ANALISIS KOMUNIKASI VERBAL DALAM MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR KARYAWAN DI PT MITRA KARYA JAPINDO Natalia Marketing Communication School of Economic and Commnication, Binus University Jl. K.H. Syahdan no.9 Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830,
[email protected] Natalia, Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M.Si
ABSTRACT This research explains verbal oral and written communication used by employees and determine the barriers and the efforts made in overcoming communication barriers among employees at PT Mitra Karya Japindo. Methods which have been conducted are a qualitative descriptive research and supported with data collection by interview, observation and documentation. Data analysis techniques used are data collection, data reduction, data display, and data verification. This is done with the aim to facilitate the author in drawing a final conclusion of the study and also to facilitate the flow is directed according to the research focus of research. The results achieved are communications made by employees worked effectively because it can overcome the existing obstacles. In conclusion, PT Mitra Karya Japindo uses verbal oral and written communication. The main verbal communication barriers are language barriers and other obstacles such as gaps in knowledge, differences in perceptions, values and culture or customs as well as the constraints of distance and time. (N) Keywords: communication, verbal communication, communication barriers Abstrak Penelitian menjelaskan komunikasi verbal lisan dan tertulis yang digunakan karyawan dan mengetahui upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan komunikasi antar karyawan di PT Mitra Karya Japindo. Metode Penelitian yang telah dilakukan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan didukung dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, display data, verifikasi data. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar memudahkan penulis dalam menarik suatu kesimpulan akhir dari penelitian dan juga agar memudahkan alur penelitian ini terarah sesuai dengan fokus penelitian. Hasil yang dicapai adalah komunikasi yang dilakukan oleh karyawan berjalan dengan efektif karena dapat mengatasi hambatan yang ada. Kesimpulannya, PT Mitra Karya Japindo menggunakan komunikasi verbal lisan maupun komunikasi verbal tertulis. Hambatan komunikasi verbal utama yang dialami adalah kendala bahasa, lalu adanya hambatan lainnya seperti kesenjangan pengetahuan, perbedaan persepsi, nilai dan budaya atau adat serta kendala jarak dan waktu. (N) Kata Kunci: komunikasi, komunikasi verbal, hambatan komunikasi PENDAHULUAN
Komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana, komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dari kehidupan manusia. Dua hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu komunikasi dan kehidupan. Masing-masing memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar karena tanpa komunikasi interaksi antar manusia baik perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi. Adanya komunikasi yang baik, hubungan antarmanusia dapat dipelihara kelangsungannya, karena melalui komunikasi dengan sesama manusia kita bisa memperbanyak sahabat, memperbanyak rejeki, memperbanyak dan memelihara pelanggan, dan juga mempelihara hubungan yang baik antara bawahan dengan atasan atau sebaliknya dalam suatu organisasi. (Cangara, 2007) Banyak hambatan dan manfaat yang mungkin terjadi dalam komunikasi, salah satu contohnya adalah penafsiran pemahaman dari pesan yang disampaikan berbeda-beda bagi setiap orang, sehingga pesan yang ditangkap juga akan berbeda. Selain itu, dengan adanya komunikasi manusia bisa melihat dan mempelajari keadaan di sekitarnya, merencanakan dan mengatur strategi untuk menghadapi situasi tersebut sehingga dapat menghasilkan strategi yang efektif untuk dijalankan. Komunikasi yang baik tidak dengan mudah dapat dilaksanakan, tetapi dengan adanya komunikasi verbal maupun non-verbal yang baik, memungkinkan setiap anggota perusahaan untuk saling membantu dan mengadakan interaksi sehingga terjalin hubungan saling mengerti yang dapat mengatasi hambatan komunikasi antar karyawan di perusahaan tersebut. Banyak faktor yang dapat memberi kesan pada komunikasi atau seperti memberi aksen terhadap penyampaian pesan dalam komunikasi sehingga dalam proses komunikasi itu terdapat faktor-faktor yang menghambat maupun membantu memperlancar proses berkomunikasi. Faktor tersebut seperti persepsi, nilai atau keyakinan, emosi, latar belakang sosial budaya dan pengetahuan seseorang serta peran masing-masing individu sangatlah menentukan keberhasilan komunikasi. Dalam kaitannya dengan penelitian komunikasi verbal, penulis memilih perusahaan PT Benindo Ekakarya Sempurna. PT Benindo Ekakarya Sempurna adalah perusahaan yang bergerak dibidang Fashion sudah berdiri sejak tahun 1999 dan memiliki brand yang diberi nama (X)S.M.L. PT Benindo Ekakarya Sempurna memiliki sebanyak 10 outlet yang lokasinya tersebar di Jakarta, Surabaya, Bali. Pada Maret 2014, PT Benindo Ekakarya Sempurna membuka 2 outlet baru di Singapore sehingga menambah jumlah outlet menjadi 12. Dan pada tahun 2015, PT Benindo Ekakarya Sempurna bekolaborasi dengan pengusaha Jepang dan mengubah nama PT Benindo Ekakarya Sempurna menjadi PT Mitra Karya Japindo dengan manajemen yang baru. Kantor PT Mitra Karya Japindo sendiri berlokasi di Ruko Rich Palace, Jalan Meruya Ilir Raya No. 36-40, di wilayah perkantoran Jakarta Barat. Di kantor berlantai lima inilah keseluruhan kegiatan baik dari design, produksi, marketing, distribusi dan proses lainnya dilakukan. PT Mitra Karya Japindo memiliki 44 karyawan yang berada di kantor dan 6 karyawan di setiap outletnya, yang berarti keseluruhan karyawan mencapai 100 orang. Selain itu, PT Mitra Karya Japindo juga memiliki pabrik di Ciawi sebagai tempat konveksi produksi yang memiliki karyawan sebanyak 300 orang. (X)S.M.L clothing line untuk pria dan wanita ini berasal dari Indonesia. (X) S.M.L merupakan hasil rancangan designer Biyan Wanaatmadja yang berasal dari surabaya. (X) sendiri memiliki arti next generation sedangkan S.M.L mewakili arti size atau ukuran. Brand ini sudah 16 tahun berdiri dan selalu memberikan koleksi-koleksi yang berbeda. Dengan tampil beda, (X)S.M.L dapat bersaing dengan brand luar negeri yang masuk ke Indonesia, tampil beda dalam hal desain, warna dan padu padan bahan menjadi kunci utama. Selain itu, harga nya pun sesuai dengan kualitas yang ditawarkan. Lokasi toko yang dipilih juga di kota besar, tempat anak-anak muda yang berani bereksperimen soal berbusana, seperti di Jakarta, Surabaya dan Bali juga Singapura. Penelitian didalam skripsi ini, penulis berfokus pada komunikasi verbal yang dilakukan oleh PT Mitra Karya Japindo. Perusahan ini telah berhasil menjadi perusahan yang patut diperhitungkan dalam dunia fashion terbukti dengan bertahannya perusahaan ini dalam persaingan dunia fashion di Indonesia. Menurut Dewi (2007) komunikasi dalam berbisnis ditekankan pada komunikasi verbal yaitu berbicara, mendengarkan, menulis, dan membaca. Adanya presentase waktu yang dihabiskan oleh para pelaku bisnis dalam bentuk komunikasi verbal, bisa di lihat pada bagan berikut:
9% 30% Menulis Mendengarkan Membaca Berbicara
45% 16% Gambar 1.1 Persentase Mendengarkan (Sumber: Dewi, 2007:26) Persentase mendengarkan paling besar, disusul dengan persentase berbicara yang sangat berdampak dalam kegiatan bisnis. Dengan begitu, penting adanya komunikasi verbal yang baik antar karyawan sehingga para karyawan dapat memberikan timbal balik ke perusahaan dalam tercapainya visi dan misi perusahaan. Persepsi, nilai atau keyakinan, emosi, latar belakang sosial budaya dan pengetahuan yang berbeda-beda yang dapat mengubah maksud dari pesan setiap karyawan. Semakin karyawan mengenal satu dengan yang lain maka semakin mudah untuk mengartikan pesan komunikasi verbal yang diberikan, baik komunikasi verbal lisan maupun tertulis. Topik komunikasi verbal ini dinilai perlu karena melihat adanya perubahan manajemen perusahaan dengan kolaborasi yang dilakukan dengan pengusaha Jepang yang memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda dengan mayoritas karyawan di Kantor, sehingga karyawan mengakibatkan para pekerja tidak dapat dengan maksimal untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan keinginan pemeimpin perusahaan. Dan juga karena pihak dari PT. Mitra Karya Japindo ini membutuhkan analisa yang tepat untuk dapat memperbaiki kualitas kegiatan perkantoran mereka sehingga dapat mengatasi hambatan komunikasi. Selain itu, penelitian ini dapat berguna bagi perusahaan lain yang mengalami permasalahan yang serupa.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian mengenai Komunikasi Verbal dalam mengatasi hambatan komunikasi antar karyawan di PT Mitra Karya Japindo ini, penelitian ini akan menggunakan metodologi penelitian kualitatif karena karakteristik penelitian kualitatif cukup kuat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan suatu metode untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Menurut Ananto, dalam menyusun penelitian kualitatif terdapat metode deskriptif Kualitatif yang sangat berguna untuk melahirkan teori teori tentative. Metode deskriptif kualitatif mencari teori, bukan menguji teori. (Mukhtar, 2013) Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi kasus. Peneliti memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha menggambarkan kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara khusus pada lokasi tertentu dengan kasus tertentu. Pada penelitian yang menggunakan metode ini, berbagai variable telah ditelaah dan di telusuri. Karenanya penelitian suatu kasus bisa jadi melahirkan pernyataan yang bersifat eksplanasi, namun tidak dapat diangkat sebagai suatu generalisasi. (Ardianto, 2011) Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam penelitian. Pengumpulan data pada tahap ini terpapar dalam sumber data yang terbagi menjadi data primer dan juga data sekunder. Pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara semiterstruktur. Wawancara dilakukan secara bebas namun terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan sesuai dengan komunikasi verbal dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan komunikasi yang menjadi pedoman permasalahan. Sedangkan sumber data kedua yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber tertulis atau dokumentasi. Data sekunder ini diperoleh secara tidak langsung.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Miles and Huberman. Menurut Miles dan Huberman, ada empat proses yang dilakukan dalam analisa data kualitatif yaitu: pengumpulan data, reduksi data, display data dan verifikasi data. (Mukhtar, 2013) Dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan validitas eksternal dan reliabilitas, dikarenakan dalam penelitian kualitatif, hasil penelitian tidak konsisten, dapat berubah ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.Dalam penelitian ini, penelitian di tekankan pada Validitas Internal berupa Member Check.
HASIL DAN BAHASAN Komunikasi Verbal Lisan Dan Tertulis Yang Digunakan Oleh PT Mitra Karya Japindo Komunikasi merupakan proses sosial dimana individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (West & Turner, (2009). Di dalam buku Ardianto & Q-Anees (2011), Weaver berpendapat bahwa komunikasi adalah semua prosedur dimana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain. Komunikasi adalah suatu proses dimana individu (komunikator) menyampaikan pesan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individu lain. “Komunikasi itu adalah interaksi antar dua belah pihak atau mungkin lebih dari 2 pihak kan. Sama kita berkumpul dan ngmngin sesuatu, membuat keputusan itu adalah komunikasi” (Mardian Jun sebagai President Director PT Mitra Karya Japindo) Berdasarkan teori menurut ahli di atas dan kutipan hasil wawancara diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana terdapat dua orang atau lebih yang saling memberikan interaksi baik secara verbal maupun nonverbal dan memberikan dampak pada lawan komunikasinya. PT Mitra Karya Japindo dapat bertahan di tengah maraknya persaingan fashion dewasa ini. Perusahaan fashion yang sudah berdiri sejak tahun 1999 ini masih menjadi brand lokal yang paling memberikan dampak bagi perkembangan fashion di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu efek pengaruh positif yang didapat dari dari komunikasi yang baik dan kerjasama yang terus menerus ditingkatkan oleh setiap karyawan PT Mitra Karya Japindo. Penggunaan komunikasi dalam kegiatan perusahaan merupakan bagian dari tahap awal untuk karyawan berinteraksi dengan karyawan lainnya karena komunikasi berperan penting dalam setiap proses kegiatan yang dilakukan perusahaan. Terlihat dari perkataan salah satu anggota tim PT Mitra Karya Japindo yang mengatakan: “...karena base on everything harus komunikasi nomor satu, karena dengan komunikasi yang lancar semua feedback nya pun lancar..” (Mervin Limas sebagai General Manager) Inti dari setiap pekerjaan haruslah adanya komunikasi yang baik, dengan menjalain komunikasi yang baik setiap karyawannya, kita dapat mengatasi setiap masalah yang ada juga dengan solusi yang terbaik dan akan menghasilkan hasil akhir yang baik. Komunikasi menjadi kunci paling penting dari setiap kegiatan perusahaan, sehingga dalam setiap kegiatannya setiap individu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicaranya agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat mengurangi atau mengatasi hambatan komunikasi. Dalam proses penelitian, terlihat jelas bahwa tim atau organisasi ini menggunakan bahasa dan kata dalam berkomunikasi sehari-hari. Pernyataan tersebut didasari oleh pernyataan informan, yaitu: “di PT Mitra Karya Japindo ini kita menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Penggunakan bahasa dan pemilihan kata tersebut tergantung kepada siapa kita berbicara, untuk level manajemen yang lebih tinggi, karena kita berkolaborasi dengan pengusaha Jepang, maka kita menggunakan bahasa Inggris, sedangkan untuk level manajemen yang lebih rendah misalnya ke sesama karyawan atau ke pihak supplier dan orang pabrik di Ciawi, kita menggunakan bahasa Indonesia...” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) “Bahasa Indonesia untuk kegiatan sehari-hari tetapi karena kita berkolaborasi dengan pengusaha Jepang, makanya kita menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi.” (Wawancara dengan Christie, Sales & Marcomm Manager) Dapat dilihat dari potongan wawancara hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa setiap harinya karyawan PT Mitra Karya Japindo dalam kegiatan percakapan atau penyampaian informasi menggunakan komunikasi verbal. Hal ini terbukti karena menggunakan bahasa dan kata sebagai unsur paling berpengaruh, dimana dua hal tersebut merupakan dua unsur terpenting dalam komunikasi verbal. Selain itu, menurut Purwanto (2006) komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan pesan bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis maupun lisan sehingga jenis komunikasi yang digunakan oleh karyawan di perusahaan PT Mitra Karya Japindo termasuk dalam komunikasi verbal.
Dapat dilihat dari potongan wawancara hasil penelitian yang telah dilakukan, individu-individu yang tergabung di dalam PT Mitra Karya Japindo menggunakan komunikasi verbal tertulis dan lisan dalam setiap kegiatan perusahaan yang dilakukan. Komunikasi verbal lisan menjadikan bahasa sebagai penyampai pesan, pikiran dan perasaan seseorang disampaikan melalui kata-kata yang dianggapnya tepat dan mewakili apa yang ada dalam dirinya. Sedangkan komunikasi verbal tulisan atau komunikasi tertulis menjadikan simbol yang dituliskan pada kertas atau tempat lain sebagai alat penyampai ide atau perasaan. Komunikasi tulisan akan sangat penting jika kita ingin mengetahui secara keseluruhan gagasan pernyataan atan perasaan seseorang. Pesan tertulis memiliki sistematis yang jelas. Pilihan kata dan tanda baca yang dapat membantu pihak lain untuk dapat memahami apa yang ingin kita sampaikan. Pernyataan tersebut didasari oleh pernyataan informan, yaitu: “Untuk supplier atau team dan jarak jauh seperti ke Ciawi saya lebih sering menggunakan komunikasi verbal tertulis seperti menggunakan e-mail karena dengan tertulis mereka akan lebih mengerti dan kalo tidak mengerti baru akan menjelaskannya secara lisan by phone. Sedangkan dengan yang internal, yang posisinya lebih dekat seperti kepada karyawan satu kantor dan mereka sudah mendapat e-mail, saya lebih memilih menggunakan komunikasi verbal lisan karena lebih cepat dan untuk beberapa divisi yang tidak ada internet seperti sample room, lisan akan lebih efektif.” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) “untuk keseluruhan komunikasi verbal yang digunakan adalah komunikasi verbal lisan, baik bertemu langsung maupun by phone tetapi komunikasi verbal tertulis juga digunakan, seperti melalui e-mail, whatsapp, blackberry messenger.” (Wawancara dengan Darodjah, Retail & Sales Manager) Dari kedua kutipan hasil wawancara dengan narasumber, dapat dilihat bahwa komunikasi verbal tertulis memiliki peran yang besar untuk proses komunikasi yang dilakukan pada divisi produksi dan juga penjualan di toko. Masing-masing menggunakannya dengan cara yang berbeda. Untuk divisi produksi, komunikasi verbal tertulis akan dilakukan jika adanya keterbatasan jarak. Sedangkan untuk Retail & Sales Manager komunikasi verbal tertulis digunakan menggunakan media sosial yang sekarang ini ada. “komunikasi verbal lisan dan didukung dengan komunikasi verbal tertulis, biasanya informasi dijelaskan langsung terlebih dahulu. lalu diberikan ulasannya lagi melalui e-mail, atau sebalikannya melalui e-mail terlebih dahulu selanjutnya dijelaskan secara langsung.” (Wawancara dengan Christie, Sales & Marcomm Manager) “baik komunikasi verbal lisan dan komunikasi verbal tertulis keduanya sering digunakan, tetapi karena kita setiap hari bertemu langsung di kantor maka komunikasi verbal lisan lebih diutamakan. Untuk informasi yang memerlukan penjelasan lebih detail, kita menggunakan e-mail.” (Wawancara dengan Mervin Limas, General Manager) Kutipan yang didapatkan dari wawancara tersebut, menjelaskan bahwa masing-masing karyawan cenderung menggunakan komunikasi verbal, terutama komunikasi verbal lisan seperti bertemu langsung di kantor, atau pembicaraan melalui telepon. Komunikasi lisan ini dianggap sebagai komunikasi utama yang paling efektif dan nyaman dilakukan oleh karyawan dalam melakukan kegiatan untuk menunjang perusahaan. Komunikasi verbal lisan tersebut lalu didukung oleh komunikasi verbal tertulis untuk memberikan penjelasan yang lebih detail atau sebagai pengingat pesan maupun bukti percakapan melalui catatan, e-mail maupun media sosial seperti whatsapp, blackberry messenger.
Hambatan Komunikasi Verbal Dan Upaya Yang Dilakukan Oleh Karyawan PT Mitra Karya Japindo. Di dalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Dalam proses penelitian, ditemukan beberapa hambatan yang mempengaruhi kelancaran berkomunikasi dan upaya yang dilakukan karyawan di PT Mitra Karya Japindo dalam melakukan pekerjaannya. Adapun hambatan yang ditemui dalam analisa adalah sebagai berikut sesuai dengan penelitian ini: Dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Prof. Onong Uchjana Effendy, MA menjelaskan ada 4 (empat) jenis hambatan komunikasi, yaitu gangguan, kepentingan, motivasi terpendam dan prasangka. Gangguan terebut dibagi kembali menjadi dua jenis yaitu gangguan mekanik dan gangguan semantic. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sedangkan gangguan semantic adalah gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantic tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator dapat lebih banyak gangguan semantic dalam pesannya. Gangguan utama yang dialami oleh PT Mitra Karya Japindp adalah gangguan semantic. Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan informasi, mengutarakan pikiran, perasaan atau gagasan yang sangat penting dalam mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
Hambatan ini menyangkut bahasa yang digunakan setiap karyawan sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya. Pernyataan ini didasari oleh jawaban salah satu informan, dimana dipaparkan bahwa: “...kendala saya kalau ingin berkomunikasi dengan Director karena harus menggunakan bahasa Inggris. Sedangkan penguasaan vocabulary dan grammar bahasa Inggris saya yang minim, sehingga saya merasa pesan tidak tersampaikan dengan baik. Begitu pula sebaliknya, pesan yang disampaikan dalam bahasa Inggris tidak dapat saya artikan dengan tepat sehingga terjadi kesalahan penafsiran pesan”. (Wawancara dengan Darodjah, Sales & Marcomm Manager) Bahasa yang digunakan di dalam PT Mitra Karya Japindo adalah Bahasa Indonesia dan Inggris. Bahasa Indonesia memiliki perbandingan penggunaan yang lebih besar dibandingkan dengan Bahasa Inggris. Akan tetapi bahasa Inggris digunakan untuk berkomunikasi dengan divisi atau manajemen level tertentu seperti manager yang memiliki peranan paling penting dalam setiap kegiatan perusahaan. Ini menjadi kendala bagi karyawan yang memiliki keterbatasan dalam berbahasa Inggris, karena penafsiran pesan yang disampaikan setiap orangnya berbeda, sehingga pesan yang akan disampaikan tidak tersampaikan dengan baik. Selain itu, setiap keputusan akhir yang akan dilakukan oleh perusahaan itu diputuskan oleh top manajemen, yang berarti mengharuskan setiap karyawan atau manajer untuk berkomunikasi langsung dengan top manajemen dengan menggunakan bahasa Inggris. Menurut Ardianto Elvinaro dan Komala Lukiati, dalam bukunya Komunikasi Massa, menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu: a. Tingkat pengetahuan. Ketika faktor tersebut tidak terpenuhi dengan baik maka akan menjadi penhambat dalam berkomunikasi. Pengetahuan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengirimkan pesan, misalnya untuk memilih katakata (diksi), menentukan saat pesan harus disampaikan, serta mengembangkan berbagai teknik komunikasi verbal dan non verbal. Bagi seorang penerima informasi (komunikan), pengetahuan penting untuk menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh komunikator, sekaligus untuk memberi umpan balik kepada pemberi pesan. “...Kalau untuk tertulis, ketika kita mau explain terminologi tertentu ya misalnya kalau saya berhubungan dengan teknis dengan supplier, saya mengerti istilah teknis A tetapi pihak sana belum tentu tahu...” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) Hambatan pengetahuan sering mempersulit komunikasi dari bawahan ke atasan. Bagi atasan, menyampaikan gagasan dan pesan buat bawahannya tidak sukar karena atasan tentu memahami wawasan dan cara berfikir serta persoalan-persoalan yang sering terjadi. Sedangkan pada level bawah akan lebih banyak menghadapi kesulitan untuk berkomunikasi dengan atasannya, karena karyawan pada level ini tidak mengetahui bagaimana lingkungan lingkup kerja, cara berfikir dan persoalan-persoalannya. Ini sesuai dengan pernyataan langsung seorang informan Ibu Nur, Production Manager yaitu: “...karena kita lagi educate misalnya factory kita, dia biasanya menggunakan bahasa sederhana tetapi saya sedang mengeducate mereka untuk harus mengetahui bahasa terminologi garment yang standart supaya ketika mereka berhubungan dengan lain tidak aneh...” “...Saya sudah bilang pake bahasa invisible zipper tetapi ia menggunakan zipper jepang. Terus supplier bilang oh ternyata kalian masih pake bahasa itu ya. Jadi itu saya ngetrain terutama team internal saya untuk mulai menggunakan bahasa standart yang itu. Tetapi pihak supplier luar memang mereka lebih tinggi ya wawasannya dibandingkan di kita yang sedang dididik di MKJ itu sendiri...” Dengan adanya kesenjangan pengetahuan yang terdapat pada setiap karyawannya, dibutuhkan cara yang berbeda pula dalam menyampaikan tugas atau pemaparan pekerjaan. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menyampaikan pesan dan juga menerima pesan. Semakin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang, semakin banyak perbendaharaan kata yang dapat memberikan dorongan bagi seseorang untuk berbicara lebih lancar. b. Persepsi Persepsi individu ketika berada dalam suatu proses komunikasi dapat memengaruhi, menghambat, atau bahkan memutus komunikasi yang sedang dilakukan. Perbedaan persepsi dapat mempengaruhi arti dari pesan yang akan disampaikan. Persepsi merupakan inti dari komunikasi sebab jika persepsi tidak akurat, maka komunikasi tidak akan berjalan secara efektif. Selain itu, akan menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan lain dan pastinya setiap orang memiliki persepsi yang berbeda. Ini sesuai dengan pernyataan langsung informan, yaitu: “...pengusaha yang sudah lama tinggal di amerika dan Jepang jadi itu perbedaan bahasa juga berpengaruh, apalagi dengan intonasi dan persepsi yang berbeda, budaya yang berbeda pula...” (Wawancara dengan Christie, Sales & Marcomm Manager) “perusahaan ini banyak sekali orang yang bermacam-macam ya , karena kita ada designer, ada marketing person, ada lagi yang lebih menggunakan otak kanan seperti bussiness development dan research jadi saya tuh harus deal with people from different background. Ada yang dari luar Jakarta, dari Indonesia, dan dari Jepang
juga jadi banyak sekali bermacam-macam negara dan bermacam-macam background juga..” (Wawancara dengan Bapak Mardian Jun, President Director) President Director dari PT Mitra Karya Japindo memang sudah lama tinggal di Amerika dan Jepang, dan baru tahun 2015 mengunjungi Indonesia untuk melakukan kolaborasi bisnis. Selain itu, beliau juga banyak menghabiskan waktunya di Singapura untuk keperluan pribadi dan usaha lainnya. Dari latarbelakang President Director sangatlah jauh berbeda dengan sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sehingga memiliki persepsi yang berbeda pula. c. Nilai dan Budaya/Adat Berbagai nilai dan budaya dalam masyarakat menjadi rambu-rambu bagi penyelenggaraan komunikasi. Budaya mengatur bahasa yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi sekaligus mengatur penggunaan tehnik nonformal dalam komunikasi. “...banyak orang Indonesia itu mereka tidak mau menyuarakan their don’t vioice out their own opinion...” “...Kalau orang-orang Asia kita sayangnya kita tidak berani mengucapkan apa yang kita pikirkan, that’s our main problem...” “...kalau orang Jepang, orang Jepang itu masalahnya mereka itu sopan santun dan mereka tidak mau melukai hati orang lain...” (Wawancara dengan Bapak Mardian Jun, President Director) Top manajemen level dari PT Mitra Karya Japindo adalah pengusaha yang berasal dari Jepang dan Singapura, dan memliki banyak sekali pengalaman bekerja dengan orang dari negara lain. Selain itu, setiap karyawannya juga berasal dari latar belakang daerah yang berbeda-beda sehingga memiliki nilai dan budaya yang berbeda pula dan memiliki cara tersendiri yang berbeda-beda untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa nilai atau adat setiap orang menentukan caranya berkomunikasi. adanya perbedaan orang yang berasal dari Asia dan maupun Barat dapat terlihat sekali perbedaan dalam mengemukakan pendapatnya. Orang dari Asia cenderung memikirkan perasaan orang lain sehingga sering kali tidak menyuarakan opini atau pendapatnya. Sedangkan orang Barat cenderung jujur dan lebih berani untuk mengungkapkan pemikiran mereka. d. Jarak dan teritori Jarak antara komunikator dan komunikan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Komunikasi antar individu dalam jarak dekat dapat dilakukan secara lisan, tulisan ataupun non verbal. Sedangkan jarak yang cukup jauh, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan media tulisan. Jarak yang jauh ini juga menyebabkan penggunaan media cetak dan media elektronik untuk menyampaikan pesan, misalnya, menggunakan telepon dan media sosial. Ini sesuai dengan pernyataan langsung seorang informan, yaitu: “kalau dulu manajer ada setiap hari disini, tapi sekarang manajer tidak selalu berada di kantor, untuk hal-hal yang nonvisual yang harus ditunjukan, itu yang harus saya tunggu datang. Kalo sekarang saya tidak tahu jadwal kedatangan manajer.” “kadang kalo kita urgent untuk mendapatkan tandatangannya, tetapi pimpinannya tidak ditempat” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) “...di Indonesia kita macet jadi untuk bertemu secara langsung mungkin itu kadang-kadang tidak mungkin...” (Wawancara dengan Bapak Mardian Jun, President Director) Dari potongan yang didapatkan dari wawancara tersebut, menjelaskan bahwa karyawan PT Mitra Karya Japindo sebagian besar merasa jarak atau keberadaan Manager maupun President Directur berpengaruh besar dalam setiap proses yang dilakukan di kantor, karena setiap divisi memerlukan approval dari Manager dan itu menjadi hal yang sangat penting. Dengan adanya perbedaan jarak antara Jakarta dan Singapura misalnya, dapat mempersulit pekerjaan karyawan. Pekerjaan yang harusnya dapat terselesaikan hari itu juga dapat tertunda karena adanya keterbatasan jarak dan mempengaruhi keseluruhan kegiatan perusahaan. Setiap lingkungan kerja mempunyai cara masing-masing dalam berkomunikasi. Cara berkomunikasi pada sebuah kelompok kerja atau organisasi merupakan hal yang telah tertanam dengan sendirinya baik sudah melekat dari waktu yang lama, atau berubah dengan sendirinya dari waktu ke waktu. Seiring berjalannya waktu pasti ditemukan hambatan-hambatan dalam berkomunikasi, khususnya pada komunikasi verbal. Tetapi, dengan adanya hambatan tersebut tentunya juga ada usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan komunikasi tersebut. Seperti yang di kemukakan oleh Citrobroto (1982) beberapa cara untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, diantaranya: a. Memperdalam hubungan kemanusiaan, yaitu mempelajari tentang etiket. Dalam memperdalam hubungan kemanusiaan ini yang diiperlukan adalah sikap simpatik, muka manis, tidak sombong, rendah hati, dan cukup tegas dalam melakukan sesuatu. b. Memahami sistem sosial, baik komunikator maupun komunikan harus dapat memahami kondisi sosial lawan bicaranya. Hal ini perlu karena bila pembicara kurang memahami sistem sosial, maka pembicaraannya tidak dapat tepat, demikian pula si pendengar, bila kurang memahami si pembicara tidak akan menangkap dengan tepat.
“pimpinan kita adalah pimpinan yang friendly, mau berkomunikasi” (Wawancara dengan Mervin Limas, General Manager) “jika kita mengutarakan pendapat yang tidak masuk akal pastinya manajer tidak akan menerima masukan tersebut” (Wawancara dengan Christie, Sales & Marcomm Manager) Dari penyataan wawancara dengan Ibu Mervin Limas diatas, dapat dilihat bahwa Pimpinan PT Mitra Karya Japindo yang ini tidak sungkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan setiap karyawannya, sehingga karyawan merasa nyaman dan setiap individunya dapat mempelajari etiket dan cara berpikir masing-masing. Peneliti juga melihat bahwa pimipinan tidak membatasi dirinya dalam berkomunikasi dengan karyawannya. Pimpinan tidak sungkan untuk menggunakan kendaraan yang sama dengan karyawan lainnya meskipun kendaraan yang digunakan adalah mobil box untuk mengangkut barang-barang, dengan begitu, karyawan merasa tidak ada penghalang antara pimpinan dengan karyawan yang lain meskipun terdapat perbedaan jabatan yang sangat jauh sehingga dapat mengatasi hambatan komunikasi di perusahaan tersebut Menggunakan media komunikasi yang tepat, pemanfaatan media yang tepat akan memperlancar jalannya komunikasi, karena komunikasi kurang bermakna jika hanya dengan kata-kata belaka. Pemilihan media tentunya juga disesuaikan dengan tema atau topic pembicaraan. “Untuk mengatasi hambatan jarak dan waktu maka kita menggunakan teknologi via chatting, ada dibuat grup di line, whatsapp, blackberry messenger” (Wawancara dengan Christie, Sales & Marcomm Manager) “Untuk informasi yang memerlukan penjelasan lebih detail, kita menggunakan e-mail.” (Wawancara dengan Mervin Limas, General Manager) “Saat ini dapat menggunakan teknologi, by skype, e-mail, atau banyak teknologi yang tidak menggunakan pulsa dapat digunakan tdk masalah.” (Wawancara dengan Darodjah, Sales & Marcomm Manager) “menggunakan e-mail karena dengan tertulis mereka akan lebih mengerti dan kalo tidak mengerti baru akan menjelaskannya secara lisan by phone.” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) Setiap media yang digunakan dapat membantu proses komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan. Dari cuplikan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa karyawan PT Mitra Karya Japindo memilih media yang dianggapnya paling tepat untuk menyampaikan informasi, pesan atau tugas. Pemilihan media tersebut disesuaikan dengan kondisi, waktu dan tempat dari masing-masing peserta komunikasi. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh komunikator dan komunikan, pemilihan bahasa yang tepat ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan semantik yang menjadi penghambat komunikasi. “...menggunakan bahasa sederhana tetapi saya sedang mengeducate mereka untuk harus mengetahui bahasa terminologi garment yang standart supaya ketika mereka berhubungan dengan lain tidak aneh” “...team internal saya untuk mulai menggunakan bahasa standart.. pihak supplier luar memang mereka lebih tinggi ya wawasannya dibandingkan di kita yang sedang dididik di MKJ itu sendiri..” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) Dari potongan yang didapatkan dari wawancara tersebut, menjelaskan bahwa karyawan PT Mitra Karya Japindo menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan bahasa standart untuk berkomunikasi. dengan begitu dapat memudahkan setiap karyawan dalam mengartikan pesan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dapat dimengerti oleh seluruh golongan karyawan baik dari berpendidikan maupun kurang. Dengan bahasa yang sederhana, diharapkan dapat mengatasi hambatan komunikasi yang ada di PT Mitra Karya Japindo. e. Jarak fisik, semakin dekat dengan lawan bicara maka akan semakin baik. Komunikasi akan efektif jika dilakukan secara bertatap muka antara komunikator dengan komunikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yaitu: “Yang paling efektif itu mungkin telepon, tapi kalau telepon itu.. Sebenernya perusahaan paling gampang itu harus orang dan orang bertemu, jadi langsung ketemuan” (Wawancara dengan Bapak Mardian Jun, President Director) Dengan meminimalkan jarak fisik, maka hambatan komunikasi akan berkurang. Setiap anggota komunikasi dapat lebih maksimal dalam berkomunikasi, dan gangguan yang dihadapi pun berkurang. Ketika berkomunikasi secara bertatap muka, kita dapat melihat langsung ekspresi lawan bicara, dapat lebih maksimal dalam mengartikan dan menyampaikan pesan, sehingga dapat mengatasi hambatan komunikasi. Selain itu, dalam Mulyana (2004), menjelaskan bahwa hambatan-hambatan dapat diatasi dengan beberapa cara. Berikut adalah penjelasan dari upaya yang peneliti temukan dalam PT Mitra Karya Japindo: a. Gunakan umpan balik (feedback). Setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non-verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar. “Komunikasi dua arah yang dilakukan dari manager, feedback dari setiap orang didengarkan.” (Wawancara dengan Christie, Sales & Marcomm Manager) “Komunikasi dua arah, kalo misalnya pimpinan kita suruh kasih tugas, kita diskusikan terlebih dahulu, apa ada masukan, yang lebih baik yang mana“ (Wawancara dengan Mervin Limas, General Manager)
“pimpinan di sini sejauh hal yang dibahas berhubungan dengan teknis pekerjaan dan bukan yang confidential, semuanya terbuka.” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) “karena pimpinan dari Singapura jadi ia selalu ingin tahu cara berpikir dan bekerja orang Indonesia. Jadi dia selalu open minded untuk mendengar pendapat kita, mendengarkan keluh kesah kita.” (Wawancara dengan Mervin Limas, General Manager) Dari cuplikan wawancara diatas, dapat dilihat bahwa karyawan PT Mitra Karya Japindo meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasinya sudah diterima, dipahami, dan dilaksanakan atau tidak. Jika ada pesan atau tugas yang diberikan tidak dimengerti, maka manager akan memberikan penjelasan kembali. Selain itu, ketika ada masukan dan komentar dari karyawan, manajer akan mendengarkan dan memberikan respon yang positif. b. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi. “...kita hadapin dari yang low education level ke high education level. Misalnya penjahit, Itu seni tertentu untuk menyampaikan pesan yg sama seperti untuk penjahit di Ciawi, message yang sama untuk tujuan yang sama harus sampai dengan cara berbicara yang berbeda ke mereka tentu berbeda dengan yang sudah S1, S2, itu seni komunikasi.” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) “ini banyak sekali orang yang bermacam-macam ya , karena kita ada designer, ada marketing person, ada lagi yang lebih menggunakan otak kanan seperti bussiness development dan research jadi saya tuh harus deal with people from different background. Ada yang dari luar Jakarta, dari Indonesia, dan dari Jepang juga jadi banyak sekali bermacam-macam negara dan bermacam-macam background juga. Jadi dari situ saya harus mengetahui gimana caranya untuk berhubungan dan bekerja dengan orang tersebut.” (Wawancara dengan Bapak Mardian Jun, President Director) Dari jawaban tersebut, dapat digambarkan setiap orang memiliki budaya, pendidikan, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Salah satu informan penelitian menyatakan bahwa pemimpin selalu menyesuaikan cara berkomunikasi dengan karyawannya. Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa para pemimpin selalu mencari tahu latar belakang karyawannya agar dapat menyesuaikan diri dalam berkomunikasi. Hal ini tentu saja dilakukan untuk menyampaikan pesan dengan efektif dan efisien sehingga komunikasi berjalan dengan lancar. c. Gunakan komunikasi langsung (face to face). Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna. “...bertemu langsung maupun by phone tetapi komunikasi verbal tertulis juga digunakan, seperti melalui e-mail, whatsapp, blackberry messenger.” (Wawancara dengan Darodjah, Sales & Marcomm Manager) “...Jika untuk tujuan yang sangat penting, maka akan dilakukan meeting.” (Wawancara dengan Christie, Sales & Marcomm Manager) “...kita setiap hari bertemu langsung di kantor maka komunikasi verbal lisan lebih diutamakan.. “ (Wawancara dengan Mervin Limas, General Manager) “menggunakan teknologi, by skype, e-mail, atau banyak teknologi yang tidak menggunakan pulsa dapat digunakan tdk masalah.” (Wawancara dengan Ibu Nur, Production Manager) Dari potongan yang didapatkan dari wawancara tersebut, menjelaskan bahwa karyawan PT Mitra Karya Japindo menggunakan komunikasi langsung untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi. Karena dengan komunikasi langsung (face to face), setiap anggota komunikasi dapat mengetahui komunikasi verbal dan non-verbal dengan lebih detail, sehingga dapat meminimalisasi gangguan yang timbul. Selain itu, teknologi sekarang ini seperti skype, video call juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi langsung (face to face) yang efektif. Dari beberapa cara untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi yang dikemukakan oleh Citrobroto (1982) yaitu belajar dan Berlatih. Peneliti melihat bahwa diperlukannya hal tersebut untuk mengatasi hambatan utama dalam melakukan pekerjaan karyawan. Dalam hal ini, karyawan dapat belajar dan berlatih bahasa Inggris yang menjadi bahasa yang digunakan oleh pimpinan agar dapat berkomunikasi dengan lancar. Karyawan dapat belajar mengenai teorinya kemudian mempraktekkannya. Belajar dan berlatih untuk menjadi pembicara sekaligus pendengar yang baik dengan begitu dapat mengatasi hambatan utama dalam perusahaan PT Mitra Karya Japindo. Dari hasil analisa dan juga observasi yang sudah didapatkan dapat membuktikan terdapat kaitan mengenai komunikasi verbal dan upaya mengatasi hambatan komunikasi. Selain itu, Kepercayaan dan tanggungjawab setiap karyawan merupakan salah satu cara untuk mengatasi hambatan komunikasi yang ada. Karyawan di perusahan harus lebih dapat mempercayakan pekerjaan sesuai dengan jobdesk yang telah ditentukan untuk setiap pekerjanya. Berpikiran positif terhadap setiap karyawan perusahaan tersebut dapat mengurangi hambatan komunikasi serta dapat dilakukan outting atau gathering, para pekerja dapat berkumpul
bersama dalam waktu yang lama diluar jam kantor, sehingga lebih mengenal satu sama lain sehingga dengan hal tersebut maka seluruh kegiatan perusahan dapat berjalan dengan lancar.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil uraian dan hasil penelitian mengenai Analisis Komunikasi Verbal Dalam Mengatasi Hambatan Komunikasi Antar Karyawan Di PT Mitra Karya Japindo, ditemukan bahwa: 1. Komunikasi verbal yang digunakan oleh PT Mitra Karya Japindo dalam karyawannya adalah komunikasi verbal lisan maupun komunikasi verbal tertulis. Teknologi sekarang ini sudah sangat berkembang, dengan adanya internet, dapat sangat memudahkan dalam berkomunikasi. Sebagai contoh, komunikasi verbal lisan yang digunakan PT Mitra Karya Japindo adalah bertemu langsung di kantor dan juga menggunakan telepon, skype serta video call. Sedangkan komunikasi verbal tertulis yang digunakan oleh PT Mitra Karya Japindo menggunakan memo, e-mail, whatsapp, blackberry messenger. Dengan menggunakan komunikasi tersebut dapat mendukung proses komunikasi karyawan di PT Mitra Karya Japindo. 2. Banyak hambatan-hambatan yang dialami oleh PT Mitra Karya Japindo dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Hambatan komunikasi verbal utama yang dialami adalah kendala bahasa, lalu adanya hambatan lainnya seperti kesenjangan pengetahuan, perbedaan persepsi, nilai dan budaya atau adat serta kendala jarak dan waktu. Upaya-upaya yang dilakukan oleh karyawan untuk mengatasi hambatan tersebut juga berbeda-beda, mulai dari memperdalam hubungan seperti mempelajari tentang etiket, memahami sistem sosial, baik komunikator maupun komunikan harus dapat memahami kondisi sosial lawan bicaranya, menggunakan media komunikasi yang tepat serta menggunakan bahasa yang dipahami oleh komunikator dan komunikan untuk mengatasi hambatan komunikasi.
SARAN Setelah menyelesaikan penelitian ini, penulis merasa mendapatkan tambahan informasi dan pengetahuan serta pengalaman. Oleh karena itu, agar penelitian ini semakin bermanfaat, penulis ingin memberikan beberapa masukan kepada penulis lain yang ingin meneliti penelitian dengan topik ini yaitu sebagai berikut: 1.
Saran Akademis Bila penelitian selanjutnya terdapat menggunakan topik yang sama, maka disarankan untuk menambahkan teori komunikasi lainnya sebagai acuan agar penelitian yang dihasilkan ditemukan perbedaan dan menghasilkan suatu penemuan yang baru dan dapat menjadi bahan referensi pada topik yang lebih fokus.
2.
Saran Praktis Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mendapatkan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan yang terkait dengan objek penelitian penulis. Beberapa saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut : a. Para pimpinan PT Mitra Karya Japindo diharapkan dapat meningkatkan komunikasi dari memperhatikan komunikasi verbal sebagai komunikasi utama, khususnya penggunaan bahasa di dalam kegiatan sehari-hari perusahaan. Agar dapat meminimalisasikan penafsiran yang kurang tepat maka akan lebih baik jika diberikan pelatihan kepada karyawan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan diri masing-masing sehingga kendala dalam berbahasa dapat berkurang. b. Para pimpinan diharapkan dapat memperhatikan hal apa saja yang dapat menjadi hambatan bagi karyawan dalam kegiatan sehari-hari dan upaya dalam mengatasi hambatan tersebut. Selain itu, perhatikan aspek aspek lain yang mendukung karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya seperti meningkatkan sarana dan prasarana kantor. Kemudian, diharapkan agar pimpinan mau terbuka dalam usaha para karyawan yang menyuarakan pendapatnya karena hal ini merupakan usaha secara aktif untuk memperbaiki keadaan di perusahaan sehingga dari pengalaman ini dapat dijadikan pembelajaran agar perusahaan dapat lebih baik lagi dalam mengatasi hambatan komunikasi. Selain itu, dengan diadakan evaluasi setelah setiap event berlangsung juga akan memberikan masukkan kepada setiap karyawan agar dapat meningkatkan hal positif dan mengurangi hal yang negatifnya, sehingga di event selanjutkan dapat lebih maksimal. Saran Umum/ Masyarakat
3.
SD Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat daat mengerti bagaimana komunikasi verbal dalam mengatasi hambatan komunikasi antar karyawan di PT Mitra Karya Japindo. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana upaya dalam mengatasi hambatan komunikasi. Hal ini penting karenan dengan adanya komunikasi verbal yang baik maka seluruh kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik dan visi misi perusahaan akan tercapai.
REFERENSI Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relation Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Ardianto, E., & Q-Anees, B. (2011). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Cangara, H. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Citrobroto, S. (1982.). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Berkomunikasi. Jakarta Metodologi Penelitian untuk Public Relation Kuantitatif dan Kualitatif2011BandungSimbiosa Rekatama Media Dewi, S. (2007). Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset Elvinaro, A., & lukiati, K. (2005). Komuniksi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis . Erlangga. West, R., & Turner, L. ((2009)). Pengantar TeoriKomunikasi : Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika
RIWAYAT PENULIS Natalia lahir di kota Medan pada 7 November 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Marketing Communication pada tahun 2015.