ISSN : 2088-9984
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011
Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor Rizal Munadi, Rahmat Saputra dan Hubbul Walidainy Jurusan Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Syeh Abdurrauf No.7 Darussalam Banda Aceh 23111 e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan cara memanfaatkan handphone dan software N-Monitor sebagai media alternatif dalam monitoring suatu jaringan GSM. Adapun parameter yang dapat diamati antara lain: frekuensi kerja, besarnya daya pancar dan terima, time slot, perkiraan jarak handphone dengan BTS, perkiraan nilai BER, jenis kanal trafik yang sedang bekerja, kode wilayah (kode operator, kode area, kode sel dan kode BSIC) di mana handphone tersebut sedang aktif, parameter sel tetangga dan beberapa parameter lainnya. Untuk memperoleh data yang diperlukan maka pengukuran dilakukan secara bergerak dan melakukan serangkaian call test dan pengiriman SMS. Parameter yang diukur berkaitan dengan identitas suatu cell, parameter jaringan GSM dan kualitas jaringan GSM dari operator Telkomsel. Dari data yang diperoleh dengan monitoring tersebut maka dapat diketahui kinerja jaringan dan kinerja pelayanan operator seluler GSM di wilayah Kecamatan Syiah Kuala. Penelitian yang mengkaji cakupan penggunaan tower bersama telah dilakukan oleh Triannisa [1] dan pada penelitian ini difokuskan pada satu operator saja.
ABSTRAK Kualitas daya terima sinyal dapat dipantau oleh setiap pelanggan sistem komunikasi seluler berdasarkan indikator diagram batang pada handphone. Besaran nilai signal strength yang diwakilkan oleh diagram batang tersebut tidak dapat diketahui secara pasti nilainya. Dalam penelitian ini informasi kualitas daya terima sinyal dapat diketahui nilainya dengan instalasi software N-Monitor untuk mengaktifkan menu nokia network monitor sebagai media alternatif dalam monitoring suatu jaringan GSM. Untuk memantau kualitas sinyal, pengukuran dilakukan secara bergerak pada jaringan GSM yang berlokasi di kecamatan Syiah Kuala dengan memilah daerah pengamatan berdasarkan daerah open area, sub urban dan urban. Dari hasil penelitian ini menunjukkan kuat sinyal yang diterima mobile station dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bangunan, pohon-pohon, lintasan propagasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat sinyal di daerah open area lebih bagus dari kuat sinyal di daerah sub urban dan urban. Hal ini disebabkan pada daerah tersebut merupakan daerah yang sedikit dijumpai pohonpohon, bangunan-bangunan yang tinggi sehingga lintasan propagasinya bersifat Line of Sight.
2. Dasar Teori Kata Kunci : GSM, Kuat Sinyal, Propagasi, Open Area, Sub Urban, Urban
2.1 Arsitekur Jaringan GSM Jaringan GSM disusun dari beberapa entitas fungsional yaitu: Mobile Station (MS), Base Station Subsytem (BSS), Network Subsytem (NSS), Operation and Support System (OSS)[4]
1. Pendahuluan Teknologi GSM merupakan salah satu sistem telepon seluler generasi kedua yang berbasis digital. Pada sistem GSM ini, parameter-parameter sederhana seperti kuat sinyal yang diterima, besarnya daya terima dan daya pancar, frekuensi kerja, dan sebagainya hanya dapat dilihat dengan menggunakan perangkat ukur khusus untuk GSM. Perangkat ini biasanya hanya dimiliki oleh para operator seluler dalam memantau atau mengamati kondisi jaringannya.
44
A7
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011
Mobile Station
Base Station Subsystem
BTS
MS
BSC
Network and Switching Subsystem
Switching Centers (MSC) berfungsi untuk switching suatu panggilan telepon dari jaringan internal atau dari jaringan lain (eksternal), call routing untuk pelanggan yang melakukan roaming (roaming subscriber), menyimpan informasi billing serta database lain yang berisi informasi subscriber ID (IMSI), nomor ponsel pelanggan, beberapa layanan atau larangan yang berkaitan dengan pelanggan, Authentication serta informasi lokasi pelanggan
Operation Subsystem
VLR
AuC
HLR OMC
BTS BSC
MS
o MSC
EIR
BTS
Um
Abis
ISDN PSTN
Operation and Support System Operation and Maintenance Center (OMC) tersambung ke seluruh perlengkapan sistem switching dan ke BSC. Implementasi dari OMC disebut Operation and Support system (OSS). OSS merupakan wujud fungsional dari pemantauan jaringan operator dan pengontrollan sistem. Kegunaan dari OSS adalah untuk menawarkan dukungan untuk sentralisasi, regional, dan lokal operasional dan aktivitas pemeliharaan dimana diperlukan untuk jaringan GSM. Fungsi penting dari OSS yaitu memberikan gambaran jaringan dan dukungan aktivitas pemeliharaan dari operasi yang berbeda dan pemeliharaan organisasi[2].
Gambar 1. Arsitektur Jaringan GSM
Mobile Station Mobile Station terdiri dari Mobile Equipement (ME) yakni perangkat keras dan perangkat lunak untuk transmisi radio yang dikenal dengan istilah telepon seluler (handphone/ponsel) dan Subcriber Identification Module (SIM). ME secara unik diidentifikasikan dalam format International Mobile Equipment Identity (IMEI). SIM card berisi International Mobile Subscriber Identity (IMSI) yang digunakan untuk indentifikasi pelanggan ke sistem, kunci rahasia (untuk autentifikasi) serta menyimpan informasi lainya seperti phone book atau pesan SMS. SIM card dapat diproteksi dari penggunaan yang tidak terotorisasi dengan password atau Personal Identity Number (PIN).
2.2 2.2.1
Parameter Jaringan GSM Cell Global Identity
Cell Global Identity (CGI) adalah sebuah identititas yang unik dari beberapa sel dalam suatu jaringan seluler. Sebuah CGI untuk sebuah sel bersifat unik. Tidak akan ada satu CGI yang dipakai oleh dua atau lebih sel yang berbeda di seluruh dunia. CGI terdiri dari: 1. Location Area Code (LAC) 2. Mobile Country Code (MCC) 3. Mobile Network Code (MNC) 4. Cell Identity (CI)
Base Station Subsystem Base Station Subsytem terdiri dari Base Transceiver System (BTS) dan Base Station Controller (BSC). BSC mengontrol dan mengatur beberapa BTS. BSC adalah entitas fungsional dalam arsitektur GSM yang bertanggung jawab untuk memelihara koneksi (hubungan radio) saat panggilan dan kepadatan lalu lintas panggilan pada areanya dan meneruskannya ke Network Subsystem. BSC juga menangani setup radio-channel, frequency hopping, serta proses handover. BTS merupakan alat radio transceiver (transmitter receiver radio) pada suatu area didefiniskan sebagai sebuah cell dan menangani protokol radio-link dengan MS lewat Um interface yang juga dikenal dengan Air interface (radio link).
Gambar 2. Cell Global Identity 2.2.2 Timing Advance Timing advance (TA) adalah parameter untuk mengetahui jarak antara BTS dan MS. Timing advance adalah sinkronisasi antara MS dengan BTS dalam transmisi suara. Untuk menjaga sinkronisasi, MS mengirim sinyal ke BTS (uplink) secara kontinyu. BTS
Network Subsystem Network Subsystem terdiri dari Mobile Switching Centres (MSC) dan beberapa database yang terhubung dengannya seperi Home Location Register (HLR), Visitor Location Register (VLR), Authentication Center (AuC) serta Equipment Identity Register (EIR). Mobile
45
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011
A7
juga mengirim sinyal ke MS (downlink). Saat terjadi total connection, BTS akan mengirim nilai timing advance ke MS. Dengan timing advance, bisa diketahui jarak antara BTS dengan MS.
Mulai
Cek Peralatan
3. Metodologi Penelitian Ya
3.1 Prosedur Penelitian 1. Persiapan 2. Pengumpulan Data Melakukan pengukuran pada objek BTS Telkomsel di kecamatan Syiah Kuala yaitu: 1) Kuat sinyal terima 2) Frekuensi kerja 3) Timing advance (Perkiraan jarak handphone dengan BTS) 4) Jenis kanal trafik yang sedang bekerja 5) Kode operator 6) Kode area 7) Kode sel 8) Kode BSIC 9) Parameter sel tetangga 3. Objek Pengukuran Pengukuran dilakukan dalam ruangan (indoor) dan luar ruangan (outdoor), yaitu: a. Indoor Pengukuran dilakukan dengan menggunakan PC, Nokia 6150, Software N-Monitor. b. Outdoor Pengukuran dilakukan dengan menggunakan handphone Nokia 6150 yang sudah diaktifkan menu Nokia Network Monitor. Untuk pengukuran kuat sinyal outdoor, pengukuran dilakukan pada lokasi yang berbeda yang mempunyai karakteristik daerah pengukuran open area, sub uran dan urban. 4. Analisis Data
Masalah Tidak Membaca Data Keluaran dan Mengecek Data dari HP
Ya Masalah
Tidak File, Menulis Data
Tidak Akhir
Ya Selesai
Gambar 3. Blok diagram dari proses pengukuran
3.3 Nokia Network Monitor Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan dengan menggunakan software N-Monitor dan handphone Nokia 6150 yang mendeteksi software tersebut. Nokia Network Monitor adalah sebuah modus tersembunyi pada kebanyakan handphone Nokia. Nokia Network Monitor ini dapat digunakan untuk mengukur beberapa parameter jaringan, selain itu ada juga pengukuran untuk telepon, suhu baterai dan tes lainnya.. Untuk mengaktifkan Nokia Network Monitor diperlukan software N-Monitor dan menghubungkan handphone dengan kabel F-BUS yang telah terhubung ke PC sehingga menu tersebut akan aktif secara otomatis seperti pada Gambar 4.
3.2 Tahap-Tahap Menganalisis 1.
2.
3. 4.
Mengetahui kondisi dan lokasi lapangan yang akan dijadikan titik-titik utama pengukuran dalam hal ketersediaan dan kenyamanan tempat untuk mengambil data Penentuan parameter-parameter kinerja jaringan GSM, seperti yang telah disebutkan pada 3.1 bagian 2. Melakukan pelaksanaan di lapangan berdasarkan lokasi yang telah ditentukan Menganalisis setiap parameter yang di dapat untuk mengetahui kinerja jaringan GSM.
46
A7
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011
Keterangan: a bbb ccc dddd mmmm g ff e nnn ppp oooo
Gambar 4 Tampilan Software N-Monitor Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan Software N-Monitor akan tersimpan ke CellTrace seperti ditunjukkkan pada Gambar 5, kemudian data CellTrace ini akan tersimpan file yang bernama CELLTRC.TXT. Dalam file ini tidak tersimpan nilai RxLv yang diterima MS. Dalam pengambilan data nilai RxLv, dilakukan dengan mencatat nilai RxLv dengan cara manual setiap terjadinya perubahan nilai RxLv.
Frekuensi hopping Nomor kanal frekuensi (Channel) Level sinyal terima dari BTS (RxLv) Tingkat sinyal pancar Nilai radio link time out (RLT). Rasio munculnya kesalahan (BER) Timing advance (TA), Time slot (TS) Parameter Path Loss-Criterium (C1) Parameter Cell-Reselection Criterion (C2) Jenis kanal pensinyalan yang digunakan oleh MS
3.4 Nokia 6150 Nokia 6150 adalah handphone monokrom keluaran tahun 1998 generasi DCT3 yang beroperasi pada frekuensi GSM 900 MHz dan GSM 1800 MHz. Tipe kabel data serial yang digunakan untuk Nokia model keluaran DCT3 atau Nokia 6150 adalah jenis F-BUS, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Kabel Data Serial F-BUS
Gambar 5. Tampilan Cell-Trace pada software NMonitor Tampilan Nokia Network Monitor dan beberapa parameter yang diukur dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.
Gambar 6. Model Tampilan menu 1 pada Nokia 6150
Gambar 8. Nokia 6150
47
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011
A7
c.
Pada sistem radio seluler, kuat sinyal yang diterima merupakan gabungan dari beberapa sinyal yang diterima secara langsung atau datang akibat dari pantulan pola lintasan ganda atau multipath. Kualitas sinyal GSM juga dipengaruhi oleh konfigurasi dataran dan struktur bangunan buatan manusia. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan fading pada penerimaan sinyal sehingga mengakibatkan kualitas sinyal yang diterima MS akan menurun. Untuk mengetahui kualitas sinyal terima MS maka perlu diadakan pengukuran.
Pengukuran kualitas sinyal dilakukan pada waktu malam di dalam ruangan tertutup dengan ketinggian MS 3,1 meter pada tanggal 26.05.2010 dari jam 23:01:02 WIB sampai jam 23:11:01 WIB (10 menit).
Kuat Sinyal (dBm)
4. Analisis Kualitas Sinyal
4.1 Analisis Kualitas Sinyal Indoor a. Kuat Sinyal Waktu Pagi Pengukuran kualitas sinyal dilakukan pada waktu pagi di dalam ruangan tertutup dengan ketinggian MS 3,1 meter pada tanggal 22.07.2010 dari jam 7:43:12 WIB sampai jam 7:53:09 WIB (10 menit).
Kuat Sinyal(dBm)
-90 -85 -80 -75 -70 -65 -60 -55 -50
40
Kuat Sinyal (dBm)
-55 30
50
Gambar 9. Grafik kuat sinyal waktu pagi
b.
Kualitas Sinyal Waktu Siang Pengukuran kualitas sinyal dilakukan pada waktu siang di dalam ruangan tertutup dengan ketinggian dengan ketinggian MS 3,1 meter pada tanggal 27.05.2010 dari jam 13:26:38 WIB sampai jam 13:36:09 WIB (10 menit). -80 Kuat Sinyal(dBm)
-60 -55 -50 40
60
80
21Jumlah Data 41 Pengukuran 61
81
101
Dari hasil grafik yang ditampilkan pada Gambar 12 dapat dilihat nilai kuat sinyal pada waktu pagi, siang dan malam memiliki perbedaan. Dari ketiga waktu tersebut kuat sinyal yang paling bagus adalah waktu pagi, selanjutnya adalah waktu siang dan kuat sinyal yang paling buruk adalah waktu malam. Dari ketiga waktu tersebut dapat disimpulkan nilai C1 dan C2 paling baruk yang diterima MS dari serving cell adalah pada waktu malam, nilai C1 dan C2 paling bagus yang diterima MS dari serving cell adalah pada waktu pagi dan siang. Beberapa faktor yang menyebabkan kuat sinyal menurun adalah lintasan propagasinya. Faktor-faktor tersebut,
-65
Jumlah Data Pengukuran
100
Gambar 12. Grafik kuat sinyal pagi, siang dan malam
-70
20
80
Kuat Sinyal Pagi Kuat Sinyal Malam Kuat Sinyal Siang 1
-75
0
60
Kuat Sinyal Waktu Pagi, Siang dan Malam Dari hasil pengukuran kuat sinyal pada waktu yang berbeda, maka dapat dibandingkan kuat sinyal yang paling bagus dan yang paling buruk seperti pada Gambar 12 di bawah ini.
-60
20
40
d.
-65
Jumlah Data Pengukuran
20
Jumlah Data Pengukuran
Gambar 11. Grafik kuat sinyal waktu malam
-70
10
-90 -85 -80 -75 -70 -65 -60 0
-75
0
Kualitas Sinyal Waktu Malam
100
Gambar 10. Grafik kuat sinyal waktu siang
48
A7
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011
selain mengganggu juga sulit untuk diprediksi karena berubah terhadap waktu. -80 Kuat Sinyal (dBm)
-75 -70 -65
-60 -55 -50 0
50 100 150 200 Jumlah Data Pengukuran
Gambar 14. Grafik kuat sinyal daerah open area
c.
Pengukuran Pada Daerah Urban Pengukuran konfigurasi untuk daerah urban untuk Kecamatan Syiah Kuala dipilih pada lokasi Jeulingke, hal ini sesuai dengan karakteristik dari daerah urban (ada beberapa gedung atau rumah yang tingginya 20 meter ke atas). Pengukuran di lakukan di Jln. Tibang pada tanggal 25.09.2010 jam 16:45 WIB sampai 16:55 WIB (10 menit) dengan ketinggian MS 130 cm
-95 -90 -85 -80 -75 -70 -65 -60 -55
-100
0
Kuat Sinyal (dBm)
Kuat Sinyal (dBm)
4.2 Analisis Kualitas Sinyal Outdoor Untuk pengukuran kualitas sinyal outdoor hanya mengunakan handphone yang sudah diaktifkan menu Nokia Network Monitor. Pengukuran dilakukan secara bergerak pada daerah yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan. Adapun karakteristik daerah pengukuran adalah sub urban, open area dan urban. a. Pengukuran Pada Daerah Sub Urban Pengukuran konfigurasi untuk daerah sub urban untuk kecamatan Syiah Kuala dipilih pada lokasi Darussalam, hal ini sesuai dengan karakteristik dari daerah sub urban (ada beberapa gedung atau rumah yang tingginya 10-20 meter). Pengukuran dilakukan di Jalan Tgk Chik Dilamnyong pada tanggal 29.05.2010 jam 13:20 WIB sampai 13:30 WIB (10 menit) dengan ketinggian MS 130 cm.
50 100 150 200 Jumlah Data Pengukuran
Gambar 13. Grafik kuat sinyal daerah sub urban
b.
Pengukuran Pada Daerah Open Area Pengukuran di lakukan di Jalan Jalan Cendana Utama pada tanggal 29.05.2010 jam 12:30 WIB sampai 12:40 WIB (10 menit) dengan ketinggian MS 130 cm. Karakteristik daerah pengukuran adalah open area (gedung atau rumah yang tingginya kurang 10 meter). Jarak antara MS dengan BTS lebih kurang 1 km atau TA bernilai 2.
-95 -90
-85 -80 -75 -70 0
50
100 150 Jumlah Data Pengukuran
200
Gambar 15. Grafik kuat sinyal daerah Urban
Dari grafik pada Gambar 15 di atas kuat sinyal terlihat bahwa sinyalnya yang terkuat bernilai adalah -75 dBm, dan yang paling buruk adalah -99 dBm. Pada saat pengukuran MS berpindah dari kanal 701 ke kanal 56, ini disebabkan kualitas sinyal yang diterima dari serving cell memburuk atau MS menjauh dari BTS sehingga MS harus dipindahkan ke neighbouring cell, proses seperti ini merupakan proses handover.
49
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011
A7
Dari Tabel 1 dapat dilihat nilai kuat sinyal yang diterima MS pada saat pengukuran adalah -68 dBm sampai dengan -90 dBm, kuat sinyal paling bagus yang di peroleh dari hasil pengukuran adalah -68 dBm dan yang paling buruk adalah -90 dBm. Selama 10 menit pengukuran, 100% MS berada pada band 1800 yaitu pada nomor kanal 706
4.3 Analisis Cell global identity Salah satu parameter yang didapat dari hasil pengukuran kualitas penerimaan sinyal Telkomsel adalah Cell global identity (CGI). CGI terdiri dari MCC (kode seluler Negara), MNC (kode operator seluler) , LAC (kode area), CID (kode sel). Untuk nilai CGI pada BTS PT. Telkomsel dapat dilihat pada Gambar 16 di bawah ini.
b.
Analisis Kuat Sinyal Daerah Open Area
Tabel 2. Hasil Pengukuran dan Perhitungan
Area: RKU Unsyiah MCC: [510] MNC: [10] LAC: [644] BSIC: [25]
Pengukuran Jarak Kuat Sinyal (Km) (dBm) 1 -56 s/d -78
Perhitungan Jarak Kuat Sinyal (Km) (dBm) 1 -55,58
Dari Tabel 2 dapat dilihat nilai kuat sinyal yang diterima MS pada saat pengukuran adalah -56 dBm sampai dengan -78 dBm, kuat sinyal paling bagus yang di peroleh dari hasil pengukuran adalah -56 dBm dan yang paling buruk adalah -78 dBm. Kuat sinyal -56 dBm ini hanya didapat sekali pada saat pengukuran dan selanjutnya nilai kuat sinyal yang diterima MS mengalami penurunan hingga -78 dBm. Hasil pengukuran pada daerah yang berkarakteristik open area tidak sama seperti hasil perhitungan, tapi hampir mendekati hasil perhitungan. Selama 10 menit pengukuran, 100% MS berada pada band 1800 yaitu pada nomor kanal 690.
CID: 465 CID: 467 CID: 466
Gambar 16. Cell Global Identity
Nomor CID mempunyai format penomoran yang telah ditentukan oleh operator seperti pada Gambar 16 menunjukkan CID yang berbeda dalam suatu sel. Dua digit pertama menunjukkan nomor CID dan satu digit terakhir menunjukkan ID sektor dalam suatu sel. BSIC ini di gunakan agar MS dapat membedakan BTS yang menggunakan frekuensi yang sama. Karena menggunakan frekuensi reuse kemungkinan BTS mengeluarkan frekuensi yang sama pada BTS lain[3].
c.
Analisis Kuat Sinyal Daerah Urban
Tabel 3. Hasil Pengukuran dan Perhitungan
4.4 Analisis Nomor Kanal GSM ARFCN atau “Absolute Radio Frequency Channel Number” adalah nomor kanal yang berurutan yang digunakan untuk mengidentifikasi carrier yang berbeda. Dalam spektrum yang dialokasikan untuk komunikasi seluler, saluran radio diidentifikasi oleh ARFCN. Pada GSM 900 MHz digunakan ARFCN 1-124, dan pada GSM 1800 MHz digunakan ARFCN 512-885[4]
Jarak (Km) 1
Analisis Kuat Sinyal Daerah Sub Urban
Tabel 1. Hasil Pengukuran dan Perhitungan
Pengukuran Jarak Kuat Sinyal (Km) (dBm) 1 -68 s/d -90
-76 s/d -99 (Band 1800/900)
Perhitungan Jarak Kuat Sinyal (Km) (dBm) 1 -91,58
Dari Tabel 3 dapat dilihat kuat sinyal paling bagus yang di peroleh dari hasil pengukuran adalah -75 dBm dan yang paling buruk adalah -99 dBm. Ketika level sinyal menurun, MS berpindah ke neighbouring cell yaitu kanal 56 atau band 900 MHz dan sebaliknya. Ini merupakan proses handover dari band 1800 ke band 900. Selama 10 menit pengukuran, 52,94% MS berada pada band 1800 yaitu pada nomor kanal 701 dan 47,05% MS berada pada band 900 yaitu pada nomor kanal 56.
4.5 Analisis Kualitas Sinyal a.
Pengukuran Kuat Sinyal (dBm)
Perhitungan Jarak Kuat Sinyal (Km) (dBm) 1 -70,58
50
A7
Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011
5. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan bahwa: 1. Propagasi gelombang secara umum mengalami difraksi, refleksi dan hamburan, sehingga terjadinya redaman lintasan pada lokasi propagasi gelombang tersebut. 2. Hasil pengukuran kuat sinyal di daerah open area tidak sebesar kuat sinyal pada daerah sub urban. Hal ini dikarenakan antena BTS dan MS saling terlihat atau LOS. Sedangkan hasil pengukuran kuat sinyal di daerah sub urban lebih jelek jika dibandingkan dengan daerah open area dan sub urban. Hal ini dikarenakan pada daerah sub urban banyak dijumpai pohon-pohon, bangunan-bangunan bertingkat dan antena BTS dengan MS tidak saling terlihat atau NLOS. 3. Salah satu penyebab handover adalah terdapat neighbouring cell yang dapat memberikan kuat sinyal yang lebih baik Untuk mendapatkan sel yang ditunjuk sebagai sasaran handover maka MS dan BTS akan selalu melaporkan pengukurannya mengenai kualitas sinyal.dan selanjutnya akan dikirim ke BSC dan MSC 4. Alokasi frekuensi untuk GSM tidak menggunakan alokasi frekuensi dalam satuan MHz, tapi dengan bilangan bulat positif yang disebut sebagai Absolute Radio Frequency Channel Number (ARFCN). Pada GSM 900 MHz digunakan ARFCN 1-124, dan pada GSM 1800 MHz digunakan ARFCN 512-885. Dengan menggunakan ARFCN, frekuensi operator mudah diingat dan lebih praktis, terutama ketika melakukan pengukuran.
REFERENSI [1] Triannisa. 2008. Analisa Cakupan Area BTS dan Kuat Sinyal yang diterima MS pada Studi Perencanaan Tower BTS Bersama dengan Menggunakan Existing Tower di Wilayah Kota Banda Aceh. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro, Banda Aceh. [2] ________, Global System for Mobile (GSM). [Online], Available: http://burnsidetelecom.com/whitepapers/gsm.pdf. Akses tanggal 18-06-2010 [3] ______, Cell ID, [Online], Available: http://www.mrvfone.com.au/vfone/techtop/dec.htm. Akses Tanggal 04-08-2010 [4] _______, ARFCN, [Online], Available: http://www.mpirical.com/companion/mpirical_com panion.html#GSM/ARFCN.htm, Akses Tanggal 20-06-2010
51