ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI BENGAWAN SOLO WILAYAH KOTA SURAKARTA Wahyu Sulistiyanto, Dwi Astuti Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak:Kualitas air Sungai Bengawan Solo untuk beberapa parameter telah melebihi ambang batas, hal ini diduga disebabkan karena tingginya pencemaran akibat aktivitas industri dan pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas dan kuantitas air Sungai Bengawan Solo memenuhi syarat dalam perencanaan pengembangan penyediaan air baku air minum Kota Surakarta hingga tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pemeriksaan laboratorium yang hasilnya dianalisis secara deskriptif. Sampel berupa air yang diambil dengan jarak 50 meter dari up-stream dan down-stream outlet Sungai Pemulung, Sungai Pepe, Sungai Pucangsawit dan Sungai Anyar yang alirannya masuk pada badan air Sungai Bengawan Solo wilayah Surakarta. Hasil pemeriksaan kualitas air Sungai untuk parameter fisika (suhu dan zat padat terlarut) dan parameter kimia (nitrat, arsen, barium, selenium, kromium, tembaga, mangan, air raksa, seng, klorida, sianida, sulfat, dan nitrit) belum melebihi Nilai Ambang Batas sedangkan boron, kadmium, besi dan timbal telah melebihi Nilai Ambang Batas dari Kemenkes RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Kuantitas Sungai Bengawan Solo pada up-stream outlet Sungai Premulung sebesar 3,22 m3/detik. Dapat disimpulkan bahwa kualitas air Sungai Bengawan Solo pada wilayah Kota Surakarta tidak memenuhi syarat untuk dijadikan air baku air minum, sedangkan kuantitas (debit) Sungai Bengawan Solo pada musim kemarau dapat mencukupi untuk dijadikan sebagai air baku air minum masyarakat Kota Surakarta hingga tahun 2010. Kata kunci : Sunagi Bengawan Solo, kualitas air minum
A. PENDAHULUAN Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut,seperti:Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air minum yang terkena polusi rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya sukar dideteksi. Bau yang menyengat mungkin akan timbul dipantai,laut,sungai yang terkena polusi. Kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terkena polusi berat. Tanda-tanda polusi air yang berbeda disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang berbeda-beda (Fardiaz, 1992). Kepmenkes RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, air harus memenuhi syarat kesehatan yang telah ditentukan batas maksimalnya. Parameter air minum dibagi dalam beberapa bagian antara lain
sebagai
berikut:
1)
parameter
fisik,
meliputi
bau,jumlah
zat
padat
terlarut,kekeruhan,rasa,suhu dan warna ;2) parameter kimia, meliputi anorganik (air raksa,
barium,besi,cadmium,kesadahan,chlorida,kromium,mangan
dan
lain-lain);3)
parameter biologis, meliputi koliform, bakteri virus kuman patogen; 4) parameter radioaktifitas, meliputi sinar alfa dan beta. Data PDAM Kota Surakarta, penduduk Kota Surakarta terdiri dari penduduk asli dan pendatang,jumlah penduduk pada tahun 2007 sebanyak554.387 jiwa dan diprediksi pada tahun 2020 sebesara 563.387 jiwa dengan pertumbuhan penduduk alami sebesar 1,6% per-tahun. Penyediaan air minum bagi kebutuhan masyarakat Kota Surakarta tahun 2005 dengan jumlah penduduk sebanyak 563.387 jiwa dan pelayanannya mencapai 60%, jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 337.967 jiwa.kapasitas produksi mencapai 774.40 l/detik dengan tingkat kehilangan air akibat kebocoran mencapai 24% dan ratarata pemakaian air sebesar 170 liter/orang/hari. Kapasitas produksi sebesar 774.40 l/detik diperoleh dari sumber air air Cokrotulung sebesar 387 l/detik dan dari 17 sumur dalam sebesar 387.40 l/detik. Ada lima buah sumur dalan dlengkapi instalasi pengolahan air yaitu sumur dalam yang terletak di Karang Asem,Manahan, Banjarsari, Kadipiro, dan Plesungan (PDAM, 2007).
Ppenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kuantitasair sungai Bengawan Solo segmen Kota Surakarta pada up-stream dan down-stream di empat sungai yaitu Sungai Premulung, Sungai Pepe, Sungai Pucang Sawit, Sungai Anyar.
B. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pemeriksaan laboratorium yang hasilnya dianalisis secara deskriptif.
Waktu Penelitian Waktu penelitia dilakukan pada Bulan Juni sampai Agustus 2007.
Jalan Penelitian Alat yang digunakan: botol sampel, hot plate, erlenmeyer, labu ukur, ember, desikator, gayung, oven, turbidimeter ESD M 200P, corong kaca,kertas label, PH meter, global positioning system (GPS),termometer, current meter, mistar, rool meter, water quality checker, AAS(Automatic Absorbtion Spectrophometer) Bahan yang digunakan: air sampel air Sungai Premulung , Sungai Pepe, Sungai Pucang Sawit dan Sungai Anyar, aquades, larutan HNO3 pekat, larutan standar.
Cara kerja pengambilan sampel: 1. Sampel air diambil secara komposit dari dua titik outlet Sungai Premulung , Sungai Pepe, Sungai Pucang Sawit dan Sungai Anyar. Demikian juga sampel air yang diambil dari upsteam Sungai Premulung , Sungai Pepe, Sungai Pucang Sawit dan Sungai Anyar dan downstream sungai yang alirannya masuk ke Sungai Bengawan Solo Kota Surakarta. 2. Sampel air diambil dari upsteam dan downstream dengan jarak 50 meter dari outlet empat sungai yang alirannya masuk ke Sungai Bengawan Solo yaitu Sungai Premulung , Sungai Pepe, Sungai Pucang Sawit dan Sungai Anyar. 3. Dicatat data sampel (jam,tanggal,lokasi sampling,posisi,hasil pengukuran sesaat).
4. Dimasukkan kedalam botol sampel, kemudian diberi tanda label sesuai dengan tempat pengambilan sampel. 5. Dimasukkan kedalam bak yang berisi es, agar terhindar dari kontaminasi dan menjaga kondisi sampel tetap stabil. Cara
kerja
pemriksaan
sampel
metode
AAS(Automatic
Absorbtion
Spectrophometer): a.
Diambil 25 ml air sampel
b.
Dimasukkan kedalam erlenmeyer
c.
Ditambahkan 25 ml aquadest
d.
Ditambahkan 5 ml larutan HNO3 pekat
e.
Dipanaskan di atas hot plate dengan skla 3-6
f.
Ditunggu hingga volume dalam erlenmeyer 25 ml
g.
Disaring, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur ukuran 25 ml
h.
Jika air kurang dari 25 ml ditambahkan aquadestsampai batas tanda 25 ml
i.
Diukur kandungan logam berat menggunakan AAS dengan memasukkan bagian
dari AAS ke dalam sampel yang sudah mengalami perlakuan.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah air pada alur Sungai Bengawan Solo yang ada di Kota Surakarta di mulai dari up-stream outlet Sungai sampai down-stream outlet sungai yang terdiri dari Sungai Premulung, Sungai Pepe, Sungai Pucang Sawit dan Sungai Anyar. Sampel air diambil sebanyak 2 liter dari up-stream dan down-stream dengan jarak 50 meter outlet Sungai Premulung, Sungai Pepe, Sungai Pucang Sawit dan Sungai Anyar yang alirannya masuk ke badan air Bengawan Solo di wilayah Surakarta.
Analisis Data Analisis kualitas dan kuantitas air Sungai Jenes dilakukan secara deskriptif, yaitu hasil pemeriksaan kualitas air di laboratorium kemudian dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas Kemenkes RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil a. Gambaran Umum Sungai Bengawan Solo Sungai Bengawan Solo merupakan sungai besar dan terpanjang di Pulau Jawa (1.600 km) yang melintasi kota di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagai hulu sungai adalah Wduk Gajah Mungkur dan pegunungan seribu di sebelah selatan wilayah Kota Surakarta. Tahun 1976, pada alur Sungai Bengawan Solotelah di bangun bendungan serba guna Waduk Gajah Mungkur yang terletak di Kbupaten Wonogiri. Fungsi dari bendungan tersebut adalah untuk cadangan air dan sebagai penggerak turbin hilir bendungan tepatnya di Desa Colo Kabupaten Sukoharjo yang merupakan intake untuk irigasi pertanian di daerah hilir yang meliputi wilayah Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen. Adanya Bendungan Gajah Mungkur dan Bendungan Colo sebagai pengendali maka aliran Sungai Bengawan Solo musim penghujan bisa dikendalikan, sehingga bahaya banjir di bagian hilir dapata di minimalkan. Beberapa
usaha
rumah
tangga
dan
industri
di
Kbupaten
Wonogiri,Sukoharjo,Kota Surakarta,Karanganyar dan Sragen memanfaatkan Sungai Bengawan Solo untuk membuang limbahnya,jenis industri tersebut antara lain industri textile,industri pengolahan makanan, industri jamu, industri pengolahan logam, industri farmasi, industri plastik, tempe, kimia, peternakan, pertanian, perdagangan dan rumah tangga. Hal ini akan menambah beban pencemar Sungai Bengawan Solo sehingga kualitas Sungai Bengawan Solo semakin menurun. Sumber pencemar Sungai Bengawan Solo pada segmen Kota Surakarta berasal dari berbagai kegiatan industri yang membuang limbah pada empat anak sungai yang melintas di Kota Surakarta, yaitu: Sungai Premulung merupakan anak Sungai Bengawan Solo yang berada di sisi Barat, berhulu sungai pada kaki Gunung Merapi. Melewati kawasan pertanian,pemukiman serta beberapa industri yang masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo dan Surakarta.
Sungai Pepe merupakan anak Sungai Bengawan Solo yang terletak di sebelah Brat,mengalir dari barat ke timur melewati Kota Surakarta sebelum mencapai muara di Bengawan Solo. Untuk mengendalikan banjir,dibangun pecahan lurus dengan nama Kali Anyar yang merupakan saluran pelurusan dari Sungai Tirtonadi ke arah timur. Sungai Pepe menerima beban limbah dari kegiatan pertanian,textile,dan industri batik,kegiatan domestik dan rumah sakit. Outlet Sungai Pepe berada di kelurahan Sangkrah,Kecamatan Pasar Kliwon. Sungai Pucang Sawit yang terletak di Kelurahan Pucangsawit adalah terpendek di Kota Surakarta,masukan cemaran berasal dari kegiatan rumah tangga, aktifitas pemeliharaan kendaraan bermotor dan rumah pemotongan hewan. Outlet Sungai Pucangsawit terletak di anatara Sungai Pepe dan Taman Satwa Jurug. Sungai Anyar merupakan bagian dari Sungai Pepe mulai dari Tirtonadi terus ke arah timur dengan badan sungai lurus bermuara di Bengawan Solo. Sungai Anyar menerima badan limbah dari kegiatan domestik pertanian,industri textile,pemeliharaan kendaraan bermotor dan aktivitas rumah sakit. Beberapa hal yang terjadi pada aliran Sungai Bengawan Solo adalah kekeringan yang di tandai dengan menurunnya debiit aliran Sungai Bengawan Solo secara drastis. Kondisi ini terjadi pada musim kemarau di mana curah hujan kecil.
b. Kualitas Sungai Bengawan Solo Hasil pemeriksaan dari Laboratorium Sucofindo Cabang Semarang kualitas air Sungai Bengawan Solo segmen Kota Surakarta pada up-stream dan down-stream di empat sungai yang alirannya masuk ke Sungai Bengawan Solo dapat dilihat pada Tabel 1.
Table 1 Hasil Rekapitulasi Pemeriksaan Kualitas Sungai Bengawan Solo
Dapat diketahui bahwa parameter kimia (cadmium,besi,timbale,boron dan Ph)
telah
melebihi
baku
mutu
menurut
Kemenkes
RI
Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum yang dapat di lihat pada Tabel 2.
Table 2. Rekapitulasi Parameter Pencemar dan Kelebihan Beban Pencemar Air Sungai Bengawan Solo Wilayah Surakarta tahun 2007 Titik sampling
Parameter
Satuan
Hasil
BakuMutu
Kelebihan
Analisis
Kepmenkes907/2002
Beban Pencemaran
Up-stream sungai Boron
mg/l
0,57
0,3
0,27
Premulung(PrA)
Cadmium
mg/l
0,082
0,003
0,079
Besi
mg/l
0,323
0,3
0,023
Timbal
mg/l
0,262
0,01
0,252
Down-stream
Boron
mg/l
0,57
0,3
0,27
Sungai
Cadmium
mg/l
0,10
0,003
0,097
Premulung (PrB)
Besi
mg/l
0,442
0,3
0,142
Timbal
mg/l
0,442
0,01
0,432
mg/l
0,07
0,3
0,13
Up-stream Sungai Boron
Pepe (PpA)
Cadmium
mg/l
0,133
0,003
0,475
Besi
mg/l
0,138
0,3
-
Timbal
mg/l
0,485
0,01
-
Down-Stream
Boron
mg/l
0,57
0,3
0,27
Sungai Pepe(PrB)
Cadmium
mg/l
0,083
0,003
0,08
Besi
mg/l
0,407
0,3
0,107
Timbal
mg/l
0,487
0,01
0,475
Up-stream Sungai Boron
mg/l
0,57
0,3
0,27
Pucangsawit(Ps
Cadmium
mg/l
0,114
0,003
0,111
A)
Besi
mg/l
0,128
0,3
-
Timbal
mg/l
0,282
0,01
0,272
Down-Stream
Boron
mg/l
0,57
0,3
0,27
Sungai
Cadmium
mg/l
0,104
0,003
0,101
mg/l
0,3
0,3
1,912
mg/l
0,397
0,01
0,387
Up-stream Sungai Boron
mg/l
0,5
0,3
0,27
Anyar (Ar A)
Cadmium
mg/l
0,096
0,003
0,101
Besi
mg/l
0,207
0,3
1,912
Timbal
mg/l
0,448
0,01
0,387
8,11
6,5-8,50,57
0,6
mg/l
0,57
0,3
0,27
Sungai Anyar (Ar Cadmium
mg/l
0,124
0,003
0,121
B)
Besi
mg/l
0,033
0,3
-
Timbal
mg/l
0,212
0,01
0,202
Pucangsawit(PsB) Besi Timbal
Ph
Down
Stream Boron
Data dari PDAM KotaSurakarta pada daerah Jurug aliran Sungai Bengawan Solo musim kemarau tercatat memiliki debit paling kritis tahun 2007 yaitu pada tanggal 20 Oktober 2002 sebesar 3,915 m3/detik, sedangkan tahun sebelumnyadebit kritis terjadi
tanggal 16 Agustus 2001sebesar 14,714 m3/detik. Pada musim kemarau aktivitas pemanfaaatan aliran Sungai Bengawan Solo menjadi terganggu karena para petani memanfaatkan air Sungai Bengawan Solo untuk irigasi. Analisis kuantitas (debit) pada outlet Sungai Bengawan Solo yang alirannya masuk Sungai Bengawan Solo pada bulan Oktober 2004 adalah sebagai berikut: upstream sebesar 3,22 m3/detik; sedangkan di down-stream sebesar 4,01 m3/detik. Pengukuran debit dilakukan pada outlet Sungai Premulung karena diprediksi lokasi tersebut beban pencemarannya paling kecil. Diketahui Sungai Premulung merupakan hulu dari empat sungai yang diperkirakan telah mencemari Sungai Bengawan Solo pada segmen Kota Surakarta.
2. Pembahasan 1. Kualitas Air Sungai Bengawan Solo Hasil pemeriksaan di laboratorium Sucofindo Cabang Semarang tentang kualitas Sungai Bengawan Solo pada segmen Kota Surakarta dari empat outlet sungai yang alirannya masuk ke Sungai Bengawan Solo dapat diketahui bahwa parameter suhu,zat padat terlarut, nitrat, arsen, barium, selenium, kromium, tembaga, mangan, air raksa, seng, klorida, sianida, sulfat, dan nitrit belum melampaui NAB sedangkan parameter boron, cadmium, besi dan timbale melebihi Nilai Ambang Batas yang telah ditentukan oleh Kemenkes RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang persyaratan kualitas air minum. Untuk parameter belum melebihi NAB belum memerlukan pengolahan secara khusus, sehingga pembahasan Karya Tulis Ilmiah ini selanjutnya di titik beratkan pada pembahasan paraemeter telah melebihi NAB. Tingkat pencemaran Sungai Bengawan Solo selengkapnya dapat dilihat pada Gambar berikut ini:
Titik awal pencemaran Sungai Bengawan Solo segmen Kota Surakarta terjadi pada up-stream Sungai Premulung sampai down-stream Sungai Anyar. Perbedaan tingkat beban pencemaran disetiap outlet sungai dipengaruhi oleh adanya penurunan kadar polutan secara alamiah (self purivication) yang didukung oleh debit aliran dari Sungai Bengawan Solo serta banyaknya industry dan produk Rumah Tangga yang membuang limbahnya pada badan air sungai yang ada disekitarnya. Dampak dari keberadaan logam berat dalam air akan memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan diantaranya adalah: a. Timbale (Pb) Logam timbale dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan di udara dengan bantuan air hujan, proses korosi batuan mineral akibat gelombang angin dan air buangan industry. Timbale yang ada dalam perairan bila
melebihi
konsentrasi
yang
telah
ditentukan
semestinya
dapat
mengakibatkan kematian biota perairan, keracunan, memperpendek umur dan menurunkan jumlah sel darah merah.
b. Cadmium (Cd) Cadmium dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota perairan, terakumulasi dalam tubuh sehingga menyebabkan keracunan, kerusakan, system saraf, ginjal, kekurangan darah, kelapukan tulang, pada konsentrasi tertentu dapat mematikan sperma dan kanker (Palar, 1994).
c. Besi (Fe) Besi di dalam air dapat menimbulkan bau, rasa, warna kuning, pengendapan pada dinding pipa, kekeruhan, merusak dinding usus dan dapat menyebabkan kematian (Slamet, 2000).
d. Boron Boron biasanya berasal dari pembakaran batu bara, deterjen, dan hasil buangan industry. Logam boron dapat menyebabkan efek toksik terhadap tanaman (Achmad, 2004).
2. Analisis Kebutuhan Air Kota Surakarta Analisis kebutuhan air Kota Surakarta tahun2005 dapat di lihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
Table 3 Analisis Kebutuhan Air Masyarakat Kota Surakarta Jumlah penduduk
554.387 jiwa
563.387 jiwa
Tingkat pelayanan
53.26%
60%
Jumlah penduduk terlayani
295.261 jiwa
337.967 jiwa
Asumsi jumlah jiwa per KK
5.80 jiwa KK
5.80 jiwa KK
Pemakaian Air
125 liter/orang/hari
170 liter/orang/hari
Angka kebocoran
29.71%
24%
Total kebutuhan
821 l/detik
1.045 l/detik
Kapasitas produksi
774 l/detik
1.080 l/detik
Kekurangan
kapasitas 47 l/detik
produksi
Sumber : PDAM Surakarta, 2012
-
Tahun 2005 PDAM Kota Surakarta akan meningkatkan pelayanan mencapai 60% dari total jumlah penduduk Kota Surakarta, sehingga diprediksi kebutuhan air yang harus disediakan untuk mencukupi kebutuhan penduduk sebesar 563.387 jiwa adalah 1.045 l/detik sementara rencana pengembangan kapasitas produksi sebesar 1.080 l/detik. Sehingga terjadi surplus air sebesar 35 l/detik yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan yang mendesak misalnya kebakaran, bantuan air bersih ke wilayah kekeringan dan lain-lain. Kapasitas produksi sumber air baku yang berasal dari mata air Cokro Tulung sebesar 387 l/detik dan 17 sumur dalam sebesar 387.40 l/detik. Sehingga total kapasitas penyediaan air baku untuk airbersih sebesar 774.40 l/detik, sehingga akan terjadi kekurangan kapasitas produksi sampai dengan tahun 2005 sebesar 305.6 l/detik. Hasil perhitungan debit Sungai Bemgawan Solo di up-stream outlet Sungai Premulung sebesar 3,22 m3/detik(3.220 l/detik); maka kekurangan kapasitas produksi sebesar 305,6 l/detik dapat terpenuhi dengan mengambil air baku dari Sungai Bengawan Solo. Umumnya
pembangunan
dilakukan
secara
bertahap
melalui
program
Pembangunan Jangka Pendek 3 tahun, Pembangunan Jangka Menenngah 5 tahun, Pembangunan Jangka Panjang lebih dari 10 tahun. Maka perencanaan kebutuhan air minum juga mengacu pada model pentahapan tersebut. Berdasarkan data dari PDAM Surakarta, pertumbuhan penduduk Kota Surakarta sebesar 1,6 % per-tahun, kebutuhan air 170 liter/orang/hari. Berdasarkan criteria standar perencanaan system penyediaan air dari DPU Cipta Karya maka prediksi kebutuhan air minum masyarakat Kota Surakarta hingga tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Table 4. Analisis Kebutuhan Air Masyarakat Surakarta Hingga Tahun 2010 No 1.
Uraian Jumlah
Satuan Jiwa
2005
2006
2007
2008
2009
2010
563.387 572.401 581.415 591.556 5601.13 610.712
penduduk 2.
Tingkat
%
60%
65%
70%
75%
78%
80%
pelayanan 3.
Jumlah
Jiwa
338.032 375.961 406.990 443.667 469.884 488.570
penduduk yang 4.
terlayani
L/detik
665
740
801
873
923
961
L/detik
100
111
120
131
138
144
L/detik
756
851
921
1.004
1.061
1.105
L/detik
153
170
184
201
212
221
918
1.021
1.100
1.205
1.27
1.32
Kebutuhan domestic 5.
6.
7.
Pelayanan Non Domestik Kehilangan Air
Total Kebutuhan
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa prediksi selama 5 tahun yang akan dating atau sampai tahun 2010 kebutuhan air penduduk Kota Surakarta sebesar 1.326 l/detik. Debit musim kemarau Sungai Bengawan Solo tahun 2004 pada up-stream Sungai Premulung sebesar 3,22 m3/detik, maka pemerintah Kota Surakarta bias memanfaatkan air Sungai Bengawan Solo sebagai sumber air baku air minum masyarakat Kota Surakarta. Dengan mempertimbangkan aspek kualitas air maka pemanfaatan air permukaan (sungai) untuk air baku minum, maka perlu dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air secara lengkap meliputi pengolahan fisik, kimia, dan mikrobiologi sehingga air tersebut layak untuk dipakai sebagai air minum atau sesuai dengan NAB yang dipersyaratkan dalam Kemenkes RI nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Kenyataan yang ada saat ini,musim di Indonesia tidak menentu. Pada musim kemarau bias terjadi sangat kering dan musim penghujan terjadi banjir. Untuk mengantisipasi pada musim kemarau debit Sungai Bengawan Solo tidak memenuhi untuk dijadikan sebagai air baku air minum maka dapat diupayakan dengan cara mengadakan penghijauan di daerah hulu sungai sehingga air dapat cukup tersimpan di dalam tanah sebagai cadangan pada musim kemarau dan dapat juga dengan membelokkan aliran sungai yang semula berada dibawah intake Instalasi Pengolahan Air menjadi di atas sehingga debit aliran dapat bertambah.
D. KESIMPULAN Kualitas Sungai Bengawan Solo tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai sumber air baku air minum karena terdapat beberapa parameter yang melebihi baku mutu air minum yaitu : boron, cadmium, besi dan timbale sehingga perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut. Kuantitas (debit) air Bengawan Solo pada musim kemarau mencukupi apabila dipakai untuk air baku air minum Kota Surakarta (Q=3,22 m 2/detik pada up-stream Sungai Premulung ) hingga tahun 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad R. 2004.Kimia Lingkungan.Yogyakarta:Andi.
Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Bogor:Kanisius.
Palar H. 1994.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta:PT.Rineka Cipta. PDAM Kota Surakarta,2002,Laporan Tahunan Data Kebutuhan Air Minum untuk Masyarakat Kota Surakarta. Kepmenkes RI Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Slamet J.S.2000.Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta.UGM Press