan semangat nilai-nilai
adanya
Pancasila. Ini merupakan referensi
transnasional dan globalisasi, yang
paling penting untuk melakukan
tidak
retrospeksi secara nasional seluruh
orientasi dan dis-alokasi sosial, tetapi
komponen
juga
bangsa
ini,
tanpa
Secara
faktor
eksternal,
pengaruh
hanya
kekuatan
menimbulkan
dis-
mengakibatkan memudarnya
terkecuali, baik pemerintah maupun
identitas nasional Negara Republik
masyarakat. Retrospeksi adalah jalan
Indonesia.
satu-satunya
tidak hanya memiliki nilai positif,
untuk
memperbaiki
Globalisasi
keadaan bangsa ini ke depan. Baik
sebaliknya
buruknya bangsa ke depan, adalah
menimbulkan nilai negatif dalam
sangat bergantung pada kegigihan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
dan kesungguhan komitmen generasi
justru
hakikatnya
lebih
Revitalisasi bisa
banyak
nilai-nilai
saat ini untuk menemukan kembali
Pancasila
dimulai
jatidiri bangsa melalui penanaman
menjadikan dasar negara ini kembali
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sebagai
pembicaraan
dengan
publik, 197
sehingga
masyarakat
merasakan
implementasi
Pancasila
bahwa Pancasila masih ada, dan
keseharian
masih
dan pada penyelenggara
dibutuhkan
Indonesia.
bagi
Revitalisasi
bangsa
kehidupan
pada
masyarakat negara.
nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi terbuka
dilakukan
dapat memberi dasar kuat bagi
dengan cara manifestasi identitas
kehidupan berbangsa dan memberi
nasional. Hal tersebut dapat dilihat
peluang munculnya pemikiran dan
dari berbagai wawasan, antara lain;
kekuatan baru yang dinamis.
Pancasila
juga
dapat
spiritual yang berlandaskan etik,
Dalam
bukunya,
Selamat
estetika, dan religiusitas sebagai
Tinggal Mitos,
dasar
Realitas (2002), dalam Hajriyanto
dan
arah
pengembangan
profesi.
Selamat Datang
(2013:2), cendekiawan Kuntowijoyo
Dalam
konteks
dunia
pernah mengajukan tesis tentang
perguruan tinggi, revitalisasi nilai-
radikalisasi Pancasila sebagai solusi
nilai Pancasila bisa dilakukan dengan
atas
menyiapkan sumber daya manusia
disintegrasi
(SDM) yang profesioanal dan handal
dimaksud dengan radikalisasi di sini
untuk pembangunan nasional yang
adalah sebuah upaya untuk secara
menumbuhkan
mendaiarn menggaii nii'ai-niiai iuhur
kesadaran
keterpurukan dan ancaman bangsa.
nasionalisme serta menemukan jati
Pancasila
diri bangsa yang mampu beradaptasi
dengan realitas kehidupan berbangsa.
dengan
mampu
Kuntowijoyo
sebagai
konsep
perubahan,
menangkap peluang
dan
tantangan mampu
mengatasi
dan
Yang
mendialektikannya
menawarkan
radikalisasi,
lima
yakni:
(1)
mengembalikan Pancasila sebagai
segala permasalahan dengan solusi
ideologi
negara;
yang baik, serta mengaktualisasikan
persepsi
dari
diri untuk bangsa dan negara agar
ideologi menjadi Pancasila sebagai
lebih maju dan bermartabat.
ilmu; (3) mengusahakan Pancasila
Diperlukan menyegarkan memberi
langkah
untuk
(revitalisasi)
dan
semangat
pada
mempunyai produk-produk koherensi
(2)
mengganti
Pancasila
konsistensi
sebagai
dengan
perundangan, antasila,
dan 198
korespondensi dengan realitas sosial;
dan menjadi sebuah “karikatur”,
(4) Pancasila yang sernula melayani
apabila
kepentingan
vertikal
menjadi
suasana kehidupan di bidang hukum
Pancasila
yang
rnelayani
secara kondusif. Moralitas yang tidak
dan
didukung oleh kehidupan hukum
kepentingan
horizontal;
(5)
tidak
disertai
menjadikan Pancasila sebagai kritik
yang
kebijakan negara.
subjektifitas yang satu sama lain
Menurut Siswono (2010:11), Revitalisasi
Pancasila
kondusif,
dukungan
akan
menjadi
akan saling berbenturan. Sebaliknya
perlu
ketentuan hukum yang disusun tanpa
menekankan pada orientasi ideologi
disertai dasar dan alasan moral, akan
yang mewujudkan kemajuan yang
melahirkan suatu legalisme yang
pesat, menjadi bangsa yang unggul di
represif,
berbagai
bidang
bertentangan
kesejahteraan
yang
dengan tinggi
dan
Indonesia.
Tekad
dengan
Dalam revitalisasi Pancasila manifestasi
unggul di berbagai bidang menjadi
nasional,
penyelenggaraan
“semangat kebangsaan baru” bagi
hendaknya
kaum muda di negara negara lain.
wawasan berikut ini:
Pancasila
dan
nilai-nilai
sebagai
Revitalisasi
untuk
produktif
Pancasila itu sendiri.
persatuan yang mantap dari seluruh rakyat
kontra
a. Spiritual,
identitas
dikaitkan
untuk
MPK dengan
meletakkan
sebagaimana manifestasi identitas
landasan etik, moral, religiusitas,
nasional,
sebagai
pada
gilirannya
harus
diarahkan juga pada pembinaan dan pengembangan
moral,
dasar
dan
arah
pengembangan sesuatu profesi.
sehingga
b. Akademis, untuk menunjukkan
moralitas Pancasila dapat dijadilan
bahwa MPK merupakan aspek
dasar dan arah dalam upaya untuk
being
mengatasi krisis dan disintegrasi
pentingnya bahkan lebih penting
yang cenderung sudah menyentuh ke
dari pada aspek having dalam
semua segi dan sendi kehidupan.
rangka penyiapan SDM yang
Harus kita sadari, bahwa moralitas
bukan sekedar instrumen adalah
yang
tidak
kalah
Pancasila akan menjadi tanpa makna 199
subjek
pembaharuan
dan
pencerahan.
deskriptif
kualitatif.
Menggali
informasi yang mendalam tentang
c. Kebangsaan,
untuk
menumbuhkan
kesadaran
nasionalismenya
agar
dalam
revitalisasi
Pancasila
di
tengah-
tengah masyarakat sekaligus mencari model
implementasi
pergaulan antar bangsa tetap setia
Pancasila
pada
Kabupaten Madiun relevan dengan
kepentingan
bangsanya,
bangga dan respek pada jati diri
bahwa
masyarakat
di
tipe penelitian ini.
bangsanya. d. Mondial,
kepada
nilai-nilai
Dalam penelitian ini yang untuk
manusia
menyadarkan
menjadi variabel adalah revitalisasi
dan
Pancasila
bangsa
dimasa kini siap menghadapi dialektikanya
dan
dan
model
implementasi nilai-nilai Pancasila.
perkembangan
Revitalisasi Pancasila adalah
masyarakat dunia yang terbuka.
usaha bersama seluruh komponen
mampu untuk segera beradaptasi
bangsa
dengan perubahan yang terjadi
menggiatkan
dengan cepat dan mampu pula
Pancasila
mencari jalan keluarnya sendiri
bermasyarakat
dalam mengatasi setiap tantangan
bernegara.
yang dihadapi, dan pengaruh perkembangan
iptek
Indonesia
untuk
kembali
nilai-nilai
dalam
kehidupan
berbangsa
Implementasi
dan
nilai-nilai
telah
pancasila adalah penerapan nilai–
menjadi sesuatu yang substantif
nilai Pancasila untuk memperkuat
dalam kehidupan umat manusia
kembali karakter dan jati diri bangsa
bukan hanya sebagai tantangan
Indonesia.
melainkan juga peluang untuk berkarya.(Syahrial 2011: 208).
Sampel
dengan
METODE PENELITIAN
berkelanjutan
1. Desain Penelitian
banyak
lakukan adalah tergolong penelitian
dipilih
secara selektif dan dilakukan secara mengalir
Jenis penelitian yang kami
informan
dipusatkan
penyesuaian
sehingga
narasumber pada
fokus
semakin semakin studi.
Pemilihan sampel berakhir jika telah 200
terjadi
perulangan.
Pemilihan
teknik
penggalian
data
informan dapat berkembang sesuai
dilakukan
dengan kebutuhan dan kemantapan
pertanyaan secara terfokus. FGD
peneliti dalam memperoleh data.
tidak
Informan
berdasarkan
memperoleh kesepakatan/konsensus
keterlibatan informan terkait dengan
dari para peserta yang hadir tetapi
tema penelitian.
untuk memperoleh informasi yang
dipilih
Data yang dibutuhkan adalah
lebih
dengan
yang
menggunakan
dimaksudkan
mendalam
untuk
baik
berupa
dari sumber primer dan sekunder.
pengalaman, opini, sikap, harapan
Data primer yang berupa keterangan
dari
atau
mewakili kelompok tertentu. Adapun
fakta
di
lokasi
penelitian
peserta
yang
diharapkan
diperoleh
dari
informan,
dan
yang terpilih untuk terlibat dalam
peristiwa
atau
aktivitas.
Data
FGD adalah 20 stakehoder yang akan
sekunder berupa dokumen dan arsip
dipilih
tentang objek penelitian, baik berupa
kriteria yang ditentukan peneliti.
dokumen kurikulum, buku sumber
secara
selektif
Validasi
data
menurut
dilakukan
pembelajaran maupun data lain yang
melalui teknik triangulasi sumber,
terkait, seperti majalah dan surat
yaitu dengan cara membandingkan
khabar.
data dari satu sumber data yang satu Pengumpulan
data
primer
dengan sumber data yang lain,
dilakukan dengan teknik wawancara
triangulasi
mendalam dan observasi langsung.
membandingkan data dari satu teknik
Wawancara
khusus
pengumpulan data dengan teknik
dengan stakeholder di kabupaten
yang lain, dan triangulasi peneliti,
Madiun. Artinya teknik menggali
yaitu membandingkan data yang
data dilakukan secara mengalir dan
diperoleh
alamiah atau yang sering disebut
dengan anggota peneliti yang lain.
dilakukan
sebagai metode snowball sampling. Selain itu pengumpulan data
teknik,
anggota
Analisis dengan
metode Ada
yaitu
tim
data
peneliti
dilakukan
analisis dua
cara
data
juga dilakukan melalui Focus Group
kualitatif.
yang
Discussion (FGD). FGD merupakan
digunakan dalam penelitian ini, yaitu 201
analisis isi dan analisis interaktif.
tantangan yang dihadapi tidak kecil,
Untuk data dokumen dan arsip
karena bangsa dan negara Indonesia
digunakan analisis isi, sedangkan
seolah berjalan tanpa panduan dan
untuk data hasil wawancara dan
arah yang jelas menyimpang dari
observasi
cita-cita
digunakan
interaktif,
seperti
analisis
dikemukakan
Milles dan Huberman (1996).
para
dengan
informan
revitalisasi
mayoritas
berkaitan Pancasila,
mengatakan
bahwa
tujuan
nasional
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan
dan
UUD
memajukan mencerdaskan
1945
yaitu
kesejahteraan
umum,
kehidupan
bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang
berdasarkan
Pancasila sebagai dasar negara dan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan
kepribadian bangsa penting untuk
keadilan sosial yang berdasarkan
direvitalisasi, karena Pancasila dapat
Pancasila.
dijadikan pedoman atau dasar dalam
Upaya mengelola perubahan
menata kehidupan berbangsa dan
itu harus mengacu pada nilai-nilai
bernegara.
menguatkan
dasar Pancasila yang menekankan
kembali Pancasila sebagai jati diri
ketuhanan, kesatuan, kemanusiaan,
bangsa. Urgensi Pancasila adalah
demokrasi dan keadilan sosial agar
untuk menjamin eksistensi Negara
tidak kehilangan orientasi.
Sekaligus
Kesatuan Republik Indonesia
di
Dengan kata lain bangsa dan
terus
negara ini sedang mengalami anomi
berkembang. Disisi lain Pancasila
yaitu ditinggalkannya nilai-nilai budi
penting
utama
pakerti masyarakat yang luhur (nilai-
membenahi kompleksitas masalah
nilai Pancasila), sementara nilai-nilai
yang mendera
baru
tengah
pluralitas
sebagai
yang
rujukan
bangsa
Indonesia
dewasa ini. Pentingnya
belum
didapatkan
untuk
menjadi pedoman atau norma hidup merevitalisasi
dalam
masyarakat
sehingga
Pancasila dalam era reformasi dan
seringkali muncul pandangan sinis
demokrasi dewasa ini yang terjadi
terhadap sistim norma, hilangnya
perubahan cepat dan kompleks dan 202
kewibawaan
hukum,
disharmoni
hubungan antar warga masyarakat. Nilai
peraturan
secara
substansi
tidak
dapat
mencerminkan nilai-nilai Pancasila
diklasifikasi menjadi dua, yaitu nilai
harus dibatalkan melalui mekanisme
dasar dan nilai instrumental. Nilai
konstitusional.
dasar
itu
Pancasila
setiap produk Undang-undang dan
dan
Revitalisasi Pancasila dapat
dapat
dimulai dengan kembali menjadikan
dioperasionalkan. Agar dapat bersifat
Pancasila sebagai diskursus. Menurut
operasional
perlu
informasi yang digali dari beberapa
nilai
narasumber perlu ada upaya serius
instrumental. Seperti UUD 1945,
dari seluruh komponen bangsa ini
Peraturan
perundang-undangan.
untuk membuat Pancasila menjadi
Dengan bersumber lima nilai dasar
wacana yang dominan. Hal ini
(Nilai
dibutuhkan
normatif,
sifatnya isinya
dan
dijabarkan
abstrak belum
eksplisit
kedalam
Ketuhanan,
Nilai
untuk
menandingi
Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai
perbincangan publik yang banyak
Kerakyatan, Nilai Keadilan) tersebut
dihiasi
dapat dibuat dan dijabarkan nilai-
hedonisme dan mulai terkikisnya
nilai
rasa cinta tanah air dan nasionalisme.
instrumental
penyelenggara
negara Indonesia.
arti
sikap
pragmatisme,
Dengan menjadi wacana publik,
Jadi merevitalisasi Pancasila memiliki
oleh
penting,
untuk
sekaligus
dapat
dilakukan
reassessment, penilaian kembali atas
menumbuhkan kesadaran bersama
pemaknaan
agar Pancasila kembali menjadi dasar
kemudian menghasilkan pemikiran
negara
dalam
dan pemaknaan baru. Langkah ini
kehidupan berbangsa dan bernegara.
merupkan tahap awal krusial untuk
Pancasila harus dikembalikan dan
merevitalisasi
benar-benar
sebagai
idiologi terbuka yang dapat dimaknai
harus
secara terus menerus sehingga tetap
idiologi
maupun
orientasi
ditempatkan
negara.
Pancasila
menjiwai dan sekaligus diwujudkan
relevan
dalam produk peraturan perundang-
kehidupan
undangan dan realitas sosial. Maka
Indonesia.
Pancasila
dan
Pancasila
fungsional
bangsa
dan
untuk
sebagai
bagi negara
203
Mayoritas
informan
orang yang diasuhnya agar berani
mengatakan bahwa tanggungjawab
berjalan didepan dan sanggup
moral atas eksistensi Pancasila yang
bertanggung jawab.
memprihatikan ini adalah terletak pada
pemimpin,
baik
di
level
Bahkan menghadapi
dalam
rangka
perubahan-perubahan
nasional, regional, maupun lokal.
yang begitu cepat dan kompleks
Pada
kedepan, dibutuhkan bukan sekedar
awal
kemerdekaan,
rangka
kepemimpinan
negara
dan
dalam aparatur
pemimpin,
negeri
meminjam
pegawai
lebih
dari
itu
istilah
yaitu
Sayidiman
diterapkan kepemimpinan Pancasila,
Suryohadiprojo,
yang memiliki wibawa dan daya
Pancasila : Negarawan yang tidak
yang mampu untuk membawa serta
hanya memandang Pancasila sebagai
dan
masyarakat
satu ideal dan falsafah, tetapi disertai
lingkungannya kedalam kesadaran,
tekat untuk menjadikan Pancasila
berbangsa dan bernegara berdasarkan
suatu kenyataan hidup di Indonesia.
Pancasila dan UUD 1945.
Makna Pancasila yang utama dan
memimpin
Adapun prinsip-prinsip utama
perlu
Negarawan
segera
terwujud
adalah
kepemimpinan Pancasila adalah :
kesejahteraan lahir batin yang tinggi
1. Ing Ngarso Sung Tulodo, yang
dan merata untuk seluruh rakyat
berarti seorang pemimpin harus mampu
lewat
sikap
Indonesia.
dan
Pemimpin
adalah
tokoh
perbuatannya menjadikan dirinya
panutan masyarakat dengan kapasitas
pola anutan dan ikutan orang-
dan integritas kepribadiannya ucapan
orang yang dipimpinnya.
dan
2. Ing
Madyo
Mangun
Karso,
tindakannya
menjadi
teladan bagi masyarakatnya. Bila
seorang pemimpin harus mampu
tokoh
membangkitkan
memiliki
semangat
dapat
pimimpin
bangsa
komitment
yang
telah kuat
berswakarsa dan berkreasi pada
untuk menjaga keberadaan Pancasila
orang-orang yang dibimbingnya.
maka
3. Tut Wuri Handayani, seorang pemimpin
mendorong
orang-
masyarakat
mengikutinya. pemimpin
Sebaliknya
tersebut
ucapan
akan kalau dan 204
tindakannya nilai-nilai
tidak Pancasila
membahayakan
mencerminkan maka
idiologi
dapat
mendekati
terwujudnya
“Negara
Paripurna”.
negara
Dengan kata lain revitalisasi
Pancasila. Harus ada upaya secara
Pancasila memerlukan keberanian
serius untuk memikirkan pentingnya
moral para pemimpin bangsa dari
Pancasila demi menjaga persatuan
berbagai
dan keberlangsungan negara dan
harapan
bangsa Indonesia kedepan dalam
Pancasila dalam posisi vital juga
kemajemukan. Indonesia yang plural
tergantung
dan multikultur ini masih tetap
pemimpin dalam aplikasinya. Seperti
terjaga persatuannya karena segenap
sosialisasi empat pilar (Pancasila,
komponen bangsa masih memiliki
UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka
komitmen yang tinggi untuk tetap
Tunggal Ika) yang gencar dilakukan
menjadikan Pancasila sebagai dasar
oleh anggota MPR RI adalah contoh
dan idiologi bangsa dan negara
yang baik bahwa sebagian pemimpin
Indonesia.
ada
Hingga kini Pancasila tetap diterima sebagai dasar dan idiologi
tingkatan. untuk
itu
menempatkan
inovasi
yang
tentang
Karena
dan
memiliki
kreasi
kepedulian
kesinambungan
negara
bangsa ini kedepan.
negara. Yudi Latif dalam Janedjri
Sosialisasi
empat
pilar
(2012:17) menyatakan, sebagai basis
berbangsa dan bernegara ini sangat
moralitas dan haluan kebangsaan
strategis untuk menempatkan fungsi
kenegaraan,
dan
Pancasila
memiliki
kedudukan
Pancasila
yang
landasan ontologis, epistemologis,
sebenarnya sebagai dasar filsafat
dan aksiologis. Setiap sila memiliki
bangsa dan negara. Bahkan akhir-
justifikasi historisitas, rasionalitas,
akhir ini gereget untuk memperkuat
dan
sosialisasi empat pilar kebangsaan
aktualitasnya,
yang
jika
dipahami, dihayati, dipercayai, dan
ternyata
diamalkan secara konsisten dapat
digelarnya
menopang
agung
Kebangsaan di kompleks parlemen,
dapat
Jakarta, Karena itu, beberapa pihak
peradaban
pencapaian bangsa
dan
semakin dialog
kuat Empat
dengan Pilar
menyarankan dibentuknya lembaga 205
khusus
seperti
Badan
Pembina
ditanamkan
pada
kehidupan
Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
masyarakat, berbagai konflik sosial
Penghayatan
tidak
dan
Pengamalan
akan
terjadi.
"Jika
tidak
Pancasila (BP7) pada masa Orde
dikelola dengan baik, keberagaman
Baru.
pola
yang ada ini justru bisa mehgundang
sosialisasinya jangan seperti zaman
konflik sosial," katanya. (Jawa Pos
Orba," kata tokoh lintas agama John
29/7/13).
"Tapi,
desain
dan
N. Palinggi dalam Dialog Empat Pilar
Kebangsaan
di
kompleks
parlemen, Jakarta.
Pancasila dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dapat dikatakan
Dia menjelaskan, beberapa
pernah
penyimpangan. Hal ini dimaksudkan
konflik di masyarakat akhir-akhir ini
bahwa
tidak
diposisikan
melulu
disebabkan
faktor
terjadi
Pancasila sebagai
bukan basis
dalam
agama. Ada yang terjadi karena
kehidupan
motif ekonomi hingga perebutan
kenegaraan melainkan sebagai alat
penguasaan kekayaan alam. Semua
pembenaran
itu terjadi karena memudarnya pe-
Berbagai
mahaman tentang Pancasila, UUD
dilakukan pada masa lalu adalah
45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
dengan cara sakralisasi Pancasila dan
Perlu lebih serius untuk menanamkan
menjadikan Pancasila sebagai sarana
pemahaman empat pilar itu. Kalau
legitimasi politis. Oleh karena itu
tidak dijaga, justru akan menjadi
sosialisasi Pancasila harus dilakukan
ancaman serius," katanya.
terus
Dialog
kemarin
juga
menghadirkan Ketua MPR Sidarto
kebangsaan
lagi
suatu
dan
kekuasaan.
penyimpangan
menerus
yang
secara
berkesinambungan sebagai way of life.
Danusubroto dan anggota DPR Nurul
Namun sebagian informan
Arifin. Menurut Sidarto, Indonesia
juga menganggap bahwa peran serta
yang terdiri atas beragam suku
msyarakat tidak boleh dilupakan.
bangsa dan agama rnembutuhkan
Menggiatkan
perekat yang kuat. Jika empat pilar
dalam
kebangsaan
tanggung jawab bersama segenap
itu
bisa
kembali
kembali
masyarakat
Pancasila merupakan
206
komponen
bangsa.
Selain
para
nilai Pancasila itu dapat menjadi
pemimpin bangsa dan pemerintah,
pedoman perilaku masyarakat dalam
setiap kepala keluarga dan individu
kehidupan sehari-hari. Dus, harapan
juga memiliki peran yang penting
Pancasila kembali menempati posisi
dalam
sentral dan vital dalam kehidupan
pendidikan
nilai-nilai
Pancasila. Sebab tanpa andil dari
berbangsa
seluruh anak bangsa dalam menjaga
menemukan relevansinya.
Pancasila dan melestarikannya, sulit rasanya Pancasila akan tetap eksis.
yang
Cara menumbuhkan
Dengan kata lain harus ada sinergi
dan
bernegara
efektif
untuk
kesadaran
kepada
masyarakat agar nilai-nilai Pancasila
baik
dalam
dapat menjadi pedoman perilaku
Pancasila
terutama
masyarakat dapat melalui berbagai
antara pemerintah dan masyarakat.
cara dan media. Mayoritas informan
Pemerintah sebagai penyelenggara
menegaskan perlu adanya sosialisasi
negara
memiliki
penting
yang gencar dan terus menerus
dengan
cara
mengoperasionalkan
tentang Pancasila. Prinsipnya dengan
merevitalisasi
peran
nilai-nilai Pancasila dalam setiap
sosialisasi
tindakan
berdampak pada persepsi masyarakat
dan
menjadi
keputusan
wewenangnya.
yang
Hal
ini
yang
yang
massif
muaranya
adalah
akan
dapat
dengan sendirinya akan berdampak
mempengaruhi perilaku masyarakat.
pada kesusaian antara realitas sosial,
Intinya masyarakat perlu disuguhi
tindakan
menu
negara,
dan
peraturan
Pancasila
dalam
berbagai
perundang undangan dengan nilai-
ruang kehidupannya agar melekat
nilai
dalam sanubarinya. Otomatis muncul
Pancasila.
Selain
itu
penyelenggara negara juga memiliki
kesadaran
kewajiban
bahwa Pancasila adalah pedoman
untuk
pengetahuan,
meningkatkan
pemahaman
dan
kesadaran masyarakat atas nilai-nilai Pancasila. Harus ada upaya sungguhsungguh
dan
sistematis
untuk
menumbuhkan kesadaran agar nilai-
massif
di
masyarakat
hidupnya sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Adapun media yang dapat digunakan
untuk
menggiatkan
kembali Pancasila dalam masyarakat 207
diantaranya melalui televisi, radio,
sebagian besar informan mengatakan
media
Menurut
penerapan nilai-nilai Pancasila belum
media-media
optimal. Sebagian besar informan
masa,
mayoritas
internet.
informan
itulah yang paling efektif untuk
menyatakan
kembali mempopulerkan Pancasila di
Pancasila
tengah-tengah masyarakat. Karena
bermasyarakat,
hampir setiap hari masyarakat selalu
bernegara masih jauh dari harapan.
menyempatkan
untuk
Intinya mereka sependapat bahwa
itu,
perlu dicarikan jalan keluar (solusi)
terutama televisi. Hampir setiap hari
agar penanaman nilai-nilai Pancasila
sebagian besar masyarakat
dalam masyarakat menjadi optimal.
berinteraksi
diri
dengan
menonton
media
televisi.
pasti Dapat
bahwa
penerapan
dalam
kehidupan
berbangsa
Berbagai
dan
kalangan
dibayangkan jikalau semua media
bahwa
televisi memiliki komitmen yang
pelaksanaan
sama untuk merevitalisasi Pancasila,
reformasi ini tidak lepas dari faktor-
tentu
faktor adanya kenyataan yang kurang
akan
terhadap
berimplikasi tumbuh
positif
kembangnya
belum
setuju
optimalnya
Pancasila
menggembirakan
yang
di
era
membuat
penanaman nilai-nilai Pancasila di
Pancasila tetap masih marjinal dalam
tengah-tengah
Dus,
kehidupan politik, yaitu Pancasila
media massa memiliki peran yang
pernah dijadikan rezim Soeharto
besar atas kebutuhan ini. Karena itu
untuk mempertahankan status quo,
komitmen dan kepedulian media
liberalisasi
politik
dengan
massa
penghapusan
ketentuan
tentang
masyarakat.
sangat
keberhasilan
mempengaruhi
sosialisasi
Pancasila
kepada khalayak.
Pancasila sebagai satu satunya asas setiap
organisasi
yang
memberi
peluang bagi adopsi idiologi-idiologi 1. Implementasi
nilai-nilai
Hasil wawancara berkaitan
Pancasila
implementasi
desentralisasi
dan
otonomi
daerah yang menimbulkan semangat
Pancasila
dengan
lain,
nilai-nilai
mengungkapkan
bahwa
kedaerahan dan sentimen agama. Konsepsi ini sejalan dengan temuan peneliti di lapangan bahwa ada 208
semacam kekhawatiran masyarakat
kesimpulan peneliti dalam menggali
apabila pola-pola Orde Baru dalam
informasi
penanaman
pendapat
nilai-nilai
Pancasila
dari
sebagian
informan.
Memang
kembali diterapkan. Sebab model
masyarakat
doktriner ala rezim Soeharto tentu
adanya
berseberangan
sosialisasi. Melainkan memberikan
reformasi
dengan
yang
semangat
mengedepankan
kebebasan. Meskipun
paksaan
menghendaki dalam
informasi
yang
kepada
masyarakat
kegiatan
seluas-luasnya guna
demikian
menumbuhkan kesadaran. Artinya
informan
menyatakan
upaya sosialisasi nilai-nilai Pancasila
Pemerintah
merupakan
mayoritas bahwa
tidak
besar
dilakukan
secara
terstruktur,
institusi yang memiliki peran utama
sitematis dan massif, tanpa ada
dalam mengimplementasikan nilai-
paksaaan
nilai Pancasila. Tanpa intervensi
pelaksanaannya.
pemerintah implementasi Pancasila
Pendapat
dan
doktinasi
lain
dalam
menyatakan
akan sulit berkembang. Disamping
bahwa dunia pendidikan memegang
itu kesadaran dari segenap komponen
peranan
bangsa,
mensosialisasikan Pancasila kepada
terutama
generasi muda
penting
dalam
sebagai calon pemimpin bangsa juga
masyarakat.
turut
melalui Pendidikan merupakan salah
menentukan
keberhasilan
penerapan nilai-nilai Pancasila ini.
satu
Dengan
Pancasila
kata
lain,
simbiosis
Sosialisasi
jalur
dari
Pancasila
implementasi
dalam
kehidupan
mutualisme antara pemerintah dan
berbangsa dan bernegara. Pendidikan
masyarakat
pada
dalam
dasarnya
adalah
mengejawentahkan Pancasila dalam
pembudayaan
kehidupan berbangsa dan bernegara
manusia.
perlu digencarkan.
mutlak harus dilakukan di segala
Pola-pola sosialisasi massif
demi
upaya
Pendidikan
peradaban Pancasila
jenjang pendidikan agar manusia
merupakan model yang baik untuk
Indonesia
menerapkan
Pancasila
Pancasila. Melalui berbagai kegiatan
Demikian
yang terintegrasi dengan kurikulum
dalam
nilai-nilai
masyarakat.
berbudaya,
berkarakter
209
maupun lewat diklat, seminar, dialog
mendukung
dan lain-lain merupakan cara yang
mewujudkan keadilan sosial bagi
tepat
seluruh rakyat Indonesia.
sesuai
dengan
semangat
reformasi. Dengan kata lain institusi
upaya
Upaya
untuk
memasyarakatkan
pendidikan memiliki peran penting
Pancasila yang dilakukan secara
dan strategis sebagai forum untuk
terus
mensosialisasikan
dikenal, dipahami, dihayati, oleh
nilai-nilai
menerus
sehingga
dapat
Pancasila. Dengan demikian secara
masyarakat
yang
gradual
nilai-nilai
menumbuhkan
kesadaran
dilakukan
pentingnya Pancasila, tentu dapat
melalui dunia pendidikan di berbagai
dilakukan melalui berbagai cara.
jenjang
hasil
Tetapi hasil studi kami menunjukkan
masyarakat
bahwa model yang tepat dan relevan
secara keseluruhan sehingga dapat
dengan situasi dan kondisi saat ini
diwujudkan dalam kehidupan sehari-
adalah melaui mekanisme sosialisasi.
implementasi
Pancasila
bisa
pendidikan.
berdampak
hari
terus
kepada
yaitu,
Al
perilaku
yang
Sosialisasi
dapat arti
adalah
upaya
memancarkan iman dan ketakwaan
memasyarakatkan sesuatu sehingga
kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
menjadi dikenal dipahami dihayati
masyarakat
masyarakat.
yang
terdiri
dari
Melalui
sosialisasi
bermacam-macam agama, perilaku
Pancasila, ikhtiar memasyarakatkan
yang bersifat kemanusiaan yang adil
Pancasila
dan
kembali dipahami dan dihayati oleh
beradab,
perilaku
yang
sehingga
Pancasila
mendukung persatuan bangsadalam
segenap
masyarakat
masyarakat yang majemuk, perilaku
Sosialisasi
yang mendukung kerakyatan yang
melibatkan
mengutamakan kepentingan bersama
komponen penting dalam kehidupan
diatas kepentingan perseorangan dan
berbangsa dan bernegara. Disisi lain
golongan
sehingga
perbedaan
peran
pikiran,
pendapat
maupun
ini
terutama
pemerintah
aktif
masyarakat
Indonesia.
dan
secara
harus sebagai
partisipasi massif
juga
kepentingan dapat diatasi dengan
memberi andil yang besar dalam
musyawarah mufakat. Perilaku yang
kesuksesan pola-pola sosialiasi ini. 210
Bentuk
sosialiasi
terstruktur,
bangsa,
pemerintah
dan
sistematis dan massif ini akan meraih
institusi pendidikan. Disisi
hasil yang optimal jikalau ditunjang
lain lingkungan keluarga juga
dengan komitmen dan keberpihakan
memiliki andil besar dalam
media massa dalam turut serta
konteks pendidikan nilai-nilai
merevitalisasi
Pancasila kepada anggotanya.
dan
implementasi
nilai-nilai Pancasila
3) Model implementasi nilainilai Pancasila yang paling efektif
1. KESIMPULAN 1) Berdasarkan hasil wawancara dengan
para
informan
di
masyarakat
Adapun
Pancasila,
yang
bentuk
penanaman
sebagai dasar negara wajib
Pancasila
untuk
media
Argumentasi
dominan
sosialisasi
kontekstual
mengatakan bahwa Pancasila
direvitalisasi.
adalah dengan
cara melakukan sosialisasi.
berkaitan dengan revitalisasi mayoritas
tengah-tengah
dalam nilai-nilai
adalah
melalui
massa
terutama
televisi. Karena itu komitmen
menyatakan karena Pancasila
dan
merupakan
massa dalam merevitalisasi
pedoman
dan
keberpihakan
pondasi utama dalam menata
dan
kehidupan
nilai-nilai
bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. 2) Pola
revitalisasi
konstuktif
adalah
yang dengan
menggiatkan
kembali
implementasi
nilai-nilai
mengimpelmentasikan Pancasila
memegang penting dalam
media
peranan
dan
yang
menentukan
konteks
kekinian
(spirit reformasi). 4) Mekanisme sosialisasi secara
Pancasila dalam masyarakat.
terstuktur,
Yang notabene merupakan
massif
tanggung
bersama
yang baik dan relevan untuk
segenap komponen bangsa
menghidupkan kembali nilai-
terutama
nilai Pancasila di masyarakat.
jawab
para
pemimpin
sistematis
merupakan
dan model
211
Polanya
harus
mengedepankan
kesadaran
dan partisipasi masyarakat ketimbang
paksaan
atau
indoktrinasi. 2. SARAN Bagi pemerintah: -
Merevitalisasi
Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
dilakukan
mutlak
demi
eksistensi
bangsa Indonesia kedepan. -
Bentuk-bentuk
kebijakan
mengenai revitalisasi harus mengacu pada situasi dan kondisi dewasa ini. Bagi masyarakat: -
Harus
turut
berpartisipasi
secara
melestarikan melalui
serta aktif
Pancasila
penerapan
nilai-
nilainya dalam kehidupan. -
Memiliki
tanggung
jawab
yang
tinggi
dalam
implementasi
nilai-nilai
Pancasila agar Pancasila tetap menjadi kepribadian
jati
diri
dan
bangsa
serta
pedoman hidup yang relevan dan kontekstual. 212
DAFTAR PUSTAKA
Ali
Muhdi (dkk), 2011, Merevitalisasi Pendidikan Pancasila, Surabaya : IAIN Sunal Ampel, Press.
Ajar Triharso, 2007, Pendidikan Pancasila Partisipatif (P3), Makalah Semiloka Unesa Surabaya. Basrowi dan Sukidin,2002, Metode Penelitian Kualitatif, Perspektif Mikro, Surabaya, Insan Cendekia Dedy Mulyana, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Rosdakarya. Kaelan, 2008, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta, Paradigma. Kaelan, 2012, Problem Epistemologi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, Yogyakarta, paradigma. Miles and Huberman, 1996, Qualitative Data Analyisis, A Sourcebook of New Methods, California, Sage Publication. M. Noor Syam, 2007, Program Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Dalam Era Reformasi, Seminar Lokakarya Unesa Surabaya.
Rozali Abdullah, 1983, Pancasila Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa, Rajawali, Jakarta. Slamet Sutrisno, 2013, Pancasila dan Pluralisme Transendental, Surabaya, Makalah Seminar Nasional. Siswono Yudo Husodo, 2010, Reaktualisasi Wawasan Kebangsaan Dalam Rangka Meneguhkan NKRI, Makalah Sarasehan, Malang. Syahrial Syarbaini, 2011, Pendidikan Pancasila, Jakarta, Ghalia Indonesia. Winarno, 2012, Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Surakarta, yuma Winarno Surakhmad, 2007, Pendidikan Pancasila Pendekatan Yang MengIndonesiakan, Makalah Seminar dan Lokakarya Pendidikan Pancasila, Unesa Surabaya. Yudi Latif, 2011, Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Mulyawan Karim, 2010, Rindu Pancasila, Jakarta, Kompas Media Nusantara.
213