31
Unmas Denpasar
ANALISIS MEREK DAN BAHAN BAKU UNTUK MEMENANGKAN PERSAINGAN (Studi Kasus Kerajinan Batik Kayu Sanggar Punokawan di Dusun Krebet Yogyakarta Indonesia) Joseph M.J.Renwarin Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis ( Kalbis Institute ) Jakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT This research is activity university report of research and social dedication. This study is in accordance with the master plan research of our Institute where is one of them is the Creative Industries sector development., especially small and medium enterprises. The objective of this paper is give description and analysis of current condition of businesses in Wood Batik’s Jogjakarta Indonesia as part of creative economic of Indonesia. The benefit of this journal is give the development strategy for management, government and others. The research methology used is qualitative non interactive research by observation and direct interviews with the stakeholders. The result of research are the lack of capacity to sell with the premium price in market, brand image dan band equity. The other finding is the capacity to improve the quality of raw material to increase brand image of product from Sanggar Punokawan Desa Krebet Jogjakarta Indonesia and also for all the bisnis in Wood Batiks. Keywords: brand image, brand equity, competitive advantages, raw material.
PENDAHULUAN Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia Usaha Kecil dan Menengah (UKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Dusun Krebet saat ini masih sangat terkenal dengan kerajinan batik kayu yang dimilikinya. Kerajinan yang dihasilkan seperti topeng, wayang, aksesoris rumah tangga, patung kayu, kotak perhiasan, sandal, nampan, miniatur hewan, pigura, gantungan kunci, dan lain-lain. Masyarakat dalam negeri maupun luar negeri menyukai kerajinan ini. Tetapi dibalik keberhasilan itu, peneliti menemukan beberapa masalah yang terdapat pada kerajinan batik kayu di Dusun Krebet ini. Pengrajin usaha kecil dan menengah (UKM) batik kayu di Dusun Krebet cenderung menghasilkan produk yang dengan model yang sama dari waktu ke waktu, hal ini bertolak belakang dengan perkembangan produkproduk lain yang semakin inovatif dan variatif untuk memenuhi kebutuhan maupun keinginan konsumen yang juga sangat variatif. Pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa penjualan produk batik kayu yang kurang marak dipasaran. Tidak sedikit masyarakat lokal maupun mancanegara yang memuji kerajinan batik kayu ini. Namun model yang dihasilkan oleh pengrajin batik kayu cenderung sama dari waktu ke waktu dan tidak mengikuti tren yang berdampak pada penjualan batik kayu tidak optimal karena faktor design atau tampilan yang sebenarnya mampu dipoles sehingga dapat nilai produk batik kayu dapat Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
32
Unmas Denpasar
maksimal dan istimewa dipasar. Sanggar Punokawan merupakan sanggar kerajinan batik kayu di Desa Krebet, Jogjakarta. Hal ini dapat menjadi salah satu factor yang bisa mendongkrak kepopuleran Sanggar Punokawan di mata masyarakat. Sanggar Punokawan pun sudah banyak diakui di pasar luar negeri seperti Amerika, Korea Selatan, dan Malaysia, di dalam negeri pun sudah menjadi pemasok beberapa toko retail besar seperti Carrefour dan Mirota, memang hanya saja nama atau citra merk Sanggar Punokawan ini yang masih asing di telinga sebagian besar masyarakat, apalagi masyarakat muda Indonesia yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Oleh karena itu pada makalah penelitian ini, peneliti akan membahas strategi yang dapat dikembangkan agar produk kerajinan batik kayu Sanggar Punokawan dapat masuk maupun memperluas pangsa pasar terutama pada target kaum muda di Indonesia. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dalam latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi produk yang dilakukan oleh para pengrajin batik kayu di Dusun Krebet untuk dapat memperluas pangsa pasar segmen muda? 2. Bagaimana strategi promosi yang dilakukan oleh para pengrajin batik kayu di Dusun Krebet untuk dapat memperluas pangsa pasar segmen muda?
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode deskriptif. Metode yang digunakan bersifat analisis deskriptif, artinya penelitian yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena - fenomena yang ada. Peneliti menggunakan metode gabungan dari penelitian kualitatif interaktif dan non interaktif, Penelitian non interaktif (non interaktif inquiry) disebut juga penelitian analisis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati. Metode kualitatif interaktif merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya. Peneliti menginterpretasikan fenomena fenomena bagaimana orang mencari makna daripadanya. Pendapat lain juga, metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong (2007) adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamatim dengan menggunakan metode alamiah. Objek Penelitian
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
33
Unmas Denpasar
Kota Yogyakarta Indonesia, dikenal memiliki banyak pengrajin yang masing-masing mempunyai keahlian dan ciri khas keunikannya tersendiri. Salah satu pengrajin tersebut berada di Dusun Krebet yang merupakan sebuah dusun di Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul, ± 12 km Barat Daya Kota Yogyakarta, dengan luas wilayah ± 104 ha. Secara geografis, dusun yang dikelilingi oleh pohon jati, akasia mahoni, dan sengon ini membuat jarak dengan dusun lain cukup berjauhan. Sebelah utara Dusun Krebet berbatasan dengan Dusun Kaliasem, Desa Bangunjiwo, di sebelah timur berbatasan dengan Dusun Pringgading yang masuk kedalam wilayah Desa Guwosari, di sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Dadabong dan Dusun Kabrokan Wetan, dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Petung dan Dusun Butuh Lor Desa Triwidadi. Awalnya, Dusun Krebet merupakan sebuah hutan belantara bertanah kapur nan tandus yang terletak di atas Bukit Slarong yang bahkan belum memungkinkan untuk dijadikan kawasan tempat tinggal. Nama Krebet sendiri diambil dari nama tumbuhan terbesar yang mudah dilihat yang berada di kawasan hutan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, lama-kelamaan hutan ini digunakan sebagai lahan pertanian, yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk dusun ini. Tetapi karena keadaan tanah yang tandus serta pengairan yang hanya mengandalkan hujan mengakibatkan penghasilan mereka tidak cukup untuk biaya hidup sehari-hari. Menghadapi kondisi demikian, sebagian dari para petani itu mencoba pekerjaan lain seperti membuat kerajinan berbahan dasar kayu dengan memanfaatkan kayu dari pohon jati, akasia mahoni, dan sengon yang ada disekitar Dusun Krebet. Memang awalnya warga Dusun Krebet hanya memproduksi berbagai kerajinan kayu, hingga suatu ketika seorang warga bernama Windarti yang dengan berbagai pengalaman seputar batik membawa sebuah inovasi yakni dengan membatik diatas kerajinan kayu, yang saat ini dikenal dengan nama batik kayu. Inovasi tersebut banyak diikuti oleh para pemilik sanggar di Dusun Krebet. Sanggar Punokawan merupakan salah satu sanggar yang mengembangkan batik kayu. Sanggar Punokawan didirikan oleh Anton Wahana pada tahun 1988. Dalam pembuatan kerajinan batik kayu, material yang digunakan adalah kayu yang lunak seperti sengon, pule, dan mahoni agar kayu lebih mudah dibentuk. Kayu-kayu yang dibatik bisa berupa topeng, wayang, aksesoris rumah tangga, patung kayu, kotak perhiasan, sandal, nampan, miniatur hewan, pigura, gantungan kunci, dan banyak yang lainnya. Proses pembuatan motif batik pada kayu tersebut sama dengan membatik kain, yaitu menggunakan lilin (malam) dan canting serta pola yang dibuat secara manual. Motif batik yang digunakan pada batik kayu muncul dari kreasi pengrajin sendiri maupun motif yang disesuaikan dengan permintaan pembeli. Keunggulan pengrajin batik di Dusun Krebet ini dikenal akan pengerjaannya yang bagus. Produk yang dihasilkan juga memiliki karya seni yang bernilai tinggi. Metode Pengumpulan Data Studi kasus merupakan suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, serta memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Metode pengumpulan data dari studi kasus ini adalah dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan dapat dikumpulkan sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan informasi yang valid dan reliable (Bungin, 2003). Adapun metode pengambilan data melalui wawancara dengan pemilik, pekerja dan pedagang di "Sanggar Punokawan" di Desa Krebet, Bantul, Yogyakarta Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
34
Unmas Denpasar
- Indonesia. Tujuan metode ini agar didapat informasi yang faktual dan terperinci dari narasumber ahli mengenai data yang diperlukan untuk penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis kayu yang digunakan untuk bahan baku pembuatan kerjainan batik kayu antara lain kayu sengon, sonokeling, mahoni, serta kayu jati. Dan konsumen paling menggemari kayu sengon karena bahan kayu tersebut ringan tetapi memiliki kualitas yang baik. Bahan baku kayu ini berasal dari daerah sekitar juga, yaitu daerah Desa Krebet, tetapi ada juga yang dipesan dari penjual kayu sekitar Indonesia melalui koperasi yang dibeli secara gelondongan kemudian baru diolah. Untuk menentukan desain batik kayu akan menjadi seperti apa, pengrajin tergantung akan pesanan, apabila ingin desain tertentu maka dibuat seperti itu dan jika untuk motif-motif yang dibuat secara berkala untuk produksi produk yang akan dijual atau dipasarkan merupakan ide dari setiap pengrajin yang membuat kerajinan batik kayu itu sendiri. Untuk pemasaran produk batik kayu itu sendiri menargetkan pasar dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri, Sanggar Peni memasok untuk Carrefour dan Mirota, dan juga menjual eceran maupun grosir langsung kepada pembeli yang datang langsung untuk membeli/memesan. Pasar luar negeri pun sudah dijangkau juga seperti adanya pelanggan dari Malaysia, Amerika, dan Korea. Dapat dibilang semua segmen usia mungkin adanya untuk menggemari produk batik kayu yang diproduksi oleh Sanggar Peni. Sejauh ini Sanggar Peni belum merasakan adanya masalah besar karena masyarakat sekitar suka. Dari segi prduksi pun para pengrajin sudah terbiasa sehingga minim kesalahan dan hambatan. Tetapi, yang mungkin dapat menjadi masalah adalah terus naiknya harga beli bahan baku untuk produksi batik kayu, dan mungkin belum sadarnya Sanggar peni terhadap pasar yang seharusnya dapat lebih dijangkau dan inovasi produk atau inovasi pemasaran lain yang berpotensi tetapi belum dieksplor. Cat yang digunakan untuk memproduksi kerajinan batik kayu adalah cat yang sama yang digunakan untuk memproduksi kerajinan batik tulis atau batik kain yaitu cat naptol. Kelebihan dari batik kayu sendiri ini pun adalah batik kayu lebih istimewa dalam proses pembuatan atau proses produksinya, karena memerlukan keahlian yang lebih khusus atau lebih sulit dibandingkan membatik pada kain pada umumnya. Produk-produk yang dihasilkan pun lebih fungsional, bisa untuk aktivitas sehari-hari, pajangan, dan lain-lain. Sanggar Punokawan yang berada di wilayah Desa Krebet ini memang memiliki banyak potensi untuk menjadi pionir sebagai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di industri kerajinan batik kayu, karena selain menjadi yang pertama berdiri sebagai sanggar kerajinan batik kayu di Jogjakarta, wilayah Desa Krebet pun memang sudah terkenal menjadi desa wisata karena terkenal menjadi desa para pengrajin batik kayu di Jogjakarta, bahkan seIndonesia. Selanjutnya ada dijelaskan bahwa desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyapu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku (Wiendu, 1993). Pada penelitian diperoleh data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Dalam penentuan alternatif strategi, analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
35
Unmas Denpasar
ancaman yang dihadapi perusahaan yaitu menggunakan analisis SWOT, dan analisis lingkungan eksternalnya menggunakan Five Competitive Forces. Strategi yang Dapat Dikembangkan Masyarakat Indonesia cenderung menyukai dan memilih untuk membeli barang yang dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Mengkolaborasikan material batik kayu dengan material lainnya yang biasa digunakan masyarakat merupakan hal yang lazim terjadi. Contoh: Sendok stainless dengan gagang kayu, dimana terdapat motif batik pada gagang kayu sendok tersebut. Mengaplikasikan kerajinan batik kayu sebagai aksesori penunjang gaya hidup. Generasi XYZ masa kini cenderung hidup mengikuti arus tren yang mengalir sehingga menginginkan sesuatu yang trendi yang sekaligus dapat menunjang aktualisasi diri tanpa memperhatikan faktor-faktor lain seperti dari bahan apa barang itu terbuat dan bagaimana prosesnya, yang cenderung dikesampingkan. Contoh: Pembuatan jam tangan berbahan kayu dengan motif batik yang trendi untuk menunjang gaya hidup remaja modern. Menggunakan perencanaan komunikasi pemasaran atau biasa disebut Integrated Marketing Communication sehingga dapat memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi-misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR-dan mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal sehingga dapat membentuk strategi yang kompleks untuk batik kayu. Pasar cenderung menyukai sesuatu yang mendadak populer dan menginginkan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Ini membuat munculnya ide strategi yang dapat dikembangkan yaitu untuk terus berinovasi dalam pembuatan motif seperti dengan membuat motif secara seasonal maupun motif yang dijual terbatas. Contoh: Pada saat Natal membuat batik kayu yang bertema Natal, atau pada saat Ramadhan membuat tema Ramadhan. Maraknya pola pikir masyarakat modern yang lebih mengapresiasi sesuatu berdasarkan nominal harga yang menggambarkan strata atau kelas barang tersebut. Menciptakan citra merk yang lebih premium melalui pemasaran yang lebih berkelas baik diberbagai media sosial maupun media elektronik, membuat kemasan yang unik dan menarik, serta mendistribusikan batik kayu ke pusat-pusat perbelanjaan modern namun juga didukung oleh strategi internet marketing yang dapat meningkatkan penjualan batik kayu secara offline maupun online. Dengan mengkolaborasikan strategi yang dapat dikembangkan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat diambil satu langkah yaitu menciptakan dan mengembangkan citra merek premium yang mampu menelurkan produk-produk baru yang lebih fungsional bagi masyarakat Indonesia khususnya untuk menyasar segmen remaja seperti diaplikasikan maupun dikolaborasikan dalam berbagai bentuk produk seperti jam tangan berbahan dasar kayu dengan torehan batik sebagai motifnya, gagang kacamata batik kayu, case ponsel batik kayu, dan sebagainya. Dengan membangun citra merek premium melalui desain yang trendi dan modern, serta membuat tema unik pada musim tertentu (seasonal atau limited edition) diharapkan mampu memberikan kepuasan dan aktualisasi diri tersendiri bagi konsumen batik kayu sehingga terjadi decision purchase dan repeat purchase yang membuat bisnis batik kayu ini terus berjalan. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
36
Unmas Denpasar
DAFTAR PUSTAKA Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name. New York: The Free Press. Akkasaeng, R. & R.C. Gutteridge. 1997. Albizia chinensis (Roxb.) Benth. [Internet] Record from Proseabase. Faridah Hanum, I & van der Maesen, L.J.G. (Editors). Auxiliary Plants. : Plant Resources of South-East Asia 11: 65-68. PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia. Accessed from Internet: 26-Jan-2013 Alma, Buchari. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia 2: 872-874. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor. Kotler, P. dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Jakarta: PT Indeks. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Rangkuti, Freddy. 2002. Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dan Analisis Kasus PLN-JP. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta [Internet] academia.edu/11952092/peningkatan_jumlah_tenaga_kerja_dari_perkembangan_ inovasi_kerajinan_batik_kayu_krebet_kabupaten_bantul. Accessed from Internet: 5Jun-2016 [Internet] etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/93559/potongan/s1-2016-339454 -introduction.pdf. Accessed from Internet: 5-Jun-2016 [Internet] fitinline.com/article/read/batik-kayu. Accessed from Internet: 5-Jun-2016 [Internet] studentjournal.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/3266. Accessed from Internet: 5-Jun-2016 http://batikpunokawan.indonetwork.co.id/ diakses tanggal 12 Juni 2016
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016